Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB III
A. Latar Belakang
Pertumbuhan pembangunan di segala bidang yang pesat terutama
industri dan pemukiman sangat berpengaruh negative terhadap pengembangan
sektor pertanian khususnya produksi padi, karena menyebabkan terjadinya alih
fungsi lahan pertanian khususnya lahan sawah menjadi lahan non pertanian atau
non sawah yang dapat mengancam ketahanan pangan nasional. Sehubungan
dengan hal tersebut di atas, maka upaya untuk memperluas baku lahan pertanian
menjadi sangat penting dengan memanfaatkan dan mengelola sumberdaya lahan
dan air yang ada. Melihat pentingnya peranan ketersediaan sumberdaya lahan
dan air dalam pembangunan pertanian, maka pemerintah melalui Perpres No.
24 tahun 2010 dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian No.
61/Permentan/OT.140/10/2010, telah menetapkan pembentukan institusi yang
menangani pengelolaan sumber daya lahan dan air yaitu Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan
perluasan areal tanaman pangan. Mengingat potensi lahan yang tersedia cukup
luas, maka masih sangat dimungkinkan untuk melaksanakan kegiatan perluasan
areal tanaman pangan dengan menambah luasan/ baku lahan, melalui kegiatan
perluasan areal tanaman pangan yangsering disebut dengan perluasan sawah.
Kegiatan perluasan sawah secara teknis dimulai dari identifikasi calon petani
dan calon lokasi, Survei/Investigasi dan Desain (SID), penetapan lokasi sampai
dengan pelaksanaan konstruksi perluasan sawah dan pemanfaatannya.
Presiden Republik Indonesia telah menginstruksikan untuk mempercepat
pencapaian surplus 10 juta ton beras pada tahun 2014 yang bertujuan untuk
terciptanya ketahanan pangan. Untuk itu, Kementerian Pertanian telah
menetapkan kebijakan terintegrasi dalam rangka pencapaian surplus beras 10
juta ton yaitu melalui : (1) Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan; (2)
Peningkatan Produksi; (3) Penurunan Konsumsi Beras dan; (4) Penyempurnaan
Manajemen.Semua pilar tersebut harus disukseskan secara bersama-sama dalam
15
16
2. tujuan
a) Tujuan kegiatan ini adalah :
b) Melaksanakan survey dan investigasi pada calon lokasi perluasan
sawah untuk memperoleh calon lokasi yang layak untuk sawah.
c) Membuat desain rancangan perluasan sawah pada calon lokasi yang
dinyatakan layak untuk sawah sebagai dasar dalam pelaksanaan
konstruksi perluasan sawah.Menentukan penggolongan jenis vegetasi
dan kemiringan (slope) lahan yang akan diubah menjadi sawah
berdasarkan pembagian golongan kedalam 4 (empat) katagori yaitu ;
1) Tegalan/Tanah Darat
2) Semak/Alang-alang
3) Hutan Ringan
4) Hutan Berat
3. Desain
a. Konstruksi ( Land Clearing dan Land Leveling)
b. Bantuan saprotan untuk pemanfaatan lahan sawah baru
c. Kriteria
d. Kriteria perluasan sawah pada lahan irigasi adalah :
e. Tersedia air irigasi dalam jumlah yang cukup minimal untuk satu kali
musim tanam.
f. Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah berdasarkan ketentuan dan
kriteria yang berlaku.
g. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok. Apabila belum ada
kelompok tani, para petani tersebut bersedia untuk membentuk
kelompok tani kegiatan
h. perluasan sawah.
i. Status kepemilikan tanah sudah jelas dan tidak sengketa/tumpang
tindih dengan program/kegiatan lainnya
j. Luas kepemilikan lahan maksimum 2 Ha/ KK.
k. Petugas penyuluh pertanian lapangan sudah ada.
l. Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa.
19
D. METODE PEKERJAAN
1) Pelaksanaan Survey/Investigasi.
Tahapan Survey/Investigasi sebagai berikut:
Tahapan berupa pengadaan peta situasi,peta rancangan, pembuatan
daftar pertanyaan dan table-tabel untuk pelaksanaan maupun
pengelolaan data. Selain itu dipersiapkan bahan dan peralatan yang
diperlukan dilapangan.
a. Tabulasi dan pengolaan data hasil survey.
Data hasil survey ditabulasi dan diolah untuk pembuatan laporan
hasil survey yang bertujuan untu menentukan kelayakan calon lokasi
dan pembuatan desain.Pembuatan laporan kegiatan survey sebagai
dasar penetapan lahan sawah yang akan dikonstruksi.Hasil survey
calon lokasi perluasan sawah nantinya berupa buku laporan dan
daftar lokasi petak tersier yang dinyatakan layak untuk didesain yang
selanjutnya dicetak menjadi sawah.
b. Pelaksanaan Desain
Desain hanya dilakukan pad calaon lokasi yang berdasarkan hasil
survey investigasi telah dinyatakan layak untu perluasan sawah.
