Вы находитесь на странице: 1из 9

Jumat, 24 Juni 2016 | 13:27

Mengaku Pengusaha, Komplotan Penipu


Kuras Isi ATM Korban Ratusan Juta
Ilustrasi ATM (Beritasatu Photo/David Gita Roza)

Jakarta - Polisi membekuk lima tersangka pelaku pencurian dan penipuan, dengan modus
berpura-pura sebagai pengusaha asal Brunei Darussalam, di Bundaran Hotel Indonesia (HI),
Jalan MH. Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat.

Kasubbag Humas Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Suyatno mengatakan, kelima tersangka
berinisial S, SW, SA, ER, dan SE.

"Satuan Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat telah menangkap lima tersangka tindak pidana
pencurian dengan pemberatan dan penipuan," ujar Suyatno, Jumat (24/6).

Dikatakannya, modus para tersangka adalah mengajak korban berinisial HZ bertemu di


sekitar Bundaran HI, Menteng, Jakarta Pusat. Kemudian, salah satunya mengaku sebagai
pengusaha dari Brunei dan pengusaha PT Pertamina.

"Dengan tipu daya, kemudian korban diajak berputar-putar ke daerah Roxy, serta diminta
untuk menunjukan kartu ATM dan saldo di rekeningnya, sampai tersangka mengetahui PIN-
nya," ungkapnya.

Kembali menggunakan tipu muslihat, tambahnya, pelaku menukar kartu ATM korban dengan
kartu palsu.
"Kemudian, tersangka menguras isi ATM korban dengan cara tarik tunai, transfer dan
membeli dollar. Kerugian korban mencapai Rp 209.001.000," katanya.

Menurutnya, setelah mendapat laporan dari korban polisi langsung melakukan penyelidikan
dan berhasil membekuk para pelaku.

"Tersangka diamankan beserta barang bukti berupa rekaman CCTV ATM, rekening koran,
dua buah kartu ATM, dan satu unit mobil Avanza," tandasnya.

Bayu Marhaenjati/FMB

BeritaSatu.com
Kriminal

Penipuan Polisi Tilang Sudara Makan


Korban. Isi ATM Gadis ini Raib
Editor Redaksi_iqi
Publish June 15, 2016 @00:44

FAJAR.CO.ID, JAKARTA- Yuliati hanya bisa meratap. Perempuan 24 tahun ini terkena
tipu anggota polisi lalu lintas gadungan. Uang jutaan rupiah raib dibawa kabur pelaku.
Rencana mudik lebaran juga terancam gagal.

Yuliati menceritakan, persitiwa tersebut terjadi, Senin (13/6). Dia mendapatkan telepon dari
seorang yang mengaku anggota polantas berdinasi di Polres Jakarta Barat. Saat itu ia tengah
menjaga toko di aksesoris handphone di kawasan Kemayoran.

Sebelum polantas gadungan itu beraksi, yang menghubungi Yuliati adalah pria yang
mengaku sebagai pamannya. Orang itu meminta korban agar berbicara dengan pria yang
mengaku polantas.

Polantas itu mengaku menilang paman saya. Alasannya, paman tak membawa surat-surat
kendaraan, kata Yuliati ketika ditemui di Polsek Senen, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (14/6).

Kemudian Polantas gadungan ini meminta korban mentransfer sejumlah uang. Pasalnya, sang
paman yang diketahui sebagai sopir sedang ditilang dan baru dapat bebas apabila telah
memberikan jumlah uang yang diminta.

Paman saya ini sopir mobil pribadi. Katanya ketilangnya pas razia di sekitar Sentiong dan
orangnya minta dikirimin uang Rp 4 juta, cerita Yuli.

Lantaran, digeluti rasa kasihan, Yuli dibawah kendali polantas gadungan diminta menuju
sebuah minimarket yang berdekatan dengan tempat tinggalnya di kawasan Senen.

Wanita masih lajang ini lantas mengirimkan uang senilai Rp 6 juta ke rekening yang
diberikan polantas gadungan itu. Saya baru sadar kalau ditipu pas orang itu minta kirim
pulsa lagi Rp 500 ribu, katanya.

Pas saya tanya ke paman saya, ternyata dia sama sekali tak ditilang. Malahan dia lagi di luar
kota, timpal dia.

Yuliati menambahkan, uang Rp 6 juta tersebut merupakan tabungan selama setahun bekerja.
Uang ini sejatinya akan digunakan untuk pulang liburan lebaran di kampung halaman di
Cepu, Blora, Jawa Tengah.

Tadi sudah lapor ke Polsek Senen tetapi ribet karena disuruh lapor ke Polsek Kemayoran
karena katanya masuk sana lokasinya, tambahnya. (elf/JPG)
MERDEKA.COM PERISTIWA

Jelang lebaran, penipu lewat telepon


kembali mencari korban
Reporter : Anisyah Al Faqir | Selasa, 5 Juli 2016 04:27

Ilustrasi Penipuan SMS. 2015 Merdeka.com/Angeline Agustine

Merdeka.com - Menjelang hari lebaran, aksi penipuan lewat telepon kembali bermunculan.
Para penipu ini kerap menelepon korbannya pada malam hari dan memberikan informasi
bahwa anggota keluarga korban baru saja menabrak orang hingga meninggal.

Seperti yang dialami Yusep (76). Sekitar pukul 21.30 WIB, telepon genggam miliknya terus
berdering. Saat diangkat, terdengar suara seorang lelaki yang menangis dan sambil
memanggil-manggil namanya. Suara telepon di ujung sana mengaku anak Yusep yang tengah
dalam perjalanan dari Bandung menuju Pandeglang, Banten.

"Halo, ini Dodi. Dodi habis nabrak orang, sekarang Dodi di kantor polisi. Ini Pak polisi mau
ngomong," kata suara di ujung telepon yang terdengar sambil menangis.

Tak lama, telepon pun berpindah tangan. Suara pria lainnya bergantian bicara. Kepada
Yusep, penelepon mengaku anggota polisi Polres Kota Bandung bernama AKP Bambang
Haryanto.

"Ini anak bapak menabrak orang hingga meninggal di dekat kantor saya, tepatnya 800 meter
dari kantor," kata pria bernama Bambang yang mengaku anggota polisi dari Polres Kota
Bandung.
Kepada Yusep, penelepon itu mengatakan untuk tidak memberitahu siapapun kalau anggota
keluarganya baru saja menabrak orang hingga meninggal. Bambang pun sempat mengancam
Yusep bila memberitahukan kabar tersebut kepada keluarga atau tetangga.

"Sempat memberitahukan kepada siapa-siapa, saya batalkan untuk membantu Dodi," ancam
Bambang.

Yusep pun menuruti ancaman Bambang. Kemudian Bambang berjanji pada Yusep untuk
merahasiakan Dodi dari keluarga korban dengan catatan memberikan sejumlah uang tutup
mulut kepada 4 anggota yang mengamankan Dodi.

"Dodi ini menabrak orang sampai meninggal, korbannya laki-laki usianya 16 tahun. Nanti
saya buat laporan di kantor bahwa pelakunya enggak diketahui," kata Bambang kepada
Yusep.

"Cuma ada ke empat anggota saya yang mengamankan di tempat kejadian atau TKP, supaya
dia tidak kasih tahu ke keluarga korban kita kasih uang tutup mulut saja, masing-masing Rp
500.000," tambahnya.

Usai menyetujui permintaan Bambang, Yusep pun diarahkan untuk mentransfer uang
sejumlah Rp 2 juta ke bank. Dia pun meminta untuk tidak mematikan sambungan teleponnya
selama pergi ke ATM terdekat. Tak hanya itu, Bambang juga meminta dikirim pulsa senilai
Rp 100 ribu ke sebuah nomor telepon.

"Kalau memang mau dibantu, coba transfer pulsa dulu seratus ribu ke nomor 081263112951,
sekarang yah, saya tunggu," kata Bambang setengah mengancam.

Mendengar permintaan sejumlah pulsa tersebut, Yusep pun menyadari yang menelepon
dirinya adalah penipuan. Diapun langsung mematikan sambungan telepon tersebut.

[hhw]
Pensiunan Pertamina Jadi Korban
Penipuan Bermodus Undian Berhadiah
Selasa, 28 Juni 2016 19:47 WIB

Laporan Wartawan Sriwijaya Post Welly Hadinata

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Diiming-imingi mendapat hadiah undian, uang


Runjangan Hari Raya pensiunan Pertamina bernamna Bos Alam (65), lenyap.

Bos Alam pun melaporkanya ke petugas Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT)
Polresta Palembang, Selasa (28/6/2016).

Alam mengadu menjadi korban kasus penipuan yang dialaminya melalui via telpon yang
terjadi Kamis (23/6/2016).

