Вы находитесь на странице: 1из 9

MODEL PEMBELAJARAN DICK DAN CAREY

Model pembelajaran Dick dan Carey merupakan model pembelajaran yang


dikembangkan melalui pendekatan sistem (System Approach). Terhadap komponen-
komponen dasar dari desain sistem pembelajaran yang meliputi analisis, desain,
pengembangan, implementasi dan evaluasi. Model sistem pembelajaran yang dikembangkan
oleh Dick dkk terdiri atas beberapa komponen yang perlu dilakukan untuk membuat
rancangan aktifitas pembelajaran yang lebih besar. Dick dan Carey memasukan unsure
kognitif dan behavioristik yang menekankan pada respon siswa terhadap stim
ulus yang dihadirkan.
Implementasi model desain sistem pembelajaran ini memerlukan proses yang
sistematis yang menyeluruh. Hal ini dipelukan untuk dapat menciptakan desain sistem
pembelajaran yang mampu digunakan secara optimal dalam mengatasi masalah-masalah
pembelajaran.

Komponen-komponen sekaligus langkah-langkah utama dari model desain sistem


pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dkk yang terdiri atas:
1. Mengidentifikasi tujuan pembelajaran
Dalam mengidentifikasi tujuan pembelajaran hal yang perlu dilakukan dalam
kegiatan ini adalah menentukan kemampuan atau kompetensi yang perlu dimiliki oleh siswa
setelah menempuh program pembelajaran. Hal ini diistilahkan dengan tujuan pembelajaran
atau instructional goal.
Rumusan tujuan pembelajaran dapat dikembangkan baik dari rumusan tujuan
pembelajaran yang sudah ada pada silabus maupun dari hasil analisys kinerja atau
performance analysis. Rumusan tujuan pembelajaran dapat dihasilkan melalui proses anayisis
kebutuhan atau need analysis dan penglaman-pengalaman tentang kesulitan-kesulitan yang
diahadapi oleh siswa.
Selain itu tujuan pembelajaran dapat juga dirumuskan dengan menggunakan analisyis
tentang cara seseorang melakukan tugas atau pekerjaan yang spesifik dan persyaratan-
persyaratan yang diperlukan untuk melakukan tugas dan pekerjaan tersebut, atau istilah ini
disebut dengan istilah analysis tugas atau Task analysis.

2. Melakukan analisis instruksional


Setelah melakukan identifikasi tujuan pembelajaran, langkah selanjutnya adalah
analysisi instruksional, yaitu sebuah proses proses yang digunakan untuk menentukan
keterampilan dan pengetahuan relevan dan diperlukan oleh siswa untuk mencapai kompetensi
atas tujuan pembelajaran. Dalam melakukan analisis instruksional beberapa langkah yang
diperlukan untuk mengidentifikasi kompetensi berupa pengetahuan (cognitive), keterampilan
(Phsycomotor) dan sikap (attitudes) yang perlu dimiliki oleh siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran.

3. Analisis Siswa dan Konteks


Dalam model Dick dan Carry analisis terhadap siswa yang akan belajar dan
konteks pembelajaran. Kedua langkah ini dapat dilakukan secara bersama-sama atau paralel.
Analisis konteks meliputi kondisi-kondisi terkait dengan keterampilan yang dipelajari oleh
siswa dan situasi yang terkait dengan tugas yang dihadapi oleh siswa untuk menerapkan
keterampilan yang dipelajari.
Analisis terhadap karakteristik siswa meliputi kemampuan actual yang yang
dimiliki oleh siswa, gaya belajar (learning styles), dan sikap terhadap aktivitas belajar.
Identifikasi yang akurat tentang karakteristik siswa yang akan belajar dapat membantu
perancang program pembelajaran dalam memilih dan menentukan strategi pembelajaran
yang akan digunakan.

4. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus


Berdasarkan analisis instruksional, seorang perancang desain sistem pembelajaran perlu
mengembangkan kompetensi atau tujuan pembelajaran spesifik (instructional objectives)
yang perlu dikuasai oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat umum
(instructional goal). Dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang bersifat berspesifik, ada
beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian:
a) Menentukan pengetahuan keterampilan yang perlu dimiliki oleh siswa setelah menepuh
proses pembelajaran.
b) Kondisi yang dieprlukan agar siswa dapat melakukan unjuk kemampuan dari pengetahuan
yang telah dipelajari
c) Indikator atau kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan siswa dalam
menempuh proses pembelajaran

5. Mengembangkan instrument penelitian


Berdasarkan tujuan kompetensi khusus yang telah dirumuskan,langkah selanjutnya
adalah mengembangkan alat atau instrumem penilaian yang mampu mengukur pencapaian
hasil belajar siswa, hal ini dikenal dengan istilah evaluasi hasil belajar.
Hal yang penting dalam menentukan instrument evaluasi yang akan digunakan
adalah instrument harus dapat mengukur performance siswa dalam mencapau tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.

6. Mengembangkan strategi pembelajaran


Strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas
pembelajaran yaitu aktifitas pra-pembelajaran, penyajian materi pembelajara, dan aktivitas
tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran.
Penentu strategi pembelajaran harus didasarkan pada faktor-faktor berikut:
a) Teori terbaru tentang aktifitas pembelajaran
b) Penelitian tentang hasil belajar
c) Karekteristik media pembelajaran yang akan digunakan untuk menyampaikan materi
pembelajaran
d) Materi atau substansi yang perlu dipelajari oleh siswa
e) Karakterisitik siswa yang akan terlibat dalam kegiatan pembelajaran

7. Pengguanaan Bahan Ajar


Istilah bahan ajar sama dengan media pembelajaran, yaitu sesuatu yang dapat
membawa informasi dan pesan dari sumber belajar kepada siswa, bahan ajar yang dapat
digunakan adalah buku teks, buku panduan, modul, program audio video, bahan ajar berbasis
computer, program multimedia, dan bahan ajar yang digunakan pada sistem pendidikan jarak
jauh.

8. Merancang dan mengembangkan evaluasi formatif


Evaluasi formatif dilaksanakan untuk mengumpulkan data yang terkait dengan
kekuatan dan kelemahan program pembelajaran. Hasil dari proses evaluasi formatif dapat
digunakan sebagai masukan untuk memperbaiki draf program
Tiga jenis evaluasi formatif:
a. Evaluasi perorangan (on to one evaluation)
b. Evaluasi kelompok sedang (small group evaluation)
c. Evaluasi lapangan/field trial

Evaluasi perorangan merupakan tahap yang perlu dilakukan untuk melakukan kontak
langsung dengan satu atau tiga orang calon pengguna program untuk memperoleh masukan
tentang ketercenaan dan daya tarik program. Evaluasi kelompok dialakukan kecil dilakukan
untuk menguji cobakan program terhadap sekelompok kecil calon pengguna yang terdiri dari
10-15 orang siswa.
Evaluasi ini dilakukan untuk memperoleh masukan yang dapat digunakan untuk
memperbaiki kualitas program. Evaluasi lapanagan adalah uji coba program sebelum
program tersebut digunakan dalam situasi pembelajaran yang sesungguhnya.
9. Melakukan revisi terhadap program pembelajaran
Langkah terakhir dari proses desain adalah melakukan revisi terhadap draf program
pembelajaran. Data yang diperoleh dari prosedur evaluasi foramtif dirangkum dan ditafsirkan
untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh program pembelajaran, evaluasi
tidak hanya dilakukan pada draf program pembelajaran saja, tetapi juga pada aspek-aspek
desain sistem pembelajaran yang digunakan dalam program, seperti analisis instruksional,
entry behavior dan karakteristik siswa. Prosedur evaluasi formatif perlu dilakukan pada
semua aspek program pembelajaran dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas program tersebut.

10. Merancang dan mengembangkan evaluasi sumatif.


Evaluasi merupakan jenis evaluasi yang berbeda dengan evaluasi formatif. Evaluasi
ini dianggap puncak dalam aktifitas desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dan
Carrey. Evaluasi sumatif dilakukan setelah program selesai dievaluasi secara formatif dan
direvisi sesuai dengan standar yan digunakan oleh perancang. Evaluasi sumatif tidak
melibatkan perancang program, tetapi melibatkan penilai independen. Hal ini merupakan satu
alasan untuk menyatakan bahwa evaluasi sumatif tidak tergolong kedalam proses desain
sistem pembelajaran.