Jenis- jenis kegiatan dalam pekerjaan desain yaitu
c. Pembuatan Peta Situasi Lokasi
Peta situasi lokasi perluasan sawah dibuat diatas peta Present Land
User Peta Tata Guna Lahan, Pemetaan situasi adalah:
d. Peruntukan lahan, misalnya persawahan, lahan masyarakat, hutan
lindung dan sebagainya.
e. Jaringan kerangka dasar, garis kontur, titik ketinggian, dan lain-lain.
21
1) Peta Situasi Lokasi yang dibuat diatas Perta present Land Use dengan
skala peta sesuai dengan peta Tata Guna tanah.
2) Peta Topogafi pencetakan sawah dengan ukuran kertas gambar A 1. Pada
sudut kanan bawah dibuat kolom pengesahan dari Tim Pemeriksa pekerjaan
.
3) Peta Rancangan (desain ) pencetakan sawah dibuat dengan skala 1 : 1.000
dengan ukuran kertas gambar A-1 . Pada sudut kanan bawah dibuat kolom
pngesahan dari Tim Pemeriksa Pekerjaan .
4) Hasil desain pencetakan sawah tersebut pada butir 1) sampai dengan 6)
disusun dan dijilid sedemikian rupa sehingga merupakan sebuah buku yang
praktis untuk digunakan dilapangan. Sebelum buku tersebut diserahkan
kepada pemberi pekerjaan, terlebih dahulu diperiksa oleh tim pemeriksa
pekerjaan, dengan mengunakan Berita Acara.
5) Jangka Waktu Pelaksanaan
Pekerjaan Survey dan Desain Perluasan Sawah harus dapat
diselesaikan dalam jangka waktu 90 ( Sembilan puluh hari ) hari kalender
dihitung dari tanggal tanda tangan kontrak.
6) Sumber Dana
Dana yang digunakan dalam pekerjaan ini bersumber dari Dana APBD
Kabupaten buol Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016.
7) Program Kerja
Konsultan Perencanaan harus segera mmenyusun program kerja minimal
meliputi :
1) Jadwal Kegiatan Secara Detail.
26
1) Persiapan
Ms Access dan Ms Excel. Perngkat lunak ini kan digunkan untuk membangun
database program aplikasi data tekstual. Langkah langkah Permodelan SIG
Pekerjaan ini meliputi :
1.) Digitasi, yaitu membuat layer peta dalam bentuk data vector, yang disebut
coverange.
10) Editing, yaitu memperbaiki ( mengedit ) hasil digitasi untuk mengeliminir
kesalahan.
11) Membangun Topologi, yaitu membangun hubungan antara data spasial dan
atributnya.
12) Tranformasi, yaitu mentran
a. Desain Peta Sawah
Peta rancangan [ desain ] sawah pada lokasi pekerjaan merupakan hasil akhir
dari seluruh pekerjaan laporan SID percetakan sawah Desa Unone Kabupaten
Buol Peta sawah ini akan menampilkan pembagian luas rencana lahan sawah
secara keseluruhan dan pembagian petak sawahnya dengan menampilkan
system koordinat bumi serta dimensi yang terukur dalam satuan luas lahan m
dan Ha, di sajikan dalam ukuran kertas kerja A3. Beberapa hal yang di
perhatikan dalam proses pembuatannya.
Desain hanya di lakukan pada lokasi yang berdasarkan hasil survey investigasi
telah di nyatakan layak untuk pencetakan sawah.
Desain adalah rancangan petak sawah di buat untuk dipergunakan sebagai dasar
dalam pelaksanaan kontruksi pencetakan sawah.
Sebelum dilaksanakan pembuatan desain terlebih dahulu dilakukan penyuluhan
dan para petani pemilik lahan diminta untuk memasang patok patok pemilihan
lahan.
Peta harus di buat dalam multiyear dengan warna dan legenda yang berbeda
pada setiap layernya.
b. Pembuatan Peta Situasi Lokasi
Peta situasi lokasi perluasan sawah dibuat diatas peta land use [ peta tata
guna tanah ] Isi dalam pemetaan situasi adalah:
32
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Laporan yang dihasilkan merupakan Laporan SID Percetakan Sawah
Kabupaten Buol yaitu ;
Pertama, Pendahuluan Pada Bab ini dibahas mengenai latar belakang
lloio Gambar : 3.2 Peta Dasar Teknis Kecamatan Tiloan Kab.Buol
pekerjaan, maksud dan tujuan pekerjaan, sasaran pekerjaan, ruang
lingkup kegiatan serta sistematika penyusunan laporan. Metedologi
Pekerjaan Uraian metodologi (cara kerja) yang digunakan konsultan
dalan Pekerjaan Survei Investigasi dan Desain (SID) Percetakan
Sawah.
Kedua, Kondisi Regional
Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Selatan
Menjelaskan Kondisi administrtif dan geografis Kabupaten Buol
Pro vinsi Sulawesi selatan Secara regional.
Ketiga, Kondisi Wilayah
Pekerjaan Memaparkan kondisi fisik wilyah pekerjaan baik secara
regional maupun detail hasil dari penelitian primer maupun
sekunder.