Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
FRESH OUTLOOK
Minggu, 22 Juni 2014
FormulasiPemuatanTabletCTMdenganMetodeCetak
Langsung
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PengertianTablet
Tablet merupakan sediaan padat yang biasanya dibuat secara kempa cetak, berbentuk rata atau
cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan penambahan bahan
tambahan farmasetika yang sesuai. Kebanyakan dari tablet digunakan pada pemberian peroral, dan
kebanyakan dari tablet ini dibuat dengan penambahan zat warna, zat pemberi rasa dan lapisan lapisan
berbagai jenis.
Penggunaan kata tablet sendiri secara umum merujuk pada tablet obat. Tablet obat juga sering
disebut pil. Produk lain yang juga diproduksi dalam bentuk tablet yang akan larut antara lain adalah
produk produk pembersih dan penghilang bau.
Tablet dibuat dengan cara kompresi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa tablet yang dibuat
dengan cara kompresi menggunakan mesin yang mampu menekan bahan berbentuk serbuk dan granul
dengan menggunakan berbagai bentuk punch atau ukuran die. Alat kompresi tablet merupakan alat berat
dari alat berat dari berbagai kapasitas dipilih sesuai dengan dasar dan jenis tablet yang dibuat serta
produksi yang diinginkan. Tablet yang dicetak dibuat dengan tangan atau dengan alat mesin tangan,
dengan cara menekan tablet dalam cetakan, kemudian bahan tablet yang dibentuk dikeluarkan dari
cetakan dan dibiarkan sampai kering.
2.2. Metode Pembuatan Tablet
a. Granulasi Basah, yaitu memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel
yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi
massa lembab yang dapat digranulasi.Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan
terhadap lembab dan panas.Umumnya untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat
aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsipdari metode granulasi basah adalah membasahi
masa tablet dengan larutan pengikat teretentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula,
kemudian masa basah tersebut digranulasi.
Metode ini membentuk granul dengan cara mengikat serbuk dengan suatu perekat sebagai
pengganti pengompakan, tehnik ini membutuhkan larutan, suspensi atau bubur yang
mengandung pengikat yang biasanya ditambahkan ke campuran serbuk atau dapat juga bahan
tersebut dimasukan kering ke dalam campuran serbuk dan cairan dimasukan terpisah. Cairan
yang ditambahkan memiliki peranan yang cukup penting dimana jembatan cair yang terbentuk di
antara partikel dan kekuatan ikatannya akan meningkat bila jumlah cairan yang ditambahkan
meningkat, gaya tegangan permukaan dan tekanan kapiler paling penting pada awal
pembentukan granul, bila cairan sudah ditambahkan pencampuran dilanjutkan sampai tercapai
dispersi yang merata dan semua bahan pengikat sudah bekerja, jika sudah diperoleh massa basah
atau lembab maka massa dilewatkan pada ayakan dan diberi tekanan dengan alat penggiling atau
oscillating granulator tujuannya agar terbentuk granul sehingga luas permukaan meningkat dan
proses pengeringan menjadi lebih cepat, setelah pengeringan granul diayak kembali ukuran
ayakan tergantung pada alat penghancur yang dugunakan dan ukuran tablet yang akan dibuat.
b. Granulasi Kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipien
dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi
untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari
metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut,
ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini yang cukup baik, digunakan untuk zat aktif yang
memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau zat aktif yang sensitif
terhadap pemanasan dan kelembaban.
Pada proses ini komponenkomponen tablet dikompakan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan
ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug,
prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk
mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal bila slug yang
didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi
kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor yang memiliki
kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang
putarannya saling berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik
pada salah satu penggiling mesin ini mampu menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk
yang mengalir dintara penggiling.
Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut :
Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi
Zat aktif susah mengalir
Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab
Keuntungan cara granulasi kering adalah:
Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan
pengeringan yang memakan waktu
Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat
Kekurangan cara granulasi kering adalah:
Memerlukan mesin tablet khusus untuk membuat slug
Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam
Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya kontaminasi silang
c. Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat
aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu.
Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun
hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak
tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan
KCl yang mungkin langsung dikempa, tetapi sebagian besar zat aktik tidak mudah untuk
langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet
kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air (cairan tubuh). secara umum sifat zat aktif yang
cocok untuk metode kempa langsung adalah; alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya
kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.Sedangkan
keuntungan metode kempa langsung yaitu :
Lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit
Lebih singkat prosesnya. Karena proses yang dilakukan lebih sedikit, maka waktu yang
diperlukan untuk menggunakan metode ini lebih singkat, tenaga dan mesin yang
dipergunakan juga lebih sedikit.
Dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab
Waktu hancur dan disolusinya lebih baik karena tidak melewati proses granul, tetapi
langsung menjadi partikel. tablet kempa langsung berisi partikel halus, sehingga tidak melalui
proses dari granul ke partikel halus terlebih dahulu.
Kerugian metode kempa langsung :
Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat
menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang
seragamnya kandungan zat aktif di dalam tablet.
Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu biasanya
digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang
dibutuhkanpun makin banyak dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi
dengan obat seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada
kempa langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan
rutin sehingga keseragaman zat aktif dalam granul terganggu.
Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah mengalir;
kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik
2.3 Pembuatan Tablet Secara Umum
Untuk membuat tablet diperlukan zat tambahan berupa :
1. Zat pengisi (diluent) dimasukan untuk memperbesar volume tablet. Biasanya
digunakan Saccharum Lactis, Amylum Manihot, Calcii phospas, Calcii carbonas dan
zat lain yang cocok.
2. Zat pengikat (binder) dimasukan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat.
Biasanya digunakan mucilage 10 20% (panas, solutio, methylcellulosum 5%).
3. Zat penghancur (disintegrator) dimasukan agar tablet dapat hancur dalam perut.
Biasanya digunakan amylum manihot kering, glatinum, agar agar, natrium alginate.
4. Zat pelican (lubrikan) dimasukan agar tablet tidak melekat pada cetakan. Biasanya
digunakan, magnesium stearat, acidum stearicum.
Dalam pembuatan tablet, zat bekhasiat, zat zat lain, kecuali zat pelican dibuat granul, karena
serbuk yang halus tidak mengisi cetakan tablet, maka dibuat granul agar mudah mengalir, mengisi
cetakan serta agar tablet tidak retak.
2.4 Metode Pembuatan Tablet Amoksisilin dengan Cetak Langsung
Prinsip pembuatan tablet Amoksisilin dengan metode cetak langsung yaitu menambahkan zat
aktif dengan eksipien yang mempunyai sifat alir dan kompresibilitas yang baik. Metode ini ditunjukan
untuk zat aktif yang tidak tahan terhadap pemanasan dan juga lembab.
Metode Kempa Langsung, yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran
zat aktif dan eksipien kering.tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini
merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat
digunakan pada kondisi dimana zat aktif maupun untuk eksipiennya memiliki aliran yang bagus,
zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada
beberapa zat berbentuk kristal seperti NaCl, NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa,
tetapi sebagian besar zat aktif tidak mudah untuk langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal
yang langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air
(cairan tubuh). Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah:
alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas
dan kohesifitas dalam massa tablet.
Dalam bidang industry kekuatan tekanan minimum yang sesuai untuk tablet adalah 4 kg. Penentuan
kekerasan tablet ditetapkan waktu produksi supaya penyesuaian tekanan yang dibutuhkan dapat diatur
pada peralatanya. Alat lain untuk menentukan kekerasan tablet ini dengan memakai sebuah friabilator.
Ketahanan terhadap kehilangan bera, menunjukan tablet tersebut untuk bertahan terhadap goresan
ringan/kerusakan dan penaganan, pengemasan dan penglepasan.
4. Daya hancur tablet
Supaya komponen obat sepenuhnya tersedia untuk di absorpsi dalam saluran pencernaan, maka
tablet harus hancur dan melepaskan obatnya kedalam cairan tubuh untuk dilarutkan. Daya hancur tablet
juga penting untuk tablet yang mengandung bahan obat (seperti antasida dan antidiare) yang dapat
dimaksudkan untuk di absorpsi tetapi lebih banyak bekerja setempat dalam saluran cerna, dalam hal ini
daya hancur tablet memungkinkan partikel obat menjadi lebih luas untuk bekerja secara lokal didalam
tubuh.
5. Disolusi tablet
Dalam USP cara pengujian disolusi tablet dan kapsul dinyatakan dalam masing masing
monografi obat. Pengujiaan merupakan alat yang objektif dalam menentukan sifat disolusi suatu obat
yang berada dalam sediaan padat. Karena absoropsi dan kemampuan obat berada dalam tubuh dan
tergantung pada adanya obat dalam keadaan melarut, karakteristik disolusi biasa merupakan sifat yang
penting dari produk obat yang memuaskan.
