Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
Menjelaskan teori kromatografi cair kinerja tinggi
Mengoperasikan alat kromatografi cair dengan baik dan benar
Menganalisa suatu senyawa kimia baik secara kualitatif maupun kuantitatif
dengan menggunakan alat kromatografi cair kinerja tinggi.
Terdapat beragai zat aditif yang digunakan oleh produsen makanan dan
minuman diantaranya : natrium benzoat, vitamin c, dan kafein untuk masing-
masing tujuan tertentu. Ketiga zat aditif tersebut merupakan senyawa yang
memiliki sifat kepolaran yang berbeda, dan memiliki gugus kromofor yang
menyebabkan senyawa tersebut dapat menyerap sinar UV. Berdasarkan
karakteristik senyawa ini memungkinkan dilakukan analisis dengan teknik
HPLC yang menggunakan kolom nonpolar seperti C-18 dan fasa gerak polar.
* Vitamin C atau asam askorbat
Vitamin berupa kristal putih dengan rumus molekul C6H8O6, larut dalam air
dan alkohol, dialam ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran, dapat disintesis
dari glukosa. Vitamin C merupakan komponen esensial makanan manusia untuk
perawatan kulit. Kekurangan vitamin ini dapat menimbulkan sariawan, luka
pada gusi, badan kurus, dan anemia. Setiap hari diperluka 70-100 mg.
Vitamin C adalah senyawa yang memiliki sifat polar dan gugus kromofor yang
dimilikinya menyebabkan senyawa ini dapat menyerap sinar UV. Karakteristik
senyawa ini memungkinkan analisis dengan teknik HPLC menggunakan kolom
nonpolar seperti C-18 dan fasa geak polar seperti metanol atau air.
* Kafein
Alkohol dengan rumus molekul C5H10N4O2. Berupa padatan kristal berwarn
aputih dan berasa pahit, ditemukan dalam daun dan biji dari pohin kopi, dalam
daun teh, dalam biji kola.
Reservoir Pelarut
Jumlah reservoir pelarut :
(1) bisa salah satu atau lebih; berisi pelarut organik seperti heksana, atau air,
atau campuran air dan pelarut organik seperti metanol,tergantung kepada
apakah kita bekerja menggunakan fasa normal atau fasa terbalik atau
metode kromatografilainnya.
(2) Bila system KCKT dilengkapi dengan alat pencampuran(atau mempunyai
lebih dari satu pompa) yang memungkinkan membuat campuran-campuran
pelarut dengan komposisi yang diatur dengan bantuan suatu programener,
maka diperlukan lebih dari satu reservoir, sistem ini diperlukan untuk
melakukan elusi bergradien dimana komposisi pelarut diubah-ubah selama
pengelusian.
Pelarut fasa gerak dipompa dari reservoir oleh sistem pompa, demikian sehingga
campuran pelarut dengan komposisi tertentu dapat mengalir tanpa denyutan
(pulseless). Kecepatan aliran dapat diatur antara 0,1 10 mL/menit.
Gas yang terlarut dalam pelarut fasa gerak yang digunakan harus dibuang
terlebih dahulu (de-gassing), selain itu, pelarut harus di saring dahulu agar bebas
dari partikel partikel kecil yang tidak larut Pada saluran-saluran pelarut biasanya
dipasang saringan (berukuran 2-10 m) untuk mencegah partikel-partikel kecil
yang tidak larut tadi, masuk kedalam kolom. Saringan ini harus diganti atau
dibersihkan bila terjadi penyumbatan.Diantara jenis-jenis pompa yang paling
umum digunakan untuk sistem HPLC adalah jenis pompa isap dan tekan
(reciprocating).
Pompa isap dan tekan yang sederhana mempunyai kecepatan isap yang tetap.
