Вы находитесь на странице: 1из 11

Stratigrafi III- 1

BAB III

STRATIGRAFI

3.1. Stratigrafi Regional Daerah Pemetaan

Stratigrafi regional daerah pemetaan mengacu pada peta Geologi lembar Solok

(P.H. Silitonga dan Kastowo, 1995). Stratigrafi regional daerah pemetaan

terletak disebelah barat cekungan ombilin, yang sebagian besar terisi oleh batuan

Pra-Tersier dan oleh karena itu disebut intramontana basin, (Van Bemmelen

1949).Berdasarkan geologi regional daerah pemetaan berada pada daerah Sungai

Lasi merupakan daerah tinggian yang disebabkan terangkatny bukitbarisan.

Pengangkatan bukit barisan dikarenakan meningkatnya penunjaman dari lempeng

Hindia-Australia, Koesoemadinata dan Matasak (1981).

Pada Peta Geologi Regional Lembar Solok Skala 1 : 250.000, P.H. Silitonga dan

Kastowo (1995), telah menyusun stratigrafi daerah penelitian terdiri dari batuan

sedimen yang berumur Tersier, batuan metamorf yang berumur Pra-Tersier dan

batuan intrusi yang berumur Trias. Secara regional, satuan daerah pemetaan terdiri

dari Formasi Tuhur , Formasi G, Formasi Andesit Gunung Talang

3.1.1. Formasi Tuhur


Formasi Tuhur daerah pemetaan mempunyai anggota batusabak. Silitonga dan

Kastowo (1975) tidak memberikan informasi mengenai ketebalan dari batusabak.

Cameron et al.,(1981) memperkirakan anggota batusabak di sekitar daerah

Sirukam. Umur batuan pada formasi ini Trias awal (Cameron et al.,1981).

Laporan Pemetaan Geologi Daerah Sirukam, Kec. Payung Sekaki, Kab.Solok, Prov. Sumatera Barat
Stratigrafi III- 2

Menurut Silitonga dan Kastowo (1975), anggota batusabak terdiridari media

batusabak abu-abugelap, serpih dan napal yang bermetamorfosis. Pada peta

geologi regional daerah pemetaan terdiri dari satuan batusabak Formasi Tuhur

(TRts).

3.1.2. Batuan Intrusi

Pada zaman pra-Tersier terjadi intrusi pada bagian barat, tengah dan utara

cekungan Ombilin. Batuan sedimen pra-Tersier di intrusi oleh granodiorit, batuan

diorit kuarsa dan kuarsa porfiri pada Trias akhir. Urutan batuan pada Formasi

Tuhur diterobos oleh graodiorit (Katili, 1962). Di bagian tengah utara cekungan

pra-Tersier, granodiorit tersingkap dan membentuk blok terangkat dalam

cekungan. Batuan intrusi pada geologi regional daerah pemetaan terdiri dari

satuan granodiorit (gd).

3.1.3. Formasi Andesit Gunung Talang

Batuan Kwarter yang terdapat pada daerah pemetaan yaitu batuan yang dibentuk

Formasi Andesit Gunung Talang (Qatg). Formasi ini termasuk dalam batuan

vulkanik yang dapat dijumpai pada daerah pemetaan dengan litologi berupa

batuan andesit. Batuan vulkanik pada geologi regional daerah pemetaan terdiri

dari satuan andesit (Qatg) yang berumur Kwarter.

3.1.4. Batuan Yang Di Endapkan Pada Zaman Kwarter

Satuan ini terbentuk pada Zaman Kwarter yang terdiri dari satuan alluvial, yang

tersusun oleh material lempung, pasir, kerakal dan kerikil yang belum mengalami

Laporan Pemetaan Geologi Daerah Sirukam, Kec. Payung Sekaki, Kab.Solok, Prov. Sumatera Barat
Stratigrafi III- 3

kompaksi, atau hasil dari erosion batuan yang lebih tua disekelilingnya. Kipas

alluvial yang terdiri dari rombakan andesit gunungapi, umumnya terdapat di

dataran, termasuk endapan rawa.

gd
g
Trts

TRts
Qatg

Ta
Qf
TRts
Ta

Gambar 3.1. Peta Geologi Regional daerah pemetaan berdasarkan pada peta Geologi
Lembar Solok, Skala 1 : 250.000,(P.H. SilitongadanKastowo, 1995).

