Вы находитесь на странице: 1из 310

BIMBINGAN & KONSELING

PERKEMBANGAN

BUKU SUMBER TERJEMAHAN


Myrick, RD (1993) Developmental Guidance and Counseling.
Minneapolis: Educational Media Corporation

Muro, JJ, & Kottman, T. (1995). Guidance and Counseling in


the Elementary and Middle Schools: A Practical Approach.
Madison: Brown & Benchmark

Santrock, JW (2008). Educational Psychology 3th Edition.


Boston: Mc Graw-Hill International Edition

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
1
DAFTAR ISI

Muro, Jj, & Kottman, T. (1995). Guidance And Counseling In The Elementary And
Middle Schools: A Practical Approach. Madison: Brown & Benchmark

1. Pertumbuhan & Perkembangan Individu ....

Myrick, Rd (1993) Developmental Guidance And Counseling. Minneapolis:


Educational Media Corporation

2. Bimbingan Perkembangan Sebagai Pendekatan Komprehensif

24

3. Guru Sebagai Advisor Siswa .

40

4. Konselor Sebagai Ahli (Spesialis) Bimbingan Dan Konseling Perkembangan .

48

5. Konselor Sebagai Fasilitator ...

87

6. Konseling Individu Sebagai Salah Satu Intervensi Konselor

104

7. Konseling Kelompok Sebagai Salah Satu Intervensi Konselor ..

110

8. Bimbingan Kelompok Besar Sebagai Salah Satu Intervensi Konselor

136

9. Fasilitator Sebaya Sebagai Sebagai Intervensi Konselor.

152

10. Konsultasi Sebagai Intervensi Konselor..

169

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


2
11. Konselor Sebagai Koordinator Bimbingan

194

12. Konselor Dan Akuntabilitas

209

Muro, Jj, & Kottman, T. (1995). Guidance And Counseling In The Elementary And
Middle Schools: A Practical Approach. Madison: Brown & Benchmark

13. Aplikasi Bimbingan & Konseling Perkembangan Di Sekolah Dasar & Sekolah

Menengah

224

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


3
Muro, JJ, & Kottman, T. (1995). Guidance and Counseling in the Elementary
and Middle Schools: A Practical Approach. Madison: Brown & Benchmark

PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN


INDIVIDU

A. Kontribusi Pandangan Sigmund Freud Pada Konseling


Mungkin tidak ada konselor sekolah dasar yang akan menggambarkan
dirinya sendiri sebagai penganut aliran Freud. Tentunya, hal ini sesuai, karena
analisa aliran Freud bukan hanya tidak sesuai untuk tugas sekolah dasar, namun
hal ini juga diluar cakupan pelatihan dan pendidikan konselor sekolah pada
umunya. Fakta bahwa seseorang bukanlah aliran Freud, namun, tidak berarti
bahwa karya Freud harus diabaikan dalamperkembangan teori konseling
kepribadian.
Ketika orang yang belum dikenal menghubungkan karya Freud dengan
kosep seksual, mereka juga harus mengetahui bahwa kontribusinya merentang
jauh melebihi konsep yang dikembangkannya mengenai seksualitas manusia.
Pada kenyataannya, Freud merupakan salah satu pioneer dalam
menggarisbesarkan aspek perkembangan kepribadian. Dalam pemikirannya, awal-
awal tahun kehidupan manusia merupakan kunci penting dalam perkembangan
kepribadian. Dia percaya bahwa komponen utama dalam kepribadian
dikembangkan dengan baik pada saat anak mencapai usia lima tahun.
Menteorikan ketegangan tersebut merupakan sebuah komponen utama
perkembangan kepribadian, Freud mengidentifikasikan dan menguraikannya
dalam empat sumber ketegangan utama. Yaitu: (1) proses perkembangan
psikologis, (2) Frustrasi, (3) konflik, (4) perlakuan (Freud, 1949). Karena
ketegangan ini ada, anak harus menemukan cara untuk menguranginya. Dan
proses ini dianggap kunci dalam perkembangan kepribadian. Yang penting dalam
proses ini adalah anggapan Freud bahwa kepribadian tidak berkembang dalam
sebuah cara yang acak dan serampangan; namun lebih kepada, perkembangan
mungkin diusut melalui serangkaian tahapan yang telah ditetapkan dengan baik.
Bermula saat lahir, anak memasuki serangkaian tahapan yang akan berakhir
sampau mereka mencapai awal kedewasaan. Pada tahap ini, tiga yang pertama
ditandai dengan periode pergolakan dan tekanan. Ketika anak memasuki periode
akhir atau sekitar waktu mereka memasuki sekolah, kepribadian dinamis menjadi
lebih stabil. Ketika anak mencapai masa remaja, pergolakan merupakan satu kunci
aspek kehidupan.
Ini merupakan tahapan awal kehidupan yang paling kontrofersial, dan
mungkin deskripsinya mengenai tahapan ini telah menjadi bagian dari karya Freud
yang paling dikritik. Selama fase ini, saat nama diimplikasikan, sumber utama
kesenangan anak dan cara berinteraksi utamanya dengan dunia didapatkan
melalui percakapan. Anak akan dengan siap menerima apa yang dirasa baik dan
menolak semua yang dirasa tidak baik, bahkan melalui rasa yang belum dewasa
yang mungkin tidak mengijinkan bagi discriminasi rasa seperti yang ditemukan
pada orang dewasa.
Tahapan ini telah diberi label ego mulut dan bagi mereka yang mengikuti
Freud, ego awal ini merupakan prototip untuk perilaku karakteristik yang akan
menjadi bukti dikehidupan mendatang. Contohnya, penganut ajaran Freud
mungkin menganggap seorang dewasa yang mudah tertipu untuk diperbaiki pada

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


4
tahapan kepribadian yang tidak mendukung. Seringkali, kita mendengar ungkapan
yang oleh individu tertentu akan menelan apapun yang dikatakan. Contoh lainnya
adalah karena anak secara alami bergantung pada orang lain untuk bertahan
hidup selama tahapan dalam awal, perasaan yang kuat pada ketergantungan
muncul pada wakti ini dan mungkin muncul kembali pada kehidupan selanjutnya
saat seseorang merasa gelisah dan tidak tenang. Freud percaya bahwa gejala
yang paling ekstrim dari ketergantungan seperti yang digambarkan di sini adalah
hasrat untuk kembali ke rahim (Nutten, 1962, hal 91). Konsep seperti yang
digambarkan di sini merupakan yang membuat karya Freud kontrofersial.
Mengikuti tahapan awal, yang berakhir pada akhir tahun pertama
kehidupan, anak memasuki tahapan akhir perkembangan kepribadian, sebuah
periode yang berakhir dari usia satu hingga tiga tahun. Kekritisan selama periode
ini merupakan proses pelatihan yang mengagumkan. Apakah arti yang mungkin
dapat dimiliki pada perkembangan kepribadian ini? Dalam pemikiran penganut
ajaran Freud, hal ini dapat memiliki pengaruh yang kuat. Andaikan, sebagai
contoh, saat orang tua anak sangat bersifat membatasi dank eras dalam metode
proses pelatihan mereka. Hal ini dapat mengakibatkan anak untuk bertahan atau
ibarat menahan kotoran dan menjadi sembelit. Ketika mode reaksi ini kemudian
digeneralisasikan menjadi cara lain dalam berperilaku, anak akan
mengembangkan sebuah sifat yang tertutup, atau orang yang pada umumnya
keras kepala dan pelit. Hal ini mungkin juga menjadi prototip untuk semua jenis
perlakuan yang eksplosif kekejaman, kecerobohan yang bersifat merusak,dan
watak yang mudah marah. Di sisi lain, jika sang ibu memuji anak untuk
menyenangkan hatinya, anak mungkin akan berpikir bahwa dia adalah seorang
yang benar-benar produktif. Dalam pemikiran penganut ajaran Freud, hal ini
mungkin menjadi basis untuk menghasilkan perlakuan karakter yang kreatif.
Tahapan ketiga dari perkembangan kepribadian, tahapan kelamin, muncul
kira-kira antara usia tiga sampai enam tahun, saat anak menjadi sadar akan organ
kelamin mereka dan belajar bahwa manipulasi mereka akan menghasilkan sensasi
yang menyenangkan. Penemuan ini menempatkan tahapan untuk Oedipus/Elektra
complex yang sering dikritik yang disebutkan muncul dalam periode ini. Menurut
teori penganut ajaran Freud, anak laki-laki ingin memiliki sang ibu dan ayahnya.
Karena hal ini tidak mungkin, anak menjadi frustrasi, marah, dan bingung. Periode
ini biasanya sulit bagi anak, karena mereka harus memecahkan masalah ini
dengan tujuan untuk tumbuh dewasa, seorang dewasa yang sehat. Hal ini
diselesaikan dengan sebuah proses penahanan di mana situasi di atas dihilangkan
dari pemikiran sadar individu tersebut (Freud, 1938). Dalam masa pergolakan hal
ini juga terjadi saat anak belajar memerankan jenis kelamin yang sesuai dan cara
di mana mereka diharapkan untuk beperan. Freud dan koleganya berpikir bahwa
peristiwa pada tahapan ini membentu sejumlah sifat dalam kepribadian manusia.
Berawal dari usia tujuh tahun huingga anak mencapai masa puber,
mereka berada dalam apa yang dilabeli Freud sebagai tahapan perkembangan
anal. Ketertarikan seksual yang sangat penting selama tahapan kelamin menjadi
terhenti pada latar belakang kepribadian. Saat anak tumbuh berkembang, mereka
tidak lagi diperintah oleh proses pemikiran utama dan mereka belajar untuk
membatasi dorongan. Jika mereka tidak dapat memecahkan konflik
Oedipal/Electra dengan baik, mereka akan mengembangkan kepercayaan diri dan
mampu menemukan permintaan yang didorong oleh masyarakat pada umumnya
dan sekolah pada khususnya.
Dari kedamaian relative pada tahapan ini ke puber huru-hara, anak
mengalami sebuah perubahan drastis yang mungkin diwaspadai oleh beberapa

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


5
orang dewasa. Meskipun meyakini bahwa sebuah kepribadian individu dibentuk
dengan baik oleh anak usia lima tahun. Freud tidak mengenali pentingnya masa
remaja (Freud, 1938). Tiga atau empat bulan pertama masa puber anak, menurut
teori psikoanalisis, akan menjadi suka berkelahi dan tidak komunikatif. Hal ini
disebabkan oleh bangkitnya pengendalian seksual yang telah terhenti seiring
berakhirnya tahapan kelamin. Periode ini ditandai dengan tentangan terhadap
orang tua, rusaknya ikatan emosional keluarga, dan frustasi dalam jangka waktu
yang lama. Freud meresa bahwa semuanya diperlukan dengan tujuan agar anak
harus ,memiliki kekuatan yang dibutuhkan untuk mencakup permasalhan hidup.
Kenyataanya, konflik yang dihadapi pada tahapan ini mungkin sebenarnya
membantu individu membangun kekuatan ego.
Dari masa remaja anak bergerak menuju kedewasaan. Menurut teori
Freud, seorang anak menjadi dewasa ketika ada sebuah fungsi yang harmonis
antara naluri, ego, dan superego. Orang dewasa yang telah matang dapat
mengendalikan dirinya dan frustasi mereka dan pada umumnya adalah orang yang
berbahagia. Kepribadian seorang dewasa yang sehat ditandai dengan
berkurangnya huru-hara. Pada diri orang dewasa yang sehat pengendalian
seksual dan agresifitas, yang merupakan motivator perilaku yang utama disalurkan
ke dalam pola yang dapat diterima secara budaya. Sebagai tambahan, orang
dewasa tersebut telah mengembangkan mekanisme pertahanan yang kuat dan
mempu hidup dan bekerja di dunia.

Implikasi Konseling Sigmund Freud


Sigmun Freud dikenal sebagai pioneer dalam perkembangan sebuah teori
psikoterapi yang komprehensif. Ketika konselor sekolah dasar tidak mempraktekan
psikoanalisis, mereka memiliki perilaku operasional pada karya Freud. Konsepnya
mengenai bagaimana perilaku dapat dimotivasi, sebagai contohnya, merupakan
sebuah pertanda pada banyak konsep modern kita pada fungsi manusia.
Benar adanya bahwa sangatlah sedikit dari karya Freud yang dilakukan
dengan meilbatkan anak-anak, namun hampir tiap konselor menerima ide motivasi
tak sadar untuk beberapa perilaku. Sebuah konsep yang sangat berkontribusi
pada pemikir kreatif ini. Dari Freud, konselor juga memiliki pemahaman yang lebih
baik mengenai mekanisme pertahanan ego, termasuk penindasan, rasionalisasi,
proyeksi, pemindahan, penolakan, sublimasi, regresi, dan reaksi pembentukan.
Pengabaian teori penyokong yang menuntun konselor sekolah modern
mempraktekan konseling, mereka sering menggunakan konsep ini dalam tugas
individu maupun kelompok dengan baik.
Ketika terdapat kecenderungan untuk menganggap Freud sebagai seorang
yang lebih dulu tertarik pada biologi manusia, hal ini seharusnya dicatat bahwa
Freud merupakan seorang pemimpin awal karena perhatiannya pada lingkungan
daripada biologi dan keturunan sebagai sebuah penyebab perilaku yang
mendorong, dia tidak menyia-nyiakan pentingnya lingkungan dalam pekerjaannya.
Mungkin saja karya Freud nampak asing bagi konselor, karena
pencitraannya pada seseorang pada dasarnya adalah negative. Hanya sedikit
konselor sekolah, khususnya mereka yang mengikuti Carl Rogers, Clark
Moustakas, dan Jessie Taft bersedia menerima anak sebagai makhluk yang
dikendalikan oleh tekanan animalistic yang bersifat merusak. Selain itu pendirian
bahwa perilaku bermula dengan sebuah gudang penyimpanan energy negative
dalam individu yang telah sering dikritik.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


6
Tak ada satupun yang harus dikurangi dengan mengetahui apa yang Freud
berikan pada konselor modern. Freud-lah yang memberikan perhatian pada
pentingnya awal-awal tahun perkembangan manusia. Kenyataanya Anna anaknya
memberikan kontribusi tambahan melalui penggunaan ide Freud dalam terapi
bermain psikoanalitis. Hampir semua konselor sekarang memberikan perhatian
penuh pada pola awal perkembangan dan banyak yang menggunakan permainan
dalam konseling mereka dengan anak.
Mungkin lebih dari individu manapun Sigmun Freud layak menerima kredit
karena mengawali pergerakan untuk studi pengalaman social pada perkembangan
manusia. Konselor modern yang mengkonsultasikan seorang anak dan
membangkitkan hipotesa mengenai rumah, orang tua, kelas, hubungan dengan
teman sebaya, dan dunia dalam dari anak, mungkin sudah sering masuk dalam
pikiran Freud. Namun, dalam satu pengertian, Freud merupakan salah satu
pemikir awal tentang anak-anak dan dalam satu konteks, mengenai konseling
anak.

B. Kontribusi Pandangan Erikson Pada Konseling


Erik Erikson, seorang murid penganut ajaran Freud keturunan Denmark,
saat itu mengaku meminjam pengetahuan mentornya, mengembangkan
pandangannya sendiri mengenai perkembangan manusia. Terdapat banyak bagian
dari pandanganya yang sangat berbeda dari pandangan Freud. Sementara Freud
meyakini bahwa kepribadian manusia dibangun selama enam tahun pertama
kehidupan, Erikson berpendapat bahwa kepribadian manusia berlanjut hingga
berkembang lagi ke keseluruhan kehidupan seseorang. Sementara Freud
menekankan perkembangan psikoseksual Erikson menekankan perkembangan
psikososial.
Dalam konsep ingatan Freud, Erikson memberikan teori bahwa manusia
mengembangkan kepribadian mereka dengan bergerak melalui serangkaian
tahapan. Erikson membuat hipotesa yang menghasilkan delapan tahapan utama
perkembangan manusia, setiap tahapan berisi sebuah tugas perkembangan yang
unik yang memberikan individu sebuah permasalahan yang harus mereka
pecahkan. Dalam pemikirannya ini, kepribadian yang sehat merupakan hasil dari
penugasan tugas-tugas dalam hidup. Semua perkembangan mengikuti prinsip
epigenetic semua yang tumbuh memiliki sebuah pijakan atau tanah untuk tumbuh
dan bagian-bagiannya akan muncul, mereka menghabiskan waktunya untuk
kenaikan khusus sampai semua bagian telah tumbuh untuk membentuk sebuah
fungsi keseluruhan (Erikson, 1968 hal 92).
Sementara karya Erikson mengikuti pola tahapan perkembangan milik
Freud, konsepnya dirumuskan secara lebih luas. Contohnya, baik Freud maupun
Erikson melihat tahun pertama kehidupan lebih penting dipikirkan sebagai waktu
yang disebut percaya vs kecurigaan. Hal ini terjadi selama periode ini saat bayi
belajar untuk mempercayai (mencurigai) bahwa individu lain akan menemukan
kebutuhan dasar mereka seperti makanan, menetek, kehangatan, kebersihan dan
kontak fisik. Jika kebutuhan mereka terpenuhi, anak mungkin akan mendekatkan
diri pada dunia karena merasa aman dan nyaman. Jika kebutuhan mereka tidak
terpenuhi, anak mungkin akan memunculkan rasa ketakutan dan kecurigaan
sebagai bagian dari kepribadian mereka (Vander Zanden, 1989).
Mengikuti karya Freud dari dekat pada tahapan anal, atau periode
kehidupan usia dua hingga tiga tahun, merupakan tahapan Erikson yang disebut
otonomi kita, malu dan ragu-ragu. Selama periode ini, anak akan menjadi lebih
aktif; mereka menghadapi anak konflik di mana mereka harus menegaskan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


7
keinginan mereka atau tidak. Orang tua yang nampak sabar pada tahapan
kehidupan anak ini akan membantu anak mereka agar memiliki kesempatan yang
lebih besar menjadi cukup percaya diri dalam banyak aktifitas seperti jalan-jalan
dan memberikan makan. Di sisi lain, anak yang dihalangi mungkin akan
menunjukan perasaan malu dan ragu-ragu.
Erikson mengganti tahapan phallic Freud yang sering dikritik dengan yang
diberi label inisiatif vs perasaan bersalah. Dari pada berfokus pada organ kelamin
seperti yang disarankan Freud, Erikson memberikan teori bahwa anak lebih
menaruh perhatian pada lari-lari, prosotan, dan bersepeda daripada dengan
fantasi seksual mereka. Pada usia ini, orang tua yang memberikan anaknya
kebebasan akan membantu mereka mengembangkan inisitaif positif. Mereka yang
dengan dekat mengontrol anak mereka mungkin membentuk penerima pasif pada
lingkungan apapun yang akan membawanya. (Berger, 1988).
Selama masa remaja, anak tertarik dalam menemukan siapakah saya? ini
merupakan periode ketika anak mencoba peranan baru, seperti romantika atau
pilihan karir. Pada saat ini dalam kehidupan mereka, adalah suatu hal yang penting
ketika mereka mengembagkan sebuah pengertian tentang diri mereka sendiri, atau
identitas terpusat. Mereka yang gagal memecahkan permasalahan ini dapat
menjadi nakal atau terlibat dalam tindakan kejahatan.
Erikson membagi porsi dewasa dalam kehidupan manusia ke dalam tiga
tahapan yang berbeda, kedewasaan muda, kedewasaan menengah, dan usia tua.
Pada tahapan pertama kedewasaan, yang disebut tahapan keintiman vs tahapan
isolasi, seorang dewasa muda mencari teman, cinta, dan romantika. Karena
mereka takut penolakan, beberapa individu tidak mencari hubungan yang dekat
dan sebagai hasilnya mungkin mundur atau menjadi terisolasi.
Pada kedewasaan menengah, atau tahapan generatifitas vs stagnasi,
Erikson memberikan teori bahwa individu dapat menjangkau melebihi perhatian
mereka untuk mencakup permasalahan masyarakat yang lebih luas. Bagi
beberapa orang hal ini berarti sebuah periode ketidaksendirian dan keinginan
untuk membantu orang lain. Stagnasi dapat menghasilkan individu-individu yang
pada dasarnya perhatian terhadap materi yang mereka miliki (Berger, 1988).
Tahapan terakhir perkembangan kepribadian manusia disebut integritas vs
keputus asaan. Selama periode kehidupan mereka ini beberapa individu senang
dan bahagia dengan apa yang telah mereka capai. Namun, yang lain,
mengembangkan perasaan bahwa hidup itu singkat dan tidak cukup waktu untuk
mencoba jalan alternative untuk integritas (Vander Zender, 1989).

Implikasi-Implikasi Konseling Erikson


Erikson memiliki sebuah pandangan yang lebih luas dan positif mengenai sifat
dasar manusia dibandingkan Freud. Ketika menguasai konsep pentingnya
pengalaman dini pada masa kanak-kanak dalam perkembangan, dia
menyampaikan apa yang telah ia pelajari dari Freud dan mempersembahkan
sebuah teori yang menyatakan bahwa perkembangan kepribadian tidak berakhir
pada usia lima tahun, enam, atau tujuh. Lebih daripada itu, bagi kita terdapat
peristiwa penting yang membentuk siapa kita dalam kehidupan kita.
Konselor yang membaca karya asli Erikson akan segera menemukan
sebuah pandangan yang lebih positif tentang manusia. Karena banyak konselor
pandangan yang lebih positif ini pada umumnya lebih dapat diterima daripada
miliki Freud.
Erikson mengutarakan sebuah pendapat yang kuat karena sebuah
pendekatan yang positif, humanistic pada pendidikan selama tahun-tahun sekolah

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


8
dasar. Aktifitas bimbingan yang komprehensif dibahas dalam Bab 3 yang
dirancang untuk membantu anak merasa baik terhadap dirinya sendiri sesuai
dengan sangat baik pada industry Erikson vs tahapan inferioritas. Bahasa dan
frasa Erikson juga merupakan sebuah bagian konseling dan literatur psikologikal.
Istilah seperti krisis identitas, identitas, dan siklus kehidupan biasanya
digunakan ketika orang Amerika berpikir mengenai masa muda dan lain-lain
(Turkle, 1987).

C. Kontribusi Pandangan Jean Piaget Pada Konseling


Di antara ahli teori perkembangan manusia yang terbaik dan terkenal
adalah ahli psikologi asal Swiss Jean Piaget, yang memiliki pengaruh yang sangat
kuat pada pendidikan dan psikologi di Amerika sampai kematiannya tahun 1980.
Piaget, sebagai seorang ahli teori kognitif, sangat tertarik pada susunan dan
proses perkembangan pemikiran manusia dan bagaimana proses ini
mempengaruhi pemahaman individu seseorang dan harapan akan dunianya.
Piaget juga tertarik pada bagaimana pemahaman ini mempengaruhi perilaku,
sebuah konsep ketertarikan konselor sekolah dasar dan menengah seperti halnya
para guru.
Ketertarikan piaget pada pemikiran manusia membendung dari karyanya di
bidang tes intelegensi. Katika mencoba untuk menentukan pada usia berapa anak
dapat menjawab pertanyaan tertentu, dia menjadi jauh lebih tertarik dengan
jawaban mereka yang salah. Hal menarik yang ditemukannya adalah kenyataan
bahwa anak pada usia sama membuat kesalahan serupa dalam menjawab
pertanyaan. Hal ini disarankan padanya bahwa terdapat sebuah serangkaian
perkembangan menuju perkembangan intelektual. Dia menganggap lebih penting
menentukan bagaimana anak berpikir daripada sesederhana mentabulasi apa
yang mereka ketahui (Berger, 1988; Flavell, 1963; Cowan, 1978).
Pada tahun 1970, Piaget melaporkan bahwa dasar konsep perkembangan
kognitif adalah gagasan bahwa pengetahuan akan dunia tiap individu dan
objeknya merupakan hasil dari operasinya (Watson dan Lindgren, 1973). Bertindak
dan merubah fenomena ini memungkinkan anak untuk mengetahui diri mereka.
Pada tahapan yang bermacam-macam pada sebuah kehidupan individu, tiap
orang berhubungan dengan fenomena yang sama dalam cara yang berbeda.
Dalam pemikiran Piaget, perkembangan kognitif merupakan sebuah proses
yang mengikuti pola universal. Bagi tiap orang, terdapat sebuah kebutuhan akan
keseimbangan, atau sebuah keadaan keseimbangan mental (Piaget, 1970). Hal ini
berarti bahwa kita perlu mempertimbangkan pengalaman berkonflik dan persepsi
konflik (Berger, 1988).
Piaget percaya bahwa terdapat empat tahapan perkembangan intelektual.
Mereka diberinama tahapan sensorimotor yang berasal dari waktu kelahiran
hingga akhir tahun ke dua kehidupan, tahapan preoperasional yang berjangka
waktu antara usia dua dan enam, tahapan opersasional konkret, periode waktu
antara tujuh dan sebelas tahun, dan tahapan operasiobal formal yang berjangka
dari usia duabelas tahun dan seterusnya. Tahapan-tahapan ini berlangsung alami,
dan tiap tahapan terjadi dan berasal dari tahapan sebelumnya. Dalam pemikiran
Piaget, tidak ada tahapan yang dapat dilewati karena tahapan berikutnya
bergantung pada tahapan sebelumnya.
Pada tahapan sensorimotor, anak secara aktif terlibat untuk mencoba
menemukan hubungan antara sensai dan perilaku motorik. Mereka mungkin
belajar bahwa lengan mereka merupakan bagian dari diri mereka sendiri dan objek
seperti bola yang mengelinding. Mereka belajar seberapa jauh mereka untuk

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


9
mencapai tujuan menggapai sebuah mainan. Sebuah konsep kunci pada usia ini
adalah penguasaan ketetapan objek atau gagasan bahwa anak harus mempelajari
bahwa objek memiliki sebuah eksistensi independen. Contohnya, anak-anak kecil
akan mencari bola yang menggelinding menjauh dari mereka saat bermain
meskipun tidak terjangkau. Namun, pada usia sekitar delapan belas bulan anak
mulai memahami fakta konsistensi objek dan akan mulai untuk mencari objek yang
telah menghilang dari pandangan. Singkatnya, bayi pada periode kehidupan
mereka ini mulai membedakan antara objek dan pengalaman dan
menggenarilsasikannya. Kemampuan ini menyediakan lahan pekerjaan untuk
tahapan selanjutnya (Vander Zanden, 1989; Elkind, 1978).
Pada tahapan perkembangan preoperasional, anak mulai mengembangkan
kapasitas untuk menggunakan symbol, dan yang paling penting adalah bahasa.
Hal ini memungkinkan anak untuk memanipulasi makna objek dan peristiwa.
Sebuah balok menjadi sebuah mobil atau sebuah truk, batang pesawat, dan
sepotong kayu menjadi sebuah rumah. Tahapan ini disebut preoperasional karena
proses pemikiran mewakili tindakan tidak lagi dapat dibalik, dan pengetahuan anak
belum sistematis. Anak mungkin menghitung objek dan mungkin dilanggar oleh
kesamaan property objek, namun mereka tidak akan terlibat dalam pemikiran
matematika yang logis sampai mereka menemukan melalui tindakan mereka
sendiri bahwa objek yang tersusun maupun acak dapat disusun dan dihubungkan
(Almy, 1961).
Selanjutnya Piaget membagi tingkatan preoperasional menjadi dua
subdivisi subfase prekonseptual, yang terjadi pada usia dua dan empat tahun,
serta fase intuisi, yang berlangsung saat usia empat tahun hingga tujuh tahun.
Satu dan dua frase kata pada anak usia dua tahun berkembang menjadi empat
hingga lima frase kata pada anak usia empat tahun. Perkembangan bahasa yang
cepat ini menghasilkan sejumlah pencapaian pada intelektualnya, termasuk untuk
membebaskan anak dari belenggu orientasi sekarang-dan-di sini menjadi
pemandangan yang lebih luas yang memberikan mereka akses ke masa lalu dan
masa yang akan datang, sebuah keberhasilan yang belum mampu digapai tanpa
adanya simbolisasi bahasa (Vander Zanden, 1989).
Pada subfase intuisi, anak-anak mampu untuk berpikir tentang istilah-
istilah kelas, angka, dan hubungan kekerabatan. Pada masa tersebut mereka
mampu untuk merespon pada dasar-dasar tersebut, akan tetapi mereka tidak
mampu untuk memberikan alasan atas respon tersebut. Sebagai contoh, pada
masa tersebut mereka mengerti hubungan sederhana seperti anjing itu lebih
besar dari pada kucing akan tetapi lebih kecil dari pada Ayah. Apa yang mereka
tidak dapat lakukan pada masa preoperasional ini merupakan langkah operasi
mental sebagi sebuah bagian dari sistem yang lebih besar. Seorang anak mungkin
akan paham bahwa Ibu mereka adalah istri Ayahnya, tetapi tidak untuk Ibunya
adalah Bibinya Mary. Anak pada usia ini tidak bisa menerima sebuah kenyataan
bahwa hubungannya dengan Ibu atau Ayah hanyalah salah satu dari rumitnya
hubungan kekerabatan. Ibu hanyalah sesederhana sebagai Ibu. Karakteristik lain
dari anak usia ini adalah egosentris, yang menurut Piaget mengartikan bahwa
anak-anak pada usia ini percaya bahwa sudut pandang mereka hanyalah dari
sebuah kemungkinan. Mereka belum mampu untuk menempatkan diri mereka
pada satu tempat dengan tempat yang lain.
Anatara usia tujuh hingga dua belas tahun, anak-anak akan berada pada
masa yang oleh Piaget dinamakan sebagai operasi nyata. Hal ini berarti bahwa
seseorang pada masa ini mengerti akan permulaan aktifitas yang rasional.
Menambahkan, membagi, atau menempatkan sebuah objek pada sistem

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


10
pengelmpokan merupakan contoh aktifitas yang mampu dilakukan pada usia ini.
Oleh karena masing-masing mereka tidak dapat mengelompokkan sesuatu tanpa
beberapa pengetahuan apa yang sedang dikelompokkan, maka anak usia empat
hingga lima tahun dianggap sebagai anak dalam masa preoperasional.
Anak-anak pada masa ini sudah mampu untuk penggambaran mental,
kekekalan, istilah kekerabatan, inklusi kelas, dan keberlanjutan. Mereka telah
mampu untuk mengembangkan perencanaan mental dan mampu untuk memiliki
sudut pandang mental akan urutan waktu kejadian, sesuatu yang pada anak yang
sama tidak dapat melakukannya saat masih usia empat tahun. Sebagai contoh,
jika seorang disuruh untuk pergi ke took, mereka tidak hanya dapat mengikuti rute
yang dibuat dan berbelok dengan tepat, tetapi anak-anak juga telah mampu
memetakan rute tersebut untuk diikuti.
Dengan menitikberatkan pada percakapan, anak-anak pada masa
operasi nyata ini telah mampu untuk memahami bahwa benda cair dan benda
padat bisa berubah wujud tanpa merubah volume dan massanya. Sebuah contoh
yang biasa disebutkan untuk menggabarkan prinsip ini adalah dengan memberikan
anak dengan dua gumpalan tanah liat yang beratnya sama. Anak usia lima tahun
mungkin telah bisa menyetujui bahwa keduanya sama beratnya. Jika salah satu
gumpalan tersebut digepengkan, seperti pancake, anak usia ini akan secara jelas
menyatakan bahwa massa dua gumpalan tanah liat tersebut tidak lagi sama. Akan
tetapi, anak usia tujuh tahun bisa menghubungkan bahwa gumpalan tersebut
masih sama berat, pada gumpalan yang seperti pancake lebih tipis, akan tetapi
gumpalan tersebut juga lebih lebar.
Sebagai tambahan, anak-anak pada masa operasi nyata memberikan
alasan secara simultan antara bagian-bagian dan keseluruhan (inklusi kelas),
sesuatu prestasi yang mereka belum bisa capai saat masa preoperasi. Pada
akhirnya, anak-anak sekarang bisa merangkai objek berdasarkan pada beberapa
dimensi yang dikualifikasika seperti ukuran dan ketinggian (serialisasi), sebuah
factor kebutuhan untuk pembelajaran Aritmatik (Mussen, Conger, & Kagan, 1974).
Berawal dari usia dua belas tahun dan seterusnya, anak-anak dianggap
sedang dalam masa operasi formal, satu masa yang ditandai dengan kemampuan
untuk berpikir tentang konsep abstrak dan hipotesis. Mereka juga merubah
pemikiran dari sebuah kenyataan ke sebuah kemungkinan (Berger, 1998, hal.
48). Mereka mampu memikirkan berbagai macam cara untuk memecahkan
sebuah permasalaan. Anak usia tujuh hingga delapan tahun sudah mulai
berurusan dengan permasalahan logika dan menhatur apa yang nyata dari sebuah
sistem logika. Maka sebuah kemungkinan tidak diberikan kepentingan sistemik
oleh anak-anak masa preoperasional. Sebaliknya, orang dewasa memikirkan
semua kemungkinan dan memulai untuk memikirkan semua kemungkinan dari
sebuah permasalahan. Tidak lagi anak-anak pada usia ini yang selalu berusaha
untuk memecahkan masalah melalui cara coba-coba sebagaimana cara yang
dilakukannya saat mereka masih tujuh tahun. Layaknya orang dewasa, pemikiran
orang-orang dewasa lebih rasional dan lebih sistematik bila dibandingkan dengan
pemikiran anak-anak.

Implikasi Konseling Jean Piaget


Karya Piaget dan semua teori yang berorientasi secara kognitif sangat penting
bagi konselor, karena semuanya memberikan pengetahuan yang berharga pada
model pemikiran mental. Konselor dan yang lainnya mampu mengapresasi
pembatasan pemikiran yang muncul pada beragam usia anak dan cara-cara
pembatasan dan kapasitas tersebut yang dapat mempengaruhi perilaku (Berger,

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


11
1988). Sebagai contoh, para konselor yang menangani anak-anak usia enam
tahun atau bahkan anak dengan usia yang lebih muda yang ada di taman kanak-
kanan membutuhkan pemahaman yang sementara anak-anak masih
menggunakan bahasa simbolik dan telah beberapa kali, dunia yang mereka
pamahi merupakan dunia yang idiosinkratik. Sehingga anak-anak sulit untuk
memahami dunia yang sebagaimana orang lain pahami. Meskipun perkembangan
bahasa berkembang setiap hari, penggunanaan permainan dan media permainan
dalam konseling paling tidak sebagai sebuah bagian dari proses yang mungkin
saja direkomendasikan untuk dilakukan di sini. Permainan memungkinkan konselor
untuk berperan serta dalam memberikan warna imajinasi yang sekarang menjadi
bukti pada anak-anak yang lebnih muda. Anak-anak yang cenderung egosentris
pada perawalan fase ini akan memulai untuk memahami perbedaan sudut
pandang sehingga latihan-latihan yang menekan pada pemahaman diri dan
pemahaman akan orang lain mungkin tidak sepenuhnya tepat. Hal ini mungkin
secara khusus menjadi benar untuk siswa yang beberapa bulan ke depan sudah
menjadi kelas satu.
Berawal dari usia tujuh tahun dan seterusnya, akan masih terdapat
sebuah tempat untuk pendekatan kelompok bermain dan beraktifitas, akan tetapi
perkembangan representasi mental bermakna bahwa anak-anak mampu untuk
mengembangkan perencanaan mental, yang mana mereka telah memiliki
kemampuan bahasa yang cukup untuk melibatkan diri dalam konseling verbal
normal individu dan kelompok, sama baiknya dengan aktifitas pendampingan kelas
yang dikaitkan dengan penerimaan diri dan penerimaan orang lain. Anak-anak
pada usia ini mampu untuk menjadi partner pada proses konseling untuk
mendapatkan solusi bagi perhatian personal. Jika Piaget benar, semakin konkret
sebuah solusi, maka akan lebih baik anak yang akan mampu untuk
mengimplikaskannya. Konsep yang sangat abstrak pada sesi konseling mungkin
saja tidak efektif, khususnya bagi mereka yang berada pada tahun-tahun awal
masa ini.
Tentunya Piaget tidaklah apa-apa tanpa kritiknya, serta adanya
permasalahan dengan teori yang lain, konselor seharusnya melihat pekerjaannya
sebagai sebuah pendampingan dari pada sebuah jalan keluar yang ditentukan.
Meskipun, pengetahuan tentang faktor kognitif dalam perkembangan berlanjut
menjadi ketertarikan yang hebat bagi para psikolog dan konselor. Poses mental
seringkali disebut sebagai skrip atau bingkai yang cenderung berfungsi sebagai
mekanisme selektif yang mempengaruhi informasi dimana individu mengikutinya,
bagaimana mereka menyusunnya, seberapa penting mereka menyertainya, dan
apa yang mereka lakukan dengan hal tersebut (Markus, 1977; Vander Zanden,
1987). Dalam semua konseling, hal ini penting untuk memikirkan bagaimana
seseorang belajar dan belajar kembali. Meskipun berbeda dengan pembelajaran di
kelas, sesi konseling dititikberatkan pada pembelajaran individu akan dirinya.
Dalam konteks ini Piaget telah memberikan para ahlinya beberapa petunjuk untuk
membantu konselor mengobservasi dan mengevaluasi pemikiran anak-anak dan
perilaku mereka.

D. Kontribusi Pandangan Para Kaum Humanis Pada Konseling


Ahli psikologi humanis percaya bahwa inti dari perkembangan manusia
adalah kekuatan individu yang mendorong untuk memaksimalkan kemampuan
mereka. Sebagai tambahan, para ahli psikologi humanis juga memandang
pertumbuhan dan perkembangan dari segi holistic, atau pandangan bahwa semua

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


12
manusia merupakan lebih dari sebuah koleksi insting atau pengaruh keadaan
masa lalu (Vander Zanden, 1989).
Untuk persoalan di atas, tidak ada teori tunggal atau sekelompok teori
yang telah mempunyai sebanyak pengaruh dalam profesi konseling dengan dua
dari sekian para ahli psikologi humanis yang ada di lapangan, Abraham
Maslow dan Carl Rogerss. Hal tersebut dikenal dengan nama individu
kekuatan ketiga yang setiap mereka meluangkan sepanjang hidupnya
mengembangkan pandangan humanis yang secara luas diterima oleh para pekerja
perawat kesehatan mental. Usaha mereka telah memberikan warisan untuk
generasi pendidikan, psikolog, dan konselor di masa mendatang.
Pada tahun 1959, pada permulaan hari-hari di NDEA Guidance Institute,
yang banyak orang mempercayainya sebagai kekuatan yang mendorong dari
belakang pergerakan konseling sekolah di Amerika, hasil karya Maslow dan
Rogerss disatukan sehingga hampir seluruh kurikulum untuk pendidikan dasar
konseling. Selama bertahun-tahun, kepopulerannya tidak berkurang meskipun
banyak kritik yang kurang toleran dengan pendekatan humanis. Seseorang hanya
harus belajar karya-karya semacam dari Clark Moustakas, Doug Arbuckle, Cecil
Patterson, Don Dinkmeyer, Jerry Pine, Angelo Boy, Bill Van Hoose, George Hill,
dan Harold Cottingham untuk mengetahui pengaruh Rogers dan Maslow pada
pekerjaan sehari-hari mereka sebagai konselor sekolah menengah dan sekolah
dasar.
Baik Maslow dan Rogers menekankan pada keunikan manusia
sebagaimana mereka tumbuh dan berkembang, dan keduanya disebut sebagai
pusat perhatian pekerja kesehatan mental pada konsep perbedaan individu.
Meskipun Freud menampilkan sebuah gambar manusia sebagai insting yang
dijalankan, Maslow dan Rogers menampilkan manusia dari luasnya sudut pandang
positif. Mereka berteori bahwa manusia bereaksi terhadap lingkungan dan
memodifikasinya bila dibandingkan dengan yang dijalankan oleh seluruh energi
internal.
Maslow dan Rogers juga menekankan akan pentingnya dorongan
individu untuk memaksimalkan kemampuan mereka sebagai kekuatan motivasi
yang utama. Mereka senang, kami bukanlah semata-mata kumpulan komponen
fisik, sosial, dan psikologi (Vander Zanden, 1989).
Konsep hierarki kebutuhan manusia diterapkan dengan luas pada bidang
psikologi, pendidikan konseling, bisnis dan hubungan manusia. Maslow menjadi
percaya bahwa manusia dimotivasi untuk memenuhi sejumlah kebutuhan yang
ada pada seluruh manusia. Kebutuhan tersebut disusun dalam sebuah hierarki,
dan agar supaya seseorang memebuhi kebutuhan tingkat tingginya maka
seseorang pertama kali harus memenuhi kebutuhan pada tingkat dibawahnya
terlebih dahulu.
Pada titik bawah hierarki kebutuhan dasarnya (seringkali digambarkan
sebagai sebuah segitiga kebutuhan), Maslow mengidentifikasi kebutuhan
psikologis, atau kebutuhan akan cinta, kepemilikan, penerimaan, dan hubungan
dengan orang lain. Sebagai tambahan, kategori kedua dari kebutuhan psikologis
adalah kebutuhan akan penghargaan atau kebutuhan individu untuk menjadi
kompeten, untuk menjadi sukses, dan untuk meraih ijin dan pengakuan dari yang
lain.
Pada hierarki kebutuhan tingkat tinggi terdapat banyak wilayah abstrak
akan kebutuhan, termasuk kebutuhan akan kecantikan dan kebutuhan
beraktualisasi diri. Kebutuhan yang terakhir merupakan dorongan individu untuk
menjadikan semua yang mereka bisa menjadikannya apa. Tidaklah semua

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


13
manusia mencapai tingkatan fungsi tersebut. Maslow telah mengidentifikasikan
beberapa yang telah memenuhi kriterianya untuk beraktualisasi diri, dan mereka
adalah termasuk Lincoln, Einstein, Eleanor Roosevelt, dan Walt Whitman. Individu-
individu yang telah beraktualisasi diri tersebut adalah penerimaan diri dan
spontanitas. Mereka juga mempunyai kebutuhan akan privasi dan untuk
independen, otonomi, simpatik, dan kemampuan untuk membangun hubungan
yang erat (Maslow, 1955). Maslow juga percaya bahwa inquiri keilmuan pada
posisi paling baik ketika hal tersebut ditujukan untuk membantu orang-orang
meraih kebebasan, harapan, dan pemenuhan pribadi (Maslow, 1955).
Meskipun hal ini merupakan karya pemikiran Carl Rogers yang mungkin
lebih dari sekedar pengaruh pada profesi pendampingan dan konseling.
Khususnya pada proses konseling itu sendiri. Karya klasiknya, Client Centered
Therapy (1951) masih perlu untuk dibaca secara virtual pada setiap program
konseling perguruan tinggi di Amerika.
Pada inti pemikiran Rogers adalah konsep yang mana individu
merupakan pusat dari semua yang dipelajari, dan yang mana individu akan belajar
hanyalah hal-hal tersebut yang mempunyai makna pribadi untuk mereka.
Pembelajaran tersebut juga diperkaya dalam sebuah atmosfer dimana di sana
tidak terdapat ancaman, dan dimana para pelajar mempuyai pengalaman
penghargaan dan penerimaan yang positif. Dengan kata lain anak-anak akan
berkembang menjadi orang dewasa yang sehat ketika atmosfer dimana mereka
tumbuh terdapat salah satu dari penghargaan dan penerimaan yang positif.
Berdasarkan pada teori Rogers, segunung informasi dan teknik modifikasi perilaku
tidaklah penting, karena individu secara alami adalah baik dan menginginkan
segala sesuatu yang baik. Individu yang tumbuh membawa nilai-nilai yang
membantu mereka untuk memilih, menyaring, apa yang mereka lihat dan pelajari,
dan mereka membawa seperangkat pendirian dan sistem pembelajaran yang
membuat setiap siswa unik dan berbeda dari yang lain (Hammachek, 1977, hal.
156).
Sama halnya dengan Maslow, Rogers juga percaya bahwa semua
individu berupaya untuk mengaktualisasikan kemampuan mereka, sebuah proses
yang dia tandai seperti manusia kita berusaha untuk menjadi sepenuhnya
berguna. Agar supaya meraihnya, semua orang perlu untuk mempunyai hal
signifikan lain dalam kehidupan mereka. Anak-anak cukup beruntung untuk
menerima penghargaan positif yang tidak terkondisi akan mengembangkan
perasaan penerimaan yang akan mencukupi selama hidup.

Implikasi Konseling Para Kaum Humanis


Dari sudut pandang perkembangan manusia, baik Maslow maupun Rogers
memberikan konselor dan pendidik konsep-konsep keaslian, kongruen, empati,
dan penghargaan positif yang tidak terkondisi. Dalam koteks ini, hubungan antar
manusia lebih penting dari pada teknik terapi dalam peningkatan manusia berguna
seluruhnya.
Sebagai tambahan, dari pada humanis, kami telah belajar akan
pentingnya dunia pribadi masing-masing individu. Hal ini apa yang orang rasakan,
dibandingkan dengan deskripsi konselor tentang kenyataan di luar, yang
merupakan kepentingan utama. Untuk semua individu, persepsi mereka adalah
benar-benar realita.
Kedua teori tersebut telah mempunyai pengaruh yang luas pada
pendidikan publik yang sama baiknya dengan apa yang ada pada konseling dan
terapi. Beberapa harus melihat pendekatan humanis sebagaimana yang terlalu

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


14
simpel dan optimis yang pada kebanyakan ahli sosial tidak menganjurkan atau
bahkan memperbolehkan untuk pengembangan kemampuan penuhnya. Meskpun
begitu, sudut pandang postof Maslow dan Rogers akan keramahan manusia telah
membuat sebuah pengaruh yang amat besar pada beberapa generasi konselor
dan anak-anak.

E. Kontribusi Pandangan Havighurst pada Konseling


Kontribusi Robert Havighurst untuk pengembangan pendampingan dan
konseling dan untuk perkembangan manusia merupakan suatu hasil langsung dari
karyanya pada wilayah tugas-tugas perkembangan. Dia sangat tertarik pada
pengetahuan bagaimana permintaan masyarakat terkait dengan kebutuhan
manusia. Tugas perkembangan menurut Havighurst merupakan seseorang yang
tumbuh pada saat tertentu dalam kehidupan individu, sebuah pencapaian yang
mana akan mendorong pada kesuksesan dan kebahagiaan. Sebagai tambahan,
dengan pemenuhan tugas perkembangan secara sukses akan membantu manusia
untuk mendapatkan kebutuhan skill untuk memenuhi tugas tambahan yang akan
terjadi pada masa yang akan datang (Havighurst, 1948, 1952, 19536; Rice, 1992).
Tugas-tugas tersebut mencakup pengetahuan, skill, pendirian, dan fungsi-fungsi
yang mana individu harus mendapatkannya pada titik tertentu dalam hidupnya
agar supaya pada akhirnya berfungsi secara efektif sebagai orang dewasa. Anak-
anak yang tidak sukses dalam menguasai tugas tersebut kemungkinan akan
mengalami penyesuaian yang lebih buruk dan akan kurang tersiapkan untuk
tugas-tugas yang lebih sulit yang akan datang.
Havighurst percaya bahwa terdapat tugas-tugas perkembangan untuk
bayi dan balita (usia 0 hingga 5 tahun), untuk kanak-kanak (usia 6 hingga 11
tahun), untuk remaja (usia 12 hingga 18 tahun), untuk dewasa awal (usia 19
hingga 30 tahun), dan untuk usia tengah baya dan dewasa akhir. Untuk tujuan
buku ini, dua kategori awal tugas perkembangan, yakni balita dan kanak-kanak
sangatlah penting.
Meskipun konselor sekolah dasar jarang bekerja secara langsung
dengan anak-anak dengan usia di bawah lima tahun, mereka haruslah menyadari
Sembilan tugas perkembangan yang terjadi pada bayi dan balita, karena dengan
pemenuhan tugas-tugas perkembangan tersebut akanberujung pada bagimana
anak-anak berguna ketika mereka masuk sekolah. Tugas perkembangan pada
masa ini termasuk belajar untuk berjalan dan berbicara, belajar untuk makan
makanan padat, belajar untuk mengontrol kotoran tubuh, belajar tentang
perbedaan jenis kelamin dan kesederhanaan, dan menggapai kesetabilan
psikologi. Anak-anak juga perlu belajar tentang kebenaran sosial dan fisik, dan
belajar untuk berhubungan dengan orang tuanya, teman, dan saudara. Sebagai
tambahan, mereka perlu belajar untuk membedakan antara benar dan salah
(Havighurst, 1948, 1952, 1953).
Pada masa kanak-kanak, atau masa antara usia enam dan delapan
tahun, tugas-tugas perkembangan nampaknya cocok dengan petunjuk umum
untuk pembuatan program pendampingan yang luas dan konseling di sekolah
dasar. Berdasarkan Havighurst (1953), tugas-tugas perkembangan pada masa ini
adalah sebagai berikut:
1. Belajar skill fisik yang dibutuhkan untuk permainan sederhana
2. Membangun keseluruhan pendirian terhadap dirinya sebagai organism
yang sedang berkembang
3. Belajar untuk bergaul dengan teman sebaya
4. Belajar tentang peran laki-laki dan perempuan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


15
5. Mengembangkan skill dasar membaca, menulis dan berhitung
6. Mengembangkan konsep yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari
7. Mengembangkan kesadaran, moralitas, dan skala nilai
8. Mencapai independen personal
9. Mengembangkan pendirian akan kelompok sosial dan institusi
Havighurst juga telah memberikan tugas-tugas perkembangan untuk
remaja dan orang dewasa, dan karyanya telah memberikan para pendidik dan
konselor berbagai pandangan yang cerdas ke dalam pengembangan mereka.
Karya-karyanya patut untuk dibaca seluruhnya.

Implikasi Konseling Havighurst


Havighurst (1952) menyarankan untuk dua alasan mengapa konsep tugas
perkembangannya sangat berguna untuk para pendidik. Gazda (1989)
berpendapat bahwa konsep ini sama bergunanya bagi konselor. Pertama, hal ini
membantu dalam menemukan dan menyatakan tujuan pendidikan (Konseling
kelompok dan pelatihan kecakapan hidup) di sekolah. Kegunaan kedua dari
konsep ini adalah pada pemilihan waktu untuk usaha pendidikan (Garda, 1989,
hal. 5).
Tugas-tugas yang sarankan oleh Havighurst dapat menyediakan
pemetaan umum yang luas yang mana konselor mungkin menggunakan untuk
membuat baik pendampingan dan aktifitas kurikulum. Konselor akan
menggunakan pertanyaan-pertanyaan berikut ini: Bagaimana program
pendampingan kita merefleksikan tugas-tugas perkembangan anak di sekolah
kita? Apakah kurikulum sekolah kita diorientasikan sesuai dengan perkembangan
anak, atau apakah penggabungan konsep dirancang oleh perusahaan buku
komersial?
Dengan jelas, sedikit sekolah akan mampu memenuhi kebutuhan semua
anak-anak sepanjang waktu. Para pembaca akan mengingat Bab I, yang mana
salah satu tugas konselor adalah bahwa usaha untuk menentukan jika di sana
terdapat perbedaan programatik dalam usaha pendampingan. Apakah terdapat
penghilangan yang signifikan? Skil apa dan pemahaman apa yang muncul
sekarang? Mana yang tidak? Agar bisa memberikan bantuan yang luas untuk
semua anak, karya konselor haruslah dihitung berbalik dengan standar yang
disepakati. Karya Havighurst memberikan konselor beberapa standar untuk
mengevaluasi program pendampingan secara keseluruhan.

F. Kontribusi Institute Perkembangan Anak Gesell


Muro dan Dinkmeyer (1997) mencatat bahwa bidang perkembangan anak
pada umumnya dan bimbingan pada khususnya tidak memberikan perhatian yang
signifikan terhadap kontribusi Institute Perkembangan Anak Gesell di New Haven,
Connecticut. Selama bertahun-tahun Arnold Gesell dan Francis Ilg mengadakan
penilitian yang penting di bidang perkembangan anak. Sekarang ini penelitian
tersebut masih sedang dilanjutkan oleh Dr. Louise Bates Ames, namun menurut
penulis masih tidak memberikan perhatian yang sewajarnya. Pada masa lalu,
karya institute ini telah dikritik karena penekanan bilogisnya yang terlampau berat
dank arena sebuah persepsi bahwa norma-norma yang digunakan pada studi
ekstensif mereka tidak cukup inklusif untuk menyertakan anak-anak yang memiliki
perbedaan ras dan budaya. Maskipun demikian penulis merasa bahwa sebuah
pemahaman tentang perkembangan manusia dari sudut pandang Gesell masih
cukup berharga bagi konselor. Selama lebih dari duapuluh lima tahun, salah satu
penulis secara ekstensif telah menggunakan konsep mereka sebagai penduan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


16
untuk beberapa aspek praktek konseling. Oleh karena itu, kita memasukan
beberapa aspek profil perkembangan milik Gesell, seperti yang telah terangkum
dalam buku School Readiness (Ilg and Ames, 1965), Child Care and Development
(Ames, 1970), Youth: The Years From Ten to Sixteen (Gesell and Ilg, 1946), Your
Six Year Old (Ames and Ilg, 1979), Your Seven Year Old (Ames and Hober, 1980),
Your Eight Year Old (Ames and Hober, 1989), Your Nine Year Old (Ames and
Hober, 1990).
Profil ini mempresentasikan sebuah perkembangan berlawanan dengan
sebuah usia kronologis anak. Pembaca perlu mengetahui bahwa kita sedang
mempresentasikan usia perkembangan perilaku. Ketika usia perkembangan
seorang anak diidentifikasi melalui penilaian individu, kemudian seseorang bekerja
dengan anak tersebut seperti ketika dia dalam usia perkembangan anak tersebut.
Hal ini berarti bahwa tidak semua anak yang memiliki perilaku yang telah dinilai
atau usia perkembangan sekitar lima atau enam akan benar-benar pada usia
tersebut. Dengan demikian, tidak semua anak yang secara kronologis berusia
enam tahun akan berperilaku seperti anak berusia enam tahun yang telah
digarisbesarkan melalui profil Gesell. Lagi-lagi, sejak usia perkembangan perilaku
ditentukan melalui penggunaan peralatan pensil dan kertas, penulis tersadar akan
kegunaan dan kesalahgunaan data yang didapat dari cara tersebut. Kita ingin
menekankan data tes tersebut dari tes milik Gesell dengan data tes dari instrument
psikologis lain, sebuah contoh perilaku tunggal. Oleh karena itu kita ingin
menekankan sekali lagi bahwa profil yang ditampilkan di sini lebih merupakan
bimbingan daripada mutlak.

G. Individualitas & Biologi


Data profil perkembangan yang dipresentasikan di sini tidak diberikan
dalam rangka untuk menyediakan pembaca sebuah gambaran mengenai
bagaimana anak secara individu akan berperilaku. Namun, mereka akan
memberikan sebuah indikasi yang baik mengenai apa yang mungkin pada umunya
diharapkan pada sebuah rentangan usia.
Profesi konseling memberikan perhatian penuh pada perbedaan-perbedaan
individu, seperti yang seharusnya terjadi. Untuk beberapa penilaian dan
penggunaan berbagai macam kelompok norma merupakan konsep yang menarik
perhatian jauh dari individualitas. Namun, sebagian besar konselor cukup
profesional untuk memahami bahwa perbedaan individu itu ada, dan sebaiknya
upaya-upaya untuk memaksa anak-anak pada suatu aktifitas ditiadakan dengan
menggunakan tes standar yang dinilai sebagai sebuah kritria tunggal yang
menentukan.
Bagi sebagian besar anak-anak di Amerika, hari ulang tahun ke-lima
menandai awal mulanya apa yang mungkin akan terjadi pada usia tigabelas
sampai tujuhbelas tahun pada pendidikan formal. Bagi sebagian dari mereka,
pendidikan formal akan tercapai dengan baik hingga masa dewasa. Bagi mereka
yang mempercayakan tanggung jawab mendidik anak-anak ini akan bertanggung
jawab melakukan apa saja yang memungkinkan untuk memastikan bahwa tiap-tiap
individu memiliki kesempatan untuk mencapai potensi yang maksimal. Dengan
tujuan ini, individu-individu ini harus memiliki beberapa pemahaman mengenai
pada siapa saat sebuah usia perkembangan perilaku dapat diberikan atau tidak
dapat diberikan.
Ketika beberapa orang akan berpendapat bahwa kebanyakan anak akan
diajarkan apa saja kapan saja, otoritas seperti yang dipercaya Gesell bahwa tubuh
mungkin memerintahkan apa yang dapat dan tidakdapat dipelajari pada saat itu.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


17
Contohnya, terdapat bukti yang terus bertambah banyak yang menyarankan
bahwa beberapa proses pendidikan mungkin tidak baik ketika keadaan psikologi
anak diabaikan. Di Universitas North Texas, para peneliti pada sebuah pusat
inovatif untuk penelitian pembelajaran dan kognisi telah dapat menunujukkan
perbedaan individu yang sangat luas pada cara operasi kerja otak manusia. Ketika
mempelajari data yang telah mereka satukan dari pemetaan otak, seseorang dapat
dengan mudah mencapai kesimpulan bahwa teknik memaksa pembaca yang
malas untuk menghabiskan waktu tambahan pada tugas membaca dapat bersifat
merusak dan tidak efektif. Dengan beberapa anak, membaca seperti yang kita
pahami hal ini tidak mungkin jika kita mencoba untuk mengajarkannya dengan
cara yang tradisional melalui pengulangan dan praktek yang terus menerus. Jauh
lebih naik, mungkin, adalah usaha untuk menentukan cara untuk mengajar
membaca yang menggunakan cara neurologikal dibandingkan dengan usia rata-
rata anak.
Pemetaan otak adalah sebuah cara yang inovatif untuk melihat pada
pembelajaran manusia, dan dengan demikian memegang teguh janji untuk bekerja
dengan anak-anak baik yang normal maupun yang terbelakang. Janji juga
dipegang bagi konselor yang bekerja dengan anak yang memiliki kesulitan
akademis. Mempelajari basis biologis untuk perilaku manusia, yang menerima
sedikit penekanan pada profesi kita selama tiga dekade yang lalu, dapat cukuo
berharga. Materi yang dipresentasikan di sini merefleksikan pandangan tersebut.
Pada tingkatan perkembangan usia yang bermacam-macam, konselor
sebaiknya menjadi pemerhati pola perilaku. Sebagian besar perilaku dipolakan dan
dapat diprediksi dan diproses melalui serangkaian manuver yang tidak dibedakan
dari umum ke khusus. Pada jam sekolah yang membutuhkan anak untuk
menampilkan tugas-tugas yang dapat menyebabkan permasalahan yang tidak
perlu bagi pebelajar pemula. Contohnya, anak yang tidak berhasil mencapai
kendali otot akular yang cukup untuk menggerakkan mata mereka hingga rata
horisontal tidak harus mencapai koordinasi ini ketika mereka belajar membaca
pada saat yang bersamaan. Namun, pada banyak sekolahan, tinngkat
perkembangan anak terlihat diabaikan, dan mereka diajar seperti tiap-tiap dari
mereka berada pada tingkatan perkembangan yang sama tepat. Hasilnya dapat
berupa sebuah kegagalan yang dirasakan terlalu dini dan sebuah pemindahan
pada konselor pada beberapa masa yang akan datang agar membantu. Intinya di
sini adalah bahwa aktivitas sekolah harus dirancang agar sesuai dengan anak
daripada menyesuaikan anak dengan aktifitas. Dengan mengembangkan sebuah
pemahaman yang seksama pada perkembangan manusia, para konselor dapat
membantu memastikan bahwa anak secara biologis dan psikologis siap untuk
melakukan apa yang diperintahkan pada mereka.

Anak Berusia Lima Tahun dari Satu Sudut Usia Perkembangan


Perilaku
Keadaan psikologi pada anak berusia lima tahun hampir memastikan
mereka berhasil dalam berbagai tugas sekolah yang dibebankan kepada mereka
(Ames, 1979). Mereka jarang berusaha melebihi apa yang mereka anggap mereka
bisa kerjakan. Jika boleh memilih, mereka akan lebih sering berusaha
mengerjakan hanya pada hal-hal di mana keberhasilan merupakan sebuah
kemungkinan besar. Terlalu banyak orang tua, dalam usaha mereka untuk
memberikan anak mereka setiap kelebihan, berupaya untuk menekan anak pada
usia ini pada aktifitas yang menurut anak tidak dapat mereka kerjakan. Ketika anak
pada umumnya akan menuruti ketika ditekan untuk mengerjakan tugas, hasil dari

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


18
penekanan seprti ini dapat menjadikan anak frustrasi. Satu kebutuhan hanya
memperhatikan permintaan sang ibu atau ayah yang berlebihan yang memaksa
anak-anak mereka belajar agar bisa secepat mungkin memahami frustasi yang
dialami beberapa anak. Ketika anak berhasil, mereka akan melindungi diri mereka
sendiri. Sayangnya, banyak dari mereka yang tidak dapat menentang orang tua
yang memaksa bahwa masuk sekolah lebih awal merupakan hal yeng penting
untuk masa depan. Sebuah presentase yang signifikan pada kegagalan sekolah
baru-baru ini dapat dirunut kebelakang pada orang tua yang meminta terlalu
banyak dan terlalu dini (Ames, 1979). Para konselor yang sadar akan kedewasaan
dan bahaya yang potensial dengan menekan anak melampaui tingkat
kedewasaannya harus secara aktif bekerja dengan orang tua untuk memastikan
bahwa semua yang masuk ke sekolah formal benar-benar siap untuk
dilaksanakan.
Pada umunya, anak usia lima tahun mungkin digambarkan sebagai baik.
Mereka telah siap merespon permintaan dan perintah dan nampak seperti merasa
berada di rumah di dunia mereka sendiri. Dunia ini terasa sebagai tempat yang
sangat sekarang dan di sini. Anak pada usia ini menikmati kebersamaan di dalam
kelas yang melibatkan dirinya. Hubungan mayoritas baik dengan orang tua
maupun guru (Ames, 1979).
Kebanyakan anak usia lima tahun ingin bermain dengan tema sebaya
mereka. Mereka cenderung saling menolong dan siap merespon pada permintaan
guru untuk semua jenis permintaan. Mereka cenderung membutuhkan dan secara
aktif mencari perhatian dari orang dewasa. Menunggu, bagi kebanyakan anak
pada usia ini, sangatlah sulit, dan gangguan pada percakapan orang dewasa
bukanlah yang tidak biasa. Mereka sangat suka menunjukan dan mengatakan
aktifitas yang menyediakan sebuah forum dengan sebuah kendaraan untuk
mendapatkan perhatian, pengakuan, dan kasih saying. Dasar kebutuhan untuk
cinta dan semacamnya sangatlah bersifat operatif pada anak usia lima tahun (Ilg
dan Ames, 1965).
Para guru TK tidak perlu diberitahukan bahwa anak pada usia ini sangatlah
gelisah dan tidak tenang. Namun demikian, mereka dapat duduk dengan tenang
dan menjadi sebaik yang pada umumnya digambarkan oleh standar orang
dewasa. Kebanyakan anak usia lima tahun cenderung menyukai sekolah,
khususnya ketika guru-guru yang ahli tidak mulai memisah-misahkan anak
berdasarkan kemampuan penampilan mereka berlawanan dengan kenyataan
bahwa mereka masih anak-anak. Struktur ini pada umumnya ada di sebagian
besar TK yang sesuai dengan anak pada usia ini yang menyukai struktur ini.
Perhatian singkat menjangkau aktifitas medikte pada selang waktu dua puluh
sampai dua puluh lima menit (Ames, 1979).
Sebagai konselor yang juga pengguna permainan yang aktif dan materi
permainan akan siap membuktikan, permainan merupakan sebuah bagian penting
dunia anak pada usia ini. Ketika ditanya apa yang senang mereka kerjakan,
kebanyakan anak akan mejawab bermain. Sebagian menyukai aktifitas kesenian
yang melibatkan penggunaan warna, memotong dan menempel, dan
menggambar. Mereka mendambakan karya mereka dan ingin mengambil apa
yang telah mereka buat untuk ditunjukan pada orang tua mereka.
Mereka maju dengan pesat dengan dorongan, dan bahkan teguran kecil
dapat menghasilkan tangisan. Ketika anak-anak beranjak menuju enam tahun,
pola perilaku yang halus sekarang mulai berubah. Anak yang tenang dan kalem
pada awal tahun sekarang mungkin menjadi suka melawan. Ia mungkin sekarang
menjadi ragu-ragu atau bimbang. Sering pola perilaku menunjukan keekstriman di

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


19
mana anak yang pemalu pada satu ketika menjadi meledak-ledak kemudian (Ilg
dam Ames, 1965).
Pada umumnya anak-anak akan berperilaku secara lebih tenang di sekolah
daripada di rumah. Sering keluarnya pertanyaan mungkin merupakan sebuah
indikasi frustasi. Bagaimana saya bisa membuat G? mungkin lebih merupakan
sebuah ekspresi frustasi daripada sebuah permintaan jawaban.

Implikasi-Implikasi Konseling
1. Kapanpun saat memungkinkan, konselor harus berusaha untuk bekerja sama
dengan anak pada usia perkembangan ini secara langsung di dalam kelas.
Kebanyakan anak pada usia ini merasa bahwa peranan guru sangatlah penting
dalam kehidupan mereka. Ini merupakan dunia yang nyata bagi anak-anak ini,
dan meskipun anak-anak ini suka menonjolkan individualisme mereka, mereka
lebih suka menampilkannya sebagai bagian dari sebuah kelompok. Sesi
konseling singkat, bahkan mungkin percakapan singkat di meja anak saat
seluruh kelas terlibat dalam kerja kelompok, mungkin akan bermanfaat.
2. Aktifitas bimbingan yang melibatkan kelas secara keseluruhan akan bekerja
dengan baik. Aktifitas yang dikembangkan oleh konselor juga sesuai pada
tingkatan ini. Sesi konseling kelompok singkat, khususnya dengan penggunaan
permainan atau media permainan, mungkin juga bermanfaat.
3. Bekerja dengan anak pada usia perkembangan ini harus memperhitungkan
orientasi di sini dan sekarang juga si anak. Sedikit waktu harus sebaiknya
dihabiskan untuk menggali dan mengenali masa lalu anak atau dengan
menggunakan pendekatan yang bertujuan melihat ke dalam diri si anak.
Sebagian besar anak akan akan bereaksi secara negatiof pada setiap
pendekatan yang berpusat pada permasalahan, dan penekanan sebaiknya
ditempatkan pada penggunaan psikologi. Dengan kata lain konselor harus
mencoba untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin kekuatan dalam diri anak
dan kemudian bekerja dengan anak untuk membantu mereka menggunakan
kekuatan tersebut. Contohnya, jika anak tidak dapat menyelesaikan tugas,
konselor mungkin ingin menciptakan sesi permainan yang terstruktur yang
memasukkan penyelesaian tugas tersebut. Suatu saat anak mulai
menampilkan perubahan, konselor dan guru harus menunjukan usaha yang
khusus untuk menampilkan keberhasilan mereka. Sikap konselor di sini
sebaiknya kamu bisa melakukannya. Kamu memiliki kemampuan itu. Saya
bangga padamu karena kamu berhasil menyelesaikan tugas. Pendekatan ini
akan jauh lebih efektif dibandingkan dengan membahas permasalahan yang
dihadapi anak.
4. Adalah penting bagi anak pada usia perkembangan ini untuk mengetahui siapa
konselor mereka. Konselor sebaiknya mengadakan kunjungan kelas dengan
sering dan berinteraksi pada basis yang informal dengan sabanyak mungkin
anak. Dari waktu ke waktu, konselor harus menemui mereka di bis pagi hari
atau ada saat anak sedang berkumpul untuk pulang ke rumah. Kuncinya
adalah bahwa konselor harus terlihat oleh anak sebagai sebuah bagian yang
normal dari sebuah lingkungan sekolah.
5. Seperti yang telah dicatat, kesamaan ketertarikan anak dalam bermain akan
memudahkan konselor untuk mengawali perkembangan kelompok belajar
dengan sebanyak mungkin anak. Pendekatan bermain dibahas lebih rinci pada
Bab 8.
6. Ketika anak akan dipindahkan dari kelas, konselor dapat menggunakan
pendekatan yang kreatif untuk membantu siswa memahami bahwa konseling

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


20
bukan hanya untuk anak-anak nakal. Konselor dapat menggunakan sebuah
boneka atau mainan binatang untuk mengumumkan bahwa Freddy si kodok
atau Andy si Harimau akan pergi bersama Jamie untuk berbincang dengan
konselor. Adalah penting jika siswa pertama yang terpilih baik untuk konseling
individu maupun kelompok adalah anak yang popular dan menjadi bintang
kelas.
7. Selain penggunaan metode bermain, penggunaan yang liberal terhadap proses
dorongan seperti yang digarisbesarkan oleh Dinkmeyer dan Dreikurs (1965)
Nampak bekerja dengan baik pada anak pada usia perkembangan ini. Konselor
akan mencatat perkembangan positif anak melalui bahasan mengenai apa
yang dapat dilakukan anak dengan baik atau sesederhana dengan membiarkan
anak merasakan keuntungan sebuah hubungan yang hangat dengan orang
dewasa. Contohnya, sebuah teknik pembukaan yang bagus adalah dengan
membuat daftar semua hal yang dapat dikerjakan anak dengan baik. Sebuah
salinan daftar tersebut sebaiknya diberikan pada anak bahkan meskipun
mereka belum dapat membaca isinya. Menyatakan hal-hal yang positif pada
anak dapat memiliki pengaruh yang kuat. Banyak anak akan membawa-bawa
daftar tersebut bersama mereka selama beberapa hari, dan dalam banyak
kasus daftar tersebut dibawa pulang ke rumah dan diletakkan dalam kulkas
bersama dengan karya mereka yang lainnya yang telag berhasil diselesaikan
di sekolah.
8. Konselor tidak boleh ragu-ragu untuk menggunakan ruang bermain untuk sesi
konseling satu-dua orang secara singkat untuk mengijinkan anak memiliki
tingkat ketegangan normal, khususnya jika kebutuhan ini tidak dapat terpenuhi
di ruang kelas. Kelompok perkembangan yang dirancang untuk membantu
anak meluapkan energy emosinya yang berlebih sangat bermanfaat pada
tahun-tahun pertama.

Anak Berusia Enam Tahun dari Satu Sudut Usia Perkembangan


Perilaku
Usia perkembangan enam tahun merupakan pusat dari seluruh
pembahasan. Seperti yang akan dibuktikan oleh sebagian besar guru kelas satu,
anak pada usia ini dapat diklasifikasikan sebagai agosentric (Ames dan Ilg, 1979).
Jika dibandingkan dengan anak pada usia perkembangan lima tahun, anak-
anak ini bertingkah sebaliknya. Mereka suka mengeluh dan memberontak, tertawa
dan menangis, tersenyum dan merengut. Sebagian besar anak menginginkan
(bahkan meminta) menjadi pusat dari hampir segalanya. Semuanya ingin menjadi
yang nomor satu, dan memiliki warna yang paling banyak, pensil paling banyak,
dan bola salju paling banyak. Pada teknik konseling yang telah digambarkan
sebelumnya, di mana konselor dan anak menyusun sebuah daftar apa yang
dikerjakan anak dengan baik, ciri khusus anak kelas satu tidak akan menghadapi
kesulitan muncul dengan setidaknya sepuluh hal yang telah diatasinya. (Ilg dan
Ames, 1965).
Kata yang paling tepat untuk menggambarkan anak-anak ini adalah
dinamis. Mereka nampak mengekspresikan diri mereka sendiri dengan semua
bagian tubuh, dan pergerakan tangan mereka terkadang dapat
mengkomunkasikan apa yang tidak dikomunikasikan ucapan mereka. Energy
mereka tampak tak terbatas, dan ini merupakan aktifitas pada tingkatan ini yang
menggangu beberapa guru. Lebih dari satu sekolah dasar harus memberikan
resep dokter yang disebut Ritalin untuk membantu mengendalikan perliaku di luar
batas pada anak-anak pada usia kelompok ini. Sayangnya, meskipun dokter

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


21
medis nampaknya memberikan resep medis ini secara gratis untuk membantu
pengendalian diri anak, penulis mempertanyakan apakah hal tersebut tidak
mengakibatkan overdosis. Setidaknya beberapa kursi yang bergoyang dan
meluncur sedikit berlebihan, dan anak-anak yang suka menggigit kuku lebih wajar
daripada yang lebih banyak diyakini. Seseorang tidak harus menghabiskan waktu
banyak di kelas satu untuk menemukan bahwa bahasa verbal seperti kebisingan
bunyi ceklekan, geretukan gigi dan pembersihan tenggorokan serong menemani
pergerakan badan. Anak sering menggigit bibir mereka, menggerogoti pensil, dan
menyumpalkan benda-benda yang cukup lebar kedalam mulut mereka. Orang tua
dan guru terkadang jika habis kesabaran akan sangat senang dengan penggunaan
pengobatan. Hal ini dapat menjadi solusi yang jelas singkat untuk hiperaktifitas (Ilg
dan Ames, 1965).
Konselor yang bekerja dengan anak-anak ini dalam kelompok akan
mengerti bahwa ego mereka yang kuat menyebabkan permasalahn interpersonal
yang cukup besar. Berbagi merupakan hal yang sulit, dan sering terjadi
ketidakmauan untuk bergantian dalam bermain atau di dalam kelas. Mereka dapat
menjadi sangat kritis dan cepat menemukan kekurangan teman-teman mereka dan
menyalahkan teman sebayanya saat mencontek. (Ames dan Ilg, 1979).
Hubungan anak dengan guru mereka perlahan menjadi lebih personal, dan
kedekatan ini merupakan sebuah variable kunci dalam keberhasilan akademik
pada sebagian anak yang sedang belajar ini. Sebuah kehangatan, guru yang
perhatian jauh lebih berharga bagi pebelajar daripada computer paling canggih
yang pernah dikembangkan! Anak pada usia ini dapat juga mengembangkan
hubungan yang dekat dengan konselor, meskipun proses ini mungkin lebih bagi
mereka pada usia yang lebih lanjut. Kata-kata yang keluar dari guru merupakan
hokum, dan bahkan orang tua tidak berani menentang apa yang dikatakan guru!
Anak usia enam tahun akan menghadapi kesulitan dalam membuat
perubahan, khususnya jika mereka telah berpikiran ke depan. Mereka mungkin
tidak selalu jujur, dan pada usia ini beberapa pencurian kecil-kecilan (meminjam)
tidak dapat dianggap sesuatu yang tidak biasa. Kebanyakan akan terlihat
mengumpulkan barang-barang yang bukan milik mereka, dan orang tua mungkin
akan menemukan mainan mobil-mobilan, pensil, dan penghapus dalam saku
mereka. Saat ditanya, banyak anak mampu mengarang-ngarang cerita yang
panjang tentang bagaimana mereka mendapatkan barang-barang tersebut!
Ketika anak usia enam tahun masih sangat berorientasi sebagai individu
yang di sini dan sekarang, orang dewasa akan tahu bahwa mereka mulai
mengembangkan arti waktu dan beberapa ketertarikan pada masa depan,
khususnya masa depan jangka pendek. Namun masih kebanyakan dari mereka
hanya memiliki pemahaman yang minimal tentang arti sebulan dan setahun.
Anak-anak ini akan menghabiskan banyak waktu hanya untuk berkhayal.
Bagi mereka khayalan mereka benar-benar nyata, meskipun anak-anak kelas satu
dan dua mulai dapat membedakan antara realitas dan khayalan. Sebagai catatan
dalah bahwa khayalan merupakan bagian yang sangat penting bagi
perkembangan anak pada umumnya. Naumn, bagi beberapa anak khayalan
mungkin menjadi cara yang baik untuk menciptakan sebuah dunia yang lebih baik
daripada dunia yang nyata. Bagi anak-anak ini, konseling mungkin menjadi salah
satu hal yang paling penting dalam kehidupan masa muda mereka (Ilg dan Ames,
1965).

Implikasi Konseling

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


22
1. Dari sudut pandang konselor, seperti yang telah banyak ditulis mengenai anak
usia lima tahun yang dengan sama sesuai dengan anak usia enam tahun.
Kapanpun jika memungkinkan, konselor harus bekerja sama dengan guru di
kelas baik dalam konseling maupun aktifitas bimbingan.
2. Pendekatan bermain dan media bermain masih merupakan alat konseling yang
efektif pada usia perkembangan ini. Satu perbedaannya mungkin adalah anak
pada tingkatan usia ini akan menunjukan sebuah perilaku yang sangat aktif dan
agresif ketika dibandingkan dengan anak pada usia perkembangan lima tahun.
Kantor konselor harus kokoh dan cukup tahan lama menahan serangan gencar
anak usia enam tahun yang sangat aktif ini.
3. Dengan penggunaan baik pendekatan bermain maupun verbal, konselor akan
menghadapi sedikit kesulitan dalam membuat anak untuk menceritakan
tentang diri mereka sendiri.. dengan beberapa pengecualian, kata ganti saya
akan sangat menonjol. Ketika hubungan dengan konselor berkembang, anak
akan bersedia membahas topic yang lebih luas. Namun, seperti pada konseling
kasus orang dewasa, anak pada usia ini akan hampir selalu menyalahkan
orang lain pada setiap kesalahan. Mereka akan bertahan, setidaknya pada
awalnya, dalam menurut mereka bahwa sumber segala permasalahan adalah
di luar penglihatan mereka, dunia yang berpihak pada diri-sendiri. Konselor
mencoba untuk menyediakan pengertian melalui penggunaan hipotesa
tentative atau teknik analisa tentative (lihat bab 6 dan 7) mungkin diketahui
bahwa anak-anak ini mengabaikan atau menolak perkataan konselor yang
dirancang untuk memberikan pengertian. Di sisi lain, anak-anak ini akan
dengan siap dan semangat menjadi terlibat dalam situasi peran yang
membutuhkan penggunaan pidato yang menyenangkan dan gerakan badan
yang aktif. Sebuah saran yang sederhana dan membantu mungkin adalah
mari kita berpura-pura sedang bermain sepak bola, dan saya Harry dan saya
menendang lutut anda. Apa yang akan anda lakukan? sebagian besar anak
akan dengan capat bergerak menirukan gerakan tersebut. Mereka juga akan
mendiskusikan situasi tersebut dengan boneka seperti katak atau boneka
beruang. Pada saat itu, hal ini nampak padakonselor bahwa dia tidak berada di
dalam ruangan ketika anak menjadi sangat asyik berbicara dengan boneka.
4. Saat konselor akan menyuruh mereka semua agar dapat mengatur
mengendalikan frekuensi ledakan aktifitas, perilaku kurang ajar, dan ucapan
yang keras. Dalam situasi bermain penggunaan batasan sangat penting untuk
mengikat proses menjadi realitas. Dengan kontrak perilaku anak yang
sederhana mungkin membantu mereka bekerja dalam mengendalikan perilaku
di luar kewajaran.
5. Seperti anak usia lima tahun, anak usia enam tahun menanggapi pujian dan
dorongan dengan baik. Mereka pada umumnya tidak akan menerima kritik atau
teguran dengan baik dan ketika dihadapkan pada hal tersebut mungkin
ditanggapi dengan tangisan. Konselor mungkin mau mencoba analisa tentative
dan teknik hipotesa tentative meskipun hipotesa tersebut mungkin tidak
diterima. Ketika hipotesa tentative kenai sasarannya, anak mungkin tidak
merespon secara verbal, namun mereka biasanya akan merespon dengan
sebuah gerak reflek yang dikenali seperti sebuah senyuman lebar.
6. Untuk sebagian besar bagian pencurian (atau peminjaman seperti yang
lebih suka dikatakan si anak sebagai proses) tidak perlu menjadi perhatian
konselor kecuali jika hal ini menjadi sering dan bagian dari gaya hidup anak.
Penulis telah menggunakan unit bimbingan kelas yang diadakan secara

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


23
bersamaan oleh konselor dan guru dalam hubungannya dengan bacaan
bibliotherapy dengan sebuah derajat keberhasilan.
7. Konseling individu dan kelompok dengan tingkat usia ini akan tetap ada dan
berorientasi di sini dan sekarang. Anak-anak ini berorientasi sekarang, dan
tidak menghiraukan orientasi teoritis konselor, hanya sedikit yang akan
didapatkan dari sebuah pembahasan peristiwa yang telah terjadi tahun lalu
atau bahkan bulan lalu.
8. Karena anak-anak ini mudah lelah, konseling harus dilakukan pagi hari jika
memungkinkan. Sore mungkin ditandai dengan kelelahan dan perilaku yang
tidak memperhatikan.
9. Konselor harus dipersiapkan utnuk situasi krisis jangka panjang sementara
yang mungkin sebenarnya merupakan perhatian perkembangan yang normal.
10. Ketika waktu terus berlangsung, beberapa anak mungkin menolak pergi
sekolah karena beberapa insiden yang tidak menyenagkan di dalam kelas atau
permasalahan yang berkaitan dengan perpisahan dengan orang tua. Konselor
dan guru harus menyediakan waktu untuk anak guna membahas hal-hal ini.
11. Sebagai catatan akhir, penulis merekomendasikan bahwa tiap situasi konseling
kelompok disusun untuk memiliki minimal dua dan maksimal lima anak.

Anak Berusia Tujuh Tahun dari Satu Sudut Usia Perkembangan


Perilaku
Konsisten dengan sebuah pola siklis perkembangan manusia, anak usia
tujuh tahun (berlawanan dengan anak usia tujuh tahun) jauh lebih tenang,
terorganisir, dan pendiam. Sementara anak usia enam tahun adalah pelaku yang
aktif, anak usia tujuh lebih merupakan pemikir yang aktif. Anak dapat
berkonsentrasi dan merefleksikan sebuah kualitas yang mungkin tidak ada pada
setahun sebelumnya. Dari waktu ke waktu, refleksi mereka membawa kepada
kemurungan dan ketidak percayaan diri. Daripada menyerang masalah seperti
yang dilakukan anak usia enam tahun, seorang anak usia tujuh tahun mungkin
memilih untuk mundur. Tentunya, tidak semua anak berusia tujuh tahun akan
memilih untuk mundur. Konselor harus selalu waspada pada perbedaan individu.
Banyak anak nampak kurang poercaya diri sekarang ini dalam kehidupan mereka,
dan kalimat saya tidak mampu melakukannya merupakan suatu hal yang biasa.
Anak usia tujuh tahun juga nampak berusaha menggunakan perasaan daripada
yang telah dilakukan sebelumnya (Ames dan Hober, 1980).
Anak-anak ini cenderung menjadi anak yang pencemas. Mereka mungkin
menginternalisaikan perasaan mereka dan memperhatikan kesehatan mereka,
tentang kenyataan bahwa salah satu dari orang tua mereka mungkin meninggal,
dan tentang tugas sekolah mereka. Sama sekali tidak mengejutkan
kecenderungan mereka untuk menyalahkan orang lain atas apa yang mereka
rasakan sebagai kesalahan (Ilg dan Ames 1963).
Saat anak usia enam tahun nampak memiliki kesulitan yang teramat sangat
untuk duduk diam, usia perkembangan tujuh tahun dapat diam dan tenang dalam
jangka waktu yang lama. Mereka akan dengan penuh perhatian mendengarkan
guru dan teman sebayanya yang berbicara. Mungkin pada awalnya, anak-anak
pada usia ini mulai menunjukan sedikit tanda ketidak percaya dirian. Hal ini bukan
berarti bahwa mereka telah siap untuk menerima kritikan dari orang lain. Mereka
menikmati kebersamaam dalam kelompok, namun mereka tidak suka disendirikan,
bahkan untuk pujian. Kritik yang diberikan untuk anak-anak ini akan sangat
berbahaya dan merusak harga diri mereka. Ketika kecenderungan menyalahkan
orang lain untuk suatu permasalahan lebih berkurang dibandingkan anak usia

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


24
enam tahun, mereka tidak ingin menganggap sebagai permasalahan mereka
sendiri (Ilg dan Ames 1965).
Anak-anak ini juga sangat menyita waktu guru. Banyak yang mencari
bentuk hubungan yang dekat dengan guru meerka. Beberapa anak akan memaksa
mereka untuk muncul sebagai seseorang yang tidak mengerti untuk meminta
perhatian guru.
Anak-anak ini juga memiliki kapasitas yang lebih daripada yang dimiliki anak
yang lebih muda untuk berkonsentrasi dan menyelesaikan serangakaian tugas.
Lebih lagi, anak usia tujuh tahun kurang dapat dialihkan dari pada anak usia di
bawah mereka.

Implikasi-Implikasi Konseling
1. Membimbing seorang anak yang secara perkembangan berusia tujuh tahun
biasanya akan menjadi sebuah proses yang aktif. Ketika bermain dan media
bermain masih merupakan pendekatan yang sesuai untuk digunakan pada
anak-anak ini, konselor akan menemukan bahwa mereka dapat juga
menggunakan teknik verbal. Karena mereka memiliki sebuah kapasitas berpikir
dan berargumen yang meningkat, anak-anak.. halaman 38 dan 39 hilang

Anak-anak akan mulai menunjukkan ketertarikan pada lingkungan. Mereka


tertarik dengan hal-hal yang berkaitan dengan persoalan kesehatan, cuaca,
musim, liburan, dan lain sebagainya. Mereka juga tertarik pada kebudayaan-
kebudayaan yang merupakan kebudayaan yang lain dari apa yang mereka miliki,
dan pada hal ini menonton acara televisi, dianggap berpengaruh pada banyak
persoalan, yang secara nyata telah meluaskan pengetahuan dasar geografisnya
pada kelompok usia ini. Meskipun masih banyak pandangan di sini dan
sekarang, anak-anak usia Sembilan tahun menikmati film dan cerita tentang
jaman prasejarah.
Anak usia Sembilan tahun menceritakan kebenaran dengan intensitas yang
meningkat. Hal ini merupakan sebuah indikasi tumbuhnya perkembangan moral.
Meskipun kebanyakan anak-anak tidak akan lebih banyak menceritakan sesuatu
dengan sedikit berbohong, hal ini mungkin lebih banyak dilakukan karena untuk
mendorong teman yang dirasa dalam kesusahan. Sebagaimana dikatakan
sebelumnya, anak usia Sembilan tahun jelas-jelas memandang diri mereka sendiri
sebagai anggota kelompok. Mereka lebih menyukai kelompok dan perkumpulan
untuk mengisyaratkan pertemanannya, dan mereka berusaha untuk menguji
konsep mereka sendiri dengan standar teman sebayanya.
Anak usia Sembilan tahun dapat menunjukkan hubungan yang akan
pemahaman dan perasaan mereka dengan yang lain. Mereka lebih cenderung
memberontak dengan otoritas dan mungkin saja memilih jalan yang orang lain
tidak pakai atau mendapat komplain yang berlebihan. Ini merupakan masa
hypochondria, dimana sakit dan nyeri sering terjadi hampir tiap minggu.

Implikasi konseling
1. Ketika banyak anak usia Sembilan tahun dapat dan melakukan bentuk
hubungan personal dengan konselor dan guru dewasa, mereka mungkin juga
bisa melakukan langkah yang sedikit lebih lamban dari pada apa yang mereka
lakukan saat mereka berusia lebih muda.
2. Konseling kelompok, khususnya jika ini disusun untuk melibatkan permainan
semacam seseorang yang dimasukkan dalam Apendik G, akan mampu
berjalan dengan baik pada kelompok usia ini. Hal-hal yang berkaitan dengan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


25
perilaku dan perkembangan yang merupakan bagian dari permainan telah
ditunjukkan oleh para siswa pada usia perilaku ini. Khususnya pada kelompok
anak Sembilan tahun nampak menikmati menceritakan keberhasilannya dan
pada tujuan yang tercapai yang mana mereka telah kembangkan untuk diri
mereka sendiri sebagai sebuah bagian dari konseling kelompok. Kegiatan pada
konseling kelompok telah juga digunakan oleh salah seorang penulis dengan
kesuksesan yang bagus.
3. Anak usia Sembilan tahun dapat dan akan berpartisipasi dalam konseling
dengan pendekatan lisan. Mereka dapat memberikan nilai pada emosi mereka
sendiri dan mampu untuk mengungkapkannya. Klarifikasi, analisa tentatif,
refleksi, dan konfrontasi Saya berpesan merupakan alat konseling yang
bagus untuk kelompok usia ini.
4. Kegiatan pendampingan kelas, bagian dari program pendampingan
komprehensif yang dideskripsikan pada Bab 7, sangat efektif dan
menyenangkan untuk anak usia ini. Ketertarikan siswa yang semakin
meningkat pada lingkungan dan kebudayaan lain memaksakan usia ideal ini
untuk kegiatan pendampingan yang membutuhkan kesadaran dan sensifitas
akan kebudayaan dan etnik yang beragam.
5. Anak usia ini nampaknya adalah usia yang penting pada penurunan
kebanggaan diri yang dapat diobservasi. Pada satu sisi hal ini mirip dengan
sebuah tindakan pemisahan, dimana sebagian anak meningkat ke atas dan
yang lainnya tenggelam pada sebuah perasaan kurang penerimaan dirinya.
Baik kegiatan pendampingan kelas maupun sesi konseling kelompok keduanya
harus mempunyai tujuan pengembangan kesan positif pada diri dan
membangun kekuatan ego yang ditingkatkan. Penguatan dan penghargaan
secara lisan merupakan cara pada proses ini. Konselor dan guru yang
berempati dapat mengajarkan anak menjadi empati, melalui pemahaman ,
mereka dapat membantu anak merasa paham. Melalui penguatan, mereka
dapat membantu dalam perkembangan citra diri yang positif.
6. Untuk mereka yang secara perkembangan lebih muda yang dicampurkan
dengan anak usia Sembilan tahun, dunianya dapat dan seringkali menjadi
tempat yang banyak membutuhkan pertimbangan. Guru dan konselor akan
menginginkan untuk mengobservasi perilaku keseharian dan memberikan
bantuan khusus untuk anak-anak. Para penulis merasa bahwa anak usia ini
mempunyai kesempatan yang tinggi pada hubungan kausaltif pendidikan, dan
beberapa anak yang telah sekolah sebelum mereka siap secara
perkembangannya untuk bersekolah cenderung menemui tingkatan ke empat
atau persamaannya untuk menjadi sangat tertekan.
7. Penggunaan media permainan mungkin mengurangi pengaruhnya pada usia
ini, dan konselor akan sangat mungkin menggantikannya dengan pendekatan
kegiatan kelompok. Meskipun konseling atau kegiatan konseling
dikombinasikan dengan pendekatan verbal nampaknya menjadi paling efektif.

Anak usia sepuluh tahun dari sisi perilaku usianya


Kebanyakan orang dewasa mendapati perilaku usia pada anak sepuluh
tahun cenderung lebih menggembirakan bila dibandingkan dengan anak-anak
dengan usia dibawahnya. Makna hidup untuk anak usia ini dipandang dari sisi apa
yang nampak pada perilaku yang begitu saja. Ketertarikan akan sesuatu pada
kebanyakan anak sudah lebih beragam, dan jika saja orang tua mengijinkannya,
mereka akan meluangkan lebih banyak waktu hanya untuk menonton televisi.
Banyak yang akan meniru pada karakter yang ditampilkan pada acara tersebut,

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


26
khususnya karakter-karakter yang mencitrakan gaya hidup masa dewasa awal
orang 1990an. Para orang dewasa mungkin menyebut anak-anak pada usia ini
sebagai penurut, dapat dirubah dengan baik, dan senang untuk bekerja baik dalam
keadaan pembelajaran maupun pada saat konseling (Ilg & Ames, 1965).
Anak usia sepuluh tahun akan menunjukkan kesan waktu yang diperluas
yang mana sekarang melibatkan unsur menit, tahun, dan bahkan abad.
Kebanyakan anak-anak lebih aktif dan mampu menempatkan dirinya secara
mandiri dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Mereka juga mampu untuk
memenuhi janji waktunya untuk pertemuan dan untuk jadwal makan bersama
dengan keluarga.
Kecenderungan untuk mengatakan secara jujur akan secara bertahap
meningkat, meskipun bohong kecil-kecilan yang baik dan berbohong juga umum.
Dan suatu bohong besarpun juga tidak terelakkan.
Makna lebih dari anak positif umumnya berarti penerimaan yang lebih besar
dari orang dewasa; oleh karena itu pencitraan diri anak pada usia ini cenderung
menunjukkan beberapa peningkatan yang lebih bila dibanding dengan anak usia
Sembilan tahun. Yang amat penting adalah peningkatan pada penerimaan diri dan
penerimaan atas orang lain. Anak-anak ini menikmati hidup dan umumnya
bersikap baik dengan teman sebayanya, di sekolah, di lingkungan rumah (Gesell &
Ilg, 1946).
Kebanyakan anak sepuluh tahun telah membuat penyesuaian diri dengan
penuh tanggung jawab, dan pencampuran yang kasar bukanlah suatu peraturan.
Anak-anak akan telah tersenyum dan akan selalu menunjukkan rasa humor yang
baik. Kemarahan yang meledak-ledak seketika, meskipun tidaklah umum,
masihlah sangat mungkin.
Meskipun anak usia belasan bisa cerewet dan umumnya seperti itu, mereka
umunya menyukai membaca bila dibandingkan dengan menulis. Hampir seluruh
anak sepuluh tahun suka untuk berbicara.
Anak-anak tersebut dapat membentuk hubungan personal yang lebih dekat
baok dengan guru maupun konselor. Jika orang tua dirasakan sebagai orang yang
hangat dan ramah, anak-anak akan siap untuk menjadikan mereka sebagai
pendorong. Konselor bisa berharap banyak penyerahan diri dari kelompok usia ini.

Implikasi konseling
1. Kegiatan kelompok, termasuk konseling kelompok, akan berjalan dengan baik
pada kelompok usia ini. Anak usia sepuluh tahun tertarik pada banyak topik dan
akan dengan siap untuk berpartisipasi pada pendampingan kelas yang
terstruktur serta sesi konseling baik yang terstruktur maupun yang tidak
terstruktur.
2. Kelompok usia ini dapat secara aktif berpartisipasi dalam konseling verbal,
meskipun aktifitas pendekatan kelompok masihlah memungkinkan. Mereka
mampu menghadirkan sudut pandang mereka sendiri dan pemandangan akan
sudut pandang yang disediakan oleh konselor atau teman sebaya mereka.
3. Bibliotherapy sangat bermanfaat untuk kelompok usia ini, dan konselor
seharusnya mempunyai daftar buku yang sesuai dengan jangkauan perhatian
perkembangan yang luas. Pembicaraan akan beberapa perhatian ini, baik
dalam bentuk kegiatan pendampingan di dalam kelas maupun dalam bentuk
konseling kelompok, menunjukkan bahwa hal tersebut dapat berjalan dengan
sangat baik sehingga siswa dapat dapat bekerja dengan perhatian personal
melalui diskusi tentang karakter-karakter yang ada pada cerita.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


27
4. Kenyataan bahwa sekarang kebanyakan sekolah mempunyai peralatan VCR
dapat menjadi hal yang menguntungkan untuk konselor. Anak-anak senang
untuk melihat dirinya sendiri di layar, dan anda dapar merekam sesi konseling
yang simulasikan untuk orientasi pembentukan kelompok konseling berikutnya.
Anak-anak dapat belajar bahwa konseling bukanlah sekedar untuk anak nakal
dengan menyaksikan rekaman konselingnya.
5. Untuk sekarang ini, konselor bisa meluangkan waktunya di taman bermain,
karena permainan yang aktif oleh anak laki-laki maupun perempuan dapat
memunculkan kemarahan yang meledak-ledak seketika. Kondisi seperti ini,
saat semua itu terjadi, merupakan laboratorium alami bagi konselor untuk
mengajar keahlian hubungan kemanusiaan di tempat peristiwa.
6. Anak-anak usia sepuluh tahun dapat mengenali baik kekuatan maupun
kelemahan mereka, tetapi mereka cenderung terlalu mengidentifikasi
kesalahan mereka. Kebanyakan mereka membutuhkan bantuan konseling
untuk juga dapat mengidentifikasi apa yang mereka lakukan secara benar,
karena hal ini sangat penting dalam perkembangan pencitraan diri yang positif.

Anak Usia Sebelas Tahun Dari Sisi Perilakunnya


Anak usia sebelas tahun sedang mengalami pertumbuhan yang sangat
cepat menuju tahap dewasa. Pada saat itu mereka akan menjadi lebih tegas, lebih
ingin tahu, dan lebih bersosialisasi. Anak-anak tersebut berubah dengan cepat dan
suka untuk berbicara. Mereka bergeliat dan berlenggang dengan banyak hal.
Beberapa guru pada tingkat enam mungkin mengharapkan beberapa bentuk alat
pengendalian untuk membantu pengontrolan kelas.
Kegembiraan yang berlebihan pada anak usia sebelas tahun seringkali
dikaitkan dengan intensitas emosi mereka. Mungkin saja mereka begitu saja
tertawa dan dengan keras, atau mungkin saja mereka berteriak dengan ledakan
kemarahan yang keras. Akan terdapat perubahan yang sangat cepat pada
suasana hatinya. Anak yang bahagia pada usia sepuluh tahun di pagi hari bisa
saja jadi sangat murung saat makan siang. Meskipun, mereka dapat juga penuh
perhitungan dan simpati. Kebanyakan dari mereka tidak kesulitan untuk
memberikan nilai pada ungkapan emosional mereka. Mereka dapat mengaitkan
perasaan mereka dengan orang tua, guru, dan konselor (Gesell, Ilg, & Ames,
1958).
Hal ini merupakan usia untuk bersosialisasi, di sekolah selaiknya di rumah,
anak-anak ini menginginkan lebih banyak lagi untuk bersosialisasi dengan yang
lain. Kemampuan untuk bersosialisasi ini tidak mencegah mereka untuk menjadi
kompetitif, bahkan dalam lingkungan sosial. Beberapa dari mereka akan
menginginkan untuk melihat bagaimana teman-teman mereka dapat
melakukannya, yang lainnya akan berusaha mendapatkan nilai yang baik atau
berusaha untuk sempurna dalam olah raga.
Kelompok usia ini entah kenapa seringkali memalukan, dan lebih banyak
tertawa dan terkikih-kikih. Kata-kata yang tidak lazim sangatlah umum, meskipun
beberapa dari perilaku ini masih tetap tidak mempunyai konotasi seksual. Namun,
hampir di semua topik selalu menyertakan keterkaitan seksual akan cukup untuk
membuat tertawa.
Anak usia sebelas mampu mengikuti percakapan orang dewasa. Pada
dasarnya, beberapa diantara mereka mampu untuk memformulasikan hipotesa

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


28
dan mampu untuk berpendapat secara hipotetik. Mereka akan siap berinteraksi
dengan konselor dan guru (Ilg & Ames, 1965).
Anak usia ini mempunyai ketertarikan yang positif terhadap teman mereka
dan sensitive terhadap apapun yang terjadi pada kelompok tersebut. Kebanyakan
dari mereka mampu untuk melakukan penilaian individual, meskipun tekanan dari
teman akan membuat hal ini lebih sulit. Untuk beberapa saat mereka akan terlibat
dalam pertengkaran dan pergumulan dengan teman sekelas dan bisa menjadi
kejam bagi anak yang beruntung. Ejekan secara lisan seperti dumbo atau fatso
bisa sering terdengar sebagai bagian dari interaksi di taman bermain.

Implikasi konseling
1. Memberikan konsultasi kepada anak usia sebelas tahun membutuhkan sedikit
kesabaran bila dibandingkan dengan memberikan konsultasi kepada anak yang
lebih muda usianya. Pada konseling kelompok, beberapa diantara mereka
mungkin saja membicarakan sesuatu yang menyakitkan bagi yang lain.
Responnya bisa saja menunjukkan hasil yang kacau, dan pembicara mungkin
saja tidak berhenti berpikir akibat apa yang mereka katakan kepada anggota
kelompok yang lain. Konselor akan berusaha membujuk bahwa anak-anak
belajar untuk menggunakan pernyataan saya (lihat Bab 7).
2. Konselor seharusnya tidak berharap sesi introspeksi yang lama pada kelompok
usia ini. Karena mereka tidak akan duduk untuk jangka waktu yang lama,
mereka mungkin tidak menggunakan waktunya untuk berpikir mendetail apa
yang mereka atau teman-teman mereka telah katakan. Namun jika dengan
topik yang menarik, mereka bisa saja berbicara dengan cepat dan dengan
animasi, memberikan kesempatan yang sedikit bagi interpretasi konselor.
Kebanyakan dari mereka akan melakukan konsultasi dengan baik pada sesi
konseling kelompok. Penggunaan teknik hipotesa sementara dan analisa
sementara merupakan langkah yang efektif bagi seorang konselor.
3. Konselor dan guru bisa mendapati jumlah pertanyaan yang semakin banyak
tentang perubahan secara fisik mereka, khususnya dari anak perempuan yang
dikaitkan dalam perubahan tersebut. Anak laki-laki, pada kebanyakan bagian
akan lebih sedikit keinginannya untuk membicarakan hal yang berkaitan
dengan jenis kelamin kepada orang dewasa, mereka lebih suka untuk mencari
informasi (atau lebih tepatnya misinformasi) dari teman-temannya.
4. Hampir semua jenis konseling verbal sekarang ini sangatlah mungkin untuk
dilakukan. Ketika konseling singkat dibutuhkan, hal yang berkaitan dengan
suara rasional dan pendekatan trealitas sangatlah bermanfaat. Anak usia
sebelas tahun akan merespon dengan baik hal yang berkaitan dengan
perkembangan perilaku dan menikmati kegiatannya dengan konselor untuk
menentukan tujuan dan untuk menentukan cara yang dilakukan untuk
mendapatkan tujuan tersebut. Sebagaimana dengan anak usia dibawahnya,
konselor seharusnya memanfaatkan waktu yang lebih sedikit untuk menilai
kesalahan anak-anak. Anak usia sebelas tahun juga akan merespon dengan
baik terhadap konselor yang empatik yang mempunyai selera humor. Konselor
tersebut seharusnya memikirkan banyak komplain pada usia ini tentang guru
yang terlalu meminta dan orang tua yang bersikap seperti bos menjadi
perhatian perkembangannya. Hampir semua anak pada usia ini berpikiran
bahwa guru dan orang tua terlalu berlebihan dalam tuntutannya.

Anak Usia Dua Belas Tahun Dari Sisi Perilaku Usianya

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


29
Anak usia dua belas tahun, bila dilihat dari sisi perilaku usianya, dapat
dideskripsikan sebagai usia diantara beberapa individu, sebagaimana perilaku
mereka yang nampak berubah dari kanak-kanak ke laiknya orang dewasa, dan
kembali lagi ke semula. Anak-anak pada usia ini sangat bersemangat dan
antusias. Ketika mereka ketinggalan sesuatu di sekolahnya, mereka sungguh bisa
menaikkan tensi kebisingan mereka di sekolah. Untungnya, antusias mereka
dibarengi dengan perhitungan matang akan intuisi dan naluri. Mereka mampu
membaca ekspresi emosional baik pada dirinya sendiri maupun pada orang lain.
Mereke juga mempunyai kemampuan untuk memahami suasana jiwa dan emosi
teman. Meskipun masa dewasa masihlah jauh, anak usia dua belas tahun
mempunyai kemampuan untuk berperilaku laikny orang dewasa (Gesell, Ilg, &
Ames, 1958).
Beberapa perilaku eksesif beroutar-putar pada usia di bawahnya telah
berubah dan anak usia dua belas tahun bisa duduk dengan baik untuk jangka
waktu yang lama. Meskipun kejangan dan goyangan yang terdapat pada anak usia
sebelas tahun masih sangat mungkin ada. Ini merupakan usia dimana perubahan
fisik sangatlah penting. Anak perempuan bisa telah mencapai Sembilan puluh
persen dari tinggi orang dewasa. Dadanya telah benar-benar mengembang, dan
jika ini tidak terjadi lebih awal, siklus mestruasi sangat mungkin telah mulai.
Umumnya hal tersebut dapat diterima oleh sebagian anak perempuan, menstruasi
dapat menjadi suatu pusat perhatian dari orang lain. Konselor perlu tanggap untuk
memberikan bantuan bagi mereka yang belum mempunyai petunjuk yang baik di
rumah mereka.
Beberapa anak laki-laki pada usia ini menunjukkan perkembangan tanda-
tanda sexualnya, sedangkan yang lainnya menunjukkan hamper tidak ada
perubahan dari bagaimana keadaan mereka saat masih berusia sebelas tahun.
Baik anak laki-laki maupun perempuan hampir selalu akan meminta privasi mereka
seperti mereka mulai mengalami perubahan yang terjadi pada tubuh mereka.
Sebenarnya petunjuk yang terbuka pada sekolah-sekolah lanjutan pertama/atas
tidaklah tepat. Banyak anak akan memancing kemarahan guru olahraga atau
kepala sekolah dari pada mereka menanggalkan pakaian mereka di depan teman-
temannya.
Secara emosional, anak usia dua belas tahun menunjukkan ketidaksetujuan
terhadap sesuatu yang lebih sedikit atau lamanya waktu yang menunjukkan
keadaan jiwa bila dibandingkan dengan anak usia sebelas tahun. Secara umum,
anak usia dua belas tahun nampak sangat alami dalam hal yang berkaitan dengan
waktu. Meskipun dengan jelas mereka bisa menunjukkan sikap marah, mereka
akan menunjukkan keadaan diri yang lebih terkontrol di dalam kelas dan saat
berhubungan dengan teman yang lain.
Sebagi tambahan, anak-anak ini akan meningkat menjadi mandiri, yakin, dan
percaya diri. Mereka juga akan lebih penuh pemikiran, dan banyak yang
mempunyai selera humor yang segar.
Anak usia dua belas tahun akan telah membicarakan masa depan mereka
dan bahkan proyek mereka sendiri tentang keaadaan mereka tentang kuliah, jasa,
dan pekerjaan. Meskipun, untuk kebanyakan mereka, waktu tidak ada lagi selain
untuk pesta, menari, atau bermain sepak bola. Mereka seharusnya tidak dipaksa
untuk membuat keputusan yang membelenggu mereka dan dalam jalur karir
tertentu atau materi pelajaran mereka pada masa usia ini (Gesell, Ilg, & Ames,
1958).
Kebanyakan anak usia dua belas tahun suka untuk sekolah, dan teman
adalah sesuatu yang sangat penting bagi mereka. Terdapat keinginan besar pada

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


30
diri mereka untuk berada dalam satu kelompok, dan mereka bahwa pakaian dan
bahasa mereka harus tidak menyimpang terlampau jauh dari kaidah kelompok
yang telah disepakati. Hal ini belum belum meninggalkan perubahan jean di
Negara kami!

Implikasi konseling
1. Perilaku anak usia dua belas tahun sangat ideal untuk penerapan konseling
kelompok. Sebenarnya, konselor yang belajar dengan kelompok usia ini
seharusnya mempunyai program pengembangan yang tersusun dengan baik
dan juga esensi pengulangan konseling kelompok. Kelompok yang terdiri dari
jenis kelamin yang berbeda dan juga kelompok yang terdiri dari umur yang
berbeda sangat tepat untuk kelompok usia ini. Meskipun pada umumnya anak
perempuan telah lebih dewasa, perbedaan yang sebelumnya menjadi tanda-
tanda usia dua tahun sebelumnya, sekarang telah benar-benar berkurang.
Kebanyakan dari mereka akan dengan semangat ikut serta dalam konseling
kelompok dan nampak merespon dengan baik kekuatan kelompok dan
penguatan laboratorium. Konselor seharusnya merancang aktifitas untuk
membantu anak-anak menentukan kemampuan mereka dan membantu
mengidentifikasi kemampuan pada orang lain.
2. Konselor bisa melihat ketertarikan yang meningkat pada anak akan
pembicaraan tentang seks dan aktifitas seks bilamana mereka diijinkan untuk
mengenali topik ini. Ketakutan yang dikaitkan dengan adanya AIDS, yang
hampir lima belas tahun yang lalu tidak dikenal, sekarang sangat banyak dalam
pemikiran anak muda, yang mana mereka mungkin berpengalaman tentang
seks. Anak perempuan bisa berkominikasi lebih baik dengan konselor wanita,
namun banyak anak laki-laki yang cenderung ragu-ragu untuk membicarakan
tentang seks, terlebih jika konselor dirasa ada perubahan. Jika sekolahan
mempunyai program pendidikan seks yang baik, instruktur bisa menjawab
banyak pertanyaan dari kelompok usia ini. Namun jika sekolah tidak
mempunyai program pendidikan seks yang baik, diyakini bahwa beberapa anak
pada kelompok usia ini akan mencari jawaban dari konselor tentang makna
perubahan yang dramatis yang terjadi pada tubuh mereka.
3. Jangkauan yang luas dari teknik konseling bisa efektif untuk anak usia dua
belas tahun. Pendekatan yang terpusat pada klien, Adlerian, Glasserian,
perkembangan dan pendekatan perilaku yang semuanya telah efektif untuk
konselor dengan perbedaan teori persuasinya. Secara umum, kebanyakan dari
apa yang berjalan pada konseling untuk orang dewas dengan pengecualian
waktu yang memungkinkan serta control lingkungan dapat dijalankan untuk
tingkat usia ini. Meskipun anak usia dua belas tahun belumlah dewasa, mereka
dengan mudah dapat dilibatkan dalam sesi konseling verbal untuk jangka
waktu setengah jam atau lebih. Kebanyakan mereka mampu menggunakan
naluri konselor dan interpretasi dari perilaku orang yang hampir dewasa.
Keyakinan ini sudahlah ada konfrontasi konselor akan pesan tertulis saya
sangatlah berguna. Meskipun masih berguna, perjanjian akan perilaku perlu
dirumuskan. Sebagaimana mereka ketika mereka masih pada usia
dibawahnya, kesepakatan verbal antara konselor dan anak-anak akan
pekerjaan rumah setelah selesai konseling biasanya cukup untuk menilai
bagaimana anak-anak dengan baik akan memprogres terhadap tujuan-tujuan
bahwa mereka telah setuju dengan konselor.

Kesimpulan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


31
Agar dapat menasehati, seseorang harus mempunyai beberapa
pemahaman bagaimana manusia tumbuh dan berkembang, karena teori konseling
seharusnya bisa berjalan dari beberapa konsepsi perilaku manusia. Sebagai
contoh, konselor yang menyebut dirinya sebagai konselor dengan ciri terpusat
pada klien perlu memahami bagaimana diri dan perilaku terhadap diri telah
berkembang dalam kehidupan individual.
Terbitan demi terbitan tentang perkembangan manusia telah ditulis, baik oleh
mereka yang telah mengembangkan sistem konseling dan psikoterapi serta
mereka yang mempelajari perilaku manusia untuk alasan-alasan lain. Kita hanya
baru bisa menyajikan sedikit contoh tentang pemikiran perkembangan manusia.
Konselor seharusnya mempelajari perkembangan manusia secara mendalam, dan
pendahuluan yang ada pada buku ini seharusnya dianggap sebagai titik awal
semata.
Kami telah menyajikan pembicaraan ringkas Freud pada bab ini, karena
seorang pencetus ini dulu hingga sekarang merupakan tokoh besar yang sangat
membantu pada profesi ini. Banyak dari apa yang seseorang baca dalam
pekerjaan dari teori lain dapat disisipkan untuk pemikiran yang cemerlang untuk
tokoh ini. Kami juga telah menyajikan pembicaraan Erikson untuk menunjukkan dia
mengembangkan ide-ide Freud dan memberikan interpretasi yang lebih luas. Tidak
ada konselor dan pendidik yang bisa mengabaikan karya Piaget dan akibatnya
pada teori konseling kognitif sama baiknya dengan teori pengajaran.
Karya Karl Rogers dan Abraham Maslow seharusnya dipelajari dan
keseluruhan dari mereka. Orang-orang ini, mungkin lebih dari yang lain, telah
memberikan lebih banyak dasar untuk petunjuk modern dan juga filosofi konseling
yang juga dilibatkan adalah kontribusi signifikan Robert Havighurst pada area
tugas pengembangan.
Pada akhirnya, kami telah menyajikan materi tentang usia perkembangan
yang pertama kali dikembangkan oleh Arnold Gesell dan kemudian dikembangkan
juga oleh Louis Bates Ames dan akhirnya Francis Ilg. Banyak pendekatan pada
perkembangan manusia ini mempunyai akar dasar pada ilmu Biologi, dalam opini
kami, hal ini terjadi pada sekitar tahun 1990an. Tahun demi tahun hingga kebalinya
abad bahkan lebih akan terlihat ketertarikan yang diperbaharui dalam ilmu Biologi
sebagai bagian dari seluruh perkembangan manusia, dan konselor seharusnya
mempelajari perilaku biologi sebelumnya seiring dengan mereka mempelajari
pengaruh lingkungan. Mempelajari karya Gesell Institute adalah muara yang
sangat baik untuk memulainya.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


32
Myrick, RD (1993) Developmental Guidance and Counseling.
Minneapolis: Educational Media Corporation

BIMBINGAN PERKEMBANGAN SEBAGAI


PENDEKATAN KOMPREHENSIF
Dalam rangka membangun suatu program bimbingan dan konseling
perkembangan yang komprehensive di sekolah , adalah penting untuk mengetahui
prinsip dan asumsi dasar di belakang satu pendekatan . Lebih dari itu, adalah
sangat menolong untuk memahami bagaimana personil sekolah bekerja sama
untuk menerapkan program . Kemudian, perhatian dapat berikan kepada strategi
dan ketrampilan yang membuat pekerjaan konselor unik dan bermanfaat.

A. ASUMSI DASAR DAN KEBUTUHAN


Bimbingan dan Konseling perkembangan berasumsi bahwa secara alami
manusia bergerak sebagai individu yang secara positif ke arah self-enhancement.
Itu mengenali ada suatu kekuatan di dalam masing-masing dari kita yang membuat
kita percaya bahwa kita adalah khusus dan tidak ada seorangpun seperti kita.Itu
juga berasumsi bahwa potensi individu adalah asset berharga untuk masyarakat
dan masa depan manusia.
Tetapi, sifat bawaan untuk keunikan dan ekspresi pribadi ini yang masing-
masing dari kita seringkali mengharuskan berkompromi dengan kekuatan
lingkungan. Ini datang dari individu lainnya , yang sedang mengejar tujuan
khusus mereka sendiri. Mereka juga datang dari suatu masyarakat yang
menghadirkan suatu koleksi sikap, nilai-nilai, dan hukum yang dirancang untuk
membantu orang-orang untuk hidup bersama-sama. Kadang-Kadang kekuatan
dalam dan kekuatan luar berselisih menghasilkan konflik.. Kadang-Kadang pribadi
tumbuh dan perkembangannya menderita.
Pendekatan perkembangan mempertimbangkan sifat alami perkembangan
manusia, mencakup tahap-tahap dan tugas-tugas umum yang kebanyakan berupa
pengalaman individu seperti kematangan mereka akan dari masa kanak-kanak ke
kedewasaan. Itu berpusat pada positif self-concepts dan mengakui bahwa self-
concept seseorang dibentuk dan diperbaiki melalui pendidikan dan pengalaman.
lebih lanjut mengenali bahwa perasaan, gagasan, dan perilaku dihubungkan
bersama-sama dan mereka pelajari. Bagaimanapun, kondisi-kondisi yang paling
diinginkan untuk belajar dan re-learning adalah pertimbangan penting untuk
perkembangan. Sasaran akhir adalah untuk membantu para siswa belajar lebih
secara efektif dan secara efisien.
Suatu syarat program perkembangan adalah bantuan dari semua personil
sekolah dalam rangka memenuhi tujuannya , yang diorganisir di sekitar kurikulum.
Konselor dan guru-guru, khususnya, harus bekerja dengan akrab bersama-sama
untuk menyediakan layanan bimbingan dan konseling untuk para siswa di
sekolah. Ada suatu kebutuhan, oleh karena itu, untuk mengidentifikasi peran
personil sekolah di dalam program bimbingan dan konseling yang komprehensive
dan untuk mengenali bagaimana mereka melengkapi satu sama lain. Lebih lanjut,
ada suatu kebutuhan ke secara rinci menggambarkan fungsi pekerjaan dan
intervensi dasar dari konselor sekolah, sebagai penanggungjawab program .
Zaman sudah berubah dan ada kebutuhan untuk program bimbingan dan
konseling yang komprehensive yang meluas dari SD sampai sekolah menengah.
Sebagai tambahan, ada suatu kebutuhan untuk menyusun kembali kurikulum

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


33
bimbingan , untuk melatih kembali konselor sekolah dan guru-guru untuk peran
barur bimbingsn dsn konseling, dan untuk menjadi lebih dapat
dipertanggungjawabkan dalam menemukan kebutuhan perkembangan orang-
orang muda. Itu tidak melibatkan suatu revolusi di dalam pendidikan, hanyalah
membantu evolusi bimbingan dan konseling di sekolah.

B. Teori Bimbingan Perkembangan


Dalam rangka membangun suatu program bimbingan dan konseling
perkembangan, ada beberapa konsep tentang perkembangan manusia untuk
diketahui. Adalah benar untuk bisa bertindak secara profesional dan kompeten di
dalam hubungan mu dengan orang yang lain dan tidak mempunyai pengetahuan
psikologi, perkembangan manusia atau ketrampilan konseling. Kita tidak terlibat
yang terlalu jauh ketika kita bekerja dengan orang-orang. Bagaimanapun,
peningkatan efisiensi dan efektivitas di dalam pekerjaan kita sering mengambil di
luar intuisi, tiruan, dan kebiasaan. Melainkan, sukses lebih tergantung atas refleksi
yang bijaksana seperti konsep mengapa dan apa yang sedang berusaha kita
lakukan dan arah yang kita ingin pergi.
Sejak istilah " developmental" menjadi sangat terkemuka di dalam
bimbingan dan konseling, apa lagi dapat dikatakan tentang itu? Pertama,
perkembangan manusia adalah suatu set life-long dari fisiologis, psikologis, dan
proses sosial yang mulai dari kelahiran sampai kematian. Ke dua, perkembangan
ini melibatkan suatu interaksi antara apa yang seseorang diberi secara genitic
pada kelahiran dan lingkungan yang berbeda di mana orang itu hidup dan tumbuh.
Perkembangan manusia adalah suatu perjalanan dari kelahiran sampai mati di
mana kepribadian membentang, berubah, dan berubah lagi.
Sebagai tambahan, perkrmbangan adalah suatu istilah yang biasa kita
digunakan ketika membicarakan tentang orang-orang atau perubahan yang
nampak dengan beberapa macam arah. Tentu saja, pesan dan arah ini dapat
terganggu jika faktor tertentu merintangi kecenderungan alami. Sebagai
tambahan, sifat alami institusi sosial dan dimensi budaya mempengaruhi proses
dan tahap-tahap hidup.

C. Tahap-Tahap dan Tugas-Tugas Perkembangan


Sepanjang 1960, meningkatnya perhatian diberikan kepada belajar anak.
Perkembangan kebutuhan anak-anak sedang dikenali. Khususnya, kebutuhan
pertumbuhan anak-anak digarisbawahi dalam pekerjaan seperti Benjamin Bloom
(1964), Robert Geseli, Frances Ilg and Louise Ames (1946 & 1956), Robert
Havighurst (1953), and Jerome Kagan (1962). Mereka menekankan bagaimana
lingkungan dan keturunan bersama-sama menentukan kepribadian anak. Mereka
dipengaruhi bahwa prestasi dari tugas perkembangan dalam satu tahap kehidupan
mempengaruhi sukses dalam tugas di dalam tahap-tahap kemudian.Asumsi lebih
lanjut memperkirakan bahwa individu yang gagal belajar tugas perkembangan
pada periode hidup tertentu hampir pasti mempunyai kesukaran dengan tugas
kemudiannya, memiliki pengalaman mengalami penolakan dan penolakan dari
masyarakat, dan menjadi frustrasi dan tidak bahagia.
Pekerjaan Jean Piaget (1970) menekankan perkembangan kognitif anak-
anak. Ia dan para rekan kerja nya menyimpulkan bahwa perkembangan intelektual
nampak berlangsung di dalam tahap-tahap dan oleh karena itu, tidak ada tahap
bisa dihapuskan, karena masing-masing tahap tergantung pada yang terdahulu.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


34
Empat tahap yang dikenali adalah: Sensorimotor (0 - 2 th); Preoperational (2 - 7
th); Concrete Operations (7 - 12 th); and 4) Formal Operations (12 th - keatas).
Sebagai contoh, menurut teori Piaget, anak-anak mulai sekolah sedang
memasuki suatu tahap ketika lambang digunakan untuk menyelesaikan aktivitas
mental. Anak-Anak belajar bahwa - kekayaan dapat berubah di dalam penampilan
tetapi beberapa faktor bisa sama, bahwa object dapat terukur, dan pemikiran itu
dapat diakibatkan oleh pengujian keseluruhan dan bagian-bagian dari suatu obyek.
Pemecahan masalah muncul pada usia sekolah menengah sebab pemikiran dan
dapat memusatkan pada masa depan .
Robert Havighurst, sejak awal 1948, memperkenalkan suatu teori
perkembangan manusia yang difokuskan pada tugas perkembangan. " A-
Developmental task muncul pada suatu periode tertentu di dalam hidup individu,
prestasi sukses dapat memimpin ke arah kebahagiaan dan ke arah sukses
dengan tugas kemudian, sementara kegagalan memimpin ke arah ketidak
bahagiaan individu, penolakan masyarakat, dan kesukaran dengan tugas
berikutnya" ( Havighurst, 1972, p. 2). Tahap-tahap perkembangan dan tugas
perkembangan diuraikan di dalam tahap-tahap ini, ( lihat Gambar 2.1).
Erik Erikson ( 1963), di dalam buku klasik nya, menekankan bahwa semua
orang mengalami krisis atau konflik di dalam perkembangan dan bahwa
menyesuaikan ke permainan konflik suatu bagian penting di dalam perkembangan
kepribadian individu. Paling utama, resolusi konflik cenderung menjadi kumulatif di
dalam cara seseorang menghadapi dan menyesuaikan ke konflik dalam tahap
hidup mempengaruhi cara menangani konflik yang berikutnya . Kita semua,
melalui pengalaman sehari-hari , dengan beberapa pengalaman menjadi lebih
kritis dibanding yang lain, tumbuh satu set perilaku kompleks yang mempengaruhi
tindakan kita sepanjang hidup kita.
Dari sudut pandang Erikson, ada delapan tahap-tahap dari manusia atau
perkembangan psikososial. Masing-Masing tahap menampilkan pengalaman
belajar kritis yang menggunakan pengaruh atas rentang hidup seseorang. Sebagai
contoh, kebutuhan otonomi terutama bagi anak kecil yang baru belajar jalan ( the
"me do it" syndrome), tetapi sepanjang hidup, orang-orang harus terus menerus
untuk menguji derajat tingkat otonomi yang mereka dapat menyatakan pada setiap
langkah dan hubungan baru dan tahap kehidupan .

Gambar 2.1
Tahap-Tahap / Tugas-Tugas Perkembangan

Masa kanak-kanak dan Awal Masa kanak-kanak ( Usia 0-5)


1. Belajar untuk berjalan
2. Belajar untuk mengambil makanan padat
3. Belajar untuk berbicara
4. Belajar untuk mengendalikan eliminasi biologis.
5. Belajar perbedaan jenis kelamin perbedaan dan seksual sederhana
6. Pembentukan konsep dan belajar bahasa untuk menguraikan realitas sosial
dan phisik.
7. Belajar untuk menghubungkan secara emosional ke orang tua dan saudara
kandung; mengidentifikasi hubungan
8. Menjadi siap untuk membaca
9. Belajar untuk mengenali benar dan salah dan mulai untuk mengembangkan
suara hati

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


35
a) Pertengahan Masa kanak-kanak ( Usia 6-11)
1. Belajar ketrampilan phisik yang penting bagi permainan biasa
2. Membangun sikap sehat ke arah dirinya dan suatu perasaan self-concept
3. Belajar untuk bergaul akrab dengan umur yang sebaya dan bergerak dari
keluarga inti ke kelompok di luar rumah .
4. Belajar Ketrampilan bertoleransi dan sabar
5. Belajar berperan sosial sebagai wanita dan pria
6. Mengembangkan ketrampilan pokok di dalam pembacaan, menulis, dan
menghitung
7. Mengembangkan konsep penting bagi hidup sehari-hari
8. Mengembangkan suara hati, kesusilaan, dan suatu skala nilai
9. Menuju pribadi mandiri
10. Mengembangkan sikap ke arah kelompok sosial dan institusi, melalui tiruan
dan pengalaman.

b) Masa remaja ( Usia 12 - 18)


1. Mencapai keberhasilan baru dan hubungan yang lebih matang dengan usia
sebaya dari pria dan wanita.
2. Belajar secara sosial berperan dan berperilaku sebagai pria dan wanita.
3. Diterimanya bentuk badan dan belajar untuk menggunakan badan secara
efektif
4. Menuju kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
5. Pengaturan tujuan vokasional untuk kemandirian ekonomi
6. Memilih dan bersiap-siap menghadapi suatu jabatan, menghubungkan minat ke
kemampuan ke aneka pilihan
7. Bersiap-siap menghadapi perkawinan dan kehidupan berkeluarga.
8. Mengembangkan konsep dan ketrampilan untuk kemampuan kewarganegaraan
9. Menginginkan dan menbapai perilaku tyanggungjawab sosial, mengambil nilai-
nilai dari masyarakat
10. Memperoleh satu set nilai-nilai dan suatu sistem etika sebagai pemandu ke
perilaku
11. Mengatur tujuan realistis dan membuat perencanaan untuk mencapai tujuan
ini

c) Awal Kedewasaan ( Usia 19-30)


1. Pemilihan suatu perkembangan yang lekat dalam hubungan yang intim
2. Belajar untuk menyesuaikan diri dengan suatu mitra perkawinan
3. Permulaan suatu keluarga
4. Melahirkan anak
5. Mengelola rumah
6. Memulai mendapatkan pada suatu jabatan, kadang-kadang melalaikan tugas
lain selama periode ini
7. Membebani tanggung jawab kewarganegaraan
8. Menemukan suatu kelompok sosial yang menyenangkan

d) Usia pertengahan
1. Mencapai kewarganegaraan yang dewasa dan tanggung jawab sosial
2. Memantapkan dan memelihara suatu standar ekonomi tentang hidup
3. Membantu masa remaja anak-anak untuk menjadi orang dewasa bahagia dan
bertanggung jawab

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


36
4. Mengembangkan aktifitas waktu luang orang dewasa
5. Berhubungan dirinya sendiri ke pasangan sebagai orang
6. Menerima dan menyesuaikan kepada perubahan fisiologis pada usia
pertengahan
7. Menyesuaikan untuk aging parents

e) Akhir Dewasa
1. Menyesuaikan pada menurunnya phisik kesehatan dan kekuatan
2. Menyesuaikan ke pengunduran diri dan mengurangnya pendapatan
3. Menyesuaikan kematian pasangan
4. Memantapkan suatu keanggotaan eksplisit dengan kelompok seusia.
5. Pertemuan sosial dan kewajiban kewarganegaraan
Drawn from Havighurst, 1972.

Pekerjaan Erikson atas perkembangan emosional telah terbukti menjadi acuan


berharga untuk banyak orang, seperti mereka mencoba pada tahap-tahap dan
tugas perkembangan. Pada umumnya ada 8 tahap-tahap perkembangan , meliputi
:
Tahap 1: Trust (Usia lahir 2 th )
Tahap 2: Autonomy (Usia 2 - 4 th)
Tahap 3: Initiative (Usia 4 - 6 th)
Tahap 4; Industry (Usia 6-12 th)
Tahap 5: Identity (Usia 12 -18 th)
Tahap 6: Intimacy (Usia 18 - 25 th)
Tahap 7: Generativity (Usia 25 50 th)
Tahap 8: Integrity (Usia 50 ke atas )

Walaupun zaman dan nilai berubah dan keajaiban dunia medis sudah
memperpanjang umur rentang kehidupan, " ages of man " dari Erikson masih
nampak relevan. Ia usulkan lebih lanjut bahwa jika tugas pada berbagai usia
berbeda tidak dicapai, kemudian pada masing-masing tahap terjadi konsekuensi
emosional 1) ketidak-percayaan; 2) meragukan dan malu; 3) rasa bersalah; 4)
sifat rendah diri; 5) kebingungan; 6) pengasingan; 7) stagnasi; dan 8) keputus-
asaan.
Sebagai contoh, ketika seorang anak remaja memulai sekolah menengah,
ada kebutuhan yang lebih untuk self-exploration dan peer relationship.
Menemukan identitas atau perasaan keunikan seseorang dari lainnya menjadi
suatu tugas emosional yang penting. Tingkatan kesadaran individu di dalam
pencarian ini bervariasi, tergantung pada sejarah pribadi, prestasi di tahap-tahap
terdahulu, antisipasi menyangkut masa depan, dan ketrampilan hubungan antar
pribadi yang telah dipelajari.
Di atas duapuluh tahun riset pengembangan moral, Lawrence Kohlberg
( Kohlberg& Turiel, 1971) dikembangkan suatu three-level, six-stage
penndekatan perkembangan moral juga telah membantu konselor dan guru-
guru memperoleh pengertian yang mendalam ke perkembangan pribadi. Teori
Kohlberg mencoba untuk menunjukkan bagaimana ada suatu elemen moral di
dalam perilaku. Pada masing-masing tahap proses berpikir dan orientasi
mungkin :

Preconventional:
Pertemuan yang didasarkan pada kebutuhan pribadi.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


37
Tahap 1: Hukuman dan ketaatan " Aku akan melakukan itu, maka saya tidak
mendapat dihukum."
Tahap 2: Instrumental relativist " Aku akan melakukan itu. jika kamu lakukan
sesuatu untuk aku."

Konvensional:
Pertemuan yang didasarkan pada Norma-Norma kelompok
Tahap 3: Anak laki-laki atau anak perempuan yang baik orientasi " Aku akan
melakukan itu untuk menyenangkan kamu."
Tahap 4: Hukum dan pesanan " Aku akan melakukan itu sebab itu adalah tugas
ku."

Postconventional:
Yang didasarkan pada prinsip moral
Tahap 5: Kontrak Sosial " Aku akan melakukan itu sebab itu adalah yang terbaik
untuk jurusanku."
Tahap 6: Etika universal " Aku akan melakukan itu sebab suara hati ku
mengatakan padaku itu adalah benar."

Kohlberg mengusulkan bahwa orang-orang itu biasanya memberi alasan


lebih dari separuh waktunya pada satu level, dengan sisa dari pemikiran pada lain
tingkatan. Orang-Orang tidak biasanya mundur, tetapi mengingatkan di mana
mereka atau pindah pelan-pelan ke arah tingkat lebih tinggi berikutnya. Sebagai
tambahan, konflik sering terjadi ketika individu tidak memahami proses pemikiran ,
terutama ketika mereka membuat argumentasi tinggi atau rendah atau level lebih
tinggi. Akhirnya, adalah jelas bahwa perkembangan moral dalam hal ini
tergantung atas intelektual atau perkembangan kognitif.
Don Super ( Super& Bohn, 1970), tentang bimbingan karier , mendasarkan
pekerjaannya pada lima tahap-tahap perkembangan. Itu adalah: a) Organizational
( dari kelahiran 14 th); b) Exploration ( usia 15-30 th); c) Realization ( usia 30-50
th) d) Stabilization ( usia 50-65 th); dan e) Examination ( usia setelah 65 th).
Sementara batas umur biasanya deskriptif, mereka hanya perkiraan dan dapat
bertukar-tukar dari seseorang ke yang lain. Sebagai tambahan, zaman ini
mungkin dipengaruhi oleh perkembanga baru di dalam masyarakat, seperti
jangka hidup yang lebih panjang dan karier lebih panjang sebagai konsekwensi
kemajuan dalam modem kedokteran. Kita juga mengetahui bahwa orang-orang
muda sekarang memiliki kematangan lebih cepat dibanding mereka lima puluh
tahun yang lalu dan perubahan kematangan ini dapat mempengaruhi
perkembangan dalam kaitan dengan tahap-tahap hidup.
Satu kesimpulan tak bisa diacuhkan adalah bahwa jika para siswa diajar
untuk menguasai tugas dan ketrampilan tertentu yang bersamaan dengan tahap-
tahap yang berbeda, barangkali belajar ketrampilan long-life dan sikap, kemudian
mereka lebih mungkin untuk merasakan suatu perasaan kontrol dan sukses di
dalam hidup mereka. Hasilnya adalah suatu pengalaman hidup yang lebih positif.
Perkembangan manusia adalah kompleks dan telah dibahas sangat detil
dimana-mana. Secara ringkas, kebanyakan ahli teori melihatnya sebagai proses
yang dipolakan, dan dipesankan. Mereka setuju bahwa dipengaruhi oleh kekuatan
budaya dan peristiwa yang berlangsung di dalam hidup seseorang. Juga,
perkembangan manusia, mengikuti beberapa harapan umum pada tahap-tahap
hidup tertentu, harus mempertimbangkan keunikan individu.'

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


38

D. The Concept of Self (Konsep Diri)


Self-Concept telah dikenali sebagai suatu variabel penting di dalam
pelajaran dan perkembangan manusia. Kedua-duanya self-concept dan self-
esteem mempertimbangkan produk dari bagaimana orang-orang berbicara dan
saling berhubungan dengan satu sama lain. Sebagaimana Self-concept
berkembang, berbagai sikap dan gaya pribadi menjelma mewujudkan, yang pada
gilirannya menjadi bagian dari proses belajar . Itu nampak pada sikap signifikan
tentang diri, orang lain, sekolah, dan masyarakat, yang mempengaruhi bagaimana
seseorang belajar dan kemudian berfungsi sebagai orang dewasa , dibentuk selagi
orang-orang muda sedang tumbuh dewasa di dalam keluarga-keluarga mereka
dan sekolah . Prestasi siswa di sekolah secara langsung berhubungan dengan
self-concept ( Purkey, 1970).
Oleh karena itu, untuk mempertimbangkan tugas-tugas dan tahap-tahap
perkembangan, tanpa memperhatikan pada self-concept, boleh jadi merupakan
kebodohan.
Sebagai tambahan, nampak jelas bahwa self-picture seseorang adalah
dibentuk oleh hubungan antar pribadi dan bahwa hubungan ini menjadi bagian dari
kondisi-kondisi di mana orang-orang belajar.

E. Teori Perkembangan dan Konseling


Alien Ivey telah menjadi penganjur yang kuat tentang therapy
perkembangan dan konseling. Ia telah mendukung mengintegrasikan pekerjaan
dari ahli teori perkembangan, seperti Piaget dan Erikson, dalam membantu orang
lain untuk tumbuh dan berubah. Ia lihat semua klien seperti mempunyai kebutuhan
perkembangan dan membutuhkan bantuan untuk bergerak sampai pada tahap-
tahap kognitif dan emosional dalam hidup. Melalui therapy perkembangan, klien
dapat memperoleh perspektif baru atas permasalahan mereka dan mematahkan
gaya pemikiran destruktif sehingga mereka belajar untuk percaya perasaan dan
reaksi mereka ( Ivey, 1986).
Perkembangan rentang hidup , dengan teori apapun juga , adalah suatu
peristiwa yang memainkan diri sendiri berulang-ulang sampai tahap - tahap
perkembangan dan fase dari orang tua dan anak-anak mereka ( Ivey& Ivey, 1990).
Perkembangan ini terjadi holistic, bukan di dalam urutan linier tegas, walaupun
keduanya dapat terintegrasi. Kebanyakan ahli teori menekankan pentingnya
hubungan ( e.g., Gilligan, 1982), bahwa masing-masing tahap perkembangan
berisi semua tahap-tahap lain dan bahwa orang harus melengkapi tugas
pengembangan dengan sukses atau permasalahan akan terjadi dalam hidup.
Semua ahli teori menekan pentingnya lingkungan.
Di dalam suatu perkembangan, para siswa dan penolong mereka tidak bisa
beroperasi terlepas dari latar belakang historis dan budaya mereka. Klien bekerja
atas satu masalah atau berusaha untuk membuat suatu keputusan, tanpa
alternatip yang di bawa dari situasi kebudayaannya dan sejarah diri.Itu pada
umumnya pada suatu tingkat kesadaran sangat rendah atau tak sadar. Ada suatu
catatan budaya pada pihak konselor dan klien ( Ivey, 1986). Demikian juga,
penolong ( e.g., guru, konselor, orangtua) juga dilatih mengintegrasikan pikiran
dengan struktur interaksi hubungan.
Di dalam masyarakat multicultural selalu berubah, dan satu
keanekaragaman dan keunikan adalah berharga, teori perkembangan harus
dikemas dalam suatu kerangka acuan yang praktis. Perkembangan harus
dipandang secara berkelanjutan, siklus, progresif, dan aktip. Ini merupakan suatu

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


39
proses sulit untuk diterapkan tetapi itu memperoleh pengakuan yang lama pada
prinsip tetapi yang diabaikan dalam praktek. Pusat perkembangan pribadi adalah
kondisi pokok belajar yang mempengaruhi baik hal positif maupun pertumbuhan
negatif. Mereka adalah fondasi untuk belajar dan belajar kembali.

F. Kondisi-Kondisi Perkembangan untuk Belajar


Sepanjang tahun 1960 hubungan antar pribadi itu hampir diuji. Adalah suatu
jaman yang mungkin disebut " Search for Intimacy" .Ada suatu pengarah untuk
belajar lebih banyak tentang hubungan manusia dan bagaimana orang-orang
berhubungan dengan satu sama lain. Adalah suatu waktu ketika pertemuan dekat
mengambil tempat dalam hubungan antar manusia.. Kepekaan kelompok atas
segala jenis bertumbuh di sekitar bangsa.
Itu sebagian dari kelompok pertumbuhan ini, sebaik dari riset tentang
ketrampilan hubungan antar pribadi, yang menarik untuk dipelajari dalam interaksi
antar para guru dan para siswa. Betapapun studi ditinjau, itu mudah untuk
menyimpulkan bahwa mutu hubungan saling mempengaruhi antara guru dan
siswa mempengaruhi hasil belajar dan para siswa itu belajar terbaik di dalam suatu
lingkungan jika orang-orang saling berhubungan secara positif dengan satu sama
lain.

