Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya
tulis ini. Sungguh suatu kesyukuran yang memiliki makna tersendiri, karena
walaupun dalam keadaan terdesak, kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan karya tulis ini, kami mencoba membahas tentang Gangguan
Mental Akibat Penyalahgunaan Obat-Obat Medis. Dalam karya tulis ini, kami
juga menyediakan pembahasan tentang tinjauan teori dan asuhan keperawatan
leukemia.
Apa yang kami lakukan dalam karya tulis ini, masih jauh yang diharapkan dan
isinya masih terdapat kesalahan kesalahan baik dalam penulisan kata maupun
dalam menggunakan ejaan yang benar. Oleh karena itu, kritikan dan saran yang
sifatnya membangun, kami harapkan sehingga makalah ini menjadi sempurna.
Palopo,
April 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
1
A. Latar Belakang...........................................................................................
1
B. Tujuan .......................................................................................................
2
C. Rumusan Masalah .....................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................
4
A. Kesimpulan................................................................................................
15
B. Saran..........................................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak masa prasejarah umat manusia telah menggunakan berbagai zat dengan
harapan akan mengurangi rasa sakit fisik atau mengubah kondisi kesadaran.
Hampir seluruh manusia telah menemukan semacam zat beracun yang
mempengaruhi sistem saraf pusat, menghilangkan penderitaan fisik dan mental
atau menghasilkan euforia. Terlepas dari konsekuensi mengonsumsi zat-zat
semacam itu yang sering kali sangat merusak, efek awalnya biasanya
menyenangkan, suatu faktor yang mungkin menjadi akar penyalahgunaan zat.
Pada tahun 1999, di Amerika Serikat hampir 15 juta orang rnenuturkan bahwa
mereka menggunakan obat terlarang pada bulan sebelumnya. Selain itu, 105
juta orang Amerika yang berusia di atas 12 tahun menuturkan bahwa mereka
mengkonsumsi alkohol dari berbagai jenis, dan 45 juta orang Amerika
menuturkan bahwa mereka melakukan minimal satu episode minum berlebihan
(minum 5 gelas atau lebih) dalam 30 hari terakhir (SAMHS, 2000).
Bukan hanya itu saja, beberapa obat-obatan medis yang sering kita jumpai pun
saat ini sudah banyak disalahgunakan oleh para remaja untuk memberikan efek
yang sama seperti halnya saat menggunakan narkoba. Mereka
menyalahgunakan obat-obatan medis tersebut karena obat tersebut dapat
dijumpai dengan mudah di lingkungannya sendiri dan harganya pun lebih murah
jika dibandingkan dengan narkoba itu sendiri. Untuk itu, berdasarkan latar
belakang ini, kami akan mencoba membahas tentang penyalahgunaan obat-obat
medis dan dampak dari penyalahgunaan tersebut.
B. Tujuan
C. Rumusan Masalah
Secara garis besar, masalah yang kami rumuskan adalah sebagai berikut.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi penyusun
2. Bagi kampus
3. Bagi masyarakat
E. Metode Penulisan
Adapun metode yang kami gunakan dalam karya tulis ini adalah metode studi
pustaka, yaitu cara pengumpulan data dengan membaca buku-buku dan
berbagai literatur lain yang berkaitan dengan permasalahan.
F. Sumber Data
Dalam karya tulis ini, kami memperoleh data dengan cara membaca buku buku
dan dan mencari bahan dari sumber lain yang berkaitan dengan permasalahan
yang akan dibahas.
BAB II
PEMBAHASAN
Penyalahgunaan zat / obat adalah penggunaan zat secara terus menerus bahkan
sampai setelah terjadi masalah (Stuart & Sundeen, 1998). Penggunaan zat
secara patologis dikelompokkan dalam dua kategori: penyalahgunaan zat dan
ketergantungan zat. Ketergantungan zat ditandai oleh adanya berbagai masalah
yang berkaitan dengan konsumsi suatu zat. Ini mencakup penggunaan zat yang
lebih banyak dari yang dimaksudkan, mencoba untuk berhenti, namun tidak
berhasil, memiliki berbagai masalah fisik atau psikologis yang semakin parah
karena penggunaan obat, dan mengalami masalah dalam pekerjaan atau dengan
teman-teman.
