Вы находитесь на странице: 1из 71

1

B A BII ALAT GERAK

Standar Kompetensi:
Setelah mengikuti mata kuliah Struktur dan Perkembangan
Hewan II ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep
Struktur Perkembangan Hewan Vertebrata.

Kompetensi Dasar:
Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan
memahami dan menjelaskan alat gerak vertebrata.

Deskripsi Singkat
Pokok bahasan ini membahas tentang skeleton vertebrata,
penutup tubuh, skeleton dan otot tubuh, jaringan penyokong
serta pola badan.

Pokok Bahasan II : Alat Gerak

A. SISTEM RANGKA
Rangka berfungsi sebagai penunjang tubuh dan
pelindung organ-organ vital, bersama otot lurik membangun
alat gerak dan sebagai tempat deposit kalsium. Vertebrata
mempunyai endoskeleton. Endoskeleton dibagi menjadi
rangka sumbu, rangka anggota dan tulang heterotrofik.
Rangka sumbu terdiri
atas 1. tengkorak
(cranium);

Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas ftGRI dari
tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur fterkembangan Hewan II
Edward Alfin, M.Si
2

2. rangkaian ruas tulang belakang (columna


vertebrata);

Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas ftGRI dari
tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur fterkembangan Hewan II
Edward Alfin, M.Si
3. rusuk
(costae); 4. tulang dada
(sternum). Rangka
anggota terdiri dari
1. gelang bahu (gelang pektoral) dengan rangka anggota
depan;
2. gelang panggul (gelang pelvic) dengan rangka anggota
belakang.

Tulang heterotrofik

Merupakan tulang yang tumbuh di jantung, kelopak mata


dan organ lain.

1. RANGKA SUMBU
a. Tengkorak (cranium)
Fungsi utama tengkorak adalah untuk
melindungi otak dan organ sensoris utama yaitu
hidung, mata, teling dan saraf-sarafnya. Rahang
bawah berartikulasi (terdapat persendian) dengan
rahang atas sehingga mulut dapat dibuka/ditutup
dan melakukan gerakan menguyah makanan.
Rahang atas tumbuh menyatu dengan tengkorak,
tetapi ada yang membentuk artikulasi dengan
tengkorak.
Tengkorak dibangun oleh tiga komponen
struktural dan fungsional yaitu neurokranium,
dermatokranium dan splankrnokranium.

1) Neurokranium
Neurokranium merupakan bagian
tengkorak yang melindungi otak dan organ
sensoris hidung, mata, telinga. Kelompok
tulang-tulang ini semula adalah jaringan rawan
yang kemudian diganti oleh jaringan tulang.
Termasuk dalam kelompok neurokranium
adalah tulang basi-oksipital, 2 tulang eks
oksipital, 1
tulang supra-oksipital; tulang basi-sfenoid dan
pre sfenoid, tulang orbito-sfenoid dan pleuro-
sfenoid; cribriform plate, conchae, mes-
etmoid, etmoid; tulang pro-otik, opis-otik dan
epi-otik. Pada mamalia tulang basioksipital,
eksosipital, supraoksipital menyatu menjadi
tulang oksipital. Pada permukaan bawah
(ventral) tulang oksipital atau basioksipital,
ada sepasang bonggol yang disebut kondilus
oksipitalis., yaitu tempat persendian dengan
atlas (vertebra servikalis pertama). Pada aves
dan mamalia tulang prootik, episotik, epiotik
menyatu menjadi tulang peri-otik atau tulang
petrosal. Tulang petrosal dapat menyatu
dengan tulang squamosal menjadi tulang
temporal.

2) Dermatokranium
Dermatokranium merupakan bagian
tengkorak yang terdapat di bagian dorsal dan
lateral otak maupun neurokranium. Kelompok
tulang-tulang ini semula adalah jaringan ikat
biasa (kelompok mesoderm sewaktu masa
embrio) yang kemudian mengalami
diferensiasi menjadi jaringan tulang, maka
disebut tulang derma.
Kelompok tulang ini adalah sebagai
berikut:

1. tulang langit-langit primer yang terdiri


dari: tulang vomer, para-sfenoid,
palatinum dan pterigoid;
2. tulang langit-langit sekunder
merupakan keping dengan posisi
horizontal yang membagi rongga
mulut primitif (yang hanya beratapkan
langit-langit primer) menjadi
rongga hidung sebagai jalur
pernafasan terpisah secara sempurna
dari rongga mulut sebagai jalur
pencernaan;
3. tulang penutup terdiri dari tulang
nasal, frontal, parietal, postparietal;
4. tulang sirkumorbital terdiri dari tulang
lakrimal, prefrontal, postfrontal,
postorbital dan supraorbital;
5. tulang rahang atas terdiri dari tulng
premaksila, maksilajugal, kuadrojugal.

3) Splanknokranium
Splanknokranium merupakan rangka
lengkung faring. Pada pisces merupakan
rangka rahang dan lengkung insang. Pada
tetrapoda mengalami modifikasi yang
disesuaikan dengan kehidupan di darat. Asal
jaringan splanknokranium adalah dari sel-sel
pial neural (neural crest cells) yang
berdiferensiasi menjadi jaringan rawan,
kemudian digantikan oleh jaringan tulang.
Lengkung pertama disebut lengkung
mandibula yang terdiri dari palatokuadratum
dan meckel. Lengkung kedua disebut lengkung
hyoid terdiri dari hyomandibula di bagian
dorsal, seratolnyal di sisi lateral dan basihyal
di bagian basal.

b. Rangkaian Ruas Tulang Belakang


(columna vetebralis)
Tulang belakang dibangun oleh rangkaian
ruas-ruas tulanng belakang (ruas-ruas vertebra)
yang terentang dari tengkorak sampai ujung ekor
dan berfungsi juga untuk
4
0

melindungi sumsum tulang belakang


(medulla spinalis/spinal cord) yang
merupakan bagian sraf pusat.
Umumnya setiap ruas vertebra mempunyai
struktur anatomis yang terdiri dari badan vertebra
(sentrum/corpus vertebrae), lengkung (arcus) dan
taju (processus)

1. badan vertebra (sentrum/corpus vertebra)


badan vertebra menggantikan notokorda.
Badan ini mempunyai dua permukaan
persendian yang disebut fasies terminalis
anterior dan fasies terminalis posterior. Antara
satu ruas dengan ruas berikutnya terdapat
diskus intervertebralis (keping antar ruas
tulang belakang) yang berstruktur rawan
serabut. Bila terjadi fusi antar ruas, maka
struktur rawan ini digantikan oleh struktur
tulang.
Berdasarkan bentuk fasies terminalis
tersebut, dikenal lima macam badan vertebra.
Amfisel bila kedua fasies terminalis cekung
pada pisces dan umumnya amfibia. Prosel bila
fasies terminalis anterior cekung dan yang
posterior cembungg pada anura dan
umumnya reptilia. Opistosel bila fasies
terminalis anterior cembung sementara
posterior cekung pada urodela dan vertebra
wilayah leher ungulata. Amfiplati bila kedua
fasies terminalis datar pada mamalia.
Heterosel bila kedua fasies terminalis
berbentuk seperti pelana, hanya pada
vertebra wilayah leher aves.
2. Lengkung (arcus)
Ada dua macam lengkung yaitu lengkung
neural (arcus neuralis) dan lengkung hemal
(arcus haemalis).
Lengkung neural dibentuk oleh dua buah
keping tulang yang bertemu di bagian medio-
dorsal, sehingga membentuk rongga yang
disebut dengan foramen vertebra. Rangkaian
ruas tulang belakan juga berarti rangkaian
foramen vertebra yang membentuk saluran
disebut dengan kanalis vertebralis yang
berfungsi sebagai tempat/untuk
melindungimedullan spinalis.
Lengkung hemal dibentuk oleh dua buah
keping tulang yang bertemu di bagian medio-
ventral berfungsi melindungi arteri dan vena
kaudalis.

