Вы находитесь на странице: 1из 18

3.

2 KUADRAN PENGHASILAN DAN PEKERJAAN PERAWAT

Pada dasarnya, manusia bekerja mempunyai tujuan tertentu, yaitu memenuhi


kebutuhan hudup, baik untuk diri sendiri maupun keluarga. Jika kebutuhan dasar
manusia tidak terpenuhi, maka manusia akan sulit melangsungkan kehidupan.
Abdullah Lam bin Ibrahim dalam bukunya yang berjudul Akhamul Aghniya fisy
Syariah Al-Islamiyyah wa Atsaruhu, edisi Indonesia Fiqh financial
mengemukakan bahwa ada 14 (empat belas) komponen kebutuhan manusia yang
harus di penuhi sebelum seseorang bekerja dalam dalam memberikan pelayanan
publik yang meliputi ( Ibrahim, 2005, dalam Romadhon, 2013):

1. Makanan 8. Buku-buku pengetahuan


2. Pakaian 9. Alat-alat produksi dan modal
3. Tempat tinggal 10. Pelunasan utang
4. Kendaraan 11. Biaya kesahatan dan obat
5. Pembantu 12. Kemerdekaan dan perbudakan
6. Perabotan rumah tangga 13. Biaya pernikahan
7. Biaya pendidikan 14. Peralatan bela diri

Profesi perawat merupakan salah satu profesi pelayanan publik, karena itu
kebutuhan dasar tersebut haruslah terpenuhi sebelum menjalankan amanahnya.
Idealnya memang seorang perawat dapat memberikan sebagian besar waktunya
untuk publik dibandingkan dirinya sendiri, tanpa memikirkan lagi masalah
penghasilan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup diri sendiri dan
keluarganya.

Namun kenyataannya yang terjadi tidak seperti itu, saat ini perawat masih
harus berjuang atas kesejahteraannya yang terabaikan tersebut ditengah besarnya
tuntutan terhadap perawat agar memberikan pelayanan terbaik kepada publik serta
beratnya risiko yang dihadapi. Namun, berapa tahun banyakny perawat yang
menjerit akan kesejahteraannya, kebutuhan publik atas pelayanan keperawatan
yang komprehensif harus tetap terpenuhi.

Tanpa kita sadari, bagaimana gambaran cara atau sumber perawat memperoleh
penghasilan diri sendiri dan keluarganya diklasifikasikan dalam 4 kuadran
penghasilan Robert T. Kiyosaki (2000) yang akan diuraikan pada pembahsan
berikut ini.
1. Employee (E)
Pada kudran ini, perawat bekerja untuk orang lain dan
mendapatkan penghasilan/ gaji dari pekerjaan yang dilakukannya.
Penghasilan tersebut diberikan secara periodik biasanya sebulan sekali
dengan jumlah tertentu dari orang lain, perusahaan, organisasi, bahkan dari
negri.
Perawat pada kuadran ini tidak akan memperoleh gaji apabila
mereka tidak bekerja. Setiap saat siap menerima kemarahan atasan atas
kinerja yang tidak baik dan menjaga hubungan baik dengan atasan tersebut
agar tidak kehilangan pekerjaa. Sebab, mereka tidak memiliki daya
kemampuan untuk menaikan gajinya sendiri
Contoh profesi perawat dalam kuadran ini antara lain sebagai staf
perawat dirimah sakit, puskesmas, atau klinik perusahaan, sebagai medical
representative di perusahaan farmasi, dan sebagainya

2. Self Employee (S)


Pada kuadran ini, perawat bekerja untuk dirinya sendiri. Perawat
tersebut bekerja sebagai pekerja lepas ( freelance). Mereka tidak bekerja
untuk orang lain tetapi untuk dirinya sendiri dan berhubungan langsung
dengan klien karena memiliki keahlian tertentu untuk mendapatkan
penghasilan tambahan.
Mereka menjalankan, melakukan sendiri, dan penghasilan yang
mereka terima untuk diri sendiri. Mereka menjadi majikan sekaligus
bawahan sendiri, semua diatur dan ditangani sendiri. Ketergantungan pada
penghasilan yang akan didapatkannya pun masih ditentukan oleh
keberadaan dirinya sendiri ( active income).
Contoh profesi perawat dalam kuadran ini antara lain sebagai agen
asuransi, sebagai pemilik toko alat kesehatan, pakaian, atau atribut rumah
sakit, perawat peneliti, sebagai perawat lepas (freelance) dengan
memberikan asuhan keperawatan pribadi ( solo practice), dan sebagainya.