Artinya, waktu yang diperlukan untuk langkah mengisis sama dengan waktu
untuk langkah memompa. Pompa seperti ini memerlukan perendam denyutan
yang baik. Oleh karena itu, pompa jenis ini umumnya menggunakan dua
pengisap yang masing-masing bekerja kebalikan satu dari yang lainnya. Setiap
pengisap memppunyai dua katup pengendali.Pelarut diisap ke dalam ruang
pengisap melalui katup pemasukkan dan kemudian ditekan ke luar melalui katup
pengeluaran. Untuk melakukan elusi bergradien diperlukan dua sistem pompa
yang masing-masing mempunyai satu atau dua penghisap. Ada dua macam
rancangan utama pompa gradien yaitu pecampuran tekana tinggi yang
mempunyai hantaran dua pompa dan pencampuran tekana rendah dengan
hantaran satu pompa.Rancangan pompa gradien yang pertama, yakni sistem
pencampuran tekanan tinggi, mempunyai dua pompa dan satu pengendali,
masing-masing pompa menghantarkan satu sistem pelarut. Fungsi pengendali
adalah mengatur kecepatan aliran masing-masing pelarut sesuai dengan
komposisi yang diinginkan dan juga berfungsi untuk menjamin terjadinya
pengadukan yang baik oleh suatu pengaduk dinamik. Setiap pompa mempunyai
dua penghisap dan setiap penghisap mempunyai dua katup. Jenis yang kedua,
pompa pembagi bertekanan rendah hanya mempunyai satu penghisap. Untuk
melakukan elusi gradien hanya diperlukan satu pompa. Pompa ini mempunyai
katup pembagi, tidak mempunyai pengendali gradien.Dengan katup-katup
pembagi dimungkinkan untuk membuat suatu campuran terner (tiga jenis
pelarut) dengan perbandingan yang diinginkan. Jadi untuk melakukan gradien
gradien tidak diperlukan lebih dari satu pompa. Katup-katup pembagi ini
dikendalikan oleh suatu microprocessor dan terbuka selama langkah pemasukan
pelarut. (Bahti, Husein. H . 2011 : 34-40)
Prinsip kerja alat HPLC adalah pertama fasa gerak dialirkan melalui kolom
kedetektor dengan bantuan pompa. Kemudian cuplikan dimasukan ke dalam
aliran fasa gerak dengan cara penyuntikan. Didalam kolom terjadi pemisahan
komponen-komponen campuran karena perbedan kekuatan interaksi antara
solut-solut terhadap fasa diam. Solut-solut yang kurang kuat interaksinya dengan
fasa diam akan keluar dari kolom terlebih dahulu. Sebaliknya solut-solut yang
interaksinya kuat dengan fasa diam akan keluar dari kolom lebih lama. Setiap
komponen yang campuran yang keluar kolom dideteksi oleh detektor kemudian
direkam dalam bentuk kromatogram.
Fasa gerak sebelum digunakan harus disaring terlebih dahulu untuk menghindari
partikel-partikel kecil. Selain itu adanya gas dalam fasa gerak juga harus
dihilangkan, sebab adanya gas akan berkumpul dengan komponen lain terutama
do pompa dan detektor sehingga akan mengacaukan analisis.
Elusi dapat dilakukan dengan cara isokratik (komposisi fasa gerak tetap selama
elusi) atau dengan cara bergradien (komposisi fase gerak berubah-ubah selama
elusi) yang analog dengan pemrograman suhu pada kromatografi gas. Elusi
bergradien diguakan untuk meningkatkan resolusi campuran yang kompleks
terutama jika sampel mempunyai kisaran polaritas yang luas.
Fase gerak yang paling sering digunakan untuk pemisahan dengan fase terbalik
adalah campuran larutan buffer dengan metanol atua campuran air dengan
asetonitril. Untuk pemisahan dengan fase normal, fasa gerak yang paling sering
digunakan adalah campuran pelarut-pelarut hidrokarbon dengan pelarut yang
terklorisasi atau menggunakan pelarut-pelarut jenis alkohol. Pemisahan dengan
fase normal ini kurang umum dibanding fase terbalik.