Langkah desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dan Carrey merupakan
sebuah prosedur yang menggunakan pendekatan sistem dalam mendesain sebuah program
pembelajaran. Setiap langkah dalam desain pembelajaran memiliki keterkaitan antara satu
dengan yang lainnya.

1. KELEBIHAN DAN KELEMAHAM MODEL DICK dan CARREY


a. Kelebihan Model Dick dan Carrey
1. Setiap langkah jelas, sehingga dapat diikuti
2. Teratur, efektif dan Efisien dalam pelaksanaa
3. Merupakan model atau perencanaan pembelajaran yang terperinci, sehingga mudah diikuti
4. Adanya revisi pada analisis instruksional, dimana hal tersebut merupakan hal yang sangat
baik, karena apabila terjadi kesalahan maka segera dapat dilakukan perubahan pada analisis
instruksional tersebut, sebelum kesalahan didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada
komponen setelahnya
5. Model Dick & Carey sangat lengkap komponennya, hampir mencakup semua yang
dibutuhkan dalam suatu perencanaan pembelajaran.
b. Kekurangan Model Dick dan Carrey
1. Kaku, karena setiap langkah telah di tentukan
2. Tidak semua prosedur pelaksanaan KBM dapat di kembangkan sesuai dengan langkah-
langkah tersebut
3. Tidak cocok diterapkan dalam pembelajaran skala besar
4. Uji coba tidak diuraikan secara jelas kapan harus dilakukan dan kegiatan revisi baru
dilaksanakan setelah diadakan tes formatif
5. Pada tahap-tahap pengembangan tes hasil belajar, strategi pembelajaran maupun pada
pengembangan dan penilaian bahan pembelajaran tidak nampak secara jelas ada tidaknya
penilaian pakar (validasi).
6. Terlalu banyak prosedur yang harus dilakukan oleh guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran

RANCANGAN DESAIN MODEL PEMBELAJARAN


Model menggambarkan adanya mengembangkan pola pikir, sebuah model
menggambarkan keseluruhan konsep yang saling berkaitan, model desain pembelajaran
menggambarkan langkah-langkah atau prosedur yang perlu ditempuh untuk menciptakan
aktifitas pembelajaran yang efektif, efesien, dan menarik.
Sebagai seorang yang menempuh pendidikan dalam bidang teknologi pendidikan, yang
akan merancang bagaimana proses pembelajaran itu menarik dan mempunyai arti bagi siswa,
untuk itu rancangan model pembelajaran yang akan saya buat adalah sebagai berikut:

n
Tujuan pembelajaran dirancang untuk memberikan penjelasan kepada pendidik, apa
hasil akhir yang diharapkan teradap peserta didik dari pendidikan yang akan dilaksanakan,
sehingga berdasarkan tujuan pembelajaran dapat memberikan acauan bagi guru untuk dalam
merancang kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
Perumusan tujuan pemblajaran dilakukan dalam dua langkah yaitu perumusan tujuan
umum dan tujuan khusus melalui sebuah proses yang disebut dengan analisis instrutusional.
Analisis instruktusional berisi kompetensi-kompetensi khusus yang belum dikuasai oleh
peserta didik. Langkag-langkah penentuan tujuan instruktusional dapat dilakukan dengan
kegiatan sebagai berikut:
a. Membuat daftar hasil analisis instrktusional dalam bentuk bagan yang saling berkaitan
b. Menentukan kompetensi khusus yang telah dikuasai peserta didik sebelum mengikti
pembelajaran melalui tes prilaku awal
c. Menentukan garis batas antara A dan B yang disebut dengan garis prilaku awal.

Tujuan pembelajaran terdiri dari Kompetensi dasar dan standar Kompetensi.