3. Business (B)
Pada kuadran ini, perawat memiliki bisnis/usaha dimana banyak
orang bekerja untuk dirinya yang bekerja dalam suatu sistem
berkesinambungan. Sehingga meskipun bisnis/ usaha ditinggalkan
pemiliknya dalam jangka waktu yang lama, bisnis/ usaha tersebut tetap
menghasilkan keuntungan dan berkembang.
Perawat pada kuadran ini dapat digolongkan sebagai perawat
pengusaha ( nursepreneur). Seorang nursepreneur memiliki kekuasaan
terhadap bisnisnya dan pekerjaannya. Nurseprneur juga berusaha keras
agar system yang dibangun dapat running well dan mendapatkan
keuntungan yang diharapkan dari system bisnisnya.
Contoh profesi perawat dalam kuadran ini antara lain sebagai
perawat pengusaha klinik mandiri perawatan luka, sebagai perawat
pengusaha lembaga pendidikan keperawatan, sebagai perawat pengusaha
penyedia tenaga perawat, dan sebagainya.

4. Investor (I)
Pada kuadran ini, perawat menginvestasikan uangnya kepada
pengusaha lain untuk menjalankan suatu usaha sehingga pemilik modal
tidak harus aktif dalam operasional kesehariannya. Dengan kata lain,
perawat investor memperoleh uang dari uangnya yang diputar.
Perawat investor akan mendapatkan penghasilan dari bagi hasil
usaha yang dijalankan tersebut. Perawat investor juga tidak dipengaruhi
oleh waktu kerja yang diberikan, bahkan mereka bisa tidak bekerja sama
sekali tetapi uang yang bekerja untuk mereka. Besar kecil penghasilan
seorang perawat investor ditentukan pengetahuan dan keahlian mereka
dalam mengelola uang dan mendayagunakan uang yang dimilikinya agar
lebih menguntungkan.
Contoh profesi perawat investor antara lain perawat membeli
rumah untuk dijadikan wisma perawat dan dikontrakan, perawat
membayar sejumlah uang untuk membeli franchise home care, perawat
membeli mobil ambulans untuk disewakan ke rumah sakit, dan
sebagainya.
Pertanyaan mendasar yang harus di jawab ialah ada di kuadran
mana kita saat ini ? memang tidak selalu orang hanya di salah satu
kuadran, employee saja atau investor saja, tetapi bisa saja satu orang
berdiri di dua atau lebih kuadran. Itu lebih baik. Sebenarnya 4 kuadran
diatas di bagi menjadi 2, yaitu kuadran kiri ( employee-self empliyeed) dan
kuadran kanan ( bisnis owner-investor)
Seorang perawat yang ingin makmur dan bebas secara financial memang
harus berusaha untuk menjadi kuadran kanan atau berusaha untuk
memiliki kaki di kuadran kanan

