Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBAHASAN
2.2.1.6 Hidrooceanografi
Menurut Simoen (1988) hidrooceanografi merupakan ilmu yang
menyangkut dua ilmu yang cakupannya sangat luas, yaitu hidrologi dan
oceanografi. Pada dasarnya hidrologi dibagi menjadi empat cabang ilmu berikut,
yaitu:
Potamologi merupakan hidrologi yang mempelajari air di permukaan tanah
yang berupa aliran-aliran permukaan.
Limnologi merupakan hidrologi yang mempelajari air di danau termasuk rawa.
Geohidrologi merupakan hidrologi yang mempelajari air di bawah permukaan
tanah.
Kriologi merupakan hidrologi yang mempelajari salju dan es.
Sementara itu di dalam oceanografi terdapat empat macam aspek sebagai
berikut:
Fisika Oceanografi mempelajari sifat-sifat air laut dalam hubungannya dengan
gerak air.
Kimia Oceanografi adalah reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam air laut
dan di dasar laut, serta analisis sifat-sifat air laut itu sendiri.
Biologi Oceanografi mempelajari kehidupan di dalam laut.
Geologi Oceanografi mempelajari struktur dasar lautan dan proses yang terjadi
disana termasuk terbentunya lautan.
Sementara itu data sekunder diperlukan untuk melengkapi data primer.
Pengamatan parameter hidroocanografi dilakukan pada area dan lokasi yang telah
ditentukan dalam rancangan penelitian.
Sequantial Sample
Dalam penarikan cuplikan itu sendiri ditentukan secara random dan
berukuran kecil ditarik dahulu dan dianalisis. Sesudah cuplikan ini dianalisis dan
ditentukan adanya penarikan cuplikan yang lebih besar. Cara ini dibagi menjadi
dua lagi, yaitu:
a) Cuplikan ditarik secara bertingkat
b) Dengan mengamati satu per satu anggota papulasi
c. Keanekaragaman jenis
d. Dominansi total
e. Dominansi nisbi (dominansi relatif)
f. Kekerapan (frekuensi)
g. Kekerapan nisbi
h. Importance Value
x=kerapatan relatif +frekuensi relatif + bidangdasar relatif x
Keterangan:
D = diversitas
N = jumlah individu dari seluruh jenis yang ada
ni = jumlah individu dari jenis (spesies) tertentu
pohon
2.2.2.2 Fauna
a. Fauna Daratan
Metode IPA
Frekuensi
Dominansi
Di= x 100
N
Keterangan:
Di = nilai dominansi suatu jenis hewan tertentu
Ni = jumlah individu suatu jenis
N = jumlah total individu dari seluruh jenis
Makin tinggi dominansi suatu jenis hewan tertentu menunjukkan hewan
itu makin dominansi. Komposisi populasi itu bisa dibedakan menjadi tiga
golongan yaitu:
a. Jenis hewan yang dominan memiliki nilai dominansi lebih dari 5%.
b. Jenis hewan sub dominan dengan nilai dominansi 2 - 5 %.
c. Jenis burung (hewan) tidak dominan dengan nilai dominansi kurang
dari 2%.
Indeks Kesamaan Jenis
Indeks kesamaan jenis adalah perbandingan antara nilai jenis-jenis
burung tertentu dibandingkan dengan pada habitat lain. Rumus indeks
kesamaan jenis yang digunakan menurut Sorensen yaitu:
2C
IS=
A +B
Keterangan:
IS = indeks kesamaan Sorensen
A = jumlah jenis yang ada di luar tapak proyek (habitat pertama)
B = jumlah jenis yang ada di derah tapak proyek (habitat kedua)
C = jumlah jenis yang ada di kedua daerah yang berpasangan (di luar dan
di daerah tapak proyek)
Metode Wawancara
Metode Inventarisasi
Metode Pengamatan Jejak dan atau Bekas Kotoran Hewan
b. Fauna Perairan
b.1 Jenis Benthos
Benthos merupakan makhluk hidup di perairan yang terdapat:
1. Di permukaan dasar laut atau di dasar perairan sungai, danau, dan waduk.
Benthos yang hidup di permukaan dasar perairan disebut Epibenthos atau
Epifauna.
2. Sementara itu ada pula benthos yang hidup di dalam sedimen atau lumpur.
Bentos yang demikian disebut Infauna.
2. Metode Cuplikan
Pada dasarnya metode pencuplikan ada dua macam, yaitu:
a. Metode Transek (Transect Sampling)
1. Sejajar garis pantai
2. Tegak lurus garis pantai
b. Metode Kuadrat (Quadrat Sampling)
1. Bujur sangkar teratur
2. Trapesium teratur
3. Bujur sangkar letak tak teratur
Secara garis besar penelitian sosial ekonomi menurut Whitte (1977) dalam
Huffsmidt dkk (1986) dapat dilihat pada tabel berikut:
Metode Pengamatan Data Sosial Ekonomi
Metode Kuantitatif
Data Sekunder 1. Data Demografi Metode Kualitatif
2. Data Ekonomi
Data Primer 1. Menggunakan Kuesioner 1. Test Individu
2. Interview 2. Interview Tak Berstruktur
3. Penskalaan Perilaku
Partisipasi observasi Survei perilaku sendiri
Pengamatan observasi 1. Observasi Tidak Langsung Observasi tak berstruktur
2. Observasi Langsung Berstruktur
individu ke kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Permasalah yang akan dibahas pada makalah ini meliputi:
1. Apa pengertian rona lingkungan?
2. Bagaiamana cara pendekatan rona lingkungan bagi suatu proyek atau kegiatan?
3. Apa saja komponen pada rona lingkungan?
4. Apa manfaat rona lingkungan untuk kehidupan?
1.3 Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dari makalah ini, antara lain:
1. Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai rona lingkungan.
2. Memberikan wawasan kepasa pembaca mengenai cara pendekatan rona
lingkungan bagi suatu proyek atau kegiatan.
3. Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai komponen pada rona
lingkungan.
4. Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai manfaat rona lingkungan
untuk kehidupan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa rona lingkungan merupakan
kondisi lingkungan pada saat ini yaitu kondisi alam atau komponen komponen
lingkungan awalsebelum perencanaan dan pembangunan fisik dimulai. Hal-hal
yang termuat di dalam ronalingkunan yaitu biogeofisik kimia, sosial budaya, dan
ekonomi.Cara pendekatan rona lingkungan hidup bagi suatu proyek yaitu dengan
cara menyusun dan menggunakan daftar komponen lingkungan. Komponen rona
Lingkungan meliputi Geo Fisik Kimia (Iklim, kualitas udara, dan kebisingan,
Fisiografis, Hidrologi, Hidrooceanografi, Ruang, Lahan dan Tanah), Biologi
(Flora dan Fauna); Sosial (Demografi, Ekonomi, Budaya), dan Kesehatan
Masyarakat(Sanitasi lingkungan, dan Tingkat kesehatanmasyarakat).
Metode pengumpulan data rona lingkungan berbeda-beda tergantung dari
jenis komponen yang ada. Manfaat rona lingkungan hidup bagi kehidupan adalah
untuk pendugaan keadaan lingkungan tanpa proyek dan keadaan lingkungan
dengan proyek danuntuk menjaga keadaan lingkungan di masa yang akan datang
tanpa proyek.
KELOMPOK:
I (SATU)
Anonimous. 1975. Plant Sampling Instruction for Cereals And Pasterus. Fertility
Sciences (CSBP).
Barbour, M.G., Burk, J.H., And Pitts, W.D. 1980. Terrestial Plant Ecology The
Benyamin/Cummings Publishing Company, Inc. Menlot Park California.
Massachusetts.
Chapman, D.H., And Pratt, F.P. 1961. Methods of Analysis for Soil, Plant and
Water. Division of Agricultural Sciences Univercity of California.
Canter, L.W., and Hill, l.g. 1979. Handbook of Variables for Environmental
Impact Assesment. Ann Arbor Sciences Publisher Inc. Michigan.
Colinvaux, P. 1986. Ecology. John Wiley and Sons, Inc. New York.
Dombois, D.M. dan Ellenberg, E.H. 1974. Aims And Methods of Vegetation
Ecology. John Wiley and Sons Publisher, International Edition. New York.
Huffsmidt, M.M., James, D.E., Meister, A.D., Bower, B.T., and Dixon, J.A. 1986.
Benefit-Cost Analysis of Natural System and Environmental Quality Aspect
of Development. East West Environmental And Policy Institute East West
Center. Honolulu.
Sugiman. 1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara Jakarta. Terjemahan Dari
Buku Karangan Buchman H.O. dan Brady N.C. (1969). The Nature and
Properties of Soil. The Macmillan Company. New York. 1959.
Tanjung, S.D. 1989. Pengamatan Terhadap Flora dan Fauna Kursus Lanjutan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Kerjasama Kantor Menteri Negara
Kependudukan dan PPLH UGM: Yogyakarta.