3. Taju (processus)
Taju neural (processus neuralis/processus
spinosus) merupakan taju yang berasal dari
lengkung neural. Taju hemal (processus
haemalis) merupakan taju yang berasal
lengkung dan taju hemal.

Contoh Ruas Tulang Belakang


Vertebra a) Pisces
Ikan sebagai hewan di air, struktur
vertebra terdiri dari vertebra trunkus dan
vertebra caudalis. Pada jenis ikan tertentu
taju neural sangat penting, dari bahan
vertebra maupun lengkung neural muncul
sebagai taju. Pada vertebra caudalis ada
lengkung dan taju hemal.
b) Tetrapoda
Untuk menyesuaikan kehidupan di darat,
gerakan kepala terpisah dari gerakan
tulang belakang. Umumnya mempunyai
dua pasang anggota tubuh; sehingga
struktur vertebra mengalami modifikasi
sebagai berikut. Pada umumnya
tetrapoda mempunyai vertebra yang
terdiri dari vertebra wilayah leher disebut
vertebra servicalis, wilayah punggung
disebut vertebra toracalis, wilayah
pinggang disebut vertebra lumbalis,
wilayah selangkang disebut vertebra
sakralis dan wilayah ekor disebut vertebra
caudalis. Setiap spesies tetrapoda dari
kelas yang berbeda mempunyai vertebra
dengan ciri-khas masing-masing,
demikian pula vertebra dari setiap
wilayah tubuh.
- vertebra
Berdasarkan struktur morfologi,
leher anura tampak sangat pendek,
ternyata hewan ini hanya
mempunyai satu ruas vertebra
servicalis. Pada wilayah punggung
ditunjang oleh enam ruas vertebra
dorsalis, kemudian satu ruas vertebra
sacralis. Dan mempunyai satu urostyl
(menempati posisi vertebra caudalis,
merupakan suatu ciri khas bahwa
hewan ini tidak mempunyai ekor.
- Vertebra
aves
Sebagai contoh aves adalah
Columba livia , mempunyai 12- 14
ruas vertebra servicalis, lima
vertebra torakalis, enam vertebra
lumbalis, dua vertebra sakralis dan
15 vertebra caudalis. Vertebra aves
mempunyai ciri kahs yang disebut
dengan sinsakrum. Yang bersifat
kaku, sebagai hasil fusi satu
verterbra torakalis, enam vertebra
lumbalis, dua vertebra sacralis dan
lima vertebra caudalis.

- Vertebra mamalia
Struktur setiap wilayah vertebra
mempunyai ciri khas, sebagai contoh
adalah vertebra homo sapiens.
Vertebra servicalis ada tujuh ruas,
ruas pertamanya disebut dengan
atlas dan ruas kedua disebut dengan
aksis (epistrofus), istilah khusus ini
karena ada struktur yang istimewa,
hal ini juga dimiliki oleh tetrapoda
yang lain bila hewan itu dapat
menggerakkan kepalanya.

Atlas tidak mempunyai centrum dan


taju neural, tetapi atlas mempunyai
beberapa ciri khas sebagai berikut:
fasies artikularis superior berupa
lekukan tempat persendian dengan
condilus aksipitalis;
fasies artikularis inferior berupa
daratan tempat persendian dengan
fasies artikularis superior milik aksis;
fovia dentis merupakan bagian dalam
arkus anterior tempat persendian
dengan dens epistrofeus.
Aksis mempunyai centrum yang
menonjol disebut dens epistrofeus.
Struktur khas ini bertindak sebagai poros
terhadap atlas, sehingga kepala dapat
ditegakkan.
Ciri umum vertebra servicalis adalah
mempunyai sepasang taju transversal
(processus transversus) yang tumbuh dari
lengkung neural ke arah lateral. Pada taju
transversal terdapat sepasang lubang
yang disebut dengan foramen tranversus.
Serangkaian foramen transversus
membangun saluran sebagai tempat
arteri dan vena yang menuju dan kembali
ke/dari otak. Selain itu vertebra servicalis
yang lain centrum dan taju neural.
Vertebra torakalis ada 12 ruas
dengan ciri khas mempunyai taju neural
yang paling panjang dan kokoh; taju
transversal yang paling lebar. Pada
bagian lateral lengkung neural terdapat
tempat untuk persendian dengan rusuk,
yang sisi dorsal disebut diapophysis dan
yang sisi ventral disebut paraphyta
(parapofisis).
Vertebra lumbalis dan 5 ruas, garis
tengah centrumnya lebih lebar
dibandingkan dengan
verebra toracalis. Sedangkan taju neural
dan taju transversalnya lebih kecil
daripada vertebra toracalis. Antara taju
transversal denga taju neural terdapat
tonjolan kecil yang disebut processus
mamilaris (taju mamilaris).
Vertebra sacralis ada 5 ruas. Ruas
pertama adalah yang paling besar dan
secara bertahap semakin ke arah
posterior menjadi lebih kecil. Vertebra ini
pada yang dewasa mengalami fusi dan
menjadi sebuah tulang sakrum. Pada sisi
lateral tulang ini mempunyai permukaan
persendian dengan tulang ilium bagian
gelang pelvik.
Vertebra caudalis atau koksiks ada 4
ruas. Koksiks ini merupakan vertebra
yang paling kecil di antara yang lainnya.
Vertebra inipun pada yang dewasa
mengalami fusi dan membentuk
persendian dengan sakrum.
c. Rusuk (iga atau costae)
Rusuk berartikulasi di sisi medio-dorsal dengan
vertebra dan meluas ke arah lateral ke dalam
dinding tubuh. Pada pisces semua vertebra tubuh
mempunyai rusuk. Ada 2 jenis rusuk berdasarkan
posisinya yaitu rusuk dorsal dan ventral. Rusuk
dorsal tumbuh ke arah lateral di dalam septum
horizontal dan rusuk ventral melengkung ke arah
ventral di dalam miosepta. Pada beberapa spesies
ikan, rusuk ventral di wilayah ekor bertemu di
bagian ujung ventral dan membentuk lengkung
hemal.
Rusuk pada tetrapoda hanya satu jenis, khas
berkepala dua (bicipital). Kepala yang dorsal
disebut
tuberculum dan bersendi dengan diapofisis,
sementara yang ventral disebut capitulum dan
bersendi dengan parapofisi. Ada tetrapoda yang
mempunyai rusuk yang bersendi dengan vertebra
servicalis. Rusuk demikian disebut rusuk leher,
biasanya pendek dan kepala rusuk umumnya
tumbuh menjadi satu.
Sementara rusuk yang paling umum adalah
rusuk yang bersendi dengan vertebra toracalis,
disebut rusuk toraks. Pada amniota, rusuk toraks
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian dorsal yang
berstruktur jaringan tulang dan bagian ventral
yang berstruktur jaringan rawan.
Rusuk toraks aves dan beberapa jenis
lacertilia, mempunyai taju pipih disebut processus
uncinatus (uncinate processus). Rusuk toraks homo
sapiens ada 12 pasang, 7 pasang yang pertama
pada bagian ventral langsung melekat pada
sternum dengan perantaraan rawan kosta
(berstruktur rawan hyalin), yang demikian disebut
rusuk sejati (costae verae). Sementara yang ke 8-
10, rawan kosta melekat ke rusuk yang ke 7, maka
disebut rusuk palsu (costae spurium). Sedangkan
yang ke 11-12 bagian ventralnya tidak
melekat/melayang, sehingga disebut rusuk
melayang (costae fluctulans). Mamalia yang lain
juga mempunyai iga macam rusuk toraks tetapi
jumlahnya berbeda.

d. Tulang Dada (sternum)


Sternum atau tulang dada merupakan struktur
yang khas pada tetrapoda. Tidak dijumpai pada
caecilia, urodela (proteus, amphiuma), ular, kadal
tanpa kaki dan kura-kura.
Pada anura terdiri dari segmen yang terletak
anterior dan posterior terhadap gelang pektoral.
Segmen yang anterior terdiri dari 2 bagian, yaitu
episternum dan omosternum. Segmen yang
posterior juga ada 2 bagian yaitu sternum dan
xifisternum. Sternum reptil berartikulasi dengan
gelang pektoral dan sejumlah rusuk. Aves yang
dapat terbang, di bagian medioventral sternumnya
tumbuh suatu struktur yang disebut carina sterni,
berbentuk pipih yang tegak lurus terhadap
sternum, sebagai tempat melekat otot dada yang
tebal (otot terbang). Sternum mamallia terdiri dari
segmen yang disebut sternebra, yang paling
anterior disebut manubrium, yang bagian tengah
disebut badan sternum dan bagian paling posterior
yang berstruktur rawan hyalin disebut processus
xifoid (processus xiphoideus).

2. RANGKA ANGGOTA (appendikular)


Rangka appendikular diabangun oleh gelang bahu
(gelang pektoral), gelang panggul (gelang pelvic) dan
rangka anggota (rangka ekstrimitas).
Gelang pektoral yang terdapat pada semua
vertebra merupakan modifikasi dari suatu pola dasar
pada telestoi dini, yang terdiri dari 3 pasang tulang
endokondral, yaitu tulang korakoid, skapula dan
supraskapula; dan tulang derma yang terdiri dari
klavikula, kleitrum, suprakleitrum dan posttemporal.
Gelang pektoral teleostei yang sekarang, tulang
korakoid dan skapula menyatu menjadi tulang
korakoskapula, sementara tulang kleitrum menjadi
tulang utama pada gelang pektoral.
Gelang pektoral tetrapoda dini seperti pola dasar,
kecuali terdapat tulang interklavikula di bagian
medioventral. Gelang pektoral tidak berhubungan
dengan tengkorak. Gelang pektoral
anura terdiri dari skapula, supraskapula, klavikula,
korakoid dan epikorakoid. Gelang pektoral aves terdiri
dari tulang klavikula, interklavikula, korakoid dan
skapula. Gelang pektoral mamalia terdiri dari tualng
skapula, korakoid yang sudah tereduksi menjadi taju
korakoid dan klavikula. Antara tulang skapula dan
korakoid terdapat lekukan yang disebut fossa
glenoidales yang merupakan tempat berartikulasi
tulang humerus.
Tulang pelvic ikan tidak berhubungan dengan
bagian rangka yang lain, sedangkan pada tetrapoda
gelang pelvic berartikulasi dengan tulang belakang
pada wilayah vertebra sakralis. Semua tulang yang
membangun gelang pelvic adalah tulang endokondral.
Gelang pelviv pisces terdiri dari sepasang plat
rawan atau tulang iskiopubis (oschiopubis) yang
bertemu di bagian medioventral sebagai simfasis pelvic.
Sirip pelvic (sirip belakang) berartikulasi dengan gelang
ini. Gelang pelvic tetrapoda disusun oleh tiga buah
komponen tulang pada tiap sisi lateral. Di bagian
ventro-anterior adalah pubis, bagian posterior adalah
iskium (ischium) dan bagian dorsal adalah ilium.
Asetabulum merupakan tempat berartikulasi dengan
femur, terletak pada pertemuan ketiga tulang tersebut.
Pada kebanyakan tetrapoda tulang pubis dan iskium
bertemu di bagian medioventral membentuk simfisis
iskiopubis (ischiopubis). Bila hanya tulang pubis
bertemu disebut simfisis pubis. Melalui tulang ilium,
gelang pelvic berartikulasi dengan taju transversal
vertebra sakralis. Jumlah elemen tulang yang
membangun gelang pelvic tetap, namun bentuknya
bervariasi akibat modifikasi sesuai dengan kebutuhan
masing-masing spesies.
Rangka Anggota Tetrapoda
Tetrapoda berarti mempunyai empat/dua pasang
anggota, sepasang anggota depan/anterior dan
sepasang anggota belakanng/posterior, ternyata ada
perkecualian pada beberapa spesies, ada yang hanya
dua/sepasang anggota, bahkan tidak beranggotakan.
Anggota depan mengalami modifikasi digunakan untuk
fungsi yang berbeda, seperti berjalan, merangkak,
berenang, meloncat, memanjat, melayang, terbang dan
menggali.
Rangka anggota tetrapoda terdiri dari lima
segmen, yaitu propodium (humerus atau femur),
epipodium (radius dan ulna atau tibia dan fibula),
mesopodium (karpalia atau tarsalia), metapodium
(metakarpalia atau metatarsalia) dan falang.

B. SISTEM OTOT
Sistem otot yang dijelaskan terbatas pada otot rangka
(otot lurik) berdasarkan struktur histologisnya. Hampir
semua otot jenis ini melekat pada tulang yang membangun
rangka tubuh. Otot lurik bersama dengan rangka disebut
juga sebagai alat gerak tubuh.