Dalam bukunya Atwi Suparman mengidentifikasi tujuan dari pembelajaran adalah suatu
proses untuk:
a) Menentukan kesenjangan penampilan peserta didik yang disebabkan kek urangan pendidikan
pada masa lalu.
b) Mengidentifikasi bentuk pembelajaran yang tepat.
c) Menentukan populasi sasaran yang dapat mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut untuk
mengetahui jumlah peserta didik yang potensial karena menghadapi jumlah yang sama.

2. Menganalisis materi yang sesuai dengan tujuan pembelajaran


Materi merupakan suatu bentuk dari isi pengetahuan yang akan diberikan kepada
siswa, materi diharapkan dapat merubah pola pikir, prilaku, dan cara pandangan seseorang
dalam memandang suatu masalah atau kejadian. Analisis konten atau materi digunakan untuk
mengetahui materi-materi apa saja yang harus dikuasai oleh peserta didik, dari jabaran
materi-materi yang telah ada, sehingga si guru dapat mengetahui apa yang akan disampaikan
dan dapat merancang kegiatan-kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan materi yang diharapkan.

3. Analisis kompetensi awal dan karakteristik siswa


Analisis Kompetensi awal peserta didik bertujun untuk mengidentifikasi
kemampuan awal peserta didik yang dapat dijadikan pedoman dalam menetapkan
kompetensi-kompetensi dasar dan tidak perlu diajarkan. Keterampilan peseta didik yang ada
didalam kelas bermacam-macam (heterogen), sehingga guru harus bisa membawa semua
peserta didik baik yang mempunyai kemampuan tinggi maupun kemampuan yang rendah
agara dapat memahami materi pelajaran atau mencapai tujuan pembelajaran secara bersama-
sama. Gambaran tentang prilaku awal siswa sangat penting karena mempunyai implikasi
terhadap penyusunan bahan ajar dan sistem instrutusional (Atwi Suparman, 2012;181).
Karakteristik awal siswa adalah cirri dari peserta didik sebelum mengikuti
pembelajaran, seperti siswa yang hobi lelucon, siswa yang mempunyai fasilitas video di
rumah sehingga si guru dapat memberikan pengajaran yang sesuai dengan kondisi dan cirri
dari siswa tersebut.
Karakteristik siswa yang perlu dipertimbangkan dalam proses desain pembelajaran:
a. Motivasi belajar, ekternal dan internal, sebagai dasar memilih strategi pemberian motivasi
kepada siswa.
b. Akses terhadap sumber belajar yang relevan dengan materi pembelajaran sebagai landasan
untuk menentukan rujukan bahan pelajaran yang perlu dipelajari.
c. Kebiasaan belajar dan disiplin dalam mengatur waktu belajar untuk dijadikan bahan
pertimbangan saat memberikan tugas rumah
d. Akses terhadap saluran komunikasi dan media teknologi informasi
e. Kebiasaan dan kemampuan belajar dan berfikir tentang penerapan materi yang dipelajari
dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari
f. Domisili dan tempat tinggal

4. Analisis buku panduan dalam pembelajaran


Setiap materi pelajaran mempunyai buku panduan yang akan membantu siswa
dalam meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran yang akan disampaikan.
Banyak sekali muncul buku materi pelajaran dari berbagai macam penerbit, analisis buku
panduan dalam proses pembelajaran sangat penting dilakukan untuk menenmukan buku yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran dan buku yang dapat mempermudah siswa untuk
memahami isi dari buku tersebut dan membantu guru dalam menyampaikan isi dari materi
buku tersebut.. Seperti tampilan buku tersebut, bahasa yang digunakan, kasus-kasus
pendukung yang ada dalam buku tersebut.

5. Merancang metode pengajaran


Metode pembelajaran merupakan cara yang akan dilakukan oleh guru dalam
menyampaikan materi pelajaran yang akan disampaikan agar tecapainya prestasi siswa yang
diharapkan (Wina Sanjaya, 2008). Setelah guru mengetahui tujuan pembelajaran yang
diaharapkan dari peserta didik setelah menempuh pembelajaran yang diharapkan, buku yang
akan digunakan serta kondisi dari peserta didik maka guru dapat menggunakan media apa
yang akan digunakan sehingga dapat diterima oleh semua peserta didik dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
Metode-metode pengajaran diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4)
simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9)
simposium, dan sebagainya.k
Hal yang perlu diperhatikan agar metode pembelajaran dapat menjadi menarik.:
a. Berikan kisah atau kasus yang menarik dan sesuai dengan materi pelajaran
b. Libatkan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran, biarkan siswa yang menjadi aktif dalam
proses pembelajaran.
c. Berikan penghargaan ketika siswa melakukan sesuatu pekerjaan yang menunjang proses
pembelajaran.
d. Sekali-kali gunakan game untuk menarik keterkaitan mereka dalam proses pembelajaran.