3.3 PELUANG USAHA DI BIDANG KEPERAWATAN


Kesehatan merupakan aset termahal dan sebuah investasi untuk
produktifitas kita. Faktor usia yang terus bertambah menyebabkan kita
semakin rentan dengan gangguan kesehata, produktifitas pun semakin
menurun. Bayangkan jika kesehatan kita terganggu dengan beberapa hal.
Sebagai contoh, jika kita tertimpa musibah kecelakan dan menimbulkan
efek gangguan pada beberapa anggota tubuh maka perlu adanya
pengobatan dan perawatan tertentu sebagai dampak dari kejadian tersebut
serta tidak jarang menghabiskan uang yang memang tidak sedikit dalam
fase rehabilitasinya tersebut.
Bisnis di bidang keperawatan, atau dalam konteks yang lebih luas,
bisnis di bidang kesehatan termasuk salah satu bisnis yang tidak akan
pernah mati. Maklum saja, semua manusia normal pasti pernah jatuh sakit.
Selama orang sakit tersebut ingin sehat dan orang sehat ingin tetap bugar,
prospek bisnis di bidang kesehatan cukup banyak, peluang bagi pemain
baru dalam bisnis kesehatan masih terbuka lebar. Bisnis tersebut akan
selalu dibutuhkan, apalagi bisnis di bidang keperawatan. Bisnis dibidang
keperawatan ibarat terjun dalam pertarungan bisnis di lautan yang masih
tenang ( blue ocean strategy).
Pada dasarnya membangun bisnis berarti harus siap untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia setiap harinya. Karena itu, seorang
nursepreneur harus mengetahui teori kebutuhan dasar manusia dan
membuat keputusan yang memenuhi beberapa kebutuhan dasar manusia
sebagai peluang dan cakupan bisnis di bidang keparawatan. Virginia
Henderson dalam tulisannya yang berjudul the principle and practice of
nursing mengemukakan bahwa ada 14 komponen kebutuhan dasar
manusia yang harus dipenuhi sebagai upaya mendirikan individu ( Perry &
Potter, 2005 ) yang meliputi :
1. Bernafas secara normal
2. Makan dan minum yang cukup
3. Eliminasi
4. Bergerak dan mempertahankan postur yang diinginkan
5. Tidur dan istirahat
6. Memilih pakaian yang tepat
7. Mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal dengan
menyesuaikan pakaian yang dikenakan dan memodifikasi lingkungan
8. Menjaga kebersihan diri dan penampilan
9. Menghindari bahaya dari lingkungan dan menghindari membahayakan
orang lain
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi,
kebutuhan, kekhawatiran, dan opini
11. Beribadah dengan sesuai agama dan kepercayaan
12. Bekerja sedemikian rupa sebagai modal untuk membiayai kebutuhan
hidup
13. Bermain atau berpartisipasi dalam berbagai bentuk reaksi
14. Belajar, menemukan, atau memuaskan rasa ingin tahu yang
mengarahkan pada perkembangan yang normal, kesehatan, dan
penggunaan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Banyaknya kebutuhan tersebut yang harus terpenuhi merupakan
peluang bisnis bagi seorang nursepreneur. Tetapi, pertanyaanya ialah
apakah kita hanya sebagai pemakai jasa, sebagai objek dari jasa
kesehatan atas kebutuhan dasar manusia tersebut. Padahal sebenarnya
ada peluang untuk menjadi subjek dalam bisnis tersebut. Kita tidak
hanya menjadi penerima, tidak hanya menjadi konsumen tetapi
bagaimana kita menjadi produsen. Kita tidak hanya menjadi penonton
tetapi menjadi pemain karena pemain dibayar sedangkan penonton
membayar. Peluang usaha dibidang perawat juga bisa kita dapatkan
dengan memahami fakta dan kecendrungan pola kesehatan
masyarakat. Fakta tentang pola kesehatan masyarakat yang ada pada
masa lalu, saat ini dan analisa prospek kebutuhan kesehatan
masyarakat di masa yang akan datang merupakan kajian penting yang
harus diketahui seorang nursepreneur dalam membaca peluang usaha.
Saat ini telah terjadi suatu trend kecendrungan perubahan transisi pola
kesehatan masyarakat. Perubahan tersebut nampaknya akan terus
berlangsung dalam jangka waktu yang lama dan mempengaruhi pola
hidup masyarakat. Fakta-fakta perubahan tersebut ( Sutarna, 2014)
meliputi :
1. Perubahan epidemologi
Dahulu kebanyakan penyakit dikarenakan oleh infeksi. Sering
dengan keberhasilan suatu pelayanan, lingkungan saat ini sudah
menjadi baik dan pencegahan terhadap sumber infeksi sudah dapat
terkontrak maka penyakit infeksi pun dapat ditekan. Akan tetapi,
masalah tersebut tidak selesai sampai disana karena timbul masalah
baru yaitu masalah degenerative. Penyakit infeksi telah bergeser dan
berubah menjadi penyakit degeneratif yaitu penurunan fungsi organ.
Pada kondisi epidemologi ini terjadi perubahan pola penyakit.
Bahkan saat ini ada penyakit tanpa nama dengan gejala yang tidak
jelas. Diberi obat pada gejala yang satu, timbul gejala yang lain. Gejala
lain diberi obat, timbul gejala baru. Bahkan kadangkadang
mengacukan diagnosa. Sungguh sulit menemukan obat untuk masalah
tersebut.
2. Perubahan demografi

Perubahan ini berkaitkan dengan kependudukan. Jika dahulu kondisi


kependudukan kita digambarkan bentuknya seperti candi Borobudur (
puncaknya kecil bawahnya besar ) namun saat ini berubah menjadi
bentuk candi prambanan (kedua ujung sama besar). Artinya dahulu
jumlah orang-orang usia lanjut lebih sedikit dibandingkan anak-anak
karena umur harapan hidup lebih pendek, manusia sudah meningkat
sebelum tua.

Namun karena faktor kemajuan ekonomi, teknologi dan ilmu


pengetahuan makan gizi semakin membaik sehingga jumlah usia
lanjut lebih banyak dibandingkan anak-anak. Berarti harapan hidup
panjang usia di Indonesia sudah semakin baik. Hanya pola hidup yang
berubah, tidak jelas dan salah.

1. Perubahan Geografi
Perubahan ini berkaitan dengan kondisi lingkungan. Saat ini kecenderungan
masyarakat urbanisasi (dari kampung pindah ke kota) semakin meningkat dan
membawa dampak kepadatan penduduk, polusi, serta masalah sosial yang
menyangkut masalah kesehatan. Selain itu, akibat dari kondisi perubahan tersebut,
jumlah orang-orang usia lanjut pun meningkat.
Grafik orang-orang usia lanjut yang selalu meningkat tersebut menggambarkan
bahwa saat ini sudah mengarah kepada persiapan hidup dengan usia yang panjang.
Namun, disisi lain timbul masalah apakah orang-orang tersebut sudah siap
mengelola kesehatannya sendiri sehingga timbul penyakit-penyakit degeneratif
selanjutnya.
2. Perubahan Gaya Hidup
Gaya hidup orang saat ini sangatlah berbeda dengan pandangan para orang tua
kita atau kebanyakan orang yang lahir lebih dahulu. Mungkin mereka akan
menilai bahwa gaya hidup orang saat ini sangatlah aneh. Contohnya, dahulu
mungkin aneh ketika pria pergi ke salon kecantikan. Namun, saat ini hal tersebut
adalah hal yang biasa dan wajar karena mereka pun ingin tetap tampil muda dan
sehat. Bahkan saat ini pun sudah banyak sekali bermunculan salon yang
menyediakan jasa perawatan pria.
Contoh lainnya, kalau kita perhatikan pertumbuhan anak-anak saat ini yang jauh
lebih pesat dari pertumbuhan anak-anak dahulu. Hal tersebut dikarenakan faktor
gizi terpenuhi yang mulaidiperhatikan orang tua kepada anaknya. Mungkin dahulu
sebutir telur dimakan berdua cukup untuk sekedar mengenyangkan perut tetapi
saat ini kebutuhan makanan harus terpenuhinya standar gizi yang diperlukan oleh
tubuh, hanya pola makan yang kadang-kadang keliru. Akibatnya orang-orang usia
lanjut yang ingin tetap eksis, tampil sehat, cantik dan panjang umur yang terkena
dampaknya, mereka yang butuh kesehatan, kecantikan dan kebugarantubuh tetapi
belum tahu apa yang harus dilakukan.
3. Fenomena Baby Boom
Saat Indonesia merdeka pada tahun 1946 sampai tahun 1964, pemerintah
menerapkan kebijakan politik penduduk mercusuar, dimana presiden
membebaskan kelahiran agar pembangunan Indonesia dapat berjalan dengan
cukup sumber daya tenaga kerja. Pada saat itu pun banyak sekali bayi-bayi yang
lahir dan terjadi ledakan kelahiran bayi yang dinamakan fenomenan baby boom.
Orang-orang yang lahir antara tahun tersebut memiliki jumlah saudara yang cukup
banyak, ada yang bahkan mencapai 12 hingga 14 orang.
Pada akhirnya, setelah tahun 1964 ke atas, World Health Organization (WHO)
menetapkan kebijakan tentang pengendalian penduduk. Maka pada saat itu,
Indonesia mulai bersiap-siap melakukan Keluarga Berencana (KB). Akan tetapi,
dampak fenomena baby boom tersebut masih dirasakan hingga saat ini. Dampak
terbesar fenomena baby boom yang kita rasakan saat ini ialah jumlah orang yang
lahir antara tahun 1946 hingga tahun 1964 (usia antara 50-68 tahun) menjadi
penduduk dengan jumlah terbanyak di Indonesia. Mereka adalah orang-orang
yang rentan dengan gangguan kesehatan tetapi mempunyai tuntutan tinggi untuk
hidup lebih lama.
4. Perubahan Upaya Pelayanan Kesehatan
Perubahan berkaitan dengan pergeseran paradigma pelayanan kesehatan. Saat ini
upaya pelayanan kesehatan telah bergeser dari upaya pelayanan medis yang
menitikberatkan pada diagnosis dan pengobatan menjadi paradigma sehat yang
lebih holistik dalam melihat penyakit atau gangguan kesehatan.
Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah, menunda, atau menemukan, dan
mengenali secara dini berbagai penyakit atau gangguan kesehatan, serta mengatasi
penyakit yang muncul untuk mencegah komplikasi. Namun tidak mengabaikan
fungsi pengobatan. Fungsi pencegahan pun memegang peranan penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Tahapan-tahapan pencegahan yang harus dilakukan agar terhindar dari berbagai
penyakit yaitu sebagai berikut :
a. Pencegahan primer (primary health care), yaitu berbagai upaya yang dilakukan
untuk menghindari atau menunda munculnya penyakit atau gangguan
kesehatan. Penekana pada pencegahan tersebut meliputi promosi kesehatan
seperti pendidikan, penyluhan dan pencegahan khusus seperti vaksinasi,
proteksi dengan alat-alat termasuk helm, sarung tangan, sabuk pengaman,
masker, kondom dan lain-lain.
b. Pencegahan sekunder (secondary health care), yaitu berbagai upaya yang
dilakukan untuk deteksi dini adanya penyakit atau gangguan kesehatan agar
dapat dilakukan tatalaksana sedini mungkin. Penekanan pada pencegahan
tersebut meliputi pengobatan dini, diagnosis dini, dan pencegahan kecacatan.
c. Pencegahan tersier (tertiary health care), yaitu upaya pengelolaan penyakit
atau gangguan kesehatan secara seksama harus dilakukan. Penekana pada
pencegahan tersebut meliputi pemulihan dari kecacatan.

Pada akhirnya masyarakat semakin sadar bahwa mencegah memang lebih baik
daripada mengobati. Sehingga orang-orang saat ini yang sudah paham tentang
kesehatan, sudah termotivasi, dan punya motivasi akan terus berusaha untuk
mencari dan mempertahankan kondisi sehatnya. Tetapi apakah mereka sudah
punya cara untuk mempertahankan kesehatan?
Ya, inilah kondisi masa depan kita dan saya ingatkan bahwa itu adalah pasar
kita, pasar bisnis dibidang keperawatan. Orang bijak dan orang sukses
mengatakan bahwa orang yang ingin survive harus bisa membaca pasar dan
harus mengatur strategi bagaiman bisa masuk ke pasar tersebut. Pada akhirnya,
kita bisa ambil bagian yang produktif, bermanfaat, dan menguntungkan baik
untuk kita sendiri maupun untuk orang lain.

Action session
Setelah memahami peluang usaha di bidang keperawatan, hal-hal apa
saja yang selama ini pernah dan sudah terpikirkan oleh anda?

Sudah Akan
Ditunda
Dilakukan dilakukan

Mulai sekarang, lakukan apa yang Anda pikirkan, lakukan hal-hal yang
selama ini Anda tunda dan akan Anda lakukan. Now or never!

3.4 BIDANG-BIDANG CAKUPAN USAHA NURSEPRENEUR


Seorang perawat pada dasarnya bebas menentukan bisnis/usaha yang akan
dijalankannnya tanpa adanya batasan atas cakupan bisnis tertentu, asalkan
bisnis tersebut menghasilkan profit bagi dirinya dengan tetap mematuhi etika
bisnis dan legal. Akan tetapi, dalam kaitannya dengan nursepreneurship,
seorang perawat tentunya akan melihat peluang usaha tidak hanya dari sisi
profit semata, melainkan juga dari sisi pelayanan dan pengabdian kepada
masyarakat.
Dengan kata lain, perawat akan melihat berbagai peluang usaha dalam
cakupam bidang kepewatan, dengan tetap mengintegrasikan nilai-nilai
keperawatan yang sudah dipelajarinya. Berbagai area cakupan usaha dibidang
keperawatan yang dapat dikembangkan saat ini antara lain :
a. Area Pelayanan Keperawatan
Tanpa harus meninggalkan tugas pokok sebagai perawata pelaksana di
instansi kesehatan, seorang perawat pun dapat dalam membangun bisnis
pada area pelayanan keperawatan. Selain itu, lonjakan pembangunan
fasilitas layanan kesehatan termasuk membangun rumah sakit baru dengan
tambahan fasilitas kesehatan lainnya membuka peluang usaha bagi perawat
pada area pelayanan keperawatan. Bahkan pada area ini, perawat dapat
berperan sebagai penggagas ide, pengelola pemilik modal, pemilik saham
ataupun sebagai owner. Berikut ini berbagai usaha perawat pada area ini
antara lain :
1. Home Care
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI)
mendefinisikan bahwa home care adalah pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu
dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari
penyakit (Depkes RI, 2002). Home care merupakan bagian dari praktik
mandiri perawat. Perawat melanjutkan perawatan yang pernah diterima
klien dari rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya atau mungkin
pasien tidak ada indikasi masuk rumah sakit sehingga hanya
membutuhkan pelayanan keperawata dirumah.
2. Konseling Keperawatan
Konseling adalah proses memberikan bantuan dari seseorang kepada
orang lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu
masalah melalui pemahaman terhadap fakta, harapan, kebutuhan dan
perasaan klien (Saraswati, 2002). Konseling sebagai cabang ilmu dan
praktik pemberian bantuan kepada individu pada dasarnya memiliki
pengertian yang spesifik sejalan dengan konsep yang dikembangkan
dalam ilmu keperawatan. Konseling keperawatan dapat membantu dan
memotivasi klien untuk lebih bertanggung jawab terhadap dirinya
sendiri dalam mengatasi masalahnya. Konseling keperawatan juga
diselenggarakan untuk mencapai pemahaman dan penerimaan diri,
proses belajar dari berperilaku tidak adaftif menjadi adaptif, dan belajar
melakukan pemahaman yang lebih luas tentang dirinya.
3. Praktisi Terapi Komplementer
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung pengobatan medis konvensional atau
sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang
konvesional. Pada dasarnya, terapi komplementer bertujuan untuk
memperbaiki fungsi dari sistem-sistem tubuh, agar tubuh dapat
menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita
sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya
sendiri. Kini terapi komplementer tersebut telah berkembang pesat
menjadi bagian dari pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
keperawatan. Bahkan terapi komplementer tersebut menjadi salah satu
pilihan pengobatan masyarakat. Di Indonesia ada 3 (tiga) jenis terapi
komplementer yang telah diintegrasikan kedalam pelayanan kesehatan
di Indonesia, yaitu akupuntur, terapi hiperbarik, dan terapi herbal
medik.
4. Nursing Care Center
Nursing care center adalah lembaga keperawatan yang memberikan
akses langsung pada klien dalam pelayanan keperawatan profesional
yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat sesuai dengan masalah
yang dihadapi masyarakat. Nursing care center merupakan pengelolaan
terpadu dalam pelayanan, pendidikan dan penelitian keperawatan
melalui pemberdayaan seluruh potensi yang ada secara optimal. Dalam
nursing care center pun selalu diupayakan untuk memandang
keperawatan sebagai suatu kesatuan yang utuh, sehingga nursing care
center memiliki karakteristik tertentu.
5. Pelayanan Fisioterapi
Fisioterapi adalah suatu cara atau bentuk pelayanan kesehatan untuk
mengembalikan funsi organ tubuh dengan memakai tenaga alam.
Dalam fisioterapi, tenaga alam yang dipakai antara lain listrik, sinar, air
panas, dingin, massage dan latihan yang mana penggunaannya
disesuaikan dengan batas toleransi penderita sehingga didapatkan efek
pengobatan (Krausen, 1985). Perawat yang dibekali ilmu dan
kompetensi terkait fisioterapi memiliki kewenangan untuk memberikan
pelayanan kesehatan tersebut kepada klien yang membutuhkannya.
Salah satu upaya fisioterapi yang dapat dilakukan perawat yaitu
fisioterapi dada. Fisioterapi dada itu merupakan prosedur keperawatan
atau metode pemenuhan kebutuhan oksigen.
6. Klinik Praktik Bersama
Perawat dapat berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain seperti
dokter, apoteker, atau bidan dalam membuka klinik praktik bersama
sebagai kolega. Pada kolaborasi tersebut terjadi proses komplek yang
saling membutuhkan satu sama lain dalam bersama-sama membangun
bisnis di bidang kesehatan. Prinsip yang sama mengenai kebersamaan,
kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab, dan tanggung
gugat juga menjadi awal terbentuk kolaborasi yang baik untuk menuju
kesuksesan bersama.
b. Area Penelitian
Penelitian atau riset pada umumnya sering diasosiasikan dengan lembaga
pendidikan karena riset yang bergerak di pendidikan atau kesehatan banyak
dilakukan oleh dunia pendidikan. Padahal area ini merupakan lahan bisnis
yang memanfaatkan inteletualitas, pengelolaan pengetahuan, serta sumber
daya manusia (SDM). Selain itu, banyaknya permasalahan dalam bidang
kesehatan terutama yang dihadapi oleh lembaga penyelenggara pelayanan
kesehatan juga membuka peluang usaha tersendiri bagi perawat.
Oleh karena itu, perawat yang senang mengembangkan dan memiliki rlasi
yang terjun di dunia penelitian, tidak ada salahnya mencoba menekuni area
cakupan bidang usaha ini, seperti membentuk tim riset profesional terkait
permasalahan kesehatan pada umumnya dan keperawatan pada khususnya,
atau sebagai jasa pengolah data dan promosi suatu produk. Berikut ini 3 hal
yang harus diperhatikan dalam mengembangkan lahan bisnis ini antara
lain:
1. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
Metodologi riset yang sudah baku
Ruang lingkup bidang yang menjadi sasaran riset
Program aplikasi pengolahan data riset.
Kemampuan untuk berkoordinasi dan bekerjasama dengan ahli
bidang riset dan lainnya.
2. Modal yang diperlukan
Ruangan yang nyaman untuk pertemuan, diskusi kelompok (metode
kualitatif), dan kerja
Komputer untuk mengolah data dan pekerjaan adminstratif
Biaya operasional untuk listrik, telepon, alat tulis kantor, dan
karyawan
3. Kiat menjalankan usaha
Rancang bidang riset yang akan ditawarkan. Pemilihan bidang
sebaiknya harus sesuai dengan kemampuan SDM yang kita miliki,
sebab lahan bisnis ini merupakan pekerjaan intelektual. Misalnya,
perusahaan kita memutuskan bergerak diriset kualitatif atau
kuantitatif atau keduanya
Kerja sama dengan ahli riset, baik sebagai karyawan atau joint
venture untuk menjalankan usaha ini
Rekrut orang-orang yang mempunyai kompetensi dibidangnya,
misalnya pengolah data (riset keantitatif) dan ahli interview (riset
kualitatif)
Lengkapi peralatan kantor, misalnya meja bundar untuk diskusi
panel dan komputer dengan program pengolahan data
Pasarkan usaha ke perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki divisi
riset khusus
c. Area Pendidikan
Perkembangan ilmu keperawatan yang semakin pesat menuntut seorang
perawat dan calon perawat harus mempersiapkan diri sedini mungkin
sehingga diharapkan dapat bersaing diera pasar global. Selain itu, semakin
meningkatnya permintaan masyarakat tentang layanan kesehatan dapat juga
membuka peluang usaha tentang layanan kesehatan dapat juga membuka
peluang usaha tersendiri bagi perawat dalam area ini. Pengelola pelatihan
sumer daya perawat pun merupakan salah satu solusi dalam memenuhi
kebutuhan perawat berkualitas.
Oleh karena itu, perawat memiliki passion untuk terjun area cakupan
bidang usaha ini dapat mendirikan lembaga pelatihan yang bergerak
dibidang pendidikan kesehatan pada umumnya dan keperawatan pada
khususnya, atau membangun insttitusi pendidikan keperawatan, lain
sebagainya.
d. Area Manajerial
Pada area ini, fokus bisnis yang ditawarkan yaitu dalam bentuk pengelolaan
sistem manajemen sumber daya manusia. Sebab, sumber daya manusia
merupakan kunci keberhasilan suatu bisnis. Dalam kaitannya bisnis,
konsultan dapat menjadi salah satu pilihan dalam area ini. Konsultan adalah
seorang tenaga profesional yang menyediakan jasa nasihat ahli dalam
bidang keahliannya.
Perawat yang passion untuk mengelola dan mengembangkan sumber daya
manusia terutama sumber daya perawat serta memiliki kompetensi
manajemen keperawatan yang baik dapat terjun pada area cakupan bidang
usaha ini. Salah satunya dengan membentuk lembaga konsultan perawat
seperti konsultan legal perawat (legal nurse consultant), dan sbagainya.
Action Session
Tuliskan ide-ide bisnis anda, kemudian pilih yang tebaik untuk
dilaksanakan

Ide #2.
Ide #1.
...............................
.................................. .......................
..................................
Ide #3.
...................
Ide #4.
..................................
.................................. ...............................
.................................. ............

Ide terbaik anda :

............................................................................................

3.5SIFAT DAN KARAKTERISTIK MENTAL NURSEPRENEUR


Sukses pada dasarnya bermula dari mental. Kita bisa saja miskin
namun jika kita yakin bahwa kita sukses, maka itulah yang akan kita
raih. Demikian juga sebaliknya, jika seseorang terlahir kaya, namun
tidak memiliki mental sukses, maka kelak ia pun bisa jatuh melarat.
Namun, ada sifat dan karakteristik mental tertentu yang harus seseorang
miliki agar ia bisa sukses dalam bidang bisnis yang ia geluti. Sifat dan
karakteristik mental tersebut akan sangat penting untuk menentukan
apakah seseorang bisa berhasil dalam persaingan bisnis yang begitu
kompetitif.
Caring merupakan bagian inti yang penting dalam ilmu
keperawatan. Watson (1979) dalam tulisannya berjudul Theory of
Human Caring, mengemukakan bahwa caring adalah jenis hubungan
dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan
untuk meningkatkan dan melindungi klien sebagai manusia, dengan
demikian mempengaruhi kesanggupan klien sembuh (perry dan potter,
2005). Caring dan keperawatan merupakan dua domain utama yang
tidak dapat dipisahkan dalam setiap kehidupan di masyarakat. Dengan
kata lain, caring bukanlah semata-mata suatu perilaku/sikap, melainkan
berfokus pada segala aktivitas yang dilakukan perawat saat
melaksanakan fungsi keperawatannya.
Dalam kaitannya dengan nursepreneurship, segala sesuatu
mengenai aktivitas yang dilakukan nursepreneur yang mengintegrasi
nilai-nilai keperawatan dalam menjalankan usahanya, caring
merupakan sifat dan karakteristik mental yang harus dimiliki seorang
nursepreneur. Dengan demikian, perilaku caring yang ditampilkan oleh
seorang nursepreneur akan mempengaruhi kepuasan klien sehingga
akan menghasilkan keuntungan bagi usaha yang dijalankan. Adapun
manisfestasi dari sifat dan karakteristik mental caring yang dimiliki
seorang nurseprneur jika dikaitkan denga konsep simone roach (1984)
bahwa ada lima karakteristik sifat caring yang dapat dijabarkan sebagai
berikut (Kozier, Barbara, et.al, 2007) :

