IDENTIFIKASI KONDISI DAN MASALAH

DESA CISEMPUR RT 01 RW 10

Felia Rizka Sudrajat (260110160038)

Kelas A

Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Abstrak

Desa Cisempur merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

Jatinangor Kabupaten Sumedang yang mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian
pekerja. Telah dilakukan observasi pada RT 01 RW 10 Desa Cisempur, yang
bertujuan untuk mengetahui kondisi wilayah tersebut, baik fasilitas maupun kondisi
lingkungan dan masyarakatnya. RT ini memiliki potensi di bidang kesenian,
pertanian, peternakan, dan perkebunan yang terlihat dari banyaknya masyarakat yang
memiliki lahan untuk bercocok tanam.

Kata Kunci : desa,Cisempur, RW 10, RT 01, kondisi, potensi

Abstract

Cisempur village is one of the village that located in the Sumedang District,
Jatinangor predominantly livelihood of workers. Observation has been done on RT 01
RW 10 Cisempur Village, which aims to determine the condition of the region, both
the facilities and the environment and society. The RT has a potential in art, farms,
ranches, and plantations that looked from its people who have the land to grow crops.

Keywords : village, Cisempur, RW 10, RT 01, condition, potential

PENDAHULUAN Pemerintahan Daerah, di mana desa
adalah kesatuan masyarakat hukum
Menurut definisi umum, desa
yang memiliki batas-batas wilayah
adalah sebuah aglomerasi permukiman
yang berwenang untuk mengatur dan
di wilayah perdesaan (Hardjatno,
mengurus kepentingan masyarakat
2007). Di Indonesia, istilah desa
setempat, berdasarkan asal-usul dan
adalah pembagian wilayah
adat istiadat setempat yang diakui dan
administratif di bawah kecamatan,
dihormati dalam sistem Pemerintahan
yang dipimpin oleh Kepala Desa. Kata
Negara Kesatuan Republik Indonesia
desa sendiri berasal dari bahasa
(Poerwadarminta, 1976). Pengakuan
India yakni swadesi yang berarti
Desa dalam Undang-Undang Dasar
tempat asal, tempat tinggal, negeri
tahun 1945 pasal 18B ayat 1 dan 2.
asal, atau tanah leluhur yang merujuk
Hal ini kemudian ditegaskan lagi
pada satu kesatuan hidup, dengan satu
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57
kesatuan norma, serta memiliki batas
Tahun 2005 tentang Desa dan Undang-
yang jelas (Kartohadikoesoemo,
Undang Republik Indonesia Nomor 6
1984). Menurut Undang-undang No. 5
Tahun 2014 tentang Desa. Undang-
Tahun 1979 Tentang Pemerintah
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Daerah, desa adalah suatu wilayah
Desa menggambarkan itikad negara
yang ditempati oleh sejumlah
untuk mengotomikan desa, dengan
penduduk sebagai kesatuan
berbagai kemandirian pemerintahan
masyarakat hukum, yang mempunyai
desa seperti pemilihan umum calon
organisasi pemerintahan terendah,
pemimpin desa, anggaran desa,
langsung di bawah camat dan berhak
semacam DPRD desa, dan
menyelenggarakan rumah tangganya
kemandirian pembuatan peraturan desa
sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan
semacam perda, menyebabkan daerah
Republik Indonesia.
otonomi NKRI menjadi provinsi,
Berdasarkan Undang-Undang kabupaten atau kota, dan desa.
nomor 32 tahun 2004 tentang Reformasi telah mencapai akarnya,
kesadaran konstitusi desa dan dusun mengatur dan mengurus kepentingan
diramalkan akan mendorong proses masyarakatnya. Kepala Desa
reformasi berbasis otonomi daerah bertanggung jawab kepada Badan
bersifat hakiki. Permusyawaratan Desa dan
menyampaikan laporan pelaksanaan
Pemerintahan Desa adalah
tersebut kepada Bupati (Widjaja,
penyelenggaraan urusan pemerintahan
2003) dalam bukunya Otonomi
oleh Pemerintah Desa dan Badan
Desa. Berdasarkan uraian tersebut,
Permusyawaratan Desa dalam
dapat disimpulkan bahwa
mengatur dan mengurus kepentingan
pemerintahan desa adalah kegiatan
masyarakat setempat berdasarkan asal-
penyelenggaraan pemerintahan yang
usul dan adat istiadat setempat yang
dilaksanakan oleh pemerintah desa
diakui dan dihormati dalam sistem
yaitu kepela desa dan perangkat desa.
Pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pemerintah Desa Permasalahan-permasalahan
atau yang disebut dengan nama lain yang biasanya terjadi di desa meliputi
adalah Kepala Desa dan Perangkat perbatasan antar desa, aksesibilitas
Desa sebagai unsur penyelenggara jalan, keamanan, sarana kesehatan,
pemerintahan desa. Pemerintahan Desa pertanian, komunikasi antar warga,
merupakan suatu kegiatan dalam pendidikan, serta permasalahan sosial
rangka penyelenggaraan pemerintahan masyarakat. (Tim KKNM UNPAD,
yang dilaksanakan oleh pemerintah 2014).
desa yaitu kepala desa dan perangkat
Desa Cisempur merupakan
desa. Pemerintahan Desa diartikan
salah satu dari 12 desa yang menjadi
sebagai : Penyelenggaraan
bagian Kecamatan Jatinangor. Desa
Pemerintahan Desa merupakan
Cisempur terletak di Jalan Letda
Subsistem dari sistem
Lukito diantara Desa Jatimukti dan
penyelenggaraan Pemerintah, sehingga
Desa Cintamulya dengan jumlah RW
Desa memiliki kewenangan untuk
sebanyak 12. Desa ini berjarak
beberapa ratus meter dari kantor dan masyarakat RT 01 RW 10 Desa
kecamatan Jatinangor ke arah Tanjung Cisempur. Pengumpulan data dengan
Sari. wawancara yaitu dengan melakukan
tanya jawab langsung dengan ketua RT
Kegiatan observasi yang
01 dan ketua RW 10, sedangkan studi
dilakukan di RT 01 RW 10 Desa
dokumenter dilakukan sebagai bukti-
Cisempur dilakukan dengan
bukti dan keterangan hasil observasi.
mengamati berbagai aspek yang ada
dalam desa tersebut, seperti dalam HASIL
bidang kesehatan, pendidikan,
kesenian, olahraga, dan bidang
lainnya. Observasi yang dilakukan
bertujuan untuk mengamati dan
menemukan berbagai masalah dan
potensi di berbagai bidang, khususnya
dalam bidang olahraga dan kesenian,
misalnya terdapat program khusus
mingguan yang berkaitan dengan
olahraga seperti senam bersama antar
warga dan lain-lain.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan

menggunakan metode penelitian
tindakan. Dalam penelitian ini,
terdapat 3 instrumen penelitian yaitu
observasi, wawancara, dan studi
dokumenter. Observasi dilakukan
dengan mengamati kondisi lingkungan
PEMBAHASAN Bahasa Sunda dalam bercakap atau
bertinteraksi antar warganya. Bahasa
RW 10 yang terdiri dari RT 01
Indonesia jarang digunakan dan hanya
dan RT0 2 terletak cukup jauh dari
digunakan ketika berinteraksi dengan
jalan utama. Untuk mencapai lokasi
orang pendatang dan di sekolah.
dari jalan utama dibutuhkan waktu
sekitar 15 menit menggunakan Kebanyakan warga RW 10
kendaraan bermotor. bekerja sebagai petani. Mereka
umumnya menanam padi. Selain
Kondisi lingkungan RT 01 dapat
bertani, warga RW 10 juga sebagaian
dibilang masih cukup asri namun
bekerja sebagai buruh pabrik (ada satu
kondisi perumahan warga yang
pabrik yang terletak tidak jauh dari
cenderung tidak tertata rapih dan jalan
RW 10), pegawai negeri, pegawai
yang berlubang-lubang juga tumpukan
swasta, tukang ojek, pekerja serabutan,
sampah yang sering ditemui membuat
dll. Kebanyakn perempuan di RW 10
lingkungan RT 01 terlihat agak
hanya bekerja sebagai ibu rumah
semeraut. Hewan peliharaan seperti
tangga. Tingkat pendidikan warga RW
ayam dan kucing juga dibiarkan liar
10 adalah lulusan sekolah menengah
sehingga nampak kurang elok. Di RW
atas (SMA). Tidak banyak warga RW
10 terdapat satu pangkalan ojek dan
10 yang lulus perguruan tinggi, bahkan
satu lapangan umum untuk
beberapa warga yang hanya lulus SD
berolahraga. Ojek merupakan moda
atau SMP. Hampir semua anak-anak di
transportasi utama untuk masyarakat
RW 10 bersekolah. Mereka bersekolah
RW 10. Di dekat RW 10 juga terdapat
di SD yang terletak di desa Cisempur
satu sekolah yakni lembaga pendidikan
yang tidak jauh dari tempat tinggal
(TK-SD kelas 3) Al Ghazali.
mereka.
Masyarakat di RT 01 masih
Di bidang kesenian, RT 01
memegang teguh adat-budaya Sunda.
memiliki potensi berupa kesenian
Masyarakat RT 01 menggunakan
dangdut dan marawis. Marawis ini
menjadi wadah kesenian bagi pelajar berdekatan dan tidak memiliki ruang
di madrasah setempat. Kesenian ini yang cukup.
pun hanya nampak pada anak-anak
SIMPULAN
usia sekolah yang menuangkan jiwa-
jiwa seni mereka di sekolah. Selain itu Berdasarkan observasi yang
juga RT ini memiliki potensi di bidang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
pertanian, peternakan, dan perkebunan kondisi lingkungan di RT 01 RW 10
terlihat dari banyaknya masyarakat Desa Cisempur sudah cukup asri,
yang memiliki lahan untuk bercocok namun kekurangannya terletak pada
tanam (sayur mayur), beternak bebek, kondisi jalan yang belum cukup baik
dan ayam. Terkait kegiatan olah raga, dikarenakan lebar jalan yang sempit
warga RW 10 kurang begitu mencolok. dan minimnya transportasi umum
Terkait olah raga, warga RW 10 (angkot) dan tumpukkan sampah yang
kurang begitu mencolok. Hanya ada sering ditemui di pinggir jalan.
satu kegiatan olah raga rutin yakni Permasalahan lain yang muncul yaitu
senam pagi tiap hari kamis. Kegiatan dalam bidang kesenian dan olahraga,
inipun diselenggarakan di RW 11. yaitu kurangnya fasilitas untuk
menunjang masyarakat dalam olahraga
Adapun masalah seputar
dan seni.
kesenian dan olahraga yang dihadapi
oleh RT ini antara lain: fasilitas DAFTAR PUSTAKA
kesenian yang kurang memadai untuk
Harjanto, N. 2007. Memajukan
menunjang kesenian dangdut,
Demokrasi Mencegah Disintegrasi.
khususnya marawis (tidak tersedianya
Sebuah Wacana Pembangunan Politik.
bass, kendang, rebana, dll) dan kurang
Yogyakarta: Tiara Wacana.
tersedianya lahan terbuka untuk
lapangan olahraga. Hal ini terlihat
kondisi rumah antar warga yang terlalu
Kartohadikoesoemo, S. 1984. Desa.
Yogyakarta: PN Balai Pustaka.
Poerwadarminta. 1976. Kamus Umum
Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
Tim KKNM Unpad. 2014. Tersedia
online pada
http://kknm.unpad.ac.id/
pamulihan/about/kajian
permasalahan-desa pamulihan/
[Diakses tanggal 18 Desember
2016]
Widjaja, HAW. 2003. Otonomi Desa
Merupakan Otonomi yang Asli,
Bulat, dan Utuh. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada.