Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
HIPERTENSI
Oleh :
Fauzul Nurul Azmi 1110313073
Preseptor :
dr. Roni Eka Saputra, Sp.OT (K) Spine
1
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
dalam arteri, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan
meningkatnya risiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan
tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi,
(mmHg)
Normal < 120 dan < 80
Prahipertensi 120 139 atau 80 89
Hipertensi derajat 1 140 159 atau 90 99
Hipertensi derajat 2 160 atau 100
TDS = Tekanan Darah Sistolik, TDD = Tekanan Darah Diastolik
Masih ada beberapa klasifikasi dan pedoman penanganan hipertensi lain dari
2
1.2 Epidemiologi
populasi usia lanjut, maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga
akan bertambah. Hipertensi sering timbul pada lebih dari separuh orang yang berusia
> 65 tahun. Sampai saat ini, data hipertensi yang lengkap sebagian besar berasal dari
negara-negara yang sudah maju. Data dari The National Health and Nutrition
hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29-31%, yang berarti terdapat 58-65 juta
orang hipertensi di Amerika, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHANES III
tahun 1988-1991. Hipertensi esensial sendiri merupakan 95% dari seluruh kasus
hipertensi.1
penyebabnya.
2) Penyakit ginjal.
3
4) Feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang
(noradrenalin).
sementara waktu, jika stres telah berlalu; maka tekanan darah biasanya
genetis.
2. Sistem saraf simpatis
1) Tonus simpatis
2) Variasi diurnal
3. Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi: endotel
pembuluh darah berperan utama, tetapi remodeling dari endotel, otot polos
maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ target yang umum ditemui pada
adalah1:
1. Merokok
2. Obesitas
3. Kurangnya aktifitas fisik
4. Dislipidemia
5. Diabetes melitus
6. Mikroalbuminuria atau perhitungan LFG < 60 ml/menit
7. Umur (laki-laki > 55 tahun, perempuan > 65 tahun)
8. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung kardiovaskular prematur (laki-laki
menjadi hipertensi; mereka memiliki dua kali risiko menjadi hipertensi dan
mengalami penyakit kardiovaskular dari pada yang tekanan darahnya lebih rendah.
faktor risiko lainnya. Individu berumur 55 tahun memiliki 90% risiko untuk
mengalami hipertensi.1
1.4 Diagnosis
diukur pada 3 kesempatan terpisah (berdasarkan rata-rata dari 2 atau lebih pembacaan
tahun, tidak pernah memeriksa BP. Riwayat kerusakan end organ harus ditanyakan
yang tidak berhasil, kontrasepsi oral, etanol, dan obat-obatan terlarang seperti kokain3
pengukuran tekanan darah yang tinggi. Jika pada pengukuran pertama memberikan
hasil yang tinggi, maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak
dua kali pada dua hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi. Hasil
pengukuran bukan hanya menentukan adanya tekanan darah tinggi, tetapi juga
pengukuran. Tekanan darah harus diukur dalam posisi terlentang dan duduk, dengan
hipertensi dini atau lambat, kronis atau akut. Palpasi semua nadi perifer, jika tidak
ada, lemah, atau naadi femoralis terlambat menunjukkan koartasio aorta atau penyakit
pembuluh darah perifer berat. Dengarkan auskultasi arteri renalis di atas abdomen
bagian atas, kehadiran bruit pada kedua komponen sistolik dan diastolik
6
menunjukkan stenosis arteri renalis. Pemeriksaan jantung secara hati-hati dilakukan
tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi,
Jika tidak terdapat dugaan penyebab sekunder untuk hipertensi, hanya harus
1.5 Penatalaksanaan
diperlukan komitmen jangka panjang dalam modifikasi gaya hidup dan terapi
farmakologi.3
Gaya hidup yang baik mempengaruhi tingkat tekanan darah dan mengurangi
7
3. Diet rendah garam (mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3
gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya), diet rendah lemak
5. Menghindari merokok.
stroke dan penyakit jantung koroner. Terapi obat pada hipertensi dimulai dengan
1. Hidroklorotiazid (HCT) 12,5 25mg perhari, dosis tunggal pada pagi hari
Pesan Kunci dari Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) adalah
sebagai berikut3,4:
8
1. Prehipertensi (120-139 sistolik, 80-89 diastolik) memerlukan modifikasi gaya
jantung.
3. Dalam kondisi berisiko tinggi, ada indikasi kuat untuk penggunaan obat
blockers).
5. Untuk pasien yang BP nya lebih dari 20 mm Hg di atas target BP sistolik atau
6. Terlepas dari terapi atau perawatan, hipertensi dapat dikendalikan hanya jika
9
1. Diuretik, Thiazide
potasium dan bikarbonat, menurunkan ekskresi kalsium, dan retensi uric acid.
1) Hydrochlorothiazide
hidrogen.
2) Chlorthalidone
3) Metolazone
4) Indapamide
dan memiliki efek anti hipertensi yang lemah pula jika digunakan sendiri.
1) Spironolactone
2) Amiloride
3) Triamterene
3. Loop Diuretics
10
1) Furosemide (lasix)
2) Torsemide
3) Bumetanide
4) Ethacrynic acid
1) Prazosin
2) Terazosin
3) Phentolamine
4) Doxazosin
Beta blocker digunakan untuk mengobati hipertensi sebagai agen inisial atau
1) Atenolol
2) Metoprolol
3) Propranolol
11
Propranolol memiliki aktivitas stabilisasi membran dan menurunkan
hipertensi emergensi.
4) Nebivolol
5) Esmolol
Agen ini menghambat reseptor adrenergik alfa, beta1, dan beta2, sehingga
1) Labetalol
2) Carvedilol
7. Vasodilator perifer
1) Hydralazine
2) Minoxidil
1) Nifedipine (Adalat)
12
Nifedipin merelaksasi otot polos koroner, meningkatkan aliran oksigen
2) Clevidipine butyrate
3) Amlodipine
4) Felodipine
Agen ini berikatan dengan kanal kasium tipe L di sinoatrial dan nodus
1) Diltiazem
2) Verapamil
aldosteron.
1) Captopril
2) Ramipril
3) Enalapril
4) Lisinopril
13
11. Angiotensin II Receptor Antagonists
Clonidine, Guanfacine.
adalah: Aliskiren.
15. Vasodilators
14
Dopamine agonist seperti fenoldopam memiliki efek hipotensi melalui
peningkatan tekanan darah seiring pertambahan usia. Hipertensi yang tidak diobati
Hipertensi ringan hingga moderat, jika tidak diobati, berisiko untuk terjadinya
penyakit aterosklerotik pada 30% orang dan kerusakan organ pada 50% orang setelah
progresif seiring kenaikan tekanan darah. Untuk setiap kenaikan tekanan sistolik
sebesar 20 mmHg dan tekanan diastolik sebesar 10 mmHg dari tekanan darah 115/75
mana disfungsi end organ dan sejauh mana pengontrolan tekanan darah. Dengan
15
pengontrolan tekanan darah dan kepatuhan dalam pengobatan, angka kelangsungan
Dalam studi jantung Framingham, risiko gagal jantung kongestif pada usia
yang sama, 2,3 kali lebih tinggi pada pria dan 3 kali lebih tinggi pada wanita
dibandingkan dengan orang yang tekanan darahnya lebih rendah. Data Multiple Risk
Factor Intervention Trial (MRFIT) menunjukkan bahwa risiko relatif untuk mortalitas
pada penyakit jantung koroner bervariasi yaitu 2,3-6,9 kali lebih tinggi pada orang-
dengan tekanan darah normal. Resiko relatif untuk stroke berkisar antara 3,6-19,2.