3.2. Stratigrafi Daerah Pemetaan

Stratigrafi daerah pemetaan yang telah dilakukan pengamatan berdasarkan ciri-ciri

batuan dan kenampakan fisik di lapangan maka urutan stratigrafi di daerah

pemetaan dapat dikelompokkan menjadi beberapa satuan batuan. Penamaan

satuan batuan didasarkan atas penamaan Litostratigrafi resmi dengan bahan acuan

hasil pengamatan di lapangan. Berdasarkan pengamatan satuan daerah pemetaan


Laporan Pemetaan Geologi Daerah Sirukam, Kec. Payung Sekaki, Kab.Solok, Prov. Sumatera Barat
Stratigrafi III- 4

terdiri dari batuan Formasi Tuhur, batuan intrusi Pra-Tersier dan batuan vulkanik

Tersier. Perbedaan dengan stratigrafi regional hanya pada luas sebaran batuannya.

Urutan batuan secara umum dari tertua hingga yang termuda dari seluruh batuan

yang tersingkap di daerah pemetaan adalah sebagai berikut :

1. Satuan Sabak

2. Satuan Granit

3. Satuan Andesit Porfiritik

3.2.1.Satuan Sabak

3.2.1.1. Deskripsi Dan Penamaan Batuan

Kenampakan batuan di lapangan berwarna coklat sampai abu-abu gelap, tekstur

halus. Secara megaskopis, batuan memperlihatkan bidang perlapisan, dimana pada

stasiun pengamatan 17 memiliki nilai strike/dip,N 980 E / 430

Foto 3.2.Singkapan Sabak pada stasiun pengamatan 17

Berdasarkan pengamatan mikroskopis, satuan batuan ini memperlihatkan warna

colourless keabu-abuan dan berbintik hitam, memiliki ukuran butir 0,002 mm


Laporan Pemetaan Geologi Daerah Sirukam, Kec. Payung Sekaki, Kab.Solok, Prov. Sumatera Barat
Stratigrafi III- 5

0,16 mm, dimana yang berukuran halus (85%) dan yang berukuran sedang (15%).

Bentuk butir dari batuan ini hypidioblastik dan xenoblastik, dengan tekstur

homeoblastik (granoblastik), memiliki struktur foliasi (slaty cleavage). Batuan

disusun oleh mineral : mineral lempung80%, kwarsa15% dan opak 5%.

Berdasarkan sebagian mineral yang memperlihatkan struktur foliasi (slaty

cleavage), serta ukuran butir dari batuan yang dominan berukuran lempung (clay),

maka nama batuannya adalah Sabak.

Paralel nikol Silang nikol

Foto 3.3.Sayatan petrografi Sabak pada kode sayatan IBS.17

3.2.1.2. Luas Sebaran

Pengamatan Satuan Sabak terdapat pada lokasi pengamatan 15, 17, 18, 19, 20, 21,

22, dan 24. Sebaran Satuan Sabak daerah pemetaan yang tersebar dari utara ke

selatan. Penyebaran Satuan Sabak pada daerah pemetaan menempati kurang lebih

50% dari seluruh luas daerah pemetaan dengan jenis geomorfologi satuan

geomorfik lipatan.

3.2.1.3. Penentuan Umur

Laporan Pemetaan Geologi Daerah Sirukam, Kec. Payung Sekaki, Kab.Solok, Prov. Sumatera Barat
Stratigrafi III- 6

Penentuan umur Satuan Sabak ini berdasarkan kesebandingan daerah pengamatan

dengan geologi regional. Berdasarkan geologi regional, ciri litologi daerah

pengamatan menunjukkan batuannya adalah Sabak. Pada geologi regional, satuan

Sabak termasuk kedalam Formasi Tuhur berumur Trias (SilitongadanKastowo,

1995). Berdasarkan kesebandingan antara daerah pengamatan dengan geologi

regional, satuan Sabak pada daerah pemetaan berumur Trias (TRts).

3.2.1.4. Penentuan Lingkungan Pengendapan

Satuan Sabak berasal dari sedimen berupa batulempung dan batulanau. Batuan

sedimen mengalami proses metamorfosa regional sehingga sebagian batuan

memperlihatkan struktur foliasi yang disebabkan oleh pengangkatan (orogenesa)

pada Zaman Trias.

3.2.1.5. Hubungan Stratigrafi

Satuan Sabak merupakan basement pada daerah pemetaan, karena memiliki umur

paling tua. Hubungan stratigrafi satuan Sabak dengan batuan yang lebih muda

tidak selaras karena satuan Sabak diintrusi oleh granit (Katili, 1962).

3.2.2. SatuanGranodiorit

3.2.2.1. Deskripsi Dan Penamaan Batuan


Penamaan satuan granodiorit ini berdasarkan tekstur batuan dan komposisi

mineral pada batuan.Kenampakan dilapangan memperlihatkan batuan berwarna

abu-abu gelap, struktur masiv, ukuran butir fanerik, kondisi batuan masih segar.

Laporan Pemetaan Geologi Daerah Sirukam, Kec. Payung Sekaki, Kab.Solok, Prov. Sumatera Barat
Stratigrafi III- 7

Foto 3.4.Singkapan Granodiorit pada stasiun pengamatan 29

Berdasarkan analisa petrografi, batuan berwarna colourless keabu-abuan dan

sedikit kehijauan, dengan ukuran butir fanerik halus fanerik sedang (0,1 1,6

mm), kemas hipidia morfik granular dan derajat kristalisasi holokristalin.

Komposisi mineral : plagioklas (AN 11dan 12) dengan jenis oligoklas 35%, biotit

30%, kwarsa 25% dan orthoklas 10%. Berdasarkan tekstur dan komposisi

mineral, maka nama batuannya adalah granodiorit.

Paralel nikol Silang nikol

Foto 3.5.Sayatan petrografi Granodiorit pada kode sayatan IBS 29

Laporan Pemetaan Geologi Daerah Sirukam, Kec. Payung Sekaki, Kab.Solok, Prov. Sumatera Barat
Stratigrafi III- 8

3.2.2.2. Luas Sebaran

Satuan batuan ini berada pada lokasi pengamatan 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32,

dan 33, seperti terlampir pada peta stasiun pengamatan. Batuan ini berada

dibagian timur laut daerah pemetaan dengan luas penyebaran sekitar 25% dari

luas daerah pemetaan. Satuan granodiorit terletak pada daerah air busuk, BT.

Kambut, dan BT. Sitalang.

3.2.2.3. Penentuan Umur

Penentuan umur satuan granodiorit berdasarkan kesebandingan antara daerah

pengamatan dengan geologi regional. Dimana berdasarkan regional, ciri litologi

pada daerah pengamatan menunjukkan bahwa pada daerah pengamatan batuannya

adalah granodiorit. Satuan granodiorit ini termasuk dalam batuan intrusi

granodiorit (gd) yang berumur Trias (Silitonga dan Kastowo, 1995).

3.2.2.4. Penentuan Lingkungan Pengendapan

Berdasarkan komposisi mineral yaitu jenis-jenis mineral dan persentase

kehadirannya, maka batuan beku ini berasal dari magma asam dandilihat dari

kehadiran jenis plagioklas An 11 (Oligoklas), batuan ini termasuk kedalam clan

granodiorit, adamelit, granit. Dilihat dari derajat kristalisasi holokristalin dan

tekstur batuan yang kasar dengan ukuran fanerik, maka proses pembekuan magma

berjalan lambat. Berdasarkan hal tersebut, magma membeku dibawah permukaan,

maka batuan ini tergolong kedalam batuan beku plutonik. Batuan ini terbentuk

akibat proses tektonik yang terjadi pada Zaman Trias.

Laporan Pemetaan Geologi Daerah Sirukam, Kec. Payung Sekaki, Kab.Solok, Prov. Sumatera Barat
Stratigrafi III- 9

3.2.2.5. Hubungan Stratigrafi

Satuan granodiorit merupakan batuan intrusi yang terbentuk pada Trias, hubungan

stratigrafi satuan granodiorit dengan batuan yang lebih tua tidak selaras karena

satuan ini mengintrusi batuan yang lebih tua. Hubungan stratigrafi satuan

granodiorit dengan satuan granit selaras, karena terbentuk pada waktu yang sama.