Hubungan antar pribadi dapat jadi lebih baik atau jadi lebih buruk. Carl
Rogers ( 1957) dan yang lain ( e.g., Carkhuff 6c Berenson, 1967) tertarik perhatian
kepada kondisi-kondisi yang diinginkan dalam suatu hubungan yang membantu,
khususnya konseling dan therapy. Kondisi-kondisi yang sama ini juga dianggap
benar untuk mengajar dan parenting ( Purkey, 1970). Tercakup di daftar .kondisi-
kondisi membantu (helping conditions) adalah caring, understanding, acceptance,
respect, and trustworthiness.
Kondisi-kondisi lain kadang-kadang dikutip meliputi genuineness, warmth,
and concreteness. Semua ini adalah berlawanan dengan kondisi-kondisi seperti
cold, distant, sarcastic, judgmental, superior, inflexible, and unconcerned.
Beberapa penulis memfokuskan pada domain efektif dan kognitif ( e.g., Bloom,
1956) dalam percobaan untuk menguraikan itu proses pembelajaran . Tetapi,
adalah mustahil untuk belajar apapun dari maksud/arti atau nilai tanpa keterlibatan
pribadi dan emosi. Demikian juga, adalah mustahil untuk membuat perasaan
tertentu dari apa yang sedang dirasakan dan dialami seseorang tanpa
menggunakan gagasan pikiran untuk konsep mereka. Untuk memusatkan pada
satu domain adalah sesuatu yang mungkin dikerjakan sebagai suatu latihan
akademis, tetapi bukanlah cara dalam praktek. Pelajaran menjadi terbaik ketika
kedua domain diberi perhatian, baik itu di kelas atau di ruang konseling.

G. Kurikulum Bimbingan Perkembangan dan Tujuan


Ada suatu kurikulum terorganisir di dalam pendekatan perkembangan untuk
bimbingan. Didasarkan pada tahap-tahap perkembangan , tugas, ketrampilan, dan
kondisi-kondisi pelajaran, kurikulum bimbingan adalah suatu usaha yang
direncanakan untuk menyediakan masing-masing siswa dengan satu set
ketrampilan dan pengalaman yang membantu meningkatkan semua pelajaran.
Pendekatan seperti itu merangkum semua tujuan pendidikan.
Secara lebih rinci, tujuan dan sasaran hasil program bimbingan
perkembangan dihubungkan untuk memfasilitasi proses instruksional ( Aubrey,

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


40
1979). Sebagian orang boleh melihat sasaran hasil perkembangan pribadi sebagai
suplemen untuk hal-hal yang bersifat akademis, tetapi mereka adalah satu bagian
yang terintegrasi dari keseluruhan program pendidikan. Sedangkan sasaran hasil
nampak untuk memfokuskan pada pertumbuhan pribadi, hasil boleh jadi
mempertimbangkan yang diinginkan untuk program bidang pendidikan manapun.
Ada beberapa panduan yang telah diterbitkan oleh sistem persekolahan
yang mencoba untuk menguraikan tujuan dan sasaran program. Beberapa lebih
diperluas dan terperinci dibanding yang lain. Judul, ungkapan, aneka pilihan kata-
kata, dan penekanan tertentu barangkali sedikit berbeda dari sistem ke yang lain,
tetapi suatu tinjauan ulang saksama akan menunjukkan bahwa ada beberapa tema
umum.
Ada delapan tujuan yang memiliki karakteristik pada hampir semua program
bimbingan konseling perkembangan. Sebagian terbesar, dengan mengabaikan
sistem persekolahan atau sekolah, umum dan sasaran khusus dapat diorganisir di
sekitar mereka. Mereka adalah:
Tujuan 1: Pemahaman lingkungan Sekolah
Tujuan 2: Pemahaman diri dan Orang yang lain
Tujuan 3: Pemahaman Sikap dan Perilaku
Tujuan 4: Pengambilan keputusan dan Pemecahan masalah
Tujuan 5: Hubungan antar pribadi Dan ketrampilan Komunikasi
Tujuan 6: Ketrampilan sukses sekolah
Tujuan 7: Kesadaran Karier Kesadaran dan perencanaan pendidikan
Tujuan 8: Kebanggaan dan Keterlibatan Masyarakat

Masing-masing tujuan adalah digambarkan lebih lanjut oleh satu set


sasaran hasil umum, yang pada gilirannya dapat diuraikan lebih secara rinci
sampai mengharapkan hasil yang tampak. Sebagai tambahan, masing-masing dari
delapan tujuan umum adalah benar untuk semua sekolah ( K-12). Penekanan dan
Perhatian tertentu bagi berbagai sasaran hasil pada umumnya tersusun sesuai
tingkatan , mempertimbangkan tahap-tahap dan tugas perkembangan sesuai
dengan kelompok umur masing-masing.

Tujuan 1: Pemahaman lingkungan Sekolah memungkinkan para siswa di


dalam sekolah yang sedang mereka sedang hadiri menjadi lebih terbiasa dengan
fasilitas, prosedur, dan program. Itu meliputi membantu para siswa untuk lebih
banyak belajar tentang layanan bimbingan dan peran konselor sekolah dan guru
penasehat.

Tujuan 2: Pemahaman diri dan Orang lain memfokuskan pada berbagai hal
seperti membantu para siswa belajar lebih banyak tentang kemampuan mereka,
minat, dan karakteristik pribadi. Para siswa belajar untuk mengidentifikasi kekuatan
mereka dan area mana yang ingin mereka tingkatkan. Mereka juga memikirkan
tentang dan perkembangan ketrampilan berhubungan dengan teman sebaya,
para guru dan orang dewasa yang lain. Tujuan ini meliputi self-assessment, self-
acceptance, dan perkembangan self-confidence. Itu nilai positif perbedaan dan
keunikan antar orang-orang.

Tujuan 3: Pemahaman Sikap dan Perilaku melanjutkan dengan suatu


penekanan pada pemahaman terhadap diri dan orang lain, tetapi memberi
perhatian tertentu pada bagaimana kebiasaan, sikap, dan persepsi dapat
mempengaruhi perilaku. Juga diuji bagaimana perasaan dan perilaku dihubungkan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


41
dengan tujuan dan konsekuensi , dan bagaimana perilaku dapat diubah, jika
diinginkan.

Tujuan 4: Pengambilan keputusan dan Pemecahan masalah mengindahkan


untuk menngatur tujuan membuat keputusan yang bertanggung jawab. Itu
melibatkan faktor peningkatan kesadaran yang mempengaruhi perubahan dan
pengambilan keputusan , seperti halnya prosedur bantuan untuk memecahkan
masalah. Ada suatu penekanan pada tanggung jawab dan pilihan individu.

Tujuan 5: hubungan antar pribadi Dan ketrampilan Komunikasi menekankan


nilai positif dalam perkembangan hubungan antar pribadi dan bagaimana
ketrampilan komunikasi mempengaruhi cara yang ditempuh oleh orang-orang
dalam saling berhubungan dengan satu sama lain. hubungan antar pribadi Dan
ketrampilan komunikasi dihubungkan dengan persahabatan dan hubungan aktip
dengan para siswa, para guru, dan keluarga.

Tujuan 6: Ketrampilan sukses sekolah adalah dirancang untuk membantu para


siswa menjadi lebih sukses di sekolah. Ini meliputi ketrampilan studi, perilaku
belajar , manajemen waktu, resolusi konflik dengan teman sebaya dan para guru ,
dan mengembangkan sikap dan kebiasaan positif yang memungkinkan seseorang
untuk mendapatkan hasil paling baik dari sekolah.

Tujuan 7: Kesadaran Karier dan perencanaan pendidikan diarahkan pada satu


dari aspek yang paling tradisional dalam bimbingan konseling sekolah. Telah
banyak usaha untuk mengintegrasikan atau mengasimilasikan informasi karier dan
bimbingan di dalam kurikulum akademis. Tujuan ini, bagaimanapun, membantu
para siswa untuk memahami lebih banyak tentang dunia pekerjaan, untuk
meningkatkan kesadaran karier mereka, dan melakukan beberapa explorasi seluk-
beluk karier berhubungan dengan ketrampilan pribadi, minat, dan kemampuan.
Sebagai tambahan, perhatian diberikan kepada pembuatan rencana pendidikan,
termasuk yang memilih kursus, bersiap-siap menghadapi wisuda dan pendidikan
masa depan , mengembangkan ketrampilan yang berkaitan dengan jabatan, dan
pelajaran bagaimana cara mencari suatu pekerjaan.

Tujuan 8: Kebanggaan dan Keterlibatan Masyarakat menekankan keterlibatan


masyarakat. Itu menekankan bagaimana para siswa dapat jadi bertanggung jawab
dan menjadi orang-orang produktif di dalam komunitas mereka. Itu juga berfokus
pada sumber daya masyarakat.
Beberapa sistem persekolahan memiliki tidak hanya mengenali tujuan umum
program bimbingan, tetapi sudah meneruskan menetapkan sasaran hasil yang
khusus, berhubungan intervensi dan layanan konselor, aktivitas bimbingan dan
konseling yang mungkin, mengharapkan hasil yang nampak atau indikator dari
sukses , dan metoda untuk mengukur hasil. Pedoman, garis besar dan referensi
silang dari penerbitan populer, telah pula dirakit di dalam hampir tiap-tiap sistem
persekolahan. Buku ini menyediakan suatu dasar pemikiran dan uraian program
bimbingan. Mereka mungkin menguraikan berbagai peran bimbingan para guru,
konselor, dan administrator.

H. Prinsip - Prinsip Bimbingan Perkembangan


Sebagai tambahan terhadap sasaran hasil program, ada tujuh prinsip dari
program bimbingan perkembangan. ( Lihat Gambar 2.2.) Asumsi ini menyediakan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


42
beberasa arah seperti bagaimana suatu program dapat diterapkan dan dievaluasi.
Mereka meliputi yang berikut:

Gambar 2.2
Prinsip - Prinsip dari Program Bimbingan Perkembangan

Bimbingan perkembangan adalah untuk semua siswa.


Bimbingan perkembangan telah diorganisir dan direncanakan
kurikulumnya.
Bimbingan perkembangan adalah percontohan dan fleksibel.
Bimbingan perkembangan adalah suatu bagian yang terintegrasi dari
keseluruhan proses pendidikan.
Bimbingan perkembangan melibatkan semua personil sekolah.
Bimbingan perkembangan membantu para siswa belajar secara lebih
efektif dan efisien.
Bimbingan perkembangan meliputi konselor yang menyediakan
layanan khusus konseling dan intervensi.

1. Bimbingan perkembangan adalah untuk semua siswa.

Walaupun beberapa orang-orang muda mempunyai lebih banyak


permasalahan atau jadi lebih menyusahkan dibanding orang yang lain, dan
memerlukan perhatian khusus oleh karena keadaan atau kebutuhan tertentu
mereka, bimbingan perkembangan diarahkan pada semua siswa. Akan ada waktu,
tentu saja, ketika peristiwa mengganggu terjadi atau ketika suatu tipe intervensi
krisis merupakan respon yang sesuai. Bagaimanapun, suatu kurikulum bimbingan
yang efektif menyediakan bantuan berlanjut, dukungan, dan pengalaman tumbuh
yang penuh arti bagi semua siswa.

2. Bimbingan perkembangan telah diorganisir dan direncanakan


kurikulumnya
Di dalam kurikulum ini, ada sasaran umum dan sasaran khusus untuk
membantu para siswa dalam perkembangan mereka. Kurikulum dibangun untuk
membantu para siswa dengan kognitif, efektif dan pertumbuhan fisik mereka, dan
memberi perhatian khusus ke pengukuran individu, potensi, motivasi, dan prestasi.
Itu berkonsentrasi pada kondisi-kondisi belajar dan menekankan aspek manusia
dalam proses pendidikan.
Kurikulum bimbingan mempunyai kaitan dengan perilaku sebanyak self-
concept. Itu mendorong tanggung jawab pembuat keputusan dan keunikan
individu. Itu juga mengakui adanya masyarakat dan harapan masyarakat , seperti
halnya kebenaran dan self-worth individu. Kurikulum dirancang untuk membantu
para siswa untuk sensitip ke orang yang lain, untuk menghadapi dan melakukan
penyesuaian, dan untuk menjadi pribadi asertive, self-confident, dan self-directed.
Tujuan kurikulum dan sasaran hasilnya pada umumnya diorganisir ke
dalam unit - unit bimbingan. Masing-masing unit, dengan sasaran umum dan
sasaran khusus, diorganisir lebih lanjut ke dalam sesi bimbingan yang diberikan
ke para siswa. Sebagai contoh, jika sasaran umum suatu unit untuk "
mengembangkan sikap positif tentang sekolah " kemudian sasaran yang lebih
spesifik barangkali yang ditujukan di dalam sesi tertentu - mungkin jadi " untuk
menjadi mampu berterima kasih pada orang lain." Dalam hal ini, diasumsikan
bahwa sikap positif berhubungan dengan hubungan positif dengan orang lain dan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


43
bahwa ketrampilan mengenali dan bahwa berterima kasih pada orang lain adalah
suatu bagian dari nilai hubungan antar pribadi.

3. Bimbingan perkembangan adalah percontohan dan fleksibel.


Pengalaman dengan para siswa pada tingkatan umur berbeda
menyediakan beberapa gagasan tentang kapan unit bimbingan tertentu sebaiknya
diperkenalkan dan dipelajari. Dalam hal ini, ada suatu usaha untuk menyediakan
beberapa kesinambungan pada program . Itu diasumsikan, sebagai contoh, bahwa
semua para siswa perlu untuk diorientasikan kepada gedung sekolah dan prosedur
umum sepanjang tahun pertama . Ini juga mengira bahwa tidak lama sesudah
orientasi, para siswa akan ingin menilai tujuan mereka dan menguji perilaku kelas
mereka. Adalah tidak cukup untuk menunggu sampai para siswa mempunyai
permasalahan di kelas mereka atau mempunyai kesalah pahaman dengan para
guru mereka sebelum mereka menerima beberapa bimbingan . Melainkan, para
siswa dapat memperoleh manfaat dengan mengidentifikasi macam perilaku class-
room yang dihubungkan dengan prestasi dan kemudian menilai diri mereka atau
membandingkan penilaian dengan penilaian guru . Berikutnya, para siswa mungkin
mengidentifikasi perilaku itu yang mereka ingin improvisasikan. Unit ini boleh
kemudian diikuti oleh " unit ketrampilan belajar " di mana para siswa belajar untuk
mengelola waktu mereka dan berkonsentrasi pada kebiasaan studi.
Program harus fleksibel sedemikian sehingga unit bimbingan atau sesi
bimbingan dapat diubah untuk mengakomodasi kesiap-siagaan guru dan siswa.
Sebagai tambahan, kadang-kadang unit baru harus dikembangkan dan
dimasukkan ke dalam kurikulum yang dijadwalkan untuk menunjuk kebutuhan
tertentu atau pertumbuhan perhatian.
Walaupun masing-masing unit bimbingan boleh jadi direncanakan secara
hati-hati dan diperkenalkan seoptimal mungkin dalam waktunya tahun pelajaran,
ini juga mungkin beberapa unit bimbingan perlu untuk diulangi, kebutuhan lain
perlu untuk dimodifikasi, dan masih perlu perkenalan lain pada waktu lain dari
pada pertama dijadwalkan.
Sebagai tambahan, para guru dan konselor harus cukup fleksibel untuk
menggunakan momen ketika menyesuaikan " timely teaching" . Ada waktu khusus
ketika para siswa adalah siap untuk belajar. Kadang-Kadang sesuatu aneh terjadi
dan ini mungkin menyediakan motivasi ekstra atau menarik perhatian siswa
Idealnya, itu selalu terbaik untuk menyajikan suatu aktivitas bimbingan ketika ada
suatu hasrat jelas nyata untuk belajar.Konselor dan para guru dapat mengambil
keuntungan dari waktu itu semua ketika pelajaran bimbingan sangat sesuai atau
mempunyai arti khusus.

4. Bimbingan perkembangan adalah suatu bagian yang


terintegrasi dari keseluruhan proses pendidikan.
Walaupun ada identifikasi kurikulum yang nampak seperti terpisah dari
kurikulum yang akademis, bimbingan perkembangan menyebar keseluruh bagian
lingkungan sekolah. Pengajaran tepat waktu menjadi bagian dari suatu program
bimbingan perkembangan yang efektif. Demikian juga, konselor boleh
menciptakan suatu pelajaran bimbingan diselaraskan dan menerapkan sesuatu
yang telah dipelajari di dalam suatu kelas akademis. Sebagai contoh, para siswa
belajar untuk menulis surat di dalam kelas bahasa Inggris dapat juga menerapkan
ketrampilan itu pada penulisan untuk lebih banyak informasi tentang karier atau
melamar pekerjaan musim panas

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


44
5. Bimbingan perkembangan melibatkan semua personil sekolah.

Para guru, konselor, administrator, dan semua personil pendukung bertanggung


jawab untuk layanan bimbingan di dalam sekolah itu. Beberapa unit bimbingan
cara terbaik dikirimkan oleh para guru melalui tugas kelas mereka atau barangkali
selama suatu periode bimbingan khusus ketika mereka sedang bekerja sebagai
penasehat ke para siswa. Unit bimbingan lain cara terbaik dikirimkan oleh spesialis
bimbingan, seperti konselor, psikolog sekolah, guru sumber, atau konsultan luar
atau sumber daya orang-orang lain.
Walaupun konselor sekolah telah dikenal sebagai mereka yang akan
memelopori di dalam mengorganisir dan merencanakan suatu program bimbingan
perkembangan, program tidak bisa diterapkan tanpa dukungan penuh dan bantuan
dari para guru dan administrator. Program bimbingan bukanlah sesuatu yang dapat
berjalan dengan sendirinya. Itu memerlukan kerjasama antar semua orang dewasa
yang bekerja dengan para siswa.

6. Bimbingan perkembangan membantu para siswa belajar


secara lebih efektif dan efisien.

Selagi bimbingan dan konseling menekankan pertumbuhan pribadi dan potensi


individu, itu tidak dilakukan seperti prestasi akademis. Sesungguhnya, segalanya
di dalam program bimbingan secepatnya diarahkan pada membantu para siswa
belajar secara lebih efektif dan efisien. Semua sasaran hasil bimbingan
mempunyai dasar pendidikan dan semua layanan dihubungkan untuk membantu
para siswa mendapatkan keluaran terbaik dari sekolah.

7. Bimbingan perkembangan meliputi konselor yang


menyediakan layanan khusus konseling dan intervensi.

Selagi banyak sasaran hasil bimbingan dapat dijumpai di dalam kerangka


umum program instruksional dan kurikulum bimbingan, ada kesempatan ketika
lebih banyak layanan khusus, seperti konseling ringkas ( brief counseling ) yang
diperlukan oleh para siswa. Konseling disajikan oleh konselor sekolah yang
bersertifikat yang memiliki pengetahuan (knowledgeable) tentang teori dan
ketrampilan konseling.
Konselor sekolah dipandang sebagai manusia yang memiliki tingkah laku dan
hubungan antar manusia spesialis di suatu sekolah. Mereka mempunyai pelatihan
ketrampilan konseling individual dan kelompok. Mereka juga mempunyai waktu
lebih fleksibel dibanding para guru. Sesudah itu, mereka dapat memberi perhatian
ekstra pada beberapa para siswa dan menyediakannya pengalaman konseling
yang sesuai.
Layanan konseling tidaklah mempertimbangkan therapy. Program
bimbingan tidak dirancang untuk menyediakan psikoterapi untukpenyimpangan
psikologis. Bagaimanapun, banyak para siswa yang mempunyai problem pribadi
yang serius masih hadir di sekolah reguler. Mereka harus mengatasi keterbatasan
pada setting sekolah dan untuk melakukan penyesuaian ke kondisi-kondisi kelas.
Mereka sering memerlukan bantuan untuk memantapkan hubungan dalam bekerja
dengan para guru dan teman sekelas.
Beberapa siswa dengan permasalahan pribadi serius merespon baik ke
unit bimbingan atau brief counseling dengan personil sekolah. Banyak para guru
dan Konselor mengenali pentingnya pemantapan hubungan positif dengan para

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


45
siswa yang sering menyusahkan ( troubled students) dan melakukannya - secara
efektif. Dengan mengabaikan apa yang mereka lakukan dan efektivitas mereka,
proses bantuan tidak diberi label therapy. Membantu para siswa yang
menyusahkan (troubled students) untuk melakukan penyesuaian ke sekolah tidak
hanya meningkatkan pelajaran mereka dan kesejahteraan mereka, tetapi itu
meningkatkan lingkungan belajar untuk yang lain. Jika seorang siswa mempunyai
permasalahan dengan seorang guru, sehingga siswa tidak belajar dan mungkin
mengacaukan pelajaran lain juga.
Konseling sekolah didasarkan pada teori brief-counseling dan
menggambarkan intervensi konselor yang dapat dikirimkan di dalam enam hingga
delapan sesi konseling. Di dalam suatu program bimbingan perkembangan,
konseling difokuskan. " Masa perbincangan" umum dengan pembicaraan sisswa
dan konselor di dalam pertemuan-pertemuan tidak terstruktur bukanlah sebiasa
seperti pertama kali mereka ada. Perbandingan Student-Counselor dan waktu
konselor yang terbatas membuat tak tersusun atau macam basa-basi diskusi tidak
praktis, walaupun mereka mungkin menarik , produktif, dan diinginkan pada
kesempatan.
Sebagai tambahan terhadap konseling individual dan konseling kelompok
kecil dan bimbingan kelas, konselor menyediakan layanan lain , seperti konsultasi,
pelatihan fasilitator sebaya, testing, dan mengkoordinir aktivitas bimbingan yang
lain. Fungsi pekerjaan ini dari konselor sekolah akan dibahas di bab yang berikut
dalam buku ini.

I. Konseling Perkembangan dan Siswa-siswa Berisiko


Pendidikan selalu bermakna kesempatan, tetapi permasalahan resiko
masih menjadi pertimbangan bagi kebanyakan anak-anak muda. Ini biasanya
datang dari orang-orang dari keluarga yang lebih beruntung dan konsekuen.
Mereka lebih memilih hal itu diluar sekolah. Sehingga mereka banyak tertinggal
dan tidak dapat menjangkau pelajaran, keluarga dan lingkungannya membatasi
mereka memperoleh kesempatan untuk meraih kesuksesan.
Buku-buku lain dan dokumen yang dibutuhkan telah diterbitkan untuk
membantu resiko bagi siswa. Siswa-siswa sering mempertimbangkan jumlah
penduduk sebagai perhatian khusus, seperti para pengelola, orang tua, dan guru-
guru untuk mereveral mereka pada bantuan konselor..
Kaum minoritas akan terus tumbuh dan dan akan menjadi segmen yang
paling besar pada total populasi/ jumlah penduduk, sungguhpun kaum minorritas
tidak sama-sama tinggal di Amerika Serikar. Namun ini terjadi di California.
Sukses bangsa kita mencerminkan kontribusi dari orang-orang yang
berbeda ras dan suku. Bagaimanapun negeri kami juga mempunyai sejarah pahit
yang berhubungan dengan masalah kesukuan. Baru-baru ini ada kesadaran yang
meningkat dari masyarakat dan sekolah yang tidak dirancang untuk
mengakomodasi kebutuhan itu., minat dan perhatian minoritas terutama yang
berasal dari status ekonomi yang rendah.
Sering juga, harapan untuk prestasi siswa dari kaum minoritas sangat
rendah dan akses yang menuju pada sumber daya sangat terbatas.
Orang-orang Asia Amerika, tinggal sebagai bangsa yang yang terpencil,
sebagai kaum minoritas yang tumbuh dengan cepat., ini sering dinilai sebagai
sikap fanatic., menurut laporan Komisi Pengawas pada Komisi Hak hak Sipil
(Chun &Zaikor,1992) menyimpulkan bahwa mereka banyak mengambil pelajaran
dari wajah anak-anak imigran dalam menghadapi tantangan. Pengalaman dari

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


46
lingkungan sekolah yang tak ramah adalah target dari permusuhan rasial. Komisi
pengawas juga menemukan indikasi bahwa para siswa percaya bahwa konflik
muncul akibat dari latar belakang yng berbeda, yang secara administrasi juga
berbeda dibanding dengan orang lain. Lebih dari itu ,ada bukti yng menyatakan
bahwa ada persepsi yang tersebar luas tentang mereka sebagai kekuatan
minoritas yang kuat yang menyembunyikan sejumlah masalah besar yang serius.
Orang-orang Afrika Amerika terus menerus merasa takut bahwa mereka
tidak dapat berkompetisi dalam mendapatkan kemakmuran secara adil. Masalah
ini secara dramatis terjadi di kota-kota, dimana berbagai kondisi kejahatan,obat-
obatan, alcohol dan penyakit AIDS, dan tidak adanya peluang pekerjaan bagi
mereka
1. Anak-anak kulit hitam tiga kali lebih mungkin tinggal dalam keluarga dengan
orang tua tunggal dan 43,2 % dari semua orang Amerika keturunan Afrika
tinggal dalam kemiskinan.
2. Pembunuhan sering menyebabkan kematian bagi pria Afrika Amerika
disepanjang jaman dengan usia antara 15 sampai 34 tahun. Hampir separuh
dari korban pembunuhan adalah orang-orng kulit hitam.
3. Pada tahun 1989, 23% dari semua orang Afrika Amerika yang berusia 20
sampai 29 tahun dipenjarakan dalam masa percobaan pembebasan bersyarat.
Ada syudi yang menemukan bahwa satu dari lima orang kulit hitam yang
berusia 15 sampai 34 tahun terdaftar sebagai penjahat.
4. Orang-orang Afrika Amerika sekarang meliputi 28% terkena kasus AIDS, Orang
kulit hitam meliputi 52%. Perempuan berpenyakit dan anak-anak kulit hitam
menyumbangkan 53% dari semua penderita AIDS.

Dapat digaris bawahi bahwa ini adalah gambaran suram dari krisis social
yang komplek dari orang-orang kulit hitam Amerika. Diskriminasi dan sikap fanatic
sangat berperan dalam membentuk kemiskinan, kejahatan, penggunaan alcohol
dan obat terlarang, juga disintegrasi keluarga dan masyarakat membuat mereka
tidak bebas merasakan keindahan
Kepanikan mereka dan orang-orang Amerika Latin juga mengalami masalah
yang meluas di kota itu. Mereka mengalami tekanan dengan keterbatasan
keterampilan berbahasa Inggris., pengangguran, obat-obat terlarang dan
kehamilan muda.. Di Tahun 2000 diperkirakan bahwa kepanikan mereka akan
mencapai 33% dari kekuatan pertumbuhan bangsa itu. Belum lagi anak-anak
muda yang keluar dari sekolah lebih banyak dibandingkan dengan kelompok
minoritas yang lain.
Pendidikan multicultural, jasa bimbingan dan konseling, serta hak-hak sipil
warga Negara dapat diundangkan, tetapi pemisahan kekuatan social dan
diskriminasi lebih besar dalam hukum. Pengasingan, isolasi, dan polarisasi
menciptakan keraguan, rasa curuga, frustasi dan ketakutan, tidak adanya
komunikasi dan hubungan antar pribadi bagi masyarakat miskin. Ketika itu terjadi
pada masyarakat tanpa mengabaikan tempat dan ukuran, maka akan berlanjut
pada sekolah. Sekolah kita adalah refleksi dari masa lalu dan masa depan bangsa
kami
Ada juga minoritas lain seperti Orang Amerika asli, orang Indian Timur dan
berbagai kelompok religius yang berbeda dan potensial. Bagaimana mungkin
masalah difusi etnik dan transisi imigran masuk kedalam sekolah kita? Apa yang
dapat dilakukan untuk menjadikan pendidikan lebih baik pada siswa dari suku
minoritas yang beresiko ini?

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


47
Semua siswa mungkin berhadapan dengan resiko, yang memberikan
perubahan pada wajah masarakat Amerika. Bahkan mereka yang mempunyai
lingkungan rumah yang mendukung dan stabil dan sukses secara akademis,
mereka masih harus mnghadiri sekolah-sekolah yang kurang beruntung dan masih
berjuang dengan permasalahan sulit.Tentu saja semua siswa mempunyai
perhatian dan permasalahan khas yang berhubungan dengan langkah-langkah
pengembangan mereka. Beberapa masalah ini jauh lebih luas dibandingkan
dengan orang lain yang meliputi intensitas, kekejaman, frekwensi dan jangka
waktu.
Sekolah-sekolah terutama yang menyediakan program bimbingan dan
knseling perkembangan, dapat lebih efektif dalam memberikan solusi atas
masalah krisis yang terjadi pada masyarakat luas. Iklim pembelajaran bagi semua
siswa dapat ditingkatkan ketika jasa dan program bimbingan menyeluruh
disediakan untuk semua siswa dan bagi yang belajar untuk menghormati nilai dan
keanekaragaman hak orang lain. Mereka juga belajar untuk bekerja positif yang
berhubungan dengan panutan dan orang lain. Ini memerlukan personal dan
pemimpin bidang pendidikan yang akan bekerjasama sebagai kelompok , yang
masing-masing memiliki peran.

J. Peran Personil Sekolah Dalam Bimbingan

Ada pendapat yang keliru bahwa layanan bimbingan dan konseling


berfungsi dari spesialis sendiri. Pendapat ini hanya akan mendorong kearah tipe
pendekatan sebuah krisis yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan siswa
di sekolah
Bimbingan yang baik adalah yang menyeluruh di semua lingkungan
sekolah. Disana secara spesifik program bimbingan dan konseling berada, akan
membuat moril siswa dan para guru menjadi lebih baik. Ini akan menjadi
pengalaman yang positif bagi sekolah. Tetapi efektifitas program ini membutuhkan
kerjasama dari semua personil sekolah.
Sekolah-sekolah dari bangsa yang berbeda diorganisir dengan cara yang
berbeda. Jabatan dan tugas bertukar-tukar dari satu sekolah ke beberapa sekolah
lain yang mempunyai personil dan sumber daya yang lebih baik dibandingkan
dengan yang lain. Tanpa melihat itu semua, sebuah program bimbingan
perkembangan yang komprehensif dibagun utamanya pekerjaan dari : (1)
Karyawan, (2) para guru, (3) konselor dan (4) personil lain yang mendukung

K. Prinsip/Hal-hal Pokok
1. Untuk menyediakan pemimpin pada program bimbingan.
2. Untuk menyediakan personil bagi komite bimbingan sekolah( komite ini akan
terdiri dari masing-masing kelompok guru dan wakil dari jabatan seorang
konselor sekolah .dan seorang guru).
3. Untuk menyediakan dukungan dan dorongan secara administrative.
4. Untuk mengambil bagian peran secara aktif dan menjelaskan peran dan tugas
bimbingan.
5. Untuk menyediakan waktu yang cukup, ruang, fasilitas dan material yang
diperlukan bagi terlaksananya program ini.
6. Untuk mengkonsultasikan dengan komite bimbingan mengenai organisasi,
monitoring dan evaluasi dari program bimbingan.
7. Untuk melihat implementasi dan evaluasi dari jasa bimbingan.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


48
8. Untuk membantu mengidentifikasi kebutuhan akan bimbingan di sekolah dan
untuk merekomendasikan kemungkinan unit bimbingan atau intervensi.
Kemudian pada kesempatan lain, untuk membantu aktivitas peran penting
dengan seorang guru atau konselor.
9. Untuk menetapkan dukungan dan hubungan pekerjaan yang kooperatif antara
karyawan, konselor, guru-guru, dan khusus secara melayani siswa,
10.Untuk membantu menetapkan struktur dan perencanaan bimbingan secara
menyeluruh. Yang meliputi program guru penasihat yang dapat diterapkan
dalam jadwal sekolah tersbut.
11.Untuk mengkomunikasikan filosofi itu dan struktur program untuk orang tua dan
masyarakat umum.
12.Untuk dikonsultasikan dengan komite bimbingan mengenai isu-isu khusus,
perhatian atau problem yang berkembang diantara siswa dan personil sekolah.

L. Konselor Sekolah
1. Untuk menerima kepemimpinan dalam mengorganissir dan mengembangkan
program bimbingan dan konseling perkembangan secara menyeluruh.
2. Untuk memberikan layanan konseling individual kepada para siswa.
3. Untuk memberikan layanan konseling kelompok kecil kepada para siswa.
4. Untuk mengorganisir dan memimpin unit bimbingan kelompok besar, sesi dan
aktivitas.
5. Untuk melatih dan mengkoordinir fasilitator teman sebaya.
6. Untuk mengkonsultasikan dengan para orang tua, guru-guru, dan administrator
mengenai perhatian khusus dan kebutuhan-kebutuhan siswa.
7. Untuk mengkonsultasikan dengan guru-guru dan administrator tentang
intervensi bimbingan dan konseling bagi siswa.
8. Untuk mengembangkan unit bimbingan yang meningkat dari kebutuhan siswa.
9. Untuk membantu mengembangkan dan mengkoordinir guru sebagai
penasehat program (Teachers Advisors Program)
10.Untuk wakil pemimpin, pada suatu kempatan, sebuah unit bimbingan atau sesi
dengan seorang guru, boleh jadi selama menjadi penasihat program (TAP).
11.Untuk bertindak sebagai seorang professional bagi penasihat guru tentang
konseling yang singkat (brief counselig) dan perubahan perilaku.
12.Untuk membantu mengidentifikasi siswa yang memiliki kebutuhan atau
masalah khusus dan Untuk membantu menemukan pendidikan alternative atau
layanan bimbingan untuk mereka.
13.Untuk mengkoordinir fakultas dan program pengembangan staf yang
berhubungan dengan bimbingan,
14.Untuk mengkoordinir bimbingan lain yang berhubungan dengan layanan
( penilaian siswa, pertimbangan, SDM, pendidikan khusus, dan penemptan).

M. Guru-guru
1. Untuk membantu mengembangkan dan mengimplementasikan program
bimbingan pengembangan komprehensip di sekolah.
2. Untuk membantu mengidentifikasi siswa yang membutuhkan perhatian khusus
pada pembelajaran yang lebih efektif dan efisien
3. Untuk bekerja sebagai penasihat guru bersama sekitar 20 sampai 25 siswa,
menemui mmereka secara individual dan dalam sebuah kelompok selama
program (TAP) berlangsung.
4. Untuk mencoba mengetahui masing-masing siswa secara personal dalam
kelompok program (TAP) .

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


49
5. Untuk menindak lanjuti nasehat kemajuan akademis mereka , menyusun
laporan, menertibkan referral, perhatian khusus, dan informasi umum.
6. Untuk mengetahui nasehat orang tua/wali mereka dan bekerja memjembatani
hubungan antara rumah dengan sekolah, dan memfasilitasi komunikasi.
7. Untuk membangun sebuah kelompok terpadu sebagai suatu program yang
bertugas bagi siswa lebih berdaya guna.
8. Untuk mencari asisten /bantuan untuk menasehati orang-orang yang
membutuhkan diluar batas program TAP atau bimbingan kelas.
9. Untuk mengidentifikasi kebutuhan siswa dan untuk membuat rekomendasi bagi
Komite bimbingan.
10.Untuk mengkonsultasikan dengan konselor, dan pesonil sekolah lain, mengenai
kebutuhan bimbingan orang-orang yang dibimbing.
11.Untuk berpartisipasi pada program pengembangan staf yang akan membantu
menyediakan aktifitas bimbingan dan pengalaman konseling cepat ( brief
counseling ) bagi siswa.

N. Pendaftar /Petugas Sekolah


1. Untuk mengkoordinasikan system tata kearsipan siswa dalam suatu sekolah.
2. Untuk menerima tanggung jawab dari informasi status baru, tempat/daerah dan
kebijakan sekolah yang behubungan dengan arssip siswa dan kebutuhan
kelulusan/ wisuda.
3. Untuk membantu mengidentifikasi target populasi siswa yang mungkin
bermnfaat bagi aktifitas program bimbingan dan konseling.
4. Untuk memelihara semua file siswa, berhubungan dengan syarat kelulusan
,termasuk naik kelas, nilai rata-rata, dan mengecek kebutuhan syarat kelulusan.
5. Untuk mendaftar siswa baru dan tempat mereka di dalam kelas.
6. Untuk mengkoordinir dengan konselor masa transisi siswa pindahan sekolah,
dengan perhatian khusus pada level kelas siwa yang memasuki dan
meninggalkan sekolah tersebut.
7. Untuk mengkoordinasikan dan memelihara sistem tata kearsipan sekolah
dengan apa yang ada di kantor daerah dengan sistem komputerisasi
8. Untuk membantu konselor, pada suatu kesempatan pada penyerahan tentang
unit bimbingan besar yang berhubungan dengan transisi siswa, pendaftaran,
arsip dan kelulusan.

O. Spesialis Jabatan atau Konselor Karir


1. Untuk mengembangkan dan menggorganisir pusat sumber daya
karir/pekerjaan secara menyeluruh.
2. Untuk mengumpulkan, dan menyebarkan secara nasional, keadaan, dan
penerbitan.local, material dan sumber daya karir yang lain.
3. Untuk menyediakan unit bimbingan karir perkembangan yang dapat digunakan
selama waktu TAP berlangsung.
4. Untuk membantu pemimpin kelompok kepenasehatan TAP dengan guru-guru
pada kesempatan dawaktu yang sesuai.
5. Untuk mengkonsultasikan dengan guru-guru mengenai keterampilan minat
bekerja dan sikap siswa yang dibimbingi.
6. Untuk membantu mengidentifikasi minat vokasional dan kebutuhan siswa.
7. Untuk bekerja dengan siswa dan para orang tua pada kaitannya dengan karir
dan perencanaan pendidikan.

P. Psikolog Sekolah

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


50
1. Untuk mendiagnosa dan mempelajari siswa-siwa belajar secara individu.
2. Untuk mengevaluasi beberapa aspek pada rumah siswa dan pengalaman
sekolah dan untuk membuat rekomendasi bagi layanan bimbingan dan
penempatan pendidikan.
3. Untuk menyediakan konseling individu dan kelompok yang intensiv atau
pengalaman remediasi bagi siswa ynang terganggu.
4. Untuk bekerja sebagaimana hubungan antara sekolah dan sumber daya
masyarakat secara psikologis.
5. Untuk membantu desain pendidikan dan strategi terapi untuk siswa yang
membutuhkan bantuan khusus.
6. Untuk berkonsultasi dengan para guru, konselor dan orang lain pada sekolah
mengenai keterbatasan, kekuatan dan kebutuhan khusus para siswa.
7. Untuk mengorganisasi, memimpin dan mengambil peran aktif dalam regu
belajar anak-anak, utamanya mengenai susunan kepegawaian mengenai
anak-anak luar biasa dan tempat pendidikan mereka

Q. Pekerja Sosial Sekolah


1. Untuk bekerja dengan keluarga-keluarga fakir miskin dan mengkoordonir
intervensi bimbingan antara sekolah dan rumah.
2. Untuk melayani sebagaimana hubungan antara sekolah dan agen rehabilitasi
dan kesehatan masyarakat..
3. Untuk mempelajari siwa-siswa secara individu dan situasi keluarga mereka,
menyediakan informasi kasus yang relevan dengan intervensi bimbingan
konseling sekolah.
4. Untuk mengkonsultasikan dengan sekolah dan daerah asal personil mengenai
kebutuhan keluarga-keluarga dan implikasinya bagi pendidikan anak-anak di
sekolah

R. Petugas lain dan Staf Pendukung


Staf dan petugas lain yang mendukung meliputi kehadiran ketua, aktifitas para
direktur dan kordinato, kemampuan bicara terapis, pendidikan dan bantuan khusus
para guru, teknisi bimbingan dan para profesional.
Fungsi dan peran mereka berhubungan dengan bimbingan pengembangan, yang
terdiri dari hal-hal berikut:
1. Bekerja dengan kelompok penasihat program (TAP) untuk mengurangi tugas-
tugas guru ketika siswa yang dibimbing terlalu banyak.
2. Membantu mengidentifikasi kebutuhan akan minat siswa.
3. Membantu memimpin bimbingan atau sesi dalam suatu kesempatan.
4. Membantu guru-guru menindak lanjuti dengan nasihat khusus..
5. Memimpin sebuah unit bimbingan yang dirancang secara spesifik bagi
beberapa siswa yang berkebutuhan khusus.
6. Memimpin sebuah kelompok khusus bagi orang yang dinasihati yang telah
diidentifikasil yang membutuhkan perhatian khusus, seperti mereka yang
belum mampu melakukan penyesuaian pada kelompok penasihat program
(TAP).
7. Mengasumsikan tanggung jawab pada tugas-tugas yang memerlukan
perhatian selama waktu TAP ,sehingga guru-guru dan orang lain mengambil
manfaat maksimal dari TAP.

S. KAJIAN KRITIS

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


51
Pendekatan konseling perkembangan mempertimbangkan sifat alami
perkembangan manusia, mencakup tahap-tahap dan tugas-tugas umum yang
kebanyakan berupa pengalaman individu seperti kematangan mereka akan dari
masa kanak-kanak ke kedewasaan. Realita menunjukkan bahwa perkembangan
siswa itu tidak hanya terdiri dari sifat bawaan saja, tetapi lebih banyak dipengaruhi
oleh lingkungan utamanya dari orang tuanya selama 12 jam dan 8 jam selebihnya
di sekolah dan masyarakat. Maka sifat alami manusia itu terkondisi dengan
lingkungannya, oleh karenanya konselor dalam memberi pelayanan harus
memperhatikan sifat bawaan dan kondisi lingkungan siswa yang bermasalah.
Perkembangan siswa tidak bisa beropersi terlepas dari latar belakang
historis dan budaya mereka. Karena di dalam masyarakat multicultural selalu
berubah, dan satu keanekaragaman dan keunikan adalah berharga, maka teori
perkembangan harus dikemas dalam suatu kerangka acuan yang praktis, suatu
perkembangan harus dipandang secara berkelanjutan, siklus, progresif dan aktif.
Tujuan dan sasaran hasil program bimbingan perkembangan dihubungkan
untuk memfasilitasi proses instruksional. Seseorang lebih banyak melihat sasaran
hasil perkembangan pribadi sebagai suplemen untuk hal-hal yang bersifat
akademis, oleh karena itu dalam perkembangan harus mengintegrasikan dari
keseluruhan program pendidikan dalam bentuk ketrampilan dan pengalaman
belajar.
Prinsip bimbingan dan konseling perkembangan untuk semua siswa, secara
fleksibel, efektif dan efisien. yang diintegrasikan dari keseluruhan proses
pendidikan, dan melibatkan konselor yang menyediakan layanan khusus konseling
dan intervensinya. Realita di sekolah banyak guru dan orang tua cenderung
mengembangkan aspek kognitif domain dan psikomotor saja dan kurang
memperhatikan aspek afektif domain. Oleh karena itu dalam memberi layanan
konseling harus memperhatikan semua aspek yang mendukung kegiatan
perkembangan siswa.
Bimbingan yang baik adalah yang menyeluruh di semua lingkungan
sekolah, untuk membuat moril siswa dan para guru menjadi lebih baik. Oleh
akrena itu supaya tercapai efektifitas program membutuhkan kerjasama dari
semua personil sekolah. Maka program bimbingan perkembangan yang
komprehensif dibangun utamanya pekerjaan dari : (1) Karyawan, (2) para guru, (3)
konselor dan (4) personil lain yang mendukung.

T. KESIMPULAN
1. Pendekatan konseling perkembangan asumsinya dengan mempertimbangkan
sifat alami perkembangan manusia, mencakup tahap-tahap dan tugas-tugas
umum yang kebanyakan berupa pengalaman individu seperti kematangan
mereka akan dari masa kanak-kanak ke kedewasaan.
2. Perkembangan siswa tidak bisa beropersi terlepas dari latar belakang historis
dan budaya mereka. Karena di dalam masyarakat multicultural selalu berubah,
dan satu keanekaragaman dan keunikan adalah berharga, maka teori
perkembangan harus dikemas dalam suatu kerangka acuan yang praktis,
berkelanjutan, siklus, progresif dan aktif.
3. Tujuan dan sasaran hasil program bimbingan perkembangan dihubungkan untuk
memfasilitasi proses instruksional, oleh karena itu dalam perkembangan harus
mengintegrasikan dari keseluruhan program pendidikan dalam bentuk
ketrampilan dan pengalaman belajar.
4. Prinsip bimbingan dan konseling perkembangan untuk semua siswa, secara
fleksibel, efektif dan efisien. yang diintegrasikan dari keseluruhan proses

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


52
pendidikan, dan melibatkan konselor yang menyediakan layanan khusus
konseling dan intervensinya.
5. Bimbingan yang baik adalah yang menyeluruh di semua lingkungan sekolah,
untuk membuat moril siswa dan para guru menjadi lebih baik. Maka program
bimbingan perkembangan yang komprehensif dibangun utamanya pekerjaan
dari karyawan, para guru, konselor dan personil lain yang mendukung.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


53
Myrick, RD (1993) Developmental Guidance and Counseling.
Minneapolis: Educational Media Corporation
GURU SEBAGAI ADVISOR SISWA
A. Fokus Perhatian Guru
Ada kebutuhan bagi para guru untuk dilibatkan secara langsung dalam
bimbingan perkembangan. Satu pendekatan yang paling inovatif untuk memenuhi
kebutuhan ini adalah melalui program-program di mana para guru ditunjuk untuk
menjadi pembimbing siswa dan mereka diberi tugas untuk membimbing
sekelompok siswa. Cara ini sering disebut dengan program advisor-advisee
(pembimbing-yang dibimbing) atau program teacher-advisor (guru-pembimbing).
Program ini ditujukan untuk memberikan bimbingan dewasa berkelanjutan dalam
sebuah sekolah (Penkins 1977).
Konsep guru advisor-advisee pertama kali diperkenalkan pada sekolah-
sekolah menengah (Daresh & Pautsch 1981). Sekolah menengah memberikan
penekanan pada bimbingan perkembangan. Siswa tidak lagi berada dalam kelas
dengan satu orang guru seperti ketika berada di sekolah dasar. Sebaliknya, pada
umumnya mereka bekerja dalam sebuah tim di mana mereka dapat bertemu
dengan guru-pembimbing secara reguler. (Alexander & George, 1981; Michael,
1986).
Guru memiliki tugas akademis reguler berdasarkan pada minat dan
pelatihan, tetapi tiap guru juga memiliki satu kelompok yang terdiri dari 20 siswa
yang dibimbing. Jumlah siswa ini bisa kurang atau lebih, tergantung pada jumlah
keseluruhan siswa di satu sekolah dan juga jumlah guru dan staf yang bersedia
menjadi pembimbing siswa. Rasio yang paling baik adalah sekitar 1-15 siswa,
tetapi pada kenyataannya rasio ini dalam beberapa kasus lebih rendah dan bisa
mencapai 1-30 ketika ruangan dan personalnya terbatas.
Tiap siswa diasumsikan membutuhkan orang dewasa yang menyenangkan
di sekolah yang bisa memahami dan perduli kepada siswa secara pribadi.
Pembimbing bertanggung-jawab untuk membantu siswanya dalam mengatasi
masalah perkembangannya. Hubungan pembimbing dengan siswanya merupakan
inti dari bimbingan di sebuah sekolah. (Myrick & Myrick, 1990).
Guru-pembimbing biasanya bertanggung-jawab pada folder kumulatif
siswa, folder kerja, pertemuan guru-siswa, pertemuan orang-tua, pengalaman
bimbingan kelompok, dan menindaklanjuti laporan kemajuan akademis.
Pembimbing juga berkonsultasi dengan guru-guru lain, Konselor sekolah, dan
membantu para staf berkenaan dengan siswanya.
Bimbingan di sekolah menengah (SMP) menerapkan konsep bimbingan
perkembangan. Kurikulum bimbingan, yang sebagian besar disampaikan dalam
pertemuan homebase, didasarkan pada asumsi bahwa ada pengalaman
bimbingan tertentu yang akan membantu siswa secara pribadi, sosial, dan
akademis. (Clark & Frith, 1983) Kurikulum tersebut dapat disusun ke dalam unit-
unit, dengan sesi bimbingan dalam setiap unitnya. Ada tujuan bimbingan dan
aktivitas bimbingan. Ketika ada waktu yang dijadwalkan untuk membantu
memenuhi kebutuhan bimbingan siswa, waktu di dalam kelas dari segi studi
akademis akan lebih produktif.
Satu unit bimbingan fokus pada topik tertentu. Unit-unit bimbingan disusun
berurutan sesuai dengan kalender bimbingan sekolah dan peristiwa-peristiwa
penting dalam satu tahun ajaran.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


54
Tiap unit bimbingan dapat disusun menurut skema umum enam sesi (S +
1). Di sini, siswa berperan dalam kegiatan bimbingan selama lima sesi dan
kemudian satu sesi digunakan untuk membantu mengevaluasi unit tersebut. Hal
ini mendorong guru-pembimbing untuk melengkapi satu unit bersama dengan
siswanya dalam waktu tiga minggu, bila mereka bertemu dua kali dalam
seminggu. Jika evaluasi pada sesi ke keenam menunjukkan bahwa tujuan unit
tidak tercapai atau perlu waktu lagi untuk beberapa skill, maka sesi bimbingan
tambahan dapat dijadualkan.

B. Guru dan Layanan BK Sekolah dalam Unit Bimbingan


Perkembangan Teacher Advisor Program (TAP)
Unit 1: Perkenalan
Membantu pembimbing dan anggota kelompok untuk saling mengenal
Membangun hubungan dalam kelompok
Meletakkan dasar bagi pertemuan kelompok pembimbing-siswa
Membantu siswa belajar bagaimana turut serta dalam sebuah kelompok
Membantu siswa melakukan transisi yang positif di sekolah
Mengevaluasi buku petunjuk sekolah dan prosedur sekolah

Unit 2: Keahlian dan kebiasaan dalam belajar


Mengevaluasi keahlian dan kebiasaan belajar seseorang
Mengembangkan waktu yang efektif-perencanaan manajemen
Mempelajari dan mempraktekkan keahlian mendengarkan di ruang kelas
Mengidentifikasi berbagai macam tes dan situasi tes
Mempelajari cara-cara mengatasi rasa gugup dalam tes
Memahami indeks prestasi kumulatif (IPK) dan kartu laporan
Membahas keahlian sukses sekolah

Unit 3: Evaluasi diri


Mengidentifikasi tingkah laku dalam kelas yang berkaitan dengan
pencapaian
Mengidentifikasi kekuatan seseorang dalam bertingkah laku di ruang
kelas
Mengidentifikasi tingkah laku di ruang kelas yang perlu ditingkatkan
Mengevaluasi hubungan guru-siswa
Mengevaluasi kelakuan sekolah, diri sendiri, dan orang lain
Menetapkan tujuan dan belajar memonitor kemajuan
Mengembangkan penghargaan dari perbedaan pribadi
Mengidentifikasi minat, kemampuan, dan keunikan seseorang

Unit 4: Keahlian berkomunikasi


Mengidentifikasi dan mempraktekkan keahlian antar-pribadi yang berhubungan
dengan kondisi dan model fasilitatif
Belajar bagaimana bersikap sensitif dan memasuki orang lain

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


55
Belajar bagaimana menjadi pendengar yang baik
Belajar bagaimana mengklarifikasi dan menggali ide
Belajar bagaimana bertanya dan menjawab pertanyaan
Belajar cara-cara menghargai dan berhadapan dengan orang lain
Mengidentifikasi tingkah laku yang menghambat komunikasi yang efektif
Belajar bagaimana menjadi peserta kelompok yang efektif
Belajar bagaimana tingkah laku seseorang bisa berpengaruh terhadap orang
lain

Unit 5: Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah


Belajar mengambil keputusan dan memecahkan masalah
Belajar bagaimana mengidentifikasi pilihan-pilihan dan konsekuensinya
Mengidentifikasi dilema umum kaum remaja dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
Menunjukkan bagaimana keahlian pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah dapat diterapkan di rumah dan sekolah
Mempelajari konsekuensi karena tidak memenuhi kewajiban sekolah dan
kewajiban keluarga dan tanggungjawabnya

Unit 6: Hubungan antar teman


Mempelajari peranan laki-perempuan dan stereotipe laki-perempuan dalam
masyarakat
Mengembangkan cara-cara yang positif dalam berinteraksi dengan teman
Mengenali kekuatan pengaruh teman
Mengevaluasi hubungan teman dan diri seseorang
Belajar bagaimana mengembangkan persahabatan
Belajar cara-cara untuk bertahan dari (menolak) tekanan teman yang tidak
diinginkan
Meningkatkan kesadaran akan kebutuhan dan minat pribadi yang bisa
mempengaruhi hubungan

Unit 7: Motivasi
Lebih menyadari akan minat, kebutuhan, dan keinginan seseorang
Mengenali bagaimana percaya diri dan kelakuan seseorang dihubungkan
dengan cara mencapai tujuan
Mengenali nilai dari penetapan tujuan pribadi
Membedakan antara penghargaan intrinsik dan ekstrinsik
Mengidentifikasi teknik-teknik motivasi, seperti penetapan tujuan, monitoring,
bicara dengan diri sendiri, langkah nyata, dan berpikir positif
Menunjukkan bagaimana keahlian dan praktek nyata berhubungan dengan
kesuksesan

Unit 8: konflik/resolusi
Mengidentifikasi sifat konflik, bagaimana dan kapan konflik muncul
Belajar cara-cara konstruktif bagaimana berhadapan dengan konflik
Mengidentifikasi konflik yang berhubungan dengan tahap-tahap kehidupan
Mencoba menerapkan keahlian berkomunikasi pada momen-momen konflik

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


56
Mengidentifikasi bagaimana keahlian konflik/resolusi dapat diterapkan dengan
guru, orangtua, atau teman.

Unit 9: Kesehatan
Mengidentifikasi masalah kesehatan yang umum dalam masyarakat
Mengidentifikasi aspek-aspek positif dalam menjalani kehidupan yang sehat
Membahas bagaimana olahraga, nutrisi, tingkahlaku positif, dan kebiasaan
hidup dapat mempengaruhi kehidupan seseorang.
Menyadari sifat-sifat orang yang beresiko tinggi, seperti: pemakai alkohol dan
narkoba, mereka yang frustasi, dan berpotensi drop-out.
Mempelajari nilai kesehatan dan strategi pencegahan
Mempelajari konsekuensi jangka panjang dari tingkah laku yang kasar
Mengembangkan dan mempraktekkan cara-cara efektif dalam menangani
stres.

Unit 10: Pengembangan karir


Mempelajari pengaruh dari berubahnya waktu dalam dunia kerja
Mengenali kesempatan kerja dan nilai-nilainya dalam masyarakat
Mengidentifikasi bagaimana pekerjaan, profesi, dan karir berhubungan dengan
minat, kebutuhan, keahlian dan kesempatan seseorang.
Mengidentifikasi tujuan pekerjaan yang belum pasti
Menyadari faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan kerja
Mengenali bagaimana tujuan kerja berhubungan dengan kesuksesan di
sekolah
Mengidentifikasi bagaimana tugas-tugas pekerjaan berhubungan dengan
keahlian yang dipelajari di sekolah

Unit 11: Perencanaan pendidikan


Mengenali pilihan-pilihan yang tersedia dalam perencanaan
Menggambarkan kebutuhan untuk berencana ke depan
mempelajari bahasa perencanaan pendidikan (istilah umum)
mempelajari konsekuensi dari pelajaran akademis
mengidentifikasi persyaratan akademis dan pilihan-pilihannya
mengembangkan rencana pendidikan untuk SMP atau SMA
mendaftar sekolah tahun depan

Unit 12: Keterlibatan masyarakat


membangun kebanggaan dalam masyarakat
mengidentifikasi tanggungjawab warga masyarakat
melihat nilai-nilai jasa masyarakat yang dilakukan secara sukarela
mengidentifikasi cara-cara di mana orang muda dapat membantu membuat
masyarakat dan sekitarnya menjadi tempat yang lebih baik
melihat seseorang sebagai kontributor yang berharga bagi masyarakatnya

Robert D. Myrick, Ph.D.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


57
C. Teacher Advisor Program: sbgai program bimbingan yg
penting
Jika guru menjadi bagian dari program bimbingan sekolah, maka mereka
harus punya waktu untuk menemui siswanya. Pada periode homeroom atau
homebase waktu dapat disediakan secara teratur. Guru sebagai konsep
pembimbing membuat program bimbingan menjadi lebih dapat diatur dan
mendorong siswa untuk bisa mengambil manfaat dari jasa bimbingan dan
penyuluhan.
Konsep yang sama yang telah terbukti bermanfaat di SMP, juga bisa
diterapkan di SMA. (Sprinthall Sir Erickson, 1974) Kenyataannya, kita dapat
menggunakan istilah TAP (Teacher-Advisor Program/Program guru-pembimbing)
untuk mengacu pada program bimbingan SMP atau SMA yang melibatkan guru-
guru sebagai pembimbing yang bekerja sama dengan kelompok siswa. (Myrick &
Myrick, 1990).
Program guru-pembimbing (TAP) merupakan istilah umum. Program
semacam itu telah dijadikan acuan sebagai homebase di SMP dan sebagai
bimbingan kelas di SD. TAP merupakan bimbingan kelompok besar yang
dipimpin seorang guru, tanpa memandang siswa duduk di kelas berapa. Syarat
utamanya adalah periode waktu tertentu harus ditetapkan tersendiri selama
minggu bimbingan, atau lebih baik tiap hari, untuk mengetahui kebutuhan, minat,
dan perhatian bimbingan perkembangan orang muda. Program-program TAP telah
memiliki perhatian khusus karena membantu siswa dan yang lainnya
megidentifikasi periode waktu ini.
Guru-guru SD umumnya bekerja dalam sebuah kelompok mandiri dan
berperan sebagai guru-pembimbing terhadap para siswa mereka. Selama minggu
bimbingan atau setiap hari seorang guru kelas dapat memusatkan perhatiannya
pada bimbingan perkembangan melalui pragram yang dinamakan DUSO-
Developing Understanding of Self and Others/Mengembangkan pemahaman diri
dan orang lain (Dinkmeyer & Dinkmeyer, 1970/1982), Waktu Bicara; atau Waktu
pertemuan di kelas.

D. Peranan Konselor dalam Teacher Advisor Program


Dalam program TAP, guru tidak diminta untuk menjadi penyuluh atau
bertanggungjawab memenuhi semua kebutuhan siswa akan bimbingan dan
penyuluhan (Pilkington br Jarmin, 1977; Trump, 1977). Beberapa siswa akan perlu
dirujuk kepada penyuluh atau spesialis yang lain. Kemudian para penyuluh akan
melanjutkan program dan kegiatan mereka sendiri selama hari-hari sekolah, tetapi
selama periode TAP mereka mungkin akan memberikan perhatian khusus pada
peranan berikut:
1. Penyuluh akan membantu guru memimpin unit dan sesi bimbingan. Beberapa
guru akan mengajak penyuluh untuk bekerja sama dengan mereka pada waktu
tertentu, termasuk guru yang sangat berhasil. Kemudian di waktu lain,
penyuluh akan bekerja sama dengan guru yang memiliki masalah dalam
mengatur kelompok mereka. Penyuluh dapat memberikan contoh keahlian
bimbingan kelompok atau berperan sebagai konsultan pada guru-guru ini.
2. Penyuluh akan mengembangkan beberapa unit bimbingan khusus
berdasarkan pada kebutuhan kelompok siswa tertentu. Sebagai contoh, di satu
sekolah, siswa senior melakukan bullying (penyiksaan; pemerasan) terhadap
siswa yunior. Penyuluh menyiapkan unit bimbingan empat sesi yang mereka
berikan pada beberapa kelompok homebase. Di sekolah lain, masalah ras
bisa memicu kekerasan terhadap siswa dan isu ini dibahas melalui unit

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


58
bimbingan khusus. Pada pokoknya, penyuluh mengembangkan suatu road-
show yang mereka tempuh untuk kelompok TAP.
3. Penyuluh akan bertemu dengan kelompok kecil siswa untuk penyuluhan
kelompok kecil selama periode TAP. Karena waktu pertemuan TAP ini,
penyuluh mengganggu waktu belajar di kelas untuk bertemu siswa dan
memiliki sedikit masalah penjadualan.
4. Penyuluh akan menarik siswa yang suka membuat masalah atau yang
memiliki masalah dalam penyesuaian dengan kelompok homebasenya
selama waktu TAP dan memberikan mereka perhatian khusus. Siswa-siswa ini
dapat menerima pengalaman bimbingan dan penyuluhan dari kelompok kecil
ataupun besar yang fokus pada masalah mereka. Pada situasi lainnya,
beberapa siswa mungkin perlu mendapat dan membahas informasi atau materi
bimbingan yang bisa mempengaruhi mereka dibandingkan siswa lainnya.
Sebagai contoh, bantuan finansial atau mendaftar ke perguruan tinggi bisa
menjadi topik bagi kelompok yang bertemu dengan penyuluh selama waktu
TAP, terutama pada hari-hari ketika guru-pembimbing tidak memberikan
kegiatan bimbingan.
5. Penyuluh akan bertemu siswa untuk penyuluhan pribadi. Akan tetapi biasanya
penyuluhan pribadi dialokasikan untuk waktu yang lain sepanjang hari itu,
karena menarik individu-individu dari pelajaran di kelas lebih mudah dibanding
sekelompok siswa. Dengan demikian penekanan kerja penyuluh selama TAP
adalah pada kelompok kecil dan besar, baik itu dengan kelompok guru-
pembimbing atau dengan kelompok penyuluhan yang diatur dari beberapa
kelompok guru-pembimbing.
6. Penyuluh akan bertindak sebagai konsultan dan narasumber bagi para guru.
Jika koordinator TAP (full-time maupun part-time) tidak dipekerjakan di
sekolah, penyuluh sekolah dapat bertindak sebagai pemimpin dan
mengkoordinasikan TAP. Hal ini biasanya dilakukan pada seorang guru yang
bertindak sebagai pendamping ketua atau melalui satu komite. Tetapi penyuluh
memiliki waktu yang fleksibel dan TAP merupakan pusat dari bimbingan
perkembangan yang cenderung melibatkan penyuluh sekolah sebagai ketua
dan koordinator.
7. Selama waktu TAP penyuluh akan menghindari apapun tugas rutin yang bisa
mengalihkan perhatian mereka dari bekerja sama dengan guru atau siswa.
Guru menginginkan penyuluh menjadi bagian dari TAP dan menyediakan
waktunya selama waktu tersebut. Penting bagi penyuluh untuk dapat
diandalkan selama TAP. Peranan penyuluh dan fungsi kerjanya akan dibahas
lebih dalam di bab 4 dan akan lebih mudah melihat bagaimana peranan dan
fungsi ini berkaitan dengan TAP.

E. Membangun Dukungan bagi Teacher Advisor Program


Meskipun TAP tampak memiliki nilai, ada beberapa guru SMP dan SMA
yang enggan menerapkannya. Sekitar 20% dari seluruh guru SMP menerima
program itu. Para guru ini menyukai ide bimbingan perkembangan dan mereka
memiliki keahlian dan kepribadian yang bisa mempraktekkan program itu tanpa
banyak persiapan. Mereka bisa membuat program itu berhasil dengan dukungan
minimum, karena mereka sangat menikmati kesempatan untuk membangun
hubungan yang dapat membantu siswa.
20% lainnya jelas-jelas menolak dan bersikap skeptis. Mereka menentang
program itu dan melihatnya hanya sebagai persiapan tambahan buat mereka
sendiri. Bagi mereka, TAP buang-buang waktu. Mereka berusaha meyakinkan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


59
yang lainnya bahwa bimbingan seharusnya dilakukan oleh orang yang ahli, seperti
penyuluh dan psikolog sekolah. Kelompok yang menentang ini memerlukan
bantuan khusus atau pelatihan in-service, jika mereka bisa bersikap suportif dan
mau terlibat dalam membangun sebuah program. Sayangnya, sekitar setengah
dari yang 20% ini tidak memiliki kepribadian, keahlian, minat, ataupun energi
untuk membuat program TAP berhasil dan mereka mungkin perlu diberi tugas lain.
Sekitar 60% guru mampu membuat perbedaan penting. Apa yang membuat
mereka mendukung TAP dan bimbingan perkembangan? Hasilnya tampak
bergantung pada hal-hal berikut:
1. Guru perlu memahami filosofi di balik TAP dan bagaimana hubungannya
dengan bimbingan perkembangan.
Ini mencakup pemahaman kebutuhan siswa dan kesadaran akan masalah
siswa. Ini juga mencakup pengenalan bagaimana bimbingan secara langsung
berhubungan dengan membantu siswa belajar lebih efektif dan efisien dalam
kerja akademis mereka, termasuk membantu mereka tumbuh secara sosial
dan pribadi.
2. Komitmen tersedianya waktu pada kebutuhan TAP.
Manajemen waktu atau skema organisasi TAP merupakan faktor yang penting.
Kadang-kadang program-program TAP menderita karena pembimbing tidak
punya cukup banyak waktu untuk bertemu siswa-siswanya.
3. TAP harus memiliki kurikulum bimbingan perkembangan, dengan materi dan
kegiatan yang mendukung.
Para guru terbiasa memiliki acuan kurikulum dan mereka seringkali tergantung
pada aktivitas belajar yang mendorong siswa berpikir dan berpartisipasi.
Karena itu, guru ingin mempunyai buku petunjuk yang tersusun baik yang
mengandung berbagai macam aktivitas yang mungkin bisa digunakan dalam
TAP.
4. Guru memerlukan persiapan dalam keahlian bimbingan dan antar-pribadi.
Karena sebagian besar guru tidak memiliki petunjuk bimbingan, banyak guru
tidak memahami bagaimana suatu program bimbingan dikembangkan untuk
bisa memenuhi kebutuhan siswa dan bagaimana beberapa intervensi
bimbingan dapat digunakan untuk membantu siswa. Beberapa guru memiliki
keahlian antar-pribadi yang terbatas dan banyak guru tidak melakukan banyak
persiapan bagaimana mengatur kelompok.
5. TAP memerlukan dukungan administratif.
Sebagian besar pekerja administrasi mencoba mengakomodasi para guru dan
membuat pengajaran menjadi lebih dapat dinikmati. Mereka menyadari akan
sulitnya mengajar dan bagaimana siswa dan juga guru dapat berpengaruh
pada spirit sebuah sekolah. Beberapa siswa dan guru dapat membuat kerja
tiap orang menjadi lebih sulit dan lingkungan sekolah menjadi tidak menarik.
Pekerja administrasi membentuk suasana sebuah sekolah: gaya dan
komitment pribadi mereka merupakan perekat yang menghubungkan program
bersama-sama. Jika mereka mendukung, maka guru akan bekerja lebih giat.
Jika mereka tidak perduli, maka guru akan mencari tempat lain di mana
mereka bisa memanfaatkan waktu dan tenaga mereka. Karena itu, mereka
tidak hanya harus menyampaikan dukungan pada TAP, tetapi mereka juga
harus meluangkan waktu untuk memahami bagaimana TAP bisa berhasil dan
mencari cara untuk menunjukkan dukungan mereka.
6. TAP harus dievaluasi.
Supaya TAP menjadi program yang dapat diandalkan, program ini harus
diawasi dan dievaluasi. Evaluasi memberikan data mengenai pengambilan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


60
keputusan dan menentukan arah baru, jika ada, yang mungkin diambil.
Evaluasi siswa dan guru mengenai TAP penting dilakukan jika hal itu dapat
mengembangkan program secara progresif ke dalam sebuah program yang
efektif.

F. Guru: Kunci Bimbingan Perkembangan


Tidak banyak penyuluh sekolah dan ahli lain yang menerapkan program
perkembangan, jika mereka hanya memiliki tanggungjawab pada bimbingan.
Bimbingan perkembangan dimungkinkan hanya dengan keterlibatan dan
komitmen guru pada semua level (Myrick, 1987).
Guru merupakan jantung dari sebuah program bimbingan. Mereka bekerja
langsung dengan siswa di dalam kelas dan hubungan siswa dengan guru
mempengaruhi atmosfir sekolah. Mereka bekerja sebagai penyuluh siswa dan
bekerja sama dengan ahli lain untuk membantu siswa.
Penyuluh mendukung guru dalam kerja mereka. Mereka bekerja untuk dan
dengan guru. Penyuluh juga memerlukan bantuan guru jika mereka benar-benar
memahami dunia seorang siswa. Kerjasama guru diperlukan jika penyuluh hendak
turut campur dalam penyuluhan siswa. Supaya kerja penyuluh berhasil, guru
harus memahami lingkup kerja seorang penyuluh dan bagaimana fungsi kerja
penyuluh berhubungan dengan kerja guru dan ahli lainnya.

G. Hubungan Kerja Guru dan Konselor


Beberapa Konselor telah dikritik oleh guru yang tidak mendukung dan tidak
mau bekerja sama. Para guru ini percaya bahwa penyuluh memiliki dampak yang
sangat kecil terhadap kelakuan siswa. Beberapa dari guru ini lebih memilih
penyuluh tidak bekerja sama dengan siswa dari kelas mereka. Mereka tidak suka
mengirim siswa ke kantor bimbingan dan kadang-kadang menolak untuk
melakukannya. Mereka beranggapan bahwa penyuluh tidak dapat membantu dan
menghabiskan waktu di kelas hanya dengan menghukum siswa.
Ada juga beberapa guru yang meragukan penyuluh dan mereka tidak ingin
penyuluh melakukan observasi terhadap siswa di kelas mereka. Para guru ini
kawatir kalau metode pengajaran mereka dievaluasi. Beberapa guru bahkan
berpikir bahwa penyuluh merupakan mata dan telinga dari pihak administrasi
dan komentar-komentar yang tidak menyenangkan akan sampai ke kepala
sekolah.
Guru lainnya percaya bahwa penyuluh selalu mendukung siswa dengan
merugikan pihak guru. Seorang guru bilang, Penyuluh merupakan tempat
mengadu bagi siswa. Mereka percaya semua yang dikatakan siswa, meskipun
sebagiannya tidak benar. Mereka duduk menilai guru dan selalu berada di pihak
siswa. Mereka tidak pernah mendengarkan apa yang dikatakan guru.
Jelas sekali bahwa ada ketidakpercayaan atau ketidaksepemahaman
antara guru dan penyuluh sekolah. Siswa mungkin tidak akan mendatangi
penyuluh dan mengeluh tentang gurunya kalau dia berpikir bahwa dia bisa
mendatangi gurunya. Banyak siswa terintimidasi oleh guru yang menjadi defensif
ketika prosedur kelasnya dipertanyakan. Siswa menjawab dengan, Guru tidak
pernah mendengarkan kami, jadi mengapa kami harus bicara dengan mereka.
Posisi penyuluh berada di tengah-tengah. Tampaknya ada garis tipis antara
mendukung guru dan mendengarkan siswa dengan tidak menghakimi. Tetapi
ketika guru lebih mengetahui bagaimana penyuluh bekerja dengan siswa yang
mengeluh tentang gurunya, mereka tidak terlalu kawatir dan lebih mendukung.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


61
Tantangan sebenarnya bagi penyuluh dan guru adalah menemukan cara
untuk mengkomunikasikan apa yang mereka yakini tentang bimbingan
perkembangan dan menemukan cara bagaimana mereka bekerja sama untuk
membuat pekerjaan mereka lebih mudah. Saat penyuluh dan guru bicara
mengenai perbedaan dan minat bersama, mereka dapat mencapai beberapa
kesepakatan bersama tentang bimbingan dan peran masing-masing dalam
program bimbingan keseluruhan.
Kerjasama tim penyuluh-guru merupakan hal yang penting dalam program
bimbingan perkembangan. Sebuah hubungan yang terbuka dan saling
mendukung dapat membuat kerja guru dan penyuluh menjadi lebih mudah dan
cepat. Ada rasa saling menghargai yang muncul di antara peran-peran yang
sudah disepakati. Peran itu saling melengkapi dan ada semangat kebersamaan.
Pihak yang satu tidak lebih unggul dibanding pihak lainnya. Tidak juga seseorang
beranggapan bahwa dialah penolong yang paling penting atau profesional yang
paling ahli. Membantu siswa melalui program bimbingan merupakan pengalaman
bersama.

H. Komite Bimbingan Sekolah


Satu cara praktis yang dapat dilakukan oleh penyuluh dan guru untuk
meningkatkan hubungan kerja mereka dan membangun kerangka kerja tim adalah
melalui komite bimbingan sekolah. Komite ini biasanya dijabat oleh seorang
penyuluh dan seorang guru, dan merupakan perwakilan dari staf pengajar dan
jasa pendukung.
Setiap sekolah memerlukan komite bimbingan. Komite ini membantu
mengidentifikasi kebutuhan siswa dan merekomendasikan berbagai macam
program bimbingan dan kegiatan-kegiatannya. Komite ini berperan seperti saluran
di mana informasi diproses oleh penyuluh maupun guru. Komite ini mencari cara
bagaimana semua personil dapat bekerjasama secara lebih baik.
Ada prosedur-prosedur tertentu dan praktek-praktek umum yang
merupakan bagian dari pelaksanaan sekolah. Komite bimbingan sekolah
mendengarkan ide-ide penyuluh sekolah dan intervensi penyuluhan yang berbeda
yang mereka pikirkan. Jika suatu intervensi melibatkan guru, maka guru dalam
komite bimbingan dapat dimintai pendapatnya. Mereka berusaha mengantisipasi
apa yang mungkin dipikirkan guru lain dan bagaimana mereka bereaksi. Komite
dapat menjadi tempat pertama untuk mengungkapkan ide dan program baru yang
sedang dipertimbangkan.
Komite bimbingan, pada kelas berapapun, dapat:
1. me-review materi bimbingan
2. merekomendasikan strategi dan intervensi bimbingan
3. mengidentifikasi siswa yang memerlukan bantuan khusus
4. mempelajari data siswa untuk mengidentifikasi target populasi yang
memerlukan jasa bimbingan dan penyuluhan
5. membantu mengevaluasi program bimbingan
6. mendiskusikan ide-ide sebelum disajikan kepada seluruh guru
7. berperan sebagai kelompok narasumber bagi penyuluh

Meskipun penyuluh sering dianggap sebagai orang yang bertanggungjawab


bagi bimbingan sekolah, pada kenyataannya program bimbingan merupakan
usaha terpadu antara pihak administrasi, guru, penyuluh, dan personil lain yang
mendukung. Penyuluh tidak bekerja sendirian. Tetapi ada tanggungjawab dan
fungsi tertentu penyuluh yang dapat mempengaruhi arah program bimbingan.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


62
Manajemen fungsi dan tanggungjawab ini pada akhirnya menentukan gambaran
dan keefektifan seorang penyuluh.

I. Kelebihan, Keterbatasan dan Kongklusinya


1. Kelebihan
Pelaksanaan bimbingan akan membantu siswa secara pribadi, sosial, dan
akademis. Kurikulum dapat disusun ke dalam unit-unit, dengan sesi bimbingan
dalam setiap unitnya untuk membantu memenuhi kebutuhan bimbingan siswa,
waktu di dalam kelas dari segi studi akademis akan lebih produktif dalam satu
tahun pelajaran.
Program guru-pembimbing (Teacher Advisor Program) merupakan
bimbingan kelompok besar yang dipimpin seorang guru, tanpa memandang siswa
duduk di kelas berapa, dan memiliki perhatian khusus karena membantu siswa
dan yang lainnya megidentifikasi periode waktu ini.

2. Keterbatasan
Berkurangnya peran Konselor pada pelaksanaan Teacher Advisor Program
(TAP), karena guru tidak diminta untuk menjadi Konselor atau bertanggungjawab
memenuhi semua kebutuhan siswa akan bimbingan dan Konselor.
Beberapa pandangan yang bersikap skeptis menentang program itu hanya
sebagai persiapan tambahan buat mereka sendiri. Maka Teacher Advisor Program
buang-buang waktu. Karena bimbingan seharusnya dilakukan oleh orang yang
ahli, seperti Konselor dan psikolog sekolah.

3. Kongklusi
a. Perlu adanya peran Konselor dalam pelaksanaan Teacher Advisor Program
(TAP), yaitu supaya Konselor bertanggungjawab untuk memenuhi semua
kebutuhan siswa akan bimbingan.
b. Perlu adanya penjelasan riil tugas dan kewenangan Konselor sehingga
pelaksanaan konseling dapat efektif.
c. Layanan bimbingan seharusnya dilakukan oleh orang yang ahli, seperti
Konselor dan psikolog sekolah.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


63
Myrick, RD (1993) Developmental Guidance and Counseling.
Minneapolis: Educational Media Corporation
KONSELOR SEBAGAI AHLI
(SPESIALIS) BK PERKEMBANGAN
Konselor sekolah adalah ahli dalam Bimbingan Perkembangan yang
membantu siswa dalam pengembangan pendidikan, pribadi, dan sosial mereka.
Konselor mengerti perkembangan alamiah manusia dan bagaimana prosesnya ke
tujuan pendidikan dan karier. Konselor adalah ahli tingkah laku dan hubungan
antar manusia yang menyediakan servis bimbingan dan konseling untuk siswa dan
orang dewasa.
Asosiasi Konselor Sekolah Amerika (ASCA), divisi dari ACA untuk
urusan Konselor Sekolah, didirikan pada tahun 1953. Pada tahun 1979, dewan
pengurus ASCA bermaksud untuk mendefinisikan istilah bimbingan
perkembangan:
Bimbingan Perkembangan adalah komponen dari seluruh usaha
bimbingan yang membantu perkembangan intervensi terencana dalam
pendidikan dan program jasa manusia yang lain dalam segala aspek siklus
kehidupan manusia untuk menstimulasi dengan giat dan memfasilitasi dengan
aktif jumlah perkembangan individu dalam semua area (misalnya personal,
sosial, emosional, karier, etika moral, kognitif dan estetik) dan untuk
mempromosikan integrasi dari beberapa komponen ke dalam gaya hidup
seseorang.
Namun pernyataan tersebut tidak menyebutkan konselor dengan nama
atau memberi bayangan tentang apa yang dilakukan dalam pekerjaan mereka.
Komitmen untuk bimbingan perkembangan telah ditinjau oleh Asosiasi beberapa
kali melalui pernyataan posisi. Pernyataan tersebut, bagaimanapun, masih
gagal untuk menguraikan peranan dari seorang konselor. Bagaimana seorang
konselor berfungsi dalam program bimbingan dan konseling perkembangan?
Selama tahun-tahun formatif profesi bimbingan sekolah, hanya ada
sangat sedikit pedoman yang mengacu kepada bagaimana para konselor
menghabiskan waktu mereka dalam pekerjaan (Boy, 1962, 1972; Kehas, 1980).
Bahkan sekarang, konselor sekolah muncul sebagai banyak profesi berbeda
bagi banyak orang, tergantung pada sekolah tempat mereka bekerja, dan
bagaimana mereka biasanya bekerja. Konselor sekolah dipandang sebagai
asisten bagian administrasi, psikolog sekolah, pekerja sosial, ahli kesehatan
mental, pegawai penempatan pendidikan, Konselor akademis, dan penegak
disiplin \yang ramahatau kombinasi apapun dari peranan-peranan tersebut.
Sekarang, selama tahun-tahun yang penuh perubahan dalam profesi
konseling sekolah, konselor mendefinisikan atau mendefinisi ulang peranan dan
fungsi mereka untuk mendapatkan identitas profesional (Sebagai contoh,
Bonnebrake & Borgers, 1984). Jika bimbingan sekolah diharapkan untuk
berhasil sebagai sebuah profesi, konselor harus dapat mendeskripsikan
peranan unik mereka, menspesifikasi fungsi kerja mereka, dan menunjukkan
bagaimana pekerjaan mereka berhubungan untuk membantu siswa untuk
belajar lebih baik lagi. Konselor sekolah masa depan akan membutuhkan
definisi peran yang lebih tajam dan mereka akan membutuhkan teori dan
strategi yang baru.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


64
A. Teori Konseling Rujukan
Teori konseling membantu kita berpikir tentang proses konseling. Teori
konseling menyediakan cara sistematis untuk mengamati atau mengobservasi
fenomena biasa dan memberi kita kerangka kerja. Kita memakai teori dalam
konseling untuk mendeskripsikan tingkah laku, hubungan menjelaskan dan
mengembangkan intervensi. Teori konseling juga menyediakan kita bahasa
yang umum sehingga kita bisa berbagi pendapat dengan mengkomunikasikan
lebih mengenai observasi dan metodologi.
Sudah menjadi kebiasaan untuk menilik pada teori konseling sebagai
model konseling. Mungkin karena orang-orang sangat ingin melihat aplikasi
praktis dari sebuah konstruksi teoritis. Kebanyakan dari kita menginginkan
struktur yang nyaman, atau satu set pedoman untuk bekerja.
Teori yang baik layaknya peta yang baik. Kedua hal tersebut memberi
tahu kita apa yang kita cari, apa saja yang ada disana, dan kemana kita harus
melangkah. Kedua hal tersebut eksplisit dan tepat, menghindari kalimat-kalimat
puitis yang mengispirasi, akan tetapi gagal memberi kita arah. Teori yang baik
juga bersifat komprehensif, dapat diterapkan pada situasi apapun, namun cukup
spesifik untuk dapat dikerjakan dengan mudah pada situasi tertentu.
Peranan dasar dari seorang konselor sekolah adalah sebagai penolong
yang dapat ditemukan dalam beberapa teori konseling, yang dipelajari oleh
hampir setiap siswa lulusan pendidikan konseling. Teori-teori tersebut, dipahami
oleh beberapa psikoterapis dan pendidik terkemuka, adalah sebuah hasil
pertumbuhan usaha untuk membantu orang dengan masalah pribadi mereka.
Beberapa teori klasik nampaknya sudah ada dari dulu. Karena teori-
teori tersebut biasanya dipresentasikan pada sebagian besar pelajaran reori
konseling, hal tersebut tidak akan didiskusikan secara detail disini. Malah
beberapa teori tersebut telah ditinjau secara singkat untuk menekankan
pentingnya peranan teori tersebut dalam bimbingan dan konseling
perkambangan. Untuk menyederhanakan segala sesuatunya, ada empat teori
konseling yang akan anda temukan sangat membantu. Mari kita lihat terlabih
dahulu.

B. Konseling yang Berpusat pada Klien


Terapi dan konseling yang berpusat pada klien hampir serupa. Jika
anda telah mempelajari teori konseling, maka anda mengetahui teori yang akan
tertulis di sini. Buku tulisan Carl Rogers, Terapi yang Berpusat pada Klien atau
Client-Centered Therapy (1951) memperkenalkan istilah penting dan fokus
untuk para konselor dan ahli terapi. Hal ini memulai sebuah gelombang baru
pada para ahli terapi yang berorientasi pada humanistik. Efek tersebut juga
dirasakan pada konseling, terapi, dan area lainnya seperti mengajar, jasa sosial,
pelatihan para pendeta, dan program keterampilan relasi manusia (Prout &
Brown, 1983).
Terapi yang berpusat pada klien atau pendekatan terpusat menekankan
bahwa individu yang fully functioning atau berfungsi maksimal terbuka untuk
penelitian dalam kehidupan dan dapat dipercaya untuk melakukan hal-hal yang
dirasa benar. Umumnya, konseling yang berpusat pada klien berdasarkan
alasan-alasan atau dasar pikiran di bawah ini:
1. Fungsi manusia sebagai organisme total dan adanya perubahan pada satu
bagian dapat menimbulkan perubahan pada bagian lainnya (misalnya pada
fisik, psikologis, dan tingkah laku).

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


65
2. Individu memiliki`lingkungan perseptual mereka sendiri, yang merupakan
realitas mereka. Orang-orang berinteraksi dengan lingkungan mereka dari
lingkungan perseptual mereka, dan hal tersebut membimbing pada
perkembangan konsep diri seseorang.
3. Konsep diri adalah sebuah pembelajaran terhadap dirinya sendiri. Hal
tersebut tergantung pada rasa hormat yang positif bahwa seseorang
memiliki pengalaman dari dunia luar, biasanya dari orang-orang yang
berarti bagi mereka yang membentuk atau meruntuhkan hubungan yang
personal dengan mereka.
4. Adanya pengalaman yang tidak konsisten dengan konsep diri dirasakan
sebagai suatu ancaman, meskipun seseorang dapat belajar untuk menjadi
fleksibel dan menerima realitas lingkungan yang datang dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Konflik muncul ketika konsep diri dan peristiwa eksternal tidak kongruen.
Ketegangan meningkat dan reaksi terhadap realitas lingkungan dapat
berubah menjadi lebih baik maupun lebih buruk, tergantung kepada
kemampuan seseorang untuk menerima, untuk mengatasi, untuk
memberbaiki, dan untuk berintegrasi.
Kelima prinsip di atas merupakan pusat atau jantung teori. Ini berarti
bahwa orang memiliki kapasitas untuk menemukan sendiri sumber-sumber
penting bagi pertumbuhan mereka. Jika beberapa kondisi bantuan hadir di
kehidupan seorang klien, maka seseorang tersebut akan menjadi lebih
berusaha sendiri dan secara alamiah bergerak ke arah yang hebih positif dan
tingkah laku yang lebih baik.
Oleh karena itu, para konselor melakukan apapun yang dapat mereka
lakukan untuk menyediakan sesi dengan pengalaman kepedulian yang benar
yang membantu perkembangan perasaan respek personal, rasa hormat,
kehangatan, pengertian, dan harga diri. Menurut teori yang terpusat pada klien,
hubungan kepedulian yang benar lebih penting daripada teknik.
Ketika Virginia Axline menulis bukunya yang terkenal, Play Therapy atau
disebut juga Permainan Terapi (1947), buku tersebut dibuat berdasarkan terapi
yang berpusat pada klien. Pendekatan Axline sampai saat ini masih relevan
untuk dipertimbangkan karena dasar pikiran yang digunakan tidak dapat di
improvisasi. Dia menyarankan agar para konselor memasuki dunia anak-anak
dengan mengikuti perintah-perintah mereka. Dia menciptakan kondisi bantuan
dan mengatur suatu tahapan bagi anak untuk berubah dan tumbuh ke arah
yang lebih baik. Hal tersebut diduga bahwa ketiadaan kondisi bantuan
menciptakan kebutuhan akan terapi di tingkat teratas. Anak-anak, seperti halnya
orang dewasa, memiliki kapasitas untuk memikul tanggung jawab dalam
menyelesaikan masalah dalam kehidupan mereka. Hal itu akan tumbuh ke arah
yang yang positif jika mereka diberikan kesempatan.
Pada tahun-tahun yang lalu, terapi yang terpusat pada klien merupakan
yang pertama dan satu-satunya teori konseling yang diajarkan kepada konselor
sekolah pada saat pelatihan. Hal ini dianggap cara simpel dan praktis yang
ditemukan pada filosofi demokratis dan humanistik tentang kehidupan (misalnya
dalam Boy & Pine, 1963). Ini tidak memerlukan pengetahuan prinsip psikologi
yang kompleks atau kemampuan diagnostik spesial. Hal tersebut seakan-akan
mudah karena klien, atau murid melakukan semua tugas seperti para konselor
mengikuti perintah mereka. Fokus utamanya adalah pada orang yang diteliti,
termasuk pembicaraan yang terbuka yang menghasilkan pemahaman yang
penting sebagai gantinya.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


66
Teori tersebut dapat dengan mudah diaplikasikan pada bimbingan
perkembangan. Teori tersebut menekankan bahwa konselor bertindak sebagai
pendengar yang mendorong klien untuk bicara. Oleh karena itu, dengan waktu
yang terbatas sebagai persiapan, para konselor pertama yang diterjunkan di
sekolah, terutama setelah Sputnik, lulus dari sekolah konseling dengan asumsi
bahwa ini adalah satu-satunya teori konseling yang ada.
Sejak tahun-tahun awal masa konseling sekolah dan pekerjaan awal
Carl Roger, ada banyak penjabaran dari teori konseling klasik. Ada banyak
praktikan dan teoris yang berpedoman pada banyak ide-ide Roger, meskipun
juga didukung oleh keahlian spesifik lain untuk membantu menciptakan
hubungan terapi atau pengobatan (sebagai contoh, Carkhuff, 1969; Gazda,
1977; Gordon, 1970, 1974; Hart & Tomlinson, 1970; Truax & Carkhuff, 1967).
Konselor terpusat atau yang terpusat pada klien menaruh perhatian
pada situasi dimana konseling terjadi. Mereka ingin membantu siswa merasa
diperhatikan dan merasa aman, dan untuk menunjukkan empati, rasa hormat,
dan kesungguhan dari konselor. Sebuah pendekatan seperti di atas
memerlukan kesabaran dan bergantung pada siswa untuk memikul tanggung
jawab untuk arah mereka sendiri.

C. Terapi Rasional Emotif


Albert Ellis (1973) diberi penghargaan karena penemuannya yang
berupa model ABC untuk tingkah laku: A merupakan activating event atau
kejadian yang hidup, B merupakan belief system atau sistem kepercayaan, dan
C merupakan emotional consequence atau konsekuensi emosional. Menurut
Ellis, kebanyakan orany memiliki masalah karena sistem kepercayaan mereka
tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ini berarti bahwa kita berpikir mengenai
diri kita sendirimemikirkan dalam kata-kata, frasa dan kalimatdan hal inilah
yang akan menuntun bagaimana kita bertindak. Orang yang menjadi tidak
berfungsi atau terganggu secara emosional benar-benar memikirkan rantai
kalimat yang salah yang tidak rasional dan menyakiti diri sendiri.
Rational Emotive Therapy (R.E.T.) atau terapi rasional emotif mengakui
adanya ide yang tidak logis yang ada dalam kehidupan yang kita pelajari dari
orangtua kita, guru, rekan dan masyarakat secara umum. Pengalaman hidup
kita mempengaruhi cara berpikir kita, yang dapat berubah ke arah yang lebih
baik atau lebih buruk. Jika hal ini merupakan sumber masalah, maka cara
berpikir kita perlu ditinjau ulang, terkadang juga perlu dirubah menjadi cara
berpikir yang positif.
Teori ini dan beberapa variasinya (contohnya Roush, 1984) dengan
mudah dapat diterapkan di program bimbingan dan konseling perkembangan.
Seperti dalam pendekatan yang berpusat pada klien, anda pertama-tama
membuat hubungan kerja yang dekat dengan masuk ke dalam masalah-
masalah siswa. Anda siap menghadapi mereka dan ide-ide mereka yang tidak
logis. Saat ide dilaksanakan, perlawanan diantisipasi dan dikerjakan sebagai
bagian dari proses konseling.
Berlawanan dengan model yang terpusat pada klien, setelah melakukan
aliansi terapi, konselor memainkan perana yang lebih aktif dalam analisis
(menggunakan metode ABC) dan mengajar. Ahli teori RET percaya bahwa
ekspresi perasaan dan hubungan alamiah tidaklah cukup untuk mendapatkan
akar permasalahan dan pikiran irasional dari klien.
Pemikiran irasional yang umum tentang diri sendiri dan tingkah laku
dapat ditunjukkan melalui unit bimbingan perkembangan, mungkin sebelum

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


67
pemikiran serupa menjadi mendarah daging dalam persepsi siswa. Sebagai
contoh, beberapa kepercayaan irasional yang umum yang bisa dikonfrontasikan
sebagai bagian dari bimbingan perkembangan atau sebagai bagian dari situasi
pemecahan masalah yaitu:
1. Agar menjadi bahagia maka saya harus disukai oleh semua orang.
Kepercayaan seperti ini berarti bahwa anda harus berkorban hampir
sepanjang waktu untuk menyenangkan semua orang dan anda tidak bisa
dicintai dan diterima oleh semua orang karena ada begitu banyak orang
dalam hidup anda yang masing-masing memiliki kebutuhan dan ketertarikan
sendiri.
2. Saya harus sempurna dan jauh dari celaan. Sangat tidak mungkin untuk
menjadi kompeten dalam segala hal tanpa kegagalan. Tidak mau menerima
kritikan membuat anda mengunci diri hingga tidak bisa menikmati hidup.
3. Orang yang berbuat kesalahan merupakan orang yang tidak berharga dan
harus dihukum. Semua orang membuat kesalahan, dan kekeliruan
merupakan bagian dari manusia. Hukuman tidak terlalu efektif untuk
merubah perilaku seseorang.
4. Orang lain bertanggung jawab atas ketidakbahagiaan saya, termasuk
orangtua, guru, dan teman-teman saya. Kecuali anda sakit secara fisik,
kebahagiaan adalah fungsi dari persepsi, bukan dari seseorang atau suatu
kejadian. Dan persepsi adalah sesuatu yang tidak dapat dikontrol.
5. Anda tidak dapat mengatasi masa lalu. Masa lalu adalah hal yang mutlak,
tidak dapat disangkal. Nyata dan tidak dapat dirubah. Tetapi masa lalu tidak
dapat menentukan masa depan, baik itu kebutuhan, ketertarikan, sikap atau
tingkah laku di masa depan. Anda dapat merubah sikap masa kini dan masa
depan tergantung pada apa yang sudah dilakukan di masa lalu.
6. Selalu ada jawaban yang tepat dan yang terbaik untuk setiap masalah.
Mungkin benar, tetapi sungguh membuat frustasi dan bahkan merupakan
pekerjaan yang sia-sia untuk mencari solusi yang sempurna untuk setiap
hal. Percaya bahwa hanya ada satu pendekatan dan jawaban sebagai hasil
dari semua hal membuat seseorang kecewa dan kecil hati.
Guru dan konselor dapat menggunakan kepercayaan tidak logis di atas
ataupun yang lainnya sebagai topik dalam sebuah unit bimbingan, dan mencari
cara yang menyenangkan dan kreatif untuk melakukannya. Beberapa aktivitas
bimbingan dapat memfasilitasi siswa berpikir tentang cara pandang dan
bagaimana hal tersebut berhubungan dengan pembelajaran di sekolah dan
bergaul dengan sesama. Teknik yang biasa berupa konfrontasi, merangkai
ulang gagasan, role play, humor, tugas rumah, perbandingan terpimpin, dan
aktivitas latihan.
RET bekerja berdasarkan alasan bahwa emosi dan tingkah laku
merupakan reaksi . Karena hal tersebut termasuk penstrukturan dan
pembangunan kembali, teori ini akan menarik bagi banyak guru dan konselor
yang ingin mengajari siswa untuk lebih bertanggung jawab untuk pemikiran dan
tindakan mereka.

D. Konseling Behavioral
Hingga pada tahun 1960-an, pendekatan kognitif dan pendekatan yang
terpusat pada klien mendomonasi profesi konseling. Kemudian revolusi dalam
dunia konseling terjadi (Krumboltz, 1966) ketika ahli teori mulai menekankan
tentang bagaimana konsep mereka bisa diaplikasikan ke dalam konseling
behavioral.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


68
Kontributor yang banyak dikenal adalah B.F. Skinner, yang
mendeskripsikan operant conditioning sebagai cara pembelajaran. B.F. Skinner
dan Carl Roger memiliki perdebatan yang terkenal tentang konseling dan terapi.
Disamping itu, Joseph Wolpe dan Arnold Lazarus mementingkan prosedur
behavioral yang dapat digunakan untuk santai dan mengurangi situasi
kegelisahan yang ada. Albert Bandura memposisikan teori pembelajaran soaial
berdasarkan prinsip modeling, imitasi, dan penguatan.
Bagaimanapun, merupakan hasil kerja dari John Krumboltz dan Carl
Thoresen (1969, 1976) yang menginspirasi konselor sekolah untuk melihat lebih
dekat konseling behavioral, dengan fokusnya pada modifikasi tingkah laku
sebagai pengganti variabel internal seperti konsep diri dan menghargai diri
sendiri.
Lainnya seperti Bandura (1969), Blackham dan Silverman (1971), dan
Krasner dan Ullman (1965) juga menunjukkan bagaimana konseling behavioral
dapat digunakan. Mereka menganjurkan metode-metode sebagai penguatan
positif dan negatif, modeling, pertentangan, latihan behavioral, role play,
desensitisasi sistematis.
Pada umumnya, prosedur konseling behavioral berkembang
berdasarkan langkah-langkah yang tepat, termasuk:
1. Mengidentifikasi masalah agar tingkah laku dapat diamati dan direkam.
2. Menaksir masalah dengan mengumpulkan data-data utama dan memastikan
sejarah perkembangan yang relevan.
3. Menspesifikasi tujuan, biasanya memilih satu tingkah laku pada suatu waktu
yang akan dikerjakan, dan ingat bahwa langkah-langkah kecil (perkiraan
berturut-turut) membimbing ke arah proses.
4. Pilih dan terapkan metode yang akan digunakan yang menentukan dengan
cara etis apapun yang sepertinya dapat dikerjakan dengan mudah untuk
membuat perubahan tingkah laku.
5. Nilai dan evaluasilah proses konseling tersebut, dan buat perubahan
metodologi yang sesuai hingga tercapai tujuan yang diinginkan.
Ahli behavioristik seperti Krumboltz dan Krumboltz (1972) mengakui
nilai kondisi fasilitatif dan hubungan. Tetapi mereka berkesimpulan bahwa
meskipun penting, hubungan bantuan tidaklah cukup bagi mereka, seperti yang
disarankan ahli terapi yang terpusat pada klien. Bahkan, setelah sebuah
hubungan kerja ditetapkan, teknik behavioral dibutuhkan.
Satu pelajaran, bahwa melibatkan interview personal dengan lebih dari
100 konselor sekolah dari SD sampai SMA menunjukkan bahwa konselor lebih
memilih pendekatan konseling behavioral. Mereka masih menghargai teori yang
terpusat pada klien, namun menyadari bahwa penerapannya di sekolah sangat
makan waktu, lambat, dan tidak praktis.
Tekanan untuk membuahkan hasil yang cepat dan untuk lebih
berorientasi pada aksi telah mendorong para konselor untuk menggunakan
teknik kontraksi behavioral, pembalikan peran dan prosedur penguatan positif
yang sederhana. Disamping itu, pendekatan konseling behavioral dapat dengan
mudah dihitung melalui koleksi data utama dan penilaian tingkah laku untuk
selanjutnya.

E. Terapi Realita
William Glasser (1965, 1969) memakai istilah terapi realita untuk
mendeskripsikan pendekatannya pada konseling dan terapi. Pengalamannya
dengan remaja institusi membantunya menyimpulkan bahwa dorongan kendali

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


69
untuk semua tingkah laku adalah tujuan intrinsik dari identitas yang berbeda,
nyata dan unuk. Bagaimanapun juga, penerimaan tanggung jawab untuk
keunikan adalah tema sentral dari pendekatan konselingnya.
Semua siswa ingin mempercayai bahwa mereka adalah individu yang
unik dan tidak ada satu orangpun yang sama dengan mereka. Mereka mencari
identitas. Jika mereka mengembangkan identitas yang gagal meka mereka
percaya bahwa mereka hanya punya sedikit kesempatan untuk sukses dalam
hal apapun yang mereka lakukan. Mereka mengklaim bahwa diri mereka tidak
baik, tidak berharga, dan tidak berhak atas sesuatu yang positif. Hasilnya
mereka sering mendapat kesulitan dengan sekolah dan kehidupan. Mereka
menjadi kritis terhadap diri sendiri dan orang lain, mengadopsi pola pikiran
irasional untuk pertahanan diri. Mereka tidak mau memikul tanggung jawab dan
sering menjadi cuek, tidak tertarik, tidak mau berbaur dan hanya sedikit peduli
dengan dirinya sendiri maupun orang lain.
Jika siswa mengembangkan identitas sukses, maka mereka merasa
bahwa mereka hebat dan bisa menyelesaikan segala sesuatunya. Mereka
menjadi sensitif terhadap sesama dan menonjolkan diri mereka, dan mengambil
kepemimpinan jika memungkinkan. Tingkah laku mereka yang positif dihargai
oleh orang lain dan mereka menjalani kehidupan dengan antisipasi penuh.
Kunci untuk menerapkan teori ini ke praktek pertama-tama adalah
dengan membangun hubungan positif dan kemudian menekankan bahwa setiap
orang punya tanggung jawab untuk setiap tingkah lakunya. Ketika perhatian
diberikan untuk merubah tingkah laku, individu didorong untuk memahami diri
mereka sendiri dan orang lain, untuk merancang tujuan, dan untuk mengambil
keputusan yang bertanggung jawab.
Juga, kesadaran diri berhubungan dengan situasi yang ada sekarang
atau tingkah laku saat ini sebagai ganti penelisikan terhadap masa lalu atau
menebak apa yang akan terjadi di masa depan. Oleh karena itu, tingkah laku
yang tidak bertanggung jawab dikonfrontasikan. Klien didorong untuk
menunjukkan apa yang akan mereka lakukan dan untuk membuat komitmen
hingga aksi. Rencana yang spesifik diformulasi dan kemudian menerapkan
rencana mereka, dengan tanpa kecuali diterima atau diberi hukuman. Konselor
berkeinginan secara konsisten menyampaikan perasaan yang penuh harapan
dan ketekunan.
Guru dan konselor di sekolah seperti terapi realita karena banyaknya
kelas dan aplikasi kependidikan. Glasser (1969), sebagai contoh, menyarankan
rapat kelas dimana siswa dan guru bisa mengenal satu sama lain dengan
lebih baik dan saling mengeksplorasi tujuan dan ketertarikan mereka.
Guru SMP dan SMA bekerja di TAP dan guru SD di ruang kelas biasa
dapat mengadakan rapat terbuka dimana pertanyaan yang membuat gusar
dipertanyakan dan para siswa mengeksplorasi isu-isu yang relevan dengan
kehidupan mereka. Atau mereka dapat mengadakan rapat diagnostik
kependidikan dimana perhatian diberikan untuk mengevaluasi kelebihan dan
kelemahan siswa, teknik mengajar dan perhatian, dan nilai ide dan informasi
yang dihadirkan dalam kurikulum. Rapat pemecahan masalah sosial adalah
tipe ketiga dari rapat kelas dimana masalah individu atau kelompok
didiskusikan. Pemecahan masalah adalah prioritas dalam rapat tersebut seperti
siswa yang berbicara mengenai isu dan masalah yang memainkan peranan
penting dalam kehidupan mereka.
Terapi realita adalah teori yang masuk akal untuk menolong orang.
Cocok dimasukkan ke dalam pendekatan perkembangan dan spesifik mengenai

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


70
pemecahan masalah saat munculnya krisis. Ini adalah pendekatan rasional dan
kognitif yang berdasar pada disini dan saat ini, mempersonalisasikan tingkah
laku, dan menerima tanggung jawab dari seseorang.
Model fasilitatif yang akan dijabarkan di bab selanjutnya sering
dihubungkan dengan terapi realita, mungkin lebih daripada teori lainnya.
Konselor seperti kombinasi tanggapan fasilitatif dengan konstruksi teoritikal
umum dan prinsip konseling dari model Glasser. Ini mencakup sebuah garis
lurus menuju pendekatan behavioral humanistik yang berorientasi pada aksi
dan cocok diterapkan pada sekolah-sekolah.

F. Teori Lain
Sedikit teori lain memiliki relevansi khusus untuk bimbingan dan
konseling di sekolah. Aplikasinya seringkali lebih terbatas, nemun dapat
membantu konselor untuk mengkonsep tingkah laku dan mengembangkan
beberapa strategi konseling.

1. Teori psikoanalisis
Teori psikoanalisis misalnya, telah ada sejak Sigmund Freud
menjelaskan pendekatan klasiknya tentang psikoanalisis. Ini teori yang sangat
menarik yang menyarankan bahwa tingkah laku adalah produk dari kekuatan
mental detak jantung yang memiliki keasliannya pada masa kanak-kanak. Tidak
ada yang terjadi secara kebetulan dan segala tingkah laku berorientasi pada
tujuan, yang dapat dijelaskan. Namun, kita tidak selalu memiliki akses ke
anteseden mereka karena terkubur dalam bagian kepribadian kita yang tidak
disadari.
Psikoanalisis atau psikodinamis teori penting untuk dimengerti karena
mereka sering digunakan untuk mendeskripsikan perilaku menyimpang.
Diagnostic Statistical Manual III berisi penekanan baru terhadap tingkah laku
tetapi masih penuh dengan bahasa psikoanalisis. Ini adalah buku referensi yang
paling banyak digunakan pusat kesehatan mental dan klinik swasta.

2. Transactional Analysis
Transactional Analysis (TA) atau analisis transaksional adalah
generasi baru dari teori psikoanalisis (Berne, 1961; Harris, 1969). Teori tersebut
mendeskripsikan struktur kepribadian dalam bahasa yang populer (Anak, Orang
Dewasa, dan Orangtua) dan mendapatkan perhatian dari guru sekolah dan
konselor, terutama ketika mereka ingin membantu siswa memahami tungkah
laku manusia.

3. Adlerian Psikologi
Adlerian Psikologi juga menyediakan kerangka yang menarik dalam
mengkonsep tingkah laku. Tingkah laku siswa misalnya, diartikan sebagai
penuh tujuan atau mengarah ke tujuan. Dengan perngertian tujuan siswa,
seseorang dapat memahami arti tingkah laku siswa tersebut. Oleh karena itu
Adlerians memfokuskan pada orientasi tujuan dalam konteks sosial,
menekankan bahwa manusia harus melihat diri mereka sebagai individu yang
unik yang memiliki kemampuan untuk membuat keputusan dan pilihan. Hasilnya
siswa dibimbing untuk memperoleh pengertian ke dalam tingkah laku dan
alternatif untuk menyelesaikan masalah.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


71
Adlerian Psikologi menemukan rumah dalam banyak sekolah karena
konsepnya sangat dekat berhubungan dengan pengasuhan dan mengajar anak-
anak dan remaja. Lagipula ada beberapa program terstruktur yang
menggabungkan teori yang praktis untuk penggunaan di program bimbingan
dan konseling sekolah.
Contohnya, Don Dinkmeyers Developing Understanding of Self and
Others (DUSO) telah secara luas menerima program bimbingan di SD.
Dipublikasikan tahun 1970 dan direvisi tahun 1982, DUSO membantu anak-
anak mempelajari diri mereka sendiri dan orang lain melalui aktivitas kelompok,
lagu, role play, dan diskusi kelas. Ini adalah program terstruktur yang
mempersiapkan contoh perkembangan pada unit dan sesi bimbingan pada
semua level. Disamping itu, Systematic Training for Effective Parenting (STEP)
(Dinkmeyer & McKay, 1976/1989) dan Systematic Training for Effective
Teaching (STET) (Dinkmeyer, McKay & Dinkmeyer, 1980) menyediakan latihan
untuk orangtua dan guru dalam prinsip dasar Adlerian.
4. Teori Gestalt
Teori Gestalt (Perls, 1969) telah meminta ke banyak konselor sekolah
karena berdasarkan psikologi perceptual dan asumsi bahwa orang memberikan
respon berdasarkan kepada berbagai macam level kesadaran. Kesadaran
dapat berganti, membuat satu hal lebih penting daripada hal lain tergantung
pada kebutuhan pribadi dan pilihan. Teknik aktif, konfrontif dan kreatif dari disini
dan saat ini dari konseling Gestalt menggugah rasa ingin tahu karena terfokus
pada kongruensi personal, tingkah laku non-verbal, dan penggunaan
perbandingan untuk menimbulkan perubahan. Teknik seperti berbicara pada
kursi kosong, menggambar perhatian pada kalimat dan tingkah laku yang tidak
kongruen telah dimasukkan dalam banyak gaya bantuan konselor.
Lazarus (1971) menciptakan istilah multimodal untuk mendeskripsikan
pandangan yang luas terhadap tingkah laku dan intervensi konseling. Keat
(1974) menunjukkan bagaimana cara dasar teori tersebut (seperti tingkah laku,
pengaruh, sensasi, perbandingan, kognisi, hubungan interpersonal, drugs-diet
ID DASAR) dapat digunakan untuk bekerja dengan orangtua dan anak. Dia
menambahkan pendidikan dan cara belajar (BASIC IDEAL) untuk menekankan
peranan lingkungan belajar sekolah. Pendekatan multimodal tersebut mencoba
menarik beberapa sumber.

5. Teori Personal
Kebanyakan konselor dan ahli terapi melihat kepada teori yang
digambarkan di atas dan yang lainnya sebagai pegangan umum. Beberapa
menggunakan kombinasi teori dan strategi (misalnya Hutchins, 1979). Mereka
senang mendapatkan sesuatu untuk diidentifikasi atau untuk menggantungkan
topi mereka Sebuah teori dapat menentramkan seperti menyediakan
pengertian dan arah.
Namun, beberapa orang tampak nyaman hanya dengan teori. Mereka
dapat bereksperimen dengan penggunaan teori untuk waktu yang lama, tetapi
mereka segera memulai menarik teori lain yang berhubungan dengan teknik.
Menarik ide dan strategi dari ahli teori yang berbeda menuntun kepada istilah
elektik.
Tidak ada teori elektik. Namun konselor mengambil dan memilih dari
berbagai macam hal yang nampaknya bekerja untuk mereka dan yang lain.
Memilih dan menggunakan teknik yang bermacam-macam dapat seperti masuk
ke sebuah kafetaria. Ada banyak pilihan menu, dan mereka yang memilih

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


72
dengan bijak, tak dapat disangkal lagi memiliki teori dasar tentang nutrisi dan
diet seimbang. Mereka yang tidak berpegang pada teori bisa saja hanya
memilih makanan pembuka, atau hanya cairan, atau hanya makanan penutup.
Bekerja tanpa teori menarik, namun beresiko.
Mengembangkan teori personal adalah keinginan para konselor.
Ketika ditekan untuk mengidentifikasi teori konseling, kebanyakan dari mereka
akan berkata, Teori saya sendiri, yang saya kembangkan berdasarkan
pengalaman saya. Ketika dipaksa untuk melanjutkan, mereka mulai menarik
teori dasar seperti yang telah dibahas di atas.

G. Kebutuhan Akan Teori dan Strategi Baru


Dasar pikiran teori terapi dan konseling klasik cukup stabil untuk dapat
digunakan beberapa tahun ke depan. Namun, pengetahuan tentang tingkah
laku manusia menungkat setiap hari dan pengetahuan baru ini tak dapat
dihindari akan mempengaruhi pemikiran kita mengenai mengajar, konseling,
dan terapi. Contohnya misteri otak dan bagaimana cara kerjanya masih belum
terungkap. Mungkin ahli neuropsikologi masa depan akan mengembangkan
cara teoretikal yang menggabungkan lebih banyak data biologis untuk
membantu kita memperoleh pengetahuan mengenai tingkah laku manusia.
Banyak teori klasik terbukti memiliki starting poin yang berarti. Tetapi
banyak konselor sekolah frustasi ketika mereka mencoba menerapkannta untuk
sekolah. Ada kebutuhan untuk teori konseling baru yang berbasis sekolah. Teori
tersebut kemungkinan akan menjadi pendekatan jarak pendel yang terfokus
pada kebutuhan tertentu dan ketertarikan siswa.
Demikian juga, ahli psikolinguistik dapat menyediakan kita beberapa
pengertian berdaasarkan kepada bagaimana perkembangan bahasa
mempengaruhi pemikiran dan tingkah laku kita. Kita tahu bahwa beberapa
pengalaman budaya mempengaruhi kita untuk merasakan pengalaman dalam
cara yang berbeda. Dengan bantuan komputer canggih, akhirnya menjadi
mungkin untuk mendiagnosa bahasa dan pola pikir dan gaya pembelajaran
yang mempengaruhi tinhkah laku.
Kita juga membutuhkan teori konseling yang berhubungan dengan
populasi psesial. Pikirkan sesaat bgaimana siswa sangat berbeda dalam usia,
jenis kelamin, dan kemampuan. Namun, diduga bahwa apa yang bekerja untuk
satu kelompok siswa akan bekerja bagi seluruh siswa. Kenyataannya, para
siswa datang dari latar belakang budaya yang berbeda, memiliki kepercayaan
agam yang berbeda, terpengaruh oleh pengalaman keluarga yang berbeda,
tumbuh dalam kalangan ekonomi dan sosial yang berbeda, dan telah memlalui
beberapa tahap perkembangan umum dengan langkah dan keberhasilan yang
berbeda-beda pula.
Bbebrapa siswa memiliki kemampuan verbal dan kemauan pribadi
untuk merespon lebih daripada pendekatan intelektual untuk konseling, seperti
struktur kognitif atau pengertian diri. Mereka dapat memiliki kapasitas verbal
untuk bekerja dengan konselor dalam cara tradisional. Siswa lain yang
kemampuan verbalnya kurang harus lebih banyak berkonsentrasi dan
memerlukan bantuan dalam bentuk operasional yang dipelajari sembari
dikerjakan, termasuk dalam hal berbicara. Bbeberapa siswa memiliki
ketidakmampuan dalam belajar yang tidak bisa diabaikan. Sedangkan siswa
lainnya memerlukan motivasi dan identifikasi aspek positif di sekolah mereka.
Populasi sekolah unggulan memerlukan teori dan teknik konseling yang praktis.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


73
Ada juga kebutuhan akan strategi dan teori yang terfokus kepada
konseling kontekstual. Beberapa teori dalam keluarga konseling, dimana
pendekatan sistem diterapkan, dapat membimbing kita untuk mengungkap
bagaimana tingkah laku dapat berubah dan pertumbuhan personal dapat
membantu perkembangan dalam sistem tipe keluara yang lain seperti yang ada
di sekolah.
Waktu sangat berharga. Waktu ntuk konseling siswa sering tidak
berhasil dan sia-sia jika tidak diatur dengan baik. Maka ada kebutuhan untuk
mengembangkan pendekatan konseling kilat yang bisa diterapkan di sekolah-
sekolah, dimana waktu sangat terbatas sedangkan kebutuhan akan servis
sangat tinggi. Teori filosofi dasar juga sama. Namun tujuannya harus
dipersempit dan tekniknya harus dipadatkan, didintensifkan, diatur ulang, dan
dihadirkan kembali dengan waktu singkat.
Konselor sekolah memerlukan teori komprehansif. Teori tersebut harus
cukup sederhana dan praktis untuk dipakai dan dimengerti banyak orang.
Stefflre (1965) berpendapat:
Kami membuat teori yang terbaik...dengan mengingat bahwa teori-teori
tersebut tidak akan bertahan digunakan dalam waktu lama. Karena teori
tersebut terikat oleh ruang dan waktu dan tingkat pengetahuan kita di masa kini,
maka teori yang terbaik tidak akan bertahan lama. Jika kita harus menerima
keterbatasan ini, kita harus mengajari siswa kita bukan hanya teori yang ada
saat ini, tapi juga mengajari mereka cara untuk menciptakan teori yang baru
(p.9).
Semua teori, tradisional dan personal memainkan peranan yang penting
dalam bimbingan dan konseling. Teori-teori tersebut membantu kita
mengkonsep tujuan kita, mengembangkan intervensi, dan mempengaruhi gaya
bekerja kita. Teori yang mana yang akan anda terapkan? Apa teori personal
anda?

H. Konselor Profesional
Menjadi bagian dari profesional berarti menjadi baagian dari asosiasi
konselor nasional dan negeri. Kemungkinan organisasi utama adalah American
School Counselor Assosiation atau Asosiasi Konselor Sekolah Amerika (ASCA)
sebuah divisi dari American Counseling Assosiation atau Asosiasi Konseling
Amerika (ACA). Pada tahun 1992, ACA kira-kira memiliki 58.000 anggota yang
kesemuanya merupakan anggota dari divisi-divisi berikut:
Asosiasi Konseling Mahasiswa Amerika
Asosiasi Konselor Kesehatan Menta Amerika
Asosiasi Konseling Rehabilitasi Amerika
Asosiasi Konselor Sekolah Amerika
Asosiasi untuk Perkembangan Orang Dewasa dan Lanjut Usia
Asosiasi Penilaian untuk Konseling
Asosiasi untuk Pendidikan dan Supervisi Konselor
Asosiasi untuk Pendidikan dan Perkembangan Humanistik
Asosiasi untuk Konseling dan Perkembangan Multikultural
Asosiasi untuk Keagamaan dan Nilai dalam Konseling
Asosiasi untuk Kelompok Kerja Spesialis
Asosiasi Internasional untuk Konselor Pecandu dan Tahanan
Asosiasi Internasional untuk Konselor Keluarga dan Pernikahan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


74
Asosiasi Konselor dan Pendidik Militer
Asosiasi Perkembangan Karier Nasional
Asosiasi Perkembangan Pegawai Nasional
Asosiasi Konselor Pelanggar Publik
Seorang konselor sekolah dapat menjadi anggota lebih dari satu divisi.
Disamping itu, divisi-divisi tersebut biasanya didirikan pada level daerah dan
negara yang sama, yang masing-masing memiliki ketertarikan dan tujuan yang
berbeda (Garfield, 1985). Beberapa divisi dan afiliasi regional, tergantung pada
keanggotaan konselor, bisa lebih aktif dan berpengaruh daripada yang lain.
Anggita dari ACA dan ASCA menerima surat pemberitahuan dan jurnal
(ACAs Guide Post, ASCA Newsletter, ACAs Journal and Counseling
Development, dan ASCAs School Counselor and Elementary School Guidance
and Counseling Journal). Mereka memiliki pilihan servis dan keuntungan lainnya
termasuk asuransi, uang transport dan program promosi. Mereka dapat
menghadiri konferensi daerah dan nasional yang disponsori oleh asosiasi dan
divisi. Lebih banyak lagi informasi bisa diperoleh dengan menuliskan
Keanggotaan Divisi ACA (5999 Stevenson Avenue, Alexandria, VA 22304).

I. Persiapan Profesional
Konselor sekolah menegaskan profesi mereka dan memperoleh
pengakuan yang terhormat dengan tantangan yang terus menerus.
Profesionalisme menjamin kepada khalayak umum bahwa beberapa standar
tertentu dipenuhi. Konselor di semua tingkat sekolah perlu menerima persiapan
profesional yang terbaik.
The American Counseling Assosiation atau Asosiasi Konseling Amerika
(ACA) belakangan menyadari bahwa ada tiga surat kepercayaan profesional:
(1) akreditasi; (2) sertifikasi; (3) lisensi. Apakah sertifikasi konselor itu?
Haruskah konselor sekolah di lisensi? Apakah mereka harus dilisensi
berdasarkan level nasional? Bagaimana lisensi berhubungan dengan praktik
status sertifikasi yang ada? Dimana program pendidikan konselor terakreditasi?
Pada tahun 1967, the American School Counselor Assosiation atau
Asosiasi Konselor Sekolah Amerika (ASCA) menerbitkan pedoman persiapan
konselor sekolah yang kedua. Di tahun-tahun berikutnya, pedoman tambahan
diadopsi untuk konselor sekolah tingkat SD. Pada tahun 1979, the Assosiation
for Counselor Education and Supervision atau Asosiasi untuk Pendidikan dan
Supervisi Konselor (ACES), divisi lain dari ACA, mengadopsi standar persiapan
konselor yang dilakukan oleh universitas dan perguruan tinggi.
Pada tahun 1981, the Council for Accreditation of Counseling and
Related Educational Program atau Konsul untuk Akreditasi dan Konseling yang
berhubungan dengan Program Pendidikan (CACREP) didirikan oleh dewan
direksi ACA dan bertanggung jawab atas evaluasi dari empat tipe program
persiapan konselor: (1) sekolah konseling; (2) pelayanan personel siswa dalam
pendidikan yang lebih tinggi; (3) konseling dalam komunitas dan latar belakang
agensi lainnya (level awal); (pendidikan konselor (level doktoral). Pada tahu
1986, lebih dari 70 dari 600 program pendidikan konselor di universitas seluruh
negeri telah dengan baik ditinjau dan kebanyakan telah diberi pengakuan tetap
dan sisanya tidak. CACREP sekarang merupakan organisasi yang berdiri
sendiri secara legal, tetapi masih merupakan cabang dari ACA dan divisinya,
termasuk ASCA (Wittmer & Loesch, 1986). Daftar program universitas dan
perguruan tinggi yang telah diakreditasi oleh CACREP bertambah dan dapat
diperoleh dengan menulis ACA.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


75
Seluruh usaha di atad menekankan bagaimana profesi konseling yang
relatif masih baru sekarang menjadi solid, hingga saat ini, sudah dimungkinkan
bagi banyak konselor sekolah untuk memasuki sekolah dengan pelatihan
minimal. Standar yang baru mewajibkan para konselor sekolah untuk terlebih
dahulu lulus dari program yang diakui dengan minimal kurikulum semester 48
jam. Banyak institusi menyadari kompleksitas mendidik konselor dan kesukaran
alamiah pekerjaan mereka, setelah program dua tahun penuh, berlatih selama
kurikulum semester 64 sampai 72 jam dan berakhir dengan gelar spesialis
pendidikan atau master. Hal yang lainnya, karena tradisi dan kurangnya sumber,
bergulat untuk memenuhi standar masa depan dapat dikatakan sulit, apalagi
jika siswa ingin masuk ke program akreditasi penuh.
Akreditasi diperuntukkan bagi program universitas, sedangkan sertifikasi
diperuntukkan bagi individu. Sertifikasi adalah pemberian pengakuan
profesional untuk konselor sekolah ketika kualitas tertentu yang diinginkan
sudah didapatkan. Telah banyak unuversitas yang memiliki program sertifikasi
yang memberikan sertifikat bimbingan, yang membuat seseorang dapat
dipekerjakan di sekolah umum. Namun persyaraytan sertifikasi di antara banyak
perguruan tinggi bis bervariasi sesuai pertimbangan masing-masing. Beberapa
perguruan tinggi meminta sedikitnya 24 jam untuk sertifikat mengajar.
Perguruan tinggi lainnya meminta dua tahun pengalaman mengajar dan gelar
master dalam konseling sekolah. Enam belas perguruan tinggi tidak meminta
pengalaman mengajar akan tetapi meminta gelar master dengan pengalaman
lapangan yang luas.
Sertifikasi konselor sekolah masih dilakukan oleh agen pemerintah
negara yang bertanggung jawab untuk menegaskan bahwa seorang individu
memiliki surat-surat kepercayaan penting yang berhubungan dengan kualifikasi
yang harus dipenuhi untuk sertifikat standardisasi untuk mencari pekerjaan.
Agen-agen pemerintah tersebut meriview transkrip kuliah dan bergantung
kepada universitas untuk mengatur dan mengukur standar yang dibutuhkan
untuk menjadi konselor sekolah.
Proses sertifikasi konselor yang baru dimulai pada tahun 1982 oleh ACA
ketika dibentuk the National Board for Credentialing of Counselors atau Dewan
Nasional untuk Pengukuhan Konselor (NBCC). NBCC berkonsentrasi pada
kemampuan konseling umum yang dapat diterapkan pada semua konselor
profesional dan tidak mencoba untuk mengelompokkan konselor berdasarkan
tipe atau bidang keahlian seperti konselor sekolah. Namun, NBCC muncul
sebagai bangunan fondasi yang dapat dipercaya yang bisa digunakan oleh
distrik sekolah dan divisi perguruan tinggi bagian pendidikan sebagai agen
sertifikasi karena lingkup nasional dan prosedur percobaan nasionalnya. Ketika
beberapa perguruan tinggi menyadari cara-cara untuk memberikan jasa bagi
konselor dan guru, standardisasi tes nasional selalu melalui prosedur tertentu.
Ujian NBCC dapat menyediakan pelayanan yang berguna untuk perguruan
tinggi atau kelompok distrik yang harus menyediakan bukti kompetensi konselor
yang disewa atau yang mendapat jasa. Karena NBCC juga menerbitkan
pendaftaran nasional, daftar konselor yang tersertifikasi oleh organisasi juga
dapat digunakan oleh penyedia lapangan kerja yang potensial.
Sertifikasi oleh NBCC tidak berarti bahwa konselor dapat melakukan
tipe konseling apapun, namun berarti bahwa konselor mengetahui aktifitas
konseling fundamental yang dapat diaplikasikan dalam berbagai keadaan.
Untuk mendapatkan sertifikasi, seseorang harus menyediakan bukti akademis
dan pengalaman kerja (syarat minimum gelar atau ijazah master) dan telah

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


76
menyelesaikan tes tertulis. Banyak konselor sekolah telah menyediakan
sertifikasi profesional agar menjadi bagian pendaftaran nasional dan untuk
menunjukkan kemampuan profesional mereka.
Licensure, seperti berpengaruh pada kebanyakan konselor sekolah
pada saat ini, dirancang untuk membantu mengatur praktik konseling kesehatan
mental di luar jam sekolah. Konselor sekolah yang ingin mengadakan praktek
pribadi dengan bayaran dari klien bisa mendapatkan licensure dari beberapa
negara bagian, yang memungkinkan mereka untuk membuka kantor dan
bertanggung jawab untuk jasa konseling mereka sendiri. Secara etis, konselor
sekolah yang membuka praktek sendiri tidak menemui siswa atau orangtua
siswa di dalam sistem sekolah dimana mereka diatur atau dipekerjakan.

J. Pendidikan Berkelanjuatan Bagi Konselor


Persiapan dan pelatihan konselor sekolah mencapai krisis pada tahun
1986. Ada lebih sedikit siswa yang mengikuti kelulusan program pendidikan
konselor terutama konselor sekolah, meskipun ada peningkatan permintaan
untuk menambah konselor sekolah. Akhir-akhir ini ada lebih banyak
lapangankerja tersedia daripada banyaknya siswa yang lulus program
universitas yang terakreditasi di hampir semua negara bagian. Seiring dengan
banyaknya orang yang pensiun di masa yang akan datang, kekurangan tenaga
kerja menjadi masalah yang serius.
Satu alternatif untuk departemen pendidikan konselor untuk merekrut
lebih banyak siswa konseling sekolah. Namun hal ini tidak mudah dilakukan,
terutama di negara-negara bagiann dimana sertifikasi konselor tergantung pada
minimal dua tahun pengalaman kerja. Sulit untuk meyakinkan beberapa guru
untuk kembali ke program kelulusan dua tahun di universitas. Mereka sudah
tidak mau melanjutkan pendidikan karena hal tersebut hanya akan mengurangi
pemasukan keuangan mereka selama masa pendidikan berkelanjutan mereka.
Lebih daripada sebuah pengorbanan ketika sistem sekolah tidak memberikan
gaji tambahan atau tunjangan saat konselor tersebut disuruh untuk melanjutkan
studi konselingnya untuk memperoleg gelar.
Yang lebih sulit adalah selama beberapa tahun yang telah lewat,
kebanyakan mayoritas program pendidikan konselor di Amerika telah diarahkan
ke arah kesehatan mental dan konseling agensi. Mereka telah dipersiapkan
dengan baik untuk mengakomodasi guru yang akan mengejar gelar konseling
seperti sebelumnya. Tidak seperti mereka akan merubah beberapa tahun
mendatang tanpa beberapa insentif substansial seperti biaya ekstra dari sumber
nasional atau negara bagian. Konsep Institut Konselor seperti halnya NDEA
pada tahun 1959 perlu ditinjau untuk menghindari krisis nasional.
Alternatif lainnya, meskipun sangat mengecewakan, adalah untuk
mengurangi syarat pendaftaran sebagai konselor, mengijinkan guru-guru untuk
mengambil kursus konselor singkat dibalik gelar bachelor atau sarjana muda
mereka untuk memenuhi standar minimum kepegawaina. Bagaimanapun, hal ini
adalah urusan yang sangat beresiko. Pertama, hal tersebut dapat berarti bahwa
banyak sekolah akan mempekerjakan konselor yang tidak terlalu pintar atau
tidak cukup terlatih untuk membentuk dan mengimplementasikan program
bimbingan dan konseling perkembangan komprehensif. Sekali satu posisi terisi,
sangat sulit untuk menggantinya sekalipun dengan orang yang lebih
berkualifikasi. Kedua hal tersebut bertolak belakang dari standar profesional dan
program universitas terakreditasi. Jika alternatif seperti ini menjadi kenyataan,

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


77
usaha perkembangan staf besar-besaran akan diperlukan di distrik-distrik
sekolah.
Beberapa universitas berusaha menawarkan program kuliah di luar
kampus dan program gelar gelar melalui jasa pendidikan berkelanjutan.
Bagaimanapun, program universitas terkadang tidak responsif terhadap
relevansi dan kesempatan latihan terlewatkan.
Organisasi profesional menjadi lebih responsif bagi kebutuhan konselor
untuk perkembangan keterampilan dan penawaran perpanjangan workshop
training sabagai bagian dari hasil konferensi setiap tahun. Akan tetapi
kebanyakan anggota program perkembangan biasanya hanya bertemu satu kali
dan sangat kurang dalam pelaksanaannya. Pelatihan perkembangan staf untuk
konselor haruslah sebuah proses yang berkelanjutan.

K. Etika Profesional
Kegiatan konselor sekolah dikendalikan oleh seperangkat etika
profesional. Organisasi profesional (ACA dan ASCA) telah menerbitkan standar
etika tugas konselor. Salinan dari standar etika untuk konselor sekolah, seperti
diadaptasi oleh ASCA dan direvisi pada tahun 1984 dapat dilihat di Appendix C.
Salah satu dari etika pertama kewajiban konselor adalah untuk
menentukan berkualifikasi atau tidaknya para konselor dalam menyediakan jasa
tertentu. Jika mereka tidak memiliki pelatihan, keterampilan, atau mungkin
pengalaman untuk membantu klien, maka meteka diwajibkan menyerahkan
klien tersebut kepada orang lain. Hal ini biasanya bukan masalah bagi konselor
sekolah, namun merupakan kasus yang sulit (contohnya adalah bunuh diri,
ketidakpedulian orangtua) dapat dihadapi konsultasi, bantuan langsung atau
penyerahan.
Pada umumnya, tindakan pencegahan diambil untuk melindungi
individu dari trauma fisik ataupun psikologis setelah bekerja dengan konselor.
Hubungan konseling dan informasi yang pasti, termasuk hal pribadi, kecuali
kondisi klien atau situasi mengindikasikan adanya bahaya untuk klien maupun
orang lain. Dalam kasus ini konselor diwajibkan untuk mengambil tindakan yang
beralasan untuk menginformasikan otoritas yang bertanggung jawab. Beberapa
hukum di negara bagian (misalnya kekerasan terhadap anak dan bunuh diri)
dapat mempengaruhi tindakan profesional. Namun bagaimanapun konselor
harus memberitahu klien dan mengambil tanggung jawab untuk segala prosedur
yang dilakukan. Tanggung jawab etika mengikuti integritas dan keselamatan
klien.
Jika seorang siswa terlibat dalam hubungan terapi bersama seorang
ahli terapi dalam sebuah komunitas, itu berarti bahwa aktifitas bimbingan dan
konseling sekolah tidak akan ikut campur tangan dalam proses tersebut.
Konseling sekolah, meskipun terfokus pada isu pribadi dan sosial, tetap
berhubungan dengan proses pembelajaran di sekolah dan perkembangan
secara umum. Konselor sekolah dan ahli terapi tidak wajib untuk saling
berunding atau untuk menerima ijin dari siapapun yang pertama kali bekerja
dengan klien. Konseling sekolah bukan terapi. Namun demikian, dengan ijin dari
klien, ada banyak peristiwa ketika konsultasi antara ahli terapi dan konselor
sekolah menjadi tepat dan praktis.
Konselor juga harus menyadari tanggung jawab etis mereka mengenai
catatan konseling siswa dan otoritas pengasuhan. Siswa memiliki hak yang
telah diperluas untuk pengaturan yang bervariasi. Kemungkinan akan ada lagi
keputusan lain di masa depan untuk definisi yang lebih jauh dan klarifikasi hak

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


78
siswa dalam hal otoritas pengasuhan dan sekolah. Jika beberapa prosedur
sekolah dirasa meragukan, perolehan kesepakatan untuk keselamatan dan
integritas siswa agar terlindungi. Menghormati hak individu dan etika profesional
mengatur rangkaian kerja dari para konselor.

L. Menetapkan Hubungan Peran Konselor dan Siswa


Siapa yang menetapkan peran dan fungsi konselor sekolah?
Praktisnya, konselor sekolah biasanya menentukan sendiri peranan dan fungsi
mereka. Hal ini dapat meliputi beberapa negosiasi dengan administrator, namun
biasanya konselor sendiri yang membuat keputusan tentang apa yang mereka
kerjakan.
The American School Counselor Assosiation atau Asosiasi Konselor
Sekolah Amerika (ASCA) memiliki beberapa kalimat tertulis yang membantu
orangtua dan administrator untuk mengidentifikasi peranan dan fungsi umum.
Pedoman umum tersebut dapat memberikan dasar untuk membangun program
bimbingan perkembangan, untuk memilah prioritas, dan untuk mendapatkan
dukungan untuk peranan profesional. Disamping itu, beberapa dewan dan
administrator sekolah mengadopsi petunjuk dan prosedur spesifik untuk
mempengaruhi konselor. Kebijakan daerah perlu dipelajari, dan siapapun yang
membatasi gerak konselor atau ada masalah dengan petunjuk profesional harus
dihadapi. Konselor harus bergerak dan mengambil tanggung jawab untuk
mengklarifikasi usulan dan membawa perubahan saat dibutuhkan.
ASCA telah menyadari bahwa untuk melaksanakan program bimbingan
dan konseling perkembangan, deskripsi pekerjaan konselor sekolah serta
hubungan konselor-siswa harus dipertimbangkan. Meskipun laporan yang
dipublikasikan (contohnya Boyer, 1983) mengatakan bahwa konselor
seharusnya bertanggung jawab untuk tidak lebih dari 100 siswa, apa yang
mungkin ideal untuk diterapkan di salah satu distrik sekolah dapat berbeda jika
diterapkan di tempat lain. Oleh karena itu ASCA (1988) telah
merekomendasikan hubungan 1/100 (ideal) sampai 1/300 (maksimal).
Hubungan peran konselor dan siswa dipengaruhi oleh program alami
sekolah. Di Lincoln, Nebraska, staf konseling di salah satu SMA setuju untuk
pindah dari model terapi tradisional ke program perkembangan yang berbasis
jasa untuk seluruh siswa. Model baru tersebut memudahkan siswa untuk
dibantu oleh para konselor secara bergantian, dan dapat fokus terhadap
keterampilan dan bakat unik mereka. Baik siswa maupun konselor, keduanya
diuntungkan (Lehmanowsky, 1991).
Akhir-akhir ini, legislator negara bagian menjadi peduli akan peran dan
fungsi konselor sekolah. Undang-undang telah diajukan di beberapa negara
bagian, yang menegaskan dan mendikte apa yang seharusnya dilakukan
konselor. Organisasi profesional telah melobi dengan keras perihal Undang-
Undang tersebut. Kebanyakan legislator tidak pernah diberi hak untuk mencari
pengalaman dalam program bimbingan dan konseling perkembangan
komprehensif yang mereka hadiri, dan banyak yang lainnya yang tidak pernah
bekerja dekat dengan konselor sekolah, khususnya orang-orang yang
menerapkan peranan dan fungsi yang tercantum di buku ini. Mereka tidak
berpengalaman di banyak tempat. Oleh karena itu, Undang-Undang tersebut
menata kembali konselor dan organisasi profesional mereka untuk menentukan
takdir mereka sendiri daripada didikte oleh peraturan.

