Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Standar Kompetensi:
Setelah mengikuti mata kuliah Struktur dan Perkembangan
Hewan II ini, mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep
Struktur Perkembangan Hewan Vertebrata.
Kompetensi Dasar:
Setelah mengikuti pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan
memahami dan menjelaskan alat gerak vertebrata.
Deskripsi Singkat
Pokok bahasan ini membahas tentang skeleton vertebrata,
penutup tubuh, skeleton dan otot tubuh, jaringan penyokong
serta pola badan.
A. SISTEM RANGKA
Rangka berfungsi sebagai penunjang tubuh dan
pelindung organ-organ vital, bersama otot lurik membangun
alat gerak dan sebagai tempat deposit kalsium. Vertebrata
mempunyai endoskeleton. Endoskeleton dibagi menjadi
rangka sumbu, rangka anggota dan tulang heterotrofik.
Rangka sumbu terdiri
atas 1. tengkorak
(cranium);
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas ftGRI dari
tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur fterkembangan Hewan II
Edward Alfin, M.Si
2
Dalam rangka pelatihan pembuatan bahan ajar yang diselenggarakan oleh Universitas ftGRI dari
tanggal 14 Agustus s.d. 31 Oktober 2009 Bahan Ajar Struktur fterkembangan Hewan II
Edward Alfin, M.Si
3. rusuk
(costae); 4. tulang dada
(sternum). Rangka
anggota terdiri dari
1. gelang bahu (gelang pektoral) dengan rangka anggota
depan;
2. gelang panggul (gelang pelvic) dengan rangka anggota
belakang.
Tulang heterotrofik
1. RANGKA SUMBU
a. Tengkorak (cranium)
Fungsi utama tengkorak adalah untuk
melindungi otak dan organ sensoris utama yaitu
hidung, mata, teling dan saraf-sarafnya. Rahang
bawah berartikulasi (terdapat persendian) dengan
rahang atas sehingga mulut dapat dibuka/ditutup
dan melakukan gerakan menguyah makanan.
Rahang atas tumbuh menyatu dengan tengkorak,
tetapi ada yang membentuk artikulasi dengan
tengkorak.
Tengkorak dibangun oleh tiga komponen
struktural dan fungsional yaitu neurokranium,
dermatokranium dan splankrnokranium.
1) Neurokranium
Neurokranium merupakan bagian
tengkorak yang melindungi otak dan organ
sensoris hidung, mata, telinga. Kelompok
tulang-tulang ini semula adalah jaringan rawan
yang kemudian diganti oleh jaringan tulang.
Termasuk dalam kelompok neurokranium
adalah tulang basi-oksipital, 2 tulang eks
oksipital, 1
tulang supra-oksipital; tulang basi-sfenoid dan
pre sfenoid, tulang orbito-sfenoid dan pleuro-
sfenoid; cribriform plate, conchae, mes-
etmoid, etmoid; tulang pro-otik, opis-otik dan
epi-otik. Pada mamalia tulang basioksipital,
eksosipital, supraoksipital menyatu menjadi
tulang oksipital. Pada permukaan bawah
(ventral) tulang oksipital atau basioksipital,
ada sepasang bonggol yang disebut kondilus
oksipitalis., yaitu tempat persendian dengan
atlas (vertebra servikalis pertama). Pada aves
dan mamalia tulang prootik, episotik, epiotik
menyatu menjadi tulang peri-otik atau tulang
petrosal. Tulang petrosal dapat menyatu
dengan tulang squamosal menjadi tulang
temporal.
2) Dermatokranium
Dermatokranium merupakan bagian
tengkorak yang terdapat di bagian dorsal dan
lateral otak maupun neurokranium. Kelompok
tulang-tulang ini semula adalah jaringan ikat
biasa (kelompok mesoderm sewaktu masa
embrio) yang kemudian mengalami
diferensiasi menjadi jaringan tulang, maka
disebut tulang derma.
Kelompok tulang ini adalah sebagai
berikut:
3) Splanknokranium
Splanknokranium merupakan rangka
lengkung faring. Pada pisces merupakan
rangka rahang dan lengkung insang. Pada
tetrapoda mengalami modifikasi yang
disesuaikan dengan kehidupan di darat. Asal
jaringan splanknokranium adalah dari sel-sel
pial neural (neural crest cells) yang
berdiferensiasi menjadi jaringan rawan,
kemudian digantikan oleh jaringan tulang.
