Вы находитесь на странице: 1из 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pola Pangan dan Kebiasaan makan masyarakat Tengger di Kecamatan Sukapura,


Kabupaten Probolinggo, Propinsi Jawa Timur. Suku tengger merupakan suku yang sebagian
besar masyarakatnya beragama hindu. Suku yang berada dilereng bromo ini banyak memiliki
food taboo dan kebiasaan makan yang berbeda seperti masyarakat umumnya. Hal ini di sebabkan
oleh kepercayaan masyarakat tengger yang masih memegang erat budaya dari nenek
moyangnya.Budaya ini ada sejak jaman dahulu dan terus di lestarikan hingga saat ini.Sebagian
besar masyarakat Tengger masih sangat memegang budaya ini sehingga hingga sekarang
kebiasaan makan telah mendarah daging pada generasi penerus masyarakat Tengger.Oleh karena
itu makalah ini di buat untuk menelaah seberapa berpengaruh kebiasaan makan masyarakat
Tengger di tinjau dari segi gizi.

1.2 Rumusan Masalah

Apa saja Food taboo, food belive dan food habit pada masyarakat Tengger ?
Bagaimana food taboo, food belive dan food habits habits di tinjau dari segi gizi ?

1.3 Tujuan Makalah

Untuk mengetahui food taboo , food belive dan food habit dari masyarakat Tengger
Untuk mengetahui hubungan food taboo, food belive dan food habit di tinjau dalam segi
gizi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kebiasaan makan adalah cara individu atau kelompok individu memilih pangan apa yang
dikonsumsi sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis dan sosial
budaya.Makanandikonsumsi manusia untuk mempertahankan hidup, kenikmatan, kekeluargaan,
persahabatan,maupun simbol untuk mencapai harapan (sesajen).Namun ada juga makanan yang
dianggap berbahaya bagi yang memakannya.Segala jenis tabu yang ada dalam masyarakat ini
berdasarkan pada agama dan kepercayaan.

Pantangan sendiri dapat diartikan sebagai larangan atau sesuatu yang tidak benar untuk
dilakukan .Pantangan atau larangan yang berdasarkan kepercayaan umumnya mengandung
nasehat yang lambat laun menjadi adat atau kebiasaan, terlebih pada masyarakat yang masih
sederhana.Suatu perbuatan yang melanggar kebiasaan-kebiasaan nenek moyang, dipandang
sebagai suatu kesalahan dan menimbulkan bencana bagi si pelanggar .Tabu berasal dari bahasa
polynesia yang berarti larangan yang ditujukan terhadap makhluk tertentu atau benda tertentu
yang tidak boleh disentuh atau dimakanTabu berarti larangan untuk mengkonsumsi jenis
makanan tertentu, karena terdapat ancaman bahaya atau hukuman bagi yang melanggarnya.
Diwariskan dari leluhur ke orang tua ke generasi2 berikutnya (Suhardjo, 1989)

Pada masyarakat Tengger banyak sekali makanan yang di pantangkan khususnya saat
keadaan hamil.Pantangan ini ada sejak jaman dahuu dan di wariskan secara turun temurun.
Makanan yang di pantangkan umumnya di larang karena akan memberikan dampak yang
negative bagi ibu dan calon bayi. Padahal di tinjau dari segi gizi beberapa makanan yang di
pantangkan justru mengandung gizi yang baik bagi kesehatan ibu selama hamil, namun ada juga
makanan yang di pantangkan memang mengakibatkan dampak yang negative bagi ibu dan calon
bayi.

Gangguan gizi kehamilan dapat mengakibatkan bayiprematur, berat badan lahir rendah
(BBLR) dan intrauterine growth retardation(IUGR). Terdapat empat faktor yang memengaruhi
keberhasilan kehamilan meliputigenetik, lingkungan maternal, imunobiologi, dan
statusgizi.Status gizi ibu hamil merupakan faktor yang dapatdimodifikasi.Pada tahun 2007,
presentase wanita usia subur(WUS) yang berisiko mengalami kurang energi kronis (KEK) di
Jawa Timur adalah sekitar 15,9% atau lebihtinggi 2,3% dari angka nasional. Kasus kematian
perinatal atau kematian pada bayi berusia 0 6 hari juga dilaporkan tinggi (217 kasus), sekitar
34,6% di antaranyamerupakan proporsi lahir mati. Di Jawa Timur, presentase balita yang
mempunyai status gizi sangat pendekmencapai 20,9% dan melebihi angka nasional (8,5%).Hal
yang sama ditemukan pada proporsi balita sangatkurus yang mencapai 7,3% yang lebih tinggi
daripadaangka nasional (6%). Pada periode 2007 2010, balita pendek dan kurus
memperlihatkan kecenderungan yangmeningkat.Beberapa penelitian di dunia menemukan bahwa
ibuhamil merupakan kelompok risiko tinggi kekurangan gizikarena tabu makanan (food taboo).
Di beberapa wilayah

Makanan Tabu pada Ibu Hamil Suku Tengger

Di suku Tengger ibu hamil pantang mengonsumsi udang,ikan pari, cumi, dan kepiting
karena dianggap dapatmenyebabkan kaki anak mencengkeram rahim ibu dansulit untuk
dilahirkan. Tabu makanan dapat meningkatkan risiko defisiensi protein hewani, lemak,
vitaminA, kalsium, dan zat besi ibu hamil. Selain itu, risikokekurangan zat gizi diperparah oleh
peningkatan kebutuhan zat gizi kehamilan.Tabu makanan umumnyaberkembang dalam tatanan
sosial politik yang masihsederhana. Meskipun saat ini arus informasi berkembangsangat cepat
dan luas, tabu makanan masih banyak dijumpai pada masyarakat Indonesia.Tabu makanandapat
mengakibatkan konsep dapat (eatable) atautidak suatu makanan dimakan oleh kelompok
masyarakat. Pada kondisi kelaparan pun, masyarakat cenderung memilih tidak makan daripada
harus mengonsumsimakanan tersedia yang menjadi pantangan.Pada tahun2010, data jumlah ibu
hamil Indonesia yang mengonsumsi kebutuhan energi di bawah minimal tergolongtinggi sekitar
44,2%.Indonesia merupakan salah satu negara yang kayaakan tradisi dan budaya. Salah satu
suku yang mempunyai kebudayaan khas adalah suku Tengger yang mendiami kawasan
pegunungan Tengger yang membujur pada empat kabupaten di Jawa Timur meliputi
Malang,Lumajang, Pasuruan, dan Probolinggo.Dari keempatwilayah tersebut, hanya di
kabupaten Probolinggo pernah dilakukan penelitian terkait tabu makanan.Secaraumum, tidak
semua masyarakat Tengger masih menjalankan adat Tengger secara kuat.Hanya ada beberapa
desayang masih memegang budaya adat leluhurnya, salahsatunya yaitu Desa Ngadas,
Malang.Dibandingkan desa Jetak Probolinggo, yang dominanberagama Hindu, Ngadas lebih
didominasi oleh agamaBudha.Selain itu, desa Probolinggo lebih terbuka jikadibandingkan
dengan desa Ngadas yang letaknya agakterisolir. Perbedaan agama dan aksesibilitas di dua
kabupaten tersebut memungkinkan adanya perbedaan tabumakanan.
BAB III

PEMBAHASAN

Ibu hamil merupakan salah satu kelompok berisiko kekurangan gizi karenatabu terhadap
makanan masih banyak dijumpai pada masyarakat denganetnis budaya yang masih kuat.
Makalah ini bertujuan untuk mengetahuimakanan tabu dan alasannya pada ibu hamil suku
Tengger di Ngadas,Malang. Hasil Pencarian informasi menunjukkan bahwa makanan yang
ditabukan meliputi kelompokbuah-buahan, lauk, sayuran, makanan yang dianggap panas, dan
makananyang dianggap tidak lazim, seperti makanan dempet atau kembar.

Alasantabu makanan di Tengger Ngadas karena adanya pendekatan secara simbolik,


fungsional, dan nilai atau keagamaan. Diperlukan penyuluhan olehbidan desa terkait gizi
kehamilan pada ibu hamil, kader posyandu, tetuamasyarakat, dan keluarga.Ibu hamil perlu
didorong untuk mengonsumsimakanan yang bergizi dan tidak memantang makanan yang
dapatmengeksklusikan zat gizi tertentu dari dietnya.Makanan yang dipantang ibu hamil suku
Tengger diNgadas, Malang dapat dikelompokkan menjadi kelompok buah dan sayur, kelompok
lauk, kelompok makananyang dianggap panas, dan kelompok makanan yang dianggap tidak
lazim seperti makanan dempet atau kembar.Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya,
pantangan makan yang ada di Tengger Ngadas hampir mempunyai kesamaan dengan pantangan
makan yang dianutoleh masyarakat Tengger Probolinggo.