M. Pendekatan Praktis Untuk Peran Konselor

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


79
Dalam program bimbingan dan perkembangan komprehensif, pekerjaan
konselor berdasar pada fungsi kerja atau tugas. Fungsi kerja ini bervariasi dari
satu sekolah ke sekolah lainnya dan sering tergantung pada keadaan dan
harapan yang berbeda. Ketika fungsi kerja atau tugas yang ditampilkan oleh
konselor menjadi jelas, sangat mungkin untuk memiliki gagasan dari peran
konselor. Diharapkan peran yang muncul dapat dibandingkan dengan peran
yang didukung oleh organosasi profesional dan pendidik.
Istilah peran termasuk sukar dipahami. Istilah tersebut mengacu pada
bagian yang dimainkan seseorang pada situasi tertentu seperti saat suatu peran
dimainkan oleh pekerja profesional. Fungsi, dibedakan dari peran, mengacu
pada cara pekerja dalam menjalankan bagian seseorang. Fungsi memberi
perhatian pada tindakan yang bervariasi atau tugas yang mungkin ditampilkan
dalam peran.
Selama bertahun-tahun, banyak studi yang dicoba lakukan untuk
meneliti peran konselor. Mereka berkonsentrasi terutama pada siswa, guru,
orangtua, dan persepsi administrator satu terhadap yang lainnya.
Bagaimanapun juga, dilakukan bersama, studi tersebut dirasa tidak lengkap dan
ambigu karena variasi dan terbatasnya contoh, daftar pertanyaan dan
metodologi penelitian.
Beberapa pertanyaan yang tak terjawab tersebut adalah: Bagaimana
persepsi peran berkembang? Manakah yang ada terlebih dahulu, persepsi
peran atau fungsi kerja? Bagaimana peran dan fungsi berhubungan? Apa yang
telah dilakukan konselor sekolah dalam kontribusinya terhadap persepsi yang
ada? Siapa yang menentukan peran dan fungsi konselor? Bagaimana caranya
persepsi peran seseorang dapat dirubah?
Untuk beberapa tahun, terutama selam tahun-tahun formatif, peran
konselor merupakan topik yang sering dibicarakan dan diperdebatkan dalam
profesi. Ada banyak sekali hal yang membingungkan. Buku dan artikel telah
ditulis, makalah dan program telah dipresentasikan dalam konferensi, dan
komite dan komisi telah ditunjuk untuk mempelajari masalah peran, namun
peran konselor masih benar-benar belum bisa dimengerti.
Pendidik konselor misalnya, memperdebatkan peran yang bisa
dibandingkan dengan psikolog konseling atau konselor kesehatan mental.
Konselor, dalam kasus ini, diharapkan untuk menyediakan hubungan unik
kepada siswa dengan kebaikan yang tidak dipandu otoritas. Ini berarti bahwa
siswa akan lebih condong untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan
konselor yang memberikan pertimbangan dan permisif serta penerimaan tak
bersyarat. Jadi, konselor diharapkan mengadakan interview dimana siswa dapat
berbicara mengenai masalah mereka dan yang menjadi perhatian mereka.
Konselor, sering mengikuti teori konseling yang berpusat pada klien, mencoba
untuk memasuki kerangka referensi siswa dan menyediakan bantuan dengan
menjadi pendengar yang baik.
Kebanyakan administrator, di sisi lain, memandang konselor dari sudut
yang berbeda. Banyak administrator sekolah yang tidak pernah mengmbil
kursus konseling dan tidak terbiasa dengan prosedur atau teori konseling
masalah yang masih ada sampai sekarang (Lampe, 1985). Mereka memerlukan
bantuan dalam mengatur sekolah, mendisiplinkan siswa, bertemu dan
berhubungan dengan orangtua siswa, dan mengatur kurikulum. Ada banyak
masalah dari hari ke hari yang memerlukan perhatian dan waktu dari konselor
yang fleksibel dapat menyediakan hal tersebut. Para guru kurang bisa
membantu karena mereka harus menghadiri banyak kelas dan pertemuan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


80
mereka diatur berdasarkan jadwal kelas. Sangat tidak tepat untuk mengganggu
guru, terutama karena ada konselor yang siap dan ingin membantu. Meskipun
mereka menyukai gagasan mengenai konseling dan mendapatkan ahli
bimbingan di sekolah, kebanyakan administrator memandang konselor sebagai
asisten mereka.
Organisasi konselor profesional, seperti ASCA dan ACES
mensejajarkan diri mereka dengan pendidik konselor. Mereka mengambil posisi
dimana konseling siswa merupakan kewajiban utama konselor. Meskipun
beberapa tugas yang tidak berhubungan dengan bimbingan akan menjadi
bagian dari tugas konselor, konseling tetaplah jasa yang unik. Menghindari
tugas dan standar penampilan yang spesifik, pemimpin profesional sering
membicarakan segala hal secara umum ketika menekankan bagaiman konselor
mendampingi siswa dalam mengambil keputusan, pemilihan karier dan
perkembanganpribadi. Disamping itu, interpretasi tes, informasi karier,
penempatan kependidikan dan konsultasi dengan guru dan orangtua siswa
sering disebut sebagai tanggung jawab konselor.
Konselor sendiri merasa tidak yakin dengan peran mereka dan sering
disalah artikan, bahwa seseorang di dalam sistem sekolah akan mengetahui,
bahwa mereka seharusnya melakukan dan memberitahu mereka. Ketika
konselor menjadi new kids on the block, tidak seorangpun dari dunia
pendidikan yang yakin apa yang diharapkan dari mereka. Karena kebanyakan
konselor dipersiapkan secara minimalis, itu berarti bahwa kebanyakan dari
mereka merasa skeptis tentang kemampuan dan keterampilan mereka dalam
bidang konseling. Mereka tidak yakin tentang bagaiman membuat program
bimbingan diman amereka berfungsi sebagai spesialis. Meskipun gagasan
penyediaan jasa konseling pada siswa diusulkan, mereka mendapat kesulitan
untuk menerapkan teori konseling dalam praktek.
Konselor menemukan bahwa lebih mudah dan bijaksana untuk
menasihati bahkan menguliahi siswa mengenai tingkah laku mereka sebagai
ganti peran, sebagai pendengar yang membantu siswa bertindak dalam cara
yang bertanggung jawab. Untuk banyak konselor, menampilkan tugas
administratif dirasa merupakan satu cara untuk membenarkan pekerjaan
mereka dan secara bergantian mencatat kekurangan waktu untuk membimbing
siswa dalam konseling.
Disamping itu, isu mengenai kebebasan dan keyakinan dikemukakan
ketika konselor membicarakan mengenai peran unik mereka di sekolah.
Konselor menjadai pendukung siswa dan menangani informasi penting.
Mereka semakin terjadwal di kantor mereka, membentuk ruang dalam di
sekolah dimana siswa dapat mencurahkan rahasia mereka dan
mengungkapkan masalah-masalah mereka. Posisi seperti ini menciptakan
image yang tak terelakkan bahwa konseling merupakan suatu proses yang
tersembunyi dan misterius. Hal tersebut juga menempatkan konselor dalam
peran yang melawan banyak guru yang percaya bahwa konselor selalu
berpihak pada siswa.
Wrenn (1957) melaporkan bahwa orang-orang yang berhubungan
dengan profesi tersebut tidak setuju dengan peran konselor di sekolah. Sepuluh
tahun kemudian, menurut Bentley (1968), situasi belum berubah. Sekarang, dua
puluh lima tahun telah berlalu dan isu yang sama masih dibahas dan masih ada
perhatian mengenai peran dan image konselor sekolah.
Bisakah dan haruskah peran konselor didefinisikan? Beberapa
berpendapat bahwa hal tersebut telah didefinisikan oleh kebaikan dari apa yang

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


81
telah dilakukan konselor selama tiga puluh tahun berlalu (Van Ripper, 1971).
Dalam kasus ini, peran adalah sesuatu yang dibatasi, terutama di SMP. Dan,
jika kita mampelajari jadwal mingguan konselor dan menyatukan daftar fungsi
kerja mereka, kita akan menyimpulkan bahwa kebanyakan dari mereka hanya
menjadi asisten administratif atau orang suruhan. Perkecualian mungkin ada
pada konselor sekolah di SD yang biasanya memiliki peranan lebih dan memiliki
lebih banyak ruang gerak dalam mengembangkan peran dan fungsi mereka.
Peters (1962) menyatakan bahwa, jika kita (konselor) tidak
mendefinisikan tugas kita, kita akan didudukkan pada tugas dan tanggung
jawab yang tidak hanya menyelewengkan kita dari tugas utama kita tetapi
sebenarnya hal itu telah mencampuri urusan fungsi bimbingan. Dan, lebih jauh
lagi, jika mereka yang terlibat dalam profesi konseling tidak memikul tanggung
jawab dalam mendefinisikan peran konselor, maka orang lain yang akan
melakukannya. Atau peranan tersebut dapat terhapus dengan sendirinya.
Jika konselor mengetahui peran mereka, maka mereka memiliki titik
referensi untuk membantu mereka memahami isu yang terkait dengan
pekerjaan mereka. Merek akemudian bisa merundingkan peran mereka kepada
yang lain dengan lebih efektif, terutama kepada siapa mereka bekerja. Hal ini,
mengklarifikasi dugaan, membuka pintu inovasi kreatif, dan meningkatkan
kesempatan konselor terlihat sebagai bagian dari tim pendidik sekolah.
Ketika ada beberapa usaha untuk membedakanperan konselor sekolah
berdasarkan tingkatan kelas, sangat sedikit yang diperoleh berdasarkan suatu
pendekatan tertentu. Hal tersebut menghindarkan isu profesional utama: Apa
kerja konselor sekolah? Disamping iti, satu-satunya cara program bimbingan
dan konseling komprehensif, dari TK sampai SMA yang dapat diterapkan adalah
dengan memiliki beberapa persetujuan fundamental dalam peran fundamental
konselor sekolah.
Untuk bertahun-tahun, peran generik konselor sekolah (ACES-ASCA,
1966) telah dibicarakan, dikonsultasikan, dan dikoordinasikan. Selama itu,
sepertinya terdapat peran khusus yang berhubungan dengan macam fungsi
kerja dan intervensi yang spesifik. Sifat alamiah dari masalah siswa, topik
bimbingan, dan fokus pada diskusi dapat merubah satu level tingkatan ke yang
lain. Namun demikian, cara konselor mendefinisikan peran mereka dan
mengatur waktu mereka seputar fungsi kerja dasar dan intervensi tidak akan
merubah secara signifikan dari satu level tingkatan ke level tingkatan yang lain.
Pada umumnya, ada enam intervensi fundamental yang akan
disediakan kebanyakan konselor dalam pekerjaan mereka. Karena waktu,
tindakan, keterampilan dan aktifitas konselor dapat dihubungkan terutama
dengan intervensi tersebut, maka kesemuanya dapat digunakan untuk
mengembangkan gambaran dari peran atau image konselor sekolah
perkembangan.

N. Enam Dasar Intervensi Konselor


Enam dasar intervensi konselor ditunjukan pada gambar 4.1. Intervensi
menggarisbesarkan pekerjaan konselor sekolah. Hal-hal tersebut telah
digambarkan sebagai fungsi, layanan, pedekatan, tugas, aktifitas, atau pekerjaan
konselor. Terkadang hal-hal tersebut telah diacukan sebagai peranan mereke
sendiri. Untuk tujuan kita, isilah intervensi lebih sering dipakai karena
menggambakan apa yang konselor lakukan atau yang dapat konselor lakukan
dalam bimbingan yang komprehensif dan program konseling.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


82
Tiap intervensi dibahas dalam rincian yang lebih besar pada bab lain
dalam buku ini. Namun sekarang marilah kita melihat pada hal tersebut, termasuk
beberapa konsep yang terkait dan rekomendasi umum. Sebagai tambahan,
pertimbangkan bagaimana intervensi ini dihubungkan dengan peranan dan citra
konselor.

1. Konseling Individu
Konseling individu melibatkan sebuah interaksi personal antara konselor
dan seorang siswa ketika mereka berdua sedang bekerja bersama memecahkan
sebuah masalah atau topik tertentu. Interaksi ini merupakan interaksi satu lawan
satu. Rasio pembantu pada yang dibantu cenderung untuk mengintensifkan
pengalaman konseling dan menyediakan kesempatan untuk mewawancarai siswa
lebih dalam dibandingkan intervensi yang lainnya.
Bekerja dengan individu terpikir pertama kali seperti satu-satunya
jalan untuk melakukan konseling. Pertemuan pribadi dan tatap muka dianggap
sebagai situasi yang terbaik dalam membentuk sebuah hubungan personal yang
dekat dan untuk memecahkan permasalahan personal. Hal ini diangap bahwa
dalam konseling individu, orang yang berkonsultasi akan membuka dan
menyingkap lebih dibanding jika mereka berada dalam kelompok.
Bahkan jika konseling individu merupakan intervensi yang paling
diinginkan, terdapat terlalu banyak siswa. Rasio konselor-siswa tinggi di sekolah.
Satu konselor sekolah dasar, sebagai contoh, mungkin ditugaskan ke sebuah
sekolah dengan 700 sampai 1000 anak. Konselor tingkat menengah dan atas
biasanya memiliki rasio 1 sampai 500 atau lebih. Pada sejumlah kasus yang
ideal, rasio konselor-siswa telah diketahui serendah 1: 100, tugas untuk
menyediakan konseling individu pada semua siswa masih berat. Hal ini masih
tidak realitis dan tidak dapat dipraktikan dan dianggap konseling individu sebagai
satu-satunya intervensi konselor.
Konseling individu oleh konselor profesional di sekolah menjadi sesuatu
yang mewah di banyak sekolah. Hal tersebut tidak dapat disediakan pada
siapapun. Beberapa siswa, lebih membutuhkannya daripada orang lain karena
sifat alami perhatian mereka atau kemampuan mereka dalam bekerja dalam
kelompok.
Sebagai seorang konselor, anda mungkin akan berpikir bahwa konseling
individu pada sebuah basis dari beberapa kasus yang dihadapi. Secara lebih
spesifik, sekitar enam sampai delapan siswa mungkin terlihat individualis selama
beberapa waktu. Siswa yang berkonsultasi secara individu, ditargetkan sebagai
kasus anda, boleh menemui anda sebanyak 12 sesi dalam periode penilaian enam
minggu, atau sekitar dua kali seminggu.
Kasus ini akan direfleksikan dalam sebuah jadwal mingguan atau rencana
untuk mengatur waktu anda. Sesi konseling individu yang diperkirakan sekitar 30
menit, meskipun dapat lebih lama atau lebih singkat, tergantung pada
permasalahan dan prosedur tipe konseling yang digunakan. Hal ini juga berbeda
dari satu konselor dengan konselor lainnya yang dikarenakan kepribadian
konselor, gaya kerjanya, dan situasi sekolah.
Waktu konseling individu pada jadwal mingguan anda bukanlah
merupakan jam krisis, melainkan hal ini disediakan untuk siswa dengan siapa
anda bekerja secara reguler dan siapa yang telah menjadwalkan perjanjian. Anda
akan berkonsentrasi dengan anak-anak ini dan menyita waktu lebih untuk
memeberikan bantuan.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


83
Sebagai bagian dalam pekerjaan anda, anda akan melanjutkan untuk
melakukan wawancara tepat waktu dengan siswa lainnya. Mereka mungkin akan
mampir untuk berbincang perlahan atau mengutarakan sesuatu dengan cepat.
Terkadang pertemuan dengan individu secara singkat dijadwalkan sebagai bagian
dari sebuah tindak lanjut atas intervensi lainnya. Beberapa siswa secara
sederhana menginginkan untuk menyapa dengan ramah hello. Sesi sekali waktu
ini berbeda dalam derajat keseriusan dan maksudnya, naum mereka biasanya
tidak berkesinambungan. Tiap orang memilii tujuannya dan saat untuk mengakhiri
pembicaraanya masing-masing.tindak lanjut mungkin atau mungkin tidak sesuai,
tergantung pada situasi. Namun, sekali waktu, mampir, sesi spontan tidak
dianggap sebagai bagian dari kasus yang dikerjakan. Pertemuan-pertemuan ini
merupakan bagian dari urusan untuk menjadi seorang konselor di sebuah sekola.

2. Konseling Kelompok Kecil


Konseling kelompok kecil melibatkan seorang konseling yang bekerja
dengan dua siswa atau lebih secara simultan. Konseling kelompok kecil di sekolah
paling sering terjadi dengan lima atau enam siswa. Hal ini memberikan anggota
kelompok kesempatan untuk menyalurkan idenya, perasaannya, dan perilakunya
seperti saat mereka berhubungan dengan satu orang atau ke seluruh peserta
anggota.
Orang-orang yang berpikir bahwa adalah ideal melihat semua siswa pada
sebuah dasar individu itu, menganggap hal yang lebih positif dapat terjadi ketika
siswa yang berkonsultasi menerima perhatian pribadi yang tidak terbagi dari
seorang konselor. Namun, posisi ini, meremehkan kekuatan dinamika kelompok
dan mengabaikan fakta bahwa pembelajaran terjadi dalam konteks kelompok
(contohnya, keluarga, kelas, dan kelompok sosial).
Ketika anak memasuki usia sekolah, pengaruh teman sebaya memainkan
bagian peranan yang penting dalam mendorong dan perilaku mengecilkan hati dan
membangun konsep diri sendiri. Pengaruh ini meningkat saat siswa bertambah
usia dan lebih sadar secara sosial. Siswa ingin seperti teman mereka dan diterima
oleh teman mereka. Mereka sering berpaling pada teman sekelas mereka dan
teman sebaya mereka untuk meminta bantuan sebelum mencari seorang dewasa.
Mereka tertarik pada apa yang teman sebaya mereka pikirkan tentang mereka.
Jika semua siswa memiliki sebuah kesempatan untuk menerima konseling,
kemudian kelompok kerja harus menjadi bagian dari pekerjaan konselor. Konseling
kelompok kecil, sebagai contohnya, membuatnya mungkin untuk anda untuk
melihat beberapa siswa pada saat yang bersamaan dan, akhirnya, lebih banyak
siswa akan memberikan perhatian pada anda. Sebagai tambahan, hubungan
kelompok menawarkan sebuah dimensi yang berbeda pada konseling yang
dibutuhkan dan bermanfaat.
Beberapa siswa melangkah melalui ukuran yang tidak biasa dan tidak
sesuai untuk dikenali dan diterima oleh teman kelas mereka. Siswa ini mungkin
ditolak atau dianggap sebagai hal yang aneh. Karena perilaku mereka
dimaksudkan untuk menerima perhatian, mereka membutuhkan reaksi yang jujur
dari orang lain mengenai sika[ dan perilaku mereka, khususnya dari teman sebaya
mereka. Karena perilaku pada umumnya didorong atau dipadamkan oleh reaksi
orang lain, sekelompok orang yang merespon perasaan, ide, dan perilaku orang
lain memiliki potensi yang lebih kuat daripada tanggapan satu orang, khususnya
jika anggota kelompok tersebut dipadang sebagai orang yang berpengaruh dalam
kehidupan seseorang.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


84
Perhatianan ketertarikan umum dapat menyediakan sebuah landasan
untuk sebagian besar kelompok. Ketika terdapat perasaan dukungan yang bersifat
saling menguntungkan dan rasa memiliki, sekelompok identitas muncul yang
memungkinkan anggota kelompok untuk mengambil resiko menyalurkan ide,
perasaan, dan perilaku pada tingkat yang lebih dalam. Kejujuran dan keluguan
meresapi sesi konseling kelompok kecil. Terdapat sebuah realisasi yaitu bahwa
sati tidak berarti sendirian dan bahwa orang pada dasarnya saling peduli. Ini
merupakan proses penyembuhan yang kuat dan mereka berperan dalam proses
pembelajaran.
Terlalu sibuk tanpa mempertimbangkan konsekuensi merupakan sebuah
permasalahan bagi Sarah, seorang siswa kelas sembilan. Orang menceramahi
dan guru mengkritik, namun ketika sekelompok anak memberikannya beberapa
umpan balik personal pada perilakunya, dia mendengarkan penuh perhatian. Dia
tidak ingin merasa sebagi seseorang yang tidak bertanggung jawab dan
kehilangan kendali. Dengan sebuah rasa kesadaran yang lebih tinggi, dia
mencoba untuk berubah.
Konseling kelompok menyediakan sebuah kesempatan bagi beberapa
siswa untuk menjadi bagian dari sebuah proses interpersonal yang diarahkan pada
empat proses yang fasilitatif pada penyingkapan diri, hubungan timbal balik,
kesadaran yang meningkat dan pengambilan keputusan, dan tindakan yang
bertanggung jawab. Jika condisi yang fasilitatif, seperti kepercayaan kepedulian,
saling mengerti, dan penerimaan, merupakan bagian dai iklim kelompok, kemudian
siswa akan mengutarakan perasaan, ide, dan perilaku mereka dengan kelompok.
Konseling kelompok akan dibahas secara lebih detil dalam bab 7. Namun,
ada beberapa faktor yang perlu dicatat di sini karena kita menganggap peranan
konselor dalam sebuah perencanaan bimbingan perkembangan yang
komprehensif.
Konseling kelompok kecil dibatasi oleh waktu. Siswa biasanya tidak dapat
memenuhi lebih dari sepuluh atau dua belas pertemuan. Bahkan hal ini mungkin
tidak realistis di beberapa sekolah lanjutan di mana jadwal akademik membuat
konselor kesulitan untuk memiliki akses terhadap siswa. Siswa biasanya mau dan
responsif, namun jadwal harian di sekolah dapat menentukan jalan yang akan
dijalani kelompok konseling kecil.
Direkomendasikan bagi anda untuk bertemu dengan kelompok konseling
kecil anda tidak kurang dari empat sesi, dan lebih baik dilakukan enam sampai
delapan kali. Dan juga lebih baik bertemu dengan kelompok dua kali dalam
seminggu, meskipun pada umumnya seminggu sekali. Sesi kelompok biasanya
diselesaikan selama satu tahun masa sekolah. Oleh karena itu, memungkinkan
untuk menyedaikan serangkaian enam sampai delapan sesi kelompok dalam tiga
atau empat minggu.
Kadang-kadang, jika siswa dapat dihubungi, anda mungkin akan bertemu
dengan satu kelompok untuk sepuluh atau dua belas sesi, namun jarang melebihi
angka ini. Jika siswa dikeluarkan dari kelas akademik mereka, koseling kelompok
kecil di beberapa sekola mungkin terbatas sebanyak empat sesi. Kurangnya waktu
mempersulit untuk menciptakan sebuah hubungan kerja yang dekat dalam sebuah
kelompok dan lebih banyak waktu merugikan siswa karena ketidak hadiran dalam
kelas.
Membatasi jumlah sesi konseling juga memungkinkan anda bertemu
dengan lebih banyak siswa. Meskipun sebagian besar siswa mungkin akan
menguntungkan jika mereka lebih sering bertemu, hal ini lebih realistis untuk
mengambil apapun hasil yang telah dicapai dan berlanjut pada kelompok lainnya.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


85
Selalu ada pengecualian, dan mungkin anda bersedia untuk bertemu dengan satu
kelompok dalam waktu yang lebih lama. Membuat beberapa kelompok terbuka
dalam sepuluh atau dua belas sesi dianggap dapat diterapkan. Kelompok selalu
dapat bertemu lagi nanti untuk beberapa sesi tindak lanjut.
Konseling kelompok kecil biasanya terstruktur. Sementara itu akan ada
waktu ketika sesi kelompok spontan dan mengalir bebas, sebagian besar konselor
sekolah berusaha agar anggota kelompok berpartisipasi dalam aktifitas
pembelajaran yang telah terstruktur. Aktifitas kelompok ini dirancang untuk
mempromosikan keterbukaan diri dan umpan balik. Meskipun aktifitas yang sama
mungkin digunakan, setiap kelompok memiliki keunikan tersendiri dan mungkin
beraksi secara berbeda.
Target siswa dapat diidentifikasikan selama partisipasinya dalam kelompok
kecil. Beberapa siswa sulit bekerja secara individu dan mungkin merespon lebih
baik terhadap konseling dalam sebuah kelompok. Konseling kelompok kecil,
khususnya ketika mempunyai sebuah fokus perkembangan, dapat membuat
mereka merasa lebih diterima dan bukan seperti permasalahan. Sebagai
tambahan, anda dapat menggunakan konseling kelompok kecil untuk membangun
sebuah hubungan kerja personal dengan individu siswa, jadi mereka nanti
mungkin lebih responsif pada intervensi konseling lain jik dibutuhkan.
Sebagai bagian dari jadwal mingguan anda, anda mungkin menemui empat
sampai enam kelompok kecil siswa dalam seminggu, untuk lebih baiknya dua kali
seminggu dalam waktu sekitar 30 sampai 45 menit tiap pertemuan. Ini berarti
menganggarkan sekitar empat sampai sepuluh jam seminggu untuk sesi kelompok
kecil (lihat gambar 4.1). beberapa konselor lebih suka bekerja dengan lebih banyak
kelompok dan dapat melakukannya karena kepribadian, ketertarikan, dan stamina
mereka. Sebagian besar konselor, di sisi lain, sulit untuk bekerja dengan lebih dari
sepuluh kelompok dalam seminggu, bahkan jika kelompok konseling kecil
merupakan cara intervensi yang lebih disukai dan waktunya tersedia.

3. Bimbingan Kelompok Besar


Bertemu dengan siswa individu dan kelompok kecil masil belum cukup,
mengingat rasio siswa-konselor. Terdapat banyak siswa yang membutuhkan
bimbingan dan layanan konseling. Oleh karena itu, anda juga akan bersedia
bertemu dengan siswa dalam kelompok besar.
Bimbingan kelompok besar terdiri dari pertemuan dengan 15 siswa atau
lebih dalam satu kelompok. Banyak konselor mempertimbangkan apapun di atas
delapan siswa sebagai kelompok besar. Khususnya, sebuah kelompok kelas
sekitar 25 sampai 30 siswa merupakan dasar dari pekerjaan jenis ini. Namun, juga
memungkinkan untuk bertemu dan bekerja dengan sebanyak 150 siswa atau lebih.
Bimbingan kelas, sebagai contohnya, merupakan sebuah intervensi
konselor yang khas pada tingkat sekolah dasar. Seorang konselor mungkin
bertemu dengan seluruh kelas dan bekerja sama dengan guru kelas dalam
memberikan aktifitas bimbingan kelas. Hal ini dapat diintegrasikan ke dalam jadwal
harian atau mingguan guru kelas.
Siswa terbiasa bekerja dan belajar dalam kelompok besar. Hal ini dapat
menjadi sebuah permasalahan jika siswa memiliki guru yang berpengalaman yang
hanya bergantung pada metode ceramah atau pembelajaran independen dan yang
tidak terbiasa dengan prosedur kelompok yang mendorong siswa berinteraksi.
Sebagian besar guru, sebagai contohnya, menempatkan siswa pada barisan kursi
yang panjang. Partisipasi dan diskusi kelompok terbatas karena susunan tempat
duduk ini. Bahkan ketika kelas telah tersusun untuk diskusi yang lebih lanjut, guru

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


86
cenderung berbicara terlalu banyak dan siswa berbicara satu sama lain melalui
guru.
Pada bimbingan kelompok besar, metode pembelajaran yang kooperatif
digunakan saat siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil, dan dengan
keseluruhan kelompok. Bantuan ini mempersonalkan dan mengindividuailisasi
aktifitas-aktifitas. Hal ini juga mendorong semua siswa untuk berpartisipasi.
Bimbingan kelompok besar, sebagian besarnya, telah diabaikan di sekolah
lanjutan. Terkadang materi yang berhubungan dengan pekerjaan telah disebarkan
atau informasi umum mengenai perguruan tinggi atau jurusan telah
dipresentasikan dalam kelompok besar. Namun, bahkan pada situasi ini, konselor
telah bersandar pada pertemuan dengan siswa secara individu sebagai mode
intervensi yang biasa.
Penggunaan kelompok besar yang jarang di sekolah lanjutan telah
disalahkan karena kurangnya kooperasi guru, kurangnya ruang, dan sulitnya
mengatur pertemuan dengan kelompok besar. Namun, permasalahannya, nampak
lebih beruhubungan dengan krisis, daripada perkembangan, pendekatan. Semakin
lama terlalu banyak konselor tidak nyaman dengan kelompok besar dan tidak siap
bekerja dengan mereka.
Meskipun bimbingan kelompok besar tidak menjadi sebuah praktek yang
wajar di SMP maupun SMA, yang telah menjadi bagian dari sekolah menengah.
Guru sebagai Konselor program (TAP) menyediakan kurikulum bimbingan yang
terorganisasi untuk semua siswa. Lagi-lagi, masih terdapat terlalu banyak guru dan
konseor yang tidak biasa dengan cara bekerja dengan siswa dalam bimbingan
dengan kelompok besar.
Bertemu dengan siswa dalam kelompok besar membuatnya masuk akal.
Aktifitas yang ada dalam pertemuan harus dipersonalisasikan dan hal ini
membutuhkan perencanaan dengan seksama. Sebagai seorang konselor, anda
akan perlu memberikan perhatian pada topik yang akan dibahas, partisipasi
kelompok, aktifitas pembelajaran yang kooperatif, dan ketersediaan waktu.
Sekarang ini, konselor sekolah dasar lebih menjadwalkan bimbingan
kelompok besar daripada yang dilakukan oleh konselor lain. Jadwal mingguan
mereka mungkin menunjukan dengan siapa mereka bekerja sebanyak lima atau
enam kelas. Namun, kebanyakan konselor pada semua tingkatan biasanya dapat
menjadwalkan dua atau tiga kelompok untuk bimbingan. (lihat gambar 4.1).
Pertemuan kelompok besar pada umumnya dijadwalkan selama 20
sampai 30 menit untuk sekolah dasar dan 30 sampai 45 menit untuk sekolah
lanjutan. Bebedapa konselor di SMA untuk satu periode kelas (contohnya 45
sampai 55 menit) karena sesuai untuk dijadwalkan seperti itu dengan seorang guru
atau pada jadwal harian sekolah. TAP menyediakan waktu pertemuan kelompok
besar yang regular.

4. Pelatihan dan Proyek Fasilitator Teman Sebaya


Siswa sebagai pembantu siswa lain merupakan sebuah konsep yang
bernilai yang telah ada di pendidikan selama bertahun-tahun, dan telah menerima
perhatian khusus selama dekade terakhir. Banyak pemuda yang sekarang belajar
bagaimana membantu orang lain melalui program pelatihan fasilitator teman
sebaya.
Seperti yang akan kita lihat nanti (Bab 9), sebagian besar yang dilakukan
fasilitator teman sebaya dapat diklasifikasikan ke dalam empat peranan: 1) siswa
membantu konselor dan guru; 2) pengajar di rumah; 3) teman dekat; 4) pemimpin

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


87
kelompok kecil. Siswa mempelajari cara membantu orang lain dan berpartisipasi
dalam proyek yang diawasinya di mana peranan ini digunakan.
Fasilitator teman sebaya dapat membantu konselor di sebuah kantor
bimbingan dengan banyak tugas rutin, dan mereka juga dapat ditunjuk sebagai
tutor khusus untuk bekerja dengan siswa yang memiliki permasalahan akademis,
mungkin karena siswa tersebut baru di sekolah atau baru pulih dari sakit dan tidak
masu. Konselor yang mengambil waktu untuk melatih dan mengorganisasikan
proyek tutorial memenangkan dukungan dari guru dan orang tua.
Konselor tidak dapat melihat semua siswa di sekolah yang membutuhkan
perhatian individu. Terkadang siswa lebih suka berbicara pada teman sebaya
daripada pada orang dewasa. Ketika fasilitator teman sebaya bekerja sebagai
teman dekat, mereka cocok dengan siswa yang perlu berbicara dengan seseorang
yang akan mendengarkan mereka. Fasilitator teman sebaya tidak dilatih untuk
menjadi konselor, namun mereka dapat membantu siswa lain untuk memikirkan
permasalahan, perhatian, atau ketertarikan tertentu mereka dan untuk membantu
mereka menemukan bantuan yang sesuai.
Fasilitator teman sebaya juga dapat bekerja sebagai seorang pemimpin
sebuah kelompok kecil. Bekerja bersama, konselor dan fasilitator teman sebaya
dapat membuatkan kelompok bimbingan besar sebuah pendekatan yang praktis
untuk memenuhi banyak kebutuhan bimbingan dan konseling yang dibutuhkan
siswa. Lima orang fasilitator teman sebaya bekerja sama dengan enam siswa yang
berada pada satu ruangan besar di mana seorang konselor dapat mengawasi
keenam kelompok. Konselor mulai dengan sebuah presentasi umum mengenai
cara menanggulangi stres. Siswa kemudian diorganisir menjadi lima kelompok
kecil. Fasilitator teman sebaya, yang bekerja sebagai pemimpin dalam kelompok
kecil, membantu anggota kelompok bertukar pikiran. Bukannya satu siswa yang
tegas yang mendominasi sebuah diskusi dalam kelompok besar sementara yang
lain hanya mendengarkan, namun ketiga puluh siswa secara aktif turut
berpartisipasi.
Fasilitator teman sebaya tidak mengambil tempat konselor. Mereka
membantu memperluas layanan bimbingan ke seluruh sekolah dengan bekerja
secara dekat dengan guru dan konselor dalam proyek dan aktifitas yang diawasi.
Konsekuensinya, konselor dengan fasilitator teman sebaya sebagai pembantu
mereka dapat menjangkau lebih banyak siswa yang memerlukan bimbingan.
Seperti yang dijelaskan oleh As Myrick dan Erney (1979),
Sangat sedikit siswa yang dapat belajar untuk menasehati siswa lainnya.
Konseling merupakan sebuah keahlian yang memerlukan pelatihan yang
ekstensif, pembelajaran dan praktek. Namun, semua siswa dapat mempelajari
untuk memfasilitasi siswa lainnya. Beberapa siswa akan lebih efektif daripada
yang lainnya, khususnya bagi mereka yang memperoleh pelatihan pada keahlian
berkomunikasi dan hubungan interpersonal, yang berpartisipasi pada program
fasilitator teman sebaya (hal. 1)
Program pelatihan fasilitator teman sebaya pada semua jenis telah
berkembang dari tahun ke tahun. Beberapa telah sukses meskipun dengan
perencanaan yang sedikit dan hal ini sering dihubungkan dengan kepribadian dan
gaya siswa dan koordinator program. Mereka memiliki energi dan antusiasme, dan
mereka melakukannya. Mereka menunjukan ketertarikan dan sebuah sikap peduli
yang membuat pekerjaan mereka berhasil.
Namun terdapat program lain, yang secara lebih konsisten berhasil karena
mereka telah mengembangkan pendekatan yang sistematis untuk mempersiapkan
siswa sebagai fasilitator teman sebaya dan terdapat beberapa proyek yang

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


88
terorganisir di mana fasilitator teman sebaya dapat berpartisipasi. Siswa
mempelajari mengenai kondisi yang fasilitatif dan sifat-sifat yang membantu.
Mereka mengembangkan intevensi fasilitator teman sebaya di sekitar mereka.
Pendekatan inilah yang sekarang menarik pada banyak pendidik dan siswa.
Siapa yang bertanggung jawab untuk program-program ini? Siapa yang
melatih dan mengawasi siswa dalam proyek bantuan? Idealnya, orang ini adalah
konselor sekolah.
Terdapat banyak tempat di seluruh Amerika Serikat di mana konselor
sekolah tidak mengambil tantangan dan pelatihan fasilitator teman sebaya
dilimpahkan pada guru atau orang lain yang medukung. Secara cukup
menyedihkan, hal ini sering terjadi di sekolah-sekolah dimana konselor kurang
begitu sungguh-sunggu. Akhirnya, konselor sekolah sebaiknya, dengan pelatihan
dan spesialisasi profesional, dalam posisi yang terbaik untuk mengembangkan dan
mengorganisasikan program pelatihan fasilitator teman sebaya.
Program fasilitator teman sebaya berbeda-beda dalam masalah waktu
yang dibutuhkan seorang pelatih. Sebagai contoh, di beberapa sekolah lanjutan,
seorang konselor mengajar sebuah kelas fasilitator teman sebaya yang bertemu
sekitar satu jam setiap hari pada minggu sekolah. Sementara itu banyak proyek
dapat terjadi selama periode kelas ini, beberapa proyek membutuhkan sebuah
komitmen untuk waktu lain selama seminggu. Beberapa konselor bertemu dengan
kelompok mereka selama satu jam untuk dua hari. Konselor lain telah melatih
pembantu teman sebaya mereka diluar sekolah dan bertemu dengan mereka saat
makan siang dalam perencanaan acara, pengawasan, dan tindak lanjut pelatihan
yang berbeda.
Beberapa sekolah telah menunjuk guru sebagai pelatih fasilitator teman
sebaya karena sebuah kelas yang elektif ditawarkan pada siswa melalui kurikulum
pembelajaran sosial reguler. Dalam kasus ini konselor yang sukses bekerja secara
dekat dengan guru-guru tersebut, baik dalam presentasi pada kelompok dan
membantu mereka mengidentifikasi proyek di mana fasilitator teman sebaya
mereka dapat menggunakan keahliannya.
Ketika TAP menjadi lebih dapat diterima di sekolah lanjutan, waktu TAP
(sekitar 30 menit per hari) dapat digunakan untuk melatih teman sebaya dan
membantu mereka dengan proyek mereka. Namun, pada umumnya, konselor
perlu untuk merencanakan antara satu dan lima jam seminggu untuk bekerja
dengan fasilitator teman sebaya baik sebagai pelatih atau sebagai koordinator
proyek fasilitator teman sebaya, atau kedua-duanya.

5. Konsultasi
Konsultasi dengan guru, orang tua, siswa, pegawai administrasi, dan
komunitas penolong merupakan bagian dari pekerjaan konselor. Pada umumnya,
ini merupakan proses membantu seseorang untuk memikirkan pekerjaan yang
berhubungan dengan permasalahan. Secara lebih spesifik, konselor-konsultan
membantu seorang yang berkonsultasi membicarakan permasalahan yang dialami
seseorang dengan kelompok ketiga.
Konsultasi merupakan sebuah bagian bimbingan perkembangan. Wrenn
(1962) menekankan arti pentingnya dalam laporan historisnya. Kemudian, dia
berkata bahwa seharusnya diberikan lebih banyak penekanan oleh negara dan
komisi nasional yang mencoba untuk menegaskan peranan konselor sekolah
(Wrenn, 1973).

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


89
Seorang guru mengalami masalah dengan sebuah siswa perempuan yang
mengacau di kelasnya. Siswa tersebut berbicara dengan keras dan pada saat
yang tidak tepat, mencaci maki pada guru dan teman sekelas, dan menolak
mengikuti prosedur kelas. Guru frustrasi dan jengkel. Situasi ini membuatnya untuk
mencari seorang konselor di sekolahnya dan membicarakan permasalahan ini.
Pada kasus ini, guru menjadi orang yang berkonsultasi sedangkan konselor
berperan sebagai seorang konsultan. Mereka mebicarakan tentang siswa tadi dan
mencoba untuk menemukan solusi bagi guru tersebut.
Mungkin alasan mengapa konsultasi diberikan begitu banyak penekanan
dalam sebuah pendekatan perkembangan untuk bimbingan yaitu lingkungan
belajar total di sekolah yang selalu merupakan pertimbangan utama. Berkonsultasi
dengan guru membantu meningkatkan lingkungan belajar di dalam kelas dan ke
seluruk sekolah. Terlebih lagi, konsultasi dengan guru memungkinkan seorang
konselor untuk menguntungkan lebih banyak siswa karena membantu seorang
guru yang bertanggung jawab karena tigapuluh anak lebih merupakan
penggunaan waktu yan efisien, mungkin lebih daripada mencoba untuk melihat
seluruh siswa secara individu atau dalam kelompok kecil. Terkadang
permasalahan siswa muncul dari prosedur pengajaran yang tidak efektif atau
kurangnya pemahaman antara guru dan siswa. Konselor mungkin tidak perlu
menasehati seorang siswa mengenai permasalahan jika hubungan guru-siswa
dikembangkan melalui konsultasi.
Hal yang sama mungkin juga dikatakan mengenai hubungan orang tua-
anak. Pendidikan orang tua dapat menjadi bagian dari tanggung jawab konselor
dan beberapa konselor sangat aktif pada hal ini. Contohnya, mereka munkin
menyediakan atau menyusun rangkaian pendidikan orang tua dan seminar untuk
ditawarkan pada sore hari di sekolah. Mereka mungkin bertemu secara pribadi,
biasanya atas permintaan orang tua atau guru, dengan orang tua selama jam
sekolah untuk membahas hal-hal mengenai anak mereka. Terkadang
konselor/konsultan berperan sebagai mediator. Pada saat yang lain, situasi yang
sulit sehingga beberapa langkah tindakan dapat di ambil oleh orang tua, guru, dan
orang lain.
Konselor sebagai konsultan merupakan bagian dari staf pendidikan yang
luar biasa dan kelompok yang mempelajari anak. Mereka menawarkan penelitian
mereka dan mengkontribusikan pengetahuan mereka pada sebuah kasus yang
sedang dipertimbangkan. Mereka berkonsultasi dengan administrator dan guru
mengenai banyak permasalahan. Hal ini mungkin termasuk bahasan mengenai
kurikulum, evaluasi, atau penyerahan. Konselor juga berkonsultasi dengan
personel sumber yang bekerja diluar sekolah. Hal ini tidak biasa bagi kepala
sekolah untuk bersandar pada seorang konselor yang efektif dan suportif untuk
menjadi seorang yang dipercaya. Saya ingin berbicara dengan anda mengenai
permasalahan... merupakan satu cara seorang kepala sekolah memperingatkan
konselor sekolah bahwa sekarang merupakan waktu untuk beberapa konsultasi.
Konselor merupakan konsultanya.
Konsultasi dapat mengambil tempat individu. Banyak konselor menandai
waktu pada jadwal mingguan mereka ketika guru dan orang tua dapat menemui
mereka untuk membahas perhatian atau ketertarikan tertentu. Saat ini biasanya
cepat sebelum atau sesudah sekolah. Guru juga memiliki perencanaan waktu
kapan konsultasi dapat dilangsungkan. Sebagian besar konselor mencoba
memenuhi kebutuhan guru yang tidak memiliki waktu yang fleksible.
Konsultasi dapat juga mengambil tempat dalam kelompok. Seminar guru,
misalnya, menawarkan kesempatan bagi konselor untuk berkonsultasi dengan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


90
guru dalam kelompok besar maupun kecil. Pertemuan ini, sering dijadwalkan
sebelum atau sesudah jam sekolah; namun, mereka juga dapat mengambil tempat
dalam sebuah tim guru selama jam sekolah. Pada sebagian kasus, konselor
sebagai seorang konsultan akan memfasilitasi sebuah diskusi daripada
menawarkan saran seorang ahli.
Sekelompok guru memutuskan bahwa mereka menginginkan untuk
bertemu dan membicarakan mengenai siswa yang berbakat secara akademis yang
senang mengacau dan berperan sebagai badut kelas. Mereka bertemu sekali
seminggu untuk sesi selama 30 menit setelah kelas terakhir pada hari Rabu.
Konselor, sebagai konsultan, mulai bertemu, memfokuskan topik, mendorong guru
untuk berbagi pikiran dan perasaan, merangkum ide, dan mengakhiri pertemuan
tepat waktu. Guru merasa didukung dan dipahami dalam sebuah kelompok yang
menerimanya. Mereka mempunyai satu kesempatan untuk mempelajari mengenai
cara orang lain bekerja dengan siswa seperti itu dan, kemudian, mereka memiliki
ide-ide baru untuk dicoba.
Konsultasi merupakan variable intervensi konselor dan perlu untuk
dijadwalkan sebagai bagian dari muatan pekerjaan konselor. Namun, oleh karena
itu, biasanya melibatkan orang dewasa bukanlah alasan bahwa hal ini harus
menjadi prioritas di atas intervensi konselor lainnya. Misalnya, tidaklah disarankan
untuk membatalkan sebuah sesi konseling kelompok kecil dengan siswa untuk
berkonsultasi dengan orang tua yang secara kebetulan mengunjungi sekolah.
Untuk membebaskan atau membatalkan kelompok akan mengkomunikasikan
bahwa apapun yang anda lakukan tidak penting dan ketertarikan siswa digantikan
oleh ketertarikan orang dewasa.
Ada beberapa pendekatan konsultasi yang mungkin digunakan oleh
konselor. Konsultasi sebagai seorang konselor intervensi digambarkan secara rinci
pada bab 10.

6. Koordinasi Layanan Bimbingan


Akhirnya, kita tiba intervensi konselor yang ke enam koordinasi
bimbingan. Konselor merupakan seorang koordinator dan administrator layanan
bimbingan di sekolah dan yang melibatkan banyak aktifitas.
Misalnya, anda mungkin, terlibat dalam mengkoordinasikan program tes
standar sekolah, meskipun anda tidak mengatur tesnya. Anda dapat mengaur tes
individu atau kelompok, namun hal ini lebih baik dilakukan oleh guru dan personel
lain yang mendukung. Namun, banyak konselor menjadwalkan tes
terstandardisasi, menyusun administrasi dan interpretasi mereka, dan memegang
prosedur rutin serta pekerjaan administratif. Hal ini mungkin menjadi salah satu
aspek yang dapat dilihat dari pekerjaan anda.
Beberapa konselor bertanggung jawab atas mengkoordinasikan data yang
berpindah pada folder komulatif, meskipun tanggung jawab ini diberikan pada
asisten guru atau seorang panitera atau personel lain yang tersedia. Bantuan
dalam bidang administrasi penting jika anda ingin menghindari jebakan dalam
melaksanakan tugas.
Konselor biasanya membantu mengkoordinasikan penempatan pendidikan
siswa. Hal ini mungkin melibatkan koordinasi pertemuan pegawai. Khususnya,
pada tingkat lanjutan, hal ini berarti bekerja dengan jadwal kelas untuk memenuhi
kebutuhan siswa. Konselor lintas negara mengeluhkan mengenai berapa banyak
waktu yang mereka habiskan dalam prosedur penjadwalan.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


91
Bekerja sebagai pemandu antara sekolah dan agen sosial, seperti pusat
kesehatan mental dan layanan kesehatan, juga merupakan sebuah fungsi
koordinasi. Misalnya, jika anda mencurigai bahwa salah satu klien anda adalah
korban kekerasan pada anak, sebagian besar negara memiliki hukum yang
mengharuskan anada untuk memberitahu departemen kesehatan negara dan
pusat rehabilitasi sehingga mereka dapat ditindak lanjuti dengan sebuah
investigasi. Seorang pekerja sosial mungkin berkonsultasi pada anda dan meminta
bantuan anda dalam megkoordinasikan sebuah pertemuan dengan guru si anak.
Mengkoordinasikan perkembangan pegawai atau pertemuan layanan
dapat merupakan tanggung jawab konselor. Konselor dapat membantu
mengidentifikasi kebutuhan perkembangan pegawai dan sumber-sumber yang
sesuai. Mereka mungkin juga mengatur pertemuan dan bekerja secara dekat
dengan konsultan eksternal yang mengadakan seminar dan pelatihan untuk staf
pengajar sosial.
Dengan jelas, fungsi koordinasi atau intervensi ini merupakan kategori
menangkap semua. Konselor diharapkan untuk melakukan banyak hal di
sekolah, terutama karena kurangnya personel administratif dan banyaknya tugas
administratif yang harus diselesaikan. Koordinator merupakan istilah yang lebih
baik digunakan untuk menggambarkan fungsi ini daripada pembantu administratif.
Namun, buruknya keadaan sebagian besar konselor adalah banyaknya waktu
mereka yang dihabiskan untuk mengerjakan tugas administratif dan
pengkoordinasian.
Satu cara untuk menghindari pembludakan tugas-tugas tertentu adalan
dengan menyusun jadwal mingguan anda sendiri sehingga beberapa tugas
koordinasi diselesaikan dalam beberapa hari dalam seminggu dan dalam satu
waktu yang spesifik. Misalnya, perubahan jadwal kelas oleh seorang konselor
sekolah lanjutan mungkin terbatas pada hari Jumat saja, atau hari Jumat dan jam
siang pada hari-hari lainnya. Hal ini akan memungkinkan seorang konselor untuk
menjadwalkan intervensi lain dan menemukan lebih sedikit gangguan dan
hambatan, khususnyaa jika siswa dan guru belajar ketika konselor ada.
Layanan bimbingan koordinasi memakan waktu. Sayangnya, banyak tugas
bimbingan dan konseling yang tidak berhubungan dapat menjadi bagian dari
pekerjaan konselor. Harapan administratif, dan kebutuhan bimbingan pada sekolah
tertentu, dapat mempengaruhi seberapa banyak waktu yang diberikan oleh
seorang konselor untuk menyelesaikan tugas administratif dan koordinasi. harapan
administrator dan guru dapat dinegosiasikan, khususnya jika anda mempunyai
perencanaan cara bagaimana anda akan menggunakan waktu yang anda miliki.
Untuk menghindari luapan tugas administratif, anda akan bersedia
mendidik atau mengingatkan orang lain mengenai intervensi bimbingan dan
konseling, dasar dari program bimbingan perkembangan, jadwal mingguan anda,
dan prioritas yang telah anda atur. Sebaliknya, nampaknya bahwa anda selalu
tersedia untuk mengambil dan pergi mencari inang untuk hal-hal tersebut, yang
banyak di antaranya tidak berhubungan dengan pekerjaan anda sebagai seorang
konselor dalam sebuah bimbingan perkembangan dan program konseling.
Pembagian waktu terbesar dalam jadwal mingguan seorang konselor
(gambar 4.1) diberikan untuk layanan bimbingan koordinasi. Hal ini dikodekan
pada sebuah jadwal sebagai waktu yang fleksibel, karena tugas-tugasnya sangat
bermacam-macam dari hari ke hari, dan idealnya, fungsi koordinasi dikerjakan di
dalam dan di sekitar intervensi lainnya. Bagi banyak konselor, waktu yang
disediakan ini masih kurang dan mereka mulai mencuri waktu dari intervensi lain,
seperti konseling individu dan konseling kelompok. Ketika hal ini terjadi, konselor

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


92
dapat dijamin bahwa citra mereka pada siswa, guru, dan orang tua tidak akan
menjadi seorang konselor perkembangan.

O. MENEJEMEN PRIORITAS KONSELOR


Tidak akan pernah cukup konselor sekolah untuk memenuhi kebutuhan
bimbingan semua siswa. Anggaran belanja sekolah terbatas dan administrator
lebih suka melihat hal yang lebih murah daripada mengatur program dan personel
yang sudah ada. Mereka mengharapkan konselor untuk bekerja dalam batasan
kemampuan mereka, dan waktu yang mereka miliki.
Mempertimbangkan rentangan layanan bimbingan dan intervensi konselor
yang berbeda yang memungkinkan, mengidentifikasi prioritas merupakan hal yang
penting ketika merencanakan sebuah bimbingan perkembangan yang
komprehensif dan program konseling. Ini juga merupakan alat yang praktis untuk
kelangsungan hidup personal maupun profesional.
Bagaimana anda mengatur prioritas anda? Haruskah anda memberikan
sebagian besar perhatian besar anda pada siswa yang secara sukarela datan ke
kantor anda dan meminta bantuan? Atau, haruskah anda bekerja dengan siswa
yang telah diserahkan? Haruskah anda menkonsentrasikan pekerjaan anda pada
beberapa siswa yang khususnya membutuhkan bantuan? Atau haruskah anda
mencoba medistribusikan waktu anda secara sama besar kepada semua siswa
yang telah ditugaskan pada anda? Haruskah hal tersebut menjadi dasar datang
dulu dilayani dulu, atau adakah siswa tertentu yang, dibandingkan yang lainnya,
harus dibantu? Apakah anda menunggu untuk melihat apa yang ada dipikiran
administrator dan guru untuk anda kerjakan, atau haruskah anda memiliki
perencanaan sendiri?
Jika anda menginginkan kendali pada pekerjaan anda dan waktu anda,
maka anda perlu mendekati jadwal pekerjaan anda secara sistematis. Untuk
memulainya, berikut adalah beberapa cara untuk mengatur prioritas anda.

1. Manajemen Prioritas oleh Kebutuhan Bimbingan


Satu cara untuk memulainya adalah dengan meminta guru dan pegawai
sekolah untuk membantu anda mengidentifikasi kebutuhan bimbingan di sekolah
anda. Hal ini mungkin dilakukan dengan mewawancarai guru dan administrator,
mencatat kepedulian mereka mengenai permasalahan yang dihadapi siswa di
sekolah. Hal tersebut mungkin membantu untuk mengidentifikasikan beberapa
siswa yang, karena keadaan personal mereka, membutuhkan bantuan ekstra,
melebihi yang mungkin diberikan oleh sebagian besar guru.
Penilaian sebuah kebutuhan dalam bentuk sebuah questionaire tertulis
dapat didistribusikan pada siswa dan guru. Misalnya, siswa, mungkin mengecek
perhatian terpenting mereka pada daftar permasalahan dan isu yang umum.
Mereka dapat menyarankan topik bimbingan kepada siswa dan teman sekelasnya.
Ketika seorang konselor sekolah menengah melaksanakan sebuah survey satu
halaman pada siswa, dapat dipelajari bahwa siswa ingin membicarakan mengenai
hubungan siswa laki-laki dan perempuan, cara mengikuti guru, dan cara
mencari teman.
Sebuah panitia bimbingan, yang terbentuk dari para guru dan konselor,
juga dapat membantu. Panitia ini, misalnya, mungkin secara informal
mewawancarai guru lain atau mendengarkan kebutuhan tertentu yang muncul saat
pertemuan tim. Panitia mungkin bekerja dengan panitia bidang kurikulum untuk
melihat bagaimana bimbingan dapat diintegrasikan ke dalam aktifitas kelas.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


93
Orang tua dan anggota komunitas dapat membantu mengidentifikasi
prioritas. Mereka mungkin menyarankan hal-hal mengenai yang mereka
perhatikan. Organisasi orang tua-guru dapat mensurvey orang tua dan penemuan
mereka.
Sebagai tambahan, negara dan komunitas yang melaporkan atas agen
pemerintahan mungkin menyediakan beberapa petunjuk yang berhubungan
dengan kebutuhan siswa. Satu komunitas khususnya memperhatikan mengenai
penyalahgunaan obat terlarang yang meningkat di daerah tersebut. Komunitas
lainnya mengalami beberapa kasus bunuh diri remaja yang tidak dapat dijelaskan,
sementara komunitas lain masih memberikan perhatian yang besar pada kunci
gerendel anak yang datang ke sekolah. Pada tiap komunitas ini, telah di
perhitungkan bahwa sekolah menyediakan landasan di mana permasalahan dapat
ditujukan.
Sebuah daftar kebutuhan bimbingan dapat diperoleh dari guru dan orang
tua, yang berfokus pada baik perkembangan maupun perhatian yang berpusat
pada permasalahan. Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat disesuaikan dengan
kebutuhan perkembangan dan perhatian yang merupakan bagian dari kurikulum
bimbingan perkembangan sekolah, seperti tujuan TAP. Maka memungkinkan untuk
melihat di mana kebutuhan mungkin ditujukan pada program reguler dan di mana
layanan bimbingan khusus mungkin ditambahkan.

2. Manajemen Prioritas Oleh Krisis


Ada kalanya ketika seorang siswa atau guru mengalami sebuah krisis
personal dan perhatian sesegera mungkin harus diberikan pada situasi seperti ini.
Ada kalanya pula saat ketika sebuah situasi yang bersemangat terjadi di sekolah
atau komunitas dan konselor bereaksi dengan memberikannya prioritas yang
tinggi.
Ketika sebuah badai tornado bertiup dalam sebuah komunitas kecil,
banyak keluarga yang mengalami penderitaan. Kematian dan depresi ekonomi
tiba-tiba menjadi bagian dari kehidupan siswa. Hal ini disebut tindakan darurat dan
prioritas diganti karena sekolah dan komunitas memulai proses penyesuaian dan
pembangunan ulang. Konselor sekolah dan beberapa konselor dari pusat
kesehatan mental berkonsultasi dengan guru dan orang tua. Konseling kelompok
kecil dilakukan dengan siswa yang mengalami penderitaan akibat kehilangan.
Aktifitas bimbingan kelompok besar di dalam kelas membantu siswa sekolah
berpikir mengenai kebutuhan komunitas, teman sekelas mereka, dan apa yang
mungkin dilakukan untuk membuat segalanya menjadi lebih baik bagi semua
orang.
Ketika ruangan penantang yang berubah-ubah meledak, banyak konselor
dan personel bimbingan lain merubah jadwal mereka untuk menanggapi krisis
nasional. Ini merupakan waktu untuk membantu siswa melalui goncangan. Duka
cita nasional. Ini juga merupakan waktu untuk pengajaran yang tepat pada
waktunya ketika siswa dapat membicarakan kehidupan, kematian, dan bagaimana
orang menanggapi duka cita. Bagi beberapa siswa ini merupakan kesempatan
untuk membicarakan perasaan yang belum belum terselesaikan dan pengalaman
dalam kehidupan mereka. (Myrick, 1986).
Pada kasus lain, seorang saudara laki-laki dan dua saudara perempuan
diabaikan oleh orang tua mereka. Mereka tidak memiliki tempat yang memadai
dan hanya memiliki sedikit makanan bahkan terkadang tidak memiliki sama sekali.
Orang tua mereka adalah pecandu alkohol dan terkadang menjadi kasar terhadap
anak-anak mereka. Ketika hal ini mendapat perhatian dari guru, konselor di

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


94
sekolah bertemu dengan si anak dan membicarakannya dengan personel dalam
perwakilan komunitas untuk mendapatkan bantuan. Pada dasarnya kasus ini
membutuhkan perhatian khusus dan segera, dan hal ini diberikan prioritas yang
besar.
Siswa mempunyai berbagai macam masalah dan beberapa diantaranya
bersifat mengkritk. Sebuah krisis intervensi mungkin dibutuhkan. Krisis intervensi
merupakan sebuah bagian dari pekerjaan seorang konselor, namun terkadang
peristiwa yang menekan dalam kehidupan siswa dapat terpenuhi melaui bimbingan
perkembangan. Peristiwa dan keadaan tidak harus meningkat menjadi krisis
sebelum bantuan dapat diperoleh dan mereka tidak harus dimusuhi secara
langsung. Terkadang aktifitas bimbingan perkembangan mental, yang
menggunakan pendekatan langsung yang kurang, dapat membantu siswa untuk
memfokuskan perhatian mereka terhadap sebuah masalah yang sedang
berkembang dalam kehidupan mereka dan untuk bertanggung jawab atas apa
yang telah dilakukan.
Seorang konselor sekolah mengetahui bahwa Ron, seorang siswa kelas
tujuh, yang mencemaskan perceraian orang tuanya yang sedang dalam proses.
Terdapat banyak tekanan dalam keluarga dan Ron tidak yakin akan masa
depannya. Dia ditargetkan mendapatkan perhatian khusus dalam konteks
sebuah unit bimbingan perkembangan yang sedang ditawarkan selama TAP. Unit
ini berfokus pada komunikasi dengan orang dewasa dan pemecahan masalah.
Siswa diminta untuk memikirkan bagaimana mereka mungkin dapat menerapkan
ide yang sedang didiskusikan dan dialami. Konselor dan guru secara khusus
menyadari akan kesempatan untuk membantu Ron selama unit ini.

P. MANAJEMEN INTERVENSI KONSELOR


Prioritas dapat juga diatur menurut intervensi yang dapat disampaikan oleh
konselor. Hal ini menempatkan sebuah penekenan pada jenis layanan bimbingan
yang ditawarkan dan pada peranan dan citra konselor.
Beberapa penulis profesional telah menyokong sebuah pendekatan hirarki
pelayanan terhadap pengaturan prioritas. Mereka memberikan prioritas yang
paling tinggi untuk bekerja dengan kelompok orang daripada bekerja dengan
individu sendiri. Dinkmeyer dan Caldwel (1970), misalnya, mengatur hal-hal berikut
sebagai area utama untuk intervensi konselor; 1) penilaian siswa dan studi anak;
2) konsultasi guru; 3) konseling; 4) bimbingan kelas; 5) konsultasi orang tua; 6)
keterlibatan kurikulum; 7) layanan pendidikan untuk pegawai; dan 8) administration
dan koordinasi.
Faust (1968), di sisi lain, didaftar lebih dulu dan prioritas tingkat kedua
dalam istilah peranan. Secara lebih spesifik, seorang konselor bimbingan
perkembangan pertama kali memusatkan perhatian pada konsultasi, dan pada
urutan berikut ini (hirarki tingkat pertama) kelompok guru, dengan individu guru,
dengan sekelompok anak, dengan seorang individu anak; dan (hirarki tingkat
kedua) perkembangan kurikulum, dengan administrator, dengan orang tua, dengan
personil ahli di sekolah dan dengan perwakilan komunitas. Faust percaya bahwa
konsultasi merupakan kunci dari sebuah pekerjaan konselor karena rasional untuk
program perkembangan yang berdasarkan pda peningkatan lingkungan belajar.
Dia juga menyaranka sebuah urutan intervensi konseling lainnya: guru konseling
dalam kelompok, guru konseling secara individu, anak yang melakukan konseling
dalam kelompok, dan anak yang melakukan konseling secara individu. Hirarki
konseling ini berperan untuk konselor merupakan sebuah pecobaan untuk
memaksimalkan waktu konselor dan hubungan konseling.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


95
Sebenarnya, sulit untuk memprioritaskan intervensi konselor di atas
penekanan bahwa pekerjaan kelompok lebih disukai daripada pekerjaan yang
dilakukan secara individu. Jika intervensi sama efektifnya, maka pekerjan
kelompok layak mendapatkan prioritas lebih besar, khususnya di sekolah di mana
jumlah konselornya terbatas.
Gybers dan Henderson (1988) menulis tentang bimbingan pekerjaan dan
mengatur program yang komprehensif. Mereka digambarkan dalam 44 minggu, di
mana konselor akan mengatur komponen program tertentu dan tugas-tugas yang
terkait: sistem layanan (enam jam aktifitas koordinasi), responsif (enam belas jam
konseling langsung dengan siswa), perencanaan (empat jam), dan bimbingan
kurikulum (18 jam berkonsultasi dengan guru dan bimbingan kelas).

1. Pengaturan Prioritas oleh Manajemen Waktu


Ada banyak waktu di sekolah per hari. Meskipun mungkin anda datang
lebih awal dan pulang lebih lama, sehari di sekolah wajarnya kira-kira tujuh jam,
dari kira-kira 8.00 pagi sampai 3.00 sore. Waktu mulai dan berakhir berbeda dari
sekolah satu dengan sekolah lainnya dan sering dipengaruhi oleh jadwal bus,
ruang kelas yang tersedia, dan pilihan administratif. Bagaimanapun juga, masih
ada banyak waktu pada jam kerja normal anda yang dapat dialokasikan ke
berbagai macam intervensi.
Satu cara untuk memprioritaskan waktu dan energi konselor adalah
dengan memutuskan berapa banyak waktu yang mungkin dihabiskan untuk
mengirimkan enam dasar intervensi konselor selama minggu tertentu. Yaitu, jika
anda bekerja dalam sebuah sekolah selama 30 sampai 45 jam seminggu, berapa
banyak waktu yang harus anda habiskan untuk konseling individu? Konseling
kelompok kecil? Bimbingan kelompok besar? Pelatihan dan proyek fasilitator
teman sebaya? Konsultasi? Koordinasi?
Anda mungkin memutuskan, misalnya, bahwa jumlah waktu maksimal
yang anda inginkan untuk bertemu dengan kelompok kecil untuk konseling adalah
10 sesi tiap Minggu. Rata-rata untuk dua pertemuan kelompok per hari. Anda juga
mungkin memutuskan bahwa anda ingin menyusun pertemuan untuk dua hari
seminggu. Oleh karena itu, anda dapat menjadwalkan lima kelompok untuk Selasa
dan yang lima yang lain pada hari Kamis. Frekuensi telah diatur dan waktu untuk
tiap pertemuan dibatasi mungkin sekitar 30 sampai 45 menit.
Demikian juga, intervensi konselor lain mungkin terjadwal demikian.
Misalnya, jika anda memutuskan sebauh kasus enam siswa untuk melakukan
konseling individu dan memutuskan untuk bertemu dengan mereka satu per satu
selama 30 menit dua minggu sekali, kemudian 12 kali setengah jam konseling
individu tersebut akan harus ada pada jadwal mingguan mereka.
Keuntungan penjadwalan intervensi berdasarkan waktu yang anda miliki
adalah bahwa hal tersebut meyakinkan anda sebuah program yang seimbang,
satu diantaranya tidak anda habiskan dengan layanan bimbingan khusus dengan
orang lain atau intervensi. Hal ini mempertinggi citra anda jika anda terlihat
menyediakan keenam intervensi dasar. Tanpa sebuah program yang seimbang di
mana keenamnya dipresentasikan untuk beberapa tingkatan, staf pengajar, siswa,
dan masyarakat umum mungkin mendapatkan sebuah gambaran yang
menyimpang pada pekerjaan anda.
Karena prioritas sebenarnya berdasarkan pada seberapa banyak waktu
yang anda miliki dalam pekerjaan anda, anda dapat memulai dengan
menggambarkan jadwal mingguan yang menunjukan waktu yang tersedia pada
waktu jam sekolah. Kemudian enam dasar intervensi konselor dapat diletakkan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


96
pada jadwal dengan menutup waktunya, hingga sebuah jadwal yang realistis telah
dapat dikembangkan.

2. Mengatur Intervensi
Ini merupakan menejemem intervensi dalam waktu yang tersedia yang
dapat menentukan apakah anda memiliki sebuah program yang realistis dan dapat
dipraktekan di sekolah anda. Ini adalah hal-hal yang anda lakukan, melebihi apa
yang ingin anda lakukan, yang menentukan peranan dan citra anda. Untuk
membantu mengatur intervensi anda, anda mungkin mengorganisasikan mereka
ke dalam jadwal mingguan. Jadwal ini juga harus merefleksikan peristiwa pada
kalender bimbingan tahunan.

3. Jadwal Mingguan Konselor


Garis besar dasar perencanaan ditunjukan pada gambar 4.1. Intervensi
konselor terdaftar di kiri dan beberapa komitmen waktu minimum disarankan di
kanan.
Anda mungkin memulai dengan membuat jadwal mingguan anda sendiri
sama dengan yang digambarkan pada gambar 4.2, 4.3, atau 4.4. Pertama, anda
akan melihat bahwa hari di sekolah telah dibagi ke dalam blok setengah jam.
Periode waktu dapat dengan mudah dibagi ke dalam waktu apapun di sekolah
tertentu yang telah menjadwalkan untuk periode kelas.
Langkah selanjutnya adalam dengan menempatkan seperangkat
intervensi konselor pada jadwal. Misalnya, jadwal mingguan dalam gambar 4.2
yang menunjukan seorang konselor sekolah dasar bertemu dengan lima orang
individu, dua kali seminggu untuk satu setengah jam tiap pertemuannya. Individu
konseling diberikan untuk siswa IC1, IC2, IC3, IC4, dan IC5. Dalam jadwal anda,
nama siswa sebaiknya yang tertera daripada nomor induknya, namun anda juga
dapat mempercayai anonimitas pada kasus anda dengan melanjutkan
menggunakan nomor atau kode lain. Pertimbangan yang penting adalah bahwa
anda memiliki target siswa dan menjadwalkan lima individu untuk konseling
individu.
Individu ini diberikan prioritas yang tinggi dalam kasus anda. Yaitu, bahwa
mereka terlihat secara reguler, biasanya untuk jangka waktu satu tahun pelajaran.
Mereka dapat dijadwalkan unuk sekali dalam seminggu, namun karena lebih baik
menemui mereka dua kali seminggu agar memiliki intensitas intervensi dan
kesinambungan yang lebih besar, jadwal ada dalam gambar 4.2 yang menunjukan
seorang konselor yang bertemu dengan siswa 1 dua kali selama seminggu
(gambar 4.3 dan 4.4) juga menunjukan konseling individu, beberapa diantaranya
dua kali seminggu dan sisanya sekali seminggu.
Ketiga jadwal mingguan menunjukan empat kelompok yang ditargetkan
untuk konseling kelompok kecil: GP 1, GP 2, GP 3, dan GP 4. Pada gambar 4.2
keempat kelompok dijadwalkan untuk bertemu dengan konselor dua kali seminggu
dan pertemuannya akan selesai dalam tiga minggu. Kelompok siswa yang lain
kemudian akan menggantikan mereka dalam jadwal pada saat yang bersamaan
atau blok waktu yang berbeda. Kelompok mungkin dijadwalkan untuk seminggu
sekali dalam waktu yang lebih lama. Daripada dua kali seminggu selama tiga
minggu, sebuah kelompok mungkin bertemu seminggu sekali selama enam
minggu (gambar 4.3). atau sebuah kelompok mungkin bertemu sekali seminggu
selama sepuluh minggu, bergantung pada tujuan kelompok dan strategi konseling.
Jadwal mingguan untuk konselor sekolah dasar juga memperlihatkan
bagaimana pendampingan ruang kelas dijadwalkan dengan rentang waktu satu

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


97
setengah jam dengan empat kali pertemuan tiap minggunya. Dalam hal ini,
konselor memutuskan untuk bertemu dengan empat kelas yang berbeda dalam
rentang satu minggu, tetapi keputusan itu seharusnya dapat dibuat untuk dapat
datang empat kali untuk satu kelas dalam satu minggu.
Pengalokasian waktu yang lebih banyak untukbimbingan kelompok atau
kelas akan tergantung pada penyusunannya yang dibuat bersama dengan guru
atau sekelompok guru. Meskipun begitu, dengan melakukan bimbingan dua
kelompok atau kelas dalam satu minggu dibandingkan dengan empat kali dalam
satu minggu akan membutuhkan jumlah konselor yang lebih sedikit dan juga
persiapan guru, serta lebih sedikit tuntutan personalnya. Bimbingan kelas oleh
guru tentunya akan dijadwalkan sesuai dengan jadwal mereka sendiri dan tidak
akan memperlihatkan sebagai jadwal konselor, kecuali jika konselor dijadwalkan
untuk berturut serta.
Gambar 4.2. Jadwal Konselor Sekolah Dasar
Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
7.30-8.00 Konsultasi Konsultasi FT Konsultasi FT
8.00.8.30 Konsultasi FT FT FT FT
8.30-9.00 FT FT FT FT FT
9.00-9.30 IC1 IC4 IC1 IC4 Kelas 3
9.30-10.00 FT IC5 FT IC5 FT
10.00-10.30 IC2 FT IC2 FT FT
10.30-11.00 FT GP2 FT IC5 FT
11.00-11.30 GP1 GP3 GP1 GP3 FT
11.30-12.00 FT FT FT FT F
12.00-12.30 Makan siang Makan siang Makan siang Makan siang Makan siang
12.30-1.00 Kelas 1 Kelas 2 ESE Konsultasi Kelas
1.00-1.30 FT FT ESE Konsultasi FT
1.30-2.00 FT GP4 ESE GP4 FT
2.00-2.30 IC3 FT ESE IC3 Peer pj.
2.30-3.00 FT Guru ESE FT Peer pj.
3.00-3.30 Konsultasi Seminar FT Konsultasi Peer pj.
Keterangan:
IC = konseling individu
FT = waktu yang fleksibel
Kelas = bimbingan kelas
ESE = tim perencanaan pendidikan siswa luar biasa
Consultasi = konsultasi guru/orang tua
Peer pj. =pelatihan dan proyek teman sebaya

Gambar 4.3 Jadwal Konselor Sekolah Menengah

Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat


8.00-8.30 Konsultasi FT konsultasi Konsultasi FT
8.30.9.00 TAP TAP TAP TAP TAP
9.00-9.30 GREEN FT FT FT FT
9.30-10.00 TEAM IC4 FT IC4 Staff
10.00-10.30 FT FT IC2 FT Meets

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


98
10.30-11.00 FT GP1 FT FT FT
11.00-11.30 IC1 FT RED GP4 IC7
11.30-12.00 FT GP2 TEAM FT FT
12.00-12.30 Konsultasi Konsultasi Konsultasi Konsultasi Konsultasi
12.30-1.00 Makan siang Makan siang Makan siang Peer Proj. Makan siang
1.00-1.30 IC2 IC5 GP3 Peer Proj. BLUE
1.30-2.00 FT ESE GP3 FT TEAM
2.00-2.30 IC3 ESE FT FT FT
2.30-3.00 FT FT IC6 Teacher Konsultasi
3.00-3.30 Konsultasi Konsultasi Konsultasi Seminar Konsultasi
Keterangan:
IC = konseling individu
FT = waktu yang fleksibel
GP = konseling kelompok
TAP = pertemuan kelompok guru-Konselor
ESE = tim perencanaan pendidikan siswa luar biasa
Konsultasi = konsultasi guru dan orang tua
Team= tingkat pertemuan tim
Staff = konselor dan tim layanan siswa.

Gambar 4.4 Jadwal Konselor Sekolah Lanjutan

Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat


7.30-8.00 Konsultasi Konsultasi FT Konsultasi FT
8.00-8.30 TAP TAP TAP TAP TAP
8.30-9.00 FT FT FT FT FT
9.00-9.30 ICI ICS ESE IC5 Staff
9.30-10.00 Konsultasi FT ESE IC6 Pertemuan
10.00-10.30 Konsultasi FT ESE FT FT
10.30-11.00 IC2 GP1 FT GP1 FT
11.00-11.30 Teman Teman Teman Teman Teman
11.30-12.00 Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator Fasilitator
12.00-12.30 FT FT FT FT FT
12.30-13.00 Makan siang Makan siang Makan siang Makan siang Makan siang
13.00-13.30 IC3 GP2 GP3 GP2 GP3
13.30-14.00 FT GP2 GP3 GP2 GP3
14.00-14.30 IC4 FT GP4 FT GP4
14.30-15.00 Konsultasi Guru Konsultasi IC4 FT
15.00-15.30 Konsultasi Seminar FT Konsultasi FT
Keterangan:
IC : Individual Counseling (Konseling Individu)
FT : Flexible Time (Waktu yang Fleksibel)
GP : Group Counseling (Konseling Kelompok)
TAP : Teacher Advisor Program (Program Guru Konselor)
ESE : Exceptional Students Education Team
Konsultasi : Konsultasi Guru/Orang tua
Fasilitator Teman : Fasilitator Teman Kelas atau Pelaksanaan Pelatihan
Staff : Pertemuan-pertemuan Konselor

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


99
Jadwal konselor pada sekolah menengah bawah dan atas sama halnya
dengan jadwal konselor pada sekolah dasar, kecuali Program Guru Konselor yang
dilakukan pada saat permulaan hari. Para guru yang bekerja sebagai mentor siswa
akan hadir dalam bimbingan selama masa Program Guru Konselor, mungkin bisa
dua kali dalam seminggu (sebagai contoh; setiap hari Selasa dan Kamis). Tetapi,
seorang konselor mungkin akan membuat bimbingan spesial yang dapat
disampaikan selama masa Program Guru Konselor, baik oleh seorang konselor
maupun dalam kolaborasi dengan para guru Program Guru Konselor. Konselor
juga dapat menarik secara bersama-sama dua atau lebih kelompok Program Guru
Konselor untuk memperlihatkan beberapa informasi umum atau kegiatan
bimbingan.
Pelatihan fasilitator teman bisa terjadi ketika Program Guru Konselor
dijadwalkan, mungkin sebagai sebuah kelompok Program Guru Konselor spesial
untuk fasilitator teman. Selanjutnya, selama rentang waktu yang sama, fasilitator
teman mampu bekerjasama dengan siswa-siswa yang lain dan juga guru. Sebagai
contoh, setelah Sembilan minggu pelatihan dengan lima kali pertemuan tiap
minggunya, fasilitator teman mampu membantu guru atau konselor dengan
kegiatan kelompok kecil dalam kelompok Program Guru Pensehat. Atau, fasilitator
teman dapat dimintai untuk bertemu dengan siswa secara individu selama
tenggang waktu Program Guru Konselor untuk memberikan bimbingan atau
rancangan teman istimewa.
Pada beberapa sekolah menengah atas, fasilitator teman merupakan
sebuah bagian dari kurikulum akademik. Kelas regular ini,mungkin 45 hingga 55
menit, bisa diajar oleh seorang guru atau seorang konselor. Jika konselor
mengajar kelas, maka tanggungjawab waktu tersebut haruslah muncul pada
jadwal mingguan konselor, yang sebagaimana ditunjukkan dalam jadwal sekolah
menengah atas pada gambar 4.4. Di sekolah lain yang mana kelas akademik tidak
tersedia, konselor mampu untuk melatih fasilitator teman dalam unjuk kerja selama
satu hari, atau dalam pelatihan akhir minggu, dan kemudian waktu tindak lanjut
dengan fasilitator teman mungkin akan muncul dalam jadwal. Rancangan fasilitator
teman dikembangkan dan dijalankan, waktu pengorganisasian dan pembimbing
juga akan muncul pada jadwal mingguannya.
Konsultasi dengan siswa, guru, orang tua, dan pegawai administrator
dapat berlangsung dalam berbagai waktu. Oleh karena itu, konselor dapat
mengidentifikasi beberapa waktu dalam sehari yang mugkin sering digunakan oleh
mereka yang menginginkan konsultasi. Sebagai contoh, tiga puluh menit pada
awal dan akhir di sekolah tiap harinya sering ditandai untuk konsultasi, karena
waktu tersebut adalah paling nyaman untuk guru dan orang tua. Hal ini akan
sangat membantu bilamana guru dan para pegawai mempunyai beberapa waktu
yang terjadwalkan untuk bertemu dengan kamu. Mereka mungkin menginginkan
untuk bertemu pada kesempatan yang lain, mungkin pada saat waktu
perencanaan atau mungkin saat makan siang, dan kamu akan mengembangkan
jadwal anda untuk mengakomodasi mereka sebaik yang kamu bisa. Oleh karena
itu, cobalah hindari konferensi dengan seorang siswa atau konseling kelompok
kecil pada saat itu,khususnya jika guru menggunakan waktu yang anda telah buat
yang tersedia untuk mereka. Hal ini juga akan mengesankan bahwa anda sibuk
pada waktu-waktu yang lain dan tidak hanya membuang waktu anda.
Disarankan juga untuk konsultasi dengan guru. Guru bisa secara sukarela
untuk bertemu sebagai satu kelompok untuk membicarakan tentang beberapa
kepentingan atau perhatian yang menguntungkan. Sebagai seorang konsultan,
anda bisa menyusun waktu untuk guru yang tertarik untuk membicarakan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


100
konferensi dengan orang tua. Seminar guru sekolah menengah bawah pada
gambar 4.3. yang dijadwalkan untuk tiga kali janji Kamis, dengan setiap sesi
berakhir sekitar 30 hingga 45 menit. Pada suatu saat, konselor menfasilitasi
sebuah diskusi tentang teknik kesuksesan pada saat konferensi dengan orang tua.
Di samping dengan seminar guru, anda bisa saja melaksanakan konsultasi
kelompok dengan sekelompok guru. Konselor pada sekolah menengah pertama,
dalam contoh kami, menunjukkan bahwa hal ini sangat membantu untuk
menghadiri rencanan pertemuan dengan kelompok guru Merah, Biru, dan Hijau
yang bertemu pada waktu regular selama seminggu.
Penjadwalan waktu konsultasi dapat membantu untuk mengklarifikasi
peraturan anda dan menginformasikan pada orang-orang tentang waktu kapan
ada waktu terbaik anda untuk mereka. Oleh karena itu, banyak waktu terbaik
yang biasanya ditunjukkan dalam jadwal. Ketika waktu yang ada tidak digunakan
untuk konsultasi, hal ini secara otomatis berubah menjadi waktu yang fleksibel.
Waktu yang fleksibel (FT=Flexible Time) ditunjukkan dalam tiga contoh
jadwal. Hal ini merupakan waktu yang belum dilakukan pada enam interfensi dasar
konselor yang menjaga keseimbangan jadwal konselor dan hal ini merupakan
waktu yang perlu dilindungi dari interupsi dan perubahan.
Bahkan waktu yang fleksibel dapat menjadi waktu tetap saat koselor
memberikan salah satu dari enam interfensi dasar konselor, akan tergantung pada
apa yang dijadwalkan untuk hari atau minggu itu. Ketika jadwal fleksibel ini
terdapat pada jadwal, konselor dapat bertemu dengan siswa individual yang terjadi
dan menginginkan janji pertemuan pada hari itu atau dengan satu orang tua yang
kebetulan berhenti dari sekolah.
Waktu yang fleksibel ini juga dapat digunakan untuk tindak lanjut dengan
para siswa, dengan datang ke ruang kelas atau sebuah area di dalam sekolah
dimana sangat mungkin banyak siswa. Hal ini dapat digunakan untuk meminta
sekelompok siswa untuk bertemu dengan para pekerja sosial, untuk menelpon ke
agensi perkumpulan atau orang tua, atau bekerja sama dengan Komputer sekolah
untuk meminta beberapa rekaman. Hal ini mungkin saja dapat digunakan untuk
berbicara secara tidak formal dengan para siswa yang menjadi Pusat Penelitian
Karir atau untuk mengobservasi para siswa yang ada di dalam kelas.
Istilah penggumpalan seringkali digunakan oleh para ahli manajemen
untuk mendeskripsikan teknik-teknik untuk pengelompokan tugas pekerjaan yang
sama yang dapat dilakukan dalam rentang waktu yang sama. Sebagai contoh,
adanya telpon balik mungkin disediakan untuk beberapa jam di siang hari. Periode
waktu yang lain mungkin saja dicanangkan untuk hal lain seperti untuk menulis
catatan atu rekomendas, atau bekerja dengan lingkungan sekolah. Mengenai hal
ini, anda mungkin saja mencoba untuk mengidentifikasi sedikit waktu selama satu
hari atau seminggu ketika beberapa tugas yang terkait sudah diselesaikan.
Sekalipun hal ini disebut dengan waktu yang fleksibel pada calendar mingguan
anda, akan mungkin untuk ada beberapa kegiatan rutin atau khas yang sering
terjadi pada waktu-waktu tertentu.
Bukannya waktu bebas, istilah waktu yang fleksibel lebih disukai,
khususnya ketika anda melupakan jadwal anda pada secarik kertas. Guru atau
konselor mungkin saja merasa diri mereka sendiri seolah-olah mempunyai
beberapa waktu tambahan atau waktu luang selama masa perencanaan ata ketika
mereka tidak dijadwalkan untuk hadir di kelas, kelompok, atau siswa, tetapi
seringkali masih dipikirkan waktu yang fleksibel untuk para konselor professional.
Beberapa konselor menggunakan jadwal master mingguan sebagai
petunjuk umum, mengeditnya bilamana dibutuhkan untuk menunjukkan kegiatan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


101
yang nyata yang terjadi selama minggu kerja. Jadwal Kerja ini dengan
penghapusannya, penggantiannya, dan catatannya dapat diarsipkan sebagai
catatan permanen untuk referensi ke depan.
Seorang kepala sekolah yang diberikan kopian jadwal mingguan baru
mereka selanjutnya menerangkan bahwa para konselornya sekarang sangat sibuk
untuk banyak tugas juru tulis dan administrasi yang pada akhirnya dia
menempatkan mereka. Para personel di pejabat teras sekarang menyelesaikan
banyak tugas. Dia juga terus mencoba membantu konselor untuk tetap menjaga
jadwalnya sehingga mereka akan mampu bekerja dengan lebih banyak siswa
dan guru. Dia puas akan apa yang telah para konselor selesaikan dan mengatakan
pada kepala sekolah lain apa yang para konselor sedang lakukan pada saat itu.
Hal ini mungkin saja menjadi hal pertama kali bagi kepala sekolah mempunyai
pemahaman yang jelas mengenai apa yang dapat konselor lakukan untuk
siswanya. Jadwal tersebut menjelaskan para konselor akan aturan-aturan dan
fungsi serta komunikasi yang ditingkatkan antara kepala sekolah, konselor, dan
yang lain di dalam sekolah. Dalam hal ini, para administrator tidak mampu untuk
berbicara banyak dengan percaya diri tentang pekerjaan konselor ini hingga
mereka mengetahui dengan jelas apa yang para konselor akan lakukan dan
bagaimana mereka meluangkan waktu mereka. Jadwal mingguan tersebut telah
labih banyak berperan dalam mengdeskripsikan pekerjaan konselor bilaman
dibandingkan dengan publikasi professional atau pernyataan peraturan tertulis.
Sekolah juga melihat bahwa ini sangat bermanfaat untuk memperkerjakan
para konselor pada jadwal yang fleksibel. Sebagai contoh, satu sekolah di Fort
Lauderdale, Florida membebaskan salah satu konselornya selama seharian untuk
bertemu dengan para siswa, orang tua siswa setiap Rabu malam. Lebih banyak
yang bekerja denga orang tua siswa akan bisa menguntungkan mereka sendiri
akan asisten konselor pada saat itu. Sebagai tambahan untuk konselor sekolah,
konselor kesehatan jiwa, dan konselor yang ditempatkan dari kantor Kepala Polisi
Daerah juga bekerja pada sekolah tersebut di sore yang sama. Tiga konselor
memberikan konseling keluarga dan jasa pelayanan dan bertemu dengan lebih
banyak akan kebutuhan siswa dan keluarga mereka.
Konselor akan ditantang untuk berpikir akan cara-cara baru untuk
penjadwalan waktu mereka. Dengan menemukan cara caru yang untuk
mempunyai akses pada lebih banyak siswa akan lebih sulit. Satu dari beberapa
kelomok konselor sekolah mengetahui bahwa siswa mempunyai waktu untuk
menemui konselor selama jam makan siang bilamana konselor ada. Oleh karena
itu, konselor bergantian jadwal makan siang mereka untuk mengakomodasi waktu
ketika siswa dapat menemui mereka tanpa meninggalkan kelas mereka.

Q. Beberapa Faktor yang Perlu Diperhatikan


Terdapat beberapa konsep dan strategi lain yang dapat membantu anda
menjadi efektif dalam waktu yang terbatas yang tersedia di sekolah untuk anda.

1. Waktu yang Terjaga / selalu siap


Tidak ada yang terlihat bekerja kecuali jika konselor telah menentukan
waktunya dalam jadwal mingguan mereka sehingga ini dapat terjadi. Ketika
interfensi konselor telah dijadwalkan, kemudian waktu tersebut haruslah tetap
terjaga. Akan tidak ada yang menyela selama rentang waktu yang telah terjaga.
Yakni, tidak ada telepon masuk, atau saya perlu mengunjungi anda selama satu
menit dari kepala sekolah atau guru.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


102
Waktu yang terjaga pada jadwal dilindungi dari upaya pengacauan, kecuali
jika terdapat sesuatu yang mendadak yang meminta perhatian dari konselor dan
tidak dapat ditunda untuk waktu yang sebentar saja, sampai konselor telah
menyelesaikan pertemuan dengan siswanya. Satu cara umum untuk
mendeskripsikan sebuah keadaan yang kritis dan penting adalah: Akankah
seseorang berjalan menuju kelas, menyela, dan menyuruh guru untuk
meninggalkan kelas atau lapor ke kantor pusat? Jika ya, siapa yang akan
bertanggung jawab akan siswa pada saat itu? Kapan konselor secara rutin
dipanggil dari pertemuan dengan siswa, atau jenis penyelaan lain yang terjadi,
pesan untuk setiap orang, termasuk siswa, adalah: Apapun yang konselor lakukan
tidaklah penting.
Tidaklah semua waktu konselor dapat dijaga. Hal itu akan menjadi ideal
tapi tidak praktikal. Langkah kehidupan sekolah yang tidak tenang akan
mengakibatkan penyelaan dan krisis yang nampaknya perlu untuk diperhatikan.
Oleh karena itu, konselor belajar dan merencanakan sebuah jadwal yang
menyamping dari periode waktu selama seminggu dimana mereka dapat
berkonsentrasi dan bekerja dengan siswa dalam interfensi tanpa adanya interfensi.
Para pegawai kantor, bahkan mungkin kepala sekolah, diinformasikan akan waktu-
waktu tersebut dan bekerja sama dengan konselor untuk membantu menjaga
waktu tersebut.
Waktu yang fleksibel, di sisi lain, umumnya tidak terjaga. Sebagai contoh,
siswa mungkin saja merasa jatuh dengan datang ke konselor atau para konselor
sedang bekerja dengan banyak catatan. Selama waktu ini konselor untuk
beberapa kesempatan dapat diserang dengan sedikit perintah. Tanpa adanya
waktu yang terjaga, konselor akan banyak menemui pekerjaan atau tugas lain
yang menjaga mereka dari interfensi langsung dengan siswa.
Tanpa adanya waktu yang terjaga di diri mereka, banyak konselor yang
bahkan tidak menemukan waktu untuk bertemu dengan siswa dalam bimbingan
pengembangan dan kegiatan konseling. Sebaliknya, mereka jatuh pada jerat pada
keadaan bahwa mereka selalu ada untuk menindaklanjuti.

2. Hukum Kehematan
Hukum kehematan menganjurkan bahwa anda bekerja dengan jumlah
siswa yang lebih besar dulu. Sebagai contoh, anda mungkin akan
terkonsentrasikan dengan perilaku siswa tentang sekolah. Bimbingan kelas atau
unit bimbingan dalam Program Guru Konselor merupakan strategi pertama yang
dapat dilakukan untuk mempengatuhi perubahan perilaku yang ada pada siswa.
Untuk siswa yang tidak merespon ketika berada dalam bimbingan
kelompok yang lebih besar bisa ditargetkan untuk diikutkan dalam konseling
kelompok kecil pada waktu yang akan datang. Demikian juga, jika seorang siswa
gagal untuk merespon ketika dalam konseling kelompok kecil, maka konseling
individual dapat dijadikan langkah selanjutnya. Jika konseling individual tidak
efektif, maka pelimpahan pada konselor atau agensi lain dapat dilakukan.
Hukum kehematan mendorong anda untuk berpikir untuk merangkul
semua siswa. Hal ini akan membantu anda dalam mengimplementasikan kegiatan
dan strategi bimbingan yang sebaliknya mungkin tidak tersedia untuk siswa.
Sebagai tambahan, serangkaian perpindahan dari bimbingan kelompok besar ke
pemindahan agensi luar memberikan pendekatan sistematik untuk interfensi dan
pelayanan. Hal tersebut dapat didokumentasikan dan anda kemudian dapat
mempunyai dasar dari yang mana untuk membicarakan tentang langkah
selanjutnya yang butuh untuk diambil.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


103

3. Interfensi Ganda
Penelitian eksperimental pada interfensi konselor sangat terbatas.
Terdapat suatu kebutuhan akan penelitian yang lebih banyak yang mana interfensi
konselor diimplementasikan dengan sekelompok siswa yang dulunya tidak
menerima interfensi. Terdapat juga suatu kebutuhan akan lebih banyak penelitian
kasus-tunggal, yang mana data dasarnya diambil dan kemudian penghitungannya
dilanjutkan dengan satu orang sepanjang waktu interfensi konselor
diadministrasikan. Penelitian yang telah ada bukan hanya terbatas tetapi juga lebih
bertendensi prasangka pemikiran kami terhadap penggunaan interfensi konselor
tunggal.
Disertasi program doktoral, thesis Master (S2), dan penelitian yang
menyulitkan dan penuh hati-hati masih memisahkan variabel untuk
pembahasannya. Sebagai contoh, jika konseling individual dipelajari, kemudian
berbagai usaha dibuat untuk mengontrol kelebihan variabel dengan tidak
mengkombinasikannya dengan cara lain pelayanan yang dilakukan. Jika kamu
menyampur antara konseling individual dengan konseling kelompok, sebagai
sebuah bagian dari pelayanan eksperimental, mungkin seseorang akan bertanya,
Tetapi, hal mana yang membuat perbedaan sesungguhnya, konseling individual
atau konseling kelompok?
Keberadaan interfensi konselor tunggal dilahirkan dari studi kasus dan
telah telah dibenarkan karena kebanyakan penelitian yang dipublikasikan hanya
terfokus pada interfensi konselor tunggal. Entengnya, pendekatan interfensi ganda
dapat digunakan sebagai bagian dari pekerjaan anda. Hal ini melibatkan lebih dari
satu dari enam prinsip dasar interfensi konselor, yang secara terus menerus atau
secara berturut-turut.
Sebagai contoh, seorang siswa yang telah dipilih untuk melakukan
konseling dengan anda bisa bertemu dengan anda pada konseling kelompok kecil,
dengan bekerjasama dengan orang lain yang mempunyai persoalan yang sama.
Sebagai tambahan, anda sedang dalam percakapan dengan siswa pada dasar
individual (konseling individual) dan percakapan dengan seorang guru tentang
siswa (konsultasi). Anda bahkan bisa menelpon orang tua (konsultasi) sebelum
bertanya pada fasilitator siswa untuk menjadi teman spesial atau seorang tutor
untuk siswa tersebut. Dalam beberapa hal, beberapa interfensi konselor dibawa
untuk dilakukan dengan asumsi bahwa mereka akan mengintensifkan proses yang
membantu dan perubahan bisa saja dipercepat.
Ketika interfensi ganda terjadi secara kebetulan, hal ini karena keadaan
yang seolah mengdikte jenis keterlibatan tersebut dan anda membuat kegunaan
yang tebaik untuk mereka. Meskipun, ketika interfensi ganda diseragamkan secara
hati-hati untuk memaksimalkan pengaruhnya dan meningkatkan kemungkinan
untuk terbentuknya perubahan yang positif, kemudian anda mungkin sekali untuk
mempunyai hasil yang memuaskan.
Ketika interfensi ganda direncanakan, anda menghindari pendekatan
yang terpecah-pecah yang mana orang-orang ingin membantu tetapi seringkali
bekerja pada tujuan yang bersebrangan, karena hal tersebut berkomunikasi dan
bekerja bersama. Energy buangan ini dan analogi pada tim sepak bola yang
menyuruh pemainnya untuk berputar dengan arah yang berbeda tanpa adanya
perencanaan atau rasional. Hal ini mungkin saja bisa bekerja. Tetapi ketika setiap
orang memahami tujuan dan bekerja bersama dengan rencana yang sama, maka
kesempatan untuk menang menjadi lebih besar. Interfensi ganda melibatkan
adanya kerja tim dan mereka meluangkan waktu untuk mengembangkannya. Hal

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


104
tersebut akan sangat mungkin terjadi ketika anda mempunyai control atas waktu
anda dan berkonsentrasi dengan sedikit siswa yang penuh masalah.

4. Pelayanan
Dengan diberikannya rasio konselor-siswa yang tinggi di hampir setiap
sekolah di seluruh negeri, akan memberikan pengertian bagi para konselor untuk
mengembangkan pelayanan dari siswa yang akan mendapatkan prioritas yang
tinggi. Siswa ini dapat dipilih untuk beberapa alasan. Mereka mungkin saja
bukanlah siswa yang mempunyai kebutuhan paling besar atau mereka yang paling
bermasalah. Beberapa siswa merupakan kandidat yang baik untuk menjadi salah
satu bagian dari pelayanan konselor, pelayanan sering ditentukan oleh beberapa
faktor seperti kemampuan untuk dapat diakses, keterkaitan waktu, ketersediaan
bantuan dari yang lain, permintaan khusus oleh guru atau administrator, dan
kemungkinan untuk membuat perbedaan yang positif.
Dalam program bimbingan pengembangan, beberapa siswa yang nampak
menjadi bagian dari pelayanan konselor akan berada dalam batas fungsi yang
normal dan mempunyai perhatian, kebutuhan, dan ketertarikan yang tidak sehebat
para siswa yang mempunyai disfungsi. Meskipun begitu, siapa yang harus
mengatakan bahwa siswa-siswa ini yang lebih sedikit kelayakannya untuk ditolong
saat waktu konselor sekolah?
Tujuan dari pelayanan ini adalah untuk membantu anda dalam mengatur
waktu anda. Hal ini juga akan memeberikan anda kesempatan mengfokuskan
pekerjaan anda, dan anda akan merasa lebih sedikit sakitnya dibandingkan jika
anda mengambila apapun yang datang di hadapan anda dari hari ke hari. Siswa
yang dalam pelayanan akan menerima perhatian khusus karena mereka
merupakan bagian dari jadwal mingguan anda dan anda melihat mereka secara
rutin. Hal ini dapat membuat pekerjaan anda dan waktu anda dapat diatur. Secara
sederhana, anda tidak dapat ada untuk semua siswa yang diserahkan kepadamu
selamanya.
Akan ada waktu dimana seorang konselor diperintah untuk menemui
semua orang yang berkonsultasi paling sedikit sekali untuk satu semester. Hal ini
berarti bahwa beberapa konselor yang dijadwalkan melakukan interview dengan
500 individu, akan menyelesaikan bimbingannya lima belas menit untuk setiap
orang. Seorang konselor dalam kondisi ini mengatakan, Saya hanya ingin siswa
mengerti saya dan untuk menemukan bagaimana sesuatu berjalan bagi
mereka.Saya ingin mereka tahu bahwa saya ada, jika mereka membutuhkan
saya. Hal ini merupakan pembuangan waktu yang sangat tragis untuk mengatur
siswa di luar ruangan kantor konselor untuk wawancara singkat yang sering ramai,
kaku, dan kurang bermakna ke pada konselor atau siswa yang lain.
Pelayanan anda bisa saja ditetapkan melalui beberapa cara. Oleh karena
itu, biarkan kita untuk mengasumsikan bahwa anda telah memutuskan untuk
bertemu secara pribadi dengan delapan siswa. Lebih jauh, anda telah
memutuskan untuk bertemu dengan mereka dua kali seminggu masing-masing
selama tiga puluh menit. Catatan ini untuk keseluruhan delapan jam konseling
individu untuk disisipkan setiap minggunya. Selanjutnya, mungkin anda telah
memutuskan berapa banyak siswa yang anda akan temui dalam konseling
kelompok dan menjadwalkan kelompok-kelompok tersebut kedalam jadwal anda.
Siswa tersebut mungkin juga dianggap sebagai bagian dari pelayanan anda,
meskipun beberapa konselor lebih menyukai untuk memikirkan pelayanan sekedar
istilah individu yang dilihat dalam konseling.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


105
Konselor yang menggunakan pendekatan pelayanan melaporkan bahwa
mereka merasa lebih terkontrol jadwal mereka dan khususnya konseling individu
lebih produktif dan bermanfaat. Dengan menitikberatkan pada pelayanan pada
siswa, akan terdapat kesempatan yang lebih baik dimana prosedur yang sistematik
akan digunakan saat bekerja dengan mereka.

5. Siswa Target
Siswa target adalah salah seorang siswa yang telah disendirikan untuk
mendapart perhatian yang khsus oleh konselor. Siswa target mendapatkan
prioritas yang paling tinggi dan cenderung untuk menggunakan lebih banyak waktu
pemikiran dan perencanaan yang mana anda harus menghentikan pekerjaan anda
sebagai seorang konselor.
Semua persoalan dalam konseling individu kemungkinan adalah siswa
target, kecuali beberapa siswa yang bertemu secara singkat dengan konselor da n
yang tidak mengambil banyak perencanaan waktu konselor. Ketika konselor
mempunyai sedikit siswa yang ditargetkan pada saat itu di dalam pelayanan
mereka, mereka lebih memungkinkan untuk berkonsultasi dengan konselor lain
atau professional lain tentang mereka, untuk melakukan beberapa penelitian
professional pada mereka, untuk membaca buku atau artikel jurnal tentang
permasalahan mereka, atau untuk membuat daftar peringkat perilaku mereka dan
mengevaluasi perkembangan mereka. Hal ini tidak mungkin untuk memberikan
model perhatian tersebut pada semua siswa yang berkonsultasi.
Beberapa dari siswa yang menjadi target dilihat dalam sesi konseling
kelompok, mungkin dengan siswa lain yang tidak ditargetkan tetapi mereka kiranya
bermanfaat dari pengalaman kelompok. Sebagai contoh, jika kamu akan bertemu
dengan satu kelompok yang terdiri dari lima siswa, salah seorang bisa menjadi
siswa yang secara khusus anda inginkan dia untuk menerima perhatian. Mungkin
anda ingin membantu siswa tersebut untuk lebih menyingkap dirinya sendiri atau
untuk menerima beberapa tambahan respon fasilitatif yang tinggi. Atau, anda
mungkin menginginkan kelompok pada akhirnya menggunakan kondisi siswa ini
atau masalah ini sebagai fokus pembicaraan. Meskipun semua anggota kelompok
merupakan bagian dari proses pembelajaran, anda dengan teliti sadar akan siswa
target dan anda menggunakan kesempatan ini untuk membantu mereka dalam
kelompok.
Bagaimana kamu dapat mengidentifikasi siswa yang ditargetkan? Dari
semua siswa yang membutuhkan bantuan di sekolah, yang manakah yang
dijadikan target untuk mendapatkan perhatian yang khusus? Inilah salah satu
contoh kecil bagaimana untuk mengidentifikasi sekelompok siswa target.
Marilah kita mengadaikan seolah anda merupakan salah satu dari enam
konselor sekolah lanjutan yang bekerja di sekolah yang mempunyai 2.400 siswa
atau lebih. Anda dan konselor lain mungkin mempertanyakan gedung administrator
dan kepala departemen untuk menggunakan daftar hasil cetakan Komputer untuk
mengidentifikasi siswa yang membutuhkan bantuan khusus, diluar apa yang guru
kelas dapat berikan pada mereka. Daftar ini berkisar antara 150 hingga 200 untuk
tiap sekolah, hal ini mungkin karena administrator akan berpikir tentang siswa yang
mempunyai kebutuhan yang dapat dilihat paling banyak.
Selanjutnya, menyuruh administrator untuk memotong daftar tersebut
menjadi setengah bagian dengan mengidentifikasikan siswa tersebut yang
mungkin paling responsif terhadap bantuan konselor di dalam periode penilaian
(yakni, enam atau Sembilan minggu). Atau, anda mungkin mempertanyakan,
Menurut anda dengan yang mana kita mampu membuat perubahan yang positif,

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


106
dalam berbagai cara, selama periode penilaian? Tidak akan dibutuhkan adanya
diskusi dan perdebatan, karena biasanya waktu yang tersedia cukup terbatas dan
ini cukup mengurangi daftar yang penting. Maka, anda akan mendapatkan sekitar
100 nama siswa.
Sekarang, anda dan kolega konseling anda meneliti daftar baru dan sekali
lagi memotong daftar tersebut menjadi dua bagian dengan mengidentifikasi apa-
apa yang anda pikirkan mungkin merespon secara positif tehadap interfensi
konselor. Sehingga sekarang hanya ada daftar dengan 50 nama siswa saja.
Inilah siswa target anda. Mungkin ini akan lebih tepat untuk membagi
nama-nama tersebut diantara enam konselor sekolah, dengan memberika kurang
lebih delapan siswa untuk bekerja dengan ketat selama periode penilaian
selanjutnya. Gunakan salah saitu dari interfensi konselor, atau sebuah
kombinasinya (interfensi ganda), atau hal lain yang akan berjalan untuk membantu
target siswa anda menyesuaikan diri dengan sekolah, memecahkan permasalahan
mereka sendiri, atau menjadi siswa yang lebih baik.
Lakukan apapun yang anda mampu, untuk membuat perbedaan yang
positif. Membuat perbedaan yang positif selama satu periode penilaian dengan
separuh daftar yang ada (25) dapat mempengaruhi pada keadaan sekolah.
Beberapa siswa hanya membutuhkan sedikit dorongan, sedangkan yang lain
mungkin akan selanjutnya menjadi target kembali. Yang paling penting, dengan
bantuan yang lain, anda dapat mengidentifikasi siswa yang membutuhkan bantuan
khusus, dan anda dapat mengatur usaha dan waktu anda pada keadaan yang
melimpahnya siswa yang padanya anda dapat bekerja.

6. Populasi Target
Di samping siswa yang menjadi target, terdapat juga populasi siswa yang
menjadi target di dalam sekolah yang membutuhkan perhatian khusus. Sebagai
contoh, beberapa populasi taget diantaranya: siswa yang mempunyai kebiasan
belajar dan kemampuan yang sangat kurang dan mereka yang tidak mengetahui
bagaimana mereka mengatur waktu mereka; para siswa yang mempunyai
pengalaman akan kecemasan dan tekanan yang sangat ketika mereka sedang
menghadapi tes dan mengerjakannya dengan jelek; siswa yang mempunyai
pengalaman akan kematian orang tuanya pada waktu deket ini; siswa yang
mempunyai kecenderungan untuk beresiko dan kemungkinan untuk putus
sekolah; siswa yang sering absen dari sekolah; siswa yang tidak yakin akan tujuan
tugasnya; siswa yang seringkali terjadi penolakan dari temannya; dan lain-lain.
Populasi target bisa diidentifikasi oleh staf pengajar atau siswa.

R. Pengembangan Karir dan Gaya Hidup


Istilah pengembangan karir telah digunakan untuk mendeskripsikan
beragam proses sepanjang hidup, semua yang membentuk gaya hidup individu
dan cirri dari tata cara karir. Bagaimana cara tersebut tersusun adalah berdasarkan
pada nilai seseorang, ketertarikan, keterampilan, kemampuan, pengalaman
personal dan pendidikan, dan pengaruh lingkungan. Gaya hidup dan pilihan karir
membentuk cirri khas kehiduoan seseorang (Herr, 1986).
Pernyataan terbaru tentang pengembangan karir yang mempengaruhi
kerja konselor sekolah dikemukakan oleh Asosiasi Konselor Sekolah Amerika
(American School Counselor Association=ASCA) pada tahun 1984. Hal ini
disarankan bahwa konselor seharusnya berkonsentrasi pada penyampaian
serangkaian kebiasaan, pengalaman inti, yang pada akhirnya akan menggiring
pada kedewasaan karir. Hal tersebut meliputi;

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


107
Mengklarifikasi nilai pekerjaan dan mengembangkan penanggulangan dan
perencanaan keterampilan.
Menilai kemampuan, sifat diri, dan ketertarikan melalui penilaian formal dan
informal
Menyediakan informasi lowongan dan karir, menghubungkan berbagai sumber
dengan bimbingan
Membantu siswa dalam belajar wawancara dan keterampilan pencarian kerja,
dan meningkatkan kesadaran mereka akan pendidikan dan kesempatan untuk
pelatihan, termasukjuga bantuan financial
Mendorong untuk ikut pelatihan, penentuan tujuan, dan pembuatan keputusan
yang terkait dengan jalur karir yang sementara
Menyatukan akademik dengan keterampilan karir dalam kurikulum sekolah
Membahas kembali dan mengevaluasi tindakan perencanaan dari siswa
Dasar untuk pengembangan karir dan motivasi untuk tujuan-tujuan karir
dan karir yang terkait dengan perilaku diletakkan pada tahun awal sekolah. Diawali
dari sekolah dasar, anak-anak akan belajar tentang pekerjaan yang terkait dengan
perilaku dan perasaan. Sebagai contoh; perjalanan ke lapangan, program yang
diputar di tape, dan pengalaman di ruang kelas dirancang untuk meningkatkan
kesadaran anak-anak akan dunia kerja. Yang lebih penting, anak-anak mempunyai
kesempatan untuk belajar lebih tentang nilai dan pentingnya pekerjaan dan
bagaimana hal ini dapat memberikan arti yang khas untuk kehidupannya. Sebagai
anak yang bertambah usia dan beralih dari sekolah lanjutan pertama ke sekolah
lanjutan atas, ketertarikan mereka menjadi lebih menonjol dan pengalaman
pengembangan karir diperluas dan didasarkan pada pembuatan keputusan dan
perencanaannya.
Gaya hidup dan pengembangan karir masih akan bertahan menjadi fokus
utama untuk kebanyakan konselor sekolah, tetapi ada beberapa yang terkait
dengan isu tantangan konselor untuk melakukan yang lebih dari apa yang telah
dilakukan di masa yang lalu. Perhatian yang lebih haruslah diberikan pada
pengembangan karir pada perempuan, kelompok etnik minoritas, dan mereka
yang secara ekonomi tidak beruntung. Hal yang tidak bisa diacuhkan ini termasuk
di dalamnya adalah menghadapi pemikiran-pemikiran tradisional, nilai-nilai, contoh
yang ada, prasangka, program konvensional, dan metode.

S. Konseling dan Gaya Belajar


Selanjutnya kita akan mengetahui lebih banyak tentang gaya belajar,
pengaruhnya terhadap personal dan pengembangan akademik, dan bagaimana
hal tersebut berpengaruh pada partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Sekarang ini, ukuran penilaian gaya pembelajaran masih terbatas dan sering tidak
dapat dipercaya. Karena hal ini umumnya diketahui bahwa beberapa siswa
mempunyai predisposisi pada pembelajaran dengan pendekatan visual, sementara
yang lainnya lebih menyukai model auditori dan kinestetik. Beberapa siswa
berperan secara aktif dengan lingkungan selama belajar sedangkan yang lain lebih
tertutup dan bersifat pasif. Pemandangan ini bukanlah hal baru bagi konselor yang
telah berpengalaman, menilai, dan menginterpretasikan perbedaan masing-masing
untuk waktu beberapa tahun. Meskipun hal ini mengejutkan bahwa konselor,
sebagiamana kebanyakan guru, lamban untuk menyesuaikan strategi dan teknik
mereka dengan gaya belajar siswa.
Konseling pada umumnya merupakan proses perbincangan. Untuk
beberapa siswa, keadaan pembelajaran semacam ini sangatlah mudah untuk

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


108
dilakukan. Kemampuan verbal dan konseptual mereka tergambarkan dalam
proses konseling. Siswa lain dengan perbedaan gaya belajarnya atau rataan
pengembangan kognitif yang lebh lamban, mungkin akan mendapati diri mereka
sendiri tanpa pengharapan terbanjiri dengan kata-kata ketika mereka
dikonsultasi. Mungkin mereka merasa terbebani, gelisah, atau kehilangan usaha
intelektualnya yang nampaknya membentuk dasar bagi kebanyakan konseling dan
bimbingan sekolah. Mungkin inilah salah satu alasan mengapa siswa tidak
responsif pada kegiatan konseling dan mengapa terkadang konselor merasa
frustasi dan kalah ketika mereka bekerja dengan beberapa siswa. Konselor yang
mempunyai gaya belajar yang berbeda dari pada pengguna layanan konselingnya
mungkin akan berpengalaman kurang sukses dari biasanya,kecuali jika mereka
fleksibel, bisa menyesuaikan diri, dan belajar bagaimana untuk menggunakan
pendekatan konseling yang berbeda.
Gaya belajar bisa dipengaruhi oleh latar belakang budaya. Konselor perlu
untuk mempelajari beragam kebudyaan masing-masing kelompok yang terwakili
dalam sekolah mereka dan menemukan perbedaan yang kecil namun sangat
penting yang mempengaruhi proses belajar dan konseling. Sebagai contoh, siswa
yang berpindah tempat pastilah akan terjadi perubahan pada penurunan
pendidikannya dan perbedaan sub-budaya yang mempengaruhi partisipasinya di
sekolah (Cranston-Gingras & Anderson, 1990). Semua kelompok ras sangatlah
sensitive terhadap kata-kata atau frase tertentu yang membuat mereka meraka
terhina. Beberapa kelomopok kebudayaan lebih menyukai konseling dengan
pendekatan non-tradisional, seperti seseorang menyukai teknik konseling dengan
visual dan kegiatan aktif.
Buku ini, sebagaimana kebanyakan buku yang lain, telah menekankan
pada proses konseling verbal, melalui banyak contoh dan prosedur yang
direkomendasikan. Pertama, hal ini adalah pendekatan yang paling terkenal dan
mudah dilakukan, sebagaimana mayoritas siswa dapat berjalan dengan proses
konseling seperti ini. Kedua, jikapun ada sangatlah sedikit, pendekatan konseling
yang inofatif yang tidak tergantung pada kata-kata dan yang lebih mudah untuk
dilakukan di lingkungan sekolah.
Teknik permainan telah popular dengan model terapi anak-anak dan
konselor selama bertahun-tahun. Media permainan sering digunakan oleh konselor
sekoah dasar untuk menambahkan pekerjaan konseling mereka. Boneka, bahan
kesenian, fantasi terbimbing, musik dan gerak, drama kreatif, dan permainan
sebagai bagian dari hampir semua repertoir konselor sekolah dasar. Karena hal ini
merupakan suatu hal yang akhir-akhir ini ada yang bahwa konseling dengan
permainan telah keluar dari pendekatan tradisional Axline (1947), yang dianggap
tidak tepat untuk konselor sekolah yang tidak mempunyai banyak waktu untuk
permasalahan individu. Media permainan bisa digunakan untuk semua jenjang
kelas, namun kurang ada kegiatan yang dibuktikan dan hampir tidak ada penelitian
yang mendukung penggunaanya untuk orang dewasa di sekolah. Beberapa
pengembangan yang baru dibutuhkan dalam media permainan untuk
mengakomodasi gaya belajar dalam konseling. Satu solusi untuk mencukupi
kebutuhan siswa yang mempunyai gaya belajar yang berbeda dam tingkat
perkembangan kognitif yang berbeda bisa ditemukan dengan penggunaan
teknologi mutakhir.

T. Penggunaan Teknologi Mutakhir


Komputer akan membantu merevolusi banyak pekerjaan konselor sekolah.
Sekarang ini, kebanyakan teknologi Komputer diaplikasikan untuk penyimpanan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


109
dan pencarian kembali informasi. Konselor dapat bekerja dengan siswa mengenai
pembuatan keputusan karir dan dengan cepat mengakses informasi tentang dunia
kerja pada teknologi komputer yang ada di kantor bimbingan. Program komputer
bisa menyediakan data tentang kesempatan kerja, persyaratan tingkat
pendidikanm, keterampilan, dan keperluan yang dibutuhkan, dan beberapa
referensi yang tepat. Program semacam SIGI plus, DISCOVER, dan CHOICES
memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan sebuah komputer dalam kegiatan
pencarian dan eksplor.
Konselor sering merasa terbebani oleh tugas keadministrasian yang harus
dilakukan sebagai bagian dari tugas pekerjaannya. Komputer dapat membuat
tugas keadministrasian lebih mudah dan lebih efisien. Suatu sekolah menengah
lanjutan atas yang kecil, dengan menggunakan computer personal, mampu untuk
membuat jadwal semua siswa untuk semua kelas dalam waktu yang lebih singkat
dan lebih sedikit pekerja yang terlibat. Penghematan ini bila dijumlahkan lebih dari
3.000 setahun, kebanyakan dari hal tersbut disimpan dengan mengurangi waktu
yang secara formal konselor butuhkan untuk membuat jadwal siswa (Strong &
Turner, 1983).
Karena komputer membuat lebih banyak informasi yang tersedia pada
pada ujung jari konselor yang segera dapat dilakukan, data bisa juga digunakan
untuk mempelajari sekelompok siswa yang ditargetkan untuk bimbingan dan
konseling. Tata cara dan tren dengan populasi siswa bisa diidentifikasikan.
Laporan akhir, dengan grafik dan ringkasan data, dapat dengan mudah untuk
disusun.
Jaringan antara konselor, dengan bantuan komputer, mungkin akan
meningkat pada masa yang akan datang. Beberapa sekolah di daerah dengan
mainframe komputer dapat dengan mudah memindahkan seorang siswa ke
sekolah lain dalam satu wilayah, karena satu catatan siswa dapat terlihat pada
sebuah akhir dari sekolah di daerah tersebut. Penggunaan modem akan
meningkat, memungkinkan konselor dan siswa untuk bergerak melebihi mainframe
komputer dan membagi informasinya melalui mikrokomputer personal. Ini
memungkinkan bagi sebuah kelompok konselor pada sebuah sekolah daerah
untuk menyandarkan bentuk dan rincian yang berhubungan dengan sebuah
intervensi konselor, mungkin pada sekolah daerah yang sama atau konselor lain
dalam komunitas atau negara bagian lain. Hal ini juga mungkin untuk memiliki
sebuah jaringan komputer yang mungkin melayani sebagai sebuah pembersihan
ide dan aktifitas.
Sebagai tambahan dari komputer, teknologi tinggi menyediakan
konselor dengan cara lain untuk menyesuaikan atau mengakomodasi gaya belajar
siswa. Kaset video, yang beberapa diantaranya dihubungkan dengan komputer,
dapat menyediakan pengalaman di mana siswa mendapatkan informasi baru,
menyediakan pilihan, dan mempelajari keahlian. Kamera video dan monitor
menjadi lebih dapat menghasilkan dan mungkin digunakan sebagai sebuah alat
untuk membantu siswa dalam aktifitas bimbingan dan konseling, mungkin
menyediakan kesempatan yang unik untuk bagi pengambilan keputusan yang
lebih banyak, umpan balik, atau studi hubungan interpersonal. Menggunakan vide
dan situasi drama, seorang konselor mungkin melatih siswa dalam berkomunikasu
atau keahlian memecahkan masalah.
Teknologi yang benar-benat canggih khususnya diimplementasikan
dalam layanan militer dan perusahaan bisnis sebelum mereka mencapai sekolah.
Namun, ada sebuah tren untuk peralatan elektronik yang canggih agar menjadi
sedikit lebih murah dan lebih terjangkau bagi konselor. Imajinasi mereka sendiri

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


110
dan latihan yang inofatif akan menentukan seberapa membantukah teknologi itu.
Banyak konselor akan tertantang untuk masuk ke konseling abad 21 dengan
mempelajari lebih jauh mengenai komputer dan teknologi tinggi lainnya.

U. Berbagi Tanggung Jawab untuk Bimbingan


Konselor dan guru tidak perlu hanya menjadi satu-satunya penyedia
layanan bimbingan. Mereka dapat mengajarkan orang lain dasar dari keahlian
menolong yang dapat digunakan dalam bimbingan yang berhubungan aktifitas.
Ada orang-orang yang, tanpa pelatihan profesional, nampak memiliki
bakat alam untuk membantu sesama. Kepribadian mereka, keahlian
interpersonalnya, dan sikap positif mereka membuat mereka mungkin untuk
menerima beberapa peranan bimbingan di mana mereka menyediakan layanan
langsung maupun tak langsung untuk siswa. Namun, karena mereka bukanlah
orang yang secara profesional memiliki sertifikat atau terlatih secara resmi, mereka
sering dianggap sebagai paraprofesional. Peranan mereka terbatas dan diperlukan
pengawasan.
Persiapan yang sistematik pada paraprofesional dapat membuat
sebuah perbedaan yang positif pada satu sekolah. sebuah program pelatihan yang
efektif memperkenalkan peserta dengan lingkungan pekerjaan, peranan dan fungsi
mereka, dan menyediakan latihan dengan keahlian interpersonal yang dapat
digunakan dengan siswa dan orang dewasa di sebuah sekolah. tanpa persiapan
tersebut, paraprofesional kurang merasa seperti anggota dan lebih seperti pekerja.
Jika paraprofesional seperti orang tua dan komunitas sukarelawan
membantu konselor dalam pekerjaan mereka, kemudian lebih banyak siswa dapat
menerima layanan bimbingan. Terdapat lebih banyak waktu untuk perhatian yang
lebih rinci dan tindak lanjutnya. Mereka menciptakan lebih banyak kesempatan
untuk susunan kepegawaian yang berbeda. Para pofesional yang terlatih dengan
baik dan antusias dapat menambah sebuah elemen yang positif pada lingkungan
kerja.
Ada banyak penolong pada sebuah sekolah dan komunitas
(misalnya, kakak, kelompok gereja, tetangga, dan saudara) yang dapat membantu
pemuda dengan permasalahannya. Ketika beban tanggung jawab untuk pilihan
personal dan selalu merubah sandaran pada siswa, tanggung jawab untuk peduli
dan membantu dapat disandarkan di pundak banyak orang.

V. Bekerja dengan Para Legalisator


Adakalanya ketika seorang konselor tidak memperhatikan diri
mereka sendiri dengan pekerjaan nasional dan badan pembuat undang-undang
negara, namun waktu seperti itu telah berlalu.sekarang konselor harus ambil
bagian secara aktif dalam pekerjaan kepada perundangan-undangan yang
mempengaruhi mereka dan program mereka.
Dukungan finansial untuk konselor dan bimbingan dimulai sejak dua
dekade yang lalu dari pemerintahan federal (misalnya, NDEA Act, 1967) dan dana
tersebut membanti pelatihan dan mempekerjakan lebih banyak konselor dan
memajukan program pendidikan konselor. Pada awalnya mereka didukung secara
federal yang memiliki sebuah pengaruh yang seignifikan terhadap profei konseling
di sekolah dan peranan konselor sekolah. Demikian juga, P.L. 94-142 (1976) tidak
hanya menyesuaikan jutaan dollar untuk membantu anak, namun hal ini
mempengaruhi banyak prosedur dan aktifitas yang digunakan i sekolah. Hal ini
juga menentukan bagaimana cara beberapa personel akan berguna dalam

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


111
pekerjaan mereka dan memaksa mereka untuk menyusun ulang layanan mereka
serta prioritas waktu mereka.
Konseling sekolah dasar di Florida dihasilkan dari undang-undang
negara yang sedang diyakini bahwa intervensi awal merupakan jalan yang terbaik
untuk membantu meningkatkan akdemis, personal dan perkembangan sosial
siswa. Perundang-undangan tertentu telah dilewati yang ditandai dengan dana
untuk pekerjaan konselor di sekolah dasar. Pendanaan kategori jenis ini
melindungi konselor dari pelanggaran batas pada kebutuhan lainnya dalam sistem
sekolah, di mana terdapat banyak. Hal ini telah memberikan konselor waktu untuk
membangun program dan menyediakan beberapa keadaan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk membenarkan tindakan legislatif. Selama bertahun-
tahun sejak 1972, konselor sekolah dasar di Florida telah dengan kuat
menentukan diri mereka sendiri dan program bimbingan perkembangan mereka
sebagai sebuah bagian reguler dari sistem sekolah. hampir setiap sekolah dasar di
Amerika sekarang memiliki setidaknya satu konselor fulltime dan ini tidak akan
mungkin tanpa dukungan dari perundang-undangan di negara tersebut.
Pembuat undang-undang dapat memberikan dana dan meciptakan
kesempatan, dan mereka dapat mengambilnya. Beberapa program yang
menjanjikan tidak dilanjutkan di beberapa negara bagian karena kehabisan waktu
dan mereka tidak pernah mendirikan pendanaan independen federal atau negara.
Beberapa dari program ini memiliki potensi untuk menjadi contoh model bagi
sistem sekolah lain, namun ketika pendanaan dikurangi atau dihilangkan, program
akan melebur.
Konselor, biasanya melalui organisasi profesional di negara mereka,
dapat membentuk seperangkat tugas legislatif yang bekerja dengan pembuat
undang-undang, terkadang dengan bantuan dari pelobi bayaran, bantuan menjaga
pembuat undang-undang dan pembantunya mengetahui tentang kebutuhan
bimbingan dan konseling pemuda dan nilai program bimbingan agar kebutuhan
tersebut terpenuhi.
Misalnya, Florida School Counselor Association dan Florida
Counseling Association mengembangkan sebuah program legislatif tertulis untuk
tiap pertemuan dengan pada pembuat undang-undang. Organisasi ini membantu
meningkatkan pendanaan untuk mempekerjakan pelobi profesional. Mereka
mengorganisasikan kelompok konselor untuk berkunjung dan berbicara dengan
pembuat undang-undang lokal mereka, sebelumnya ketika perundang-undangan
ditemukan, dengan tujuan yang informatif dan untuk membangun hubungan yang
positif. Konsekuensinya, secara umum, memiliki gagasan yang baik mengenai apa
yang coba dilakukan oleh konselor dan apa yang telah mereka capai.

W. Keuntungan
Ambil keuntungan anda di mana anda bisa mendapatkannya.
Kemudian, bergerak majulah. Carilah perbedaan yang positif dan jangan berharap
mendapatkan kekalahan yang tragis setiap kali anda bekerja dengan siswa.
Tidaklah mudah merubah sikap seseorang 180 derajat atau bahkan untuk
meningkatkan poin rata-rata siswa. Ketika siswa memiliki masalah dengan seorang
guru, anda tidak mungkin melakukan apapun dalam satu malam untuk membantu
mereka menjadi teman yang baik. Dalam situasi ini, anda mungkin perlu untuk
megambil beberapa langkah kecil pada arah yang benar.
Beberapa konselor memiliki tujuan yang tinggi untuk mereka sendiri
dan klien mereka. Mereka merasa tidak berhasil, atau bahkan kalah. Kecuali jika
mereka mencapai tujuan umum mereka. Mereka gagal mempertimbangkan bahwa

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


112
sedikit hal dapat membuat dan mengambil kredit karena menolong orang
mempunyai dorongan atau keahlian untuk mengambil langkah pertama.
Sementara itu kita berharap untuk beberapa perubahan haluan yang cepat,
sebagian besar proses memang lambat dan terkadang tidak tercatat.
Intervensi dan rencana manajemen waktu berdasarkan pada
anggapan bahwa anda bekerja dengan tujuan dan mengambil hasil jangka
pendek. Terdapat sedikit keraguan bahwa sesi enam kelompok kecil hanya
merupakan awalan untuk membantu beberapa siswa belajar berkomunikasi secara
lebih efektif atau untuk mengeksplor sebuah masalah yang mereka hadapi.
Namun, pengendalian waktu menekankan bahwa anda harus mengamil
keuntungan anda di mana anda mendapatkannya dan kemudian bekerja dengan
siswa lainnya.
Seorang konselor sekolah menengah, misalnya, sangat senang
dengan salah satu kelompok konselingnya sehingga dia melanjutkan pertemuan
dengan kelompok tersebut untuk beberapa minggu ke depan. Setelah sekitar 22
sesi, dia ditanyai mengenai apa yang direncanakannya ke depan. Dia menanggapi
dengan mendaftar beberapa kemungkinan dan hipotesa mengenai satu atau dua
kelompok. Antusiasmenya sangatlah tinggi. Disarankan supaya membuka dirinya
pada kelompok dan menghentikan pertemuan dengan mereka untuk sementara.
Ada siswa lain yang membutuhkan pengalaman kelompok yang serupa. Setelah
beberapa kejutan, dia menyadari bahwa banyak hasil yang telah dicapai dan
melanjutkan pertemuan dengan kelompok memuaskan kebutuhannya sendiri akan
rasa berhasil. Kelompok membantunya merasa seperti benar-benar seorang
konselor, lebih dari jika bersama dengan kelompok lainnya. Berlawanan dengan
pandangan ini, dia mulai dengan beberapa kelompok baru

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


113
Myrick, RD (1993) Developmental Guidance and Counseling.
Minneapolis: Educational Media Corporation
KONSELOR SEBAGAI
FASILITATOR
Konselor sekolah dan guru biasa disebut fasilitator. Fasilitator merupakan
seseorang yang memiliki kemampuan interpersonal dan mampu membantu
individu atau kelompok dalam mencapai tujuan. Fasilitator membantu orang dalam
mengungkapkan ide dan merespon suatu keputusan.
Banyak buku-buku dan artikel menulis tentang konselor, guru dan terapis
agar menjadi profesional. Mereka memberikan konstribusi dalam inovasi menjadi
pemimpin. Tetapi, konselor sekolah dan guru tetap memandang cara yang
sederhana dalam pekerjaan mereka dan perencanaan yang praktis untuk
membantu orang lain.

A. MODEL FASILITATOR
Fasilitatif Model terdiri dari konsep dasar interpersonal dan kemampuan
berhubungan. Model ini berkembang beberapa tahun lalu, sebagai praktisi harus
mempunyai cara agar membuat hal itu menjadi praktis dan mudah dalam bekerja.
Meskipun kelihatan sama seperti dengan yang disampaikan (Carkhuff, 1983;
Egan, 1975; Ivey & Sime-Downing, 1980; Wittemer & Myricck, 1989), penyorotan
menunjukkan model ini merupakan suatu paket yang unik dalam konsep dan
ketrampilan yang terorganisir secara sistematis dan jalinan bersama. Fasilitatif
Model sangat mudah untuk diterapkan karena konsepnya lengkap dan ketrampilan
yang sederhana dengan banyak refrensi.
Model ini dapat digunakan dengan siswa , orang tua, tenaga administrasi dan
yang lainnya. Hal ini mengandung arti untuk menjadi pembimbing, terkadang harus
mempola pikiran anda tentang manajemen intervensi konselor. Ini tidak
memerlukan usaha dalam menempatkan teori konseling lain atau strategi ketika
anda siap menggunakan. Fasilitatif Model menekankan aspek dalam menolong
hubungan (helping relationship) dan proses fasilitatif yang akan dapat membantu
menjadi lebih efektif dalam bekerja. Sebagai tambahan, identifikasi dan klarifikasi
menjadi esensi ketrampilan interpersonal yang diperlukan dalam bimbingan
konseling perkembangan.
Fasilitatif Model terdiri dari 4 bagian, yakni : 1) kondisi fasilitatif dalam
membantu hubungan; 2) proses fasilitatif; 3) respon fasilitatif;
dan 4) aktivitas-aktifitas dan tugas fasilitatif.

1. KONDISI FASILITATIF DALAM MEMBANTU HUBUNGAN


Kadang-kadang hubungan teman karib antara seseorang nampak terjadi,
tidak ada alasan yang jelas. Beberapa orang harus hit it off. Saat memulai
tersebut tercipta persahabatan antara merekakeduanya merasa nyaman dan
terjamin. Orang seperti ini dan kebanyakan orang lain akan segera merasa enjoy
bersama yang lain. Ketika diminta menjelaskan hal itu, mereka seringkali kesulitan
untuk mengungkapkan persahabatan atau pertemanan yang mereka rasakan,
tetapi mereka mengerti bahwa persahabatan merupakan sesuatu hal yang spesial.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


114
Ada beberapa orang yang merasa tidak menyenangkan dengan orang lain
pada pertemuan pertama; tetapi, seringkali mencari bentuk persahabatan.
Kadang-kadang mereka tidak ada kesempatan bertemu dengan yang lain.
Hubungan pertama tumbuh terjalin karena mereka mau mendengarkan satu sama
lain dan mendapatkan hubungan yang menarik. Seringkali, mereka belajar nilai
dari hubungan persahabatan apabila telah berkembang.
Di sisi lain terkadang hubungan antara orang saling merugikan. Seseorang
tidak diharapkan kehadirannya. Mereka terlihat sakit dan menemukan kesulitan
dalam mencari perhatian orang lain terhadap sesuatu yang mereka lakukan atau
katakan. Mereka tidak dapat merasakan suatu kebutuhan dan ketertarikan dengan
lain. Biasanya tidak ada hubungan diantara mereka, sebagai konsekuensinya,
mereka mempunyai sedikit pengaruh positif satu dengan lain. Tidak untung,
apabila sebuah kasus hubungan yang tidak produktif terjalin antara konselor, guru
dan siswa.
Guru dan konselor akan membangun hubungan kerja yang baik dengan
siswa. Tetapi hubungan karib tidak selalu datang dengan mudah. Hal ini
tergantung dari interaksi dan komunikasi satu dengan yang lain.
Kita mengetahui bahwa untuk menjalin hubungan membutuhkan lebih banyak
waktu serta pertolongan dari yang lain. Carl Rogers (1957, 1962) sebagai pelopor
yang menggambarkan pentingnya membantu hubungan. Ia mengasumsikan
kondisi antara orang, proses akan menjadi penentu hubungan menjadi produktif. Ia
mengatakan kondisi seseorang sangat penting dan kecukupan untuk
menghasilkan perubahan positif dalam kepribadian, sikap dan tingkah laku.
Meskipun tidak setiap orang setuju, kesendirian merupakan sesuatu hal yang
dianggap cukup dan tidak membutuhkan orang lain. (Krumbolz, 1966), mereka
tetap setuju pentingnya proses membantu. Meskipun teori atau metode,
karakteristik hubungan akan membuat kritik yang berbeda ketika datang untuk
membantu siswa dalam mendapat respon dari mereka dan membuat dalam
mengubah hidup mereka.
Hal yang khusus, jika menerima persahabatan dan peduli terhadap
seseorang, siswa akan menggambarkan seperti anda. Jika mereka mempunyai
pengalaman dengan diri anda menjadi pendengar yang respek, memahami,
menerima dan tertarik berfikir atau merasa, ketika mereka menyampaikan ide dan
pilihan dengan kamu. Jika kamu mengakui perasaan dan kegembiraan akan
tumbuh, dalam kondisi seperti ini membantu pasien akan terlihat sebagai realitas
dan positif dalam kehidupan, akhirnya hubungan kerja seseorang dapat terbangun
dengan mapan.
Guru memiliki frekuensi yang lebih dalam mendapatkan siswa potensi
berkonflik. Mereka tidak selalu dapat memberi respon ketertarikan individu dan
kelompok. Pengelolaan kelas, lebih banyak mengatasi siswa dalam kelompok,
sehingga dapat menyebabkan individu tidak terlayani. Demikian juga, metode
pengajaran kelompok tidak mampu menjangkau problem individual. Banyak guru
merasa terjebak dengan system keputusan sebagai dasar untuk beberapa siswa
dan guru. Mereka juga merasa keterbatasan waktu dan harus menyelesaikan
proses akademik.
Konselor sekolah mempunyai fleksibilitas dalam bekerja dengan individu dan
kelompok kecil dibandingkan guru. Meskipun, konselor merasa ia harus
menangani siswa dalam jumlah yang kecil dalam lingkungan sekolah. Kadang-
kadang kemudahan mengakses siswa disangkal oleh konselor. Waktu yang
terbatas banyak dirasakan dan mereka gagal dalam memberi kerja yang positif
dalam hubungan dengan siswa sebelum mereka membuat rencana. Sebagian

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


115
konselor diklaim sebagai penegak hukum daripada sahabat bagi siswa karena
mereka berfungsi sebagai pengatur atau polisi. Kekhawatiran yang lain terhadap
mereka adalah orang yang tak dikenal bagi siswa karena mereka jarang terlihat.

Enam (6) Kondisi Fasilitatif


Untuk tujuan itu, hubungan fasilitatif merupakan karakteristik dari enam
kondisi, yakni, 1) peduli; 2) pengertian/memahami; 3) penerimaan; 4)
rasa hormat; 5) persahabatan; dan 6) kepercayaan .
Peduli memberi kesan bahwa diri anda adalah seorang yang tertarik dan
perhatian kepada orang lain menjadi lebih baik. Hal ini juga meliputi komitmen
seseorang kepada orang lain karena ada hubungan saling memberi.
Pengertian/ memahami merupakan fenomena penerimaan dan
pengakuan satu orang dengan lainnya sebagai sebuah pengalaman. Empati
merupakan kesadaran perasaan orang dalam berkomunikasi. Persoalan ini
melampaui pengakuan akan kehidupan seseorang dan penyentuhan emosi dari
suatu pengalaman.
Penerimaan yang terfokus pada kerelaan serta kepercayaan orang lain
akan pengakuan harkat dan martabat. Kita dapat menerima seseorang dan tidak
menyetujui ide orang tersebut atau tingkah lakunya. Bagaimanapun juga, hal ini
diasumsikan bahwa tingkah laku seseorang dapat dirubah atau diabaikan, jika
diperlukan, tetapi nilai seseorang sebagai manusia tetap akan melekat.
Rasa hormat pada umumnya memberi kesan cukup pada orang lain,
termasuk didalamnya kebenaran untuk menerima ide mereka dan perasaan, untuk
merespon diri mereka dalam mengambil keputusan serta bentuk kehidupan
mereka.
Persahabatan komunikasi yang hangat dengan orang lain akan
memberikan keuntungan ketertarikan dan kehangatan hubungan. Ini sebagai
faktor sering datang dari kondisi lain fasilitator. Persahabatan merupakan
karakteristik terbaik terwujud dalam sikap penyayang untuk bertukar keramahan
dan rasa kenyamanan dan dukungan.
Dapat dipercaya meliputi sikap saling mempercayakan dengan
kepercayaan atau dalam rasa keamanan. Seringkali menjadi inspirasi keyakinan
dan kepercayaan, tetapi menjadi hal pokok dalam memprediksi apakah seseorang
akan berbuat kejujuran dan bertindak benar sebagai individu yang baik atau buruk.
Tidak diragukan mempelajari iklim suatu sekolah secara langsung
berpengaruh terhadap hubungan interpersonal antara siswa dan konselor serta
guru. Fasilitatif atau membantu hubungan merupakan salah satu dimana siswa
dapat menyampaikan ide, perasaan dan tingkah laku mereka. Hubungan seperti ini
diperlukan program bimbingan dan konseling perkembangan. (Kurpius, 1986)

2. PROSES FASILITATIF
Okey mungkin anda berfikir, tetapi jika saya bersahabat dan bekerja
dengan hubungan baik dengan siswa, apa yang akan terjadi? jawaban dari
permasalahan tersebut tergantung situasi atau problem yang menyertai dan
proses penerimaan perhatian yang khusus.
Jika anda mengkonseling siswa, sebagai contoh, anda ingin membantu
hubungan dengan menciptakan kondisi fasilitatif yang dipercaya, pengertian dan
lain sebagainya. Disini akan menguntungkan adanya pembukaan diri sendiri dan
umpan balik. Sebagai hubungan tetap untuk berkembang dan bertambah
penghargaan, hal ini sangat memungkinkan untuk berfikir bagaimana membuat

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


116
keputusan dan penyelesaian masalah aktif sehingga siswa akan mengambil
respon bertindak sesuai tujuan.
Dalam suatu keadaan, konselor dan siswa mempunyai tujuan umum dan
khusus ketika mereka bertemu. Sebagaimana guru, Konselor, mempunyai tujuan
yang kuat atas aktivitas bimbingan. Meskipun, cara yang ditempuh konselor dan
guru dalam bekerja dengan siswa untuk mencapai tujuan berbeda frekuensinya.
Proses fasilitatif terjadi dalam pertemuan bimbingan atau konseling yang
terjadi saat interaksi dan dinamika hubungan interpersonal. Bagian proses fasilitatif
menjadi konstribusi spesial dalam konseling. Dalam suatu keadaan, proses
cenderung muncul karena terjadi aktifitas timbal balik antara konselor dan konseli.
Proses fasilitatif juga interaktif antara satu proses dengan yang lainya. Produk
yang unik dari mengkomunikasikan ide, perasaan dan tingkah laku dalam
hubungan saling membantu.
Pemimpin dapat mempertimbangkan empat dasar proses membantu dari
Fasilitatif Model: 1) Pembukaan diri sendiri; 2) umpan balik; 3)
bertambahnya kesadaran dan pengambilan keputusan: 4)
tindakan bertanggung jawab.
Pembukaan diri sendiri
Pembukaan diri sendiri meliputi dibukanya pikiran dengan orang lain
yang merupakan proses pokok dalam konseling. Dalam hubungan yang sudah
dipercaya antara konselor dan siswa , banyak share informasi dan penyampaian
ide dan perasaan yang bersifat pribadi.
Merujuk pada Harry Luft dan Joe Ingram yang terkenal dengan jendela Johari
(Jendela Joe dan Harry), sangat memungkinkan untuk mengilustrasikan beberapa
pemikiran tentang Fasilitatif Model. Sedikit kebebasan akan diambil dengan
ilustrasi yang orisinil (Luft, 1984). Untuk maksud tersebut, kita akan mengacu pada
Hubungan Quadrat (gambar 5.1) menunjukkan ciri utama empat hal yang tampak
sebagai analisis hubungan individual atau kelompok dan proses fasilitatif.