Lengkung pertama disebut lengkung
mandibula yang terdiri dari palatokuadratum
dan meckel. Lengkung kedua disebut lengkung
hyoid terdiri dari hyomandibula di bagian
dorsal, seratolnyal di sisi lateral dan basihyal
di bagian basal.
3. Taju (processus)
Taju neural (processus neuralis/processus
spinosus) merupakan taju yang berasal dari
lengkung neural. Taju hemal (processus
haemalis) merupakan taju yang berasal
lengkung dan taju hemal.
- Vertebra mamalia
Struktur setiap wilayah vertebra
mempunyai ciri khas, sebagai contoh
adalah vertebra homo sapiens.
Vertebra servicalis ada tujuh ruas,
ruas pertamanya disebut dengan
atlas dan ruas kedua disebut dengan
aksis (epistrofus), istilah khusus ini
karena ada struktur yang istimewa,
hal ini juga dimiliki oleh tetrapoda
yang lain bila hewan itu dapat
menggerakkan kepalanya.
B. SISTEM OTOT
Sistem otot yang dijelaskan terbatas pada otot rangka
(otot lurik) berdasarkan struktur histologisnya. Hampir
semua otot jenis ini melekat pada tulang yang membangun
rangka tubuh. Otot lurik bersama dengan rangka disebut
juga sebagai alat gerak tubuh.
1. Jenis Otot
Otot rangka mempunyai origo, yaitu tempat
melekat otot dan bagian ini relatif tidak bergerak bila
otot berkontraksi, insertio, yaitu tempat otot melekat
dan bagian ini merupakan bagian yang bergerak/pindah
posisi bila otot berkontraksi.
Penamaan otot rangka dapat berdasarkan arah
serabut otot (rektus, obliqus), posisi (torakik,
superfisial), jumlah bonggol/kepala (beceps, triceps),
bentuk (deltoid, teres, serratus), origo dan/atau insertio
(xiphihumeralis, stapedius), fungsi, ukuran (major,
longissimus).
5
0
C. JARINGAN PENYOKONG
Suatu tanda yang berkarakateristik bagi hewan adalah
gerakan yang aktif, yang hanya dapat dilakukan dengan
adanya jaringan- jaringan khusus. Antara lain jaringan
penyokong yang meliputi jaringan pengikat dan jaringan
tulang
1. Jaringan Pengikat
Selalu mempunyai fibra di dalam substansia
interselulernya. Jaringan ini berasal dari sel-sel
mesenkim embrional yang mempunyai processus
protoplasmik. Jaringan- jaringan di dalam kelompok ini
kemudian menjadi bermacam bentuk dan beberapa di
antaranya yang membentuk serabut- serabut dan
substansia interseluler yang lain, sel satunya menjadi
kurang nyata. Oleh karena substansia dan sel-sel
mempunyai bermacam-macam variasi maka tipe
jaringan ini dibagi menjadi berbagai kategori.
Pembagian inipun sesungguhnya sukar dan tidak
meyakinkan, oleh karena masih ada bentuk-bentuk
peralihan. Bahkan pada organisme dewasa, suatu tipe
jaringan pengikat dapat berubah secara langsung
menjadi tipe lain.
Komponen-komponen fibrosa dari jaringan pengikat
tubuh biasanya tersusun irreguler. Tergantung apakah
fibra tersusun longgar atau padat, seringan diadakan
pembedaan antara jaringan pengikat longgar dan
jaringan pengikat padat. Pada tendo dan membrana
fibrosa serta lamella jaringan pengikat dan beberapa
organ, fibra tersusun reguler, artinya disebut juga
jaringan pengikat reguler.
a. Jaringan Pengikat Longgar
Jaringan pengikat longgar merupakan median
penyokong dan yang mengelilingi elemen-elemen
dari jaringan-jaringan lain. Jaringan ini merupakan
material penyusun dan mengisi ruangan-ruangan
organ-organ. Dengan adanya fibra kolagen
memungkinkan suatu pergerakan tertentu pada
bagian-bagian yang saling dihubungkannya.
Jaringan ini juga berperanan di dalam penyediaan
nutrisi bagi elemen dari jaringan lain yang
diselaputinya. Peranan tiap selnya dalam fungsi ini
kurang jelas, tetapi hanya jelas bahwa semua
substansia yang diterima sel dan jaringan tersebut
dari darah, maupun semua hasil metabolisme dan
air yang dikembalikannya ke dalam darah, harus
melewati suatu lapisan jaringan pengikat.
