Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
kekerasan anak adalah perlakuan orang dewasa atau anak yang lebih tua dengan
menggunakan kekuasaan/otoritasnya terhadap anak yang tak berdaya yang seharusnya
menjadi tanggung jawab dari orangtua atau pengasuh yang berakibat penderitaan,
kesengsaraan, cacat/kematian. Kekerasan pada anak lebih bersifat sebagai bentuk
penganiayaan fisik dengan terdapatnya tanda atau luka pada tubuh sang anak.
kekerasan anak sebagai bentuk penganiayaan baik fiisk maupun psikis.
Penganiayaan fisik adalah tindakan kasar yang mencelakakan anak dan segala bentuk
kekerasan fisik pada anak yang lainnya. Sedangkan penganiayaan psikis adalah semua
tindakan merendahkan/meremehkan anak. Nadia (2004)
kekerasan anak sebagai bentuk pelanggaran terhadap hak-hak anak dan dibanyak
negara dikategorikan sebagai kejahatan sehingga untuk mencegahnya dapat dilakukan
oleh para petugas hukum. Hoesin (2006)
kekerasan merupakan perlakuan yang salah dari orangtua. Patilima
mendefinisikan perlakuan yang salah pada anak adalah segala perlakuan terhadap anak
yang akibat dari kekerasannya mengancam kesejahteraan dan tumbuh kembang anak,
baik secara fisik, psikologi sosial maupun mental. Patilima (2003)
Lemahnya pengawasan orang tua terhadap anak dalam menonton tv, bermain
dll. Hal ini bukan berarti orang tua menjadi diktator/over protective, namun
maraknya kriminalitas di negeri ini membuat perlunya meningkatkan
kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar.
Anak mengalami cacat tubuh, gangguan tingkah laku, autisme, terlalu lugu
Kemiskinan keluarga (banyak anak) dan lemahnya pendidikan
Keluarga pecah (broken Home) akibat perceraian, ketiadaan Ibu dalam jangka
panjang.
1
Keluarga yang belum matang secara psikologis, ketidak mampuan mendidik
anak, anak yang tidak diinginkan (Unwanted Child)atau anak lahir diluar
nikah.
Pengulangan sejarah kekerasan orang tua yang dulu sering memperlakukan
anak-anaknya dengan pola yang sama
Kondisi lingkungan yang buruk, keterbelakangan
Kesibukan orang tua sehingga anak menjadi sendirian bisa menjadi pemicu
kekerasan terhadap anak
1.Kekerasan Fisik
Bentuk kekerasan seperti ini mudah diketahui karena akibatnya bisa terlihat
pada tubuh korban Kasus physical abuse: persentase tertinggi usia 0-5 tahun (32.3%)
dan terendah usia 13-15 tahun (16.2%). Kekerasan biasanya meliputi memukul,
mencekik, menempelkan benda panas ke tubuh korban dan lain-lainnya. Dampak dari
kekerasan seperti ini selain menimbuBlkan luka dan trauma pada korban, juga
seringkali membuat korban meninggal
Bentuk kekerasan seperti ini juga sering tidak terlihat, namun dampaknya bisa
lebih besar dari kekerasan secara verbal. Kasus emotional abuse: persentase tertinggi
usia 6-12 tahun (28.8%) dan terendah usia 16-18 tahun (0.9%) Kekerasaan seperti ini
meliputi pengabaian orang tua terhadap anak yang membutuhkan perhatian, teror,
celaan, maupun sering membanding-bandingkan hal-hal dalam diri anak tersebut
dengan yang lain, bisa menyebabkan mentalnya menjadi lemah. Dampak kekerasan
2
seperti ini yaitu anak merasa cemas, menjadi pendiam, belajar rendah diri, hanya bisa
iri tanpa mampu untuk bangkit.
4. Pelecehan Seksual
Bentuk kekerasan seperti ini biasanya dilakukan oleh orang yang telah dikenal
anak, seperti keluarga, tetangga, guru maupun teman sepermainannya sendiri. Kasus
pelecehan eksual: persentase tertinggi usia 6-12 tahun (33%) danterendah usia 0-5
tahun (7,7%).Bentuk kekerasan seperti ini yaitu pelecehan, pencabulan maupun
pemerkosaan. Dampak kekerasan seperti ini selain menimbulkan trauma mendalam,
juga seringkali menimbulkan luka secara fisik.
3
tersebut memerlukan pertolongan dan harus dibantu (Pasal
78);
5. pengangkatan anak yang tidak sesuai dengan Pasal 39 (Pasal
79);
6. melakukan kekejaman, kekerasan atau penganiayaan
terhadap anak (Pasal 80);
7. melakukan kekerasan terhadap anak untuk melakukan
persetubuhan (Pasal 81)
8. melakukan kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat,
serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk
melakukan atau membiarkan perbuatan cabul (Pasal 82);
9. memperdagangkan, menjual, atau menculik anak untuk diri
sendiri atau untuk dijual (Pasal 83);
10. melakukan transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh anak
untuk pihak lain dengan maksud untuk menguntungkan diri
sendiri atau orang lain, secara melawan hukum(Pasal 84);
11. melakukan jual beli organ tubuh dan/atau jaringan tubuh
anak(Pasal 85);
12. melakukan pengambilan organ tubuh dan/atau jaringan tubuh
anak, tanpa memperhatikan kesehatan anak, atau penelitian
kesehatan yang menggunakan anak sebagai objeknya tanpa
mengutamakan kepentingan yang terbaik bagi anak, secara
melawan hukum (Pasal 85);
13. membujuk anak untuk memilih agama lain dengan
menggunakan tipu muslihat atau serangkaian kebohongan
(Pasal 86);
14. mengeksploitasi ekonomi dan seksual anak dengan maksud
untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain (Pasal 88);
15. menempatkan, membiarkan, melibatkan,menuruh melibatkan
anak dalam penyalahgunaan produksi atau distribusi
narkotika, psikotropika, alkhohol, dan/atau zat adiktif lainya
(napza) (Pasal89).
Dampak kekerasan pada anak yang diakibatkan oleh orang tuanya sendiri atau orang
lain sangatlah buruk antara lain:
4
1. Agresif.
Sikap ini biasa ditujukan anak kepada pelaku kekerasan. Umumnya ditujukan
saat anak merasa tidak ada orang yang bisa melindungi dirinya. Saat orang yang
dianggap tidka bisa melindunginya itu ada disekitarnya, anak akan langsung
memukul datau melakukan tindak agresif terhadap si pelaku. Tetapi tidak semua
sikap agresif anak muncul karena telah mengalami tindak kekerasan.
2. Murung/Depresi
Kekerasan mampu membuat anak berubah drastis seperti menjadi anak yang
memiliki gangguan tidur dan makan, bahkan bisa disertai penurunan berat badan. Ia
akan menjadi anak yang pemurung, pendiam, dan terlihat kurang ekspresif.
3. Memudah menangis
Sikap ini ditunjukkan karena anak merasa tidka nyaman dan aman dengan
lingkungan sekitarnya. Karena dia kehilangan figur yang bisa melindunginya,
kemungkinan besar pada saat dia besar, dia tidak akan mudah percaya pada orang
lain.
4. Melakukan tindak kekerasan terhadap orang lain
Dari semua ini anak dapat melihat bagaimana orang dewasa
memperlakukannya dulu. Ia belajar dari pengalamannya, kemudian bereaksi sesuai
dengan apa yang dia alami.
5. mengalami gangguan Jiwa pada Anak
Anak-anak juga akan menyita perhatian saat mereka menjadi korban penganiayaan.
Tanda-tanda khas gangguan jiwa pada anak, yaitu:
Anak yang mendapat nilai buruk dalam pelajaran meskipun ia cukup pintar
Anak yang terus menerus membuat masalah dan berkelahi dengan anak lain
Anak yang menarik diri dan tidak mau bermain dengan anak lain
5
Anak yang menolak pergi sekolah
6
DAFTAR PUSTAKA
Wadong, Maulana Hassan, (2000) Pengantar Advokasi dan Hukum Perlindungan Anak,
Jakarta: PT. Gramedia Indonesia, Jakarta 2000
Arief, Barda Nawawi, (1998) Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan Dan Pengembangan
Hukum Pidana, Bandung: Citra Aditya Bakti.D