Вы находитесь на странице: 1из 25

Case Report Session

HIPERTENSI

Oleh :
Fauzul Nurul Azmi 1110313073

Preseptor :
dr. Roni Eka Saputra, Sp.OT (K) Spine

KEPANITERAAN KLINIK ROTASI II


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
PUSKESMAS NANGGALO
PADANG
2017

1
BAB 1

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi

Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di

dalam arteri, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan

meningkatnya risiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan

kerusakan ginjal. Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai

hipertensi esensial, disebut juga hipertensi primer.1,2


Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi

tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi,

hipertensi derajat 1 dan derajat 2.1

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 71


Klasifikasi Tekanan Darah TDS (mmHg) TDD

(mmHg)
Normal < 120 dan < 80
Prahipertensi 120 139 atau 80 89
Hipertensi derajat 1 140 159 atau 90 99
Hipertensi derajat 2 160 atau 100
TDS = Tekanan Darah Sistolik, TDD = Tekanan Darah Diastolik

Masih ada beberapa klasifikasi dan pedoman penanganan hipertensi lain dari

World Health Organization (WHO), International Society of Hypertension (ISH), dan

yang lainnya, tetapi umumnya digunakan JNC 7.1

2
1.2 Epidemiologi

Data epidemiologis menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya

populasi usia lanjut, maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga

akan bertambah. Hipertensi sering timbul pada lebih dari separuh orang yang berusia

> 65 tahun. Sampai saat ini, data hipertensi yang lengkap sebagian besar berasal dari

negara-negara yang sudah maju. Data dari The National Health and Nutrition

Examination Survey (NHNES) menunjukkan bahwa dari tahun 1999-2000, insiden

hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29-31%, yang berarti terdapat 58-65 juta

orang hipertensi di Amerika, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHANES III

tahun 1988-1991. Hipertensi esensial sendiri merupakan 95% dari seluruh kasus

hipertensi.1

1.3 Etiologi, Patogenesis, dan Patofisiologi

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 kategori2:

1. Hipertensi primer: kasusnya sebanyak 90 95%, tidak diketahui

penyebabnya.

2. Hipertensi sekunder: kasusnya sebanyak 5 10%

1) Beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan

bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.

2) Penyakit ginjal.

3) Kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).

3
4) Feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang

menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin

(noradrenalin).

5) Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas

berolahraga), stres, alkohol, atau garam dalam makanan.

6) Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk

sementara waktu, jika stres telah berlalu; maka tekanan darah biasanya

akan kembali normal.

Hipertensi esensial adalah penyakit multifaktorial yang timbul terutama

karena interaksi antara faktor-faktor risiko tertentu. Faktor-faktor risiko yang

mendorong timbulnya kenaikan tekanan darah tersebut adalah1:


1. Faktor risiko, seperti: diet dan asupan garam, stres, ras, obesitas, merokok,

genetis.
2. Sistem saraf simpatis
1) Tonus simpatis
2) Variasi diurnal
3. Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi: endotel

pembuluh darah berperan utama, tetapi remodeling dari endotel, otot polos

dan interstisium juga memberikan kontribusi akhir.


4. Pengaruh sistem otokrin setempat yang berperan pada sistem renin,

angiotensin dan aldosteron.


Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ target yang umum ditemui pada

pasien hipertensi adalah1:


1. Jantung
1) Hipertrofi ventrikel kiri
2) Angina atau infark miokardium
3) Gagal jantung
4
2. Otak
1) Stroke atau transient ischemic attack
3. Penyakit ginjal kronis
4. Penyakit arteri perifer
5. Retinopati
Adanya kerusakan organ target, terutama pada jantung dan pembuluh darah,

akan memperburuk prognosis pasien hipertensi. Tingginya morbiditas dan mortalitas

pasien hipertensi terutama disebabkan oleh timbulnya penyakit kardiovaskular.1


Faktor risiko penyakit kardiovaskular pada pasien hipertensi antara lain

adalah1:
1. Merokok
2. Obesitas
3. Kurangnya aktifitas fisik
4. Dislipidemia
5. Diabetes melitus
6. Mikroalbuminuria atau perhitungan LFG < 60 ml/menit
7. Umur (laki-laki > 55 tahun, perempuan > 65 tahun)
8. Riwayat keluarga dengan penyakit jantung kardiovaskular prematur (laki-laki

< 55 tahun, perempuan < 65 tahun)


Pasien dengan prehipertensi berisiko mengalami peningkatan tekanan darah

menjadi hipertensi; mereka memiliki dua kali risiko menjadi hipertensi dan

mengalami penyakit kardiovaskular dari pada yang tekanan darahnya lebih rendah.

Risiko penyakit kardiovaskular bersifat kontinyu, konsisten, dan independen dari

faktor risiko lainnya. Individu berumur 55 tahun memiliki 90% risiko untuk

mengalami hipertensi.1

1.4 Diagnosis

Dokumentasi hipertensi dikonfirmasi setelah tekanan darah tinggi setidaknya

diukur pada 3 kesempatan terpisah (berdasarkan rata-rata dari 2 atau lebih pembacaan

setelah screening awal), informasi berikut haruslah rinci3:


5
1. Tingkat kerusakan target organ

2. Penilaian status risiko kardiovaskular pasien

3. Pengecualian penyebab sekunder hipertensi

Pasien mungkin memiliki hipertensi yang tidak terdiagnosis selama bertahun-

tahun, tidak pernah memeriksa BP. Riwayat kerusakan end organ harus ditanyakan

secara hati-hati. Riwayat faktor risiko kardiovaskular termasuk hiperkolesterolemia,

diabetes mellitus, dan penggunaan tembakau ditanyakan. Kemudian riwayat

penggunaan obat over-the-counter; obat-obatan herbal, efedrin, obat antihipertensi

yang tidak berhasil, kontrasepsi oral, etanol, dan obat-obatan terlarang seperti kokain3

Pengukuran tekanan darah yang akurat adalah kunci diagnosis. Hasil

pengukuran tekanan darah yang tinggi. Jika pada pengukuran pertama memberikan

hasil yang tinggi, maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak

dua kali pada dua hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi. Hasil

pengukuran bukan hanya menentukan adanya tekanan darah tinggi, tetapi juga

digunakan untuk menggolongkan beratnya hipertensi.2,3


Pasien harus beristirahat tenang setidaknya selama 5 menit sebelum

pengukuran. Tekanan darah harus diukur dalam posisi terlentang dan duduk, dengan

auskultasi menggunakan bel stetoskop.3

Evaluasi funduskopi mata harus dilakukan untuk mendeteksi retinopati

hipertensi dini atau lambat, kronis atau akut. Palpasi semua nadi perifer, jika tidak

ada, lemah, atau naadi femoralis terlambat menunjukkan koartasio aorta atau penyakit

pembuluh darah perifer berat. Dengarkan auskultasi arteri renalis di atas abdomen

bagian atas, kehadiran bruit pada kedua komponen sistolik dan diastolik
6
menunjukkan stenosis arteri renalis. Pemeriksaan jantung secara hati-hati dilakukan

untuk mengevaluasi tanda-tanda LVH.3

Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi

tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prahipertensi,

hipertensi derajat 1 dan derajat 2.1

Jika tidak terdapat dugaan penyebab sekunder untuk hipertensi, hanya harus

dilakukan penelitian laboratorium rutin sebagai berikut3:

1. Complete blood count (CBC), serum electrolytes, serum creatinine, serum

glucose, uric acid, dan urinalysis

2. Lipid profile (total cholesterol, low-density lipoprotein [LDL], high-density

lipoprotein [HDL], dan triglycerides)

1.5 Penatalaksanaan

Hipertensi adalah penyakit seumur hidup. Untuk hasil yang optimal,

diperlukan komitmen jangka panjang dalam modifikasi gaya hidup dan terapi

farmakologi.3

Gaya hidup yang baik mempengaruhi tingkat tekanan darah dan mengurangi

risiko penyakit jantung secara keseluruhan. Beberapa strategi untuk menurunkan

risiko berkembangnya penyakit kardiovaskular adalah2,3:

1. Menurunkan berat badan sampai batas ideal.

2. Jumlah aktifitas fisik aerobik yang tepat.

7
3. Diet rendah garam (mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3

gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya), diet rendah lemak

total, dan kolesterol.