1. Paracetamol
Obat demam atau panas yang tergolong populer saat ini adalah paracetamol
atau acetaminophen. Obat ini tergolong antipyretic (penurun panas). Untuk
dewasa biasanya 500 mg per tablet, 3x sehari jika perlu. Jangan sampai
meminumnya lebih dari satu tablet sekali minum, dan tentunya sebaiknya sesuai
dengan anjuran dosisnya (jika 3x sehari artinya diminum setiap 6-8 jam).
Paracetamol ini muncul dalam berbagai kemasan obat dengan merek yang
berbeda-beda baik pada obat penurun panas, maupun pada obat batuk, atau flu.
Selain paracetamol, terdapat juga golongan senyawa obat lain yang juga bisa
berfungsi menurunkan panas yakni dari golongan anti-radang non-steroid
(NSAIDs, Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs). Contoh obat-obatan golongan
ini adalah dari jenis salicylates (seperti : acetyl salicylic acid atau aspirin, sodium
salicylate, choline salicylate, dll), ibuprofen, ketoprofen, naproxen. Obat jenis ini
juga berfungsi menghilangkan rasa sakit (terutama akibat peradangan).
Tak ada obat yang dikatakan tepat untuk menyembuhkan pilek dan flu. Obat-
obatan yang ada lebih bersifat mengurangi gejala-gejala tak nyaman
sebagaimana disebutkan di atas. Khusus untuk flu saat ini ada obat yang
memang bersifat menyerang virus penyebab flu seperti Tamiflu, Relenza; akan
tetapi digunakan hanya bila dirasa perlu dan harus atas resep dokter. Pilek atau
flu yang relatif biasa akan hilang sendiri (melemah) dalam beberapa hari
terutama jika diiringi dengan istirahat yang banyak, banyak minum air, dan
bantuan suplemen dan vitamin.
Paracetamol pada saat ini sering disalahgunakan oleh kalangan remaja menjadi
obat yang memberikan rasa tenang (seperti narkotik). Karena penjualan obat
yang sekarang sangat bebas serta beredar pula di apotik dimana mana dan
tanpa pengawasan yang ketat, bermacam obat pereda demam seperti
paracetamol ini juga sering disalahgunakan oleh kalangan remaja maupun
dewasa. Apabila obat ini disalahgunakan, tentunya akan menyebabkan
kerusakan hati dan ginjal.
Obat pereda atau penghilang rasa nyeri sering menjadi sahabat orang dewasa
untuk menghilangkan rasa sakit di tubuh. Sayangnya seringkali orang menjadi
ketergantungan terhadap obat penghilang rasa nyeri dan mengalami overdosis
hingga menyebabkan kematian.
Menurut sebuah laporan baru yang dikeluarkan oleh Centers for Disease Control
and Prevention (CDC), resep obat penghilang rasa sakit (painkiller) yang tidak
tepat telah mnyebabkan kematian 15.000 orang di Amerika Serikat setiap tahun
Kematian akibat overdosis obat penghilang rasa sakit sekarang melebihi jumlah
kematian overdosis gabungan heroin dan kokain. Menurut data yang telah
dipublikasikan pada 1 November 2011, resep obat penghilang rasa sakit yang
sering disalahgunakan adalah oxycodone (Oxycotin), metadon atau xanax
(Vicodin).
Tetapi ada banyak merek obat lain yang juga disalahgunakan, antara lain:
Obat nyeri yang juga sering disalahgunakan adalah Obat somadril yang
fungsinya untuk mengatasi penyakit nyeri otot, nyeri sendi, serta rematik, dan
telah lama beredar di sejumlah warung obat, diduga sering disalahgunakan
untuk kepentingan teler atau mabuk para pembelinya. Bila obat ini digunakan
dalam dosis yang tinggi maka akan menyebabkan gangguan koordinasi motorik,
gangguan konsentrasi, hipotensi, dan bahkan dapat menyebabkan koma jika
terus-menerus digunakan dalam jumlah yang banyak.
3. Misoprostol / Cytotec
Misoprostol yang efektif digunakan untuk mencegah penyakit maag dan radang
lambung, belakangan ini semakin banyak disalahgunakan untuk menggugurkan
kandungan. Cytotec sebetulnya untuk mengobati maag dan dilarang keras
digunakan untuk perempuan hamil dan ibu menyusui. Cytotec sebetulnya
mempunyai indikasi untuk mengobati maag kronis. Cara kerjanya dalam
mengobati lambung adalah menetralisir asam lambung yang tinggi (yang
menjadi penyebab mual dan muntah pasien maag). Selain itu cytotec mampu
melapisi dinding usus yang terluka, yang menjadi penyebab meningkatnya asam
lambung. Tetapi efek samping dari obat ini yaitu memacu kontraksi sel otot polos
di mulut rahim wanita yang dapat menyebabkan keguguran (pada wanita hamil).
