Вы находитесь на странице: 1из 22

15

BAB III

GAMBARAN UMUM PROYEK

A. Latar Belakang
Pertumbuhan pembangunan di segala bidang yang pesat terutama
industri dan pemukiman sangat berpengaruh negative terhadap pengembangan
sektor pertanian khususnya produksi padi, karena menyebabkan terjadinya alih
fungsi lahan pertanian khususnya lahan sawah menjadi lahan non pertanian atau
non sawah yang dapat mengancam ketahanan pangan nasional. Sehubungan
dengan hal tersebut di atas, maka upaya untuk memperluas baku lahan pertanian
menjadi sangat penting dengan memanfaatkan dan mengelola sumberdaya lahan
dan air yang ada. Melihat pentingnya peranan ketersediaan sumberdaya lahan
dan air dalam pembangunan pertanian, maka pemerintah melalui Perpres No.
24 tahun 2010 dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian No.
61/Permentan/OT.140/10/2010, telah menetapkan pembentukan institusi yang
menangani pengelolaan sumber daya lahan dan air yaitu Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan
perluasan areal tanaman pangan. Mengingat potensi lahan yang tersedia cukup
luas, maka masih sangat dimungkinkan untuk melaksanakan kegiatan perluasan
areal tanaman pangan dengan menambah luasan/ baku lahan, melalui kegiatan
perluasan areal tanaman pangan yangsering disebut dengan perluasan sawah.
Kegiatan perluasan sawah secara teknis dimulai dari identifikasi calon petani
dan calon lokasi, Survei/Investigasi dan Desain (SID), penetapan lokasi sampai
dengan pelaksanaan konstruksi perluasan sawah dan pemanfaatannya.
Presiden Republik Indonesia telah menginstruksikan untuk mempercepat
pencapaian surplus 10 juta ton beras pada tahun 2014 yang bertujuan untuk
terciptanya ketahanan pangan. Untuk itu, Kementerian Pertanian telah
menetapkan kebijakan terintegrasi dalam rangka pencapaian surplus beras 10
juta ton yaitu melalui : (1) Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan; (2)
Peningkatan Produksi; (3) Penurunan Konsumsi Beras dan; (4) Penyempurnaan
Manajemen.Semua pilar tersebut harus disukseskan secara bersama-sama dalam

15
16

mendukung pencapaian surplus beras 10 Juta Ton, termasuk di dalamnya


kegiatan perluasan areal tanaman pangan (perluasan sawah), sebagai salah satu
kegiatan untuk menjawab tantangan alih fungsi lahan yang semakin
masif.Peningkatan produksi padi melalui perluasan sawah masih dimungkinkan,
karena potensi lahan yang sesuai untuk perluasan sawah cukup luas. Sebelum
melaksanakan kegiatan perluasan sawah, terlebih dahulu diperlukan upaya
mengetahui kelayakan potensi lahan hasil identifikasi Calon Petani dan Calon
Lokasi (CP/CL) untuk dijadikan sawah baru dengan melakukan survey dan
investigasi calon lokasi serta pembuatan desain terhadap lokasi yang layak
untuk dijadikan sawah baru.4 Merencanakan bentuk hamparan petak-petak
lahan usahatani perbidang pemilikan sesuai dengan topografi wilayah, batas
pemilikan dan usulan petani.
B. Maksud Dan Tujuan
Tujuan dan sasaran, dimana membahas tentang tujuan dan sasaran kompilasi
data serta tujuan dan sasaran analisis. Untuk lebih jelasnya, sebagaimana pada
pembahasan berikut;
1. Maksud
a. menjadi acuan teknis dalam pelaksanaan sawah baru
b. Pekerjaan survey investigasi dan desain perluasan sawah dibatasi pada
areal persawahan dengan rincian sebagai berikut :
c. Pekerjaan persiapan, Persiapan teknis dan non teknis, antara lain
pembentukan counterpart Dinas Pertanian, mobilisasi tenaga ahli dan
peralatan, serta penyelesaian administrasi pekerjaan.
d. Pengumpulan data sekunder. Data yang dikumpulkan antara lain data
eksisting baik data atribut maupun data spesial.
e. Pengumpulan data primer. Survei dan Investigasi, penelitian calon
areal tertentu untuk menentukan kelayakan calon lokasi persawahan
dan calon petani dengan melakukan kegiatan lapangan dan melakukan
wawancara
f. Pekerjaan perhitungan analisa harga satuan dan perhitugan RAB
pelaksanaan fisik.
17