Know to self NOT Know to self


Know to OPEN BLIND
Others I III

CLOSED POTENTIAL
NOT know to II IV
Others

Sekarang kita lihat untuk mengaplikasikan hubungan anda dan orang lain.
Misalnya, sesuatu hal diketahui kamu dan juga yang lain (Quadrant I).
Penyampaian pengetahuan menjadi memungkinkan kepada diri kamu dan orang
lain yang mempunyai hubungan. Kondisi ini merupakan area yang terbuka dan
bebas berbicara. Area yang terbuka terhadap ide dan penyampaian perasaan
dan penghargaan, mengambil keputusan dan biasanya sebagai aktifitas yang
bersumber.
Jika beberapa orang tua mengetahui bahwa diri anda adalah konselor dan
kamu mengambil bagian dalam konseling keluarga, mereka akan berbicara
dengan kamu beberapa materi tentang orang tua. Jika siswa tahu anda jalan-jalan
di sekolah untuk mengawasi setiap hari, mereka mungkin akan menggunakan
informasi untuk berbicara dengan anda tentang latihan atau mungkin beberapa

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


117
even atletik. Mengetahui sesuatu tentang anda mereka akan mengunjungi anda
untuk berbicara dengan lebih bebas, spesial pada topik tentang beberapa
informasi dari mereka.
Mengetahui informasi diri sendiri dan orang lain dapat diawali dari diskusi.
Meskipun terbatas pada yang pertama, Quadrant I merupakan sebuah langkah
awal. Ini merupakan area yang baik bagi berkembang hubungan bimbingan dan
konseling.
Di waktu yang sama, ada beberapa pemikiran tentang diri kamu dengan
orang lain yang tidak saling diketahui. Pikiran yang tersembunyi atau tidak terbuka
untuk beberapa alasan (Quadrant II). Hal ini tidak diperlukan karena kamu
mempunyai perasaan terdalam, rahasia dan kamu takut diketahui mereka, tetapi
mungkin menjadikan kamu tidak mempunyai cara untuk menceritakan secara pasti
pikiran tentang kamu sendiri.
Menyatakan program televisi favoritmu terhadap seseorang, atau berbagi
kesenangan atau ketidaksenanganmu tentang olahraga, merupakan bentuk
pembukaan diri. Hal itu menjadi bagian dari area terbuka, banyak menceritakan
apa yang kamu ingat tentang orang tuamu dan bagaimana mereka mempengaruhi
hidupmu. Suatu keadaan dari situasi, waktu, energy dan invitasi untuk berbicara
tentang mereka sendiri dan pengalaman kita dapat menjadi determine bagaimana
kita membuka diri lebih banyak dengan orang lain.
Beberapa topik sensitif lebih banyak ditutup-tutupi ketika kita menerima
hubungan dari kondisi fasilitatif dalam suatu hubungan. Materi itu tidak hanya bagi
individu maupun kelompok.
Pembukaan Diri Siswa. Beberapa konselor mengklaim pembukaan diri
memiliki karakteristik nilai yang kuat bagi siswa. Banyak terapis menggunakan
dasar ini sebagai premis. Terkadang suatu waktu siswa anda perlu untuk
menyampaikan perasaan mereka atau pop off, dengan harapan menurunkan
sedikit tensi. Mereka berbicara dengan cepat dan impulsive, masih get it out
untuk mendengar bagaimana ide mereka yang lebih banyak pada anda. Satu cara
untuk menolong siswa dengan cepat mengeluarkan ide dan perasaan mereka
adalah dengan cara membesarkan hati untuk lebih membuka dan mengeksplor ide
mereka. Seperti proses dapat membantu mereka kembali gambaran diri mereka
sendiri dan bagaimana situasi yang efektif bagi mereka.
Sistematika membantu siswa dalam membuka ide dan perasaan mereka
tentang sekolah serta masalah kehidupan yang berdampak terhadap belajar di
sekolah, merupakan bagian dari kerja konselor. Beberapa siswa tidak akan
membuka diri kepada seusia. Mereka biasanya dievaluasi atau turun bawah.
Beberapa belajar yang cepat untuk mereka yang bungkam setelah mempunyai
awal untuk menyatakan tentang diri mereka karena mereka memulai penerimaan
yang halus atau menyolok, pesan tentang kehangatan mereka menjadi peduli dan
perhatian. Hal ini menjadi kebenaran spesial ketika mereka tidak berpengalaman
terhadap kondisi fasilitatif dalam hubungan membantu.
Sangat sulit membantu siswa untuk mengubah ide, sikap dan tingkah laku
mereka jika kita tidak mengetahui apa yang mereka pikirkan dan rasakan.
Bagaimanapun juga layanan bimbingan dan konseling harus dapat menciptakan
situasi dan atmosphere dengan siswa sehingga mereka membuka diri dan
berbicara tentang bahan-bahan tersebut.
Pembukaan Diri Konselor. Kadang suatu saat ketika konselor dan guru
mengungkapkan bahwa mereka tidak dapat menyatakan sesuatu yang mereka
miliki tentang ide, perasaan dan nilai kepada siswa. Itu dapat berpengaruh bagi
siswa tentang ide, perasaan, nilai dan keputusan bagi guru dan konselor. Sebagai

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


118
contoh. Theori klien center, dipercaya pembukaan diri konselor dapat berpengaruh
terhadap proses konseling sebagai cara yang tidak pas dan membuat tidak
produktif, dimana klien sudi mencoba langkah yang diberikan konselor.
Nampaknya beberapa kebenaran diambil dari ide ini. Siswa mungkin mengatakan
tentang hal yang mereka pikirkan kepada konselor, lebih khusus apabila mereka
tidak berpengalaman dengan kondisi fasilitatif.
Johson and Matross (1977) menggambarkan mempertingi kepercayaan,
pembukaan diri merupakan rangkaian dimana pertama konsele membuka diri
tentang informasi yang mereka butuhkan, masalah, sejarah, dan hubungan.
Penolong dapat merespon dengan sebuah usaha yakni kondisi fasilitatif, dan
membalas dalam pembukaan diri dengan membuka pikiran sebagai informasi yang
terlihat pada konsele, reaksi untuk membuka situasi konseling, dan informasi
personal.
Beberapa investigasi menunjukkan bahwa penolong membuka diri dapat
berfungsi untuk mendatangkan pembukaan diri klien dan rata-rata terbesar dari
kepercayaan penolong. (Sermat & Smyth, 1973; Simons & Bahr, 1974). Tetapi
penelitian itu tidak ada kesimpulan yang berkenaan apa dan bagaimana penolong
harus membuka diri secara efektif.
Jika fokus utama pada perasaan pengalaman dalam situasi dan sedikit
berada pada hal itu sendiri, kamu akan seperti membangun potongan ikatan yang
berbeda. Hal ini merupakan bagian awal memulai bekerja dengan siswa dalam
ras, jenis kelamin, ekonomi, atau latar budaya yang berbeda. Perasaan yang sama
sebagai gap jembatan komunikasi yang lebih sama dalam beberapa situasi.
Pembukaan diri akan menjadi pengalaman bersama untuk kamu dan siswa kamu
dalam bekerja dengan mereka. Kelayakan, ketepatan waktu dan tingkat
pembukaan seseorang terhadap hasil dari aturan profesional dan ketrampilan
konselor.
Proses pembukaan diri merupakan prioritas pertama dalam bimbingan dan
konseling dan sebagai pondasi untuk proses yang lain. Membuka diri siswa
tentang diri mereka dalam aktivitas bimbingan dan konseling, sehingga mereka
dapat menerima umpan balik ide, perasaan, sikap dan tingkah laku mereka dari
orang lain. Dua proses fasilitatif adalah pembukaan diri dan umpan balik yang
berkaitan satu sama lain untuk menciptakan hubungan bebas dan terbuka sebagai
bagian dari fasilitatif untuk tetap tumbuh. Hubungan fasilitatif dapat dimulai dengan
cara menyampaikan ide yang lebih mendalam, mengevaluasi tujuan dengan lebih
jujur, memberikan pemeriksaan alternatif, dan membuat respon keputusan serta
menemukan solusi dari permasalahan mereka.

UMPAN BALIK
Umpan balik merupakan pertolongan dari kita kepada individu. terkadang
validitas sikap dan tingkah laku kita. Pada waktu lain, menolong merupakan
modifikasi atau membuat pilihan dalam kehidupan kita. Umpan balik dari yang lain
dapat membantu kita berdiri pada arah atau gambaran baru langsung. Hal ini
seperti terlihat pada hubungan Quadrant (gambar 51), ada beberapa bagian
(kenyataan dan persepsi) bahwa kita mengetahui yang lain tetapi tidak terlalu perlu
diketahui bagi kita. Area ini (Quadrant III) dinamakan blind spot = titik tersembunyi
atau area tersembunyi, yang hanya dapat direduksi dari proses umpan balik.
Dalam hal ini ada sesuatu yang teman anda mengetahui tentang diri anda
mungkin tidak mampu menyampaikan dengan kamu. Mereka harus
mengobservasi kamu untuk beberapa situasi dan memiliki catatan bagaimana
tingkah lakumu. Mereka juga memiliki pengalaman yang pasti tentang sesuatu

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


119
yang tidak kamu mengerti. Mereka mampu mengungkapkan dari kamu dan reaksi
dari beberapa konklusi tentang kamu sebagai pribadi. Kekurangan waktu mereka
menceritakan kepada kamu, banyak informasi merupakan tersembunyi bagi kamu,
(Quadrant III). Umpan balik dari mereka dapat menambah pembukaan area. Ketika
tidak ada cara positif, itu dapat membuka hubungan dan menyediakan banyak nilai
informasi.
Satu dari empat proses fasilitatif, umpan balik merupakan bagian penting
dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Sebagian data digunakan yang
terkumpul dari siswa dapat dipakai untuk membantu perkembangan dan laporan.
Itu dapat menbantu mereka dalam menetapkan tujuan mereka yang lebih
sempurna atau obyektif. Itu juga sebagai kekuatan dari beberapa tingkah laku dan
memberikan rangsangan untuk mengubah mereka. Sebagai tambahan, konselor
butuh umpan balik dari siswa dan guru. Mereka perlu mengetahui bagaimana agar
diterima dalam kerja mereka. Mereka juga perlu tahu jenis-jenis intervensi
konseling yang seperti apa dalam bekerja dan menggunakan satu atau tidak.
Umpan balik dalam Fasilitatif Model dapat disamakan dengan informasi
personal yang merupakan penerimaan tentang sendiri. Dalam hal ini
memungkinkan beberapa sumber data, termasuk di dalamnya test dan inventori.
Tetapi, informasi personal dari orang lain, termasuk aksi kembali dari kelompok,
merupakan nilai terbesar dan digunakan semua.

Bertambahnya kesadaran dan pengambilan keputusan


Bagian ketiga dari proses fasilitatif dalam fasilitatif model adalah
bertambahnya kesadaran dan pengambilan keputusan. Itu merupakan proses
dimana sebagai besar orang berpengalaman ketika mereka melihat konselor untuk
membantu. Pengambilan keputusan atau problem solving tidak selalu dilihat
sebagai hasil dalam pembukaan diri dan umpan balik. Bagaimanapun, proses ini
relatif tertutup.
Sebagian besar orang ingin menyelesaikan masalah mereka dengan segera.
Mereka ingin bercerita tentang kisah singkat dan menanyakan apa yang harus
mereka lakukan, atau cara yang tercepat. Mereka ingin belajar lebih tentang diri
mereka dalam waktu yang singkat. Mereka lebih suka tentang sesuatu yang
singkat dan dengan usaha kecil. Sifat alami manusia untuk berharap selalu mudah
dan proses memuaskan dengan tidak mengabiskan banyak waktu atau komitmen.
Hal itu biasanya mengambil waktu untuk membangun hubungan fasilitatif.
Memerlukan waktu dan energi untuk membuka dan menyampaikan ide dan
perasaan. Juga membutuhkan waktu dan komitmen untuk menerima dan memberi
umpan balik, akhirya, kerja keras dan indentifikasi tujuan, menentukan alternative
dan mengambil beberapa langkah untuk bertindak.
Sekali lagi, hubungan Quadrant membantu kita dalam memberikan
pengertian dalam proses pengambilan keputusan dan problem solving. Dalam
kuadran I penambahan pada wilayah dan mendalam, orang membuka
pembicaraan tentang materi-materi yang ada. Proses pembukaan diri dan umpan
balik dibantu dalam kuadran I berkembang dan menjadi lebih bermakna.
Hubungan yang potensial (Kuadran IV) juga berkembang dari kuadran II dan III
berkurang dalam ukuran dan pembukaan diri dan umpan balik dalam tempat.
Dalam konteks kuadaran I bahwa orang yang berpengalaman tentang kesadaran
mereka dan yang lainnya tentang kepercayaan membuat keputusan dan
pemecahan masalah. Ketiga proses fasilitatif, merupakan hasil atau
perkembangan dari kuadran I, meskipun dalam ukuran dan lingkup. Keterbatasan
dalam membuka hubungan, sebagai akibat, dari kemampuan untuk menjadi lebih

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


120
sadar akan diri sendiri dan orang lain dalam membuat keputusan. Dalam hal ini
ada tiga proses hubungan secara langsung untuk tindakan mengenai hasil kerja
dalam hubungan menolong. Tindakan bertanggung jawab sebagai akhir dari
sebuah proses dan tujuan akhir.

Tindakan bertanggung jawab


Sebagai langkah alternatif dari bertambahnya kesadaran dan proses
pengambilan keputusan. Siswa berfikir tentang apa yang dapat mereka lakukan
dan akibat dari tindakan mereka, gambaran keuntungan yang baik dan
bertanggungjawab. Akhirnya, mereka berharap untuk melakukan tindakan dan
mengambil keputusan atau pemecahan masalah.
Seseorang yang bertanggungjawab dalam mengambil tindakan merupakan
konsele yang berharga pengalamannya dalam bimbingan dan konseling dengan
konselor atau guru pembimbing. Dimana ia mempunyai dorongan dari kesibukan
untuk menasehati dan bertindak untuk siswa, siswa harus belajar dari mereka
sendiri dalam bertindak dan mengimplementasikan.
Pada umumnya, cara terbaik dalam mengimplementasikan tindakan untuk
rencana berkembang dan penelusuran dari beberapa prosedur langkah demi
langkah akan menuntun kesuksesan. Tujuan yang kecil sebagai langkah yang
menuntut siswa agar bergerak dalam secara langsung dengan baik dan mereka
membuat laporan terhadap pencapaian tujuan mereka.
Kadang-kadang dalam tahap tindakan didalamnya adanya perkembangan
ketrampilan atau keahlian yang satu. Ini dapat terjadi dalam lingkup konseling
individu maupun kelompok. Itu juga bagian hasil dari aktivitas bimbingan yang
merupakan bagian dari TAP. Hal itu dapat diluar siswa yang memiliki kesempatan
untuk berbicara dengan siswa lain tentang keputusan yang mereka coba.
Meskipun rencana tindakan, siswa belajar dari rencana dan implementasi
serta akibat yang akan diterima. Kedekatan yang dimiliki sebagai konsekuensi
kegagalan mereka dalam bertindak. Dalam mengambil tindakan, siswa juga
belajar mengevaluasi hasil dan membuat pilihan baru. Mereka menemukan umpan
balik dan menyampaikan perasaan mereka, barangkali keragu-raguan mereka.
Mereka melihat pemahaman baru diri mereka karena tindakan mereka juga dan
terbukanya jalan alternatif. Mereka mengambil bagian dan menemukan langkah
baru dalam tindakan. Ini merupakan proses bagi mereka menjadi dewasa dan
bertanggungjawab.
Konselor dan guru yang profesional mengetahui bahwa mereka harus
membantu menciptakan dan berpartisipasi dalam empat proses pembukaan diri,
umpan balik, bertambahnya kesadaran diri dan pengambilan keputusan serta
tindakan bertanggung jawab. Mereka juga harus ingat bahwa mereka tidak bekerja
sendiri dalam menciptakan proses, tetapi bekerja antara penolong dan yang di
tolong.
Selama proses fasilitatif bimbingan dan konseling hubungan secara langsung
hal apa yang dilakukan orang dan mengatakan waktu mereka yang akan datang
(gambar 52). Bagaimanapun, perhatian spesial dibutuhkan untuk bagaimana orang
berbicara satu dengan yang lain sebagai percobaan mereka dalam prosedur
empat proses fasilitatif dan konsidi fasilitatif.

I I
III III

II IV II IV
Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus
121

(A) (B)

III III
I I

IV IV
II II

(C) (D)

SD : Self Disclosure
FB : Feed back
IC/DM : Increase awareness/Decision making
RA : Responsible action
Barier : rintangan

(A) Rintangan disekitar area terbuka (I) dapat menyebabkan kekacauan terus
pada respon fasilitatif, aktivitas, atau keduanya, dalam perintah untuk
mempertinggi proses-proses fasilitatif.
(B) Sampai pembukaan diri (SD) dan umpan balik (FB), area terbuka (I)
merupakan pengembangan; disini lebih banyak kebebasan untuk berdiskusi
dan mengeksplore isu-isu dalam area ini.
(C) Sebagian rintangan telah diurai, terbuka (I) dan potensial (IV) daerah besar
dan tersembunyi (III) dan tertutup (II) area telah diredusi. Disini merupakan
baik untuk hubungan keduanya individu dan kelompok.
(D) Ketika area terbuka (I) melebar dan berkembang, disini lebih banyak
kesempatan untuk mengembangkan bertambahnya kesadaran tentang diri,
yang lain dan isu-isu spesial. Bertambahnya kesadaran oleh ia sendiri
mungkin menjadi berharga, tetapi juga bagi pemimpin untuk lebih efektif
dalam pengambilan keputusan. Disini, turun, dapat memimpin dengan lebih
responsible pada bagian dari individu atau kelompok.

3. TINGKAT TINGGI RESPON FASILITATAIF


Komunikasi antara konselor dan klien menjadi faktor terpenting dalam proses
membantu. Diakui komunikasi non verbal, lebih dikosentrasikan pada tulisan dari
pada interaksi verbal. (Benjamin, 1969; Brammer, 1973; Charkuf & Berenson,
1967; Ivey & Sime-Downing, 1980). Penulis buku kontemporer banyak
membicarakan tentang cara mensugesti dalam konseling dan terapi konselor yang
tepat.
Pembicaraan konselor merupakan variable penting bagi tiap komparasi.
Dalam suatu tingkah laku untuk menyampaikan pemikiran bagaimana seorang
berbicara dan pemilihan kata sebagai ekpresi ide.
Fasilitatif Model berdasar pada asumsi bahwa hubungan personal sebagai
dasar untuk keefektifan pengajaran dan konseling. Hubungan personal dibangun
atas pendengaran selektif dan respon. Respon verbal, dan tingkah laku non
verbal, menambah kemungkinan dalam menolong menjadi menerima
persahabatan, kepedulian, pengertian, penerimaan, dan kepercayaan. Respon

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


122
fasilitatif membantu menciptakan kondisi fasilitatif dan mempertinggi dalam
membantu hubungan.
Dalam hal ini ada enam dasar respon yang menjadi pondasi Fasilitatif Model.
Kamu akan menambahkan frekuensi dalam kerja mereka. Yakni; 1) respon
terfokus pada perasaan; 2) menjelaskan atau meringkas respon;
3) pertanyaan terbuka; 4) umpan balik fasilitatif, pujian atau
konfrontasi; 5) pengakuan sederhana; 6) hubungan.

Respon terfokus pada perasaan


Respon terfokus pada perasaan merupakan satu dari tiga respon fasilitatif
tingkat tinggi dimana kamu dapat membuat untuk yang lain. Hal itu sebagai
kejadian dalam meningkatkan percobaan atau ide yang cepat dan penangkapan
esensi dari pengalaman seseorang. Atensi langsung apa yang ada dalam
perasaan seseorang.
Beberapa penulis mempunyai rujukan dari tipe respon sebagai pengertian
reflecting. Mengetahui perasaan orang akan lebih baik ketika seseorang merasa
apa yang mereka rasakan dalam situasi dan sebagai cerminan perasaan.
Memahami perasaan ketika berkomunikasi dengan orang lain sebagai esensi bagi
pengalamanmu.
Beberapa contoh respon terfokus pada perasaan :
Kamu benar-benar marah, John
Jenifer, kamu kelihatan bingung
Apa yang membuat kamu tertutup
Kamu perlu relaksasi yang lebih sekarang
Kata-kata yang mengandung perasaan merupakan kunci statemen simpatik.
Kata yang mengandung perasaan merupakan tipe respon ini. Ini tidak dapat
diasumsikan bahwa kamu mengerti dan tahu perasaan apa yang sedang dialami
seseorang. Kamu dapat menggunakan perkataan atau melakukan sesuatu agar
dapat dilihat.
Diterimanya empati seorang pendengar, merupakan satu respon yang akurat
untuk menunjukkan pengalaman seseorang, kamu memerlukan irama seseorang
dalam perasaan dan respon mereka. Hal tersebut tidak cukup untuk
mengidentifikasi perasaan dan kata tidak atau pikirkan yang kamu mengerti dan
tidak untuk pemahaman verbal. Tidak pernah cukup hanya mengatakan Saya
mengerti apa yang menjadi pengalamanmu atau saya mengerti kenapa engkau
memutuskan pergi. Tidak ada statemen komunikasi dimengerti.
Perasaan menyenangkan dan tidak menyenangkan. Satu metode
untuk membantu kamu dapat membuat orang lebih simpatik adalah mendengarkan
perasaan melebihi kepekaan dari sebuah kata-kata.
Untuk membantu guru dan konselor dalam kerja, memberikan sugesti yang
menyenangkan dan tidak menyenangkan dari daftar kata-kata untuk
perkembangan siswa. (Wittmer & Myrick, 1989). Daftar kata dapat ditempel untuk
mempermudah bagi setiap orang. Membantu perkembangan siswa dengan
vocabulary kata-kata perasaan adalah bagian dari bimbingan dan konseling dan
hal yang penting dalam pengajaran bagi mereka sebagai strategi pemecahan
masalah.
Beberapa daftar kata-kata yang menyenangkan dan tidak menyenangkan
perasaan ditampilkan dalam gambar 53.

Kata-Kata Menyengkan Kata-Kata Tidak Menyengkan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


123
Kesenangan Kekalahan
Memuaskan Kecurigaan
Gembira Ragu-ragu
Kecintaan Ancaman
Bahagia Menyakitkan
Puas, senang Tidak tenang
Kesenangan Marah
Bangga Kebencian
Harapan Penolakan
Penerimaan Tidak bahagia
Cemerlang Sakit, marah
Kedamaian Ngeri
Tenang Ketakutan
Hangat Trobel
Persahabatan Terkejut
Kuat Tertekan
Optimis Kecewa
Gembira Mengecilkan hati
Dll dll

Kunci menjadi konselor yang empati dimulai dengan menambah kosa kata
yang mengandung nilai perasaan. Hal ini memungkinkan kamu menjadi lebih
sensitif dan orang akan lebih merespon apa yang kamu lakukan dan katakan.
Sebagai bekal, kamu dapat memilih kata-kata terbaik untuk menarik perasaan
orang lain.
Membuat respon yang terfokus pada perasaan, tidak menjadi sebuah target,
biasanya lebih menjadi nilai poin untuk mengerti perasaan orang lain. Ketika kamu
mencoba, banyak orang akan mengapresiasi usahamu. Kamu akan selalu
dikoreksi. Tetapi, usahamu lebih menekankan bagaimana dimengerti. Kamu dapat
kehilangan ketika kamu membuat respon yang terfokus perasaan. Ketika kamu
dikoreksi, jika tidak akurat, usahamu akan melekatkkan komunikasi sahabat
dengan orang lain dan pengertianmu adalah tertinggi.
Banyak orang yang tidak menggunakan perasaan mereka. Pada waktu lalu,
kebanyakan orang setuju. Jangan gunakan emosi merupakan ekspresi dari
kebanyakan mereka yang kita dengar, khususnya ketika mereka mencoba untuk
membuat keputusan atau memecahkan masalah. Asumsinya adalah logika dan
pemikiran yang jernih adalah diluar perasaan seseorang. Hal ini tidak mungkin.
Perasaan kita mempunyai pengaruh yang besar dalam tingkah laku kita.
Perasaan merupakan bagian dari kehidupan. Orang tidak akan direspon dalam
lingkungan mereka apabila mereka jarang menggunakan perasaan. Orang yang
tidak memiliki perasaan dapat dikatakan disfungsi. Jika siswa tidak memiliki
perasaan atau afektif, konselor yang mengetahui perlu membantu secara ekstensif
dan terapi dengan dirujukkan kepada dokter atau ahli jiwa.
Respon terfokus pada perasaan akan membantu kamu dapat diterima
sebagai seseorang yang peduli, seseorang yang tertarik, dan seseorang yang
penuh perhatian sebagai pendengar. Mereka menolong orang dengan perasaan
menyenangkan dan relaks dengan kamu, orang yang menyampaikan kemampuan
empati dan memandang kamu untuk mencoba mengerti bagaimana mereka
melihat seseuatu.
Tingkah laku dan komunikasi non verbal. Komunikasi non verbal
merupakan bagian dari interaksi yang terjadi antara kamu dan orang yang kamu

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


124
tolong. Hal tersebut tidak banyak mendapat perhatian dalam buku konseling. Kita
perlu mengetahui tentang hal tersebut dan bagaimana menggunakan hal tersebut
dalam bekerja. Tipikal pengetahuan kita yang terpenting dan kekuatan rasa dan
power, tetapi kita selalu menyia-yiakannya.
Pemikiran komunikasi non verbal datang dalam satu irama, secepat dengan
pembicaraan orang, berhenti, dan keragu-raguan yang terjadi pada saat peristiwa
yang digambarkan. Termasuk di dalamnya gagap, berbicara gagap, sorak-sorak,
berbisik-bisik, dan beberapa ekspresi vokal yang lain. Termasuk juga ekspresi
wajah, isyarat tangan, gerakan kaki, dan posisi badan.
Bahasa tubuh merupakan bagian dari proses komunikasi. Seringkali posisi
atau gerakan salah satu anggota badan akan menunjukkan komunikasi dengan
pengalaman perasaan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan.
Menurunkan bibir, kerut dahi, suara gigi atau gerakan perputaran bola dapat
menjadi petunjuk nilai tentang pikiran dan perasaan seseorang. Meskipun
kesadaran tingkah laku non verbal dapat membantu konseling atau guru, tidak ada
referensi yang reliable dapat digunakan sebagai analisis dan menafsiri dari tipe
tingkah laku.
Akhirnya, seseorang yang bekerja dengan mereka akan dibantu untuk
melihat bagaimana perasaan dan tingkah laku berhubungan. Perasaan dan
tingkah laku memainkan peranan yang signifikan dalam pembuatan keputusan dan
pemecahan masalah. Biasanya, dalam skema kehidupan yang umum, respon
terfokus pada perasaan tidak biasa dalam percakapan sehari-hari. Sebagai
akibatnya, banyak orang mengeluh ketidaktahuan badan mereka. Respon terfokus
perasaan seringkali mendapat banyak kritik di dalam proses konseling. Pengertian
komunikasi mereka dan bertambahnya fasilitatif kondisi yang lain.

Meringkas respon atau menjelaskan respon


Usaha meringkas respon atau menjelaskan respon untuk menangkap ide
dasar atau peristiwa. Sering dikatakan dalam percakapan bebas, banyak hal yang
dikomunikasikan. Suatu statement mungkin sebagai ide kunci, mungkin sebuah
rencana setelah tamat sekolah, dengan dukungan statement ide yang lain.
Kadang-kadang seseorang yang berbicara akan menyimpang dan memulai
berbicara tentang sesuatu yang lain dalam satu sesi, mungkin mengenalkan
beberapa kata kunci sebagai pikiran, hal itu mungkin tidak relevan dengan ide
yang pertama. Bekerja menjadi pendengar yang baik tentu tidak mudah,
khususnya ketika seseorang berbicara bertele-tele tentang banyak hal.
Itu dapat dibantu dengan membuat respon penjelasan dan ringkasan ketika
kamu a) ketidakpercayaan kamu mengikuti seseorang dalam kereta api atau
pemikiran; b) ketidakpercayaan kamu mendengarkan sesuatu yang dikoreksi; atau
c) ingin menggambarkan perhatian atau menekankan sesuatu yang dikatakan.
Seperti fokus respon dalam isi diskusi atau kejadian dalam sebuah cerita. Disini
tidak ada usaha untuk menggunakan kata-kata perasaan, meskipun
mendengarkan perasaan ketika menyampaikan ide.
Biasanya kamu mencoba memfokuskan percakapan atau ide yang sedikit
cemerlang, menggunakan kata segar ketika kamu menjelaskan atau meringkas.
Disini akan membantu kamu dalam melawan ucapan yang tidak bermakna. Kamu
dapat menggunakan beberapa kata yang sama, tetapi tetap pada dasar phrase,
kecuali dengan sengaja ingin mengulang sebuah phrase untuk penekanan.
Beberapa orang merujuk pada tipe statement paragraf ini, dimana akan
menguntungkan makna sesuatu yang ditulis atau diuapkan.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


125
Ketika digunakan dalam moment yang tepat, respon dengan penjelasan dan
ringkasan membantu orang tertarik dalam komunikasi untuk mengikuti pikiran
orang dan berusaha agar mengerti. Respon ini juga memberi kesempatan kepada
orang untuk mendengarkan ide mereka dan menangkap segala yang mereka
bicarakan. Kemungkinan, mereka akan menyediakan diskusi yang terfokus, seperti
menyediakan cek list ide sebagai bentuk perhatian.
Jika kamu tidak paham, seseorang dari mereka dapat membetulkan
pembicaraan kamu atau menambahkan informasi tentang hal yang diketahuinya.
Maka, kamu kembali pada langkah dan dapat memulai mengikuti cerita pemimpin
secara terus. beberapa tipikal phrase memimpin :
jika saya dengar kamu mengkoreksi.
Kamu nampak mau berbicara..
jika saya mengikuti kamu, kamu mengatakan .
di lain kata, kamu mencoba..
koreksi saya jika salah, tetapi.

Beberapa phrase sebagai tanda bagi seseorang bahwa kamu mencoba pada
fokus percakapan. Mereka juga menyediakan sedikit wiggle room atau kualifikasi
sederhana terhadap rencana apa yang kamu akan koreksi dan ringkas. Lebih dari
itu, mereka akan menyediakan kamu panutan sebagai usaha untuk
mengekspresikan pikiranmu.

Pertanyaan terbuka
Pertanyaan dapat terbuka atau tertutup. Pertanyaan tertutup hanya
memerlukan respon sederhana ya atau tidak. Kadang-kadang pendekatan suatu
pengalaman seperti sampaikan kepada saya suatu fakta. Di sisi lain, pertanyaan
terbuka akan lebih memberi banyak informasi dan mendorong jawaban dengan
banyak penjelasan.
Apakah kamu berbicara dengan gurumu (tertutup)
Apa yang kamu bicarakan dengan gurumu (terbuka)
Pertanyaan terbuka menyediakan respon yang luas. Waktu yang luang dan
bagaimana seseorang merespon kemungkinan nilai yang disediakan sebagai
petunjuk dan informasi. Pertanyaan tertutup sangat sempit dan hanya
menerangkan tentang fakta dasar. Lebih tepat digunakan ketika kamu
menginginkan kecepatan dalam mencari informasi bagi pertanyaan tertutup.
Sebagian fasilitatif memulai pertanyaan terbuka dengan apa atau
bagaimana disamping itu kenapa. Pada umumnya pertanyaan kenapa
digunakan khusus untuk perhatian.
Biasanya ketika siswa mendengar pertanyaan kenapa yang terbersit dalam
diri mereka adalah sebuah kritikan. Kebanyakan mereka tertekan, ketika hal
pertanyaan itu sebagai legitimasi dari ketertarikan. Bagaimanapun, konselor dan
guru fasilitatif jarang menggunakan pertanyaan terbuka, mengetahui
ketidakproduktifan pertanyaan apa atau bagaimana.
Pertanyaan dengan apa dan bagaimana lebih spesifik dan mereka mudah
untuk menjawabnya. Pertanyaan kenapa, meskipun mereka mungkin prosedur
beberapa pemikiran dan sikap, biasanya sedikit produktif karena lebih rasional dan
bentuk yang defensif.
Jelasnya pertanyaan dengan kata-kata, merupakan cara untuk bentuk atau
phrase, dapat membuat perbedaan respon bagi penerimanya. Irama dari suara
juga dapat membuat beda. Pertanyaan merupakan suatu respon agar seseorang
menilai dan tertarik berkomunikasi dengan kamu.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


126
Akhirnya, kebanyakan siswa mengatakan bahwa konselor, guru dan orang
tua banyak bertanya kepada mereka. Keluar dari kebiasaan dan budaya, lebih dari
sekali, hal itu mudah sebagai pertanyaan. Kita harus mendengarkan dan
menggunakan mereka lebih dari yang lain sebagai respon. Hal itu sangat muah
untuk jawaban pertanyaan dan mendengarkan perasaan dari sebuah jawaban.

Umpan balik fasilitatif: Pujian dan konfrontasi


Umpan balik, sebagai sebuah proses, termasuk didalamnya area yang tidak
jelas dalam hubungan, seperti yang digambarkan dalam kuaran hubungan
(gambar 51). Ketika kamu menggunakan respon umpan balik, kamu akan
menceritakan kepada orang lain dampak yang ditimbulkan dari orang lain. Respon
merupakan orang yang kamu ekspresikan perasaan kamu tentang tingkah laku
seseorang.
Siswa menginginkan umpan balik. Mereka ingin mengetahui bagaimana
mereka datang menyimpang dari yang lain. Kedua hal ada di dalamnya yakni
aspek seseorang dan aspek akademik dalam kehidupan mereka. Ketika mereka
mungkin ragu atas statemen pujian atau curiga terhadap kritik, mereka tidak
pernah curiga tentang bagaimana pengalaman yang lain dan impression yang
mereka buat.
Umpan balik fasilitatif terdapat tiga bagian. Yang dapat berupa pujian atau
konfrontasi, ketergantungan apa yang kamu inginkan dalam komunikasi.
Bagian pertama, spesifikasi tingkah laku.
Bagian kedua, menceritakan bagaimana tingkah laku seseorang menciptakan
perasaan kamu.
Bagian ketiga, menceritakan apakah perasaanmu membuat kamu ingin
melakukan
Ketiga respon dalam tingkat tinggi fasilitatif yang telah disebut (fokus pada
perasaan, penjelasan dan ringkasan serta pertanyaan terbuka) merupakan
kekuatan yang sering didiskusikan ketika bekerja dengan siswa. Umpan balik tetap
menjadi fokus bagi siswa, tetapi juga tidak menutup kemungkinan beberapa pikiran
dari kamu sendiri. Itu merupakan respon yang jujur yang dapat dipresentasikan
diorganisir sebagai gaya dalam memberikan pesan yang jelas.
Ketiga bagian dari model umpan balik dapat membantu mengorganisir pikiran
kita dan komunikasi dengan mereka. Format yang mereka sediakan, dapat dipakai
untuk menuliskan pikiran dan menggunakan pengetahuan terbaik dalam tata
bahasa inggris dan paragraf.
Keduanya pujian dan konfrontasi dapat menjadikan seseorang sulit untuk
diterima. Kebanyakan orang tidak menggunakan hal itu. Mereka mungkin merasa
defensif, khususnya ketika konfrontasi. Sekelompok orang mempunyai
pengalaman dalam bagaimana merespon secara positif. Bagaimanapun, kata-kata
pada umumnya untuk didengar dan berdampak pada perasaan.
Siswa akan mendengar hal yang khusus tentang bagaimana mereka bisa
menjadi senang. Mereka akan senang apabila mendengar pujian. Menciptakan
perasaan hangat untuk mereka dan mereka akan menggambarkan diri anda,
meskipun pertama mereka merasa sedikit susah untuk mendengar hal yang positif
tentang mereka sendiri. Anda dapat membantu perasaan yang penting dengan
mengontrol beberapa perasaan yang menyenangkan dari pengalaman anda ketika
mereka melakukan sesuatu.
Disamping lain, kita harus belajar tentang menyampaikan perasaan yang
tidak menyenangkan, disini perlu tendensi untuk orang yang defensif. Oleh karena
itu, disini ada tiga panduan bagaimana membantu ketika konfrontasi.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


127
Pertama, apakah anda mempunyai sebuah chip di bank?. Setiap waktu
anda menjadi penuh perhatian mendengarkan dan menggunakan respon terfokus
pada perasaan, menjelaskan dan meringkas respon dan membuka pertanyaan
dalam percakapan dengan siswa, anda meletakkan beberapa chip dalam bank.
Esensinya, anda membangun sikap hati-hati/cadangan yang dapat dugunakan
untuk menggambarkan waktu ketika terjadi konfron. Beberapa konselor
mempunyai catatan yang mereka maksudkan untuk menghadapi siswa, tetapi
setelah mendengar cerita dan setelah membuat usaha untuk menjadikan respon
fasilitatif, disana lebih memahami dan dengan sedikit perasaan tidak
menyenangkan. Disini tidak dibutuhkan konfront.
Kedua, anda merasa tidak nyaaman dengan sikap kasar seseorang? Hidup
penuh dengan konflik dan anda tidak akan menghadapi setiap orang yang
membuat perasaan tidak menyenangkan kepada anda. Bagaimanapun, tidak ada
yang sempurna atau baik untuk membangun poin dari mereka borok. Menjadi
morat-marit (kacau) dan keras untuk membersihkan itu. Dengan rasa tekun untuk
menurunkan rasa mendidih dan borok, ketika hubungan menjadi penderitaan.
Terkadang konfrontasi merupakan berharga dan mempunyai tempat dalam
hubungan fasilitatif.
Ketiga, kata-kata terbaik sebagai ide komunikasi? Jika anda intens dan
memilih kata-kata yang dipakai dengan emosi berat, anda menuju resiko dari tidak
menjadi pendengar. Dampak dari respon umpan balik dapat menjadi berkurang,
jika tidak berkurang.
Disini ada banyak kata-kata yang menggambarkan perasaan tidak
menyenangkan dan dapat dipakai dalam konfrontasi. Beberapa sama tetapi
mempunyai perbedaan dalam arti. Misal, itu mungkin tidak membantu untuk
mengatakan orang yang lebih banyak benci yang kamu rasa. Akan lebih baik
dengan mengatakan apa kamu merasa terganggu atau jengkel. Dengan
demikian, pemilihan kata-kata disesuaikan dengan keadaan, petusanmu dan gaya
seseorang.
Umpan balik fasilitatif, apakah pujian atau konfrontasi, merupakan sistemik.
Itu menjadi tawaran anda setuju pada kontrol emosi anda. Itu dapat
membangkitkan energi dan menurunkan tensi. Setelah anda memberi umpan balik
kepada seseorang, perlu waktu untuk berhati-hati dalam memfokuskan atensi dan
reaksi mereka. Itu membutuhkan waktu yang tetap agar respon fasilitatif tetap
terjaga.
Seperti pada respon yang lain, pujian dan konfrontasi akan tepat apabila
digunakan pada waktu yang tepat. Seperti, banyak chip di bank yang kamu miliki,
seperti itu juga orang lain.
Sugesti atau nasehat, termasuk dalam aspek ketiga bagian dari model umpan
balik, tetapi dengan kualifikasi. Mereka menerima respon umpan balik pada akhir
yang mereka akan tetap atau mengubah tingkah laku. Tetapi, mereka perlu tahu
bagaimana tingkah laku mereka berdampak pada yang lain. Itu merupakan bagian
dari proses fasilitatif.
Fasilitatif umpan balik dapat langsung atau tidak langsung. Pendekatan
langsung dapat dilihat pada contoh yang telah disediakan dimuka. Umpan balik
langsung merupakan kekuatan depan dan menggusarkan pada pemilihan kata
untuk menggambarkan atensi tingkah laku seseorang dan reaksi anda.
Pendekatan indirect mengunakan perumpamaan untuk menggambarkan dampak
tingkah yang ada pada kamu. Benda mati, binatang, atau fantasi ide dapat
digunakan untuk membantu komunikasi pengalamanmu.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


128
Umpan balik tidak langsung mempunyai nada yang jelas, tetapi menjadi
efektif dengan umpan balik langsung. Terkadang kita boleh mengatakan sesuatu
lain yang lebih sulit untuk mengatakan pendekatan langsung. Itu adalah dramatik
dan kreatif.
Fasilitatif umpan balik, pujian dan konfrontasi, merupakan ketrampilan penting
bagi konselor dan guru. Itu membangkitkan proses dalam membantu. Sebagai
tambahan, kita juga belajar lebih banyak tentang yang lain tanpa kecuali membuka
beberapa hal tentang diri kita sendiri.

Pengakuan sederhana
Ada beberapa pengakuan (ungkapan) sederhana ;
terima kasih atas sharingnya
okey
Terima kasih
Beberapa respon tersebut dan yang serupa, dapat membantu pengalaman
plop, ketika seseorang mengatakan sesuatu dan tidak seorangpun merespon
sebelum meninggalkan orang lain. Sebagai tambahan, sebagai respon yang efektif
dalam membawakan komentar orang lain. Hal itu mudah untuk mengakui bahwa
anda mendengarkan orang dengan tidak mendiskusikan atau membuat rujukan
untuk ide yang spesifik. Sebagai suatu tambahan, sebagai respon yang efektif
dalam membawakan pembukaan untuk komentar seseorang. Sebuah pengakuan
tetapi tidak membesarkan hati seseorang untuk berbicara lebihpada waktu itu.
Perlu cara yang sopan santun untuk melangkah pada topik lain atau orang lain.

Hubungan.
Respon hubungan merupakan spesial fasilitatif dalam kelompok. Meskipun itu
dapat digunakan untuk merujuk orang lain yang tidak hadir, itu sangat efektif ketika
pemimpin kelompok mengidentifikasi persamaan yang ada (dan barangkali
perbedaan) dalam anggota kelompok.
juan dan James, kamu berdua kelihatan sama mempunyai ketertarikan
dalam sepak bola (hubungan isi)
Juan dan James, apakah kalian mencoba keluar dari team sepak bola.
(hubungan perasaan)
sebagai pemimpin kelompok, anda dapat melihat kesempatan hubungan
kejadian yang ada pada siswa atau dari ide mereka atau pengalaman pada
umumnya. Di lain kesempatan, anda dapat menghubungkan perasaan. Anda
mendengar untuk perasaan yang menyenangkan dan tidak menyenangkan yang
terjadi pada mereka dalam anggota kelompok, dan terkadang, mencoba melihat
bagaimana mereka menyampaikan perasaan.
Respon hubungan membantu perkembangan rasa dengan yang lain dalam
kelompok dan kelompok ketertarikan. Mereka menekankan hubungan dengan
hubungan informasi atau perasaan satu dengan yang lain. Mereka menekankan
pada kondisi fasilitatif dengan kelompok dan, bagaimanapun, mereka mendaftar
satu dari enam respon fasilitatif.

4. RESPON FASILITATIF YANG RENDAH


Pada umumnya ada tiga yang termasuk dalam respon fasilitatif yang
rendah, yakni a) nasehat/ evaluasi, b) analisis/ interpretasi, c)
menentramkan/ mendukung.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


129
a) Nasehat/Evaluasi
Merupakan jenis respon dalam kategori mengajak seseorang untuk berbuat
atau pembenaran tingkah laku.
Nasehat merupakan hal yang lumrah dan sering di peroleh oleh seseorang.
Siswa mendengar banyak nasehat dari orang tua, guru dan konselor mereka.
Kapan nasehat relevan dan praktis, itu dapat membantu dan itu
memungkingkan orang mendapatkan tujuan mereka. Hal ini khususnya benar
ketika ditawarkan dalam waktu yang tepat dan ditujukan demi sugesti daripada
perintah langsung. Siswa akan melihat kepada anda untuk beberapa waktu
nasehat dan anda akan menasehati tentang suatu pekerjaan. Tetapi, perlu diingat
bahwa perubahan respon untuk mengambil keputusan dan biasanya diterima
dengan respek rendah, dimengerti dan diterima.
Pernyataan evaluasi yang merupakan pendapat, dimana positif atau negatif.
Hal itu seperti tidak menjadi fasilitatif. Ketika menggunakan penguatan tambahan,
Konselor perlu belajar teori, evaluasi biasanya digunakan untuk menutup sebuah
komunikasi.
Rata-rata nasehat dan evaluasi merupakan respon fasilitatif tingkat rendah
untuk membangun hubungan persahabatan. Meskipun, hal tersebut tetap harus
dikerjakan oleh guru atau konselor dalam bekerja.

b) Analisis/Interpretasi
analisis/interpretasi direspon sebagai keuntungan yang popular dari teori
dengan menggunakan alasan logika terhadap sesuatu hal yang dilakukan oleh
seseorang. Dan jika seseorang hanya mempunyai lebih banyak pemikiran tentang
tingkah laku mereka, mereka dapat mengubah.
Maksudnya adalah menjelaskan alasan terhadap pikiran atau tingkah laku
seseorang yang diharapkan. Biasanya respon ini menggunakan kata karena dan
mensugesti apa yang harus siswa pikirkan. Hal ini sebagai usaha untuk
menyediakan beberapa arti terhadap situasi, tetapi kebanyakan orang tidak
melakukan seperti interpretasi yang mereka pikirkan atau tingkah laku.
Interpretasi menjadi akurat, tetapi kebanyakan waktu hanya sebagai taksiran,
terhadap hipotesi yang baik. Juga seringkali statemen interpretasi hanya laterlek
(anda melempar pensilmu kepadanya karena kamu mengharapkan perhatian).
Hal ini mungkin saja tidak benar, tetapi itu merupakan fasilitatif?
Menjaga interpretasi agar pembukaan diri melemah dengan
mengkonfrontasikan orang-orang, akan menjadi defensif dan ragu-ragu untuk
menyampakan ide mereka.

c) Menentramkan /dukungan
Respon menentramkan /dukungan dimaksudkan untuk menceritakan tentang
orang agar mereka dipercaya. Respon ini juga memiliki makna sebagai dorongan,
tetapi mereka dapat dengan mudah membebaskan perasaan seseorang dan
kegagalan pembukaan diri fasilitatif.
setiap orang pernah merasakan apa yang kamu alami
Saya tahu bagaimana perasaanmu
Kebanyakan pernyataan menentramkan tidak mengenai sasaran,
kemungkinannya karena mereka tidak menyatakan secara langsung kebutuhan
individu tidak merasa yang mereka lakukan. Sugesti mereka pada satu perasaan
umum, normal atau temporar. Biasanya diikuti nasehat, atau nasehat yang penuh.
Untuk mengukur dampak dari ketiga yang tinggi dan ketiga yang rendah dari
hubungan fasilitatif respon, pemimpin tiga diskusi memakai masing-masing

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


130
ditandai dua perbedaan kelompok dari delapan tingkat siswa dengan kesamaan
umur, jenis kelamin, tugas akademik dan sikap tentang sekolah. Kelompok
bertemu dengan pemimpin mereka, yakni orang yang menjadi konselor siswa,
untuk pertama berbicara tentang sekolah dan binatang kesukaan dari anak-anak.
Kelompok yang lain juga sama, kecuali satu pemimpin memberi instruksi untuk
merespon satu kelompok dengan tiga respon fasilitatif tingkat tinggi dan yang lain
dengan merespon fasilitatif tinkat rendah.
Pemimpin menggunakan tape recording untuk melihat respon masing-masing
kelompok. Setelah dua pertemuan, siswa melengkapi inventory relationship. Hasil
menunjukkan siswa dengan pengalaman respon fasilitatif tingkat tinggi
menggambarkan pemimpin mereka lebih empatik, peduli, menarik terhadap ide
siswa, dan respek terhadap siswa, antara yang lain saling membantu secara
positif. Hasil studi juga memberikan ketiga perbedaan dengan hasil yang sama
(Witmerr & Myrick, 1989).
Karena banyak konselor ingin menekankan sesuatu diantara kesibukan
mereka, mereka mempunyai tendensi untuk menggunakan respon fasilitatif tingkat
rendah. Ketidaksabaran dan menekan penggunaan waktu seringkali menjadi
sebab konselor lebih memilih menggunakan respon fasilitatif tingkat rendah.
Respon fasilitatif tingkat rendah ditempatkan dalam aktivitas bimbingan dan
konseling. Terkadang anda sering mendapatkan nasehat. Anda akan mendapatkan
pernyataan menenangkan dan terkadang membuat interpretasi. Tetapi, sebagai
nasehat, terkadang interpretasi dan terkadang menentramkan membuat kritik yang
berbeda.

5. RESPON FASILITATIF DALAM KELOMPOK


Keenam respon fasilitatif yang sudah digambarkan dimuka efektif dengan
siswa ketika digunakan untuk pertemuan individu. Anda hanya mendengarkan dan
anda dengan total merespon untuk ditanggapi secara individu. Keenam respon
fasilitatif tersebut juga dapat diggunakan dengan kelompok atau siswa-siswa.
Misalnya, anda membuat catatan anggota kelompok yang rupanya merasa
kecapean berjuang demi mendapatkan perhatian. Anda membuat respon terfokus
pada perasaan seperti Debbie, kamu kelihatan lelah dan itu tidak mudah untuk
menjadi bagian dari kelompok sekarang atau, jika merupakan kelompok latihan,
anda dapat mengatakan Seperti yang saya lihat sekarang saya merasakan disini
kekurangan energy dalam kelompok kita.
Lazimnya, sangat memungkinkan untuk mengklarifikasi sutau pandangan
bagi anggota kelompok, atau beberapa ide yang diekspresikan oleh kelompok
secara keseluruhan. Sebagai contoh, Jika saya mengikutimu, Roberta, kamu
berfikir akan dapat mengubah kebijakan sekolah.
Pertanyaan dapat dilangsungkan kepada individu atau keseluruhan
kelompok. Pengetahuan sederhana biasanua dibuiat individu, tetapi dapat
dilangsungkan untuk keseluruhan kelompok. Jaringan kejadian dan perasaan
dapat digunakan disini atau sekarang sebagai kerja kelompok yang akan dating.
Ketika konselor membuat semua respon setelah setiap anggota kelompok
menyampaikan sesuatu, proses merawat seperti pada konseling individual
sebelum bertemu. Hambatan komunikasi antara anggota kelompok, sangat kuat
dalam kelompok. Anggota kelompok perlu untuk berbicara satu dengan yang lain,
tidak hanya dengan konselor saja.
Penambahan keenam respon fasilitatif tingkat tinggi dari angora kelompok
membuat mereka lebih responsive satu dengan yang lain. Hal itu mempertinggi
hubungan fasilitatif dalam kelompok dan membangun ketertarikan yang besar.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


131
Dengan demikian, kamu dapat merespon idividu dalam kelompok atau
kelompok secara keseluruhan. Kamu dapat membuat fasilitatif respon atau anda
dapat memperoleh dari anggota kelompok. Konsekuesninya, keaslian dari keenam
respon fasilitatif dapat menjadi ganda ketika dilaksanakn dalam kelompok.
Penambahan frekuensi dari respon fasilitatif. Mereka tidak representative
dari bagian teory. Mereka dapat dikorporasikan dengan teory yang kamu gunakan,
atau apa aturan yang kamu mainkan.

6. AKTIFITAS-AKTIFITAS FASILITATIF
Respon fasilitatif mempunyai kekuatan dan menjadi penanda tersendiri
untuk fasilitatif siswa anda. Dalam suatu sesi konseling kelompok, misalnya,
partisipasi berfikir dijumpai adanya share terhadap pikiran mereka, diikuti dengan
membuka bahan diskusi. Anda berharap ide dan perasaan akan mengalir secara
spontan, anda dan siswa anda tergerak untuk menuju bimbingan dan konseling
yang obyektif. Pergerakan dan kelangsungan dari kelompok, dalam sebuah usaha
tergantung pada dialog yang terjadi antara anda dan siswa anda.
Bagaimanapun, aktifitas-aktifitas fasilitatif dapat juga digunakan untuk
membangun hubungan dan ekspedisi dari proses fasilitatif. Aktifitas-aktifitas ini
penuh struktur belajar pengalaman, dimana mungkin akan digunakan dengan
individu atau kelompok. Beberapa aktivitas sebagai contoh, desain untuk
pembukaan diri mendatangkan bertambahnya kepercayaan diri. Usaha yang lain
sebagai penilaian diri sendiri dan umpan balik. Focus lain pada pengambilan
keputusan dan problem solving.
Istilah aktifitas pada umumnya seringkali digunakan untuk menggambarkan
struktur rencana latihan.
Aktifitas-aktifitas fasilitatif merupakan struktur pengalaman belajar yang
mendatangkan arti bagi proses fasilitatif dari pembukaan diri sendiri, umpan balik,
bertambahnya kepercayaan dan pengambilan keputusan serta aksi responsible.
Beberapa konselor dan guru berfikir mereka itu dinamakan latihan. Aktifitas juga
dinamakan sebagai bagian strategy dengan prosedur dan tugas.
Prosedur-prosedur fasilitatif merupakan rangkaian dari langkah yang harus
dilalui. Mereka digambarkan latihan dari aksi atau cara melakukan sesuatu. Pada
umumnya panduan sebagai outline prosedur dalam pengalaman struktur.
Tugas-tugas fasilitatif merupakan hal yang khusus dalam penugasan.
Meminta mereka melakukan aksi yang khusus bagian dari partisipasi. Mereka
mungkin dipanggil untuk sebuah tingkah laku atau respon dan biasanya berupa
pertanyaan atau beberapa tipe langsung.
Sebagai contoh, dalam konseling kelompok, biasanya diawali dengan
perkenalan (aktifitas). Anda mungkin pertama meletakkan anggota kelompok
dalam pasangan-pasangan (prosedur) dimana mereka saling interview (proses)
sebelu berkenalan satu dengan yang lainya untuk jeda dalam kelompok. Satu hal
langsung dapat oleh masing-masing pasangan selama anda interviu, temukan
nama dari orang yang terkenal diantara teman-temanmu dan sudi untuk
dikunjungi (tugas). Tugas, dalam kasus ini, difokuskan pada area spesifik untuk
pembukaan diri, membuat mudah anggota kelompok untuk merujuk beberapa dari
mereka. Aktifitas perkenalan ini, dengan prosedur-prosedur dan tugas, dinamakan
proses fasilitatif.
Tugas-tugas fasilitatif ditanda hal khusus dimana seseorang langsung
melakukan sesuatu. Mereka mungkin sendiri atau sebagai bagian dari beberapa
prosedur kelompok. Suatu tugas dapat diminta oleh seseorang Ceritakan sesuatu

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


132
yang akan kamu lakukan. Atau yang lain ceritakan suatu hal yang akan kamu
improve. Focus tugas ini pada pembukaan diri.
Seseorang juga dapat meminta langsung dengan mengatakan Ceritakan
sesuatu yang positif dari yang kamu tulis menjadi anggota kelompok. Atau yang
lain Ceritakan suatu hal yang kamu catat tentang apa yang kamu kerjakan besok.
Keduanya terfokus tugas pada umpan balik.
Suatu imajinasi kamu, tugas-tugas dapat juga langsung ditujukkan untuk
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Sebagai contoh, daftar
sepuluh hal yang kamu ingin memenuhi dalam tahun ini dan pilihlah tiga yang
paling mendesak. Atau daftar tiga hal yang akan kamu lakukan dari masalah
untuk dipecahkan dan diskusikan konsekwensi salah satunya
Aktifitas dan tugas-tugas dapat diorganisir dalam satu kesatuan, sebagai
bagian dari sesi bimbingan dan konseling. Aktifitas dapat diatur sedemikian oleh
pemimpin yang merupakan bagian dari fasilitatif proses. Pembukaan diri biasanya
merupakan langkah pertama, lalu diikuti umpan balik. Setelah altifitas berjalan,
diasumsikan konsele lebih terbuka untuk mengeksplore dan membuat keputusan,
dengan pertolongan beberapa aktifitas.
Aktifitas-aktifitas dan tugas dapat mendapatkan tingkah laku dan respon
dari orang-orang. Mereka dapat membantu focus pada diskusi, menjaga individu
dengan tugas. Mereka mengiri bahan; bagaimanapun, mereka tidak berakhir untuk
mereka sendiri. Mereka tidak dapat mengerjakan pekerjaan dari konselor.
Kamu harus selektif dalam aktifitas-aktifitas dan membuat keputusan
tentang prosedur yang baik untuk diikuti. Setelah memberi tugas kepada konsele,
kamu harus tetap menjadi fasilitator untuk melangkah mewujudkan tujuan mereka.
Aktifitas-aktifitas yang kamu pilih akan gagal atau hanya sedikit sukses apabila
tidak diseleksi untuk digunakan respon pada tingkat tinggi sebagai proses
pengalaman dari hasil dan selama aktifitas.

7. Konseling Fasilitatif dan Pengajaran Fasilitatif


Fasilitatif Model, terdiri dari membangun hubungan interpersonal dimana
pengalaman siswa dalam kondisi fasilitatif yang terpercaya, memahami, menerima,
peduli, respek, dan penuh persahabatan. Kondisi ini akan berkembang antara
anda dan siswa anda apabila adanya pembukaan diri satu sama lain., mereduksi
beberapa area yang tersembunyi sebagai bagian dari komunikasi.
Kondisi seperti ini akan membantu perkembangan sampai proses umpan
balik, dimana kejujuran akan membantu mengubah persepsi siswa lebih banyak
dari pengaruh mereka pada yang lain. Sangat tertarik, dimana dua proses fasilitatif
terjadi, membantu hubungan merupakan usaha lebih lanjut yang lebih tinggi dan
siswa menjadi lebih terbuka untuk mengeksplore ide, perasaan dan tingkah laku.
Akhirnya, satu dari dua proses terjadi dengan hubungan, bertambahnya
kesadaran, responsible dalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah
dapat tercipta.

C. KESIMPULAN, KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


1. KESIMPULAN
Fasilitatif Model, merupakan strategi membangun hubungan interpersonal
dengan adanya pengalaman siswa dalam kondisi fasilitatif yang terpercaya,
memahami, menerima, peduli, respek, dan penuh persahabatan.
Kondisi ini akan berkembang antara anda dan siswa anda apabila adanya
pembukaan diri satu sama lain, mereduksi beberapa area yang tersembunyi
sebagai bagian dari komunikasi.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


133
Kondisi ini membantu perkembangan sampai proses umpan balik, dimana
kejujuran akan membantu mengubah persepsi siswa lebih banyak dari
pengaruh mereka pada yang lain. Sehinga siswa menjadi lebih terbuka untuk
mengeksplore ide, perasaan dan tingkah laku.
Bertambahnya kesadaran, responsible dalam mengambil keputusan dan
memecahkan masalah merupakan tujuan akhir dalam Fasilitatif Model.

2. KELEBIHAN
Sebuah model fasilitator yang menekankan pentingnya individu untuk
berkembang menjadi lebih baik dalam segala aspek. Maksudnya, model ini
tidak hanya mengembangkan satu aspek dalam seseorang, tetapi sebuah
model yang memadukan beberapa aspek yang ada dalam seseorang, yakni
sikap, perilaku dan pemikiran.
Setiap langkah atau proses yang dilakukan diorentasikan pada tumbuhnya
individu yang mandiri dalam mengambil keputusan.
Keterlibatan konselor tidak mendominasi dalam proses yang ada, sehingga
memberi peluang yang besar kepada konselee untuk tumbuh dan
menyampaikan setiap ide dan gagasan yang mereka pikirkan, dalam proses ini
individu akan mampu menjadi individu lebih kokoh dalam berinteraksi dengan
orang lain.
Sebuah model yang dapat dilakukan oleh siapapun (konselor, guru, orangtua)
yang ingin membantu individu dalam mengatasi ketersiksaan diri akibat tidak
adanya kemampuan mengekspresikan ide dan gagasan serta timbulnya
kesadaran dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.

3. KEKURANGAN
Dilakukan oleh seseorang yang telah menguasai teori dan praktek menjadi
fasilitator baik. Apabila untuk tingkat pemula akan mengalami kesukaran
terutama dalam proses umpan balik.
Proses yang harus dilalui oleh fasilitator harus sinergi, model tersebut tidak
dapat dipisah satu bagian dengan bagian lain.
Dalam Fasilitatif Model ini seorang konselor dituntut untuk memiliki skill
interpersonal yang kuat. Atau dengan kata lain kontrol emosi dari kosenlor
harus selalu terjaga, karena dalam proses utamanya ia harus mampu menjadi
seseorang yang terpercaya, memahami, menerima, peduli, respek, dan penuh
persahabatan.
Lebih tepat dipakai dalam pertemuan dengan individu, tetapi terkadang dalam
proses konseling atau pengajaran tidak memungkinkan melakukan semua
aktifitas-aktifitas fasilitatif.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


134
Myrick, RD (1993) Developmental Guidance and Counseling.
Minneapolis: Educational Media Corporation
KONSELING INDIVIDU SEBAGAI SALAH
SATU INTERVENSI KONSELOR
Ketika orang berpikir tentang konseling, mereka membayangkan ada dua
orang yang sedang duduk berhadap hadapan membicarakan masalah pribadi.
Konselor akan lebih rilek dan akan mendengarkan dengan penuh perhatian ketika
seorang klien menceritakan sebuah peristiwa pribadi. Setelah itu konselor akan
memberikan interpretasi dan nasehat dan saran kepada klien. Mereka berdua
akan bekerja bersama-sama untuk menemukan sebab-sebab timbulnya
permasalahan dan mencari solusinya.

A. Definisi Konselimg Individual


Menurut difinisi , konseling individual terjadi ketika seorang konselor
bertemu secara pribadi dengan seorang pelajar untuk tujuan-tujuan konseling. Ini
adalah interaksi diadik (dua arah) antara konselor dan klien, yang menurut
beberapa orang inilah inti dari pekerjaan konselor.
Konseling individual sebagai sebuah campur tangan mendapat popularitas dari
premis-premis teoritikal dan philosofis yang menekankan pada penghormatan
pada haega diri, perbedaan-perbedaan dan hak-hak pribadi. Hubungan konseling
adalah suatu hubungan pribadi.
Konseling individual terkenal di sekolah-sekolah karena beberapa alasan.
Antara lain karena sebagaian besar organisasi sekolah terstruktur pada sekitar
kelas dan guru-guru ruang kelas. Konseling individual adalah lebih mudah dalam
menjadwal dari pada intervensi yang lain dan nampak lebih praktis.
Konsekuensinya, sebagian besar mereka menggunakan intervensi konselor.

B. Tahapan-Tahapan Konseling
Pada umumnya kita semua senang pada keteraturan, sistematik dan
efisien. Tetapi sayang konseling tidak selalu teratur dan melalui proses yang logis.
Meskipun konseling terus berubah dan berkembang akan tetapi peristiwa-peristiwa
yang terjadi kadang-kadang tidak dapat diprediksi. Sehingga perlu diidentifikasi
beberapa tahapan konseling yang akan memberikan arahan dalam bekerja.

Tahap Satu : Permulaan dan Orientasi


Tahap pertama konselingn adalah karakteriasasi permasalahan dengan
mengumpulkan informasi, membentuk sebuah hubungan perbantuan, klarifikasi
peranan dan harapan dan menentukan tujuan-tujuan. Tahapan pertama ini mulai
ketika anda dan klien berdiskusi tentang apa yang akan anda lakukan bersama-
sama, menentukan beberapa peranan dan prosedur. Di sini konselor akan banyak
menggunakan pertanyaan yang menawarkan bantuan antara lain . apa yang
dapat saya lakukan ?, bagaimana saya dapat membantu anda?. Dalam hal ini
konselor lebih suka menggunakan metode-metode yang tidak begitu formal. Pada
akhir tahapan prmulaan dan orientasi ini klien seharusnya memngetahui lebih
banyak tentang konselor, peranan dan fungsinya, prosedur umum yang akan
dilewati dan pelayanan yang dapat konselor lberikan termasuk batasan-batasan
dan harapan-harapan.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


135
Tahap Dua : Membangun Hubungan dan Penilaian
Ketika anda telah memasuki tahapan orientasi dan pengenalan maka anda
harus membuat hubungan perbantuan yang baik serta assesmen yang memadai.
Ada dua tipe assessmen, yaitu; formal dan informal. Assessmen formal terdiri dari
ukuran-ukuran standar. Seperti mengacu pada norma-norma yang ada; mereka
focus pada intelgensia, sikap, nilai, pencapaian, kepentingan, perhatian, keahlian
dan perilaku-perilaku dasar. Sedangkan informal assessmen lebih menekankan
pada observasi tangan pertama, sebuah ceklist yang sederhana atau lebih
menekankan pada kepekaan konselor.
Assessment baik formal maupun informalsecara tipikal memfokuskan pada
tujuh area :
1. Fisik
2. Sosial
3. Kognitif
4. Kultural
5. Sejarah
6. Perspektif Masa Depan
7. Menghadirkan Permasalahan

Tahap Tiga : Penelitian dan Penemuan


Tahap ini disebut sebagai tahap pekerjaan, karena di sini konselor dan klien
betul-betul bekerja bersama-sama untuk menemukan dan mencari ide dan format-
format yang cocok yang dapat mereka terapkan dalam menangani permasalahan.
Dalam tahapan ini sangat diperlukan kesabaran dari dua belah pihak.

Tahap Empat : Pemusatan dan Penentuan Tujuan-Tujuan


Pada dasarnya waktu akan terus berjalan apa yang sudah dipelajari pada
tahapan sebelumnya akan diikuti tahapan selanjutnya. Di sini diperlukan
pemusatan perhatian dan langkah-langkah yang tepat. Perlu mengambil image
yang universal dan kemudian dibandingkan dengan yang spesifik sesuai dengan
konteks yang ada.

Tahap Lima: Perencanaan dan Pengambilan Tindakan


Dalam tahapan ini perlu dibuat identifikasi tujuan secara khusus dan segera
membuat rencana tindakan. Lankah-langkah awal dan langkah selanjutnya adalah
saling berkaitan dan merupakan tindak lanjut. Sehingga langkah yang akan dating
sangat perlu direncanakan sedetail mungkin. Di tahap ini biasanya mecakup
diskusi tentang konsekuensai, anternatif-alternatif, bermain peran, pengembangan
keahlian dsb.

Tahap Enam : Pengumpulan Data dan Interim


Dalam sebuah konseling sangat lazim adanya starting point. Hal ini mungkin
dilakukan pada tahap pertama dan pertemuan pertama. Setelah langkah-langkah
ditentukan maka dilanjutkan dengan langkah pengumpulan data sebagai langkah
implementasi dari perencanaan.

Tahap Tujuh : Tindak lanjut dan Evaluasi


Tahapan tindak lanjut dan evaluasi adalah tahapan ketika konselor dan klien
memandang langkah-langkah yang sudah diselesaikan dan melakukan penilaian
terhadap beberapa perkembangan yang sudah dicapai dan efektifitas beberapa
perencanaan dan perilaku. Di sini konselor lebih banyak pasif dan mendengar klien

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


136
mengungkapkan keberhasilan yang mereka rasakan. Setelah melakukan evaluasi
maka konselor akan membuat keputusan apakah rencana tindakan akan tetap
dilanjutkan, dimodifikasi atau dihentikan dan perlu dikembangakan rencana lain.
Evaluasi ini mengkin menyarankan bahwa konseling siap memasuki tahap akhir
dan akan dianggap selesai.

Tahap Delapan : Penutupan dan Perpisahan


Dalam tahapan akhir ini kegiatan konseling selesai, konselor akan
mengakhiri dengan tetap membuat komitmen pelayanan kepada klien pasca
konseling. Hal ini perlu sehingga hubungan mereka tetap terjaga dengan baik.
Pada saat perpisahan , konselor tetap harus membuat suasana yang hangat, dan
sangat peduli terhadap klien. Langkah akhir anda sebagai konselor adalah tetap
membuat hal-hal positif dan harapan bahwa orang tersebut akan menjadi orang
yang lebih baik. Yang perlu ditekankan bahwa konseling adalah sebagai petunjuk
praktis mengatasi masalah, dan bukan semata-mata sebuah langkah yang konkrit
menuju kesuksesan.

C. Beberapa Faktor yang Perlu Dipertimbangkan


Ada beberapa factor yang sangat perlu dipertimbangkan dalam sebuah
pendekatan praktis untuk konseling individual. Beberapa pertanyaan yang perlu
disampaikan yang dicari jawabannya, antara lain :
1. Siapa yang seharusnya menerima konseling individual ?
2. Di mana konseling individual terjadi ?
3. Kapan konseling individual dilakukan ?
4. Bagaimana konseling individual dilakukan ?
Beberapa hal yang perlu dicatat dalam konseling individual adalah langkah-
langkah yang sangat umum yang meliputi :
1. Identifikasi dan penilaian permasalahan
2. Penentuan tujuan dan sasaran-sasaran
3. Pengembangan perencanaan
4. Evaluasi terhadap kemajuan yang dicapai
5. Penghentian hubungan konseling

D. Model Problem Solving yang Sistimatik


Setiap orang mempunyai masalah-masalah. Beberapa perlu tindakan
segera, sementara yangn lain masih memerlukan pemikiran yang hati-hati dan
waktu sebelum masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan. Konselor sekolah
justru nampak sebagai ahli dalam penyelesaian masalah.
Seni penyelesaian masalah bukan semata-mata didominasi oleh para
konselor. Ada beberapa sumber daya dalam sebuah sekolah yang dapat
membantu orang dalam menyelesaikan masalah. Para pelajar sendiri bahkan
dapat dilatih supaya mempunyai keahlian dalam penyelesaian masalah dan ini
dapat dimasukkan sebagai bagian dari pelatihan akademis mereka dan kemudian
mereka dipandu dalam menerapkan keahlian tersebut dalam kehidupan pribadi
mereka. Bagaimanapun juga dengan latihan dan job description yang jelas
seorang konselor sekolah akan semakin dipertimbangan dalam proses problem
solving.
Sebuah kajian menyarankan bahwa problem solving dan decision making
meliputi beberapa tahap. Tahap Pertama adalah identifikasi permasalahan,
Apakah situasinya ?, Apa yang telah menyebabkan permasalahan terjadi ?, Siapa
yang terlibat dan bagian apa yang mereka mainkan dalam permasalahan tersebut.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


137
Identifikasi masalah sebenarnya tidak selalu mudah, karena permasalahan yang
nampak di permukaan mungkin bukan permasalahan yangn sebenarnya.
Permasalahan yang nampak mungkin hanyalah sebagai sebuah gejala atau tanda-
tanda dari sumber masalah yang sebenarnya. Tahap Kedua adalah tahapan
mendefinisikan permasalahan. Ketika anada meneliti sebuah situasi anda akan
memecaha permasalahan tersebut ke dalam area-area yang dapat membimbing
pemahaman lebih lanjut. Pendefinisian masalah dalam istilah-istilah khusus dan
perilaku-perilaku yang lebih jelas akan sangat membantu dalam penyelesaian
masalah. Tahap terakhir adalah memilih sebuah dasar-dasar tindakan,
pengembangan sebuah perencanaan, dan kemudian bertindak terhadap masalah
tersebut. Setelah ide-ide dan nilai-nilai diklarifikasikan dan tujuan0tujuan
teridentifikasi, rangkaian tindakan mulai dipertimbangkan, tentu saja hal ini akan
meliputi beberapa pilihan dan dalam setiap pilihan pastia ada konsekuensinya.
Ketika seseorang mencoba untuk menyelesailan suatu masalah secara
sistematik, sebenarnya ada empat tahap yang dapat dijadikan sebagai model, di
mana tahapan-tahapan tersebut disusun secara berurutan seperti alur terjadinya
permasalahan secara alami. Secara khusus empat tahapan tersebut adalah
meliputi pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut ;
1. Apakah permasalahan dan situasinya ?
2. Apakah yang telah anda coba lakukan ?
3. Apakah hal-hal lain yang dapat anda lakukan ?
4. Apakah langkah anda selanjutnya ?

E. Kontrak-kontrak contingency
Kontrak kontinjensi adalan sebuah teknik dalam pendekatan konseling
perilaku, di mana konselor dan klien bekerja bersama untuk pertama-tama
menentukan perilaku yang diharapkan dan kemudian mengelola konsekuensi-
konsekuensi yang muncul dan berusaha untuk dapat mengendalikan penampilan
perilaku-perilaku tersebut.
Hal ini biasanya mencakup beberapa bentuk kesepakatan di mana seorang
pelajar dijanjikan akan mendapat hadiah bila dia dapat menampilkan tugas dan
perilaku yang diharapkan.
Ada tujuh tahap dasar dalam kontrak kontinjensi :
1. identifikasi perilaku
2. perkenalan dan diskusi tentang ide kontrak
3. mengembangkan sebuah kontrak dan mempresentasikannya kepada orang
yang terlibat.
4. garis besar pengawasan dan prosedur tindak lanjut
5. pengenalan program atau perencanaan
6. mencatat kemajuan dan mengevaluasi capaian
7. modifikasi terhadap kemungkinan-kemungkinan, istilah-istilah kontrak dan
jadwal pelaksanaan sehingga tercapai perilaku yang diharapkan atau yang
diinginkan oleh konselor dan klien.

F. Petunjuk-Petunjuk yang Membantu


Ada beberapa isu special dan petunjuk-petunjuk yang sangat membantu
dalam kaitannya dengan konseling individual.
1. Di antara Kita dan Tanggung jawab Legal
Konfidentialitas (sesama kita) adalah sebuah istilah etis, menunjukkan
kepercayaan dan privacy. Ini tidaklah sama seperti komunikasi yang teristimewa,
sebuah istilah legal yang secara hukum melindungi sharing informasi di ranah

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


138
pribadi.. tujuan pokok konfidentialitas adalah untuk menawarkan klien sebuah
hubungan yang mereka dapat merasa bebas melibatkan diri mereka, tanpa
ketakutan akan terungkap. Konselor sekolah berusaha dengan keras untuk
menghormati kepercayaan dan confident ini.

2. Konseling secara singkat


Para konselor akan bekerja dengan sesingkat mungkin dan dapat
menghasilkan model terapi yang memuaskan. Paradigma yang umum diterapkan
adalah pertama sekali focus pada membantu klien membuka diri dan klarifikasi
situasi, memberikan respond. Kemudian membawa klien semakin dekat pada
penelusuran permasalahan atau situasi, dengan hati-hati mempertimbangkan
bagaimana hubungan antara perasaan dan perilaku .

3. Klien (konselee) yang sukarela dan tidak suka rela


Di beberapa sekolah dan keluarga anak-anak muda hanya mempunyai
sedikit pilihan dan hak-hak. Mereka bebas tetapi juga dibatasi. Maka melibatkan
mereka untuk dengan sukarela ikut dalam kegiatan konseling akan sangat
membantu mereka. Mereka akan memahami apa itu konseling dan akan tetap
bergabung dalam kegiatan atau malahan mereka akan merasa enggan setelah
memahami konseling itu adalah hak mereka.

4. Konseling dan disiplin


Dalam beberapa sekolah akan ada beberapa murid yang melanggar
peraturan, susah diatur dan tidak mau menyesuaikan diri dengan peraturan-
peraturan sekolah. Mereka akan dikirim kepada para konselor untuk kegiatan
konseling sehingga mereka dapat berperilaku seperti yang diharapkan. Di sini para
konselor dipandang oleh murid-murid yang bermasalah adalah orang-orang yang
sangat disiplin yang kadang-kadang mereaka tidak suka akan kedisiplinan yang
mengikat tersebut. Di sinilah peranan seorang konselor akan sangat menentukan
bagaimana dia membawa anak pada proses kedisiplinan tanpa merasa dipaksa
tetapi bisa menerapkan disiplin secara sukarela.

5. Memperkenalkan Permainan Konseling


Kesalahpahaman yang umum adalah bimbingan dan konseling adalah
suatu yang menakutkan bagi siswa yang bermasalah. Inilah tugas para konselor
untuk menjelaskan apa itu konseling dan mengajak mereka untuk terlibat dapan
permainan ini dengan senang. Anda harus berusaha menarik mereka dengan de-
ide yang segar, pengalaman yang unik sehingga mereka akan tertarik untuk
mempelajari konseling. Libatkan mereka dalam proses konseling bukan sekedar
sebagai obyek konseling. Para murid diberi kesempatan untuk menceritakan
pikiran dan perasaannya, dan diberikan kepercayaan bahwa ini hanya anatara kita
berdua, sehingga mereka akan senang dan mengatakan apa akar permasalahan
yang sebenarnya.

6. Mengatasi perlawanan
Ketika anada menangani murid yang bermasalah. Anada akan menemui
keadaan yang sangat defensive selama konseling. Bahkan anada akan dipandang
sebagai bagian dari mereka yang tidak dia sukai. Beberapa pelajar melihat sekolah
dan keluarga sebagai tempat yang tidak mereka sukai karena mereka dibatasi dan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


139
tidak mendapatkan apa yang mereka sukai. Orang yang punya sifat defensive
akan cenderunng diam dan tidak mau mengatakan apa-apa kepada konselor.
Inilah tugas konselor untuk membangaun kepercayaan dan hubungan yang mesra
sehingga mereka merasa aman dan akan mencurahkan permasalan mereka
dengan senang.

7. Di sini dan Sekarang melawan di sana dan kemudian


Konselor akan memahami permaslahan ketika mereka dapat
membandingkan antara permasalahan yang ada di sini dan di sana. Hal ini utnuk
menarik simpati siswa yang bermasalah sehingga mereka merasa akrab dan
dibela. Pernyataan disini dan sekarang menekankan pada keadaan sekarang, apa
yang siswa sedang alami bersama konselor. Pernyataan di sana dan kemudian
mengacu pada peristiwa dan perasaaan yang terjadi di luar ruangan konselor dan
siswa. Beberapa pertanyaan yang bersifat empati perlu disampaikan pada siswa,
tadi kamu disakiti dan di hina di kelas - terus sekarang kamu kesal dan
dendam. Respon-respon di sini dan sekarang meskipun sangat berat tetapi lebih
menyentuh dan lebih disenangi.

8. Fungsi atau Disfungsi


Jika anda ingin mengetahui bagaimana masalah mungkin menjadi sangat
serius atau apakah perilaku yang mungkin dapat diharapkan terjadi pada suatu
kelompok umur tertentu, berikut ini ada beberapa panduan yang mungkin akan
membantu anda, yaitu :
1. frekuensi
2. durasi
3. intensitas
4. kelayakan pengaruh
Empat penduan ini dapat digunakan untuk membantu anda mengidentifikasi
dan menguji para pelajar yang mengalami disfungsi

G. Kelebihan, Keterbatasan dan Kongklusinya


1. Kelebihan konseling individu
Konseling individual menekankan pada penghormatan pada harga diri,
perbedaan-perbedaan dan hak-hak pribadi, sehingga hubungan konseling adalah
suatu hubungan pribadi.
Konseling individual adalah lebih mudah dalam menjadwal dari pada
intervensi yang lain dan nampak lebih praktis.

2. Keterbatasan konseling individu


Konsekuensinya dalam konseling individu sebagian besar mereka
menggunakan intervensi konselor.
Konseling individual tidak selalu teratur dan melalui proses yang logis.

3. Kongklusi konseling individu


Pada umum Konselor maupun klien senang pada keteraturan, sistematik
dan efisien, tetapi dalam konseling individu tidak selalu teratur dan melalui proses
yang logis, dan kadang-kadang tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu perlu
adanya perencanaan dengan klien dan konselor untuk melakukan perjanjian
pelaksanaan konseling sesuai rencana yang disepakati.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


140

H. Simpulan
1. Konseling individual merupakan layanan yang dilakukan oleh seorang konselor
bertemu secara pribadi dengan seorang klien untuk membantu memecahkan
masalahnya.
2. Tahapan dalam konseling individu meliputi: tahap permulaan dan orientasi;
tahap membangun hubungan dan assessment / pengukuran; tahap penelitian
dan penemuan; tahap pemusatan dan penentuan tujuan-tujuan; tahap
perencanaan dan pengambilan tindakan; tahap pengumpulan data dan interim;
tahap tindak lanjut dan evaluasi; dan tahap penutupan dan perpisahan
3. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam konseling individu yaitu:
siapa yang seharusnya menerima konseling individual; di mana konseling
individual terjadi; kapan konseling individual dilakukan; dan bagaimana
konseling individual dilakukan.
4. Model Problem Solving yang sistimatik meliputi beberapa tahap pertama yaitu
identifikasi permasalahan, apakah situasinya; apa yang telah menyebabkan
permasalahan terjadi; siapa yang terlibat dan bagian apa yang mereka mainkan
dalam permasalahan tersebut.
5. Kontrak-kontrak yang mungkin dibangun / Contingency adalah sebuah teknik
dalam pendekatan konseling perilaku, di mana konselor dan klien bekerja
bersama untuk pertama-tama menentukan perilaku yang diharapkan dan
kemudian mengelola konsekuensi-konsekuensi yang muncul dan berusaha
untuk dapat mengendalikan penampilan perilaku-perilaku tersebut.

7 tahap dasar dalam kontrak Contingency yaitu: identifikasi perilaku;


perkenalan dan diskusi tentang ide kontrak; mengembangkan sebuah kontrak
dan mempresentasikannya kepada orang yang terlibat; garis besar
pengawasan dan prosedur tindak lanjut; pengenalan program atau
perencanaan; mencatat kemajuan dan mengevaluasi capaian; dan modifikasi
terhadap kemungkinan-kemungkinan, istilah-istilah kontrak dan jadwal
pelaksanaan sehingga tercapai perilaku yang diharapkan atau yang diinginkan
oleh konselor dan klien.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


141
Myrick, RD (1993) Developmental Guidance and Counseling.
Minneapolis: Educational Media Corporation
KONSELING KELOMPOK SEBAGAI SALAH
SATU INTERVENSI KONSELOR

Manusia dilahirkan dalam kelompok, hidup dan bekerja dalam kelompok,


menjadi gangguan dalam kelompok, dan dapat ditolong dalam kelompok.
Kelompok keluarga, kelompok teman sebaya, kelompok sekolah dan sosial, serta
kelompok lain yang merupakan bagian dari kehidupan siswa. Oleh karena itu,
beberapa anak muda lebih nyaman dan ingin turut serta dalam konseling
kelompok daripada konseling individual.
Konseling kelompok di sekolah banyak diminati siswa sekolah, terutama
ketika belajar bagaimana mereka sering bertukar pikiran tentang minat dan
keprihatinan. Mereka senang mengetahui bahwa orang lain memiliki perasaan dan
pemikiran yang sama. Para siswa menyukai dukungan dari anggota kelompok
yang bekerja bersama baik untuk tujuan individu maupun kelompok. Konseling
kelompok di sekolah merupakan intervensi konselor yang dapat menemukan
kebutuhan banyak siswa.

A. Batasan Konseling Kelompok


Konseling kelompok adalah sebuah pengalaman pendidikan yang unik,
dimana para siswa dapat bekerja bersama untuk mengungkapkan ide mereka,
perilaku, perasaan, dan sikap, terutama yang berhubungan dengan
pengembangan kepribadian dan peningkatan di sekolah. Konselor menyediakan
interaksi antar peserta dalam belajar yang akan membantu terbentuknya suatu
hubungan. Anggota saling membuka diri, mendengarkan dengan baik dan
memberikan tanggapan kepada yang lainnya. Ketika isi atau topik diskusi terlihat
sama dengan kegiatan pendidikan yang lain, konseling akan lebih terarah dan
kuat.
Usaha untuk membedakan bimbingan kelompok dan konseling kelompok
terfokus pada topik yang dibicarakan, jumlah kelompok, kepemimpinan, dan jenis
interaksi kelompok. Bimbingan kelompok biasanya dilakukan pada kelompok siswa
yang lebih besar dan pembicaraan tidak masalah pribadi. Keikutsertaannya lebih
terbatas dan tidak mudah untuk memberikan perhatian secara individu kepada
seluruh anggota. Beberapa penulis juga menyarankan bahwa bimbingan kelompok
harus melibatkan lebih banyak informasi, lebih banyak memberi, dan lebih banyak
mengajari serta konselor lebih banyak berperan aktif dalam mengatur kegiatan
yang ada.
Konseling kelompok biasanya dilakukan dengan sejumlah kecil siswa yang
membentuk hubungan kerja yang dekat dimana mereka dapat mengungkapkan
permasalahan secara mendalam. Kelompok ini biasanya memerlukan dan
mencapai tingkat kepercayaan, pemahaman dan penerimaan yang besar
dibandingkan bimbingan kelompok, dimana anggota kelompok merasa lebih bebas
untuk mengekspresikan diri mereka.
Bagaimanapun, sebagai seorang konselor dan guru maka haruslah menjadi
lebih terampil dan juga berperan sebagai pengatur dalam kelompok, perbedaan
antara bimbingan dan konseling sering lebih kepada jumlah kelompok dan tingkat
resiko personal yang didapat. Beberapa perbedaan ini sering berubahubah dan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


142
tidak mudah untuk melihatnya terutama ketika bimbingan kelompok dibuat secara
tertentu.

B. Tiga Pendekatan Konseling Kelompok


Konseling kelompok meliputi tiga jenis pendekatan yaitu : 1) Pusat Krisis;
2) Pusat Masalah; 3) Pusat Pertumbuhan. Kesemuanya mempunyai bagian
dalam program pengembangan bimbingan dan konseling.
1) Pusat Krisis
Konseling kelompok yang berpusat pada krisis menitik beratkan pada
masalah darurat. Membutuhkan perhatian dengan segera pada beberapa kejadian
dan keadaan. Jika kelompok ini telah bertemu dan membuat kepaduan kelompok,
situasi krisis mungkin dengan mudah dijalankan dalam kontek pusat masalah atau
pusat pertumbuhan. Setelah krisis berlalu, kelompok akan dikembalikaan kepada
fokus yang asli. Sebelumnya, beberapa kelompok dibentuk dan memulai
hubungan mereka sebagai hasil situasi atau kejadian krisis.
Sebagai contoh: Enam orang siswa SMA memiliki masalah dengan seorang
guru dan mereka keluar kelas dangan marah. Mereka percaya bahwa mereka
telah diperlakukan dengan tidak adil dan mereka menginginkan beberapa
perubahan. Petugas sekolah, mendukung guru dan tidak setuju terhadap cara
yang dilakukan oleh kelompok tersebut, enam siswa tersebut di skors selama 3
hari dan mengadakan pertemuan dengan orang tua mereka. Sebagai pengganti
pelajaran, kelompok ini bertemu dengan konselor sekolah untuk membicarakan
keadaan mereka dan mencari cara mengatasi permasalahan. Ini adalah konseling
kelompok pusat krisis, ketika siswa mendapat jalan keluar terhadap rasa marah
mereka dan kemudian menemui solusi yang sesuai dengan keadaan sulit mereka.
Setelah para siswa kembali ke kelas, mereka melanjutkan untuk bertemu konselor
seminggu sekali selama 3 minggu kemudian.
Konseling kelompok pusat krisis melibatkan: konflik antara kelompok siswa;
konflik yang terjadi di bus sekolah; dan konflik yang merupakan hasil menghina
ras. Satu kelompok dibentuk dari 8 siswa yang menerima nilai rendah di dalam
kelas. Krisisnya adalah pada saat mereka mengikuti pelajaran dan memerlukan
untuk lulus. Konseling kelompok memberikan suatu cara menghadapi situasi
mereka dan berpikir bersama tentang beberapa solusi yang memungkinkan.

2) Pusat Masalah
Konseling kelompok yang berpusat pada masalah juga terfokus pada
masalah yang menitik beratkan pada siswa. Tetapi lingkup masalah biasanya tidak
terlalu darurat dan tidak mencapai titik krisis. Emosi biasanya tidak sebesar ketika
krisis terjadi. Biasanya kelompok pusat masalah akan terfokus pada sisa
permasalahan setelah intensitas krisis telah berlalu.
Konselor SMA menyediakan konseling kelompok untuk beberapa gadis
remaja yang hamil dan masih ingin menyelesaikan sekolahnya. Konselor lain
bekerja dengan sekelompok siswa yang ingin melepaskan diri dari tekanan dan
stress berat yang mereka alami di dalam kehidupan sehari hari. Konselor lain
bekerja dengan kelompok siswa yang memiliki konflik dengan orang tua mereka
dan mereka yang ingin kabur dari rumah.
Konselor SD mengatur kelompok pusat masalah terfokus pada masalah
yang terjadi di lapangan sepak bola dan waktu istirahat makan siang. Rupanya,
dua orang anak laki laki sangat agresif, bertengkar dan berkelahi dengan mereka
yang tidak mengikuti kemauannya. Mereka bersikap sok menjadi bos dan ingin
ditiru sebagai pihak yang menang. Dua anak lelaki ini membutuhkan konseling dan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


143
mereka ditaruh dalam kelompok pusat masalah dengan mereka yang bermain
dalam permainan yang sama dan tidak suka dengan perilaku mereka. Kelompok
langsung terfokus pada masalah, mendorong setiap anggota untuk berbicara
tentang apa yang mereka suka dan apa yang tidak mereka suka saat bermain
sepak bola bersama dan bagaimana mereka dapat menjadi lebih baik nantinya.
Di dalam pendekatan pusat masalah, tujuan kelompok ini jelas. Hal ini
berdasar pada perhatian dan situasi umum yang menyebabkan siswa tidak
nyaman dan tidak senang. Masalah masalah ini mengganggu siswa untuk
belajar dengan baik disekolah. Anggota kelompok mengidentifikasi masalah dan
menggerakkan diri mereka untuk melakukan sesuatu. Kelompok yang bertemu
untuk mengatasi masalah sejenis dimotivasi, mereka mengetahui masalah mereka
dan mencoba menemukan cara untuk mengatasinya sebelum menjadi lebih krisis.
Kelompok pusat masalah mempunyai pusat fokus. Masalah diidentifikasi,
diungkapkan dan membuat keputusan. Anggota sering mengikuti pendekatan
langsung ketika berbicara tentang permasalahan; ada diskusi tersembunyi tentang
permasalahanpermasalahan yang ada. Bertatap muka dan menyelidiki jenis
pertanyaan dilihat sebagai bagian penting dari proses kelompok. Terkadang
anggota kelompok membicarakan masalah umum, menggunakannya sebagai batu
loncatan untuk memahami seseorang. Rincian khusus yang berhubungan dengan
situasi atau keadaan seseorang mungkin tidak dibutuhkan. Kelompok mungkin
melihat lingkup masalahnya dari sisi pencegahan sebagai contoh, dalam situasi
hipotesis mungkin dibicarakan dan dilaksanakan.
Jenis jenis kelompok pusat masalah adalah: meraih tingkat yang lebih
tinggi, mengatasi masalah dengan guru dan teman sebaya, membuat pilihan karir,
mengalami stress, menemukan pekerjaan, pergaulan dengan orang tua, mendapat
tekanan dari teman sebaya, dan menghindari penyalahgunaan alkohol dan obat
terlarang.

3) Pusat Pertumbuhan
Kelompok pusat perkembangan fokus pada pengembangan sosial dan
pribadi siswa. Krisis atau bagian permasalahan butuh tidak hanya alasan untuk
melakukan konseling kelompok. Kelompok dapat berkonsentrasi pada belajar lebih
tentang diri sendiri dan orang lain melalui pengalaman beberapa teman dekat
(Gazda, 1978).
Kelompok pusat pertumbuhan dibentuk untuk seluruh siswa dan mereka
memberikan perhatian kepada kebutuhan umum dan minat anak muda pada tahap
pengembangan kehidupan yang beragam. Tumbuh dan pergi ke sekolah biasanya
penuh dengan masalahmasalah, beberapa lebih serius dari yang lain. Hal ini
diasumsikan bahwa siswa perlu untuk bicara hal khusus yang berhubungan
dengan pengembangan pribadi. Konseling kelompok memberi mereka
kesempatan ini. Siswa tidak harus menunggu sampai masalah muncul sebelum
mereka mengungkapkan beberapa masalah sosial dan pribadi dalam kehidupan
mereka seperti menerima suatu tanggung jawab, mengubah perilaku, belajar
berkomunikasi dengan orang lain, menilai diri sendiri, mengatur tujuan tujuan,
dan mengatasi permasalahan permasalahan.
Kegelisahan dan dilema umum biasanya sering ditemui dalam kelompok
pertumbuhan. Contohnya, sebuah kelompok siswa SD bertemu bersama untuk
membicarakan apa yang akan mereka lakukan ketika mereka pulang setelah
sekolah ke rumah yang kosong, mengetahui bahwa orang tuanya yang bekerja
akan tidak berada di rumah selama dua atau tiga jam. Mereka mengungkapkan
rasa kekhawatiran dan ketakutan mereka. Mereka berbicara tentang apa yang

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


144
akan dilakukan ketika keadaan darurat terjadi. Mereka bertukar ide dan belajar
bahwa mereka bukan satusatunya orang yang harus mengurusi diri mereka
sendiri sepulang sekolah.
Kelompok siswa SD lainnya bertemu untuk berbicara tentang persahabatan.
Mereka membicarakan apa yang orang cari dari temantemannya dan sesuatu
tentang diri mereka yang membuatnya menjadi teman yang baik. Mereka juga
mengiraira sesuatu yang mereka perlukan untuk terus menjadi teman yang lebih
baik. Suatu kegiatan dalam kelompok adalah memikirkan cara dimana seorang
teman bisa saling mendukung satu sama lain.
Beberapa orang tidak melihat pertumbuhan sosial dan pribadi sebagai
subyek untuk konseling kelompok. Mereka berpendapat bahwa kegiatan
pertumbuhan dan pengalamanpengalaman lebih cocok dihubungkan dalam
kelompok yang besar dimana lebih banyak anakanak dapat diikutsertakan. Ada
beberapa keabsahan dari pendapat ini dan kita akan menguji konsep ini pada bab
berikutnya ketika bimbingan kelompok besar dibicarakan. Bagaimanapun,
beberapa siswa lebih memberikan tanggapan kepada kelompok kecil dimana
kegiatankegiatannya memungkinkan mereka untuk lebih terlibat. Mereka juga
tidak memperoleh hasil atau tingkat kepercayaan yang sama untuk mengatasi
permasalahan yang sama di dalam kelompok besar.
Terlebih lagi, kelompok pusat pertumbuhan menyediakan konselor sebuah
kesempatan istimewa untuk bertemu dengan siswa yang dipilih secara acak pada
sejumlah topik yang berbeda. Tidak ada tekanan masalah. Masalah diberikan dan
didiskusikan, tetapi tidak hanya dari kelompok yang asalasalan. Fokus lebih
sering pada disini dan sekarang yang merupakan sifat dari kegiatan kelompok
pertumbuhan. Di sini, siswa ikut serta di dalam kegiatan dan kemudian berbicara
tentang apa yang mereka alami dan pelajari. Akhirnya, pengalaman dihubungkan
atau disamaratakan dengan situasi kehidupan diluar kelompok.
Seorang konselor bekerja dengan seorang anak lakilaki yang mempunyai
masalah bergaul dengan guru atau siswa yang lain. Anak lakilaki tersebut
memiliki tingkah laku yang negative, kehidupan keluarga yang sulit, cemberut dan
tidak ramah. Dia dipanggil ke kantor bimbingan dan menjadi bagian kelompok
persahabatan. Ada lima murid lainnya disana dan kelompok tersebut bertemu
empat kali yang masing masing selama 45 menit. Walaupun persahabatan
adalah subject yang diangkat, konselor dengan sengaja menaruh anak laki laki
tersebut sebagai siswa target untuk membuatnya lebih baik. Anak laki laki
tersebut tidak ditemui diluar sekolah tentang membicarakan perilakunya tersebut
dan tidak juga mengkhususkannya untuk konseling individu di dalam kelompok.
Hal ini diasumsikan bahwa dia akan mengambil informasi dan data yang ia dapat
daridiskusi dan kegiatan kelompok. Kelompok ini kurang diperhatikan
dibandingkan pendekatan lainnya.permasalahannya tidak focus pada kelompok,
kecuali dia memilih untuk mengungkapkannya.
Kemudian, setelah kelompok berakhir, konselor berbicara dengan anak laki
laki tersebut secara tidak resmi di ruangan dan melanjutkan untuk membangun
persahabatan. Lalu konselor memanggil anak laki laki tersebut ke kantor
bimbingan yang lebih tepat untuk langkah berikutnya. Konselor percaya bahwa
kelompok pusat pertumbuhan telah menemukan duduk permasalahnnya sehingga
konseling individu tidak mengancam dan tidak memberikan banyak hambatan.
Meletakkan siswa target kedalam kelompok pusat pertumbuhan adalah
praktek umum diantara cara cara konselor yang ingin menghindari tatap muka
secara langsung dengan siswa dan mereka yang melihat perlunya mempermudah
hubungan konseling. Tambah lagi, kelompok seperti ini juga membiarkan siswa

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


145
bermasalah untuk bekerja dengan teman sebayanya yang sama tau yang memiliki
keberhasilan dalam menghindari atau mengatasi masalah yang sama.
Pendekatan pusat krisis, pusat masalah, dan pusat pertumbuhan adalah
cara umum untuk mengatur konseling kelompok. Bagaimanapun, pendekatan
konseling kelompok juga diberi nama berdasarkan hal hal : a) teori konseling yang
utama digunakan, b) jenis isinya (lingkup masalah) kelompok, c) kegiatan dan
fungsi konselor atau d) populasi siswa yang turut ikut serta. Duncan dan Gumaer
(1980), dalam buku mereka kelompok pengembangan untuk anak anak, ,
memberikan beberapa contoh dari kontributor yang berbeda, kelompok diberi
nama sebagai berikut :
Sebagian besar pengalaman konseling kelompok diutarakan dalam sumber
yang professional dan dapat dikategorikan dalam tiga dasar pendekatan yang
telah dikatakan diatas. Tidak ada keraguan bahwa ada sebutan lain yang
digunakan. Hal dukungan kelompok digunakan untuk mendiskripsikan
sekelompok siswa yang mempunyai situasi umum dimana bertukar pendapat
tentang pengalaman bersama dapat lebih meyakinkan (Waltz & Bleuer, 1992).
Bagaimanapun lebih praktis memikirkan kelompok dalam cara yang mendasar
karena hal ini menyarankan fokus umum tentang mengatur kelompok kecil untuk
konseling dan beberapa kemungkinnan tujuan. Hal ini juga memberimu ide tentang
tanggung jawab kepemimpinan yang utama dan kegiatan-kegiatan yang mungkin
dilakukan. Interaksi yang terjadi dalam konseling kelompok, kegiatan kelompok
yang digunakan, penekanan yang diberikan, dan hasil yang diperoleh sepenuhnya
tergantung pada ketrampilan dan pilihan yang dibuat oleh anda dan anggota
kelompok.

C. Tahap-tahap Konseling Kelompok


Dapat juga dikatakan bahwa tahap konseling yang sama untuk konseling
individual, dibicarakan dalam bab 6, sekarang ini kita membahas tentang konseling
kelompok. Proses konseling dalam kasus tersebut cenderung sama. Beberapa
penulis, telah menyingkat tahap-tahap tersebut untuk membantu kita memahami
perubahan kelompok.
Mahler (1969) adalah satu diantara orang yang mengatakan bagaimana
konseling kelompok dapat digunakan secara efektif di sekolah dan dia menuturkan
empat tahap : pembukaan, peralihan, pelaksanaan, dan pengakhiran.
Tujuan dasar tahap pembukaan adalah membantu anggota menjelaskan
alasan mereka untuk menjadi bagian dari kelompok, untuk saling berkenalan, dan
memulai membangun iklim kepercayaan dan penerimaan. Selama tahap
peralihan, anggota kelompok melanjutkan untuk belajar bagaimana bertukar
pikiran tentang ide dan perasaan secara mendalam, pola tingkah laku mulai
muncul, dan beberapa pemahaman perilaku menjadi meningkat. Hal penting
lainnya adalah hambatan untuk melihat diri sendiri, bekerja bersama orang yang
baru dikenal, dan belajar untuk membantu orang lain yang diberi perhatian.
Kelompok melanjutkan membangun kebersamaan dan rasa saling memiliki.
Ketika mencapai tahap pelaksanaan, anggota mengetahui lebih banyak
tentang bagaimana proses konseling dan aturan dalam kelompok. Mereka lebih
percaya diri dalam kelompok dan ada lebih banyak usaha untuk memberi dan
menerima tanggapan, untuk belajar lebih saling tolong menolong, dan untuk
menemukan beberapa cara untuk bertanggung jawab terhadap masalah dan
situasi yang terjadi di dalam kehidupan. Saling peduli dan mendukung anggota
kelompok sangatlah penting seperti halnya setiap orang belajar lebih tentang
dirinya dan orang lain. Akhirnya tahap pengakhiran adalah ketika setiap orang

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


146
berfikir bagaimana setiap orang menggunakan apa yang telah dipelajari dalam
kehidupan mereka dan untuk mengakhiri masalah sebelum kelompok dibubarkan.
Disamping mendapatkan gambaran umum tentang konseling kelompok
yang ingin diberikan pada siswa dan pengenalan bahwa kelompok akan
mengalami proses yang berbeda, anda akan berpikir tentang bagaimana mengatur
dan mengarahkan kelompok dimana hal itu dapat mempengaruhi dinamika
kelompok.

D. Faktor faktor yang perlu diperhatikan


Pada konseling individual, beberapa hal perlu dipertimbangkan ketika
mengatur dan mengarahkan konseling kelompok. Diantaranya adalah :
Bagaimana anda mengatur sebuah kelompok?
Dalam mengatur sebuah kelompok untuk melakukan konseling, anda harus
memikirkan tentang hal hal berikut: 1) tujuan, 2) kemudahan siswa, 3)motivasi
anggota, 4) hubungan sebaya, dan 5) minat dan kemampuan anggota. Setelah itu,
anda akan memberikan lebih banyak perhatian pada siapa yang anda pilih, dimana
dan kapan anda akan bertemu, pendekatan apa yang akan anda gunakan, dan
bagaimana anda akan memprosesnya.
Tujuan. Tujuan dari kelompok adalah hal utama karena hal tersebut dapat
mempengaruhi keputusan kelompok lain. Kelompok kelompok tersebut dapat
diatur untuk mendapatkan keperluan siswa yang bermacam macam. Apakah
kelompok tersebut akan dapat menyelesaikannya? Apakah hasil individu dan
kelompok yang diharapkan? Setelah kelompok berakhir, apakah anggotanya akan
membicarakan tentang kelompok tersebut? Apa yang dibicarakannya?
Pendekatan yang secara praktis dilakukan untuk mengatur sebuah
kelompok adalah memikirkan tentang populasi target dan siswa target. Walaupun
sekolah mengklasifikasikan siswa menurut tingkat atau materi kelas, hal ini juga
memungkinkan untuk mengidentifikasi populasi siswa menurut minat dan
kebutuhan khusus.
Kelas delapan sebuah sekolah menengah, memiliki siswa yang akan diatur
dalam populasi target, mereka adalah: siswa dengan penampilan yang sederhana,
siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi, siswa yang memiliki resiko
dikeluarkan dari sekolah (DO), siswa yang tidak memiliki kepastian masa depan,
siswa yang dipanggil ke kantor sekolah karena hal kedisiplinan, dan siswa pemalu
dan penyendiri. Seperti yang terlihat, kelompok ini berdasarkan pada beberapa
minat dan kebutuhan khusus.
Dari populasi target yang besar, seperti siswa SMA yang memiliki hubungan
kurang baik dengan gurunya, beberapa siswa dapat diidentifikasikan dalam
konseling kelompok. Dalam hal ini semua siswa memiliki keperluan yang sama :
meningkatkan hubungan dengan gurunya. Ini menjadi tujuan utama kelompok. Hal
ini juga memungkinkan membagi siswa dalam beberapa kelompok, dimana dari
pandangan konselor siswa target adalah mereka yang memiliki permasalahan
yang sama.
Safran dan Safran (1985) menekankan pentingnya fokus pada perilaku
target dalam kelompok. Mereka percaya bahwa pengetahuan tentang berperilaku
harus diajarkan dalam kelompok sebagai sebuah keharusan untuk mengubah
perilaku dan mengakui nilai dari partisipasi kelompok sebaya. Mereka
menyarankan bahwa siswa harus lebih dulu dibimbing mengenai bentuk kepekaan
untuk mengetahui dan mengenali perilaku yang mengganggu. Perilaku ini
kemudian dinilai secara umum sebelum digunakan pada dirinya sendiri. Akhirnya,
konsekuensi dan alternatif perilaku barulah dibicarakan.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


147
Seorang konselor sekolah menengah membentuk kelompok pembicaraan
gadis dimana kelompok ini terdiri dari semua gadis yang ingin berbicara tentang
hubungan anak laki laki dan perempuan dan hal menarik lainnya serta masalah
masalah yang berhubungan dengan gadis remaja. Konselor sekolah menengah
lainnya membentuk kelompok yang kesemuanya anak lakilaki, mereka menolak
menggunakan seragam pada saat kelas pendidikan jasmani dan mereka yang
gagal dalam kelas. Konselor SD membentuk sebuah kelompok anak yang mereka
semua adalah anak yang memiliki masalah di sekolah dan mereka yang kurang
bimbingan orang tua.
Terkadang hal ini sangat membantu untuk memikirkan kebiasaaan khusus
dan memilih kesamaan anggota kelompok. Lee (1991) mengembangkan Model
Pelatihan Black Manhood untuk digunakan dalam konseling kelompok untuk anak
Amerika Afrika usia 13 17 tahun. Parker dan McDavis (1989) memberikan
model yang sama untuk siswa SD Black. Kesamaan kelompok mengasumsikan
bahwa identitas ras penting dalam masalah yang berhubungan dengan
pengembangan anak laki laki Black. Mitchum (1991) menemukan program
konseling kelompok sebanyak 6 sesi untuk para anak tentara di sekolah umum
yang ayahnya sedang aktif bertugas. Hal ini secara positif mempengaruhi
penghargaan terhadap dirinya terutama dalam hal akademik.
Di lain waktu hal ini mungkin terlihat lebih tepat untuk membentuk kelompok
yang beeraneka ragam, yang dipilih secara acak dari kelas. Tujuan kelompok
mungkin terfokus pada kebutuhan siswa untuk bimbingan dan konseling secara
umum pada tahap perkembangan. Hampir seluruh konselor mengembangkan unit
konseling kelompok yang akan terfokus untuk membantu siswa menjadi lebih
berhasil di sekolah (Gerler, Hogan, & ORouke, 1990). Kelompok kelompok ini
terfokus pada ketrampilan khusus seperti mengurangi kegelisahan tentang
computer (Crosbie-Burnet&Pulvino,1990), pelatihan ketegasan (Vortey,1989) atau
test penampilan, seperti memukul SAT (Wiggins,1992), atau mengatasi konflik
(McFarlan & Culp,1992).
Seluruh siswa bisa mendapatkan keuntungan dari belajar ketrampilan
berkomunikasi melalui kelompok pertumbuhan personal. Bahkan dalam kelompok
yang diacak, memungkinkan untuk memiliki siswa target, yang salah satunya ingin
anda terima untuk diperhatikan lebih atau melatih anda dan kelompok dalam cara
yang khusus.
Cassandra adalah siswa dengan rata rata yang rendah di sekolah,
walaupun dia memiliki kemampuan akademik rata rata yang tinggi. Gurunya
melaporkan bahwa dia tidak peka dengan teman sekelasnya, mengacuhkan guru,
dan lebih banyak berperilaku negatif lainnya ketika di dalam kelas. Dia juga tidak
mengerjakan tugas PR-nya.
Konselor memutuskan untuk memasukkan Cassandra dalam kelompok
pertumbuhan dengan siswa yang secara acak dipilih dari kelasnya. Hal ini
diasumsikan bahwa kasus ini dapat mengurangi pembelaan dirinya karena dia
tidak menanggapi dan bahkam melawan ketika ditemukan dengan guru dan
petugas sekolah tentang tingkah lakunya. Dia tidak diidentifikasikan sebagai
anggota kelompok karena permasalahannya. Tujuan dari kelompok ini adalah
untuk mengembangkan beberapa ketrampilan berkomunikasi. Konselor
mengetahui kebutuhan dan permasalahan Cassandra tersebut dan dia adalah
siswa target. Konselor mengatur kesempatan untuk memberinya perhatian khusus,
seperti mendorongnya untuk ikut berpartisipasi dan memuji usahanya. Ketika
tugas tugas dan kegiatan kelompok dihubungkan dengan masalahnya, konselor
membuat usaha untuk lebih membantu Cassandra.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


148
Dalam hal ini, keragaman kelompok dalam ketrampilan berkomunikasi
menyediakan dan pendekatan yang aman dan secara tidak langsung, yang
memerlukan sedikit tatap muka. Pengalaman kelompok juga menguntungkan bagi
anggota lainnya.
Kemudahan. Kemudahan atau ketersediaan adalah pertimbangan terbesar
kedua ketika mengatur kelompok. Setelah anda mengenali potensi dari anggota
kelompok, pertanyaan berikutnya adalah: dapatkah siswasiswa tersebut bertemu
bersama sebagai sebuah kelompok secara terus menerus? jika setiap sesi tidak
berada pada waktu yang sama, dapatkah anda dan anggota terpilih mengatur
waktu pertemuan dengan guru dan petugas sekolah sehingga secara konsisten
dapat bertemu sebagai sebuah kelompok? Hal ini membuat praktis untuk
mengenal dan bekerja dengan kelompok siswa yang sesuai dengan anda. Anda
mungkin akan memiliki banyak siswa yang dapat menguntungkan konseling
kelompok, lebih dari yang mungkin anda temui selama setahun. Oleh karena itu,
jika beberapa siswa yang ingin anda temui dalam kelompok tidak hadir, temuilah
mereka.
Anda mungkin akan menemukan bahwa hal ini menguntungkan yaitu untuk
mengadakan kontrak dengan guru untuk mendapatkan siswa dari kelas mereka.
Kontrak menjelaskan tujuan umum, waktu pertemuan dan jumlah sesi yang telah
dijadwalkan. Guru menandatangani kontrak, memberi ijin kepada anggota
kelompok untuk keluar kelas. Kontrak ini adalah perjanjian, tetapi juga memiliki
keuntungan untuk mengingatkan guru seberapa banyak waktu mereka akan hilang
dari kelas dan mengurangi konflik antara guru dan siswa dalam kelompok anda.
Kadang kadang kontrak secara lisan sangat diperlukan, tetapi guru yang sibuk
seringkali lupa. Perjanjian secara tertulis dapat menjadi pengingat yang sopan.
Dengan segera, guru dan petugas telah memiliki ukuran untuk mengurangi
interupsi dan menjaga siswa dalam kelas akademik. Beberapa Negara hukum
menentukan jumlah jam kelas yang siswa butuhkan untuk diberikan sebelum
mereka menerima ujian di kelas. Bagaimanapun, kebanyakan hukum yang sama
menerima bahwa konseling dan waktu memberikan nasihat adalah alasan yang
sah untuk mengijinkan siswa keluar kelas dan tidak memberi hukuman kepada
siswa yang bekerja bersama konselor selama jam pelajaran. Namun demikian,
konselor sekolah menengah sebagian telah menemukan bahwa sulit untuk
mengatur waktu pertemuan konseling kelompok karena beragam keterbatasan dan
keengganan guru.
Banyak konselor telah belajar untuk bertemu dengan kelompok siswa saat
waktu pelajaran, memutar waktu pertemuan pada minggu aktiv sekolah. Dalam
satu kasus, konselor bertemu dengan kelompok mahasiswa semester dua selama
3 hari jam pertama hari Senin, waktu kedua pada hari Selasa, dan pertemuan
ketiga pada hari Rabu. Minggu berikutnya, kelompok ini bertemu 2 kali lagi.
Pertemuan keempat pada hari Kamis dan pertemuan kelima pada hari Jumat.
Siswa hanya melewatkan satu kali kelas yang telah dijadwalkan.
Konselor telah menggunakan jenis jenis kesepakatan untuk kontrak
dengan siswa. Selama pertemuan pertama, siswa diberi kalender yang
menunjukkan perubahan waktu pertemuan dan guru mencatat hari pada saat
siswa harus keluar kelas. Hal ini sangat berguna. Namun demikian, walaupun
prosedur ini cara praktis untuk memperkirakan waktu yang hilang dari kelas, hal
ini harus digunakan oleh kebanyakan konselor ketika membuat kesepakatan
dengan kelompok. Ini bukanlah sistem yang mudah untuk mengatur banyak
konselor. Tambah lagi, perputaran jadwal pertemuan menghasilkan banyak
ketidakhadiran dan keterlambatan, sebagaimana banyak siswa merasa bingung

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


149
tentang perubahan waktu atau mereka lupa. Dan mereka itu, biasanya adalah
siswa yang paling banyak membutuhkan konseling kelompok.
Satu waktu untuk menemui siswa adalah sebelum dan sesudah jam
sekolah. Waktu ini mungkin tidak sesuai untuk beberapa siswa, terutama bagi
mereka yang naik bis sekolah. Anda mungkin mengambil siswa dari daftar target,
contohnya mereka jarak rumahnya dekat dengan sekolah dan mengatur waktu
pertemuan sebanyak 4 kali selama 30 menit untuk 5 orang siswa yang butuh
bantuan.
Masih tentang waktu lain untuk bertemu siswa adalah selama jam makan
siang. Ketika kesepakatan dibuat, siswa dapat membawa makan siangnya ke
kantor bimbingan. Ketika hal ini memiliki keterbatasan,seperti kurangnya kontak
mata dan beberapa kekacauan kecil dari suara makan, maka guru harus
mengusahakan waktu pertemuan praktis ketika konselor memiliki kemudahan
dengan siswanya .
Konselor siswa menengah mempunyai banyak kemudahan dengan
siswanya selama jam pelajaran daripada konselor sekolah tinggi (universitas),
sebagaimana jumlah mata kuliah dihitung untuk kelulusan dan batas kehadiran
kelas yang sama tidak biasa dipergunakan. Guru sekolah menengah tidak suka
jika jam pelajaran mereka dipotong. Konselor SD tampak tidak memeiliki banyak
masalah dalam mengatur konseling kelompok kecil, terutama saat siang hari ketika
guru telah menyelesaikan jam pelajaran. Tetapi waktu pertemuan dapat
menimbulkan masalah di semua sekolah.
Oleh karena itu, nilai dari TAP (Teacher Advisor Program/ Program Guru
Konselor) tidak dapat diacuhkan diacuhkan oleh konselor sekolah. Ketika sekolah
memiliki jadwal waktu TAP secara tetap seperti pada saat setengah jam pertama
sekolah dimulai, maka konselor memiliki kemudahan kepada siswa untuk bekerja
kelompok dan tidak terlalu menekan kelompok untuk keluar kelas seharian.
Motivasi. Motivasi memainkan peranan penting dalam kerja kelompok. Kita
tahu bahwa peserta yang sukarela dan yang tidak akan menimbulkan perbedaaan
ketika dalam konseling individual. Jika kelompok tersebut sebagian besar ikut
tidak secara sukarela maka anda akan butuh untuk bekerja lebih keras pada saat
memberikan motivasi kapada anggota untuk mencapai hasil dan keuntungan
dalam kelompok. Mereka tentunya akan berpikir, apa gunanya untukku?
Walaupun anda akan memulai untuk proses konseling, setiap orang harus
secara sukarela ikut berpartisipasi. Orang mungkin akan melewatkan topik diskusi,
bertanya, dan menunggu hingga waktu untuk berkomentar. Hambatan yang ada
biasanya dapat diatasi dengan menggunakan proses berputar, dimana
memunculkan kembali pertanyaan yang telah diberikan dan memberikan dorongan
kepada anggota untuk turut mengambil bagian. Dimulai dengan beberapa topik
yang kurang penyelidikan dan sensitif. Hal ini dapat merangsang keikutsertaan
yang kemudian dapat dipuji.
Siswa yang pemalu, tidak yakin, dan enggan untuk menjadi anggota
kelompok dapat lebih mudah merespon setelah mereka memahami tujuan dari
kelompok dan mengambil bagian dalam kegiatan yang membangun kebersamaan
kelompok. Kondisi mendukung laninnya yang sangat membantu pada konseling
individu juga dibutuhkan dalam konseling kelompok. Sekali saja kondisi pendukung
itu dirasakan oleh anggota, maka motivasi dan minatnya akan meningkat.
Hubungan sebaya. Hubungan sebaya antara siswa dapat dipengaruhi oleh
banyak hal, termasuk usia, jenis kelamin, status sosial, perkenalan sebelumnya,
pengalaman yang sama, dan gaya personal. Karena kesamaan personal dan
sosial, beberapa kelompok dengan segera akan lebih harmonis dan lebih cepat

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


150
terikat. Kelompok lain dapat mengembangkan kebersamaan kelompok saat
mereka saling mengetahui satu sama lain; tetapi hal ini akan membutuhkan lebih
banyak waktu.
Banyak konselor menemukan persamaan usia adalah variabel yang penting
ketika bekerja dengan siswa di sekolah. Walaupun siswa dari kelas enam, tujuh,
dan delapan dapat dikelompokkan bersama dalam hal pengalaman akademik di
sekolah menengah dan dapat mengambil bagian dalam kegiatan kelompok yang
sama, kelas delapan kurang menghargai anak kelas enam dan kadang kadang
mereka akan bersikap dingin, dan tidak ramah saat konseling. Dilain pihak anak
kelas enam karena berada pada masa perkembangan, kadang kadang dapat
merasa diintimidasi oleh siswa kelas delapan karena biasanya mereka secara fisik
dan sosial lebih matang. Ketika ada pengecualian, bekerja dengan anak yang
mempunyai selisih 2 tahun secara umum lebih tersusun dengan baik.
Jenis kelamin tidak terlalu tampak membuat perbedaan dalam menjalankan
fungsi kelompok, kecuali jika anak laki laki dan perempuan yang pacaran
berada dalam satu kelompok. Akan tampak adanya penjagaan dan aturan yang
lebih nantinya. Kadang kadang topik yang berhubungan dengan pertumbuhan
fisik akan lebih sensitif ketika ada anak laki laki dan perempuan dan juga dapat
menghalangi partisipasi kelompok. Tetapi pada masa sekarang ini, anak laki laki
dan perempuan dapat belajar untuk berbicara secara terbuka tentang banyak hal
dan dapat menjadi rekan yang berharga dalam memberikan tanggapan kepada
yang lain.
Minat dan kemampuan. Minat dan kemampuan yang sama menghadirkan
sebuah kelompok yang sama yang dapat bekerjasama dengan baik dengan
segera. Ketika kedewasaan sosial dan ketrampilan masuk dalam permainan, maka
diharapakan kemampuan berbicara menjadi faktor yang paling penting. Jika
sebuah kelompok memiliki satu atau dua orang yang dengan sengaja tidak mau
atau kurang berbicara, maka ada kecenderungan bahwa kekuatan kelompok
tersebut menurun. Proses kelompok biasanya tergantung pada seringnya
kelompok berbicara dan hal ini memerlukan ketrampilan sosial seperti mendengar,
memperhatikan, memberikan tanggapan, membuat suatu ide, dan menjadi peka
terhadap orang lain. Ketika beberapa proses ketrampilan ini dapat diajarkan
kepada anggota kelompok, maka anggota yang dengan jelas kurang dalam hal
tersebut akan lebih dulu membutuhkan pengajaran dan konseling individual
sebelum menjadi anggota kelompok.
Pada tingkat yang sama, anggota kelompok yang memiliki minat dan
pengalaman yang berbeda jauh terkadang sulit bagi mereka untuk memahami satu
sama lain. Mereka kehilangan minat dan bosan dalam kelompok terutama jika
tidak ada usaha untuk menyatukan kelompok tersebut.
Seorang konselor bertemu dengan sebuah kelompok mahasiswa yang tidak
yakin tentang masa rencana masa depan dan gelisah tentang apa yang akan
mereka lakukan menjelang kelulusan. Beberapa siswa dalam kelompok tersebut
memiliki kemampuan yang rendah dan tidak tertarik dalam meneruskan pendidikan
formal mereka. Sebagian kecil lainnya tidak mau memutuskan sekolah tinggi mana
yang akan didatangai sejak mereka tidak yakin tentang tujuan masa depan
mereka. Mencari tahu tentang minat dan keperluan dua kelompok ini tidak
memajukan kebersamaan dalam kelompok hingga konselor memulai untuk
mengajukan beberapa pertanyaan dan memberikan beberapa kegiatan yang
mempengaruhi seluruh anggota kelompok. (contohnya : buat daftar 3 tujuan
tentang sesuatu yang ingin kamu raih.tulis nama seseorang yang kuat dimana
kamu ingin seperti dia dan sesuatu tentang diri kamu yang ingin kamu perbaiki.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


151
dan ceritakan tentang orang yang mendukungmu dalam setiap keputusan dan
apa yang kamu sukai atau kagumi dari orang tersebut).
Beberapa siswa lain yang berada dalam konseling kelompok dikarenakan
mereka tidak bisa memperoleh nilai kelulusan dalam kelas sosial dan semua
pesertanya membutuhkan untuk lulus. Dua dari delapan siswa dalam kelompok
tersebut bersikap negatif dan mereka tidak peduli apakah mereka lulus atau tidak.
Kehadiran dari dua anggota ini mencegah anggota lain dalam mencari tahu
kebutuhan, minat, dan rintangan yang mereka hadapi untuk lulus. Hal ini
menyulitkan untuk berinteraksi karena tidak ada persetujuan terhadap nilai dan
tujuan kelompok.
Persahabatan dan perkenalan yang telah terjadi sebelumnya terkadang
dapat menghalangi partisipasi beberapa kelompok, seperti pada kelompok kecil
yang mungkin bergantung pada yang lain untuk mendapat dukungan atau
membentuk rasa kesetiaan satu sama lain. Sebelumnya, anda dapat juga
membiarkan teman-temannya memulai kelompok mereka sendiri dengan
mengidentifikasi topik yang mereka ingin bicarakan dengan konselor dan
menemukan waktu pertemuan bersama.
Konselor sekolah menengah merekomendasikan bahwa dua anak gadis
yang mengalami kegelisahaan saat tes dan tekanan berat untuk menjadi terbaik di
sekolah menemukan 4 orang gadis atau anak laki laki lainnya yang mengalami
hal serupa dan mereka yang bisa bertemu dengan konselor untuk melaksanakan
konseling kelompok. Anak perempuan tersebut mendapatkan tanggung jawab
untuk mencari anggota kelompok lainnya dan mencari waktu di siang hari ketika
mareka bisa mendatangi kantor bimbingan.

1. Seberapa besar seharusnya ukuran dalam sebuah kelompok?


Jawaban untuk pertanyaan ini bervariasi selama bertahuntahun.
Kebanyakan orang yang telah mendapat latihan dalam konseling kelompok akan
memberikan jawaban standar yaitu 10 anggota, walaupun sebagian kecil akan
berkata dua belas atau lima belas. Bagaimanapun, dari pengalaman konselor lebih
menyukai bekerja dengan lima atau enam dan tidak lebih dari tujuh atau delapan.
Kebiasaan yang ada adalah bertemu dengan waktu yang singkat dan dengan
kelompok yang lebih kecil. Memiliki lebih sedikit anggota memberikan lebih banyak
partisipasi setiap orang dalam kelompok.
Ketika konselor memiliki enam anggota kelompok, lebih sedikit kegiatan
kelompok yang bisa digunakan, termasuk kegiatan berputar. Berputar adalah
kegiatan dimana konselor memberikan pertanyaan (contohnya: ceritakan apa
yang ingin kau cari dari seorang teman) dan kemudian, dimulai dari sebelah kiri
konselor, orang pertama berbicara tentang topik tersebut. Kemudian orang
selanjutnya yang berada di sebelah kirinya, berputar dalam lingkaran hingga
semua menanggapi atau bertanya tentang topik yang dibahas termasuk konselor.
Jika kelompok ini memeiliki enam atau lebih anggota seperti aturan diatas maka
akan menjadi membosankan dan menghabiskan banyak waktu. Tentu saja hal ini
tidak praktis.
Kelompok dengan delapan anggota akan lebih bergantung pada partisipasi
dan kontribusi secara spontan. Topik atau tugas mungkin hasilnya sama tetapi
dinamika kelompok akan berbeda. Beberapa anggota kurang berartisipasi ketika
ada anggota lain yang mencoba untuk dominan. Beberapa mendapat perhatian
yang kurang dan menjadi penyendiri. Fungsi kepemimpinan dari konselor sangat
memberikan pengaruh. Interaksi yang terjadi akan lebih komplek dan ada perilaku
kelompok yang mulai muncul. Sebuah masalah yang terjadi pada kelompok besar

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


152
adalah adanya kecenderungan mereka untuk menjadi sebuah kelas sekolah
daripada menjadi sebuah konseling kelompok.
Hal ini memungkinkan untuk memiliki sebuah kelompok yang sangat kecil,
terutama dengan siswa perguruan tinggi. Konselor dan dua siswa dapat membuat
sebuah kelompok, tetapi dengan jumlah ini akan dapat melelahkan pada saat
interaksi terjadi dan mulai fokus. Konselor SD sering bekerja dengan tiga atau
empat anak dalam satu kelompok. Hal ini praktis dan juga efektif karena adanya
jangka waktu perhatian dan kurangnya ketrampilan sosial.

2. Seberapa sering kelompok seharusnya bertemu dan berapa


lama?
Berbicara secara umum, satu kali pertemuan dalam satu minggu setiap
kelompok adalah waktu rata rata yang dilakukan oleh banyak konselor sekolah.
Lebih baik lagi jika dua kali dalam seminggu atau bahkan lebih. Tujuan kelompok
dan beberapa hal keadaaan darurat yang anda coba selesaikan dapat
mempengaruhi seberapa sering anda harus bertemu. Kebanyakan konselor
pengembangan menyukai pendapat untuk bertemu dua kali seminggu selama tiga
minggu dan membangun konseling kelompok sekitar enam kali pertemuan. Jika
waktu pertemuan lebih banyak diperlukan, maka harus dibuat kontrak. Jarang
sekali konselor sekolah menemui siswa dalam konseling kelompok lebih dari 10
atau 12 kali pertemuan.
Lama waktu dalam setiap pertemuan bervariasi diantara konselor, tetapi
kebanyakan konselor sekolah menengah dan perguruan tinggi lebih menyukai
untuk bertemu selama jam pelajaran di kelas. Secara umum sekitar 45 hingga 50
menit. Tidak biasa bagi konselor untuk bertemu lebih dari waktu tersebut, kecuali
jika ada hal yang sangat krisis. Biasanya konselor SD memilih untuk bertemu
selam 20 menit dengan anak kelas satu dan 30 menit untuk anak kelas atasnya.
Anda mungkin akan berpikir untuk menggunakan waktu selama 30 menit.
Ketika mereka telah terbiasa menggunakan waktu yang lebih lama, maka hal ini
akan memberikan kesempatan kepada konselor dan siswanya untuk bertemu
tanpa mengambil banyak waktu jam pelajaran. Hal ini terlihat lebih baik yaitu
bertemu selama 30 menit dalam satu minggu daripada selama satu jam. Hal ini
juga tergantung dari gaya kepemimpinan dan jenis kegiatan kelompok yang ingin
anda berikan.
Jika pertemuan terjadi sangat jarang yaitu sebulan sekali atau dua minggu
sekali, keterpaduan kelompok akan berkurang jika terus dilakukan. Akan ada
komitmen personal yang kurang pada konselor dan juga siswanya sehingga
kelompok akan keluar konteks. Akan sering menimbulkan kurangnya lanjutan dan
kelompok harus memulai waktu baru untuk bertemu. Kadangkadang seperti
keluar dari pertemuan tidak dapat dihindari dan anda akan memutuskan kegiatan
dan ketrampilan apa yang dibutuhkan untuk menjaga keterlibatan kelompok
melalui tahap konseling.

3. Durasi kelompok
Beberapa ahli menyarankan bahwa waktu minimum adalah 10 kali
pertemuan sebelum konseling kelompok kecil bisa efektif dan bisa dimulai.
Berbicara secara praktis, bagaimanapun sepuluh kali pertemuan adalah batasan
bagi banyak konselor sekolah. Enam hingga delapan kali pertemuan akan terlihat
lebih ideal. Beberapa konselor membuat rencana untuk empat kali pertemuan
sebelum mengakhiri kelompok atau memperpanjang kontrak untuk menambah
sedikit jumlah pertemuan.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


153
Secara jelas bahwa lebih lama waktu pertemuan dengan siswa anda, lebih
banyak kesempatan yang bisa anda miliki untuk membangun hubungan saling
membantu yang erat dan untuk membicarakan tentang banyak permasalahan
secara mendalam. Tetapi ini adalah suatu keistimewaan dan siswa biasanya
jarang ada untuk melakukan konseling dalam waktu yang lama.

4. Dimanakah kelompok bertemu?


Tidak mengejutkan, mempertimbangkan sejarah dari bimbingan dan
konseling sekolah, mayoritas konselor sekolah memiliki ruang yang terlalu kecil
dan tidak terlalu bagus untuk melaksanakan konseling kelompok. Konselor
biasanya butuh ruang yang lebih besar untuk kegiatan kelompok, terutama bagi
mereka yang melakukan gerakan. Ruang pertemuan biasanya bisa digunakan.
Jika tidak ada ruang pertemuan, anda bisa menggunakan kelas yang kosong.
Tetapi ruangan biasanya sering digunakan pada saat jam pelajaran dan anda
mungkin akan menemukan beberapa tempat yang asing. Konselor telah
menemukan tempat pertemuan yaitu, auditorium, kantin, ruang media, lorong
sekolah dan ruang tertutup lainnya.
Secara ideal, ruang konseling kelompok haruslah cukup kecil untuk
mengadakan pendekatan tetapi cukup besar untuk merasa nyaman. Ruangan ini
seharusnya bisa memberikan cukup privasi sehingga anggota kelompok tidak
merasa terganggu atau merasa tidak nyaman oleh orang yang berada diluar.
Meskipun siswa biasa duduk di kursi atau mengelilingi meja, akan sangat baik jika
anda dapat mengatur kursi menjadi sebuah lingkaran tanpa meja sehingga akan
ada rasa terbuka yang lebih besar, dan setiap orang merasakan kehadiran orang
lain. Sedikit siswa akan menginginkan untuk duduk dibalik meja, sehingga hal itu
memberikan rasa aman dan sesuatu untuk bersandar. Mereka merasa kurang
diperhatikan. Ketika mereka mungkin sudah bisa untuk menuliskan ide mereka di
meja, aturan umumnya adalah coba hindari mereka. Aturan konseling lainnya
adalah menyuruh semua anggota duduk dengan cara yang sama, semua duduk di
lantai atau mengelilingi meja, atau di kursi yang sudah diatur melingkar.

5. Bagaimana anda mengakhiri kelompok?


Masalah penutupan yang sama anda temui dalam konseling individual juga
ditemui dalam konseling kelompok. Beberapa kelompok akan menghambat untuk
berhenti dan memikirkan alasan untuk melanjutkan. Jika alasannya tetap, dan
anda ingin melanjutkan, maka bernegosiasilah kembali dan memperbaharui
kontrak dengan anggota kelompok dan juga dengan guru. Kalau tidak,
menghambat untuk mengakhiri kelompok mungkin terlihat baik karena hal itu
menunjukkan bahwa kelompok telah menikmati hal tersebut. Sejak kebanyakan
konseling sekolah menemui siswa dalam waktu yang singkat, dapat dipahami
bahwa kebanyakan kelompok akan memiliki urusan yang tak terselesaikan yang
sebenarnya dapat diatasi jika ada lebih banyak waktu.
Kelompok dapat dipanggil untuk pertemuan selanjutnya, tetapi hal ini jarang
dilakukan di sekolah. Mengurangi waktu pertemuan mungkin akan diperlukan
untuk beberapa kelompok, tetapi hali ini biasanya dilakukan pada akhir pertemuan
berikutnya, ketika anda mempersiapkan kelompok untuk pengakhiran.
Dalam banyak kasus, anggota kelompok akan memiliki banyak
pengetahuan tentang seluruh rencana dan diperingatkan bahwa waktu pertemuan
konseling kelompok terbatas. Mereka akan mengetahui bahwa kelompok bertemu
untuk tujuan khusus dan kebanyakan dari mereka akan senang memiliki

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


154
kesempatan tersebut. Banyak siswa menerima pertemuan terakhir sebagai akhir
dari konseling kelompok.
Seorang konselor SD mengatakan bagaimana siswa kelas 5 sangat
menikmati pertemuan bersama sehingga mereka mulai memikirkan masalah lain
yang mereka miliki. Dalam dua minggu terakhir yang diikuti, dua orang anak
perempuan menunjukkan peningkatan yang telah mereka buat. Beberapa tingkah
laku mengganggu yang sudah lama ataupun yang baru mulai terlihat dalam kelas.
Ketika ditemui, kedua anak perempuan tersebut menanggapi tetapi, kita butuh
untuk bertemu lebih banyak lagi sebagai sebuah kelompok dan mengatasi
masalahmasalah kami. Ketika kenyataanya bahwa kelompok telah berakhir
maka hal itu dapat diterima oleh kedua anak tersebut, perilaku mengganggu di
dalam kelas juga berkurang.
Banyak konselor menyukai untuk mengakhiri kelompok dengan catatan
positif. Karena itu bagian dari pertemuan terakhir yang biasanya bertujuan untuk
memberi selamat kepada kerjasama kelompok dan kesempatan untuk
melaksanakan sebuah pengalaman istimewa bersamasama. Kegiatan umum
yang digunakan konselor fokus pada ledakan kuat, dimana anggota berkata
kepada setiap guru tentang beberapa hal positif yang telah mereka dapat.
Kegiatan penutupan lainnya adalah meminta setiap anggota kelompok dalam
kelompok untuk membuat pernyataan akhir,dengan menggunakan prosedur
berputar. Tidak ada usaha untuk mendiskusikan pernyataan atau menjelaskannya
pada mereka. Setelah setiap orang mendapatkan gilirannya termasuk konselor,
maka kelompok diakhiri.

6. Laboratorium komunikasi : pengalaman kelmpok pertumbuhan


Ketakutan dalam berkomunikasi dihubungkan dengan kasus DO
diperguruan tinggi (Monroe, Borzi, & Burrel, 1992). Satu cara memberikan
konseling kelompok ke banyak siswa adalah untuk menawari beberapa seri
pertemuan kelompok yang fokus pada ketrampilan berkomunikasi. Kelompok
mungkin disebut lab komunikasi, dimana ini adalah jenis laboratorium dalam
ketrampilan sosial.
Dua proses dari jenis kelompok ini adalah : 1) memberi pengalaman singkat
dalam belajar dan praktek ketrampilan berkomunikasi, dan 2) meningkatkan
pengetahuan tentang diri sendiri dan orang lain. Anggota kelompok belajar untuk
mendengarkan dengan baik, memberikan pertanyaan, memberi dan menerima
tanggapan dan untuk memikirkan tentang masalah masalah.
Sebagai tambahan, kelompok membiarkan anda untuk membentuk
beberapa hubungan kerja yang dekat dengan siswa sebelum beberapa situasi
konseling muncul selama tahun tersebut. Dengan demikian, satu atau dua siswa
target dapat dimasukkan dalam kelompok yang terdiri dari enam siswa.
Jenis kelompok ini biasanya bertemu untuk waktu tertentu, sekitar enam kali
pertemuan. Waktu pertemuan dirancang dengan pertimbangan tahap dasar
konseling kelompok. Anggota kelompok berpartisipasi dalam beragam kegiatan
dan interaksi yang anggota kelompok membuat setiap pengalaman kelompok yang
unik. Konselor adalah pemimpin dan memberikan perintah untuk mengatur.
Konselor juga mengambil bagian dengan siswa dalam tugas dan kegiatan.
Gambaran tentang mengatur kegiatan kelompok untuk ketrampilan
berkomunikasi ditunjukkan dalam tabel 7.1. Judul setiap pertemuan, fokus umum,
dan beberapa kegiatan diberikan secara singkat. Hal ini juga memberi anda ide
yang mengalir dan fokus kelompok dan juga waktu pertemuan.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


155

TABEL 7.1. MEMFASILITASI KELOMPOK (LAB KOMUNIKASI)


J 1 2 3 4 5 6
U Mulai Cara Mengumpulkan Tanggapan Aku Ledakan
D Membuka rahasia Tidak Dapatkan Kuat
U Diri Langsung Rahasianya
L
F Memulai Membuka diri Membuka diri Meningkatkan Membuat Tanggapan
O kelompok Membangun Meningkatkan perhatian keputusan Pengaruh
K Mengatur kepaduan perhatian tanggapan Mengatasi positif
U proses Meningkatka Tanggapan masalah Rencana
S Perasaan / n perhatian Anggota bertukar Pertanggungj kerja
tingkah laku informasi awaban Penutup
Membuka diri Meningkatka
Membanguan n perhatian
kepaduan
T Perkenalan Mengungkap Memperoleh Menggunakan Mendapatkan Memberika
U Aturan main kan symbol pemikiran kiasan rahasia n
G Pantornime Respon Menebak jati diri Tanggapan Mengungkap tanggapan
A Daftar kata tinggi Mendapatkan Berputar kan masalah Langkah
S perasaan tanggapan dan bertindak selanjutnya
Berputar Hypotesis Pernyataan
K kasus akhir
E Aturan main Ringkasan
G Mengakhiri
I kelompok
A
T
A
N

Secara lebih spesifik, pergerakan kelompok ditunjukkan secara horisontal


dari kiri ke kanan dan interaksi kelompok dan fokus setiap pertemuan ditunjukkan
secara vertikal dari atas ke bawah. Pada fase pertama sesi satu dan dua, ada
sebuah usaha untuk menentukan identitas kelompok. Melalui kegiatan membuka
diri, kondisi yang tersedia seperti kepercayaan, pemahaman, penerimaan dan
kepedulian dipelajari. Anggota kelompok belajar untuk menjadi pendengar yang
peka, yang memasukkan fokus pada perasaan dan perhatian diri dan orang lain.
Beberapa aturan sederhana membantu mengatakan kepada anggota bagaimana
mereka berfungsi di dalam sebuah kelompok.
Fase kedua terdiri dari tiga sesi dan sesi empat yang secara langsung
memberi perhatian lebih pada situasi disini dan sekarang dimana tanggapan
(memuji dan menemui) diperkenalkan dan dilaksanakan. Tahap ketiga lebih
fleksibel, tergantung pada minat dan peningkatan kelompok, dan mungkin
termasuk mengatasi masalah, memainkan peran, komunikasi non verbal, serta
masalah anggota kelompok. Hal ini sering digunakan untuk mengetahui jenis
masalah yang siswa miliki pada usia mereka. Sesi akhir selalu melibatkan
beberapa tanggapan positif dan sejenis ledakan kuat.
Kasus pada Jennifer dan Andrew akan membantu memberikan gambaran
usaha konseling kelompok kecil yang mengikuti pendekatan kelompok
pertumbuhan dan juga memasukkan siswa target.