Oleh sebab itu, obat ini tidak disarankan bagi wanita hamil.
Jika obat ini disalahgunakan oleh wanita hamil untuk melakukan aborsi, maka
Pelaku aborsi bisa mengalami pendarahan terus menerus. Kalau pendarahan
terjadi tanpa bisa dicegah, bisa saja pelaku aborsi meninggal dunia.
4. Flunitrazepam
Flunitrazepam memiliki efek fisiologis yang mirip dengan valium (diazepam), tapi
10 kali lipat lebih kuat. Ketika seseorang mengalami intoksifikasi umumnya
dikaitkan dengan gangguan penilaian dan keterampilan motorik.
Obat ini tidak memiliki rasa dan bau serta larut dalam air yang membuatnya sulit
dideteksi sehingga banyak orang tidak menyadarinya ketika ia dicampurkan ke
dalam makanan atau minuman.
Jika obat ini dikombinasikan dengan alkohol, maka efeknya terhadap memori dan
kemampuan menilai sesuatu akan lebih besar. Dilaporkan kombinasi ini bisa
menyebabkan seseorang tidak sadar selama 8-12 jam setelah dikonsumsi.
Efek samping dari penggunaan obat ini termasuk penurunan tekanan darah,
gangguan memori, mengantuk, gangguan penglihatan, pusing, merasa bingung,
gangguan pencernaan dan gangguan pada retensi urine.
Kodein adalah salah satu turunan morfin, bisa juga diubah menjadi narkotik yang
lebih kuat seperti heroin. Kodein sebenarnya adalah obat yang sering diresepkan
dokter, bisa digunakan sebagai analgetika (penghilang rasa sakit), anti diare dan
antitusive (penekan batuk). Apoteker/pharmacist harus berhati-hati, karena
kodein dapat juga disalahgunakan, jika diminum langsung ternyata ada sekian
persen yang diubah menjadi morfin di saluran pencernaan. Lebih parah lagi bila
ternyata pembeli memang sengaja membeli kodein untuk di ubah menjadi
morfin atau heroin. Jika kodein disalahgunakan menjadi morfin, maka akan
menyebabkan hilangnya rasa nyeri, ketegangan berkurang dan adanya rasa
nyaman diikuti perasaan seperti mimpi dan rasa mengantuk. Jika terus menerus
disalahgunakan, tentunya akan menyebabkan ketergantungan dan meninggal
karena overdosis.
6. Obat anti-cemas
Sisa-sisa kecemasan bisa diobati dengan obat anti-cemas yang sesuai, terapi
perilaku atau psikoterapi. Obat anti-cemas disebut juga ansiolitik atau obat
penenang, diberikan untuk mengatasi gejala-gejala kecemasan. Obat anti-cemas
memiliki efek mengendurkan otot-otot, mengurangi ketegangan, membantu
tidur dan mengurangi kecemasan. Yang paling sering digunakan adalah
benzodiazepin. Obat ini mempercepat relaksasi mental dan fisik dengan cara
mengurangi aktivitas saraf di dalam otak. Tetapi benzodiazepin bisa
menyebabkan ketergantungan fisik dan pemakaian pada alkoholik harus sangat
hati-hati. Contoh benzodiazepin adalah:
- Alprazolam
- Klordiazepoksid
- Diazepam
- Flurazepam
- Lorazepam
- Oksazepam
- Temazepam
- Triazolam.
Secara klinis, semua senyawa benzodiazepin menyebabkan depresi susunan
saraf pusat yang bervarisai tergantung pada dosis yang diberikan.
Alprazolam adalah salah satu obat anticemas yang sering disalahgunakan dan
paling banyak menimbulkan ketergantungan. Alprazolam adalah obat yang cara
kerjanya memperlambat pergerakan bahan kimia di dalam otak yang membuat
ketidakseimbangan. Dengan cara kerja ini, ketegangan saraf (kecemasan)
seseorang pun berkurang, sehingga si pemakai relatif tenang.