2. tujuan
a) Tujuan kegiatan ini adalah :
b) Melaksanakan survey dan investigasi pada calon lokasi perluasan
sawah untuk memperoleh calon lokasi yang layak untuk sawah.
c) Membuat desain rancangan perluasan sawah pada calon lokasi yang
dinyatakan layak untuk sawah sebagai dasar dalam pelaksanaan
konstruksi perluasan sawah.Menentukan penggolongan jenis vegetasi
dan kemiringan (slope) lahan yang akan diubah menjadi sawah
berdasarkan pembagian golongan kedalam 4 (empat) katagori yaitu ;

1) Tegalan/Tanah Darat

2) Semak/Alang-alang

3) Hutan Ringan

4) Hutan Berat

C. Dasar Kebijakan Perencanaan


1. Kerangka dasar penyusunan kegiatan
a. Survey Investigasi dan Desain (SID) Cetak Sawah Seluas 5.750 Ha.
b. dilaksanakan atas dasar kebijakan perencanaan sebagai berikut :
c. UU Nomor 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang
d. UU Nomor 23 Tahun 1997, Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
e. UU Nomor 25 Tahun 2004, Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
f. UU No.41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan
g. UU No.5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati
dan Ekosistemnya
h. Perpres No.10 Tahun 2005 Peraturan Menteri Pertanian No.229/Kpts/
OT.140/7/2005
i. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 146/Kpts/OT.210/2/2003 Tahun
2003,Tentang Pedoman Manajemen Program dan Proyek
Pembangunan Pertanian
18

j. Pedoman Teknis Perluasan Areal Tanaman pangan (perluasan sawah),


Direktorat perluasan dan pengelolaan lahan . Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian Kementrian Pertanian 2011.
k. Peraturan Direktur Jenderal Bina Produksi Kehutanan Nomor :
P.9/VI/BPHA/2009 tentang pedoman pelaksanaan Sistem Silvikultur
Dalam Areal Izin Usaha pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan
produksi.
2. Standar Teknis
a. Standar teknis lokasi perluasan sawah pada lahan irigasi adalah :
b. Berada pada satu hamparan dengan luas > 10 hektar
c. Lebih diutamakan / diperioritaskan pada lahan dengan kemiringan
lahan < 5%
d. Dekat dari pemukiman
e. Prosedur
f. Prosedur perluasan sawah pada lahan irigasi adalah :
g. Identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL)
h. Survei/Investigasi
i. Penetapan Lokasi

3. Desain
a. Konstruksi ( Land Clearing dan Land Leveling)
b. Bantuan saprotan untuk pemanfaatan lahan sawah baru
c. Kriteria
d. Kriteria perluasan sawah pada lahan irigasi adalah :
e. Tersedia air irigasi dalam jumlah yang cukup minimal untuk satu kali
musim tanam.
f. Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah berdasarkan ketentuan dan
kriteria yang berlaku.
g. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok. Apabila belum ada
kelompok tani, para petani tersebut bersedia untuk membentuk
kelompok tani kegiatan
h. perluasan sawah.
i. Status kepemilikan tanah sudah jelas dan tidak sengketa/tumpang
tindih dengan program/kegiatan lainnya
j. Luas kepemilikan lahan maksimum 2 Ha/ KK.
k. Petugas penyuluh pertanian lapangan sudah ada.
l. Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa.
19

m. Diutamakan pada lahan bervegetasi ringan atau sedang.


n. Perluasan Sawah Lahan Rawa
4. Norma
Perluasan Sawah pada lahan rawa merupakan upaya untuk menambah
baku lahan sawah yang dilakukan di daerah rawa yang sudah
mempunyai dan atau rencana pengembangan jaringan drainase sampai
pada tingkat tersier. Lahan harus berada pada kawasan budidaya dan
bukan berada pada kawasan hutan lindung.
5. Standar Teknis
Standar teknis lokasi perluasan sawah pada lahan rawa adalah :
a. Berada pada satu hamparan.
b. Luas satu hamparan 10 hektar.
c. Lahan dengan kedalaman pirit dengan kisaran minimal antara 50-60
cm.
d. Dekat dengan pemukiman.
6. Prosedur
Prosedur perluasan sawah pada lahan rawa adalah :
a. Identifikasi calon petani dan calon lokasi (CPCL)
b. Survei/Investigasi
c. Penetapan Lokasi
d. Desain.
e. Konstruksi ( Land Clearing, Land Leveling).
f. Bantuan saprotan untuk pemanfaatan lahan sawah baru.
7. Kriteria
Kriteria perluasan sawah pada lahan rawa adalah :
a. Lahan sesuai untuk tanaman padi sawah rawa pasang surut dan atau
lebak berdasarkan ketentuan dan kriteriayang berlaku.
b. Sudah ada petani dalam suatu wadah kelompok.
c. Status petani jelas bisa pemilik penggarap ataupenggarap.
d. Luas lahan pemilik penggarap atau penggarap maksimum 2 Ha/
KK. e. Petugas lapangan sudah ada.
e. Lokasi mudah diakses atau dekat jalan desa.
8. Perluasan Sawah Tadah Hujan
Perluasan sawah tadah hujan merupakan upaya untuk menambah
baku lahan sawah yang dilakukan didaerah tadah hujan yang belum
dimanfaatkan dan mempunyai curah hujan yang cukup untuk
20

pertumbuhan tanaman padi serta potensi sumber-sumber air lainnya


yang dapat dikembangkan untuk mendukung pengairan pada lokasi
tersebut. Lahan harus berada pada kawasan budidaya dan bukan berada
pada kawasan hutan lindung.