Kasus Jennifer dan Andrew


Jennifer dan Andrew adalah siswa kelas delapan. Mereka memiliki
kemampuan rata rata yang tinggi, tetapi mereka tidak menunjukkan dengan baik
di sekolah. Motivasi dan minat mereka dipertanyakan oleh guru dan keduanya

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


156
terlihat dalam daftar yang diberikan kepada konselor sekolah sebagai siswa yang
membutuhkan lebih banyak waktu dan perhatian dari pada yang guru bisa
berikan kepada mereka. Kedua siswa ini ditaruh dalam kelompok ketrampilan
berkomunikasi dengan empat siswa lainnya yang ada untuk turut serta dalam
kelompok ini dan juga mereka yang tidak terlihat dalam daftar di kantor bimbingan.
Kelompok ini bertemu enam kali. Dibawah ini adalah pelaksanaan sesi sesi
tersebut.

Sesi 1 Permulaan
Pertama tama anggota kelompok ditanya tentang jenis kelompok yang
pernah mereka ikuti sebelumnya. Konselor kemudian menjelaskan bahwa apa
yang akan mereka laksanakan berbeda dan mereka akan melakukan hal yang
sama untuk membuatnya menjadi kelompok belajar yang istimewa, salah satunya
mereka akan bekerja bersama secara dekat untuk mempelajari lebih tentang
ketrampilan berkomunikasi.
Kelompok ini juga diberi tahu bahwa mereka akan bertemu sebanyak enam
kali, atu dua kali seminggu selama tiga minggu sekitar 30 menit setiap kali
pertemuan. Fokus positif dari kelompok dan penegasan cara belajar untuk
berkomunikasi dengan orang lain mengurangi tekanan yang sering terjadi dengan
dilaksanakan konseling karena ada masalah terutama dengan Jennifer dan
Andrew.
Anggota kelompok dipasangkan dan diminta untuk saling interview satu
sama lain, mencoba mempelajari sesuatu yang mereka belum ketahui. Setelah
sekitar tiga menit melaksanakan interview, anggota memperkenalkan pasangan
mereka kepada kelompok. Konselor kemudian memberikan ide untuk berbicara
tentang mendengarkan perasaan sebagaimana sesuatu yang dilakukan dalam
kelompok. Anggota berpikir tentang waktu yang dapat mereka gunakan untuk
mendengar perasaan atau pikiran orang lain, bahkan ketika mereka tidak berkata
sesuatu. Beberapa ekspresi dimainkan untuk membantu kelompok untuk berpikir
sebagaimana anggota mencoba untuk menerka dan merasakan. Kemudian kata
kata perasaan dikeluarkan dari kelompok saat konselor menuliskannya pada
selembar kertas yang lebar dengan tulisan senang dan tidak senang pada sisi
sebaliknya. Tulisan ini diberikan sebagai cara yang mudah.
Siswa mendapatkan giliran untuk menceritakan sesuatu yang terjadi
kepada mereka selama seminggu terakhir, orang lain mendengarkan untuk
memberikan perasaan yang tidak senang, senang atau bahkan keduanya. Setelah
setiap orang mendapat giliran, konselor berbicara tentang bagaimana kelompok
tersebut akan bekerja dengan baik, apakah memiliki aturan dan saran sebagai
berikut :
Kita berbicara tentang ide dan perasaan kita. Kita mendengarkan apa yang
orang lain katakan dan bagaimana perasaan mereka. Siapapun dapat memiliki
kesempatan berbicara. Apa yang akan terjadi dalam kelompok jika tetap berdiam
diri dalam kelompok (dengan percaya diri).
Karena konselor suka menggunakan aturanberputar,dimulai dari kiiri,
Jennifer dan Andrew duduk dalam urutan ketiga dan kelima dalam lingkaran.
Mereka akan memiliki kesempatan untuk mendengar peserta lain ikut serta
sebelum giliran mereka. Hal ini penting bahwa apa yang mereka mengatakan
sesuatu pada sesi pertama dan diterima oleh kelompok. Dengan menggunakan
respon tinggi yang ada, konselor mendorong setiap orang untuk berpartisipasi.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


157
Sesi 2 : Pembukaan diri
Setelah kelompok berputar dan memanggil setiap orang, anggota ditanya
untuk melihat ulang beberapa ketrampilan komunikasi yang telah dipelajari pada
sesi pertama. Setiap anggota kemudian menggambar sebuah bendera, yang
dibagi menjadi 4 bagian pada selembar kertas. Anggota mengisi bendera masing
masing pada empat bagian tersebut dengan sedikit simbol atau gambar
berdasarkan : 1) sesuatu yang aku sukai disekolah 2) sesuatu yang aku tidak suka
tentang sekolah 3) apa yang sangat aku inginkan suatu hari nanti 4) sesuatu hal
yang baik padaku saat ini.
Kemudian, anggota mendapat giliran untuk mengungkapkan salah satu
simbol mereka. Pertanyaan diberikan dan kemudian ide dijelaskan. Perasaan
diungkapkan dan dibuat dalam kalimat oleh anggota kelompok ketika mereka
memraktekkan ketrampilan komunikasi mereka.etelah semua menceritakan salah
satu simbol mereka, putaran kedua mengambil bagian dimana simbol kedua
diungkapkan.
Jennifer telah menggambar beberapa angka untuk simbol keduanya dan
berkata bahwa dia benci kelas matematika. Konselor bertanya padanya kenapa ia
tidak menyukainya dan dia berkata karena hal itu tidak menarik dan
membosankan. Konselor menanggapi, Kamu mengatakan seperti itu sepertinya
hal itu sangat melelahkan dan membosankan untukmu. Itu benar,Jennifer
melanjutkan, dan saya sangat benci untuk mengikuti kelas tersebut. konselor
kemudian berkomentar, hal ini tidak mudah untukmu untuk menghadiri kelas
matematika dan kamu tidak berharap untuk mengikutinya lain hari.....oke. John
(orang selanjutnya), katakan pada kami tentang simbolmu.
Ketika sampai pada giliran Andrew, dia berkata bahwa dia pintar pada
sepak bola dan hal itu sangat menyenangkan untuk bermain pada tim sekolah
karena mereka memiliki beberapa catatan kemenangan. Konselor balik kepada
kelompok dan berkata, ketika Andrew bercerita tentang simbolnya, apakah kamu
mendengar tentang sesuatu yang menyenangkan, tidak menyenangkan, atau
kedua jenis perasaan tersebut? kelompok didorong untuk melihat daftar perasaan
yang telah mereka buat selama sesi pertama. Konselor memperoleh beberapa
kata seperti bangga, senang, dan sangat menyenangkan untuk merefleksikan
pembukaan diri Andrrew. Setelah beberapa saat, anggota lain mendapat giliran.
Konselor menggunakan kesempatannya untuk memberi dan mendapatkan
beberapa respon kepada dua siswa target, mengetahui bahwa beberapa rahasia
tersembunyi akan membangun hunbungan positiv. Anggota kelompok tidak
membicarakan simbol mereka secara terperinci atau menjelaskan mengapa mere
menggunakan simbol tersebut. Tidak ada usaha dibuat untuk mengartikan sebuah
seni atau mengevaluasinya. Tambah lagi, tak ada seorangpun ditanya untuk bicara
(membuka diri) pada waktu yang lama sebelum anggota lain mendapatkan giliran
sehingga tidak ada yang merasa tertekan atau berdebar debar dalam waktu
yang lama.

Sesi 3 : Pengumpulan Rahasia.


Setelah melihat secara singkat apa yang terjadi pada sesi pertama dan
kedua, anggota secara individu menulis pada selembar kertas tiga buah kata yang
mereka percaya bahwa teman sekelasnya mungkin menggunakannya untuk
menggambarkan dirinya. Konselor mengumpulkan kertas, mengacaknya dan
membacakan satu diantaranya pada saat itu. Anggota mencoba untuk menebak
siapakah yang dikatakan dalam kertas dengan menggunakan kata yang ada.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


158
Aturan dibuat demikian sehingga seseorang yang menebak tersebut
berbicara secara langsung pada orang yang ditebak itu. Contohnya, untuk kata
besar, tidak pintar, dan menyukai olah raga seseorang berkata saya pikir itu
adalah kamu Andrew karena kamu pikir bahwa kami semua melihatmu sebagai
orang yang besar, atlet berbakat dan seperti itulah..... yang tidak benar, tentu saja!
Konselor menarik pernyataan dan kesempatan untuk mendapatkan tanggapan.
apakah hal itu tentang Andrew yang membuatmu mengatakan bahwa ini tidak
benar?
Ketika seseorang ditebak, dan orang tersebut hanya diam sebagai bagian
dari aktivitas, doronglah yang lain untuk melanjutkan menebak, menidentifikasi
kata mana yang menuntun mereka untuk menebak, dan memberikan perhatian
yang lebih spesifik. Kertas hanya sebuah alat untuk menunjukkan tanggapan.
Konselor juga menuliskan tiga kata dan ikut serta, sama halnya ketika bendera
membuka diri digunakan pada sesi kedua.

Sesi 4 : Tanggapan Tidak Langsung


Pada sesi ini, anggota kelompok belajar bagaimana memberikan tanggapan
tidak langsung melalui kiasan. Mereka mendapat giliran mendeskripsikan setiap
orang sebagi hewan atau sebuah benda. Panduan yang sederhana yang
digunakan: (nama), aku melihatmu sebagai...... kemudian orang tersebut
menambahkan beberapa rincian seperti warna, ukuran, dimana lokasinya, apa
yang dilakukan dengan itu, merasakannya, dan apakah perasaan itu membuat
seseorang ingin melakukan sesuatu. Pada kasus ini, anggota tidak melaksanakan
proses berputar seperti pada sesi sebelumnya, tetapi setiap orang tetap mendapat
giliran. Konselor tetap menjaga menggunakan model tiga langkah memberikan
tanggapan pada saat mendorong anggota untuk bercerita.
Seluruh anggota menyukai sesi ini. Hal ini menyenagkan dan memiliki
kualitas seperti permainan. Tanggapan adalah pernyataan sah tentang bagaimana
siswa dilihat dan dinilai oleh orang lain. Usaha khusus dibuat untuk meyakinkan
bahwa anggota berkata untuk diri mereka sendiri dan menghindari pendataan
kelompok. Ketika hewan atau benda yang sama digunakan, maka rincian yang
diberikan akan tidak unik sehingga perlu menambahkan pandangan lain.
Jennifer, aku melihatmu bagaikan sebuah bintang, bergantung pada sebuah
pohon. Kamu memilik banyak potensi untuk berkilauan dan bersinar dengan
terang, tetapi terkadang sulit untuk melihatmu bergantung pada pohon itu,
walaupun kau menaikinya dan tidak benar benar mampu melakukannya.
konselor menunjuk seseorang dengan berkata, dan, apa yang kau rasakan ketika
melihat bintang dan apa yang ingin kau lakukan? orang tersebut melanjutkan
sebenarnya, aku tidak tahu....mungkin, sedikit sedih, tetapi kemudian aku senang
ketika berpikir bagaiman bintang dapat benar benar besinar, jika ingin
untuk....dan...dan... aku kira aku ingin meraihnya dan mengelap debu dari
bintang....mungkin tidak membingungkannya sehingga kita dapat melihatnya lebih
baik.
Beberapa anggota kelompok lebih kreatif dari pada yang laindalam
menggambarkan seseorang, tetapi ketika diberi sedikit pertanyaan yang sedikit
terbuka, semua membuat arti khusus pada binatang atau benda yang mereka
buat. Orang menerima tanggapan berarti belajar lebih tentang diri mereka sendiri
dan memaksa bahwa mereka juga memiliki orang lain. Orang memberikan
tanggapam berarti belajar kekuatan untuk berkomunikasi dengan orang alin
tentang sesuatu yang mereka perhatikan. Kesenangan disini begitu banyak dan
beberapa kelompok ingin untuk mendapat giliran lain, atau memiliki lingkaran lain.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


159

Sesi 5 : Aku Dapatkan Rahasianya.


Setelah sedikit penjelasan singkat dari ketrampilan berkomunikasi yang
telah dipelajari (mendengarkan dan tanggapan personal), konselor mulai sesi
dengan menanyai anggota untuk berpikir tentang sebuah masalah yang mereka
miliki atau orang lain seusianya miliki. Kemudian, anggota menuliskan satu atau
lebih rahasia atau masalah pada selembar kertas, tanpa memberinya nama.
Konselor berkata ada beberapa pernyataan masalah dari kelompok lain yang ingin
ditambahkan pada seseorang dari kelompok.
Lembaran kertas tersebut dikumpulkan dan konselor mangacaknya dan
membacanya pertama. Kertas tersebut bertuliskan, masalahku adalah bahwa
orang tuaku tidak memperbolehkanku untuk pulang terlambat diluar atau menginap
dengan beberapa temanku. Kelompok ditanya bagaimana mereka mungkin
merasakan hal itu dan kemudian, bagaimana mereka mungkin bertindak jika
mereka memiliki perasaan terseebut. Setelah diskusi sebentar, masalah kedua
dibacakan dengan keras, masalahku adalah bahwa aku memiliki guru yang tidak
menyukaiku. lagi, diskusi yang sama digunakan.
Konselor, mengetahui bahwa Jennifer dan Andrew akan mendapatkan
keuntungan dari diskusi hubungan antara siswa dan guru, menyakinkan bahwa
masalah seperti itu adalah bagian dari tumpukan kertas terbut dan hal itu
dibicarakan. Jennifer dan Andrew secara bergantian diminta untuk
mengungkapkan pemikiran mereka ketika hal itu disampaikan.
Tidak semua masalah dibicarakan secara detail. Beberapa diskusi
dihentikan setelah perasaan dan perilaku dibahas. Beberapa dibawa secara
langsung untuk dipikrkan alternatif dan solusi yang memungkinkan.

Sesi 6 : Ledakan Kuat.


Sesi keenam dan terakhir adalah hal positif dimana setiap anggota
kelompok mengambil bagian untuk duduk ditengah lingkaran ketika anggota yang
lain berbicara tentang apa yang telah mereka lihat sebagai kekuatan personal dan
kualitas terbaik. Ledakan diberikan untuk seseorang yang berda di tengah, dengan
setiap anggota kelompok memberikan satu atau lebih komentar positif. Setelah
semua anggota memiliki giliran dalam lingkaran, reaksi dan pertanyaan diberikan.
Sesi dan pertemuan kelompok berakhr ketika anggota mengatakan bahwa
apa yang mereka pelajari dari pengalaman kelompok. Ringkasan dibuat tentang
ketrampilan berkomunikasi dan dipraktekkan diluar kelompok. Akhirnya, dengan
menggunakan aturan berputar, setiap anggota mengambil bagian membuat
pernyataan akhir pada orang lain dalam kelompok atau tentang kelompok itu
sendiri.

E. Konseling kelompok bagi sikap-sikap yang negatif


Murid-murid dengan sikap negatif telah mengalami perbagai proses.
Disamping itu, mereka sering mengganggu murid lain saat belajar. Mereka
mengganggu para guru dan membuat kesulitan. Myrick dan Dickson (1985)
melaporkan sebuah pendekatan konseling kelompok yaitu pemusatanmasalah
yang dirancang untuk murid kelas 6 yang mempunyai sikap-sikap yang negatif
terhadap dirinya dan sekolahnya. Pendekatan ini telah diuji dan sukses pada level
kelas lainnya. Yang beberapa seri konseling kelompok dari enam struktur
konseling kelompok, dengan durasi masing-masing 30-45 menit. Dalam hal ini,
para murid sudah mengetahui dari awal bahwa mereka diminta untuk bergabung

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


160
dalam grup karena para guru memfokuskan pada perasaan yang dimiliki oleh
anak-anak tersebut.
Sebuah penggambaran/pemaparan sederhana dari enam sesi tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut. Perhatikan struktur yang ada bahwa kelompok
pemusatan masalah menuju pertumbuhan pemusatan masalah (kemampuan
komunikasi) sudah digambarkan di atas. Anggota kelompok dipilih dari daftar murid
yang telah diserahkan pada konselor yang kesemuanya itu dianggap punya
kelakuan negatif.

Sesi 1: perasaan tentang sekolah


Konselor mulai bertanya pada enam anggota untuk memperkenalkan diri,
termasuk hal-hal yang suka mereka lakukan di luar sekolah. Tujuannya adalah
untuk memberikan penjelasan pada anggota yang lain dan membantu yang
lainnya agar berpikir mengenai dirinya dan sekolah para murid.
Satu set permainan kartu yang berisi kata-kata perasaan dibagi secara acak,
menggunakan aturan satu kali putaran, anggota membaca kata-kata yang ada
dalam kartu tersebut lalu mereka mendiskusikan isinya. Sebagai contoh, ok, kata-
katanya, Jason, mengingkari janji, apa arti kata tersebut untuk anda? untuk
jason dan anggota lainnya. Ini menyenangkan/ tidak? apa yang bisa kamu
katakan bila ada seseorang yang mengalami hal tersebut? Pernahkah kamu
melihat orang yang mengalami hal tersebut? Pernahkah kamu merasa kecewa?
Pertanyaan tersebut secara bertahap, diskusi berpindah dari umum menjadi
spesifik. Selalu dimulai dengan perasaan alami mengenai huruf-huruf tersebut
sebelum fokus pada suatu perilaku tertentu yang berhubungan dengan perasaan
tertentu dan memberi kesempatan untuk bertanya.
Konselor haruslah teliti pada murid bimbingannya sebelum menanyakan
tentang perasaan dan ide dari anggota yang lain. Prosedur umum ini memberikan
kesempatan pada anggota agar lebih mudah dalam membicarakan masalah
pribadi dan berpatisipasi.
Lalu kata-kata tersebut dibuat dalam bentuk daftar pada kertas lebar dengan
kategori hal menyenangkan dan tidak menyenangkan seperti yang telah mereka
diskusikan, dan juga kata-kata yang muncul setelah mereka berdiskusi bisa juga
ditambahkan dalam daftar, ini ada pada sisi konselor bertanya/meminta pada
kelompok agar berpikir cepat mengenai huruf yang bisa ditambahkan pada daftar
tersebut.

Sesi 2: gambar simbol ilustrasi


Pada sisi kedua, murid-murid menggambar simbol pada T-shirt yang
mewakili suatu perasaan, T-shirt dipilih karena slogan dapat memberi pengalanm
baru pada murid. Ada lima sesi dalam hal ini yang pertama.
1) Utarakan sesuatu mengenai sekolah ini.
2) Identifikasikan tentang sesuatu yang kamu sukai tentang sekolah ini.
3) Katakan sesuatu yang kamu sukai tentang sekolah ini.
4) Tunjukkan bakat yang kamu punya dan yang ingin dikembangkan.
5) Tiga kata dari guru yang bisa menggambarkan dirimu.
Menggunakan aturan satu kali putaran, tiap anggota mendapat giliran,
termasuk konselor, menceritakan satu bagian dari gambaran tersebut. Putaran
terus berlangsung bersamaan dengan para anggota berbagi ide dan perasaan
mereka. Konselor pun harus memberikan respon yang antusias.
Para murid suka sekali berbicara mengenai sekolah mereka, apalagi
mengekspresikan kenakalan mereka di sekolah tanpa harus ditegur. Dalam hal ini

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


161
konselor diminta untuk tidak terlalu banyak bertanya. Strategi dasarnya adalah
untuk memberanikan murid agar berbicara, mencari ide, dan menanggapi
perasaan. Tidak ada yang dipaksa berbicara atau berbicara terlalu panjang
sebelum yang lainnya berbagi dan menunjukkan simbol. Dengan mendesain, tiap
murid bergabung dalam suasana yang menyenangkan dimana ide dan perasaan
sangat diutamakan dan dimana para murid tidak dipaksa untuk defend.
Kelompok melanjutkan berpikir mengenai perasaan dan tingkah laku yang
saling berhubungan, baik di dalam maupun di luar sekolah. Pada saat murid
mengatakan bagaimana si guru menggambarkan tingkah mereka. Terkadang
konselor berkata Apa yang kamu lakukan agar mereka bisa melihatmu juga? kalo
kamu ingin digambarkan secara beda, apa yang kamu lakukan? Pertanyaan-
pertanyaan tersebut tidak diberikan secara langsung pada setiap murid, tapi
secara berkala agar tidak membuat mereka berebut konselor menganggap cara ini
bisa membuat mereka mengerti hubungan antara kelakuan mereka di kelas dan
anggapan guru tersebut terhadap mereka.

Sesi 3: Untuk ABBY


Sesi ini dimulai ketika konselor mengatakan: Pikirkan apa masalah yang
kamu punya di sekolah.. Atau mungkin sebuah masalah yang orang lain kalian
kenal atau mungkin beberapa masalah teman seusiamu yang mereka punya di
sekolah, atau yang paling enak untuk didiskusikan.
Sekarang tulis sebuah masalah (lebih dari satu) dalam kertas kecil dan
jangan tulis namamu. Saya akan mengumpulkan kertas-kertas tersebut dan akan
kita diskusikan beberapa diantaranya dalam kelompok kita. Setiap masalah
dibaca secara lantang, konselor mulai dengan mengatakan, Jika kamu punya
masalah seperti ini, apa yang kamu rasakan? lalu setelah beberapa diskusi lalu
kalau kamu punya perasaan itu kamu akan bersikap seperti apa? lalu Apa yang
bisa kamu lakukan dalam situasi seperti ini?.
Anggota grup belajar bahwa tidak mereka sendiri yang punya perasaan
seperti itu di sekolahan. Mereka lalu belajar bahwa perasaan dan tingkah laku
saling berhubungan, dan bagaimana sebuah masalah adalah sebuah konsekuensi
dari sikap yang tidak sesuai.

Sesi 4: Memberi dan Menerima Umpan Balik


Anggota grup belajar tiga tahap model umpan balik:
1) Menerima dengan cermat terhadap umpan balik tersebut
2) Katakan bagaimana perasaanmu (atau bagaimanakah kamu bila ada
kejadian seperti itu?).
3) Katakan perasaan apa yang membuat kamu berbuat itu. Anggota
pertama berlatih model ini dengan memikirkan contoh dan mengidentifikasi
orang-orang yang di luar anggota yang mungkin bisa menjadi umpan balik.
Sebuah kursi kosong disiapkan dan anggota berlatih seperti dengan model.
Setelah anggota melihat bagaimana model bisa dipakai untuk memuji atau
berhadapan. Lalu anggota membayangkan seseorang di luar seperti, guru, orang
tua, atau teman atau siapa saja yang bisa diberi umpan (sanjungan) bisa dilakukan
minggu depan. Semua orang bisa dipakai menjadi model dan bisa diajak untuk
berbagi pengalaman pada sesi selanjutnya.

Sesi 5: Beberapa Langkah Pertama

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


162
Laporkan bagaimana contoh umpan balik dimasukkan dalam contoh dan
diperdengarkan, lalu tiap anggota diminta untuk merespon/melengkapi pernyataan
ini Sesuatu dari diri aku, bahwa aku ingin meningkatkan kemampuan. setelah
diputar secara cepat dalam kelompok (konselor pun ikut terlibat) bicara tentang
beberapa langkah positif yang mungkin bisa diambil. kelompok mendengarkan dan
menawarkan saran yang mungkin bisa dilakukan. Akhirnya anggota berani untuk
memulai langkah awal mereka untuk minggu depan.

Sesi 6: Menjadi Positif


Sesi terakhir bisa dimulai oleh anggota dengan menggambarkan tentang
apa yang terjadi pada mereka selama satu minggu ini, langkah pertama yang
mereka lakukan untuk pengembangan diri. Selanjutnya anggota kelompok
termasuk konselor mengambil giliran-giliran untuk duduk di bangku dingin
sedangkan anggota lain yang duduk di kursi dingin memberi pertanyaan dengan
berbagi pernyataan yang positif, pernyataan tersebut berdasarkan hal-hal yang
mereka perhatikan baik di dalam / di luar kelompok. Akhirnya mereka membuat
kesimpulan dari berbagai pernyataan-pernyataan tersebut, berfokus pada hal yang
mereka telah pelajari / pelajari kembali di dalam kelompok.
Sebuah studi percobaan (Myrick dan Dickson) membandingkan beberapa
murid yang menerima paket konseling kelompok dengan yang tidak mendapat.
Sebuah perbedaan yang tidak signifikan nampak pada kelakuan di dalam kelas /
sikap secara umum menurut pengamatan para guru. Lalu murid-murid dalam grup
diminta untuk mengevaluasi pengalaman tersebut. Hasil menunjukkan bahwa 72%
percaya bahwa para kelompok telah meningkatkan pengertian / pemahaman
mengenai diri mereka sendiri dan 86% mengatakan ini sangat membantu mereka
untuk meraih pemahaman kepada orang lain, adapula 62% mengindikasikan
bahwa pengalaman-pengalaman itu membantu mereka mengubah sikap mereka di
luar kelompok dan 60% mengatakan bahwa mereka sekarang lebih menyukai
sekolah karena kelompok. Delapan dari sepuluh merekomendasikan mengadakan
kelompok yang sama untuk murid yang lain.
Ini menyimpulkan bahwa kelompok sangatlah efektif untuk berbagi gender
dan sekolah, disarankan agar para murid baik putra / putri untuk mengambil hal
yang menguntungkan ini. Ini menunjukkan bahwa murid sangat senang mendapat
kesempatan untuk berbagi ide / perasaan mereka pada yang lain. kelompok pun
mampu membuka diri, pada yang lain dan juga adanya umpan balik. Ini membuat
mereka berpikir tentang tindakan dan beberapa hal yang mau mereka
kembangkan di sekolah.
Tidak semua orang yang ikut kegiatan dalam kelompok merasa senang.
Seperti yang diharapkan, tidak semua murid mempunyai tindakan negatif terhadap
kelompok / sekolah namun tentang hal lain yang ada hubungan dengan sekolah
termasuk konseling dan aktivitas panduan. Beberapa murid tidak suka untuk
mengikuti kegiatan ini karena mereka berpikir bahwa itu tidak sesuai untuk mereka
dan mereka merasa cenderung terpaksa. Ada juga yang berpendapat bahwa
waktu yang kurang banyak pada saat berada dalam kegiatan. Walaupun para
konselor menyimpulkan bahwa hal ini membawa dampak yang cukup positif bagi
banyak murid, mereka juga bias mengidentifikasi para murid yang membutuhkan
lebih banyak bimbingan.
Secara terangnya ada beberapa sesi yang bisa dirubah sendiri dengan
aktivitas yang lain atau lebih bisa fleksibel mungkin tanpa harus aktivitas
terencana. Dan juga hal ini memungkinkan untuk menambahkan jumlah sesi, sesi-
sesi tersebut bisa disesuaikan menurut kebutuhan kelompok.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


163

F. Motivational Group Counseling


Pendekatan konseling kelompok yang mungkin bisa digunakan untuk para
murid yang mempunyai sikap negatif / tidak punya motivasi telah digambarkan
oleh Campbell dan Myrick (1990). Studi ini berfokus pada murid sekolah
menengah yang berprilaku rendah, yang dibagi dalam tiga kelompok percobaan
dan sebuah kelompok pengendali.
Murid-murid yang ada dalam kelompok percobaan pertama (kira kira 6-8
murid dalam 1 kelompok) menerima 6 sesi konseling kelompok yang berisi
aktivitas terstruktur. Kelompok ini melakukan pertemuan 2 x 1 minggu dalam tiga
minggu sebanyak 40 50 menit. Percobaan kedua kelompok menerima paket
yang sama hanya dalam satu hari (marathon) pendekatan konseling kelompok
dimana anggota kelompok bertemu pada awal hari sekolah dan langsung
memasuki sesi pertama lalu mengambil istirahat sejenak lalu kembali lagi untuk
sesi selanjutnya dan seterusnya, sampai semua sesi dalam satu paket sudah
dilakukan. Sebuah ceklist sederhana dalam kelas yang sederhana, setiap kali
bertemu dan tidak menerima satu dari aktivitas struktur/menggunakan semua
waktu pertemuan terjadwal. Sebuah kelompok pengendali tidak mendapat
asistensi sampai studi terlengkapi.
Semua kelompok percobaan, termasuk pertemuan murid yang hanya untuk
memberi ceklist kelakuan, membuat hasil yang signifikan dalam hal
mengembangkan perilaku dan tindakan di dalam kelas. Anggota grup juga harus
memberi pandangan yang beragam dalam proses kelompok. Grup marathon
mendapat manfaat dan menyediakan murid yang tidak punya motivasi dengan
intervensi yang intens dan sesegera mungkin dan permasalahan mengenai
kelanjutan dan ketidak hadiran dihilangkan.

Sebuah deskripsi umum dari 6 sesi ada dibawah ini


Sesi 1 Mulailah
Setelah perkenalan dan saling berbagi, muridmurid berbincang mengenal hal
yang suka mereka lakukan ketika tidak berada di sekolah, lalu 3 struktur
aktivitas dihadirkan, pertama, dalam satu putaran tiap anak mengatakan apa
yang akan dilakukan dengan uang seribu dollar dan mereka bebas untuk
menghabiskannya. Kedua, anggota kelompok memberikan pengalaman
panduan mengenai gambaran sekolah bahwa itu adalah tempat yang sangat
menyenangkan, untuk bertemu teman, mendapat sapaan mendengar pujian
dan memberi bantuan dan dukungan. Mereka juga mengimajinasikan
mendapat kesuksesan dalam tim di sekolah lalu kita beranikan diri untuk
mengingatingat apa yang kita sukai pada saat di sekolah dasar. Kelompok
mencoba untuk diajak mengingat sesosok orang yang sangat sukses di
sekolah. Untuk aktivitas ketiga murid membuat daftar kelakuan yang
berhubungan dengan kesuksesan di sekolah dan tiap orang
mengidentifikasikan untuk mengimprovisasikan.
Sesi 2 Siapa yang dalam Pengawasan
Sesi berfokus pada tanggung jawab dan jujur pada diri sendiri. Dalam satu
aktivitas anggota mengkategorikan daftar dari beberapa pernyataan yang telah
disediakan oleh para konselor.
Bertanggung jawab pada diri sendiri.
Menempatkan tanggung jawab pada sesama untuk contohnya pernyataan
berikut ini dibaca dengan lantang dan diskusikanlah : Aku kehilangan PRku

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


164
melawan Seseorang mengambil PRku atau Ini baru saja menghilang, Aku
marah melawan kau membuatku marah. Berdiskusi mengenai banyak hal
dan bermain skenario membantu murid untuk belajar bertanggung jawab di
sekolah dan di sekitar.
Sesi 3 Menganggap Tanggung Jawab
Anggota grup bermain dengan kartu frasa yang berisi bermacam-macam frasa
yang berisi macammacam kandungan rasa tanggung jawab seperti Aku bisa
melakukannya dibalik menjadi Aku tidak mau melakukannya dan Aku akan
mencoba menjadi Aku akan melakukannya dalam permainan ini anakanak
sangat diharapkan bisa menerapkan rasa tanggung jawabnya.
Sesi 4 Jiwa yang Positif
Istilah dari konsep rendah dan tinggi diri kita sangatlah berlawanan dengan
istilah dalam sikap dan kelakuan. Efek dari keraguan dan setengah hati yang
berhubungan dengan sikap negatif akan berhubungan dengan kegagalan.
Kekuatan dari kondisi dan pandangan yang positif telah diexplorasi melalui
gambaran panduan dan peraturan main. Tiga langkah untuk membuat
pengaruh positif yaitu :
a) Identifikasi tujuanmu (contohnya beralih pada tugas matematika dengan
tepat waktu).
b) Identifikasi pikiran atau pesan negatif (contoh: Aku bisa melakukannya,
Aku tidak cukup pintar, Aku tidak tahu harus mulai dari mana, Aku
terlalu capek, Guru tidak menyukaiku).
c) Balikkan katakata atau pemikiran dari yang negatif ke positif (contohnya:
Aku bisa melakukannya, Aku mampu melakukannya sekarang, atau
Guruku ingin aku mengerjakannya lebih baik).
Sesi 5 Rencana untuk Sukses
Tujuan jangka pendek dan jangka panjang telah medapat perhatian. Sebuah
sistem persahabatan dibentuk untuk mendukung kergiatan diluar grup.
Rencana tersendiri untuk berprilaku baik di sekolah bagi para anggota dan
beberapa ceklist telah dibuat, bisa dicek melalui telepon seluler, mereview PR
dan mengecek untuk melihat apakah tugas tersebut sudah dibuat.
Sesi 6 Kartu Pemberanian Diri
Selama sesi terakhir ini anggota ditemani untuk mengidentifikasi kekuatan
personal dan menghubungkan mereka untuk sukses dan berprestasi di
sekolah, di awal partisipan membuat daftar mengenai, sikap positif,
intelektualitas, hubungan sosial, tiap murid memberikan pernyataan positif yang
akan dicetak atau dimasukkan dalam kartu pemberanian diri oleh konselor. Lalu
kelompok menjadi lebih spesifik dengan menggunakan umpan balik (bagian 5).
Tiap anggota juga menuliskan dibalik kartu mereka masing masing.
Sikap bersekolah dan kelakuan kelas sudah berkembang. Namun juga ini
memperlihatkan bahawa mereka yang ikut dalam pengalaman ini sangat puas.
80% mengatakan aktivitas ini membantu mereka untuk mendapat pemahaman
yang lebih baik tentang diri mereka dan terhadap orang lain. 90% sangat menyukai
dan menjadi lebih bertanggung jawab, lebih percaya diri, dan bisa mengontrol diri
sendiri dan mereka merekomendasikan pengalaman grup seperti ini kepada yang
lain, menanggapi beberapa pertanyaan terbukatertutup, beberapa pertanyaan
yang mereka sukai antara lain:
....berbicara mengenai kekuatan
....aktivitas terakhir
....figur panduan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


165
....ini melatihku untuk tidak menyalahkan orang lain
....hal hal tentang diriku
.....Aku bisa lebih baik
....belajar tidak pernah mengatakan tidak pernah
.....percaya pada diri sendiri
Guru mengkorfirmasikan laporan pada murid yang telah mendapat kemajuan di
sekolah dan bertindak berbeda dalam kelas.

Club Pergi Demi Ini


Pada seorang anak mendapatkan peringkat yang turun di sekolah, mereka
membutuhkan seseorang pemandu. Ini berarti memberikan mereka kesempatan
untuk lebih bisa belajar keahliankeahlian di sekolah semisal bagaimana
memperhatikan kelas, membuat catatan untuk mengikuti aturanaturan di kelas,
mengambil peran dalam kegiatan di sekolah, bersosialisasi dengan teman
termasuk dengan guru juga.
Karena konseling individual termasuk hal yang mewah dan karena banyak
anak-anak yang membutuhkankanya, grup konseling bisa diberikan secara
berkala. Ini memudahkan konselor untuk memantau murid dan memaksimalkan
waktu. Ini memberikan dukungan dan bisa membuat murid lebih berani, khususnya
pada saat melakukan strategi kreatif.
Club Pergi untuk ini (Boutwell & Myrick) diperkenalkan pada tingkat sekolah
dasar, anakanak yang gradenya turun satu peringkat ditulis dalam laporan
akademik atau kartu laporan, mereka diminta untuk bergabung dengan club dan
memadatkan pertemuan mingguan yang biasanya 6 minggu ataau satu period
grade.
Pada peremuan pertama konselor berkata kalian telah diundang di dalam
club pergi untuk ini kamu bisa berpetualang untuk mendapatkan hadiah (sambil
menunjuk kotak hadiah) dan pesta yang menghasilkan. Kita akan bertemu sekali
(2x) seminggu untu beberapa kegiatan dan game seru. Pada hari Jumat kamu bisa
mengambil hadiah yang kamu dapatkan. Nah ini caranya,
Lalu anakanak belajar bahwa satu anak akan mendapatkan materi (GFI)
dan hadiahnya tergantung pada perkembangan pada materi tersebut, yang
dirangking oleh guru yang bertugas memberinya pada kartu GFI tiap Jumat, murid-
murid melihat pada bermacam-macam hadiah dan memungkinkan mereka untuk
mendapatkan hadiah menurut tingkat perkembangan yang dicapai untuk setiap
minggunya. Selama bagian terakhir pada sesi pertama muridmurid berlatih yel
yel GFI dan mendapatkan kartu GFI dengan begitu mereka bisa merekam persepsi
mereka tentang bagaimana untuk sebepara bagusnya mereka melakukan tugas
dalam sehari, Aku melakukan yang tebaik, Aku bisa dan seterusnya. Kartu GFI
ditaruh dalam meja mereka dan dibawa tiap kali mengadakan pertemuan.
Secara umum ada dua mingguan pertemuan yang mengutamakan pada hari
berhadiah yaitu Jumat karena anggota pada umumnya telah diberi peringatan dan
pesan oleh para guru dan orang tua sebelum mereka bergabung dalam club GFI.
Grup konseling berfokus pada pelatihan percobaan aktivitas kinestetik untuk
contohnya pada sesi kedua grup bermain Tongkat Ritmik tongkat tersebut
dilempar atau diberikan pada tiap anggota dan berhenti pada saat tape berhenti
bernyanyi, dimulai dari yang memegang tongkat tersebut , dia mengatakan materi
GFI lalu musik dimainkan lagi. Pada saat musik berhenti lagi mereka menyebutkan
halhal yang mereka lakukan untuk meningkatkan grade GF1 mereka. Tugas yang
lain pada saat musik berhenti lagi, mereka menyebutkan tentang waktu atau pada
saat mereka merasa sukses di sekolah, waktu terbaik untuk membuat PR, mencari

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


166
jalan agar lebih mudah belajar mengeja, dan seterusnya. Jawabanjawaban
tersebut dibikin ringkasan dan sisanya didiskusikan diakhir kegiatan.
Contoh yang lain dari aktivitas GFI adalah Eggstra Special egg hunt (telur
extra untuk diburu) yang terdiri dari mencari telur plastik, didalam telur plastik
tersebut ada kertas berisi pernyataan yang berhubungan dengan prestasi
akademik, Aku akan membuat peringkat lebih baik dalam mata pelajaran favoritku
minggu ini, Aku akan menjawab pertanyaan yang diberikan guruku, Aku siap
untuk ulangan matematika hari ini, Aku akan mengerjakan PRku sebelum melihat
TV. Para murid mengambil dan membuka telur lalu mengatakan hal apa yang
harus dikerjaaan agar tertulis dalam telur menjadi nyata
Di sesi yang lainnya grup membicarakan tentang apa yang akan mereka
katakan pada murid baru di sekolah yang ingin sukses dan berhubungan baik
pada guru. Anggota memberi peringkat dengan kategori saran bagus yang akan
disusun setelah merangking 3-4 ide paling bagus dengan cepat beralih pada
aktivitas yang lain dan diskusi singkat berhubungan dengan perilaku belajar yang
membuat pertemuan club lebih asik seperti menulis cerita (menulis kalimat)
memecahkan tekateki membaca cerita misteri (kemampuan membaca) dan
simon says(simon berkata) (permainan tunjuk jari).
Dalam satu studi, kelas 3, 4, 5 diminta untuk bergabung dalam klub dari ini
76% menunjukkan perkembangan setelah satu minggu. Jumlahnya pun bertambah
menjadi 80% pada minggu kedua dan mencapai 83% pada akhir penilaian. Bagi
mereka yang mengalami kegagalan lagi atau prilaku buruk dalam kelas akan
diperiksa dan ditempatkan pada program khusus. Pendekatan dan konseling grup
kecil ini sudah membuktikan 70% meningkatkan GF1 materi (Boutwell & Myrick
1992)
Mengundang seseorang konselor untuk bergabung dalam sesi membuat lebih
atraktif dan menyenangkan. Murid diajak masuk dalam grup, mendaftar dan
menggunakan nama yang luculucu ini membuat mereka lebih merasa santai dan
melupakan sedikit masalah mereka. Untuk contohnya memberi nama
kelompoknya Daybreak Club (bagi mereka yang sulit tepat waktu ke sekolah),
The New Direction club (ingin berpindah atau bertukar keluarga), The Morning
Edition (memulai pertemuan di awal minggu untuk berdiskusi bagaimana agar
lebih baik pada guru dan sekolah); Power Talk (bersifat menerima dan mengatur
bicara pada diri sendiri).

G. Hal-hal yang membantu


Ada beberapa hal yang perlu dibantu untuk membuat konseling kelompok ini
sukses. Kamu bisa menemukan ide detail di bacaan yang lain mengenai konseling
kelompok atau kerja kelompok, bagaimanapun juga petunjuk ini sangat diperlukan.

Kelompok Terbuka & Tertutup


Kelompok terbuka yaitu kelompok yang memperbolehkan anggota baru
masuk kedalam kelompok dari waktu ke waktu. Biasanya kelompok ini adalah
kelompok terus menerus ini tidak begitu umum ada disekolah kecuali untuk
kelompok tambahan.
Kelompok tambahan atau dukungan sangat unik karena kelompok tersebut
terbentuk dari para anggota yang mempunyai masalah yang sama dan hanya
kadang mendapat konseling. Satu sekolah mendapat 1 kelompok tambahan bagi
murid baru. Si grup pendatang baru tersebut bertemu tiap hari Jumat. Ini
merupakan pertemuan terbuka dimana para murid bekerja melalui perasaan,
pemikiran, kebingungan dan kesepian. Murid baru dimasukkan tiap minggu yang

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


167
sudah mendaftar atau terdaftar di sekolah. Yang lain sudah merasa tidak baru lagi
boleh meninggalkan kelompok. Empat gadis pada sekolah menengah tengah
berdiskusi, mengenai cara mendekati anak laki-laki dalam konseling kelompok.
Anak laki-laki datang ke sekolah dan diminta pergi oleh petugas administrasi. Lalu
si gadis sedih dan mengekspresikan kesedihannya pada inisial dari
permasalahannya di kelompok. Lalu fokusnya beralih pada efek bahwa berkencan
mempengaruhi konsep diri, sekolah, dan nilai diri. Semua gadis beranggapan
bahwa tebar pesona adalah cara terbaik untuk menarik perhatian para anak laki-
laki tapi berkencan juga membuat masalah. Mereka menginginkan pertemuan
dalam grup dan untuk melanjutkan diskusinya. Dua gadis yang lain diminta untuk
bergabung dalam kelompok, karena mereka mempunyai kecenderungan yang
sama. Konselor bertemu dengan grup untuk empat sesi.
Dalam hal ini, masalah bagi konselor dan kelompok adalah membentuk
kelompok baru, membangun seperti dulu. Tantangannya adalah bagaimana
membentuk kelompok yang solid dan berlandas kepercayaan. Untuk memulai,
tujuan dari kelompok dijelaskan lebih dulu. Konselor berpikir untuk mengambil
langkah ke belakang pada saat dua gadis tersebut memukirkan langkah ke depan.
Hal ini yang menjadi masalah bagi kelompok terbuka.
Beberapa sekolah lebih suka untuk memakai kelompok tertutup, karena
masih berlanjut pada saat anggota berkurang/tetap. Memberikan jumlah sesi yang
terbatas untuk konseling kelompok di sekolah, sebuah kelompok tertutup bisa
berpindah secara cepat menurut tujuannya dan dengan tujuan yang hebat
daripada yang mengulang-ulang untuk memulai dan memberhentikan untuk
mengakomodasikan kelompok baru.
Pada saat seorang anggota keluar dari kelompok tertutup, kelompok
dilanjutkan kembali setelah mendiskusikan akibat dari anggota yang absen.
Karena dinamika kelompok diganti maka kelompok diperbaiki lagi. Bagaimanapun
juga anggota kelompok telah berbagi pengalaman dasar untuk membangun
sebuah kelompok. Terkadang orang dari luar dapat diundang untuk menghadiri
sesi bisa guru atau murid. Perubahan ini selalu dibicarakan dulu oleh kelompok
dan harus membawa keuntungan.

Panduan Kelompok
Tiap kelompok memerlukan panduan untuk membuat proses pembelajaran
lebih baik. Panduan ini atau prosedur ini biasanya sangat membantu para anggota.
Sebagai contoh, berikut ini adalah beberapa diantaranya:
1. Hanya ada satu orang yang berbicara pada saat itu.
2. Kamu bisa pas kalau tidak tahu harus ngomong apa.
3. Yang dikatakan didalam kelompok bersifat pribadi.
4. Di sekolah dasar, berikut adalah cara terbaik untuk anak?
5. Angkat tangan pada saat ingin berbicara.
6. Dengarkan apa yang dibicarakan agar bisa ingat apa yang telah dikatakan.
7. Duduk dengan rapi di kursi.
Semua panduan tersebut ditujukan pada para anggota, yang lebih penting itu
bertujuan positif dan harus dilakukan oleh para anggota. Jadi, ini terlihat baik untuk
menghindari pernyataan negatif seperti Jadi nanti tidak ada nama yang dipanggil
dalam kelompok, Jangan mengganggu pada saat orang lain bicara, Jangan
menggosip, Tidak ada pernyataan yang menjatuhkan, Jangan memberi nasihat
dan Jangan memberitahukan sesuatu tentang kelompok kita. Tiap larangan
tersebut mencerminkan larangan dan penekanan yang negatif. Semua yang

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


168
dituliskan bisa diubah kebentuk yang lebih positif untuk bisa disarankan pada
anggota.
Ini juga dianjurkan untuk menghindari daftar panduan yang lebih panjang.
Buatlah lebih singkat dan langsung terarah. Panduan ini sangat bagus untuk
menjadi referensi. Beberapa konselor mempunyai satu set kartu yang berisi aturan
dan dipersiapkan untuk kelompok. Pada saat murid membuat masalah yaitu rame
sendiri, lalu konselor melihat pada kartu dan bicara Aturan yang tidak kita taati
saat ini yang mana? lalu dibenarkan kembali. Panduan baru boleh saja
ditambahkan pada saat diperlukan.
Ada tiga cara untuk membuat panduan untuk sebuah kelompok. Pertama
kamu bisa memutuskannya berdasarkan sikap yang ingin anda buat dan membuat
daftar peraturan menurut diri anda. Ini diumumkan pada kelompok diawal sesi.
Kelompok berdiskusi dan mengklarifikasi ide-ide mereka bisa dituliskan pada
kertas yang lebar. Akhirnya anda bisa memulai kelompok tanpa aturan-aturan lalu
bisa membuat panduan seiring grup berjalan dan muncul beberapa masalah.
Sebagai contohnya, bila ada beberapa orang berbicara pada waktu yang sama
anda bisa mengucapkan Kita ada beberapa masalah disini, apa yang terjadi pada
grup kita? ok, mungkin kita perlu membuat peraturan.

Pendekatan Langsung dan Tidak Langsung


Beberapa siswa mungkin lebih perasa dalam menghadapi masalahnya dan
tidak suka untuk dibicarakan dengan orang lain, terutama pada temannya. Mereka
merasa sangat tertekan/terpojok. Mereka mungkin khawatir bila yang lain tidak
bisa menerima keadaannya atau memahaminya. Karena mereka beranggapan
bahwa mempunyai masalah adalah hal yang memalukan dan tidak ingin orang lain
mengetahuinya. Murid seperti ini sangat disarankan untuk ikut dalam program ini.
Tujuan utama dari konseling kelompok adalah untuk membangun hubungan
antar para murid agar lebih baik. Tiap anggota dalam kelompok diberanikan agar
berpikir untuk dirinya sendiri, untuk berbagi persepsi, untuk mencari pemahaman
diri dan orang lain dan untuk menerima tanggung jawab atas perilaku diri. Namun
ini tidak berarti permasalahan harus secara langsung dan anggota itu harus
memeriksa lebih spesifik permasalahan yang ada dalam hidup mereka.
Sebuah pendekatan tidak langsung pada konseling kelompok adalah salah
satu yang murid harus ketahui mengenai dirinya dan melalui diskusi-diskusi pada
dasar permasalahan tersebut. Murid yang mempunyai masalah dengan
saudaranya bisa mendapat manfaat dengan ikut serta dalam kegiatan dimana para
kelompok berbicara solusi permasalahan, mungkin bagian dari pertumbuhan
kelompok. Bila seseorang memilih membawa masalahnya dengan saudaranya
sebagi contoh, maka biasanya permasalahan bisa selesai dengan mudah. Para
murid menarik kesimpulan dan implikasi dari aktivitas-aktivitas dan diskusi. Pada
saat pendekatan langsung digunakan, konselor bisa bersikap lebih konfrontiv.
Konselor membuka pertemuan dengan mengucapkan Lihat sekeliling kita cari
alasan mengapa kita bisa barada disini bersama-sama?... benar, itu karena kalian
semua selalu/sering terlambat ke sekolah. Mungkin ini bisa sangat membantu
untuk berpikir tentang masalah ini bersama-sama, Bagaimana perasaan kalian
berada di sini dan berbicara mengenai kehadiran kalian ke sekolah?.
Beberapa pendekatan lanngsung muncul dari inisiatif para murid. Ini berarti
bahwa kelompok bisa mempelajari permasalahan dan langsung masuk ke pokok
permasalahan secara cepat. Bagaimanapun juga terkadang ini tidak selalu benar

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


169
karena pendekatan secara langsung juga bersifat defensif dan resistan walaupun
para anggota mencoba menarik solusi dari permasalahan.
Pendekatan tidak langsung biasa digunakan dalam kelompok berkembang.
Ini sangat efektif untuk menarik para murid ikut dalam proses konseling karena ini
tidak begitu banyak menggunakan perlakuan/tindakan, disaat awal. Pendekatan
seperti ini tergantung dari tiap-tiap individu untuk menggunakan apa yang telah
dipelajari dalam grup.
Pendekatan tidak langsung yang akan berjalan lancar dengan para individu
yaitu konseling kelompok berjalan/bekerja dengan perantara perpus, konselor
memilih beberapa literatur untuk dibaca para murid lalu mendiskusikannya.
Membaca cerita tentang bagaimana cara mengatasi masalah adalah bagian
pertama, mungkin yang paling berpengaruh adalah pada saat para murid
memberikan atau berbagi reaksi, bertanya sesudah mengetahui masalah,
mempelajari masalah dan menemukan arti diri.

Bekerja dengan Murid Sasaran


Saran di awal, pendekatan praktikal pada murid bisa dilakukan pada
kelompok yang berkembang dimana fokus bisa terarah lebih langsung. Ide dari
latihan ini adalah untuk membantu target lebih terlibat dan untuk berpartisipasi
dengan para anggota dalam kelompok.
Kamu bisa memimpin kelompok sama seperti yang biasanya kamu lakukan
dan inginkan, bagaimanapun juga, kamu bisa memberi perhatian pada murid
target seperti contohnya.
1) Berikan mereka beberapa pertanyaan dari awal sampai akhir mengenai
sesuatu yang bisa mereka respon.
2) Gunakan nama mereka secara berkala, pada saat anda mengomentari mereka
dan kelompok, ini bisa membantu mengakrabkan atau menyesuaikan proses.
3) Selalu menghargai kontribusinya, mencari cara baru untuk berasosiasi dengan
mereka pada saat mereka diberi tugas. Bila anda ingin mengingatkan orang
atau menmegur dengan cara yang halus bisa dengan cara ini Saya suka
dengan apa yang baru anda katakana, tapi saya masih membayangkan bila
anda bisa memikirkan sesuatu yang lebih berhubungan dengan topik kita. Atau
(Katakan pada kami apa hubungannya dengan topik kita) atau bisa dengan
Ehm mari kita lihat, kamu seperti akan mengatakan. Lalu hubungkan dengan
topik diskusi.
4) Komentari dan gunakan tindakan non-verbal, terutama untuk hal yang tidak
terlalu sensitif dan yang ingin anda dekati (Kontak mata, peringatan, bahasa
tubuh).
5) Pasangkan atau hubungkan perasaan dan inti dari kontribusi mereka pada
yang lain di dalam grup.
6) Beranikan para anggota untuk berkomunikasi (contohnya,bisakah anda
mengatakan bahwa.).
7) Berpositiflah dan tanggapi kontribusi mereka dengan Terima kasih.
8) Gunakan respon umpan balik. Bila murid sasaran membuat atau menerima
respon negatif anda bisa menghilangkannya dengan mengucapkan Anda
bilang bahwa anda tidak suka (tindakan dan contoh) dan Bagaimana
perasaan anda? atau Apa yang akan anda (orang itu) lakukan? dan
Bagaimana perasaan anda?, Anda juga bisa beralih pada grup dan
menghilangkannya dengan cara menggunakan model umpan balik Bagaimana
yang lain?....gimana rasanya?, gimana kalau anda mengalaminya? atau
mungkin anda bertanya pada satu orang Apa yang kamu rasakan bila

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


170
mendengar?, Apa yang membuat kamu melakukannya. Dan anak-anak akan
memberikan tanggapannya.
9) Berikan tugas dengan waktu yang agak longgar supaya murid punya
kesempatan untuk berpikir mengenai respon dari permasalahan.
10) Gunakan prosedur putaran agar semua orang dalam grup ikut terlibat. Hindari
terlalu memegang atau mengekspos murid sasaran dalam waktu yang lama.
Biarkan mereka santai terlebih dahulu sebelum kita labih serius.
Akhirnya ini adalah keputusan dan pertimbangan anda yang akan memberi
tahu bagaimana atau saat kapan seorang murid target sudah menjadi anggota
tetap dan resikonya bila anda berfokus padanya, terkadang perhatian lebih tidak
begitu diperlukan karena bisa membuat grup terpengaruh nantinyapada kehidupan
di luar.

Perjanjian antara Murid dengan Guru


Sebuah keluhan dari guru mengenai para konselor adalah pada saat
konselor mengganggu jadwal pelajaran dan meminta murid untuk keluar kelas
pada saat pelajaran berlangsung. Ini membuat guru merasa terganggu dan
disepelekan, kadang para guru tidak mengijinkan murid untuk pergi.
Satu cara untuk mengatasi masalah seperti ini adalah dengan membuat
perjaijian dengan para guru yang mendukung kegiatan anda dan membuat
muridnya bisa memenuhi panggilan anda. Ini sangat membantu anda bekerja
dalam kelompok. Perjanjian bisa secara lisan atau tertulis, dimulai dengan
meminta sang guru untuk memberikan kesempatan mengikuti bimbingan. Bila
permintaan sudah disetujui dan harinya pun bisa dibincangkan. Waktu dan kondisi
bimbingan pun dibicarakan dalam kontrak. Salinan dari surat perjanjian pun
diberikan pada murid, guru, dan kantor BK.
Pada saat kontrak dibuat lebih lanjut guru bisa memeriksa waktu terbaik
untuk memberikan kesempatan muridnya ikut bimbingan. Sebagi contohnya si
guru mengijinkan muridnya lapor ke kantor BK pada hari Kamis, pada saat itu
jadwal kelasnya sedang bebas. Dan dia memberitahu guru BK tersebut bahwa
tidak ada murid yang bisa ikut bimbingan pada hari Senin dan Selasa pada saat
ada pelajaran atau pada hari Jumat atau pada saat ada tes.
Konsep ini memberikan pandangan agar guru mampu bekerja sama dengan
petugas konselin. Memanggil murid untuk keluar kelas tanpa koordinasi dengan
guru kelas bisa dikatakan sebagai krisis bimbinga. Bila tidak ingin ada kritikan
maka perjanjian perlu diadakan

Sesi yang Berhubungan


Beberapa konselor khawatir akan kelanjutan bimbingan. Seorang konselor
yang mengadakan pertemuan sekali seminggu berkata Banyak hal yang terjadi
pada kehidupan anak-anak ini sebelum saya bisa mendapat kesempatan untuk
menemui mereka lagi. Ada banyak kekurangan dari keterbatasan ini ,saya sering
sekali merasakannya. Beberapa konselor merasakan durasi pertemuannya
kurang karena padatnya jadwal kegiatan sekolah yang membuat para konselor
harus menjadwal ulang. kemarin saya bertanyatanya kalau kelompok saya
mengetahui kenapa mereka semua ada disini walaupun kita sudah bertemu
sebanyak empat kali sebenarnya membuat grup tetap fokus pada tujuan tidaklah
mudah mengingat jarak pertemuan yang terlalu jauh.
Keinginan untuk melanjutkan adanya sesi dan menghubungkannya bisa
dibuat dengan memulai pada awal menit untuk memfokuskan pikiran, mungkin
dengan cara mendengarkan para anggota mengenai pemikiran dan dampaknya

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


171
pada mereka. Menggunakan metode pemutaran berikut adalah beberapa kalimat
yang bisa menghubungkan yang bisa dipilih
yang paling aku sukai dulu kala adalah.
satu hal yang kupelajari dari sesi terdahulu adalah.
setelah sesi terakhir saya .
perasaan yang kurasakan pada saat kita bertemu di sesi terakhir.
aku harap hari ini.
Atau kamu bisa dengan meminta seseorang mengingat pertemuan terakhir
dengan mengatakan Bila anda bersama-sama, apa yang akan terjadi? ini adalah
cara yang baik untuk memberi umpan balik pada kelompok, terutama yang ada
hubunganya dengan anda dan tujuan anda pada kelompok. Setelah beberapa
tanggapan, anda bisa mengklarifikasi tujuan dari kelompok, beri pendekatan pada
sikap mereka seolah-olah mereka terklarifikasi dan ajakan secara langsung
kelompok untuk masuk pada tujuan dan aktivitas di sesi sekarang.

H. Kelebihan, Keterbatasan konseling kelompok, dan


kongklusinya
Kelebihan dari konseling kelompok:
1. Lebih efisien daripada konseling individual karena banyak para klien yang bisa
bertemu konselor pada satu waktu.
2. Murid bisa saling mendengarkan satu sama lain dan menerima/memberi
umpan balik.
3. Masalah yang timbul banyak muncul dari pengalaman individu dan
berhubungan dengan interaksi sosial, dan bimbingan kelompok bisa menjadi
tempat untuk menguji atau memperbaiki perilaku dan perasaan suatu masalah.
4. Anggota kelompok bisa menawarkan dukungan, membuat berani, dan
membantu menyediakan atau memfasilitasi suasana menjadi lebih kompak
daripada sendirian.
5. Rasa saling memiliki dan kebersamaan dalam kelompok dalam bimbingan
menciptakan suatu jalinan yang unik.
6. Anggota kelompok bisa berlatih perilaku, menerima umpan balik dan saran dari
lainnya, perasaan anaak-anak dan ide mereka terkadang mempunyai
kredibilitas yang tinggi daripada orang dewasa.
7. Anak muda mempelajari sesuatu biasanya belajar dalam grup konteks. Maka
dari itu mempelajari dan mengulangnya lebih banyak terjadi di dalam kelompok.
8. Konselor tidak boleh bekerja keras dalam memfasilitasi kelompok agar
kelompok bisa saling memfasilitasi satu sama lain.
9. Pada saat kelompok saling memfasilitasi, konselor mempunyai banyak waktu
untuk merefleksikan apa yang telah dikatakan oleh seseorang tetang
bagaimana orang itu meresponnya dan segala kemungkinannya.
10. Walaupun konselor menjadi satu-satunya sumber bimbimngan pada waktu itu
tidak ada salahnya untuk mengundang narasumber lain. Sebagai contoh
beberapa usulan bisa dikemukakan oleh anggota kelompok sebelum si
konselor memberikan saran
11. Beberapa murid merasa sangat tegang apabila bertemu dengan orang yang
lebih tua sendirian. Kehadiran anak-anak seumuran mereka membuat mereka
merasa mudah dan menghilangkan ketegangan pada saat bertemu dengan
pembimbing.

Keterbatasan konseling kelompok

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


172
1. Kepercayaan diri dalam konseling kelompok lebih sulit daripada pertahanan diri
padahal ini sangat dibutuhkan dalam berkomunikasi
2. Terkadang beberapa isu pedas atau terlalu sensitif muncul dalam sebuah
kelompok.
3. Walaupun biasanya semua anggota mendapat giliran terkadang waktu juga
tidak cukup bagi mereka yang membutuhkan bantuan dan perhatian intensif.
4. Proses konseling kelompok lebih rumit sejak adanya perbedaan yang muncul
dalam kelompok.
5. Hal ini akan lebih sulit mengatur kelompok daripada memanggil siswa untuk
mengadakan konseling individual karena disini banyak orang yang akan hadir
dan sangat rumit untuk mengatur jadwalnya.

Kongklusinya
Konseling kelompok dilakukan oleh sejumlah kelompok kecil yang
membentuk hubungan kerja yang dekat dimana mereka dapat mengungkapkan
permasalahan secara mendalam. Kelompok ini biasanya memerlukan dan
mencapai tingkat kepercayaan, pemahaman dan penerimaan yang besar
dibandingkan bimbingan kelompok, dimana anggota kelompok merasa lebih bebas
untuk mengekspresikan diri mereka karena hanya sedikit anggota yang ada di
dalamnya.
Sebagai seorang konselor diharapkan bisa lebih terampil dan juga berperan
sebagai pengatur dalam kelompok, perbedaan antara bimbingan dengan konseling
sering lebih kepada jumlah kelompok dan tingkat resiko personal yang didapat.
Konseling kelompok bisa dilakukan dengan menggunakan beberapa tahapan yang
ada yaitu mulai dari tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan, dan
tahap pengakhiran. Ada beberapa variasi berbeda yang bisa kita gunakan,
tergantung para anggota dalam kelompok dan siswa yang ingin diajak dalam
konseling ini. Sebagai contohnya konselor telah memilih untuk bisa lebih fleksibel
dan terfokus pada problem yang khusus, termasuk beberapa aktivitas permainan.

Gambar 7.2. Evaluasi grup (lab komunikasi)


Sngt
Sangat Ragu- Tdk
Sekolah menengah (jumlah=104) setuju tdk
setuju ragu setuju
setuju
42
Grup meningkatkan pengertianya pada orang laen 49 8 1 0
1
Grup tidak memberikan efek apa2 pada saya 8 5 26 60
Grup memberikan efek pada kelakuan saya di luar 19
48 18 10 5
grup
0
Saya tidak suka menjadi anggota dalam grup 0 3 19 78
36
Grup meningkatkan pemahaman diri saya 44 12 5 3
Saya akan merekomendasikan grup ini pada yang laen 66 23 7 1 3

Sngt
Sangat Ragu- Tdk
Sekolah menengah (jumlah=103) setuju tdk
setuju ragu setuju
setuju
25
Grup meningkatkan pengertianya pada orang laen 70 0 5 0
0
Grup tidak memberikan efek apa2 pada saya 3 5 41 46
Grup memberikan efek pada kelakuan saya di luar grup 16 68 13 0 3

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


173

3
Saya tidak suka menjadi anggota dalam grup 0 5 27 65
32
Grup meningkatkan pemahaman diri saya 46 14 8 0
73
Saya akan merekomendasikan grup ini pada yang laen 21 3 0 3

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


174
Myrick, RD (1993) Developmental Guidance and Counseling.
Minneapolis: Educational Media Corporation
BIMBINGAN KELOMPOK BESAR SEBAGAI
SALAH SATU INTERVENSI KONSELOR
A. DEFINISI BIMBINGAN KELOMPOK BESAR
Kegiatan bimbingan kelompok besar di sekolah di susun untuk memberikan
informasi pendidikan atau karir. Konselor memberi informasi yang umum maupun
khusus kepada siswa. Namun, bukan berarti harus dengan cara tertentu, seperti
menggunakan siswa untuk membantu menjelaskan atau mengilustrasikan
beberapa poin yang dibuat. Juga dapat mengorganisasikan sebuah kelompok
besar menjadi unit kerja yang lebih kecil, sehingga interaksi antar siswa dapat
terjadi, sehingga menjadi bimbingan kelompok besar merupakan suatu intervensi
yang berharga.
Intervensi yang dilakukan oleh Konselor dalam bimbingan kelompok besar
yaitu menggunakan lebih dari 10 siswa dalam satu kelompok,
Perbedaan antara bimbingan kelompok kecil dan bimbingan kelompok
besar terutama pada fokus dan fungsi kelompok, seperti maksud dan tujuan,
perilaku kepemimpinan, dan hubungan interpersonal yang dapat dibentuk. Hal ini
mempengaruhi keterpaduan, tingkat kepercayaan, dan keintensitasan interaksi
kelompok.

B. FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN


1. Bagaimana Konselor Mengatur Kegiatan Bimbingan Kelompok Besar ?
Bimbingan kelompok besar dapat dilihat sebagai proses bantuan, dimana
siswa dapat bertemu satu sama lain untuk bekerja bersama konselor, guru, atau
keduanya.
Bimbingan sebagai rangkaian pelajaran dimana menjadi bagian dari
kurikulum bimbingan yang terorganisir. Program bimbingan fokus utamanya pada :
a. Maksud dan tujuan.
Contoh materi bimbingan kelompok besar: membicarakan pertumbuhan
dan perkembangan manusia; memilih karir; mempelajari kebiasaan dan
menejemen waktu; menyelesaikan konflik dengan orang lain; bagaimana
menjadi lebih aserif; orientasi sekolah; bagaimana memilih universita yang baik
untukmu; dan mencari teman baru
b. Tepat waktu.
Bimbingan yang diberikan pada siswa di kelas, menekankan pada nilai
waktu memberi layanan, dimana kegiatan menstimulasi pikiran dan
menggerakan imajinasi dan perasaan siswa, yang mendorong menggunakan
kesempatan dan ide, pikiran, dan perilaku dimunculkan.
Waktu dalam bimbingan kelompok besar sangat penting seperti
membicarakan kegiatan di daerah, kenegaraan, atau internasional yang
diketahui oleh siswa dan siswa siap membicarakan tentang pengaruh pribadinya
c. Personalisasi.
Tujuan personal berdasarkan topik, yaitu
1) untuk membantu siswa menjadi lebih sadar akan adanya perasaan dan untuk
membantu siswa mengembangkan kosa-kata dimana mereka dapat melihat
bagaimana perasaan, pikiran dan perilaku saling berhubungan;

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


175
2) untuk membantu siswa menjadi lebih tahu bahwa pengalaman yang diperolah
ada yang baik dan ada yang baik, dan pengalaman-pengalaman tersebut
termasuk bagian dari kehidupannya;
3) untuk membantu siswa agar lebih tahu bahwa tidak ada yang salah dengan
memiliki perasaan, karena hal tersebut merupakan bagian dari manusia; dan
4) untuk membantu siswa belajar bahwa ada beberapa cara-cara yang dapat
diterima secara sosial untuk mengekspresikan perasaan. Siswa belajar
bahwa memiliki perasaan tidak selalu berarti mereka harus
memperlihatkannya dan tingkah laku yang terhormat dapat membantu orang
lain hidup bersama-sama dengan saling bekerjasama dan saling
menghasilkan.

d. Accessibility
Program bimbingan untuk memudahkan tingkat pencapaian prestasi dan
motivasi pada siswa yang memiliki kebiasaan belajar buruk, program ini
membantu dengan fasilitator kawan sebaya.
e. Hubungan dengan teman sebaya.
Kelompok dibuat dengan sudah terjadwal untuk bertemu dengan guru
tertentu supaya lebih menyenangkan. Beberapa siswa mungkin akan
merasakan aman di dalam bimbingan kelompok besar, karena bisa hanya
dengan berpartisipan dibelakang teman lainnya, siswa hanya mendegarkan
tapi tidak berbicara. Siswa hanya mengandalkan teman yang lain untuk
memimpin dan mereka tidak berpartisipasi. Mereka tidak suka berbicara di
depan kelompok besar karena takut apa yang mereka utarakan tidak dapat
diterima. Semakin banyak anggota, akan semakin banyak kondisi seperti itu.
2. Siapakah pemimpin kelompok?
Konselor memiliki 2 peran di dalam bimbingan kelompok besar yaitu
sebagai nara sumber dan pemimpin kelompok.
Konselor dapat berunding dan berkolaboratif dengan guru di dalam
perkembangan program kegiatan bimbingan dimana melibatkan ruang kelas atau
bimbingan kelompok besar. Konselor bisa menjadi sumber untuk guru dan
memberikan petunjuk kepada program bimbingan. Konselor dapat menjadi
pemimpin sebuah kelompok dan mengajarkan unit-unit atau kegiatan sendiri.
Dalam sebuah kesempatan, Konselor juga dapat saling memimpin dengan guru
dan konselor yang lain.
3. Berapa seharusnya ukuran kelompok?
Ukuran kelompok dapat mempengaruhi jumlah dan tipe interaksi yang
terjadi, sifat topik yang diperkenalkan, tingkatan keterlibatan personal, dan
kerahasiaan.
Ada kemungkinan ketidak terbatasan ukuran dalam bimbingan kelompok,
Konselor bisa bekerja dengan 100 bahkan lebih. Ukuran bukanlah masalah jika
Konselor memiliki asisten. Banyak konselor, berfikir dengan ukuran 25-30 siswa.
Hal ini memungkinkan kelompok untuk dibagi ke dalam 5 atau 6 tiap siswanya.
4. Dimana seharusnya kelompok bertemu?
Tempat yang umum untuk bertemu siswa dalam bimbingan kelompok besar
adalah ruang kelas. Tempat pertemuan lainya juga bisa di perpustakaan, kafetaria,
pusat media, gymnasium, atau auditorium.

5. Seberapa sering dan untuk berapa lama?

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


176
Kegiatan bimbingan kelompok dilaksanakan selama 20-30 menit. Walaupun
bisa disusun menjadi 45 menit atau ebih lama. Kegiatan dilakukan di sekitar
jadwal bel sekolah, ketika siswa berganti satu kelas ke kelas lainnya.
Kegiatan biasanya dilaksanakan pada sore hari, pada hari sekolah dan
kegiatannya antara 20-30 menit, walaupun ada Konselor yang lebih menyukai
lebih banyak waktu untuk diskusi dan partisipasi siswa. Pendekatan praktis adalah
bagaimana berfikir dalam 30 menit, namun waktu itu bisa dilebihkan apabila masih
ada waktu yang tersedia. Tambahan waktu dapat digunakan untuk lebih banyak
diskusi dan aktivitas.

6. Aktivitas mana yang seharusnya digunakan?


Aktivitas kelompok dengan prosedur dimana partisipan ambil bagian dalam
tugas dan berbicara mengenai pengalaman-pengalamannya.
Aktivitas kelompok berhubungan dengan 4 proses fasilatif mengenai
penngungkapan diri, umpan balik, peningkatan kesadaran dan pembuatan aktivita,
dan aksi yang bertanggung jawab.

7. Bagaimana Konselor memfasilitasi kelompok besar?


Konselor dapat menggunakan respon fasilitatif yang tinggi dan
memperolehnya dari partisipasi kelompok. Hal ini tidak bertentangan untuk
menjadi fasilitator atau pembantu, juga tidak akan membahayakan peran Konselor
untuk memahami, menerima, dan dapat dipercaya.
Model fasilitatif yang dapat dilaksanakan dengan mudah di kelompok besar,
yaitu buatlah siswa memahami bahwa Konselor ingin mendengar ide dan
perasaan siswa. Lakukan sesuatu untuk menunjukan bahwa Konselor menilai
partisipasi dan menghormati usaha mereka. Cobalah untuk memahami dan
menerima, namun juga biarkanlah siswa mengetahui bahwa Konselor
mengharapkan mereka untuk bekerja dengan kooperatif.
Pertimbangan Konselor dalam memimpin kelompok dalam menggunakan
aktivitas dan diskusi yaitu terima semua kontribusi; mengakui atas usaha siswa,
walaupun jauh dari target yang diinginkan; cari ide pokok dari sesuatu yang
diekspresikan dan dinyatakan dalam topik; hindarilah penolakan; menyusun dan
menunjukan kembali fokus komentar jika dibutuhkan.
Contoh :Ok, menarik sekali, tapi bagaimana hal tersebut saling berhubungan ...?
Baik, jadi anda sepertinya ingin berkata ...
(menyusun kembali ide)
Ok, jadi anda berfikir tentang ... sekarang. Tapi kita lihat jika kita dapat
memberikan perhatian pada ...
Baik, anda nampaknya ingin berkata bahwa ...
Ok, dan hal itu menganjurkan ....

8. Keterampilan Konselor dalam memimpin kelompok:


a. Gunakan kontak mata.
Kontak mata merupakan bagian dari komunkasi. Hal ini menunjukan
bahwa Konselor perhatian atau Konselor tertarik. Mata Konselor dapat
memberitahu siswa bahwa Konselor memperhatikan mereka. Mata dapat
memberikan pengakuan sederhana dan mendatangkan dan memperkuat
kontribusi. Kontak mata juga dapat menunjukan ketidaksetujuan atau memberi
sinyal perhatian. Mata dapat menekspresikan perasaan dan dapat
berkomunikasi lebih dari kata-kata.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


177
Gunakan mata anda ketika bekerja dengan tim dan pancarkan keseluruh
ruangan. Konselor dapat menggerakan mata pada siswa. Jika Konselor
memberikan pertanyaan terbuka kepada semua kelompok, Konselor harus
menggunakan mata untuk memperoleh respon dari salah satu seksi. Konselor
juga harus bergerak dengan tangan dan berkata, saya ingin mendengar salah
satu dari kalian di seksi ini. Berikan waktu kepada siswa untuk merespon.
Bersabarlah dan biarkan mata yang berbicara, terutama selama jeda setelah
Konselor memberikan pertanyaan. Mata dapat lembut, mendorong, dan
mengundang. Atau, mata dapat intens, mengintimidasi, dan menakutkan.
Partisipasi sering merasa tidak pasti ketika giliran mereka berbicara.
Beberapa mungkin berpikir, mereka terlalu banyak berbicara. Mata dan kata-
kata Konselor akan berkomunikasi ketika waktunya berbicara. Beberapa siswa
yang tidak merasa yakin dengan dirinya sendiri akan berkomunikasi ketika
waktunya berbicara. Beberapa siswa yang tidak merasa yakin dengan drinya
akan menghindari ketika Konselor menatap mereka, hampir berharap Konselor
pindah ke orang lain. Konselor dapat berkata, tidak apa-apa, gunakan waktumu
dan pikirkan hal tersebut beberapa saat. Lalu, beri pertanyaan kembali.
Biasannya, perilaku non-verbal akan memainkan peranan dalam
memfasilitasi kelompok (contoh, gerak badan, ekspresi muka, nada suara,
postur, dan kedekatan fisik di dalam kelompok). Hati-hati akan efek yang
ditimbulkan pada kelompok, dan catatlah hal tersebut yang dapat menimbulkan
kegunaan positif dalam keuntungan kelompok.

b. Perkuat partisipasi.
Setelah mata digunakan untuk menolak untuk memperkuat partisipasi,
dan juga pemilihan kata. Hati-hati untuk tidak terlalu sering menggunakan
bentuk-bentuk evaluatif seperti, bagus, baik, hebat, dll. Konselor juga
berhati-hati menggunakan kata-kata selang, walaupun kepribadian Konselor
memungkinkan menggunakannya tanpa menjelek-jelekan siswa atau membuat
Konselor terlihat rendah diri. Ketika mereka berniat untuk memberitahu
seseorang atau kelompok bahwa penampilan dan kontribusi mereka di hargai.
Kadang-kadang dibertahukan bahwa hal tersebut merupakan respon yang baik.
Sebagai tambahan, evaluasi, baik yang posti maupun yang negatif berjalan tidak
sesuai untuk membuat kondisi yang fasiltatif yang Konselor inginkan dalam
kelompok. Evaluasi dibutuhkan dan tidak terhindarkan, ataupun juga kurang
fasilitatif. Untuk itu, respon-respon seperti, ok, baik, terima kasih sudah
berbagi dan terimakasih lebih karena hal tersebut cenderung kurang evaluatif
dan lebih disukai karena hal tersebut cenderung kurang evaluatif dan lebih
diakui.
Umpan balik dalam bentuk pujian dapat sangat menguatkan individu atau
kelompok. Sebagian besar konselor dan guru tidak memberikan pujian yang
cukup. Pikirkan beberapa cara yang dapat membuat individu atau kelompok
tahu bahwa Konselor menilai respon mereka.
Siswa menyukai untuk ditentramkan hatinya bahwa kelompoknya berjalan
dengan baik dan kontribusi mereka sangatlah penting.
Bergerak menuju dan menjauh dari para siswa. Jika Konselor tidak
mendapatkan tipe perilaku yang Konselor pikir dapat membantu di kelompok
besar atau Konselor menghadapi penolakan, Konselor pasti ingin menggunakan
model umpan balik untuk memberitahu mereka mengenai pengaruh perilaku
yang mereka lakukan kepada Konselor. Hal ini dapat Konselor lakukan setelah
Konselor mencoba berbagai cara supaya mereka mau bekerja dengan baik.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


178
Jika Konselor memiliki siswa yang tidak perhatian atau mengacau,
Konselor harus menggunakan kehadiran diri Konselor untuk memperoleh
perhatian mereka. Mendekatlah kepada mereka. Setelah Konselor berada pada
wilayah atau ruang mereka, ada kecenderungan bahwa seseorang akan merasa
waspada. Kegelisahan meningkat dan perhatian pada gerakan Konselor dan
kata-kata Konselor. Ketika siswa lelah atau mungkin kepanasan dan pada akhir
hari. Tetaplah bergerak. Jangan berdiri di depan ruangan atau satu tempat.
Pergerakan memecah kebosanan dan menstimulasi. Hal ini akan mendorong
orang-orang untuk merubah perhatian mereka dan menjadi lebih perhatian
mereka dan menjadi lebih perhatian, terutama ketika bergerak mendekati
mereka.
Contohnya, jika menginginkan bagian tertentu pada kelompok besar
untuk berpartisipasi lebih, kemudian bergeraklah lebih dekat kepada bagian
tersebut dan gunakan mata dan kehadiran diri untuk mengundang mereka untuk
berpartisipasi.
Dalam hal yang sama, jika satu siswa atau bagian mendominasi diskusi
menjauhlah. Bergeraklah ke area lain dan berkata kita sudah pernah
mendengar dari beberapa anggota kelompok kita, mari kita dengar pemikiranmu
yang lain. Bagaimana dengan yang lain?

c. Aturlah batasan-batasan.
Konselor mungkin memiliki beberapa siswa di kelompokmu yang
mengganggu atau yang perilakunya tidak dapat diterima. Aturlah bebrapa
batasan dengan siswa anda, dengan merespon prasaan mereka dan
memberitahu mereka apa yang dapat dan tidak dapat mereka lakukan. Pada
prinsipnya, selalu baik untuk tetap fokus pada apa yang anda harapkan dari
mereka daripada menyuruh mereka untuk menahan diri dari melakukan
sesuatu. Pertama minta mereka untuk melakukan sesuatu yang anda inginkan
dan permintaan selanjutnya adalah kepatuhan dan gagal untuk memberikan
perintah.
Sebagai contoh, misalnya dua orang siswa tertawa sendiri dimana yang
lain sedang berpartisipasi. Ini menjadi tidak menyenangkan bagi anda maupun
siswa yang lain. Kau pasti berkata sesuatu seperti, pastilah hari ini anda
memiliki waktu yang sulit untuk mendengarkan dan jelas sekali ada sesuatu
yang lucu, menyenangkan, tapi anda membuat kami kesulitan untuk tetap fokus
dan berbagi ide, jadi tolong perhatikan.
Jika anda telah membangun beberapa kepentingan di bank dari
pengalaman pertama, anda mungkin ingin langsung berkata , kamu pasti
sangat senang dan menemukan sesuatu yang menyenangkan, tapi kami
membutuhkan perhatianmu. Ada lebih sedikit kata-kata. Anda juga bisa
berkata, tolong diam dan perhatikan. Bukan waktu yang baik untuk
berargumentasi dan bukan waktu yang baik pula mendiskusikan perilaku, jika
anda ingin tetap pada tugas. Disamping itu, beberapa konselor dengan bebas
membiarkan perilaku seperti itu untuk beberapa saat sebelum berkata, Kita
memiliki masalah di kelompok kita. Ada apa? Lalu, situasi dan perilaku siswa
diproses. Hal ini lebih konfrontif, tetapi juga membuktikan berpendidikan, jika
hal tersebut tepat dan anda menggunakan keahlian yang fasilitatif.
Pengaturan batasan bisa digunakan dalam kelompok besar ketika
seorang siswa distimulasi untuk berbicara mengenai hal-hal yang lebih pribadi.
Siswa yang sedang berada di bawah tekanan atau penuh dengan kegelisahan
biasannya tidak diperhatikan tentang dimana mereka atau sedang berada

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


179
dikelompok mana mereka, jika mereka memiliki kesempatan mengeluarkan
sesuatu dari pikiran mereka. Mereka sering menggunakan kesempatan untuk
meringankan beban dengan melepaskan perasaan mereka, khususnya di
tempat yang aman.
Jika anda perhatian dengan penyingkapan diri tidak sesuai untuk
kelompok besar atau terlalu pribadi, anda dapat mengintrupsi dan berkata:
hal ini sangatlah penting untuk mu dan perasaanmu memperlihatkan bahwa
kau ingin mebicarakannya sekarang. atau,
saya dapat melihat mengenai apa yang sudah anda katakan kepada saya
bahwa perasaan anda ... dan , tidaklah mudah berfikir mengenai hal lainnya.
Mungkin, kita bisa berbicara setelah kelompok berakhir. atau,
kelompok diskusi kita memberikan perasaan yang kuat pada mu beberapa
menyedihkan, dan kamu ingat sesuatu yang terjadi yang memberi pengaruh
besar padamu.
Tergantung pada ketrampilan dan penilaian profesional anda, mungkin
anda dapat melanjutkan dengan:
Tetapi, apa yang sudah kamu sampaikan sangatlah personal. Kau ingin
melanjutkan? atau, jadi ini yang ingin kau bicarakan?
Kau bisa mengingatkan kelompok anda bahwa orang tidak harus
berbagi semua yang tidak ingin mereka bicarakan dan dalam hal ini, seseorang
telah mempercayai kelompok untuk lebih menghormati situasi ini. Atau, kau
mungkin dapat mengganti fokus untuk beberapa saat dengan mengiterupsi
seseorang dan bertanya pada kelompok :
kita telah mendengar pernyataan pribadi oleh salah satu anggota kelompok
kita. Menurut kalian bagaimana perasaan dia sekarang?
Lalu, apa yang diakatakan tentang kita sebagai sebuah kelompok?
Lalu, diskusi mengenai kondisi yang fasilitatif yang saling memperhatikan,
mempercayai, dan lain sebagainnya dapat terjadi.

d. Berikan tugas
Hal ini bisa sangat fasilitatif dalam kelompok besar dengan memberikan
tugas khusus kepada anggota kelompok. Salah satu tugas bisa seperti: Baik,
marilah tim ini mendengarkan tim yang lain yang ingin berbicara.
Lihat apa yang bisa kalian tambahkan. Ini dapat mendorong anggota
untuk fokus pada topik dan diskusi. Anda bisa menambahkan dengan,
sekarang, ketika kamu sedang mendengarkan, berfikirlah satu pertanyaan
yang ingin kamu tanyakan untuk membantu kita belajar mengenai ide-ide
mereka.
Untuk tugas lainnya, anda dapat menyuruh mereka menulis kata atau
frasa kunci yang telah diberikan. Masih tugas yang lain, suruhlah siswa untuk
merespon pertanyaan tertentu, atau menulis satu kata jawaban, atau
menggambar respon suatu pertanyaan, atau kalimat yang belum selesai. Hal
ini akan menyiagakan anggota kelompok, mengatur perhatian mereka, dan
meningkatkan keterlibatan mereka.
Jika kelompok tidak berjalan dengan baik, rubahlah tugas. Contohnya,
daripada menyesuaikan dengan prosedur, anda dapat berhenti dan berkata:
Apa yang sedang terjadi di kelompok kita? Bagaimana perasaan kalian
sekarang?
Menurut kalian mengapa perasaan ini timbul?
Apa yang bisa kita lakukan untuk membuatnya lebih menarik?

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


180
Kadang-kadang tugas disini dan sekarang akan membuat cukup
kesenangan untuk memotivasi kelompok dan membuat pengalaman. Tugas
disana dan nanti, seperti Bagaimana menurut pendapat kalian mengenai
perasaan mereka dalam situasi seperti itu? mungkin terlalu hipotetis dan
terlalu jauh dari pengalaman kelompok untuk menjaga mereka tetap terlibat.
Jika siswa terus berjuang dengan perhatian dan motivasi untuk
berdiskusi mengenai isu atau situasi, anda mungkin dapat mengulang kembali
topik atau tugas yang diberikan. Siswa biasannya suka berbicara mengenai
ide-ide dan perasaan-perasaan dalam kelompok besar maupun kelompok kecil.
Kadang-kadang konselor di batasi oleh waktu dan harus tetap pada
tugas untuk menyelesaikan pelajaran bimbingan. Ketika memimpin siswa
untuk menyelesaikan agenda sangat penting, anda akan lebih sadar waktu.
Anda membuat keputusan untuk membuat siswa tetap pada tugas, bergerak
dengan aktivitas dan prosedur. Kehilangan peluang terjadi bukan karena tidak
ada ketrampilan, tetapi sebab pertimbangan profesional harus dibuat menurut
waktu.
Tidak ada yang salah dengan tetap memberi tugas. Namun, ketrampilan
pada umumnya dalam kaitan dengan kedalaman diskusi dan banyaknya
respon facilatif yang dibuat. Di sekolah dasar, 20 menit merupakan waktu yang
umum untuk bimbingan kelompok besar. Ketika ada tambahan 15 menint
(untuk jumlah 35 menit), biasannya banyak diskusi dan partisipasi kelompok.
Konselor merasa kurang cepat dan banyak seperti fasiliator ketika mereka
memiliki ekstra waktu, tapi jika tidak tersedia.

e. Memiliki rencana.
Ada banyak konselor dan guru berpengalaman yang dapat memberi
contoh dan dengan spontan memulai pelajaran bimbingan, menarik
pengetahuan mereka mengenai aktivitas dan kemampuan mereka memduhkan
kelompok. Mereka tahu bagaimana membuat topik diskusi. Mereka akrab
dengan pertanyaan khas dan perhatian. Mereka mengetahi masalah potensial
sebelum masalah tersebut muncul. Mereka adalah ahli pendidikan yang dengan
sedikit pelajaran, dapat dengan cepat terlibat dalam kelompok besar, seperti
kelas, dalam pelajaran bimbingan. Tetapi, sedikit konselor dan guru secara
eksklusif berpegang pada pengalaman dan kemampuan mereka untuk bekerja
menggunakan pilot automatis dalam situasi yang tidak terstruktur. Hal ini
sangatlah pekerjaan yang sulit.
Lebih mudah jika memiliki rancangan unit bimbingan, masing-masing
dengan suatu jumlah spesifik kegiatan yang telah diuraikan untuk sejumlah
waktu yang ditentukan. Selalu ada penyesuaian. Kadang-kadang aktivitas harus
dimodifikasi atau prosedur dirubah untuk mengakomodasi waktu dan keadaan.
Dalam beberapa kesempatan, diskusi memiliki giliran dimana ada kesempatan
untuk tepat waktu mengajar. Lalu pengingat rencana pembelajan bimbingan
dapat dihilangkan. Tetapi, ketika anda memiliki rencana dan memiliki pilihan
untuk merubahnya, daripada bergantung pada sumber anda sendiri dan
kepercayaan bahwa semuanya akan berjalan dengan lancar, pekerjaan anda
akan lebih mudah.
Beberapa orang suka membuat rencana umum dengan beberapa catatan
dan mengikuti intuisi dan pengalaman mereka. Tanpa memperhatikan, konselor
yang paling efektif memiliki ide yang jelas mengenai tujuan yang ingin mereka
capai, memiliki materi yang dibutuhkan, dan mengetahui bagaimana mereka
memulai suatu kelompok. Konselor-konselor yang efektif mungkin telah

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


181
mencatat beberapa kalimat pembukaan untuk memudahkan acuan. Mereka
mengetahui aktivitas mana yang mereka rencanakan untuk digunakan dan telah
mereka pikirkan melalui prosedur tertentu, terutama ketika mereka sudah cocok
dengan ruangan atau tempat tertentu dimana kelompok bertemu. Mereka sudah
memikirkan tentang pernyataan ringkasan atau cara untuk menyimpulkan
diskusi kelompok, dengan perhatian tertentu yang diberikan untuk penutup.
Jika memimpin kegiatan bimbingan kelompok besar merupakan hal yang
baru untukmu, lalu anda mungkin membutuhkan lebih banyak rencana yang
terperinci dan terstruktur. Cobalah untuk menggambarkan bagaimana waktu
dapat dihabiskan, mengidentifikasi suatu beberapa menit waktu untuk masing-
masing bagian dari rencana anda. Anda harus lebih fleksibel dan mengenali
bahwa memudahkan suatu diskusi lebih panjang dalam satu bagian dari
rencana yang berarti mengurangi waktu untuk suatu aktivitas atau diskusi di
dalam bagian lain. Minat pribadi anda, ketrampilan, dan pertimbangan
profesional menentukan keputusan anda ketika memimpin kelompok.
Salah satu contoh pengalaman bimbingan kelompok besar yang secara
efektif terbukti dengan kelas 4, merujuk pada proyed bimbingan kelompok di
Florida, di kembangkan di Orange County, Florida (Myrick, Merhill, & Swanson,
1986) dan sudah di gunakan oleh sekolah lain di distrik yang sama. Ini juga
dapat dimodifikasi untuk menyesuaikan kebutuhan dan minat siswa. Garis besar
umum juga dapat digunakan untuk mengembangkan unit-init bimbingan yang
lain.

C. PROYEK BIMBINGAN KLASIKAL DI FLORIDA


Perilaku tentang sekolah, diri, dan orang lain mempengaruhi pembelajaran
siswa. Ketika siswa tidak menyukai sekolah. Mereka disebut sebagai pembelajar
yang tidak efektif. Jika mereka merasa diterima, sukses, dan penting di sekolah,
mereka cenderung untuk berpartisipasi dan memperoleh lebih banyak. Membantu
anak muda untuk membangun perilaku positif merupakan tujuan dari program
bimbingan klasikal.
Sekolah yang berada di Orange County di Florida memiliki 67 Sekolah
Dasar pada tahun 1984, setiap sekolah memiliki konselor tetap yang ambil bagian
dlam proyek bimbingan kelompok besar. Seluruh negeri merancang ditonjolkannya
suatu unit bimbingan untuk para siswa kelas empat dan memusatkan pada sikap
tentang sekolah.
Lebih rinci, unit ini dibuat diantara 30-40 menit kegiatan bimbingan klasikal:
a) memahami perasaan dan tingkah laku;
b) kaca sikap;
c) membantu anak berada di sekolah;
d) membuat perubahan positif;
e) saya menyenangkan dan mampu; dan
f) mencari kekuatan pribadi.

Setiap kegiatannya memiliki ditail instruksi dan dibagi menjadi 4 bagian:


1) pembukaan, termasuk kata-kata pembukaan:
2) aktivitas I, yang berisi diskusi antara konselor dengan seluruh kelas:
3) aktivitas II, dimana 5 kelompok kecil dibentuk dari tiap-tiap siswa dan mengikuti
prosedur memberikan kesempatan untuk merespon mengenai topik yang
dibicarakan
4) penutup, yang berisi baik ringkasan dan tugas untuk siswa.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


182
Manajemen dan susunan dari para siswa sangatlah penting, ketika setiap
kelas dibentuk ke dalam 5 kelompok diskusi kecil. Pertama-tama, kelompok-
kelompok ini diposisikan dalam bentuk setengah melingkar mengelilingi ruangan
selama kegiatan perkenalan. Konselor berbicara kepada seluruh siswa melalui
kelompok mereka di dalam kegiatan I. Selama kegiatan II, kelompok-kelompok
tersebut dipersempit menjadi kelompok lingkaran kecil untuk latihan dan diskusi
yang bersifat khusus. Kelompok-kelompok tersebut kemudian dengan cepat
memposisikan diri mereka ke dalam bentuk kelompok setengah melingkar untuk
kegiatan penutup dan diskusi tingkat akhir.
Baik para siswa yang menjadi target mereka yang telah diidentifikasi oleh
para guru yang kebetulan mempunyai perilaku-perilaku yang negatif mengenai
sekolah dan para siswa yang mempunyai ranking atas mereka yang nilai
akademisnya terlihat bagus mendapatkan keuntungan dari rangkaian bimbingan,
menurut laporan yang diberikan oleh para Guru.
Kedua-duanya merupakan suatu kebenaran kasus baik di Negara bagian
Florida dan Indiana, yang melibatkan lebih dari 1700 siswa yang berstatus
terkontrol ataupun kelompok-kelompok penelitian. Dua puluh macam hal
digunakan di dalam penelitian tersebut untuk membandingkan kelompok-kelompok
yang menerima unit dan yang tidak digunakan untuk membandingkan diperlihatkan
di dalam gambar 8.1. Indikator-indikator perbedaan yang ignifikan pada kelompok
penelitian yang menerima unit juga diperlihatkan di dalam gambar.
Ini merupakan sebuah penelitian karena cakupannya, desain risetnya,
pengulangannya, dan temuan-temuan positifnya baik bagi siswa yang menjadi
target dan siswa yang mempunyai ranking atas. Ini memperlihatkan bahwa para
siswa yang mempunyai perilaku negatif mengenai sekolah dapat menguntungkan
kelompok bimbingan yang lebih luas. Hal penting lainnya, para siswa yang
mempunyai ranking atas juga mendapatkan keuntungan dari pengalaman
kelompok bimbingan luas yang sama. Unit tersebut, tentu saja, diarahkan untuk
semua siswa dan, di dalam kasus ini, merupakan campur tangan Konselor yang
pertama kali.
Kelompok bimbingan yang luas merupakan pendekatan paling tepat bagi
para siswa yang mempunyai perilaku negatif. Siswa-siswa yang membutuhkan
bantuan lebih atau yang tidak menanggapi secara baik kepada kelompok
bimbingan yang luas kemudian dapat terlihat pada kelompok kecil konseling,
mungkin memperlihatkan pengalaman mengenai urutan susunan kelompok
pengalaman yang tergambar di dalam bab 7. Akhirnya, mereka yang tidak
menaggapi atas kelompok kerja yang luas ataupun kecil mungkin menerima
beberapa konseling yang bersifat individual.
Setiap kegiatan di dalam unit dibentuk pada asumsi bahwa hanya sebuah
jumlah materi yang sedikit yang akan mudah untuk diperoleh dan bahwa unit
tersebut harus mampu diimplementasikan tanpa menggunakan tambahan biaya di
atas sumber-sumber yang khusus pada beberapa Konselor. Ini membatasi seleksi
atas susunan kegiatan-kegiatan pembelajaran untuk unit ini. Unit tersebut
ditujukan pada kelas keempat; akan tetapi, para Konselor sekolah tingkat
menengah telah melaporkan bahwa, dengan sedikit perubahan-perubahan, ini
telah membuktikan untuk menjadi sesuatu yang bernilai di dalam kerja mereka.
Beberapa Konselor sekolah tingkat atas juga telah menggunakan ini. Anda
mungkin dapat menemukan bahwa kegiatan-kegiatan lain lebih baik sesuai
dengan tujuan-tujuan Anda. Anda dapat merubah unit tersebut untuk
kecenderungan-kecenderungan dan kebutuhan-kebutuhan Anda.
Gambar 8.1 Hasil Daftar Guru:

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


183
Perbandingan Penanganan dan Kontrol Kelompok
Florida Indiana
Target Atas Target Atas
(n=623) (n=403) (n=350) (n=381)
Perilaku dalam sekolah:
1. Mengerjakan tugas tepat waktu.
2. Mengerjakan tugas dengan giat. X X
3. Mengumpulkan tugas tepat waktu. X
4. Mempunyai materi yang cukup X
untuk mengerjakan tugas.
5. Mengikuti diskusi kelas.
6. Mentaati peraturan sekolah. X X
7. Menerima saran dan kritik. X X
8. Berkata baik kepada sesame.
9. Bergaul baik dengan teman. X X X
10. Menyukai para guru. X X
11. Disukai oleh para guru. X X X
12. Disukai oleh siswa lain karena X X X
perkataannya.
13. Percaya bahwa dia dibutuhkan X X X
orang lain.
14. Giat berangkat sekolah. X X X
15. Menyukai seseorang sebagai X X X
pribadi.
16. Pekerja yang baik di sekolah. X
17. Menganggap sekolah sebagai
tempat yang bersahabat.
18. Menganggap sekolah sebagai X X
tempat yang menyenangkan.
19. Kerja keras saat menemui X
sesuatu yang sulit pada saat
pertama kali.
20. Tahu bagaimana cara berteman. X
X . 05 tingkat signifikansi

Gambar 8.2 Hasil Daftar Siswa:


Perbandingan Penanganan dan Kontrol Kelompok
Florida Indiana
Target Atas Target Atas
(n=623) (n=403) (n=350) (n=381)
Bagaiman Saya di sekolah:
1. Saya mulai mengerjakan tugas
segera mungkin.
2. Saya mengerjakan tugas dengan
giat.
3. Saya mengumpulkan tugas tepat X
waktu.
4. Saya mempunyai materi yang X
cukup untuk mengerjakan tugas.
5. Saya mengikuti diskusi kelas.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


184
6. Saya mentaati peraturan sekolah. X
7. Saya menerima saran dan kritik. X
8. Saya berkata baik kepada X X
sesame.
Bagaimana Saya memandang sesuatu:
9. Bergaul baik dengan teman.
10. Saya menyukai para guru. X X
11. Saya disukai oleh para guru. X X
12. Saya disukai oleh siswa lain X X
karena perkataan Saya.
13. Saya percaya bahwa saya X
dibutuhkan orang lain.
14. Saya giat berangkat sekolah.
15. Saya menyukai saya sebagai
pribadi.
16. Saya pekerja yang baik di X
sekolah.
17. Saya menganggap sekolah X
sebagai tempat yang bersahabat.
18. Saya menganggap sekolah X X
sebagai tempat yang
menyenangkan.
19. Saya kerja keras saat menemui
sesuatu yang sulit pada saat
pertama kali.
20. Saya tahu bagaimana cara
berteman.

X . 05 tingkat signifikansi

Satu kelompok Konselor bertanya apakah kegiatan-kegiatan tersebut dapat


digunakan pada kegiatan kelompok konseling kecil, menghilangkan kebutuhan
bagi susunan kelompok yang luas. Ini mungkin, akan tetapi posisi kelompok
diskusi setengah melingkar dan melingkar penuh mungkin telah menjadi aspek
penting dari pengalaman tersebut. Kegiatan tersebut bukanlah sesuatu yang unik
atau khusus.
Para konselor sekolah yang berada di dalam penelitian melaporkan bahwa
seluruh siswa yang menerima unit memiliki tingkat partisipasi yang tinggi dalam
diskusi kelas. Mereka tidak dapat memikirkan satu siswa yang menolak ikut dalam
kegiatan. Tidak pula menarik atau melewati secara terus-menerus ketika tiba
waktu untuk berbicara atas topik yang didiskusikan. Ini merupakan sebuah temuan
yang menarik dan mengejutkan baik para guru maupun para Konselor. Para siswa,
yang jarang mengikuti diskusi kelas, berbagi ide-ide mereka dalam setiap kegiatan.

D. HAL-HAL YANG MEMBANTU


Kelompok bimbingan yang luas, khususnya seperti yang digarisbawahi di
dalam Proyek Bimbingan Kelas Florida, merupakan sebuah pengalaman yang unik

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


185
dan berharga bagi para siswa. Seperti sebuah jenis campur tangan Konselor, ini
memiliki tempat khusus di dalam pelayanan yang disediakan oleh para Konselor.
1. Petunjuk-petunjuk yang Membantu
Beberapa petunjuk yang membantu yang disarankan untuk kelompok
konseling kecil mungkin juga berjalan ketika bekerja dengan kelompok yang luas.
Dan juga, Anda akan menemukan beberapa nilai.
2. Pengelompokan Siswa-siswa
Ruangan dan jarak susunan dapat mempengaruhi dinamika antar individu
pada sebuah kelompok dan jenis-jenis interaksi yang terjadi antara Anda dan para
siswa dan diantara para siswa itu sendiri. Secara umum, terdapat 5 susunan pokok
yang dapat dipakai oleh para siswa (lihat gambar 8.3). Tiap model memiliki
beberapa kemanfaatan dan batasan-batasan.
Gambar 8.3 Memanage Kelompok Besar:
Susunan Tempat duduk
1. Tipe Baris.

x x x x x
x x x x x
T/C x x x x x
x x x x x
x x x x x
x x x x x

Keterangan :
T/C : Guru/Konselor X : Siswa

Tipe Baris. Jenis susunan tempat duduk para siswa yang pertama dalam
garis atau baris. Ini merupakan susunan kelas yang sering dipakai pada semua
sekolah-sekolah. Bangku-bangku disusun dalam 5 atau 6 baris dengan 6 atau 7
bangku tiap baris. Terkadang meja-meja akan ditambahkan, akan tetapi mereka
jarang ditempatkan pada garis, dengan podium guru atau meja berada di depan.
Meskipun di dalam sekolah yang maju, di mana usaha-usaha telah dilakukan untuk
mengurangi kebiasaan-kebiasaa seperti itu, seseorang dapat melihat modifikasi
sederhana dari tempat duduk para siswa dalam tipe garis.
Ini merupakan susunan yang ideal untuk memberikan sebuah pidato.
Pandangan para siswa adalah menuju ke depan ruangan dan sangat sulit untuk
melihat fokus lain. Karena kontak mata diantara para peserta sangatlah terbatas,
bagaimanapun juga terdapat kecenderungan untuk memiliki sebuah jenis diskusi
dan beberapa siswa biasanya mendominasi. Kontak mata yang kurang juga
menghalangi proses timbal balik dan beberapa siswa menjadi ragu-ragu untuk
berpartisipasi ketika mereka tidak dapat mengemukakan bagaimana kontribusi
mereka diterima oleh orang lain. Untuk itu, apabila maksud Anda adalah untuk
menunjukkan kepada para siswa dan menyuruh mereka untuk mendengarkan
sebuah presentasi, kemudian susunan bangku seperti itu tidak akan pernah cocok
sama sekali.

2. Tipe Lingkaran.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


186

x x
x x

x T/C x

x x
x x

Tipe Lingkaran. Dalam sebuah upaya mendapatkan beberapa kontak mata


dan untuk merangsang partisipasi yang lebih, para siswa seringkali duduk dalam
sebuah lingkaran besar. Ini memudahkan seseorang untuk melihat yang lain. Ini
cenderung mengundang seseorang untuk berpartisipasi lebih, ketika lingkaran
muncul yang membuat seseorang berkedudukan sama dan bertempat dalam
posisi semacam itu membuat mereka merasa seperti menjadi bagian dari
keseluruhan kelompok.
Terkadang jumlah kelompok (misal., 30 siswa) membuat lingkaran menjadi sangat
luas yang akhirnya membatasi kontak mata. Para siswa harus melihat sebuah
pandangan yang jauh melewati ruangan untuk melihat lainnya dan keinginan
menjadi bagian dari kelompok dapat hilang begitu saja. Dan juga, beberapa
ruangan terkadang tidak membentuk sebuah lingkaran dan para siswa duduk pada
susunan persegi, atau dua garis panjang yang menghadap satu sama lain.
Dengan susunan 15 sampai 20 siswa, sebuah lingkaran yang luas dapat
membuahkan hasil yang memuaskan; meskipun, susunan kelompok yang berbeda
mungkin memberikan beberapa keuntungan yang lebih.

3. Tipe Setengah Melingkar.

x x x x xx
x
xxxxx x
T/C x x
x x
xxxxx x
xxxxx x

Tipe Setengah Melingkar. Di dalam susunan setengah melingkar, mata


masih tetap mengahadap ke depan, meskipun para siswa sekarang dapat melihat
satu sama lain dengan baik dan diskusi lebih mungkin melibatkan seseorang.
Tetapi, ketika kelompok bertambah dalam hal jumlah, mungkin 20 siswa atau lebih,
susunan setengah melingkar tersebut menjadi semakin luas dan ada
kecenderungan perasaan menjadi bagian dari sebuah kelompok. Mengenali
batasan ini, beberapa Konselor dan guru-guru telah menyusun para siswa di
dalam 2 atau 3 kelompok ke dalam bentuk setengah melingkar yang luas, menjaga
kelompok tersebut menjadi lebih dekat dan menghindari keramaian. Ini, juga,
mungkin dianggap sebuah variasi atas baris atau garis sejak mata mereka
menatap ke depan ruangan.
4. Tipe Lingkaran luar dan dalam.

x x

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


187
x x x

x x T/C x x

x x x
x x

Tipe Lingkaran Luar dan Dalam. Terkadang dua konsentrasi lingkaran


atau oval dapat disusun. Lingkaran dalam lebih kecil daripada lingkaran luar.
Susunan fishbowl ini menjadi sesuatu yang terkenal ketika peragaan dibuat
atau ketika penting untuk dilaksanakan dengan sebuah kelompok dalam suatu
kelompok.
Apabila Anda duduk sendiri di dalam tipe lingkaran, Anda akan memiliki
perasaan dekat dengan kelompok tersebut, hampir saja menutupi para peserta di
dalam lingkaran. Ini juga benar untuk para siswa yang setelah beberapa menit,
menjadi sedikit kehilangan kesadaran menjadi pusat perhatian dan siswa yang
mungkin lupa menjadi bagian tengah lingkaran. Jumlah suara mereka mungkin
turun dan orang-orang yang duduk di lingkaran terluar mungkin memiliki kesulitan
mendengar apa yang sedang dikatakan oleh orang-orang di dalam lingkaran
terdalam. Para anggota lingkaran paling luar biasanya ditanya untuk mengamati
dan tidak menghentikan ketika mereka mencoba mendengarkan komentar-
komentar yang dibuat oleh anggota lingkaran terdalam. Ini akan menjadi
membosankan dan menjemuhkan, sampai Anda memberikan mereka sebuah
tugas, sesuatu yang untuk melihat dan untuk mendengarkan. Atau, Anda dapat
menghentikan sejenak pekerjaan yang sedang Anda laksanakan dengan kelompok
lingkaran terdalam dan berbicara kepada mereka yang berada di kelompok
lingkaran paling luar, berusaha memperoleh beberapa komentar singkat mereka.
Pada acara dimana anda dapat merotasi kelompok kecil melalui lingkaran
dalam. Contohnya, misalkan anda bekerja dengan 30 siswa. Anda akan
menyiapkan 6 kursi di dalam lingkaran. Anda dapat membagi siswa menjadi
kelompok atau tim kecil. Setelah bekerja dengan kelompok kecil pertama dalam
linkgaran kecil, anda juga dapat menyuruh kelompok kecil lainnya untuk masuk
dan mengambil alih kelompok pertam. Ini dapat membuat yang lain tetap terlibat,
khusunya anda sering berhenti, berdiri dan berbicara kepada anggota kelompok
luar.

5. Tipe Kelompok Diskusi

Diskusi Kelompok. Pendekatan lain yang telah terbukti berguna adalah


meletakkan siswa kedalam tiap-tiap tim sekitar lima sampai enam siswa lalu

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


188
melaksanakan diskusi ini menjadi aturan yang berbeda, tergantung pada tugas
dan aktivitas. Konsep ini telah digunakan oleh unit bimbingan kelas di kelas empat
yang sudah diuraikan lebih awal.
Umumnya, siswa ditugaskan pertama kali kedalam salah stu dari 5
kelompok. Kelompok-kelompok ini di posisikan di sekeliling ruangan, biasannya
dalam semi lingkaran menghadap ke depan kelas. Anda memiliki keuntungan
bekerja dengan kelompok besar, seperti mereka duduk berderet. dalam beberapa
hal, bisa bisa merubah perspektif anda dengan memperlakukan masing-masing
lima regu sebagai seseorang atau suatu unit. Anda dapat menunjuk pada semi
lingkaran kelompok kecil sebagai satu regu, Ok, regu pertama, dimana anda
dapat memperoleh informasi tentang pekerjaan yang tersedia di negara kita?
Lalu, Baiklah, regu dua, apa yang bisa kalian tambahkan? Selanjutnya, team
tiga, pertanyaan apa yang bisa anda tanyakan untuk regu empat mengenai
informasi yang sudah kita bahas?
Ketika memimpin diskusi kelompok besar dengan menjadiknya regu, anda
meningkatkan keterlibatan siswa dan menambah level kegembiraan. Istilah regu
pertama menandakan lima atau enam siswa dari pada memilih anggota dari satu
regu. Perasaan memiliki dan kebersamaan diantara regu dibuat secepat mungkin,
dan walaupun beberapa keterangan atau komentar tidak dapat dihindarkan. Level
keramaian dalam ruangan mungkin akan bertambah, tapi perhatian juga
meningkat.
Diskusi regu dibuat dalam semi lingkaran, yang kadang-kadang dapat
ditutup dan berubah menjadi lingkaran penuh. Beberapa membahas mengenai
tugas, sedangkan guru dan konselor berkeliling di ruangan sebagai pengawas,
dapat meningkatkan keterlibatan dan pertisipasi siswa. Bekerja dengan diskusi
kelompok juga dapat munurunkan keterasingan, meningkatkan kontak mata, dan
mempertinggi kerjasama diantara siswa. Hal ini merupakan pendekatan yang
dapat dilakukan untuk membantu setiap orang untuk secara aktif ambil bagian
dalam pelajaran bimbingan kelompok.
Ada beberapa aturan yang berguna. Contohnya, salah satu kelompok kecil
dapat ditempatkan di depan kelas untuk melakukan prsentasi. Hal ini, kelompok
dapat menjadi panelis. Sebagai tambahan, jika bekerja dengan kelompok yang
terdiri dari enam siswa (contoh, lima kelompok yang terdiri dari enam siswa dari
jumlah 30 siswa), anda selanjutnya dapat membagi kelompok ini menjadi triad dan
diad untuk tugas khusus. Hal ini dapat meningkatkan keterlibatan dan partisipasi
siswa bahkan lebih. Mungkin saja mengumpulkan kembali kelompok yang lebih
besar dengan menyuruh triad kembali kedalam regu mereka atau dengan
menyuruh regu kembali ke lingkaran besar.

E. KELEBIHAN BIMBINGAN KELOMPOK DAN KONGKLUSINYA


Bekerja dengan bermacam-macam kelompok dalam aktivitas bimbingan
akan dapat manfaat belajar sebagai berikut:.
1. Memaksimalkan Partisipasi Siswa
Sementara susunan kelompok dapat membuat suatu perbedaan dimana
siswa dapat dirangsang dan didorong untuk berpartisipasi, dan meningkatkan
respon fasilitatif. Di tambah lagi, anda ingin mendapatkan respon-respon fasilitatif
tersebut dari siswa. Sebagai contoh, anda dapat berkata, mari berhenti untuk
beberapa saat. Apa yang anda dengar dari Andre, perasaan yang menyenangkan
atau tidak? dalam hal ini anda tidak haru menjadi satu-satunya yang merespon
perasaan siswa. Demikian juga, anda dapat berkata, Ok, adakah dari kelompok

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


189
tiga ini yang ingin menyimpulkan secara singkat apa yang sudah di dengar dari
kelompok satu?
Biasannya, lebih mudah membuat respon fasilitatif yang tinggi jika anda
mengetahui cara menggunkannya. Mungkin terlihat sangat sederhana, untuk itu
untuk mengajar anggota kelompok bagaimana bekerja bersama dan bagaiman
mendengar dan merespon. Hal ini juga disarankan untuk konseling kelompok kecil.
Dan juga dapat mengajarkan orang mengenai dinamika dan interaksi kelompok.
Populasi yang diinginkan dapat menerima bimbingan keompok, dan didlam
kelompok besar akan ada siswa yang menjadi terget. Anda harus memberikan
perhatian yang lebih untuk mereka. Anda dapat menggunakan kesempatan untuk
meningkatkan penggunaan respon fasilitatif yang tinggi dari mereka, atau anda
dapat mengarahkan diskusi kedalam arahan mereka jika diperlukan.
Jika anda memiliki diskusi kelompok kecil yang sedang bekerja di dalam
kelompok besar dan tingkat keributan menjadi sangat tinggi atau mungkin
mengganggu kelas yang lain , anda dapat menyela kelompok dan
memperingatkan mereka. Biasannya, kenaikan tingkat keributan tidak mengambil
kemampuan anggota kelompok untuk mendengarkan atau berpartisipasi.
Partisipan dalam kelompok kecil dengan cepat menangkap dan fokus perhatian
mereka pada kelanjutan kelompok mereka. Jika satu kelompok menjadi
pengganggu atau tidak melaksanakan tugasnya, anda dapat mendekati kelompok
tersebut, mengambil kursi, dan bergabung bersama mereka dalam waktu yang
singkat. Bantulah kelompok untuk kembali pada tugas dan pergilah diam-diam,
dan berpindahlah pada kelompok yang lain.
Memberikan sinyal waktu seperti, tiga menit lagi, juga dapat membantu
kelompok tetap pada tugas dan meningkatkan partisipasi. Siswa dapat belajar
mengatur waktu mereka dan bekerja sama dalam susunan berbagai kelompok.
Sayangnya, tugas belajar kooperatif dan susunan berbagai kelompok biasannya
tidak digunakan oleh banyak guru. Untuk itu, anda mungkin dapat mengajarkan
siswa untuk bagaimana anda ingin mereka di posisikan dan bagaimana bekerja di
kelompok kecil.
suatu peraturan dari pengalaman umum yang boleh jadi sangat menolong,
adalah kira-kira 80% kelompok besar dapat mendengar dan mengikuti perintah
yang pertama diberikan. Mereka dapat mengerjakan tugas tanpa bantuan. Dan
20% sisanya membutuhkan pengarahan untuk memprjelas and membutuhkan
lebih banyak bantuan untuk mengerjakan tugas. Mereka membutuhkan motivasi.
Untuk itu, jika anda memiliki lima kelompok atau grup kecil bekerja dalam
kelompok besar, salah satu regu akan membutuhkan bantuan untuk memulai dan
tetap fokus pada tugas yang diberikan. Perhatikan dan bergerak lah menuju
kelompok tersebut secepatnya, ambilah kursi atau berlutut disamping kelompok
kecil untuk mendengar kelompok tersebut berpartisipasi dalam tugas yang
diberikan. Anda dapat berkata, ide mu bagus sekali atau komentar yang
membangun lainnya, sementara berdiri dan pindah ke kelompok lainnya.

2. Mengembangkan Unit Bimbingan


Ada banyak diterbitkan buku yang sudah menguraikan berbagai macam
aktivitas kelompok yang dapat digunakan di kelompok besar. Ditambah lagi, ada
beberapa material dan kotak yang diterbitkan yang sudah mengorganisir unit
dengan kegiatan yang berbeda dan merekomendasikan beberapa aktivitas.
Sebagian dari kotak ini mempunyai pertanyaan diskusi (Radd, 1993).
Tumbuh dengan sistem bimbingan (Radd, 1993) adalah suatu sistem
bimbingan yang berbasis pada hasil pengembangan untuk digunakan di kelas

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


190
sekolah dasar. Fokus utamanya ada pada perkembangan konsep diri dan
peningkatan pemahaman multikultural. Perhatian khususnya pada menyatukan
tingkah laku, percakapan diri/ gambaran diri dan kurikulum sekolah. Ada lembar
aktivitas yang tersedia baik dalam bahasa inggris atau spanyol.
Ada banyak bimbingan kelompok besar yang dikembangkan oleh konselor
sekolah untuk digunakan di sekolah . banyak dari bimbingan ini dihadiri oleh satu
konselor ke konselor yang lain, sebagai bagian dari pertemuan dan presentasi
profesional. Beberapa sistem sekolah telah membentuk tim tulis dari konselor yang
mengambil dua atau tiga minggu di musim panas untuk mengembangkan garis
besar unit-unit terbaru. Kadang-kadang hal ini dapat dibeli dari sistem sekolah atau
diambil dari pertemuan profesional melalui toko barter.
Aktivitas dan unit bimbingan kelompok seperti lagu tradisional, di sampaikan
dari satu generasi konselor ke generasi selanjutnya, dari sistem satu sistem
sekolah ke sistem sekolah yang lain, biasannya melalui buku mimeografi. Kadang-
kadang sulit untuk mengidentifikasi penulis aslinnya. Seringnya, dalam keinginan
untuk menemukan dan menggunakan pendekatan praktis, penghargaan
kepenulisan dihilangkan. Konselor tetap belajar untuk menggabungkan dan
menyamakan aktivitas sesuai kebutuhannya, banyak variasi unit dan meteri
bimbingan yang berbeda.
Anda mungkin menemukan bahwa unit bimbingan sebagai garis besar atau
yang digambarkan oleh orang lain memiliki corak yang bagus, tetapi mungkin tidak
sesuai dengan tujuan anda. Pendekatan yang paling praktis adalah menggunakan
apa yang anda suka dan mana yang sesuai dengan gaya anda. Jika anda berfikir,
anda akan kesulitan menggunakan aktifitas yang disarankan, jadi jangan
digunakan. Carilah pengganti buatlah beberapa perubahan.
Bowman (1987b) mengembangkan unti bimbingan berjudul Test Buster
Pep Rally. Unit ini membutuhkan sekitar 20-30 menit dan di lakukan di depan
kelompok besar siswa sekolah dasar. Komponen dasar termasuk percakapan
memberi semangat, empat komedi pendek, uraian mengenai sorak gembira, dan
penutup memberi semangat. Siswa berpartisipasi dalam permainan sebagai aktor,
pemandu sorak, dan pembantu di belakang panggung. Program ini mengurangi
kegelisahan dan memotivasi siswa untuk melakuakan yang terbaik.
Jangan mempublikasikan material atau mencetak garis besar yang anda
gunakan. Jadilah lebih fleksibel, selektif, kreatif, dan gunakan penilaian profesional
terbaik anda di dalam meletakkan bersama-sama kegiatan bimbingan kelompok
besar yang anda sukai dan memperkenalkan ke para siswa anda.

3. Mengukur Hasil
Anehnya, banyak konselor sekolah yang bekerja dengan kelompok besar
tidak memerlukan banyak waktu untuk mengevaluasi hasil atau untuk menilai
proses itu. Dalam satu penelitian, 98 konselor melaporkan bahwa mereka percaya
unit bimbingan karir sagatlah efektif. Namun, mereka tidak menggunakan waktu
untuk menanyakan siswa apa yang mereka pikirkan tentang unit tersebut, jika
mereka ingin merekomendasikannya untuk siswa lain yang seumuran, atau jika
tujuan utamannya telah selesai. Beberapa pujian tidaklah cukup.
Ketika anda menggabungkan unit bimbingan kelompok besar, berpikirlah
cara dimana anda akan mendapatkan umpan balik dari siswa anda. Anda dapat
bertanya kepada guru atau orang tua apa yang telah mereka tahu karena siswa
anda sedang mengalami unit tersebut. Evaluasi dapat digunakan di akhir unit.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


191
Anda juga dapat menunda evaluasi selama satu atau dua minggu dan lalu
bertanya kepada siswa apa yang telah mereka pelajari dari unit bimbingan
kelompok besar.
Evaluasi tidak harus dilihat sebagai berhasil atau tidak berhasil di dalam
kelas bagi konselor atau guru. Ini merupakan suatu format umpan balik di mana
anda mengumpulkan informasi yang dibutuhkan guna membuat keputusan.
Akankah anda membuat perubahan? Mana yang berjalan dengan lancar dan
mana yang harus diulang? Manakah yang paling banyak memakan waktu untuk
jumlah pengemabalian? Bagaimana meningkatkan prosedur dan proses? Jawaban
dari pertanyaan tersebut dan mungkin pertanyaan-pertanyaan lain dapat
membantu memberikan beberapa petunjuk.
Cobalah untuk mengindari kritik sebagai teguran atau celaan. Dalam
kelompok besar, sangat sulit untuk menyenangkan setiap orang, karena
banyaknya persamaan dan sedikit kesempatan untuk bertemu dengan kebutuhan
tiap partisipan. 80%-20% paraturan cukup sesuai mempertimbangkan hasil
akhrirnya, dengan asumsi jika anda menyelesaikan tujuan dengan 8 dari 10 siswa,
berarti anda sudah berhasil.
Dalam satu hari, 10 konselor sekolah menengah setuju untuk bekerja
dengan setiap 20 siswa untuk keahlian berkomunikasi. Kira-kira 400 siswa ambil
bagian dalam 4 kegiatan, unit bimbingan kelompok besar. Post-test hanya hasil
yang diperoleh, dengan perhatian khusus bagaiaman siswa merasakan kelompok
tersebut dan jika hal tersebut mengakibatkan banyak hal. Kira kira 4% percaya
bahwa kelompok memiliki efek kecil bahkan tidak sama sekali, sedangkan 6%
tidak tahu. 88% yang lain menunjukan bahwa mereka memperoleh sesuatu dari
kelompok dan hampir 92% merekomendasikannya kepada siswa yang lain. Tidak
ada seseorang yang sempurna dan tentu saja tidak ada kelompok besar yang 100
% berhasil.

G. KAJIAN KRITIS
Apabila dikatakan bahwa dalam membentuk kelompok besar merupakan
pendekatan yang paling hemat untuk kerja konselor, dimana banyak siswa yang
mendapatkan keuntungan dari pengalaman bersama kelompok besar dan tidak
membutuhkan banyak intervensi konselor; tetapi dalam pelaksanaan dilapangan
pembentukan kelompok besar lebih sulit dilakukan intervensinya oleh konselor
yang tidak dibantu teman sejawat, dan ada kecenderungan dengan pembentukan
kelompok besar anggota kurang konsentrasi, karena lebih banyak bergurau /
bicara sendiri. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan dalam pembentukan
kelompok besar tentang karakter anggotanya.
Pandangan yang mengadakan banyak siswa mendapatkan layaanan
langsung dari konselor ketika bimbingan kelompok besar digunakan sebagai
intervensi konselor, kenyataannya justru banyak siswa yang kurang mendapat
perhatian dalam kelompok besar, karena kecenderungan konselor kurang
menguasai kelompok dan kurang dekat dengan anggota kelompok, maka konselor
harus dekat dengan anggota kelompok supaya memahami dan dapat melayani
semua anggota kelompoknya.
Karena bimbingan kelompok besar biasannya kurang intens dan kurang
rahasia dari pada individu atau konseling kelompok kecil, orang lain dapat
membantu memberikan unit bimbingan dan berpartisipasi dalam kegiatan
bimbingan kelompok besar. Dimungkinkan juga untuk membawa orang lain dari
luar untuk ikut berkontribusi (penduduk senior, personel militer, pegawai hukum,
spesialis, dan para ahli dibidang kusus). Kenyataannya anggota kelompok justru

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


192
akan semakin tidak terbuka dalam kelompoknya dalam mengungkapkan
masalahnya, karena merasa belum akrab dan memahami orang yang ikut campur
dalam kelompoknya. Oleh karena itu apabila akan memasukkan orang yang baru
dalam kelompok harus mempertimbangkan pendekatan dan memilih
kompetensinya.
Beberapa siswa merasa lebih aman dalam kelompok besar, dan lebih
menyukai untuk tidak sendirian. Mereka lebih merasa kurang sadar diri dan banyak
berpartisipasi. Kenyataan justru karena menyadari dalam kelompok yang besar
siswa yang bermasalah akan merasa enggan mengungkapkan masalahnya secara
terbuka. Oleh karena itu dalam kelompok besar harus benar-benar ada kesamaan
persepsi dan kepentingan bersama untuk menyelesaikan masalah secara
bersama.
Pengelolaan dan pengaturan kelompok besar menyediakan pengalaman
yang unik untuk siswa (diskusi kelompok) dimana pengawasan orang lain hadir
namun tidak secara langsung terlibat dalam topik diskusi. Kenyataannya yang
terjadi dalam kelompok besar dalam setiap diskusi orang lain yang hadir
cenderung ikut memberikan tanggapan dan intervensi yang kemungkinan kurang
dapat diterima oleh anggota kelompoknya. Oleh karena itu orang yang hadir dalam
kelompok apabila ingin memberikan intervensi harus memohon ijin untuk
diperkenankan memberikan alternatif dalam diskusi supaya dapat diterima oleh
anggota kelompoknya.
Apabila dikatakan bimbingan kelompok besar dapat membantu membuat
suasana lebih postif dan saling memperhatikan daripada intervensi konselor yang
lain. Lebih-lebih eksplorasi ide, perasaan, tingkah laku di lakukan dalam konteks
yang akrab bagi siswa. Pelajaran bimbingan memiliki kesempatan yang besar
untuk menyamaratakan peristiwa hari ke hari di sekolah. Kenyataan yang terjadi
kelompok besar akan memperkeruh keadaan masalah anggota kelompok, apabila
kelompok diskusi tidak kondusif. Oleh karena itu perlu menjaga keadaan diskusi
agar tetap kondusif, sehingga anggota kelompok akan merasa nyaman.

H. SIMPULAN
Berpijak pada paparan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kelompok besar merupakan pendekatan yang paling hemat untuk kerja
konselor, dimana banyak siswa yang mendapatkan keuntungan dari
pengalaman bersama kelompok besar dan tidak membutuhkan banyak
intervensi konselor; apabila dalam pelaksanaannya dipertimbangkan
pembentukannya tentang karakter anggotanya.
2. Banyak siswa mendapatkan layaanan langsung dari konselor ketika bimbingan
kelompok besar digunakan sebagai intervensi konselor, apabila konselor dekat
dengan anggota kelompok sehingga dapat memahami dan melayani semua
anggota kelompoknya.
3. Karena bimbingan kelompok besar biasannya kurang intens dan kurang rahasia
dari pada individu atau konseling kelompok kecil, orang lain dapat membantu
memberikan unit bimbingan dan berpartisipasi dalam kegiatan bimbingan
kelompok besar. Dimungkinkan juga untuk membawa orang lain dari luar untuk
ikut berkontribusi (penduduk senior, personel militer, pegawai hukum, spesialis,
dan para ahli dibidang kusus). Hal ini hendaknya apabila akan memasukkan
orang yang baru dalam kelompok harus mempertimbangkan pendekatan dan
memilih kompetensinya.
4. Beberapa siswa merasa lebih aman dalam kelompok besar, dan lebih menyukai
untuk tidak sendirian. Mereka lebih merasa kurang sadar diri dan banyak

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


193
berpartisipasi. Hal ini akan terwujud apabila dalam kelompok besar benar-
benar ada kesamaan persepsi dan kepentingan bersama untuk menyelesaikan
masalah secara bersama.
5. Pengelolaan dan pengaturan kelompok besar menyediakan pengalaman yang
unik untuk siswa (diskusi kelompok) dimana pengawasan orang lain hadir
namun tidak secara langsung terlibat dalam topik diskusi. Hal ini akan terwujud
apabila orang yang hadir dalam kelompok apabila ingin memberikan intervensi
harus memohon ijin untuk diperkenankan memberikan alternatif dalam diskusi
supaya dapat diterima oleh anggota kelompoknya.
6. Bimbingan kelompok besar dapat membantu membuat suasana lebih postif dan
saling memperhatikan daripada intervensi konselor yang lain. Lebih-lebih
eksplorasi ide, perasaan, tingkah laku di lakukan dalam konteks yang akrab
bagi siswa. Pelajaran bimbingan memiliki kesempatan yang besar untuk
menyamaratakan peristiwa hari ke hari di sekolah. Hal ini hendaknya perlu
menjaga keadaan diskusi agar tetap kondusif, sehingga anggota kelompok
akan merasa nyaman.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


194
Myrick, RD (1993) Developmental Guidance and Counseling.
Minneapolis: Educational Media Corporation
FASILITATOR SEBAYA SEBAGAI SEBAGAI
INTERVENSI KONSELOR
Sebuah perubahan peristiwa yang menarik dalam pendidikan telah
menjadi training yang sistematik dan menggunakan siswa siswa sebagai
fasilitator sebaya. Anak anak muda dilatih untuk membantu konselor dan guru
dan secara konsekuen banyak siswa yang dapat menerima dan berpartisipasi
dalam pelayanaan bimbingan.
Konsep siswa membantu siswa bukan merupakan hal yang baru. Ide ini
dimulai beberapa tahun yang lalu dalam sebuah ruangan rumah sekolah, ketika
siswa yang lebih tua diberikan tanggung jawab untuk mengajari kemampuan dasar
kepada siswa yang lebih muda. Proses tersebut tidak sehalus sekarang. Nilai dari
menyuruh siswa untuk membantu siswa yang lain tersebut dipelajari pada awal
sejarah pendidikan dan tidak pernah dilupakan. Akhir akhir ini, peran penolong
oleh siswa siswa telah diperluas dan juga mempunyai persiapan untuk peran
peran tersebut. Kemudian, berbagai bahasan muncul untuk mendeskripsikan
fungsi dan program penolong siswa siswa yang berbeda beda.
Selama tahun 1970an, program konseling sebaya dimulai di beberapa
sekolah dan universitas (contohnya, Gray & Tindall, 1978; Hamburg & Varenhorst,
1972; Samuels & Samuels, 1975). Siswa siswa membantu sebayanya untuk
berbicara tentang masalah pribadi. Tetapi, hal tersebut diragukan oleh orang tua,
guru, admistrator, dan konselor yang menggunakannya untuk intervensi krisis atau
situasi ketika seseorang dalam masalah. Beberapa orang melihat konseling sama
dengan terapi dan oleh karena itu, hal ini tidak sesuai dengan orang orang yang
tidak mempunyai lisensi.
Sangat sedikit siswa dapat belajar untuk melakukan konseling terhadap
siswa yang lain. Konseling merupakan sebuah kemampuan khusus yang
membutuhkan persiapan dan praktek yang ekstensif. Konseling mempunyai dasar
edukasi lulusan untuk sertifikasi dan membutuhkan kursus studi yang spesifik yang
mana trainingnya disupervisi. Tambahannya, ini adalah istilah yang telah
digunakan secara sama dengan terapi atau asistensi pribadi intensif. Oleh karena
itu, banyak orang tua dan pendidik yang menentang ketika hal ini digunakan
sebagai sebuah bahasan untuk mendeskripsikan program penolong sebaya.
Di tahun 1970an, singkatnya, banyak program konselor sebaya yang
mendorong orang orang muda untuk melakukan konseling teman sebaya
mereka yang membolos, mengganggu di sekolah, mempunyai masalah keluarga,
atau mengonsumsi narkoba. Ketika hal ini merupakan objek yang mengagumkan,
beberapa program awal yang membimbangkan dan ditinggalkan karena para
siswa diminta untuk melakukan hal yang lebih dengan training yang sedikit.
Namun, konseling sebaya merupakan hal yang berlanjut untuk digunakan dan
diterima dalam berbagai area negara.

A. Definisi Fasilitator Sebaya


Apa yang dimaksud dengan fasilitator sebaya? Istilah ini berarti seorang
siswa yang menggunakan penolong kemampuan dan konsep untuk membantu
siswa yang lain-dan terkadang orang dewasa-untuk berpikir tentang ide dan
perasaan, untuk mengeksplorasi alternatif terhadap situasi, dan untuk membuat
keputusan yang bertanggung jawab (Myrick & Bowman, 1981/1991). Fasilitator

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


195
sebaya telah digunakan secara sama dengan penolong sebaya, fasilitator sebaya,
tutor sebaya, kakak laki laki maupun kakak perempuan, konselor siswa,
pemimpin kelompok sebaya, dan konselor sebaya.
Istilah fasilitator sebaya diperkenalkan (contohnya, Myrick & Erney,
1978/1984, 1979/1985) karena ini kelihatan lebih akurat dalam pendeskripsian
peran dan fungsi anak muda sebagai penolong yang terbatas. Hal ini
mengkomunikasikan yang terbaik dari apa yang siswa siswa diminta untuk
melakukannya ketika membantu yang lain. Pada saat yang sama, hal ini
memberikan fleksibilitas untuk menggabungkan beberapa peran dan fungsi
penolong. Tambahannya, hal ini lebih mudah untuk dijelaskan kepada orang tua
dan pendidik.
Pernyataan posisi ASCA yang pertama dalam konseling sebaya,
diadopsikan oleh Delegate Assembly , dipublikasikan di tahun 1978 ketika istilah
tersebut digunakan untuk menekankan bagaimana penolong sebaya dapat
memperbanyak sebuah program bimbingan. Pernyataan tersebut diubah di tahun
1984, menggunakan istilah baru fasilitator sebaya, dan menekankan peran
fasilitator sebaya, training, tanggung jawab konselor, dan bagaimana fasilitator
sebaya dapat membantu konselor professional dalam pekerjaan mereka.
Hampir semua siswa dapat belajar untuk menjadi fasilitator. Mereka dapat
belajar kemampuan dan konsep dasar yang dapat digunakan untuk membantu
yang lainnya dalam perkembangan akademik dan pribadi. Beberapa fasilitator
sebaya akan lebih efektif daripada yang lain, khususnya yang telah berpartisipasi
dalam program yang terorganisasi dan komprehensif.
Program fasilitator sebaya tidak dicampur adukkan dengan program
asisten siswa (Palmer & Paisley, 1991). Yang lebih baru dimodelkan setelah
program asisten pekerja dalam bisnis dan biasanya orang dewasa memimpin atau
mensponsori proyek yang fokus pada masalah keluarga, khususnya yang
berhubungan dengan pencegahan penggunaan alcohol dan narkoba lainnya.
Intervensi fasilitator sebaya dapat menjadi bagian dari program asisten siswa
tetapi untuk intervensi yang paling besar bagiannya dihasilkan oleh agen
kesehatan mental. Program CARE (Chemical Awareness/Responsive Education)
biasanya melibatkan identifikasi awal dari masalah siswa, penyerahan ke penolong
sekolah yang ditunjukkan, penyerahan ke a gen luar, dan pelayanan komunitas.
Model tersebut dapat berbeda dalam pelayanan yang diberikan dalam distrik
sekolah yang berbeda, tetapi mereka paling sering mengutamakan dukungan
kelompok yang terdiri dari 8 hingga 12 siswa yang dipertemukan dengan dua
orang fasilitator dewasa.
Istilah peervensi diciptakan oleh Myrick dan Folk (1991a, 1991b) untuk
menekankan intervensi bahwa fasilitator sebaya mungkin menginisiasikan proyek
edukasi prevensi. Teman teman sebaya dapat membuat sebuah perbedaan yang
postif dalam mencegah masalah interpersonal dan sosial dan membantu siswa
siswa yang lain untuk mencapai hasil yang terbaik dari sekolah. Daripada
menunggu untuk menunjuk masalah, prevensi edukasi fokus pada perhatian dan
masalah developmental sebelum mereka menjadi sebuah masalah atau krisis
yang sulit.

B. Kekuatan Hubungan Teman Sebaya


Sekitar umur tiga dan empat tahun, anak anak memulai berinteraksi
dalam cara yang sudah mempunyai tujuan dengan anak anak yang lain,
membentuk persahabatan di lingkungan, taman, atau dimanapun anak anak
berkumpul. Dari poin ini, nasib seorang anak muda kelihatan ditentukan per bagian

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


196
oleh kekuatan hubungan sebaya.
Walaupun orang tua mempunyai pengaruh yang besar dalam
perkembangan anak mereka, anak - anak yang lain akhirnya berkontribusi
sebanyak atau labih dari orang dewasa. Di dalam kehadiran anak - naka yang lain,
seorang anak lebih sering menemukan, mengeksplorasi, mengingat, dan menyalin
dengan dunia yang nyata. Bukan masalah bagaimana banyaknya usaha orang tua
yang bersungguh - sungguh, interaksi dengan anak - anak yang lain secara
berkala menentukan arti anak - anak dilihat harga diri dan menjadi orang yang
baik. Interaksi - interaksi yang sama ini juga mempengaruhi perilaku untuk
selamanya, gaya pribadi, dan kemampuan sosial yang seseorang gunakan untuk
menguasai sekolah, masyarakat, dan perubahan dunia.
Beberapa orang dewasa takut jika anak muda dapat disesatkan oleh
sebaya mereka, khususnya kelompok kelompok sebaya yang menyimpang yang
senang melanggar norma norma yang telah ditetapkan. Orang tua khawatir
bahwa anak anak mereka dapat dipengaruhi oleh teman teman sekelas
mereka untuk masuk ke dunia narkoba, persetubuhan seksual, kejahatan, atau
aktivitas aktivitas tak sehat lainnya. Mereka yang menikmati tumbuh besar dalam
keluarga dengan ikatan yang solid dan yang mendapatkan kasih sayang, struktur
keluarga yang sensitif biasanya dapat menahan manipulasi terhadap tingkah laku
antisosial atau yang merusak diri. Namun, kebutuhan untuk menerima teman
sebaya sangatlah kuat dengan beberapa anak muda yang mana hal ini dapat
menjadi sebuah perhatian yang dikonsumsi, terhadap kerusakan perkembangan
diri dan pembelajaran akademik.
Hubungan teman sebaya biasanya bersifat kuat dan mereka seharusnya
diatur untuk tingkat yang anak muda belajar bagaimana berinteraksi secara positif
satu sama lain. hal ini bukanlah sebuah proses kecocokan. Program - program
sekolah harus mengakui bahwa siswa - siswa perlu untuk mengambil bagian aktif
dalam pembangunan hubungan saling membantu dan lingkungan pembelajaran
yang positif. Mereka membutukan kesempatan untuk belajar kemampuan sosial,
sebaik matematika, sains, bahasa Inggris, dan sejarah. Mereka perlu untuk belajar
kemampuan manajemen hidup dan bagaimana untuk mendorong dan mendukung
satu sama lain dalam proses pembelajaran.
Secara ideal, semua siswa sebaiknya belajar bagaimana menjadi fasilitator
sebaya. Mereka akan menjadi pendengar yang lebih baik dan memfasilitasi diskusi
yang lebih baik antara teman sebaya. Mereka juga akan mengetahui nilai dari
membantu hubungan hubungan tersebut dan bagaimana membantu
perkembangan mereka. Mereka dapat mengambil alih tanggung jawab yang lebih
besar untuk situasi mereka dan merasa lebih didukung. Usaha mereka untuk
mengembangkan keunikan diri mereka akan ditingkatkan.
Hal ini secara umum telah diketahui bahwa ketika siswa tamat dari sekolah
dasar dan masuk ke sekolah menengah,mereka mengandalkan teman sebaya
mereka untuk membantu mereka dalam konsentrasi,minat, dan masalah. Ketika
ditanya, Jika kamu mempunyai masalah pribadi, kepada siapa kamu akan
bicarakan pertama kali? Kebanyakan remaja mengindikasikan bahwa akan
mereka bicarakan ke teman sebayaseorang teman dekat yang seumuran
sebelum mereka bicarakan ke orang dewasa. Oleh karena itu, hal ini perlu untuk
menyiapkan para siswa untuk memfasilitasi teman sebaya, siswa yang lebih muda,
dan orang dewasa.