1. Jenis Otot
Otot rangka mempunyai origo, yaitu tempat
melekat otot dan bagian ini relatif tidak bergerak bila
otot berkontraksi, insertio, yaitu tempat otot melekat
dan bagian ini merupakan bagian yang bergerak/pindah
posisi bila otot berkontraksi.
Penamaan otot rangka dapat berdasarkan arah
serabut otot (rektus, obliqus), posisi (torakik,
superfisial), jumlah bonggol/kepala (beceps, triceps),
bentuk (deltoid, teres, serratus), origo dan/atau insertio
(xiphihumeralis, stapedius), fungsi, ukuran (major,
longissimus).
5
0

2. Klasifikasi Otot Berdasarkan Fungsi


a. Fleksor menyebabkan struktur berkas otot
menekuk saat kontraksi, dan ekstensor yang
menyebabkan lururs kembali;
b. Aduktor yang membawa suatu struktur ke arah
sumbu tubuh dan abduktor yang menyebabkan
menjauhi tubuh;
c. Protraktor yang menyebabkan suatu struktur dapat
dijulurkan (lidah) dan retraktor adalah gerak yang
menarik kembali;
d. Levator gerakan mengangkat suatu berkas otot
dan depresor yang mengembalikan ke posisi
semula;
e. Rotator menyebabkan gerakan memutar pada
sumbunya;
f. Supinator gerakan telapak tangan diputar
menghadap ke atas (tengadah) dan Pronator
adalah gerakan yang sebaliknya
(menelungkupkan).

3. Fungsi Otot Polos


a. konstriktor menyebabkan pemampatan lumen
visera, contoh kandung kemih dan pembuluh
darah;
b. sfinkter menyebabkan suatu lubang (contoh
pangkal oesofagus) menyempit;
c. dilator menyebabkan suatu lubang ataupun lumen
membuka.

4. Sistem Otot pada Kodok


a. otot epaksial merupakan otot-otot yang
membengkokkan badan ke arah dorsal dan
menguatkan kolumna vertebralis terhadap sakrum.
Kelompok otot ini terdiri dari: (Musculus = M)
5
1
1) M. intertransversii, otot pendek pada sisi
dorsal di antara vertebra;
2) M. longissimus dorsi, lapisan otot yang
letaknya latero-dorsal terhadap
intetransversarii , merupakan serabut otot
yang longitudinal;
3) M. koksigeosakralis, bentuk seperti pita dan
terbagi oleh tendo-tendo yang melintang,
letaknya di sebelah lateral M. longissimus
dorsii;
4) M. koksigeoilikus, terletak posterior terhadap
M. koksigeosakralis;
5) M. rhomboideus, berbentuk seperti jajaran
genjang, serabut-serabut terletak serong
(oblik) terhadap sumbu longitudinal tubuh;
6) M. kukularis merupakan otot yang kecil
(sempit) terletak di sebelah ventro-lateral dari
M. rhomboideus;
7) M. depressor mandibulae, berbentuk lebar dan
menciut di lateralnya, terdapat di wilayah
posterior kepala.

b. otot hepaksial, yaitu otot yanng membengkokkan


badan ke arah ventral
1) M. obliqus eksternus merupakan lapisan otot
yang tipis terletak pada tepi badan sebelah
luar, serabut- serabutnya oblik terhadap
sumbu longitudinal tubuh ke arah caudo-
ventral;
2) M. obliqus internus erupakan lapisan otot yang
tipis terletak di sebelah dalam, serabut-
serabutnya berlawanan arah terhadap M.
obliqus eksternus;
3) M. transversus abdominis merupakan lapisan
otot yang tipis, terletak di antara M. obliqus
eksternus dan internus. Posisi serabutnya
tegak lurus terhadap sumbu longitudinal
tubuh;
4) M. rectus abdominis merupakan lapisan otot
yang terletak pada medio-ventral dinding
tubuh sebelah ventral di posterior sternum.
Akar serabutnya adalah antero-ventral, di
bagian tengah pada garis medo- ventral
terdapat linea alba.

c. Di bagian anterior otot-otot hipaksial terdapat otot-


otot sebagai berikut:
1) M. submaksilaris merupakan otot tipis dan
lebar yang terentang di antara mandibula;
2) M. subhioideus merupakan otot tipis dan
sempit yang terentang di antara mandibula di
sebelah posterior
M. submaksilaris;

3) M. sternohioideus merupakan sambungan di


bagian anterior M. rektus abdominalis, terletak
di sebelah kiri dan kanan, untuk melihat otot
ini sternum di bagian anterior harus diangkat.

d. Otot-otot ventral anggota depan terdiri dari M.


pektoralis,
M. korako-radialis, M. korako-brachialis, M. brachio-
radialis atau M. biceps brachii;
e. Otot-otot dorsal anggota depan terdiri dari M.
dorsalis- skapulae, M. latissimus dorsi, M. ankonius
atau M. triceps brachii;
f. Otot-otot ventral anggota belakang terdiri dari M.
aduktor magnus, M. aduktor longus, M. sartorius,
M. grasilis mayor, M. grasilis minor, M. kruralis, M.
tibialis anterior longus;
g. Otot-otot dorsal anggota belakang terdiri dari M.
semimembranosus, M. senti-tendonosus, M. ilio-
fibularis,
M. gluteus, M. tensor fascia latae, M. peroneus, M.
gastrok-nemius atau M. plantrais longus.

C. JARINGAN PENYOKONG
Suatu tanda yang berkarakateristik bagi hewan adalah
gerakan yang aktif, yang hanya dapat dilakukan dengan
adanya jaringan- jaringan khusus. Antara lain jaringan
penyokong yang meliputi jaringan pengikat dan jaringan
tulang