D. METODE PEKERJAAN
1) Pelaksanaan Survey/Investigasi.
Tahapan Survey/Investigasi sebagai berikut:
Tahapan berupa pengadaan peta situasi,peta rancangan, pembuatan
daftar pertanyaan dan table-tabel untuk pelaksanaan maupun
pengelolaan data. Selain itu dipersiapkan bahan dan peralatan yang
diperlukan dilapangan.
a. Tabulasi dan pengolaan data hasil survey.
Data hasil survey ditabulasi dan diolah untuk pembuatan laporan
hasil survey yang bertujuan untu menentukan kelayakan calon lokasi
dan pembuatan desain.Pembuatan laporan kegiatan survey sebagai
dasar penetapan lahan sawah yang akan dikonstruksi.Hasil survey
calon lokasi perluasan sawah nantinya berupa buku laporan dan
daftar lokasi petak tersier yang dinyatakan layak untuk didesain yang
selanjutnya dicetak menjadi sawah.
b. Pelaksanaan Desain
Desain hanya dilakukan pad calaon lokasi yang berdasarkan hasil
survey investigasi telah dinyatakan layak untu perluasan sawah.
Jenis- jenis kegiatan dalam pekerjaan desain yaitu
c. Pembuatan Peta Situasi Lokasi
Peta situasi lokasi perluasan sawah dibuat diatas peta Present Land
User Peta Tata Guna Lahan, Pemetaan situasi adalah:
d. Peruntukan lahan, misalnya persawahan, lahan masyarakat, hutan
lindung dan sebagainya.
e. Jaringan kerangka dasar, garis kontur, titik ketinggian, dan lain-lain.
21

f. Batas pemerintah, kampung, desa, kecamatan, dan lain-lain.


g. Batas tata guna lahan/vegetasi lahan.
h. Tata letak jalan, jalan desa, jalan setapak, dan lain-lain.
i. Saluran alur sungai, tata letak saluran, bangunan irigasi, drainase dan
bangunan lainnya (jika sudah ada).
j. Batas petak tersier, lokasi perluasan sawah dan lahan yang tidak
dapat dicetak menjadi sawah.
k. Batas pemilikan lahan setiap petani sebelum dirancang yang
direncanakan menjaadi petak-petak sawah.
i. Pekerjaan Pengukuran dan Penbuatan Peta Dasar Teknis
2) Dalam pekerjaan pengukuran harus berdasarkan pada :
a. Titik ikat dasar yang dipakai sebagai titik ikat dalam pengukuran
polygon utama dan polygon bantuan.
b. Pengukuran polygon utama dilakukan dengan cara polygon tertutup.
c. Pengukuran rincian dimulai dari titik polygon utama atau polygon
bantuan dan berakhir pada titik polygon atau polygon bantuan
lainnya.
d. Pembuatan Peta Topografi
e. Peta topografi pada daerah irigasi atau tadah hujan dibuat per blok
hamparan yang didasarkan pada kemiringan lahan (Slope). Dalam
pembuatan peta topografi harus membuat data sebagai berikut :
f. Batas-batas alam : desa, sawah yang ada, areal yang dapat
dikembangkan ddan areal yang tidak dapat dikembangkan beserta
vegetasi lahan.
g. Jalan usaha tani dan jaringan irigasi yang sudah ada dan yang masih
dalam rencana.
h. Batas kepemilikan lahan petani dan exiting.
i. Batas pemilikan lahan setiap petani sebelum dirancang menjadi
petak-petak sawah, nomor urut petani pemilik dan pemiliknya.
j. Jaringan-jaringan ukur (polygon ) utama serta titik hasil pengukuran
yang dilengkapi dengan elevasinya.
k. Pembuatan Peta Rancangan (Desain)
l. Pembuatan peta rancangan (desain) pada irigasi dan tadah hujan harus
memuat data sebagia berikut :
22