C. Empat Dasar Peran Penolong


Ada banyak hal yang mungkin dilakukan oleh fasilitator sebaya. Hal ini

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


197
dapat membantu jika anda berpikir tentang empat peran bantuan yang berbeda.

1. Asisten Khusus
Fasilitator sebaya yang bekerja sebagai asisten siswa memberikan
asistensi bagi guru dan konselor, khususnya melalui beberapa aktifitas seperti
bekerja di kantor, mendistribusikan dan mengumpulkan materi, memonitor proyek,
membangun papan buletin, dan berpartisipasi dalam perencanaan aktifitas
edukasional. Patroli aman, contohnya, membantu siswa- siswa yang lain untuk
menyesuaikan diri dengan peraturan dan prosedur sekolah.
Umumnya, peran ini cenderung fokus pada asistensi secara tidak
langsung untuk teman - teman sebaya dan interaksinya biasanya dibatasi. Peran
ini termasuk dalam bahasan ini karena hal ini merupakan peran pembantu yang
bersifat tradisional secara berkala diberikan kepada beberapa siswa. Di masa
lampau, peran ini tidak menekankan interaksi pribadi diantara siswa sebanyak
tugas rutin. Namun, hal ini muncul bahwa dengan adanya training fasilitator
sebaya, semua peran asisten siswa dapat ditingkatkan.
Singkatnya, anggota patroli aman mungkin lebih sensitif dalam pemberian
arah dan lebih responsif ketika siswa - siswa mempunyai masalah. Pekerja kantor
mungkin mampu untuk menyapa publik lebih ramah dan menjawab telepon
dengan lebih efisien. Jika asisten siswa diikutkan dalam sebuah proyek yang tidak
memerlukan kontak atau komunikasi dengan siswa - siswa yang lain, training
mungkin tidak terlalu penting. tetapi, jika mereka diminta untuk bicara dan bekerja
secara dekat dengan yang lain, training fasilitator sebaya dapat begitu berharga.

2. Tutor
Tutor sebaya digunakan dalam hampir setiap area subyek. Devin-
Sheenan, Feldman, dan Allen (1976) menguji lebih dari 100 penelitian dan artikel
dan disimpulkan bahwa program tutoring dapat meningkatkan penampilan
akademik secara efektif dari tutor - tutor dan siswa - siswa yang ditutori. Namun,
sebuah pengujian tentang hal ini dan penelitian lainnya menyarankan bahwa tutor
jarang secara sistematis dipersiapkan dan dilatih untuk bekerja dengan siswa -
siswa. Kriteria yang utama untuk seleksi sebagai seorang tutor adalah prestasi
akademik.
Tidak semua yang menjadi tutor berkeinginan berpartisipasi dalam proses
tutor, khususnya ketika hal ini dilakukan dalam cara yang sama dengan cara
sersan baris berbaris atau penjinak singa. Terlalu banyak siswa yang diminta untuk
membantu siswa yang lain dengan penelitian mereka yang tidak familiar dengan
kemampuan membantu dasar.
Mereka biasanya merupakan siswa - siswa yang mempunyai masalah
yang terus menerus dalam penelitian mereka yang membutuhkan asistensi ekstra.
Mereka sering tidak mau untuk membantu dan mencari pembelajaran pengalaman
yang tidak menyenangkan. Mereka mungkin dipermalukan, merasa bersalah, dan
menjadi defensif ketika bantuan diberikan. Beberapa siswa mungkin menolak
bantuan apapun karena mereka khawatir bahwa siswa - siswa yang lain akan
berpikir tentang kekurangan mereka dan mungkin menyidir mereka.
Hal ini tidaklah cukup untuk percaya pada insting alami ketika memberikan
tutor kepada siswa - siswa yang lain. Tanpa persiapan yang khusus sebagai
fasilitator sebaya, bahkan siswa yang mempunyai prestasi terbaik seringkalitidak
mampu untuk memotifasi teman - teman sebaya mereka. Mereka tidak yakin akan
apa yang mereka lakukan, frustasi pengalaman, dan menjadi berkecil hati.
Sebaliknya, partisipasi dalam program training dimana mereka belajar

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


198
bagaimana membangun hubungan yang saling membantu dan bagaimana untuk
mendorong mereka yang dibantu dapat membuat sebuah perubahan. Ini
merupakan tipe baru dari tutor yang dihasilkan dari training fasilitator sebaya, yang
responsif terhadap perasaan yang diberi tutor, dan yang dapat membantu individu
mengeksplorasi masalah - masalah yang diasosiasikan dengan belajar atau
menjadi lebih baik didalam kelas.

3. Teman Khusus
Sebagai teman khusus, fasilitator sebaya mengembangkan hubungan
saling membantu yang bersifat dekat dengan teman sebaya yang dipilih. Hal ini
memungkinkan fasilitator sebaya memberikan dorongan dan dukungan tepat
waktu yang berkenaan dengan masalah pribadi yang mengurangi pembelajaran di
sekolah.
Siswa - siswa merasa dikucilkan ketika mereka tidak punya teman di
sekolah. Ingatkah anda pada teman - teman anda di sekolah? Seberapa penting
mereka untuk anda? Pernahkah anda berharap dapat mempunyai teman - teman
di sekolah? Atau, pernahkah anda membutuhkan seorang teman khusus yang
dapat anda percaya, seseorang yang dapat anda ajak bicara tentang minat dan
perhatian anda?
Ketika siswa siswa sekolah menengah ditanya tentang masalah yang
sering terjadi yang dihadapi siswa siswa seumuran mereka, masalah kesendirian
merupakan satu satunya masalah di atas masalah sekolah, kebanyakan siswa
siswa merasa di isolasi atau bahkan dianggap alien. Tidaklah mudah untuk
tumbuh di dunia saat ini. Hubungan teman sebaya yang positif terkadang sulit
untuk dibentuk, khususnya ketika seseorang kurang mampu dan berpengalaman
dalam mengembangkan mereka.
Untuk menjadi seorang dewasa yang benar-benar berguna seseorang
anak muda perlu untuk mengalami persahabatan. Lewat sebuah persahabatan
dimana seseorang belajar untuk mengembangkan orang lain. Pengalaman
pengalamannya dibagi, pikirannya dieksplorasi, perasaannya didengar, dan ada
kepercayaan atau ikatan yang dikembangkan dari rasa saling menghormati dan
menerima. Tanpa dasar ini, sekolah dilihat sebagai sebuah tempat yang tidak
ramah dimana orang orang diuji, ditolak, dan diabaikan. Konsekuensinya, ada
siswa yuk tumbuh ang tidak pernah belajar dengan baik.
Ada banyak siswa yang membutuhkan bantuan dari seorang teman
spesial yang dapat mendengarkan mereka setiap saat dan menunjukkan minat
dalam ide dan perasaan mereka. Teman spesial ini tidak membutuhkan seseorang
untuk diajak ke pesta, atau jalan jalan, dalam sebuah arti social. Mereka adalah
orang orang yang ada di saat saat tertentu untuk diajak bicara tentang
perasaan dan pikiran pribadi.
Ketika fasilitator sebaya bekerja sebagai teman spesial, mereka
membutuhkan waktu untuk menginisiasikan percakapan dengan yang lain. Siswa
siswa bahkan mungkin berpasangan sebagai teman. Beberapa konselor
mengidentifikasi siswa siswa target dari wadah kasus yang membutuhkan
seorang teman special untuk bicara setiap saat dibutuhkan. Walaupun tugas
tersebut direncanakan, proses membangun hubungan yang positif mempunyai
sebuah cara yang membawa orang orang menjadi dekat dan bersama.
Percakapan percakapan tersebut bersifat ramah tamah dan dapat
mendatangkan keuntungan di kedua pihak.
Siswa siswa baru di sebuah sekolah, contohnya, mungkin ditugasi untuk
fasilitator sebaya yang mengorientasikan diri mereka pada pembangunan dan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


199
pengenalan mereka ke siswa siswa yang lain. Semua siswa baru untuk masa
penggolongan mungkin bertemu dengan sedikit fasilitator sebaya di hari Jumat
siang untuk menanyakan pertanyaan pertanyaan, mendiskusikan masalah
masalah yang umum, dan bertemu dengan siswa siswa baru yang lain. Ketika
siswa menjadi familiar dengan sekolah, dan merasa menjadi bagian dari sekolah
itu, mereka meninggalkan kelompok dengan persetujuan mereka sendiri.
Disamping menciptakan sebuah atmosphere yang bersahabat untuk siswa siswa
baru, hal ini juga membebaskan konselor dan guru untuk memberikan lebih
banyak waktu untuk yang lain yang membutuhkan bantuan mereka.
Konsep tersebut diasosiasikan dengan program Big Brothers and Big
Sisters yang khususnya berhubungan dengan peran teman spesial. Siswa yang
lebih muda cenderung mengagumi dan meniru siswa yang lebih tua. Siswa yang
lebih tua beperan sebagai fasilitator sebaya atau teman spesial yang dapat
menjadi contoh yang positif dan dapat menjadi pengaruh yang kuat pada tingkah
laku siswa di sekolah.
Kelas empat dijadikan big brother yang merupakan anggota dari
kelompok fasilitator sebaya dari sekolah menengah. Fasilitator sebaya membuat
perjanjian untuk bertemu dengan teman baiknya dan bicara dengan mereka
tentang sekolah. Mereka terkadang bermain tangkap bola atau menendang bola
sepak, ketika bicara tentang masalah yang berbeda. Fasilitator mendorong anak
tersebut untuk bicara tentang tingkah lakunya di dalam kelas dan mereka
mengeksplorasi cara cara alternative untuk menjadikan sekolah menjadi lebih
baik untuknya.
Di sebuah sekolah menengah, beberapa fasilitator sebaya menjadi teman
spesial untuk anak anak muda yang dirawat inap di rumah sakit untuk waktu
yang diperpanjang, menyempatkan berkunjung dan berbicara dengan mereka di
rumah sakit. Fasilitator sebaya yang lain menjadi teman spesial untuk orang tua di
panti jompo. Selama fasilitator sebaya yang lain bersahabat dengan siswa muda
yang diidentifikasi oleh guru sebagai siswa yang malu atau menarik diri dalam
kelas mereka, mungkin ditarik perhatiannya dengan perhatian dan ketertarikan
yang spesial.
Fasilitator sebaya belajar untuk mengakui batas mereka dan ditugasi untuk
menyerahkan siswa siswa kepada konselor atau guru ketika hal ini sudah tepat
dilakukan. Fasilitator tersebut juga disupervisi oleh kooordinator program dan
memperoleh bimbingan dari mereka. Seorang anak laki laki berbicara dengan
fasilitator sebaya tentang kurangnya minat di sekolah. Setelah melewati beberapa
kali diskusi, menjadi jelas bahwa anak laki laki tersebut mempunyai konflik
dengan dua orang gurunya. Dia meningkat menjadi suka menentang walaupun
usaha dari fasilitator untuk membantu mereka mengeksplorasi konsekuensi
konsekuensi dari tingkah laku mereka. Fasilitator sebaya tersebut tidak yakin
bagaimana untuk membantu dan menyarankan anak tersebut untuk bicara dengan
salah satu konselor sekolah tentang keadaannya itu. Bersama sama mereka
pergi untuk bertemu dengan konselor dan menginisiasikan penyerahan.
Sahabat rahasia, sahabat pena, teman baik, dan pengalaman
pengalaman yang lain dapat disusun sehingga fasilitator sebaya dapat membentuk
persahabatan yang spesial dengan siswa - siswa. Alasan untuk pertemuan
bersama yang pertama tidak sepenting seperti yang terjadi ketika mereka bertemu,
ketika dasar persahabatan dibentuk dalam interaksi yang terjadi.

4. Pemimpin Kelompok Kecil

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


200
Fasilitator sebaya dapat dilatih untuk menjadi pemimpin kelompok kecil.
Hal ini dapat memberi baik konselor maupun guru, sumber berharga yang dapat
membantu menciptakan pengalaman belajar yang lebih pribadi dan menarik.
Dengan asistensi dari fasilitator sebaya sebagai pemimpin kelompok kecil, lebih
banyak murid yang dapat berpartisipasi dalam aktifitas aktifitas pembelajaran,
lebih dianggap dalam proses pembelajaran, dan mengalami kondisi yang fasilitatif
dari sebuah hubungan (pemahaman, penerimaan, dan sebagainya).
Seorang guru biasa mengeluh jika ada banyak siswa dan terlalu sedikit
guru. Rata rata jumlah siswa per kelas adalah 30 siswa dan, di beberapa
sekolah, dapat mencapai 40. Sebagian besar guru memilih untuk memiliki 20
hingga 25 siswa. Walaupun kemudian mereka kesulitan untuk mengikutsertakan
semua siswa dalam diskusi kelas. Dinamika dinamika kelompok tersebut
diasosiasikan dengan kelompok kelompok yang lebih besar sering berarti bahwa
lebih banyak orang yang mendengarkan daripada berbicara. Mendengarkan
tidaklah sepribadi atau sefokus yang terjadi dalam kelompok kecil.
Begitu juga, konselor juga mengalami frustasi ketika mencoba untuk
membuat diskusi dari sebuah topik ketika mereka melakukan aktifitas - aktifitas
bimbingan dalam ruang kelas. terkadang konselor bertemu dengan kelompok
besar yang terdiri dari 50 siswa atau lebih, biasanya untuk memberikan informasi
dan menjawab pertanyaan. Tetapi, format ini dapat menjadi keterlibatan kecil dan
energi lemah dari siswa - siswa. Dengan bantuan dari fasilitas sebaya, kelompok -
kelompok besar dapat dibagi menjadi kelompok - kelompok yang lebih kecil dan
lebih banyak siswa dapat berpartisipasi.
Fasilitator dapat memimpin kelompok - kelompok kecil (mungkin dari
empat hingga enam anggota). Kelompok - kelompok tersebut biasanya dipasang
sebagai sebuah tim dalam sebuah lingkaran. Contohnya, di kelas yang terdiri dari
30 siswa dengan lima fasilitator sebaya sebagai yang membantu, dimungkinkan
adanya lima tim dikelompokkan dalam ruangan dalam lingkaran, masing - masing
dengan seorang fasilitator sebaya sebagai seorang pemimpin. Fasilitator sebaya
mengenalkan sebuah topik atau tugas. Prosedur berkeliling mungkin digunakan
sehingga masing - masing anggota kelompok secara bergiliran berbagi ide.
Pemimpin memfasilitasi kelompok tersebut dengan membuat atau mendapatkan
respon - respon fasilitatif yang tinggi.
Myrick dan Bowman (1981/1991) mendeskripsikan sebuah proyek
bimbingan ruang kelas yang berjudul "Temanku dan Aku," yang mana fasilitator
sebaya dari kelas empat dan lima merupakan pemimpin kelompok kecil. Kelas dua
dibagi menjadi tim yang beranggotakan lima orang, dengan seorang fasilitator
sebaya yang ditugaskan untuk masing - masing tim. Tim - tim tersebut bertemu
dalam tempat mereka dan pengalaman lima kelompok kecil tersebut terjadi secara
simultan, sebagai guru dan konselor bergerak berkeliling ruangan melakukan
supervisi pada kelompok yang berbeda.
Unit tersebut difokuskan pada persahabatan. Tujuannya untuk siswa
adalah untuk mendengarkan yang lain dan mempraktekkan kemampuan
mendengar, untuk mempunyai kesempatan untuk bicara dan didengar, dan untuk
bicara tentang kualitas persahabatan. Topik tersebut untuk empat sesi termasuk:
1) Ceritakan tentang kapan kamu melakukan suatu hal dengan temanmu; 2)
Ceritakan sesuatu tentang diri kalian bahwa kamu berpikir akan menjadi seorang
teman yang baik; 3) Ceritakan tentang sesuatu yang akan membuat kamu lebih
bahagia; dan 4) Ceritakan satu cara yang dapat membuat seseorang
mendapatkan sorang teman baru; dan, kemudian apa yang kamu pelajari tentang
orang - orang dalam kelompokmu? Masing - masing sesi sekitar 15 menit.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


201
Fasilitator disiapkan untuk menanyakan sebuah pertanyaan pada anggota
setelah mereka merespon topik dan kemudian mengklarifikasi jawaban atau
merespon pada perasaan. Mereka juga diinstruksikan untuk memberikan
penghargaan dan mencari kesempatan untuk menghubungkan ide -ide atau
perasaan. Mereka telah mengalaminya sendiri dan mepraktekkannya, sebagai
bagian dari training mereka.
Guru tertarik tentang proyek tersebut karena proyek ini memberikan tiap
anak kelas dua sebuah kesempatan untuk mengatakan sesuatu dalam sebuah
pengalaman kelompok terstruktur yang mana penerimaan, pemahaman,
perawatan yang membantu perkembangan dan kondisi fasilitatif yang lain. Hal ini
juga memberi fasilitator sebaya sebuah kesempatan untuk mempraktikan
kemampuan kepemimpinan kelompok dan diakui kontribusi mereka.
Bowman (1982) membuat sebuah proyek yang mana siswa - siswa kelas
tiga yang dianggap mengganggu dipasangkan dengan fasilitator sebaya yang
berperan sebagai teman spesial dan pemimpin kelompok kecil. Mereka
berpartisipasi dalam sesi kelompok kecil untuk proyek yang didiskusikan diatas.
Ada perbedaan yang signifikan dalam perilaku kelas yang positif dan sikap tentang
sekolah yang setuju dengan siswa - siswa yang bekerja dengan fasilitator sebaya,
seperti yang dibandingkan dengan sebuah kelompok siswa yang tidak menerima
bantuan semacam itu.
Selain diskusi - diskusi kelompok kecil yang mana memakai topik
bimbingan, fasilitator sebaya juga dapat digunakan untuk membantu siswa - siswa
belajar bermacam - macam topik akademik. Kelompok pemecah masalah,
contohnya, dapat difasilitasi dalam pembelajaran sosial dan kelas sains. Pusat
pembelajaran, lingkaran belajar, dan kelompok demonstrasi mungkin mempunayi
fasilitator sebaya sebagai pemimpin, membuatnya mungkin untuk mempunyai
kelompok - kelompok kerja yang lebih banyak di dalam kelas dan,
konsekusensinya, lebih banyak partisipasi dan keterlibatan siswa.
Beberapa fasilitator sebaya sekolah menengah mengalami satu set
pengalaman kelompokm kecil berstruktur sebagai bagian dari training mereka.
mereka menganalisa aktifitas - aktifitas dan perilaku pemimpin kelompok.
selanjutnya, mereka praktek memimpin aktifitas - aktifitas tersebut diantara mereka
sebelum menuju sekolah menegah pertama dimana mereka menggunakan
aktifitas yang sama dengan kelompok - kelompok kecil dari siswa - siswa kelas
delapan. Dalam kasus ini, semua aktifitas difokuskan pada tujuan umum dari
tujuan yang telah ditetapkan dan pembuatan keputusan. beberapa fasilitator
sebaya dipasangakan sebagai wakil pemimpin untuk beberapa kelompok.
Fasilitator sebaya juga dapat memainkan sebuah bagian penting dalam
sebuah intervensi bimbingan kelompok besar yang dipimpin konselor. Salah satu
konselor sekolah menengah memutuskan untuk memberikan tes dan informasi
karir kepada sekelompok siswa yang berjumlah 60 orang. Fasilitator sebaya ada
untuk membantu sebagai pemimpin kelompok kecil. konselor tersebut pertama -
tama mempresentasikan informasi umum lewat protektor kepada kelompok
tersebut. Sekitasr 10 hingga 12 kelompok - kelompok kecil kemudian dibentuk,
masing - masing dengan seorang fasilitator sebaya sebagai pemimpin kelompok.
Kelompok - kelompok tersebut mendiskusikan bermacam - macam topik dan
melakukan tugas - tugas yang berbeda, ketika konselor tersebut berpindak dari
satu kelompok ke kelompok yang lain untuk menjawab pertanyaan dan melakukan
supervisi. Di akhir waktu, kelompok besar tersebut dikumpulkan lagi dan dilakukan
sesi tanya jawab yang terakhir berdasarkan pertanyaan - pertanyaan yang muncul
dalam kelompok - kelompok kecil. Keterlibatan siswa ditingkatkan dan sesi umum

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


202
lebih dipersonalisasikan. Lebih banyak kebutuhan ditujukan dan evaluasi tersebut
membuktikkan bahwa ini merupakan sebuah cara yang efisien untuk
menggunakan baik waktu siswa maupun konselor.
Walaupun fasilitator sebaya dapat bekerja di berbagai tempat dan
melakukan banyak fungsi, kebanyakan yang mereka lakukan dapat dikategorikan
dalam salah satu atau lebih dari empat peran dasarnya. Peran - peran ini
memberikan sebuah fokus untuk training dan untuk perkembangan membantu
proyek dimana mereka dapat berpartisipasi.

5. Training Fasilitator Sebaya


Ada banyak tipe dari program training fasilitator sebaya. Beberapa
diantaranya telah mengembangkannya dengan perencanaan kecil, tetapi mereka
telah sukses karena kepedulian, komitmen, dan energi yang mengkarakterisasi
pelatih dan orang - orang yang terlibat. Program - program yang lain bahkan telah
lebih sukses karena mereka telah mengembangkan prosedur yang terorganisasi
dengan baik dan sistematis untuk kemampuan interpersonal mengajar dan
menyiapkan fasilitator untuk peran - peran yang berbeda. Tambahannya, mereka
telah mengidentifikasi proyek ini yang mana fasilitator sebaya ini dapat
menggunakan kemampuan mereka untuk digunakan ketika disupervisi.
Pendekatan yang terakhir ini adalah tren yang mutakhir dan program training ini
telah dideskripsikan secara detail dimana - mana (contohnya, Akita & Mooney,
1982; Foster, 1992; Myrick & Bowman, 1981, 1981/1991; Myrick & Erney,
1978/1984, 1979/1985; Kehayan, 1992; Myrick & Folk, 1991a, 1991b; Painter,
1989a, 1989b; Tindall, 1989).
Kebanyakan program training ini minimal berdurasi 20 hingga 30 jam,
khususnya untuk siswa - siswa sekolah menengah. Tetapi, hal tersebut merupakan
program yang komprehensif, dimana siswa - siswa disiapkan untuk empat peran
itu.
Proyek bantuan adalah dimana fasilitator sebaya, dibawah supervisi guru
dan/atau konselor, bekerja dengan siswa - siswa yang lain. Sebuah proyek
mempunyai tujuan yang umum dan tujuan khusus dan peran membantu untuk
fasilitator diidentifikasi. Kemampuan dan strategi yang dipelajari dalam training,
diaplikasikan. Fasilitator sebaya bertemu dengan pelatih mereka atau koordinator
proyek untuk membicarakan pekerjaan mereka.
Program dan proyek fasilitator sebaya mungkin dianggap sebagai
permulaan menjadi a) pemula; b) menengah; atau c) lanjutan. Tiap - tiap level ini
sepadan dengan kemampuan ini, kepercayaan diri dan pengalaman bahwa siswa -
siswa telah mendapatkannya dalam training mereka. Beberapa proyek permulaan
mungkin direncanakan dalam training untuk memberi fasilitator sebaya sebuah
pengalaman awal dalam membantu teman - temannya yang lain. Proyek pemula
cenderung lebih terbatas dalam lingkupnya dan lebih terstruktur. Ada supervisi
yang lebih dekat dan kemampuannya simpel, biasanya fokus pada mendengarkan
dan merespon perasaan, mengklarifikasi ide, dan bertanya pertanyaan terbuka.
Proyek menengah dan lanjutan memerlukan fleksibilitas dan spontanitas
yang lebih. Mereka melibatkan sebuah kombinasi dari kemampuan bantuan dan
penggunaan dari model pemecahan masalah yang kurang terstruktur. Dalam
proyek lanjutan, fasilitator sebaya bekerja dengan supervisi dan arah yang minim,
menggunakan pengalaman mereka yang telah lalu dan lebih banyak kemampuan
yang dipraktikan untuk melakukan bermacam - macam tugas.
Di sekolah dasar, training cenderung berdurasi sekitar 10 hingga 20 jam
sesi, walaupun training tersebut dapat berkurang tergantung pada sifat proyek.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


203
Kebanyakan proyek bersifat spesifik dan terstruktur, Program training sekolah
menengah, sebaliknya, biasanya lebih panjang, mungkin minimal 30 jam.
Beberapa siswa sekolah menengah bahkan mendapatkan lebih banyak jam
persiapan dan supervisi, jika didaftarkan pada sebuah mata pelajaran untuk
fasilitator sebaya. Siswa - siswa dapat dilatih secara jelas, jika sebuah proyek
dibatasi dalam lingkup dan durasi dan disupervisi secara dekat.
Kebanyakan sekolah menengah dari bangsa ini, bergerak maju
memberikan mata pelajaran untuk kredit yang mana fasilitator sebaya dapat dilatih.
Mata pelajaran - mata pelajaran tersebut merupakan bagian dari departemen
penelitian sosial, mengutamakan kurikulum yang terorganisasi, merupakan mata
pelajaran pilihan untuk siswa - siswa yang berkualifikasi, dan dianggap sebagai
kelas kepemimpinan.
Contohnya, satu satu mata pelajaran sekolah menengah didasarkan pada
dua semester pekerjaan, dengan 49 minggu periode. Selama sembilan minggu
pertama, siswa - siswa, biasanya sekitasr 20 hingga 25, belajar hubungan saling
membantu itu, model yang fasilitatif, dan beberapa pendekatan pemecahan
masalah dasar dan pembuat keputusan. Kelas tersebut bertemu lima hari dalam
seminggu. Selama sembilan minggu yang kedua, fasilitator sebaya bekerja dalam
proyek pemula yang berbeda tiga ari dalam seminggu selama periode fasilitaor
kelas. Mereka menerima supervisi dan lebih banyak training di dua hari lainnya
untuk proyek di sebuah sekolah dasar, dimana mereka berperan sebagai teman
spesial atau pemimpin kelompok kecil. Tambahannya, proyek spesial
diimplementasikan didalam sekolah menengah. Training dan supervisi berlanjut di
sembilan minggu ketiga, dimana lebih banyak kemampuan dan aktifitas diberi
peratian. Proyek yang berhubungan biasanya melibatkan pengalaman -
pengalaman kelompok untuk siswa - siswa sekolah menengah dan sekolah
menengah pertama. Lebih banyak proyek - proyek sekolah yang juga
dikembangkan, khususnya yang berhubungan dengan orientasi, bekerja dengan
siswa - siswa baru, tutoring, dan bekerja dengan guru di kelas.
Negara bagian Florida telah menyetujui mata pelajaran studi sosial
sekolah menengah yang diberi nama KOnseling Sebaya I, II (tahun pertama) dan
III, IV (tahun kedua), masing - masing dengan setengah kredit untuk tiap semester
(18 minggu) kerja utuh. Ada sebuah kerangka kurikulum dimana terdiri dari tujuan
dari mata pelajaran tersebut, isinya ditekankan, membutuhkan kondisi
pembelajaran yang khusus, sertifikasi guru, dan hasil yang diharapkan. Standar
penampilan ada untuk tiap - tiap kelas yang didesain untuk mengukur hasilnya.
Daftar dari hasil yang diharapkan untuk mata pelajaran tersebut dapat dilihat di
Appendix B.
Negara bagian yang lain juga telah menyetujui mata pelajaran untuk kredit.
Ketika kredit diperlukan untuk siswa, dan ketika hal ini dapat memberikan lebih
banyak kredibilitas terhadap program tersebut, kredit itu sendiri tidak pernah
terlihat sebagai masalah yang kritis. Ketika mata pelajaram semacam itu diberikan,
guru dan konselor mempunyai waktu yang terjadwal dan teratur ketika mereka
dapat bertemu dengan fasilitator sebaya untuk training dan proyek tersebut. Hal
yang mudah dicapai untuk siswa - siswa adalah mungkin merupakan
pertimbangan yang paling penting untuk perkembangan sebuah program.
Pastinya ada faktor - faktor lain yang akan anda minta untuk
dipertimbangkan. Seperti yang akan anda ingat, direkomendasikan bahwa
anggaran konselor sekolah untuk sekitar satu jam sehari untuk pekerjaan fasilitator
sebaya, tiap siswa training atau bekerja dengan mereka dalam proyek. Terkadang
training tersebut mungkin dilakukan oleh seorang guru, khususnya di sekolah

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


204
lanjutan. Meskipun demikian, sebagai seorang konselor, anda akan menginginkan
program fasilitator sebaya menjadi bagian dari program bimbingan total dan bagian
dari layanan yang anda berikan.

D. Faktor - faktor Yang Dipertimbangkan


Ada beberapa faktor untuk dipertimbangkan sebelum mengembangkan
program fasilitator sebaya dengan sesi training dan proyek bantuan. Contohnya
adalah sebagai berikut.

1. Siapa Yang Seharusnya Menjadi Fasilitator Sebaya?


Pertimbangan anda yang pertama adalah untuk bekerja dengan siswa -
siswa yang berpotensi menjadi pemimpin sekolah. Mereka mudah untuk dekat
dengan yang lain dan mampu untuk membantu yang lain. Mereka mempunyai
sikap yang positif tentang diri mereka, yang lain, dan sekolah dan mereka
cenderung dikarakterisasikan sebagai orang yang peduli, sensitif, dan bersahabat.
Kemampuan verbal dinilai sejak kebanyakan fasilitator sebaya bekerja meliputi
berbicara dengan yang lian. Dan, secara praktek bicaranya, siswa - siswa ini
mempunyai cukup "kekuasaan" atau pengaruh dengan guru yang lain untuk
dibebaskan dari kelas saat - saat tertentu dan dipercaya dalam berbagai proyek.
Beberapa pelatih mempertimbangkan seleksi untuk menjadi keputusan
yang paling penting yang akan mereka buat tentang sebuah program. seorang
pelatih sekolah menengah menginterview mereka yang mengaplikasikannya tahun
pertama (sekitar 35) dan lalu menggunakan fasilitator sebaya tahun pertama untuk
membantu interview kelompok selanjutnya yang mengaplikasikannya (sekitar 185).
Tergantung pada visibilitas dari program anda, anda juga dapat mempunyai
kemewahan memilih dari sejumlah siswa yang menarik (Bowman, 1986).
Mata pelajaran fasilitator sebaya telah sering menjadi mata pelajaran
pilihan untuk junior dan senior yang mempunyai rekomendasi dari guru dan orang
tua mereka. Komselor seringkali memilih siswa yang mempunyai personalitas yang
disetel untuk membentuk hubungan saling membantu dan mereka yang ada untuk
training dan proyek. Tak satupun yang dipaksa untuk menjadi seorang fasilitator
sebaya.
Seleksi dan jumlah siswa juga tergantung pada komitmen dan keterlibatan
anda. Seorang konselor sekolah dasar mempunyai tiga kelompok kecil dari
fasilitator sebaya (enam dalam tiap kelompok) untuk total 18 "Tangan Bantuan"
yang ada untuk proyek yang berbeda dalam sekolah. Tiap kelompok diberikan satu
set dasar kemampuan komunikasi berdasarkan model fasilitatif. Kemudian tiap
kelompok diberikan training spesifik untuk proyek khusus.
Mata pelajaran sekolah menengah paling baik untuk sekitar 18 hingga 24
siswa. Karena banyak praktek yang disupervisi diperlukan, jumlah yang lebih besar
biasanya berarti waktu training yang lebih panjang sebelum proyek dapat
dikembangkan. Tambahannya, hal ini juga berarti bahwa lebih banyak waktu
dibutuhkan untuk mengkoordinasikan proyek bantuan ini.
Tetapi, jika anda bertanya - tanya dimana kita memulainya, dan tidak ada
program yang terorganisasi di sekolah anda, anda dapat memulainya dengan
sekitar lima atau enam siswa favorit anda. Mintalah bantuan mereka dalam bekerja
dengan anda dalam beberapa proyek. Setelah anda mempunyai beberapa
pengalaman, anda dapat menambah siswa yang lain untuk kelompok yang lain.

2. Siapa Yang Seharusnya Menjadi Pelatih atau Koordinator?

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


205
Kebanyakan konselor sekolah, khususnya pada level kedua, telah minta
untuk melatih fasilitator sebaya. Beberapa melawan ide tersebut menghabiskan
waktu untuk program semacam itu, walaupun hal ini dapat menghemat waktu dan
energi dalam cara yang lain. Konsekuensinya, guru dari berbagai area subyek
telah mengambil alih kepemimpinan. Contohnya, di Texas beberapa guru ekonomi
rumahan melatih fasilitator sebaya. Di Florida dan Indiana ada banyak guru studi
sosial yang bertanggung jawab untuk program ini.
Program fasilitator sebaya direkomendasikan sebagai bagian dari
pekerjaan konselor sekolah. Baik program training maupun pengorganisasian
proyek dapt dipertimbangkan intervensi konselor. Anda dapat mengajar mata
pelajaran fasilitator sebay atau mempunyai klub training fasilitator sebaya. Jika
orang lain dalam sekolah ditugasi untuk melakukan training, mungkin seorang
guru, anda akan menginginkan untuk bekerja secara dekat dengan orang tersebut.
Anda dapat membantu mengkoordinasikan beberapa proyek yang mana
menggunakan fasilitator sebaya.
Program fasilitator sebaya dapat memberi anda beberapa visibilitas positif.
Menggunakan kesempatan , jika anda bisa. Anda tidak akan kecewa dan hal ini
akan memberikan daya angkat ekstra ketika anda menghadapi tugas yang kurang
berharga.

3. Training Jenis Apa Yang Seharusnya Diberikan?


Program training ini biasanya tergantung pada wwktu yang ada untuk
bekrja dengan siswa dan proyek. Hampir semua penulis dan para ahli di
bidangnya, bagaimanapun juga, setuju bahwa training sebaiknya tidak merupakan
replika dari program edukasi konselor atau sebaiknya fokus pada teori lanjutan dan
strategi yang diasosiasikan dengan konseling dan terapi. Ada sedikit konsep
fasilitatif dasar dan kemampuan yang mungkin butuh perhatian (contohnya, Lihat
Bab 5). Appendix B juga akan memberi anda sebuah ide dari kemampuan yang
dapat menjadi hasil yang diharapkan.
Lebih spesifik, hal ini nampak bahwa fasilitator sebaya perlu untuk
mempelajari tentang karakteristik dari hubungan saling membantu dan bagaimana
mereka dapat menjadi pendengar yang lebih baik ketika seseorang berbicara
dengan mereka. Selanjutnya, mereka perlu untuk mempelajari bagaimana
memfasilitasi individu untuk berbicara lebih banyak tentang ide dan perasaan
mereka. Model pemecahan masalah yang simpel berguna, meliputi sedikit
peraturan dan prosedur dasar untuk memimpin diskusi kelompok kecil. Setelah itu,
training biasanya dihubungkan dengan proyek spesifik atau waktu masalah yang
dihasilkan dari membantu orang orang.
Jika anda dapat menjadwalkan latihan selama 10 sampai 12 jam, anda
dapat mempunyai program. Anda dapat menambah skill kemudian sebqagaiman
dibtuhkan untuk proyek dan pengalaman yang berbeda. Jam minimum pelatihan
ini dapat diawali ataupun dioakhiri dengan sesi-sesi tipe marathon (contoh, sehari).
Beberapa sekolah menengah telah melatih fasilitator sebaya mereka pada hari-
hari kerja guru saat sekolah selesai bagi sebagain besar siswa. Hal ini untuk
menghindari mengambil waktu dari waktu kelas mereka. Beberapa sekolah lainnya
telah membentuk kelompok-kelompok dan menggunakan mundurnya libur akhir
pecan untuk mengadakan latihan awal.
Proyek PROMISE(Pencapaian teman sebaya untuk Maryland dengan
melibatkan murid dan pendidik) adalah sebuah ESEA, judul III, diadakan di
Baltimore, Maryland. Petunjuk pelatihannya terbagi menjadi empat topic:
komunikasi (9 Pelajaran); nilai (7 pelajaran); pengambilan keputusan (6 Pelajaran);

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


206
dan tehnik-tehnik(7 pelajaran). Pelatihan ini diterapkan untuk program pelajar
senegara bagian yang berhasil dengan gemilang. Maryland merupakan salah satu
dari Negara-negara bagian amerika yang mensponsori konferensi Negara bagian
untuk fasilitator-fasilitator sebaya.
Demikian juga, petunjuk kurikulum yang luar biasa untuk kursus-kursus
fasilitator sebaya telah dikembangkan di Broward dan daerah Orange Floridda.
Tujuan dari kursus-kursus tersebut, isi yang ditekankan, dan materi pembelajaran
yang akan digunakan diuraikan dengan teliti. Program-program semacam ini
didesain untuk memenuhi standard performa yang direkomendasikan oleh
departemen pendikian dan diadopsi oleh dewan pengurus sekolah.

4. Apa yang dilakukan fasilitator sebaya?


Setelah fasilitator sebaya menerima beberapa pelatihan dasar, berarti
mereka telah siap untuk berpartisipasi pada beberapa proyek bantuan. Empat
peran berbeda mungkin memberikan proyek yang berbeda disekitar sekolah.
Sebagai tambahan, mungkin untuk menggabungkan peran-peran tersebut saat
bekerja degnan target populasi.

Beberapa contoh yang dapat dilakukan fasilitator sebaya:

Ketua kelompok dengan siswa sekolah dasar: dilibatkan dalam paket


pengembanagan pemahaman diri dan orang lain (DUSO) untuk pelajaran dan
aktivitas-aktivitas yang terencana.
Ketua kelompok dengan siswa sekolah menengah atas: membantu siswa
untuk membahas hasil tes (DAT,SAT) dalam serangakaian pertemuan yang
diatur dan diawasi oleh konselor.
Ketua kelompok dengan siswa sekolah menengah atas: mengeksplorasi minat
jurusan, skill, dan tujuan dalam serangkaian pengalaman kelompok yang
terarur. Sebagai tambahan setiap anggota kelompok dibimbing untuk
merencanakan program empat tahunan untuk tujuan pekerjaan sementara.
Teman special dengan siswa sekolah menegah atas: menangani siswa-siswa
yang telah diskors. Fasilitator sebaya ditugasi untuk ruangistirahat dimana
mereka berbincang dengan siswa mengenai masalah-masalah yang mereka
miliki terhadap guru dan siswa lainnya.
Teman special dan tutor: berbincang dengan siswa yang pernah ditahan pada
rumah perlindungan remaja dan yang tidak menyukai sekolah. Konselor
mencocokkan fasilitator-fasilitator dengan siswa yang membutuhkan
perhatian khusus dalam pertemanan dan pengajaran.
Tutor: menemui siswa sekolah menengah atas yang telah tiga minggu tidak
masuk sekolaha karena sakit berkepanjangan
Tutor: belajar denganseiswa sekolah menegah atas yang kooperatif dan bersedia
serta ingin lulus ujian aljabar I tapi bingun dan kuatir akan gagal.
Teman special: mengunjungi orang pension tua di pusan pensiunan, yang
menghargai waktu dan perhatian ekstra yang diterima dari fasilitator sebaya
sekolah menegah atas.
Tutor: mengarahkan siswa melalui pusat pembelajaran di kelas. Siswa dala
kelompok kecil mendatangai pusat pembelajaran untuk mendemonstrasikan
skill dan konsep. Kemudian mereka menerima beberapa pelaithan saat
mereka mencobanya.
Asisten siswa: mengembangklan proyek untuk meningkatkan moral siswa dan
semangat sekolah, yang akan mengarahkan pada pertemuan yang

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


207
memberikan semangat dengan lakon pendek yang menyenangkan dan
mendorong untuk berfikir.
Setelah pelatihan selesai, fasilitator-fasilitator sebaya dapat mengidentifikasi
proyek-proyek di sekitar sekolah. Mereka kemudian akan lebih mengerti mengenai
skill dan peran mereka, serta memiliki ide yang lebih baik pada tujuan program.
Antusiasme mereka untuk membantu orang lain sering mengarahkan pada
beberapa proyek-proyek yang menyenangkan dan berhadiah.
Guru juga merupakan sumber proyek yang baik, saat meraka memahami
tujuan program dan peran dimana fasilitator dapat berfungsi. Sebagai tambahan,
dukungan guru terbukti penting demi berhasilnya suatu program. Berikan bantuan
pada guru disekolah anda untuk lebih mengetahui program anda, dan bantulah
mereka untuk melihat bagaimana ini dapat membantu pekerjaan mereka.

E. Program Fasilitator Sebaya


Majalah triwulan fasilitaotr teman sebaya (PFQ) pertama kali beredar pada
tahun 1983. Majalah ini memberikan artikel dan kutipan yang memberikan
inspirasi, termasuk saran-saran untuk pengembangan program. Pada setiap
permasalahan terdapat contoh-contoh tentang sekolah apa pada tingkatan yang
berbeda lakukan terhadap fasilitator sebaya mereka. Dibawah ini memuat
beberapa laporannya.
Di sekolah menegah atas Warren, Indianapolis, Indiana, fasilitator sebaya
merupakan bagian dari proram intervensi pendidikan (I.V)
Program I.V. memberikan bantuan untuk siswa yang bermasalah dengan
kegagalan akademik atau kemunduran personal dan sedang mencari
persahabatan. Hal ini tidak perlu dirancukan dengan program skors rumah. Pusat
I.V. terletak disebelah kantin sekolah dan tersedia untuk siswa yang datang karena
keinginan sendiri maupun yang direkomendasikan guru. Program ini juga diawasi
jajaran sekolah.
Sebagai tambahan, fasilitator pada pusat Warren menyediakan: tutor
sebelum dan sesudah sekolah; bimbingan bahasa inggris sebagai bahasa kedua;
program orientasi siswa baru; area kehilangan dan penemuan; pusat informasi bis
dan sekolah; pusan tamu sekolah; dan kesempatan untuk mengalami peran
sebagai seseorang yang mendengarkan dan memberikan perhatian pada
permasalahan.
Di Hillsborough County (Tampa) Florida, program fasilitator-fasilitator
sebaya telah membimbing siswa dengan berbagai cara, sebagai sebuah program
terdapat satu program yang tertua dan paling mapan senegara. Program fasilitator
sebaya yang terdapat di seluruh sekolah dasar, sekolah menengah pertama,
sekolah menegah atas, dan pelatihan-pelatihan ditujukan untuk seluruh peran
pemberian bantuan. Salah satu diantara sekian proyek yang menarik perhatian
adalah saat fasilitator sebaya memberikan bimbingan khusus pada area karir
dengan mengarahkan siswa melalui kelompok eksplorasi kejuruan (VEG). anggota
kelompok, tidak lebih dari enam orang dalam satu waktu, diarahkan melalui
berbagai prosedur dan tugas berdasarkan catatan pemimpin. Fasilitator sebaya
bertanggungjawab pada seluruh siswa kelas sepuluh yang mengikuti kelompok
kecik pada eksplorasi karir.
Sebagai tambahan, fasilitator sebaya juga mempelajari materi-matri pada
pusat sumber karir sekolah mereka dan membimbing siswa dengan menggunakan
materi tersebut. Pada salah satu aktivitas, kopi dari Buku pegangan pencari kerja
digunakan pada siswa sekelas yang terbagi emnjadi lima kelompok. Setiap
kelompok terdiri dari enam siswa. Fasilitator sebaya, berperan sebagai wakil ketua,

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


208
mengarahkan diskusi berdasarkan pertanyaan-pertanyaan dan tugas-tugas yang
berhubungan dengan buku. Sesi disimpulkan berdasarkan respon anggota
kelompok terhadap pertanyaan terbuka-tertutup seperti: saya belajar., saya
mengetahui., Saya terkejut bahwa, dan saya sekarang menyadari
bahwa
Pada sekolah dasar Westside, River Falls, Wiconsin, bimbingan
perkembangan komprehensif dan program konseling terdiri dari program siswa
membantu siswa. Disana fasilitator sebaya turut mengambil bagian dalam
berbagai proyek bantuan, termasuk program pendampingan siswa bagi siswa yang
memiliki konsep diri yang rendah. Fasilitator sebaya memimpin diskusi kelompok
dan membantu konselordan guru dalam proyek semacam kepedulian sejarah kulit
hitam, temanku dan aku (nilai persahabatan), test Buster Pep Raly (tes
kecemasan dan prestasi), dan Cuma bicara (program untuk remaja dan orang
tua mereka).
Teman untuk teman merupakan program fasilitator sebaya khusus untuk
sekolah menengah pertama Dawwkins, Spartanburg, Karolina selatan. Setiap
tahun 12 siswa dilatih dalam dua kelompok. Setelah sesi pelatihan satu jam
selama empat kali, fasilitator sebaya mulai bekerja dalm proyek pemberian
bantuan yang memasukkan membimbing dan bekerja sebagai teman khusus bagi
siswa yang mempunya permasalahan sekolah maupun rumah.
18 siswa tingkat tujuh dipilih setiap tahun dengan rekomendasi guru dan izin
orang tua di sekolah menengah pertama Newton-Conover, Newton, Karolina
selatan. Mereka bertemu seminggu dua kali dalam sesi 45 menit selama lima
minggu dan secara periodic selama masa sekolah. Sebagai pemimpin, fasilitator
menyajikan petunjuk kelompok aktivitas selama 45 menit pada ruang kelas
khusus. Mereka juga membantu mengenalkan siswa baru pada sekolah. Termasuk
kunjungan ke sekolah dasar pada musim semi.
Konselor-konselor di sekolah menengah atas Selden, Centeeach, New
York, menjalankan program kepemimpinan teman sebaya. Sejak dimulai pada
tahun 1980, sampai pelatihan fasilitator sebaya.biasanya ditempatkan pada saat
sekolah belum dimulai di pagi hari. Fasilitator sebaya pada program ini pergi ke
sekolah-sekolah dasar yang ada di distrik tersebut dan berbicara dengan siswa
tingkat empat, lima, dan enam, mengarahkan mereka pada berbagai aktivitas dan
latihan kelompok. Sebagai tambahan, fasilitator juga turut ambil bagian pada
aktivitas semacam itu sebagai sukarelawan untuk Special Olympic dan Walk
America untuk March of Dimes. Setiap tahun diadakan pesta alumni pemimpin
sebaya, yaitu pertemuan keluarga bagi pemimpin sebaya dan orang tua mereka.
Antusiasme konselor dan orang tua meningkat tajam untuk program yang sukses.
Fasilitator sebaya di sekolah menengah atas, Gainsesville, Florida,
membantu menciptakan proyek bantuan mereka sendiri, termasuk jketika meraka
mengambangkan pertunjukan boneka untuk anak sekolah dasar. Topicnya adalah
kekerasan terhadap anak dan tim fasilitator sebaya mengunjungi 18 sekolah dasar
kabupaten. Anak-anak dan guru menghargai penelitian tersebut.
Huey dan Rank (1984) menginvestigasi efek pelatihan ketegasan kelompok
pada remaja putra kulit hitam yang dipilih karena perilaku aggressive mereka di
kelas. Dengan menggunakan ukuran pre- dan post test, serta perbandingan
dengan kelompok control, hasil dari penelitian mereka menyarankan bahwa
konselor professional dan fasilitator sebaya sama efektifnya dalam mengajarkan
skill dan mengurangi keagresifan perilaku di kelas. Sebagai tambahan, subjek
pada penelitian tersebut sama puasnya dengan teman sebaya atau professional
sebagai pemimpin kelompok.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


209
Canning (1985) menggambarkan bagaimana anak, yang dilatih sebagai
fasilitator sebaya, dapat memainkan peran penting dalam intervensi konselor yang
dinamakn Play Times. Intervensi ini merupakan proyek yang berdasarkan
permainan perkembangan dan mencakup permainan alami anak. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan mawas diri, membangun skill social, mengalami
perasaan berharga, meningkatkan pengembangan bahasa, dan memperluas
pembelajaran.
PlayTimes menganut format yang bedasarkan interaksi selama 30 menit,
dimana fasilitator sebaya bermain dengan teman special lebih muda yang
ditugaskan pada mereka. Setiap sesi dimulai dengan seluruh partisipan dalam
lingkaran permulaan (sekitar 5 sampai sepuluh menit) agar siswa mulai merasa
terbiasa. Pasangan teman memiliki waktu sendiri dimana mereka bermain
bersama dan saling tukar pendapat dalam berbagai macam aktivitas bermain
(sekitar 5 sampai 10 menit). Supervisi dianggap sebagai factor penting demi
suksesnya program. Fasilitator sebaya bertemu satu sama lain setelah setiap sesi
dengan konselor untuk membahas pengalaman mereka dan merencanakan sesi
berikutnya. Canning (1985) menggarisbawahi 15 sesi dan aktivitas yang
berhubungan dengan supervisi, yang dapat digunakan secara efektif anak tingkat
dasar yang bekerja bersana fasilitator sebaya tingkat empat dan lima.
Teman sebaya sekolah menengah atas yang dilatih dalam kursus satu
semester efektif bekerja dengan siswa sekolah menengah atas yang berasal dari
keluarga dengan kedua orang tua cerai. Siswa-siswa berpartisipasi dalam
kelompok dan diskusi 8 siswa yang dipimpin teman sebaya dan memfokuskan
pada gangguan keluarga. Pencapaian perasaan mawas diri dan control diri
dilaporkan terdapat pada siswa sekolah menengah pertama dan sekolah
menengah atas yang berada pada kelompok eksperimen (Sprinthall, Hall, & Gerler,
1992)
Fasilitator sebaya dapat memecahkan konflik diantara siswa. Lane dan
McWhirter (1992) menjabarkan program managemen konflik yang menggunakan
mediator teman sebaya yang bekerja sebagai satu tim untuk mendorong
pemecahan masalah antara pembantah di taman bermain dan tempat makan
siang di sekolah dasar dan sekolah menegah pertama. Program pelatihan untuk
siswa berlangsung selama lima setengah hari, dimana mereka belajar kemampuan
berkomunikasi dan rangkaian mediasi langkah demi langkah: perkenalan,
mendengar, menghendaki, dan solusi.
Pada langkah awal, fasilitator memisahkan pembantah, mengenalkan diri
mereka, dan memeriksa aturan-aturan mediasi dengan pembantah. Kemudian
mediator teman sebaya merefleksikan perasaan dan mengungkap kembali
permasalahan, secara bergiliran memberikan setiap orang kesempatan untuk
berbicara. Setelah itu, setiap orang mengekspresikan apa yang dia kehendaki,
yang diklarifikasi. Pada langkah akhir, setiap pembantah ditanya apa yang dapat
dilakukan untuk memecahkan masalah dan tetap berdiskusi sampai solusi yang
diinginkan dapat diterima antar satu sama lain.
Fasilitator sebaya juga dapat dilibatkan dalam program bimbingan dimana
yang menjadi masalah adalah mencegah terjadinya konflik. Mereka dapat
menggunakan scenario role-play dimana kemampuan managemen konflik
diilustrasikan. Pendidikan pencegahan merupakan salah satu area dimana
fasilitator sebaya dapat membuat perbedaan berarti.
Meta-analysis oleh Tobler (1986) dari program pencegahan minuman keras
bagi remaja menemukan dengan jelas bahwa program teman sebaya sangat jauh
lebih efektif baik pada daerah pinggiran maupun tengah kota (Diver-Stamnes,

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


210
1991). Hal tesebut sampai menimbulkan keingintahuan orang-orang apakah
personel dukungan lainnya masih dibutuhkan ketika teman sebaya sangat efektif.
Fasilitator sebaya tidak mengganti peran konselor sekolah. Dengan bekerja
bersama konselor, mereka dapat memberikan bimbingan yang berarti. Mereka bisa
menjadi kepanjangan tangan dari konselor (Myrick, 1992). Terkadang, ketika
teman sebaya seefektif konselor professional, akan lebih praktis bagi konselor
untuk menggunakan waktu mereka melatih fasilitator sebaya dan mengkoordinasi
proyek teman sebaya untuk mencapai siswa lebih banyak. Proyek teman sebaya
bisa menjadi intervensi konselor yang sangat kuat.

F. Petunjuk-petunjuk yang bermanfaat / hal-hal yang membantu


Saat memulai program anda tentang fasilitator sebaya, telitilah beberapa
referensi dan artikel yang terkenal agar member anda beberapa petunjuk. Anda
juga dapat berkonsultasi dengan konselor lain yang telah menjalankan program
tersebut di sekolah. Dibawah ini beberapa petunjuk yang bermanfaat.

1. Mulailah dengan kelompok sedikit dan belajarlah bersama


murid
Hampir seluruh pelatih fasiliator teman sebaya yang berhasil memulai
dengan kelompok yang menurut mereka akan berhasil. Tidak perlu membuat
pekerjaan anda jauh lebih sulit daripada sebelumnya. Oleh karena itu, identifikasi
beberapa siswa yang ingin anda ajak bekerja, mungkin beberapa diantara mereka
telah anda temui di konseling kelompok kecil atau bimbingan kelompok. Tanyalah
mereka apakah mereka bersedia membantu anda menangani siswa lain dalam
beberapa proyek dan temukan beberapa waktu ketika kalian bisa bekerja
bersama.
Menemukan waktu untuk pelatihan merupakan factor penting dalam
pelatihan fasilitator sebaya, terutama untuk sekolah dasar dan sekolah tingakt
menengah pertama diaman kursus-kurus mungkin tidak ditawarkan. Mungkin akan
lebih mudah untuk mengidentifikasi waktu dimana siswa paling mungkin bisa dan
kemudian carilah siswa yang paling ingin anda inginkan untuk bekerja bersama
selama waktu tersebut. Seiiring perkembangan program anda, siswa lain akan
ingin tahu bagaimana mereka bisa menjadi fasilitator sebaya dan anda dapat
menetapkan petunjuk yang lebih formal untuk seleksi.
Sekali konselor sekolah menengah atas mengetahui bahwa sejumlah besar
siswa dijadwankan untuk kelompok belajar selama periode keempat dari hari.
Dengan melihat kepada kelompok-kelompok, akan menjadi jelas bahwa beberapa
siswa melakukan dengan sangat baik karena kepribadian mereka, kesuksesan
akademik, dan kesediaan mereka untuk terlibat. Konselor bekerja dengan
beberapa siswa dan melatih mereka tiga hari seminggu selama tiga minggu.
Setelah itu, mereka bekerja sesuai dengan waktu mereka sendiri dan selama
periode keempat sebagai tutor atau teman special.
Konselor lain akan bekerja denga kelompok kecil siswa dalam situasi
konseling. Setelah kelompok tersebut selesai, konselor menanyakan kepada
anggota kelompok apakah mereka tertarik untuk membantu dalam proyek serupa
dengan siswa lain. Semua orang mengatakan bersedia dan mereka dilatih
bagaimana mengarahkan siswa melalui beberapa aktivitas yang serupa dengan
apa yang telah mereka alami. Dengan bantuan fasilitator terlatih, lebih banyak
siswa akan bisa berpartisipasi pada aktivitas terarah sementara konselor
mengawasi.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


211
Disaat anda bekerja dengan fasilitator sebaya, anda akan banyak belajar
mengenai membantu orang lain. Program akan memaksa anda untuk meninjau
dasar-dasar proses bantuan dan memfasilitasi jawaban. Hal ini akan membantu
anda untuk mengidentifikasi intervensi-intervensi singkat yang akan dapat
menghasilkan perbedaan yang positif dengan siswa. Jika anda memulai dengan
kelompok kecil, anda dapat belajar dari pengalaman anda dan mencatat hal-hal
yang harus diulang atau dilakukan dengan cara berbeda ketika anda
mengembangkan program. Sebagai tambahan, kelompok pertama anda dapat
menjadi inti dari kelompok fasilitator sebaya kedua dan lebih luas lagi.

2. Pelatihan untuk proyek khusus


Jika anda hanya memiliki waktu yang terbatas dan anda tidak mampu untuk
melaksanakan program pelatihan teman sebaya secara menyeluruh dalam satu
tempat, mungkin yang terbaik anda lakukan adalah melatih fasilitator untuk proyek
khusus yang anda pikirkan. Berilah fasilitator beberapa konsep dan kemudian
fokuskan terutama pada skill yang dibutuhkan untuk proyek.
Salah seorang konselor melatih siswa untuk bertemu dan menyapa siswa
baru sekolah. Serangkaian prosedur yang terorganisir diungkapkan, termasuk
bagaimana beberapa slide foto akn diperlihatkan dan bagaimana melakukan tour
sekolah. Fasilitator sebaya dipersiapkan untuk menanyakan pertanyaan terbuka-
tertutup pada titik-titik yang berbeda dan mengarahkan seorang siswa melalui
beberapa rangkaian material dan aktifitas.

3. Pelatihan dapat menjadi perawatan


Saat anda mulai pertama kali, anda mungkin akan bekerja dengan siswa
yang berada pada peringkat 25% tertinggi secara akademik. Mereka terkadang
memiliki dukungan guru untuk meninggalkan waktu kelas ketika mereka mengikuti
proyek pemberian bantuan. Sebagai tambahan, siswa peringkat atas mudah diajak
bekerja dan mereka membuat pelatihan berlangsung lebih cepat.
Akan tetapi beberapa hal diluar masalah akademik memungkinkan siswa
yang membutuhkan perhatian khusus bisa mengambil keuntungan dari menjadi
fasilitator sebaya. Mereka mungkin bukan termasuk siswa peringkat atas.
Beberapa diantara mereka bahkan pernah direferensikan pada anda untuk
memperoleh perhatian khusus karena memiliki masalah susah beradaptasi. Dalam
kasus seperti ini, beberapa diantara mereka mungkin menjadi kandidat untuk
kelompok fasilitator sebaya karena pelatihan bisa menjadi perawatan yang mereka
butuhkan. Pelatihan mungkin lebih menarik bagi mereka dibandingkan konseling
atau bentuk bantuan lainnya.
Roger, siswa peringkat lima, memiliki masalah penyesuaian di sekolah dan
mentaati peraturan sekolah. Konselor berbicara dengan sekelompok siswa,
termsuk Roger, mengenai menjadi fasilitator sebaya. Kelompok tersebut
membahas penyebab-penyebab berbuat jahat di sekolah, permasalahan-
permasalahan yang dimiliki siswa dalam penyesuaian dengan situasi sekolah, dan
akibat-akibat dari perilaku yang tidak sesuai. Mereka membicarakan cara-cara
mereka bisa membantu siswa yang memiliki permasalahan semacam itu dan
mereka belajar bagaimana memfasilitasi penyelesaian masalah. Rogen bersedia
untuk turut serta dalam program pelatihan singkat (sesi 10 jam setengah). Dia
bekerja dengan teman spesialnya selama tiga minggu. Guru kelasnya segera
memperhatikan bagaimana Roger berperilaku lebih baik di kelas, meskipun pada
saat-saat tertentu dia kembali pda perilaku sebelumnya.pelatihan merupakan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


212
perawatan bagi Roger. Dia banyak mengambil keuntungan, atau lebih,
dibandingkan anak yang dia diberi tugas untuk membantu.
Pada instansi lainnya, pelatih bekerja dengan remaja yang telah diletakkan
di pusat penyesuaian social di Orlando, Florida. Remaja tersebut oleh pemerintah
dinamakan sebagai orang yang canggung dan tidak satupun yang mempunyai
keluarga. Semua telah dikeluarkan dari sekolah. Seorang konselor memutuskan
pelatihan fasilitator sebaya bagi mereka sebagai perawatan.
Remaja tersebut mengikuti sesi training sejam selama 12 kali. Pada
umumnya mereka berprilaku negative dan tidak kooperatif selama pelatihan,
sehingga cukup bagi pelatih untuk ingin tahu apakah proyek yang direncanakan
harus dijalankan. Proyek tersebut adalah membawa mereka ke sekolah dasar
dimana mereka memimpin siswa kelas empat melalui aktivitas kelompok
terstruktur untuk empat sesi.
Pada hari para remaja tersebut dijemput untuk pergi sekolah, terjadi
beberapa perubahan dramatis. Mereka memotong rambut mereka, memakai
pakaian terbaik mereka, dan menanyakan pertanyaan-pertanyaan inti tentang
bagaimana mereka dapat membantu. Mereka ingin tahu lebih jauh tentang apa
yang harus mereka lakukan jika anak-anak akan melakukan sebagaimana yang
mereka lakukan selama pelatihan. Tampak sekali mereka ingin melakukan
pekerjaan mereka dengan baik.
Hasilnya benar-benar sukses. Anak-anak menikmati bekerja bersama
remaja dari pusat penyesuaian social dan remaja itu merasa dihargai, special, dan
dibutuhkan. kapan kamu kan kemari lagi Frank? tanya seorang gadis kecil.
Ketika frank kembali ke pusat penyesuaian social, dia membicarakan
kelompoknya, anak-anaknya, dan betapa mereka sangat berarti bagi dia.
Supervisor di pusat penyesuaian social melaporkan bahwa para remaja berubah
secara positif karena pengalaman, yang dapat mencapai hasil maksimal ketika
proyek dilaksanakan (Myrick & Sanborn, 1983).
Tampak disini bahwa pelatihan lebih sesuai bagi beberapa siswa yang
membutuhkan pertolongan karena mengatakan kami butuh bantuanmu daripada
kamu butuh bantuanku. Berlatih sendiri tidak akan cukup; karena implementasi
dari pelatihan yang tampaknya membantu perubahan.

4. Menghubungkan program ke pengajaran


Seluruh program bimbingan harus dihubungkan dengan pemberian bantuan
siswa untuk belajar sevara lebih efektif dan efisien. Tidak terkecuali program
fasilitator sebaya. Tampaknya terdapat cukup bukti bahwa tutor meaih sebanyak
atau lebih banyak daripada siswa yang meeka bombing. Oleh karena itu, baik
fasilitator sebaya maupun siswa menerima keuntungan pengalaman dari bantuan
fasilitator. Sebagai tambahan, program fasilitator sebaya bisa dilihat sebagai
belajar skill social atau mungkin penerapan pelatihan kepemimpinan.
Seluruh program harus dievaluasi. Disaat hasil belajar (contoh apendiks
B)diidentifikasi dan standard performa ditetapkan, mungkin terdappat sedikit
keraguan bahwa program fasilitator sebaya memiliki peran di sekolah. Terlebih
lagi, ketika guru dan administrator melihat bagaimana pembelajarannya
berkempbang, maka akan dapat diraih dukungan untuk program.

5. Berpartisipasi dalam jaringan (networking)


Networking merupakan istilah popular yang digunakan untuk
menggambarkan alat dimana orang berkomunikasi satu sama lain mengenai minat
tertentu. Mereka melakukanya melalui laporan berkala, seminar professional dan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


213
konferensi, sambungan computer, surat pribadi, dan pembicaraan telepon. Anda
dapat melakukan beberapa jaringan tidak resmi di tingkat local dengan konselor
lain yang memiriki ketertarikan yang sama mengenai program fasilitator sebaya.
Sekolah Hillsborough County, Tampa, Florida memiliki mesin stensil laporan
berkala yang memberikan gambaran berbagai program, proyek, aktivitas, dan
pengalaman dari fasilitator sebaya, pelatih, dan konselor se-distrik. Di dalamnya
juga mencakup komentar murin dan fasilitator sebaya. Laporan berkala ini
membantu menghubungkan seluruh program-program sekolah secara bersama,
memberikan pandangan dan pertimbangan untuk ketertarikan umum kelompok.
Disaat laporan berkala serupa dibentuk bagi konselor mengenai informasi umum.
Peer Facilitator togetherness memiliki peran tersendiri. Laporan berkala ini
memiliki editor yang mencantumkan berita dari sekolah-sekolah berbeda lintas
tingkatan. Laporan ini menjelaskan hal-hal yang telah terjadi dan apa yang harus
dicari kedepannya.
Hillsborough juga termasuk sponsor konferensi local pertama dimana
fasilitator sebaya dan pelatih mereka bertemu untuk mengikuti workshop,
mendengarkan pembicara utama, dan berbagi pengalaman. Sebagai contoh,
sekitar 400 fasilitator sebaya dari seluruh tiga tingkatan bertemu dalam konferensi
dua hari setiap tahun. Even tahunan ini diliput televise local dan suratkabar serta
memberikan pandangan positif untuk program dan partisipan. Pal ini telah
meningkatkan reputasi bimbingan di area tersebut.
System sekolah di Hillsborough, Orange, Florida terbentuk dari inti konfensi
senegara bagian yang terbuka untuk fasilitator sebaya dan pelatih mereka.
Negara-negara bagian lain juga telah memiliki konvensi senegara yang
berhubungan dengan program fasilitator sebaya dan kepemimpinan teman sebaya
The California Association of peer program (Asosiasi kalifornia program
teman sebaya) memiliki 100 anggota. Konferensi CPCA musim panas tahun 1992
menarik peserta sekitar 3,200 partisipan. Demikian juga, the North Carolina
Association for peer helpers telah berkembang mencapai 250 anggota dan
menerbitkan laporan berkala senegara bagian bernama (The Peer Helper.
Asosiasi ini menawarkan konferensi tahunan, menarik peserta sekitar 300 dan 500
siswa, coordinator program teman sebaya, dan professional lain yang tertarik.
Negara-negara bagian lain yang telah meliput konferensi senegara bagian
mempromosikan fasilitator sebaya dan usaha kepemimpinan teman sebaya
termasuk Maine, yang menerbitkan Laporan berkala Peer Priority dan
Pennsylvania, yang mengandalkan Peer Education News untuk pendidik teman
sebaya. Pennsylvinia juga memiliki the Pennsylvinia Peer Counseling/Peer
Facilitating Network yang dibentuk oleh pionir program teman sebaya. Sebagai
tambahan, usaha jaringan nasional khusus telah dibuat dibeberapa negara
sepertMissouri, Colorado, Massachusetts, Iowa, Karolina selatan, dan texas.
Jaringan program teman sebaya yang luas dan kuat juga telah dikembangkan di
Kanada. Daftar ini meningkat cepat seiiring dengan meningkatnya minat setiap
tahunnya.
Organisasi senegara bagian yang efektif untuk bantuan teman sebaya
adalah Pan-Texas, The Peer Assistant Network of Texas. berkantor pusat di Austin
Texas. Asosiasi ini mensponsori konferensi tahunan untuk pelatih yang sudah
dewasa dan pemimpin teman sebaya. Panorama adalah organisasi Laporan
Berkala, model untuk negara-negara bagian lain, yang membantu orang untuk
mempelajari lebih jauh mengenai program pelatihan penolong teman sebaya,
proyek-proyek teman sebaya seluruh negara bagian dan negara, serta informasi
umum mengenai masalah terkait.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


214
Peer Day menjadi judul populr untuk konferensi se-distrik atau se-wilayah
dimana fasilitator sebaya membahas pengalaman mereka, program saat ini, dan
menghadiri presentasi khusus oleh para teman sebaya dan pemimpin dewasa.
Seperti, Peer Day Sekolah menengah pertama (1992) ddi Manatee County,
Bradenton, Florida memberikan aktivitas seharian penuh rata-rata untuk 800
teman sebaya, yang dibawa ke pusat konvensi lokal. Fasilitator sebaya membahas
proyek teman sebaya mengenai permasalahan-permasalahan seperti pencegahan
AIDS, dikeluarkan dari sekolah, kekerasan di sekolah, merokok, pemerkosaan.
Program ini juga memfokuskan pada apa yang dilakuka siswa untuk bisa populer,
tekanan teman sebaya, rumor-rumor dan kecemburuan, hubungan anak laki-laki
dan wanita. Jaringan yang menyenangkan, hubungan masyarakat, inspirasi, dan
dukungan umum merupakan diantara hasil positif dari konferensi tersebut.
Anda dapat membangun jaringan anda sendiri dengan mengidentifikasi
konselor dan koordinator program. Anda juga dapat lebih belajar dengan mengikuti
konferensi lokal dan se-negara bagian. Anda dapat mendaftar ke Peer Facilitator
Quarterly. PFQ merupakan laporan berkala resmi dari National Peer Haelpers
Association, Sebuah organisasi yang didesain untuk jaringan program teman
sebaya skala nasional.

6. Pengevaluasian Program dan Proyek


Salah satu penyesalan terbesar daro para konselor pada tahun pertama
program adalah mereka tidak mensisihkan waktu untuk merencanakan evaluasi
dari program mereka. Mereka meremehkan pengaruh yang akan dimiliki program
terhadap remaja, bahkan jika sebuah program masih permulaan atau ketika
pelatihan tidak sesuai harapan. Sebuah proyek mungkin baru dan belum dicoba,
tetapi, memberikan kekuatan pada fasilitator sebaya tampak menghasilkan
bheberapa keuntungan. Lihatklah mereka. Ukur mereka. Anda dapat
menggunakan hasilnya untuk meraih dukungan lebih banyak untuk usaha anda,
untuk memperkuat beberapa hal yang anda temukan dengan bekerja lebih baik,
dan untuk merencanakan beberapa arah baru.
Pelayanan komunitas Pelajar, Tahun 1990an akan menjadi dekade
memberikan pelayanan untuk masyarakat, terutama untuk remaja. Pada tahun
1992, Maryland menjadi negara bagian pertama yang menyediakan pelayanan
masyarakat (75 jam) oleh siswa sebagai syarat kelulusan sekolah menengah atas.
Tujuannya adalah membentuk masyarakat yang lebih peduli dan tanggap pada
kebutuhan dan ketertarikan masyarakat. Siswa di New Orleans, Lousiana, telah
trlibat dengan program semacam ini selama beberapa tahun.
Pelatihan fasilitator sebaya akan sesuai untuk berbagai proyek pelayanan
dimana siswa sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas bisa
terlibat. Mereka mungkin akan memperoleh persiapan proyek khusus sebagai
bagian dari program pelatihan penolong teman sebaya. Pada beberapa kasus,
fasilitator sebaya yang terlatih dapat menjadi pelatih teman sebaya dibawah
pengawasan guru sebagai koordinator.

G. KEUNTUNGAN, BATASAN, DAN KESIMPULAN


Terdapat banyak keuntungan memiliki fasilitator sebaya di sekolah anda.
Keuntungan jauh lebih besar daripada kerugiannya.

Keuntungan Keuntungan Program dan Proyek Fasilitator Sebaya


1. Program ini diperuntukkan untuk seluruh siswa dan program ini membantu
siswa belajar skill kepemimpinan yang dapat digunakan seumur hidup

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


215
2. Program ini mendorong lebih banyak siswa untuk menjadi lebih aktif terlibat
dalam membantu sekolah mereka menjadi lingkungan belajar yang lebih baik.
Siswa lebih banyak berkomunikasi satu sama lain dengan lebih efektif dan
positif. Mereka banyak belajar mengenai bagaimana mereka menjadi lebih
peduli dengan orang lain dan bagaimana mereka mempertahankan hak
mereka.
3. Lebih banyak siswa menerima pelayanan-pelayanan bimbingan karena
terdapat lebih banyak orang yang membantu di sekolah. fasilitator sebaya
merupakan kepanjangan tangan dari guru dan konselor. Mereka membantu
pelayanan bimbingan dan, sebagai hasilnya, lebih banyak siswa yang terlibat.
4. Program ini sangat mungkin untuk diterapkan yang membawa hubungan
publik yang positif pada program bimbingan sekolah.
5. Program ini mengerahkan lebih banyak sumber daya di sekolah kekuatan
hubungan sebaya.
6. Pelatihan dapat menjadi perawatan untuk beberapa siswa, yang cenderung
tidak menentang untuk belajar sesuatu ketika mereka mengetahui bahwa
bantuan mereka dihargai dan diinginkan.
7. Program ini memberikan pengalaman positif bagi koordinator program dan
pelatih. Hal ini sering dilaporkan pada acara penting konselor mingguan.
8. Program ini merupakan program pengembangan staf terbaik yang dialami
konselor, ketika mereka mengajari siswa bagaimana menjadi penolong,
mereka menjadi konselor sekolah yang lebih efektif. Dalam ulasan dan
pengajaran skill fasilitatif dasar, mereka mempelajari dan kembali mempelajari
tehnik-tehnik dan strategi yang membuat mereka lebih efektif di bidang
pekerjaan mereka.
9. Program ini berkembang secara alami, jauh dibawah krisis intervensi. Program
fasilitator sebaya tidak mengganti peran konselor. Sebaliknya, hal ini
cenderung meningkatkan penyerahan pada konselor. Terutama, kebanyakan
penyerahan ini ada sebelum kejadian yang mengakibatkan timbulnya krisis.
10. Fasilitator sebaya, berperan sebagai model untuk siswa lainnya dan
menerapkan skill interpersonal efektif sebagai bagian dari saat sekolah, dapat
membangun lingkungan positif yang akan menjadikan sekolah tempat yang
baik untuk semua, termasuk guru dan konselor.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


216
Myrick, RD (1993) Developmental Guidance and Counseling.
Minneapolis: Educational Media Corporation
KONSULTASI SEBAGAI INTERVENSI
KONSELOR
Remaja dipengaruhi oleh lingkungan mereka, termasuk banyak orang
dewasa. Oleh karena itu melakukan konseling terhadap seorang siswa mungkin
hanya sedikit efektif kecuali orang dewasa yang menjadi bagian hidup siswa juga
diperhatikan. Dalam kasus seperti ini, konsultasi adalah sebuah intervensi konselor
yang berharga.
Konsultasi telah dianggap sebagai fungsi uama konselor sekolah selama
bertahun-tahun, terutama pada level dasar. Meskipun beberapa kritik
mengkuatirkan konsultasi menyita waktu sehingga jauh dari konseling, juga
disangkal bahwa keduanya sesuai dan keduanya harus dimasukkan dalam
pengembangan program layanan dan bimbingan. Konsultasi dengan orang tua,
guru, dan pengurus adalah sebuah intervensi yang dapat memperluas perubahan
dalam lingkungan belajar, menguntungkan bagi para siswa dan mereka yang
menjadi bagian hidupnya.

A. Kebutuhan Berkonsultasi
Dale adalah seorang guru ilmu pengetahuan Sekolah Menengah Atas
yang peduli terhadap kelasnya. Meskipun para siswa tampaknya menyukainya
pada awal tahun ajaran, mereka menjadi kurang kooperatif dan lebih banyak
mengacau seiring berjalannya waktu. Beberapa siswa mengucapkan kata-kata
kasar di kelas yang hampir tidak kedengaran, sementara para siswa lainnya tetap
berbicara dengan siswa disampingnya ketika dia memimpin diskusi kelas. Merasa
bahwa dia mulai kehilangan kontrol, dia mengancam berulang-ulang dan mengirim
beberapa siswa ke kantor induk untuk menerima hukuman. Dia mencoba
menghukum kelas yang susah diatur dengan nilai lebih rendah dan tugas-tugas
lebih panjang, tetapi tampaknya tak satupun yang berhasil. Pada titik pertengahan,
dia mulai penasaran sanggupkan dia menyelesaikan tugasnya sampai akhir tahun.
Ketakutan dan kecewa, dia tidak yakin apa langkah dia selanjutnya.
Trish adalah siswa kelas empat yang mengikuti workshop mengenai gaya
belajar. Dia ingin mencoba beberapa ide, tetapi dia tidak yakin tentang
penggunaan prosedur-prosedur pengelompokan. Dia kuatir jika beberapa aktivitas
tidak berhasil. Dia berpikir seandainya dia berbicara dengan seseorang untuk
mengklarifikasi pikiran dan rencananya.
Aaron memiliki masalah di sekolah. Nilai-nilainya di bawah rata-rata,
meskipun dia memiliki potensi untuk melakukan yang lebih baik. Dia mengeluh
sakit kepala dan dia sering berpikir untuk izin dan tinggal di rumah daripada ke
sekolah. semakin banyak dia tidak masuk sekolah, semakin dia tertinggal dari
teman-teman sekelasnya dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah.
Performanya di kelas menurun drastis. Orang tuanya memutuskan bahwa sudah
saatnya untuk mengetahui lebih jauh event-event di sekolah dan peran apa yang
mereka miliki terhadap sikap dan perilaku Aaron.
Pada ketiga kasus diatas, konselor sekolah menjadi terlibat dalm
konsultasi. Pada setiap konsultasi, konselor-konsultan membantu proses bantuan
sehingga para individu dapat memecahkan permasalahan mereka sampai
beberapa tingkat.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


217
Sementara konseling telah menjadi sebuah fungsi yang diterima pada
sebagian besar sekolah, hal ini belum berlaku pada konsultasi. Masih
diperdebatkan sebagai sebuah peran dan, pada satu sisi, disarankan bahwa para
konselor tidak terjebak pada kehilangan waktu yang berharga dengan siswa
dengan bekerja dengan orang-orang dewasa (Mayer & Munger, 1967). Sebagai
tambahan, konsultasi kelihatan tidak sesulit konseling, dan terdapat beberapa
kekuatiran bahwa para konselor mementingkan bekerja dengan orang dewasa dan
mengabaikan kebutuhak-kebutuhan konseling siswa.
Meskipun begitu, konsultasi dengan cepat menjadi sebuah peran yang
diterima di sekolah dasar dimana bimbingan pertumbuhan pertama kali
ditekankan. Dengan hanya seorang konselor setiap sekolah pada sebagian besar
tempat, dan di beberapa distrik para konselor bekerja di lebih dari satu sekolah,
konsultasi dengan para guru menjadi intervensi utama karena waktu konselor
terbatas. Tidak mungkin bagi para konselor sekolah dasar untuk menemui semua
siswa yang membutuhkan layanan; oleh karenanya, para konselor berkonsultasi
dengan para guru mengenai bagaimana mereka dapat membantu anak-anak.
Beberapa orang mengklaim bahwa perubahan perilaku para siswa lebih
mungkin dilakukan melalui perubahan perilaku orang-orang dewasa yang penting
dalam kehidupan seorang siswa. Mungkin lebih banyak dibandingakan melalui
layanan-layanan langsung pada siswa. Meskipun begitu kebanyakan orang
percaya bahwa konsultasi dan konselinmh adalah pelayanan yang berkesesuaian.
Meeka sering terintegrasi ke dalam pendekatan bantuan (Fullmer &Bernard, 1972).
Konsultasi dengan para guru dan orang tua didasarkan pada asumsi
bahwa orang-orang tersebut melihat anak-anak atau murid-murid mereka lebih
sering daripada konselor. Peningkatan hubungan guru-murid atau orang tua-anak
melalui konsultasi mungkin lebih dapat meresap daripada konseling dalam
hubungan dua orang. Para guru dan orang tua berada di posisi terbaik untuk
mengimplementasikan dan mendukung tehnik-tehnik dan strategi-strategi bantuan.
Karena kekompleksan tantangan yang dihadapi pendidik, terutama guru, peran
konsultasi konselor akan tetap tumbuh pada tahun 1990an (Dustin & Ehly, 1992).

B. Definisi Konsultasi
Jadi, peran konselor termasuk bekerja dengan para guru, ,orang tua,
pengurus, dan spesialis pendidikan lainnya pada permasalahan-permasalahan
yang melibatkan pemahaman dan pengaturan siswa. Tampak terbukti bahwa
konsultasi adalah sesuatu yang terjadi ketika orang-orang dewasa yang penting
dalam kehifupan siswa berkumbul dan membicarakan cara-cara untuk membantu
siswa. Meskipun begitu, tidak selalu jelas apa yang terjadi dalam pertemuan itu
atau bagaimana mendekati mereka secara sistematis.
Asosiasi Konselor Sekolah Amerika menggambarkan konsultasi sebagai:
. Sebuah proses berbagi informasi-informasi dan gagasan-gagasan
dengan orang lain atau kelompok, sebuah proses mengkombinasikan
pengetahuan menjadi pola-pola dan saling setuju tentang langkah apa
yang akan diambil kemudian (ACES-ASCA, 1966).
Dinkmeyer (1968) berusaha memberikan definisi yang lebih menyeluruh:
Konsultasi melibatkan berbagi informasi, ide, berkoordinasi,
membandingkan observasi, menyediakan pemberi pendapat awal, dan
mengembangkan hipotesa sementara untuk tindakan. Sebaliknya pada
hubungan atasan-bawahan yang terlibat dalam konsultasi, penekanannya
terhadap perencanaan bersama dan kolaborasi. Tujuannya untuk

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


218
mengembangkan rekomendasi sementara yang mempengaruhi keunikan
anak-anak, guru, dan setting (hal. 187)
Masih terdapat pertanyaan-pertanyaan yang tidak terjawab. Siapakah
klien? Siapakah orang yang berkonsultasi? Apa fokus konsultasi? Dan, bagaimana
konsultasi bisa berbeda dengan pendekatan-pendekatan dan intervensi yang
membantu lainnya?
Tulisan Caplan (1970) dianggap sebagai titik referensi umum untuk
mendefinisikan konsultasi, terutama dari segi para konselor kesehatan mental.
Definisinya juga sesuai untuk setting dan model industri komunitas. Dia
mengatakan,
Konsultasi adalah proses interaksi antara dua orang profesional- konsultan
yang merupakan spesialis, dan orang yang berkonsultasi, yang melibatkan
bantuan konultan mengenai permasalahan kerja yang ada dimana dia
memiliki beberapa kesulitan dan dimana dia telah memutuskan bahwa hal
itu berada pada wilayah spesialisasi dan kompetensi orang lain.
Permasalahan kerja melibatkan pengaturan dan perlakuan terhadap satu
klien orang yang berkonsultasi atau lebih, atau perencanaan atau
implementasi sebuah program untuk melayanai klien tersebut (hal. 9).

Gambar 10.1
Proses konsultasi

Caplan menekankan bahwa permasalahannya adalah sebuah kerja yang


berhubungan itu sendiri dan penggunaan istilah klien untuk menunjukkan unit
eksternal atau orang ketiga yang merupakan perhatian utama orang yang
berkonsultasi. Definisinya lebih jauh terbatas pada interaksi-interaksi profesional
dimana konsultan tidak memiliki tanggunga jawab terhadap klien. Tanggungjawab
untuk mengimplementasikan sebuah rencana yang dikembangkan melalui jalan
konsultasi terserah pada orang yang berkonsultasi. Pendekatan ini tidak hanya
bertujuan untuk membantu orang yang berkonsultasi dengan permasalahan
tertentu yang telah ada, tetapi juga meningkatkan level kompetensi umum orang
yang berkonsultasi sehingga dia bisa menjadi lebih efektif ketika terdapat
permasalaha yang sama timbul kembali.

C. Proses Konsultasi
Secara singkatnya, unit eksternal atau orang ketiga menyebabkan
beberapa kesulitan atau kegelisahan bagi orang yang berkonsultasi, cukup untuk

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


219
membuat orang tersebut meminta bantuan konsultan, sebuah rencana tindakan
diidentifikasi yang kemudian diimplementasikan oleh orang yang berkonsultasi.
Proses dapat diilustrasikan menggunakan gambar 10.1. Mari kita asumsikan
seorang siswa semakin mengacau pada jam pelajaran guru dan menimbulkan
kesusahan guru (No.1). guru mengalami cukup ketidaknyamanan sehingga
mencari bantuan seorang konselor sekolah (No. 2). Konselor-konsultan dan guru
tukar informasi, mengeksplorasi ide-ide dan sampai pada perencanaan tindakan
(No. 3). Guru, atau orang yang berkonsultasi, kemudian mewujudkan rencana
menjadi tindakan terhadap siswa (No. 4).

Gambar 10.2
Hubungan Konseling dan Konsultasi

Fokus primer
Fokus sekunder

Faust (1969) berargumentasi secara meyakinkan bahwa hubungan


konsultasi dan konseling berbeda dari beberapa segi. Dia menulis bahwa
. Perbedaan-perbedaan utama dapat ditemukan pada (a) fokus dan (b)
macam hubungan yang dikembangkan. Konsultan fokus pada beberapa
unit diluar orang yang berkonsultasi. Pada kasus seorang konsultan pada
seorang guru, unit eksternal mungkin seorang anak, metode instruksional,
isi pelajaran, dll. Perbedaan besar kedua.ditemukan dalam macam
hubungan yang dibangun diluar setting konsultasi dan konseling. Karena
dalam konsultasi fokus utamanya adalah pada sebuah unit eksternal pada
diri orang yang berkonsultasi, resiko personal tidak sebesar konseling,
dimana unit-unit internal (orang yang dikonsultasikan) menerima perhatian
utama (hal. 33).

Hubungan tersebut bagi orang yang berkonsultasi lebih objektif dan diluar
dirinya, sementara pada konselor lebih personal dan subjektif. Meskipun baik
konseling dan konsultasi melibatkan penyingkapan diri dan proses-proses yang
memfasilitasi lainnya, hakikat hubungannya berbeda.
Beberapa perbedaan antara konseling dan konsultasi ditunjukkan pada
gambar 10.2. dalam hubungan konseling, konselor terutama fokus pada orang
yang berkonsultasi (No.1) yang merupakan klien. Pihak ketiga atau unit luar (para
siswa) hanya menerima penekanan sekunder (No.2). dalam konseling, para siswa
hanya dipandang dari segi bagaimana mereka bisa berada dalam ruang hidup
guru, peran mereka, efek mereka, arti mereka, dan pengaruh mereka terhadap
guru.
Meskipun begitu, dalam hubungan konsultasi konselor-konsultan
membantu guru (No.2) untuk mengatakan perasaa, persepsi diri, dan masalah-
masalah personal, tetapi hanya dalam hubungannya dengan pihak luar- para
siswa (No.1).

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


220
Sebagai contoh, dalam kasus Dale yang telah digambarkan oleh guru
diatas, konselor sekolah berbicara dengannya mengenai permasalahan-
permasalahan dalam kelasnya. Ketika dia mulai berbicara, dia menyisipkan ide
bahwa dia masih tinggal bersama orang tuanya dan ini membuat hidupnya susah.
Dia mengungkapkan dengan jelas jika dia seharusnya menemukan lingkungan
hidup yang berbeda dan mungkin dia akan merasa dirinya lebih baik kemudian.
Ketidakbahagiaannya membuatnya susah mempersiapkan rencana
pengajarannya.
Dalam situasi konseling, konselor mungkin berpikir, apa penyebab yang
mendasari konflik antara kliennya dan orangtuanya, dan apa yang mencegah klien
untuk mengatasi konflik yang dihadapinya dan ketidakbahagiaannya? Dale
mungkin bisa diminta untuk lebih jauh membahas hubungannya dengan orang
tuanya. Meskipun begitu, informasi ini hanya bisa berguna dalam konsultasi ketika
berhubungan dengan pihak luar dan konselor mungkin berpikir, bagaimana hal
yang terjadi di rumah bisa mempengaruhi keefektifannya di kelas? Apa yang bisa
dilakukan untuk memecahkan beberapa masalah yang dia hadapi di sekolah?
Ketika guru-guru yang bermasalah memiliki kesempatan untuk bekerja
dengan seorang konsultan, mereka baik sadar maupun tanpa sadar sering
memanipulasi hubungan konselor-konsultan menjadi konseling. Jika berhasil,
maka fokus utama dan sebagian besar waktu dalam pertemuan akan diarahkan
pada pembahasan kegelisahan pibadi atau masalah-masalah daripada
bagaimana pengalaman-pengalaman itu berhubungan dengan kerja di sekolah
dan apa yang dapat dilakukan di situasi kerja.

D. Tiga Tipe Konsultasi


Konsultasi bisa diangap sebagai krisis, remedi dan pengembangan.
Selama konsultasi krisis, konselor-konsultan bekerja dengan orang yang
berkonsultasi yang mengalami masalah berat. Sebagai contoh, dua orang gadis
saling menggoda dan tiba-tiba meledaklah pertengkaran. Guru meminta bantuan
konselor untuk membantu bagaimana menangani kedua gadis itu. Tipe kasus
semacam ini melibatkan pendekatan pertolongan pertama segera. Terdapat sikap
cepat dan betulkan hal ini dalam konsultasi. Ketika orang menunggu untuk
berkonsultasi mengenai masalah yang mencapai tingkat kritis, selalu terdapat
tekanan psikologis dan pembelaan diri.
Dalam Konsultasi remidi, orang yang berkonsultasi mungkin tidak
mengalami krisis. Tetapi dia merasa dapat terjadi krisis jika tidak diambil tindakan.
Perilaku-perilaku atau even-even tertentu mungkin akan memberikan sinyal pada
guru bahwa seorang siswa akan mengalami masalah dan sejumlah intervensi
harus dilakukan. Hal ini menekankan pada membantu seorang siswa untuk
menghasilkan defisiensi atau mungkin untuk mendapat bantuan ekstra. Sebagai
contoh, para siswa dengan ketidakmampuan belajar sering menjadi subjek
penempatan dimana berbagai penempatan pendidikan dipertimbangkan. Mereka
tidak berfungsi dengan baik dalam setting yang ada dan direncanakan sesuatu
untun membantunya.
Tipe ketiga dinamakan konsultasi perkembangan. Meskipun tipe ini juga
bisa dianggap pencegahan, penekanannya lebih pada membantu untuk
menciptakan kondisi-kondisi fasilitatif dan untuk meningkatkan lingkungan belajat
sebagai bagian dari proses pertumbuhan. Konsultasi perkembangan disesuaikan
dengan suasana belajar dan proses pendidikan. Hal ini lebih memfokuskan pada
kebutuhan dan minat seluruh anak, daripada hanya mereka yang memiliki
masalah. Konselor-konsultan bekerja sebagai seorang spesialis perilaku dan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


221
hubungan, membantu orang yang berkonsultasi (para guru dan orang tua) untuk
mengeksplorasi sikap, perilaku, dan interaksi mereka yang mempengaruhi
pertumbuhan siswa.
Trish, guru kelas empat yang sebelumnya telah disebutkan, ingin
membantu anak-anak dengan melibatkan mereka dengan aktivitas-aktivitas
kelompok yang lebih banyak. Dia ingin memberikan mereka lebih banyak
kesempatan untuk mengungkapkan dan berbagi ide-ide serta perasaan mereka.
Meskipun begitu, dia tidak yakin bahwa aktivitas-aktivitas yang dia rencanakan
akan berhasil, dan dia kuatir bahwa aktivitas itu tidak lebih dari senang-senang
dan permainan. Konsultasi dengan konselor sekolah membantu dia memikirkan
aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan pelajaran yang ingin dia ajarkan. Dia
mendapat kesempatan untuk berbicara mengenai bagaimana pelajarannya bisa
diatur dan prosedur-prosedur apa yang dibutuhkan untuk membuat anak-anak
tetap memperhatikan. Konselor juga mengatur sebuah seminar kelompok guru
dimana Trish dan guru-guru lainnya berbicara tentang aktivitas-aktivitas kelompok
dapat digunakan untuk memperluas pelajaran di kelas.
Pelatihan keefektifan orang tua dan kelompok-kelompok belajar anak
(contoh Dinkmeyer & McKay 1976/1989) bisa dipandang sebagi pendekatan-
pendekatan perkembangan pada konsultasi. Pertemuan-pertemuan itu
menonjolkan pembahasan mengenai permasalahan tertentu dan cara-cara umum
untuk meningkatkan hubungan kekeluargaan serta kondisi-kondisi lingkungan
hidup. Jika orang tua mendatangi konselor dan meminta bantuan karena mereka
kuatair bahwa anak mereka memakai narkoba, permasalahannya menjadi lebih
spesifik. Oleh karena itu, tipe-tipe konsultasi lainnya bisa digunakan.
Konsultasi juga dapat diklasifikasikan sebagai individu dan kelompok.
Konsultasi dapat dipandang dari segi siapa yang hadar ketika terjadinya. Sebagai
contoh, seseorang akan menggunakan istilah seperti konsultasi orang tua,
konsultasi guru, pelatihan guru di kelas, konferensi kasus, kepegawaaian,
pertemuan komite bimbingan, kelompok belajar anak, seminar guru dan
sebagainya. Alat lain untuk mengklasifikasikan konsultasi adalah dengan
berdasarkan metode-metode dan teori-teori (contoh, konsultasi perilaku).
Meskipun begitu, semua ini dapat dihubungkan degan ketiga tipe yang telah kami
gambarkan diatas dan pada empat pendekatan-pendekatan yang akan dibahas
dibawah ini.

E. Empat Pendekatan Konsultasi


Terdapat empat pendekatan dasar konsultasi. semuanya bisa dianggap
sebagai mode atau prespektif umum. Semua memiliki sebuah fokus khusus dan
semuanya memberikan arah dalam proses konsultasi.

1. Pendekatan Diagnostik-Preskriptif
Pendekatan ini adalah pendekatan tertua dan paling terbukti dari semua
pendekatan-pendekatan konsultasi, tanpa memandang bidang dan setting.
Konselor-konsultan diminta untuk membantu menganalisa sebuah situasi atau
permasalahan dan memberikan rekomendasi atau resep.
Pendekatan diagnostif-preskriptif paling sering digunakan pada
pertemuan-pertemuan dan penempatan anak. Para guru, konselor, ahli psikologi
sekolah, pekerja sosia;, dan pengurus bisa hadir untuk membahas sebuah kasus.
Informasi diberikan dan dipecahkan. Alternatif-alternatif dipertimbangkan dan
akhirnya, dibuat rekomendasi mengenai penempatan pendidikan anak.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


222
Pada kasus Aaroon yang telah disebutkan sebelumnya, anak tersebut
memiliki masalah belajar. Apakah hal tersebut berhubungan dengan
ketidakmampuan belajar? Kekurangan skill dasar apakah yang membutuhkan
perhatian? Apakah tes bakat akademis yang telah dia lakukan dan kelas manakah
yang paling baik untuk dia? Pertanyaan-pertanyaan ini dan beberapa pertanyaan
lainnya bisa dijawab dalam penempatan atau pertemuan belajar anak dimana
beberapa hal dapat diputuskan berdasarkankesatuan penilaian dan rekomendasi
dari pertemuan tersebut.

2. Pendekatan Pengembangan dan Pelatihan Staff


Beberapa orang masih kekurangan beberapa skill tertentu dalam kerja
mereka yang membuat mereka terhalang dari kesuksesan dan melakukan lebih
banyak. Terkadang mereka butuh untuk mengakaji ulang skill-skill dan perilaku
mereka atau mereka distimulasi untuk memikirkan ide-ide dan tehnik-tehnik baru
yang dapat bermanfaat bagi kerja mereka. Hal ini bisa dilakukan melalui
pendekatan konsultasi pengembangan dan pelatihan staff.
Para konsultan dari luar sekolah sering diminta untuk mengarahkan para
guru melalui aktivitas-aktivitas pengembangan skill. Khususnya, hal ini dilakukan
sebagai bagian dari pertemuan-pertemuan perkembangan dan terjadi sebagai
bagaian dari persiapan tahun ajaran baru. Terkadang hal ini terjadi pada hari
khusus selama satu tahun yang telah diluangkan untuk pengembangan staff.
Meskipun begitu pendekatan pelatihan harus tidak dibatasi pada kesempatan-
kesempatan seperti itu saja.
Seorang konselor-konsultan mendengarkan seorang guru yang
menunjukkan betapa frustasinya dia menanagani anak-anak yang kelihatan tidak
merespon dan mereka yang menolak untuk berpartisipasi di kelas. Setelah
beberapa diskusi, konsultan menyimpulkan bahwa guru tersebut kekurangan skill
management kelas dan bisa mengambil keuntungan malalui berbicara dengan
guru yang berpengalaman lainnya. Tiga sesi rap dengan empat orang guru
dijadwalkan pada rabu malam, setelah waktu siswa pulang sekolah. sesi informal
selama sekitar 30 menit, tetapi konselor-konsultan memfokuskan pada diskusi
singkat pada permasalahan guru. Setelah itu, diputuskan untuk menambah dua
pertemuan lagi dimana konselor mengundang spesialis di distrik sekolah untuk
berbicara mengenai beberappa skill managemen kelas khusus. Para guru
kemudian menerapkan tehnik-tehnik tersebut dan membahas hasil mereka.
Caplan (1970) menyarankan bahwa pada khususnya terdapat empat
pertanyaan yang bisa dipertimbangkan ketika orang yang berkonsultasi
mengemukakan sebuah permasalahan: kurangnya pengetahuan? Kurangnya skill?
Kuragnnya percaya diri? Kurangnya objektivitas? Dia secara mendetail
menjelaskan beberapa strategi untuk menangani para orang yang berkonsultasi
yang memiliki kurangnya objektivitas, dia menyarankan bahwa konsultan tidak
menggunakan konseling atau terapi sebagai alat untuk membantu seseorang
menjadi lebih objektif mengenai suatu kasus. Penulis lain berpendapat bahwa
terkadang konseling singkat bisa sesuai dengan beberapa orang yang
berkonsultasi yang gaya atau permasalahan personalnya mencegah mereka untuk
bekerja dengan baik.
Pelatihan dan pengembangan staff dapat menunjukkan secara langsung
kurangnya pengetahuan dan skill. Pelatihan dan perkembangan staff dapat juga
membuat orang lebih percaya diri dan terkadang memebantu mereka untuk
mendapat prespektif yang berbeda sehingga mereka bisa lebih objektif.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


223
Sebagai contoh, Cunningham dan Hare (1989) menggambakan proyek
pengembangan staff yang meningkatkan pengetahuan dan skill guru untuk
membantu anak-anak kecil memahami istilah-istilah seputar kematian. Beberapa
topik cukup sensitif dan para guru tidak yakin apa yang bisa meeka lakukan untuk
membantu anak-anak berhadapan dengan situasi-situasi yang sulit. Pada kasus
ini, kesedihan dianggap sebagai pengalaman hidup alami yang dapat mengurangi
proses belajar di sekolah kecuali hal ini dapat diketahui.

3. Pendekatan manajemen kasus


Pendekatan konsultasi manajemen kasus memfokuskan pada satu kasus
tertentu yang menarik perhatian para guru dan konselor. Phak ketiga, biasanya
siswa atau sekelompok siswa, memiliki sebuah masalah yang mempengaruhi
orang yang berkonsultasi.
Ketika konsultan berbicara dengan orang yang berkonsultasi mengenai
sebuah kasus, terdapat langkah-langkah tertentu yang merupakan proses dari
konsultasi: 1) mengidentifikasi masalah; 2) mengidentifikasi hasil yang diharapkan
dengan istilah operasional, sehingga akan diketahui jika hasil telah dicapai; 3)
mengobservasi situasi untuk mendapat informasi yang relevan; 4) mengidentifikasi
kejadian-kejadian atau perilaku yang mempengaruhi siswa; 5) mengembangkan
sebuah rencana sekitar perilaku-perilaku dan kejadian-kejadian; 6) mencoba
rencana; dan 7) mengobservasi hasil-hasil dan membandingkan apa yang terjadi
dan apa yang diharapkan (Lauver, 1974).
Tentu saja, terdapat cara-cara lain untuk menggambarkan tingkat-tingkat
dasar ini. Istilah-istilah yang berbeda dapat digunakan. Faktor yang paling penting
mungkin adalah: bisakah orang yang berkonsultasi difasilitasi untuk berbicara
mengenai kasus secara sistematis sehingga beberapa rencana tindakan bisa
diraih dan bahwa sebuah rencana dapat diterapkan oleh orang yang
berkonsultasi?

4. Pendekatan Proses
Terkadang permasalahan tidak berada pada unit luar tetapi terletak pada
sistem dimana unit luar berada. Secara lebih spesifik, permasalahan yang ada
pada siswa bisa tidak sebanyak permasalahan lingkungan dimana siswa tinggal
atau bekerja.
Ketika sistem atau lingkungan bermasalah, usaha untuk memecahkan
masalah dapat membuat kecewa dan tidak produktif. Sebagai contoh, jika
permasalahannya dalah lingkungan kelas atau gaya mengajar guru, maka
perhatian pada perilaku siswa yang menggangu itu sendiri akan sia-sia.
kebanyakan orang tua dan para guru tidak menganggap diri mereka sebagai
bagian dari masalah, dan mereka terus berusaha untuk fokus pada unit luar atau
pihak ketiga.
Pendekatan ini sulit untuk digunakan. Pendekatan ini mengakui bahwa
proses pengambilan keputusan, nilai-nilai, hubungan interpersonal, tradisi-tradisi,
aturan-aturan dan peraturan-peraturan sering mempengaruhi cara dimana orang
memecahkan masalah dengan pihak ketiga. Secara spesifik, seorang guru
mungkin merasa terpenjara dalam aturan-aturan dan prosedur-prosedur beberapa
sekolah yang akan menghalangi beberapa solusi kreatif terhadap sebuah
permasalahan. Atau , guru yang sama mungkin memiliki sebuah konflik nilai
dengan seorang siswa, atau mungkin prosedur-prosedur kelas bisa sewenang-
wenang, memihak, dan kurang keobjektivan.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


224
Dalam pendekatan ini, konsultan berusaha untuk membantu para orang
yang berkonsultasi meningkatkan kewaspadaan mereka terhadap sistem dimana
mereka bekerja dan sistem personal yang cenderung mereka pakai dalam
membuat keputusan, memecahkan masalah, dan menentukan tujuan. Kekuatan
seseorang dan kelemahan dalam sistem harus dipertimbangkan, dan perhatian
khusus harus diberikan pada cara dimana orang yang berkonsultasi
berkomunikasi dengan orang lain dalam sistem. Ini merupakan usaha gabungan
yang lebih disukai ketika sampai pada penganalisaan situasi. Beberapa kasus
tertentu terkadang memicu orang yang berkonsultasi untuk menilai sistem lebih
teliti. Beberapa kasus konsultasi merupakan penggerak untuk mempengaruhi
perubahan dalam sistem-sistem tidak efektif.
Sistem berbeda dengan struktur. Struktur menunjukkan pada benda-benda
seperti bangunan-bangunan sekolah, jumlah pengajar dan staff, ruang-ruang
kelas, kurikulum-kurikulum sekolah, buku-buku, materi-materi, dan jadwal. Sistem
menunjukkan pada hubungan interpersonal yang terdapat dalam struktur dan
proses pengambilan keputusan. Jika sebagian dari masalah adalah sistem itu
sendiri, maka beberapa usaha dapat dilakukan untuk membantu perubahan
sistem. Kebanyakan konsultan tidak fokus pada struktur kecuali mereka ahli dalam
area tersebut dan diminta untuk membantu restrukturisasi organisasi atau sistem.
Kombinasi seluruh keempat pendekatan konsultasi bisa dimungkinkan,
tetapi pendekatan komprehensif membutuhkan perencanaan teliti dan
pengalaman. Hal ini membutuhkan skill pada model fasilitatif dan pemahaman
menyeluruh tujuan-tujuan keterlibatan semua yang terlibat.

F. Kolaborasi dan Konsultasi


Beberapa penulis berpendapat bahwa pada dasarnya kolaborasi dan
konsultasi adalah sama (contoh Dinkmeyer & Carlson, 1973; Brown & Pate, 1983)
dan kolaborasi adalah istilah yang lebih disukai (Keat, 1974). Meskipun begitu,
keduanya berbeda dari segi tingkat pertanggungjawaban.
Dalam konsultasi, konsultan tidak memikul tanggung jawab untuk
membantu peneapan rencana tindakan, meskipun konsultan akan memiliki peran
penting dalam membantu orang yang berkonsultasi mencapai rencana tersebut.
Orang yang berkonsultasi itu sendiri yang harus memulai rencana, membuat
keputusan mengenai arah rencana dan kemajuan, serta mengevaluasi hasil.
Membantu orang yang berkonsultasi untuk memikirkan sebuah rencana bukanlah
kolaborasi.
Kolaborasi terjadi ketika konsultan setuju untuk menjadi bagian dari
sebuah rencana. Untuk melakukannya, konsultan kehilangan beberapa
objektivitasnya dan meningkatkan gangguan ego untuk melihat bahwa rencananya
berhasil. Dalam kolaborasi, perencanaan dan penerapan adalah usaha gabungan
(Idol & Bara, 1992; Schmidt, 1993).
Seandainya bahwa seorang guru berbicara dengan konselor-konsultan
mengenai kelas tertentu yang menimbulkan masalah. Jika konsultan menawarkan
untuk berbicara dengan kelas tersebut, atau memimpin kelas melalui beberapa
aktivitas yang bertujuan untuk menghargai diri, sebagai bagian untuk
mempersiapkan mereka dengan serangkaian aturan-aturan dan prosedur-prosedur
baru yang ingin diterapkan guru, kemudian konsultan telah menjadi bagian solusi
masalah dan harus berbagi kesuksesan dan kegagalan sebagai rencana tindakan.
Jika, pada suatu waktu selama konsultasi, konsultan menerima tanggungjawab
untuk campur tangan dengan unit luar atau pihak ketiga, maka konsultasi menjadi
sebuah kolaborasi.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


225
Ini merupakan perbedaan penting yang harus anda pertimbangkan ketika
membuat penilaian profesional perihal memasukkan konseling singkat, konsultasi,
atau kolaborasi dengan seseorang yang minta bantuan anda. Setiap peran
memberi anda prespektif berbeda dan mengarahkan ke arah berbeda yang bisa
anda hadapi, mungkin tehnik-tehnik dan strategi-strategi berbeda. Tentu saja
keputusan di tangan anda, tetapi ketahuilah peran apa yang anda mainkan dan
kemungkinan konsekuensinya. Tidak cukup hanya menjadi penolong universal dan
berpendapat bahwa semua skill bantuan anda akan bisa diterapkan pada setiap
situasi.

G. FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN


Konsultasi adalah sebuah proses bantuan yang telah dikesampingkan
untuk dipelajari dan diteliti selama beberapa tahun. Sementara proses tersebut
tetap terjadi di lingkungan kerja setiap hari, level kewaspadaan dimana proses ini
terjadi biasanya sangat rendah. Sesudah itu, orang tidak selalu mengikuti
prosedur terbaik ketika berkonsultasi dengan orang lain. Dibawah ini beberapa
faktor yang bisa anda pertimbangkan ketika konsultasi adalah sebuah
kemungkinan intervensi.

1. Siapakah Kliennya?
Sebagaimana telah disarankan sebelumnya, klien dalam konsultasi adalah
unit luar atau pihak ketiga. Pertanyaan klien menjadi permasalahan hanya selama
berlangsungnya konsultasi, karena dengan begitu kepercayaan diri, objektivitas
dan gaya personal orang yang berkonsultasi mengambil peran dan mungkin
membutuhkan perhatian dalam hubungannya dengan bekerja bersama murid.
Hal ini juga berlaku jika anda melakukan konsultasi dengan orang tua.
Terkadang anda mungkin peduli berbicara dengan orang bahwa permasalahan
seorang siswa terletak dalam struktur dan sistem keluarga. Diperkirakan bahwa
jika keluarga dapat memecahkan beberapa isu di rumah dan berperan lebih
sempurna, maka beberapa permasalahan yang dimiliki siswa di sekolah mungkin
akan berkurang atau hilang. Konseling keluarga mungkin sesuai dan
direkomendasikan. Meskipun begitu, terkadang, sebagai seorang konsultan, anda
dibatasi dalam membantu keluarga berpikir apa yang bisa dilakukan untuk anak
mereka. Fokus konsultasi tetap berlanjut terhadap anak-anak. Sementara
beberapa terapis keluarga dihantui dengan pemikiran mengenai hanya menangani
sebagian masalah, dan bukan sumber masalah, mungkin jika sebuah rencana
tindakan ditujukan kepada anak-anak dan berhasil melalui proses konsultasi pada
akhirnya akan menguntungkan seluruh keluarga.
Anda hanya dapat melakukan begitu banyak hal di pekerjaan anda. Pasti
ada saat-saat dimana anda ingin melakukan sesuatu yang lebih, terutama ketika
anda mendapati kondisi-kondisi parah yang dihadapi remaja ketika dia mencoba
untuk belajar di sekolah. Ambillah kesempatan selagi anda bisa dan gunakan
intervensi-intervensi tersebut dan dapatkan imbalan paling besar atas waktu yang
digunakan.

2. Pendekatan Konsultasi Apakah yang Harus Digunakan?


Penempatan anak dan tim-tim belajar anak merupakan hal yang umum di
sebagian besar sekolah dan anda harus menyempurnakan skill anda di area
tersebut. Sementara model fasilitatif akan berguna, kebanyakan skill-skill tertentu
dan prosedur-prosedur yang relevan dipelajari dalam konteks pekerjaan anda,

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


226
dengan setiap sekolah memberikan struktur yang unik dan serangkaian prosedur
sendiri.
Konsultasi dengan sekelompok guru (Seminar Guru) bisa menjadi bagian
reguler dalam jadwal mingguan anda. Dalam sesi-sesi inilah, mungkin satu seri
pertemuan empat atau lima kali selama 30 menit setiap pertemuan, pendekatan
konsultasi pelatihan dan pengembangan staff dapat digunakan. Sementara
konsultan dapat diminta datang karena keahlian mereka, para guru dapat menjadi
sumber yang baik satu sama lain. Mereka terkadang hanya membutuhkan seorang
konsultan fasilitatif untuk mempertemukan mereka dan memberikan sedikit arahan
sehingga mereka bisa berbagi ide dan mengembangkan skill mereka.
Penilaian profesional anda akan menentukan pendekatan konsultasi yang
digunakan. Terkadang, kombinasi pendekatan bisa sesuai (Matea & Sherrard,
1991).
Konselor juga sering dipanggil untuk menjadi konsultan bagi orang tua dan
anak mereka. Penelitian menunjukkan bahwa pola interaksi keluarga dapat
mempengaruhi penyesuaian dan kesuksesan anak di sekolah. Nicoll (1992)
menampakkan kekecewaannya pada konselor sekolah karena mereka gagal
mengenali faktor-faktor dinamika keluarga. Selain isi data empiris yang merekam
peran penting yang dimainkan oleh faktor-faktor dinamika keluarga dalam
permasalahan akademik dan perilaku, sekolah-sekolah pada khususnya kurang
memberikan perhatian pada area ini ketika menilai dan memberikan intervensi
kasus-kasus kesulitan penyesuaian siswa (hal. 352). Kemudian dia
mempresentasikan model proses konsultasi yang bijaksana dalam sebuah format
bertahap yang memasukkan baik penilaian maupun intervensi, dirangkai dalam
prespektif sistem-sistem keluarga dalam serangkaian sesi yang rata-rata
membutuhkan waktu 45 menit.
Kebanyakan konselor sekolah setuju bahwa model-model proses
konseling-konsultasi keluarga dapat membuat perbedaan kuat dalam gaya-gaya
pengasuhan anak, komunikasi keluarga, dan memiliki efek positif pada performa
anak di sekolah. Meskipun begitu, mereka juga harus cepat menunjukkan
komitmen-komitmen lain mereka dan batasan waktu. Tidak terdapat cukup waktu
bagi konselor untuk melakukan semua yang mereka ingin lakukan atau mengatur
sebanyak mungkin intervensi yang ingin mereka terapkan, termasuk konsultasi
dan konseling keluarga. terlebih lagi, para orang tua yang tidak berperan dengan
baik akan menjadi bagian dari muatan kasus konselor, sebuah beban tambahan.
Banyak dari model-model konsultasi keluarga yang telah diajukan pada
konselor sekolah sering diambil dari terapi atau agen-agen konseling kesehatan
mental dan terlalu banyak yang ditujukan untuk orang tua kulit putih kelas
menengah. Para konselor, guru, pengurus dan orang lain di sekolah yang
mengambil tempat dalam konsultasi keluarga harus bergantung pada model-model
batasan waktu. Hal ini juga berarti pengaturan waktu di jadwal konselor dan
membuat hal tersebut menjadi prioritas (Leggiadro, 1991).
Beberapa konselor menemukan bahwa mungkin mengajar kursus-kursus
pendidikan orang tua di sekolah mereka atau di distrik sekolah mereka. Mereka
percaya dengan orang tua membantu orang tua(Kottman & Willborn, 1992). Ini
bisa dianggap sebagai sebuah pendekatan perkembangan konsultasi keluarga dan
beberapa program komersial, dengan tujuan-tujuan dan aktivitas-aktivitas seperti
Systematic Training for Effective Parenting (contoh Dinkmeyer & McKay,
1976/1989) telah tersedia.
Meskipun begitu, para konselor harus memasukkannya kedalam jadwal
mingguan meeka untuk mengatur waktu mereka sendiri. Pada beberapa sekolah

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


227
distrik, para konselor telah dipekerjakan untuk mengajar kursus-kursus
pengasuhan pada malam hari sebagai bagian dari program pendidikan
berkelanjutan orang dewasa. Sebagai imbalannya, mereka menerima baik
pembebasan dari tugas lain pada siang hari, kompensasi waktu, atau bayaran
ekstra.

3. Dimana dan Kapan Konsultasi Dilakukan?


Anda bisa berkonsultasi dengan para guru secara individual atau dalam
kelompok kecil di kantor anda. meskipun begitu, banyak konselor-konsultan
sekolah merasa terbantu mendatangi area kerja guru. Karena tanggungjawab,
kewajiban, minat dan komitmen sering membatasi mereka paa area kerja mereka,
para guru sering merasa kesulitan untuk pergi ke kantor bimbingan kecuali
letaknya dekat dengan mereka. Sementara anda bisa mengatur pertemuan
kelompok kecil guru untuk seminar guru di kantor bimbingan, anda dapat juga
mengidentifikasi waktu-waktu dimana tim-tim pengajaran bertemu selama periode
perencanaan dan membuat janji untuk bertemu dengan tim-tim tersebut di ruang
mereka.
Terkadang privasi itu penting karena informasi yang dibagi mungkin sensitif
dan rahasia. Menemukan sebuah tempat tanpa gangguan mungkin tidak mudah
dan, karena alasan itulah, mungkin sesuai untuk bertemu di kantor anda. Carilah
kesempatan-kesempatan untuk bertemu para guru dimana mereka merasa
nyaman.

4. Siapakah yang Memulai Konsultasi?


Konsultasi yang timbul dari dalam diri menyarankan bahwa orang yang
berkonsultasi sangat termotivasi dan bersedia memberikan waktu untuk sebuah
isu atau permasalahan. Meskipun begitu, tidak semua guru, orng tua, dan
pengurus bersedia membicarakan permasalahan mereka. Terkadang, konselor
konsultan harus mempresentasikan permasalahan.
Konsultasi yang timbul karena orang lain atau diundang biasanya timbul
karena seseorang dianggap orang lain membutuhkan pertolongan. Dalam kasus-
kasus semacam ini, proses konsultasi bisa lebih sulit karena konsultan harus
mempersiapkan orang yang berkonsultasi untuk konsultasi dan memperkenalkan
mereka dengan ide. Tidak peduli berapa banyak anda ingin membantu,
tanggungjawab akhir ada di tangan orang yang berkonsultasi, termasuk keinginan
untuk berpartisipasi dalam proses konsultasi.
Orang yang harus memiliki kesiapan untuk menangani masalah adalah
orang yang berkonsultasi. Dia juga harus bersedia merubah permasalahan. Bagi
beberapa orang, mengakui bahwa sebuah perubahan perlu dilakukan berarti
mengakui kekalahan. Mengakui kekalahan adalah melihat diri sendiri sebagai
sebuah kegagalan. Persepsi buruk ini bisa membuat orang yang berkonsultasi
merasa tersakiti dan dapat membuatnya bersikap defensif dan tidak kooperatif.
Oleh karena itu, contohnya jika anda ditanya oleh seorang kepala sekolah
untuk memulai konsultasi dengan seorang guru atau orang tua karena tampaknya
orang tersebut butuh untuk mempertimbangkan beberapa perubahan, anda harus
merencanakan bagaimana mengenalkan proses konsultasi dan bagaimana
menyampaikan sebuah permintaan untuk kerja sama dengan anda. Sebuah
rekomendasi untuk anda jelas dibutuhkan, tetapi tugas pertama anda adalah
membantu orang yang berkonsultasi menjadi partisipan konsultasi sukarela.
Terkadang beberapa konfrontasi bisa efektif, tetapi lebih baik anda
memiliki kepingan dalam tumpukan - sebuah hubungan positif dibangun

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


228
berdasarkan respon respon fasilitatif yang tinggi. Pendekatan langsung dan terus
terang mungkin pantas, tetapi ini juga beresiko. Sebagai contoh jika anda berkata
pada para guru bahwa kepala sekolah menyayangkan manajemen kelas mereka
dan dianjurkan bahwa anda bekerja sama menangani masalah tersebut, anda
malah akan mendapat peningkatan perlawanan untuk berubah daripada
normalnya. Mungkin akan lebih efektif meminta para guru untuk berbicara
beberapa pengalaman kelas mereka secara umum, dengan tujuan mempelajari
bagaimana para guru memandang situasi yang ada.
Bayangkan seorang konselor berkata pada anda, saya diberitahu bahwa
anda memiliki beberapa masalah dengan beberapa siswa di kelas anda dan salah
satu wakil kepala sekolah kita bertanya pada saya apakah saya bisa membantu
anda. Anda ingin mulai dari mana? pernyataan seperti ini bisa mengganggu
perasaan anda dan anda mungkin berkata pada diri anda sendiri, jika tidak
mengucapkannya, kamu pikir kamu siapa? di sisi lain, jika anda diminta
menceritakan pekerjaan anda dan merasakan minat sejati, maka mungkin anda
akan bersedia untuk berbagi lebih banyak mengenai keprihatinan anda.
Bandingkan pertanyaan tadi dengan pertanyaan ini: Di tahun ini, apa yang
menurut anda telah menjadi aspek yang paling memuaskan dari kerja anda dan
kemudian, apa yang paling tidak memuaskan? Atau mungkin, bagaimana menurut
anda pendapat para siswa mengenai kelas anda saat ini? pertanyaan-pertanyaan
terbuka-tertutup semacam ini bisa membantu seorang guru untuk
mengembangkan bingkai pemikiran yang benar untuk memasuki konseling.
Jika anda butuh untuk memanggil orang tua untuk konsultasi, anda butuh
untuk mempertimbangkan hal-hal yang membantu orang tua untuk berbicara
pertama, memberikan anda kesempatan untuk melihat bagaimana pemahaman,
perhatian, dan penerimaan yang bisa anda terima. Setelah mereka membuka
beberapa ide mereka, kemudian anda bisa berbagi pemikiran anda.
Jika seorang yang berkonsultasi dihadapai atau didekati karena sebuah
rekomendasi, maka dia merasa tidak nyaman dikenali sebagai orang yang
membutuhkan pertolongan, meskipun dia merasa bahwa dia butuh. Terdapat
perasaan awal yang tidak nyaman bahwa dia dievaluasi, dihakimi, dan dikenali.
Ironisnya, bahkan ketika seseorang telah memulai konsultasi dan telah membantu
mengenali permasalahan, perasaaan tak nyaman serupa dapat menyerbu untuk
menciptakan pembelaan diri. Anda mungkin merasa seseorang beranjak pergi,
mungkin sambil berkata, baiklah, saya rasa itu bukan permasalahan yang berat,
dan maaf jika saya mengganggu. Waktu anda terlalu berharga untuk membahas
hal tersebut.

5. Apakah Konsultasi Bersifat Rahasia?


Secara umum, standar-standar etis serupa yang menetapkan konseling
juga bisa untuk konsultasi, termasuk hak privasi dan kerahasiaan. Demikian juga,
telah menjadi tugas anda untuk melaporkan pada pihak yang berwenang situasi-
situasi yang diatur oleh hukum (contoh, kekerasan anak, ancaman bunuh diri, atau
melukai orang lain secara fisik).
Jika anda mendapat informasi yang menurut anda harus dilaporkan pada
profesional atau pihak berwenang lainnya, anda bisa mendorong orang tersebut
untuk membantunya menyusun laporan. Anda terikat secara resmi pada etika
profesional dan tidak memiliki pilihan lain.
Konsultan harus dipandang sebagai seseorang yang dapat dipercaya
sebelum seorang yang berkonsultasi akan membahas masalah secara mendetail
dan terbuka untuk menerima perubahan. Kepercayaan adalah sebuah faktor

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


229
penting dalam hubungan konsultasi. Hal ini tidak boleh dilanggar kecuali dalam
permasalahan yang paling sulit.

6. Konsultasi Individu atau Kelompok?


Proses konsultasi dapat digunakan dalam kelompok atau secara individu.
Pendekatan kelompok mungkin yang paling efektif dan efisien dalam penggunaan
waktu seorang konselor.
Kelompok bisa bekerja ke arah tujuan umum, yang setiap anggota
memberi sebagian kontribusi ke arah usaha-usaha bersama. Sebagai contoh,
jurusan kajian sosial Sekolah Menengah Atas mungkin berkonsultasi kepada
konselor sekolah mengenai tingginya jumlah murid yang gagal. Atau, mungkin para
guru ingin membahas tentang apa yang bisa dilakukan dengan para senior yang
menghadapi resiko dikeluarkan karena performa kelas mereka. Sementara setiap
guru merencanakan sebuah pendekatan untuk memperbaiki sesuatu, kelompok
tersebut mungkin memutuskan rencana yang lebih komprehensif dimana para guru
bekerja sama mencapai hasil yang dikehendaki.
Oleh karena itu seminar-seminar guru dan pertemuan staff pengajar
adalah pendekatan konsultasi yang disukai. Selain mencapai tujuan bersama,
proses konsultasi biasanya diperluas karena terdapat lebih banyak orang yang
memfasilitasi satu dan lainnya mengenai masalah dan menawarkan dukungan,
pemahaman, dan pengalaman. Kelompok memiliki lebih banyak sumber daya
daripada konsultasi individu.
Tetapi beberapa individu cendeung untuk bekerja sendiri dengan seorang
konsultan. Terkadang konsultasi individu bisa mempercepat proses bantuan
karena lebih sedikit orang dan dinamika yang ada. Terkadang hal tersebut hanya
merupakan masalah kecenderungan personal baik dari konsultan maupun orang
yang berkonsultasi. Tetapi yang lebih sering terjadi, konsultasi individu lebih mudah
diatur dan memberikan jawaban lebih cepat.

7. Apa Perangkap-Perangkapnya?
Memiliki rasa bersalah atau pembelaan diri belebihan .
meskipun kecemasan bisa memotivasi orang yang berkonsultasi, rasa bersalah
berlebihan menghalangi cara menangani masalah. Sebagai contoh, dalam
keputusasaan, sekelompok guru menggunakan beberapa aturan yang ketat dan
kaku untuk mengontrol siswa. Mereka menggunakan hukuman fisik dan kata-kata
kasar. Ketika mereka mengikuti sebuah workshop yang memfokuskan pada cara
disiplin yang baru. Metode mereka tanpa diduga ditertawakan oleh konsultan luar,
yang juga mencap guru-guru semacam itu tidak sensitif dan kompeten. Selama
workshop beberapa partisipan mulai mendebat dan pada akhirnya tidak
komunikatif. Kelompok tersebut membela diri dan menolak konsultan tidak tahu
banyak tentang dunia pendidikan.
Jika para orang tua dan guru terlalu merasa bersalah mengenai apa yang
mereka lakukan di kelas atau di rumah, mungkin akan lebih sulit bagi mereka
untuk terbuka dengan ide baru. Rasa bersalah mendorong orang untuk
merasionalisasikan dan membenarkan perilaku mereka. Hal ini bisa membuat
mereka cenderung tidak suka atau mencoba ide baru.
Staff pengajar sekolah dasar hampir secara bulat menyetujui bahwa
sekolah mereka berbeda sistemnya dari sekolah lain karena siswanya. Para siswa
berasal dari kelas ekonomi rendah dan mereka banyak sekali kekurangannya.
tidak ada yang bisa dilakukan dengan mereka, komplain sekelompok guru ketika
mereka mendengarkan konsultan menawarkan ide-ide baru. Dan sebagai bagian

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


230
dari ramalan untuk menenangkan diri mereka, seluruh strategi dan prosedur baru
itu gagal. Menerima ide baru dan membuatnya berhasil sama saja dengan
mengakui bahwa mereka salah tentang anak-anak dan telah membuat mereka
gagal karena metode-metode yang tidak efektif. Lebih mudah untuk menyalahkan
anak gagal berprestasi daripada menyalahkan diri mereka sendiri dan sstem
dimana mereka bekerja.
Menjadi seorang ahli. Ketika para orang tua dan guru mempunyai
masalah dengan para siswa, mereka cenderung mencari jawaban yang
sederhana. Mereka berharap seorang yang ahli akan dengan cepat menganalisa
situasi dan memberikan beberapa solusi yang mudah. Mereka tidak ingin memberi
terlalu banyak waktu atau menderita melalui terlalu banyak perjuangan. Lagipula,
seorang ahli seharusnya dengan cepat dapat mengetahui apa yang harus
dilakukan.
Kenyataannya, kebanyakan konselor-konsultan merasa kuatir segera
memberi nasehat. Dipandang sebagai penolong yang berpengetahuan, banyak
akal, berpengalaman dan bersedia berbeda dari menjadi ahli penduduk.
Persepsi yang terakhir cenderung menciptakan jarak antara konselor-konsultan
dan para guru atau orang tua. Respon-respon fasilitatif rendah serupa (nasehat,
evaluasi, interpretasi, dan penentraman hati kembali) yang membatasi
penyingkapan diri dalam konseling juga berarti dalam konsultasi. Demikian juga,
respon-respon fasilitatif tinggi tampak sebagai yang paling efektif dalam
membantu orang yang berkonsultasi berpikir mengenai suatu permasalahan dan
menganggap dirinya bertanggungjawab untuk memecahkannya.
Akan ada waktu dimana anda memiliki beberapa nasehat ahli untuk
diberikan, mungkin berdasarkan sesuatu yang anda pelajari atau alami. Nasehat
atau saran tepat waktu selalu sesuai, tetapi mengetahui kapan anda
memberikannya adalah tanda konsultan efektif.
Berlagak pintar terhadap orang yang berkonsultasi. Berlagak
pintar terhadap orang yang berkonsultasi sering terjadi ketika seorang konsultan
terlalu banyak berteori, menggunakan jargon yang dianggap telah diketahui orang
yang berkonsultasi. Jangan terjebak dengan menceritakan sesuatu yang pernah
anda lakukan atau apa yang anda dengar dilakukan orang lain, karena kedua hal
ini membosankan dan tidak pas. Orang yang berkonsultasi melihat cerita-cerita
semacam ini tidak relevan pada situasi mereka dan dengarkan sedikit petunjuk
untuk menunjukkan bahwa situasi mereka berbeda dan unik.
Terkadang akan membantu bila mengajarkan prosedur baru, mungkin
bahkan teori dan kosakata baru pada orang yang berkonsultasi. Tetapi, ini paling
baik dilakukan dalam konteks masalah atau situasi yang diutarakan orang yang
berkonsultasi, semakin personal hal tersebut bagi orang yang berkonsultasi,
semakin cenderung hal itu dipelajari dan semakin besar kemungkinannya untuk
dipraktikkan. Inilah salah satu alasan begitu banyak konsultan yang bekerja
sebagai pelatih di workshop pengembangan staff gagal berhubungan dengan
orang yang berkonsultasi. Selain personalisasi dan pemberian contoh yang sesuai,
para konsultan terlalu sering menggunakan kasus-kasus berdasarkan buku dan
insiden-insiden hipotesa. Hal ini meletakkan orang yang berkonsultasi pada posisi
lebih lemah dan sebuah kesimpulan yang biasanya terjadi adalah: konsultan ini
benar-benar tidak dapat memahami saya dan apa yang terjadi.
Berhasil dengan cara apapun. Suatu hari anda diminta untuk
mengatur seorang siswa, tetapi akan tampak bahwa masalahnya lebih terletak
pada orang yang berkonsultasi daripada siswa. Orang yang berkonsultasi meminta
bantuan anda untuk membuat seorang siswa bisa menyesuakan diri, tetap pada

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


231
tugas, tetap berada di jalur, maju, kooperatif, atau melakukan apa yang dikatakan.
Orang yang berkonsultasi mungkin belum pernah berbicara dengan siswa
tersebut atau mempertimbangkan sudut pandang siswa. Sebaliknya, anda
mungkin berada di posisi yang tak dapat ditolak untuk membantu mengembangkan
rencana tindakan yang sesuai dengan kehendak guru tetapi tidak sesuai dengan
keinginan siswa.
Beberapa konsultan bergantung pada strategi-strategi modifikasi perilaku,
contohnya, untuk membantu guru mengatur kelasnya. Dalam konsultasi perilaku,
para guru didorong untuk memanipulasi kemungkinan-kemungkinan di kelas
mereka sebagai penyemangat, prosedur-prosedur diskriminasi, dan konsekuensi-
konsekuensi perilaku. Tidak ada yang salah dengan hal ini, kecuali guru lebih
menyukai ketaatan daripada prestasi atau, mungkin, kontrol daripada partisipasi
dalam mengeksplorasi ide.
Bagaimana jika seorang guru cenderung perilaku di tempat duduk dan
perilaku pada tugas sebagai ganti metode diskusi kelompok dan penemuan
spontan? Bagaimana jika rencana pengajaran guru menjemukan dan tidak
imaginatif, dan para siswa merasa kesulitan untuk mempertahankan minatnya?
Sebuah rencana untuk menguatkan kontrol atau ketaatan bisa mengesampingkan
isu-isu menciptakan lingkungan belajar yang positif dan efektif. Sebagai seorang
konsultan, anda harus peduli membantu seorang yang berkonsultasi
merencanakan sebuah rencana yang mengurangi kecemasan orang yang
berkonsultasi terhadap rusaknya belajar dan keadaan siswa.
Gagal melakukan tindak lanjut. Kesalahan yang umum terjadi
adalah membatasi proses konsultasi hanya sampai membahas sebuah rencana
dan kemudian tidak mengetahui langkah-langkah apakah yang diambil orang yang
berkonsultasi. Berbicara dengan orang yang berkonsultasi hanyalah bagian
pertama. Sebuah rencana tetap butuh untuk diterapkan.
Terkadang, seorang konsultan bisa memberikan dukungan yang tepat
dengan menindaklanjuti sebuah pertemuan konsultasi, terutama ketika sebuah
metode atau tehnik baru digunakan oleh orang yang berkonsultasi. Jauh dari
pandangan orang, bahkan konsultan, orang yang berkonsultasi mungkin merasa
tidak bisa mewujudkan rencana menjadi tindakan. Keraguan diri mungkin
menyergap dan komitmen mungkin menghilang. Sering terjadi, keluhan guru
setelah konsultasi adalah, saya merencanakan segera melakukannya, tetapi saya
belum memiliki waktu untuk mengurusnya.
Penting bagi para orang yang berkonsultasi yang telah berhasil dengan
rencana tindakan untuk memiliki kesempatan untuk menceritakan pengalaman
mereka. Pertemuan lanjutan dimana orang yang berkonsultasi menceritakan apa
yang telah berhasil dia lakukan akan menyenangkan, dan dapat memperkuat
perilaku tersebut yang akan mengakibatkan kesuksesan.
Sementara perangkap-perangkap tersebut telah dibahas dari segi para
guru, hal tersebut juga bisa diterapkan pada orang tua dan lainnya. Menghindari
perangkap berarti menekankan aspek-aspek positif konsultasi dan menjadi
sistematik dalam prosesnya.

H. PENDEKATAN SISTEMATIK PADA KONSULTASI KASUS


Myrick (1977) menawarkan sebuah model konsultasi tujuh langkah yang
memberikan pendekatan sistematis untuk memfasilitasi sebuah kasus. Model ini
juga telah berhasil digunakan dalam agen-agen perawatan kesehatan (Parsons,

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


232
Myrick, & Gannoe, 1988). Sebuah kasus dipandang sebagai sebuah masalah
dimana seorang yang berkonsultasi memiliki masalah dengan pihak ketiga atau
klien (siswa). Langkah-langkah ini telah diperluas dan dimodifikasi serta dapat
dilihat dibawah ini. Sebuah sketsa mengenai model terdapat dalam gambar 10.3.

Gambar 10.1
Pendekatan Sistematik Pada Konsultasi Kasus
Langkah 1:
Mengidentifikasi Masalah
Jadilah pendengar. Bantu orang yang berkonsultasi untuk menggambarkan situasi
Langkah 2:
Mengklarifikasi Situasi Orang yang berkonsultasi
Jadilah pendengar, perhatikan hal-hal di bawah ini:
a) Perasaan orang yang berkonsultasi dan klien
b) Perilaku Khusus -- orang yang berkonsultasi dan klien
c) Harapan orang yang berkonsultasi pada situasi
d) Apa yang sudah dilakukan orang yang berkonsultasi sampai sekarang
e) Sikap dan perilaku positif orang yang berkonsultasi
Langkah 3:
Mengidentifikasi Tujuan atau Hasil
Spesifikasi hasil dalam perilaku yang bisa diobservasi
Langkah 4:
Perilaku-perilaku yang bisa diamati dan dicatat
Dapatkan data awal dalam perilaku yang diinginkan dan tidak diinginkan
Langkah 5:
Mengembangkan rencana tindakan
Ini biasanya sesuatu yang bisa diselesaikan dalam waktu dua minggu:
a) Intervensi apa yang bisa dilakukan orang yang berkonsultasi? Diantara
intervensi tersebut, manakah paling menarik untuk dikerjakan lebih dahulu?
b) Bagaimana intervensi bisa berhasil?(contoh, role-play, mendiskusikan
konsekuensi, melatih skill, dan memikirkan prosedur-prosedur).
c) Kapan langkah pertama dilakukan?
Langkah 6: orang yang berkonsultasi memulai konsultasi
Langkah 7: Tindak lanjut
Ini memberikan kesempatan untuk mengevaluasi dan membahas langkah
selanjutnya.

Langkah 1: Mengidentifikasi Masalah


Mengidentifikasi masalah cenderung menjadi bagian konsultasi yang
paling sulit dan mengharuskan konsultan berkonsentrasi menjadi pendengar dan
fasilitator, terutama pada permulaannya. Tanpa memandang masalah yang
diutarakan, yang mungkin bukan hal yang membutuhkan perhatian khusus, orang
yang berkonsultasi butuh untuk mengungkapkan atau mengeluarkan perasaan,
kesan, dan reaksi mengenai situasi atau kasus. Ketika orang berkonsultasi
mengeluarkan perasaannya dan fokus pada isu-isu penting, konsultan
membangun persyaratan-persyaratan hubungan bantuan. Secara umum, semakin
kuat krisisnya, semakin penting mendengarkan dan membina hubungan. Jumlah
waktu yang dibutuhkan untuk langkah ini seirn sesuai dengan hakikat
permasalahan dan intensitas emosi.
Audrey adalah guru sekolah menengah atas yang mengajar kursus
mengetik dan pendidikan bisnis. Dia seorang guru yang berpengalaman, tetapi

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


233
kepribadiannya yang terlalu berhati-hati membuatnya sulit mengatur kelasnya.
Beberapa siswa tidak menghiraukan dan menantang arahannya. Mereka memilih
membentuk kelompok kecil dan berbicara daripada mengerjakan tugas mereka.
Beberapa siswa lainnya meninggalkan kelas dan berjalan di lorong-lorong
sekolahan. Dua gadis berucap seperti, Oh, anda tidak mengetahui apa yang anda
bahas, dan mengapa kau tidak membiarkan kita saja? tampak bahwa separuh
kelas mengerjakan tugasnya dan tetap pada pelajaran. Audrey berkecil hati.
Pengurus sentral kuair. Beberapa siswa yang lebih kooperatif tersinggung dan
marah.
Situasi Audrey dapat digunakan untuk mengilustrasikan pendekatan
sistematik kasus konsultasi. Dia putus asa dan ingin bekerja dengan seorang
konselor-konsultan. Beberapa kutipan siungkapkan disini.

Kasus Guru Putus Asa


Konsultan:
Apa yang ingin anda ceritakan mengenai situasi anda, Audrey? Bantu saya untuk
memahami apa yang terjadi?
Audrey:
Anak-anak membuat saya gila. Tidak ada satupun yang benar. Saya tahu bahwa
saya seorang guru yang baik, tetapi mereka tidak berperilaku baik. Bagaimana
saya dapat mengajari mereka sesuatu jika mereka tidak mau mendengar. Mereka
parah.
Konsultan:
Anda benar-benar frustasi.dalam kebingunan anda,
Audrey:
Ooh!.... tidak separah itu (Mata Audrey mulai berkaca-kaca)
Konsultan:
Sangat mengecilkan hati dan anda merasa sangat muram sekarang.
Audrey:
Benar sekali. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya telah mencoba,
percayalah. Tetapi tak satupun berhasil. Saya tahu bahwa Mr. Helstrom (wakil
kepala sekolah) merasa lelah melihat saya mengirim anak ke kantornya, tetapi
mereka (para pengurus) tidak membantu. Mereka hanya mengembalikan siswa
dan tidak ada perubahan apapun. Anak-anak yang membuat masalah tetapi saya
yang mendapat masalah. Saya tahu hal ini tidak akan tampak baik pada catatan
saya.
Konsultan:
Tampaknya tidak adil bagi anda. Anda merasa tidak mendapat cukup dukungan
saat ini.
Audrey:
Anda pasti tidak percaya apa yang terjadi. Anak-anak itu gila dan mereka tidak
peduli siapa yang mereka sakiti
Konsultan:
Kelas manakah yang paling anda prihatinkan?
Audrey:
Kelas tiga. Joanna dan Valerie ada disana. Dan, Cynthia juga. Mereka anehdan
berarti bagi saya.
Konsultan:
Apa contoh perbuatan yang mereka lakukan?
Audrey:

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


234
Begini, saya meminta Joanna melakukan sesuatu dan dia hanya akan
memandangi saya, tak berkata sepatah kata pun. Dia tidak bergerak dan
melakukan apa yang saya mintahanya memandangi saya. Kemudian Valerie
akan mulai terkikih-kikih, ketika saya minta dia berhenti dan kembali mengerjakan
tugas, dia berkata kasar seperti, Ya, bu. Tetapi dengan cara sarkastik. Kemudian,
siswa lain dikelas akan tertawa dan semua menjadi kacau. Mereka biang
keladinyadan
Konsultan:
Jadi mereka memulai sesuatu kemudian yang lainnya terlibat... dan anda merasa
kehilangan kontrol.
Audrey:
Tepat sekali. Saya tidak bisa menghabiskan waktu saya untuk berbicara dengan
gadis-gadis itu dan disaat yang sama mengajar yang lainnya. Saya tidak yakin apa
yang harus saya lakukan
Konsultan:
Ok, apa lagi yang mereka lakukan?