6. Merancang media pengajaran


Media merupakan alat bantu pengajaran yang dapat mempermudah guru dalam
menyampaikan materi pelajaran. Salah satu penggunaan media pembelajaran adalah untuk
meningkatkan. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar.
Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia
dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran atau pelatihan. Sedangkan
menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan
isi/materi pembelajaran seperti ;buku, film, video dan sebagainya. Kemudian
menurut National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran
adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi
perangkat keras.
Tujuan menggunakan media pembelajaran, diantaranya yaitu :
1. mempermudah proses belajar-mengajar
2. meningkatkan efisiensi belajar-mengajar
3. menjaga relevansi dengan tujuan belajar
4. membantu konsentrasi siswa
5. Menurut Gagne : Komponen sumber belajar yang dapat merangsang siswa untuk belajar
6. Menurut Briggs : Wahana fisik yang mengandung materi instruksional
7. Menurut Schramm : Teknologi pembawa informasi atau pesan instruksiona
8. Menurut Y. Miarso : Segala sesuatu yang dapat merangsang proses belajar siswa

7. Evaluasi hasil belajar dan sistem pengajaran


Evaluasi adalah proses untuk merencanakan dan memperoleh, melaporkan
dan menggunakan informsi deskriptif dan mempertimbangkan beberapa manfaat objek, nilai,
signifikasi dan kejujuran dalam rangka memandu mengambil keputusan, akuntabilitas,
dukungan dan menyebarkan praktik-praktik efektif, serta meningkatkan pemahaman tentang
fenomena yng telibat.
Evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan akhir dalam proses pendidikan,
jadi tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil
pembelajaran yang dicapai oleh peserta didik begitu juga dengan berbagai macam proses
pendidikan untuk mengetahui sejauh mana proses yang dilaksanakan dapat menunjang proses
pencapaian tujuan dari pendidikan, sehingga hasil dari proses pelaksanaan evaluasi
pendidikan dapat menjadi acuan bagi guru dalam pengambilan keputusan dan kebijakkan
selanjutnya untuk pengembangan pendidikan selanjutnya.
Empat tahap evaluasi foramtif:
1. Review oleh tim ahli diluar tim pendesain instruksional pengajaran
2. Evaluai satu satu
3. Evaluasi kelompok kecil
4. Uji coba lapangan

KESIMPULAN:
Desain pembelajara merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dalam
merancang kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik, kegiatan ini dari
perancangan sampai kegiatan evaluasi terhadap semua sistem pengajaran dan hasil belajar
yang dilaksanakan.
Komponen-komponen utama dalam penyusunan desaign pembelajaran:
1. Desain pembelajaran selalu dimulai dari perumusan tujuan pembelajaran, apa yang
diharapkan dari proses pembelajaran
2. Penulisan tujuan pembelajaran berisi komponen-komponen tentang kompetensi yang apa
yang akan dicapai oleh peserta didik.
3. Setelah ditentukan kompetensi apa yang diharapkan dari peserta didik, maka ditentukan
metode apa yang akan digunakan, media pembelajaran apa yang akan digunakan untuk
menunjang proses pembelajaran.
4. Setelah semua kegiatan proses pengajaran dilaksanakan maka dilaksanakan proses evaluasi
terhadap semua sistem pengajaran dan hasil belajar siswa.

SARAN:
1. Dalam pelaksanaan evaluasi sistem pengajaran akan lebih valid jika dilakukan pihak
independen, sehingga data yang di analisa akan lebih bersifat objektif.

Вам также может понравиться