1. Jaringan Pengikat
Selalu mempunyai fibra di dalam substansia
interselulernya. Jaringan ini berasal dari sel-sel
mesenkim embrional yang mempunyai processus
protoplasmik. Jaringan- jaringan di dalam kelompok ini
kemudian menjadi bermacam bentuk dan beberapa di
antaranya yang membentuk serabut- serabut dan
substansia interseluler yang lain, sel satunya menjadi
kurang nyata. Oleh karena substansia dan sel-sel
mempunyai bermacam-macam variasi maka tipe
jaringan ini dibagi menjadi berbagai kategori.
Pembagian inipun sesungguhnya sukar dan tidak
meyakinkan, oleh karena masih ada bentuk-bentuk
peralihan. Bahkan pada organisme dewasa, suatu tipe
jaringan pengikat dapat berubah secara langsung
menjadi tipe lain.
Komponen-komponen fibrosa dari jaringan pengikat
tubuh biasanya tersusun irreguler. Tergantung apakah
fibra tersusun longgar atau padat, seringan diadakan
pembedaan antara jaringan pengikat longgar dan
jaringan pengikat padat. Pada tendo dan membrana
fibrosa serta lamella jaringan pengikat dan beberapa
organ, fibra tersusun reguler, artinya disebut juga
jaringan pengikat reguler.
a. Jaringan Pengikat Longgar
Jaringan pengikat longgar merupakan median
penyokong dan yang mengelilingi elemen-elemen
dari jaringan-jaringan lain. Jaringan ini merupakan
material penyusun dan mengisi ruangan-ruangan
organ-organ. Dengan adanya fibra kolagen
memungkinkan suatu pergerakan tertentu pada
bagian-bagian yang saling dihubungkannya.
Jaringan ini juga berperanan di dalam penyediaan
nutrisi bagi elemen dari jaringan lain yang
diselaputinya. Peranan tiap selnya dalam fungsi ini
kurang jelas, tetapi hanya jelas bahwa semua
substansia yang diterima sel dan jaringan tersebut
dari darah, maupun semua hasil metabolisme dan
air yang dikembalikannya ke dalam darah, harus
melewati suatu lapisan jaringan pengikat.
Beberapa sel diantaranya diduga mempunyai
fungsi endokrin, tetapi hal ini belum jelas terbukti.
Jaringan pengikat longgar terbentuk dari mesenkim
yang tetap ada seterusnya adalah semua tipe
jaringan pengikat terbentuk. Jaringan ini
mengandung hampir semua elemen seluler dan
interseluler yang juga terdapat di dalam jenis
jaringan pengikat yang lain dan berperanan
sebagai suatu prototipe jaringan pengikat pada
umumnya. Jaringan ini mempunyai massa yang
ulet keputihan, terdapat dalam ruangan antara
organ dan bersama-sama saluran darah memasuki
bagian dalam dari organ tersebut. Pada organ yang
dipisahkan satu sama lain, jaringan ini terbentang
di antaranya dalam bentuk-bentuk membran dan
benang- benang, yang berisi rongga-rongga
potensi yang sangat banyak, yang dapat berisi
cairan atau hawa. Rongga- rongga inilah yang oleh
para ahli anatomi pertama-tama
dianggap sel dan jaringan ini kadang dinamakan
jaringan areoler.
Jaringan pengikat longgar, pada dasarnya
terdiri dari bagian-bagian:
1) Substansia interseluller
a) Serabut-serabut kolagen
Terdapat pada semua jenis jaringan
pengikat sebagai elemen yang paling
berkarakteristik, merupakan benang-
benang atau pita-pita yang lurus ataupun
bergelombang dengan tebal 1 12
mikron.
Serabut ini berjalan ke semua arah
dan ujungnya sukar ditemukan. Serabut
ini tidak berwarna, mempunyai garis
longitudinal, yang dalam penampang
melintangnya tampak granuler.
b) Serabut-serabut elastik
Jarang terdapat dalam jaringan
Pengikat longgar. Serabut ini panjang,
berjalan dalam berbagai arah; merupakan
benang silindris atau benang-benang
pipih yang tampak mengkilat, jauh lebih
pipih dibanding serabut kolagen. Serabut-
serabut tidak fibriller, biasanya homogen,
bercabang, anastomase lepas dan
membentuk anyaman yang longgar.
Kedaan aslinya lurus tetapi dalam
preparat tampak bergelombang atau
spiral. Jaringan yang mengandung banyak
serabut-serabut elasik akan tampak
kuning.
c) Serabut-serabu retikular
Serabut ini sangat tipis terdapat
jaringan pengikat yang ada di dekat
jaringan lain. Serabut-serabut ini sangat
bercabang-cabang dan pada membrana
basalis membetnuk suatu anyaman yang
padat yang memisahkan epithellium dari
jaringan pengikat. Anyaman semacam ini
juga terbentuk di sekitar pembuluh-
pembuluh darah terutama kapiler, fibra,
otot, fibra saraf, sel lemak dan dalam pars
respiratoris pulmonalis. Serabut retikular
berlanjut dengan serabut kolagen dan ada
peralihan yang berangsur antara
keduanya. Beberapa ahli berpendapat
bahwa serabut retikuler merupakan
serabut kolagen immatura, sehingga
disebut sebagai serabut prekolagen.
d) Substansia dasar
Baik serabut kolagen, retikular dan
elastik serta sel jaringan pengikat,
terdapat di dalam suatu material
homogen yang dibentuk oleh sel- sel
jaringan pengikat dan merupakan suatu
campuran yang kompleks dari protein,
karbohidrat, lipid dan air.
Bagian-bagian berhubungan dengan
cairan jaringan yang berasal dari plasma
darah dan merupakan medium untuk
pertukaran metabolit di antara darah
yang beredar dan sel jaringan.
Viskositasnya beubah-ubah dari bentuk
cair ke bentuk gel, dipengaruhi oleh
hyaluronidase.
Apabila substansia dasar tersebut
mengelilingi struktur-struktur tertentu
seperti
otot-otot dan kapiel-kapiler atau terdapat
pada basis dari struktur epithellium
tertentu, substansia tersebut begitu
termodifikasi sehingga bersama-sama
dengan seraut retikuler di dekatnya akan
membentuk membrana basalis.
Perubahan substansia dasar ini
dipengaruhi oleh umur, aktifitas dan
kondisi patologis tertentu. Diduga
pembentukan substansia dasar
dipengaruhi oleh hormon- hormon relaxin,
adrenocotropin dan cortison.
Diduga substansia ini berperanan
dalam fusi nutrien dalam ruangan
ekstraseluler, permeabilitas kapiler,
pertumbuhan organ dan tumor tertentu,
pembengkakan dan resorbsi kartilago
serta cacificatio.

2) Elemen-elemen seluler
a) Fibroblast
Merupakan sel penghasil serabut
interseluler. Elemen ini panjang dan pipih,
menyerupai kumparan yang ramping atau
berbentuk panjang dengan beberapa
prosesi runcing. Sel ini biasanya terdapat
dekat permukaan berkas-berkas kolagen,
mempunyai nukleus yang besar
berbentuk oval, sitoplasmanya jarang
mengandung inclusionus.
b) Sel mesenkim yang belum terdiferensiasi
Bentuknya kurang lebh sama dengan
fibroblast, hanya lebih kecil dan biasanya
terdapat di sepanjang pembuluh darah
terutam
kapiler. Hal ini membuktikan bahwa sel
tersebut merupakan sel yang belum
mengalami diferensiasi dikarenakan ada
pengaruh tertentu misalnya kultur
jaringan, suntikan obat tertentu. Sel
tersebut akan berkembang menjadi tipe
baru. Kadang tandanya menyerupai sel-
sel retikuler primitif.
c) Makrofag
Jumlahnya lebih kurang sama banyak
dengan fibroblast dan biasanya
berlebihan di tempat yang banyak
mengalami valkularisasi. Sel-sel ini dalam
keadaan normal biasanya terbentang
tetapi dalam keadaan teransang akan
membulat dan bersifat motil, aktif.
Makrofag dari jaringan longgar sering
disebut juga sebagai clasmotocyt, sel-sel
rhagiocrin, histiosit dan resting wondering
cel. Makrofag di sepanjang pembuluh
darah, bersama dengan sel-sel yang
belum terdiferensiasi di bagian
perivascular disebut juga sel-sel
adventitial.
d) Lympoid wandering cell
Mempunyai bermacam bentuk dan
ukuran, terdapat pada bagian yang tidak
tertentu daripada jaringan pengikat
longgar. Sel-sel lymfoid ini dianggap
identik dengan leukosit nongranuler,
tetapi kebanyakan berasal dari sel
mesenkim embryonal dan tetap ada di
situ serta selalu mungkin memasuki
sirkulasi.
e) Mast sel
Biasa terdapat di sekitar pembuluh
darah, dalam pengelompokan,
sitoplasmanya granuler. Pada tikus, mast
cells besar dan polihedral, pada mamalia
lainnya termasuk manusia biasanya lebih
kecil dan selnya pipih atau oval tak
teratur.
f) Sel eosinofil
Pada manusia sel ini terdapat dalam
jaringan insidentil dari beberapa kelenjar,
terutama kelenjar susu dan paru-paru.
Dalam keadaan patologis, sel ini
mengelompok dalam jumlah besar. Sel ini
banyak terdapat dalam jaringan pengikat
longgar tikus dan marmut.
g) Sel plasma
Biasanya sangat jarang terdapat di
dalam jaringan pengikat tetapi banyak
terdapat di dalam membrasa serosa dan
jaringan limfatik. Besarnya kurang lebih
sama dengan limfosit, bentuknya sphaeris
atau kadang pipih, tampak jernih dan
homogen. Kadang-kadang pergerakan
yang lambat dapat terlihat pada sel ini.
Nukleusnya kecil, bulat dan agak oval,
berposisi eksentrik. Sitoplasmanya
homogen, membentuk suatu lapisan yang
luas di dalam badan sel, di tengahnya
terdapat suatu area yang bulat dan pucat
di dekat nukleus disebut dengan
cytocentrum. Plasma sel dapat terbentuk
sebagai perubahan sepenuhnya dari
lymfosit, sel retikuler dan haemotoblast.
Sel-sel ini juga dapat membentuk
antibodi.
6
0

