Вы находитесь на странице: 1из 2

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan millennium dalam bahasa inggris dikenal dengan
millennium development goals atau disingkay MDGs adalah dekelerasi millennium
hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara perserikatan bangsa-
bangsa yang dijalankan pada september 2000,target nya adalah tercapai kesejeteraan
rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015.salah satu targetnya yakni tercapai
nya derajat kesehatan masyarakat yang tinggi dan menurunkan kejadian masalah gizi
buruk dan gizi lebih merupakan salah satu indicator yang sensitif dalam pencapaian
hal tersebut.
Obesitas saat ini merupakan permasalahan yang mendunia.organisasi
kesehatan dunia (WHO) telah mendeklarisasikan obesitas sebagai epidemik global.
Jumlah penduduk indonesia yang mengalami obesitas menunjukan
kenaikan,pada tahun 2008 baru 25%-30% tetapi pada tahun 2010 kejadian obesitas
tersebut meningkat menjadi 32%-34%, jadi sekitar 48-53 juta penduduk indonesia
mengalami obesitas.masalah obesitas banyak dialami oleh beberapa golongan
dimasyarakat,antara lain balita,anak usia sekolah,remaja,dewasa dan orang lanjut usia.
Obesitas adalah keadaan dimana terdapat penimbuan lemak dalam
tubuh,umumnya ,obesitas dapat ditentukan menggunakan indeks massa tubuh (IMT)/
body mass index (BMI),yaitu perbandingan berat badan (badan kilogram) dengan
kuadrat tinggi badan (badan meter).pada usia 0-20 tahun,indeks massa tubuh
ditentukan dengan memplot IMT menggunakan grafik indeks-massa-tubuh. Menurut
kriteria WHO untuk kawasan asia pasifik, obesitas ditrntukan jika IMT >25.
Penelitian di indonesia tentang obesitas masih sedikit dibandingkan dengan luar
negeri. Hal ini disebabkan peneliti indonesia lebih banyak difokuskan dengan gizi
kurang dibandingkan dengan gizi lebih. Menurut survey kesehatan nasional pada
tahun 2009 sebanyak 0,77% anak mengalami obesitas dan pada tahun
2010nmeningkat menjadi 1,26% dan meningkat lagi menjadi 4,58% pada tahun 2011
(wandasari,2010).
Kejadian obesitas disebabkan transisi pola hidup konsumsi dan pola hidup yang
berdampak pada perubahan pola konsumsin dan pola aktifitas, sehingga
mempengsruhi komposisi tubuh. Saat ini masyarakat cenderung memiliki pola makan
yang tidak baik dan lebih menyukai makanan yang tinggi lemak, protein, karbohidrat
dan garam yang berdampak meningkatnya kecenderungan kelebihan berat badan. Pola
makan adalah cara yang ditempuh seseorang yang berkaitan dengan jumlah,dan
komposisi bahan makanan yang dimakan setiap hari untuk mempertahankan
kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Akan tetapi
jika pola makan tidak baik dan terlalu sering seing memakan makanan yang dikemas,
diolah dengan cara sederhana. Makanan tersebut umunnya diproduksi oleh industri
pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan menggunakan bahan pengawet
sehingga dapat menimbulkan kenaikan berat bdan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan yakni budaya, agama, kepercayaan,
status ekonomi, rasa lapar, nafsu makan, rasa kenyang dan kesehatan. Obesitas salah
satu akibat jika pola makan tidak baik, prinsip pencegahan obesitas dengan
mengurangi konsumsi energi atau menambah makanan yang berlemak dan gula.
Menurut peneliti puslitbag Gizi bogor (2009), kandungan garam dan jajanan hasil
olahan pabrik lebih tinggi daripada olahan rumah tangga. Biskuit yang rasanya manis
ternyata kandungan garamnya sangat tinggi (1.395,5 mg/100 gram makanan).
Demikian juga dalam mie instan untuk berbagai merek dan rasa, apalagi dalam
bumbunya, kandungan garamnya sangat tinggi. Setiap bungkus bumbu mie instan
mengandung 3.448-4.940 mg. Kandungannya lebih tinggi lagi terdapat pada mie
instan rasa pedas (tampaknyansetiap penambahan rasa pedas perlu disertai
penambhan rasa asin).
Provinsi bengkulu merupakan provinsi yang baru mengalami perkembangan
sehingga masih banyak makanan-makanan siap saji baru tersedia di kota bengklu,
yang dapat mengakibatkan para remaja memiliki rasa ingin tahu untuk mencoba dan
mencicipi makanan tersebut.yang nantinya dapat mengakibat kegemukan apabila
terlalu sering dikomsumsi.
Kejadian obesita dibengkulu juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,
kejadian obesits pda 2010 diperkirakan mencapai 27% dan pada tahun 2011
meningkatan menjadi 29%.hal ini di kerankan makanan siap saji yang terdapat
dibengkulu sudah banyak tersedia sehingga banyak para remaja yang memiliki rasa
ingin tahu untuk mencoba dan mencicipi makanan tersebut yang nantinya dapat
mengakibatkan kegemukan apabila makanan tersebut dikomsumsi terus menerus.
Berdasarkan survey awal dari 3 SMA swasta yang ada dibengkulu diperoleh
informasi sebagai berikut pada SMA palawa diperkirakan hanya 10% yang menderita
obesitas dan pada SMA serunting diperkirakan 7% tang menderita berat badan lebih
dari jumlah siswa yang ada dan pada SMA pembangunan dari siswa sebanyak 551
orang siswa hampir 20% siswa mengalami berat badan lebih. Dari perbandingan data
demikian diketahui bahwa kejadian berat badan berlebih pada remaja terdapat pada
SMA pembambangunan . berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang hubungan pola makan dengan kejadian obesitas
pada remaja SMA pembangunan bengkulu pada tahun 2014.

B. Rumusan Masalah

Вам также может понравиться