Dengan bertambahnya perhatian dan pengujiannya disolusi dan penetuanya bioavaibilitas dari
obat dengan bentuk sediaan padat menuju pada pendahuluan dari sistem yang sempurna bagi analisis
dan pengujian disolusi tablet.
2.6 Uraian Bahan
A. Zat Aktif
Amoksisilin
B. Zat Tambahan
1. Avicel (HOPE 5th hal 132-135)
2. Talk
Nama resmi : Talk
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 FORMULASI
3.1.1 Formulasi Cetak Langsung
4. Talkum
1. Uji Organoleptik
Amati bentuk, warna, bau dan rasa sediaan tablet yang telah dicetak. Serta amati keadaan fisik tablet
meliputi ada atau tidaknya retakan pada sisi atas atau bawah tablet.
2. Uji Keseragaman Bobot
Timbang 20 tablet, dihitung bobot rata rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari
2 tablet yang menyimpang dari bobot rata rata lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak
boleh 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata rata lebih dari harga dalam kolom B. Jika
perlu dapat digunakan 10 tablet dan tidak ada 1 tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata rata
yang ditetapkan dalam kolom A dan B.
6. Uji Friabilitas
Di timbang 10 tablet awal yang telah dibersihkan, kemudian tablet yang sudah di timbang
dimasukan kedalam alat friabilator. Tombol On di tekan, lalu tunggu selama 4 menit. Setelah itu
bersihkan tablet dan berat akhir di timbang, lalu di hitung % friabilitasnya. Friaabilitas baik jika
% Friabiliat < 1 %.
7. Uji Kadar Zat Aktif
b) Larutan Standart
Timbang 100 mg Amoksisilin BPFI. Masukan dalam labu takar 100 ml.
Tambahkan larutan HCl 0,1 N hingga labu takar kemudian sonikasi selama 15 menit dan tambahkan
kembali larutan HCl 0,1 N hingga tanda batas.
Pipet 1 ml dan dimasukan pada labu 50 ml.
Tambahkan larutan HCl 0,1 N hingga tanda batas
Lakukan penetapan kadar menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 273 nm.
c. Larutan Sampel
Timbang campuran serbuk 115,96 mg. Masukan dalam labu takar 100 ml.
Tambahkan larutan HCl 0,1 N hingga labu takar kemudian sonikasi selama 15 menit dan tambahkan
kembali larutan HCl 0,1 N hingga tanda batas.
Saring larutan.
Pipet 1 ml dan dimasukan pada labu 50 ml.
Tambahkan larutan HCl 0,1 N hingga tanda batas
Lakukan penetapan kadar menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 273 nm.
8. Uji Disolusi
Media disolusi : Air 900 ml
Alat disolusi : Tipe 2 (Tipe Dayung)
Waktu : 90 menit
Kecepatan : 75 rpm
Cara Kerja :
a) Masing-masing chamber di isi dengan 900 ml air
b) Pilih alat disolusi yang digunakan (alat tipe dayung)
c) Nyalakan alat disolusi. Atur suhu, kecepatan dan waktu disolusi. Setelah suhu, kecepatan dan waktu
tepat masukan kaplet amoksisilin dalam chamber hingga arut dalam 90 menit.
d) Ambil beberapa ml larutan sampel dalam chamber.
e) Lakukan penetapan kadar disolusi menggunakan spektrofotometri dengan panjang gelombang 273 nm.