4. Pembatasan konsumsi alkohol.

5. Menghindari merokok.

Terapi antihipertensi secara signifikan mengurangi risiko kematian akibat

stroke dan penyakit jantung koroner. Terapi obat pada hipertensi dimulai dengan

salah satu obat berikut ini2,3:

1. Hidroklorotiazid (HCT) 12,5 25mg perhari, dosis tunggal pada pagi hari

(pada hipertensi dalam kehamilan, hanya digunakan bila disertai

hemokonsentrasi / edem paru).

2. Reserpin 0,1 0,25mg sehari sebagai dosis tunggal.

3. Propranolol mulai dari 10mg 2 x sehari dapat dinaikkan 20mg 2 x sehari

(Kontraindikasi untuk penderita asma).

4. Kaptopril 12,5 25mg 2 3 kali sehari. (Kontraindikasi pada kehamilan

selama janin hidup dan penderita asma).

5. Nifedipin mulai dari 5mg 2 x sehari, bisa dinaikkan 10mg 2 x sehari.

Pesan Kunci dari Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) adalah

sebagai berikut3,4:

8
1. Prehipertensi (120-139 sistolik, 80-89 diastolik) memerlukan modifikasi gaya

hidup untuk mencegah peningkatan progresif tekanan darah dan penyakit

jantung.

2. Pada hipertensi tanpa komplikasi, diuretik thiazide, baik sendiri atau

dikombinasikan dengan obat dari kelas lain, digunakan untuk pengobatan

pada kebanyakan kasus.

3. Dalam kondisi berisiko tinggi, ada indikasi kuat untuk penggunaan obat

antihipertensi kelas lain (misalnya, angiotensin-converting enzyme [ACE]

inhibitor, angiotensin-receptor blocker [ARB], beta blockers, calcium channel

blockers).

4. Dua atau lebih obat antihipertensi diperlukan untuk mencapai tujuan BP

(<140/90 mm Hg atau <130/80 mm Hg) untuk pasien dengan diabetes dan

penyakit ginjal kronis.

5. Untuk pasien yang BP nya lebih dari 20 mm Hg di atas target BP sistolik atau

lebih dari 10 mm Hg di atas target BP diastolik, inisiasi terapi menggunakan 2

agen, salah satu biasanya menggunakan thiazide diuretik.

6. Terlepas dari terapi atau perawatan, hipertensi dapat dikendalikan hanya jika

pasien termotivasi untuk konsisten dalam rencana pengobatan mereka.

Tujuan farmakoterapi adalah untuk mengurangi morbiditas dan mencegah

komplikasi. Medikasi termasuk diuretik, alpha- dan beta-adrenergic blockers,

calcium channel blockers, ACE inhibitors, dan vasodilator.3,4,5

Medikasi yang digunakan adalah sebagai berikut3,4,5:

9
1. Diuretik, Thiazide

Diuretik thiazide menghambat reabsorbsi sodium dan klorida di bagian

asenden loop of Henle dan tubulus distal, juga meningkatkan ekskresi

potasium dan bikarbonat, menurunkan ekskresi kalsium, dan retensi uric acid.

1) Hydrochlorothiazide

Hydrochlorothiazide menghambat reabsorbsi sodium di tubulus distal,

menyebabkan peningkatan ekskresi sodium, air, potasium, dan ion

hidrogen.

2) Chlorthalidone

3) Metolazone

4) Indapamide

2. Diuretik hemat potasium/kalium

Diuretik hemat potasium menghambat reabsorbsi sodium di tubulus distal,

sementara itu juga menurunkan sekresi potasium, merupakan diuretik lemah,

dan memiliki efek anti hipertensi yang lemah pula jika digunakan sendiri.

1) Spironolactone

Spironolactone menghambat efek aldosteron pada otot polos arteriol.

2) Amiloride

3) Triamterene

3. Loop Diuretics

Diuretik loop bekerja pada bagian asenden loop of Henle, menghambat

reabsorbsi sodium dan klorida.

10
1) Furosemide (lasix)

Furosemide meningkatkan ekskresi air dengan menginterfensi sistem

ko-transpor yang berikatan dengan klorida, sehingga menghambat

reabsorbsi sodium dan klorida di bagian asenden loop of Henle dan

tubulus renal distal. Dosis untuk setiap pasien bersifat individual.

2) Torsemide

3) Bumetanide

4) Ethacrynic acid

4. Alpha Adrenergic Blocking Agents

Agen ini secara selektif menghambat reseptor adrenergik alfa1, menyebabkan

dilatasi arteriol dan vena, sehingga menurunkan tekanan darah.

