Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah belajar tentang dan melalui gerak.
Akivitas fisik terpilih yang dikemas dengan berbagai model yang berkembang dan
digunakan dalam pembelajaran Penjas dimaksudkan untuk menggambarkan rancangan
pembelajaran yang telah guru rencanakan agar siswa dapat belajar dengan baik.
Penggunaan model-model pembelajaran juga tak lepas dari harapan untuk dapat
mewujudkan pembelajaran yang efektif agar tujuan belajar Penjas dapat tercapai.
Makalah ini membahas mengenai penyampaian informasi dari guru kepada siswa
mengenai pembelajaran yang dilakukan, meliputi mengapa suatu informasi diberikan,
kapankah informasi tersebut diberikan dan bagaimanakan cara menyampaikan informasi
tersebut.
1
mewujudkan pembelajaran penjas yang efektif, yang diharapkan dapat membuat siswa
mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.
BAB II
ISI
2
Pada bab ini, penulis menguraikan pembahasan dari permasalahan secara terpadu
mengenai jenis-jenis informasi dan bagaimana cara menyampaikan informasi belajar
dalam pembelajaran Penjas.
Cues are pieces of information given before practice and intended to failitate the
upcoming learning trials. Guides are given to students during a practice trial.
Performance feedback is provided to students after the trial is completed and
pertains directly back to the attempt.
3
dalam proses pembelajaran, dan dapat ditujukan pada satu orang siswa, satu kelompok
atau kepada seluruh siswa. Tentu saja ini tergantung pada model atau metode apa yang
guru gunakan dalam pembelajaran tersebut. Isyarat dapat disampaikan dalam beragam
cara. Seperti yang diungkapkan Metzler (2000: 101): ..... Cues can be delivered in
variety ways: verbal, nonverbal, combination, manipulative and mediated.
Lebih lanjut, cara yang dapat digunakan untuk menyampaikan isyarat kepada siswa
adalah sebagai berikut.
1) Verbal
Isyarat dapat disampaikan secara langsung dengan cara verbal. Guru dapat
langsung menyampaikan bagaimana cara menampilkan suatu rangkaian
ketrampilan gerak mengenai tugas gerak yang diberikan kepada siswa.
2) Nonverbal
Bahasa tubuh dan pemodelan mengenai gerak yang benar dan salah juga dapat
dilakukan untuk menyampaikan isyarat atau cues.
3) Kombinasi verbal dan nonverbal
Informasi juga dapat diberikan dengan mengkombinasikan cara verbal dan
nonverbal. Cara ini biasanya akan lebih cepat dipahami siswa, karena siswa
bukn hanya mendengar intruksi tetapi juga melaihat peragaan dari guru.
4) Manipulasi
Cara ini dapat dijadkan sebagai alat komunikasi dalam penyampaian informasi
kepada siswa dengan cara memanipulasi alat gerak siswa untuk menunjukkan
gerakan seperti apa yang seharusnya dilakukan siswa pada tugas yang akan
diberikan. Misalnya: menggerakkan tangan siswa agar melakukan pegangan
raket dengan benar, dan lain-lain.
5) Media
Penggunaan media audio, visual maupun audio-visual seperti rekaman video,
gambar maupun foto juga dapat digunakan untuk menyampaikan informasi
dalam tahap isyarat ini.
4
Kadangkala siswa membutuhkan informasi pada saat mereka sedang melakukan
tugas gerak atau terlibat dalam sebuah aktivitas gerak di dalam pembelajaran, misalnya
ketika sedang terlibat dalam permainan sepakbola. Informasi dapat diberikan oleh guru
ketika siswa sedang melakukan aktivitas, misalnya guru mengintruksikan tim yang
diserang dalam permainan bolabasket untuk kembali ke areanya sendiri dan bertahan,
informasi seperti ini disebut guide atau panduan. Panduan dalam proses pembelajaran
menajdi hal yang penting. Mengapa?. Dengan adanya panduan dari guru, siswa akan
terbantu dalam melakukan tugas yang diberikan. Terlebih jika tugas gerak baru
dipelajari siswa. Panduan dari guru akan berkontribusi besar terhadap ketuntasan tugas
gerak yang dilakukan siswa.
5
umpan balik diberikan oleh orang lain, biasanya adalah guru. Namun bisa juga
umpan balik berasal dari siswa lainnya.
2) Congruency of feedback
Dimensi ini mengacu pada seberapa baik suatu umpan balik diberikan sesuai
dengan unsur-unsur gerak yang sedang dilakukan. Ada dua tipe umpan balik
yiatu congruent feedback dan incongruent feedback.
3) Feedback content
Ada dua jenis penyampaian umpan balik pada dimensi feedback content ini,
yaitu secara umum dan spesifik. General feedback content disampaikan dengan
hanya memberikan indikasi umum mengenai ketercapaian tugas yang
dilakukan siswa. Misalnya ketika seorang siswa dengan sukses melakukan
tembakan bola ke dalam ring. Kemudian sang guru berkata Itu bagus, Nak!.