m. Tata letak petak-petak sawah yang akan dirancang sedapat mungkin


sejajar dengan garis kontur.
n. Rancangan desain petak-petak sawah dibuat maksimal 50 x 100 m
pada daerah yang datar.
o. Tata letak jaringan dalam hamparan perluasan sawah dengan
memperhatikan system tata air dilokasi tersebut (jika ada atau
direncanakan untuk daerah irigasi), sebagai titik ikat dapat digunakan
muka air pada saluran tersier aatau sekunder.
p. Tata letak jalan usaha tani dalam hamparan perluasan sawah.
q. Nomor petak tersier, nomor urut petani pemilik sawah, nomor petak
sawah perpetani dan luas petak sawah sesudah didesain.
r. Koordinat atau elevasi setiap sudut petak-petak sawah yang akan
dirancang, batas jenis vegetasi lahan antara tanah darat, semak ,dan
lain-lain.
s. Koordinat letak pintu pembagi air.
t. Batas jenis vegetasi lahan antara tanah darat, semak , dan lain-lain
u. Potongan melintang rencana land leveling.
v. Sepesifikasi teknis Perluasan Sawah.
w. Pebuatan spesifikasi teknis bertujuan untu memudahkan pembuatan
rencana biaya, pembacaan gambar dilapangan dan penyusunan
Rencana Kerja dan Syarat- Syarat (RKS) lelang kontruksi.
x. Perhitungan Biaya Konstruksi Peluasan Sawah.
y. Hal-hal yang harus diperhitungkan dalam rencana biaya konstruksi
(sesuai dengan dana) yaitu:
z. Biaya land clearing yang disesuaikan dengan jenis vegetasi lahan.
aa. Biaya land leveling, antara lain terdiri dari biaya penyisihan dan
pengembalian top soil, pemadatan dan perataan tanah yang
disesuaikan dengan topografi lahan.
ab. Pembuatan galangan.
ac. Pembuatan jalan usaha tani didalam hamparan perluasan sawah.
ad. Biaya pembuatan pematang batas pemilikan.
ae. Biaya untuk pekerjaan penunjang lainnya.
3) Waktu Pelaksanaan
23

Kegiatan survey investigasi dan desain ini direncanakan untuk


dilaksanakan selama 2 (dua) bulan kalender dengan setelah
penandatanganan kontrak
4) Pemeriksaan Pelaksanaan Pekerjaan.
Pemeriksaan Pelaksanaan Pekerjaan dilakukan oleh Tim Pemeriksa
pekerjaan yang ditunjuk oleh PPK dengan tahapan sebagai berikut :
Pada saat melaksanakan pengukuran dan pencatatan data dilapangan,
pemeriksaan dilakukan oleh Tim Pemeriksa Pekerjaan .Beberapa hal
yang diperiksa antara lain mencakup :

1) Hasil pengukuran dilapangan pada setiap obyek yang diukur,


mencakup pembacaan azimuth, pembacaan benang
silang( Kruisdraad), perbedaan tinggi ,jaraj horizontal maupun tinggi
objek (patok ) baik menutut perhitungan maupun perbaikan.

2) Koreksi vertikal dan horizontal pada penggambaran polygon utama ,


beserta cara perbaikannya.

3) Pemasangan patok BM (bench March) sebagai berikut titik ikat dasar


pengukuran di lokasi.

4) Pemasangan patok-patok pada setiap objek yang diukur.

5) Kesesuaian daftar petani.

keperluan pemeriksaan tersebut diatas, maka Tim Pemeriksa harus


memeriksa Buku Ukur yang di cocokkan dengan situasi
sesungguhnya dilapangan . Apabilah terjadi kesalahan maka Tim
Pemeriksa langsung memberikan koreksinya.
24

Setelah rekanan menyerahkan Draft Laporan hasil pekerjaan beserta


Buku Ukur lapangan kepada Tim Pemeriksa Pekerjaan , maka Tim
Pemeriksa Pekerjaan memeriksa hal-hal sebagai berikut :

1) Hasil Perbaikan pada pembuatan polygon utama berserta perbaikan


hasil pengukuran polygon bantuan dan rincikan dalam peta Dasar
teknis.

1) Gambar garis kontur berserta interpolasi pembuatannya didalam Peta


Dasar Teknis

2) Gambar Pemetaan dan hasil pengukuran terhadap setiap objek yang


diukur didalam Peta Dasar Teknis .

3) Kesesuaian antara Peta Topografi dan Peta Desain dengan Peta


Dasar Teknis.

4) Daftar Pemilikan Tanah

5) Perhitungan Volume galian dan timbunan

6) Analisa Biaya Konstruksi

7) Kelengkapan Peta Situasi Lokasi

8) Kelengkapan Peta Topografi

9) Kelengkapan Peta Rancangan (Desain ) pembukaan lahan baru


petak-petak usaha tani.

Desain yg harus diserahkan oleh Konsultan Kepada Pemberi Pekerjaan /PPK


Ialah :
25

Daftar pemilik lahan, kemiringan lahan (slope) dan jenis Vegetasi.


Perhitungan Volume galian dan timbunan perpemilik lahan.
Analisa biaya konstruksi pencetakan sawah dirinci menurut jenis pekerjaan ,
misalnya : land clearing, Land Leveling , pembuatan jalan usaha tani
pembuatan galengan ( pematang) dan sebagainya.

1) Peta Situasi Lokasi yang dibuat diatas Perta present Land Use dengan
skala peta sesuai dengan peta Tata Guna tanah.
2) Peta Topogafi pencetakan sawah dengan ukuran kertas gambar A 1. Pada
sudut kanan bawah dibuat kolom pengesahan dari Tim Pemeriksa pekerjaan
.
3) Peta Rancangan (desain ) pencetakan sawah dibuat dengan skala 1 : 1.000
dengan ukuran kertas gambar A-1 . Pada sudut kanan bawah dibuat kolom
pngesahan dari Tim Pemeriksa Pekerjaan .
4) Hasil desain pencetakan sawah tersebut pada butir 1) sampai dengan 6)
disusun dan dijilid sedemikian rupa sehingga merupakan sebuah buku yang
praktis untuk digunakan dilapangan. Sebelum buku tersebut diserahkan
kepada pemberi pekerjaan, terlebih dahulu diperiksa oleh tim pemeriksa
pekerjaan, dengan mengunakan Berita Acara.
5) Jangka Waktu Pelaksanaan
Pekerjaan Survey dan Desain Perluasan Sawah harus dapat
diselesaikan dalam jangka waktu 90 ( Sembilan puluh hari ) hari kalender
dihitung dari tanggal tanda tangan kontrak.
6) Sumber Dana
Dana yang digunakan dalam pekerjaan ini bersumber dari Dana APBD
Kabupaten buol Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016.
7) Program Kerja
Konsultan Perencanaan harus segera mmenyusun program kerja minimal
meliputi :
1) Jadwal Kegiatan Secara Detail.
26

2) Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan Keahliannya).


3) Tenaga-tenaga yang diusulkan Konsultan Perencanaan harus mendapatkan
persetujuan dari Kuasa Pengguna Anggaran.
4) Konsep Penanganan pekerjaan perencanaan.
5) Program kerja keseluruhan harus mendapat persetujuan dari Kuasa
Pengguna Anggaran, setelah sebelumnya dipersentasikan oleh Konsultan
Perencanaan dan mendapatkan pendapat teknis dari Tim Teknis Kegiatan.
8) Hasil Pekerjaan
1) Membuat laporan pendahuluan, draf laporan akhir dan untuk laporan
akhir pekerjaan, 1 ( satu) asli, 3 (tiga) rekaman.
2) Menyerahkan peta/album peta perencanaan pada kertas A3 dan A3
masing-masing 3 (tiga) rangkap dan 3 (tiga)soft copy yang memuat :
peta topografi, Peta rancang, vegetasi dan lain-lain sesuai kebutuhan
(sesuai permintaan pengguna barang).
E. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan ini adalah pelaksanaan survey dan investigasi pada
calon lokasi perluasan sawah dan pembuatan desain rancangan perluasan
sawah pada calon lokasi yang dinyatakan layak untuk sawah. Tahapan
pekerjaan kegiatan survey, investigasi dan desain perluasan sawah adalah
sebagai berikut :

1) Persiapan

2) Sosialisasi dan Koordinasi

3) Pengumpulan data primer dan sekunder

4) Tabulasi dan pengolahan data

5) Penentuan kelayakan calon lokasi


27

6) Pengukuran dan pembuatan desain, meliputi pengukuran lapangan,


penyediaan peta dasar teknis, pembuatan peta situasi lokasi Pembuatan peta
topografi dan Pembuatan peta rancangan/desain skala Pembuatan daftar
petani pemilik/penggarap

a. Analisis harga satuan dan perhitungan biaya konstruksi perluasan


sawah
b. Untuk mempercepat proses pelaksanaan survey investigasi dan
desain, dilakukan pembagian paket pekerjaan sesuai dengan
jangkauan lokasi masing-masing wilayah. Pembagian paket terkecil
tetap mengacu pada standar pelelangan minimum.
a. Koordinasi Awal
Tahapan koordinasi awal merupakan kegiatan yang perlu dilakukan sebaik
mungkin , terutama dalam kerangka obyektivitas data sebagai tindak lanjut
pelaksanaan tahapan kegiatan berikutnya. Kegiatan yang berlangsung pada
tahap ini adalah :
Koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bangka
Selatan
Penyusunan percetakanngka dasar kebutuhan data maupun metode
pelaksanaan kegiataan survey.
Perancangan peta kerja , terutama dalam kaitannya dengan identifikasi
lapangan dan penetapan titik- titik pengukuran lahan.
Sosialisasi. Sosialisasi kepada petani peserta percetakan sawah dilakukan
untuk memmberikan pengertian terhadap kegiatan percetakan sawah serta tata
cara dan pentahapan pelaksanaan kontruksi nya yang akan dilaksanaan,
maupun pemanfaatan lahan lahan sawah baru yang nantinya akan
dilaksanakan oleh petani sendiri. Dengan demikian petani diharapkan dapat
lebih berpartisipasi didalam pelaksanaan percetakan sawah dan
pemanfaatannya.
28