1) Prazosin

2) Terazosin

3) Phentolamine

4) Doxazosin

5. Beta Adrenergic Blocking Agents

Beta blocker digunakan untuk mengobati hipertensi sebagai agen inisial atau

dikombinasi dengan obat lain (misal, thiazide).

1) Atenolol

2) Metoprolol

3) Propranolol

11
Propranolol memiliki aktivitas stabilisasi membran dan menurunkan

automatisitas kontraksi. Obat ini tidak cocok untuk pengobatan

emergensi pada hipertensi. Jangan berikan propranolol secara IV

hipertensi emergensi.

4) Nebivolol

5) Esmolol

6. Alpha and Beta Adrenergic Blocking Agents

Agen ini menghambat reseptor adrenergik alfa, beta1, dan beta2, sehingga

menurunkan tekanan darah.

1) Labetalol

2) Carvedilol

7. Vasodilator perifer

Agen ini merelaksasi pembuluh darah untuk memperbaiki aliran darah,

sehingga menurunkan tekanan darah.

1) Hydralazine

2) Minoxidil

8. Calcium Channel Blockers, Dihydropyridine

Dihydropyridine berikatan dengan kanal kalsium tipe L di otot polos vaskular,

menyebabkan vasodilatasi dan penurunan tekanan darah. Efektif sebagai

monoterapi pada pasien kulit hitam dan geriatri.

1) Nifedipine (Adalat)

12
Nifedipin merelaksasi otot polos koroner, meningkatkan aliran oksigen

ke miokardium. Pemberian sublingual cukup aman.

2) Clevidipine butyrate

3) Amlodipine

4) Felodipine

9. Calcium Channel Blockers, Non Dihydropyridine

Agen ini berikatan dengan kanal kasium tipe L di sinoatrial dan nodus

atrioventrikular, memberikan efek pada miokardium dan vaskular.

1) Diltiazem

2) Verapamil

10. Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors

Agen ini merupakan inhibitor kompetitif dari angiotensin-converting enzyme

(ACE), menurunkan kadar angiotensin II, sehingga menurunkan sekresi

aldosteron.

1) Captopril

Kaptopril mencegah konversi angiotensin I menjadi angiotensin II,

merupakan vasokonstriktor kuat, sehingga menyebabkan sekresi

aldosteron yang lebih rendah.

2) Ramipril

3) Enalapril

4) Lisinopril

13
11. Angiotensin II Receptor Antagonists

Angiotensin II receptor antagonists, atau angiotensin receptor blockers

(ARBs), digunakan pada pasien yang tidak mampu mentoleransi ACE

Inhibitors. Yang termasuk golongan ini adalah: Losartan, Valsartan,

Olmesartan, Eprosartan, Azilsartan.

12. Aldosterone Antagonists

Berkompetisi dengan reseptor aldosteron, menurunkan tekanan darah dan

reabsorpsi sodium. Yang termasuk golongan ini adalah: Epleronone.

13. Alpha Adrenergic Agonists

Menstimulasi reseptor adrenergik alfa2 presinaptik di batang otak, menurunkan

aktivitas saraf simpatis. Yang termasuk golongan ini adalah: Methyldopa,

Clonidine, Guanfacine.

14. Renin Inhibitor

Kelas terbaru obat anti hipertensi, bekerja dengan mengganggu lingkaran

feedback sistem renin angiotensin aldosteron. Yang termasuk golongan ini

adalah: Aliskiren.

15. Vasodilators

Nitrogliserin dan nitroprusside menyebabkan dilatasi arteri dan vena.

Nitroglycerin terutama mempengaruhi sistem vena dan membantu

mengurangi preload. Nitroprusside menurunkan preload dan afterload, yang

membantu untuk mengurangi kebutuhan oksigen miokard.

16. Dopamine Agonist

14
Dopamine agonist seperti fenoldopam memiliki efek hipotensi melalui

penurunan resistensi pembuluh darah perifer, menyebabkan peningkatan

aliran darah ginjal, diuresis, dan natriuresis.

17. Kombinasi Antihipertensi

Kombinasi obat yang memiliki mekanisme berbeda memberikan efek aditif.

Direkomendasikan untuk memulai terapi dengan agen tunggal dan kemudian

ke terapi kombinasi dengan dosis rendah.