2. Kolom
Kolom HPLC biasanya terbuat dari stailess steel, akan tetapi ada juga yang
terbuat dari gelas berdinding tebal. Kolom utama berisi fasa diam, tepat
terjadinya pemisahan campuran menjadi komponen-komponen. Bergantung
keperluannya kolom utama dapat digunakan untuk analisis atau preparatif setiap
komponen yang keluar kolom ditampung pada tabung yang berbeda dan
keluaran HPLC dihubungkan dengan fraction colector selain kolom utama
dikenal pula kolom pengaman.
Kolom utama berisi fasa dian dan jenisnya bervariasi bergantung pada
keperluan, misalnya dikenal kolom C8, C-18, cyanopropyl, dan penukar ion.
Kolom utama untuk HPLC biasanya berukuran panjang berkisar antara 5-30 cm
dan diameter dalam berkisar 4,510 mm.
b) Kolom preparatif
Umumnya bergaris tengah 6 mm atau lebih besar, dan panjang 25-100 cm.
3. Pompa
Pada HPLC, pompa ini berfungsi untuk mengalirkan fasa gerak cair melalui
kolom yang berisi serbuk halus. Digunakan pompa bertekanan tinggi dalam
metode ini sebagai akibat penggunaan fasa gerak yang berupa zat cair yang akan
sukar mengalir dalam kolom yang dipadatkan dengan serbuk halus. Oleh karena
itu, agar zat cair dapat melewati kolom secara tepat maka dibutuhkan bantuan
pompa yang bertekana tinggi. Pompa yang digunakan dalam HPLC harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
b) Pompa Displacement
Pompa ini menyerupai syringe (alat suntik) tersiri dari tabung yang dilengkapi
pendorong yang digerakkan oleh motor. Menghasilkan aliran yang cenderung
tidak tergantung pada tekanan balik kolom dan viskositas pelarut. Memiliki
keterbatasan kapasitas pelarut ( 250 mL) dan tidak mudah untuk pergantian
pelarut.
c) Pompa Pneumatic
Dalam pompa ini pelarut didorong oleh gas bertekanan tinggi.Pompa jenis ini
murah, tetapi memiliki keterbatasan kapasitas dan tekanan yang dihasilkan
(<2000 psi) kecepatan alir bergantung pada viskositas pelarut dan tekanan balik
kolom.
4. Injector Sample
c) Kran Cuplikan
Jenis pemasukan cuplikan ini disebut juga loop dan paling banyak digunakan.
Untuk memasukan cuplikan ke dalam aliran fasa gerak perlu 2 langkah, yaitu:
sejumlah volume cuplikan disuntikan ke dalam loop dalam posisi load, cuplikan
masih berada dalam loop; kran diputar untuk mengubah posisi load menjadi
posisi injeksi dan fasa gerak membawa cuplikan ke dalam kolom.
5. Detektor
Ada dua jenis detektor yaitu detektor selektif, adalah detektor yang peka
terhadap golongan senyawa tertentu saja. Dan detektor universal, yaitu detektor
yang peka terhadap golongan senyawa apapun kecuali pelarutnya. Diantara
detektor yang digunakan dalam KCKT adalah
a) Detektor Universal
Detektor Ultra Violet Visible (Sinar Tampak)
Detektor UV terutama digunakan untuk pendeteksian senyawa-senyawa organik.
Detektor UV dilengkapi dengan pengatur panjang gelombang, sehingga panjang
gelombang UV yang digunakan dapat dipilih sesuai dengan jenis cuplikan yang
diukur.