h) Sel pigment
Jarang terdapat di dalam jaringan
pengikat longgar, berupa sel memanjang
dengan tonjolan pendek dan irreguler.
Sitoplasmanya mengandung granula
melanin yang kecil-kecil.
i) Jaringan pengikat lemak
Merupakan sel khusus yang berfungsi
untuk menimbun lemak, tersebar pada
jaringan pengikat longgar, sendiri maupun
berkelompok, terutama di sepanjang
pembuluh darah. Apabila sel ini
berakumulasi dalam jumlah besar dan
menyelubungi sel-sel lainnya, jaringannya
akan diubah menjadi jaringan adiposum

Macam macam Jaringan Pengikat Longgar


Jaringan pengikat longgar yang menyokong tubuh
terbagi menjadi jaringan pengikat mukosa, jaringan
pengikat lemak, jaringan pengikat retikuler, jaringan
pengikat lemak dan jaringan pengikat pigment.
1) Jaringan Pengikat Mukosa
Biasanya terdapat pada berbagai bagian
embryo, selnya besar terdiri dari fibroblast,
makrofag, lymfoid-wandering cells. Substansia
interselulernya lunak seperti jelly dan
homogen dalam keadaan segarnya. Jaringan
ini akan mengandung serabut-serabut kolagen
tipis yang akan bertambah banyak dengan
bertambahnya usia.
2) Jaringan Pengikat Elastik
6
1
Jaringan elastik sangat mudah terentang
tetapi juga mudah kembali. Di sini yang
predominan
adalah serabut-serabut elastik sehingga
jaringan berwarna kuning. Jaringan ini
merupakan suatu untaian serabut paralel, di
mana serabut elastiknya tebal, refrinogen,
bulat atau memipih, seringkali bercabang dan
bersatu dalam suatu ujungnya. Di antara
pengelompokan serabut-serabut itu terdapat
ruangan-ruangan yang ditempati oleh
anyaman- anyaman serabut kolagen dan
beberapa fibroblast.
3) Jaringan Pengikat Retikuler
Elemen-elemen fibrosa dari beberapa
macam jaringan pengikat adalah serabut-
serabut retikuler. Jenis-jenis sel yang biasanya
berhubungan dengan serabut-serabut retikuler
dari retikulum ini adalah sel-sel primitif dan
sel-sel retikuler fagositik atau makrofag.
Dalam hal ini terdapat banyak bentuk- bentuk
peralihan dari suatu tipe-tipe yang lain.
4) Jaringan Pengikat Lemak (adiposum)
Bagian pokok dari jaringan ini adalah
kelompok sel lemak yang tersusun rapat dan
ruangan yang terdapat di antaranya ditempati
sel-sel fibroblast dan lymfoid yang memadat
dan mast cell yang menyebar. Juga terdapat
serabut kolagen dan anyaman serabut-serabut
elastik dalam berbagai arah di antara sel
lemak tersebut. Jaringan lemak juga
selalu mengandung anyaman kapiler darah
yang sangat banyak. Jaringan lemakyang
telah terbentuk sepenuhnya
biasanya terbagi oleh jaringan-jarinan
pengikat fibrosa menjadi globuli berbagai
ukuran dan
bentuk.

Fungsi yang terpenting dari jaringan


lemak adalah menimbun lemak netral yang
berupa titik-titik
lemak cair sehingga jaringan ini membentuk
buntalan yang lunak dan elastik di antara
berbagai organ tubuh tersebut.
5) Jaringan Pengikat Pigmen
Disebut juga melanosit, yaitu sel-sel yang
mengandung granula pigment.

b. Jaringan Pengikat Padat


Jaringan ini terutama terdapat pada lapisan
dermis kulit, lamina submukosa intestinum dan
traktus urinarius. Elemen-elemen yang terkandung
adalah sama dengan pada jaringan pengikat
longgar, tetapi berkas-berkas serabut kolagen lebih
tebal dan tersusun kompak serta selain itu ada
juga serabut-serabut elastik. Substansia dasar
yang amorph di sini lebih sedikit dan ada juga sel
mesenkim yang belum terdiferensiasi yang banyak
terdapat di sepanjang kapiler-kapiler.

c. Jaringan Pengikat Reguler


1) Tendo
Serabut-serabut membentuk suatu
jaringan fleksibel yang resisten terhadap
tarikan. Struktur makrokopisnya adalah
fibrosa, berwarna putih mengkilat. Konstituen
penyusun dasar tendo adalah berkas kolagen
yang tebal, tersusun padat dan paralel dan di
antaranya terdapat jaringan-jaringan elastik.
Satu-satunya macam sel yang terdapat di sini
adalah fibroblast, tersusun dalam baris paralel
di antara berkas-berkas kolagen.
2) Ligamentum
Elemen-elemen penyusunnya adalah
sama dengan tendo, hanya susunannya
kuranng teratur.
3) Membrana Fibrosa
Jaringan dari kelompok ini membentuk
membran yang menyelubungi berbagai organ
dan ada pula tampak putih mengkilat seperti
tendo, di mana susunan fibrilernya paralel,
ada yang tampak putih opaque di masa
fibrillernya kurang teratur dan ada juga yang
tampak transparan. Antara membrana fibrosa
dengan jaringan pengikat longgar tidak ada
perbedaan yang pasti.
4) Jaringan Pengikat Lamella
Terdapat pada organ-organ atau bagian-
bagian organ yang biasanya berbentuk
silindris, merupakan selubung protektif yang
resisten lunak dan tipis. Jaringan ini dianggap
sebagai hasil kondensasi jaringan pengikat
longgar pada permukaan organ silindris ini dan
elemen-elemen tidak dapat dipisahkan benar-
benar dari jaringan pengikat longgar.