Guru memberikan umpan balik tanpa menjelaskan ketercapaian tugas yang
dilakukan siswa. Sedangkan pada specific feedback content, guru memberikan
umpan balik yang lebih detail dan spesifik mengenai ketercapaian tugas yang
dilakukan siswa. Contoh, ketika siswa pelari gagal mencapai base saat bermain
softball, kemudia guru berkata Kamu kurang cepat berlari menuju base!.
4) Accuracy of feedback
Dimensi ini mengacu pada ketepatan umpan balik. Apakah umpan balik yang
disampaikan tugas betul-betul menjelaskan tugas gerak. Ada dua tipe umpan
balik, yaitu accurate feedback dan inaccurate feedback.
5) Timing
Umpan balik pada dimensi ini mengacu pada rentang antara akhir penuntasan
tugas dan penyampaian umpan balik kepada siswa. Ada dua jenis umpan balik
dalam tipe ini yaitu immediate timing feedback dan delayed timing feedback.
Pada immediate timing feedback, guru akan langsung menyampakan umpan
balik kepada siswa sesaat setelah siswa melakukan tugas gerak. Misalnya
seorang siswa baru saja menampilkan lompatan yang baik, kemudian guru
langsung berkata kepada siswa tersebut Itu lompatan yang bagus!.
Sedangkan delayed timing feedback, setelah rentang waktu yang agak lama,
misal saat kelas akan berakhir guru baru menyampaikan umpan balik kepada
siswa yang melakukan lompatan yang baik tersebut.
6) Modality
6
Dimensi ini mengacu pada bagaimana guru memberikan umpan balik kepada
siswa, dengan verbal atau nonverbal. Dengan verbal, guru bisa mengatakan
secara lungsung kepada siswa, misalnya Kerja bagus, Nak!. Cara nonverbal
bisa dilakukan dengan cara memberikan tanda dengan mengacungkan ibu jari,
bertepuk tangan, menepuk pundak atau misalnya menggelengkan kepala.
7) Evaluation
Umpan balik pada dimensi ini mengindikasikan apakah guru mengekspresikan
sesuai atau tidaknya tugas yang telah siswa selesaikan. Pada positive
evaluation, guru menyampaikan mengenai keberhasilan siswa dalam
menyelesaikan tugas, misalnya dengan berkata Saya rasa kamu mengambil
keputusan yang tepat atau misalnya Usaha yang bagus! . Dalam negative
evaluation, guru menyampaikan secara jelas ketidaktepatan siswa dalam
melakukan tugas gerak, misalnya berkata Keseimbanganmu hilang saat
melakukan putaran terakhir. Sedangkan dalam neutral evaluation, guru
menyampaikan feedback yang sifatnya netral, misalnya dengan mengatakan
Itu tidak buruk, Nak!.
8) Corrective attributes
Ada dua jenis umpan balik dalam dimensi ini, yaitu non-corrective feedback
dan corrective feedback. Pada non-corrective feedback, umpan balik yang
diberikan guru hanya berkenaan dengan kesalahan siswa misalnya Kakimu di
posisi yang salah! atau Kau kehilangan bolanya!. Sedangkan dalam
corrective feedback, selain mengatakan kesalahan siswa namun juga diikuti
dengan koreksi atas kesalahan siswa, misalnya dengan berkata, Itu sudah baik,
tapi lain kali biarkan kepalamu tetap menengadah.
9) Direction
Pada dimensi ini umpan balik mengacu pada siapakah umpan balik ditujukan.
Jenisnya ada tiga, yaitu individual feedback, group feedback dan class
feedback. Indvidual feedback ditujukan pada satu orang siswa, umpan balik ini
disampikan dengan menyebutkan nama siswa tersebut. Group feedback
diberikan pada sekelompok siswa dalam satu kelompok. Sedangkan class
feedback diberikan pada seluruh siswa dalam sebuah kelas.
7
Umpan balik merupakan salahsatu hal penting dalam proses belajar, namun kita
belum tahu pasti cara terbaik untuk melakukannya dalam setiap situasi. Namun,
berdasarkan penelitian dari belajar gerak dan pedagogik, terdapat beberapa aturan yang
dapat menjadi pegangan guru untuk melakukan hal tersebut, yaitu:
1) Lebih banyak umpan balik lebih baik daripada umpan balik yang minim
2) Umpan balik yang spesifik lebih efektif dibandingkan dengan umpan balik yang
umum
3) Umpan balik yang segera lebih efektif daripada umpan balik yang ditunda
4) Umpan balik yang mengkoreksi siswa lebih membantu dibanding umpan balik
yang negatif
5) Umpan balik kombinasi lebih membantu dibanding dengan umpan balik verbal
atau nonverbal saja
6) Kemajuan siswa bisa didapatkan dengan lebih sedikit umpan balik, namun
harus lebih spesifik
7) Siswa baru/pemula membutuhkan semua umpan balik yang bisa mereka
dapatkan, termasuk umpan balik yang memotivasi dan mengakui usaha yang
telah mereka lakukan
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
8
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA