Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PERKEMBANGAN
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
1
DAFTAR ISI
Muro, Jj, & Kottman, T. (1995). Guidance And Counseling In The Elementary And
Middle Schools: A Practical Approach. Madison: Brown & Benchmark
24
40
48
87
104
110
136
152
169
194
209
Muro, Jj, & Kottman, T. (1995). Guidance And Counseling In The Elementary And
Middle Schools: A Practical Approach. Madison: Brown & Benchmark
13. Aplikasi Bimbingan & Konseling Perkembangan Di Sekolah Dasar & Sekolah
Menengah
224
Implikasi-Implikasi Konseling
1. Kapanpun saat memungkinkan, konselor harus berusaha untuk bekerja sama
dengan anak pada usia perkembangan ini secara langsung di dalam kelas.
Kebanyakan anak pada usia ini merasa bahwa peranan guru sangatlah penting
dalam kehidupan mereka. Ini merupakan dunia yang nyata bagi anak-anak ini,
dan meskipun anak-anak ini suka menonjolkan individualisme mereka, mereka
lebih suka menampilkannya sebagai bagian dari sebuah kelompok. Sesi
konseling singkat, bahkan mungkin percakapan singkat di meja anak saat
seluruh kelas terlibat dalam kerja kelompok, mungkin akan bermanfaat.
2. Aktifitas bimbingan yang melibatkan kelas secara keseluruhan akan bekerja
dengan baik. Aktifitas yang dikembangkan oleh konselor juga sesuai pada
tingkatan ini. Sesi konseling kelompok singkat, khususnya dengan penggunaan
permainan atau media permainan, mungkin juga bermanfaat.
3. Bekerja dengan anak pada usia perkembangan ini harus memperhitungkan
orientasi di sini dan sekarang juga si anak. Sedikit waktu harus sebaiknya
dihabiskan untuk menggali dan mengenali masa lalu anak atau dengan
menggunakan pendekatan yang bertujuan melihat ke dalam diri si anak.
Sebagian besar anak akan akan bereaksi secara negatiof pada setiap
pendekatan yang berpusat pada permasalahan, dan penekanan sebaiknya
ditempatkan pada penggunaan psikologi. Dengan kata lain konselor harus
mencoba untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin kekuatan dalam diri anak
dan kemudian bekerja dengan anak untuk membantu mereka menggunakan
kekuatan tersebut. Contohnya, jika anak tidak dapat menyelesaikan tugas,
konselor mungkin ingin menciptakan sesi permainan yang terstruktur yang
memasukkan penyelesaian tugas tersebut. Suatu saat anak mulai
menampilkan perubahan, konselor dan guru harus menunjukan usaha yang
khusus untuk menampilkan keberhasilan mereka. Sikap konselor di sini
sebaiknya kamu bisa melakukannya. Kamu memiliki kemampuan itu. Saya
bangga padamu karena kamu berhasil menyelesaikan tugas. Pendekatan ini
akan jauh lebih efektif dibandingkan dengan membahas permasalahan yang
dihadapi anak.
4. Adalah penting bagi anak pada usia perkembangan ini untuk mengetahui siapa
konselor mereka. Konselor sebaiknya mengadakan kunjungan kelas dengan
sering dan berinteraksi pada basis yang informal dengan sabanyak mungkin
anak. Dari waktu ke waktu, konselor harus menemui mereka di bis pagi hari
atau ada saat anak sedang berkumpul untuk pulang ke rumah. Kuncinya
adalah bahwa konselor harus terlihat oleh anak sebagai sebuah bagian yang
normal dari sebuah lingkungan sekolah.
5. Seperti yang telah dicatat, kesamaan ketertarikan anak dalam bermain akan
memudahkan konselor untuk mengawali perkembangan kelompok belajar
dengan sebanyak mungkin anak. Pendekatan bermain dibahas lebih rinci pada
Bab 8.
6. Ketika anak akan dipindahkan dari kelas, konselor dapat menggunakan
pendekatan yang kreatif untuk membantu siswa memahami bahwa konseling
Implikasi Konseling
Implikasi-Implikasi Konseling
1. Membimbing seorang anak yang secara perkembangan berusia tujuh tahun
biasanya akan menjadi sebuah proses yang aktif. Ketika bermain dan media
bermain masih merupakan pendekatan yang sesuai untuk digunakan pada
anak-anak ini, konselor akan menemukan bahwa mereka dapat juga
menggunakan teknik verbal. Karena mereka memiliki sebuah kapasitas berpikir
dan berargumen yang meningkat, anak-anak.. halaman 38 dan 39 hilang
Implikasi konseling
1. Ketika banyak anak usia Sembilan tahun dapat dan melakukan bentuk
hubungan personal dengan konselor dan guru dewasa, mereka mungkin juga
bisa melakukan langkah yang sedikit lebih lamban dari pada apa yang mereka
lakukan saat mereka berusia lebih muda.
2. Konseling kelompok, khususnya jika ini disusun untuk melibatkan permainan
semacam seseorang yang dimasukkan dalam Apendik G, akan mampu
berjalan dengan baik pada kelompok usia ini. Hal-hal yang berkaitan dengan
Implikasi konseling
1. Kegiatan kelompok, termasuk konseling kelompok, akan berjalan dengan baik
pada kelompok usia ini. Anak usia sepuluh tahun tertarik pada banyak topik dan
akan dengan siap untuk berpartisipasi pada pendampingan kelas yang
terstruktur serta sesi konseling baik yang terstruktur maupun yang tidak
terstruktur.
2. Kelompok usia ini dapat secara aktif berpartisipasi dalam konseling verbal,
meskipun aktifitas pendekatan kelompok masihlah memungkinkan. Mereka
mampu menghadirkan sudut pandang mereka sendiri dan pemandangan akan
sudut pandang yang disediakan oleh konselor atau teman sebaya mereka.
3. Bibliotherapy sangat bermanfaat untuk kelompok usia ini, dan konselor
seharusnya mempunyai daftar buku yang sesuai dengan jangkauan perhatian
perkembangan yang luas. Pembicaraan akan beberapa perhatian ini, baik
dalam bentuk kegiatan pendampingan di dalam kelas maupun dalam bentuk
konseling kelompok, menunjukkan bahwa hal tersebut dapat berjalan dengan
sangat baik sehingga siswa dapat dapat bekerja dengan perhatian personal
melalui diskusi tentang karakter-karakter yang ada pada cerita.
Implikasi konseling
1. Memberikan konsultasi kepada anak usia sebelas tahun membutuhkan sedikit
kesabaran bila dibandingkan dengan memberikan konsultasi kepada anak yang
lebih muda usianya. Pada konseling kelompok, beberapa diantara mereka
mungkin saja membicarakan sesuatu yang menyakitkan bagi yang lain.
Responnya bisa saja menunjukkan hasil yang kacau, dan pembicara mungkin
saja tidak berhenti berpikir akibat apa yang mereka katakan kepada anggota
kelompok yang lain. Konselor akan berusaha membujuk bahwa anak-anak
belajar untuk menggunakan pernyataan saya (lihat Bab 7).
2. Konselor seharusnya tidak berharap sesi introspeksi yang lama pada kelompok
usia ini. Karena mereka tidak akan duduk untuk jangka waktu yang lama,
mereka mungkin tidak menggunakan waktunya untuk berpikir mendetail apa
yang mereka atau teman-teman mereka telah katakan. Namun jika dengan
topik yang menarik, mereka bisa saja berbicara dengan cepat dan dengan
animasi, memberikan kesempatan yang sedikit bagi interpretasi konselor.
Kebanyakan dari mereka akan melakukan konsultasi dengan baik pada sesi
konseling kelompok. Penggunaan teknik hipotesa sementara dan analisa
sementara merupakan langkah yang efektif bagi seorang konselor.
3. Konselor dan guru bisa mendapati jumlah pertanyaan yang semakin banyak
tentang perubahan secara fisik mereka, khususnya dari anak perempuan yang
dikaitkan dalam perubahan tersebut. Anak laki-laki, pada kebanyakan bagian
akan lebih sedikit keinginannya untuk membicarakan hal yang berkaitan
dengan jenis kelamin kepada orang dewasa, mereka lebih suka untuk mencari
informasi (atau lebih tepatnya misinformasi) dari teman-temannya.
4. Hampir semua jenis konseling verbal sekarang ini sangatlah mungkin untuk
dilakukan. Ketika konseling singkat dibutuhkan, hal yang berkaitan dengan
suara rasional dan pendekatan trealitas sangatlah bermanfaat. Anak usia
sebelas tahun akan merespon dengan baik hal yang berkaitan dengan
perkembangan perilaku dan menikmati kegiatannya dengan konselor untuk
menentukan tujuan dan untuk menentukan cara yang dilakukan untuk
mendapatkan tujuan tersebut. Sebagaimana dengan anak usia dibawahnya,
konselor seharusnya memanfaatkan waktu yang lebih sedikit untuk menilai
kesalahan anak-anak. Anak usia sebelas tahun juga akan merespon dengan
baik terhadap konselor yang empatik yang mempunyai selera humor. Konselor
tersebut seharusnya memikirkan banyak komplain pada usia ini tentang guru
yang terlalu meminta dan orang tua yang bersikap seperti bos menjadi
perhatian perkembangannya. Hampir semua anak pada usia ini berpikiran
bahwa guru dan orang tua terlalu berlebihan dalam tuntutannya.
Implikasi konseling
1. Perilaku anak usia dua belas tahun sangat ideal untuk penerapan konseling
kelompok. Sebenarnya, konselor yang belajar dengan kelompok usia ini
seharusnya mempunyai program pengembangan yang tersusun dengan baik
dan juga esensi pengulangan konseling kelompok. Kelompok yang terdiri dari
jenis kelamin yang berbeda dan juga kelompok yang terdiri dari umur yang
berbeda sangat tepat untuk kelompok usia ini. Meskipun pada umumnya anak
perempuan telah lebih dewasa, perbedaan yang sebelumnya menjadi tanda-
tanda usia dua tahun sebelumnya, sekarang telah benar-benar berkurang.
Kebanyakan dari mereka akan dengan semangat ikut serta dalam konseling
kelompok dan nampak merespon dengan baik kekuatan kelompok dan
penguatan laboratorium. Konselor seharusnya merancang aktifitas untuk
membantu anak-anak menentukan kemampuan mereka dan membantu
mengidentifikasi kemampuan pada orang lain.
2. Konselor bisa melihat ketertarikan yang meningkat pada anak akan
pembicaraan tentang seks dan aktifitas seks bilamana mereka diijinkan untuk
mengenali topik ini. Ketakutan yang dikaitkan dengan adanya AIDS, yang
hampir lima belas tahun yang lalu tidak dikenal, sekarang sangat banyak dalam
pemikiran anak muda, yang mana mereka mungkin berpengalaman tentang
seks. Anak perempuan bisa berkominikasi lebih baik dengan konselor wanita,
namun banyak anak laki-laki yang cenderung ragu-ragu untuk membicarakan
tentang seks, terlebih jika konselor dirasa ada perubahan. Jika sekolahan
mempunyai program pendidikan seks yang baik, instruktur bisa menjawab
banyak pertanyaan dari kelompok usia ini. Namun jika sekolah tidak
mempunyai program pendidikan seks yang baik, diyakini bahwa beberapa anak
pada kelompok usia ini akan mencari jawaban dari konselor tentang makna
perubahan yang dramatis yang terjadi pada tubuh mereka.
3. Jangkauan yang luas dari teknik konseling bisa efektif untuk anak usia dua
belas tahun. Pendekatan yang terpusat pada klien, Adlerian, Glasserian,
perkembangan dan pendekatan perilaku yang semuanya telah efektif untuk
konselor dengan perbedaan teori persuasinya. Secara umum, kebanyakan dari
apa yang berjalan pada konseling untuk orang dewas dengan pengecualian
waktu yang memungkinkan serta control lingkungan dapat dijalankan untuk
tingkat usia ini. Meskipun anak usia dua belas tahun belumlah dewasa, mereka
dengan mudah dapat dilibatkan dalam sesi konseling verbal untuk jangka
waktu setengah jam atau lebih. Kebanyakan mereka mampu menggunakan
naluri konselor dan interpretasi dari perilaku orang yang hampir dewasa.
Keyakinan ini sudahlah ada konfrontasi konselor akan pesan tertulis saya
sangatlah berguna. Meskipun masih berguna, perjanjian akan perilaku perlu
dirumuskan. Sebagaimana mereka ketika mereka masih pada usia
dibawahnya, kesepakatan verbal antara konselor dan anak-anak akan
pekerjaan rumah setelah selesai konseling biasanya cukup untuk menilai
bagaimana anak-anak dengan baik akan memprogres terhadap tujuan-tujuan
bahwa mereka telah setuju dengan konselor.
Kesimpulan
Gambar 2.1
Tahap-Tahap / Tugas-Tugas Perkembangan
d) Usia pertengahan
1. Mencapai kewarganegaraan yang dewasa dan tanggung jawab sosial
2. Memantapkan dan memelihara suatu standar ekonomi tentang hidup
3. Membantu masa remaja anak-anak untuk menjadi orang dewasa bahagia dan
bertanggung jawab
e) Akhir Dewasa
1. Menyesuaikan pada menurunnya phisik kesehatan dan kekuatan
2. Menyesuaikan ke pengunduran diri dan mengurangnya pendapatan
3. Menyesuaikan kematian pasangan
4. Memantapkan suatu keanggotaan eksplisit dengan kelompok seusia.
5. Pertemuan sosial dan kewajiban kewarganegaraan
Drawn from Havighurst, 1972.
Walaupun zaman dan nilai berubah dan keajaiban dunia medis sudah
memperpanjang umur rentang kehidupan, " ages of man " dari Erikson masih
nampak relevan. Ia usulkan lebih lanjut bahwa jika tugas pada berbagai usia
berbeda tidak dicapai, kemudian pada masing-masing tahap terjadi konsekuensi
emosional 1) ketidak-percayaan; 2) meragukan dan malu; 3) rasa bersalah; 4)
sifat rendah diri; 5) kebingungan; 6) pengasingan; 7) stagnasi; dan 8) keputus-
asaan.
Sebagai contoh, ketika seorang anak remaja memulai sekolah menengah,
ada kebutuhan yang lebih untuk self-exploration dan peer relationship.
Menemukan identitas atau perasaan keunikan seseorang dari lainnya menjadi
suatu tugas emosional yang penting. Tingkatan kesadaran individu di dalam
pencarian ini bervariasi, tergantung pada sejarah pribadi, prestasi di tahap-tahap
terdahulu, antisipasi menyangkut masa depan, dan ketrampilan hubungan antar
pribadi yang telah dipelajari.
Di atas duapuluh tahun riset pengembangan moral, Lawrence Kohlberg
( Kohlberg& Turiel, 1971) dikembangkan suatu three-level, six-stage
penndekatan perkembangan moral juga telah membantu konselor dan guru-
guru memperoleh pengertian yang mendalam ke perkembangan pribadi. Teori
Kohlberg mencoba untuk menunjukkan bagaimana ada suatu elemen moral di
dalam perilaku. Pada masing-masing tahap proses berpikir dan orientasi
mungkin :
Preconventional:
Pertemuan yang didasarkan pada kebutuhan pribadi.
Konvensional:
Pertemuan yang didasarkan pada Norma-Norma kelompok
Tahap 3: Anak laki-laki atau anak perempuan yang baik orientasi " Aku akan
melakukan itu untuk menyenangkan kamu."
Tahap 4: Hukum dan pesanan " Aku akan melakukan itu sebab itu adalah tugas
ku."
Postconventional:
Yang didasarkan pada prinsip moral
Tahap 5: Kontrak Sosial " Aku akan melakukan itu sebab itu adalah yang terbaik
untuk jurusanku."
Tahap 6: Etika universal " Aku akan melakukan itu sebab suara hati ku
mengatakan padaku itu adalah benar."
Hubungan antar pribadi dapat jadi lebih baik atau jadi lebih buruk. Carl
Rogers ( 1957) dan yang lain ( e.g., Carkhuff 6c Berenson, 1967) tertarik perhatian
kepada kondisi-kondisi yang diinginkan dalam suatu hubungan yang membantu,
khususnya konseling dan therapy. Kondisi-kondisi yang sama ini juga dianggap
benar untuk mengajar dan parenting ( Purkey, 1970). Tercakup di daftar .kondisi-
kondisi membantu (helping conditions) adalah caring, understanding, acceptance,
respect, and trustworthiness.
Kondisi-kondisi lain kadang-kadang dikutip meliputi genuineness, warmth,
and concreteness. Semua ini adalah berlawanan dengan kondisi-kondisi seperti
cold, distant, sarcastic, judgmental, superior, inflexible, and unconcerned.
Beberapa penulis memfokuskan pada domain efektif dan kognitif ( e.g., Bloom,
1956) dalam percobaan untuk menguraikan itu proses pembelajaran . Tetapi,
adalah mustahil untuk belajar apapun dari maksud/arti atau nilai tanpa keterlibatan
pribadi dan emosi. Demikian juga, adalah mustahil untuk membuat perasaan
tertentu dari apa yang sedang dirasakan dan dialami seseorang tanpa
menggunakan gagasan pikiran untuk konsep mereka. Untuk memusatkan pada
satu domain adalah sesuatu yang mungkin dikerjakan sebagai suatu latihan
akademis, tetapi bukanlah cara dalam praktek. Pelajaran menjadi terbaik ketika
kedua domain diberi perhatian, baik itu di kelas atau di ruang konseling.
Tujuan 2: Pemahaman diri dan Orang lain memfokuskan pada berbagai hal
seperti membantu para siswa belajar lebih banyak tentang kemampuan mereka,
minat, dan karakteristik pribadi. Para siswa belajar untuk mengidentifikasi kekuatan
mereka dan area mana yang ingin mereka tingkatkan. Mereka juga memikirkan
tentang dan perkembangan ketrampilan berhubungan dengan teman sebaya,
para guru dan orang dewasa yang lain. Tujuan ini meliputi self-assessment, self-
acceptance, dan perkembangan self-confidence. Itu nilai positif perbedaan dan
keunikan antar orang-orang.
Gambar 2.2
Prinsip - Prinsip dari Program Bimbingan Perkembangan
Dapat digaris bawahi bahwa ini adalah gambaran suram dari krisis social
yang komplek dari orang-orang kulit hitam Amerika. Diskriminasi dan sikap fanatic
sangat berperan dalam membentuk kemiskinan, kejahatan, penggunaan alcohol
dan obat terlarang, juga disintegrasi keluarga dan masyarakat membuat mereka
tidak bebas merasakan keindahan
Kepanikan mereka dan orang-orang Amerika Latin juga mengalami masalah
yang meluas di kota itu. Mereka mengalami tekanan dengan keterbatasan
keterampilan berbahasa Inggris., pengangguran, obat-obat terlarang dan
kehamilan muda.. Di Tahun 2000 diperkirakan bahwa kepanikan mereka akan
mencapai 33% dari kekuatan pertumbuhan bangsa itu. Belum lagi anak-anak
muda yang keluar dari sekolah lebih banyak dibandingkan dengan kelompok
minoritas yang lain.
Pendidikan multicultural, jasa bimbingan dan konseling, serta hak-hak sipil
warga Negara dapat diundangkan, tetapi pemisahan kekuatan social dan
diskriminasi lebih besar dalam hukum. Pengasingan, isolasi, dan polarisasi
menciptakan keraguan, rasa curuga, frustasi dan ketakutan, tidak adanya
komunikasi dan hubungan antar pribadi bagi masyarakat miskin. Ketika itu terjadi
pada masyarakat tanpa mengabaikan tempat dan ukuran, maka akan berlanjut
pada sekolah. Sekolah kita adalah refleksi dari masa lalu dan masa depan bangsa
kami
Ada juga minoritas lain seperti Orang Amerika asli, orang Indian Timur dan
berbagai kelompok religius yang berbeda dan potensial. Bagaimana mungkin
masalah difusi etnik dan transisi imigran masuk kedalam sekolah kita? Apa yang
dapat dilakukan untuk menjadikan pendidikan lebih baik pada siswa dari suku
minoritas yang beresiko ini?
K. Prinsip/Hal-hal Pokok
1. Untuk menyediakan pemimpin pada program bimbingan.
2. Untuk menyediakan personil bagi komite bimbingan sekolah( komite ini akan
terdiri dari masing-masing kelompok guru dan wakil dari jabatan seorang
konselor sekolah .dan seorang guru).
3. Untuk menyediakan dukungan dan dorongan secara administrative.
4. Untuk mengambil bagian peran secara aktif dan menjelaskan peran dan tugas
bimbingan.
5. Untuk menyediakan waktu yang cukup, ruang, fasilitas dan material yang
diperlukan bagi terlaksananya program ini.
6. Untuk mengkonsultasikan dengan komite bimbingan mengenai organisasi,
monitoring dan evaluasi dari program bimbingan.
7. Untuk melihat implementasi dan evaluasi dari jasa bimbingan.
L. Konselor Sekolah
1. Untuk menerima kepemimpinan dalam mengorganissir dan mengembangkan
program bimbingan dan konseling perkembangan secara menyeluruh.
2. Untuk memberikan layanan konseling individual kepada para siswa.
3. Untuk memberikan layanan konseling kelompok kecil kepada para siswa.
4. Untuk mengorganisir dan memimpin unit bimbingan kelompok besar, sesi dan
aktivitas.
5. Untuk melatih dan mengkoordinir fasilitator teman sebaya.
6. Untuk mengkonsultasikan dengan para orang tua, guru-guru, dan administrator
mengenai perhatian khusus dan kebutuhan-kebutuhan siswa.
7. Untuk mengkonsultasikan dengan guru-guru dan administrator tentang
intervensi bimbingan dan konseling bagi siswa.
8. Untuk mengembangkan unit bimbingan yang meningkat dari kebutuhan siswa.
9. Untuk membantu mengembangkan dan mengkoordinir guru sebagai
penasehat program (Teachers Advisors Program)
10.Untuk wakil pemimpin, pada suatu kempatan, sebuah unit bimbingan atau sesi
dengan seorang guru, boleh jadi selama menjadi penasihat program (TAP).
11.Untuk bertindak sebagai seorang professional bagi penasihat guru tentang
konseling yang singkat (brief counselig) dan perubahan perilaku.
12.Untuk membantu mengidentifikasi siswa yang memiliki kebutuhan atau
masalah khusus dan Untuk membantu menemukan pendidikan alternative atau
layanan bimbingan untuk mereka.
13.Untuk mengkoordinir fakultas dan program pengembangan staf yang
berhubungan dengan bimbingan,
14.Untuk mengkoordinir bimbingan lain yang berhubungan dengan layanan
( penilaian siswa, pertimbangan, SDM, pendidikan khusus, dan penemptan).
M. Guru-guru
1. Untuk membantu mengembangkan dan mengimplementasikan program
bimbingan pengembangan komprehensip di sekolah.
2. Untuk membantu mengidentifikasi siswa yang membutuhkan perhatian khusus
pada pembelajaran yang lebih efektif dan efisien
3. Untuk bekerja sebagai penasihat guru bersama sekitar 20 sampai 25 siswa,
menemui mmereka secara individual dan dalam sebuah kelompok selama
program (TAP) berlangsung.
4. Untuk mencoba mengetahui masing-masing siswa secara personal dalam
kelompok program (TAP) .
P. Psikolog Sekolah
S. KAJIAN KRITIS
T. KESIMPULAN
1. Pendekatan konseling perkembangan asumsinya dengan mempertimbangkan
sifat alami perkembangan manusia, mencakup tahap-tahap dan tugas-tugas
umum yang kebanyakan berupa pengalaman individu seperti kematangan
mereka akan dari masa kanak-kanak ke kedewasaan.
2. Perkembangan siswa tidak bisa beropersi terlepas dari latar belakang historis
dan budaya mereka. Karena di dalam masyarakat multicultural selalu berubah,
dan satu keanekaragaman dan keunikan adalah berharga, maka teori
perkembangan harus dikemas dalam suatu kerangka acuan yang praktis,
berkelanjutan, siklus, progresif dan aktif.
3. Tujuan dan sasaran hasil program bimbingan perkembangan dihubungkan untuk
memfasilitasi proses instruksional, oleh karena itu dalam perkembangan harus
mengintegrasikan dari keseluruhan program pendidikan dalam bentuk
ketrampilan dan pengalaman belajar.
4. Prinsip bimbingan dan konseling perkembangan untuk semua siswa, secara
fleksibel, efektif dan efisien. yang diintegrasikan dari keseluruhan proses
Unit 7: Motivasi
Lebih menyadari akan minat, kebutuhan, dan keinginan seseorang
Mengenali bagaimana percaya diri dan kelakuan seseorang dihubungkan
dengan cara mencapai tujuan
Mengenali nilai dari penetapan tujuan pribadi
Membedakan antara penghargaan intrinsik dan ekstrinsik
Mengidentifikasi teknik-teknik motivasi, seperti penetapan tujuan, monitoring,
bicara dengan diri sendiri, langkah nyata, dan berpikir positif
Menunjukkan bagaimana keahlian dan praktek nyata berhubungan dengan
kesuksesan
Unit 8: konflik/resolusi
Mengidentifikasi sifat konflik, bagaimana dan kapan konflik muncul
Belajar cara-cara konstruktif bagaimana berhadapan dengan konflik
Mengidentifikasi konflik yang berhubungan dengan tahap-tahap kehidupan
Mencoba menerapkan keahlian berkomunikasi pada momen-momen konflik
Unit 9: Kesehatan
Mengidentifikasi masalah kesehatan yang umum dalam masyarakat
Mengidentifikasi aspek-aspek positif dalam menjalani kehidupan yang sehat
Membahas bagaimana olahraga, nutrisi, tingkahlaku positif, dan kebiasaan
hidup dapat mempengaruhi kehidupan seseorang.
Menyadari sifat-sifat orang yang beresiko tinggi, seperti: pemakai alkohol dan
narkoba, mereka yang frustasi, dan berpotensi drop-out.
Mempelajari nilai kesehatan dan strategi pencegahan
Mempelajari konsekuensi jangka panjang dari tingkah laku yang kasar
Mengembangkan dan mempraktekkan cara-cara efektif dalam menangani
stres.
2. Keterbatasan
Berkurangnya peran Konselor pada pelaksanaan Teacher Advisor Program
(TAP), karena guru tidak diminta untuk menjadi Konselor atau bertanggungjawab
memenuhi semua kebutuhan siswa akan bimbingan dan Konselor.
Beberapa pandangan yang bersikap skeptis menentang program itu hanya
sebagai persiapan tambahan buat mereka sendiri. Maka Teacher Advisor Program
buang-buang waktu. Karena bimbingan seharusnya dilakukan oleh orang yang
ahli, seperti Konselor dan psikolog sekolah.
3. Kongklusi
a. Perlu adanya peran Konselor dalam pelaksanaan Teacher Advisor Program
(TAP), yaitu supaya Konselor bertanggungjawab untuk memenuhi semua
kebutuhan siswa akan bimbingan.
b. Perlu adanya penjelasan riil tugas dan kewenangan Konselor sehingga
pelaksanaan konseling dapat efektif.
c. Layanan bimbingan seharusnya dilakukan oleh orang yang ahli, seperti
Konselor dan psikolog sekolah.
D. Konseling Behavioral
Hingga pada tahun 1960-an, pendekatan kognitif dan pendekatan yang
terpusat pada klien mendomonasi profesi konseling. Kemudian revolusi dalam
dunia konseling terjadi (Krumboltz, 1966) ketika ahli teori mulai menekankan
tentang bagaimana konsep mereka bisa diaplikasikan ke dalam konseling
behavioral.
E. Terapi Realita
William Glasser (1965, 1969) memakai istilah terapi realita untuk
mendeskripsikan pendekatannya pada konseling dan terapi. Pengalamannya
dengan remaja institusi membantunya menyimpulkan bahwa dorongan kendali
F. Teori Lain
Sedikit teori lain memiliki relevansi khusus untuk bimbingan dan
konseling di sekolah. Aplikasinya seringkali lebih terbatas, nemun dapat
membantu konselor untuk mengkonsep tingkah laku dan mengembangkan
beberapa strategi konseling.
1. Teori psikoanalisis
Teori psikoanalisis misalnya, telah ada sejak Sigmund Freud
menjelaskan pendekatan klasiknya tentang psikoanalisis. Ini teori yang sangat
menarik yang menyarankan bahwa tingkah laku adalah produk dari kekuatan
mental detak jantung yang memiliki keasliannya pada masa kanak-kanak. Tidak
ada yang terjadi secara kebetulan dan segala tingkah laku berorientasi pada
tujuan, yang dapat dijelaskan. Namun, kita tidak selalu memiliki akses ke
anteseden mereka karena terkubur dalam bagian kepribadian kita yang tidak
disadari.
Psikoanalisis atau psikodinamis teori penting untuk dimengerti karena
mereka sering digunakan untuk mendeskripsikan perilaku menyimpang.
Diagnostic Statistical Manual III berisi penekanan baru terhadap tingkah laku
tetapi masih penuh dengan bahasa psikoanalisis. Ini adalah buku referensi yang
paling banyak digunakan pusat kesehatan mental dan klinik swasta.
2. Transactional Analysis
Transactional Analysis (TA) atau analisis transaksional adalah
generasi baru dari teori psikoanalisis (Berne, 1961; Harris, 1969). Teori tersebut
mendeskripsikan struktur kepribadian dalam bahasa yang populer (Anak, Orang
Dewasa, dan Orangtua) dan mendapatkan perhatian dari guru sekolah dan
konselor, terutama ketika mereka ingin membantu siswa memahami tungkah
laku manusia.
3. Adlerian Psikologi
Adlerian Psikologi juga menyediakan kerangka yang menarik dalam
mengkonsep tingkah laku. Tingkah laku siswa misalnya, diartikan sebagai
penuh tujuan atau mengarah ke tujuan. Dengan perngertian tujuan siswa,
seseorang dapat memahami arti tingkah laku siswa tersebut. Oleh karena itu
Adlerians memfokuskan pada orientasi tujuan dalam konteks sosial,
menekankan bahwa manusia harus melihat diri mereka sebagai individu yang
unik yang memiliki kemampuan untuk membuat keputusan dan pilihan. Hasilnya
siswa dibimbing untuk memperoleh pengertian ke dalam tingkah laku dan
alternatif untuk menyelesaikan masalah.
5. Teori Personal
Kebanyakan konselor dan ahli terapi melihat kepada teori yang
digambarkan di atas dan yang lainnya sebagai pegangan umum. Beberapa
menggunakan kombinasi teori dan strategi (misalnya Hutchins, 1979). Mereka
senang mendapatkan sesuatu untuk diidentifikasi atau untuk menggantungkan
topi mereka Sebuah teori dapat menentramkan seperti menyediakan
pengertian dan arah.
Namun, beberapa orang tampak nyaman hanya dengan teori. Mereka
dapat bereksperimen dengan penggunaan teori untuk waktu yang lama, tetapi
mereka segera memulai menarik teori lain yang berhubungan dengan teknik.
Menarik ide dan strategi dari ahli teori yang berbeda menuntun kepada istilah
elektik.
Tidak ada teori elektik. Namun konselor mengambil dan memilih dari
berbagai macam hal yang nampaknya bekerja untuk mereka dan yang lain.
Memilih dan menggunakan teknik yang bermacam-macam dapat seperti masuk
ke sebuah kafetaria. Ada banyak pilihan menu, dan mereka yang memilih
H. Konselor Profesional
Menjadi bagian dari profesional berarti menjadi baagian dari asosiasi
konselor nasional dan negeri. Kemungkinan organisasi utama adalah American
School Counselor Assosiation atau Asosiasi Konselor Sekolah Amerika (ASCA)
sebuah divisi dari American Counseling Assosiation atau Asosiasi Konseling
Amerika (ACA). Pada tahun 1992, ACA kira-kira memiliki 58.000 anggota yang
kesemuanya merupakan anggota dari divisi-divisi berikut:
Asosiasi Konseling Mahasiswa Amerika
Asosiasi Konselor Kesehatan Menta Amerika
Asosiasi Konseling Rehabilitasi Amerika
Asosiasi Konselor Sekolah Amerika
Asosiasi untuk Perkembangan Orang Dewasa dan Lanjut Usia
Asosiasi Penilaian untuk Konseling
Asosiasi untuk Pendidikan dan Supervisi Konselor
Asosiasi untuk Pendidikan dan Perkembangan Humanistik
Asosiasi untuk Konseling dan Perkembangan Multikultural
Asosiasi untuk Keagamaan dan Nilai dalam Konseling
Asosiasi untuk Kelompok Kerja Spesialis
Asosiasi Internasional untuk Konselor Pecandu dan Tahanan
Asosiasi Internasional untuk Konselor Keluarga dan Pernikahan
I. Persiapan Profesional
Konselor sekolah menegaskan profesi mereka dan memperoleh
pengakuan yang terhormat dengan tantangan yang terus menerus.
Profesionalisme menjamin kepada khalayak umum bahwa beberapa standar
tertentu dipenuhi. Konselor di semua tingkat sekolah perlu menerima persiapan
profesional yang terbaik.
The American Counseling Assosiation atau Asosiasi Konseling Amerika
(ACA) belakangan menyadari bahwa ada tiga surat kepercayaan profesional:
(1) akreditasi; (2) sertifikasi; (3) lisensi. Apakah sertifikasi konselor itu?
Haruskah konselor sekolah di lisensi? Apakah mereka harus dilisensi
berdasarkan level nasional? Bagaimana lisensi berhubungan dengan praktik
status sertifikasi yang ada? Dimana program pendidikan konselor terakreditasi?
Pada tahun 1967, the American School Counselor Assosiation atau
Asosiasi Konselor Sekolah Amerika (ASCA) menerbitkan pedoman persiapan
konselor sekolah yang kedua. Di tahun-tahun berikutnya, pedoman tambahan
diadopsi untuk konselor sekolah tingkat SD. Pada tahun 1979, the Assosiation
for Counselor Education and Supervision atau Asosiasi untuk Pendidikan dan
Supervisi Konselor (ACES), divisi lain dari ACA, mengadopsi standar persiapan
konselor yang dilakukan oleh universitas dan perguruan tinggi.
Pada tahun 1981, the Council for Accreditation of Counseling and
Related Educational Program atau Konsul untuk Akreditasi dan Konseling yang
berhubungan dengan Program Pendidikan (CACREP) didirikan oleh dewan
direksi ACA dan bertanggung jawab atas evaluasi dari empat tipe program
persiapan konselor: (1) sekolah konseling; (2) pelayanan personel siswa dalam
pendidikan yang lebih tinggi; (3) konseling dalam komunitas dan latar belakang
agensi lainnya (level awal); (pendidikan konselor (level doktoral). Pada tahu
1986, lebih dari 70 dari 600 program pendidikan konselor di universitas seluruh
negeri telah dengan baik ditinjau dan kebanyakan telah diberi pengakuan tetap
dan sisanya tidak. CACREP sekarang merupakan organisasi yang berdiri
sendiri secara legal, tetapi masih merupakan cabang dari ACA dan divisinya,
termasuk ASCA (Wittmer & Loesch, 1986). Daftar program universitas dan
perguruan tinggi yang telah diakreditasi oleh CACREP bertambah dan dapat
diperoleh dengan menulis ACA.
K. Etika Profesional
Kegiatan konselor sekolah dikendalikan oleh seperangkat etika
profesional. Organisasi profesional (ACA dan ASCA) telah menerbitkan standar
etika tugas konselor. Salinan dari standar etika untuk konselor sekolah, seperti
diadaptasi oleh ASCA dan direvisi pada tahun 1984 dapat dilihat di Appendix C.
Salah satu dari etika pertama kewajiban konselor adalah untuk
menentukan berkualifikasi atau tidaknya para konselor dalam menyediakan jasa
tertentu. Jika mereka tidak memiliki pelatihan, keterampilan, atau mungkin
pengalaman untuk membantu klien, maka meteka diwajibkan menyerahkan
klien tersebut kepada orang lain. Hal ini biasanya bukan masalah bagi konselor
sekolah, namun merupakan kasus yang sulit (contohnya adalah bunuh diri,
ketidakpedulian orangtua) dapat dihadapi konsultasi, bantuan langsung atau
penyerahan.
Pada umumnya, tindakan pencegahan diambil untuk melindungi
individu dari trauma fisik ataupun psikologis setelah bekerja dengan konselor.
Hubungan konseling dan informasi yang pasti, termasuk hal pribadi, kecuali
kondisi klien atau situasi mengindikasikan adanya bahaya untuk klien maupun
orang lain. Dalam kasus ini konselor diwajibkan untuk mengambil tindakan yang
beralasan untuk menginformasikan otoritas yang bertanggung jawab. Beberapa
hukum di negara bagian (misalnya kekerasan terhadap anak dan bunuh diri)
dapat mempengaruhi tindakan profesional. Namun bagaimanapun konselor
harus memberitahu klien dan mengambil tanggung jawab untuk segala prosedur
yang dilakukan. Tanggung jawab etika mengikuti integritas dan keselamatan
klien.
Jika seorang siswa terlibat dalam hubungan terapi bersama seorang
ahli terapi dalam sebuah komunitas, itu berarti bahwa aktifitas bimbingan dan
konseling sekolah tidak akan ikut campur tangan dalam proses tersebut.
Konseling sekolah, meskipun terfokus pada isu pribadi dan sosial, tetap
berhubungan dengan proses pembelajaran di sekolah dan perkembangan
secara umum. Konselor sekolah dan ahli terapi tidak wajib untuk saling
berunding atau untuk menerima ijin dari siapapun yang pertama kali bekerja
dengan klien. Konseling sekolah bukan terapi. Namun demikian, dengan ijin dari
klien, ada banyak peristiwa ketika konsultasi antara ahli terapi dan konselor
sekolah menjadi tepat dan praktis.
Konselor juga harus menyadari tanggung jawab etis mereka mengenai
catatan konseling siswa dan otoritas pengasuhan. Siswa memiliki hak yang
telah diperluas untuk pengaturan yang bervariasi. Kemungkinan akan ada lagi
keputusan lain di masa depan untuk definisi yang lebih jauh dan klarifikasi hak
1. Konseling Individu
Konseling individu melibatkan sebuah interaksi personal antara konselor
dan seorang siswa ketika mereka berdua sedang bekerja bersama memecahkan
sebuah masalah atau topik tertentu. Interaksi ini merupakan interaksi satu lawan
satu. Rasio pembantu pada yang dibantu cenderung untuk mengintensifkan
pengalaman konseling dan menyediakan kesempatan untuk mewawancarai siswa
lebih dalam dibandingkan intervensi yang lainnya.
Bekerja dengan individu terpikir pertama kali seperti satu-satunya
jalan untuk melakukan konseling. Pertemuan pribadi dan tatap muka dianggap
sebagai situasi yang terbaik dalam membentuk sebuah hubungan personal yang
dekat dan untuk memecahkan permasalahan personal. Hal ini diangap bahwa
dalam konseling individu, orang yang berkonsultasi akan membuka dan
menyingkap lebih dibanding jika mereka berada dalam kelompok.
Bahkan jika konseling individu merupakan intervensi yang paling
diinginkan, terdapat terlalu banyak siswa. Rasio konselor-siswa tinggi di sekolah.
Satu konselor sekolah dasar, sebagai contoh, mungkin ditugaskan ke sebuah
sekolah dengan 700 sampai 1000 anak. Konselor tingkat menengah dan atas
biasanya memiliki rasio 1 sampai 500 atau lebih. Pada sejumlah kasus yang
ideal, rasio konselor-siswa telah diketahui serendah 1: 100, tugas untuk
menyediakan konseling individu pada semua siswa masih berat. Hal ini masih
tidak realitis dan tidak dapat dipraktikan dan dianggap konseling individu sebagai
satu-satunya intervensi konselor.
Konseling individu oleh konselor profesional di sekolah menjadi sesuatu
yang mewah di banyak sekolah. Hal tersebut tidak dapat disediakan pada
siapapun. Beberapa siswa, lebih membutuhkannya daripada orang lain karena
sifat alami perhatian mereka atau kemampuan mereka dalam bekerja dalam
kelompok.
Sebagai seorang konselor, anda mungkin akan berpikir bahwa konseling
individu pada sebuah basis dari beberapa kasus yang dihadapi. Secara lebih
spesifik, sekitar enam sampai delapan siswa mungkin terlihat individualis selama
beberapa waktu. Siswa yang berkonsultasi secara individu, ditargetkan sebagai
kasus anda, boleh menemui anda sebanyak 12 sesi dalam periode penilaian enam
minggu, atau sekitar dua kali seminggu.
Kasus ini akan direfleksikan dalam sebuah jadwal mingguan atau rencana
untuk mengatur waktu anda. Sesi konseling individu yang diperkirakan sekitar 30
menit, meskipun dapat lebih lama atau lebih singkat, tergantung pada
permasalahan dan prosedur tipe konseling yang digunakan. Hal ini juga berbeda
dari satu konselor dengan konselor lainnya yang dikarenakan kepribadian
konselor, gaya kerjanya, dan situasi sekolah.
Waktu konseling individu pada jadwal mingguan anda bukanlah
merupakan jam krisis, melainkan hal ini disediakan untuk siswa dengan siapa
anda bekerja secara reguler dan siapa yang telah menjadwalkan perjanjian. Anda
akan berkonsentrasi dengan anak-anak ini dan menyita waktu lebih untuk
memeberikan bantuan.
5. Konsultasi
Konsultasi dengan guru, orang tua, siswa, pegawai administrasi, dan
komunitas penolong merupakan bagian dari pekerjaan konselor. Pada umumnya,
ini merupakan proses membantu seseorang untuk memikirkan pekerjaan yang
berhubungan dengan permasalahan. Secara lebih spesifik, konselor-konsultan
membantu seorang yang berkonsultasi membicarakan permasalahan yang dialami
seseorang dengan kelompok ketiga.
Konsultasi merupakan sebuah bagian bimbingan perkembangan. Wrenn
(1962) menekankan arti pentingnya dalam laporan historisnya. Kemudian, dia
berkata bahwa seharusnya diberikan lebih banyak penekanan oleh negara dan
komisi nasional yang mencoba untuk menegaskan peranan konselor sekolah
(Wrenn, 1973).
2. Mengatur Intervensi
Ini merupakan menejemem intervensi dalam waktu yang tersedia yang
dapat menentukan apakah anda memiliki sebuah program yang realistis dan dapat
dipraktekan di sekolah anda. Ini adalah hal-hal yang anda lakukan, melebihi apa
yang ingin anda lakukan, yang menentukan peranan dan citra anda. Untuk
membantu mengatur intervensi anda, anda mungkin mengorganisasikan mereka
ke dalam jadwal mingguan. Jadwal ini juga harus merefleksikan peristiwa pada
kalender bimbingan tahunan.
2. Hukum Kehematan
Hukum kehematan menganjurkan bahwa anda bekerja dengan jumlah
siswa yang lebih besar dulu. Sebagai contoh, anda mungkin akan
terkonsentrasikan dengan perilaku siswa tentang sekolah. Bimbingan kelas atau
unit bimbingan dalam Program Guru Konselor merupakan strategi pertama yang
dapat dilakukan untuk mempengatuhi perubahan perilaku yang ada pada siswa.
Untuk siswa yang tidak merespon ketika berada dalam bimbingan
kelompok yang lebih besar bisa ditargetkan untuk diikutkan dalam konseling
kelompok kecil pada waktu yang akan datang. Demikian juga, jika seorang siswa
gagal untuk merespon ketika dalam konseling kelompok kecil, maka konseling
individual dapat dijadikan langkah selanjutnya. Jika konseling individual tidak
efektif, maka pelimpahan pada konselor atau agensi lain dapat dilakukan.
Hukum kehematan mendorong anda untuk berpikir untuk merangkul
semua siswa. Hal ini akan membantu anda dalam mengimplementasikan kegiatan
dan strategi bimbingan yang sebaliknya mungkin tidak tersedia untuk siswa.
Sebagai tambahan, serangkaian perpindahan dari bimbingan kelompok besar ke
pemindahan agensi luar memberikan pendekatan sistematik untuk interfensi dan
pelayanan. Hal tersebut dapat didokumentasikan dan anda kemudian dapat
mempunyai dasar dari yang mana untuk membicarakan tentang langkah
selanjutnya yang butuh untuk diambil.
3. Interfensi Ganda
Penelitian eksperimental pada interfensi konselor sangat terbatas.
Terdapat suatu kebutuhan akan penelitian yang lebih banyak yang mana interfensi
konselor diimplementasikan dengan sekelompok siswa yang dulunya tidak
menerima interfensi. Terdapat juga suatu kebutuhan akan lebih banyak penelitian
kasus-tunggal, yang mana data dasarnya diambil dan kemudian penghitungannya
dilanjutkan dengan satu orang sepanjang waktu interfensi konselor
diadministrasikan. Penelitian yang telah ada bukan hanya terbatas tetapi juga lebih
bertendensi prasangka pemikiran kami terhadap penggunaan interfensi konselor
tunggal.
Disertasi program doktoral, thesis Master (S2), dan penelitian yang
menyulitkan dan penuh hati-hati masih memisahkan variabel untuk
pembahasannya. Sebagai contoh, jika konseling individual dipelajari, kemudian
berbagai usaha dibuat untuk mengontrol kelebihan variabel dengan tidak
mengkombinasikannya dengan cara lain pelayanan yang dilakukan. Jika kamu
menyampur antara konseling individual dengan konseling kelompok, sebagai
sebuah bagian dari pelayanan eksperimental, mungkin seseorang akan bertanya,
Tetapi, hal mana yang membuat perbedaan sesungguhnya, konseling individual
atau konseling kelompok?
Keberadaan interfensi konselor tunggal dilahirkan dari studi kasus dan
telah telah dibenarkan karena kebanyakan penelitian yang dipublikasikan hanya
terfokus pada interfensi konselor tunggal. Entengnya, pendekatan interfensi ganda
dapat digunakan sebagai bagian dari pekerjaan anda. Hal ini melibatkan lebih dari
satu dari enam prinsip dasar interfensi konselor, yang secara terus menerus atau
secara berturut-turut.
Sebagai contoh, seorang siswa yang telah dipilih untuk melakukan
konseling dengan anda bisa bertemu dengan anda pada konseling kelompok kecil,
dengan bekerjasama dengan orang lain yang mempunyai persoalan yang sama.
Sebagai tambahan, anda sedang dalam percakapan dengan siswa pada dasar
individual (konseling individual) dan percakapan dengan seorang guru tentang
siswa (konsultasi). Anda bahkan bisa menelpon orang tua (konsultasi) sebelum
bertanya pada fasilitator siswa untuk menjadi teman spesial atau seorang tutor
untuk siswa tersebut. Dalam beberapa hal, beberapa interfensi konselor dibawa
untuk dilakukan dengan asumsi bahwa mereka akan mengintensifkan proses yang
membantu dan perubahan bisa saja dipercepat.
Ketika interfensi ganda terjadi secara kebetulan, hal ini karena keadaan
yang seolah mengdikte jenis keterlibatan tersebut dan anda membuat kegunaan
yang tebaik untuk mereka. Meskipun, ketika interfensi ganda diseragamkan secara
hati-hati untuk memaksimalkan pengaruhnya dan meningkatkan kemungkinan
untuk terbentuknya perubahan yang positif, kemudian anda mungkin sekali untuk
mempunyai hasil yang memuaskan.
Ketika interfensi ganda direncanakan, anda menghindari pendekatan
yang terpecah-pecah yang mana orang-orang ingin membantu tetapi seringkali
bekerja pada tujuan yang bersebrangan, karena hal tersebut berkomunikasi dan
bekerja bersama. Energy buangan ini dan analogi pada tim sepak bola yang
menyuruh pemainnya untuk berputar dengan arah yang berbeda tanpa adanya
perencanaan atau rasional. Hal ini mungkin saja bisa bekerja. Tetapi ketika setiap
orang memahami tujuan dan bekerja bersama dengan rencana yang sama, maka
kesempatan untuk menang menjadi lebih besar. Interfensi ganda melibatkan
adanya kerja tim dan mereka meluangkan waktu untuk mengembangkannya. Hal
4. Pelayanan
Dengan diberikannya rasio konselor-siswa yang tinggi di hampir setiap
sekolah di seluruh negeri, akan memberikan pengertian bagi para konselor untuk
mengembangkan pelayanan dari siswa yang akan mendapatkan prioritas yang
tinggi. Siswa ini dapat dipilih untuk beberapa alasan. Mereka mungkin saja
bukanlah siswa yang mempunyai kebutuhan paling besar atau mereka yang paling
bermasalah. Beberapa siswa merupakan kandidat yang baik untuk menjadi salah
satu bagian dari pelayanan konselor, pelayanan sering ditentukan oleh beberapa
faktor seperti kemampuan untuk dapat diakses, keterkaitan waktu, ketersediaan
bantuan dari yang lain, permintaan khusus oleh guru atau administrator, dan
kemungkinan untuk membuat perbedaan yang positif.
Dalam program bimbingan pengembangan, beberapa siswa yang nampak
menjadi bagian dari pelayanan konselor akan berada dalam batas fungsi yang
normal dan mempunyai perhatian, kebutuhan, dan ketertarikan yang tidak sehebat
para siswa yang mempunyai disfungsi. Meskipun begitu, siapa yang harus
mengatakan bahwa siswa-siswa ini yang lebih sedikit kelayakannya untuk ditolong
saat waktu konselor sekolah?
Tujuan dari pelayanan ini adalah untuk membantu anda dalam mengatur
waktu anda. Hal ini juga akan memeberikan anda kesempatan mengfokuskan
pekerjaan anda, dan anda akan merasa lebih sedikit sakitnya dibandingkan jika
anda mengambila apapun yang datang di hadapan anda dari hari ke hari. Siswa
yang dalam pelayanan akan menerima perhatian khusus karena mereka
merupakan bagian dari jadwal mingguan anda dan anda melihat mereka secara
rutin. Hal ini dapat membuat pekerjaan anda dan waktu anda dapat diatur. Secara
sederhana, anda tidak dapat ada untuk semua siswa yang diserahkan kepadamu
selamanya.
Akan ada waktu dimana seorang konselor diperintah untuk menemui
semua orang yang berkonsultasi paling sedikit sekali untuk satu semester. Hal ini
berarti bahwa beberapa konselor yang dijadwalkan melakukan interview dengan
500 individu, akan menyelesaikan bimbingannya lima belas menit untuk setiap
orang. Seorang konselor dalam kondisi ini mengatakan, Saya hanya ingin siswa
mengerti saya dan untuk menemukan bagaimana sesuatu berjalan bagi
mereka.Saya ingin mereka tahu bahwa saya ada, jika mereka membutuhkan
saya. Hal ini merupakan pembuangan waktu yang sangat tragis untuk mengatur
siswa di luar ruangan kantor konselor untuk wawancara singkat yang sering ramai,
kaku, dan kurang bermakna ke pada konselor atau siswa yang lain.
Pelayanan anda bisa saja ditetapkan melalui beberapa cara. Oleh karena
itu, biarkan kita untuk mengasumsikan bahwa anda telah memutuskan untuk
bertemu secara pribadi dengan delapan siswa. Lebih jauh, anda telah
memutuskan untuk bertemu dengan mereka dua kali seminggu masing-masing
selama tiga puluh menit. Catatan ini untuk keseluruhan delapan jam konseling
individu untuk disisipkan setiap minggunya. Selanjutnya, mungkin anda telah
memutuskan berapa banyak siswa yang anda akan temui dalam konseling
kelompok dan menjadwalkan kelompok-kelompok tersebut kedalam jadwal anda.
Siswa tersebut mungkin juga dianggap sebagai bagian dari pelayanan anda,
meskipun beberapa konselor lebih menyukai untuk memikirkan pelayanan sekedar
istilah individu yang dilihat dalam konseling.
5. Siswa Target
Siswa target adalah salah seorang siswa yang telah disendirikan untuk
mendapart perhatian yang khsus oleh konselor. Siswa target mendapatkan
prioritas yang paling tinggi dan cenderung untuk menggunakan lebih banyak waktu
pemikiran dan perencanaan yang mana anda harus menghentikan pekerjaan anda
sebagai seorang konselor.
Semua persoalan dalam konseling individu kemungkinan adalah siswa
target, kecuali beberapa siswa yang bertemu secara singkat dengan konselor da n
yang tidak mengambil banyak perencanaan waktu konselor. Ketika konselor
mempunyai sedikit siswa yang ditargetkan pada saat itu di dalam pelayanan
mereka, mereka lebih memungkinkan untuk berkonsultasi dengan konselor lain
atau professional lain tentang mereka, untuk melakukan beberapa penelitian
professional pada mereka, untuk membaca buku atau artikel jurnal tentang
permasalahan mereka, atau untuk membuat daftar peringkat perilaku mereka dan
mengevaluasi perkembangan mereka. Hal ini tidak mungkin untuk memberikan
model perhatian tersebut pada semua siswa yang berkonsultasi.
Beberapa dari siswa yang menjadi target dilihat dalam sesi konseling
kelompok, mungkin dengan siswa lain yang tidak ditargetkan tetapi mereka kiranya
bermanfaat dari pengalaman kelompok. Sebagai contoh, jika kamu akan bertemu
dengan satu kelompok yang terdiri dari lima siswa, salah seorang bisa menjadi
siswa yang secara khusus anda inginkan dia untuk menerima perhatian. Mungkin
anda ingin membantu siswa tersebut untuk lebih menyingkap dirinya sendiri atau
untuk menerima beberapa tambahan respon fasilitatif yang tinggi. Atau, anda
mungkin menginginkan kelompok pada akhirnya menggunakan kondisi siswa ini
atau masalah ini sebagai fokus pembicaraan. Meskipun semua anggota kelompok
merupakan bagian dari proses pembelajaran, anda dengan teliti sadar akan siswa
target dan anda menggunakan kesempatan ini untuk membantu mereka dalam
kelompok.
Bagaimana kamu dapat mengidentifikasi siswa yang ditargetkan? Dari
semua siswa yang membutuhkan bantuan di sekolah, yang manakah yang
dijadikan target untuk mendapatkan perhatian yang khusus? Inilah salah satu
contoh kecil bagaimana untuk mengidentifikasi sekelompok siswa target.
Marilah kita mengadaikan seolah anda merupakan salah satu dari enam
konselor sekolah lanjutan yang bekerja di sekolah yang mempunyai 2.400 siswa
atau lebih. Anda dan konselor lain mungkin mempertanyakan gedung administrator
dan kepala departemen untuk menggunakan daftar hasil cetakan Komputer untuk
mengidentifikasi siswa yang membutuhkan bantuan khusus, diluar apa yang guru
kelas dapat berikan pada mereka. Daftar ini berkisar antara 150 hingga 200 untuk
tiap sekolah, hal ini mungkin karena administrator akan berpikir tentang siswa yang
mempunyai kebutuhan yang dapat dilihat paling banyak.
Selanjutnya, menyuruh administrator untuk memotong daftar tersebut
menjadi setengah bagian dengan mengidentifikasikan siswa tersebut yang
mungkin paling responsif terhadap bantuan konselor di dalam periode penilaian
(yakni, enam atau Sembilan minggu). Atau, anda mungkin mempertanyakan,
Menurut anda dengan yang mana kita mampu membuat perubahan yang positif,
6. Populasi Target
Di samping siswa yang menjadi target, terdapat juga populasi siswa yang
menjadi target di dalam sekolah yang membutuhkan perhatian khusus. Sebagai
contoh, beberapa populasi taget diantaranya: siswa yang mempunyai kebiasan
belajar dan kemampuan yang sangat kurang dan mereka yang tidak mengetahui
bagaimana mereka mengatur waktu mereka; para siswa yang mempunyai
pengalaman akan kecemasan dan tekanan yang sangat ketika mereka sedang
menghadapi tes dan mengerjakannya dengan jelek; siswa yang mempunyai
pengalaman akan kematian orang tuanya pada waktu deket ini; siswa yang
mempunyai kecenderungan untuk beresiko dan kemungkinan untuk putus
sekolah; siswa yang sering absen dari sekolah; siswa yang tidak yakin akan tujuan
tugasnya; siswa yang seringkali terjadi penolakan dari temannya; dan lain-lain.
Populasi target bisa diidentifikasi oleh staf pengajar atau siswa.
W. Keuntungan
Ambil keuntungan anda di mana anda bisa mendapatkannya.
Kemudian, bergerak majulah. Carilah perbedaan yang positif dan jangan berharap
mendapatkan kekalahan yang tragis setiap kali anda bekerja dengan siswa.
Tidaklah mudah merubah sikap seseorang 180 derajat atau bahkan untuk
meningkatkan poin rata-rata siswa. Ketika siswa memiliki masalah dengan seorang
guru, anda tidak mungkin melakukan apapun dalam satu malam untuk membantu
mereka menjadi teman yang baik. Dalam situasi ini, anda mungkin perlu untuk
megambil beberapa langkah kecil pada arah yang benar.
Beberapa konselor memiliki tujuan yang tinggi untuk mereka sendiri
dan klien mereka. Mereka merasa tidak berhasil, atau bahkan kalah. Kecuali jika
mereka mencapai tujuan umum mereka. Mereka gagal mempertimbangkan bahwa
A. MODEL FASILITATOR
Fasilitatif Model terdiri dari konsep dasar interpersonal dan kemampuan
berhubungan. Model ini berkembang beberapa tahun lalu, sebagai praktisi harus
mempunyai cara agar membuat hal itu menjadi praktis dan mudah dalam bekerja.
Meskipun kelihatan sama seperti dengan yang disampaikan (Carkhuff, 1983;
Egan, 1975; Ivey & Sime-Downing, 1980; Wittemer & Myricck, 1989), penyorotan
menunjukkan model ini merupakan suatu paket yang unik dalam konsep dan
ketrampilan yang terorganisir secara sistematis dan jalinan bersama. Fasilitatif
Model sangat mudah untuk diterapkan karena konsepnya lengkap dan ketrampilan
yang sederhana dengan banyak refrensi.
Model ini dapat digunakan dengan siswa , orang tua, tenaga administrasi dan
yang lainnya. Hal ini mengandung arti untuk menjadi pembimbing, terkadang harus
mempola pikiran anda tentang manajemen intervensi konselor. Ini tidak
memerlukan usaha dalam menempatkan teori konseling lain atau strategi ketika
anda siap menggunakan. Fasilitatif Model menekankan aspek dalam menolong
hubungan (helping relationship) dan proses fasilitatif yang akan dapat membantu
menjadi lebih efektif dalam bekerja. Sebagai tambahan, identifikasi dan klarifikasi
menjadi esensi ketrampilan interpersonal yang diperlukan dalam bimbingan
konseling perkembangan.
Fasilitatif Model terdiri dari 4 bagian, yakni : 1) kondisi fasilitatif dalam
membantu hubungan; 2) proses fasilitatif; 3) respon fasilitatif;
dan 4) aktivitas-aktifitas dan tugas fasilitatif.
2. PROSES FASILITATIF
Okey mungkin anda berfikir, tetapi jika saya bersahabat dan bekerja
dengan hubungan baik dengan siswa, apa yang akan terjadi? jawaban dari
permasalahan tersebut tergantung situasi atau problem yang menyertai dan
proses penerimaan perhatian yang khusus.
Jika anda mengkonseling siswa, sebagai contoh, anda ingin membantu
hubungan dengan menciptakan kondisi fasilitatif yang dipercaya, pengertian dan
lain sebagainya. Disini akan menguntungkan adanya pembukaan diri sendiri dan
umpan balik. Sebagai hubungan tetap untuk berkembang dan bertambah
penghargaan, hal ini sangat memungkinkan untuk berfikir bagaimana membuat
CLOSED POTENTIAL
NOT know to II IV
Others
Sekarang kita lihat untuk mengaplikasikan hubungan anda dan orang lain.
Misalnya, sesuatu hal diketahui kamu dan juga yang lain (Quadrant I).
Penyampaian pengetahuan menjadi memungkinkan kepada diri kamu dan orang
lain yang mempunyai hubungan. Kondisi ini merupakan area yang terbuka dan
bebas berbicara. Area yang terbuka terhadap ide dan penyampaian perasaan
dan penghargaan, mengambil keputusan dan biasanya sebagai aktifitas yang
bersumber.
Jika beberapa orang tua mengetahui bahwa diri anda adalah konselor dan
kamu mengambil bagian dalam konseling keluarga, mereka akan berbicara
dengan kamu beberapa materi tentang orang tua. Jika siswa tahu anda jalan-jalan
di sekolah untuk mengawasi setiap hari, mereka mungkin akan menggunakan
informasi untuk berbicara dengan anda tentang latihan atau mungkin beberapa
UMPAN BALIK
Umpan balik merupakan pertolongan dari kita kepada individu. terkadang
validitas sikap dan tingkah laku kita. Pada waktu lain, menolong merupakan
modifikasi atau membuat pilihan dalam kehidupan kita. Umpan balik dari yang lain
dapat membantu kita berdiri pada arah atau gambaran baru langsung. Hal ini
seperti terlihat pada hubungan Quadrant (gambar 51), ada beberapa bagian
(kenyataan dan persepsi) bahwa kita mengetahui yang lain tetapi tidak terlalu perlu
diketahui bagi kita. Area ini (Quadrant III) dinamakan blind spot = titik tersembunyi
atau area tersembunyi, yang hanya dapat direduksi dari proses umpan balik.
Dalam hal ini ada sesuatu yang teman anda mengetahui tentang diri anda
mungkin tidak mampu menyampaikan dengan kamu. Mereka harus
mengobservasi kamu untuk beberapa situasi dan memiliki catatan bagaimana
tingkah lakumu. Mereka juga memiliki pengalaman yang pasti tentang sesuatu
I I
III III
II IV II IV
Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus
121
(A) (B)
III III
I I
IV IV
II II
(C) (D)
SD : Self Disclosure
FB : Feed back
IC/DM : Increase awareness/Decision making
RA : Responsible action
Barier : rintangan
(A) Rintangan disekitar area terbuka (I) dapat menyebabkan kekacauan terus
pada respon fasilitatif, aktivitas, atau keduanya, dalam perintah untuk
mempertinggi proses-proses fasilitatif.
(B) Sampai pembukaan diri (SD) dan umpan balik (FB), area terbuka (I)
merupakan pengembangan; disini lebih banyak kebebasan untuk berdiskusi
dan mengeksplore isu-isu dalam area ini.
(C) Sebagian rintangan telah diurai, terbuka (I) dan potensial (IV) daerah besar
dan tersembunyi (III) dan tertutup (II) area telah diredusi. Disini merupakan
baik untuk hubungan keduanya individu dan kelompok.
(D) Ketika area terbuka (I) melebar dan berkembang, disini lebih banyak
kesempatan untuk mengembangkan bertambahnya kesadaran tentang diri,
yang lain dan isu-isu spesial. Bertambahnya kesadaran oleh ia sendiri
mungkin menjadi berharga, tetapi juga bagi pemimpin untuk lebih efektif
dalam pengambilan keputusan. Disini, turun, dapat memimpin dengan lebih
responsible pada bagian dari individu atau kelompok.
Kunci menjadi konselor yang empati dimulai dengan menambah kosa kata
yang mengandung nilai perasaan. Hal ini memungkinkan kamu menjadi lebih
sensitif dan orang akan lebih merespon apa yang kamu lakukan dan katakan.
Sebagai bekal, kamu dapat memilih kata-kata terbaik untuk menarik perasaan
orang lain.
Membuat respon yang terfokus pada perasaan, tidak menjadi sebuah target,
biasanya lebih menjadi nilai poin untuk mengerti perasaan orang lain. Ketika kamu
mencoba, banyak orang akan mengapresiasi usahamu. Kamu akan selalu
dikoreksi. Tetapi, usahamu lebih menekankan bagaimana dimengerti. Kamu dapat
kehilangan ketika kamu membuat respon yang terfokus perasaan. Ketika kamu
dikoreksi, jika tidak akurat, usahamu akan melekatkkan komunikasi sahabat
dengan orang lain dan pengertianmu adalah tertinggi.
Banyak orang yang tidak menggunakan perasaan mereka. Pada waktu lalu,
kebanyakan orang setuju. Jangan gunakan emosi merupakan ekspresi dari
kebanyakan mereka yang kita dengar, khususnya ketika mereka mencoba untuk
membuat keputusan atau memecahkan masalah. Asumsinya adalah logika dan
pemikiran yang jernih adalah diluar perasaan seseorang. Hal ini tidak mungkin.
Perasaan kita mempunyai pengaruh yang besar dalam tingkah laku kita.
Perasaan merupakan bagian dari kehidupan. Orang tidak akan direspon dalam
lingkungan mereka apabila mereka jarang menggunakan perasaan. Orang yang
tidak memiliki perasaan dapat dikatakan disfungsi. Jika siswa tidak memiliki
perasaan atau afektif, konselor yang mengetahui perlu membantu secara ekstensif
dan terapi dengan dirujukkan kepada dokter atau ahli jiwa.
Respon terfokus pada perasaan akan membantu kamu dapat diterima
sebagai seseorang yang peduli, seseorang yang tertarik, dan seseorang yang
penuh perhatian sebagai pendengar. Mereka menolong orang dengan perasaan
menyenangkan dan relaks dengan kamu, orang yang menyampaikan kemampuan
empati dan memandang kamu untuk mencoba mengerti bagaimana mereka
melihat seseuatu.
Tingkah laku dan komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal
merupakan bagian dari interaksi yang terjadi antara kamu dan orang yang kamu
Beberapa phrase sebagai tanda bagi seseorang bahwa kamu mencoba pada
fokus percakapan. Mereka juga menyediakan sedikit wiggle room atau kualifikasi
sederhana terhadap rencana apa yang kamu akan koreksi dan ringkas. Lebih dari
itu, mereka akan menyediakan kamu panutan sebagai usaha untuk
mengekspresikan pikiranmu.
Pertanyaan terbuka
Pertanyaan dapat terbuka atau tertutup. Pertanyaan tertutup hanya
memerlukan respon sederhana ya atau tidak. Kadang-kadang pendekatan suatu
pengalaman seperti sampaikan kepada saya suatu fakta. Di sisi lain, pertanyaan
terbuka akan lebih memberi banyak informasi dan mendorong jawaban dengan
banyak penjelasan.
Apakah kamu berbicara dengan gurumu (tertutup)
Apa yang kamu bicarakan dengan gurumu (terbuka)
Pertanyaan terbuka menyediakan respon yang luas. Waktu yang luang dan
bagaimana seseorang merespon kemungkinan nilai yang disediakan sebagai
petunjuk dan informasi. Pertanyaan tertutup sangat sempit dan hanya
menerangkan tentang fakta dasar. Lebih tepat digunakan ketika kamu
menginginkan kecepatan dalam mencari informasi bagi pertanyaan tertutup.
Sebagian fasilitatif memulai pertanyaan terbuka dengan apa atau
bagaimana disamping itu kenapa. Pada umumnya pertanyaan kenapa
digunakan khusus untuk perhatian.
Biasanya ketika siswa mendengar pertanyaan kenapa yang terbersit dalam
diri mereka adalah sebuah kritikan. Kebanyakan mereka tertekan, ketika hal
pertanyaan itu sebagai legitimasi dari ketertarikan. Bagaimanapun, konselor dan
guru fasilitatif jarang menggunakan pertanyaan terbuka, mengetahui
ketidakproduktifan pertanyaan apa atau bagaimana.
Pertanyaan dengan apa dan bagaimana lebih spesifik dan mereka mudah
untuk menjawabnya. Pertanyaan kenapa, meskipun mereka mungkin prosedur
beberapa pemikiran dan sikap, biasanya sedikit produktif karena lebih rasional dan
bentuk yang defensif.
Jelasnya pertanyaan dengan kata-kata, merupakan cara untuk bentuk atau
phrase, dapat membuat perbedaan respon bagi penerimanya. Irama dari suara
juga dapat membuat beda. Pertanyaan merupakan suatu respon agar seseorang
menilai dan tertarik berkomunikasi dengan kamu.
Pengakuan sederhana
Ada beberapa pengakuan (ungkapan) sederhana ;
terima kasih atas sharingnya
okey
Terima kasih
Beberapa respon tersebut dan yang serupa, dapat membantu pengalaman
plop, ketika seseorang mengatakan sesuatu dan tidak seorangpun merespon
sebelum meninggalkan orang lain. Sebagai tambahan, sebagai respon yang efektif
dalam membawakan komentar orang lain. Hal itu mudah untuk mengakui bahwa
anda mendengarkan orang dengan tidak mendiskusikan atau membuat rujukan
untuk ide yang spesifik. Sebagai suatu tambahan, sebagai respon yang efektif
dalam membawakan pembukaan untuk komentar seseorang. Sebuah pengakuan
tetapi tidak membesarkan hati seseorang untuk berbicara lebihpada waktu itu.
Perlu cara yang sopan santun untuk melangkah pada topik lain atau orang lain.
Hubungan.
Respon hubungan merupakan spesial fasilitatif dalam kelompok. Meskipun itu
dapat digunakan untuk merujuk orang lain yang tidak hadir, itu sangat efektif ketika
pemimpin kelompok mengidentifikasi persamaan yang ada (dan barangkali
perbedaan) dalam anggota kelompok.
juan dan James, kamu berdua kelihatan sama mempunyai ketertarikan
dalam sepak bola (hubungan isi)
Juan dan James, apakah kalian mencoba keluar dari team sepak bola.
(hubungan perasaan)
sebagai pemimpin kelompok, anda dapat melihat kesempatan hubungan
kejadian yang ada pada siswa atau dari ide mereka atau pengalaman pada
umumnya. Di lain kesempatan, anda dapat menghubungkan perasaan. Anda
mendengar untuk perasaan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan yang
terjadi pada mereka dalam anggota kelompok, dan terkadang, mencoba melihat
bagaimana mereka menyampaikan perasaan.
Respon hubungan membantu perkembangan rasa dengan yang lain dalam
kelompok dan kelompok ketertarikan. Mereka menekankan hubungan dengan
hubungan informasi atau perasaan satu dengan yang lain. Mereka menekankan
pada kondisi fasilitatif dengan kelompok dan, bagaimanapun, mereka mendaftar
satu dari enam respon fasilitatif.
b) Analisis/Interpretasi
analisis/interpretasi direspon sebagai keuntungan yang popular dari teori
dengan menggunakan alasan logika terhadap sesuatu hal yang dilakukan oleh
seseorang. Dan jika seseorang hanya mempunyai lebih banyak pemikiran tentang
tingkah laku mereka, mereka dapat mengubah.
Maksudnya adalah menjelaskan alasan terhadap pikiran atau tingkah laku
seseorang yang diharapkan. Biasanya respon ini menggunakan kata karena dan
mensugesti apa yang harus siswa pikirkan. Hal ini sebagai usaha untuk
menyediakan beberapa arti terhadap situasi, tetapi kebanyakan orang tidak
melakukan seperti interpretasi yang mereka pikirkan atau tingkah laku.
Interpretasi menjadi akurat, tetapi kebanyakan waktu hanya sebagai taksiran,
terhadap hipotesi yang baik. Juga seringkali statemen interpretasi hanya laterlek
(anda melempar pensilmu kepadanya karena kamu mengharapkan perhatian).
Hal ini mungkin saja tidak benar, tetapi itu merupakan fasilitatif?
Menjaga interpretasi agar pembukaan diri melemah dengan
mengkonfrontasikan orang-orang, akan menjadi defensif dan ragu-ragu untuk
menyampakan ide mereka.
c) Menentramkan /dukungan
Respon menentramkan /dukungan dimaksudkan untuk menceritakan tentang
orang agar mereka dipercaya. Respon ini juga memiliki makna sebagai dorongan,
tetapi mereka dapat dengan mudah membebaskan perasaan seseorang dan
kegagalan pembukaan diri fasilitatif.
setiap orang pernah merasakan apa yang kamu alami
Saya tahu bagaimana perasaanmu
Kebanyakan pernyataan menentramkan tidak mengenai sasaran,
kemungkinannya karena mereka tidak menyatakan secara langsung kebutuhan
individu tidak merasa yang mereka lakukan. Sugesti mereka pada satu perasaan
umum, normal atau temporar. Biasanya diikuti nasehat, atau nasehat yang penuh.
Untuk mengukur dampak dari ketiga yang tinggi dan ketiga yang rendah dari
hubungan fasilitatif respon, pemimpin tiga diskusi memakai masing-masing
6. AKTIFITAS-AKTIFITAS FASILITATIF
Respon fasilitatif mempunyai kekuatan dan menjadi penanda tersendiri
untuk fasilitatif siswa anda. Dalam suatu sesi konseling kelompok, misalnya,
partisipasi berfikir dijumpai adanya share terhadap pikiran mereka, diikuti dengan
membuka bahan diskusi. Anda berharap ide dan perasaan akan mengalir secara
spontan, anda dan siswa anda tergerak untuk menuju bimbingan dan konseling
yang obyektif. Pergerakan dan kelangsungan dari kelompok, dalam sebuah usaha
tergantung pada dialog yang terjadi antara anda dan siswa anda.
Bagaimanapun, aktifitas-aktifitas fasilitatif dapat juga digunakan untuk
membangun hubungan dan ekspedisi dari proses fasilitatif. Aktifitas-aktifitas ini
penuh struktur belajar pengalaman, dimana mungkin akan digunakan dengan
individu atau kelompok. Beberapa aktivitas sebagai contoh, desain untuk
pembukaan diri mendatangkan bertambahnya kepercayaan diri. Usaha yang lain
sebagai penilaian diri sendiri dan umpan balik. Focus lain pada pengambilan
keputusan dan problem solving.
Istilah aktifitas pada umumnya seringkali digunakan untuk menggambarkan
struktur rencana latihan.
Aktifitas-aktifitas fasilitatif merupakan struktur pengalaman belajar yang
mendatangkan arti bagi proses fasilitatif dari pembukaan diri sendiri, umpan balik,
bertambahnya kepercayaan dan pengambilan keputusan serta aksi responsible.
Beberapa konselor dan guru berfikir mereka itu dinamakan latihan. Aktifitas juga
dinamakan sebagai bagian strategy dengan prosedur dan tugas.
Prosedur-prosedur fasilitatif merupakan rangkaian dari langkah yang harus
dilalui. Mereka digambarkan latihan dari aksi atau cara melakukan sesuatu. Pada
umumnya panduan sebagai outline prosedur dalam pengalaman struktur.
Tugas-tugas fasilitatif merupakan hal yang khusus dalam penugasan.
Meminta mereka melakukan aksi yang khusus bagian dari partisipasi. Mereka
mungkin dipanggil untuk sebuah tingkah laku atau respon dan biasanya berupa
pertanyaan atau beberapa tipe langsung.
Sebagai contoh, dalam konseling kelompok, biasanya diawali dengan
perkenalan (aktifitas). Anda mungkin pertama meletakkan anggota kelompok
dalam pasangan-pasangan (prosedur) dimana mereka saling interview (proses)
sebelu berkenalan satu dengan yang lainya untuk jeda dalam kelompok. Satu hal
langsung dapat oleh masing-masing pasangan selama anda interviu, temukan
nama dari orang yang terkenal diantara teman-temanmu dan sudi untuk
dikunjungi (tugas). Tugas, dalam kasus ini, difokuskan pada area spesifik untuk
pembukaan diri, membuat mudah anggota kelompok untuk merujuk beberapa dari
mereka. Aktifitas perkenalan ini, dengan prosedur-prosedur dan tugas, dinamakan
proses fasilitatif.
Tugas-tugas fasilitatif ditanda hal khusus dimana seseorang langsung
melakukan sesuatu. Mereka mungkin sendiri atau sebagai bagian dari beberapa
prosedur kelompok. Suatu tugas dapat diminta oleh seseorang Ceritakan sesuatu
2. KELEBIHAN
Sebuah model fasilitator yang menekankan pentingnya individu untuk
berkembang menjadi lebih baik dalam segala aspek. Maksudnya, model ini
tidak hanya mengembangkan satu aspek dalam seseorang, tetapi sebuah
model yang memadukan beberapa aspek yang ada dalam seseorang, yakni
sikap, perilaku dan pemikiran.
Setiap langkah atau proses yang dilakukan diorentasikan pada tumbuhnya
individu yang mandiri dalam mengambil keputusan.
Keterlibatan konselor tidak mendominasi dalam proses yang ada, sehingga
memberi peluang yang besar kepada konselee untuk tumbuh dan
menyampaikan setiap ide dan gagasan yang mereka pikirkan, dalam proses ini
individu akan mampu menjadi individu lebih kokoh dalam berinteraksi dengan
orang lain.
Sebuah model yang dapat dilakukan oleh siapapun (konselor, guru, orangtua)
yang ingin membantu individu dalam mengatasi ketersiksaan diri akibat tidak
adanya kemampuan mengekspresikan ide dan gagasan serta timbulnya
kesadaran dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
3. KEKURANGAN
Dilakukan oleh seseorang yang telah menguasai teori dan praktek menjadi
fasilitator baik. Apabila untuk tingkat pemula akan mengalami kesukaran
terutama dalam proses umpan balik.
Proses yang harus dilalui oleh fasilitator harus sinergi, model tersebut tidak
dapat dipisah satu bagian dengan bagian lain.
Dalam Fasilitatif Model ini seorang konselor dituntut untuk memiliki skill
interpersonal yang kuat. Atau dengan kata lain kontrol emosi dari kosenlor
harus selalu terjaga, karena dalam proses utamanya ia harus mampu menjadi
seseorang yang terpercaya, memahami, menerima, peduli, respek, dan penuh
persahabatan.
Lebih tepat dipakai dalam pertemuan dengan individu, tetapi terkadang dalam
proses konseling atau pengajaran tidak memungkinkan melakukan semua
aktifitas-aktifitas fasilitatif.
B. Tahapan-Tahapan Konseling
Pada umumnya kita semua senang pada keteraturan, sistematik dan
efisien. Tetapi sayang konseling tidak selalu teratur dan melalui proses yang logis.
Meskipun konseling terus berubah dan berkembang akan tetapi peristiwa-peristiwa
yang terjadi kadang-kadang tidak dapat diprediksi. Sehingga perlu diidentifikasi
beberapa tahapan konseling yang akan memberikan arahan dalam bekerja.
E. Kontrak-kontrak contingency
Kontrak kontinjensi adalan sebuah teknik dalam pendekatan konseling
perilaku, di mana konselor dan klien bekerja bersama untuk pertama-tama
menentukan perilaku yang diharapkan dan kemudian mengelola konsekuensi-
konsekuensi yang muncul dan berusaha untuk dapat mengendalikan penampilan
perilaku-perilaku tersebut.
Hal ini biasanya mencakup beberapa bentuk kesepakatan di mana seorang
pelajar dijanjikan akan mendapat hadiah bila dia dapat menampilkan tugas dan
perilaku yang diharapkan.
Ada tujuh tahap dasar dalam kontrak kontinjensi :
1. identifikasi perilaku
2. perkenalan dan diskusi tentang ide kontrak
3. mengembangkan sebuah kontrak dan mempresentasikannya kepada orang
yang terlibat.
4. garis besar pengawasan dan prosedur tindak lanjut
5. pengenalan program atau perencanaan
6. mencatat kemajuan dan mengevaluasi capaian
7. modifikasi terhadap kemungkinan-kemungkinan, istilah-istilah kontrak dan
jadwal pelaksanaan sehingga tercapai perilaku yang diharapkan atau yang
diinginkan oleh konselor dan klien.
6. Mengatasi perlawanan
Ketika anada menangani murid yang bermasalah. Anada akan menemui
keadaan yang sangat defensive selama konseling. Bahkan anada akan dipandang
sebagai bagian dari mereka yang tidak dia sukai. Beberapa pelajar melihat sekolah
dan keluarga sebagai tempat yang tidak mereka sukai karena mereka dibatasi dan
H. Simpulan
1. Konseling individual merupakan layanan yang dilakukan oleh seorang konselor
bertemu secara pribadi dengan seorang klien untuk membantu memecahkan
masalahnya.
2. Tahapan dalam konseling individu meliputi: tahap permulaan dan orientasi;
tahap membangun hubungan dan assessment / pengukuran; tahap penelitian
dan penemuan; tahap pemusatan dan penentuan tujuan-tujuan; tahap
perencanaan dan pengambilan tindakan; tahap pengumpulan data dan interim;
tahap tindak lanjut dan evaluasi; dan tahap penutupan dan perpisahan
3. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam konseling individu yaitu:
siapa yang seharusnya menerima konseling individual; di mana konseling
individual terjadi; kapan konseling individual dilakukan; dan bagaimana
konseling individual dilakukan.
4. Model Problem Solving yang sistimatik meliputi beberapa tahap pertama yaitu
identifikasi permasalahan, apakah situasinya; apa yang telah menyebabkan
permasalahan terjadi; siapa yang terlibat dan bagian apa yang mereka mainkan
dalam permasalahan tersebut.
5. Kontrak-kontrak yang mungkin dibangun / Contingency adalah sebuah teknik
dalam pendekatan konseling perilaku, di mana konselor dan klien bekerja
bersama untuk pertama-tama menentukan perilaku yang diharapkan dan
kemudian mengelola konsekuensi-konsekuensi yang muncul dan berusaha
untuk dapat mengendalikan penampilan perilaku-perilaku tersebut.
2) Pusat Masalah
Konseling kelompok yang berpusat pada masalah juga terfokus pada
masalah yang menitik beratkan pada siswa. Tetapi lingkup masalah biasanya tidak
terlalu darurat dan tidak mencapai titik krisis. Emosi biasanya tidak sebesar ketika
krisis terjadi. Biasanya kelompok pusat masalah akan terfokus pada sisa
permasalahan setelah intensitas krisis telah berlalu.
Konselor SMA menyediakan konseling kelompok untuk beberapa gadis
remaja yang hamil dan masih ingin menyelesaikan sekolahnya. Konselor lain
bekerja dengan sekelompok siswa yang ingin melepaskan diri dari tekanan dan
stress berat yang mereka alami di dalam kehidupan sehari hari. Konselor lain
bekerja dengan kelompok siswa yang memiliki konflik dengan orang tua mereka
dan mereka yang ingin kabur dari rumah.
Konselor SD mengatur kelompok pusat masalah terfokus pada masalah
yang terjadi di lapangan sepak bola dan waktu istirahat makan siang. Rupanya,
dua orang anak laki laki sangat agresif, bertengkar dan berkelahi dengan mereka
yang tidak mengikuti kemauannya. Mereka bersikap sok menjadi bos dan ingin
ditiru sebagai pihak yang menang. Dua anak lelaki ini membutuhkan konseling dan
3) Pusat Pertumbuhan
Kelompok pusat perkembangan fokus pada pengembangan sosial dan
pribadi siswa. Krisis atau bagian permasalahan butuh tidak hanya alasan untuk
melakukan konseling kelompok. Kelompok dapat berkonsentrasi pada belajar lebih
tentang diri sendiri dan orang lain melalui pengalaman beberapa teman dekat
(Gazda, 1978).
Kelompok pusat pertumbuhan dibentuk untuk seluruh siswa dan mereka
memberikan perhatian kepada kebutuhan umum dan minat anak muda pada tahap
pengembangan kehidupan yang beragam. Tumbuh dan pergi ke sekolah biasanya
penuh dengan masalahmasalah, beberapa lebih serius dari yang lain. Hal ini
diasumsikan bahwa siswa perlu untuk bicara hal khusus yang berhubungan
dengan pengembangan pribadi. Konseling kelompok memberi mereka
kesempatan ini. Siswa tidak harus menunggu sampai masalah muncul sebelum
mereka mengungkapkan beberapa masalah sosial dan pribadi dalam kehidupan
mereka seperti menerima suatu tanggung jawab, mengubah perilaku, belajar
berkomunikasi dengan orang lain, menilai diri sendiri, mengatur tujuan tujuan,
dan mengatasi permasalahan permasalahan.
Kegelisahan dan dilema umum biasanya sering ditemui dalam kelompok
pertumbuhan. Contohnya, sebuah kelompok siswa SD bertemu bersama untuk
membicarakan apa yang akan mereka lakukan ketika mereka pulang setelah
sekolah ke rumah yang kosong, mengetahui bahwa orang tuanya yang bekerja
akan tidak berada di rumah selama dua atau tiga jam. Mereka mengungkapkan
rasa kekhawatiran dan ketakutan mereka. Mereka berbicara tentang apa yang
3. Durasi kelompok
Beberapa ahli menyarankan bahwa waktu minimum adalah 10 kali
pertemuan sebelum konseling kelompok kecil bisa efektif dan bisa dimulai.
Berbicara secara praktis, bagaimanapun sepuluh kali pertemuan adalah batasan
bagi banyak konselor sekolah. Enam hingga delapan kali pertemuan akan terlihat
lebih ideal. Beberapa konselor membuat rencana untuk empat kali pertemuan
sebelum mengakhiri kelompok atau memperpanjang kontrak untuk menambah
sedikit jumlah pertemuan.
Sesi 1 Permulaan
Pertama tama anggota kelompok ditanya tentang jenis kelompok yang
pernah mereka ikuti sebelumnya. Konselor kemudian menjelaskan bahwa apa
yang akan mereka laksanakan berbeda dan mereka akan melakukan hal yang
sama untuk membuatnya menjadi kelompok belajar yang istimewa, salah satunya
mereka akan bekerja bersama secara dekat untuk mempelajari lebih tentang
ketrampilan berkomunikasi.
Kelompok ini juga diberi tahu bahwa mereka akan bertemu sebanyak enam
kali, atu dua kali seminggu selama tiga minggu sekitar 30 menit setiap kali
pertemuan. Fokus positif dari kelompok dan penegasan cara belajar untuk
berkomunikasi dengan orang lain mengurangi tekanan yang sering terjadi dengan
dilaksanakan konseling karena ada masalah terutama dengan Jennifer dan
Andrew.
Anggota kelompok dipasangkan dan diminta untuk saling interview satu
sama lain, mencoba mempelajari sesuatu yang mereka belum ketahui. Setelah
sekitar tiga menit melaksanakan interview, anggota memperkenalkan pasangan
mereka kepada kelompok. Konselor kemudian memberikan ide untuk berbicara
tentang mendengarkan perasaan sebagaimana sesuatu yang dilakukan dalam
kelompok. Anggota berpikir tentang waktu yang dapat mereka gunakan untuk
mendengar perasaan atau pikiran orang lain, bahkan ketika mereka tidak berkata
sesuatu. Beberapa ekspresi dimainkan untuk membantu kelompok untuk berpikir
sebagaimana anggota mencoba untuk menerka dan merasakan. Kemudian kata
kata perasaan dikeluarkan dari kelompok saat konselor menuliskannya pada
selembar kertas yang lebar dengan tulisan senang dan tidak senang pada sisi
sebaliknya. Tulisan ini diberikan sebagai cara yang mudah.
Siswa mendapatkan giliran untuk menceritakan sesuatu yang terjadi
kepada mereka selama seminggu terakhir, orang lain mendengarkan untuk
memberikan perasaan yang tidak senang, senang atau bahkan keduanya. Setelah
setiap orang mendapat giliran, konselor berbicara tentang bagaimana kelompok
tersebut akan bekerja dengan baik, apakah memiliki aturan dan saran sebagai
berikut :
Kita berbicara tentang ide dan perasaan kita. Kita mendengarkan apa yang
orang lain katakan dan bagaimana perasaan mereka. Siapapun dapat memiliki
kesempatan berbicara. Apa yang akan terjadi dalam kelompok jika tetap berdiam
diri dalam kelompok (dengan percaya diri).
Karena konselor suka menggunakan aturanberputar,dimulai dari kiiri,
Jennifer dan Andrew duduk dalam urutan ketiga dan kelima dalam lingkaran.
Mereka akan memiliki kesempatan untuk mendengar peserta lain ikut serta
sebelum giliran mereka. Hal ini penting bahwa apa yang mereka mengatakan
sesuatu pada sesi pertama dan diterima oleh kelompok. Dengan menggunakan
respon tinggi yang ada, konselor mendorong setiap orang untuk berpartisipasi.
Panduan Kelompok
Tiap kelompok memerlukan panduan untuk membuat proses pembelajaran
lebih baik. Panduan ini atau prosedur ini biasanya sangat membantu para anggota.
Sebagai contoh, berikut ini adalah beberapa diantaranya:
1. Hanya ada satu orang yang berbicara pada saat itu.
2. Kamu bisa pas kalau tidak tahu harus ngomong apa.
3. Yang dikatakan didalam kelompok bersifat pribadi.
4. Di sekolah dasar, berikut adalah cara terbaik untuk anak?
5. Angkat tangan pada saat ingin berbicara.
6. Dengarkan apa yang dibicarakan agar bisa ingat apa yang telah dikatakan.
7. Duduk dengan rapi di kursi.
Semua panduan tersebut ditujukan pada para anggota, yang lebih penting itu
bertujuan positif dan harus dilakukan oleh para anggota. Jadi, ini terlihat baik untuk
menghindari pernyataan negatif seperti Jadi nanti tidak ada nama yang dipanggil
dalam kelompok, Jangan mengganggu pada saat orang lain bicara, Jangan
menggosip, Tidak ada pernyataan yang menjatuhkan, Jangan memberi nasihat
dan Jangan memberitahukan sesuatu tentang kelompok kita. Tiap larangan
tersebut mencerminkan larangan dan penekanan yang negatif. Semua yang
Kongklusinya
Konseling kelompok dilakukan oleh sejumlah kelompok kecil yang
membentuk hubungan kerja yang dekat dimana mereka dapat mengungkapkan
permasalahan secara mendalam. Kelompok ini biasanya memerlukan dan
mencapai tingkat kepercayaan, pemahaman dan penerimaan yang besar
dibandingkan bimbingan kelompok, dimana anggota kelompok merasa lebih bebas
untuk mengekspresikan diri mereka karena hanya sedikit anggota yang ada di
dalamnya.
Sebagai seorang konselor diharapkan bisa lebih terampil dan juga berperan
sebagai pengatur dalam kelompok, perbedaan antara bimbingan dengan konseling
sering lebih kepada jumlah kelompok dan tingkat resiko personal yang didapat.
Konseling kelompok bisa dilakukan dengan menggunakan beberapa tahapan yang
ada yaitu mulai dari tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan, dan
tahap pengakhiran. Ada beberapa variasi berbeda yang bisa kita gunakan,
tergantung para anggota dalam kelompok dan siswa yang ingin diajak dalam
konseling ini. Sebagai contohnya konselor telah memilih untuk bisa lebih fleksibel
dan terfokus pada problem yang khusus, termasuk beberapa aktivitas permainan.
Sngt
Sangat Ragu- Tdk
Sekolah menengah (jumlah=103) setuju tdk
setuju ragu setuju
setuju
25
Grup meningkatkan pengertianya pada orang laen 70 0 5 0
0
Grup tidak memberikan efek apa2 pada saya 3 5 41 46
Grup memberikan efek pada kelakuan saya di luar grup 16 68 13 0 3
3
Saya tidak suka menjadi anggota dalam grup 0 5 27 65
32
Grup meningkatkan pemahaman diri saya 46 14 8 0
73
Saya akan merekomendasikan grup ini pada yang laen 21 3 0 3
d. Accessibility
Program bimbingan untuk memudahkan tingkat pencapaian prestasi dan
motivasi pada siswa yang memiliki kebiasaan belajar buruk, program ini
membantu dengan fasilitator kawan sebaya.
e. Hubungan dengan teman sebaya.
Kelompok dibuat dengan sudah terjadwal untuk bertemu dengan guru
tertentu supaya lebih menyenangkan. Beberapa siswa mungkin akan
merasakan aman di dalam bimbingan kelompok besar, karena bisa hanya
dengan berpartisipan dibelakang teman lainnya, siswa hanya mendegarkan
tapi tidak berbicara. Siswa hanya mengandalkan teman yang lain untuk
memimpin dan mereka tidak berpartisipasi. Mereka tidak suka berbicara di
depan kelompok besar karena takut apa yang mereka utarakan tidak dapat
diterima. Semakin banyak anggota, akan semakin banyak kondisi seperti itu.
2. Siapakah pemimpin kelompok?
Konselor memiliki 2 peran di dalam bimbingan kelompok besar yaitu
sebagai nara sumber dan pemimpin kelompok.
Konselor dapat berunding dan berkolaboratif dengan guru di dalam
perkembangan program kegiatan bimbingan dimana melibatkan ruang kelas atau
bimbingan kelompok besar. Konselor bisa menjadi sumber untuk guru dan
memberikan petunjuk kepada program bimbingan. Konselor dapat menjadi
pemimpin sebuah kelompok dan mengajarkan unit-unit atau kegiatan sendiri.
Dalam sebuah kesempatan, Konselor juga dapat saling memimpin dengan guru
dan konselor yang lain.
3. Berapa seharusnya ukuran kelompok?
Ukuran kelompok dapat mempengaruhi jumlah dan tipe interaksi yang
terjadi, sifat topik yang diperkenalkan, tingkatan keterlibatan personal, dan
kerahasiaan.
Ada kemungkinan ketidak terbatasan ukuran dalam bimbingan kelompok,
Konselor bisa bekerja dengan 100 bahkan lebih. Ukuran bukanlah masalah jika
Konselor memiliki asisten. Banyak konselor, berfikir dengan ukuran 25-30 siswa.
Hal ini memungkinkan kelompok untuk dibagi ke dalam 5 atau 6 tiap siswanya.
4. Dimana seharusnya kelompok bertemu?
Tempat yang umum untuk bertemu siswa dalam bimbingan kelompok besar
adalah ruang kelas. Tempat pertemuan lainya juga bisa di perpustakaan, kafetaria,
pusat media, gymnasium, atau auditorium.
b. Perkuat partisipasi.
Setelah mata digunakan untuk menolak untuk memperkuat partisipasi,
dan juga pemilihan kata. Hati-hati untuk tidak terlalu sering menggunakan
bentuk-bentuk evaluatif seperti, bagus, baik, hebat, dll. Konselor juga
berhati-hati menggunakan kata-kata selang, walaupun kepribadian Konselor
memungkinkan menggunakannya tanpa menjelek-jelekan siswa atau membuat
Konselor terlihat rendah diri. Ketika mereka berniat untuk memberitahu
seseorang atau kelompok bahwa penampilan dan kontribusi mereka di hargai.
Kadang-kadang dibertahukan bahwa hal tersebut merupakan respon yang baik.
Sebagai tambahan, evaluasi, baik yang posti maupun yang negatif berjalan tidak
sesuai untuk membuat kondisi yang fasiltatif yang Konselor inginkan dalam
kelompok. Evaluasi dibutuhkan dan tidak terhindarkan, ataupun juga kurang
fasilitatif. Untuk itu, respon-respon seperti, ok, baik, terima kasih sudah
berbagi dan terimakasih lebih karena hal tersebut cenderung kurang evaluatif
dan lebih disukai karena hal tersebut cenderung kurang evaluatif dan lebih
diakui.
Umpan balik dalam bentuk pujian dapat sangat menguatkan individu atau
kelompok. Sebagian besar konselor dan guru tidak memberikan pujian yang
cukup. Pikirkan beberapa cara yang dapat membuat individu atau kelompok
tahu bahwa Konselor menilai respon mereka.
Siswa menyukai untuk ditentramkan hatinya bahwa kelompoknya berjalan
dengan baik dan kontribusi mereka sangatlah penting.
Bergerak menuju dan menjauh dari para siswa. Jika Konselor tidak
mendapatkan tipe perilaku yang Konselor pikir dapat membantu di kelompok
besar atau Konselor menghadapi penolakan, Konselor pasti ingin menggunakan
model umpan balik untuk memberitahu mereka mengenai pengaruh perilaku
yang mereka lakukan kepada Konselor. Hal ini dapat Konselor lakukan setelah
Konselor mencoba berbagai cara supaya mereka mau bekerja dengan baik.
c. Aturlah batasan-batasan.
Konselor mungkin memiliki beberapa siswa di kelompokmu yang
mengganggu atau yang perilakunya tidak dapat diterima. Aturlah bebrapa
batasan dengan siswa anda, dengan merespon prasaan mereka dan
memberitahu mereka apa yang dapat dan tidak dapat mereka lakukan. Pada
prinsipnya, selalu baik untuk tetap fokus pada apa yang anda harapkan dari
mereka daripada menyuruh mereka untuk menahan diri dari melakukan
sesuatu. Pertama minta mereka untuk melakukan sesuatu yang anda inginkan
dan permintaan selanjutnya adalah kepatuhan dan gagal untuk memberikan
perintah.
Sebagai contoh, misalnya dua orang siswa tertawa sendiri dimana yang
lain sedang berpartisipasi. Ini menjadi tidak menyenangkan bagi anda maupun
siswa yang lain. Kau pasti berkata sesuatu seperti, pastilah hari ini anda
memiliki waktu yang sulit untuk mendengarkan dan jelas sekali ada sesuatu
yang lucu, menyenangkan, tapi anda membuat kami kesulitan untuk tetap fokus
dan berbagi ide, jadi tolong perhatikan.
Jika anda telah membangun beberapa kepentingan di bank dari
pengalaman pertama, anda mungkin ingin langsung berkata , kamu pasti
sangat senang dan menemukan sesuatu yang menyenangkan, tapi kami
membutuhkan perhatianmu. Ada lebih sedikit kata-kata. Anda juga bisa
berkata, tolong diam dan perhatikan. Bukan waktu yang baik untuk
berargumentasi dan bukan waktu yang baik pula mendiskusikan perilaku, jika
anda ingin tetap pada tugas. Disamping itu, beberapa konselor dengan bebas
membiarkan perilaku seperti itu untuk beberapa saat sebelum berkata, Kita
memiliki masalah di kelompok kita. Ada apa? Lalu, situasi dan perilaku siswa
diproses. Hal ini lebih konfrontif, tetapi juga membuktikan berpendidikan, jika
hal tersebut tepat dan anda menggunakan keahlian yang fasilitatif.
Pengaturan batasan bisa digunakan dalam kelompok besar ketika
seorang siswa distimulasi untuk berbicara mengenai hal-hal yang lebih pribadi.
Siswa yang sedang berada di bawah tekanan atau penuh dengan kegelisahan
biasannya tidak diperhatikan tentang dimana mereka atau sedang berada
d. Berikan tugas
Hal ini bisa sangat fasilitatif dalam kelompok besar dengan memberikan
tugas khusus kepada anggota kelompok. Salah satu tugas bisa seperti: Baik,
marilah tim ini mendengarkan tim yang lain yang ingin berbicara.
Lihat apa yang bisa kalian tambahkan. Ini dapat mendorong anggota
untuk fokus pada topik dan diskusi. Anda bisa menambahkan dengan,
sekarang, ketika kamu sedang mendengarkan, berfikirlah satu pertanyaan
yang ingin kamu tanyakan untuk membantu kita belajar mengenai ide-ide
mereka.
Untuk tugas lainnya, anda dapat menyuruh mereka menulis kata atau
frasa kunci yang telah diberikan. Masih tugas yang lain, suruhlah siswa untuk
merespon pertanyaan tertentu, atau menulis satu kata jawaban, atau
menggambar respon suatu pertanyaan, atau kalimat yang belum selesai. Hal
ini akan menyiagakan anggota kelompok, mengatur perhatian mereka, dan
meningkatkan keterlibatan mereka.
Jika kelompok tidak berjalan dengan baik, rubahlah tugas. Contohnya,
daripada menyesuaikan dengan prosedur, anda dapat berhenti dan berkata:
Apa yang sedang terjadi di kelompok kita? Bagaimana perasaan kalian
sekarang?
Menurut kalian mengapa perasaan ini timbul?
Apa yang bisa kita lakukan untuk membuatnya lebih menarik?
e. Memiliki rencana.
Ada banyak konselor dan guru berpengalaman yang dapat memberi
contoh dan dengan spontan memulai pelajaran bimbingan, menarik
pengetahuan mereka mengenai aktivitas dan kemampuan mereka memduhkan
kelompok. Mereka tahu bagaimana membuat topik diskusi. Mereka akrab
dengan pertanyaan khas dan perhatian. Mereka mengetahi masalah potensial
sebelum masalah tersebut muncul. Mereka adalah ahli pendidikan yang dengan
sedikit pelajaran, dapat dengan cepat terlibat dalam kelompok besar, seperti
kelas, dalam pelajaran bimbingan. Tetapi, sedikit konselor dan guru secara
eksklusif berpegang pada pengalaman dan kemampuan mereka untuk bekerja
menggunakan pilot automatis dalam situasi yang tidak terstruktur. Hal ini
sangatlah pekerjaan yang sulit.
Lebih mudah jika memiliki rancangan unit bimbingan, masing-masing
dengan suatu jumlah spesifik kegiatan yang telah diuraikan untuk sejumlah
waktu yang ditentukan. Selalu ada penyesuaian. Kadang-kadang aktivitas harus
dimodifikasi atau prosedur dirubah untuk mengakomodasi waktu dan keadaan.
Dalam beberapa kesempatan, diskusi memiliki giliran dimana ada kesempatan
untuk tepat waktu mengajar. Lalu pengingat rencana pembelajan bimbingan
dapat dihilangkan. Tetapi, ketika anda memiliki rencana dan memiliki pilihan
untuk merubahnya, daripada bergantung pada sumber anda sendiri dan
kepercayaan bahwa semuanya akan berjalan dengan lancar, pekerjaan anda
akan lebih mudah.
Beberapa orang suka membuat rencana umum dengan beberapa catatan
dan mengikuti intuisi dan pengalaman mereka. Tanpa memperhatikan, konselor
yang paling efektif memiliki ide yang jelas mengenai tujuan yang ingin mereka
capai, memiliki materi yang dibutuhkan, dan mengetahui bagaimana mereka
memulai suatu kelompok. Konselor-konselor yang efektif mungkin telah
X . 05 tingkat signifikansi
x x x x x
x x x x x
T/C x x x x x
x x x x x
x x x x x
x x x x x
Keterangan :
T/C : Guru/Konselor X : Siswa
Tipe Baris. Jenis susunan tempat duduk para siswa yang pertama dalam
garis atau baris. Ini merupakan susunan kelas yang sering dipakai pada semua
sekolah-sekolah. Bangku-bangku disusun dalam 5 atau 6 baris dengan 6 atau 7
bangku tiap baris. Terkadang meja-meja akan ditambahkan, akan tetapi mereka
jarang ditempatkan pada garis, dengan podium guru atau meja berada di depan.
Meskipun di dalam sekolah yang maju, di mana usaha-usaha telah dilakukan untuk
mengurangi kebiasaan-kebiasaa seperti itu, seseorang dapat melihat modifikasi
sederhana dari tempat duduk para siswa dalam tipe garis.
Ini merupakan susunan yang ideal untuk memberikan sebuah pidato.
Pandangan para siswa adalah menuju ke depan ruangan dan sangat sulit untuk
melihat fokus lain. Karena kontak mata diantara para peserta sangatlah terbatas,
bagaimanapun juga terdapat kecenderungan untuk memiliki sebuah jenis diskusi
dan beberapa siswa biasanya mendominasi. Kontak mata yang kurang juga
menghalangi proses timbal balik dan beberapa siswa menjadi ragu-ragu untuk
berpartisipasi ketika mereka tidak dapat mengemukakan bagaimana kontribusi
mereka diterima oleh orang lain. Untuk itu, apabila maksud Anda adalah untuk
menunjukkan kepada para siswa dan menyuruh mereka untuk mendengarkan
sebuah presentasi, kemudian susunan bangku seperti itu tidak akan pernah cocok
sama sekali.
2. Tipe Lingkaran.
x x
x x
x T/C x
x x
x x
x x x x xx
x
xxxxx x
T/C x x
x x
xxxxx x
xxxxx x
x x
x x T/C x x
x x x
x x
3. Mengukur Hasil
Anehnya, banyak konselor sekolah yang bekerja dengan kelompok besar
tidak memerlukan banyak waktu untuk mengevaluasi hasil atau untuk menilai
proses itu. Dalam satu penelitian, 98 konselor melaporkan bahwa mereka percaya
unit bimbingan karir sagatlah efektif. Namun, mereka tidak menggunakan waktu
untuk menanyakan siswa apa yang mereka pikirkan tentang unit tersebut, jika
mereka ingin merekomendasikannya untuk siswa lain yang seumuran, atau jika
tujuan utamannya telah selesai. Beberapa pujian tidaklah cukup.
Ketika anda menggabungkan unit bimbingan kelompok besar, berpikirlah
cara dimana anda akan mendapatkan umpan balik dari siswa anda. Anda dapat
bertanya kepada guru atau orang tua apa yang telah mereka tahu karena siswa
anda sedang mengalami unit tersebut. Evaluasi dapat digunakan di akhir unit.
G. KAJIAN KRITIS
Apabila dikatakan bahwa dalam membentuk kelompok besar merupakan
pendekatan yang paling hemat untuk kerja konselor, dimana banyak siswa yang
mendapatkan keuntungan dari pengalaman bersama kelompok besar dan tidak
membutuhkan banyak intervensi konselor; tetapi dalam pelaksanaan dilapangan
pembentukan kelompok besar lebih sulit dilakukan intervensinya oleh konselor
yang tidak dibantu teman sejawat, dan ada kecenderungan dengan pembentukan
kelompok besar anggota kurang konsentrasi, karena lebih banyak bergurau /
bicara sendiri. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan dalam pembentukan
kelompok besar tentang karakter anggotanya.