Dilihat dari jumlahnya, pantangan makan ibu hamil di Tengger Ngadasjauh lebih banyak
daripada pantangan makan ibu hamildi Tengger Probolinggo.Pola makan masyarakat
sukuTengger Probolinggo, makanan yang dipantangkan untukibu hamil meliputi nanas, tapai,
mangga kweni, makananpedas, jantung pisang, ikan sembilang, udang, dan babibagi masyarakat
beragama Islam. Lebih banyak pantangan makan kehamilan di Ngadas disebabkan
budayaTengger yang ada di wilayah tersebut lebih kuat dibandingkan dengan Tengger
Probolinggo. Nilai-nilai budayamasyarakat Tengger Ngadas pun lebih terjaga dari generasi ke
generasi. Ditinjau dari tabu makanan yang ada, terdapat beberapa zat gizi yang mungkin
terhindarkan pada ibuhamil Tengger Ngadas. Zat gizi tersebut antara lain serat,mineral, vitamin,
dan protein. Selama kehamilan, kebutuhan zat gizi meningkat dan tabu makanan dapat
memperparah kejadian kurang gizi selama kehamilan. Jikatabu makanan bersifat sangat ketat,
defisiensi zat gizitersebut menjadi lebih parah dan dapat berdampak tidaksaja pada ibu hamil,
tetapi juga pada bayi yang dilahirkan.

Tabu makanan di India meningkatkan risiko defisiensi zat gizi seperti protein hewani,
lemak, vitamin A,kalsium, dan zat besi pada ibu hamil. Buah-buahan merupakan kelompok
makanan yangpaling banyak dipantangkan.Hal ini berbeda denganpernyataan FAO,bahwa
makanan hewani merupakanjenis makanan yang paling banyak dipantangkan didunia. Di Ghana,
makanan hewani merupakan makananyang lebih banyak dipantangkan daripada makanan nabati.
Faktor geografis dan kebiasaan makan penduduk mungkin menjadi salah satu faktor
pengaruh.Secara geografis, Ngadas merupakan dataran tinggi yangterletak cukup jauh dari pusat
kota dan pantai. Sebagianbesar wilayah Ngadas terdiri dari perkebunan. Selain itu,menurut
pengamatan peneliti selama tinggal di Ngadas,pola makan penduduk di daerah tersebut
cenderung lebihbanyak terdiri dari sayuran dan jarang mengonsumsi

Contoh alasan yang mendasari pantangan makan Ibu Hamil Suku Tengger Ngadas

Buah melodi Menyebabkan darah rendah


Salak Kesulitan saat melahirkan, menyebabkan kulit anak yang dilahirkan menjadi kasar,
buahnya kembar atau dempet
Mangga kweni atau poh Menyebabkan keguguran dan mempunyai pewangi yang
berbahaya bagi kehamilan
Durian Mempunyai pewangi yang berbahaya bagi kehamilan
Nangka Mempunyai pewangi yang berbahaya bagi kehamilan
Pisang rajamala Menyebabkan keguguran
Makanan dempet Tidak ilok (pamali), dapat menyebabkan petaka pada anak yang
dilahirkan nanti(pisang dempet dan telur yang kuningnya ada dua)
Makanan panas Menyebabkan panas pada janin dan dapat menyebabkan
keguguran(cabai, merica, tapai, durian, dan nanas)
Bandeng Merupakan pengapesan wanita dan dapat menyebabkan keguguran
Lele Kumisnya dapat menyebabkan kesulitan saat melahirkan
Es Anak menjadi lahir besar sehingga mempersulit proses kelahiran
Buah terlalu banyak Anak menjadi lahir besar sehingga mempersulit proses kelahiran.
Kol dan kubis Kandungan gizinya sudah tidak baik karena adanya kontaminasi dengan
zat kimia (pestisida)
Babi Larangan agama Islam
Vegetarianisme Nilai saling mengasihi sesama makhluk hidup
Kerugian food taboodan food belive masyrakat di tinjau dari segi gizi :

Masanifasdilarangmakantelur, daging, udang, ikanlautdanlele, keong ,daunlembayung,


buah pare, nenas, gulamerah, danmakanan yang berminyak dapat
Merugikankarenamasanifasmemerlukanmakanan yang bergiziseimbang agar
ibudanbayisehat.
Setelahmelahirkanatausetelahoperasihanyabolehmakantahudantempetanpagaram
, dilarangbanyakmakandanminum, makananharusdisangan/dibakardapat
Merugikankarenamakanan yang sehatakanmempercepatpenyembuhanluka.
MasaNifasdilarangtidursiang. Padahal pada masanifasharuscukup istirahat,
kurangikerjaberat. Karenatenaga yang
tersediasangatbermanfaatuntukkesehatanibudanbayi.
Masanifas /saatmenyusuisetelahwaktunyaMaghribharuspuasatidakmakanmakanan
yang padat dapat menyebabkan Ibumenjadikurangnutrisisehinggaproduksi ASI
menjadiberkurang.
Food belive dari masyarakat Tengger yaitu :
Masanifasharusminumabudaridapurdicampur air, disaring,
dicampurgaramdanasamdiminumkansupaya ASI banyak.padahal hal ini justru
merugikan karenaabu, garamdanasamtidakmengandungzatgizi yang
diperlukanolehibumenyusuiuntukmemperbanyakproduksi ASI nya.

Secara umum kebiasaan makan pada suku Tengger yang paling dominan adalah larangan
pada ibu hamil.Dimana kebiasaan ini kebanyakan adalah dalam bentuk larangan terhadap
mengonsumsi makanan tertentu.

BAB IV

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Makanan yang dipantang ibu hamil suku Tengger terdiri dari kelompok buah-buahan,
kelompok lauk, kelompok sayuran, kelompok makanan yang dianggap panas,dan kelompok
makanan yang dianggap tidak lazim seperti makanan dempet atau kembar. Alasan tabu makanan
diTengger Ngadas terjadi karena pendekatan secara simbolis, fungsional, dan nilai atau
keagamaan.

6.2 Saran

Diperlukan penyuluhan terkait gizi kehamilan kepadaibu hamil, kader posyandu, tetua
masyarakat, dan keluarga oleh petudas kesehatan seperti bidan desa. Ibu hamil perlu di arahkan
untuk mengonsumsi makanan yang bergizidan tidak melarang makanan yang dapat memberikan
zat gizi tertentu dari dietnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ladipo, Oladapo A. Nutrition in pregnancy: mineral and vitamin supplements.The American


Journal of Clinical Nutrition. 2000; 72: 280-90.
Brown JE. Nutrition through the life cycle. 3rd ed. United States,Belmont: Wadsworth/Thomson;
2005.

Kathlee AS, Drora F. Maternal nutrition and birth outcomes.Epidemiologic Review. 2010; 32 (1):
5-25.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Laporan Nasional RisetKesehatan Dasar (Riskesdas)


Tahun 2007. Jakarta: Badan Penelitiandan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan
RepublikIndonesia; 2007.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Laporan Nasional RisetKesehatan Dasar (Riskesdas)


tahun 2010. Jakarta: Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan
RI; 2010.

Pertanyaan :

1. Nama : faradiba
Bagaimana ibu nifas jika minum air abu dilihat dari segi kesehatan. Apakah sudah ada
riset?
2. Nama : maisy
Apa hubungannya dengan kopi, karena slide dari awal hingga akhir berkhias kopi?
3. Nama : wildan
Mengonsumsi abu wajib atau disarankan pada nifas terjadi luka untuk menyembuhkan
luka diperlukan protein untuk menggantinya?
4. Nama : Sintia
Bagaimana food habits di suku tengger yang lebih umum?
5. Nama kukuh
Food habits makanan yang di larang apa hubungannya?
6. Nama : Bu Jayanti
Hubungan dari food taboo, food belief, food habits?
Jawab :
1. Belum ada riset tentang itu, akan tetapi abu arang(abu tumang) mengandung karbon
yang aabila dikonsumsi tidak baik bagi kesehatan.
2. Tidak ada Cuma huiasan
3. Mengkonsumsi abu di sarankan(food believe), mengenai tenang makanan yang di
tabukan oleh suku tengger ngadaas, maka untuk mengganti asupan proteinnya dapat
di ganti dengan tahu atau tempe.
4. Food habits yang menjadi makanan konsumsi sehari-sehari paada masyarakat suku
tengger ngadas adalah nasi itu yang umum.
5. Jadi kebiasaan makannya adalah makanan yang selain food taboo,(contoh tahu tempe
nasi, jagung)
6. Dari food taboo pada ibu hamil maka akan menyebabkan suatu pembatasan makanan
sehinngga apa yang tidak di larang akan menjadi suatu kebiasaan makan pada ibu
hamil. Hal tersebut meneyebabkan kekeurangan asupan pada ibu hamil, sehingga
suku tengger ngadas mempercayai minum abu tumang dapat memenuhi asupan
sehingga ASI bisa banyak.

Вам также может понравиться