1.6 Komplikasi dan Prognosis

Kebanyakan individu yang didiagnosis mengidap hipertensi akan mengalami

peningkatan tekanan darah seiring pertambahan usia. Hipertensi yang tidak diobati

meningkatkan risiko mortalitas dan sering dianggap sebagai silent killer.

Hipertensi ringan hingga moderat, jika tidak diobati, berisiko untuk terjadinya

penyakit aterosklerotik pada 30% orang dan kerusakan organ pada 50% orang setelah

8 10 tahun dari onset penyakit.3,4

Kematian akibat penyakit jantung iskemik maupun stroke meningkat secara

progresif seiring kenaikan tekanan darah. Untuk setiap kenaikan tekanan sistolik

sebesar 20 mmHg dan tekanan diastolik sebesar 10 mmHg dari tekanan darah 115/75

mmHg, angka mortalitas meningkat dua kali lipat.3,4

Morbiditas dan mortalitas pada hipertensi emergency tergantung pada sejauh

mana disfungsi end organ dan sejauh mana pengontrolan tekanan darah. Dengan

15
pengontrolan tekanan darah dan kepatuhan dalam pengobatan, angka kelangsungan

hidup 10-tahun penderita dengan krisis hipertensi mendekati 70%.3,4

Dalam studi jantung Framingham, risiko gagal jantung kongestif pada usia

yang sama, 2,3 kali lebih tinggi pada pria dan 3 kali lebih tinggi pada wanita

dibandingkan dengan orang yang tekanan darahnya lebih rendah. Data Multiple Risk

Factor Intervention Trial (MRFIT) menunjukkan bahwa risiko relatif untuk mortalitas

pada penyakit jantung koroner bervariasi yaitu 2,3-6,9 kali lebih tinggi pada orang-

orang dengan hipertensi ringan hingga berat dibandingkan dengan orang-orang

dengan tekanan darah normal. Resiko relatif untuk stroke berkisar antara 3,6-19,2.

Persentase risiko populasi untuk penyakit arteri koroner bervariasi yaitu 2,3-25,6%,

sedangkan risiko untuk stroke berkisar antara 6,8-40%.3,4

Nephrosclerosis adalah salah satu kemungkinan komplikasi pada hipertensi

kronis. Pasien dengan nefropati diabetes yang menderita hipertensi juga berisiko

tinggi untuk menderita penyakit ginjal stadium akhir. Pengurangan tekanan darah

dapat memperbaiki fungsi ginjal. Deteksi awal nephrosclerosis hipertensi adalah

dengan mendeteksi mikroalbuminuria dan intervensi terapi agresif, terutama dengan

obat ACE inhibitor, dapat mencegah progresi ke penyakit ginjal stadium akhir3.

UNIVERSITAS ANDALAS

16
FAKULTAS KEDOKTERAN
KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II

STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
a. Nama/Kelamin/Umur/MR: Ny.E /Perempuan/57 tahun
b. Pekerjaan/pendidikan : Ibu rumah tangga
c. Alamat : Durian Ratus - Padang
2. Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga
a. Status Perkawinan : Menikah
b. Jumlah Anak : 5 orang
c. Status Ekonomi Keluarga : mampu, suami berdagang
d. KB :-
e. Kondisi Rumah :
Rumah permanen, perkarangan cukup luas,
Listrik ada
Sumber air : PDAM
Jamban ada 1 buah, di dalam rumah
Sampah di buang ke tempat pembuangan sampah
Kesan: higine dan sanitasi baik
f. Kondisi Lingkungan Keluarga
Jumlah penghuni 5 orang, pasien, suami dan 3 orang anaknya (anak
pertama tidak tinggal dirumah pasien)
Tinggal di daerah pinggiran kota.
3. Aspek Psikologis di keluarga
Pasien tinggal bersama suami dan anak pasien
Hubungan dengan keluarga baik
4. Keluhan Utama
Sakit kepala sejak 1 hari yang lalu.
5. Riwayat Penyakit Sekarang
Sakit kepala sejak 1 hari yang lalu, sakit dirasakan hilang timbul,

berkurang dengan istirahat. Sakit dirasakan terutama pada bagian

belakang kepala.
Sesak nafas (-), nyeri dada (-)
17
Mual (-), muntah (-)
Mata kabur disangkal.
Rasa berat di tengkuk (+)
BAB dan BAK biasa.
Riwayat makan makanan yang tinggi garam dan berlemak ada.
Riwayat kebiasaan merokok tidak ada.
Kebiasaan minum kopi tidak ada.
Kebiasaan minum alkohol tidak ada.
Aktivitas fisik 3 hari terakhir bertambah karena pasien membantu

suami dalam merenovasi rumah.


6. Riwayat Penyakit dahulu / Penyakit Keluarga
Pasien sudah dikenal menderita hipertensi sejak + 4 tahun yang lalu,

pasien tidak kontrol teratur ke puskesmas.


Tidak ada riwayat penyakit jantung dan stroke.
Ibu dan abang pasien juga menderita penyakit hipertensi.

7. Status Generalis
Keadaan Umum : Baik, tampak sakit ringan
Kesadaran : Composmentis cooperatif
Tekanan Darah : 160/90 mmHg
Suhu : 36,8 0C
Frekuensi Nadi : 87x/menit, reguler
Frekuensi Nafas : 19x/menit, reguler
Berat Badan : 67 kg
Tinggi Badan : 155 cm
BMI : 21, 92 (normoweight)
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Kulit : Tidak ikterik, Turgor kulit baik

Thoraks

Paru:

Inspeksi: simetris kiri dan kanan dalam kondisi stasis dan dinamis

Palpasi: fremitus kiri sama dengan kanan

Perkusi: sonor di kedua lapangan paru


18
Auskultasi: bunyi nafas vesikuler, wheezing tidak ada, ronkhi tidak

ada

Jantung:

Inspeksi: iktus tidak terlihat

Palpasi: iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Perkusi:

Kiri : 1 jari medial LMCS RIC V

Kanan : LSD

Atas : RIC II

Auskultasi: bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-)

Abdomen
Inspeksi: Perut tidak tampak membuncit, Distensi (-)
Palpasi : Supel, Hepar dan lien tidak teraba, Nyeri Tekan ( - )
Perkusi: Timpani
Auskultasi: BU (+) N
Ektremitas: Akral hangat, Perfusi baik, Reflex fisiologis ++/++, Reflex

patologis -/- ,Oedem tungkai -/-


8. Pemeriksaan Anjuran : -
9. Diagnosis Kerja
Hipertensi derajat 2 e.c. Essensial (I.10)
10. Diagnosis Banding : -

11. Manajemen
a. Preventif :
- Hindari mengkonsumsi makan yang banyak mengandung garam terutama

ikan asin, makanan berkuah yang banyak garam, dan makanan cemilan

19
yang banyak menggunakan garam sebagai bumbu perasa. Kurangi juga

mengkonsumsi makanan dan minuman bersantan.


- Meningkatkan konsumsi buah dan sayur karena dapat membantu

menurunkan tekanan darah pada hipertensi.


- Jangan terlalu banyak pikiran dan kontrol stress. Menjaga hubungan baik

dengan siapapun.
- Istirahat yang cukup dan kontrol aktivitas harian terutama aktivitas berat.
- Olah raga teratur minimal 3x seminggu selama lebih kurang 30 menit

terutama yang ringan saja.


- Kontrol berat badan supaya tetap ideal dengan memperhatikan pola life

style.
- Kontrol tekanan darah teratur minimal 1 kali seminggu ke puskesmas dan

minum obat secara teratur.

b. Promotif :
- Menjelaskan kepada pasien bahwa tekanan darah tinggi/ hipertensi tidak

dapat disembuhkan, akan tetapi dapat dikontrol dengan merubah pola gaya

hidup dan kontrol berobat secara teratur.


- Menerangkan kepada pasien risiko hipertensi yang tidak terkontrol, efek

jangka panjang terhadap organ tubuh lain jika hipertensi tidak ditangani

dengan baik.

c. Kuratif :
- Amlodipin tab 1 x 1 tab
- Vitamin B Kompleks tab 3 x 1

d. Rehabilitatif :
- Kontrol teratur minimal 1 kali seminggu ke puskesmas untuk menilai

perkembangan atau perjalanan penyakit dan sekaligus untuk mengontrol

dosis obat.
20
- Segera ke pusat layanan kesehatan, rumah sakit jika ada keluhan darurat

misalnya, nyeri kepala hebat, terjadinya penurunan kesadaran, lemah

anggota gerak, buta mendadak, dsb.