Beberapa sel diantaranya diduga mempunyai
fungsi endokrin, tetapi hal ini belum jelas terbukti.
Jaringan pengikat longgar terbentuk dari mesenkim
yang tetap ada seterusnya adalah semua tipe
jaringan pengikat terbentuk. Jaringan ini
mengandung hampir semua elemen seluler dan
interseluler yang juga terdapat di dalam jenis
jaringan pengikat yang lain dan berperanan
sebagai suatu prototipe jaringan pengikat pada
umumnya. Jaringan ini mempunyai massa yang
ulet keputihan, terdapat dalam ruangan antara
organ dan bersama-sama saluran darah memasuki
bagian dalam dari organ tersebut. Pada organ yang
dipisahkan satu sama lain, jaringan ini terbentang
di antaranya dalam bentuk-bentuk membran dan
benang- benang, yang berisi rongga-rongga
potensi yang sangat banyak, yang dapat berisi
cairan atau hawa. Rongga- rongga inilah yang oleh
para ahli anatomi pertama-tama
dianggap sel dan jaringan ini kadang dinamakan
jaringan areoler.
Jaringan pengikat longgar, pada dasarnya
terdiri dari bagian-bagian:
1) Substansia interseluller
a) Serabut-serabut kolagen
Terdapat pada semua jenis jaringan
pengikat sebagai elemen yang paling
berkarakteristik, merupakan benang-
benang atau pita-pita yang lurus ataupun
bergelombang dengan tebal 1 12
mikron.
Serabut ini berjalan ke semua arah
dan ujungnya sukar ditemukan. Serabut
ini tidak berwarna, mempunyai garis
longitudinal, yang dalam penampang
melintangnya tampak granuler.
b) Serabut-serabut elastik
Jarang terdapat dalam jaringan
Pengikat longgar. Serabut ini panjang,
berjalan dalam berbagai arah; merupakan
benang silindris atau benang-benang
pipih yang tampak mengkilat, jauh lebih
pipih dibanding serabut kolagen. Serabut-
serabut tidak fibriller, biasanya homogen,
bercabang, anastomase lepas dan
membentuk anyaman yang longgar.
Kedaan aslinya lurus tetapi dalam
preparat tampak bergelombang atau
spiral. Jaringan yang mengandung banyak
serabut-serabut elasik akan tampak
kuning.
c) Serabut-serabu retikular
Serabut ini sangat tipis terdapat
jaringan pengikat yang ada di dekat
jaringan lain. Serabut-serabut ini sangat
bercabang-cabang dan pada membrana
basalis membetnuk suatu anyaman yang
padat yang memisahkan epithellium dari
jaringan pengikat. Anyaman semacam ini
juga terbentuk di sekitar pembuluh-
pembuluh darah terutama kapiler, fibra,
otot, fibra saraf, sel lemak dan dalam pars
respiratoris pulmonalis. Serabut retikular
berlanjut dengan serabut kolagen dan ada
peralihan yang berangsur antara
keduanya. Beberapa ahli berpendapat
bahwa serabut retikuler merupakan
serabut kolagen immatura, sehingga
disebut sebagai serabut prekolagen.
d) Substansia dasar
Baik serabut kolagen, retikular dan
elastik serta sel jaringan pengikat,
terdapat di dalam suatu material
homogen yang dibentuk oleh sel- sel
jaringan pengikat dan merupakan suatu
campuran yang kompleks dari protein,
karbohidrat, lipid dan air.
Bagian-bagian berhubungan dengan
cairan jaringan yang berasal dari plasma
darah dan merupakan medium untuk
pertukaran metabolit di antara darah
yang beredar dan sel jaringan.
Viskositasnya beubah-ubah dari bentuk
cair ke bentuk gel, dipengaruhi oleh
hyaluronidase.
Apabila substansia dasar tersebut
mengelilingi struktur-struktur tertentu
seperti
otot-otot dan kapiel-kapiler atau terdapat
pada basis dari struktur epithellium
tertentu, substansia tersebut begitu
termodifikasi sehingga bersama-sama
dengan seraut retikuler di dekatnya akan
membentuk membrana basalis.
Perubahan substansia dasar ini
dipengaruhi oleh umur, aktifitas dan
kondisi patologis tertentu. Diduga
pembentukan substansia dasar
dipengaruhi oleh hormon- hormon relaxin,
adrenocotropin dan cortison.
Diduga substansia ini berperanan
dalam fusi nutrien dalam ruangan
ekstraseluler, permeabilitas kapiler,
pertumbuhan organ dan tumor tertentu,
pembengkakan dan resorbsi kartilago
serta cacificatio.
2) Elemen-elemen seluler
a) Fibroblast
Merupakan sel penghasil serabut
interseluler. Elemen ini panjang dan pipih,
menyerupai kumparan yang ramping atau
berbentuk panjang dengan beberapa
prosesi runcing. Sel ini biasanya terdapat
dekat permukaan berkas-berkas kolagen,
mempunyai nukleus yang besar
berbentuk oval, sitoplasmanya jarang
mengandung inclusionus.
b) Sel mesenkim yang belum terdiferensiasi
Bentuknya kurang lebh sama dengan
fibroblast, hanya lebih kecil dan biasanya
terdapat di sepanjang pembuluh darah
terutam
kapiler. Hal ini membuktikan bahwa sel
tersebut merupakan sel yang belum
mengalami diferensiasi dikarenakan ada
pengaruh tertentu misalnya kultur
jaringan, suntikan obat tertentu. Sel
tersebut akan berkembang menjadi tipe
baru. Kadang tandanya menyerupai sel-
sel retikuler primitif.
c) Makrofag
Jumlahnya lebih kurang sama banyak
dengan fibroblast dan biasanya
berlebihan di tempat yang banyak
mengalami valkularisasi. Sel-sel ini dalam
keadaan normal biasanya terbentang
tetapi dalam keadaan teransang akan
membulat dan bersifat motil, aktif.
Makrofag dari jaringan longgar sering
disebut juga sebagai clasmotocyt, sel-sel
rhagiocrin, histiosit dan resting wondering
cel. Makrofag di sepanjang pembuluh
darah, bersama dengan sel-sel yang
belum terdiferensiasi di bagian
perivascular disebut juga sel-sel
adventitial.
d) Lympoid wandering cell
Mempunyai bermacam bentuk dan
ukuran, terdapat pada bagian yang tidak
tertentu daripada jaringan pengikat
longgar. Sel-sel lymfoid ini dianggap
identik dengan leukosit nongranuler,
tetapi kebanyakan berasal dari sel
mesenkim embryonal dan tetap ada di
situ serta selalu mungkin memasuki
sirkulasi.
e) Mast sel
Biasa terdapat di sekitar pembuluh
darah, dalam pengelompokan,
sitoplasmanya granuler. Pada tikus, mast
cells besar dan polihedral, pada mamalia
lainnya termasuk manusia biasanya lebih
kecil dan selnya pipih atau oval tak
teratur.
f) Sel eosinofil
Pada manusia sel ini terdapat dalam
jaringan insidentil dari beberapa kelenjar,
terutama kelenjar susu dan paru-paru.
Dalam keadaan patologis, sel ini
mengelompok dalam jumlah besar. Sel ini
banyak terdapat dalam jaringan pengikat
longgar tikus dan marmut.
g) Sel plasma
Biasanya sangat jarang terdapat di
dalam jaringan pengikat tetapi banyak
terdapat di dalam membrasa serosa dan
jaringan limfatik. Besarnya kurang lebih
sama dengan limfosit, bentuknya sphaeris
atau kadang pipih, tampak jernih dan
homogen. Kadang-kadang pergerakan
yang lambat dapat terlihat pada sel ini.
Nukleusnya kecil, bulat dan agak oval,
berposisi eksentrik. Sitoplasmanya
homogen, membentuk suatu lapisan yang
luas di dalam badan sel, di tengahnya
terdapat suatu area yang bulat dan pucat
di dekat nukleus disebut dengan
cytocentrum. Plasma sel dapat terbentuk
sebagai perubahan sepenuhnya dari
lymfosit, sel retikuler dan haemotoblast.
Sel-sel ini juga dapat membentuk
antibodi.
6
0
h) Sel pigment
Jarang terdapat di dalam jaringan
pengikat longgar, berupa sel memanjang
dengan tonjolan pendek dan irreguler.