Pendaftaran Ulang Petani. Mengingat adanya tenggang waktu antara


pelaksanaan desain dengan pelaksanaan konstruksi yang memungkinkan
adanya perubahan- perubahan terhadap status pemilikan tanah dan vegetasi
lahan pada lokasi percetakan sawah, maka masih diperlukan pendaftaran
ulang petani peserta. Dengan pendaftaran ulang ini akan diperoleh kepastian
nama- nama petani dan status pemilikan tanah serta jenis vegetasinya.
Pendaftaran ulang petani ini dilakukan oleh petugas Dinas Pertanian
Kabupaten dan dibantu oleh PPL.
Pengajuan Surat Permohonan dan Peryataan Kesanggupan Petani . Petani
secara berkelompok mengajukan Surat Permohonan dan Pernyataan
Kesanggupan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang menangani
kegiatan percetakaan sawah. Petani yang diperkenankan mengajukan surat
permohonan hanyalah petani pemilik penggarap atau penggarap yang
berdomisili di dalam desa atau daerah kecamatan dari lokasi dan mata
pencaharian utamanya dari usaha tani.
b. Pengumpulan Data
Survey Investigasi Desain (SID) Percetakan Sawah dilaksanakan setelah
dilakukan survey inventarisasi sehingga calon lokasi pengembangan sudah
dipilih . Data yang diperlukan dalam pekerjaan ini meliputi data primer dan
data sekunder.
c. Pengumpulan Data Primer
Data primer atau data lapangan didapatkan dari pengukuran secara
langsung dilapangan baik dengan memakai alat ukur maupun tidak. Metode
pengumpulan data primer disesuaikan dengan jenis data yang akan
dikumpulkan. Data yang dikumpulkan antara lain meliputi :
Data Koordinat Bumi. Data koordinat bumi yang dibutuhkan dalam pekerjaan
yaitu : system koordinat geografis ( derajat, menit , detik), system koordinat
geografis ( derajat decimal) dan system koordinat UTM (jarak )
Pengambilan dan pengukuran titik- titik koordinat pad pekerjaan ini dilakukan
dengan menggunakan alat GPS (Global Positioning System).
29

Data Pengamatan Topografi dan Morfologi.


Data Pengamatan Geologi dan Litologi.
Pengambilan Dokumentasi Foto
Data Sosial Ekonomi ; data kependudukan , perhubungan dan transportasi,
kepemilikan tanah dan perundangan.
Data Kuisioner ; data kuisioner perlu disiapkan secara ringkas tetapi jelas.
Pengisisan data kuisioner dapat dilakukan melalui wawancara dengan petani
dan observasi langsung dilapangan. Kuisioner yang dibuat berisikan data-data
antara lain sebagai berikut :
1) Nama pemilik lahan dan penggarapnya.
2) Keadaan umum lahan calon lokasi.
3) Keadaan jalan dan jembatan.
4) Prasarana usahatani (jalan usahatani, jembatan, jalan dan gorong-gorong).
5) Kelembagaan pertanian (BPP, P3A, PPL, KUD, dan kelompok tani).
6) Peranan PPL
d. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber khususnya dari instansi-
instansi terkait serta dari berbagai pustaka yang relevan dengan penelitian baik
berupa laporan peenelitian sebelumnya, data statistik, peta dan berbagai
informasi lainnya. Data-data sekunder yang diperlukan antara lain adalah :
Data Vektor ; data sekunder yang bersifat vector atau grafis adalah peta, baik
itu peta topografi maupun peta tematik lainnya. Sumber data bisa didapatkan
pada Bakosurtanal, Bappeda dan dinas terkait. Peta-peta dasar yang
dikumpulkan antara lain :
1) Peta Administrasi
2) Peta Topografi
3) Peta Geologi
4) Peta Penggunaan Lahan.
5) Dan peta-peta lainnya.
Data Tekstual ; didapatkan pada dinas terkait seperti: Badan Pusat Statistik
(BPS), Badan Metereologi dan Geofisika (BMG), Dinas Pekerja Umum (PU),
Dinas Pertanian . Data yang dibutuhkan antara lain yaitu :
30

1) Data curah hujan, temperature dan hari hujan.