BAB IV
HASIL DAN PERHITUNGAN
Bruto :
Tarra :
Netto :
c) Uji Kompresibilitas
100
e) Uji Homogenitas
1. Data penimbangan
3. Perhitungan Absorban
% Kadar =
Br = 706,5 mg Bi = 580 mg
% Kadar Sample I = x x x 100 %
= 128,03 %
% Kadar Sample II = x x x 100 %
= 125,28 %
% Kadar Sample III = x x x 100 %
= 128,87%
% Kadar Rata rata = = 127,39 %
4.2 Evaluasi Tablet
a) Uji Organoleptis
Bentuk : Kaplet
Warna : Putih
Bau : Khas Antibiotik
Rasa : Pahit
b) Uji Friabilitas
Keseragaman Kekerasan
No Keseragaman Ukuran
Bobot Tablet
Tablet
Berat Panjang Tebal Beban
1 659,1 mg 1,64mm 1,42 mm 12 kg/cm2
2 694,5 mg 1,62 mm 1,42 mm 14 kg/cm2
3 671,7 mg 1,63 mm 1,42 mm 11 kg/cm2
4 659, 1 mg 1,63 mm 1,43 mm 17 kg/cm2
5 681,4 mg 1,63 mm 1,44 mm 20 kg/cm2
6 680,3 mg 1,62 mm 1,42 mm 16 kg/cm2
7 694, 4 mg 1,64 mm 1,43 mm 11 kg/cm2
8 666,9 mg 1,63 mm 1,44 mm 12 kg/cm2
9 683,7 mg 1,64 mm 1,43 mm 13 kg /cm2
10 664,4 mg 1,62 mm 1,42 mm 15 kg /cm2
11 676,4 mg 1,64 mm 1,42 mm 12 kg/cm2
12 668,9 mg 1,62 mm 1,42 mm 14 kg/cm2
13 658,0 mg 1,63 mm 1,43 mm 11 kg/cm2
14 667,1 mg 1,64 mm 1,43 mm 16 kg/cm2
15 675,6 mg 1,64 mm 1,43 mm 13 kg/cm2
16 657,6 mg 1,63 mm 1,43 mm 17 kg/cm2
17 668,2 mg 1,62 mm 1,44 mm 18 kg/cm2
18 690,2 mg 1,63 mm 1,42 mm 11 kg/cm2
19 673,9 mg 1,63 mm 1,43 mm 12 kg/cm2
20 660, 3 mg 1,63 mm 1,43 mm 14 kg/cm2
Jumlah 13451,7 mg 32,62 mm 8,55 mm 279 kg/cm2
Rata-rata 672,58 mg 1,63 mm 0,427 mm 13,95 Kg/cm2
e) Uji Kadar
1. Data penimbangan
3. Perhitungan Absorban
f) Uji Disolusi
C stard = x = 0,1204
Bi 580 mg
Konsentrasi Sampel ; ppm = x = 0,12 x 1000 = 120 ppm
= 81,89 %
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum pembuatan sediaan kaplet Amoksisilin dengan metode cetak langsung dipilih
beberapa eksipien, antara lain Avicel pH 102 sebagai desintegran, Talkum sebagai glidan dan Mg stearat
sebagai lubrikan. Untuk kemudian dibuat tablet sebanyak 500 tablet dengan komposisi tiap tablet sebesar
706,5 mg/tablet.
Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode cetak langsung adalah: alirannya baik,
kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam
massa tablet. Dalam pencampuran setiap bahan harus benar-benar homogen karena akan
mengakibatkan tidak meratanya kandungan zat aktif pada granul dan tablet yang dihasilkan.
Evaluasi granul terutama dilakukan untuk formula baru atau pada modifikasi formula. Untuk
formula yang sama evaluasi granul tidak perlu dilakukan. Hasil valuasi granul yang dilakukan pada saat
percobaan dapat dilihat pada tabel berikut :
No Evaluasi Hasil
1 Bruto :
Penimbangan massa cetak Tarra :
Netto :
2 Kandungan lembab granul 5,52 %
3 Kompresibilitas 18,427 % (cukup)
4 Waktu alir 2,06 g/detik (sukar)
5 Sudut istirahat 34,69o (cukup)
6 127, 39% (Tidak
Rata-rata kadar bahan antara
memenuhi persayaratan)
DAFTAR PUSTAKA
2.
Mengenai Saya
mrs.im
Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
2016 (1)
2015 (2)
2014 (17)
o Juni (15)
Bingung Memilih Presiden?
Senyuman jingga itu....?
Laporan Praktikum Fisika Farmasi KELARUTAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN UJI AKTIVIT...
BAB III METODE PENELITIAN Uji Aktivitas Antibakter...
Formulasi Pemuatan Tablet CTM dengan Metode Cetak ...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN Uji Aktivitas Antibakteri Ekstra...
Laporan Praktikum Pembuatan Sediaan Cream
Laporan Praktek Pembuatan Emulsi
Laporan Ujian Praktek Farmakologi Efektifitas Anit...
Laporan Praktikum Pembuatan Syrup Paracetamol
Uraian Khusus PKL di Lembaga Farmasi Angkatan Udar...
Uraian Umum di Lembaga Farmasi Angkatan Udara (Laf...
Tinjauan Pustaka Laporan PKL Kimia Farma
o Mei (1)
o Maret (1)
2013 (18)
2012 (8)
Pos Memuat...
Komentar
Daily Calendar
http://eldadamayan.blogspot.co.id/2014/06/formulasi-pemuatan-tablet-ctm-
dengan.html