Sitoplasmanya mengandung granula
melanin yang kecil-kecil.
i) Jaringan pengikat lemak
Merupakan sel khusus yang berfungsi
untuk menimbun lemak, tersebar pada
jaringan pengikat longgar, sendiri maupun
berkelompok, terutama di sepanjang
pembuluh darah. Apabila sel ini
berakumulasi dalam jumlah besar dan
menyelubungi sel-sel lainnya, jaringannya
akan diubah menjadi jaringan adiposum
c. Kartilago Fibrosa
Sebagian besar terdiri dari serabut-serabut
sehingga sel-sel maupun matriksnya hanya sedikit.
Kartilago ini terdapat misalnya sebagai bantalan-
bantalan di antara vertebrae mammalia.
1. Asymetri
Asymetri adalah suatu keadaan yang menunjukkan
tidak adanya kesamaan antara satu sisi dengn sisi
lainnya pada suatu tubuh atau alat organisme. Keadaan
asymetri dapat ditunjukkan dengan jelas apabila ada
suatu pembagi yang membagi tubuh atau alat menjadi
dua bagian kemudian beagian tersebut dibandingkan.
Misalnya pada seekor ikan, dapat dibayangkan adanya
suatu garis khayalan yang berjalan melalui titik tengah
tubuh. Dengan garis ini disebut sebagai sumbu,ikan
tersbut dapat diputar.
a. axis longitudinal
merupakan sumbu memanjan tubuh ikan, dari
kepala sampai ke ekor, sehingga disebut juga
craniocaudalis (cranium = kepala ; cauda = ekor),
atau lebih dari arah depan ke belakang, sehingga
disebut juga axis anteroposterior (anterior =
depan; posterior = belakang).
b. axis dorsoventral
merupakan sumbu tegak (vertikal) tubuh ikan,
dari arah punggung (dorsum) ke pertu (venter)
yang juga disebut dengan axis ventrikalis.
c. axis transversalis
merupakan sumbu yang dibuat dari arah
o
kanan ke kiri, mebentuk sudut 90 dengan axis
longitudinalis maupun axis vertikalis (dexter =
kanan; sinister = kiri).
Untuk menentukan letak alat-alat, badan ikan tersebut
dapat dibagi oleh bidang-bidang, yaitu:
a. bidang median
merupakan bidang yang dibentuk melalui axis
longitudinalis dan axis dorsoventralis dan di sini
axis longitudinalis disebut juga dengan lenea
mediana.
b. bidang saggital
merupakan bidang yang sejajar dengan bidang
median yang dibuat di kanan dan di kiri linea
mediana.
c. bidang frontal
merupakan bidang yang dibentuk melalui linea
mediana atau axis tranversalis sehingga berbentuk
tegak lurus pada bidang median dengan arah
craniocaudal.
d. bidang transversal
merupakan bidang yang dibentuk melalui axis
dorsoventralis dan axis transversalis sehingga
membentuk bidang yang tegak lurus pada bidang
frontal arah dextrasinister.
2. homaxoni
merupakan suatu keadaan pada tubuh hewan yang
apabila padanya dibentuk suatu axis, maka
bagaimanapun arah sumbu tersebut, panjangnya tetap
sama. Dengan demikian organisme yang mempunyai
keadaan homaxoni tentulah suatu organisme yang bulat
atau berbentuk bulat. Misalnya pada Volvox dan
Actinosphaerium.
3. heteraxoni
merupakan suatu keadaan pada suatu tubuh
hewan yang mempunyai sumbu-sumbu yang tidak
sama panjangnya. Keadaan ini terdapat misalnya
pada kebanyakan anggota
vertebrata yang mempunyai axis longitudinalis yang
lebih panjang daripada axis dorsoventralisnya.
4. monaxoni
merupakan suatu keadaan pada suatu tubuh
hewan yang pada suatu bidang tertentu dapat dibuat
satu sumbu saja. Misalnya pada ikan tawas, hanya
terdapat satu sumbu memanjang atau axis
craniocaudalis.
5. segmentasi
pada tubuh Lumbricus terretris, bagian-bagian
tubuhnya yang memanjang arah craniocaudalis terdiri
dari susunan yang berulang yang dari luar tampak
sebagai cincin sehingga hewan ini dielompokkan dalam
filum annelida (annelus = cincin kecil; eids = bentuk).