2) Data kependudukan.
3) Data potensi desa dan kecamatan
4) Daftar harga satuan dan bahan upah setempat.
5) Data laporan kegiatan terdahulu (bila ada ).
6) Informasi kegiatan fisik yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum
termasuk keadaan jaringan tata air.
7) Kebijakan/Regulasi/Pengatuaran meliputi :
8) Kebijakan yang berhubungan dengan pengembangan pertanian.
9) Kebijakan yang berhubungan dengan perencanaan tata ruang wilayah.
a. Pengolahan Dan Analisa Data
Data yang telah dikumpulkan baik data primer maupun sekunder diolah dulu
sebelum masuk dalam tahap analisis. Data hasil pengukuran di lapangan
dengan menggunkan alat GPS akan menghasilkan titik-titik koordinat bumi.
Selanjutnya titik-titik Koordinat Geografis dan Koordinat UTM tersebut akan
diolah guna menghasilkan peta lokasi pekerjaan, peta percetakan sawah dan
peta-peta lainnya. Tahapan pembuatan peta adalah sebagai berikut :
Permodelan SIG (Sistem Informasi Geografis)
Permodelan SIG (Sistem Informasi Geografis) atau GIS ( Geographic
Information System) dilakukan untuk penyusunan item-item guna membangun
basis data dan dilakukan sesuai dengan kebutuhan analisis. Dengan demikian
perancangan basis data akan memperhatikan kerangka analisis serta
permodelannya.
Komponen perangkat lunak SIG pad umumnya berfungsi sebagai pemasukan
data, pengelolaan basis data, penyajian output data, transformasi data, dan
pelacakan informasi (query).
Perangkat lunak untuk membangun database SIG akan menggunakn system
operasi Microsoft Windows (MS) versi windows 10 yang didukung oleh
perangkat lunak (software) aplikasi sebagai berikut :
ArcGIS Versi 10.1 dan Global Mapper , perangkat lunak aplikasi ini akan
digunakan untuk Query database yang telah terbentuk.
31

Ms Access dan Ms Excel. Perngkat lunak ini kan digunkan untuk membangun
database program aplikasi data tekstual. Langkah langkah Permodelan SIG
Pekerjaan ini meliputi :
1.) Digitasi, yaitu membuat layer peta dalam bentuk data vector, yang disebut
coverange.
10) Editing, yaitu memperbaiki ( mengedit ) hasil digitasi untuk mengeliminir
kesalahan.
11) Membangun Topologi, yaitu membangun hubungan antara data spasial dan
atributnya.
12) Tranformasi, yaitu mentran
a. Desain Peta Sawah
Peta rancangan [ desain ] sawah pada lokasi pekerjaan merupakan hasil akhir
dari seluruh pekerjaan laporan SID percetakan sawah Desa Unone Kabupaten
Buol Peta sawah ini akan menampilkan pembagian luas rencana lahan sawah
secara keseluruhan dan pembagian petak sawahnya dengan menampilkan
system koordinat bumi serta dimensi yang terukur dalam satuan luas lahan m
dan Ha, di sajikan dalam ukuran kertas kerja A3. Beberapa hal yang di
perhatikan dalam proses pembuatannya.
Desain hanya di lakukan pada lokasi yang berdasarkan hasil survey investigasi
telah di nyatakan layak untuk pencetakan sawah.
Desain adalah rancangan petak sawah di buat untuk dipergunakan sebagai dasar
dalam pelaksanaan kontruksi pencetakan sawah.
Sebelum dilaksanakan pembuatan desain terlebih dahulu dilakukan penyuluhan
dan para petani pemilik lahan diminta untuk memasang patok patok pemilihan
lahan.
Peta harus di buat dalam multiyear dengan warna dan legenda yang berbeda
pada setiap layernya.
b. Pembuatan Peta Situasi Lokasi
Peta situasi lokasi perluasan sawah dibuat diatas peta land use [ peta tata
guna tanah ] Isi dalam pemetaan situasi adalah:
32

1) Peruntukan lahan, misalnya persawahan, hutan lindung dan sebagainya


2) Jaringan kerangka dasar, garis kontur, titik ketinggian dll.
3) Batas pemerintah, kampung, desa, kecamatan, dll.
4) Batas tata guna lahan / vegetasi lahan.
5) Tata letak jalan, jalan desa, jalan setapak, dll.
6) Seluruh alur sungai , tata letak saluran, bangunan irigasi,dranase dan
bangunan lainnya.
7) Batas petak tersier, lokasi perluasan sawah dan lahan yang tidak dapat di
cetak menjadi sawah.
8) Batas pemilikan lahan setiap petani sebelum di rancang yang di rencanakan
menjadi petak-petak sawah.
33

c. Pembuatan peta topografi per hamparan > 10 ha.