Audrey:
Pada hari lainnya Joanna bermain dengan kukunya dan berbicara dengan Valerie.
Ketika saya minta mereka duduk dan mulai mengerjakan, mereka berkata bahwa
mereka telah selesai mengerjakan (Pelajaran mengetik). Saya minta pekerjaan
mereka, mereka mulai berputar-putar. Saya tahu kalau mereka bohong dan saya
telah mengatakannya. Kemudian mereka berkata bahwa saya tidak adil dan guru
terburuk yang mereka miliki. Mereka pergi sambil berkata bahwa mereka akan
pergi ke kantor Mr. Helsrom dan melayangkan keluhan tentang saya. Bisakah
anda bayangkan?
(Konsultan membuat catatan pada bagian ini, merespon perasaan orang yang
berkonsultasi, menanyakan pertanyaan, mengklarifikasi beberapa hal. Audrey
membutuhkan waktu untuk menceritakan ceritanya dan dia butuh seseorang yang
akan membantunya mengidentifikasi perilaku-perilaku khusus yang menyebakan
masalah tersebut, daripada mengeneralisasi dan menandainya.)
Konsultan:
(Setelah beberapa pertanyaan) baiklah, coba saya cek apakah saya memahami
apa yang anda katakan. Kelas yang paling mengganggu anda adalah kelas tiga,
pada khususnya,terdapat dua gadis yang cenderung mengacau kelas. Mereka
menolak mengerjakan tugas, berkeliling di kelas dan terkadang keluar kelas.
Mereka berlagak pintar terhadap anda danmempermalukan anda ketika anda
perintah, dan siswa lain berhenti mengerjakan dan tertawa ketika anda dan para
gadis itu mulai satu sama lain
Audrey:
Yeah. Itulah masalahnya.

Langkah 2: Mengklarifikasi Situasi Orang yang berkonsultasi


Kebanyakan orang berbicara dengan cepat mengenai berbagai ide.
Mereka cenderung meloncat-loncat dari topik satu ke topik lainnya dan beberapa
kepingan informasi bisa diungkapkan secara bertele-tele. Umum bagi orang untuk
merangkai beberapa ide bersamaan dan melantur dari satu titik ke titik lainnya,
terkadang memberikan informasi yang tidak relevan. Seorang konsultan bisa
tersesat ketika orang yang berkonsultasi mencoba untuk menjelaskan sebuah

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


235
permasalahan. Karena alasan yang sama, orang yang berkonsultasi mungkin juga
merasa kebingungan.
Pada langkah kedua ini, konsultan adalah pendengar selektif.
Menggunakan respon-repon fasilitatif tingi, konsultan mendorong orang yang
berkonsultasi berbicara dan lebih tepat memikirkan masalah. Lebih khususnya
konsultan mencari: a) perasaan suka dan tidak suka orang yang berkonsultasi; b)
perilaku khusus pihak ketiga yang telah mempengaruhi kesimpulan dan
generalisasi orang yang berkonsultasi; c) apa yang tampaknya diharapkan orang
yang berkonsultasi dari pihak ketiga; d) apa yang telah dilakukan orang yang
berkonsultasi sampai saat ini; dan e) setiap sikap dan perilaku positif yang terdapat
dalam situasi, terutama yang dialami orang yang berkonsultasi.
Setiap pertimbangan ini tampaknya mengalir secara berurutan dalam
langkah 2. Respon-respon fasilitatif tinggi adalah tindakan yang merekatkan dan
katalis bagi setiap bagan. Sebagai contoh, umpan balik fasilitatif sebagai sebuah
pujian tampaknya sesuai karena orang yang berkonsultasi butuh untuk
mendengarkan sesuatu yang positif mengenai diri mereka, setelah pembahasan
panjang mengenai hal yang tidak disukai dari kasus tersebut. Sebuah pujian
mengenai sesuatu yang didengar atau dikenali dapat memberikan rangsangan
ekstra terhadap orang yang berkonsultasi. Hal ini akan mendorong mereka berada
diluar perasaan dan ide yang dikeluarkan, dan mendorong mereka ingin tahu
apakah mereka terlalu banyak bicara atau melakukan sesuatu yang tidak pantas.
Dalam kasus guru mengetik dan pendidikan bisnis kita, Audrey, konselor-
konsultan mencatat tujuh permasalahan khusus yang disebutkan pada sesi
pertama. Perilaku-perilaku ini memberikan sebuah fokus dan, ketika ditempatkan
dalam skala penilaian lima poin tipe Likert, mereka juga memberikan titik dasar
dimana orang yang berkonsultasi mulai dalam konsultasi (lihat gambar 10.4).
1. Mulai mengerjakan tugas jika sudah diberi tugas.
2. Selesaikan tugas.
3. Ikuti petunjuk yang diberikan.
4. Tetap duduk atau berada dalam pos kerja.
5. Berdebat dengan guru.
6. Mengganggu siswa lain dengan berbicara keras.
7. Berkata-kata kasar (contoh sampah, rasakan)

Kutipan berikut ini diambil dari pertemuan kedua antara konselor-konsultan


dan Audrey, ketika mereka berusaha mengidentifikasi masalah.
Konsultan:
Berikut ini apa yang telah kita bahas di pertemuan terakhir. (konsultan
menunjukkan daftarnya pada Audrey, diulang dalam tiga lembar kertas). Kita akan
lebih menelitinya satu persatu kali ini. Tolong tulis gadis-gadis ini, Joanna, Valerie,
daj Cynthia, kemudian nilailah kelas secara umum.
Audrey:
Saya tidak tahu. Sulit sekali melakukannya. Ini hanyalah sebagian dari apa yang
telah mereka lakukan. Sebagai contoh, kemarin seluruh kelas hanya duduk
mengobrol. Ketika saya meminta mereka untuk menyibukkan diri, Joanna berkata
Hey, sekarang saatnya berpesta, mau ikut? dan dia mulai menari. Saya
menyuruhnya duduk dan dia melakukannya. Tetapi, ketika saya berbalik, dia
mengobrol dengan Julie. Jika saya bisa mengeluarkannya dari kelas, keadaan
akan lebih baik.
Konsultan menyadari bahwa Audrey membela diri. Dia mungkin kuatir
pada siapa yang melihat penilaian atau apa tujuannya. Atau , disaau dia melihat

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


236
item-itemnya, rasa frustasinya semakin tinggi dan mendorongnya untuk
mengeluarkan lebih banyak perasaan dan pengharapannya. Konsultan
membutuhkan waktu untuk melawan respon perasaannya, mengklarifikasi apa
yang dia katakan, dan menunjukkan daftar.
Konsultan:
Jadi, tampaknya begitu banyak yang terjadi dan daftar ini hanya memuat beberapa
hal yang anda kuatirkan. Jadi, apalagi yang ingin anda tambahkan? (Audrey
melihat daftar tersebut, menggunakan satu nomor dari skala penilaian, menilai
setiap gadis.)
Konsultan (kemudian):
Baiklah, dari apa yang anda katakan tampaknya nomor 4 dan 5 yang paling anda
kuatirkan. Saya ingin tahu apakah mungkin yang terbaik mengambil satu atau dua
item untuk ditangani, sehingga hal lainnya dantu akan mulai meningkat. Tentu
saja, semuanya akan mendapat perhatian yang sama.
Audrey:
Okay, katakanlah kita ambil nomor terakhir, nomor 7. Apa yang anda lakukan
dengannya? Apa yang harus saya lakukan?

Langkah 3: Mengidentifikasi Tujuan atau Hasil


Tujuan dapat umum atau spesifik. Dalam konsultasi, tujuan spesifik
biasanya fokus pada perilaku atau hasil yang terlihat. Lebih efektif untuk
menyatakan tujuan dengan positif, mengungkapkan apa yang ingin anda peroleh,
daripada apa yang tidak anda inginkan terjadi (contoh jangan menyela dapat
menjadi setiap orang mendapat gilirannya atau angkat tangan anda jika ingin
berpartisipasi.
Pada kasus Audrey, tampaknya dia sedang mencari bantuan. Secara
umum. Baik untuk menghujaninya dengan nasehat atau sebuah resep cepat untuk
perubahan. Pertama, orang yang berkonsultasi curiga dengan spesialis dan sering
melaporkan, nasehat mereka tak pernah berhasil. Atau, mereka tidak memahami
situasinya. Dan mereka memiliki ide yang hebat, tetapi tidak dapat dipraktekkan.
Karena kebanyakan orang cenderung melawan nasehat, nasehat tidak
tergesa-gesa diberikan, bahkan jika seseorang memintanya. Konsultan juga ingin
menghindari interpretasi dini terhadap perilaku, baik orang yang berkonsultasi atau
pihak ketiga (contoh, Joanna menantang anda karena dia beruasaha mendapat
perhatian dan dia percaya bahwa siswa lain yang ada dikelas melihat dia ketika dia
meremehkan anda). Interpretasi-interpretasi bisa membantu jika mereka
dipandang sebagai bagian pemikiran rencana tindakan; tetapi sebagaimana
nasehat, mereka terlalu sering dipandang sebagai jawaban buku teks yang mudah
dan tidak penting terhadap masalah.
Daripada nasehat dini atau interpretasi klasik (contoh, Joanna
membutuhkan pemahaman karena dia berasal dari keluarga cerai dan dia marah
terhadap dunia karena berlaku kasar padanya), konselor-konsultan mungkin
pertama merespon perasaan dan mengklarifikasi ide-ide sehingga orang yang
berkonsultasi akan berbagi semua aspek permasalahan. Hal ini termasuk sebuah
fokus terhadap perasaan dan perilaku baik dari orang yang berkonsultasi maupun
pihak ketiga.
Dalam ilustrasi kita, Audry telah meminta konselor untuk mengatakannya
apa yang harus dilakukan. Konsultan tetap menahan keinginan untuk memberikan
nasehat dan membantu Audrey fokus pada apa yang telah dilakukan. Mengapa
anda membuat saran jika mereka telah melakukannya? Atau jika dia telah

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


237
mencoba sesuatu, penting untuk mengetahui bagaimana dia melakukannya dan
apa hasilnya.
Konsultan:
Jadi, saya ingin bertanya. Sejauh ini apa yang telah anda lakukan?
Audrey:
Hmmmmmm! Coba saya pikir. Saya telah berkata pada Joanna bahwa dia akan
membuat seluruh kelas gagal, jika sikapnya tidak berubah, tetapi hal tersebut
tampaknya tidak membuat perbendaan. Saya telah menulis beberapa laporan
disiplin dan mengirimkannya kepada Mr. Hestrom, yang tidak pernah melakukan
tindakan apapun. Dan, saya mencoba tidak mengindahkan perilakunya yang
kasar, tetapi hal itu tampaknya membuat Valerie dan siswa lain lebih berani
berbuat serupa. Saya menyadari bahwa saya tidak seharusnya mendorong
Joanna dengan memberikan perhatian kepadanya ketika dia bertindak bodoh,
tetapi sulit untuk melakukannya. Terkadang saya begitu marah sehingga saya
pergi agar saya tidak menampar wajahnya. Jadi (merasa malu). Itu yang telah
saya lakukan.
Konsultan memfasilitasi beberapa diskusi mengenai apa yang telah
dilakukan, bagaimana melakukannya, dan bagaimana hasilnya. Sebuah ringkasan
dibuat, dengan menekankan kejadian-kejadian yang berkontribusi terhadap
masalah, perasaan guru dan murid, dan bagaimana perasaan ini berhubungan
dengan perilaku guru dan murid.
Konsultan:
Baiklah, apa lagi yang bisa anda lakukan?
Audrey:
Saya tidak yakin, semuanya tampak mungkin.
Konsultan:
Tidak mudah untuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan lain. Keadaannya saat
ini terlihat lebih suram
Audrey:
Ya, tetapi mungkin saya bisa memanggil orang tua gadis-gadis tersebut dan
berbicara dengan mereka. Itu mungkin bisa dilakukan pada Valerie, tetapi saya
mengetahui bahwa Joanna saat ini bahkan tidak tinggal dengan orang tuanya lagi.
Para gadis itu memiliki masalah dan, anda tahu, bahwa dia juga cukup pintar
untuk melakukan tugasnya.
Konsultan:
Meskipun anda putus asa dan penasaran apa yang dilakukan kemudian, anda
bisa melihat bahwa Joanna memiliki potensi untuk bekerja lebih baik, meskipun
dia tidak cukup mendapat dukungan dari rumah.

Audrey:
Betul, terkadang dia membuat saya terkejut. Dia bisa masuk dan duduk,
mengerjakan tugasnya, dan tidak berkata apapun. Besoknya, huah dan mulai
lagi. Dia mengamuk.
Konsultan:
Jadi, terdapat hari-hari dimana Joanna tidak begitu mengganggu. Anda
menghargai saat-saat itu.
Audrey:
Yeah. Tetapi jaraknya terlalu jauh. Jika Joanna dapat berubah seperti itu.
Sebagaian besar masalah saya telah sirna. Tetapi sela;I ;agi, Valerie dan Cynthia
bisa menjadi setan kecil. Mereka juga dapat melakukan sebagaimana Joanna.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


238
Langkah 4: Perilaku-perilaku yang Bisa Diamati dan Dicatat
Data awal dapat berguna dalam proses konsultasi, sebagaimana penilaian
umum yang Audrey berikan pada konsultan. Data tersebut berdasarkan pada
sebuah daftar perilaku dari pertemuan pertama. Jika anda tidak mengetahui titik
awalnya, sulit untuk menilai kemajuannya
Konseor-konsultan mendengarkan Audrey dan membuat grafik perilaku,
sebagaimana data awal dan sehingga dia bisa mendapat gambaran seberapa
sering perilaku-perilaku tersebut terjadi. Frekuensi yang bisa diketahui adalah data
awal yang bisa diterima dan juga mempertinggi perhatian guru mengenai cakupan
masalah. Daftar nama lebih sering membutuhkan sedikit waktu dan bisa menyoroti
perilaku target yang membutuhkan perhatian.
Audret menilai ketujuh perilaku. Kemudian mereka dinilai secara periodik
setelah rencana tindakan diperkenalkan. Penilaian pre-test ketiga gadis
ditunjukkan pada gambar 10.4.

Gambar 10.4. Penilaian Guru: Pre-Post Konsultasi


(Contoh kasus)
Perilaku Joanna Valerie Cynthia
1. Mulai mengerjakan ketika diminta 1 (3) 1 (3) 2 (3)
mengerjakan
2. Menyelesaikan tugas 3 (3) 3 (3) 3 (4)
3. Mengikuti arahan 1 (3) 1 (3) 2 (4)
4. Tetap duduk atau di tempat kerja 1 (3) 1 (4) 3 (4)
5. Berargumen pada guru 5 (3) 4 (2) 3 (1)
6. Mengganggu siswa lain dengan 5 (2) 5 (3) 3 (1)
bicara keras
7. Mengucapkan kata-kata kasar 5 (2) 4 (1) 1 (1)
(Sampah, Rasakan itu)
Skala Penilaian 5 poin
5 4 3 2 1
Sangat sering Sering Terkadang Sangat Jarang Jarang

Langkah 5: Mengembangkan Rencana Tindakan


Banyak penulis berpendapat bahwa konsultan dan orang yang berkonsultasi
bersama-sama menganalisa situasi dan mengembangkan rencana tindakan.
Meskipun orang yang berkonsultasi memilikiperan utama dalam melakukan
rencana. Konsultan-konselor dapat berkolaborasi dan mengambil bagian
didalamnya.
Konsultan biasanya memulai langkah ini dengan menanyakan, apa tujuan
anda atau yang ingin anda lihat secepatnya (khususnya dalam satu atau dua
minggu)? kemudian diikuti dengan: Okay, apa yang bisa anda lakukan untuk
mengarah kesana? pada titik ini, konsultan bisa juga menambah daftar hal-hal
yang kemungkinan bisa terjadi (contoh, satu yang perlu anda pertimbangkan
adalah atau bagaimana mengenai kemungkinan tentang..?
Ketika daftar hal-hal yang kemungkinan bisa terjadi dipelajari, pertanyaan
yang sesuai untuk setiap hal mungkin adalah, Dan, bagaimana hal ini dilakukan?
atau bagaimana hal itu bisa berhasil?
Akhirnya, orang yang berkonsultasi memilih langkah selanjutnya dari daftar.
Kemudian orang yang berkonsultasi menjawab pertanyaan terakhir dari konsultan,

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


239
Dan, kapan anda bisa melakukannya? memilih langkah selanjutnya yang segera
dilakukan dan mengidentifikasi waktu mulainya merupakan hal yang semuanya
penting dalam proses konsultasi.

Konsultan:
Baiklah Audrey, kita telah mempersempip beberapa hal yang bisa anda lakukan: 1)
memuji kelas ketika mereka mengerjakan tugas; 2) memanggil Joanna secara
terpisah ketika anda melihat memperhatikan dan memulai tugas tepat waktu; 3)
aturlah beberapa situasi dimana tugasnya menyenangkan, singkat, dan mungkin
membutuhan kerjasama anggota kelas untuk menyelesaikannya sehingga anda
bisa memuji gadis-gadis itu dan seluruh kelas; 4) rubahlah tempat duduk ketika
penugasan kelas sehingga setiap orang berada pada situasi barum pisahkan
mereka yang cenderung lebih suka berbicara daripada mengerjakan tugas; dan 5)
umumkan kepada kelas beberapa perubahan yang anda rencanakan termasuk
beberapa permainan skill mengetik.

Audrey:
Banyak sekali. Apakah kita pernah membahasnya?
Konsultan:
Tampaknya banyak yang harus dilakukan. Dimana anda bisa mulai? Pilihlah salah
satu yang bisa anda kerjakan dahulu.
Audrey:
Apakah anda akan berbicara dengan gadis-gadis itu? Saya butuh bantuan untuk
menjelaskan beberapa konsekuensi kepada mereka. Saya akan mencoba
berubah tetapi mereke juga harus berubah.
Konsultan:
Apa anda ingin saya hadir ketika anda berbicara dengan mereka?
Audrey:
Ya, saya tidak yakin mereka akan mendengarkan saya. Saya tahu kalau mereka
akan mendengarkan anda.
Konsultan:
Baiklah (setuju untuk berkolabirasi). Mari kita panggil sekelompok siswa dari kelas
anda ke kantor saya, termasuk Joanna, dan mari kita berbicara mengenai keluhan
setiap orang. Setelah mendengarkan mereka, anda dapat berbagi perasaan anda
dan berbicara tentang beberapa perubahan yang ingin anda lakukan. Kita dapat
melihat reaksi mereka dan meminta komitmen dari setiap orang untuk mengubah
kelas mereka lebih baik.
Audrey:
Ide yang bagus. Bagaimana kalau senin depan? Itu merupakan waktu yang tepat
menurut saya?
Konsultan:
Audrey, ini bukan hal yang mudah untuk anda dan anda pernah berkecil hati.
Cukup untuk membuat anda ingin berhenti. Tetapi anda tetap bertahan dan
teebuka untuk mencari beberapa perubahan yang bisa dilakukan, oleh anda dan
beberapa siswa anda. Saya bangga kepada anda bersedia menyisihkan waktu
dan memiliki keberanian untuk mengeksplorasi situasi bersama saya. Hal ini
membuat saya ingin bekerja denga anda lebih jauh sampai keadaannya lebih baik
bagi anda dan para siswa anda.
Audrey membutuhkan dukungan, tetapi lebih dari itu dia membutuhkan
pemahaman, perhatian, penerimaan, dan sebuah hubungan dengan seseorang
yang bisa dia percaya untuk mengeksploasi masalah yang sulit. Dia membutuhkan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


240
waktu untuk berpikir ke dalam masalah itu dan dia membutuhkan kesempatan
untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkannya. Dia juga butuh
difasilitasi ke arah perencanaan tindakan, sesuatu yang bisa diterapkan segera
dan bisa dievaluasi. Dia membutuhkan satu langkah lanjutan, bukan skema
terperinci yang merubah setiap orang dan semua hal. Pendekatan sistematik
konsultasi kasus memberikan apa yang dia butuhkan.

I. PENDEKATAN PELATIHAN GURU


Ketika para guru berpikir tentang konsultan yang memberikan pelatihan
dan pengembangan staff, mereka sering berpikir mengenai konsultan luar yang
bekerja diluar di kantor sentral atau yang disewa dari lua sekolah. Pelatihan ini
mungkin termasuk persetujuan para guru, yang akan duduk pada berbagai
seminar, workshop dan konferensi, sebelum dan ketika layanan sambil berharap
mereka akan mendapat sesuatu yang bisa mereka terapkan pada kerja mereka.
Beberapa workshop lebih baikdari yang lainnya, tetapi pada umumnya, para guru
tidak begitu peduli.
Para guru menginginkan pelatihan yang sesuai dengan perhatian dan
minat mereka. Oleh karena itu, konselor-konsultan sebuah sekolah bisa
memberikan layanan berharga dengan mengatur seminar-seminar guru.
Terkadang, kelompok kecil akan bertemu untuk menilai metode atau materi baru.
Dalam satu kasus, sekelompok guru terinspirasi oleh konselor untuk
menilai program pelatihan keefektifan guru. Para guru setuju untuk bertemu
seminggu dua kali untuk sesi 30 menit selama sepuluh kali. Konselor,
sebagaimana konsultan, harus mempersiapkan materi , memulai kelompok tepat
waktu, dan memfasilitasi guru dalam aktivitas terstruktur.
Setelah semakin tersebar bahwa pengalaman yang didapat menarik dan
hal itu memberikan kesempatan untuk berbagi ide dan mempraktekkan beberapa
skill interpersonal yang dapat digunakan di kelas dan di sekitar sekolah, kelompok
kedua dibentuk. Satu kelompok bertemu di pagi hari sebelum pelajaran dimulai
dan kelompok lainnya setelah sekolah usai.
Workshop skill interpersonal dan komunikasi dapat didesain bagi para guru
untuk mempelajari modes fasilitatif, sebagaimana diuraikan buku ini. Salah satu
keuntungannya adalah lebih banyak orang di sekolah yang sama memiliki bahasa
profesional umum yang digunakan untuk berkomunikasi mengenai sebuah kasus
dan merencanakan interpretasi. Dukungan saja tidak cukup. Dukungan harus
didukung dengan pengetahuan dan pemahaman.
Setelah beberapa presentasi singkat mengenai model fasilitatif, setelah
mempelajari beberapa panduan singkat, seorang pengajar di sekolah bisa
mempraktekkan respon-respon fasilitatif tinggi dalam kelompok tiga orang (triad).
Dalam prosedur ini, seorang guru membahas topik, sementara guru kedua sebagai
fasilitator dan berlatih menggunakan respon-respon fasilitatif tinggi dengan
kombinasi yang berbeda. Guru ketiga mengamati proses dan mengatakan pada
fasilitator apa yang didengar dan diobservasi. Setelah tiga ronde, ketiga guru
tersebut akan merasakan setiap peran.
Topik dikhususkan dan berdasarkan pada minat umum para guru. Para
guru diminta untuk mengatakan sesuatu mengenai diri mereka sendiri: 1) jika anda
merasa sukses sebagai guru; 2) jika anda merasa tidak berhasil; 3)seorang anak
yang anda perhatikan sekarang; 4) seorang anak yang ingin anda beri hadiah
spesial; 5) sesuatu yang ingin anda lakukan diluar jam sekolah atau ketika anda
tidak memikirkan pengajaran; 6) liburan spesial yang ingin anda lakukan jika anda
memiliki waktu dan uang yang dibutuhkan; 7) guru favorit yang sangat

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


241
berpengaruh terhadap gaya mengajar anda sendiri; 8) apa atau siapa yang
mempengaruhi anda menjadi seorang guru; 9) seorang guru yang tidak anda sukai
dan tidak ingin bekerja dengannya lagi; dan 10) pekerjaan diluar pendidikan yang
anda inginkan jika anda tidak perlu kuatir mengenai pelatihan.
Kesepuluh topik ini, dan topik-topik yang serupa, menantang kemampuan
berpikir dan menyenangkan guru, terutama jika mereka memiliki waktu (rata-rata
empat menit) untuk berbagi ide mereka sebelum mendengarkan orang lain berbagi
pikiran dan perasaan mereka dengan jumlah waktu yang sama. Membutuhkan
waktu 15 atau 20 menit untuk menyelesaikan satu ronde jika menggunakan triad.
Ketika para guru berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan dimana mereka
diberikan kesempatan untuk mempraktekkan sebuah teori dan mereka dapat
mengenal satu sama lain lebih baik melalui topik-topik yang menyenangkan dan
membangkitkan semangat, terdapat kecenderungan untuk lebuh pada untuk
berkembang pada seorang pengajar. Anggota pengajar lebih ramah dan mengenal
satu sama lain. Mereka merasa berani untuk mengambil lebih banyak resiko dan
memecahkan kebiasaaan lama yang tidak efektif, terutama ketika mereka belajar
lebih jauh mengenai kolega-kolega mereka dan melihat mereka terbuka untuk
mencoba ide-ide dan skill baru.
Penglaman latihan triad tergabung dalam beberapa pertemuan staff
pengajar di satu sekolah. Kepala sekolah memutuskan bahwa informasi semacam
ini merupakan cara yang baik untuk menutup pertemuan pengajar, setelah
dilakukan dan didiskusikan pengumuman-pengumuman. Secara tidak sengaja,
kepala sekolah belajar bahwa guru baru dan guru berpengalaman di satu
kelompok triad, berbagi saat-saat ketika mereka merasa sukses dan tidak sukses,
akan membesarkan hati staff baru. Beberapa orang menganggap bahwa mereka
satu-satunya orang yang memiliki masalah. Semakin banyak anggota staff
pengajar berpengalaman belajar lebih banyak mengenai kolega-kolega baru
mereka dan hal ini memberikan kontribusi pada iklim bekerja yang bersahabat dan
semakin banyak kelompok pendukung.

1. Berkonsultasi dalam Kelompok Belajar Anak


Sekolah distrik memiliki istilah berbeda mengenai belajar anak,
penempatan kelas, atau kelompok-kelompok penempatan pendidikan, tetapi
sebagian besar memiliki pertemuan-pertemuan dimana siswa-siswa yang berbeda
diungkapkan untuk penempatan belajar dan pendidikan.
Sebagai contoh, beberapa tim belajar anak melibatkan konselor sekolah,
ahli psikologi sekolah, kepala sekolah, dan pekerja sosial. Orang-orang lain yang
memiliki informasi khusus mengenai anak tersebut, termasuk orang tua, dapat
diundang. Selama sebuah pertemuan, kasus dipelajari, catatan yang relevan
dinilai, skor tes diinterpretasikan, dan keprihatinan diidentifikasi. Setelah
mendengar dari berbagai ahli dan setelah beberapa diskusi, rekomendasi
mengenai kasus dibuat.
1975 Education for All Handicapped Children Act (PL 94-142) memiliki
pengaruh yang sangat besar dalam seluruh pendidikan, termasuk kerja konselor
sekolah. Hukum nasional mewajibkan anak-anak cacat harus diidentifikasi dan
diberikan penempatan pendidikan yang sesuai, termasuk Individual Educational
Plan (IEP) yang memberikan cara-cara membantu anak secara umum. Akibatnya,
banyak sekali pertemuan spesialis pendidikan dan tim-tim pendidik telah dilakukan
selama satu perioe yang lalu, semuanya untuk membuat keputusan penempatan
dan pengembangan rencana-rencana pendidikan.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


242
Di kebanyakan sekolah, konselor-konsultan termasuk dalam tim atau
penempatan seperti itu. Terkadang para konselor diberi tanggung jawab penuh
untuk mengkoordinasi pertemuan tim dan prosedu-prosedur lanjutan. Penempatan
semacam ini bisa menyita waktu konselor sebanyak 30 %, tergantung siswa dan
lembar kerja yang harus diselesaikan untuk mempersiapkan sebuah penempatan
dan tindak lanjut. Di beberapa sekolah, ahli psikologi sekolah memimpin. Di
sekolah lainnya, bisa saja pembantu kepala sekolah atau anggota staff pendidikan
khusus.
Hampir semua penempatan yang berhubungan dengan PL 94-142,
digunakan pendekatan konsultasi diagnostik prespektif. Penekanan diberikan
untuk mengumpulkan informasi, menganalisanya, dan membuat rekomendasi.
Khususnya, setiap konferensi kasus membutuhkan waktu sekitar 30 menit dan
sering dijadwalkan seminggu sekali di sekolah.
Tidak mudah untuk mengumpulkan beberapa guru, pengelola, dan
spesialis. Semakin teratur waktunya, semakin banyak waktu untuk mengerjakan
tugas lainnya. Hati-hatilah karena tipe kerja semacam ini bisa menghabiskan
waktu, terutama pada waktu-waktu tertentu dalam satu tahun. Carilah bantuan.
Sebagai contoh, ajudan bisa mengumpulkan dan mengatur berbagai informasi,
materi dan bentuk. Hindarilah menjadi sekertaris sebuah kelompok dan membuat
janji bagi orang lain. Jika hal ini menjadi masalah, berbicaralah dengan kelompok
mengenainya dan bahaslah bagaimana tanggung jawab tersebut bisa dibagi antar
anggota kelompok.
Sayangnya, terlalu banyak konselor yang tidak memiliki minggu kerja
terencana dan yang gagal mengembangkan program bimbingan dan konseling
menyeluruh. Program mereka sering tidak seimbang karena penempatan dan
pertemuan-pertemuan lain yang berhubungan dengan penempatan pendidikan.

2. Pendekatan Proses untuk Membangun Kembali Program


Bimbingan
Sekelompok konselor Sekolah Menengah Atas memutuskan bahwa
mereka ingin membuat beberapa perubahan pada program mereka. Mereka
menyadari bahwa mereka telah menjadi asisten administratif selama bertahun-
tahun dan terlalu banyak waktu yang dihabiskan untuk membuat jadwal pelajaran
siswa, membuat perubahan jadwal dan menyelesaikan kerja administratif. Setelah
mengkaji jadwal mingguan mereka, jelas sekali bahwa mereka tidak memiliki
program bimbingan pengembangan dan beberapa intervensi konselor (contoh,
konseling kelompok kecil, konseling kelompok besar, proyek fasilitator sebaya)
jarang digunakan. Sebagai kritik atas kerja mereka dan semakin menurunnya
dukungan dari guru, mereka bertemu bersama dan membahas apa yang bisa
digunakan.
Konsultan luar dimintai bantuan. Konsultan bisa saja seorang atau dua
orang konselor sekolah lain di distrik yang setuju untuk memfasilitasi proses,
terutama jika rencana lanjutan digunakan untuk membantu anggota kelompok
memproses situasi.
Para konselor harus melihat sistem dimana mereka kerja, karena dewan
sekolah telah menentukan struktur dengan memutuskan berapa banyak konselor
yang ditugaskan di sekolah. Oleh karena itu, konsultan memulai dengan meminta
kelompok untuk membuat daftar setiap hal yang bisa diselesaikan program
bimbingan dan konseling yang efektif jika ada.
Daftar diposkan setelah dikumpulkan di kertas koran dengan
menggunakan magic marker. Konsultan memfasilitasi sebuah diskusi untuk

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


243
membantu menjelaskan item. Contoh-contoh diberikan. Faktor-faktor lain
ditambahkan dan item-item dihubungkan. Kemudian kelompok diminta untuk
mengurutkan lima atau enam item teratas. Hal-hal yang akan diberikan prioritas
tertinggi dalam sebuah program efektif. Pengurutan ini dilakukan cepat oleh
konsensus kelompok.
Kemudian, kelompok menilai setiap item yang diurutkan lebih tinggi dari
segi apa yang sedang diselesaikan di sekolah. Setiap item dinilai oleh kelompok,
menggunakan skala 0 sampai 5, menurut seberapa baik hal itu dilakukan di
sekolah dari sudut pandang konselor. Sekali lagi, kelompok difasilitasi, dengan
menekankan pada perasaan, klarifikasi dan prespektif yang bisa dimiliki orang lain
(para guru, pengelola, siswa dan orang tua).
Proses ini membutuhkan penggunaan respon fasilitatif tinggi oleh
konsultan, walaupun tugasnya cukup mudah. Para konselor bertambah dan
berkurang sifat defensifnya serta membenarkan apa yang telah terjadi agar
mengakui bahwa hal-hal tertentu tidak berjalan terlalu baik dan tidak diindahkan.
Mereka mengkonfrontasi diri mereka dengan informasi mereka sendiri.
Konsultan meminta kelompok untuk membuat daftar apa yang mereka
lakukan untuk menyelesaikan hal-hal yang ada pada daftar pertama. Hal ini
menekankan macam intervensi yang digunakan. Diskusi diikuti dengan tambahan
kladifikasi bagaimana intervensi serupa dan berbeda. Di satu sisi, konsultan
mengenalkan enam intervensi konselor dasar (lihat gambar 4.1 d bab 4) dan item-
item pada daftar kedua dikategori menurut formatnya. Hal ini dilakukan untuk
mengkonsepkan pekerjaan mereka menjadi rencana yang bisa diatur. Kemudian
bisa mempertimbangkan minggu kerja konselor tertentu bisa terlihat sebagaimana
dalm program komprehensif seimbang.
Setelah membuat daftar apa yang ingin mereka selesaikan, kelompok
mengevaluasi seberapa ahli diri mereka pada setiap intervensi. Saat ini, kelompok
menjadi lebih terbuka melihat kemungkinan-kemungkinan dan sifat membela diri
menurun karena respon fasilitatif menghindari penghakiman, pengecapan, atau
memaafkan konselor. Sekali lagi, sebuah penilaian (1 sampai 5) digunakan untuk
menentukan efektivitas yang tampak.
Hal ini berarti bahwa kelompok ingin mendapatkan lebih banyak pelatihan
skill pada setiap wilayah intervensi konselor, kecuali koordinasi. Mereka
memandang model fasilitatif dan berkonsentrasi pada bagaimana model
pemecahan masalah digunakan dengan berbagai siswa target. Dalam sesi latihan
berkelanjutan, mereka fokus pada pengidentifikasian kelompok siswa target untuk
konseling kelompok kecil dan mendiskusikan bagaimana prosedur kelompok besar
dapat digunakan untuk penjadwalan dan penempatan pendidikan lebih efektif dan
efisien. Para konselor juga membutuhkan waktu untuk mendaftar dan menilai
halangan-halangan kerja mereka dan cara-cara untuk mengurangi atau bekerja
disekitarnya.
Pada kasus ini, konsultasi proses menuju ke arah konsultasi pelatihan.
Ketika pengambilan terjadi dan ketika para konselor mencoba tehnik-tehnik baru
dengan siswa berbeda, terdapat kebutuhan untuk konsultasi kasus. Karena
beberapa siswa mendapat perhatian konselor, semakin banyak informasi yang
tersedia untuk penempatan, ketika penempatan pendidikan merupakan isu dan
proses konsultasi deskriptif-preekriptif digunakan.
Model serupa, dengan beberapa modifikasi, bisa digunakan dengan tim-
tim guru ketika mereka mempertimbangkan metode dan materi pengajaran
mereka. Model ini juga dapat dimodifikasi untuk penggunaan dengan orang tua,

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


244
yang dapat menilai tipe interaksi yang terjadi di rumah dan sikap dimana keluarga
membuat keputusan.

3. Petunjuk Bermanfaat
Problem yang tampak mungkin saja bukan masalah sebenarnya, tetapi
yang terbaik adalah orang yang berkonsultasi mengetahui saat itu juga. Sebanyak
90% waktu, problem yang tampak hanyalah permukaan masalah saja, mungkin
hanya gejala, dan sumber frustasi dan keputusasaan orang yang berkonsultasi
berada di area lain.
Pengidentifikasian masalah adalah bagian konsultasi paling sulit.
Beberapa konsultan lebih suka menangani apa yang ditampakkan oleh orang yang
berkonsultasi pada mereka, dengan anggapan menangani masalah dengan
seketika dan meraih keberhasilan akan memungkinkan orang yang berkonsultasi
untuk menghadapi masalah selanjutnya dengan lebih percaya diri. Konsultan
lainnya masih percaya bahwa seorang konsultan harus memiliki waktu ekstra pada
permulaannya, menanyakan pertanyaan dan mengklarifikasi isu untuk
menunjukkan masalah yang kritis dengan tepat.
Apa yang anda lihat sebagai masalah besar, sebagai pengamat yang
objektif, mungkin tidak sama dengan apa yang dilihat orang yang berkonsultasi.
Hanya orang yang berkonsultasi memiliki semua pengetahuan mengenai kejadian,
kepribadian orang yang terlibat, kondisi kerja, dan berbagai faktor lainnya.
Membutuhkan waktu seumur hidup bagi konsultan untuk benar-benar memahami
semua keadaan dan detail permasalahan. Tidak mungkin konsultan memasuki
ruang hidup orang yang berkonsultasi. Oleh karena itu, orang yang berkonsultasi
berada pada posisi palingtepat untuk mengidentifikasi masalah atau bagian-bagian
masalah yang butuh diperhatikan. Bisa tidak produktif untuk menebak orang yang
berkonsultasi lagi, terutama jika anda membutuhkan wakutu untuk melatih mereka
melalui proses berpikir dan memfasilitasi mengeksplorasi situasi mereka.

4. Resistansi untuk Berubah


Meskipun seorang yang berkonsultasi bisa baik hati berkeinginan untuk
menemukan solusi masalah dengan pihak ketiga, mungkin terdapat beberapa
perlawanan untuk menerapkan rencana tindakan. Mewujudkan rencana menjadi
tindakan membutuhkan sebuah perubahan dari orang yang berkonsultasi
(Dougherty, Dougherty & Purcell, 1991).
Terkadang seseorang yang berkonsultasi akan merasa lebih baik setelah
mereka membahas suatu masalah atau isu dan, setelah itu, mungkin tidak merasa
butuh untuk mengembangkan sebuah rencana ke langkah selanjutnya. Konsultasi
bisa memberikan pengalaman terharu dimana kecemasan berkurang dan
beberapa keseimbangan kembali. Masalah yang tersisa mungkin dihadapi lagi.
Dari ketiga tipe konsultasi yang telah disebutkan sebelumnya, konsultasi
krisi cenderung menghasilkan kecemasan paling besar dan memulai mengambil
tindakan. Terdapat lebih ketidaknyamanan dan motivasi untuk berubah, meskipun
pembelaan diri dan jalan pencerahan bisa terjadi ketika seseorang diliputi stress.
Demikian juga, pendekatan konsultasi remidi biasanya memiliki lebih
banyak energi dibalik keinginan untuk berubah dibandingkan pendekatan
perkembangan. Meskipun konsultasi pengembangan paling masuk akal, terkadang
terdapat sedikit kegelisahan untuk memperbesar komitmen berubah.
Sebagai contoh, sebuah workshop skill interpersonal dapat meningkatkan
kelas dan mencptakan lingkungan belajar lebih baik. Masuk akal dan logis untuk
menangani hubungan sebelum krisis. Kemudian, ketika terjadi krisis, hubungan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


245
positif dapat digunakan untuk mempererat pemecahan setiap masalah yang
berkembang. Tetapi, terlalu masuk akal, terlalu intelek, dan terlalu jauh berpindah
dari keprihatinan jangka pendek guru. Mereka peduli dengan bertahan hidup,
mengahadapi krisi hari demi hari dan memecahkan masalah hari demi hari. Itulah
masalah-masalah yang ada di benak mereka dan yang ingin mereka bicarakan.
Akibatnya, jika anda bekerja dari pendekatan pengembangan, anda
mungkin ingin mencari cara-cara untuk menciptakan sedikit kegelisahan, mungkin
konfrontasi dengan itikad baik. Tanpa adanya kegelisahan, tidak ada motivasi
untuk berubah.

5. Mengatur Waktu Konsultasi


Menemukan waktu untuk konsultasi bisa menjadi masalah bagi konselor,
terutama jika tidak sesuai dengan jadwal mingguan mereka. Salah satu waktu
terbaik untuk berkonsultasi dengan guru adalah selama periode perencanaan dan
segera sebelum atau sesudah sekolah. Terkadang setengah jam pertama pada
hari kerja bisa produktif, karena beberapa guru tiba lebih pagi dan terkadang
mereka ingin berbicara dengan konselor mengenai sebuah kasus.
Menyisihkan waktu untuk seminar guru juga penting, meskipun mungkin
tidak setiap minggu digunakan. Judul seminar bisa menarik orang. Konsultan ahli
atau materi bisa memiliki peran minor, karena guru bisa menjadi sumber mereka
sendiri dengan berbagi ide dan mempraktekkan beberapa tehnik bersama.
Konferensi orang tua selalu sulit dijadwalkan. Beberapa sekolah memiliki
malam orang tua. Tetapi, hasilnya jarang memuaskan karena sering sekali terlalu
banyak orang tua hanya bisa ditemui sebentar. Orang tua yang ingin ditemui oleh
personel sekolah jarang hadir. Seminar guru mengenai konferensi orang tua
biasanya disambut dengan baik oleh para guru. Jika para guru, sebagai Konselor,
bertemu dengan orang tua yang dinasehati pada hari kerja guru atau kesempatan
khusus, maka akan ada keterlibatan orang tua lebih jauh dalam pendidikan anak
mereka.

6. Kunci Multiple Intervensi


Konsultasi hanyalah salah satu intervensi yang bisa digunakan konselor
untuk membantu siswa. Multiple intervensi menyarankan bahwa seorang konselor
menggunakan berbagai alat untuk membantu seorang siswa. Meskipun begitu,
konsultasi mungkin merupakan kunci setiap rencana yang menggunakan lebih dari
satu intervensi, karena hal ini termasuk membantu orang untuk mendukung dan
bekerjasama satu dan lainnya.
Sebagai contoh, sebagai seorang konselor anda mungkin ingin bertemu
dengan siswa secara individu selama beberapa sesi konseling. Kemudian,
berdasarkan apa yang telah anda pelajari, anda bisa bekonsulasi dengan guru
anak tersebut untuk mencari tahu apa yang bisa dilakukan untuk membantunya di
kelas. Mungkin juga berkonsultasi dengan orang tua. Mungkin para siswa bisa
berpartisipasi dalam beberapa pengalaman kelompok. Multiple intervensi
memasukkan beberapa bentuk konsultasi dan paling efektif jika direncanakan
secara sistematis.

7. Berbagi Tantangan
Terkadang para orang tua dan guru menginginkan anda melakukan
konseling dengan seorang siswa. Siswa tersebut mungkin dianggap sebagai
masalah bagi mereka dan mereka ingin memperbaikinya melalui proses konseling
ajaib. Mereka ingin anda menemukan apa yang membuat mereka melakukan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


246
sesuatu, apa yang mereka lakukan dan mengkoreksi mereka. Terlalu banyak
penyerahan, para guru tidak memandang diri mereka sebagai bagian dari proses
bantuan.
Bagilah tanggung jawab untuk membantu siswa berubah. Bagilah
keterlibatan dan energi yang dibutuhkan untuk menghadapi siswa dan membantu
mereka untuk jadi lebih baik. Meskipun konsleing individu atau kelompok kecil bisa
efektif, anda dapat mendapatkan bantuan guru dan membuat orang lain berbagi
dalam tantangan dan tanggungjawab melalui konsultasi.

8. Meningkatkan Iklim Belajar


Konselor bisa memiliki peran penting dalam meningkatkan iklim belajar di
sekolah. Beberapa orang menyarankan bahwa konselor itu spesialis dalam ranah
afektif dan bahwa kurikulum tradisional mengambil keuntungan dari hubungan
dimensi-dimensi afektif dan kognitif belajar siswa (Kaplan & Geoffroy, 1990). Ini
adalah tujuan yang mulia, tetapi para guru harus memandang para konselor
sebagai konsultan daripada hanya ahli kurikulum.
Konsultasi adalah komponen penting dalam menciptakan iklim belajar
yang menyenangkan, yang bisa membuat kerja semua orang lebih mudah. Para
siswa menjadi lebih senang pergi sekolah, bekerja lebih baik dengan guru, dan
lebih sedikit krisis yang melibatkan konselor. Para guru melihat lebih banyak
kemajuan siswa, lebih sedikit memiliki masalah disiplin, dan lebih mudah
membahas topik di kelas mereka. Terdapat atmosfer kooperatif. Konselor juga
mendapat keuntungan dari lingkungan semacam ini, karena mereka telah menjadi
bagian dari usaha tim sekolah. Mereka merasa lebih tidak terisolasi dan tahu
bahwa kerja mereka didukung oleh orang lain di sekolah. Melalui konsultasi, para
guru dan orang tua juga lebih banyak belajar mengenai peran dan fungsi konselor.

J. KEUNTUNGAN, BATASAN DAN KESIMPULAN


1. Keuntungan Konsultasi
a. Konsultasi menggerakkan lebih banyak sumber daya di sekolah untuk
membantu siswa.
b. Konsultasi bia menjadi pengalaman belajar bagi orang yang
berkonsultasi yang dapat diterapkan pada situasi yang sama kemudian hari.
c. Membantu bisa membuat seorang guru menjadi lebih efektif melalui
konsultasi yang memungkinkan konselor-konsultan mempengaruhi
perkembangan keadaan yang baik dan personal banyak siswa yang mungkin
tidak kelihatan oleh seorang konselor. Konseling selama satu jam dengan
seorang siswa, contohnya, memungkinkan konselor untuk hanya menjangkau
seorang siswa. Berkonsultasi dengan seorang guru yang memiliki 30 murid di
kelas memungkinkan konselor menjangkau 30 siswa.
d. Beberapa guru telah memiliki hubungan yang baik dengan siswa-siswa
bermasalah Melalui konsultasi, mereka dapat ditolong untuk memberikan
bantuan pada siswa tersebut, mungkin dengan cara yang lebih terencana dan
sistematis. Konsultasi sebagai sebuah intervensi terutama sesuai dengan guru-
guru semacam ini karena mereka mungkin orang paling tepat di sekolah untuk
mendekati siswa-siswa bermasalah

2. Batasan Konsultasi
a. Konsultasi sering terjadi ketika orang mengalami krisis dan mereka
tidak siap untuk menilai perilaku mereka sendiri sebagai bagian kasus yang
mereka hadapi.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


247
b. Konsultasi adalah layanan tidak langsung yang menyita waktu dari
melakukan intervensi langsung lebih banyak.
c. Konsultasi terlalu singkat dilakukan di sekolah

3. Kesimpulan
Konsultasi berbeda dari konseling. Konsultasi memiliki tempat unik
tersendiri sebagaimana konseling. Jika efektif, konsultasi dapat membantu lebih
banyak siswa menerima layanan bimbingan. Para guru, pada khususnya, dapat
mengambil keuntungan berkonsultasi dengan konseling sekolah mengenai
manajemen siswa dan kelas. Konselor sekolah, sebagai seorang konselor-
konsultan, juga bisa membanti personel sekolah lainnya.
Empat pendekatan konsultasi dasar memfokuskan pada pendiagnosaan
dan penentuan perawatan, pembahasan sebuah kasus, penyedianan workshop
pelatihan, dan penilaian proses sebuah sistem (contoh, sekolah dan kelas).
Pendekatan-pendekatan ini bisa diterapkan kepada para guru, pengelola, atau
orang tua. Model fasilitatif dan tehnik pemecahan masalah merupakan bagian
integral proses konsultasi.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


248
Myrick, RD (1993) Developmental Guidance and Counseling.
Minneapolis: Educational Media Corporation
KONSELOR SEBAGAI
KOORDINATOR BIMBINGAN
Sejak bimbingan dan konseling pengembangan merupakan satu upaya
terorganisir ke Pendidikan pribadi untuk semua siswa, ini memerlukan satu usaha
kerjasama oleh semua personel sekolahan. Kadang kala program sumber
pengulangan dan di luar orang-orang sekolah harus involved. Semua orang
bekerja bersama-sama untuk berbagi keterangan, tukar ide, gol cocok, dan
identifikasi dan menerapkan intervensi. Konselor sekolah dari upaya yang
demikian. sering sebagai koordinator
Konselor sebagai koordinator bimbingan merupakan satu peran umum
pada sekolah. Ini adalah yang keenam dan intervensi akhir yang mana secara
keseluruhan di sekitar pengembangan bimbingan dan program konseling telah
diorganisir. Sementara tidak selalu satu sangat tinggi tampak fungsinya, ini adalah
satu bagian rutin dari satu pekerjaannya konselor. Konsultasi seperti, koordinasi
adalah satu layanan tak langsung ke siswa.. Di sekolah dimana pelayanan
mengarah ke siswa oleh konselor adalah berharga dan terproteksi, banyak
aktivitas pengkoordiniran diasumsikan oleh atau berbagi bimbingan dengan lain-
lain.

A. BATASAN KOORDINASI
Koordinasi sebagai satu intervensi konseling merupakan proses dari
bimbingan tak langsung berbeda pengelolaan layanan ke siswa , meliputi peristiwa
istimewa dan prosedur umum. Ini biasanya melibatkan pengumpulan data dan
keterangan, bahan tugas dan sumber daya, menyusun dan mengorganisir
pertemuan, mengembangkan dan mengoperasikan program khusus ,
menyupervisi dan memonitor lain-lain, dan bersedia memimpin.
Koordinasi melibatkan pengorganisasian dan keiikut-sertaan pada
aktivitas terkait ke panutan fasilitator melatih dan memproyeksikan, program
konselor, guru, anak belajar kelompok, penilaian murid, susunan kepegawaian,
penempatan bidang pendidikan, para professional, dan rekaman murid. Ini sedang
mengorganisir kerjasama usaha untuk membantu murid-murid, dan ini adalah satu
advokat dari pengembangan bimbingan .
Fungsi pengkoordiniran atau intervensi dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Pertama, organisasi sekolah dan Susunan taraf dapat menentukan satu
aktivitas pengkoordinir konselor Paling di sekolah dasar untuk contoh di situ hanya
satu konselor full-time harus mengoordinir jasa bimbingan ke satu derajat lebih
besar dibandingkan konseling pada tingkat sekolah lain . Di sana bukan sebanyak
personalia sekolahan dengan siapa untuk berbagi tanggungjawab, Ada biasanya
konselor lagi pada satu gedung sekolah pada susun lain tingkat, dan mereka dapat
membagi beberapa bea pengkoordiniran. Sebagai tambahan, saat menggerakkan
murid melalui sekolah berbeda tingkat, perubahan kebutuhan dan daya tarik
mereka.
Paling tidak pengurus mempunyai satu pemahaman penuh dengan
pengembangan bimbingan dan program konseling. Sangat sedikit telah dipunyai
pelatihan bimbingan. Sesudah itu,, terpenting pengembangan dan pembantu
administratif adalah paling akrab dengan peran tradisional, sesuatu yang mana

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


249
beberapa ciptakan menolong mereka. Mengintat banyak pengurus ketika
konselor yang pertama dipekerjakan menolong terutama semata dengan
bimbingan karier, test pribadi dan merencanakan. terlalu jauh banyak di sekolah
menengah, adat-istiadat berdua dan satu kekurangan kepemimpinan yang telah
dihasilkan konselor menjadi pembantu administratif. Konselor sering diminta untuk
mengumpulkan data, membuat perubahan jadwal, dan lengkapi bentuk daerah.
Beberapa punyai diasumsikan sejumlah dari tanggungjawab yang besar tidak
bertalian bimbingan dan koseling sebab mereka menghendaki untuk
melaksanakan hal demikian dan karena mereka tampak mempunyai waktu longgar
untuk mengemban satu tugas ekstra atau pekerjaan.

Ketika konselor sekolah sedikit mempersiapkan fungsi pada satu


bimbingan menyeluruh dan program konseling, fungsi pengkoordinir secara khas
menjadi satu peran disukai oleh konselor. Beberapa konselor, sebagai contoh, tak
percaya dari diri mereka sendiri di pimpinan kelompok dan jarang, kalau selalu,
mereka mempergunakan kelompok kecil atau besar memprosedur waktu kerja
dengan siswa. Konselor ini tidak jadi untuk beberapa bea tidak bertalian ketepatan
pengurus. Terdapat beberapa konselor ketakutan untuk mengerjakan dengan
siswa yang mengganggu, barangkali karena mereka tidak-pasti dari apa yang
dilakukan atau mereka yakini bahwa tidak ada apapun dapat dilakukan atas siswa
yang demikian terkecuali memperingatkan. Kekurangan mereka dari keterampilan
dan usaha percaya diri untuk konselor yang menggunakan semua waktu mereka
tidak langsung menyediakan, agak dibandingkan langsung, layanan ke siswa.
Akhirnya, permintaan dan kecenderungan dapat mempengaruhi aktivitas
pengkoordiniran dari konselor. Ketika satu Pendidikan primer diserahkan dari
status Florida pada 1979, ini disambut oleh banyak pengurus dan konselor sebab
ini menekankan awal identifikasi dari masalah belajar di susun K3 dan ini
menolong kemudian memposisikan konselor sekolah . Sementara ini
menambahkan sebuah gelar dari jaminan pengamanan pekerjaan untuk konselor
sekolah dasar, itu juga menambahkan lebih pengkoordiniran. Anak belajar dan
penempatan secara khas bagian dari satu fungsi pengkoordiniran konselor
Bagaimanapun, legislasi baru memerlukan informasi lebih lanjut dan lebih anak
mempelajari pertemuan, yang mana semua mengambil waktu konselor jauh dari
layanan langsung ke anak-anak.
Satu komplain umum antara konselor sekolah yang harus dilakukan
dengan beberapa permintaan yang mereka dapat untuk keterangan murid kesana-
sini. Permintaan ini sering diberikan kepada mereka ketika waktu terbatas.
Kelihatannya, kebanyakan orang-orang merasa konselor mempunyai waktu
cukup untuk mengumpulkan keterangan. Dalam satu kasus, satu permintaan yang
mendesak berasal dari satu kepala bagian, tiba-tiba mempunyai pikiran bahwa ini
akan satu ide baik untuk menulis sebuah catatan pribadi ucapan selamat kepada
masing-masing wisuda senior yang patut mendapatkan beberapa jenis dari
anugrah atau pengenalan di sekolah. Sejak upacara wisuda dekat, tugas untuk
mengumpulkan keterangan istimewa disampaikan ke konselor, siapa selalu
tampak bersedia untuk menjawab ke permintaan demikian pada taji dari pada
waktu.

B. Koordinasi sebagai satu Intervensi Konselor


Koordinasi belum banyak perhatian diterima sebagai satu intervensi
konselor sejak ini Diidentifikasi beberapa tahun berselang seperti salah satu dari
tiga peran utama konselor yaiut konseling, konsultasi, dan koordinasi (ACES

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


250
ASCA, 1966). Kelihatannya, ada banyak aktivitas yang yang mungkin mengisi
pada masa ' koordinasi.'
Pada satu survei dari 193 konselor keunsuran dan sekolah menengah
(Kameen, Robinson, & Rotter 1985), lebih dari 20 fungsi berbeda didaftarkan dan
berpangkat. Beberapa fungsi bukan dipertimbangkan bagian dari program
bimbingan atau tertentu satu golongan tinggi oleh konselor; bagaimanapun,
konselor merasakan wajib untuk melakukan pada mereka.
Apakah mengikuti beberapa contoh yang mewakili dari aktivitas yang
mungkin termasuk dalam pekerjaan dari satu konselor sebagai satu koordinator. Ini
Bukan semua termasuk daftar. Tidak diragukan, beberapa sekolah daerah
mempergunakan satu nomenklatur berbeda dan punya variations mereka sendiri
ketika mendeskripsikan aktivitas ini. Juga, masing-masing sistem persekolahan
mengadopsi ketentuannya sendiri, peraturan, dan prosedur di sekitar terjadi
koordinasi .

1. Mengkoordinir seluruh Program Bimbingan


Barangkali paling penting fungsi koordinasi Sedang asumsi
tanggungjawab untuk bimbingan keseluruhan dan program konseling. Sukses ini
berlanjut mengalami peningkatan bergantung pada kepemimpinan profesional dan
manajemen efektif, yang sering sisa dengan konselor sekolah.
Beberapa penulis e.g, Gibson, Mitchell, & Higgins, 1983) telah mencoba
identifikasi karakteristik dari satu pemimpin program. Mereka menyimpulkan
bahwa orang harus mempunyai satu rekaman profesional masa lalume memenuhi,
mengilhami yang percaya dan dukungan dari lain-lain. Satu rekaman baik
biasanya mempertunjukkan bahwa satu mempunyai satu kemampuan untuk hal-
hal semakin selesai. Secara alami, pertolongan ini kalau satu anggota dihormati
dari professioal dan mempunyai pengetahuan dari riwayat dan keterangan sekitar
akhir Ini Lebih kredibilitas ditambahkan kalau orang juga sudah membuktikan tobe
satu praktisi pakar pada dua pekerjaan individu dan kelompok.
Kepemimpinan yang kuat dapat ditunjukkan pada satu program melalui
presentasi yang meyakinkan dan menulis pernyataan. Kemudian menguraikan
secara singkat satu program model dan hadiah ini ke administrasi atau fakultas,
mendaftar bantuan kerjasama dan dukungan mereka. Rencana seperti itu mungkin
memperinci tujuan akhir dan diharapkan hasil , berbagai peran untuk personalia
sekolah, kemungkinan intervensi, dan aktivitas bimbingan. Posisi kepemimpinan
ini mempercayakan pada kemampuanmu untuk mengilhami dan pengaruh orang-
orang . Itu juga menyarankan bahwa dengan cermat telah terpecahkan persoalan
satu rencana, meliputi posisimu sendiri dan bagaimana peranmu melengkapi
peran bantuan dari orang lain. Program menyeluruh harus punya satu dasar
pemikiran yang mendasari pada saat satu diterima. Filsafat dengan bimbingan
pengembangan dan ini mempunyai komunikasi ke orang lain.
Satu pendekatan kepemimpinan kuat disambut oleh kesibukkan
pengurus dan guru yang menginginkan seseorang untuk mengasumsikan kontrol
dan arah dari satu program yang lekat diidentifikasi dengan posisimu, persiapan,
dan ketrampilan. Mereka menginginkan kamu dan rekan sejawat mu untuk
mengambil tugas dari program bimbingan. Bagaimanapun, kamu juga harus
menunjukkan bahwa kamu sensitip untuk kebutuhan dan daya tarik dari itu dengan
siapa kamu bekerja. Mereka tidak akan mau mendengarkan untuk seseorang yang
pelantak satu program yang mengabaikan prioritas mereka sendiri dan pada
waktu permintaan mereka.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


251
Sementara kepemimpinan kuat mungkin menimbulkan satu image dari
satu dinamis, kuat, dan kepribadian pemerintah, obyektifnya sesuatu dapat
dipenuhi tanpa permainan "General Patton sana mungkin berkesempatan ketika
peran seperti itu diperlukan dan diminta, tetapi sesuatu harus diwaspadai
tentang,gaya flamboyan atau cemerlang, tak peduli bagaimana ide brilian .
Satu pemimpin efektif adalah ahli menyambung program . Menjadi kreatif
dan inovatif, dihargai orang . Juga membuka dan mau menerima ide dari orang
lain. "Mengatakan dan menawarkan adalah dua keterampilan yang diperlukan,
kalau kamu akan mengembangkan satu program bimbingan efektif , sesuatu berita
administrator. Kamu tidak memerlukan semua jawaban-jawaban, tapi kamu agar
mampu memperbincangkan tentang suatu program kebutuan alamat dari
fakultas, orang tua, dan murid.
Satu pendekatan yang berani ke kebutuhan kepemimpinan tidak satu-
satunya jalan lebar. Ke arah yang bertentangan, kepemimpinan efektif dapat
menjadi lebih sulit dipisahkan, terjadi pada satu sistem dimana orang lain berada
pada direktur atau pengurus. Dalam hal ini, fasilitas memodelkan permainan
merupakan satu bagian berbobot. Profesional terampil bagaimana mengetahui
caranya memimpin dan memenuhi hal-hal, dengan tanpa melihat pasangan atau
posisi mereka.
Lebih terperinci, kepemimpinan mungkin dinyatakan melalui rapat panitia
dimana kamu mendengarkan dengan cermat kepada ide yang diekspresikan,
memperjelas dan meringkas titik kunci, kemudian membuat saran tepat waktu . Ini
adalah tidak terlalu berbeda, kadang-kadang, dari beberapa strategi bantuan yang
dipergunakan di konseling dan konsultasi. Satu fasilitator efektif yang mempunyai
semua kometmen adalah dari satu pemimpin efektif.
Kepemimpinan menghasilkan dari jadi terbiasa dengan peran dan
intervensi sekolah itu personalia dapat bermain pada satu program bimbingan dan
konseling. Itu juga dimaksudkan mencari kesempatan ketika yang kamu dapat
berhubungan dengan peranmu, kuatkan filsafat dasar dengan bimbingan
pengembangan, perkenalkan idemu, dan ambil inisiatip untuk menerapkan
intervensi yang sesuai.
Para pemimpin efektif pada bimbingan pengembangan dan konseling
dalam posisi ini di riwayat, mengenali bahwa hanyalah orang-orang yang
mempunyai pengetahuan minimal dan pemahaman dari satu program menyeluruh
dan diliputi peran apa . Ada tidaknya cukup program patut dicontoh untuk membuat
hal yang biasa konsep di pendidikan pada hari ini. Oleh sebab itu, pengkoordiniran
dan fungsi kepemimpinan harus mempertimbangkan Pendidikan dan Pendidikan
ulang dari personalia sekolah, orang tua, dan murid.

2. Mengkoordinir Komite Bimbingan


Dengan tanpa melihat taraf susunan, satu komite bimbingan yang
terorganisir atau dewan bimbingan dapat berguna. Ini biasanya tersusun dari satu
angka kecil dari perwakilan kelompok. Ini juga boleh meliputi dukungan pribadi,
seperti itu ahli jiwa sekolah, spesialis media, dan pengurus. Ini mungkin bahkan
meliputi murid.
Penggunaan primer dari kelompok demikian untuk mendiskusikan
kebutuhan bimbingan dan konseling yang mana berada pada satu sekolah dan
berbagai jalan dimana kebutuhan ini dapat ditemui . Kelompok adalah satu papan
suara untuk konselor, siapa yang dapat menguji ide mereka dan mendapat
beberapa bantuan sebelum melibatkan kelompok seluruh. Satu konselor, antara
lain, memerlukan bantuan pada perencanaan untuk pengantar dari unit bimbingan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


252
kelas di kelas sore dan kesana-sini jalan meminta saran untuk menyajikan ide ke
guru dan untuk mengkoordinir jadwal.
Satu aktivitas umum pada beberapa komite bimbingan adalah untuk
mengembangkan atau menelaah penilaian suatu kebutuhan menginstrumentasi
yang mana dapat diurus ke murid dan guru pada sekolah. Survei kemudian
biasanya dapat bertambah kesadaran fakultas atau umum, peroleh dukungan lagi,
Identifikasi gol, dan setel prioritas. Murid sasaran spesifik atau populasi sasaran
dapat diidentifikasi dengan kepercayaan lagi dan, sesudah itu, satu konselor
mungkin mendapat dukungan lebih untuk penggunaan dari satu intervensi.
Komite dapat mendiskusikan masalah manajemen yang berhubungan ke program
bimbingan dan mereka mengerjakan pemecahan. Anggota panitia dapat
memperbincangkan dengan lain-lain di luar kelompok pada satu perancangan
penjaringan untuk membantu komunikasi pada satu sekolah berhubungan dengan
bimbingan.
Komite District wide atau dewan juga dapat diorganisir. Kelompok
penjaringan ini mungkin terdiri dari sekolah yang berbeda tingkatan dan wakil yang
menelaah program bimbingan dan konseling (Rye & Sparks, 1991).

3. Mengkoornir Penilaian Murid


Mestandarkan test masih dipertimbangkan pada dunia dari pelayanan
bimbingan. Alhasil, konselor sering sering mengoordinir program test sekolah. Ini
mungkin terdiri untuk mengorganisir bahan test dan ketentuan sekolah, test
administrasi, membagikan dan menafsirkan hasil test ke murid, guru, dan orang .
Ini adalah satu peran tradisional untuk konselor, pertama ditekankan ketika
konselor sekolah menengah pada 1960s sedang mencari jalan untuk
mengidentifikasi dikaruniai kemampuan dan murid berbakat.
Paling ada sistem persekolahan sekarang mempunyai seseorang pada
administrasi kantor pusat yang terutama bertanggung-jawab semata untuk
menguji program sekolah daerah. Ini meliputi kecerdasan terbakukan dan program
Test tes prestasi mempunyai jarak penglihatan ketinggian demikian di Pendidikan
jaman ini bahwa prosedur harus sistematis dan organisasi yang baik . Psikolog
sekolah pada beberapa daerah sekolah menyelesaikan dari satu kantor pusat dan
menerima penyerahan untuk assessmen individu, dari sekolah dimana mereka
ditugaskan. Bagaimanapun, kontak atau sumber daya manusia untuk program
test pada satu sekolah secara khas pada konselor sekolah
Administrasi nyata dengan terbakukan test oleh konselor adalah terbatas
pada beberapa cendekiawan atau penafsiran keserasian. Ini semacam test
biasanya dikerjakan ketika seorang psikolog sekolah atau psychometrist tidak
tersedia dan konselor dipersyaratkan untuk mengurus test.
Bahkan ketika semua guru dilibatkan Di Dalam mengurus daerah atau tes
prestasi district wide, atau ketika psychometrist sekolah atau ahli jiwa sekolah ada
tersedia untuk urus. mengkhususkan test, konselor biasanya sebagai koordinator
dari kegiatan demikian. Dalam beberapa hal, seorang asisten administrator,
seorang spesialis kurikulum, atau seorang guru sumber daya ( mapel ) mungkin
mengasumsikan andil dari tanggung jawab paling besar . Tapi, biasanya konselor
dilibatkan ke beberapa tingkatan koordinasi untuk menguji program pada sekolah
mereka.
4. Mengkoordinir belajar kelompok anak
Anak belajar kelompok yang dipergunakan sekolah. Mereka diorganisir
differently dan mungkin punya sebutan berbeda, Tetapi penggunaan umum
mereka adalah untuk memasang sekelompok Profesionl bersama-sama ke ulasan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


253
status dari satu murid. Beberapa kelompok belajar murid berfokus pada
membantu pekerjaan guru dengan murid pada kelas mereka. Tampilan lain-lain
terperinci di kegaduhan belajar dan penempatan pada bidang pendidikan.
Konselor sekolah adalah satu anggota dari kelompok ini dan mengkoordinir
bantuan mereka.
Di sana tampak menjadi lebih rapat pembahasan anak dan susunan
kepegawaian pada taraf dasar Ketika murid mencapai sekolah menengah, Paling
penempatan telah dipecahkan. Bagaimanapun beberapa murid mungkin
kebutuhan khusus masih untuk diperhatikan. Murid sekolah tingkat tinggi mungkin
memerlukan dipelajari oleh dan dibandingkan penempatan untuk diorganisir.
Beberapa murid mungkin menyetujui untuk memperlihatkan tanda lagi dari
emosionally menghambati kelas. Penempatan sebelumnya harus pada waktu
tertentu ditelaah untuk kepantasan arus.

5. Mengkoordinir bermacam-macam Intervensi


Beberapa Intervensi pada bimbingan melibatkan beberapa orang-orang
yang sedang mengerjakan dengan satu murid atau sekelompok murid. Ini
mungkin dijamin pribadi( misalnya guru, pekerja sosial) atau pendamping tidak
dijamin (misalnya. Relawan orang tua , pekerja auxlliary dari para agen
komunitas/ LSM)
Murid mungkin direferalkan ke kamu disebabkan seseorang. Dikaitkan
tentang kesejahteraan mereka dan seorang murid diijinkan atau tidak diijinkan
menjadi satu calon untuk mengorganisir ketetapan pada P.I 94 -142 . Disana
masih.Ada satu masalah Sebagai satu konselor. Kamu mungkin memanggil
bersama sekelompok orang-orang siapa mungkin mampu untuk membantu .
Seperti Koordinator kamu menganjurkan kelompok mengeksplorasi keadaan
kemudian untuk mengembangkan satu rencana yang dapat melibatkan beberapa
Intervensi.
Konselor seperti koordinator dari beberapa Intervensi Ada satu peran
yang tidak dapat diabaikan. Jika tidak, satu pendekatan terbagi-bagi untuk
membantu murid, itu hasilnya biasanya kurang efektif dan satu penggunaan tidak
efisien dari waktu. Memulai dan intervensi perkalian pengkoordiniran adalah
tanggungjawab dari konselor.

6. Mengkoordinir Intervensi Krisis


Peristiwa tragis terjadi dalam komunitas dan sekolah pengaruh itu tinggal
dari murid dan staf. Satu anak mungkin meninggal tidak expectedly. Satu badai
menghancurkan awalnya situasi sekeluarga. Rasial atau rasa kesukuan mungkin
menyebabkan murid untuk berkumpul dan membuat ancaman. Satu murid
mungkin telah bunuh diri atau satu orang tua marah mungkin punya stormed ke
dalam sekolah dan seorang guru terancam. Terdapat sebuah kerawanan di tangan
dan kemudian lebih sering yang tidak, pengurus akan menginginkan konselor
untuk membantu padai keadaan sulit ini.
Kadang kala konselor mungkin diminta untuk mengambil intervensi krisis
satu lead in pengkoordiniran.Ini tidak berarti bahwa konselor semata-mata
bertanggung-jawab untuk aksi apapun yang mungkin diambil. Ke arah berlawanan,
konselor hanya satu bagian dari usaha team-elit . Sebagai contoh, suatu rencana
dukungan kerawanan pada sekolah menyediakan arah untuk satu kombinasi
layanan konselor, psikologis, pekerja sosial, pengurus, komunitas sukarelawani
dan kelompok bantuan.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


254
Tiap-tiap sekolah harus mempunyai satu rencana intervensi krisis yang
dapat dimulai pada taraf berkembang. Beberapa sekolah daerah juga mempunyai
kerawanan dukungan kelompok daerah" dan merencanakan yang melibatkan
orang dari luar suatu sekolah tertentu (Guduie, 1992).
Dalam banyak kesempatan, satu prinsipal asisten, kalau tersedia akan
mengoordinir kerawanan upaya intercensi pada suatu sekolah, walau peran dan
fungsi bimbingan dan spesifik dan jasa konselor dengan cermat terencana dengan
konselor sekolah.

7. Mengkoordinir Referal
Kadang kala masalah murid melebihi sumber daya itu ada tersedia pada
suatu sekolah. Keadaan mungkin juga kompleks atau berada di luar bidang area
dari bimbingan tetap dan layanan konseling . Kadang kala, orang-orang muda
memerlukan lebih Intensive bantuan, barangkali terapi atau lebih meluas treatment
perbaikan, untuk menolong mereka mengatasi masalah pada hidup mereka.
Pekerjaan konselor sebagai satu koordinator di dalam menunjuk murid
dan keluarga mereka ke profesional pada komunitas yang punya waktu,
pengalaman, dan kemampuan untuk dibantu . Ini memerlukan satu pengetahuan
dari siap referal mencari sumber dan mem buka sistem komunikasi dengan
mereka.
Konselor praktis mempunyai satu buku catatan sumber referal dekat,
yang meliputi nama-nama dan alamat dari para agen, hubungi orang dan titles
mereka, dan nomer telepon. Mereka telah mengambil waktu untuk mempelajari
bagaimana satu agen secara khas mengerjakan dengan referal dan mereka
mengetahui apa harapan ketika satu kasus ditunjuk. Dengan sering
mempergunakan para agen, mereka biasanya mempunyai satu nama awal
mengerjakan hubungan dengan seseorang dengan siapa di situ dapat satu
pertukaran baik dari keterangan dan ide.
Referal tidak berarti bahwa tanggung jawab untuk kasus berakhir. Ini
menyiratkan bahwa beberapa prosedur tindak lanjut akan berhasil. Banyak para
lembaga kemasyarakatan juga diliputi dengan caseloads mereka sendiri yang
tidak boleh disediakan laporan perkembangan , Yang kasus konselor mungkin
harus membuat suatu pemeriksaan periodik orang-orang muda itu siapa yang
telah direferal. Rekomendasi untuk perlakuan sekolah atau bantuan harus dari
lembaga. Di sana mungkin pimpinan untuk konsultasi dengan guru.
Penyerahan sistematis memprosedur koorniasi oleh satu konselor dapat
memastikan bahwa masalah berpengaruh nyata tidak pergi tak ketahuan atau
terabaikan. Sebagai tambahan, proses penyerahan ditingkatkan ketika pada
pelayanan atau pelayanan pengembangan membantu satu fakultas mendatang
sadar akan masalah potensial dan untuk mengetahui bagaimana caranya
membuat referal yang sesuai.

8. Mengkoordinir pengembangan Staf dan pelayanan


Satu konselor sering menjadi meminta tolong mengaji kebutuhan
profesional dan Daya Tarik dari satu fakultas sekolah dan untuk menolong rencana
beberapa sesuaikan pengembangan staf atau tempat pelayanan. Kadang kala,
satu konselor mempelajari situasi, barangkali dengan pertolongan dari Komite
Bimbingan, kemudian membuat rekomendasi terpenting. Terpenting mungkin
memberi konselor tugas dengan satu pengkoordiniran tempat pelayanan,
terutama kalau ini lekat berhubungan dengan bimbingan dan konseling. Pengurus
sering melihat konselor, seperti pakar pada manusia hubungan dan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


255
pengembangan kelompok, yang terbaik untuk mengorganisir dan mengoordinir
program pengembangan staf pada sekolah mereka.
Paling efektif staf program pengembangan itu yang berkepanjangan atau
diselesaikan waktu berlalu . Mereka biasanya melibatkan satu presentasi ide,
demonstrasi, praktek, dan satu tugas dimana ilmu pengetahuan tentang teknik
diterapkan ,Pada tambahan guru menyukai kesempatan untuk menjumpai dan
membicarakan tentang kesuksesan dan masalah berhubungan kepada sesuatu
yang belajar pada satu tempat pelayanan perbaikan. Pertemuan tindak lanjut
dapat menguatkan konsep yang didiskusikan pada satu tempat pelayan, dan
mereka orang-orang lagi menganjurkan mereka untuk mencoba pada pekerjaan
mereka.

9. Mengkoordinir Paraprofessional dan Tenaga Sukarela


Tiap-tiap sekolah mempercayakan pada saat bantuan dari orang-orang
yang mengerjakan seperti asisten, pelayan istimewa atau staf tenaga sukarela.
Masa paraprofesional biasanya mendeskripsikan orang-orang yang tidak dijamin
seperti profesional pada satu sekolah. Mereka memerlukan keduanya pelatihan
dan pengawasan paling efektif, dengan tanpa melihat tugas atau biaya.
Satu pelatihan program pengkoordiniran untuk dapat paraprofessionals
mencurahkan ke konselor. Pelatihan seperti satu panutan fasilitator program
pelatihan , dengan perhatian khusus memberikan sekolahan ketentuan dan
prosedur, keterampilan fasilitatif waktu kerja dengan murid dan guru, dan
keterampilan terkait untuk satu fungsi pekerjaan spesifik.
Pemanfaatan dari paraprofessional pada satu program bimbingan dan
konseling ijinkan menjamin konselor waktu lagi untuk menyediakan pelayanan
yang memerlukan keterampilan khusus dan pelatihan. Paraprofessional atau
bantuan tenaga sukarela dewasa, dengan pelatihan sesuai dan pengawasan,
dapat menolong dengan tugas kantor rutin atau pekerjaan secara langsung
dengan orang-orang. Pekerja clerical, untuk contoh, dapat:
mengumpulkan dan melihara file
mempersiapkan dan mereproduksi materi
membantu dengan koleksi dari data murid dan pencatatan murid
membantu di administrasi dan monitoring dari test kelompok atau aktivitas
bimbingan.

Beberapa paraprofessionals yang mempunya keterampilan istimewa dan


telah membuktikan bahwa mereka dapat menerima biaya tambahan. Mereka
mungkin melayani sebagai satu orang yang yang berkemampuan yang dapat:
Membuat catalog dan materi file pada sumber daya karier pusat pertolongan
Memberikan bantuan mencari keterangan dan materi
Membantu konselor di dalam menyajikan berbagai unit pada
kurikulum bimbingan.
Membantu murid pada penggunaan dari computer karier program ized
Mengoperasikan audio dan peralatan video
Memberikan bantuan meneliti data dan mempersiapkan laporan
Memberikan bantuan pengembangan, di bawah pengawasan unit bimbingan
pengembangan yang mungkin diberikan ke murid.

Oleh sebab itu, ini adalah bijaksana bagi satu konselor untuk mengambil
satu peran aktif pada pemilihan dari paraprofessional yang akan bekerja pada

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


256
kantor bimbingan dan untuk dengan sepenuh hati mengasumsikan bertanggung
jawab untuk menyediakan pelatihan, mengarah, dan pengawasan dari mereka,

10. Mengkoordinir rekaman murid


Tadinya, Konselor sekolah yang berwenang pengorganisasian dan
pengkoordinir rekaman sekolah . Dengan kedatangan dari pelayanan membuat
angka test, komputer, dan bantuan lain, tanggungjawab ini mempunyai dimin
menumpahkan dengan sangat . Banyak sekolah sekarang mempunyai pencatat
modal saham atau satu sekretaris, siapa, dengan bantuan dengan asisten Clerical,
Adalah bertanggung-jawab untuk memelihara rekaman sekolah , penyimpanan
dan perolehan kembali mereka. Bagaimanapun, beberapa sekolah masih konselor
sekolah yang mendapat hak untuk mengoordinir , mengkoleksi dari keterangan
untuk murid kumulatif mengarsipkan dan manajemen dari rekaman.
Ketika satu aktivitas konselor ber "itikad baik" dan melanggar suatu
hubungan rahasia, ini harus berada di dalam daya tarik terbaik dari murid.
Kelihatannya, terdapat beberapa perbedaan prosedural antara konselor pada
tingkat susunan berbeda . Banyak sekolah d perasaan dasar konselor mewajibkan
untuk berbagi keterangan dengan anak-anak mereka kesana-sini orang tua
(Wagner, 1981).
Konselor harus mengenali pembatasan dari keterampilan mereka dan,
ketika menyesuaikan, menunjuk untuk orang lain yang jadilah lebih berkompeten
atau pada satu posisi lebih baik untuk menyediakan bantuan spesifik memerlukan
konselor diwajibkan di mata hukum, Status untuk melaporkan kasus demikian
seperti pelecehan anak, bunuh diri, atau kejadian ketika satu murid berniat
melakukan merugikan jasmani orang lain.
ini mungkin diingat bahwa digaransi hak oleh the U.S. Constitution (e.g.,
ist, 4th, Sth, and 14th Amendments) telah diluas ke murid. Murid mempunyai hak
untuk didengar, ke proses hak, dan dilindungi terhadap pencarian tidak beralasan
dan pembebasan. suatu sidang berpegang bahwa keleluasaan pribadi benar dari
murid sekolah negeri harus ke penjara "mengesampingkan govermental tertarik
untuk di selidik satu alasan kecurigaan mampu dengan tindakan tidak sah
dipergunakan" oleh murid. Lokers murid dapat dicari dan selundupan tidak sah
dapat ditangkap. Namun, untuk menuduh murid mempunyai konstitutional benar,
lebih selalu dilindungi dari sebelum, dan ini tidak boleh dilanggar.
sebagai tambahan, menurut hukum mengucapkan; murid mempunyai
satu kebenaran ke pelayanan konselor pada suatu sekolah. Dari melihat
pelayanan itu guru atau pengurus tidak dapat mencegah seorang murid.
Sebagai standar etis dari pemangkuan jabatan konseling, hak murid
dewasa, dan pengaruh dengan status sah mendatangi ke dalam kegiatan dengan
satu sama lain, behooves ini konselor untuk menjadi lebih akrab dengan nasional
dan status hukum yang mempengaruhi pekerjaan mereka. Ini penting bahwa
konselor mengetahui pembatasan mereka, kewajiban, dan kewajiban potensial.
Prosedur sistematis. berlandaskan petunjuk profesional dan pencatatan saksama,
dapat memperkuat satu program bimbingan dan konseling dan menyediakan lebih
kepercayaan kepada konselor pada pekerjaan mereka.
Rekaman sekolah dapat menyediakan satu sumber daya dari yang
mengidentifikasi kecenderungan penuh arti, masalah potensial, dan murid yang
mungkin ditargetkan untukdibantu. Satu ulasan laporan rangkuman dan data
tertentu menarik kesimpulan rekaman mungkin menolong identifikasi pola atau
cenderung pada satu sekolah. Keterangan demikian biasanya membangun satu

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


257
kasus untuk bimbingan pengembangan atau barangkali untuk menekankan suatu
kebutuhan itu harus menjadi tertuju.
Mempengaruhi rekamanmu sendiri, bahkan catatan tulisan tangan dapat
subpoenaed oleh persidangan dan membuka untuk inspeksi seperti bagian dari
rekaman sekolah . Semua catatan atau percakapan terekam tunduk kepada
bagian dari cara bekerja proses pengadilan, kalau penting ditemukan ke satu
kasus oleh otoritas sah. Pencatatan antara konselor membedakan dengan sangat,
walau konselor cenderung pada sekolah sebagai dasar untuk lebih
mempertahankan catatan dan untuk lebih mempunyai prosedur sistematis untuk
menyimpan rekaman pada intervensi dan pekerjaan mereka dengan orang lain
dibandingkan konselor melakukan susunan pada lain tingkat.
Beberapa sistem persekolahan memerlukan konselor untuk
mempergunakan sistem kode dan untuk merekam angka dari kelompok individu
atau kekecilan sesi konseling yang mereka sediakan. Aktivitas lain juga
pengkodean. Kemudian, satu laporan rangkuman mungkin ditulis pada akhir dari
satu periode atau menyusun pada akhir tahun. Bagaimanapun, kode demikian
Bukan sama halnya menulis perincian tentang suatu kasus.

11. Mengkoordinir TeacherAdvisor Program ( TAP )


Seorang konselor sekolah mungkin ditugaskan koordinator untuk TAP.
kepedulian memprogramkan kebutuhan seseorang yang dapat membantu
mengorganisir kuriklum, menyusun materi vb dan sumber daya, dan jadi satu
trouibleshooter ketika masalah dikembangkan. Di tengah dan sekolah menengah,
ini dapat melibatkan satu konselor mempekerjakan pada satu sekolah. konselor
lain mungkin menolong bagian koordinasi dari program.
Beberapa sekolah telah memilih mempunyai satu pelayanan guru
sebagai fulltime atau koordinator parttime dari TAP. Bagaimanapun, konselor
mengerjakan melekat dengan Koordinator TAP dan koordinasi bantuan pelayanan
bimbingan menyampaikan melalui TAP.

12. Mengkoordinir Peer Facilitator Program


Sebagai satu konselor, kamu mungkin satu panutan pelatih facilitator dan
koordinator program. Kalau orang lain pada sekolah adalah pelatih, kemudian
kamu akan mau mengerjakan melekat dengan orang itu untuk mengidentifikasi;
mengembangkan, dan mengkoordinir beberapa bantuan program untuk fasilitator.
Suatu fasilitator peer group sekolah menengah memutuskan rekan
istimewa ke sekelompok murid dasar identifikasi oleh guru mereka sehingga perlu
perhatian ekstra. Panutan pelatih facilitator (satu guru) dan satu konselor sekolah
dikerjakan bersama-sama untuk mengoordinir program. Satu konselor sekolah
dasar juga terbelit bersama mereka mengeksplorasi program dengan beberapa
guru yang menyesuaikan petunjuk beberapa murid ke peer fasilitator dan untuk
menyediakan kapan-kapan saja sepanjang hari untuk mereka jumpai. Konselor
dari berdua program terkoordinir prosedur sekolah, dan mereka bersama-sama
satu evaluasi terkoordinir dari program.

13 Mengkoordinir Events Bimbingan Khusus


Masing-masing sekolah mempunyai aktivitas bimbingan istimewa atau
peristiwa yang terkoordinir oleh konselor sekolah . Antara lain, di sekolah
menengah sepanjang negara, terdapat sebuah Perguruan Tinggi .Ketika malam
yang orang tua dapat memperbincangkan dengan konselor dan orang-orang
sumber daya lain sekitar anak-anak mereka perdagangan berjangka bidang

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


258
pendidikan. Mereka mempelajari bagaimana caranya berlaku bagi perguruan tinggi
berbeda dan untuk mendapatkan masukan yang diperlukan. Mereka mendengar
tentang pinjaman keuangan dan kesarjanaan. Walau kebanyakan dari informasi
ada tersedia di buletin perguruan tinggi, selebaran mimeographed, dan tempat
lain, demikian satu peristiwa dipertimbangkan satu pelayanan tradisional pada
sekolah menengah. Kalau ini konselor terencana dan terkoordinir, ini adalah
menciptakan satu pengamatan baik dengan publik.
Sekelompok orang tua dikaitkan tentang kurikulum Pendidikan jenis
kelamin yaitu akan menjadi diperkenalkan untuk anak-anak mereka seperti bagian
dari satu sekolah terencana program. Konselor sekolah dasar terorganisasi dan
rapat terkoordinir dimana induk dan warga terkait diberikan satu penglihatan awal
dari program dan satu kesempatan untuk meminta pertanyaan. Konselor
melaporkan bahwa pengkoordinir seperti itu pertemuan adalah penting dan
demikian penggunaan dari fasilitatif model di pimpinan bahasan dengan orang
tua.

14. Pengambil bagian pada Komite Kurikulum


Seorang konselor sekolah akan sering menjadi satu anggota dari sekolah
merencanakan komite,seperti itu komite kurikulum. Komite ini menguji curiculum
dari satu sekolah dalam kaitan dengan obyektif dan hasil yang diinginkan.
Konselor mendengarkan attentively ke bahasan, menawarkan saran ketika sesuai,
dan ambil posisi dari menjadi advokat untuk bimbingan pengembangan. Sebelum
komite paling sedikit mempunyai satu anggota yang "mendengarkan dengan
sepertiga telinga" untuk hal-hal itu yang melibatkan bimbingan dari orang-orang
muda pada tetap kurikulum sekolah.

C. FAKTOR- FAKTOR YANG PERLU PERTIMBANGKAN


1. Pembuang waktu atau penghemat?
Walau sebanyak 50% satu waktu konselor mungkin dipergunakan untuk
bimbingan peristiwa koordinasi dan aktivitas, beberapa konselor melaporkan
bahwa ini masih tidak cukup waktu untuk melakukan semua yang diharapkan dari
mereka. Perasaan mereka berlimpah dengan apa mungkin dilakukan dan dengan
yang ditugaskan ke mereka seperti biaya.
Satu cara untuk melindungi yang lain lima intervensi konselor menjadi
dilanggar pada saat sesuatu pengkoordiniran adalah untuk mempunyai satu
kalender mingguan yang memperlihatkan waktu menghalangi darimana intervensi
tertentu secara teratur terjadwal. Beberapa peristiwa permintaan itu ekstra untuk
perhatian pada situasi tertentu tahun harus dijadwalkan pada satu konselor
kalender tahunan; memperlihatkan peristiwa oleh susunan berbeda periode.
Kemudian, fungsi koordinasi dapat diatur melalui tahun, dengan beberapa aktivitas
atau peristiwa telah tergelar berlalu lebih dari satu susunan receiving periode dan
orang lain diskonsentrasi usaha untuk satu waktu tertentu.
Kalau fungsi pengkoordiniran dapat diatur secara efektif diantara
skedulenya konselor, kemudian ini dapat satu fitur penyelamatan waktu, sejak
koordinasi dari bimbingan memperoleh pertolongan dari orang lain. Kalau terlalu
banyak peristiwa atau aktivitas yang tidak bertalian ke rangkak bimbingan ke
dalam beban kerja konselor, kemudian pengkoordiniran mungkin satu pemborosan
waktu.
Beberapa konselor, pada hasrat layanan mereka dan untuk mendapat
penghargaan. dari orang lain, mendesak untuk mengasumsikan koordinasi dari
beberapa tanggungjawab tidak bertalian. Ini mungkin memberikan mereka satu

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


259
perasaan kepentingan atau satu rasa yang mereka perlukan. Beberapa konselor
melihat posisi mereka sebagai satu batu loncatan ke administrasi dan mereka
menyambut kesempatan untuk hampir mengoordinir apapun untuk
mempertunjukkan keterampilan administratif mereka.

2. Siapa yang dapat menolong selain itu?


Barangkali paling penting pertanyaan untuk satu konselor yang mau
menyampaikan satu program seimbang dengan lebih langsung bimbingan dan
layanan konseling ke murid adalah: Siapa selain itu dapat melakukan pekerjaan
ini? Siapa yang dapat menolong selain itu ?
Antara lain mungkin kamu mampu untuk mengidentifikasi tugas tertentu
itu dapat dikoordinasi oleh salah satu pengurus pada sekolahmu barangkali satu
asisten di bawah pengawasan pengurus. Satu guru mungkin jadilah untuk
mengepalai atau mengoordinir satu aktivitas sekolah, terutama kalau ini dari
perhatian khusus ke orang.

3. Ada apa kalender?


Mencatat dari hari ketika test distandarkan diurus pada satu sekolah atau
ketika peristiwa khusus dijadwalkan dapat menolong satu rencana konselor untuk
intervensi tertentu. Konselor di sekolah menengah mengerjakan sesuatu melekat
dengan guru pada satu TAP untuk menolong semua alat pengukur kedelapan
untuk mengembangkan sekolah menengah rencana empat tahun. Unit ini
dijadwalkan pada mulai dari tahun sebelum pendaftaran untuk kelas pada sekolah
menengah. Masing-masing akademik diminta untuk menelaah beberapa daftar
kata-kata penting dan bahasa murid yang mana memerlukan buat pemilihan kelas.

4. Apakah ini satu-satunya cara?


Beberapa sekolah menengah berlanjut melihat murid secara individu agar
menjadwalkan kelas, ketika ini dapat sama halnya dengan mudah dilakukan dalam
kelompok kecil atau besar. Jadwal dapat dicek untuk keakuratan oleh pengamat
fasilitator yang sedang mengerjakan dengan seorang konselor pada satu
kelompok besar.Demikian juga, "penjadwalan arena" mungkin sesuai untuk
mengurangi angka dari hari yang ini ambil murid keluar kelas mereka. Dalam hal
ini, murid bergerak berputar-putar pada satu area besar, membuat kontrak untuk
kelas. Komputer dan ketua kelas juga sangat menolong, terutama ketika satu
tubuh murid besar dijadwalkan.
Beberapa konselor berlanjut memanggil murid perorangan untuk kantor
mereka untuk membicarakan tentang mutu rendah atau kemungkinan dari mereka
tidak memeperhatikan pelajaran karena akibat satu kekurangan kredit. Ini mungkin
sama halnya dengan mudah dilakukan dalam kelompok kecil atau besar, atau
barangkali seperti bagian dari TAP
Sekelompok konselor sekolah menengah mengasumsikan bahwa mereka
adalah orang-orang terbaik untuk menjadwalkan murid untuk kelas sebab mereka
yang punya map kumulatif pada kantor mereka, mereka bertanggung-jawab untuk
mencocokkan perhitungan kredit, dan mereka "tahu murid terbaik." Ini adalah
dugaan salah. Guru kelas tidak hanya mempunyai lebih kesempatan untuk
mengetahui murid baiknya, tapi mereka mungkin pada posisi terbaik untuk
menentukan penempatan bidang pendidikan mereka p. Sebagai contoh, guru
matematika siapa bonggol akrab dengan kurikulum matematika dan cara yang
ditempuh oleh departemen matematik diorganisir mungkin pada satu posisi lebih

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


260
baik untuk menjadwalkan murid untuk kelas matematik dibandingkan konselor. Ini
juga benar untuk Inggris ilmu sosial , pengetahuan, dan pendidikan jasmani.
Satu upaya pengkoordiniran mungkin satu trade-off yang efektif untuk
intervensi lain. Antara lain, satu anak mengkoordinir kelompok pembahasan atau
susunan kepegawaian mungkin memperbolehkan kamu untuk mengerjakan
sebagai seorang konsultan dengan guru yang melibatkan dan untuk membangun
satu hubungan pekerjaan yang kamu dapat menggambar pada saat kemudian
ketika membangun satu Intervensi perkalian untuk satu individu

D. STUDI KASUS
1. Kasus dari Sheille
Sheille adalah seorang anak perempuan menyusun detik yang gambar
perhatian dari guru kelas dia sebab dia tampak letih dan ditarik. Dia kadang-
kadang ditangiskan untuk tidak ada alasan nyata. Padanya menyebabkan
mengeluh dari nyeri perut. Guru yang mengagumi kalau di situ mungkin menjadi
pelecehan anak ketika dia mendengar Shellie berkata ke perempuan kecil lain,
"Aku membenci paman Fred , dia selalu meletakkan tangannya sampainya pada
pakaianku dimana yang mereka tidak diperboleh.'
Guru ketakutan untuk mengejar hal itu karena takut yang dia mungkin
menyebabkan satu masalah kalau di situ bukan apapun. Dia merundingkan
seorang konselor sekolah, siapa yang menyesuaikan untuk diperbincangkan
dengan Shellie. Selama sesi konseling perorangan, anak perempuan yang
mengatakan pada konselor sekitar " paman Fred" dan bagaimana dia secara
seksual terlecehkannya.
Di mata hukum konselor diwajibkan untuk melaporkan keadaan dan
menjelaskan itu ke Shellie, walau dia pleaded bahwa rahasia menjadi
dipertahankan. Kalau rahasia bukan dipertahankan, dia mengatakan dia akan
sungguh pasti berada di dalam trouble besar konselor berlanjut mengerjakan
dengan Shellie, membicarakan tentang apa yang dia mungkin lakukan keberadaan
Fred dan tentang beberapa hal berhubungan pekerjaan sekolahnya anak
perempuan .
Sedangkan konselor juga dipanggil komunitas kesehatan dan agen
pelayanan rehabilitasi, dimana tersangka kasus dari pelecehan anak dilaporkan.
Seorang pekerja kasus pada agen pergi ke situs awalnya anak dan
memperbincangkan dengan ibu. Ini mengungkap bahwa Fred adalah tak satu pun
relatif. Dia tinggal di dalam gerbong yang sama meramahi dan dia
memperbincangkan dan memainkan dengan anak-anak Pada persidangan,
selama sementara ketika sekolah terbongkar dan orang tua mendatangi situs awal
yang mengerjakan. Di sana tak seorangpun untuk menyupervisi Shellie. Ibu dia
sedang mencoba untuk menabung uang pada kepedulian anak. Sebagai hasil
kunjungnya case worker, dia tunjukan anak perempuan bagaimana caranya
mengambil satu kunci yang mereka telah sembunyikan bersama-sama dan
dibiarkan sendiri ke dalam gerbong . Dia untuk menonton televisi hingga ibunya
mendatangi rumah. Seorang wanita tetangga mengingatkan waspada berdekatan .
walau dia bukan dibayar untuk mencenderungkan ke dia.
Tidak ada apapun dapat menjadi bukti tentang Fred. Di sana tidak ada
bukti dari Phisik, dari pelecehan seksual itu dapat diambil untuk ramahi. Sejauh
mana, ahli mengusut yang diperingatkan ibu bahwa Shellie ditelantarkan dan tidak
mendapat pengawasan setelah sekolah. Seorang ibu mengatakan anak
perempuan itu seharusnya tidak ada bersama dengan Fred tanpa pengawasan. *

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


261
Ahli mengusut tidak berlanjut dengan kasus berada di luar kunjungan awal
dengan orang-orang pada persidangan gerbong dan satu konferensi dengan ibu.
Sungguh sial, penyelesaian dari kasus dan hasil ini bukan dilaporkan ke konselor
hingga konselor me ambil inisiatip memanggil agen dan bertanya mengucapkan
dengan orang ke siapa kasus ditugaskan. Setelah beberapa diskusi, ini disetujui
bahwa Shellie memerlukan ke pekerjaan lagi dengan konselor untuk mempelajari
bagaimana caranya mengambil dengan alamat sendiri.
Konselor yang berbincang dengan guru kelas, melaporkan beberapa
penemuan, bahwa guru masih khawatir dan berkonsultasi lebih kepada konselor.
Mereka merencanakan beberapa hal itu mungkin dapat menolong Shelle yaitu
sebuah unit bimbingan kelas pada pelecehan seksual, sedikit lagi kesempatan
untuk shellie konselor alami untuk memperbincangkan lebih tentang sekolahnya.
Pada konseling kelompok dan bimbingan kelas sekitar ketegasan dan perkataan '
Tidak Ada ' untuk orang-orang yang ' ambisius.'
Kelanjutannya dapat diamati bahwa sikap Shellie di lingkungan sekolah
tampak sulit meningkat mengaji dia setelah sekolah peduli, tapi ini terkabar bahwa
dia tidak lagi membelanjakan waktu sendiri dengan paman Fred . Shellie
mengatakan kepada konselor, "Dia sungguh bai kepadaku sekarang, tapi Ibuku
mengatakan aku tidak dapat pergi ke gerbong di kemudian hari. Aku dapat hanya
memperbincangkan dengannya ketika anak-anak lain ada di sana... dan pada
serambi (satu di luar beranda belakang)

2. Kasus lain
Pada kasus lain, seorang guru kelas mencatat bahwa satu anak laki-laki
taman kanak kanak ceroboh pada sampai dan lengan tangannya. Dia mengeluh
tentang sapu yang didapat dari neneknya, dengan siapa dia dan kakaknya hidup.
Dia sangat melukaiku buruk ketika dia marah. Guru yang mengagumi kalau
ceroboh dari satu rokok dan rundingkan konselor sekolah. Konselor, pada
gilirannya diperbincangkan dengan anak laki-laki, dilihat sakit menyangka bahwa
mereka ceroboh, barangkali dari pelecehan anak.
Komunitas jasa kesehatan dipanggil untuk menolong suatu kasus. Agen
melaporkan bahwa satu investigasi berkata dengan nenek dan lengan tangannya
anak laki-lakinya kelihatannya mempunyai beberapa alami kulit. Kasus dijatuhkan.
Beberapa minggu kemudian, bagaimanapun, guru dan konselor memperhatikan
bahwa ' discoloring" dapatkah dihilangkan dan yang anak laki-laki mereka tidak
lagi dikeluhkan sekitar dikalahkan di situs awal. Konselor mengerjakan sebagai
seorang konsultan dan satu koordinator, dapat mengawali satu intervensi yang
positif untuk laki laki .
Masih contoh lain dari seorang konselor bekerja sebagai satu koordinator
dan konsultan mengambil tempat dengan satu anak laki-laki siapa experiencing
kemasygulan jengkelkan. Ahli terapinya telah memanggil Konselor sekolah dan
disebutkan itu anak laki-laki bukan jawab sumur ke treatment. Yang anak laki-laki
telah mengancam bunuh diri dan memperbincangkan dari hidup sebagai tidak
berarti. Ibunya telah comndtted ke bangsal psikiatris dari satu rumah sakit lokal
untuk tercoba suidde pada tiga kesempatan berbeda.
Konselor sekolah rundingkan gurunya anak laki-laki dan belajar bahwa
dia satu kali atau yang twke telah katakan, "Aku tidak dapat lakukan ini, apa itu
penggunaan... ? Aku harus baru mati (atau bunuh sendiri)." Hal 7he bukan dipecat
seperti omong kosong atau sebagai satu gerak-gerik ttg drama untuk memperoleh
untuk perhatian, terutama karena akibat lelaki riwayat keluarga.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


262
Ahli terapi dan Konselor yang bicarakan tentang intervensi bimbingan
macam-macam pada sekolah yang yang dapat menjadi sangat menolong dan
bagaimana pekerjaan counse4oes mungkin supplement pekerjaan dari ahli terapi
counselor dan guru jadilah lebih siaga ke suasana hatinya anak laki-laki dan
dicoba untuk mendirikan hubungan positif dengan dia. Pengkoordinir satu
beberapa intervensi dapat satu jasa bimbingan berharga.

E. MENGKOORDINASIKAN KELOMPOK BELAJR SISWA


Anak mempelajari rapat adalah satu penting bagian dari bimbingan
selama bertahun-tahun. Bagaimanapun, sejak 197S, dengan jalan lintasan dari
Pendidikan bagi seluruh HanficaNw! 0111dren (RL 94142), rapat ini dan yang
susunan kepegawaian telah mengambil satu lebih tempat terkemuka pada
pekerjaan dari Konselor sekolah.
RL 94142 punya beberapa ketetapan utama yang mempengaruhi
pekerjaan dari paling Konselor. Pertama, ini menekankan bebas itu, sesuaikan
Pendidikan publik adalah dibuat tersedia bagi seluruh anak-anak dan itu anak-
anak perintang adalah diidentifikasi dan mainstrearned di dalam paling sedikit
kemungkinan envirorunent bersifat membatasi. Pendidikan perorangan berencana
(IEPs) adalah dikembangkan untuk masing-masing anak perintang dan menelaah
tiap-tiap tahun. Sebagai tambahan, induk adalah juga hak tertentu untuk
berpartisipasi pada proses penempatan dan untuk menantang keputusan yang
dibuat oleh pasukan sekolah.
Paling pendidik menyesuaikan sekolah itu Konselor harus berpartisipasi
pada decisionmaking berjalan dan mengalami mernbers dari susunan
kepegawaian tm & Mereka juga dapat menolong mengembangkan IEPs,
rundingkan induk, sediakan beberapa intervensi nasehat yang mendukung, dan
tolong ketua kelas WAdent langkah maju. Sebagai tambahan. pengkoordinir
rapatnya pasukan sering merehatkan dengan Konselor sebab mereka adalah
ortsite dan akrab dengan sekolah rekam, proceduires, dan personalia. Banyak
pengurus menugaskan counselors mereka untuk mengepalai rapat.
Anak mempelajari as pasukan umumnya composed dari partisipan
mewakili beberapa ofoucation aspek: terpenting, oftieprincipal, asisten
idministralive, karyawan kemasyarakatan, guru kunjung, Konselor, kesehatan
sekolah dan umum juru rawat, sekolahkan ahli jiwa, dan guru kelas.
Ketika menyesuaikan, induk atau murid akan hadir, seiring dengan
spesialis Di anak Pendidikan exceptional. Sebagai tambahan, membaca spesialis,
ahli terapi suara, representadves dari kesehatan komunitas atau para agen
kesejahteraan, dan lain yang punya satu keahlian khusus mungkin hadir. Ini
Adalah satu tantangan untuk mengorganisir dan memimpin pertemuan regu.
Anggota pasukan, terutama yang pertemuan secara teratur dan adalah
inti dari pasukan, belajar mengerjakan bersama-sama sebagai satu unit likatan.
Mereka menjadi lebih sensitip untuk kebutuhan dari murid dan orang-orang yang
sedang mencoba untuk membantu mereka. Mereka belajar berbagi rasa dan ide
mereka secara terbuka dan untuk mengenali kontribusi yang berbagai orang-orang
yang harus membuat seperti anggota pasukan, mengerjakan individually dan
secara bersama. Ini adalah satu kesempatan sempurna untuk mempelajari lebih
tentang bagaimana anggota pasukan peran melengkapi satu sama lain dan
bagaimana satu bimbingan pengembangan yang menyeluruh dan program
nasehat dapat menolong semua anak-anak.
Kalau prosedur terbaik adalah followed, waktu mempergunakan dengan
bijaksana, dan hasil yang paling diinginkan capai, komunikasi efektif antara

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


263
anggota pasukan adalah penting. Untuk yang paling paM banyak pekerjaan dari
team-elit dapat dipenuhi sebelum pasukan bertemu. Data tentang suatu murid
antara lain, dipasang dan diringkas pada satu format terbiasa dan disajikan oleh
berbagai anggota pasukan. Anggota pasukan maka eksplorasi satu kasus. Mereka
mempergunakan semua keterampilan dan pengetahuan mereka untuk
memudahkan satu sama lain di dalam mempertimbangkan bintang jasa dari kasus,
solusi altemative, penempatan, dan EEFs. Barangkali tidak ada lajang menentukan
garis besar atau pola dapat dianggap berasal dari ke rapat demikian, karena akibat
variabel berbeda mendirikan jika dan sistem persekolahan. Bagaimanapun,
beberapa prosedur disarankan mungkin sangat menolong seperti petunjuk.

Kasus dari Charles

Rhonda adalah satu Konselor sekolah dasar saat membangun prinsipal


assignednya untuk organisir, koordinate, dan kepalai anak mempelajari pasukan
dan stafftngs, terutama sebagai terkait ke P.L. 94142 kasus. Dia mengenali
kepentingan untuk mempersiapkan untuk pertemuan regu, menyaring dan memilih
murid untuk ulasan, dan memudahkan bahasan dari kasus.
Charles adalah satu anak laki-laki susun ke-empat siapa guru memikirkan
dia adalah satu "E.H. anak" (secara emosional dihalangi). Dia mendeskripsikan
Charles sebagai ceroboh, ganggu di kelas, dan lemah pada sekolahnya
assigrunents. Ini tampak bahwa dia yang punya sedikit daya tarik di sekolah. Guru
yang mengagumi kalau dia yang punya satu cacat belajar yang mana temani
masalah emosionalnya, mengenali bahwa dia yang punya satu cacat dalam bicara
lalai.
Karena akibat dia bekerja dengan pasukan pembahasan anak, Charles
datang ke perhatiannya Rhonda. Dia adalah salah satu beberapa kasus itu akan
mendapat perhatiannya pasukan dan, sesudah itu, bermanfaat bagi dari dia usaha
sebagai satu koordinator, yaitu mendeskripsikan dengan singkat di bawah.
Persiapan untuk pertemuan regu. Rhoda menganjurkan masing-masing
pasukan anggota untuk jadi terbiasa dengan bagaimana pasukan akan bekerja
bersama-sama dan beberapa prosedur umum yang mungkin dipergunakan di
masing-masing rapat. Satu filsafat umum, satu pernyataan kebijakan daerah
berhubungan ke rapat demikian, dan satu pernyataan rangkuman dengan status
terkait dan hukum nasional diketik, ridmeographed, dan ditempatkan di buku
catatan untuk anggota pasukan.
Rhonda ketahui beberapa hal-hal demikian untuk yang mana kepala
adalah bertanggung-jawab termasuk:
Facuitating YsseldYke rapat, Aigozzine, dan Mitchell (1982) diteliti proses
yang dipergunakan oleh pasukan Pembahasan Anak (pasukan pendidikan khusus)
pada 16 sekolah berbeda, terutama untuk PJ94142. Satu summary dari butir data
dipergunakan untuk teliti rapat yang dilayani sebagai satu daftar nama umum
untuk RhondaA. Pembicaraan mengenai Prosedur:
1. Penggunaan dari rapat dengan jelas dinyatakan.
2. Gol tambahan untuk peningkat atau mengevaluasi pasukan berfungsi atau
produktifitas dinyatakan.
3. Peran dari anggota pasukan didefinisikan.
4. Satu pernyataan dibuat tentang keinginan dari keikut sertaan oleh semua
pasukan anggota.
5. dedsion (s ) dibuat selama rapat adalah (adalah) dengan jelas Identified.
6. Alasan untuk penyerahan dinyatakan. B. Presentasi data dan Penggunaan.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


264
7. Data dijelaskan dalam kaitan dengan bagaimana mereka berhubungan ke kasus
atau masalah (Le, apa mereka mengatakan kamu, tidak baru nilai)..
8. Kekuatannya murid dan weaknesses didiskusikan.

Charles adalah, terberita wellliked dan dihormati antara panutannya, dia


adalah cOnsidcred baik terkoordinir, dan dia ambil satu aktif terpisah pada aktivitas
atletik pada tempat bermain. Bagaimanapun, dia juga mengirim ulang dikritik,
ditayangkan satu perangai pada menyebabkan, dan adalah selfconscious tentang
hishabit dengan cara bicara yang gagap ketika dia memperbincangkan. Dari pada
memperbincangkan selama satu konflik, Gayanya Charles adalah untuk dorong,
rebutan, penarikan, pukulan, dan amat bagus.

9. Perbandingan terjadi ke seberang sumber berbeda dari data dengan implikasi.


10. Setiap hari sekolah data perilaku dan akademis sekitar murid disajikan.
11. Ketetapan dan perubahan yang telah dibuat Pada kelas tetap pada satu coba
kepada kesepakatan dengan masalah disajikan.
12. Observasi tingkah laku yang sistematis data, seperti halnya formil data test,
disajikan.

Pasukan yang mendengarkan anggota mengatakan sekitar pengetahuan


mereka dari Chades! perilaku, dengan perhatian tertentu ke apa yang dapat
diamati pada perilaku kelas dan Tempat Bermainnya. Komentarnya guru, uji nilai,
dan ahli jiwa sekolah laporan sekitar negatifnya Charles perilaku dan sikap pada
keadaan test dipertimbangkan. Ahli jiwa juga terkabar pada satu rangkaian test
yang tercoba untuk menilai Charles kedewasaan emosional dan kemantapan. Ini
sulit untuk menyimpulkan apakah penyandang cacat suara lelaki telah
mempengaruhi dia ke arah satu sikap negatif sekitar sekolahkan dan orang-orang
Di umum atau anak laki-laki secara emosional perintang. Oleh sebab itu, satu
keputusan dibuat untuk alamat pertama masalah suaranya melalui keikut sertaan
pada satu program pengobatan suara wMch ada tersedia pada sekolah. Ini adalah
juga disetujui itu Konselor akan berlanjut merundingkan guru lelaki dan untuk
menyediakan Kemenangan dengan nasehat individu. E pengimplementasian
Keputusan.

19. Cara untuk evaluasi ditetapkan.


20. Satu daftar jam perjalanan untuk program ditetapkan.
21. Peran dari masing-masing anggota di implementing keputusan dideskripsikan.
22. Pasukan mengevaluasi Ini menjumpai seperti mempunyai tercapai atau tidak
tercapai golnya. E Rapat dengan Hadiah Induk.
23. Pada beginruing dari rapat; induk diminta tentang harapan mereka untuk
rapat.

Mengikuti rapat, Rhonda dan ajudan dia ringkas rekomendasi dan aksi
mengira masing-masing kasus, meliputi Charles. Semua kasus digolongkan oleh
angka dan tanggal ketika ditelaah oleh pasukan, Ini mempertimbangkan beberapa
bahasan followup dan laporan perkembangan berhubungan ke keputusan
pasukan.
Mungkin yang paling sulit bagian dari Rhonda upaya pengkoordinir
adalah waktu yang ini ambil terapkan penempatan menindaki yang
direkomendasikan oleh pasukan. Di Charles s bunyi burung, ini perlu untuk
merundingkan dua guru berbeda, berikan Keterangan untuk staf kantor pusat

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


265
perubahan kelas mempengaruhi, dan untuk membuat catatan sesuai pada anak
laki-laki rekaman kumulatif. Induknya beritahu dari decision.to mengubah kelasnya
schedule.77hey menyesuaikan bahwa perubahan berada di dalam daya tarik
terbaiknya dan diisyaratkan persetujuan parental bentuk. Ini kembali ke Rhonda,
siapa maka semua final terbuat pengaturan.
Kalau kamu bukan ditugaskan untuk mengoordinir atau mengepalai satu
pasukan pembahasan anak atau childstaffings, petunjuk yang disajikan di atas
dapat masih menjadi berguna saat kamu berpartisipasi di discussions pasukan.
Kamu dapat mempergunakan mereka untuk membuat suggestions atau untuk
menarik perhatian ke prosedur produktif.

Isyarat sangat menolong

1. Bekerja Pada satu Jadwal


Kebutuhan untuk satu jadwal mingguan dibangun di sekitar satu kalender
bimbingan dan periode berdagang dari tahun ajaran menjadi Increasingly sayang
saat kamu berusaha mengatur cDoidlnating berfungsi. Banyak Konselor
memberikan sebanyak 50% waktu mereka ke aktivitas bimbingan pengkoordinir.
Ketika mempersiapkan jadwal mingguanmu, berusaha menjadwalkan beberapa
upaya pengkoordinir di waktu spesifik, walau periode waktu lentur akan mungkin
menjadi terpakai untuk aktivitas koordinasi. Untuk example, pertemuan regu
mungkin dijadwalkan sore sesuatu satu minggu.
Menjadwalkan sedikitnya angka jam untuk masing-masing intervensi,
kecuali coordinating, dapat menyediakan keseimbangan untuk programmu.
Mengecuali secara teratur datar perjalanan peristiwa rapat atau khusus yang
terjadi sepanjang tahun, fungsi pengkoordinir umumnya tidak terekam pada jadwal
mingguan. Kalau coordinating berfungsi berawal mengambil terlalu banyak waktu
dari jasa langsung ke murid, kemudian rundingkan dengan yang dapat menolong
kamu melindungi waktu untuk intervensi lain. Satu kali yang kamu telah
mengembangkan satu jadwal, berusaha bekerja diantara Ini.

2. Pertahankan satu rekaman Intervensi


Kembangkan satu sistem dengan mana kamu dapat merekam angka
dengan pengkoordinir activiUes Dimana kamu dilibatkan. Terutama, sejumlah
waktu juga harus dicatat. Ini dapat menyediakan kamu dengan keterangan yang
mungkin berguna di bangunan satu kasus untuk waktu nasehat lagi.

3. Rekrut Layan dan Delegasi


Amati facilitators, pekerja sukarelawan, ajudan pelengkap, dan lain
paraprofessionals mungkin terlatih dan disupervisi untuk lakukan beberapa
bimbingan aktivitas yang mengambil waktu Konselor jauh dari murid. Ajudan
Konselor dapat dilatih untuk merekam information murid, membuat persiapan
untuk memenuhi, kembalikan somasi untuk orang-orang yang meminta keterangan
umum, dan sediakan keterangan dasar ke murid.

4. Dahulukan Aktivitas
Identifikasi aktivitas itu yang kamu bekerja lancar, bahwa kamu menikmati
melakukan; dan yang menyediakan satu jasa penting ke murid dan fakultas.
Pusatkan pada menyampaikan jasa itu atau aktivitas. Putuskan aktivitas yang
mana memberikan kamu dan sekolah pemberian imbalan paling sedikit untuk daya
dan waktu dibelanjakan. Hilangkan atau perbaiki mereka.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


266

5. Katakan Ceritamu
Biar lain-lain mengetahui hal-hal macam-macam yang kamu aie
melakukan. Kalau kamu yang punya banyak kasus kebutuhan itu perhatian dari
pasukan pembahasan anak, umumkan angka dari kasus ke guru seperti bagian
dari simpan informed mereka. Kalau kamu menemukan di situ adalah tidak cukup
waktu untuk mengalami murid secara individu, atau di group untuk nasehat,
berbicaralah dengan komite bimbingan sekitar bagaimana yang kamu mungkin
menemukan lebih waktu. Kemudian, berbicaralah dengan anggota fakultas.

G. KELEBIHAN DAN KETERBATASAN KONSELOR SEBAGAI


KOORDINATOR BIMBINGAN DAN KONGKLUSINYA.

1. Keuntungan dari intervensi pengkoordiniran


a. Beberapa aktivitas pengkoordinir, walau taklangsung, tolong beberapa murid
memperoleh pertolongan mereka tidak mungkin jika tidak mendapat.
b. Karena akibat jadwal lentur mereka dan akses ke keterangan murid, counselors
mungkin berada di dalam posisi terbaik untuk mengoordinir beberapa
bimbingan actiAties dan peristiwa pada paling efektif dan etika efisien.
c. Banyak fungsi pengkoordinir melibatkan kesempatan untuk merundingkan guru,
pengurus, dan induk itu tidak mungkin jika tidak menjadi dimulai. Kadang kala
satu bimbingan pengkoordinir peristiwa atau aktivitas dapat membantu
perkembangan hubungan pekerjaan positif dengan profesional lain.
d. Beberapa spesifik pengkoordinir peristiwa bimbingan dapat menyediakan jarak
penglihatan Konselor antara induk, guru, dan murid.

2. Kekurangan dari Intervensi Pengkoordiniran


a. Banyak motdinatingfunctions menugaskan ke atau diasumsikan oleh Konselor
sekolah bukan berhubungan ke bimbingan dan counselin & yang yang dapat
meragukan counselots dan menciptakan satu image kurang baik.
b. Aktivitas pengkoordinir h cDnsuming waktu. ini sering mengambil lebih waktu
dibandingkan satu mungkin Konselor pergunakan untuk menasehati murid
secara individu atau di group kekecilan
c. Intervensi pengkoordinir cenderung membantu perkembangan ^bumoue antara
banyak Konselor dedicated karena Ini mengambil waktu jauh dari jasa
langsung ke murid. Upaya banyak makan waktu dengan sangat imbalan kecil
adalah fatiguin & borin & dan menekan.
d. Beberapa Konselor menipu diri mereka sendiri dengan melakukan sibuk
membahas berbagai sekolah pengkoordinir aktivitas, Karena mereka
mengerjakan keras di cootdinating; mereka meyakini bahwa mereka sedang
membuat satu kontribusi signMeant. Ini sering pimpin ke satu program
terganggu jiwa. Padahal, Oxy merasakan bahwa pekerjaan mereka Adalah
unappmciated terlepas dari merindukan jam kerja dan dechcation.
e. Aktivitas Coonlinating tampak ke beberapa guru pekerjaan lunak administratif
tanpa banyak desakan atau imbalan. Mereka memikirkan banyak tugas
pengkoordinir dapat dilakukan oleh seseorang dengan kurang pelatihan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


267
Myrick, RD (1993) Developmental Guidance and Counseling.
Minneapolis: Educational Media Corporation
KONSELOR DAN
AKUNTABILITAS
Beberapa tahun belakangan ini, para pendidik mendapat tuntutan untuk
lebih bertanggungjawab. orang-orang ingin mengetahui layanan seperti apa yang
mereka dapatkan sebagai ganti uang pembayaran mereka dan apakah layanan-
layanan itu akan membuat perbedaan yang positif. Mereka tertarik pada efisiensi
biaya dan investasi yang baik. Pengawas, kepala sekolah, para guru, para
konselor, dan spesialis pendidikan lainnya bisa menggunakan penelitian
akuntabilital untuk mendorong program-program sekolah mereka.
Layanan-layanan bimbingan dan konseling dulu memiliki permintaan
umum bahwa para konselor diterima dengan keyakinan dan prasangka baik.
Seseorang berkata, saya tidak yakin kepada apa yang anda kerjakan, atau jika
anda berhasil, tetapi saya menyukai idenya. Tetapi, waktu telah berubah dan
dukungan buta tidak lagi cukup. Semakin banyak pertanyaan yang diajukan, apa
yang anda lakukan dengan pekerjaan anda? siapa yang anda bantu? apakah
anda mendapatkan hasil? Konselor, sebagaiana para pendidik lain, dituntut untuk
lebih bertanggungjawab daripada sebelumnya (Lee & Workman, 1992).

A. DEFINISI AKUNTABILITAS
Bertanggungjawab berarti bertanggungjawab atas tindakan seseorang,
tertutama untuk tujuan-tujuan, prosedur-prosedur, dan hasil kerja atau program
seseorang. Termasuk dalam hal ini adalah penjelasan atas apa yang telah
dilakukan, termasuk informasi dan data untuk mendukung klaim yang telah dibuat.
Prinsip-prinsip dasar akuntabilitas menyarankan terdapat beberapa bukti sebagai
pijakan untuk membuat sebuah keputusan atau penilaian.
Akuntabilitas bisa berarti bertanggungjawab terhadap diri sendiri atau
orang lain. Kedua aspek tersebut sesuai untuk program-program bimbingan dan
konseling, setiap konselor harus menanyakan pertanyaan dasar: Apakah tujuan-
tujuan saya? Apakah saya efektif? Apakah ini merupakan cara yang lebih baik
untuk menyelesaikan hal yang sama? Sistem-sistem akuntabilitas dibangun oleh
individu-individu yang bertanggung jawab baik kepada dirinya maupun orang lain.
Krumboltz (1974) mengidentifikasi tujuh kriteria sistem akuntabilitas yang
efektif. Sebagaimana terdapat pada program-program bimbingan dan konseling
sekolah, yaitu:
1. Tujuan umum konseling harus disetujui oleh setiap orang yang terkait.
2. Hasil-hasil yang diperoleh harus dinyatakan dalam perubahan perilaku siswa
yang dapat diamati.
3. Intervensi-intervensi dan tindakan-tindakan konselor harus dipandang sebagai
ganti rugi bukan penyelesaian.
4. Sistem akuntabilitas harus positif dan tidak didesain untuk melemparkan
kesalahan atau untuk menghukum performa yang buruk. Sistem tersebut
merupakan pendekatan konstruktif untuk bekerja kearah efektifitas
professional.
5. Untuk mendukung laporan yang lebih akurat, laporan-laporan kegagalan atau
hasil-hasil yang tidak diketahui harus diizinkan tanpa adanya teguran-teguran.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


268
6. Orang-orang yang terlibat dalam sistem akuntabilitas harus terlibat dalam
pembuatannya.
7. Sistem akuntabilitas itu sendiri adalah untuk evaluasi dan modifikasi.
Sistem akuntabilitas yang didesain dengan baik memungkinkan pengelola
dan konselor untuk mendapatkan umpan ballik mengenai pekerjaan mereka dan,
sesudah itu, membuat modifikasi yang diperlukan atau mempertahankan prosedur-
prosedur yang ada. Sistem akuntabilitas ketika membantu untuk mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan siswa dan cara-cara untuk mencapainya, dapat
menimbulkan ketidaknyamanan dan mungkin menimbulkan beberapa perlawanan
ketika tujuan-tujuan terkait tidak tercapai atau intervensi-intervensi konselor
tampak tidak membuankan hasil. Tetapi, penelitian-penelitian ini bisa menjadi
sumber kenyamanan, terutama bila terdapat bukti bahwa tujuan-tujuan akan dapat
dicapai. Penelitian ini dapat memuaskan secara pribadi, mendapatkan
penghargaan secara professional, dan menyulut rasa bangga pada pekerjaan.
Istilah evaluasi berhubungan dengan akuntabilitas. Hal ini berarti
penilaian terhadap sesuatu yang berharga dan penting. Bagi kebanyakan orang,
sistem akuntabilitas merupakan serangkaian prosedur untuk menyatukan
kepingan-kepingan informasi yang dapat dievaluasi. Juga terdapat usaha untuk
mencari beberapa pola yang berarti.
Evaluasi dan penelitian bukan merupakan topik baru para konselor. Hal
tersebut termasuk dalam sebagian besar program-program pelatihan kelulusan
dan syarat-syarat sertifikasi. Tetapi, terlalu banyak para konselor yang tidak
menyukai ide meneliti dan mengevaluasi pekerjaan mereka. Sebagian resistensi
ini mungkin bersumber dari kurangnya keyakinan pada intervensi-intervensi yang
mereka gunakan, kurangnya perencanaan agar intervensi-intervensi dapat
dievaluasi secara sistematis dan objektif, kurangnya pengetahuan mengenai
instrument penilaian yang jelas yang dapat diterapkan dalam konteks pekerjaan
mereka, atau kurang percaya diri (Myrick, 1984). Mereka mungkin kurang familiar
dengan atau penghargaan terhadap kegunaan-kegunaan positif evaluasi.
Sebagai tambahan, pada masa lalu, para konselor tidak perlu didorong
oleh pengelola atau kolega-kolega mereka untuk bertanggung jawab. Sementara
guru dinilai dengan skor yang diperoleh siswa mereka pada tes prestasi dan para
pelatih dinilai dari catatan menang-kalah, konselor bertahan dari usaha-usaha
untuk mengungkapkan apa yang telah mereka lakukan dan capai, kecuali bagian
paling jelas dari pekerjaan mereka-berkoordinasi.
Beberapa kekebalan yang para konselor tampaknya letakkan dalam
mistik konselor, yang terselimuti dengan rahasia. Pekerjaan konselor, sesuai
dengan kodratnya, terlindung dari pengevaluasian oleh orang lain, karena
membagi informasi dengan orang lain akan tampak seperti pelanggaran hubungan
saling percaya.
Sangat tidak pantas untuk menunjuk pada seorang remaja dan berkata,
dia memiliki orang tua kejam dan saya membantunya untuk mempelajari
bagaimana bersikap dengan mereka dan untuk tidak melarikan diri dari rumah dan
sekolah, yaitu hal yang telah dia rencanakan sebelumnya hingga dia mendapat
konseliong. Terdapat sesuatu dalam tipe laporan semacam ini yang tidak dapat
diterima; tetapi, masalah akuntabilitas konselor tidak lagi dapat diasumsikan
sebagai terlalu pribadi untuk dievaluasi.
Perlawanan terhadap penelitian akuntabilitas dapat juga diikuti pada
keadaan membela diri, seperi: a) penelitian-penelitian tanpa hasil positif dapat
berakibat konselor kehilangan pekerjaan mereka; b) saya memeiliki hubungan
baik dengan kepala sekolah saya, yang mengetahu apa yang saya lakukan, c)

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


269
pekerjaan saya tidak berbahaya, jadi saya tidak harus melakukan penelitian
apapun dan d) saya tidak memiliki waktu melakukan penelitian.
Beberapa konselor mengklaim bahwa desain-desain penelitian
sebagaimana yang telah mereka pelajari di perguruan tinggi terlalu rumit apabila
diterapkan di sekolah dan terlalu menyita waktu dibandingkan apa yang dapat
dihasilkan. Konselor-konselor lainnya menambahkan bahwa jika mereka
melakukan pekerjaan menyeluruh dan mengevaluasi semua intervensi-intervensi,
maka tidak akan ada waktu tersisa untuk menangani banyak siswa, juga telah
diargumentasikan bahwa kebanyakan survey-survey dan tes-tes terlalu lama untuk
dilakukan, terlalu mahal, dan tidak berhubungan dengan pekerjaan konselor.
Mengkin terdapat beberapa kebenaran dalam keberatan-keberatan
mereka ini. Tetapi mereka semua mengesampingkan fakta bahwa penelitian
akuntabilitas dapat membuat pekerjaan konselor lebih efektif dan efisien serta
bahwa para konselor dapat mengambil keuntungan untuk diri sendiri darinya.
Sebenarnya sangat tidak professional dan tidak bertanggungjawab menghilangkan
akuntabilitas karena tidak diperlukan dan tidak diinginkan..
Dalam sebuah penelitian, 77% konselor yang disurvey mengindikasikan
bahwa mereka tekah mengambil mata kuliah penelitian sebagai bagian dari
pelatihan konselor awal mereka. Tetapi hanya 42% yang mengindikasikan bahwa
mereka memiliki percaya diri pada kemampuan merka melakukan proyek
penelitian. Meskipun hampir semua responden melihat beberapa manfaat riset,
82% mengindikasikan bahwa sejak awal karir mereka sebagai konselor sekolah,
mereka tidak mendapatkan pelatihan lebih lanjut dalam penelitian dan sebagian
besar tidak tertarik dalam aktivitas-aktivitas penelitian. (Lee & Workman, 1992).

B. Tipe-tipe Penelitian Akuntabilitas


Setidak-tidaknya terdapat tiga cara dasar untuk melakukan penelitian-
penelitian akuntabilitas tanpa memandang levelnya. Pertama, fokus pada
kebutuhan-kebutuhan dan minat orang-orang yang bisa mendapat perhatian dari
konselor, kedua, berhubungan dnegan layanan-layanan bimbingan dan konseling
atau intervensi-intervensi yang mengenali kebutuhan-kebutuhan tersebut. Terakhir,
hasil layanan-layanan dan intervensi-intervensi harus dinilai.
Terkadang satu pendekatan digunakan untuk memenuhi kedua
pendekatan lainnya. Tetapi, ketiga pendekatan tersebut berguna dalam sistem
akuntabilitas komprehensif, sistem dimana konselor menilai seluruh aspek
pekerjaannya. Usaha yang tidak seimbang cenderung menghasilkan gambaran
yang melenceng atau terdapat sesuatu yang hilang dari gambaran tersebut. Mari
kita melihat lebih dekat terhadap ketiga pendekatan diatas, terutama melalui
pertanyaan-pertanyaan yang coba mereka jawab.

1. Kebutuhan-Kebutuhan Apakah yang Harus Dipenuhi?


Siapakah yang mendapatkan bimbingan dan konseling dan apa
permasalahan-permasalahan mereka? Maksud dan kebutuhan khusus apakah
yang mereka miliki? Pertanyaan-pertanyaan dasar seperti ini mungkin ditujukan
pada para siswa, guru, orang tua, atau pengelola.
Sebagai contoh, kebutuhan siswa mungkin tampak jelas, Berjalan di
keramaian, ditambah beberapa rujukan, dapat dengan mudah mengarahkan siapa
yang akan mendapatkan layanan-layanan konselor. Pada kasus semacam ini,
konselor sangat sibuk, atau mereka mungkin tidak memiliki kesibukan. Meskipun

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


270
begitu, ini bukan merupakan sistem yang sangat efisien dan pengalaman-
pengalaman konselor akan dengan mudah hilang.
Setelah bekerja selama beberapa tahun di sekolah, banyak konselor
percaya bahwa mereka mengetahui apa yang dipikirkan dan dirasakan siswa pada
bebrpa tingkat dalam kehidupan dan bahwa permasalahan-permasalahan, isu-isu,
dan kebutuhan-kebutuhan siswa dapat diantisipasi. Meskipun begitu, waktu selalu
berubah dan bisa menjadi kesalahan serius mengasumsikan bahwa semua siswa
pada usia tertentu adalah serupa. Terdapat kebutuhan untuk mengetahui
kebutuhan-kebutuhan bimbingan dan konseling mengenai siswa. Sebagai
tambahan, terdapat kebutuhan untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan khusus
dari populasi-populasi target tertentu dalam tubuh siswa (contoh, persiapan kuliah,
kendala emosional, tes kecemasan, potensi drop out, dll.).
Menggantungkan pada apapun yang tampak mungkin dapat diterima
oleh beberapa konselor, tetapi hal ini terlalu terpotong-potong dan tidak sistematik.
Hal ini juga menempatkan konselor pada posisi krisis dan reaktif, daripada posisi
yang berkembang dan proaktif. Tanpa mengetahui kebutuhan-kebutuhan dan
minat siswa, konselor mungkin akan kesulitan untuk mengembangkan pendekatan
teroganisir pada pekerjaan dan waktu mereka.
Penilaian kebutuhan. Penilaian kebutuhan memiliki berbagai bentuk,
dan, ketika teratur, mereka dapat memberikan informasi yang berharga. Secara
umum, sebuah penilaian kebutuhan adalah survey formal dan informal dimana
para responden menunjukkan perhatian, kebutuhan, dan minat mereka (Schmidt,
1993).
Seorang konselor yang masih dalam tahun pertama tidak yakin apa yang
mungkin dibutuhkan sekolahnya, meskipun penelitian ketika kuliah dan konsultasi
dengan konselor berpengalaman telah memberikannya beberapa ide. Pada bulan
pertama dia bekerja, dia mengembangkan diskripsi tugas yang jelas bagi dirinya
dan telah menempelkannya pada daftar yang telah dia berikan pada guru-guru di
sekolah tersebut. Daftar tersebut membantu untuk mengidentifikasi minat-minat
serta kebutuhan siswa dan guru. Para guru didorong untuk menambahkan item
lain pada daftar tersebut serta membuat komentar. Kemudian konselor menghitung
respon-respon dari form yang dikembalikan dan membuat sebuah laporan untuk
universitas. Dari penilaian kebutuhan ini, dimungkinkan untuk menunjukkan
dengan tepat beberapa item yang tinggi prioritasnya bagi para guru, seperti
membantu siswa mempelajari kebiasaan belajar, aturan-aturan dan peraturan-
peraturan sekolah, dan skill berkomunikasi.
Konselor lain juga menggunakan guru sebagai sumber daya untuk
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan siswa tetapi dia memilih bekerja melalui
Komite Bimbingan Sekolah. Para guru di komite berdiskusi dengan guru lain
mengenai hal yang menjadi perhatian mereka dan kebutuhan-kebutuhan siswa.
Melalui diskusi-diskusi komite, konselor mengidentifikasi sejumlah prioritas yang
perlu diperhatikan pada permulaan tahun ajaran ketika para siswa mulai terbiasa
dengan rutinitas.
Mungkin juga untuk melakukan survey para orang tua, menggunakan
laporan berkala, gugus tugas, dan Organisasi Orang tua-Guru. Agen-agen
komunitas dapat memberikan sejumlah pemahaman. Komunitas pusat intervensi
krisis melaporkan bahwa telah terjadi lonjakan tinggi dalam penggunaan crack
pada remaja di lingkungan sekolah. Kokain dalam bentuk ini dijual $5 per biji
sehingga dapat dengan mudah dibeli. Konselor-konselor sekolah menerima lebih
banyak informasi dan pelatihan pada workshop senegara bagian, berdasarkan
asumsi bahwa setiap sekolah harus mengenali permasalahan dengan segera.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


271
Sumber terpenting untuk mengetahui lebih jauh kebutuhan-kebutuhan dan
minat siswa mungkin adalah siswa itu sendiri. Anehnya, siswa terkadang ditanya,
hal ini hanyalah untuk memastikan apa yang sudah kami ketahui, kata seorang
konselor berpengalaman yang percaya bahwa penilaian kebutuhan hanya
membuang-buang waktu saja. Meskipun begitu, penilaian lebih teliti menyarankan
bahwa beberapa kebutuhan tidak dapat diidentifikasi tanpa adanya prosedur-
prosedur sistematis.
Penilaian kebutuhan singkat dapat memberikan konselor lebih banyak
alasan untuk mengatur dan menyediakan sebuah intervensi khusus. Sebagai
contoh, pada sebuah sekolah menengah pertama, para siswa disurvey selama
periode-periode Konselor-orang yang dinasehati (TAP). Diketahui bahwa banyak
siswa yang ingin berdiskusi lebih banyak mengenai bagaimana bergaul dengan
orang tua mereka dan bagaimana memiliki rencana studi yang terencana. Siswa
lainnya merasakan kebutuhan untuk lebih banyak membahas bagaimana mencari
kawan, menjadi tegas, dan bersikap terhadap guru. Beberapa permasalahan dan
minat berhubungan dengan tujuan-tujuan yang telah termaktub dalam kurikulum
bimbingan untuk TAP, tetapi survet tersebut memberikan peringatan kepada para
guru dan konselor pada nilai beberapa unit bimbingan tertentu.
Tiga orang konselor di sekolah menengah atas mensurvey sisiwa-siswa
kelas dua dan menanyakan mereka untuk mengindikasikan rencana mereka
setelah lulus: 1) mendapatkan pekerjaan; 2) daftar militer; 3) daftar fakultas teknis
atau komunitas; 4) daftar universitas atau perguruan tinggi empat tahun; atau 5)
belum memutuskan. Setelah mengkaji ulang hasil dari survey singkat ini, siswa-
siswa kelas dua dibagi menjadi lima kelompok bimbingan karir. Unit-unit kelompok
bimbingan yang sangat besar dan kecil didesain terutama untuk kelompok yang
belum memutuskan, dengan anggapan bahwa mereka membutuhkan tujuan-
tujuan pekerjaan sementara agar membuat sekolah mereka lebih berarti.
Penilaian kebutuhan yang efektif dapat disatukan dengan cepat dan
biasanya tidak lebih dari satu halaman. Lamanya waktu untuk mengolah survey
dan waktu yang dibutuhkan untuk menghitung hasil selalu dipertimbangkan.
Dibandingkan menyatukan sebuah instrumen yang panjang, mungkin lebih baik
memfokuskan pada area khusus dan melakukan sejumlah pertanyaan khusus
tertentu pada siswa. Hal ini dapat memberikan gambaran yang cepat dan
beberapa kemungkinan yang membutuhkan intervensi-intervensi konselor.
Daftar permasalahan, ditulis dengan tanpa nama di ruang-ruang markas
TAP dan dengan pilihan menuliskan nama atau kotak tanda cek untuk meminta
pertemuan dengan konselor, juga merupakan cara yang efektif. Terdapat siswa-
siswa yang ingin berbicara dengan konselor tetapi tidak begitu yakin dengan
prosedur-prosedurnya. Mereka juga mungkin terlalu malu untuk pergi ke kantor
bimbingan untuk meminta bantuan.
Melakukan penilaian kebutuhan setahun sekali atau secara periodik tidak
sebegitu umum bagi konselor sebagaimana sebelumnya. Sebagian alasannya
adalah bahwa instrumen-instrumen yang digunakan sering tidak praktis dan
membutuhkan waktu terlalu lama untuk menghitung hasilnya. Mungkin yang paling
penting, mereka menekankan hal-hal yang membutuhkan perhatian tetapi sering
dikesampingkan. Satu kelompok konselor pada sekolah menengah pertama
menunjukkan tumpukan kertas yang panjang (survey kebutuhan) dan berkata,
sekarang apa yang harus kita lakukan dengan tumpukan ini? lebih mudah untuk
menyatukan instrumen dan mengelolanya daripada menghitung hasil dan
memutuskan apa langkah selanjutnya. Sebagai akibatnya, respon-respon survey

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


272
tergeletak di pojok kantor bimbingan dan mereka tidak pernah digunakan secara
efektif.
Pendekatan praktis menyarankan bahwa para konselor harus
menggunakan prosedur-prosedur simpel dan instrumen singkat yang dapat
dihitung dengan cepat. Mereka harus memiliki ide bagaimana menginterpretasikan
hasil dan menggunakannya. Akhirnya, penilaian kebutuhan jauh lebih mudah
dikumpulkan ketika ada TAP. Guru-pembimbing bisa mengelola survey-survey
berbeda yang dikembangkan di kantor bimbingan. Mereka kemudian bisa
menghitung hasil-hasil untuk kelompok mereka. Laporan-laporan dari setiap
kelompok dapat dijumlah untuk laporan sekolah akhir. TAP juga membuat hal ini
lebih mudah dikelola daripada instrumen kebutuhan satu orang yang berhubungan
dengan area tertentu (alkohol dan penyalahgunaan obat-obatan, keamanan
personal, kebiasaan belajar, dll). TAP membuat praktis untuk melakukan penilaian
kebutuhan dengan survel-survey kecil daripada satu survey yang menyeluruh.