Hubungan stratigrafi granodiorit dengan batuan yang lebih muda tidak selaras

karena adanya masa yang hilang pada proses pembentukannya.

3.2.5. SatuanAndesit Porfiritik

3.2.5.1. Deskripsi Dan Penamaan Batuan

Kenampakan satuan andesit dilapangan memperlihatkan batuan berwarna coklat

ke abu-abuan, tekstur kasar. Kondisi batuan masih segar dan sebagian sudah

mengalami pelapukan.

Foto 3.6.SingkapanAndesit porfiritik pada stasiun pengamatan 4

Berdasarkan pengamatan mikroskopis, batuan berwarna colourless kecoklatan dan

berbintik hitam, memiliki ukuran butir fanerik halus - fanerik sedang (0,02 mm
Laporan Pemetaan Geologi Daerah Sirukam, Kec. Payung Sekaki, Kab.Solok, Prov. Sumatera Barat
Stratigrafi III- 10

1,6 mm), kemas equigranular dengan tekstur khusus kumolo porfiritik, derajat

kristalisasi holokristalin. Komposisi mineral : plagioklas jenis andesin(An 40-45)

58%, gelas 25%, klino piroksen 10% dan opak 7%. Berdasarkan analisa

petrografi, dilihat dari tekstur batuan, komposisi mineral dan tekstur khusus

porfiritik, maka nama batuan adalah andesit porfiritik.

Paralel nikol Silang nikol

Foto 3.7.Sayatan petrografi Andesit Porfiritik pada kode sayatan IBS.4

3.2.5.2. Luas Sebaran

Lokasi pengamatan batuan ini berada pada stasiun pengamatan 1, 2, 4, 6, 7, 12

dan 13. Satuan andesit porfiritik tersebar disebelah barat daerah pemetaan

tepatnya pada daerah GK. Gadang, GK. Jaran dan Bukit barapung dengan luas

penyebaran kira-kira 25% dari luas daerah pemetaan.

3.2.5.3. Penentuan Umur Batuan

Penentuan umur satuan andesit porfiritik berdasarkan kesebandingan antara

daerah pengamatan dengan geologi regional. Berdasarkan regional, ciri litologi

pada daerah pengamatan menunjukkan bahwa pada daerah pengamatan batuannya


Laporan Pemetaan Geologi Daerah Sirukam, Kec. Payung Sekaki, Kab.Solok, Prov. Sumatera Barat
Stratigrafi III- 11

adalah andesit porfiritik. Satuan andesit porfiritik ini termasuk dalam batuan

vulkanik andesit (Qatg) yang berumur Kwarter.

3.2.5.4. Penentuan Lingkungan Pengendapan

Berdasarkan komposisi mineral yaitu jenis-jenis mineral dan persentase

kehadirannya, maka batuan beku ini berasal dari magma intermedier dan dilihat

dari kehadiran jenis plagioklas An 40-45 (Andesin), batuan ini termasuk clan

diorit, monzonit, syenit. Berdasarkan derajat kristalisasi holokristalin dan ukuran

butir batuan dari fanerik halus sampai sedang, maka batuan ini terbentuk melalui

2 tahap pembekuan. Pembekuan pertama berjalan lambat ditunjukkan oleh

hadirnya mineral-mineral besar (fenokris) dan pembekuan terjadi dibawah

permukaan. Gangguan yang dikontrol proses geologi mengakibatkan magma

terinjeksi atau bergerak dekat kepermukaan sehingga proses pembekuan magma

berjalan cepat yang ditunjukkan hadirnya mineral-mineral halus dan gelas.

Berdasarkan 2 tahap pembekuan magma tersebut, sehingga batuan ini memiliki

tekstur khusus kumolo porfiritik. Satuan batuan ini terbentuk pada Zaman Tersier.

3.2.5.5. Hubungan Stratigrafi

Satuan andesit porfiritik merupakan batuan vulkanik dangkal berumur Kwarter.

Hubungan stratigrafi satuan andesit porfiritik dengan batuan yang lebih tua tidak

selaras, karena ada masa yang hilang pada proses pembentukannya.

Laporan Pemetaan Geologi Daerah Sirukam, Kec. Payung Sekaki, Kab.Solok, Prov. Sumatera Barat

Вам также может понравиться