Pandangan yang mengadakan banyak siswa mendapatkan layaanan
langsung dari konselor ketika bimbingan kelompok besar digunakan sebagai
intervensi konselor, kenyataannya justru banyak siswa yang kurang mendapat
perhatian dalam kelompok besar, karena kecenderungan konselor kurang
menguasai kelompok dan kurang dekat dengan anggota kelompok, maka konselor
harus dekat dengan anggota kelompok supaya memahami dan dapat melayani
semua anggota kelompoknya.
Karena bimbingan kelompok besar biasannya kurang intens dan kurang
rahasia dari pada individu atau konseling kelompok kecil, orang lain dapat
membantu memberikan unit bimbingan dan berpartisipasi dalam kegiatan
bimbingan kelompok besar. Dimungkinkan juga untuk membawa orang lain dari
luar untuk ikut berkontribusi (penduduk senior, personel militer, pegawai hukum,
spesialis, dan para ahli dibidang kusus). Kenyataannya anggota kelompok justru
H. SIMPULAN
Berpijak pada paparan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kelompok besar merupakan pendekatan yang paling hemat untuk kerja
konselor, dimana banyak siswa yang mendapatkan keuntungan dari
pengalaman bersama kelompok besar dan tidak membutuhkan banyak
intervensi konselor; apabila dalam pelaksanaannya dipertimbangkan
pembentukannya tentang karakter anggotanya.
2. Banyak siswa mendapatkan layaanan langsung dari konselor ketika bimbingan
kelompok besar digunakan sebagai intervensi konselor, apabila konselor dekat
dengan anggota kelompok sehingga dapat memahami dan melayani semua
anggota kelompoknya.
3. Karena bimbingan kelompok besar biasannya kurang intens dan kurang rahasia
dari pada individu atau konseling kelompok kecil, orang lain dapat membantu
memberikan unit bimbingan dan berpartisipasi dalam kegiatan bimbingan
kelompok besar. Dimungkinkan juga untuk membawa orang lain dari luar untuk
ikut berkontribusi (penduduk senior, personel militer, pegawai hukum, spesialis,
dan para ahli dibidang kusus). Hal ini hendaknya apabila akan memasukkan
orang yang baru dalam kelompok harus mempertimbangkan pendekatan dan
memilih kompetensinya.
4. Beberapa siswa merasa lebih aman dalam kelompok besar, dan lebih menyukai
untuk tidak sendirian. Mereka lebih merasa kurang sadar diri dan banyak
1. Asisten Khusus
Fasilitator sebaya yang bekerja sebagai asisten siswa memberikan
asistensi bagi guru dan konselor, khususnya melalui beberapa aktifitas seperti
bekerja di kantor, mendistribusikan dan mengumpulkan materi, memonitor proyek,
membangun papan buletin, dan berpartisipasi dalam perencanaan aktifitas
edukasional. Patroli aman, contohnya, membantu siswa- siswa yang lain untuk
menyesuaikan diri dengan peraturan dan prosedur sekolah.
Umumnya, peran ini cenderung fokus pada asistensi secara tidak
langsung untuk teman - teman sebaya dan interaksinya biasanya dibatasi. Peran
ini termasuk dalam bahasan ini karena hal ini merupakan peran pembantu yang
bersifat tradisional secara berkala diberikan kepada beberapa siswa. Di masa
lampau, peran ini tidak menekankan interaksi pribadi diantara siswa sebanyak
tugas rutin. Namun, hal ini muncul bahwa dengan adanya training fasilitator
sebaya, semua peran asisten siswa dapat ditingkatkan.
Singkatnya, anggota patroli aman mungkin lebih sensitif dalam pemberian
arah dan lebih responsif ketika siswa - siswa mempunyai masalah. Pekerja kantor
mungkin mampu untuk menyapa publik lebih ramah dan menjawab telepon
dengan lebih efisien. Jika asisten siswa diikutkan dalam sebuah proyek yang tidak
memerlukan kontak atau komunikasi dengan siswa - siswa yang lain, training
mungkin tidak terlalu penting. tetapi, jika mereka diminta untuk bicara dan bekerja
secara dekat dengan yang lain, training fasilitator sebaya dapat begitu berharga.
2. Tutor
Tutor sebaya digunakan dalam hampir setiap area subyek. Devin-
Sheenan, Feldman, dan Allen (1976) menguji lebih dari 100 penelitian dan artikel
dan disimpulkan bahwa program tutoring dapat meningkatkan penampilan
akademik secara efektif dari tutor - tutor dan siswa - siswa yang ditutori. Namun,
sebuah pengujian tentang hal ini dan penelitian lainnya menyarankan bahwa tutor
jarang secara sistematis dipersiapkan dan dilatih untuk bekerja dengan siswa -
siswa. Kriteria yang utama untuk seleksi sebagai seorang tutor adalah prestasi
akademik.
Tidak semua yang menjadi tutor berkeinginan berpartisipasi dalam proses
tutor, khususnya ketika hal ini dilakukan dalam cara yang sama dengan cara
sersan baris berbaris atau penjinak singa. Terlalu banyak siswa yang diminta untuk
membantu siswa yang lain dengan penelitian mereka yang tidak familiar dengan
kemampuan membantu dasar.
Mereka biasanya merupakan siswa - siswa yang mempunyai masalah
yang terus menerus dalam penelitian mereka yang membutuhkan asistensi ekstra.
Mereka sering tidak mau untuk membantu dan mencari pembelajaran pengalaman
yang tidak menyenangkan. Mereka mungkin dipermalukan, merasa bersalah, dan
menjadi defensif ketika bantuan diberikan. Beberapa siswa mungkin menolak
bantuan apapun karena mereka khawatir bahwa siswa - siswa yang lain akan
berpikir tentang kekurangan mereka dan mungkin menyidir mereka.
Hal ini tidaklah cukup untuk percaya pada insting alami ketika memberikan
tutor kepada siswa - siswa yang lain. Tanpa persiapan yang khusus sebagai
fasilitator sebaya, bahkan siswa yang mempunyai prestasi terbaik seringkalitidak
mampu untuk memotifasi teman - teman sebaya mereka. Mereka tidak yakin akan
apa yang mereka lakukan, frustasi pengalaman, dan menjadi berkecil hati.
Sebaliknya, partisipasi dalam program training dimana mereka belajar
3. Teman Khusus
Sebagai teman khusus, fasilitator sebaya mengembangkan hubungan
saling membantu yang bersifat dekat dengan teman sebaya yang dipilih. Hal ini
memungkinkan fasilitator sebaya memberikan dorongan dan dukungan tepat
waktu yang berkenaan dengan masalah pribadi yang mengurangi pembelajaran di
sekolah.
Siswa - siswa merasa dikucilkan ketika mereka tidak punya teman di
sekolah. Ingatkah anda pada teman - teman anda di sekolah? Seberapa penting
mereka untuk anda? Pernahkah anda berharap dapat mempunyai teman - teman
di sekolah? Atau, pernahkah anda membutuhkan seorang teman khusus yang
dapat anda percaya, seseorang yang dapat anda ajak bicara tentang minat dan
perhatian anda?
Ketika siswa siswa sekolah menengah ditanya tentang masalah yang
sering terjadi yang dihadapi siswa siswa seumuran mereka, masalah kesendirian
merupakan satu satunya masalah di atas masalah sekolah, kebanyakan siswa
siswa merasa di isolasi atau bahkan dianggap alien. Tidaklah mudah untuk
tumbuh di dunia saat ini. Hubungan teman sebaya yang positif terkadang sulit
untuk dibentuk, khususnya ketika seseorang kurang mampu dan berpengalaman
dalam mengembangkan mereka.
Untuk menjadi seorang dewasa yang benar-benar berguna seseorang
anak muda perlu untuk mengalami persahabatan. Lewat sebuah persahabatan
dimana seseorang belajar untuk mengembangkan orang lain. Pengalaman
pengalamannya dibagi, pikirannya dieksplorasi, perasaannya didengar, dan ada
kepercayaan atau ikatan yang dikembangkan dari rasa saling menghormati dan
menerima. Tanpa dasar ini, sekolah dilihat sebagai sebuah tempat yang tidak
ramah dimana orang orang diuji, ditolak, dan diabaikan. Konsekuensinya, ada
siswa yuk tumbuh ang tidak pernah belajar dengan baik.
Ada banyak siswa yang membutuhkan bantuan dari seorang teman
spesial yang dapat mendengarkan mereka setiap saat dan menunjukkan minat
dalam ide dan perasaan mereka. Teman spesial ini tidak membutuhkan seseorang
untuk diajak ke pesta, atau jalan jalan, dalam sebuah arti social. Mereka adalah
orang orang yang ada di saat saat tertentu untuk diajak bicara tentang
perasaan dan pikiran pribadi.
Ketika fasilitator sebaya bekerja sebagai teman spesial, mereka
membutuhkan waktu untuk menginisiasikan percakapan dengan yang lain. Siswa
siswa bahkan mungkin berpasangan sebagai teman. Beberapa konselor
mengidentifikasi siswa siswa target dari wadah kasus yang membutuhkan
seorang teman special untuk bicara setiap saat dibutuhkan. Walaupun tugas
tersebut direncanakan, proses membangun hubungan yang positif mempunyai
sebuah cara yang membawa orang orang menjadi dekat dan bersama.
Percakapan percakapan tersebut bersifat ramah tamah dan dapat
mendatangkan keuntungan di kedua pihak.
Siswa siswa baru di sebuah sekolah, contohnya, mungkin ditugasi untuk
fasilitator sebaya yang mengorientasikan diri mereka pada pembangunan dan
A. Kebutuhan Berkonsultasi
Dale adalah seorang guru ilmu pengetahuan Sekolah Menengah Atas
yang peduli terhadap kelasnya. Meskipun para siswa tampaknya menyukainya
pada awal tahun ajaran, mereka menjadi kurang kooperatif dan lebih banyak
mengacau seiring berjalannya waktu. Beberapa siswa mengucapkan kata-kata
kasar di kelas yang hampir tidak kedengaran, sementara para siswa lainnya tetap
berbicara dengan siswa disampingnya ketika dia memimpin diskusi kelas. Merasa
bahwa dia mulai kehilangan kontrol, dia mengancam berulang-ulang dan mengirim
beberapa siswa ke kantor induk untuk menerima hukuman. Dia mencoba
menghukum kelas yang susah diatur dengan nilai lebih rendah dan tugas-tugas
lebih panjang, tetapi tampaknya tak satupun yang berhasil. Pada titik pertengahan,
dia mulai penasaran sanggupkan dia menyelesaikan tugasnya sampai akhir tahun.
Ketakutan dan kecewa, dia tidak yakin apa langkah dia selanjutnya.
Trish adalah siswa kelas empat yang mengikuti workshop mengenai gaya
belajar. Dia ingin mencoba beberapa ide, tetapi dia tidak yakin tentang
penggunaan prosedur-prosedur pengelompokan. Dia kuatir jika beberapa aktivitas
tidak berhasil. Dia berpikir seandainya dia berbicara dengan seseorang untuk
mengklarifikasi pikiran dan rencananya.
Aaron memiliki masalah di sekolah. Nilai-nilainya di bawah rata-rata,
meskipun dia memiliki potensi untuk melakukan yang lebih baik. Dia mengeluh
sakit kepala dan dia sering berpikir untuk izin dan tinggal di rumah daripada ke
sekolah. semakin banyak dia tidak masuk sekolah, semakin dia tertinggal dari
teman-teman sekelasnya dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah.
Performanya di kelas menurun drastis. Orang tuanya memutuskan bahwa sudah
saatnya untuk mengetahui lebih jauh event-event di sekolah dan peran apa yang
mereka miliki terhadap sikap dan perilaku Aaron.
Pada ketiga kasus diatas, konselor sekolah menjadi terlibat dalm
konsultasi. Pada setiap konsultasi, konselor-konsultan membantu proses bantuan
sehingga para individu dapat memecahkan permasalahan mereka sampai
beberapa tingkat.
B. Definisi Konsultasi
Jadi, peran konselor termasuk bekerja dengan para guru, ,orang tua,
pengurus, dan spesialis pendidikan lainnya pada permasalahan-permasalahan
yang melibatkan pemahaman dan pengaturan siswa. Tampak terbukti bahwa
konsultasi adalah sesuatu yang terjadi ketika orang-orang dewasa yang penting
dalam kehifupan siswa berkumbul dan membicarakan cara-cara untuk membantu
siswa. Meskipun begitu, tidak selalu jelas apa yang terjadi dalam pertemuan itu
atau bagaimana mendekati mereka secara sistematis.
Asosiasi Konselor Sekolah Amerika menggambarkan konsultasi sebagai:
. Sebuah proses berbagi informasi-informasi dan gagasan-gagasan
dengan orang lain atau kelompok, sebuah proses mengkombinasikan
pengetahuan menjadi pola-pola dan saling setuju tentang langkah apa
yang akan diambil kemudian (ACES-ASCA, 1966).
Dinkmeyer (1968) berusaha memberikan definisi yang lebih menyeluruh:
Konsultasi melibatkan berbagi informasi, ide, berkoordinasi,
membandingkan observasi, menyediakan pemberi pendapat awal, dan
mengembangkan hipotesa sementara untuk tindakan. Sebaliknya pada
hubungan atasan-bawahan yang terlibat dalam konsultasi, penekanannya
terhadap perencanaan bersama dan kolaborasi. Tujuannya untuk
Gambar 10.1
Proses konsultasi
C. Proses Konsultasi
Secara singkatnya, unit eksternal atau orang ketiga menyebabkan
beberapa kesulitan atau kegelisahan bagi orang yang berkonsultasi, cukup untuk
Gambar 10.2
Hubungan Konseling dan Konsultasi
Fokus primer
Fokus sekunder
Hubungan tersebut bagi orang yang berkonsultasi lebih objektif dan diluar
dirinya, sementara pada konselor lebih personal dan subjektif. Meskipun baik
konseling dan konsultasi melibatkan penyingkapan diri dan proses-proses yang
memfasilitasi lainnya, hakikat hubungannya berbeda.
Beberapa perbedaan antara konseling dan konsultasi ditunjukkan pada
gambar 10.2. dalam hubungan konseling, konselor terutama fokus pada orang
yang berkonsultasi (No.1) yang merupakan klien. Pihak ketiga atau unit luar (para
siswa) hanya menerima penekanan sekunder (No.2). dalam konseling, para siswa
hanya dipandang dari segi bagaimana mereka bisa berada dalam ruang hidup
guru, peran mereka, efek mereka, arti mereka, dan pengaruh mereka terhadap
guru.
Meskipun begitu, dalam hubungan konsultasi konselor-konsultan
membantu guru (No.2) untuk mengatakan perasaa, persepsi diri, dan masalah-
masalah personal, tetapi hanya dalam hubungannya dengan pihak luar- para
siswa (No.1).
1. Pendekatan Diagnostik-Preskriptif
Pendekatan ini adalah pendekatan tertua dan paling terbukti dari semua
pendekatan-pendekatan konsultasi, tanpa memandang bidang dan setting.
Konselor-konsultan diminta untuk membantu menganalisa sebuah situasi atau
permasalahan dan memberikan rekomendasi atau resep.
Pendekatan diagnostif-preskriptif paling sering digunakan pada
pertemuan-pertemuan dan penempatan anak. Para guru, konselor, ahli psikologi
sekolah, pekerja sosia;, dan pengurus bisa hadir untuk membahas sebuah kasus.
Informasi diberikan dan dipecahkan. Alternatif-alternatif dipertimbangkan dan
akhirnya, dibuat rekomendasi mengenai penempatan pendidikan anak.
4. Pendekatan Proses
Terkadang permasalahan tidak berada pada unit luar tetapi terletak pada
sistem dimana unit luar berada. Secara lebih spesifik, permasalahan yang ada
pada siswa bisa tidak sebanyak permasalahan lingkungan dimana siswa tinggal
atau bekerja.
Ketika sistem atau lingkungan bermasalah, usaha untuk memecahkan
masalah dapat membuat kecewa dan tidak produktif. Sebagai contoh, jika
permasalahannya dalah lingkungan kelas atau gaya mengajar guru, maka
perhatian pada perilaku siswa yang menggangu itu sendiri akan sia-sia.
kebanyakan orang tua dan para guru tidak menganggap diri mereka sebagai
bagian dari masalah, dan mereka terus berusaha untuk fokus pada unit luar atau
pihak ketiga.
Pendekatan ini sulit untuk digunakan. Pendekatan ini mengakui bahwa
proses pengambilan keputusan, nilai-nilai, hubungan interpersonal, tradisi-tradisi,
aturan-aturan dan peraturan-peraturan sering mempengaruhi cara dimana orang
memecahkan masalah dengan pihak ketiga. Secara spesifik, seorang guru
mungkin merasa terpenjara dalam aturan-aturan dan prosedur-prosedur beberapa
sekolah yang akan menghalangi beberapa solusi kreatif terhadap sebuah
permasalahan. Atau , guru yang sama mungkin memiliki sebuah konflik nilai
dengan seorang siswa, atau mungkin prosedur-prosedur kelas bisa sewenang-
wenang, memihak, dan kurang keobjektivan.
1. Siapakah Kliennya?
Sebagaimana telah disarankan sebelumnya, klien dalam konsultasi adalah
unit luar atau pihak ketiga. Pertanyaan klien menjadi permasalahan hanya selama
berlangsungnya konsultasi, karena dengan begitu kepercayaan diri, objektivitas
dan gaya personal orang yang berkonsultasi mengambil peran dan mungkin
membutuhkan perhatian dalam hubungannya dengan bekerja bersama murid.
Hal ini juga berlaku jika anda melakukan konsultasi dengan orang tua.
Terkadang anda mungkin peduli berbicara dengan orang bahwa permasalahan
seorang siswa terletak dalam struktur dan sistem keluarga. Diperkirakan bahwa
jika keluarga dapat memecahkan beberapa isu di rumah dan berperan lebih
sempurna, maka beberapa permasalahan yang dimiliki siswa di sekolah mungkin
akan berkurang atau hilang. Konseling keluarga mungkin sesuai dan
direkomendasikan. Meskipun begitu, terkadang, sebagai seorang konsultan, anda
dibatasi dalam membantu keluarga berpikir apa yang bisa dilakukan untuk anak
mereka. Fokus konsultasi tetap berlanjut terhadap anak-anak. Sementara
beberapa terapis keluarga dihantui dengan pemikiran mengenai hanya menangani
sebagian masalah, dan bukan sumber masalah, mungkin jika sebuah rencana
tindakan ditujukan kepada anak-anak dan berhasil melalui proses konsultasi pada
akhirnya akan menguntungkan seluruh keluarga.
Anda hanya dapat melakukan begitu banyak hal di pekerjaan anda. Pasti
ada saat-saat dimana anda ingin melakukan sesuatu yang lebih, terutama ketika
anda mendapati kondisi-kondisi parah yang dihadapi remaja ketika dia mencoba
untuk belajar di sekolah. Ambillah kesempatan selagi anda bisa dan gunakan
intervensi-intervensi tersebut dan dapatkan imbalan paling besar atas waktu yang
digunakan.
7. Apa Perangkap-Perangkapnya?
Memiliki rasa bersalah atau pembelaan diri belebihan .
meskipun kecemasan bisa memotivasi orang yang berkonsultasi, rasa bersalah
berlebihan menghalangi cara menangani masalah. Sebagai contoh, dalam
keputusasaan, sekelompok guru menggunakan beberapa aturan yang ketat dan
kaku untuk mengontrol siswa. Mereka menggunakan hukuman fisik dan kata-kata
kasar. Ketika mereka mengikuti sebuah workshop yang memfokuskan pada cara
disiplin yang baru. Metode mereka tanpa diduga ditertawakan oleh konsultan luar,
yang juga mencap guru-guru semacam itu tidak sensitif dan kompeten. Selama
workshop beberapa partisipan mulai mendebat dan pada akhirnya tidak
komunikatif. Kelompok tersebut membela diri dan menolak konsultan tidak tahu
banyak tentang dunia pendidikan.
Jika para orang tua dan guru terlalu merasa bersalah mengenai apa yang
mereka lakukan di kelas atau di rumah, mungkin akan lebih sulit bagi mereka
untuk terbuka dengan ide baru. Rasa bersalah mendorong orang untuk
merasionalisasikan dan membenarkan perilaku mereka. Hal ini bisa membuat
mereka cenderung tidak suka atau mencoba ide baru.
Staff pengajar sekolah dasar hampir secara bulat menyetujui bahwa
sekolah mereka berbeda sistemnya dari sekolah lain karena siswanya. Para siswa
berasal dari kelas ekonomi rendah dan mereka banyak sekali kekurangannya.
tidak ada yang bisa dilakukan dengan mereka, komplain sekelompok guru ketika
mereka mendengarkan konsultan menawarkan ide-ide baru. Dan sebagai bagian
Gambar 10.1
Pendekatan Sistematik Pada Konsultasi Kasus
Langkah 1:
Mengidentifikasi Masalah
Jadilah pendengar. Bantu orang yang berkonsultasi untuk menggambarkan situasi
Langkah 2:
Mengklarifikasi Situasi Orang yang berkonsultasi
Jadilah pendengar, perhatikan hal-hal di bawah ini:
a) Perasaan orang yang berkonsultasi dan klien
b) Perilaku Khusus -- orang yang berkonsultasi dan klien
c) Harapan orang yang berkonsultasi pada situasi
d) Apa yang sudah dilakukan orang yang berkonsultasi sampai sekarang
e) Sikap dan perilaku positif orang yang berkonsultasi
Langkah 3:
Mengidentifikasi Tujuan atau Hasil
Spesifikasi hasil dalam perilaku yang bisa diobservasi
Langkah 4:
Perilaku-perilaku yang bisa diamati dan dicatat
Dapatkan data awal dalam perilaku yang diinginkan dan tidak diinginkan
Langkah 5:
Mengembangkan rencana tindakan
Ini biasanya sesuatu yang bisa diselesaikan dalam waktu dua minggu:
a) Intervensi apa yang bisa dilakukan orang yang berkonsultasi? Diantara
intervensi tersebut, manakah paling menarik untuk dikerjakan lebih dahulu?
b) Bagaimana intervensi bisa berhasil?(contoh, role-play, mendiskusikan
konsekuensi, melatih skill, dan memikirkan prosedur-prosedur).
c) Kapan langkah pertama dilakukan?