2. Apa Yang Harus Dilakukan Untuk Memenuhi Kebutuhan-Kebutuhan


Tersebut?
Jawaban singkat dan jelas untuk pertanyaan ini membuat banyak konselor
berkelit. Mereka kesulitan mengatakan pada orang lain apa yang mereka lakukan
dalam pekerjaan mereka. Diskripsi tugas tertulis ternyata masih belum mencukupi
(Gysbers, 1990; Johnson & Whitfield, 1991).
Jika pertanyaan ini ditanyakan pada anda, apa jawaban anda? Seumpama
anda ditanya anggota dewan pengurus sekolah untuk memberikan gambaran
singkat mengenai apa yang anda lakukan, sekitar tiga menit, apa yang anda
lakukan? Tanpa ada pemikiran sebelumnya dan latihan, sebagian besar konselor
tidak dapat melakukannya. Meeka akan meninggalkan gagasan-gagasan penting
dan konsep-konsep atau mengarang kata-kata. Mereka bisa menyesali pemilihan
kata mereka atau bahwa mereka menghabiskan waktu terlalu lama untuk
mendeskripsikan satu aspek pekerjaan saja.
Mungkin akan sangat membantu dengan membanyangkan grafik
intervensi-intervensi konselor (gambar 4.1). kemudian, diawali dengan beberapa
kebutuhan dan permasalahan siswa tertentu, anda dapat mengutip enam
intervensi-intervensi dasar yang digunakan para konselor dalam pengembangan
program bimbingan dan konseling. Setiap intervensi kemudian bisa diberi
gambaran singkat, mungkin dengan sebuah contoh.
Presentasi teratur ini telah terbukti efektif dengan siswa, guru, orang tua,
dan pengelola sekolah. Bagi sebagian orang yang menginginkan informasi lebih
spesifik, hal ini masih belum cukup. Mereka inginkan faka-fakta dan gambaran-
gambar-gambar.
Penghitungan Intervensi. Beberapa distrik sekolah mengharuskan
konselor mereka untuk membuat buku catatan dimana intervensi-intervensi
konselor yang berbeda tercatat. Para konselor dapat mencatat tipe intervensi yang
digunakan pada seorang siswa, mungkin jumlah waktu yang dibutuhkan (mungkin
tercatat dengan interval waktu 15 menit), dan fokus umum dari intervensi.
Sejumlah sekolah telah mengembangkan kartu-kartu yang bisa dianalisa dengan
komputer.
Mikrokomputer telah membuat pengoperasian keypunche ketinggalan
zaman dan saat ini banyak konselor merekam operasi sehari-hari mereka di file
yang dikodekan pada disket komputer. Program-program komputer saat ini telah
tersedia sehingga memungkinkan para konselor untuk melihat jumlah intervensi-
intervensi harian, mingguan, bulanan dan tahunan hanya dalam hitungan detik

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


273
(contoh Lee & Pulvino, 1984). Informasi ini dapat digunakan sebagai bagian
laporan akhir pada pusat pengelolaan.
Dahulu penjagaan rekaman semacam ini adalah menghabiskan tenaga,
membosankan, dan dipertanyakan. Para konselor komplain bahwa rekaman dan
penghitungan semacam ini menghabiskan terlalu banyak waktu dan begitu banyak
hal yang terjadi dalam pekerjaan mereka yang tidak dapat direkam dengan akurat.
Sebuah sistem sekolah menyetujui para konselor dan memutuskan untuk
mengambil sampel acak dari minggu-minggu kerja konselor, tetapi hal ini juga
menimbulkan masalah. Beberapa konselor tidak sanggup mengatur jadwal mereka
untuk mengakomodasi prosedur-prosedur pengambilan sampel. Beberapa dari
mereka berkata bahwa sampel tersebut tidak adil karena kedominanan beberapa
kegiatan ketika sampel-sampel tersebut diambil.
Direktor bimbingan distrik meminta para konselor untuk menghitung dan
melaporkan macam-macam intervensi yang mereka gunakan. Pada awalnya, dia
berasumsi bahwa semua profesional membutuhkan semacam rekaman layanan-
layanan yang mereka berikan. Hal ini berlaku pada khususnya dalam bisnis dan
profesi-profesi dimana mereka dibayar untuk memberikan layanan; dan, waktu
adalah uang. Tampaknya hal yang logis jika meminta konselor untuk melakukan
hal yang sama. Oleh karena itu, para konselor merekam intervensi-intervensi
mereka mingguan dan hal ini mengarahkan pada laporan kesimpulan bagi seluruh
konselor pada setiap level yang berbeda.
Direktor distrik menilai data dan menggunakannya untuk membuat laporan
umum pada pengawas, menyoroti macam-macam layanan yang diperoleh para
siswa, guru, dan orang tua dari konselor-konselor sekolah. Permintaan anggaran
berdasarkan beberapa temuan. Pada satu titik, laporan ini menyarankan bahwa
lebih banyak konselor dibutuhkan dan daya yang ada mendukung kebutuhan itu.
Kebutuhan pengembangan staff juga teridentifikasi, sebagaimana saat jelas bahwa
para konselor sekolah menengah pertama jarang menggunakan konseling
kelompok kecil sebagai sebuah intervensi.
Direktur bimbingan juga mungkin untuk berkonsultasi dengan para
konselor berkenaan dengan program-program penyetaraan dan dengan para
pengelola mengenai kebutuhan-kebutuhan konselor. Data yang dikumpulkan
secara sistematis memiliki lebih banyak kekuatan daripada sejumlah pernyataan-
pernyataan umum. Beberapa konselor yang memliki masalah-masalah menyusun
sebuah program menyeluruh ditargetkan untuk menerima bantuan. Sebelumnya,
para pengelola mungkin mempertanyakan kontribusi para konselor mereka atau
nilainya untuk sekolah. Sejumlah konselor yang tampak terpinggirkan mulai
menunjukan ketertarikan lebih aktif terhadap pekerjaan mereka ketika mereka
mengetahui bahwa pekerjaan mereka dimonitor,
Shaw (1973) memberikan contoh mendetail mengenai bagaimana para
konselor di sebuah sekolah distrik menggunakan kartu-kartu waktu belajar untuk
melaporkan informasi mengenai intervensi konselor. Tujuh kategori waktu umum
dibuat dan berbagai subkategori didaftar pada kartu tersebut. Hasil penelitian
dengan 20 konselor sekolah menengah atas menunjukkan bahwa para konselor
menghabiskan sebagian besar waktu untuk kegiatan bukan profesional dan
aktivitas-aktivitas yang tidak terkait pada setiap bulannya. Rata-rata lebih dari tiga
jam sehari pada setiap hari aktif sekolah. Dari data tersebut juga tampak bahwa
lonjakan tajam terjadi dalam penggunaan waktu konselor, tergantung event-event
yang ada di sekolah. jelas terdapat kebutuhan untuk membantu konselor mengatur
waktu mereka dan belajar lebih banyak skill.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


274
3. Apakah Intervensi Konselor Membuat Sebuah Perbedaan?
Kota Texas telah menunjukkan kepemimpinan dalam area akuntabilitas
selama bertahun-tahun. Pada awal 1973, Agensi Pendidikan Texas meluncurkan
panduan untuk pengembangan rencana bimbingan tertulis kompetensi
berdasarkan hasil, yang juga memuat beberapa pernyataan deskriptif mengenai
proses yang dharusdigunakan para konselor. Rencana ini mengidentifikasi tiga
bidang umum (pendidikan, kejuruan, dan sosial) dan tujuan-tujuan tertentu dalam
hal yang dapat diobservasi dan perilaku. Ini termasuk perencanaan manajemen
berdasarkan tujuan pertama kali dan sejak itu telah diperluas sebagai gerakan kota
ke arah panduan kurikulum sekota.
Karena hal ini mengkhususkan dan menekankan pada lima urutan tahap,
banyak konselor menemukan bahwa hal ini berguna untuk pengembangan dan
perencanaan program-program bimbingan mereka (penilaian kebutuhan, mengatur
prioritas, mengembangkan tujuan, mengembangkan aktivitas-aktivitas untuk
mencapai tujuan, dan mengevaluasi program). Hal tersebut merupakan sebuah
panduan untuk penelitian komplit sebuah program.
Saat ini, kebanyakan sekolah distrik di Amerika Serikat puas untuk
membangun sistem-sistem akuntabilitas untuk program-program bimbingan yang
menjawab dua pertanyaan yang pertama: apakah kebutuhan para siswa dan apa
yang telah dilakukan untuk memenuhinya? Tentu saja pertanyaan-pertanyaan ini
deapat dengan mudah ditanyakan ditanyakan pada kebutuhan-kebutuhan guru
dan orang tua. Meskipun begitu, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini masih
belum cukup bagi mereka yang ingin mengetahui apakah para konselor membuat
perbedaan positif dalam kerja mereka.
Gagasan penyelidikan paling penting yang menjadi dasar untuk kerja
konselor masuk akal bagi seorang profesional. Tetapi, hal ini merupakan pemikiran
asing bagi beberapa pendidik yang tidak bersentuhan dengan metode ilmiah
sebagai bagian dari kerja mereka. Mereka mungkin belum pernah ditunjukkan
pada penerapan prakteknya ketika mereka masih sekolah dan belajar menjadi
seorang pendidik. Bagi sebagian yang lain, metode ilmiah adalah sesuatu yang
dipelajari dan diterapkan pada kelas-kelas ilmiah dan laboratorium-laboratorium.
Penyelidikan sistematis adalah pendekatan praktis bagi kerja konselor. Ini adalah
esensi akuntabilitas.
Penyelidikan ilmiah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Bisa dengan
menggunakan pendekatan studi kasus, sebagaimana dilakukan di bidang-bidang
seperti sosiologi, antropologi dan sejarah. Atau penyelidikan bisa dilakukan melalui
manipulasi variabel-variabel berbeda dan observasi khusus dengan teliti. Desain
penelitian yang berusaha untuk mengontrol sumber-sumber ketidakvalidan bisa
digunakan agar hasil-hasil penelitian dapat dianalisa dengan memuaskan dan
lebih percaya diri mengambil kesimpulan-kesimpulan. Anda mungkin telah
mengenali ungkapan ini sebagaimana terdapat pada peneliti eksperimen.
Konselor, sebagai peneliti-praktisi, melihat permasalah-permasalahan dan
ingin mengetahui bagaimana memecahkannya dengan efektif dan efisien.
Termasuk observasi dengan teliti, pengumpulan data yang dapat diandalkan, alat
untuk menganalisa data dan, akhirnya, laporan hasil-hasil, kesimpulan-
kesilmpulan, implikasi-implikasi, batasan-batasan, dan saran-saran.
Sebagai tambahan pada ketiga pertanyaan mengenai akuntabilitas,
mungkin pertanyaan keempat seperti: apa yang dapat disimpulkan dari program
bimbingan? Beberapa penulis (seperti Lewis, 1983; Lombana, 1985) telah
menyarankan beberapa cara bagaimana mengevaluasi program bimbingan,

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


275
penekanan bahwa orang yang berkonsultasi dan tujuan-tujuan program harus hati-
hati direncanakan dan harus sistematis.
Akhirnya, ketika sampai pada akuntabilitas, selalu disarankan untuk
menanyakan para konsumen mengenai apa pendapat mereka tentang layanan-
layanan bimbingan dan konseling- para siswa, guru dan orang tua-.bagaimana
mereka melihat prosesnya? Hasil-hasilnya? Programnya? Data yang diperoleh dari
mereka juga memiliki batasan-batasan. Namun, jika penerima layanan tidak puas,
maka kesimpulan-kesimpulan yang ada jadi tidak berarti. Meri kita melihat
beberapa faktor yang butuh anda pertimbangkan dalam merencanakan penelitian
akuntabilitas.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN


1. Apakah Langkah-Langkah Dasarnya?
Langkah-langkah dasar memuat penentuan tujuan-tujuan atau tujuan-
tujuan yang diteliti. Pengidentifikasian intervensi yang digunakan, jika ada, dan
kemudian menggunakan alat ukur pengumpulan data untuk dievaluasi. Terdapat
juga prosedur-prosedur praktis yang bisa anda ingin pertimbangkan.
Pertama, penting sekali untuk mendefinisikan tujuan-tujuan dan hasil akhir
dari penelitian akuntabilitas dalam perilaku yang dapat diobservasi, meskipun
beberapa foaktor internal (seperti, percaya diri, sikap, atau nilai-nilai) mungkin
termasul minat tertentu. Pertanyaan yang harus diajukan adalah: bagaimana anda
bisa mengatakan bahwa seseorang memiliki konsep diri yang positif? Biasanya
lebih mudah untuk menemukan atau mengembangkan beberapa ukuran valid
ketika tujuan-tujuan dinyatakan dalam istilah perilaku. Sebagai tambahan, tujuan-
tujuan yang dinyatakan dalam istilah perilaku dapat menjelaskan proses intervensi.
Memilih sebuah tujuan atau hasil akhir untuk penelitian adalah
pertimbangan praktis lainnya untuk penelitian akuntabilitas. Tetapi sebagain besar
konselor berasumsi, jika mereka mulai mengalami masalah dalam mengatur
sebuah penelitian, mereka harus melihat beberap variabel. Oleh karena itu,
sebuah kompromi adalah untuk mengidentifikasi beberapa tujuan primen dan
sekunder.
Pilihlah instrumen-instrumen penilaian yang praktis dan valid yang
berhubungan langsung dengan hasil yang diinginkan. Beberapa instrumen yang
digunakan untuk mengukur hasil akhir mungkin membutuhkan waktu yang banyak
untuk dikelola, sulit untuk dinilai atau diinterpretasikan, mahal untuk dibeli, atau
mungkin hanya tidak berhubungan langsung dengan tujuan akhir. Jika sebuah
tujuan akhir untuk anak anak tingkat delapan adalah bahwa mereka memiliki
rencana sekolah menengah atas empat tahun sebelum mereka masuk sekolah
menengah atas, maka hasil yang dikehendaki sudah jelas. Cukup mudah bagi
konselor untuk menghitung jumlah siswa yang memiliki rencana percaya diri yang
tersimpan. Jika tujuannya adalah untuk meningkatkan konsep-konsep diri siswa
tingkat delapan, skor pada tes standar mungkin menyarankan beberapa
peningkatan. Sebagai tambahan, mungkin perilaku yang berhubungan dengan
konsep diri positif dapat dihitung.
Memilih kelompok siswa yang dituju dapat mempersempit fokus sebuah
penelitian akuntabilitas dan mempermudah pengaturannya. Meneliti efek konseling
kelompok pada siswa yang tidak menyelesaikan pekerjaan rumah adalah salah
satu contohnya. Sebagai tambahan, dua atau tiga pendekatan berbeda pada
konseling kelompok mungkin juga bisa dinilai, bagi orang yang ingin mencari
metode paling efektif dan efisien. Mempelajari baik proses maupun hasil
merupakan hal yang dikehendaki dalam sistem-sistem akuntabilitas.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


276
Sangat masuk akal untuk merencanakan dengan teliti dan mengatur
penelitian akuntabilitas. Seluruh layanan yang seorang konselor berikan tidak perlu
untuk dievaluasi. Setiap siswa yang menemui konselor tidak hatus menyelesaikan
sejumlah instrumen evaluasi untuk penelitian akuntabilitas.
Pilihlah sesuatu yang bernilai dan menarik untuk dipelajari, sesuatu yang
merepresentasikan hal-hal yang anda lakukan pada pekerjaan anda. Jika sebuah
penelitian dapat diatur sehingga efek-efek dari pendekatan konseling kelompok
kecil dapat diperiksa, hasil-hasilnya mungkin mempertimbangkan sampel waktu-
waktu dimana anda harus menggunakan prosedur-prosedur atau pendekatan
kelompok yang sama. Jika penelitian anda terencana dan terorganisir, anda dapat
mengenerelasikan dari sampel yang anda ambil.
Akhirnya, praktis untuk menulis laporan singkat dari setiap temuan yang
timbul dari penelitian akuntabilitas. Laporan tersebut dapat menyoroti usaha dan
hasil. Laporan tersebut dapat digunakan untuk mengambil keputusan mengenai
orang yang berkonseultasi, intervensi, atau program.

2. Bagaimana Anda Mendesain Sebuah Penelitian Akuntabilitas?


Anda mungkin sebelumnya berpikir menjawab pertanyaan-pertanyaan:
dari mana kita memulai? apakah garis dasarnya? kemudian, tanyakan pada diri
anda, apa yang ingin saya lakukan dalam situasi ini? intervensi apa yang dapat
digunakan? Berapa lama hal ini akan berlangsung dan seberapa sering?
simpanlah beberapa rekaman untuk menunjukkan apa yang telah dilakukan,
mungkin sebuah deskripsi intervensi berdasarkan aktivitas atau tehnik yang
digunakan. Jika intervensi yang anda rencanakan semula berubah sepanjang
jalan, buatlah catatan mengenainya. Ini merupakan yang dapat dimaklumi bagi
konselor sehingga intervensi dapat dimodifikasi dan diulangi kemudian dan
digambarkan dalam laporan. Meskipun sebagian besar laporan akhir hanya
membutuhkan penjelasan umum intervensi, kecenderungan diantara konselor
adalah menguraikannya secara mendetail sehingga hal tersebut dapat dengan
mudah digunakan lagi atau ditiru oleh konselor lain.
Setelah intervensi selesai, anda menanyakan: sampai dimana kita
sekarang dan bagaimana kita mengungkapkannya? termasuk hal ini adalah
penilaian semua informasi yang telah dikumpulkan sepanjang jalan atau instrumen
pengelolaan lain yang telah digunakan untuk meraih beberapa data tentang garis
besar. Data kemudian dibandingkan, mencari setiap hasil-hasil yang mungkin di
raih.
Desain simpel sebelum dan sesudah dapat dikembangkan dengan
membandingkan hasil dalam kelompok kontrol klasikal, kelompok yang tidak
menerima intervensi ketika penelitian. Beberapa mengarahkannya pada kelompok
perlakuan tertunda, dengan anggapan, jika intervensi terbukti efektif , hal tersebut
akan diberikan pada kelompok kontrol kemudian. Jika kelompok eksperimental
atau perlakuan dan kelompok kontrol sama pada awal sebelum intervensi dan
berbeda sesudahnya, dapat disimpulkan bahwa intervensi memiliki efek. Kelompok
mana yang lebih dikehendaki?
Desain sebelum dan sesudah adalah salah satu desain riset paling
praktis yang dapat digunakan seorang konselor dan lebih disukai daripada desain
sesudah saja dimana data awal tidak dikumpulkan. Lebih disukai, meskipun ada
batasannya, ketika tidak mungkin terjadi sebuah persamaan atau kecocokan
kelompok kontrol.
Sebagai tambahan baig desain-desain tipe eksperimental, mungkin juga
mengumpulkan data untuk menggambarkan populasi atau situasi. Sekelompok

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


277
siswa mungkin digambarkan dari segi skor tes atau dengan survey yang mereka
ikuti. Pada kasus ini, penelitian akuntabilitas fokus pada memberikan sebuah
gambaran gabungan dari sebuah kelompok.
Mungkin juga untuk mengumpulkan data saat anda melakukan proses
konseling. Mungkin mengikuti prosedur-prosedur dalam penelitian satu kasus
(contoh Tracey, 1983). Penelitian satu kasus adalah kuat, memberikan informasi
lebih dalam, dan tidak sulit untuk dimasukkan pada pekerjaan sehari-hari konselor,
desain satu kasus menekankan pengukuran variabel-variabel selama berulang-
ulang sepanjang waktu.

3. Bagaimana Mengukur Hasil?


Meskipun testimoni-testimoni dan laporan subjektif memiliki tempat
tersendiri, data objektif lebih disukai untuk penelitian akuntabilitas. Instrumen
apapun yang membantu anda untuk mengumpulkan data objektif yang diperlukan
untuk membuat evaluasi memerlukan pertimbangan khusus. Instrumen standar
memiliki kredibilitas karena mereka melaporkan validitas dan realibilitas data yang
membantu menentukan nilai dan kegunaan mereka. Pengetahuan mengenai
instrumen itu sendiri berperan penting ketika menilai hasil dan
menginterpretasikannya.
Instrumen standar terutama berguna ketika anda mencoba untuk meneliti
beberapa variable yang kompleks (contoh, kepribadian, kemampuan, dan bakat),
dan anda tidak memiliki waktu atau sumber daya untuk membangun ukuran valid
anda sendiri. Mereka juga berguna ketiak anda mencari hasil total atau beberapa
kategori skor yang berasal dari beberapa item di instrumen. Meskipun begitu,
banyak dari instrumen standar tidak siap tersedia, penghitungan dengan mesin
hanya oelh perusahaan yang membuatnya, membutuhkan waktu banyak untuk
diolah, dan sulit sesuai dengan sebagian besar penelitian akuntabilitas. Mereka
bisa juga mahal.
Anda dapat membangun sebuah instrumen survey dengan menanyakan
pertanyaan-pertanyaan terbuka dan tertutup kepada siswa. Data dapat
disimpulkan menggunakan statistik deskriptif seperti mean, median, modes,
prosentase, dan percentile untuk melaporkan temuan anda.mengetahui
bagaimana membuat instrumen yang berguna yang memiliki face validitas adalah
skill yang penting bagi konselor. Reliabilitas tes - tes ulang dapat diperoleh dengan
siswa anda sendiri.
Sekali lagi, sebuah instrumen yang mengidentifikasi perilaku-perilaku
khusus yang anda ingin fokuskan mungkin merupakan pendekatan paling praktis.
Dalam sebuah penelitian, sekelompok konselor ditanya apakah mereka ingin
mereka selesaikan bersama murid mereka.setelah beberapa diskusi mengenai
istilah-istilah seperti penyesuaiana kelas, konsep diri positif, perilaku baik,
menurut pada guru, dan berhenti mengacau, kelompok tersebut ditanya: apa
yang harus dilakukan siswa agar dianggap kooperatif, memiliki sikap yang baik,
dan seterusnya? apa yang harus dilakukan siswa agar bisa berprestasi dengan
baik?
Sesudah iu, sebuah daftar mengenai perilaku dalam kelas yang
berhubungan dengan prestasi dikembangkan (lihat gambar 12.1). Skala tipe Likert
(lima poin) ditempatkan pada setiap item sehingga perilaku-perilaku dapat dinilai
dalam hal seberapa sering hal tersebut terjadi (sangat sering sampai sangat
jarang). Skala penilaian dapat diganti, kadang-kadang, untuk memberikan
kesempatan pada responden untuk melaporkan tingkat kesetujuan mereka dengan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


278
sebuah item (yaitu sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Mungkin juga
mengeluarkan sejumlah item untuk dipelajari, untuk menambahkan item-item lain,
yang mungkin sesuai dengan keinginan guru (contoh, giliran untuk membahas
kejadian saat ini dari sebuah koran setiap jumat), atau memasukkan perilaku-
perilaku tersebut untuk dihilangkan atau dikurangi (contoh, mendorong dan
memukul di antrian kafetaria, meludahi anak-anak).
Jika ditarik dari sebuah secara umum, instrumen yang memfokuskan pada
perilaku mudah untuk disatukan. Mereka memberikan perhatian pada hasil-hasil
khusus yang berhubungan dengan sekolah dan dapat ditunjukkan pada responden
dalam waktu yang singkat. Item-item dapat dihitung dengan mudah oleh para
siswa atau oleh guru mereka. Kemultigunaan dan mudahnya interpretasi instrumen
semacam ini menjadikannya cukup praktis untuk digunakan oleh konselor.
Terkadang tidak nyaman untuk mengumpulkan pretest atau data dasar
sebelum anda memulai intervensi konseling. Salah satu cara untuk mengumpulkan
data adalah menggunakan ukuran retrospektif (Myrick, 1990).
Sebuah daftar yang menggunakan skala tipe Likert (contoh, sangat setuju
sampai sangat tidak setuju) ditempatkan melintang dari setiap item yang akan
diukur. Instrumen ini paling efektif ketika memberikan jarak yang lebih lebar,
mungkin dari 1 sampai 10. Nomor-nomor ini dapat diberikan kata-kata untuk
membantu responden mengecek penempatan terbaik sepanjang baris atau
rangkain. Daftar itu mungkin akan terlihat seperti ini:

Saya mendengarkan dengan


1. seksama saat orang lain 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
berbicara
Saya mengetahui bagaimana
2. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
menghadapi orang lain
Saya bisa menjelaskan konseling
3. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
dingkat
Saya bisa menggambarkan
4. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
penelitian kolaboratif

Bayangkan anda sedang melaporkan pada diri anda sendiri dan bahwa
angka 1 di skala berarti tidak begitu percaya diri dan angka sepuluh menunjukkan
sangat percaya diri. Sekarang bacalah setiap item dan lingkarilah nomor di
sebelahnya untuk menunjukkan dimana letak anda sebelum anda membaca buku
ini. Kemudian, bacalah item-item tersebut lagi dan gunakan baris yang sama,
letakkan tanda X dimana anda berda saat ini, setelah membaca buku ini. Jika
tidak terjadi perubahan, maka X akan berada diatas lingkaran. Jika terjadi
beberapa peningkatan, maka X akan bergerak ke arah 10. Jika anda merasa
lebih bingung atau tidak yakin, maka X akan bergerak ke arah 1.
Hal ini memungkinkan para penyidik untuk menghitung item dari sudut
prespektif responden dengan menimbang setiap perolehan yang telah dicapai.
Contohnya, anda mungkin telah menilai diri anda tinggi pada pretest sebelum
membaca buku ini, mungkin 8 atau 9. Meskipun begitu, ketika anda membaca
buku ini, kesadaran tentang kebiasaan pendengaran anda dan beberapa petunjuk
membuat anda lebih percaya diri daripada sebelumnya. Ukuran restropektif
mempunyai keuntungan memberitahukan anda mengambilnya sebagai
pertimbangan dalam laporan diri anda. Sebaliknya, skor tinggi pada pretest hampir
pasti mencegah penyidik untuk menemukan hasil positif manapun, karena hanya
terdapat sedikit sekali ruang untuk pengembangan. Jadi, terdapat dua nilai yang

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


279
digunakan dalam pendekatan ini, evaluasi akurat dari sudut pandang responden
dan efisiensi mengolah hanya instrumen sesudah intervensi. Perbedaan antara
skor yang dilaporkan dapat dihitung dengan komputer secara statistik, meskipun
pada sebagaian besar kasus, perbedaan yang signifikan biasanya mengnai dua
skor (contoh 6 sampai 8).
Pada banyak kesempatan konselor akan berharap bahwa dia telah
mengelola pretest atau pre-checklist. Alat pengukuran restropektif memungkinkan
konselor untuk menciptakan instrumen yang relevan, biasanya tertentu pada hasil
yang diingikan dari sebuah intervensi, dan mengumpulkan data yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi setiap kemajuan yang dicapai orang yang
berkonsultasi.

4. Bagaimana Anda Menganalisa Data dan Melaporkan Hasil?


Dahulu, laporan dibuat untuk dewan sekolah yang laporan itu disusun oleh
anggota yang sangat terdidik, termasuk profesor di universitas, dua doktor medis,
dan seorang akuntan. Seluruh anggota dewan sekolah adalaha lulusan
universitas. Ketika laporan memfokuskan pada pengetesan yang rumit terhadap
hipotesa, tingkat-tingkat signifikansi, dan prosedur-prosedur statistik, dewan
sekolah kehilangan minatnya. Ketika grafik-grafik digunakan untuk
mengilustrasikan kemajuan dari data awal sampai ketika penelitian selesai, minat
mereka mulai tampak lagi. Ketika hasil-hasil yang diraih dipresentasikan dalam
prosentase, perbandingan-perbandingannya mudah diketahui dan dewan sekolah
terkesan. Jagalah laporan tetap sederhana dan hindarilah laporan statistik
mendetail. Hal-hal tersebut dapat ditempatkan sebagai laporan-laporan pendukung
atau tambahan untuk mereka yang berminat untuk meminta data. Sebagian besar
orang ingin mengetahui hasil umum dan gambaran yang sederhana daripada
penjelasan yang kompleks.
Penelitian-penelitian akuntabilitas penting karena mereka memberikan
umpan balik bagi kerja anda. Mereka membantu anda mengevaluasi intervensi-
intervensi yang anda gunakan. Mereka dapat memeberikan beberapa petunjuk
mengenai apakah diperlukan suatu arah baru ataukah anda ingin melanjutkan apa
yang sedang anda kerjakan. Sebagai tambahan, beberapa laporan mendukung
anda memperoleh tambahan dukungan untuk pekerjaan anda, mungkin proyek
baru yang ingi anda kerjakan. Temuan-temuan tersebut yang terbukti cukup
memuasakan dari segi pencapaian hasil yang diinginkan akan menjadi berita baik
untuk publik. Mereka dapat digunakan untuk mempromosikan hubungan-hubungan
positif dengan guru, pengelola, dewan sekolah, dan masyarakat umum.

5. Bagaimana Anda Mengevaluasi Program?


Penilaian kebutuhan, pemberian layanan, dan evaluasi intervensi yang
berhubungan akan merefleksikan efek-efek perkembangan menyeluruh program
bimbingan. Untuk mencapai akuntabilitas, prosedur-prosedur evaluasi sistematis
harus ditekankan. Bijngkai kerja program sekolah secara menyeluruh juga perlu.
The Missouri Comprehensive Guidance Program Model (MCGP) adalah
sebuah rencana untuk pengembangan bimbingan (tingkat K-12) yang melibatkan
200 sekolah distrik di negara bagaian. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa MCGP
a) mencakup seluruh siswa; b) memberikan pendekatan perencanaan bimbingan;
c) menghapuskan aktivitas-aktivitas selain bimbingan bagi konselor; d)
mengidentifikasi kompetensi para siswa yang ingin diraih melalui bimbingan; dan
e) memberikan dan memastikan akuntabilitas. Evaluasi dilihat sebagai proses

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


280
yang sedang berlangsung, memberikan umpan balik pada konselor dan pengelola
untuk menggunakannya dalam pengembangan dan perluasan program (Gybers,
Hughey, Starr, & Lapan, 1992).
Pengembangan evaluasi program telah dianjurkan oleh Gysbers dan
Henderson (1988) karena terdiri dari empat fase krisis: 1) Perencanaan; 2)
pendesainan; 3) penerapan; dan 4) pengevaluasian. Mereka memandang evaluasi
sebagai memasukkan sebuah perbandingan program kepada standar profesional
dan menyiapkannya dari hasil siswa. Hasil-hasil ini bisa ditentukan dengan
pencocokan data terhadap serangkaian harapan yang telah diatur sebelumnya,
atau mungkin melalui perbandingan pretest/posttest. Juga akan membantu untuk
mengumpulkan observasi dari orang dan mencatat hasil subjektif program.
Bab ini terbatas. Ini merupakan diskusi singkat mengenai konsep-konsep
penelitian dan prosedur-prosedur yang bisa diterapkan dalam sistem akuntabilitas
bagi konselor. Buku-buku lain bisa diperiksa untuk prosedur-prosedur statistik yang
dapat anda gunakan dalam pekerjaan anda. Anda juga bisa berkonsultasi dengan
seseorang di sekolah distrik yang senang mendesain penelitian dan menganalisa
data. Mari kita lihat secara lebih spesifik terhadap dua metode yang bisa
digunakan untuk meneliti efektivitas intervensi anda: 10 studi kasus sistematik dan
2) penelitian kelompok komparatif.

D. Studi Kasus Sistematik


Berikut ini adalah contoh sebuah studi kasus sistematik. Ini merupakan
pendekatan praktis, pendekatan yang bisa digunakan untuk sekelompok siswa
atau secara individu. Secara garis besar membimbing anda melalui lima garis
besar. Ini bisa menjadi lebih rumit jika anda menambah beberapa langkah atau
prosedur. Meskipun begitu, hal tersebut sangat jarang dibutuhkan bagi
kebanyakan penelitian akuntabilitas
Lima langkah tersebut meliputi: 1) mengidentifikasi siswa atau sekelompok
yang dituju untuk penelitian; 2) mengumpulkan data awal; 3) memberikan
intervensi; 4) mengumpulkan data setelah data awal, dan 5) menganalisa temuan
dan menulis laporan. Kasus Kevin mengilustrasikan bagaimana penelitian dapat
diterapkan.

1. Kasus Kevin
Kevin adalah siswa kelas tujuh yang merupakan masalah bagi sebagian
besar gurunya. Dia diserahkan oleh seorang guru, Mrs. Cowell. Yang
menginginkan Kevin dikeluarkan dari kelasnya. Dia berkata, dia kasar dan kurang
peduli sama orang lain. Dia membenci sekolah dan ingin dikeluarkan dari kelas,
mungkin agar gambaran bahwa dia orang hebat dapat diperkuat. Saya tidak ingin
melakukannya, mungkin dia akan menjadi seperti itu. Dalam bahasa inggris
sederhana, anak ini kasar dan saya tahu bahwa anda akan mengatakan bahwa
dia berasal dari keluarga yang tidak sayang padanya. Tetapi hal tersebut tidak
mengubah apapun. Dia adalah masalah.
Konselor mendengarkan dengan seksama dan memfasilitasi guru tersebut
untuk berbicara tentang Kevin. Model konsultasi (bab 11) diterapkan, ketika guru
tersebut memeriksa situasi. Kemudian, tiba watunya untuk memfokuskan secara
spesifik mengenai apa yang ingin dilihat guru dalam Kevin, jika dia tetap berada di
kelas. Konselor mendorong Mrs. Cowell menuangkan idenya dalam istilah
perilaku, menanyakan pertanyaan seperti, Dan, dengan seperti cara apa dia
mengacau? atau, Okay, apa yang dial lakukan sehingga anda menganggapnya
tidak perhatian? konselor menunjukkan Mrs. Cowell daftar perilaku yang

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


281
berhubungan dengan prestasi (gambar 12.1) dan berkata, mari kita lihat apakah
kita bisa mendapat ide tentang sesuatu yang kita ingin dia lakukan dan mencari
tahu dimana kita harus mulai.
Guru menilai Kevin pada semua perilaku. Konselor melanjutkan
berkonsultasi dengan Mrs. Cowell menganai apa yang mungkin akan dia lakukan
di kelas. Konselor, sebagai bagian dari kolaborasi dan intervensi ganda,
melakukan konsultasi dengan kevin secara individu selama beberapa sesi.
Kemudian, Kevin berpartisipasi dengan lima siswa lainnya dalam konseling
kelompok kecil, yang memfokuskan pada perilaku di sekolah dan bersikap
terhadap guru. Pada saat itu, hal tersebut tampaknya menjadi bahan yang
membantu peningkatan perilaku Kevin. Dia menerima pengakuan dari kelompok
tersebut dan mereka semua mencoba untuk mengubah image mereka di sekolah.
Setiap Jumat sore, Mrs. Cowell menilai Kevin dalam perilaku kelasnya
selama satu minggu itu. Tidak terdapat banyak perubahan pada dua minggu
pertama, tetapi pada minggu ketiga, ketika Kevin mulai bekerja dalam kelompok,
terdapat perubahan yang terlihat. Dia berkata, Baiklah, mungkin memang terdapat
sedikit perubahan sebelumnya, cukup untuk memberikan sedikit harapan pada
saya , tetapi tidak banyak yang bisa dilaporkan. Meskipun begitu, minggu ini dia
jauh lebih baik, terutama pada item no 4, 7, dan 8. Daftar semacam ini membantu
guru untuk mengidentifikasi kemajuan yang telah terjadi. Ini akan menguatkannya
dan konselor untuk usaha-usaha yang telah dilakukan. Hal ini telah meningkatkan
kepedulian guru pada perilaku-perilaku kelas spesifik yang dikehendaki dari Kevin.
Penelitian dan intervensi disimpulkan setelah periode tujuh minggu, akhir periode
penilaian. Angka-angka final Kevin oleh Mrs. Cowell ditunjukkan pada gambar 12.2
dan laporan akhir ditunjukkan dalam gambar 12.3.

Gambar 12.3. Laporan tertulis akhir mengenai K.J

BELUM DIGAMBAR

K.J (singkatan Kevin) adalah siswa kelas tujuh yang bersekolah di South
Marion Junior High School. Dia memiliki IQ 105(skala penuh) dengan metode
Wechsler dan diserahkan karena memiliki program pengendalian emosional di
sekolah dasar. Meskipun begitu, tidak direkomendasikan enempatan khusus. Pada
bulan Oktober dia diserahkan untuk konseling oleh salah satu gurunya, yang
menilai dia dalam daftar perilaku kelas (lihat gambar 12.2). K.J juga menilai dirinya
dengan item yang sama selama tahap awal konseling.
Pertama-tama konselor berkonsultasi dengan guru yang menyerahkan
mengenai perilaku anak tersebut di kelas dan mengenai beberapa tehnik yang
mungkin digunakan oleh guru di kelas untuk meningkatkan perilaku K.J. sebagai
tambahan, konselor sekolah mengintervensi anak tersebut dengan memberikan
empat sesi konseling, sekali seminggu selama empat minggu, dan empat sesi
konseling kelompok, yang dimulai pada minggu ketiga bimbingan. K.j. adalah anak
yang dituju dalam kelompok lima siswa. Konselor juga mencoba untuk berbicara
dengan orang tuanya melalui telepon, tetapi baru saja diputus.
Pada akhir periode penilaian. Guru yang menyerahkan menilai anak
tersebut lagi, karena dia melakukannya setiap hari jumat sejak interensi dimulai.
Nilai akhirnya ditunjukkan pada gambar terlampir. Bisa dilihat bahwa dalam enam
dari sepuluh item, K.J mengalami peningkatan, mengenai perilaku yang khusus
menggangggu, kerjakan tugas,: terdapat perubahan yang cukup positif, bergerak
dari sangat jarang menuju sering.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


282
Guru K.J melaporkan bahwa dia terus berperilaku lebih baik di kelas dan
bahwa hubungan kerjasama mereka telah meningkat.
Kasus ini hanya fokus pada penggunaan datar perilaku oleh guru, tetapi ini
dapt memasukkan data lain dari catatan sekolah (absen, dll) dan guru-guru lain.
Informasi lebih banyak dapat dimasukkan mengnai pendekatan konseling individu
(contoh, selama waktu ini Kevin diminta berbicara mengenai apa yang dia sukai
dan tidak sukai mengenai sekolah, apa harapan dia mengenai apa yang dia dapat
di sekolah, dan bagaimana dia bisa berperilaku lebih baik dengan guru), atau,
mungkin garis besar tujuan-tujuan kelompok dan judul dari pertemuan-pertemuan
kelompok juga bisa dimasukkan, untuk menunjukkan macam pendekatan yang
digunakan.
Studi-studi kasus tunggal di konseling memiliki tempat yang penting dan
bisa menjadi pcara paling cocok untuk meneliti efek konseling terhadap seorang
siswa. Pendekatan ini telah mendapat perhatian khusus (Frey, 1978) ketika
semakin banyak orang menyadari bahwa penelitian efe-efek konseling melalui
desain penelitian kelompok dapat dibatasi. Studi-studi kasus tunggal itu menarik
jika dilakukan pendekatan secara sistematis. Mereka juga dapat disatukan untuk
membantu membuat poin.
Konselor-konselor kelompok yang merepresentasikan semua kelas setuju
untuk memberikan koordinator bimbingan distrik mereka setidak-tidaknya dengan
empat studi kasus sistematik. Semua konselor setuju untuk menggunakan garis
besar serupa untuk laporan akhir setiap kasus, menggunakan judul yang sama
sesuainya. Panjang laporan dibatasi dua dan tiga halaman. Koordinator bimbingan
mengumpulkan kasus-kasus dan mensotirnya sesuai dengan tipe permasalahan,
level kelas, dan macam intervensi yang digunakan. rata-rata 72 kasus dimasukkan
dalam Buku Akuntabilitas, yang tersedia untuk orang tua dan masyarakat umum
untuk dinilai. Buku tersebut dibagai menjadi dua bagian yang menyediakan kasus-
kasus perilaku yang mengganggu, perasaan malu, absen berlebihan, dan
permasalahan-permasalahan lain. Kasus-kasus tersebut merupakan representasi
apa yang dikerjakan konselor dengan siswa.

2. Penelitian Kolaboratif
Penelitian Kolaboratif mengikuti garis besar yang sama sebagaimana studi
kasus sistematik, kecuali bahwa terdapat usaha-usaha lebih untuk bekerja dengan
siswa yang lebih banyak sebagai kelompok target dan konselor menyatukan data
sebelum dianalisa. Data yang disatukan, memberikan bahwa beberapa perkiraan
telah tercapai yang mengizinkan konselor untuk menganalisa data berdasarkan
subjek yang lebih besar dan menggunakan prosedur-prosedur statistik yang
berbeda.
Sekelompok konselor dari 16 sekolah dasar berkumpul untuk pertemuan-
pertemuan pengembangan staff dan menampakkan perhatian mereka mengenai
siswa yang dibawah performa. Karena hal ini merupakan hal yang umum terjadi di
sekolah dan merupakan perhatian publik, kelompok tersebut memutuskan untuk
bekerja sama dalam penelitian kolaboratif.

3. Pendefinisian dan pengidentifikasian populasi


Pertama, para konselor setuju mengenai kriterai umum untuk
mengidentifikasi siswa-siswa yang di bawah performa. Seluruh partisipan dalam
penelitian harus memiliki IQ 90 dengan metode Slosson, dan mereka dikutip guru
mereka memiliki ketidaksesuaian yang tampak antara IQ dan skor yang diraih

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


283
dalam tes standar atau ujian sekolah. kemudian disetujui lebih jauh untuk
berkonsentrasi pada siswa kelas 3,4, dan 5.

4. Pemilihan sampel partisipan


Setiap konselor mengidentifikasi 20 siswa di bawah performa pada
sekolah mereka menggunakan kriteria umum. Kemudian, 10 siswa dimasukkan
dalam kelompok eksperimental dan 10 siswa lainnya sebagai kelompok kontrol
yang tidak menerima bantuan konselor sampai penelitian selesai. Konselor
menggunakan tabel nomor random untuk menentukan ini. Jadi, 16 konselor
mengidentifikasi 320 siswa untuk tugas. Pada akhir penelitian, data selesai pada
155 siswa eksperimental dan 146 siswa kontrol.

5. Pengumpulan Data
Formulir penilaian evaluasi guru dan formulir penilaian diri siswa
direncanakan dalam penelitian ini. Mereka diolah sebelumdan sesudah intervensi
konselor berlangsung. Formulir guru terdiri dari sembilan perilaku yang performa
akademis di kelas dan memasukkan item-item yang sama daengan gambr 12.1.
frekuensi perilaku dilaporkan menggunakan skala tipe Likert. Formulir penilaian diri
siswa terdiri dari item perilaku yang serupa dengan apa yang ada pada formulir
guru, tetapi item-item tersebut berada pad kartu-kartu 3 x 5 yang terpisah. Kartu-
kartu itu dibaca dengan keras oleh konselor mereka di hadapan siswa dalam sesi
individu dan dipisahkan oleh siswa menjadi penilaian-penilaian yang berbeda.
Kedua instrumen memebrikan perbdaan perbandingan penilaian guru dan
penilaian pre- dan post-intervensi oleh kedua kelompok-kelompok eksperimental
dan kontrol.

6. Penerapan Intervensi-intervensi Konselor


Para konselor, sebagai kelompok pengembangan staff, mendiskusikan
metode-metode yang mungkin dilakukana dan prosedur-prosedur untuk
menangani siswa yang di bawah performa. Beberapa arguman dibuat oleh setiap
orang yang menggunakan pendekatan sama dan hanya mengevaluasi hanya satu
macam intervensi. Meskipun begitu, pada akhirnya diputuskan untuk
menginvestigasi keseluruhan efektivitas penanganan konselor terhadap siswa di
bawah performa, daripada metode atau pendekatan tertentu. Beberapa konselor
berkata bahwa mereka lebih efektif menggunakan beberapa pendekatan daripada
lainnya dan bahwa konselor-konselor individual harus menggunakan skill terbaik
mereka dan sumber-sumber daya untuk membuat perubahan. Para konselor
saling memperkuat gagasan dan mengembangkan sebuah daftar prosedur-
prosedur atau intervensi-intervensi khusus yang bisa digunakan dengan kelompok
eksperimental. Daftarnya distensil dan diberikan pada seluruh konselor. Juga
disetujui bahwa setiap konselor akan bertanggung jawa untuk merekam dengan
teliti intervensi-intervensi tertentu yang digunakan dengan setiap siswa. Jadi, para
konselor bebas untuk melakukan apapun yang mereka inginkan untuk membantu
siswa, selama mereka merekam jumlah dan hakikat kontak-kontak siswa.
Meskipun pendekatan ini kurang memiliki ketepatan generalisasi yang bisa terjadi
jika hanya menggunakan satu intervensi untuk menginvestigasi, hal ini praktis dan
mengurangi keharusan untuk mengadakan pertemuan-pertemuan pengembangan
staff.

7. Membatasi Waktu Penelitian

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


284
Penelitian dibatsi pada periode penilaian sekolah sembilan minggu. Data
awal dikumpulkan pada mingu pertama. Intervensi-intervensi konselor kemudian
selama tujuh minggu. Post-data dikumpulkan pada mingu terakhir

8. Menganalisa Temuan-temuan
Temuan-temuan atau hasil-hasil dianalisa dari segi: 1) tipe dan jumlah
intervensi yang digunakan oleh konselor; 2) penilain pre dan post oleh guru; 3)
penilain pre dan post oleh siswa; dan 4) perbandingan kelompok eksperimental
dan kelompok kontrol.
Lima kategori intervensi konselor digunakan untuk merekam apa yang
konselor lakukan dengan siswa. Ringkasan toal intervnsi yang digunakan dengan
siswa dalam kelompok eksperimen ditunjukkan pada gambar 12.4 data
menunjukkan 95% kelompok eksperimental terlibat dalam konseling kelompok dan
93% mendapat keuntungan dari konseling konselor dengan guru. Data tersebur
menujukkan bahwa konferensi-konferensi kasus, berkonsultasi dengan pengelola,
berkonsultasi kelompok dnegan guru dan orang tua, sebagaimana ditunjukkan
oleh personalian profesional lainnya, adalah pendekatan yang kurang disukai
tetapi sering digunakan.
Kebanyakan siswa menerima bantuan konselor lebih dari satu kali. Rata-
rata 64% anak-anak dalam kelompok eksperimental menerima tiga sampai lima
tipe intervensi. Pola umum terdiri dari berkonsultasi dengan guru, diikuti dengan
dua sesi konseling individu dan beberapa bentuk konseling kelompok kecil. Hanya
2% dari siswa yang menerima satu tipe intervensi saja. Sekitar 25 % menerima
dua tipe dan hanya 9% menerima lebih dari lima tipe intervensi.
Perbedaan prosentasi penilaian pre- dan post- pada kesembilan item bagi
kelompok eksperimental ditunjukkan dalam tabel 12.5. penilain data
menampakkan bahwa sesudah konselor mengintervensi, para guru dan siswa
melaporkan peningkatan perilaku yang berhubungan dengan performa.

F. KELEBIHAN, KETERBATASAN DAN KONGKLUSINYA


1. Kelebihan Akuntabilitas
Kelebihan Akuntabilitas adalah bertanggungjawab atas tindakan
seseorang, tertutama untuk tujuan-tujuan, prosedur-prosedur, dan hasil kerja atau
program seseorang. Termasuk dalam hal ini adalah penjelasan atas apa yang
telah dilakukan, termasuk informasi dan data untuk mendukung klaim yang telah
dibuat. Prinsip-prinsip dasar akuntabilitas menyarankan terdapat beberapa bukti
sebagai pijakan untuk membuat sebuah keputusan atau penilaian.
Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban terhadap diri sendiri atau
orang lain. Kedua aspek tersebut sesuai untuk program-program bimbingan dan
konseling, setiap konselor harus menanyakan pertanyaan dasar: Apakah tujuan-
tujuan saya? Apakah saya efektif? Apakah ini merupakan cara yang lebih baik
untuk menyelesaikan hal yang sama? Sistem-sistem akuntabilitas dibangun oleh
individu-individu yang bertanggung jawab baik kepada dirinya maupun orang lain.

2. Kelemahan Akuntabilitas
Kelemahan akuntabilitas adalah mengharuskan konselor untuk membuat
buku catatan, dimana intervensi-intervensi konselor yang berbeda tercatat. Para
konselor diharuskan mencatat tipe intervensi yang digunakan pada seorang siswa,
mungkin jumlah waktu yang dibutuhkan.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


285
3. Kongklusi
Konselor harus melihat permasalah-permasalahan dan mengetahui
bagaimana memecahkannya dengan efektif dan efisien. Termasuk observasi
dengan teliti, pengumpulan data yang dapat diandalkan, alat untuk menganalisa
data dan, akhirnya, laporan hasil-hasil, kesimpulan-kesilmpulan, implikasi-
implikasi, batasan-batasan, dan saran-saran.
Konselor harus menanyakan para klien mengenai apa pendapat mereka
tentang layanan-layanan bimbingan dan konseling- para siswa, guru dan orang
tua-.bagaimana mereka melihat prosesnya? Hasil-hasilnya? Programnya? Data
yang diperoleh dari mereka juga memiliki batasan-batasan. Namun, jika penerima
layanan tidak puas, maka kesimpulan-kesimpulan yang ada jadi tidak berarti. Meri
kita melihat beberapa faktor yang butuh anda pertimbangkan dalam
merencanakan penelitian akuntabilitas.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


286
Muro, JJ, & Kottman, T. (1995). Guidance and Counseling in the
Elementary and Middle Schools: A Practical Approach. Madison: Brown &
Benchmark

APLIKASI BIMBINGAN & KONSELING PERKEMBANGAN


DI SEKOLAH DASAR & SEKOLAH MENENGAH
A. BATASAN DAN ASUMSI
Myrick (1987) menjelaskan bahwa bimbingan dan konseling pengembangan
berlandaskan sifat alami manusia dimana individu bergerak secara tetap dan
secara positif ke arah peningkatan diri.
Setiap orang punya satu kekuatan yang membuat mereka tampak istimewa
dan unik. Pendekatan ini juga mengasumsikan individu itu memiliki potensial asset
berharga sebagai manusia. Penggerak ini ekspresi pribadi dapat memerlukan
berkompromi dengan kekuatan yang lain pada lingkungan. Manusia tumbuh harus
interaktif dengan orang yang tinggal di dalam masyarakat hukum, peraturan, dan
nilai timbal balik. Kadang-kadang kekuatan ini dapat dan berseberangan dengan
alur perorangan untuk pemenuhan diri.
Teori bimbingan menyarankan ketika intervensi bimbingan terjadi, dan
dengan alasannya untuk :
a. menekan pencegahan
b. program prioritas harus menekankan pada ciptaan dari alam lingkungan
sekolah yang sukses promotor agak dibandingkan kegagalan.
c. Sebagai tambahan, teori bimbingan harus mampu untuk konselor langsung
dimana yang mereka dapat paling secara efektif memfokuskan daya
mereka.
Teori bimbingan juga mampu menyediakan petunjuk yang secara langsung
menguntungkan layanan konseling. Seharusnya guru memiliki keterampilan
konseling sekolah dasar? orang tua ? anak-anak? atau semua tiga? Setiap
konseling yang telah jawab ke pertanyaan ini, dia akan mampu untuk
mendefinisikan satu program menyeluruh dari bimbingan yang akan mengarahkan
upaya konselor di praktek harian. Konselor harus mampu untuk menentukan
apakah ya atau tidak mereka berharap melayani anak-anak secara langsung (satu
pendekatankonseling), secara tidak langsung (dengan koordinasi guru), atau
barangkali berdua. Suatu program bimbingan pengembangan di sekolah dasar
dengan petunjuk profesional konselor untuk menjawab ke pertanyaan penting ini.
Sejumlah definisi bimbingan pengembangan liputi beberapa prinsip
sebagai berikut :
1. Bimbingan dan konseling diperlukan oleh semua anak-anak. Pada satu
program pengembangan, aktivitas bimbingan dan konseling diasumsikan
diperlukan oleh semua anak-anak. Program pengembangan, kadang-kadang,
haruskah kesepakatan dengan anak-anak terganggu dan susahkan, tapi
mereka dikembangkan untuk melayani semua anak-anak.
Semua anak-anak perlu memperoleh diri pemahaman, asumsikan
tanggungjawab peningkatan untuk pengendalian-diri, dewasakan pada
pemahaman mereka dari dunia di sekitar mereka, dan belajar membuat
keputusan. Sebagai tambahan, anak-anak memerlukan pertolongan di belajar
untuk menyelesaikan masalah dan mendewasakan pada rasa mereka
berharga (Myrick, 1987). Semua individu perlu merasakan satu rasa cinta dan
berharga, semua anak-anak perlu menyuksesi ke pembatas dari kemampuan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


287
mereka, dan semua anak-anak perlu mengetahui dan menerima kekuatan
mereka.
2. Bimbingan pengembangan dan konseling punya satu fokus pada pelayanan
belajarnya anak-anak. Sekolah dasar modern tidak umumnya kekurangan
spesialis ini. Ada spesialis untuk menolong anak-anak membaca, memainkan
alat musik, dan mengembangkan keterampilan fisik. Konselor adalah spesialis
dikhususkan dalam perkembangan manusia dan pembentukan dan
perkembangan serta pemahaman dari dunia bagian dalam dari anak-anak.
Konselor juga memprogram menurut Myrick (1987) dengan menggunakan
satu kurikulum terorganisir dan terencana untuk menerapkan teori yang
cenderung pada pembentukan dan perkembangan fisik . Kurikulum ini
memiliki penekanan tertentu pada pembelajaran manusia dan pelajaran bagi
manusia. Secara operasional ini bahwa konselor adalah anggota dari
kelompok yang termasuk induk, guru, pengurus, dan spesialis lain. Tugas
mereka adalah untuk memadai pengetahuan dan keterampilan mereka untuk
menolong anak-anak belajar. Satu anak dalam masalah harus dengan semua
anak-anak dilibatkan pada proses belajar. Kadang-kadang peran konselor
adalah sebagai satu guru pada satu unit bimbingan kelas; pada waktu lain,
konselor akan membantu anak-anak untuk menghilangkan atau mengurangi
dampak dari keadaan yang menghambat belajar. Satu penggunaan utama
pengembangan bimbingan dan konseling adalah menolong pelajar dalam
belajar.
3. Konselor dan guru adalah sangat berperan pada bimbingan pengembangan
program. Sifat alami unik dari keunsuran dan sekolah menengah adalah satu
faktor kunci di dalam meningkatkan satu segi pandangan pengembangan
untuk program bimbingan. Sementara beberapa sekolah yang punya sejumlah
pekerjaan guru dengan anak-anak, kelas serba cukup adalah sangat umum.
Dalam hal pengajaran keadaan, guru cenderung terlibat dengan keseluruhan
anak, dan banyak guru sedang melakukan "bimbingan" aktivitas panjang
sebelum sekolah dasar konselor hadir. Sebagai tambahan, guru sekolah
dasar, di umum, tampak kurang pokok pembahasan mengorientasi dan lebih
anak mengorientasi dibandingkan guru dari anak remaja. Antara lain, banyak
keunsuran guru sekolah yang melihat satu anak menyelipkan ke dalam
kesulitan akademis tidak akan secara otomatis menunjuk anak untuk
konseling. Sering, mereka memberikan konseling dengan jalan kolaboratif
untuk mencari solusi dan itu tidak boleh menjadikan anak meninggalkan kelas.
Pendekatan guru dan konselor dengan keadaan demikian dengan tujuan
hipotesis perkembangan dapat dieksplorasi. Antara lain, memutar perhatian
anak? melakukan secara lebih baik memberikan tugas lebih pendek dia?
Bagaimana anak merasakan tentang diri sendiri? satu aktivitas bimbingan
positif melayani anak dan orang lain dengan meningkatkan citra diri? Akankah
dia melakukan secara lebih baik kalau dia melakukan dengan satu atau lebih
panutan pada satu tugas? Bagaimana taraf kedewasaannya? Apa yang kita
ketahui tentang kekuatan dia dan potensinya? konselor dapat mengamati dia
dan merlihat kalau kita dapat menemukan solusi untuk menolong dia?
Sebagai satu fungsi guru, konselor tidak mencoba solusi cepat ataupun
konselor melakukan atau menyarankan bahwa pertama yang harus
dilakukan adalah konseling untuk anak. Dia bukan "pakar" atau dengan satu
jawaban siap ke keadaan kompleks. Di pendekatan ini, konselor adalah satu
ahli mengusut sebuah masalah, mendengarkan kedekatan rasa guru,
memperjelas, meminta tentang pendekatan yang telah telah dicoba, dan

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


288
bantuan menyamakan latihan lagi dari reaksi. Ini adalah sesuai untuk guru
dan konselor mengetahui belajar, perkembangan adalah satu proses, dan
apapun peristiwa harus dipertimbangkan sebagai satu titik pada satu
rangkaian proses terpelajar. Kerjasama sekelompok di antara konselor dan
guru adalah penting!
4. Satu terorganisir dan terencana kunikulum adalah penting bagian satu dari
bimbingan pengembangan (Myrick, 1987). Semua program pengembangan
harus berisi dengan satu perencanaan cermat dan mengorganisir kurikulum.
Pada satu etika serupa dengan memeninggalkan kakurikulum sekolah, tetapi
dari matematika, pengetahuan, dan ilmu kemasyarakatan, kurikulum
pengembangan mengandung tujuan dan pertolongan obyektif anak-anak pada
pembentukan dan perkembangan normal mereka. Teori penekanan kurikulum,
cenderung perkembangan fisik. Area dari pembahasan menyajikan pada satu
cara sistematis ke murid meliputi aktivitas mendisain untuk meningkatkan citra
diri, motivasi untuk capai, pembuatan keputusan, penentuan sasaran,
perencanaan, keterampilan pemecahan masalah, efektivitas hubungan antar
pribadi, keterampilan komunikasi, lintas budaya efektivitas, dan bertanggung
jawab pada perilaku. aktivitas ini memerlukan upaya kolaboratif dari keduanya
guru dankonselor. Dalam hal ini, konselor harus mampu untuk mengajari
seperti halnya konseling.
5. Bimbingan pengembangan mempunyai kaitan dengan penerimaan diri, diri
pemahaman, dan diri peningkatan. Apakah bekerja dengan masalah
mengalami anak-anak atau dengan anak-anak terbelit di keprihatinan
pengembangan normal, Konseling pengembangan akan memfokuskan pada
aktivitas pembentukan anak-anak untuk lebih mengetahui tentang mereka
sendiri dan untuk menjadikan mereka menerima kelebihan mereka dan lebih
sadar akan kekuatan mereka. Antara lain, konselor mungkin dapat untuk
mengorganisir konseling kelompok dari ke tiga sesi yang dilakukan terperinci
untuk mempunyai anak-anak mendiskusikan apa yang mereka bekerja lancar.
Konselor juga dapat mempergunakan sesi konseling individu untuk
memfokuskan pada kekuatan. Dia atau dia mungkin mau mengirimkan situs
awal surat induk, semua tanda dari kemajuan positif. Pada kelas, konselor
harus displav kerjakan untuk orang lain untuk lihat kapanpun mungkin.
Diprogram bahan seperti DUSO II. (Dinkmeyer, 1973) juga boleh
dipergunakan. Jika dimana anak-anak berada melaksanakan sampai harapan
pribadi mereka sendiri, konselor mungkin perlu mengerjakan di konseling
individu dan group sesi untuk menolong mengurangi celah di antara citra diri
nyata dan ideal dari anak.
6. Bimbingan pengembangan dan fokus konseling pada proses dorongan. Proses
dari dorongan, meskipun demikian ini akan tampak diri jelas waktu kerja
dengan anak-anak, adalah lebih rumit dibandingkan paling percaya. Ini tidak
cukup itu satu keinginan untuk menganjurkan satu anak. Pada kenyataan,
hasil dari apapun koreksi menindak menyesuaikan kurang pada apa konselor
atau guru lakukan dibandingkan pada bagaimana anak merasa dan menjawab
ke proses (Dinkmeyer & Dreikurs, 1963, p. 4 ).
Cara dari dorongan seperti oudined oleh Dinkmeyer dan Dreikurs
menekan bahwa orang yang anjurkan:
a. Tempatkan nilai pada anak seperti dia atau dia adalah.
b. Perlihatkan satu iman pada anak yang memperbolehkan anak untuk
mempunyai iman di sendiri atau sendiri.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


289
c. Punyakah iman di dalam memeninggal kemampuannya anak; menangi
kepercayaannya anak saat membangun harga diri.
d. Kenali satu pekerjaan "wel! dilakukan"; berikan pengenalan untuk etTort.
e. Manfaatkan group untuk memudahkan dan menambahkan pembangunan
dari anak.
f. Integrasikan group sangat itu anak dapat pasti darinya atau tempatnya di
dalamnya.
g. Bantu pada pembangunan dari keterampilan secara sekuen.
h. Kenali dan fokuskan pada kekuatan dan asset.
i. Manfaatkan daya tarik dari anak untuk memberi tenaga perintahkan
Konselor mempergunakan pendekatan ini akan mempergunakan
pernyataan seperti "Yang satu percobaan hebat!" lebih sering dibandingkan
mereka akan mempergunakan lik pernyataan; "Bacaanmu kumpulan perlukan
dari pekerjaan."
7. Bimbingan pengembangan mengakui adanya lebih compang-camping
pembangunan directional dibandingkan etids pasti. Konselor pengembangan
memahami anak-anak itu berada di dalam proses dari makin, itu fisik mereka
dan perkembangan psikologis akan mengalami beberapa perubahan sebelum
mereka menjangkau kedewasaan. Oleh sebab itu, mereka disain dan evaluasi
aktivitas untuk anak-anak dengan ide yang mereka tidak mengharapkan
apapun lajang aktivitas ' untuk menghasilkan satu final dan hasil tak berubah-
ubah. Mereka mendisain aktivitas berlandaskan umur pengembangan dari
anak-anak. Konselor tidak boleh mengharapkan bahwa perubahan bertanda
akan mengambil tempat di anak-anak setelah satu atau bahkan sepuluh sesi
konseling. Rada dibandingkan mempertimbangkan bagaimana satu yang anak
telah ubah sebagai hasil konseling, konselor harus memusatkan pada
kemajuan yang telah dibuat. Bimbingan dan, konseling di taraf ini sungguh-
sungguh satu proses, tak satu pun sesuatu menindak permainan.
8. Bimbingan pengembangan, sementara berorientasi kepada regu, perlukan
jasa dari satu konselor profesional terlatih. Seperti dicatat, bimbingan
pengembangan yang sukses memprogram memerlukan upaya dari semua
sekolah personalia. Agar memperoleh efektivitas maksimum dari program,
sekolahkan akses harus dimiliki ke keterampilan dan pengetahuan dari satu
konselor terlatih, siapa mempunyai keterampilan dikhususkan di konseling
individu, golongkan konseling, penilaian, dan pembangunan anak. Jika tidak
program bimbingan menyeluruh tidak kemungkinan. Konselor adalah satu
penting bagian dari satu proses dinamis. Keterampilannya konselor dukung
dan tambahkan upaya dari guru dan pengurus pada sekolah.
9. Bimbingan pengembangan mempunyai kaitan dengan identifikasi awal
ofspeac.i perlu. Bimbingan pengembangan memprogram penekanan
identifikasi awal dari kebutuhan istimewa dari anak-anak. Konselor bekerja
dengan guru untuk mengaji kebutuhan ini yang mana, kalau sebelah kiri tanpa
kendali, dapat menjadi masalah memerlukan satu upaya perbaikan nanti pada
satu hidupnya anak. Mengkhususkan anak mempelajari upaya, penggunaan
dari keduanya group besar dan kecil dekati, dan tutup hubungan dengan induk
adalah semua bagian integral dari awal identifikasi.
10. Bimbingan pengembangan mempunyai kaitan dengan psikologi dari
penggunaan. Pendidik panjang telah dikaitkan dengan penilaian dari inteligen,
keserasian, tertarik, dan kepribadian dari anak-anak dan dewasa. Sementara
penilaian tersisa satu panci bimbingan sekolah dasar, filsafat pengembangan
juga concemed_with bagaimana anak-anak memanfaatkan berkualitas,

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


290
kemampuan, dan tertarik mereka menguasai konselor Pengembangan tidak
hanya terkait dengan satu penilaian dari satu anak s kapasitas untuk pelajari.
Mereka tertarik anak-anak injiow mempergunakan kemampuan mereka. Ada
di sana tantangan untuk berbakat dan berbakat? Lambatlah perbuatan anak-
anak belajar penggunaan maksimum terpelajar bantu? Apakah anak-anak
dengan bakat berbakat musik punya satu saluran untuk ekspresi kreatif? Ke
satu konselor pengembangan, apa anak-anak lakukan dan tidak lakukan
dengan kemampuan tertentu mereka dengan sama sepenting kemampuan diri
mereka sendiri.
11. Bimbingan pengembangan mempunyai pondasi di psikologi anak,
pembangunan anak, dan teori belajar. Prinsip dengan bimbingan
pengembangan mendaftarkan sini punyai akar di psikologi anak,
pembangunan anak, dan teori belajar. Kalau bimbingan adalah sungguh-
sungguh pengembangan, kemudian program bimbingan harus didisain untuk
mencocokkan anak-anak child tidak boleh dibuat untuk mencocokkan
program! Bimbingan dengan demikian pengembangan meminjam dari konsep
yang dimajukan oleh spesialis di pembangunan psikologi anak dan manusia.
Praktek bimbingan kita adalah konsisten dengan apa yang kita mengetahui
tentang organisma tumbuh. Sebagai tambahan, sejak satu batu penjuru
dengan bimbingan pengembangan sedang menolong anak-anak menjadi
pelajar berkompeten, konselor di taraf ini harus menjadi murid tekun dari
belajar manusia.
12. Bimbingan pengembangan adalah keduanya percontohan dan lentur (Myrick,
1987). Yang efektif, bimbingan pengembangan harus cukup lentur untuk
menjumpai perbedaan individu. dan terencana sangat angka telepon yang
dipenuhi oleh konselor bukan dilakukan pada satu acak, cara sembrono
(Myrick, 1987). Beberapa aktivitas (bermain di konseling antara lain) adalah
sesuai dengan murid di susun dua kecuali adalah tidak sesuai untuk murid di
susun tujuh. Konselor akan mau mendisain gol untuk taraf umur
pengembangan spesifik, dan praktek bimbingan harus mengikuti gol ini.
Bimbingan di taraf ini adalah proaktif.
Ini adalah tidak cukup untuk menunggu hingga murid yang punya masalah
pada kelas mereka atau punya salah sangka dengan guru mereka sebelum
mereka mendapat beberapa, guidance. Rada, murid dapat menguntung dengan
mengidentifikasi perilaku macam-macam yang berhubungan ke mereka sendiri
perampungan kemudian peringkat atau peringkat bandingkan dengan guru
memberi peringkat (Myrick, 1987, p. 44). Banyak konselor dan guru yang
mengembangkan desain program mereka sehingga mereka dapat bergerak
berputar-putar dan inserted ke dalam kurikulum untuk menunjuk tertentu perlukan
atau keprihatinan. Untuk example, konselor harus mengembangkan satu hadapi
unit dengan peristiwa traumatis seperti gempa kalau dia atau dia tinggal di dalam
satu daerah di gempa whioh biasanya ambil tempat dan mungkin untuk berada di
atas urus dari anak-anak.

Perbedaan Di Antara Dasar dan Bimbingan Sekolah Menengah dan Sekolah


Menengah
Ke orang baru di bimbingan, konsep dari satu pendekatan pengembangan
mungkin tampak jelas nyata di situ prinsip dengan bimbingan pengembangan tidak
hanya adalah konsisten dengan praktek bidang pendidikan bunyi, tapi mereka juga
mencerminkan satu filsafat yang adalah gol dan potensial terorientasi, rada
dibandingkan perbaikan. Ada, however, beberapa perbedaan penting untuk

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


291
konselor pertimbangkan di program perkembangan dari bimbingan dan konseling
pada taraf sekolah dasar, sebagai berikut:
1. Dalam banyak kasus, lingkungan sekolah dasar berpengaruh significant
berbeda dari tersebut sekolah menengah. Paling keunsuran dan konselor
sekolah menengah tidak melihat masing-masing anak pada satu basis
konsisten; karenanya, konselor mungkin yang tidak dapat untuk berpengaruh
significant mengubah lingkungan belajar dari satu anak bahkan ketika
perubahan seperti itu dapat pimpin untuk meningkat belajar.
2. Di sana akan banyak sempatkan ketika yang anak-anak tidak akan
memanfaatkan jasa bimbingan secara langsung, tapi akan mengalami mereka
secara tidak langsung melalui guru, induk, dan dewasa lain.
3. Konsep dari pilihan pusat kepada bimbingan pada apapun taraf, dan ini adalah
terutama benar untuk program pengembangan. Bagaimanapun, pada sekolah
dasar, kesempatan untuk paling pilihan, terutama sesuatu curricular, adalah
sangat banyak terbatas.
4. Anak-anak di sekolah dasar tidak mampu untuk mengasumsikan diri
tanggungjawab sebanyak adalah itu di sekolah menengah.
5. Pembangunan dari semua bimbingan program pada taraf sekolah dasar harus
memulai dari konsep dasar bahwa bimbingan terutama semata terkait dengan
menyediakan bantuan ke anak-anak seperti pelajar.
6. Tempat bimbingan sekolah dasar secara relatif kurang penekanan pada
pencatatan, test, prbgramming bidang pendidikan, masalah memusat
pendekatan, dan individu jangka panjang yang berkelanjutan konseling dan
pengobatan.

B. TUJUAN BK PERKEMBANGAN DI SD & SM


Semua anak-anak perlu mengembangkan diri pemahaman dan satu
pemahaman dan penghargaan dari perorangan yang tinggal di dalam dunia ini.
Pada satu masyarakat yang dengan cepat makin keadaan jamak yang lagi,
individu harus diinformasikan dan responsible. Bimbingan pengembangan adalah
berlandaskan pendapat yang satu hormat positif dan hormat untuk kemuliaan
manusia adalah penting pada satu masyarakat saling tergantung. Agar
menjangkau obyektif ini, semua orang terbelit di bimbingan keunsuran dan sekolah
menengah dan program konseling akan perlu mengerjakan ke arah gol berikut.
Semua anak-anak akan:
1. Alami rasa positif dari interaksi mereka dengan panutan, guru, induk, dan
dewasa lain:
2. Peroleh arti pribadi dari aktivitas belajar mereka.
3. Kembangkan dan pelihara satu rasa positif dari diri, hargai ciri khas mereka,
dan mampu untuk memahami dan berhubungan untuk rasa mereka.
4. Menjadi sadar akan kepentingan dari nilai mereka sendiri, dan kembangkan
nilai konsisten dengan perlu itu untuk tinggal di dalam satu masyarakat
keadaan jamak.
5. Kembangkan dan tambahkan keterampilan akademis ke maksimum dari
kemampuan mereka.
6. Pelajari hadap perlu keterampilan sangat bahwa mereka akan makin baik
mampu kepada kesepakatan dengan keprihatinan pengembangan yang normal
dan masalah yang mereka akan hadapi.
7. Kembangkan penentuan sasaran sesuai, perencanaan, dan keterampilan
pemecahan masalah.
8. Kembangkan sikap positif ke arah hidup.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


292
9. Sadari bahwa mereka adalah bertanggung-jawab untuk perilaku mereka
sendiri.
10. Bekerjalah dengan induk di berbagai dengan program terencana untuk
membantu mereka untuk mengembangkan sikap dan keterampilan untuk
menambahkan akademisnya anak dan pembangunan kemasyarakatan.
11. Mengerjakan lekat dengan guru kelas untuk menambahkan aktivitas belajar.

Dari tujuan ini, barangkali lajang paling penting satu dan yang satu itu
harus menjadi batu penjuru dari satu program bimbingan pengembangan adalah
itu fungsi dasar dan utama dari bimbingan di keunsuran dan sekolah menengah
adalah pemberian kemudahan terpelajar. Penggunaan dari sekolah adalah untuk
mempelajari, dan kalau bimbingan adalah satu integral bagian dari proses,
kemudian semua bimbingan aktivitas harus diarahkan ke arah belajar. Anak-anak
yang sedang mempelajari terasa competent dan tentang mereka sendiri yakin
seperti pelajar; anak-anak yang tumbuh pada satu iklim yang belajar menaruh
sekitar diri mereka sendiri dan tentang dunia di sekitar mereka mempunyai satu
.much makin baik kesempatan dari tumbuh ke dalam berkompeten, dewasa sehat.
Semua sekolah adalah laboratori sosial, dan proses belajar punya keduanya
psychological dan komponen akademis. Kalau penggunaan konselor gol
keseluruhan ini dari pemberian kemudahan terpelajar sebagai satu pemandu untuk
praktek pengembangan, dia atau dia dapat jadi hampir terasuransi bahwa anak-
anak akan mengembangkan kemampuan untuk menangani permintaan dan
desakan dari lingkungan mereka dengan satu derajat tinggi sukses.

Menerapkan satu Bimbingan Pengembangan Program di dalam


memeninggal Sekolah
Konselor yang menerima prinsip dengan bimbingan pengembangan akan
perlukan dengan aktif terbelit pada desain dan implementasi dari program
demikian. Satu keras, kalau bernasib sial, belajar pelajaran dari inisiasi dari
bimbingan pada. sekolah menengah adalah yang kecuali jika bimbingan
profesional mengasumsikan satu cara berpendirian proaktif pada ciptaan dari
program, kemudian lain akan menentukan aspek penting dari yang adalah
dipenuhi. Banyak sekunder konselor dipandang sebagai yang satu siapa
"sembuhkan masalah" atau yang satu siapa "kirimkan anak kambing untuk
perguruan tinggi hak." Terpenting dan lain-lain yang menentukan kebijakan sekolah
adalah lebih sering daripada tidak terbelit di pemutusan apa konselor akan
lakukan. Kalau satu counselor sedang mengawali satu program baru dan bukan
dipersiapkan untuk mendefinisikannya atau peran professionalnya pada sekolah,
dia atau dia dapat yakin yang di situ adalah banyak lain yang akan dipersilahkan
untuk mendefinisikan peran itu.
Ada sejumlah sesuatu pendekatan dapat ambil untuk mencapai program de-
velopment pada sekolah. Salah satu yang paling secara luas model diterima devel -
oped pada tahun terbaru adalah yang penganjuran Gysbers dan Henderson pada
1988. Rencana yang disarankan oleh pengarang ini adalah satu empat
menahapkan pendekatan yang termasuk perencanaan, disain,
pengimplementasian, dan mengevaluasi. Banyak daerah sekolah pada yang
negara telah pergunakan pemandu model ini pada ciptaan atau pengaturan
kembali dari program bimbingan.

C. PLANNING PROGRAM PERKEMBANGAN

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


293
Perencanaan tidak boleh dilakukan dalam pengasingan. Alami di bidang
pendidikan institutions pada semua tingkat punyai mengajari kita bahwa
perorangan yang punya satu perkataan pada development dari gol akan jadilah
lebih mungkin ke pekerjaan ke arah gol itu. Satu bimbingan program bahwa adalah
terencana dan penerapan pada pembatasan tenang dari kantornya konselor
hampir bisa dipastikan hukup ke kegagalan. Sekelompok upaya adalah essential,
oleh sebab itu, ke perorangan yang akan dilibatkan pada proses dari bimbingan
dan ke yang akan konsumen dari apa bimbingan yang harus tawarkan.
Mengorganisir untuk bimbingan harus melibatkan individu kunci pada satu
terorganisir, mempersatukan upaya. Kalau rencana adalah untuk satu bimbingan
pengembangan districtwide program, kemudian konselor harus meliputi personalia
dari kantornya superintendent. Kalau daerah yang punya sejumlah sekolah,
kemudian di situ kebutuhan untuk aktifkan keterlibatan oleh prinsipal dan spesialis
lain dari sekolah ini. Perorangan dengan keahlian di pendidikan khusus, bacaan,
dan kesehatan adalah calon baik untuk satu komite districtwide. Kalau program
bimbingan hanya untuk sekolah perorangan, keterlibatan dari prinsipal bangunan
adalah penting.
Di keduanya taraf daerah dan bangunan lokal tingkat, input induk sangat
tinggi diinginkan. Pada sejumlah daerah pada negara pada saat ini, beberapa
pada dasarnya bunyikan dan secara luas bimbingan dimanfaatkan mendekati
sudah tiba terserang dari induk konservatif menggolongkan yang merasakan
bahwa semua discussion dari rasanya anak-anak dan apapun pendekatan group
adalah yang manapun antireligious atau sosialistis. Sementara paling
mempertimbangkan kuno sikap ini, group demikian cenderung suara, aktif, dan
tulus iklas. Satu kali terorganisir, mereka menargetkan aktivitas spesifik dan
menempatkan konselor dan sekolah pada satu cara berpendirian bertahan. Ini
adalah jauh lebih baik untuk menganpas komunitas dan melibatkan induk siapa
komunitas para pemimpin sejak dari permulaan pada perencanaan untuk
kebijakan bimbingan. Konselor yang tidak berhasil melibatkan induk dari awal
mungkin baik menentang mereka di perselisihan pada beberapa tanggal
kemudian.
Agar berencana, konselor harus organisir pertama satu committee wakil
(Gysbers & Henderson, 1988). Komite demikian adalah sering komite pengendali
dipanggil, mengorganisir komite, atau hanya komite bimbingan. Tugas mereka
adalah perencanaan, disain, pengimplementasian, dan evaluasi dari bimbingan.
Komite ini mungkin bervariasi di ukuran, dari sekitar delapan ke duabelas anggota,
tapi mereka tidak boleh terlalu besar untuk keikut sertaan aktif oleh semua
anggota. Seperti dicatat, masing-masing komite harus punya pengurus bangunan
dan daerah, satu prinsipal atau spesialis lain, guru, dan induk. Konselor adalah or-
ganizer dan konsulen ke komite, tapi kebijakan yang memuncul dari interaksi harus
upaya hubungan dari semua yang dilibatkan. Satu upaya akar rumput dari sifat
alami ini pasti esensial bagi inisiasi dari proses perencanaan.
Komite pengendali, didakwa tugas dari penulisan ulang atau implementing
satu program menyeluruh dari bimbingan, akan perlu menjadi terbelit pada
sejumlah emisi penting. Sejak tidak ada model lajang adalah sesuai bagi seluruh
sekolah dan semua daerah, komite akan pada awalnya punyai untuk
mengembangkan satu comprehensive memodelkan sebagai satu pemandu untuk
praktek. Dokumen ini harus baru menjadi satu pemandu, karena kurikulum
akhirnya akan punya konten dan gol yang adalah di tempat itu dikembangkan.
Satu ulasan oleh pengarang dari sejumlah pemandu untuk pembangunan
dengan model menyeluruh mengungkapkan banyak persamaan di program

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


294
memulai di paling status. Sementara di situ adalah sejumlah perbedaan dari
berkata menyatakan, dikembangkan yang model di Texas adalah wakil wajar dari
gol perencanaan garis dasar yang pada gilirannya akan menolong menentukan isi
bimbingan.
Texas memodelkan tujuan untuk pelajar sebagai berikut: Harga diri.
Motivasi untuk capai pembuatan keputusan, penentuan sasaran, dan keterampilan
perencanaan Keterampilan pemecahan masalah. Efektivitas hubungan antar
pribadi. Keterampilan komunikasi. Lintas budaya efektivitas, dan Bertanggung
jawab perilaku
Dengan area lebar ini di urus, komite bimbingan harus berikutnya
mengarahkan ini untuk perhatian ke pembangunan dari di tempat itu pernyataan
sesuai dari definisi, dasar pemikiran, dan dugaan dasar dari program. Definisi Pro -
gram meliputi memeninggal identifikasi dari populasi dilayani (murid, induk, guru,
pengurus), dasar isi suatu program (area konten dan gol), dan organisasi dari
program (sistem delivery, kurikulum bimbingan, sistem perencanaan perorangan,
services mau mendengarkan, dan dukungan sistem). Dasar pemikiran untuk
program harus akibat oleh satu penilaian dari kebutuhan dari murid dan komunitas.
Ini mungkin yang manapun umum di sifat alami (pada taraf daerah) atau spesifik
(pada taraf bangunan).
Sebagai tambahan, semua dugaan pada yang mana program didasari perlu dibuat
sejelas mungkin. Ini mungkin termasuk satu uraian tentang profesionalnya coun-
selors melatih, latar belakang, dan pengalaman profesional saat mereka
berhubungan ke program. Dugaan juga harus termasuk contributions bahwa dapat
bimbingan buat ke pembangunan individu sehat normal. Ini juga dengan
kepentingan penting pada saat yang genting ini untuk mendeskripsikan kondisi
penting bagi implementasi sukses, liputi yang susunan kepegawaian, commitment
districtwide, kesempatan untuk pembangunan program dan staf, anggaran
keuangan, bahan, barang persediaan dan alat-alat perlengkapan, dan fasilitas
untuk program. Semua ini adalah komponen essential dan harus termasuk dalam
proses perencanaan (Pendidikan Agen Texas, 1991).

D. DESAIN PROGRAM PENGEMBANGAN


Proses perencanaan awal akan memimpin secara alami ke dalam desain
untuk satu bimbingan program comprehensive. Ini. langkah dari proses akan
memerlukan committee untuk membuat sejumlah keputusan sulit. Pekerjaan
penting dari committee akan untuk menjawab pertanyaan serupa dengan itu
bersikap oleh Henderson (1987):
1. Yang komponen program harus punya konselor tbi prioritas tertinggi?
2. Dari kemampuan kebutuhan itu belajar, yang yang harus ditekankan di masing-
masing susun tingkat, atau susun golong?
3. Siapakah akan dilayani dan dengan apa prioritas: semua murid pada satu
mode pengembangan, atau beberapa murid pada satu mode sendees
perbaikan? Apakah yang hubungan di antara layani ke murid dan sendees ke
dewasa pada hidupnya murid?
4. Apa kemampuan dan hasil akan punya prioritas?
5. Apa keterampilan akan dimanfaatkan oleh konselor sekolah: pengajaran,
memandu, konseling, berkonsultasi, test, pencatatan, pengkoordinir, atau
keterangan hambur, dan dengan apa prioritas?
6. Apa menyekolahkan taraf akan untung, dan ke apa luas dari sumber daya yang
menyesuaikan ke program: dasar, sekolah menengah / sekolah menengah
pertama, atau sekolah menengah?

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


295
7. Apa itu hubungan di antara program bimbingan dan pendidikan program
bidang staf dan yang lain dan staf? Adalah penggunaan sendiri dari bimbingan
untuk mendukung program intervi? Apakah bimbingan mempunyai satu
identitas dan tanggungjawab darinya sendiri? Harusnya menjadi satu program
atau seperangkat jasa?
Untuk memandu pemikiran pada perancangan bimbingan menyeluruh
program, Gysbers dan Henderson. (1988) telah mengembangkan satu tujuh
proses langkah ke establish perancangan satu program di yang manapun taraf
bangunan atau daerah, sebagaimana diuraikan dalam pada alinea berikut.
1. Pilih struktur program dasar. Komponen struktural berisi: (satu ) definisi
program (pernyataan misi, pernyataan dari centrality pada sekolah, dan
kemampuan individu akan menguasai sebagai hasil keterlibatan); (b ) satu
dasar pemikiran untuk keberadaan program (bimbingan sebagai satu mitra
sama pada proses bidang pendidikan); dan (c ) apapun dugaan (prinsip
bentuk itu program). Komponen program meliputi kurikulum bimbingan (gol
dan kemampuan dikembangkan pada program), perencanaan perorangan
(pribadi, bidang pendidikan, dan sesuaikan rencana karir taraf susun), jasa
mau mendengarkan (pertolongan istimewa ke murid, konseling dan intervensi
perbaikan), dan dukungan sistem (organisir pembangunan, anggaran
keuangan, dukungan komunitas, dan aktivitas perencanaan perorangan).
2. Mendaftarkan kemampuan murid. Di proses ini konselor mendaftarkan
kemampuan program bimbingan akan menolong perolehan murid. Ini meliputi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap murid akan mengembangkan sebagai
hasil keikut sertaan mereka pada program bimbingan.
3. Menegaskan lagi dukungan kebijakan. Mengawali dengan prinsipal bangunan
dan membahas kepala bagian, konselor akan perlu menegaskan lagi
dukungannya daerah sekolah untuk konsep pada desain. Dengan pertolongan
dari komite pengendali konselor akan berikutnya mengembangkan satu
pernyataan kebijakan. Lagi, konselor akan mau individu kunci menaiki melalui
dewan sekolah untuk menjadi bagian dari desain. Sejak pekerjaan perorangan
makin baik ke arah gol yang mereka telah menolong ' kembangkan,
mengerjakan dengan individu kunci sepanjang akan hanya menolong
memastikan sukses program.
4. Mendirikan parameter alokasi sumber daya jauh. Di langkah ini konselor siap
untuk mendefinisikan, di lebih beton masukkan, perancangan program.
Langkah ini lekat terikat ke sumber daya siap. Akan mendisain meliputi
hanyalah aktivitas untuk yang mana di situ sedang membiayai? Jika kemana
berada program sedang mengalami revisi, beberapa aspek dari satu program
menyeluruh mungkin harus adalah delaved hingga sumber daya tambahan
ada tersedia. Juga termasuk dalam proses ini adalah alokasi dari sumber
daya manusia. Berapa banyak waktu dapat dialokasikan untuk konseling?
untuk guru? untuk personalia lain?

Pada saat yang genting ini konselor juga akan perlu


mendefinisikannya atau perannya sendiri. Bahasan dari peran dari konselor
pada semua tingkat punyai lama adalah satu emisi pada bidang, dan satu
gerakan ke program bimbingan menyeluruh tidak akan membuat emisi pergi
segera. Gysbers dan Henderson (1988) tunjuk daftar itu dari bea sembilan
Atau sepuluh tidak akan cukupi. Mereka merekomendasikan sebagai ganti
konselor itu mengembangkan pemandu posisi yang mendeskripsikan fungsi
primer dari pekerjaan, ini mengkhususkan tanggungjawab, bea kunci,

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


296
hubungan organisatoris, dan standar kinerja. Uraian ini harus meliputi harapan
dari kinerjanya konselor di pengajaran kurikulum bimbingan, konseling,
berkonsultasi, penyerahan, dan tanggapan lain ke kebutuhan spesifik dan
masalah. Ini juga akan penting untuk mendefinisikan peran dari semua
individu lain yang bekerja pada program bimbingan. Sebagai program
berevolusi, lain-lain seperti guru, induk, dan tenaga sukarela harus
mengoperasikan di bawah definitions peran. Ketika peran dari orang lain
bukan dicatat dan setujui, kemudian bimbingan dapat menjadi apapun
siapapun dalam kuasa pada keinginan sekolah ini. Lebih dari satu konselor
disiapkan dengan baik telah diturunkan ke status pegawai oleh satu prinsipal
kuat yang punya atau pandangannya sendiri dari apa yang konselor harus dan
tidak boleh lakukan. Bahaya dari ini terjadi di keunsuran modern dan sekolah
menengah belum kurang. Oleh hadapi dengan emisi sejak dini, konselor
mungkin menghindari perangkap.
5. Menetapkan hasil murid. Satu program berlandaskan hasil murid spesifik
punya, pada akhirnya, satu jauh lebih besar kesempatan dari sukses
dibandingkan lakukan sesuatu dengan satu jangkauan dengan remang-
remang dan sebagian besar pernyataan tak terkendali sekitar berharap untuk
hasil. Konsep seperti memahami dan menghormati lain-lain, membuat pilihan
bijaksana, menguasai keterampilan pemecahan masalah, dan komunikasikan
secara efektif adalah hasil sesuai. Gol ini harus dinyatakan di, satu etika yang
mengijinkan guru, induk, dan profesional lain untuk memahami mereka. Satu
gol seperti "semua anak-anak akan mengalami harga diri ditambahkan dan
satu cara zalir lagi dari berhubungan ke orang lain" boleh sungguh
memahami oleh konselor lain dan dengan beberapa guru. Ke induk,
bagaimanapun, ini mungkin tidak berkata apa-apa. Sebagai pekerjaannya
konselor langkah maju, dia atau dia akan mau mengembangkan taraf susun
spesifik taraf hasil dan sekolah hasil. Satu kali dikembangkan, semua orang
berdampak oleh hasil dan kemampuan, meliputi komite pengendali bimbingan
dan staf administratif sekolah, harus menelaah mereka.
6. Menetapkan komponen benur aktivitas. Ganggu berikutnya proses adalah
untuk mendefinisikan utama emphases dan aktivitas utama pada masing-
masing komponen dari program. Untuk masing-masing sebesar komponen
dari kurikulum bimbingan, ini meliputi bidang lapangan dan urutan dari
program dan satu uraian baru dari hasil murid diharapkan untuk masing-
masing. Pada individu merencanakan komponen, tugas adalah salah satu
denning aktivitas utama santuni itu murid untuk membuat rencana individu.
Rencana ini mungkin bidang pendidikan dan / atau menyesuaikan rencana
karir. Aktivitas perencanaan perorangan adalah yang secara kebiasaan satu
bagian dari paling program bimbingan. Pada area dengan jasa mau
mendengarkan, konselor dan orang lain melibatkan harus mengidentifikasi
topik murid itu, guru, dan induk biasanya tayang. v.ill ini kemudian
mempertimbangkan pembangunan dari satu berarti sistematis dari
pengalamatan keprihatinan ini. Satu contoh akan satu daftar dari
keprihatinan yang tampak menghalangi pribadi normal, akademis, sosial,
atau pembangunan karier. Topik mungkin meliputi talak, pelecehan anak,
lantaran dari kegagalan sekolah, disiplin, keadaan keluarga, dan amati
desakan. Satu kali diidentifikasi, menyekolahkan personalia dapat
mengembangkan satu sistem untuk pengalamatan masing-masing sebesar
ini.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


297
Dukungan sistem juga penting. Aspek ini punya dua bagian: dukungan
yang diperlukan oleh upaya bimbingan dan dukungan yang disediakan oleh
upaya bimbingan. Dukungan yang diperlukan oleh program bimbingan
meliputi kebijakan sekolah sesuai dan prosedur administratif berhubungan ke
bimbingan. Itu juga meliputi area dari susunan kepegawaian, anggaran
keuangan, fasilitas, dan alat-alat perlengkapan. Dukungan upaya bimbingan
menyediakan ke program lain meliputi berkonsultasi, penyerahan, organisir
pembangunan, mengerjakan dengan populasi khusus, disiplin, dan
kurikulum.
7. Pengurangan nilai buku dan membagikan uraian tentang program diinginkan.
Ini adalah ganggu akhir proses desain. Kalau tahapan yang lain telah
dilengkapi, kemudian program pada satu bentuk persatuan harus diletakkan
dalam tulisan dan berbagi dengan sepenuh yang dikaitkan. Desain selesai
harus ditelaah secara detil dan diperbaiki oleh komite pengendali,
administrasi sekolah, guru, dan lainnya mungkin dampak. Dewan sekolah
juga harus menelaah dan menyetujui revisi final. Dengan cara ini, rencana
akan punya satu kesempatan lebih baik dari "dimiliki" oleh struktur
menggerakkan. Gysbers dan
" Henderson (1988) rekomendasikan bahwa versi akhir mengandung lima
bagian: komponen struktural, pemandu posisi, komponen program, desain
direkomendasikan / alokasi sumber daya untuk program, dan catatan-catatan
tambahan. Catatan: Bahan untuk bagian ini keduanya dikutip dan menyesuaikan
dari Perkembangan dan Pengelolaan Program Bimbingan Sekolahmu oleh
Penduduk Asli Normandia Gysbers dan Patricia Henderson. Buku harus
berkonsultasi di dalamnya keseluruhan untuk satu bahasan lengkap.

E. IMPLEMENTASI PROGRAM
Sementara perencanaan saksama dan desain adalah penting masuk
pembangunan program bimbingan, tugas dari implementasi juga memerlukan
perencanaan tambahan dan satu upaya dibaktikan pada bagian dari semua terkait.
Lagi, semua konselor harus mengingat individu itu pekerjaan ke arah gol yang
mereka yang telah punyai beberapa perkataan di perkembangan. Karenanya, di
tahap ini, seperti halnya yang lain, semua yang menjadi bagian dari bimbingan
atau berdampak oleh proses harus dipertahankan secara konstan terinformasi dan
terbelit sebanyak-banyaknya. Kalau-kalau kita lupa, guru dan pengurus yang
punya agenda tambahan, dan bimbingan hanya satu bagian dari apa yang mereka
menganggap penting. Konselor, oleh sebab itu, harus proaktif pada upaya
implementasi mereka.
Sejumlah peningkatan program potensial harus datang kedepan sebagai
hasil pengorganisasian, perencanaan, dan proses disain. Konselor dapat
mempergunakan petunjuk mengembangkan di komponen ini untuk memutuskan
prioritas dan bagaimana mereka akan dijumpai. Konselor akan mempergunakan
gol yang telah didirikan untuk menyediakan parameter bagi seluruh peningkatan
berencana.
Implementasi dari satu program mengerjakan terbaik ketika rencana
dikembangkan untuk satu keseluruhan tahun ajaran. Ini akan sangat menolong
kalau rencana keseluruhan dipecah ke dalam bulanan dan segmen mingguan itu
langsung pengiriman dari program bimbingan seperti halnya mengkhususkan
konseling layanan.
Gysbers dan Henderson (1988) sarankan satu langkah perencanaan peralihan
sebagai gerakan sekolah ke dalam satu program baru. Mempergunakan Sekolah

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


298
Bebas Tak Terikat Northside District di San Antonio, Texas, sebagai satu model,
mereka merekomendasikan konselor itu dengan cermat meneliti program hadir
mereka agar mengumpulkan data sesuai itu akan memperbolehkan mereka untuk
membandingkan dan membandingkan apapun unsur di sekarang program dengan
itu yang adalah belum pada tempatnya. Ini akan menyediakan konselor dengan
satu penilaian dari dimana memprogram tumpang tindih dan darimana di situ
adalah celah jelas nyata yang memerlukan untuk perhatian. Oleh terlibat dalam
analisa pertentangan ini, counselors akan mampu untuk menentukan penempatan
dari sumber daya. Antara lain, kalau konselor sedang membelanjakan satu
persentase kekecilan dari waktu di aktivitas terkait ke kurikulum bimbingan dan
satu gol diidentifikasi adalah peningkatan dari waktu di komponen itu, keputusan
yang langsung perhatiannya konselor ke yang component akan mungkin perlukan
dibuat. Kalau sumber daya tambahan adalah tidak tersedia atau datang, mungkin
konselor putuskan untuk mengurangi waktu yang dibelanjakan pada responsive
atau aspek perencanaan individu dari program di suka dari lebih pengajaran dari
kurikulum bimbingan.
Proses analisa pertentangan harus menjadi satu pengalaman positif bagi
seluruh terlibat dengan program. Dengan pertolongan dari guru, induk, administra-
tors, dan orang lain, staf konseling harus sekarang jadi siap untuk menciptakan
aktivitas yang ini telah ditentukan dari kepentingan utama. Kalau, antara lain, a
Bimbingan pengembangan dan Konseling
pertunjukan analisa pertentangan itu sangat murid sedikit adalah selalu counseled,
kamu mungkin mau mempelajari komponen mau mendengarkan dari program.
Analisa selanjutnya mungkin mengungkapkan bahwa kecil penawaran sekolah
atau tidak ada konseling group. Di sini instance, satu baru saja menciptakan
aktivitas dapat menjadi inisiasi dengan konseling pengembangan menggolongkan
untuk berbagai taraf susun dan umur. Prioritas lain meminta aktivitas berbeda
dapat memuncul pada aspek sistem mendukung dari program atau pada kurikulum
bimbingan.
Ini adalah barangkali berlebih lebihan untuk menyarankan bahwa semua
aktivitas menjadi dengan cermat berencana, tapi kekurangan dari perencanaan
adalah satu kelemahan historis utama pada beberapa bimbingan program,
terutama itu dikembangkan segera setelah permulaan dari NDEA Mendirikan dan
berlandaskan satu masalah memusat program dari model jasa. Semua
perencanaan harus berlandaskan kebutuhan prioritas tertinggi pada sistem
persekolahan lokal seperti kebutuhan ini berhubungan ke gol pengembangan yang
keseluruhan. Satu rencana bajik akan mengandung obyektif menghubungkan ke
hasil bimbingan murid.

F. EVALUASI PROGRAM
Gysbers dan Henderson (1988) tandai bahwa evaluasi bukan apapun
selesai pada sangat langkah terakhir dari revisi program. Rada, ini adalah satu
proses berkelanjutan yang menyediakan umpan balik berkepanjangan selama
semua tahap dari program. Penggunaan utama dari evaluasi adalah untuk
menyediakan data untuk keputusan perlu sekitar struktur program dan
pembangunan perdagangan berjangka.
Trotter (1991) rekomendasikan satu evaluasi taraf hubungan kalimat yaitu
biasanya mendeskripsikan praktek arus, tandai populasi klien murid, manusia
inventory, keuangan, bahan, alat-alat perlengkapan, dan sumber daya politis
segera tersedia ke program, dan kaji konsumen perlukan. Di desain ini, konselor
dapat mengaji praktek arus dengan mempergunakan keterangan dari kayu balok

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


299
konselor yang mendeskripsikan sifat alami dan frekuensi dari kontak klien murid,
diskripsi tugas, survei murid dan konsumen, memilih wawancara dengan individ-
uals dari group konsumen, dan penggunaan dari waktu dan procedures analisa
tugas. Penilaian dari konsumen dari program meliputi satu kumpul-kumpul fakta
sekitar konselor dan guru ke rasio murid, perampungan umum levels, status
ekonomi-sosial, gubahan kesukuan, kehadiran dan putus sekolah figur, dan
kelaziman dari exceptionality.
Kebutuhan konsumen mungkin dievaluasi oleh data kumpul-kumpul dari komite
saran, mempergunakan satu staf berkualitas dari pemerhati sebelah luar
(konsulen) akrab dengan keunsuran bimbingan, menyajikan forum buka untuk
komunitas, wawancara struktur conducting dengan konsumen (induk, guru, murid,
pengurus), dan ulasan rekaman pengimplementasian, survei acuan kriteria, dan
tindaklanjuti pembahasan (Trotter, 1991).
Konselor harus punya satu garis besar dari satu rencana evaluasi untuk
memandu upaya mereka di ulasan program dan perubahan. Mereka dapat memilih
dari sejumlah pendekatan. Satu rencana yang didisain oleh satu group
pembahasan untuk Pendidikan Agen Texas merekomendasikan delapan tahapan
berikut:
1. Nyatakan pertanyaan evaluasi.
2. Tentukan pendengar / mempergunakan untuk evaluasi.
3. Kumpulkan data untuk menjawab pertanyaan.
4. Terapkan standar dipersiapkan sebelumnya.
5. Gambar kesimpulan.
6. Pertimbangkan memeninggal hubungan kalimat.
7. Buat rekomendasi.
8. Bertindak atas dasar rekomendasi.
(Pendidikan Agen Texas, 1991, p. 93)

Proses evaluasi akan memerlukan lebih dari upayanya konselor sendirian.


Sejak menyeluruh, program pengembangan melibatkan semua anak-anak dan
personalia profesional lain, evaluasi dari bimbingan harus melibatkan semua yang
mempergunakan aktivita
Satu titik awal alami untuk evaluasi dari bimbingan adalah untuk menguji
gol dinyatakan dan obyektif. Sebagai tambahan, ini penting untuk juga menguji staf
yang didakwa pengiriman dari jasa. Semua gol dan objectives mendaftarkan untuk
program harus diarahkan ke dalam pertanyaan penelitian untuk memeninggal
proses evaluasi. Antara lain, kalau gol yang disarankan lebih awal pada bab
adalah landasan evaluasi, pertanyaan penelitian akan sebagai berikut:
1. Adalah positif mengalami anak-anak kita rasa dari guru, induk, dan amati?
2. Apakah belajar penuh arti untuk anak-anak kita?
3. Adalah positif perkembangan anak-anak kita citra diri?
4. Adalah anak-anak kita makin lebih sadar akan nilai pribadi mereka dan nilai
diperlukan untuk tinggal di dalam satu masyarakat keadaan jamak?
5. Adalah anak-anak kita mengembangkan akademis perlu keterampilan?
6. Adalah perencanaan perkembangan anak-anak kita, pemecahan masalah, dan
keterampilan penentuan sasaran?
7. Adalah hadap perkembangan anak-anak kita keterampilan?
8. Adalah positif perkembangan anak-anak kita sikap ke arah hidup?
9. Ada di sana .evidence bahwa anak-anak kita sedang mengembangkan
tanggungjawab untuk perilaku mereka sendiri?
10. Bagaimana efektif adalah program kita untuk induk?

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


300
11. Bagaimana efektif adalah upaya kita dengan guru pada peningkatan
terpelajar?
Bahkan penilai orang baru akan mampu untuk lihat itu evaluasi dari
bimbingan tidak dapat satu sekali, menyelesaikan produk. Banyak bimbingan
aktivitas menjadi bagian dari satu proses jangka panjang dan harus dilihat seperti
halnya. Satu penilaian dari satu citra dirinya anak dilakukan di September mungkin
sangat .different dari satu penilaian additional dilakukan di Mungkin, terutama
kalau anak dengan aktif involved di dalam memeninggal program bimbingan.
Penilai juga harus mencatat bimbingan itu gol umumnya dinyatakan di kondisi
lebar, dan satu gol tertentu mungkin memerlukan dua atau lebih penelitian
mendisain agar gadier menyesuaikan data untuk pembuatan keputusan. Lagi, ini
penting bahwa evaluasi menjadi satu tetap dipertimbangkan proses itu menjadi
bagian dari program berkelanjutan pada satu etika serupa dengan bimbingan cur-
riculum dan program konseling. Data yang diperlukan akan berhubungan ke gol
macam-macam diukur. Dalam beberapa hal, proses evaluasi mungkin memerlukan
satu hitung sederhana atau satu pengecekan perceptual dari pendapatnya
konsumen. Antara lain, angka dari jam kontak dibelanjakan di konseling group atau
pada pengajaran dari kurikulum bimbingan akan menyediakan data kwantitatif
untuk penggunaan evaluasi.
Data kwalitatif mungkin jadilah lebih sulit ke ukuran. Mengaji satisfaction klien
(guru, induk, anak) dari berbagai komponen dari konseling program jalan searah
untuk menentukan mutu dari satu upaya tertentu Pada satu pembuluh darah
serupa, konselor mungkin mau menyurvei anak-anak pada sekolah untuk
menentukan kalau mereka merasakan bahwa mereka umumnya mendapat positif
merasakan dari orang lain (panutan, guru, induk). Kemudian dengan sekedar
menghitung frekuensi dan percentages dari anak-anak yang dan yang bukan alami
positif merasakan, konselor dapat mengevaluasi aspek itu dari program yang
mendisain ke rasa positif promote. Ulasan ini dapat menyebabkan konselor untuk
tambahkan, enhance, atau hapus beberapa bimbingan aktivitas. Berlandaskan
data macam-macam ini, mungkin konselor putuskan untuk meningkat upaya
konseling group, tambahkan unit baru ke kurikulum bimbingan, atau kembangkan
program khusus untuk guru dan induk.
Konselor juga boleh mau menentukan efektivitas program oleh measuring
apakah program bimbingan telah mempunyai. apapun positif dampak pada con-
sumers. Antara lain, seandainya konselor mempunyai kaitan dengan
menambahkan harga diri dari anak-anak di susun lima dan enam. Mereka dapat
mempergunakan satu instrumen terbakukan seperti Anak-anak Diri Konsep
Meskalakan atau Coopersmith Mengagumi Diri Sendiri Barang Inventaris sebagai
satu pretest ukur. Satu kali yang mereka telah mengumpulkan dan menelaah data
ini, konselor mungkin mau mendisain aktivitas untuk meningkatkan citra diri dari
anak-anak. Setelah yang mereka telah menerapkan aktivitas, konselor dapat
mempergunakan instrumen yang sama lagi, untuk menentukan apakah atau tidak
bimbingan activity mengendali mempunyai dampak pada harga diri dari anak-anak.
Sederhana ini design adalah secara luas terpakai di banyak penelitian disain di
Pendidikan dan psikologi.
Pada proses evaluasi, konselor tidak boleh melewatkan studi kasus lajang.
Antara lain, seandainya Mr. Radcliff, satu guru baru terhadap,sekolah, cari
pertolongannya konselor karena dia sedang menghadapi kesulitan dengan
manajemen classroom. Guru baru merasakan kebutuhan untuk lakukan satu
pekerjaan lebih baik di "discipline" dan tandai bahwa banyak waktunya
dibelanjakan di coba untuk mengontrol kelas. Dia merasakan bahwa belajar

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


301
menderita karena berharga waktu pengajaran dibelanjakan pada "anak-anak
masalah." Pada satu program pengembangan, Ms. Arnold, konselor, bolehkan
memilih amati kelas, diskusikan observasi dia dengan guru, dan tolong rencana
beberapa aktivitas kepada kesepakatan dengan Mr. Radcliff s keprihatinan. Dia
tidak akan secara otomatis mulai oleh konseling "anak kambing masalah," al-
though ini adalah satu hak suara yang dia mungkin memilih nanti. Bagaimana
sesuatu mengevaluasi konselor penting ini aktivitas? Satu titik awal bajik hanya
satu assessment dari bagaimana guru merasakan tentang intervensi konselor.
Apakah dia mempertimbangkan dia mengerjakan sangat menolong? Kenapa atau
kenapa tidak? Setelah konselor interventions, ada di sana gangguan lebih sedikit
di kelas? Adalah iklim belajar apapun makin baik? Dengan mempertahankan
rekaman saksama dari apa transpired di antara guru dan counselor, ini
kemungkinan untuk membuat paling tidak satu evaluasi hubungan dari komponen
sesuatu dari satu developmenta satu program. Pada satu cara serupa, konselor
dapat mempergunakan evaluasi hubungan dari pekerjaan langsung dengan satu
induk atau induk atau dengan anak-anak untuk penggunaan evaluasi. Konselor
akan tidak hanya mau memelihara rekaman pada bagaimana kerap kali konsumen
dilihat, mereka juga akan mau mempertahankan rekaman pada kemajuan dari
individu.
Konselor harus punya satu rencana umum atau garis besar yang termasuk
gol lokal. Pendidikan Agen Texas (1991) dan profesional lain menggolongkan
empat umum saran area dari evaluasi bimbingan:
1. Bagaimana efektif punya peningkatan program adalah?
2. Apakah program menjumpai standar program?
3. Punyakah murid menjadi berkompeten pada area konten prioritas tertinggi?
4. Seberapa baik adalah konselor melaksanakan peran mereka?
Pada area peningkatan program, konselor harus mendaftarkan obyektif
dan strategi dipenuhi. Obyektif ini harus maka jadi mengorganisir ke dalam satu
rangkaian tugas yang adalah dipenuhi pada satu periode tertentu dari waktu. Ini
akan menyediakan data pada obyektif yang dijumpai dan yang mana bukan. Itu
tidak bertemu mungkin meminta satu perubahan strategi atau satu proses berbeda
sekaligus.
Memprogram standar punya keduanya satu kwalitatif dan satu dimensi kwantitatif.
Pada daerah kwantitatif, konselor harus mencatat angka dari kontak dengan induk,
guru, dan anak-anak. Evaluasi kwalitatif adalah itu pertunjukan itu hasil atau
seberapa baik standar dijumpai. Dinyatakan jalan lain, satu evaluasi kwantitatif
mungkin laporkan, Konselor yang alami 67 anak-anak di Oktober dan Bulan
November." Satu pernyataan kwalitatif mungkin baca, "Induk berdua dan guru
umumnya kepuasan terungkap dengan program pada dua terbaru PTA
menjumpai." Sementara tidak semua laporan akan sepositif ini satu, counselors
yang mengambil waktu untuk mengevaluasi senang dikaget tentang dampak dari
pekerjaan mereka dengan anak-anak individu.
Kemampuan murid mungkin dievaluasi dengan menguji keduanya teori
dan dimensi secara cenderung. Uji nilai, barang inventaris, observasi, studi kasus,
perbandingan pretest / posttest, kelupas pencapaian gol, dan tindaklanjuti inter-
views dapat semua menjadi dipergunakan untuk kaji kemampuan. Antara lain,
direktur bimbingan mungkin mengevaluasi konselor dengan menentukan seberapa
baik mereka sedang menjumpai pekerjaan performance standar. Mempergunakan
satu diskripsi tugas sebagai satu pemandu, direktur mempekerjakan evaluasi
kinerja Dapat menolong konselor membuat penggunaan maksimum dari

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


302
keterampilan profesional mereka. Antara lain, satu aspek dari pekerjaannya
konselor dapat dievaluasi sebagai berikut:
Pertanyaan evaluasi. Apakah group pengembangan konseling menjumpai
lokal, status, dan standar nasional untuk pekerjaan group?
Targetkan Pendengar. Konselor, guru, pengurus, induk. Cara pengumpulan data.
Wawancara, repoits, rekaman, observasi, profesional amati ulasan, laporan diri,
pendapat induk dan guru data, dan di luar pemerhati komentar.
Standar. Indikator dari kinerja, kemampuan.
Bimbingan pengembangan dan Konseling
Keseluruhannya kesimpulan peringkat dari group pengembangan konseling
program berlandaskan data yang dikumpulkan untuk evaluasi. Bahan
Pertimbangan istimewa. Bertingkat pengalaman dari konselor, panjang dari waktu
program dikendali, sifat alami dari counseled golongkan (anak-anak dengan
normal keprihatinan atau masalah lebih dalam), availabilitas dari anak-anak untuk
konseling seimbang group. Rekomendasi. Memberi peringkat untuk meliputi
kekuatan dan kelemahan dari program. Penekanan istimewa pada saran untuk
peningkatan. Kegiatan rencana, Semua tahapan yang adalah penting bagi
peningkatan berlanjut. (Untuk contoh, satu bengkel untuk banyak group
keterampilan Konseling untuk konselor.)
Semua aspek dari program mungkin dievaluasi mempergunakan satu
rencana serupa dengan yang satu menyajikan sini. Satu evaluasi ganggu final
adalah penentuan dari yang akan menelaah data yang dikumpulkan pada proses
evaluasi. Seyogyanya, semua konselor dan direktur dari bimbingan akan mau
menelaah penemuan. Dalam beberapa hal, ini mungkin berguna untuk mempunyai
profesional lain, guru seperti itu, telaah penemuan dan menyediakan input
tambahan administrasi daerah sekolah atau barangkali pengurus bangunan
mungkin penerima dari pembahasan evaluasi.
Ini adalah berharga untuk diulang itu penggunaan dari evaluasi adalah
untuk memprogram improvement. Konselor yang rencanakan, organisir, dan
terapkan satu program menyeluruh dari bimbingan yang punya sedikit untuk
menakut dari evaluasi. Pada kenyataan, paling akan mungkin menikmati belajar
yang upaya mereka umumnya perasa seperti menjadi berguna ke konsumen
bimbingan. Di dalam menelaah data mengumpulkan untuk evaluasi, konselor
harus memfokuskan pada apa mereka sedang membekerja lancar kemudian
menelaah area kebutuhan itu peningkatan.
Satu tema antara karang yang punya kembangkan program guidance menyeluruh
adalah itu program baru atau perluas tidak boleh dipertimbangkan sebagai
sekelompok dengan bebas berhubungan jasa tambahan yang berarti. Sebagai
tambahan, di sana tampak satu derajat tinggi konsensus sekitar bagaimana satu
program baru atau satu sesuatu diperbaiki harus memproses di perubahan
pembuatan.
Jeanne Collet (1983) menyatakan lima petunjuk program keseluruhan
sebagai berikut:

1. Bangun di dalam berada program. Evolusi adalah bukan sebagai mahal


sebagai renovasi lengkap.
2. Pergunakan kerjasama sekelompok. Induk, guru, pengurus, dan anggota dari
komunitas semua punyai keterampilan dan pengertian yang mendalam untuk
menawarkan bimbingan.
3. Tentukan hasil. Konselor perlu menentukan apa diinginkan hasil murid. Satu
kali daftar dari ini telah dikembangkan, konsumen bimbingan berbeda

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


303
golongkan (induk, guru, pengurus) harus menelaah ini. Rencanakan untuk
hasil prioritas mungkin maka jadi bertekad, dan konselor akan punya data
masuk berharga untuk menentukan hasil prioritas.
4. Memprogram aktivitas harus didisain sekitar hasil murid diinginkan. Untuk
masing-masing hasil murid diinginkan, konselor harus mendisain satu model
dari langkah melalui v / murid hich harus melangkah maju agar menjangkau
hasil akhir langkah. Konselor harus mengembangkan aktivitas untuk
menolong jangkauan murid langkah itu dan meliputi bukti yang murid sedang
menguasai keterampilan dan konsep yang tidak bisa dipisahkan di aktivitas
ini.
5. Kembangkan satu sistem evaluasi berkelanjutan. Evaluasi adalah satu
proses
berkelanjutan, (pp. I, 2 )

Untuk pembaca yang mungkin baru menjadi pemasukan pemangkuan


jabatan konseling, logika dari Gysbers, Henderson, Collet, Hargens, Pendidikan
Agen Texas, dan lain mungkin tampak jelas nyata. Orang baru mungkin
mengagumi betapa selain itu satu program comprehensive dapat diorganisir.
Pembaca harus sadar, bagaimanapun, itu ide pengarang ini sedang
mengekspresikan mewakili satu evolusi dari yang dipertimbangkan berbunyi
bimbingan keunsuran pada 1960s. Selama 1960s dan tadi, sangat kecil ditulis
tentang kurikulum bimbingan, dan perencanaan individual bukan disarankan
seperti bagian dari pekerjaannya konselor pada elementary sekolahkan (Muro,
1968; Faust, 1968; Penetasan & Costar, 1961). Pada asli "Tiga c" modelkan untuk
bimbingan keunsuran dan sekolah menengah (counselors seperti konsulen,
koordinator, dan konselor), paling konselor functions berada di dalam komponen
bimbingan sekarang memanggil mode mau mendengarkan, primarily pada area
dari masalah individu memusat konseling. Sementara satu jumlah kecil dukungan
sistem umumnya disediakan oleh konselor, ini umumnya didekati dari perspektif
dari masalah sesuatu atau lain pada hidup dari anak-anak.
Barangkali yang terbesar keberangkatan dari keunsuran lebih awal dan
program bimbingan sekolah menengah berada di dalam area dari satu kurikulum
bimbingan. Seperti authors dan penulis mulai peluk satu filsafat pengembangan
untuk elementary sekolahkan, mereka mulai ke conceptualize jalan itu akan
melibatkan lebih dewasa pada program bimbingan. Perkembangannya Dinkmeyer
pemahaman dari Diri dan Orang Lain (DUSO dan DUSO II.) (Dinkmeyer, 1970,
1973) dan Glasserian classroom menjumpai (Glasser, 1968) apakah contoh dari
gerakan untuk memperluas bimbingan berada di luar kantornya konselor. Lagi dan
ditingkatkan materi masih sangat banyak satu bagian dari bimbingan modern
kurikulum. Tumbuh dengan Bimbingan (Radd, 1990) adalah satu contoh dari
sequenced, mempersiapkan bimbingan pergiat.
Satu masalah untuk konselor dengan anggaran keuangan terbatas,
bagaimanapun, adalah itu banyak secara komersial materi dihasilkan mungkin
berada di luar tersedia resources keuangan ke sekolah. Sebagai tambahan,
beberapa konselor lebih suka menciptakan materi fokus itu pada di tempat itu
emisi relevan atau peristiwa berpengaruh nyata. Untuk example, Kline dan Vemon
(1986) disarankan yang secara komersial dihasilkan materials tidak boleh menjadi
berguna untuk anak-anak pada satu tempat terjadi peristiwa tertentu. Satu
penutupan tanaman dimana induk dari anak-anak kehilangan pekerjaan adalah
satu contoh dari satu peristiwa itu akan memerlukan pembangunan dari materi
lokal.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


304
Kline dan Vernon (1986) oudined satu enam model langkah untuk ciptaan
dari locally menghasilkan aktivitas. Rencana mereka melibatkan perkembangan,
mengalami, publishing, proses, generalisasi, dan obyektif spesifik penerapan.
Untuk masing-masing konselor aktivitas kembangkan, mereka pertama
harus coba ke determine persis apa murid diharapkan untuk mempelajari dari
pengalaman. Mereka mendaftarkan hasil ini pada bentuk dengan obyektif tingkah
laku. Kalau, antara lain, kesepakatan aktivitas dengan rasa, konselor mungkin mau
menetapkan murid itu engaged pada aktivitas akan belajar lima perasaan baru
jelaskan. Untuk masing-masing duapuluh ke empatpuluh aktivitas menit, konselor
harus punya dua obyektif.
Satu kali obyektif telah ditentukan,-konselor maju ke mengalami langkah.
Anak-anak berpartisipasi di aktivitas yang merangsang ide related ke obyektif.
Lanjutan contoh di atas, konselor akan
Bimbingan pengembangan dan Konseling
disain aktivitas itu akan menolong anak-anak mengeksplorasi ide
berhubungan merasakan. Pemainan peranan, pemantulan,'dan aktivitas
pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dapat biasanya memudahkan
pengalaman mereka.
Tahap penerbitan punya gol dari "membawakan ke permukaan, dipikirkan,
rasa, dan reaksi tingkah laku, kesana-sini mengalami tahap" (Kline &: Vernon,
1986, p. 24). Tahap ini juga harus berbias obyektif dari exercise. Dalam posisi ini
konselor meminta pertanyaan sesuai, seperti itu, "Apakah yang rasamu ketika
kamu sedang memainkan peran dari guru?" Bagian dari proses ini sedang
menentukan apakah reaksi menjumpai obyektif. Ada sejumlah jalan untuk
menentukan ini oleh tertulis ataupun lisan tanggapan atau responses ke butir data
spesifik pada satu barang inventaris. Konselor mendisain aktivitas sangat bahwa
semua partisipan memperoleh kesempatan untuk menayangkan ide mereka.
Dua tahapan berikutnya melibatkan proses dan pemerataan. Pada tahap
proses, mungkin konselor pilih untuk meringkas tanggapan dan mengidentifikasi
tema, terutama itu yang berbias mekanisme universalization pada group. Konselor
mungkin maka minta pertanyaan tambahan untuk menolong murid menggambar
kesimpulan mereka sendiri sekitar bahan.
Tahap pemerataan meliputi upaya konselor untuk menyajikan konsep itu
akan menolong murid organisir dan pahami pengalaman. Tema sekitar
pengalaman umum juga berguna pada saat yang genting ini. Konselor akan
meringkas dan menyumbat tema bahasan untuk menyempurnakan baiknya diri
pemahaman, kesadaran akan lagi pikir dan merasakan, dan belajar dengan
konsekwensi tingkah laku.
Pada akhir atau tahap aplikasi, murid mempraktekkan keterampilan dan
mempelajari bagaimana caranya menerapkan keterampilan ini ke keadaan
perorangan. Satu contoh dari satu konselor intervention di tahap ini mungkin untuk
minta, "Bagaimana yang akan kamu ekspresikan rasamu kalau kamu adalah
marah pada satu rekan?" (Kline & Vernon, 1986, p. 26).
Jangkauan dan bidang lapangan dari di tempat itu aktivitas bimbingan
dikembangkan adalah terbatas hanya dengan imajinasi dari konselor. Untuk
ilustrasi dari konselor mengembangkan aktivitas, melihat Apendiks I.

G. BK PERKEMBANGAN DLM KAITANNYA DNG PROFESI


LAINNYA
Myrick (1987) catat bahwa ini adalah satu kesalahan ke pikiran dari
bimbingan dan konseling sebagai daerah pribadi dari konselor. Kalau satu

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


305
menerima perkelahian yang bimbingan developmental adalah bagi seluruh anak-
anak, kemudian ini mengikuti bahwa profesional lain dan nonprofessional dewasa
akan punya satu peran pada proses bimbingan. Myrick menyediakan daftar garis
besar itu satu jangkauan luas dengan bea spesifik untuk prinsipal, konselor, guru,
karyawan kemasyarakatan, karier atau spesialis bersifat jabatan, sekolahkan ahli
jiwa, dan karyawan kemasyarakatan. Tentu, hanyalah lebih besar atau daerah
yang paling kaya akan punya bermanfaat bagi dari kader seperti itu dari
profesional, tapi kalau satu daerah adalah cukup beruntung untuk mempekerjakan
jangkauan ini dari spesialis, kemudian ini penting untuk menggambarkan peran
dari masing-masing.
Satu kata awas, bagaimanapun, harus diekspresikan sini. Teks guidance
berjumlah banyak dan artikel di jurnal profesional tampak memfokuskan pada
peran dengan profesional lain yang mungkin mengerjakan dengan konselor. Satu
keprihatinan, tentu, adalah bimbingan itu profesional yang sedang menyarankan
uraian peran dan fungsi untuk profesional lain jarang bersusah untuk
merundingkan group profesional yang lain untuk menentukan apakah mereka
melihat peran mereka cara yang sama. Konselor atau pemangkuan jabatan
konseling hanya tidak dapat "bertumpu pada" satu peran description untuk satu
prinsipal, guru, atau ahli jiwa. Sangat terbaik yang dapat dilakukan ketika dua
profesional tampak mempunyai keprihatinan berlalu siapa lakukan apa dengan
yang adalah untuk memperbincangkan secara langsung dengan profesional itu
untuk menentukan peran yang yang dapat disetujui terhadap semuanya terbelit.
Untuk mengatakan bahwa satu]>rincipai harus menyediakan encouragement dan
dukungan untuk bimbingan adalah satu tertentu, tapi semua orang lain yang
melaporkan ke prinsipal juga mengharapkan dia atau dia untuk menyediakan yang
sama semacam dukungan untuk area mereka.
Pada masa lalu terbaru, tikai di antara konselor dan prinsipal tidak
tidak umum, dan tidak tak diduga. Sesuatu harus mengingat bahwa prinsipal
dipersiapkan di departemen dari administrasi bidang pendidikan, dan pandangan
mereka pada bimbingan m?. y. baik menjadi mempengaruhi guru besar bv dari
administrasi bidang pendidikan. Mencita-citakan terdaftar yang terpenting di kelas
lulus di pengawasan mungkin diajari satu sangat berbeda versi dari bimbingan
dibandingkan konselor bercita-cita tinggi didaftarkan di departments dari
Pendidikan konselor! Pada penentu perannya konselor atau peran dari orang lain
pada taraf bangunan atau daerah, komunikasi antara group adalah penting.
Konselor yang baru saja diadakan pada satu sekolah atau pada satu
daerah akan bijaksana untuk mempunyai satu dengan cermat bahasan struktur
dengan prinsipal bangunan atau superintendent atau berdua sebelum
penandatanganan apapun kontrak. Konselor mungkin menemukan ini jauh lebih
mudah untuk memecahkan masalah di dalam memeninggal langkah negosiasi
kontrak dibandingkan kemudian, ketika dia atau dia menemukan bahwa satu
program mereka mungkin mau penerapan bukan bagian dari terpenting sistem
nilai. Pada satu pembuluh darah serupa, konselor punya tidak ada lagi benar untuk
mengatakan guru, terpenting, ahli jiwa, atau karyawan kemasyarakatan apa peran
mereka harus dibandingkan profesional lain lakukan pada penentu perannya
konselor!
Lagi, interaksi, seawal mungkin, adalah kunci ke harmoni program.
Satu titik awal bajik adalah untuk menelaah total obyektif sekolah dan objecdves
dari bimbingan, psikologi, pendidikan khusus, dan area keahlian khusus lain.
Berikutnya harus datang satu penilaian dari apa keterampilan semua individu
kuasai, apa philosophies memandu praktek mereka, dan apa kekuatan mereka

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


306
mungkin. Antara lain, menyekolahkan ahli jiwa yang mengakui anak-anak ganggu
seperti keprihatinan pemimpin mereka akan mungkin membuat paling
developmentally mengorientasi konselor sangat bahagia.
Tidak ada apapun hampir akan menyebabkan personalia bimbingan untuk
jadi "orang tidak disukai" pada satu lebih cepat sekolah dibandingkan
overexuberance dari satu bermaksud baik tapi konselor unsophisticated yang
gembirakan di gambar peran dari semua orang lain di relation ke peran dari
konselor. Dalam banyak kasus, profesional odier akan punya hanyalah satu
pemahaman minimal dari bimbingan atau konseling dan nyaris tidak ada un-
derstanding dengan bimbingan pengembangan. Konselor berpengetahuan luas
akan paham pekerjaan mereka sangat awal pada sekolah seperti salah satu
interaksi sederajat basis dengan sepenuh profesional lain. Interaksi, pada
gilirannya, mengembangkan kohesi group, dan golongkan kohesi adalah penting
kalau satu mutuality dari gol adalah dijangkau. Kita bukan siratkan konselor itu
harus hanya duduk tenang dan membiarkan lain-lain menentukan apa konselor
harus lakukan, sejak hampir bisa dipastikan konselor akan diturunkan ke satu
dosis Berat dari anak-anak masalah. Konselor harus proaktif di dalam
mendeskripsikan keterampilan mereka, tapi mereka harus melakukan dengan cara
yang angkuh atau rendahkan martabat. Ingat, banyak guru, terpenting, dan
pendidik istimewa telah majukan derajat juga, dan mereka baru mungkin melihat
dunia melalui satu setelan berbeda dari kaca mata.

1. Terpenting
Sangat hal terbaik itu satu prinsipal dapat lakukan untuk bimbingan adalah
yang mendukung dari program. Di kedengkian dari fakta konselor itu kadang kala
mau adalah considered seperti "agen positif dari perubahan," hakikat dari
Pendidikan umum adalah kecil itu mengambil tempat di paling sekolah tanpa
persetujuan prinsipal. Terpenting dapat menyediakan sebagian besar dukungan
oleh enlisdng fakultas pertolongan dengan program bimbingan, dan dalam
beberapa hal satu aktif pantas partisipan pada beberapa tahap dari program. Tentu
terpenting adalah allocator dari sumber daya, manusia berdua dan materi, dan dia
atau dia harus mengerjakan dengan konselor kepada determine bahwa sumber
daya dengan bijaksana terpakai. Evaluasi dari program dan kinerjanya konselor
juga melibatkan terpenting.
Sekalipun terpenting atau tidak akan satu partisipan aktif pada beberapa
aspect dari program bimbingan, konselor harus bekerja susah untuk memastikan
bahwa terpenting adalah "mati suara bimbingan pada beberapa kamar." Terpenting
/ oleh nature dari pekerjaan mereka, salinglah berinteraksi dengan prinsipal lain,
dan barangkali dengan superintendent pada daerah. Mereka juga boleh menjadi
bagian dari satu dewan administratif perbuatan itu keputusan kebijakan kunci.
Terpenting yang mendukung bimbingan akan understand ini dan mungkin
mengerjakan dengan konselor pada pasukan bimbingan, tapi kebanyakan dari
semua mereka akan pendukung suara dari program bimbingan terhadap
semuanya lain di dalam dan di luar group. Konselor perlu mengingat prinsipal itu
pakaian banyak topi dan yang banyak pejabat pada sekolah siapa mau menolong
mereka dan memeninggal staf pengajaran. Paling efektif prinsipal akan mampu
untuk terpisah kontribusi dari spesialis berbagai untuk menjumpai gol sekolah dari
belajar murid jumlah maksimum.

2. Guru

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


307
Dekat dengan konselor, guru adalah elemen yang paling kritis pada
implementation dari satu bimbingan menyeluruh program. Posisi mereka pada
kelas sedemikian hingga mereka adalah z. berpengaruh nyata, dan kadang-
kadang yang paling berpengaruh nyata, dewasa untuk meningkatkan belajar dan
positif diri pembangunan di. murid. Guru effectiveness dengan jelas terkait ke
bagaimana membuka guru adalah ke kebutuhan individu dari anak-anak dan
bagaimana sangat tinggi mereka menghargai pembangunan keseluruhan dari stu-
dents mereka. Di terbaik, bukan bimbingan mengorientasi guru hanya akan
minimally participate pada program bimbingan; paling sial, mereka mungkin tayang
rintangan serius.
Tanpa keterlibatan guru, bimbingan pengembangan hanya satu bajik lagi,
tapi tidak dapat dilaksanakan, konsep. Guru harus paham kepentingan dari citra
diri murid positif dan murid individu hormat perbedaan ke become dengan aktif
terlibat dengan program bimbingan. Guru adalah yang pertama baris dari
pertahanan pada identifikasi dari khusus perlukan, konselor kunci ke anak-anak,
dan asa terbaik untuk menyediakan personalization terpelajar. Mereka adalah
learning monitor dan kerjakan lekat dengan induk pada hal akademis. Kadang-
kadang, guru akan menunjuk anak-anak yang memerlukan pertolongan khusus ke
konselor. Waktu lain, guru dan konselor akan menjadi satu pasukan explorasi
hubungan untuk mencoba dan menemukan jalan untuk menolong anak tanpa
menyingkirkan dia atau dia dari kelas. Di sini lagi, konselor harus mengucapkan
dengan guru, tidak ke mereka. Keterlibatan guru pada apapun aktivitas bimbingan
secara langsung terkait untuk perception mereka dari nilai dari program bimbingan
dan kemampuan dari konselor.

3. Sekolahkan Ahli Jiwa dan Karyawan Kemasyarakatan Sekolah


Menyekolahkan ahli jiwa telah terlabel sebagai pakar diagnostik untuk
dasa warsa, tapi beberapa sekolah ahli jiwa melihat pembangunan dari bimbingan
keunsuran sebagai satu invasi langsung dari "mereka" wilayah. Ini mungkin
terutama benar di sekolah dimana fokus utama dari bimbingan keunsuran dan
sekolah menengah adalah masalah memusat intervensi.
Di umum, menyekolahkan ahli jiwa diperlengkapi, atau harus
diperlengkapi, untuk menyediakan individu intensive dan konseling group untuk
anak-anak dengan keprihatinan serius. Mereka dipersiapkan untuk melayani
seperti agen penyerahan untuk anak-anak yang memerlukan jasa dari satu agen
kesehatan tal atau pertolongan dikhususkan dari satu ahli jiwa clinical atau Myrick
dokter jiwa (1987) juga catatan itu sekolah psychologist harus "organisir, pimpinan,
dan ambil satu peran aktif di pasukan pembahasan anak, terutama susunan
kepegawaian itu berhubungan dengan anak-anak pengecualian, dan penempatan
bidang pendidikan mereka (yaitu. P.L. 94 - 142)" (p. 49).
Dengan jelas, dari satu perspektif bimbingan, bekerjalah dengan anak-
anak dengan masalah utama dan individu dan terapi kelompok (sebagai ditentang
ke konseling individu dan group) adalah daerah dari ahli jiwa sekolah Beberapa
sekolahkan ahli jiwa, bagaimanapun, tolak dugaan pengobatan itu tentang segala
hal harus disediakan oleh sekolah. Sebagai tambahan, beberapa sekolah ahli jiwa
adalah developmen mencocokkan perhitungan terorientasi, dipersiapkan di
program serupa dengan itu yang mempersiapkan konselor sekolah, dan nyatakan
bahwa peran utama mereka sedang mengerjakan dengan "normal dan kurang
anak terganggu." Sesuatu mungkin melihat kenapa interaksi baik antara profes-
sionals menyarankan lebih awal mungkin perlu. Di beberapa sekolah di situ tidak
boleh menjadi satu ahli jiwa sekolah; di beberapa komunitas, di sana tidak boleh

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


308
apapun kesehatan tal para agen. Kalau sehingga, konselor satu-satunya orang
terlatih siap untuk dikerjakan dengan beberapa anak-anak terganggu.

4. Karyawan kemasyarakatan
Menurut sejarah paling yang karyawan kemasyarakatan telah kerjakan
dengan keluarga kaum fakir miskin dan punya aktivitas bimbingan terkoordinir di
antara sekolah dan situs awal. Sebagai tambahan yang mereka telah layani
sebagai satu hubungan di antara kesehatan sekolah dan umum dan para agen
rehabilitation. Profesional ini juga sudah belajar murid individu dan keadaan
keluarga mereka. Di sini mengerjakan mereka menyediakan beberapa keterangan
yang mungkin sesuai dengan bimbingan dan intervensi konseling (Myrick, 1987).
Bimbingan pengembangan dan Konseling
Karyawan kemasyarakatan selalu telah dirasa sebagai perorangan yang
mungkin sekolah berdasar, tapi yang mengerjakan sebagian besar sebelah luar
sekolah dengan kaum fakir miskin dan keluarga troubled. Mereka cenderung
disiapkan dengan baik di pendekatan studi kasus dan dapat mengumpulkan dan
menyediakan keterangan berharga yang dari penggunaan di perkembangan
program bimbingan.
Di umum, peran dari karyawan kemasyarakatan dan konselor belum
experienced sebanyak tumpang tindih seperti mempunyai peran ahli jiwa konselor.
Bagaimanapun, beberapa karyawan kemasyarakatan juga melihat bimbingan
keunsuran dan sekolah menengah seperti berada di dalam kompetisi langsung
dengan apa mereka lakukan, bahkan ketika perbedaan di gol dan proses mungkin
berbeda Beberapa ' karyawan kemasyarakatan lakukan konseling individu dan
group dengan anak-anak dan induk. Beberapa pekerjaan secara langsung dengan
teachers di dalam menyediakan keterangan mengumpulkan di kunjung situs awal.
Di beberapa status, seperti itu Connecticut, karyawan kemasyarakatan
dipekerjakan oleh sekolah lama sebelum sekolah menyewa konselor.
Seperti dengan ahli jiwa, karyawan kemasyarakatan punya satu kontribusi
untuk buat. Spesifik dari kontribusi bergantung kepada availabilitas dengan
spesialis lain, riwayat dari spesialis pada satu daerah sekolah tertentu, dan
sekolah dan pengamatan community dari yang diinginkan dari menyekolahkan
spesialis. Di hubungan kalimat ini, ini tidak boleh menjadi berguna untuk
mendefinisikan peran dengan spesialis lain di buku didisain dibaca oleh konselor.
Rada ini penting bahwa konselor berawal dan memelihara satu dialog berlanjut
dengan panutan mereka, berdua pada building tingkat, dan pada taraf dari asosiasi
profesional. Ada banyak dilakukan. Ada kamar bagi seluruh.

H. KESIMPULAN
Bimbingan pengembangan adalah tak satu pun konsep baru, tapi beberapa
praktek yang menghubungkan dengan adalah. Members dari pemangkuan jabatan
bimbingan punya lama tagihan hutang meletakkan ke konsep yang relung tertentu
kita pada dunia kesehatan tal bersama anak normal. Gol kita adalah
pembangunan dari potensial penuh, rada dibandingkan apapun semacam bantuan
perbaikan.
Barangkali perbatasan terakhir untuk bimbingan pengembangan berada di
dalam sekolah dasar kita. Program di taraf ini diperkenalkan ke dalam sekolah
relatively baru-baru ini dan, sebagian terbesar, masih meningkatkan. Pada
pokoknya, bimbingan pengembangan menegaskan lagi persetujuan yang mengikat
profesional kita ke guidance bagi seluruh anak-anak, daya tarik kita di learning
manusia, dan kepercayaan kita itu profesional lain harus dilibatkan di bimbingan.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus


309
Bimbingan pengembangan harus punya satu kurikulum terencana; ini adalah
kekuatan dan gol terorientasi, dan ini adalah berlandaskan pandangan dari anak-
anak seperti pada proses dari makin. Bimbingan, oleh sebab itu, jangan mencari
kesimpulan final, tapi rada ini menandai kemajuan ke arah adultho menggoda
tolong semua anak-anak memperoleh pribadi ing dari apa mereka sedang
mempelajari dan untuk merasakan tentang melakukan. Penekanan ini diri
pandangan positif enhancemecr dari diri, dan pembangunan dari per sonal hargai.
Bimbingan menolong kejenakaan hadap anak-anak! tantangan, kembangkan gol,
rencana, dan asumsikan tentang sponsibility untuk diri mereka sendiri.
Implementasi dari tidak bimbingan velopmental pada sekolah melibatkan
pengorganisasian, perencanaan, disain, menerapkan dan mengevaluasi program
keseluruhan.
Saat bimbingan berevolusi, peran konselor ma berganti, dan
sesungguhnya yang mereka telah mengubah sejak thi 1960s. Konselor sekarang
sediakan pertolongan di developin] satu kurikulum bimbingan, terlibat dalam
rencana perorangan ning, bekerja pada jasa mau mendengarkan, dan sediakan
sistem mendukung bimbingan Muncul memprogram mus memelihara kenalan dari
peran dengan lain specia ists pada sekolah saat mereka berevolusi. Di umum, satu
developmental mendekati sepertinya sangat jadi; kendaraan untuk memenuhi gol
terungkap kita.

Diterjemahkan oleh : Drs. MASTUR, Kons. SMP 1 Mejobo Kudus

Вам также может понравиться