Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pada prinsipnya deformasi dari tubuh gunungapi dapat berupa penaikan permukaan
tanah (inflasi) ataupun penurunan permukaan tanah (deflasi). Deformasi yang
berupa inflasi umumnya terjadi karena proses gerakan magma ke permukaan yang
menekan permukaan tanah di atasnya. Dalam hal ini deformasi yang maksimal
biasanya teramati tidak lama sebelum letusan gunungapi berlansung. Sedangkan
deformasi berupa deflasi umumnya terjadi selama atau sesudah masa letusan. Pada
saat itu tekanan magma di dalam tubuh gunungapi telah melemah. Pada saat itu
permukaan tanah cenderung kembali ke posisinya semula. Gejala deformasi
gunungapi akan menyebabkan pergeseran posisi suatu titik di tubuh gunungapi.
Pergeseran posisi tersebut dapat terjadi baik dalam arah horisontal maupun
vertikal.
Pusat pemantau adalah suatu lokasi yang telah diketahui koordinatnya, dan
sebaiknya ditempatkan di kota yang terdekat dengan gunungapi yang bersangkutan
(misalkan di pos pengamatan gunungapi). Koordinat titik-titik pantau tersebut
kemudian ditentukan secara teliti dengan GPS, relatif terhadap pusat pemantau,
dengan menggunakan metode penentuan posisi diferensial secara real-time. Untuk
itu data pengamatan GPS dari titik-titik pantau harus dikirimkan secara real-time ke
pusat pemantau untuk diproses bersama-sama dengan data pengamatan GPS dari
pusat pemantau. Pengiriman data ini dapat dilakukan dengan menggunakan
bantuan satelit komunikasi ataupun telemetri dengan gelombang radio.
Pengukuran GPS yang dilakukan pad bulan Agustus 2005 ini dilakukan pada saat
aktifitas G. Kaba dalam kondisi Aktif Normal. Hasil dari pengukuran GPS ini disajikan
dalam 3 tipe koordinat, yaitu: Geodetik, Cartesian dan UTM, seperti terlihat pada
table berikut :
Hal ini dimaksudkan agar nantinya dapat dibandingkan dengan hasil pengukuran
terestris lainnya seperti EDM atau sipat datar. Sedangkan dari posisi
geodetik/Cartesian dan UTM ini kemudian dibuat jarak seperti yang terlihat pada
tabel. Sedangkan analisis terhadap strain (regangan) dan pengkerutan (stress)
terhadap hasil dari pengukuran ini belum dapat dilakukan berhubung penelitian
deformasi dengan metode GPS ini baru pertama kali dilakukan di G. Kaba.
Hambatan yang terjadi pada penelitian ini boleh dikatan tidak ada, bahkan
pendakian dapat dilkukan dengan menggunakan kendaraan roda dua atau empat
hingga ke bibir kawah.
GEOKIMIA
Analisis Batuan G. Kerinci : yang dianalisis pada bulan Mei 1973 oleh Hardjadinata
adalah andesit bertekstur trakit dengan kalsit yang mengisi rongga kecil batuan
sebagai mineral sekunder.