Langkah 6: orang yang berkonsultasi memulai konsultasi
Langkah 7: Tindak lanjut
Ini memberikan kesempatan untuk mengevaluasi dan membahas langkah
selanjutnya.
Audrey:
Pada hari lainnya Joanna bermain dengan kukunya dan berbicara dengan Valerie.
Ketika saya minta mereka duduk dan mulai mengerjakan, mereka berkata bahwa
mereka telah selesai mengerjakan (Pelajaran mengetik). Saya minta pekerjaan
mereka, mereka mulai berputar-putar. Saya tahu kalau mereka bohong dan saya
telah mengatakannya. Kemudian mereka berkata bahwa saya tidak adil dan guru
terburuk yang mereka miliki. Mereka pergi sambil berkata bahwa mereka akan
pergi ke kantor Mr. Helsrom dan melayangkan keluhan tentang saya. Bisakah
anda bayangkan?
(Konsultan membuat catatan pada bagian ini, merespon perasaan orang yang
berkonsultasi, menanyakan pertanyaan, mengklarifikasi beberapa hal. Audrey
membutuhkan waktu untuk menceritakan ceritanya dan dia butuh seseorang yang
akan membantunya mengidentifikasi perilaku-perilaku khusus yang menyebakan
masalah tersebut, daripada mengeneralisasi dan menandainya.)
Konsultan:
(Setelah beberapa pertanyaan) baiklah, coba saya cek apakah saya memahami
apa yang anda katakan. Kelas yang paling mengganggu anda adalah kelas tiga,
pada khususnya,terdapat dua gadis yang cenderung mengacau kelas. Mereka
menolak mengerjakan tugas, berkeliling di kelas dan terkadang keluar kelas.
Mereka berlagak pintar terhadap anda danmempermalukan anda ketika anda
perintah, dan siswa lain berhenti mengerjakan dan tertawa ketika anda dan para
gadis itu mulai satu sama lain
Audrey:
Yeah. Itulah masalahnya.
Audrey:
Betul, terkadang dia membuat saya terkejut. Dia bisa masuk dan duduk,
mengerjakan tugasnya, dan tidak berkata apapun. Besoknya, huah dan mulai
lagi. Dia mengamuk.
Konsultan:
Jadi, terdapat hari-hari dimana Joanna tidak begitu mengganggu. Anda
menghargai saat-saat itu.
Audrey:
Yeah. Tetapi jaraknya terlalu jauh. Jika Joanna dapat berubah seperti itu.
Sebagaian besar masalah saya telah sirna. Tetapi sela;I ;agi, Valerie dan Cynthia
bisa menjadi setan kecil. Mereka juga dapat melakukan sebagaimana Joanna.
Konsultan:
Baiklah Audrey, kita telah mempersempip beberapa hal yang bisa anda lakukan: 1)
memuji kelas ketika mereka mengerjakan tugas; 2) memanggil Joanna secara
terpisah ketika anda melihat memperhatikan dan memulai tugas tepat waktu; 3)
aturlah beberapa situasi dimana tugasnya menyenangkan, singkat, dan mungkin
membutuhan kerjasama anggota kelas untuk menyelesaikannya sehingga anda
bisa memuji gadis-gadis itu dan seluruh kelas; 4) rubahlah tempat duduk ketika
penugasan kelas sehingga setiap orang berada pada situasi barum pisahkan
mereka yang cenderung lebih suka berbicara daripada mengerjakan tugas; dan 5)
umumkan kepada kelas beberapa perubahan yang anda rencanakan termasuk
beberapa permainan skill mengetik.
Audrey:
Banyak sekali. Apakah kita pernah membahasnya?
Konsultan:
Tampaknya banyak yang harus dilakukan. Dimana anda bisa mulai? Pilihlah salah
satu yang bisa anda kerjakan dahulu.
Audrey:
Apakah anda akan berbicara dengan gadis-gadis itu? Saya butuh bantuan untuk
menjelaskan beberapa konsekuensi kepada mereka. Saya akan mencoba
berubah tetapi mereke juga harus berubah.
Konsultan:
Apa anda ingin saya hadir ketika anda berbicara dengan mereka?
Audrey:
Ya, saya tidak yakin mereka akan mendengarkan saya. Saya tahu kalau mereka
akan mendengarkan anda.
Konsultan:
Baiklah (setuju untuk berkolabirasi). Mari kita panggil sekelompok siswa dari kelas
anda ke kantor saya, termasuk Joanna, dan mari kita berbicara mengenai keluhan
setiap orang. Setelah mendengarkan mereka, anda dapat berbagi perasaan anda
dan berbicara tentang beberapa perubahan yang ingin anda lakukan. Kita dapat
melihat reaksi mereka dan meminta komitmen dari setiap orang untuk mengubah
kelas mereka lebih baik.
Audrey:
Ide yang bagus. Bagaimana kalau senin depan? Itu merupakan waktu yang tepat
menurut saya?
Konsultan:
Audrey, ini bukan hal yang mudah untuk anda dan anda pernah berkecil hati.
Cukup untuk membuat anda ingin berhenti. Tetapi anda tetap bertahan dan
teebuka untuk mencari beberapa perubahan yang bisa dilakukan, oleh anda dan
beberapa siswa anda. Saya bangga kepada anda bersedia menyisihkan waktu
dan memiliki keberanian untuk mengeksplorasi situasi bersama saya. Hal ini
membuat saya ingin bekerja denga anda lebih jauh sampai keadaannya lebih baik
bagi anda dan para siswa anda.
Audrey membutuhkan dukungan, tetapi lebih dari itu dia membutuhkan
pemahaman, perhatian, penerimaan, dan sebuah hubungan dengan seseorang
yang bisa dia percaya untuk mengeksploasi masalah yang sulit. Dia membutuhkan
3. Petunjuk Bermanfaat
Problem yang tampak mungkin saja bukan masalah sebenarnya, tetapi
yang terbaik adalah orang yang berkonsultasi mengetahui saat itu juga. Sebanyak
90% waktu, problem yang tampak hanyalah permukaan masalah saja, mungkin
hanya gejala, dan sumber frustasi dan keputusasaan orang yang berkonsultasi
berada di area lain.
Pengidentifikasian masalah adalah bagian konsultasi paling sulit.
Beberapa konsultan lebih suka menangani apa yang ditampakkan oleh orang yang
berkonsultasi pada mereka, dengan anggapan menangani masalah dengan
seketika dan meraih keberhasilan akan memungkinkan orang yang berkonsultasi
untuk menghadapi masalah selanjutnya dengan lebih percaya diri. Konsultan
lainnya masih percaya bahwa seorang konsultan harus memiliki waktu ekstra pada
permulaannya, menanyakan pertanyaan dan mengklarifikasi isu untuk
menunjukkan masalah yang kritis dengan tepat.
Apa yang anda lihat sebagai masalah besar, sebagai pengamat yang
objektif, mungkin tidak sama dengan apa yang dilihat orang yang berkonsultasi.
Hanya orang yang berkonsultasi memiliki semua pengetahuan mengenai kejadian,
kepribadian orang yang terlibat, kondisi kerja, dan berbagai faktor lainnya.
Membutuhkan waktu seumur hidup bagi konsultan untuk benar-benar memahami
semua keadaan dan detail permasalahan. Tidak mungkin konsultan memasuki
ruang hidup orang yang berkonsultasi. Oleh karena itu, orang yang berkonsultasi
berada pada posisi palingtepat untuk mengidentifikasi masalah atau bagian-bagian
masalah yang butuh diperhatikan. Bisa tidak produktif untuk menebak orang yang
berkonsultasi lagi, terutama jika anda membutuhkan wakutu untuk melatih mereka
melalui proses berpikir dan memfasilitasi mengeksplorasi situasi mereka.
7. Berbagi Tantangan
Terkadang para orang tua dan guru menginginkan anda melakukan
konseling dengan seorang siswa. Siswa tersebut mungkin dianggap sebagai
masalah bagi mereka dan mereka ingin memperbaikinya melalui proses konseling
ajaib. Mereka ingin anda menemukan apa yang membuat mereka melakukan
2. Batasan Konsultasi
a. Konsultasi sering terjadi ketika orang mengalami krisis dan mereka
tidak siap untuk menilai perilaku mereka sendiri sebagai bagian kasus yang
mereka hadapi.
3. Kesimpulan
Konsultasi berbeda dari konseling. Konsultasi memiliki tempat unik
tersendiri sebagaimana konseling. Jika efektif, konsultasi dapat membantu lebih
banyak siswa menerima layanan bimbingan. Para guru, pada khususnya, dapat
mengambil keuntungan berkonsultasi dengan konseling sekolah mengenai
manajemen siswa dan kelas. Konselor sekolah, sebagai seorang konselor-
konsultan, juga bisa membanti personel sekolah lainnya.
Empat pendekatan konsultasi dasar memfokuskan pada pendiagnosaan
dan penentuan perawatan, pembahasan sebuah kasus, penyedianan workshop
pelatihan, dan penilaian proses sebuah sistem (contoh, sekolah dan kelas).
Pendekatan-pendekatan ini bisa diterapkan kepada para guru, pengelola, atau
orang tua. Model fasilitatif dan tehnik pemecahan masalah merupakan bagian
integral proses konsultasi.
A. BATASAN KOORDINASI
Koordinasi sebagai satu intervensi konseling merupakan proses dari
bimbingan tak langsung berbeda pengelolaan layanan ke siswa , meliputi peristiwa
istimewa dan prosedur umum. Ini biasanya melibatkan pengumpulan data dan
keterangan, bahan tugas dan sumber daya, menyusun dan mengorganisir
pertemuan, mengembangkan dan mengoperasikan program khusus ,
menyupervisi dan memonitor lain-lain, dan bersedia memimpin.
Koordinasi melibatkan pengorganisasian dan keiikut-sertaan pada
aktivitas terkait ke panutan fasilitator melatih dan memproyeksikan, program
konselor, guru, anak belajar kelompok, penilaian murid, susunan kepegawaian,
penempatan bidang pendidikan, para professional, dan rekaman murid. Ini sedang
mengorganisir kerjasama usaha untuk membantu murid-murid, dan ini adalah satu
advokat dari pengembangan bimbingan .
Fungsi pengkoordiniran atau intervensi dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Pertama, organisasi sekolah dan Susunan taraf dapat menentukan satu
aktivitas pengkoordinir konselor Paling di sekolah dasar untuk contoh di situ hanya
satu konselor full-time harus mengoordinir jasa bimbingan ke satu derajat lebih
besar dibandingkan konseling pada tingkat sekolah lain . Di sana bukan sebanyak
personalia sekolahan dengan siapa untuk berbagi tanggungjawab, Ada biasanya
konselor lagi pada satu gedung sekolah pada susun lain tingkat, dan mereka dapat
membagi beberapa bea pengkoordiniran. Sebagai tambahan, saat menggerakkan
murid melalui sekolah berbeda tingkat, perubahan kebutuhan dan daya tarik
mereka.
Paling tidak pengurus mempunyai satu pemahaman penuh dengan
pengembangan bimbingan dan program konseling. Sangat sedikit telah dipunyai
pelatihan bimbingan. Sesudah itu,, terpenting pengembangan dan pembantu
administratif adalah paling akrab dengan peran tradisional, sesuatu yang mana
7. Mengkoordinir Referal
Kadang kala masalah murid melebihi sumber daya itu ada tersedia pada
suatu sekolah. Keadaan mungkin juga kompleks atau berada di luar bidang area
dari bimbingan tetap dan layanan konseling . Kadang kala, orang-orang muda
memerlukan lebih Intensive bantuan, barangkali terapi atau lebih meluas treatment
perbaikan, untuk menolong mereka mengatasi masalah pada hidup mereka.
Pekerjaan konselor sebagai satu koordinator di dalam menunjuk murid
dan keluarga mereka ke profesional pada komunitas yang punya waktu,
pengalaman, dan kemampuan untuk dibantu . Ini memerlukan satu pengetahuan
dari siap referal mencari sumber dan mem buka sistem komunikasi dengan
mereka.
Konselor praktis mempunyai satu buku catatan sumber referal dekat,
yang meliputi nama-nama dan alamat dari para agen, hubungi orang dan titles
mereka, dan nomer telepon. Mereka telah mengambil waktu untuk mempelajari
bagaimana satu agen secara khas mengerjakan dengan referal dan mereka
mengetahui apa harapan ketika satu kasus ditunjuk. Dengan sering
mempergunakan para agen, mereka biasanya mempunyai satu nama awal
mengerjakan hubungan dengan seseorang dengan siapa di situ dapat satu
pertukaran baik dari keterangan dan ide.
Referal tidak berarti bahwa tanggung jawab untuk kasus berakhir. Ini
menyiratkan bahwa beberapa prosedur tindak lanjut akan berhasil. Banyak para
lembaga kemasyarakatan juga diliputi dengan caseloads mereka sendiri yang
tidak boleh disediakan laporan perkembangan , Yang kasus konselor mungkin
harus membuat suatu pemeriksaan periodik orang-orang muda itu siapa yang
telah direferal. Rekomendasi untuk perlakuan sekolah atau bantuan harus dari
lembaga. Di sana mungkin pimpinan untuk konsultasi dengan guru.
Penyerahan sistematis memprosedur koorniasi oleh satu konselor dapat
memastikan bahwa masalah berpengaruh nyata tidak pergi tak ketahuan atau
terabaikan. Sebagai tambahan, proses penyerahan ditingkatkan ketika pada
pelayanan atau pelayanan pengembangan membantu satu fakultas mendatang
sadar akan masalah potensial dan untuk mengetahui bagaimana caranya
membuat referal yang sesuai.
Oleh sebab itu, ini adalah bijaksana bagi satu konselor untuk mengambil
satu peran aktif pada pemilihan dari paraprofessional yang akan bekerja pada
D. STUDI KASUS
1. Kasus dari Sheille
Sheille adalah seorang anak perempuan menyusun detik yang gambar
perhatian dari guru kelas dia sebab dia tampak letih dan ditarik. Dia kadang-
kadang ditangiskan untuk tidak ada alasan nyata. Padanya menyebabkan
mengeluh dari nyeri perut. Guru yang mengagumi kalau di situ mungkin menjadi
pelecehan anak ketika dia mendengar Shellie berkata ke perempuan kecil lain,
"Aku membenci paman Fred , dia selalu meletakkan tangannya sampainya pada
pakaianku dimana yang mereka tidak diperboleh.'
Guru ketakutan untuk mengejar hal itu karena takut yang dia mungkin
menyebabkan satu masalah kalau di situ bukan apapun. Dia merundingkan
seorang konselor sekolah, siapa yang menyesuaikan untuk diperbincangkan
dengan Shellie. Selama sesi konseling perorangan, anak perempuan yang
mengatakan pada konselor sekitar " paman Fred" dan bagaimana dia secara
seksual terlecehkannya.
Di mata hukum konselor diwajibkan untuk melaporkan keadaan dan
menjelaskan itu ke Shellie, walau dia pleaded bahwa rahasia menjadi
dipertahankan. Kalau rahasia bukan dipertahankan, dia mengatakan dia akan
sungguh pasti berada di dalam trouble besar konselor berlanjut mengerjakan
dengan Shellie, membicarakan tentang apa yang dia mungkin lakukan keberadaan
Fred dan tentang beberapa hal berhubungan pekerjaan sekolahnya anak
perempuan .
Sedangkan konselor juga dipanggil komunitas kesehatan dan agen
pelayanan rehabilitasi, dimana tersangka kasus dari pelecehan anak dilaporkan.
Seorang pekerja kasus pada agen pergi ke situs awalnya anak dan
memperbincangkan dengan ibu. Ini mengungkap bahwa Fred adalah tak satu pun
relatif. Dia tinggal di dalam gerbong yang sama meramahi dan dia
memperbincangkan dan memainkan dengan anak-anak Pada persidangan,
selama sementara ketika sekolah terbongkar dan orang tua mendatangi situs awal
yang mengerjakan. Di sana tak seorangpun untuk menyupervisi Shellie. Ibu dia
sedang mencoba untuk menabung uang pada kepedulian anak. Sebagai hasil
kunjungnya case worker, dia tunjukan anak perempuan bagaimana caranya
mengambil satu kunci yang mereka telah sembunyikan bersama-sama dan
dibiarkan sendiri ke dalam gerbong . Dia untuk menonton televisi hingga ibunya
mendatangi rumah. Seorang wanita tetangga mengingatkan waspada berdekatan .
walau dia bukan dibayar untuk mencenderungkan ke dia.
Tidak ada apapun dapat menjadi bukti tentang Fred. Di sana tidak ada
bukti dari Phisik, dari pelecehan seksual itu dapat diambil untuk ramahi. Sejauh
mana, ahli mengusut yang diperingatkan ibu bahwa Shellie ditelantarkan dan tidak
mendapat pengawasan setelah sekolah. Seorang ibu mengatakan anak
perempuan itu seharusnya tidak ada bersama dengan Fred tanpa pengawasan. *
2. Kasus lain
Pada kasus lain, seorang guru kelas mencatat bahwa satu anak laki-laki
taman kanak kanak ceroboh pada sampai dan lengan tangannya. Dia mengeluh
tentang sapu yang didapat dari neneknya, dengan siapa dia dan kakaknya hidup.
Dia sangat melukaiku buruk ketika dia marah. Guru yang mengagumi kalau
ceroboh dari satu rokok dan rundingkan konselor sekolah. Konselor, pada
gilirannya diperbincangkan dengan anak laki-laki, dilihat sakit menyangka bahwa
mereka ceroboh, barangkali dari pelecehan anak.
Komunitas jasa kesehatan dipanggil untuk menolong suatu kasus. Agen
melaporkan bahwa satu investigasi berkata dengan nenek dan lengan tangannya
anak laki-lakinya kelihatannya mempunyai beberapa alami kulit. Kasus dijatuhkan.
Beberapa minggu kemudian, bagaimanapun, guru dan konselor memperhatikan
bahwa ' discoloring" dapatkah dihilangkan dan yang anak laki-laki mereka tidak
lagi dikeluhkan sekitar dikalahkan di situs awal. Konselor mengerjakan sebagai
seorang konsultan dan satu koordinator, dapat mengawali satu intervensi yang
positif untuk laki laki .
Masih contoh lain dari seorang konselor bekerja sebagai satu koordinator
dan konsultan mengambil tempat dengan satu anak laki-laki siapa experiencing
kemasygulan jengkelkan. Ahli terapinya telah memanggil Konselor sekolah dan
disebutkan itu anak laki-laki bukan jawab sumur ke treatment. Yang anak laki-laki
telah mengancam bunuh diri dan memperbincangkan dari hidup sebagai tidak
berarti. Ibunya telah comndtted ke bangsal psikiatris dari satu rumah sakit lokal
untuk tercoba suidde pada tiga kesempatan berbeda.
Konselor sekolah rundingkan gurunya anak laki-laki dan belajar bahwa
dia satu kali atau yang twke telah katakan, "Aku tidak dapat lakukan ini, apa itu
penggunaan... ? Aku harus baru mati (atau bunuh sendiri)." Hal 7he bukan dipecat
seperti omong kosong atau sebagai satu gerak-gerik ttg drama untuk memperoleh
untuk perhatian, terutama karena akibat lelaki riwayat keluarga.
Mengikuti rapat, Rhonda dan ajudan dia ringkas rekomendasi dan aksi
mengira masing-masing kasus, meliputi Charles. Semua kasus digolongkan oleh
angka dan tanggal ketika ditelaah oleh pasukan, Ini mempertimbangkan beberapa
bahasan followup dan laporan perkembangan berhubungan ke keputusan
pasukan.
Mungkin yang paling sulit bagian dari Rhonda upaya pengkoordinir
adalah waktu yang ini ambil terapkan penempatan menindaki yang
direkomendasikan oleh pasukan. Di Charles s bunyi burung, ini perlu untuk
merundingkan dua guru berbeda, berikan Keterangan untuk staf kantor pusat
4. Dahulukan Aktivitas
Identifikasi aktivitas itu yang kamu bekerja lancar, bahwa kamu menikmati
melakukan; dan yang menyediakan satu jasa penting ke murid dan fakultas.
Pusatkan pada menyampaikan jasa itu atau aktivitas. Putuskan aktivitas yang
mana memberikan kamu dan sekolah pemberian imbalan paling sedikit untuk daya
dan waktu dibelanjakan. Hilangkan atau perbaiki mereka.