Persentase risiko populasi untuk penyakit arteri koroner bervariasi yaitu 2,3-25,6%,
kronis. Pasien dengan nefropati diabetes yang menderita hipertensi juga berisiko
tinggi untuk menderita penyakit ginjal stadium akhir. Pengurangan tekanan darah
obat ACE inhibitor, dapat mencegah progresi ke penyakit ginjal stadium akhir3.
UNIVERSITAS ANDALAS
16
FAKULTAS KEDOKTERAN
KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II
STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
a. Nama/Kelamin/Umur/MR: Ny.E /Perempuan/57 tahun
b. Pekerjaan/pendidikan : Ibu rumah tangga
c. Alamat : Durian Ratus - Padang
2. Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga
a. Status Perkawinan : Menikah
b. Jumlah Anak : 5 orang
c. Status Ekonomi Keluarga : mampu, suami berdagang
d. KB :-
e. Kondisi Rumah :
Rumah permanen, perkarangan cukup luas,
Listrik ada
Sumber air : PDAM
Jamban ada 1 buah, di dalam rumah
Sampah di buang ke tempat pembuangan sampah
Kesan: higine dan sanitasi baik
f. Kondisi Lingkungan Keluarga
Jumlah penghuni 5 orang, pasien, suami dan 3 orang anaknya (anak
pertama tidak tinggal dirumah pasien)
Tinggal di daerah pinggiran kota.
3. Aspek Psikologis di keluarga
Pasien tinggal bersama suami dan anak pasien
Hubungan dengan keluarga baik
4. Keluhan Utama
Sakit kepala sejak 1 hari yang lalu.
5. Riwayat Penyakit Sekarang
Sakit kepala sejak 1 hari yang lalu, sakit dirasakan hilang timbul,
belakang kepala.
Sesak nafas (-), nyeri dada (-)
17
Mual (-), muntah (-)
Mata kabur disangkal.
Rasa berat di tengkuk (+)
BAB dan BAK biasa.
Riwayat makan makanan yang tinggi garam dan berlemak ada.
Riwayat kebiasaan merokok tidak ada.
Kebiasaan minum kopi tidak ada.
Kebiasaan minum alkohol tidak ada.
Aktivitas fisik 3 hari terakhir bertambah karena pasien membantu
7. Status Generalis
Keadaan Umum : Baik, tampak sakit ringan
Kesadaran : Composmentis cooperatif
Tekanan Darah : 160/90 mmHg
Suhu : 36,8 0C
Frekuensi Nadi : 87x/menit, reguler
Frekuensi Nafas : 19x/menit, reguler
Berat Badan : 67 kg
Tinggi Badan : 155 cm
BMI : 21, 92 (normoweight)
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Kulit : Tidak ikterik, Turgor kulit baik
Thoraks
Paru:
Inspeksi: simetris kiri dan kanan dalam kondisi stasis dan dinamis
ada
Jantung:
Perkusi:
Kanan : LSD
Atas : RIC II
Abdomen
Inspeksi: Perut tidak tampak membuncit, Distensi (-)
Palpasi : Supel, Hepar dan lien tidak teraba, Nyeri Tekan ( - )
Perkusi: Timpani
Auskultasi: BU (+) N
Ektremitas: Akral hangat, Perfusi baik, Reflex fisiologis ++/++, Reflex
11. Manajemen
a. Preventif :
- Hindari mengkonsumsi makan yang banyak mengandung garam terutama
ikan asin, makanan berkuah yang banyak garam, dan makanan cemilan
19
yang banyak menggunakan garam sebagai bumbu perasa. Kurangi juga
dengan siapapun.
- Istirahat yang cukup dan kontrol aktivitas harian terutama aktivitas berat.
- Olah raga teratur minimal 3x seminggu selama lebih kurang 30 menit
style.
- Kontrol tekanan darah teratur minimal 1 kali seminggu ke puskesmas dan
b. Promotif :
- Menjelaskan kepada pasien bahwa tekanan darah tinggi/ hipertensi tidak
dapat disembuhkan, akan tetapi dapat dikontrol dengan merubah pola gaya
jangka panjang terhadap organ tubuh lain jika hipertensi tidak ditangani
dengan baik.
c. Kuratif :
- Amlodipin tab 1 x 1 tab
- Vitamin B Kompleks tab 3 x 1
d. Rehabilitatif :
- Kontrol teratur minimal 1 kali seminggu ke puskesmas untuk menilai
dosis obat.
20
- Segera ke pusat layanan kesehatan, rumah sakit jika ada keluhan darurat
Puskesmas Nanggalo
R/ Tab Amlodipin 10 mg No X
S 1 dd tab 1
S 1 dd tab 1
Pro : Ny. E
Umur : 57 tahun 21
DISKUSI
Puskesmas Nanggalo Padang pada tanggal 18 Januari 2017 dengan keluhan sakit
Dari anamnesis diketahui Sakit kepala sejak 1 hari yang lalu, sakit dirasakan
hilang timbul, berkurang dengan istirahat, sakit dirasakan terutama pada bagian
22
belakang kepala. Keluhan disertai rasa berat ditengkuk. Riwayat makan makanan
tinggi garam dan berlemak ada. Aktivitas fisik 3 hari terakhir bertambah karena
pasien membantu suami dalam merenovasi rumah. Pasien telah dikenal menderita
hipertensi sejak + 4 tahun yang lalu, pasien tidak kontrol teratur ke puskesmas. Ibu
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/90 mmHg, BMI 26,17
screening awal). Selain itu, dalam pemeriksaan juga perlu diperhatikan apakah
ditemukan kerusakan organ target, ada tidaknya risiko kardiovaskular, dan penyebab
sekunder. Berdasarkan klasifikasi JNC VII, kondisi tekanan darah pasien berada pada
hipertensi derajat 2, dengan tekanan darah sistol 160 dan tekanan darah diastole 90.
Hal ini didukung oleh adanya riwayat hipertensi yang telah diketahui sejak kurang
lebih 4 tahun. Faktor risiko yang mendukung keadaan pasien adalah adanya riwayat
hipertensi pada keluarga (ibu & abang pasien), kebiasaan makan makanan tinggi
garam dan berlemak, dan factor stress berupa aktivitas fisik dan keadaan rumah
pasien yang dalam keadaan direnovasi. Keadaan pasien diperberat dengan riwayat
kontrol tekanan darah dan konsumsi obat antihipertensi yang tidak teratur.
Edukasi kepada pasien diberikan dalam bentuk edukasi preventif dan promotif.
yang terlalu banyak mengandung garam dan santan, mengkonsumsi buah dan sayur,
23
mengontrol stres, istirahat yang cukup, olahraga teratur, kontrol berat badan, dan
kontrol tekanan darah teratur 1 minggu sekali serta meminum obat antihipertensi
secara teratur. Sementara itu, edukasi promotif yang diberikan berupa penjelasan
secara umum tentang hipertensi, risiko jika hipertensi tidak terkontrol, dan efek
jangka panjang terhadap organ tubuh lain jika hipertensi tidak tertangani dengan baik.
Terapi kuratif yang dipilih adalah tablet amlodipine dari golongan Calcium
dari JNC VII dan merupakan monoterapi yang efektif untuk pasien dengan risiko
DAFTAR PUSTAKA
1. W.Sudoyo, Aru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2007.
2. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2007.
3. Riaz, kamran. Hypertension. Ohio: Department of Internal Medicine, Wright
State University School of Medicine; 2005.
4. Makmun, H. Lukman. Pendekatan Holistik Penyakit Kardiovaskular II.
Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2003.
5. Ganiswarna, Sulistia G. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1995.
24
25