1. Compassion (kasih sayang)


Compassion adalah kepekaan terhadap kesulitan dan kepedihan
orang lain dapat berupa membantu seorang untuk tetap bertahan,
memberikan kesempatan untuk berbagi, dan memberi ruang bagi
orang lain untuk berbagi persaan, serta memberikan dukungan
secara penuh. Dengan kata lain, seorang nursepreneur harus
memiliki kemampuan berhubungan dengan orang lain sehingga
timbul kepekaan sosial untuk memandang dari sudut pandang orang
lain.
Seorang nursepreneur harus bisa merasakan perasaan orang lain,
mengerti keinginannya, serta menagkap motif di balik sikap orang
lain. Seorang nurseprenreur harus bisa belajar untuk membiasakan
diri melakukan tindakan-tindakan tersebut. Misalnya, jadilah
pendengar yang baik, belajarlah menempatkan diri pada possi orang
lain, belajarlah melakukan apa yang kita ingin orang lain lakukan
kepada kita, dan sebagainya.
2. Competence (kemampuan)
Competence adalah memiliki ilmu pengetahuan, keterampiln,
pengalaman, energi dan moyivasi sebagai rasa tanggung jawab.
Dengan kata lain, seorang nursepreneur dalam membangun bisnis
tidak hanya berdasarkan keinginan semata, melainkan juga harus
membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan dalam
berbisnis. Seorang nursepreneur harus terus belajar, tidak hanya
belajar dari pengalaman sendiri tetapi juga harus belajar dari
pengalaman orang lain, baik melalui buku-buku, majalah, atau
melalui seorang guru yang sudah berhasil membangun bisnis.
Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seorang nursepreneur
akan menghindarkan dari berbagai persoalan yang sebenarnya tidak
perlu terjadi. Compassion tanpa competence akan terjadi kelalaian
klinis, sebaliknya. Competence tanpa compassion tidak mampu
menghasilkan suatu tindakan apapun
3. Confidence (kepercayaan diri)
Confidence adalah suatu keadaan untuk memelihara hubungan
antara manusi dengan penuh percaya diri. Confidence dapat berupa
ekpresi caring yang meningkatkan kepercayaan tanpa mengabaikan
kemampuan orang lain untuk tumbuh dan menyampaikan
kebenaran. Dengan kata lain, seorang nursepreneur percaya akan
kemampuan mereka sendiri, dan mereka memastikan bahwa
mereka berusaha sebaik mungkin dan sekaligus mengharapkan
hasil terbaik dari usaha mereka.
Mereka pun meyakini bahwa dunia bisnis sangatlah kompetitif, dan
dunia bisnis bukanlah tempat yang cocok untuk orang-orang yang
hanya setengah hati dalam berbisnis. Berikut ini cara membangun
kepercayaan diri antara lain
Pikirkan hal-hal yang positif saja
Ganti pikiran negatif dengan pikiran positif
Berjalanlah dengan cepat, berjalan dengan tujuan
Berdirilah dengan sikap percaya diri: kepala tegak, bahu tegap,
perut masuk
Tatap otang dimatanya dan tersenyumlah
Perkenalkan diri kepada orang lain. Jangan tunggu mereka
memperkenalkan diri kepada kita
Berani untuk mengungkapkan pikiran
1. Concience (suara hati)
Concience adalah kemampuan untuk membedakan apkah tindakan kita
benar atau salah. Dengan kata lain, seorang nursepreneur harus memilki
standar moral yang tumbuh dari sistem nilai humanistik altruistik (peduli
kesejahteraan orang lain) yang dianut dan direfleksikan pada tingkah
lakunya. Kemandirian seseorang nursepreneur juga disertai dengan rasa
kepedulian kepada sesama
2. Commitment (komitmen)
Commitmen adalah tekad dan kemauan untuk melakukan tugas secara
konsekuen dan berkualitas terhadap tugas, orang, atau karir yang dipilih.
Dengan kata lain, seorang nursepreneur yang ingin sukses dalam
membangun bisnis/ usaha harus memiliki komitmen yang kuat. Mereka
tidak ada waktu bermalas-malasan, waktu yang digunakan untuk aktivitas
yang lebih produktif. Jika hal buruk pun terjadi, maka mereka akan terus
berusaha tetap tenang dan yakin bahwa akan ada jalan keluar dengan tetap
berusaha melakukan yang terbaik.
Namun bagi mereka yang ingin menjadi sukses, tetapi setiap hari kerjanya
hnaya main-main. Tidak ada kemauan untuk menepis rasa malas dan
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu . tidak ada kemauan untuk bergerak.
Pada akhirnya, keinginan itu hanya menjadi keinginan belaka. Maka
mulailah berusaha dengan sungguh-sungguh, jangan lagi membuang
waktu.
Nursepreneurship adalah sebuah jawaban diera globalisai saat ini. Seorang
perawat profesional memrlukan jiwa entrepreneur, tentunya dengan
melihatberbagi peluang yang ada dalam lingkup keperawatan dengan tidak
meninggalkan tugas pokok dalam pelayanan dean pengabdian kepada
masyarakat. Sikap dan karakteristik mental tersebut adalah modal utama
bagi seorang nursepreneur.
Mereka harus memiliki paradigma yang positif dan optimis dalam
meningkatkan pendapatan usaha yang dijalankan.
Mengabaikan kekuatan paradigma untuk mempengaruhi pikiran berarti
menempatkan diri pada resiko signifikan ketika berjalan menuju masa
depan.
Jadi, untuk dapat membentuk masa depan, kita harus siap dan mampu
mengubah paradigma kita jika memng itu demi kebaikan

Вам также может понравиться