2. Jaringan Tulang Rawan (Cartilago)


Jaringan tulang rawan mempunyai matriks yang
keras tetapi elastis yang disebut dengan chondrin yang
dihasilkan oleh kelompok kecil sel kartilago yang
berbentuk bulat yang terdapat di dalamnya. Jaringan
tulang rawan ini diselubungi oleh perikondrium yang
tipis.
a. Kartilago Hyalin
Warnanya putih kebiruan, jernih dan
homogen. Kartilago ini terdapat
pada permulaan persendian, ujung-
ujung tulang rusuk, hidung dan annulus trachealis
(cincin tulang rawan yang menyusun saluran
pernafasan). Kartilago hyalin merupakan kartilago
skelet pada embryo. Semua vertebrae, ada yang
tetap sampai dewasa misalnya pada Sualus dan
Raya. Jaringan ini dapat diinfiltrasi dan dipadati
oleh garam-garam Ca tetapi tiak akan berubah
menjadi tulang.
b. Kartilago Elastik
Mengandung banyak serabut elastik berwarna
kuning terdapat misalnya pada cuping telinga
mammalia

c. Kartilago Fibrosa
Sebagian besar terdiri dari serabut-serabut
sehingga sel-sel maupun matriksnya hanya sedikit.
Kartilago ini terdapat misalnya sebagai bantalan-
bantalan di antara vertebrae mammalia.

3. Jaringan Tulang (Osseum)


Jaringan tulang terdapat pada skeleton ikan
bertulang keras dan vertebrata yang hidup di darat
lainnya. Tulang terdiri dari suatu matriks organis yang
padat dengan endapan mineral yang terutama berupa
trikalsium phosphat (Ca3(PO4)2) dan kalsium karbonat
(CaCO3), kira-kira 65% dari berat seluruhnya.
Pembentukan tulang ada dua macam, yaitu:
- sebagai pengganti kartilago yang sudah
terbentuk lebih dahulu, disebut juga tulang
kartilagineus;
- berasal dari sel-sel mesenkim embrional
disebut tulang membranaceus.
Kedua macam tulang tersebut di atas dibentuk oleh
sel-sel tulang yang disebut osteoblast. Sel-sel ini
terpisah satu sama lain tetapi masih saling
berhubungan dengan perantaraan
tonjolan-tonjolan protoplasmatis yang halus yang juga
berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah.
Dengan demikian, tulang merupakan jaringan hidup
yang dapat direarbsorbsi sebagian atau diubah
komposisinya. Dalam kehidupan sesuatu individu,
keseimbangan mineral dengan perlahan-lahan
bertambah dan keseimbangan material organis
berkurang sehingga tulang pada waktu muda bersifat
lenting dan makin tua makin rapuh.
Selubung terluar sebuah tulang disebut denan
periostium yang terdiri dari jaringan pengikat fibrosa
yang tipis yang merupakan tempat perlekatan otot-otot
dan tendo-tendo. Substansia-substansia mineral diserap
dalam lapisan tipis disebut dengan lamillae, yaitu
lapisan-lapisan yang terdapat di dalam periostium,
sejajar dengan permukaan tulang. Di bagian dalamnya
terutama pada tulang-tulang yang panjang terdapat
banyak lamella konsentris tubuli yang kecil-kecil,
membentuk sistem harvest berbentuk silindris yang
dindingnya berupa beberapa lamellae seperti itu
dengan suatu canalis sentralis atau kanalis harvst.
Sistem tersebut sebagin besar longitudinal dan di
antaranya terdapat beberapa hubungan melintang
berupa saluran yanng dilalui oleh pembuluh darah dan
saraf yang berjalan dari periostium ke dalam rongga
sumsum di bagian dalam tulang.
Sel-sel tulang (=osteosit) terdapat di dalam
ruangan- ruangan kecil yang disebut dengan lakuna,
yang terdapat di antara lamellae yang saling
berhubungan satu sama lain dengan perantaraan
canaliculli radiale yang dilalui oleh processus
protoplasmatik.
Pada tulang yang pipih, misalnya pada tengkorak,
bagian dalamnya tidak mempunyai sistem semacam
itu, sifatnya lebih
spongeous. Rongga tengah suatu tulang berisi sumsum
berwarna kuning yang lunak dari spongeous karena
mengandung banyak lemak, sedang rongga tulang
yang lain berisi sumsum merah yang merupakan
penghasil sel-sel darah

Gambar 2.1 Kerangka Aves


Sumber : http://forum.spore.com/jforum/posts/list/18343.page

Gambar 2.2 Tungkai Depan Aves


Sumber : http://forum.spore.com/jforum/posts/list/18343.page
Gambar 2.3 Morfologi Kerangka Aves (tampak lateral)
Sumber : http://forum.spore.com/jforum/posts/list/18343.page

Gambar 2.4 Kerangka Mammalia


Sumber : http://forum.spore.com/jforum/posts/list/18343.page
Gambar 2.5 Kerangka Mammalia
Sumber : http://forum.spore.com/jforum/posts/list/18343.page

Gambar 2.6 Kerangka Mammalia


Sumber : http://www.geauga4h.org/rabbits/rabbit_skeleton_labeled.gif
Gambar 2.7 Kerangka Pisces
Sumber : http://visual.merriam-webster.com/images/animal-kingdom/marine-mammals/dolphin/skeleton-dolphin.jpg

Gambar 2.8 Fisiologi Pisces


Sumber : http://media-2.web.britannica.com/eb-media/60/100860-004-2BD3FAC6.gif
7
0

Gambar 2.9 Kerangka Mammalia


Sumber : http://elkenhealth.com/blog/wp-content/uploads/2008/12/cal1.bmp

Gambar 2.10 Kerangka Reptilia


Sumber : http://image.tutorvista.com/content/animal-morphology/rat-skeletal-system.jpeg
D. POLA BADAN
Perihal pola badan dan symetri dipelajari sebagai
promorfologi (pro=asli, dasar ; morphe = bentuk), yaitu
suatu ilmu yang mempelajari bentuk dasar atau bentuk asli
suatu organisme.

1. Asymetri
Asymetri adalah suatu keadaan yang menunjukkan
tidak adanya kesamaan antara satu sisi dengn sisi
lainnya pada suatu tubuh atau alat organisme. Keadaan
asymetri dapat ditunjukkan dengan jelas apabila ada
suatu pembagi yang membagi tubuh atau alat menjadi
dua bagian kemudian beagian tersebut dibandingkan.
Misalnya pada seekor ikan, dapat dibayangkan adanya
suatu garis khayalan yang berjalan melalui titik tengah
tubuh. Dengan garis ini disebut sebagai sumbu,ikan
tersbut dapat diputar.