7. Dextromethorpan
Dextromethorpan (atau biasa disebut pil dekstro) adalah suatu obat penekan
batuk (anti tusif) yang dapat diperoleh secara bebas, dan banyak dijumpai pada
sediaan obat batuk maupun flu. Dosis dewasa adalah 15-30 mg, diminum 3-4
kali sehari. Efek anti batuknya bisa bertahan 5-6 jam setelah penggunaan per-
oral. Jika digunakan sesuai aturan, jarang menimbulkan efek samping yang
berarti.
Meskipun DXM dapat dikonsumsi secara aman pada dosis 15 hingga 30 miligram
untuk menekan batuk, namun pengguna biasanya mengkonsumsi lebih dari 360
mg bahkan lebih. Mengkonsumsi dalam jumlah banyak produk yang
mengandung DXM dapat menyebabkan halusinasi, hilang kendali dari kendaraan
(pada saat mengemudi), dan sensasi out of body.
Efek samping lainnya yang mungkin terjadi dari penyalahgunaan DXM yaitu :
bingung, sulit mengambil keputusan, penglihatan yang buram, pusing, paranoia,
keringat berlebihan, bicara mencerca, mual, muntah-muntah, sakit perut, detak
jantung yang tidak normal, tekanan darah tinggi, pusing, lesu, mati rasa pada
jari kaki dan tangan, pucat, kulit yang kering dan gatal, hilang kesadaran,
demam, kerusakan pada otak dan bahkan kematian.
8. Dexametasone
3. Ada orang-orang yang memakainya untuk lari dari realita dan tanggung
jawab kehidupan.
Pribadi yang tidak matang / labil dan selalu ingin lari dari tanggung
jawab. Seorang anak yang tidak biasa menghadapi dan menyelesaikan
persoalan-persoalan hidupnya sendiri akan cenderung memilih obat-obatan
jikalau ia mau melepaskan diri dan lari dari realita kehidupan yang menekan.
2. Apoteker perlu menjadi front liner atau petugas gardu terdepan dalam
memberi pelayanan, agar dapat berkomunikasi secara langsung dengan
konsumen / masyarakat, sehingga dapat segera mengantisipasi dan mengambil
sikap terhadap hal-hal yang tidak wajar terkait dengan pembelian obat-obatan
medis di apotik.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyalahgunaan zat / obat adalah penggunaan zat secara terus menerus bahkan
sampai setelah terjadi masalah (Stuart & Sundeen, 1998). Penggunaan zat
secara patologis dikelompokkan dalam dua kategori: penyalahgunaan zat dan
ketergantungan zat. Ketergantungan zat ditandai oleh adanya berbagai masalah
yang berkaitan dengan konsumsi suatu zat. Ini mencakup penggunaan zat yang
lebih banyak dari yang dimaksudkan, mencoba untuk berhenti, namun tidak
berhasil, memiliki berbagai masalah fisik atau psikologis yang semakin parah
karena penggunaan obat, dan mengalami masalah dalam pekerjaan atau dengan
teman-teman.
Obat-obat medis yang sering disalahgunakan oleh masyarakat saat ini adalah :
- Paracetamol
- Misoprostol / Cytotec
- Flunitrazepam
- Obat anti-cemas
- Dextromethorpan
- Dexametasone
Ada orang-orang yang memakainya untuk lari dari realita dan tanggung jawab
kehidupan.
Faktor-faktor Lingkungan.
Faktor kontribusi : Hubungan interpersonal yang terganggu, atau keadaan orang
tua yang patologis/kacau.
B. Saran
Di era modern ini, obat-obat yang disalahgunakan bukan hal yang sulit lagi
didapatkan. Bahkan obat-obat yang beredar dipasaran terkadang
disalahgunakan oleh banyak remaja saat ini. Untuk itu, sebagai perawat, kita
sebaiknya tahu tentang obat-obat apa saja yang sering disalahgunakan pada
saat ini dan kita sebaiknya mampu memberikan penyuluhan kedepannya nanti
tentang bahaya dari penyalahgunaan obat-obat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
@ http://avrillavigneismiatere.blogspot.com/2012/06/makalah-obat-yang-
disalahgunakan.html
@ http://fatahfiki.wordpress.com/edukasi/obat-yang-disalahgunakan.html
@ http://neniterawativisenna.blogspot.com/2012/01/gangguan-yang-berkaitan-
dengan.html