5. Katakan Ceritamu
Biar lain-lain mengetahui hal-hal macam-macam yang kamu aie
melakukan. Kalau kamu yang punya banyak kasus kebutuhan itu perhatian dari
pasukan pembahasan anak, umumkan angka dari kasus ke guru seperti bagian
dari simpan informed mereka. Kalau kamu menemukan di situ adalah tidak cukup
waktu untuk mengalami murid secara individu, atau di group untuk nasehat,
berbicaralah dengan komite bimbingan sekitar bagaimana yang kamu mungkin
menemukan lebih waktu. Kemudian, berbicaralah dengan anggota fakultas.
A. DEFINISI AKUNTABILITAS
Bertanggungjawab berarti bertanggungjawab atas tindakan seseorang,
tertutama untuk tujuan-tujuan, prosedur-prosedur, dan hasil kerja atau program
seseorang. Termasuk dalam hal ini adalah penjelasan atas apa yang telah
dilakukan, termasuk informasi dan data untuk mendukung klaim yang telah dibuat.
Prinsip-prinsip dasar akuntabilitas menyarankan terdapat beberapa bukti sebagai
pijakan untuk membuat sebuah keputusan atau penilaian.
Akuntabilitas bisa berarti bertanggungjawab terhadap diri sendiri atau
orang lain. Kedua aspek tersebut sesuai untuk program-program bimbingan dan
konseling, setiap konselor harus menanyakan pertanyaan dasar: Apakah tujuan-
tujuan saya? Apakah saya efektif? Apakah ini merupakan cara yang lebih baik
untuk menyelesaikan hal yang sama? Sistem-sistem akuntabilitas dibangun oleh
individu-individu yang bertanggung jawab baik kepada dirinya maupun orang lain.
Krumboltz (1974) mengidentifikasi tujuh kriteria sistem akuntabilitas yang
efektif. Sebagaimana terdapat pada program-program bimbingan dan konseling
sekolah, yaitu:
1. Tujuan umum konseling harus disetujui oleh setiap orang yang terkait.
2. Hasil-hasil yang diperoleh harus dinyatakan dalam perubahan perilaku siswa
yang dapat diamati.
3. Intervensi-intervensi dan tindakan-tindakan konselor harus dipandang sebagai
ganti rugi bukan penyelesaian.
4. Sistem akuntabilitas harus positif dan tidak didesain untuk melemparkan
kesalahan atau untuk menghukum performa yang buruk. Sistem tersebut
merupakan pendekatan konstruktif untuk bekerja kearah efektifitas
professional.
5. Untuk mendukung laporan yang lebih akurat, laporan-laporan kegagalan atau
hasil-hasil yang tidak diketahui harus diizinkan tanpa adanya teguran-teguran.
Bayangkan anda sedang melaporkan pada diri anda sendiri dan bahwa
angka 1 di skala berarti tidak begitu percaya diri dan angka sepuluh menunjukkan
sangat percaya diri. Sekarang bacalah setiap item dan lingkarilah nomor di
sebelahnya untuk menunjukkan dimana letak anda sebelum anda membaca buku
ini. Kemudian, bacalah item-item tersebut lagi dan gunakan baris yang sama,
letakkan tanda X dimana anda berda saat ini, setelah membaca buku ini. Jika
tidak terjadi perubahan, maka X akan berada diatas lingkaran. Jika terjadi
beberapa peningkatan, maka X akan bergerak ke arah 10. Jika anda merasa
lebih bingung atau tidak yakin, maka X akan bergerak ke arah 1.
Hal ini memungkinkan para penyidik untuk menghitung item dari sudut
prespektif responden dengan menimbang setiap perolehan yang telah dicapai.
Contohnya, anda mungkin telah menilai diri anda tinggi pada pretest sebelum
membaca buku ini, mungkin 8 atau 9. Meskipun begitu, ketika anda membaca
buku ini, kesadaran tentang kebiasaan pendengaran anda dan beberapa petunjuk
membuat anda lebih percaya diri daripada sebelumnya. Ukuran restropektif
mempunyai keuntungan memberitahukan anda mengambilnya sebagai
pertimbangan dalam laporan diri anda. Sebaliknya, skor tinggi pada pretest hampir
pasti mencegah penyidik untuk menemukan hasil positif manapun, karena hanya
terdapat sedikit sekali ruang untuk pengembangan. Jadi, terdapat dua nilai yang
1. Kasus Kevin
Kevin adalah siswa kelas tujuh yang merupakan masalah bagi sebagian
besar gurunya. Dia diserahkan oleh seorang guru, Mrs. Cowell. Yang
menginginkan Kevin dikeluarkan dari kelasnya. Dia berkata, dia kasar dan kurang
peduli sama orang lain. Dia membenci sekolah dan ingin dikeluarkan dari kelas,
mungkin agar gambaran bahwa dia orang hebat dapat diperkuat. Saya tidak ingin
melakukannya, mungkin dia akan menjadi seperti itu. Dalam bahasa inggris
sederhana, anak ini kasar dan saya tahu bahwa anda akan mengatakan bahwa
dia berasal dari keluarga yang tidak sayang padanya. Tetapi hal tersebut tidak
mengubah apapun. Dia adalah masalah.
Konselor mendengarkan dengan seksama dan memfasilitasi guru tersebut
untuk berbicara tentang Kevin. Model konsultasi (bab 11) diterapkan, ketika guru
tersebut memeriksa situasi. Kemudian, tiba watunya untuk memfokuskan secara
spesifik mengenai apa yang ingin dilihat guru dalam Kevin, jika dia tetap berada di
kelas. Konselor mendorong Mrs. Cowell menuangkan idenya dalam istilah
perilaku, menanyakan pertanyaan seperti, Dan, dengan seperti cara apa dia
mengacau? atau, Okay, apa yang dial lakukan sehingga anda menganggapnya
tidak perhatian? konselor menunjukkan Mrs. Cowell daftar perilaku yang
BELUM DIGAMBAR
K.J (singkatan Kevin) adalah siswa kelas tujuh yang bersekolah di South
Marion Junior High School. Dia memiliki IQ 105(skala penuh) dengan metode
Wechsler dan diserahkan karena memiliki program pengendalian emosional di
sekolah dasar. Meskipun begitu, tidak direkomendasikan enempatan khusus. Pada
bulan Oktober dia diserahkan untuk konseling oleh salah satu gurunya, yang
menilai dia dalam daftar perilaku kelas (lihat gambar 12.2). K.J juga menilai dirinya
dengan item yang sama selama tahap awal konseling.
Pertama-tama konselor berkonsultasi dengan guru yang menyerahkan
mengenai perilaku anak tersebut di kelas dan mengenai beberapa tehnik yang
mungkin digunakan oleh guru di kelas untuk meningkatkan perilaku K.J. sebagai
tambahan, konselor sekolah mengintervensi anak tersebut dengan memberikan
empat sesi konseling, sekali seminggu selama empat minggu, dan empat sesi
konseling kelompok, yang dimulai pada minggu ketiga bimbingan. K.j. adalah anak
yang dituju dalam kelompok lima siswa. Konselor juga mencoba untuk berbicara
dengan orang tuanya melalui telepon, tetapi baru saja diputus.
Pada akhir periode penilaian. Guru yang menyerahkan menilai anak
tersebut lagi, karena dia melakukannya setiap hari jumat sejak interensi dimulai.
Nilai akhirnya ditunjukkan pada gambar terlampir. Bisa dilihat bahwa dalam enam
dari sepuluh item, K.J mengalami peningkatan, mengenai perilaku yang khusus
menggangggu, kerjakan tugas,: terdapat perubahan yang cukup positif, bergerak
dari sangat jarang menuju sering.
2. Penelitian Kolaboratif
Penelitian Kolaboratif mengikuti garis besar yang sama sebagaimana studi
kasus sistematik, kecuali bahwa terdapat usaha-usaha lebih untuk bekerja dengan
siswa yang lebih banyak sebagai kelompok target dan konselor menyatukan data
sebelum dianalisa. Data yang disatukan, memberikan bahwa beberapa perkiraan
telah tercapai yang mengizinkan konselor untuk menganalisa data berdasarkan
subjek yang lebih besar dan menggunakan prosedur-prosedur statistik yang
berbeda.
Sekelompok konselor dari 16 sekolah dasar berkumpul untuk pertemuan-
pertemuan pengembangan staff dan menampakkan perhatian mereka mengenai
siswa yang dibawah performa. Karena hal ini merupakan hal yang umum terjadi di
sekolah dan merupakan perhatian publik, kelompok tersebut memutuskan untuk
bekerja sama dalam penelitian kolaboratif.
5. Pengumpulan Data
Formulir penilaian evaluasi guru dan formulir penilaian diri siswa
direncanakan dalam penelitian ini. Mereka diolah sebelumdan sesudah intervensi
konselor berlangsung. Formulir guru terdiri dari sembilan perilaku yang performa
akademis di kelas dan memasukkan item-item yang sama daengan gambr 12.1.
frekuensi perilaku dilaporkan menggunakan skala tipe Likert. Formulir penilaian diri
siswa terdiri dari item perilaku yang serupa dengan apa yang ada pada formulir
guru, tetapi item-item tersebut berada pad kartu-kartu 3 x 5 yang terpisah. Kartu-
kartu itu dibaca dengan keras oleh konselor mereka di hadapan siswa dalam sesi
individu dan dipisahkan oleh siswa menjadi penilaian-penilaian yang berbeda.
Kedua instrumen memebrikan perbdaan perbandingan penilaian guru dan
penilaian pre- dan post-intervensi oleh kedua kelompok-kelompok eksperimental
dan kontrol.
8. Menganalisa Temuan-temuan
Temuan-temuan atau hasil-hasil dianalisa dari segi: 1) tipe dan jumlah
intervensi yang digunakan oleh konselor; 2) penilain pre dan post oleh guru; 3)
penilain pre dan post oleh siswa; dan 4) perbandingan kelompok eksperimental
dan kelompok kontrol.
Lima kategori intervensi konselor digunakan untuk merekam apa yang
konselor lakukan dengan siswa. Ringkasan toal intervnsi yang digunakan dengan
siswa dalam kelompok eksperimen ditunjukkan pada gambar 12.4 data
menunjukkan 95% kelompok eksperimental terlibat dalam konseling kelompok dan
93% mendapat keuntungan dari konseling konselor dengan guru. Data tersebur
menujukkan bahwa konferensi-konferensi kasus, berkonsultasi dengan pengelola,
berkonsultasi kelompok dnegan guru dan orang tua, sebagaimana ditunjukkan
oleh personalian profesional lainnya, adalah pendekatan yang kurang disukai
tetapi sering digunakan.
Kebanyakan siswa menerima bantuan konselor lebih dari satu kali. Rata-
rata 64% anak-anak dalam kelompok eksperimental menerima tiga sampai lima
tipe intervensi. Pola umum terdiri dari berkonsultasi dengan guru, diikuti dengan
dua sesi konseling individu dan beberapa bentuk konseling kelompok kecil. Hanya
2% dari siswa yang menerima satu tipe intervensi saja. Sekitar 25 % menerima
dua tipe dan hanya 9% menerima lebih dari lima tipe intervensi.
Perbedaan prosentasi penilaian pre- dan post- pada kesembilan item bagi
kelompok eksperimental ditunjukkan dalam tabel 12.5. penilain data
menampakkan bahwa sesudah konselor mengintervensi, para guru dan siswa
melaporkan peningkatan perilaku yang berhubungan dengan performa.
2. Kelemahan Akuntabilitas
Kelemahan akuntabilitas adalah mengharuskan konselor untuk membuat
buku catatan, dimana intervensi-intervensi konselor yang berbeda tercatat. Para
konselor diharuskan mencatat tipe intervensi yang digunakan pada seorang siswa,
mungkin jumlah waktu yang dibutuhkan.
Dari tujuan ini, barangkali lajang paling penting satu dan yang satu itu
harus menjadi batu penjuru dari satu program bimbingan pengembangan adalah
itu fungsi dasar dan utama dari bimbingan di keunsuran dan sekolah menengah
adalah pemberian kemudahan terpelajar. Penggunaan dari sekolah adalah untuk
mempelajari, dan kalau bimbingan adalah satu integral bagian dari proses,
kemudian semua bimbingan aktivitas harus diarahkan ke arah belajar. Anak-anak
yang sedang mempelajari terasa competent dan tentang mereka sendiri yakin
seperti pelajar; anak-anak yang tumbuh pada satu iklim yang belajar menaruh
sekitar diri mereka sendiri dan tentang dunia di sekitar mereka mempunyai satu
.much makin baik kesempatan dari tumbuh ke dalam berkompeten, dewasa sehat.
Semua sekolah adalah laboratori sosial, dan proses belajar punya keduanya
psychological dan komponen akademis. Kalau penggunaan konselor gol
keseluruhan ini dari pemberian kemudahan terpelajar sebagai satu pemandu untuk
praktek pengembangan, dia atau dia dapat jadi hampir terasuransi bahwa anak-
anak akan mengembangkan kemampuan untuk menangani permintaan dan
desakan dari lingkungan mereka dengan satu derajat tinggi sukses.
E. IMPLEMENTASI PROGRAM
Sementara perencanaan saksama dan desain adalah penting masuk
pembangunan program bimbingan, tugas dari implementasi juga memerlukan
perencanaan tambahan dan satu upaya dibaktikan pada bagian dari semua terkait.
Lagi, semua konselor harus mengingat individu itu pekerjaan ke arah gol yang
mereka yang telah punyai beberapa perkataan di perkembangan. Karenanya, di
tahap ini, seperti halnya yang lain, semua yang menjadi bagian dari bimbingan
atau berdampak oleh proses harus dipertahankan secara konstan terinformasi dan
terbelit sebanyak-banyaknya. Kalau-kalau kita lupa, guru dan pengurus yang
punya agenda tambahan, dan bimbingan hanya satu bagian dari apa yang mereka
menganggap penting. Konselor, oleh sebab itu, harus proaktif pada upaya
implementasi mereka.
Sejumlah peningkatan program potensial harus datang kedepan sebagai
hasil pengorganisasian, perencanaan, dan proses disain. Konselor dapat
mempergunakan petunjuk mengembangkan di komponen ini untuk memutuskan
prioritas dan bagaimana mereka akan dijumpai. Konselor akan mempergunakan
gol yang telah didirikan untuk menyediakan parameter bagi seluruh peningkatan
berencana.
Implementasi dari satu program mengerjakan terbaik ketika rencana
dikembangkan untuk satu keseluruhan tahun ajaran. Ini akan sangat menolong
kalau rencana keseluruhan dipecah ke dalam bulanan dan segmen mingguan itu
langsung pengiriman dari program bimbingan seperti halnya mengkhususkan
konseling layanan.
Gysbers dan Henderson (1988) sarankan satu langkah perencanaan peralihan
sebagai gerakan sekolah ke dalam satu program baru. Mempergunakan Sekolah
F. EVALUASI PROGRAM
Gysbers dan Henderson (1988) tandai bahwa evaluasi bukan apapun
selesai pada sangat langkah terakhir dari revisi program. Rada, ini adalah satu
proses berkelanjutan yang menyediakan umpan balik berkepanjangan selama
semua tahap dari program. Penggunaan utama dari evaluasi adalah untuk
menyediakan data untuk keputusan perlu sekitar struktur program dan
pembangunan perdagangan berjangka.
Trotter (1991) rekomendasikan satu evaluasi taraf hubungan kalimat yaitu
biasanya mendeskripsikan praktek arus, tandai populasi klien murid, manusia
inventory, keuangan, bahan, alat-alat perlengkapan, dan sumber daya politis
segera tersedia ke program, dan kaji konsumen perlukan. Di desain ini, konselor
dapat mengaji praktek arus dengan mempergunakan keterangan dari kayu balok
1. Terpenting
Sangat hal terbaik itu satu prinsipal dapat lakukan untuk bimbingan adalah
yang mendukung dari program. Di kedengkian dari fakta konselor itu kadang kala
mau adalah considered seperti "agen positif dari perubahan," hakikat dari
Pendidikan umum adalah kecil itu mengambil tempat di paling sekolah tanpa
persetujuan prinsipal. Terpenting dapat menyediakan sebagian besar dukungan
oleh enlisdng fakultas pertolongan dengan program bimbingan, dan dalam
beberapa hal satu aktif pantas partisipan pada beberapa tahap dari program. Tentu
terpenting adalah allocator dari sumber daya, manusia berdua dan materi, dan dia
atau dia harus mengerjakan dengan konselor kepada determine bahwa sumber
daya dengan bijaksana terpakai. Evaluasi dari program dan kinerjanya konselor
juga melibatkan terpenting.
Sekalipun terpenting atau tidak akan satu partisipan aktif pada beberapa
aspect dari program bimbingan, konselor harus bekerja susah untuk memastikan
bahwa terpenting adalah "mati suara bimbingan pada beberapa kamar." Terpenting
/ oleh nature dari pekerjaan mereka, salinglah berinteraksi dengan prinsipal lain,
dan barangkali dengan superintendent pada daerah. Mereka juga boleh menjadi
bagian dari satu dewan administratif perbuatan itu keputusan kebijakan kunci.
Terpenting yang mendukung bimbingan akan understand ini dan mungkin
mengerjakan dengan konselor pada pasukan bimbingan, tapi kebanyakan dari
semua mereka akan pendukung suara dari program bimbingan terhadap
semuanya lain di dalam dan di luar group. Konselor perlu mengingat prinsipal itu
pakaian banyak topi dan yang banyak pejabat pada sekolah siapa mau menolong
mereka dan memeninggal staf pengajaran. Paling efektif prinsipal akan mampu
untuk terpisah kontribusi dari spesialis berbagai untuk menjumpai gol sekolah dari
belajar murid jumlah maksimum.
2. Guru
4. Karyawan kemasyarakatan
Menurut sejarah paling yang karyawan kemasyarakatan telah kerjakan
dengan keluarga kaum fakir miskin dan punya aktivitas bimbingan terkoordinir di
antara sekolah dan situs awal. Sebagai tambahan yang mereka telah layani
sebagai satu hubungan di antara kesehatan sekolah dan umum dan para agen
rehabilitation. Profesional ini juga sudah belajar murid individu dan keadaan
keluarga mereka. Di sini mengerjakan mereka menyediakan beberapa keterangan
yang mungkin sesuai dengan bimbingan dan intervensi konseling (Myrick, 1987).
Bimbingan pengembangan dan Konseling
Karyawan kemasyarakatan selalu telah dirasa sebagai perorangan yang
mungkin sekolah berdasar, tapi yang mengerjakan sebagian besar sebelah luar
sekolah dengan kaum fakir miskin dan keluarga troubled. Mereka cenderung
disiapkan dengan baik di pendekatan studi kasus dan dapat mengumpulkan dan
menyediakan keterangan berharga yang dari penggunaan di perkembangan
program bimbingan.
Di umum, peran dari karyawan kemasyarakatan dan konselor belum
experienced sebanyak tumpang tindih seperti mempunyai peran ahli jiwa konselor.
Bagaimanapun, beberapa karyawan kemasyarakatan juga melihat bimbingan
keunsuran dan sekolah menengah seperti berada di dalam kompetisi langsung
dengan apa mereka lakukan, bahkan ketika perbedaan di gol dan proses mungkin
berbeda Beberapa ' karyawan kemasyarakatan lakukan konseling individu dan
group dengan anak-anak dan induk. Beberapa pekerjaan secara langsung dengan
teachers di dalam menyediakan keterangan mengumpulkan di kunjung situs awal.
Di beberapa status, seperti itu Connecticut, karyawan kemasyarakatan
dipekerjakan oleh sekolah lama sebelum sekolah menyewa konselor.
Seperti dengan ahli jiwa, karyawan kemasyarakatan punya satu kontribusi
untuk buat. Spesifik dari kontribusi bergantung kepada availabilitas dengan
spesialis lain, riwayat dari spesialis pada satu daerah sekolah tertentu, dan
sekolah dan pengamatan community dari yang diinginkan dari menyekolahkan
spesialis. Di hubungan kalimat ini, ini tidak boleh menjadi berguna untuk
mendefinisikan peran dengan spesialis lain di buku didisain dibaca oleh konselor.
Rada ini penting bahwa konselor berawal dan memelihara satu dialog berlanjut
dengan panutan mereka, berdua pada building tingkat, dan pada taraf dari asosiasi
profesional. Ada banyak dilakukan. Ada kamar bagi seluruh.
H. KESIMPULAN
Bimbingan pengembangan adalah tak satu pun konsep baru, tapi beberapa
praktek yang menghubungkan dengan adalah. Members dari pemangkuan jabatan
bimbingan punya lama tagihan hutang meletakkan ke konsep yang relung tertentu
kita pada dunia kesehatan tal bersama anak normal. Gol kita adalah
pembangunan dari potensial penuh, rada dibandingkan apapun semacam bantuan
perbaikan.
Barangkali perbatasan terakhir untuk bimbingan pengembangan berada di
dalam sekolah dasar kita. Program di taraf ini diperkenalkan ke dalam sekolah
relatively baru-baru ini dan, sebagian terbesar, masih meningkatkan. Pada
pokoknya, bimbingan pengembangan menegaskan lagi persetujuan yang mengikat
profesional kita ke guidance bagi seluruh anak-anak, daya tarik kita di learning
manusia, dan kepercayaan kita itu profesional lain harus dilibatkan di bimbingan.