12. Prognosis
Qua ad sanam : dubia ad bonam
Qua ad vitam : dubia ad bonam
Qua ad fungsionam : dubia ad bonam

Dinas Kesehatan Kota Padang

Puskesmas Nanggalo

Dokter : Fauzul Nurul Azmi

Tanggal : 18 Februari 2017

R/ Tab Amlodipin 10 mg No X

S 1 dd tab 1

R/ Tab Vitamin B complex No. X

S 1 dd tab 1

Pro : Ny. E

Umur : 57 tahun 21

Alamat: Durian Ratus- Padang.


BAB III

DISKUSI

Telah dilaporkan kasus seorang wanita berumur 57 tahun, berobat ke

Puskesmas Nanggalo Padang pada tanggal 18 Januari 2017 dengan keluhan sakit

kepala sejak 1 hari sebelum datang ke puskesmas. Diagnosis ditegakkan berdasarkan

anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Dari anamnesis diketahui Sakit kepala sejak 1 hari yang lalu, sakit dirasakan

hilang timbul, berkurang dengan istirahat, sakit dirasakan terutama pada bagian

22
belakang kepala. Keluhan disertai rasa berat ditengkuk. Riwayat makan makanan

tinggi garam dan berlemak ada. Aktivitas fisik 3 hari terakhir bertambah karena

pasien membantu suami dalam merenovasi rumah. Pasien telah dikenal menderita

hipertensi sejak + 4 tahun yang lalu, pasien tidak kontrol teratur ke puskesmas. Ibu

dan abang pasien juga menderita hipertensi

Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/90 mmHg, BMI 26,17

(overweight), sementara pemeriksaan fisik lain tidak ditemukan kelainan.

Hipertensi dikonfirmasi setelah tekanan darah tinggi setidaknya diukur pada 3

kesempatan terpisah (berdasarkan rata-rata dari 2 atau lebih pembacaan setelah

screening awal). Selain itu, dalam pemeriksaan juga perlu diperhatikan apakah

ditemukan kerusakan organ target, ada tidaknya risiko kardiovaskular, dan penyebab

sekunder. Berdasarkan klasifikasi JNC VII, kondisi tekanan darah pasien berada pada

hipertensi derajat 2, dengan tekanan darah sistol 160 dan tekanan darah diastole 90.

Hal ini didukung oleh adanya riwayat hipertensi yang telah diketahui sejak kurang

lebih 4 tahun. Faktor risiko yang mendukung keadaan pasien adalah adanya riwayat

hipertensi pada keluarga (ibu & abang pasien), kebiasaan makan makanan tinggi

garam dan berlemak, dan factor stress berupa aktivitas fisik dan keadaan rumah

pasien yang dalam keadaan direnovasi. Keadaan pasien diperberat dengan riwayat

kontrol tekanan darah dan konsumsi obat antihipertensi yang tidak teratur.

Edukasi kepada pasien diberikan dalam bentuk edukasi preventif dan promotif.

Edukasi preventif yang diberikan berupa penjelasan tentang menghindari makanan

yang terlalu banyak mengandung garam dan santan, mengkonsumsi buah dan sayur,

23
mengontrol stres, istirahat yang cukup, olahraga teratur, kontrol berat badan, dan

kontrol tekanan darah teratur 1 minggu sekali serta meminum obat antihipertensi

secara teratur. Sementara itu, edukasi promotif yang diberikan berupa penjelasan

secara umum tentang hipertensi, risiko jika hipertensi tidak terkontrol, dan efek

jangka panjang terhadap organ tubuh lain jika hipertensi tidak tertangani dengan baik.

Terapi kuratif yang dipilih adalah tablet amlodipine dari golongan Calcium

Channel Blockers, Dihydropyridine. Obat ini dipilih karena merupakan rekomendasi

dari JNC VII dan merupakan monoterapi yang efektif untuk pasien dengan risiko

tinggi dan geriatri.

DAFTAR PUSTAKA

1. W.Sudoyo, Aru. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;
2007.
2. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2007.
3. Riaz, kamran. Hypertension. Ohio: Department of Internal Medicine, Wright
State University School of Medicine; 2005.
4. Makmun, H. Lukman. Pendekatan Holistik Penyakit Kardiovaskular II.
Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2003.
5. Ganiswarna, Sulistia G. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1995.

24
25

Вам также может понравиться