Peta topografi dan dalam pembuatannya harus memuat data sebagai berikut :
1) Garis kontur dengan interval kontur yang disesuaikan dengan skla peta
Dan Gambar
tingkat kemiringan lereng.Kecamatan Tiloan Kab.Buol
: 3.1 Peta Situasi
2) Batas-batas alam : desa, sawah yang ada, areal yang dapat dikembangkan
beserta vegetasi lahan.
3) Jalan usaha tani dan jaringan irigasi yang sudah ada dan yang akan
dilaksanakan.
4) Batas pemilikan lahan setiap petani, nomor urut petani, pemilik dan luas
kepemilikannya.
5) Jaring-jaring ukur [polygon] utama serta titik-titik hasil pengukuran yang
dilengkapi dengan evaluasi.
d. Pembuatan Peta Rancangan [ Desain ]
Peta rancangan [ desain ] dibuat dalam skla 1:1000 dan dalam
pembuatannya harus memuat data sebagai berikut :
34

e.Pekerjaan pengukuran dan pembuatan peta dasar teknis.


Peta dasar teknis dan pekerjaan pengukuran harus berdasarkan pada :
Titik ikat dasar yang dipakai sebagai titik ikat dalam pengukuran polygon
utama dan bantuan.
Pengukuran polygon utama dilakukan dengan cara polygon tertutup.
Pengukuran rincian dimulai dari titi polygon utama atau bantuan dan berakhir
pada titik polygon utama atau polygon bantuan lainnya.
1) Tata letak petak-petak sawah yang akan di rancang sedapat mungkin
sejajar garis kontur.
2) Rancangan [ desain ] petak-petak sawah dibuat maksimal 50x100 m
pada daerah yang datar.
3) Tata letak jaringan irigasi dalam hamparan perluasan sawah dengan
memperhatikan system tata air dilokasi tersebut.
4) Tata letak jalan usaha tani dalam hamparan perluasan sawah.
5) Nomor petak tersier. Nomor urut petani pemilik sawah, nomor petak
sawah per petani dan luas petakan sawah.
6) Elevasi setiap sudut petak sawah yang sudah dirancang.
7) Batas jenis vegetasi anatar hutan berat, hutan ringan, tegalan, alang-
alang dan batas pengguna lahan.
8) Potongan melintang rencana land lavelling.
f. Pembuatan Dafar Petani Pemilik Penggarap
Daftar nama petani pemilik dibuat pada setiap petak sawah yang memuat :
1) Nomor urut petani per petak tersier sesuai yang tercantum dalam peta
topografi dan peta rancangan petak-petak sawah.
2) Luas pemilikan lahan setiap petani.
3) Jumlah dan luas petak-petak sawah yang dirancang setiap petani.
4) Rincian jenis vegetasi per pemilikan lahan.
g. Spesifikasi teknik perluasan sawah.
Pembuatan spesifikasi teknik bertujuan untuk memudahkan pembuatan
rencana biaya, pembacaan gambar dilapangan, dan penyusunan rencana usulan
kegiatan kelompok [ RUKK ]
h. Perhitungan biaya kontruksi perluasa sawah.
Hal hal yang harus diperhitungkan dalam rencana biaya kontruksi yaitu :
35

1) Biaya land clearing yang di sesuaikan dengan jenis vegetasi lahan.


2) Biaya land laveling , antara lain terdiri dari biaya penyisihan dan
pengembalian top SOIL, pemadatan dan pemerataan tanah yang di
sesuaikan dengan topografi lahan.
3) Pembuatan galangan.
4) Pembuatan jalan usaha tani dalam hamparan perluasan sawah.
5) Pembuatan jaringan irigasi / saluran air atau tat a air dalam hamparan Biaya
pembuatan pematang batas pemilikan.
36

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Laporan yang dihasilkan merupakan Laporan SID Percetakan Sawah
Kabupaten Buol yaitu ;
Pertama, Pendahuluan Pada Bab ini dibahas mengenai latar belakang
lloio Gambar : 3.2 Peta Dasar Teknis Kecamatan Tiloan Kab.Buol
pekerjaan, maksud dan tujuan pekerjaan, sasaran pekerjaan, ruang
lingkup kegiatan serta sistematika penyusunan laporan. Metedologi
Pekerjaan Uraian metodologi (cara kerja) yang digunakan konsultan
dalan Pekerjaan Survei Investigasi dan Desain (SID) Percetakan
Sawah.
Kedua, Kondisi Regional
Kabupaten Buol Provinsi Sulawesi Selatan
Menjelaskan Kondisi administrtif dan geografis Kabupaten Buol
Pro vinsi Sulawesi selatan Secara regional.
Ketiga, Kondisi Wilayah
Pekerjaan Memaparkan kondisi fisik wilyah pekerjaan baik secara
regional maupun detail hasil dari penelitian primer maupun
sekunder.

Вам также может понравиться