Penipuan berawal dari rasa penasarannya, saat mendapatkan telpon dari seorang pria yang
mengatakan jika dirinya telah memenangkan hadiah uang Rp10 juta dari undian nomor
ponsel yang digunakannya.

"Jumlahnya memang tidak banyak hanya Rp 900 ribu, namun itu uang THR pensiunan. Saya
melapor ini agar tidak ada lagi orang menjadi korban seperti saya," ujarnya.
Bos Alam menceritakan, setelah mendapatkan telepon tersebut, ia lalu diperintahkan oleh
penelpon tersebut ke Anjungan Tunai Mandiri (ATM) bank miliknya dan diperintahkan
untuk menekan tombol-tombol tertentu.

Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Maruly Pardede mengatakan, laporan dari
pelapor sudah diterima petugas dan telah diminta keterangannya.

"Selanjutnya petugas akan melakukan penyelidikan berdasarkan keterangan dari pelapor,"


ujarnya.
Seorang Mahasiswa Tertipu SMS Berhadiah Rp 10 Juta

Kamis, 16 Juni 2016 | 22:32 WIB

PEMATANGSIANTAR,KOMPAS.com - Meski sudah banyak warga yang menjadi korban


penipuan berkedok SMS undian berhadiah, tapi masih saja ada warga yang percaya. Kali ini
menimpa Chandra (25), mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta tinggal di Kecamatan
Siantar Barat, Pematangsiantar.

Berkhayal mendapat hadiah uang kontan Rp 10 juta dari undian Telkomselmania lewat pesan
SMS yang dikirim ke nomor telepon selulernya, Chandra malah kehilangan Rp 10 juta.

Saat membuat laporan di ruangan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres
Pematangsiantar, Kamis (16/6/2016) siang, Chandra menerangkan kepada petugas piket jaga
bahwa, awalnya Rabu (15/6/2016) lalu ada pesan SMS masuk ke nomor telepon selulernya
yang dikirim satu nomor yang tidak tercatat di telepon selulernya.

Dalam pesan SMS yang dikirim lewat nama dari Telkomselmania itu, Chandra disebutkan
sebagai salah satu pemenang undian hadiah uang Rp 10 juta. Begitu menerima pesan SMS
mendapatkan hadiah uang Rp 10 juta, hati Chandra langsung berbunga-bunga.

Untuk mengetahui bagaimana cara mendapatkan hadiah undian uang Rp 10 juta, Chandra
juga diminta mengikuti prosedur serta diminta supaya mengirimkan dana sebagai biaya
administrasi agar hadiah uang Rp 10 juta cepat dikirim kepada Chandra.

Tanpa berpikir panjang, Chandra langsung pergi menuju Bank BNI untuk mengirimkan uang
biaya administrasi karena setelah itu uang akan dicairkan ke nomor rekening ATM miliknya.
Tapi permintaan Chandra ditolak karena saldo rekeningnya hanya tinggal Rp 64.000 lagi.

Belakangan Chandra memberanikan diri meminjam kartu ATM milik orang tuanya yang
kebetulan ada sisa saldo sebesar Rp 21 juta lagi. Waktu itu ibunya sempat mengingatkan
Chandra agar tidak mudah percaya. Tapi Chandra tetap saja ngotot dan masih percaya dengan
undian hadiah uang Rp 10 juta.

Hari itu juga Chandra pergi menuju Bank BNI untuk mengirimkan biaya administrasi sambil
menunggu undian hadiah uang Rp 10 juta masuk ke nomor rekening ATM. Habis menggesek
nomor rekening ATM miliknya, Chandra bukannya mendapat undian hadiah uang Rp 10 juta.
Malahan uang Rp 10 juta dari dalam nomor ATM milik ibunya habis dikuras.

Sadar telah kena tipu, Chandra memberitahukan kepada orang tuanya. Chandra pun
disarankan mengadu kepada pihak yang berwajib.

Kapolres Pematangsiantar AKBP Dodi Darjanto mengimbau kepada warga agar tidak mudah
percaya dengan pesan SMS undian hadiah mendapatkan uang dan mobil yang dikirim oleh
nomor dan orang yang tidak jelas.
"Kalau dapat pesan SMS undiah hadiah uang dan mobil, abaikan saja dan jangan percaya. Itu
bentuk penipuan karena sudah banyak warga jadi korbannya. Tadi memang korban melapor
karena jadi korban penipuan sampai menderita kerugian Rp 10 juta," ujar Dodi.

Penulis : Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe


Editor : Erlangga Djumena

Вам также может понравиться