Sumbu atau axis dapat dibagi menjadi tiga macam

a. axis longitudinal
merupakan sumbu memanjan tubuh ikan, dari
kepala sampai ke ekor, sehingga disebut juga
craniocaudalis (cranium = kepala ; cauda = ekor),
atau lebih dari arah depan ke belakang, sehingga
disebut juga axis anteroposterior (anterior =
depan; posterior = belakang).
b. axis dorsoventral
merupakan sumbu tegak (vertikal) tubuh ikan,
dari arah punggung (dorsum) ke pertu (venter)
yang juga disebut dengan axis ventrikalis.
c. axis transversalis
merupakan sumbu yang dibuat dari arah
o
kanan ke kiri, mebentuk sudut 90 dengan axis
longitudinalis maupun axis vertikalis (dexter =
kanan; sinister = kiri).
Untuk menentukan letak alat-alat, badan ikan tersebut
dapat dibagi oleh bidang-bidang, yaitu:
a. bidang median
merupakan bidang yang dibentuk melalui axis
longitudinalis dan axis dorsoventralis dan di sini
axis longitudinalis disebut juga dengan lenea
mediana.
b. bidang saggital
merupakan bidang yang sejajar dengan bidang
median yang dibuat di kanan dan di kiri linea
mediana.
c. bidang frontal
merupakan bidang yang dibentuk melalui linea
mediana atau axis tranversalis sehingga berbentuk
tegak lurus pada bidang median dengan arah
craniocaudal.
d. bidang transversal
merupakan bidang yang dibentuk melalui axis
dorsoventralis dan axis transversalis sehingga
membentuk bidang yang tegak lurus pada bidang
frontal arah dextrasinister.

2. homaxoni
merupakan suatu keadaan pada tubuh hewan yang
apabila padanya dibentuk suatu axis, maka
bagaimanapun arah sumbu tersebut, panjangnya tetap
sama. Dengan demikian organisme yang mempunyai
keadaan homaxoni tentulah suatu organisme yang bulat
atau berbentuk bulat. Misalnya pada Volvox dan
Actinosphaerium.

3. heteraxoni
merupakan suatu keadaan pada suatu tubuh
hewan yang mempunyai sumbu-sumbu yang tidak
sama panjangnya. Keadaan ini terdapat misalnya
pada kebanyakan anggota
vertebrata yang mempunyai axis longitudinalis yang
lebih panjang daripada axis dorsoventralisnya.

4. monaxoni
merupakan suatu keadaan pada suatu tubuh
hewan yang pada suatu bidang tertentu dapat dibuat
satu sumbu saja. Misalnya pada ikan tawas, hanya
terdapat satu sumbu memanjang atau axis
craniocaudalis.

5. segmentasi
pada tubuh Lumbricus terretris, bagian-bagian
tubuhnya yang memanjang arah craniocaudalis terdiri
dari susunan yang berulang yang dari luar tampak
sebagai cincin sehingga hewan ini dielompokkan dalam
filum annelida (annelus = cincin kecil; eids = bentuk).
Keadaan berulang dari susunan tubuh ini disebut
dengan metameri. Pada annelida, metameri terjadi baik
pada bagian luar maupun bagian dalam tubuhnya.
Dengan demikian metameri adalah keadaan ulangan
berturut-turut menurut axis memanjang, pada alat-alat
atau bagian tubuh suatu hewan.
Bagian yang berulang disebut dengan metamer,
segmen atau somit. Pada Lumbricus, oleh karena
banyak segment- segment sama bentuknya, keadaan
ini disebut dengan metameri homonom, sedang pada
crustacea atau insecta misalnya, somit-somit pada
umumnya tidak sama sehingga keadaan ini disebut
dengan metameri heteronom. Pada vertebrata,
misalnya manusia, metameri tidak nampak dari luar,
tetapi di dalam tubuh ternyata ada metameri pada
columna vertebralis, nervis spinalis, pembentukan otot-
otot pada stadium embryo.
6. symetri
Symetri adalah suatu keadaan pada tubuh atau
alat yang apabila dibagi oleh suatu bidang tertentu,
maka kedua belahannya yang satu merupakan
bayangan cermin yang lain.

Gambar 2.11 Symetri Bilateral pada Manusia dan Tikus

a. symetri bilateral
apabila dibuat suatu bidang pembagi dengan
arah craniocaudal (bidang median) tubuh, maka
kedua belahan yang dihasilkan merupakan
bayangan cermin dari yang lainnya. Symetri
bilateral kebanyakan terdapat pada hewan-hewan
yang bergerak maju yang mempunyai tanda-tanda
khas, yaitu bagian anterior merupakan bagian
kepala yang mempunyai alat-alat indera, susunan
saraf pusat, mulut atau hewan yang merayap
sehingga hewan-
hewan dengan symetri bilateral juga mempunyai
bagian- bagian dorsal, ventral, anterior dan
posterior. Misalnya pada manusia, tetrapoda, ikan,
kupu-kupu dan cacing pipih.
b. symetri radial
keadaan ini terdapat pada hewan yang
beberapa bagian tubuhnya tersusun sedemikian
rupa mengelilingi suatu axis tertentu seperti jari-
jari suatu roda. Melalui axis medial tubuh hewan-
hewan ini dapat dibuat bidang- bidang yang
membagi tubuhnya menjadi sektor-sektor radial
atau bagian tubuh menurut jari-jari yang disebut
dengan antima.
Symetri radial biasanya terdapat pada hewan
yang tidak aktif berpindah-pindah tempat misalnya
hydra dan ubur-ubur. Pada hewan ini bagian-bagian
tubuh hanya dapat dibedakan menjadi atas dan
bawah.
c. symetri spherik
keadaan ini terdapat pada hewan yang bentuk
tubuhnya bulat seperti bola namun kebanyakan
terdapat pada protozoa, khususnya pada kelompok
protozoa homaxoni, misalnya Notiluca militris dan
Actinosphaerium.
d. symetri biradial
keadaan ini merupakan kombinasi antara
symetri bilateral dan symetri radial, oleh karena
bentuk badannya bulat dan dapat dibagi menurut
jari-jari dan dibelah dua, misalnya Asterias. Dilihat
dari madreporitnya, Asterias mempunyai sistem
bilateral, sedang dilihat dari adanya lengan-lengan
radier, mempunyai symetri radial.
Gambar 2.12 Penampang Symetri Radial dan Bilateral

Rangkuman
Pergerakan vertebrata ditunjang oleh adanya skeleton dan
otot. Skeleton mempunyai fungsi lainnya yaitu sebagai sokongan
tubuh, perlindungan bagi tubuh dan perlekatan otot. Skeleton
dibedakan menjadi skeleton axiale, skeleton visceral dan
skeleton appendiculare. Jaringan penyokong merupakan
karakteristik bagi hewan yang bergerak aktif dan hanya dapat
dilakukan dengan adanya jaringan-jaringan khusus. Jaringan
khusus tersebut terdiri dari jaringan pengikat longgar, jaringan
pengikat padat dan jaringan pengikat regular. Pola badan
dipelajari sebagai promorfologi yaitu ilmu yang mempelajari
bantuk dasar atau bentuk asli suatu organisme.
Soal Latihan
1. Jelaskan pengertian skeleton!
2. Jelaskan fungsi skeleton!
3. Jelaskan macam-macam jaringan penyokong!
4. Jelaskan pengertian pola badan!
5. Jelaskan macam-macam pola badan!

Вам также может понравиться