Detektor UV-Visible (uv-sinar tampak) paling banyak digunakan, karena
sensitivitasnya yang baik mudah menggunakannya, tidak merusak senyawa yang
di analisis, dan memungkinkan untuk melakukan elusi bergradien. Ada yang
dipasang pada panjang gelombang tetap yaitu pada panjang gelombang 254 nm,
dan ada yang panjang gelombangnya dapat dipilih sesuai dengan diinginkan
antara 190-600 nm. Detektor dengan panjang gelombang variabel ini ada yang
dilengkapi alat untuk memilih panjang gelombang secara otomatis dan dapat
me-nol-kan sendiri (allto zero). Detektor jenis ini juga ada yang menggunakan
drode erray (sebagai pengganti photo tube), sehingga dapat melakukan
pembacaan absorban yang kontinyu pada berbagai panjang gelombang.
b) Detektor Selektif
Detektor Fluoresensi
Didasarkan kepada prinsip bahwa molekul-molekul tertentu dapat menyerap
energi pada panjang gelombang yang lebih pendek membentuk suatu keadaan
tereksitasi dan kemudian secara hampi bersamaan turun kembali ke keadaan
dasar (ground state) dengan memancarkan energi pada panjang gelombang yang
lebih panjang.
6. Rekorder
Rekorder adalah alat untuk mencetak hasil percobaan pada lembar berupa
kumpulan puncak (kromatogram) kromatogram HPLC yang didapat berguna
untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. Luas peak menyatakan konsentrasi
komponen dalam campuran dan jumlah peak menyatakan jumlah komponen.
Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan cara membandingkan waktu retensi
(rt) analit atau sampel dengan waktu retensi standar. Sedangkan analisis
kuantitatif depat dilakukan dengan didasarkan pada luas peak atau tinggi peak
dengan metode standar kalibrasi.
IV. LANGKAH KERJA
1. Terlebih dahulu menyiapkan fase gerak yang akan digunakan untuk analisa
dan memasukkan ke botol fase gerak yang tersedia.
2. Memeriksa ketersediaan cairan seal wash pada pompa, bila habis (sudah
lama harap ditambahkan).
3. Memasang kolom sesuai kebutuhan analisa (posisi panah kolom kearah
bawah)
4. Menyalakan instrument,pompa,detector (tombol power ada di belakang
instrument).
5. Menjalankan CPU computer dan monitor.
6. Mengaktifkan server monitor pada pojok kanan bawah layar monitor.
7. Membuka software choromeon 6.8
8. Membuka panel instrument (bila ada warning tekan OK)
9. Melakukan koneksi software pada instrument dengan memberikan tanda
ceklis pada pump dan detector.
10. Melakukan purging pada chanel fase gerak yang akan digunakan :
Melakukan knob purging pada pompa
Mengatur prosentasi pada pompa
Klik purge pada software
Bila selesai purging, menutup kembali knob purgenya
11. Mengalirkan kolom dengan fase gerak yang diinginkan pada flow 1
ml/menit.
12. Menyalakan lampu UV/Vis pada detector sesuai kebutuhan analisa
13. Membiarkan kolom beraliri fase gerak selama 30-60 menit.
14. Memindahkan window software keposisi browser.
15. Membuat squent, instrument method (program) dan processing data.
16. Bila sequent, program dan proses method telah dibuat,klik batch start.
17. Mengklik ready check untuk memastikan sequent telah siap running, lalu
start.
18. Melakukan injeksi standart dan sampel.
Catatan : bila ingin menginjek sampel, posisi injeksi pada posisi LOAD
(atas),bila sudah ada warning waiting for injection , lalu memutar injector
keposisi inject.
19. Melakukan processing data (ada pada logam bagian prose kuantitasi)
20. Bila analisa telah selesai,mencuci terlebih dahulu kolom yang digunakan
dengan kandunangan air : Me OH selama 30-60 menit.
21. Mengakhiri pencucian kolom dengan dialiri methanol 100% selama 30
menit.
22. Mematikan flow pompa dan lampu yang digunakan.
23. Menutup software cromelon beserta monitornya.
24. Mematikan instrument HPLC dan software nya.
DAFTAR PUSTAKA
http://noviechemist.blogspot.co.id/2013/01/laporan-praktikum-hplc.html
Diakses pada : 9 Mei 2016 pukul 16 : 07