Keadaan berulang dari susunan tubuh ini disebut
dengan metameri. Pada annelida, metameri terjadi baik
pada bagian luar maupun bagian dalam tubuhnya.
Dengan demikian metameri adalah keadaan ulangan
berturut-turut menurut axis memanjang, pada alat-alat
atau bagian tubuh suatu hewan.
Bagian yang berulang disebut dengan metamer,
segmen atau somit. Pada Lumbricus, oleh karena
banyak segment- segment sama bentuknya, keadaan
ini disebut dengan metameri homonom, sedang pada
crustacea atau insecta misalnya, somit-somit pada
umumnya tidak sama sehingga keadaan ini disebut
dengan metameri heteronom. Pada vertebrata,
misalnya manusia, metameri tidak nampak dari luar,
tetapi di dalam tubuh ternyata ada metameri pada
columna vertebralis, nervis spinalis, pembentukan otot-
otot pada stadium embryo.
6. symetri
Symetri adalah suatu keadaan pada tubuh atau
alat yang apabila dibagi oleh suatu bidang tertentu,
maka kedua belahannya yang satu merupakan
bayangan cermin yang lain.
a. symetri bilateral
apabila dibuat suatu bidang pembagi dengan
arah craniocaudal (bidang median) tubuh, maka
kedua belahan yang dihasilkan merupakan
bayangan cermin dari yang lainnya. Symetri
bilateral kebanyakan terdapat pada hewan-hewan
yang bergerak maju yang mempunyai tanda-tanda
khas, yaitu bagian anterior merupakan bagian
kepala yang mempunyai alat-alat indera, susunan
saraf pusat, mulut atau hewan yang merayap
sehingga hewan-
hewan dengan symetri bilateral juga mempunyai
bagian- bagian dorsal, ventral, anterior dan
posterior. Misalnya pada manusia, tetrapoda, ikan,
kupu-kupu dan cacing pipih.
b. symetri radial
keadaan ini terdapat pada hewan yang
beberapa bagian tubuhnya tersusun sedemikian
rupa mengelilingi suatu axis tertentu seperti jari-
jari suatu roda. Melalui axis medial tubuh hewan-
hewan ini dapat dibuat bidang- bidang yang
membagi tubuhnya menjadi sektor-sektor radial
atau bagian tubuh menurut jari-jari yang disebut
dengan antima.
Symetri radial biasanya terdapat pada hewan
yang tidak aktif berpindah-pindah tempat misalnya
hydra dan ubur-ubur. Pada hewan ini bagian-bagian
tubuh hanya dapat dibedakan menjadi atas dan
bawah.
c. symetri spherik
keadaan ini terdapat pada hewan yang bentuk
tubuhnya bulat seperti bola namun kebanyakan
terdapat pada protozoa, khususnya pada kelompok
protozoa homaxoni, misalnya Notiluca militris dan
Actinosphaerium.
d. symetri biradial
keadaan ini merupakan kombinasi antara
symetri bilateral dan symetri radial, oleh karena
bentuk badannya bulat dan dapat dibagi menurut
jari-jari dan dibelah dua, misalnya Asterias. Dilihat
dari madreporitnya, Asterias mempunyai sistem
bilateral, sedang dilihat dari adanya lengan-lengan
radier, mempunyai symetri radial.
Gambar 2.12 Penampang Symetri Radial dan Bilateral
Rangkuman
Pergerakan vertebrata ditunjang oleh adanya skeleton dan
otot. Skeleton mempunyai fungsi lainnya yaitu sebagai sokongan
tubuh, perlindungan bagi tubuh dan perlekatan otot. Skeleton
dibedakan menjadi skeleton axiale, skeleton visceral dan
skeleton appendiculare. Jaringan penyokong merupakan
karakteristik bagi hewan yang bergerak aktif dan hanya dapat
dilakukan dengan adanya jaringan-jaringan khusus. Jaringan
khusus tersebut terdiri dari jaringan pengikat longgar, jaringan
pengikat padat dan jaringan pengikat regular. Pola badan
dipelajari sebagai promorfologi yaitu ilmu yang mempelajari
bantuk dasar atau bentuk asli suatu organisme.
Soal Latihan
1. Jelaskan pengertian skeleton!
2. Jelaskan fungsi skeleton!
3. Jelaskan macam-macam jaringan penyokong!
4. Jelaskan pengertian pola badan!
5. Jelaskan macam-macam pola badan!