Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
F A K U LT A S K E H U T A N A N
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
PENGARUH BEBERAPA MEDIA TANAM
TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN GAHARU
( Aquilaria beccariana van Tiegh.)
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN
KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
F A K U LT A S K E H U T A N A N
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2009
RINGKASAN
Gaharu merupakan salah satu komoditas hasil hutan bukan kayu yang
mempunyai peranan penting dalam peningkatan devisa negara. Saat ini tidak kurang 17
(tujuh belas) jenis tumbuhan yang dapat menghasilkan gaharu diantaranya adalah
Aquilaria beccariana. Meningkatnya permintaan pasar dan harga jual gaharu yang cukup
tinggi, menyebabkan usaha pencarian gaharu oleh masyarakat di hutan alam meningkat
terlebih masyarakat tersebut lebih banyak yang salah tebang. Cara pemungutan seperti
ini berdampak terancamnya kelestarian gaharu, tidak diimbangi dengan pembudidayaan
dengan baik.
Teknik pembesaran gaharu melalui kombinasi beberapa media diharapkan dapat
memberikan pilihan terhadap usaha konservasi dalam pembudidayaan. Pengembangan
gaharu yang dilakukan merupakan salah satu upaya untuk mengkonservasi dan
sekaligus membudidayakan pohon penghasil gaharu agar dapat meningkatkan nilai
ekonomi baik untuk kesejahteraan masyarakat terutama yang tinggal di sekitar hutan,
maupun untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. Tujuan Penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh beberapa kombinasi media tanam terhadap pertumbuhan tanaman
gaharu. ( Aquilaria beccariana van Tiegh.)
Gaharu is one of the commodities is not wood forest products have an important
role in increasing income countries. Currently, not less 17 (seventeen) the type of plants
that can produce gaharu are Aquilaria beccariana. The increasing market demand and
prices high enough gaharu, gaharu search effort caused by the increase in the natural
forest community is more that one chop. How this affects polling threat such as
preservation of gaharu, does not offset the cultivation well.
Gaharu enlargement techniques through a combination of media can be
expected to provide options for conservation efforts in cultivation. Development of the
gaharu is one of the efforts to conserve and cultivation trees that produce gaharu can
increase the economic value both for the welfare of the people especially those living in
the surrounding forest, and to improve the original income. Research goal is to
understand the influence of some combination of media to increase growth planting
gaharu. (Aquilaria beccariana van Tiegh.)
Research was conducted in the green house of Bogor Botanical Gardens
Tamansari Kav, conducted during the four months from early May until the end of
October 2008. Materials used include media seedling, planting media, gaharu seeds,
pest control drug / insecticide and paranet. Tools that are required, among other polybag,
gathering trash, trash blender media, weight, caliper, tools write, sprayer, emrat, mixer
media, a small shovel, digital cameras, computers, scaner, printer and Program SPSS
15.
Results of research showed that high bulge stem diameter and average plant
gaharu on a combination of media treatment plant land-sand-compost dry leaves results
show that most high is 2.42 cm, and most of that is 1.34 mm in the week to 18 . Growing
number of gaharu plant leaves have a tendency not show significant results.
This research is expected to contribute in developing the cultivation and
preservation of gaharu are ready to plant in the field.
Menyetujui :
Komisi Pembimbing
Dosen Pembimbing I
Mengetahui :
Dekan Fakultas Kehutanan IPB,
Tanggal lulus :
KATA PENGANTAR
Syukur puji bagi Allah atas segala karunia, rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Judul yang dipilih dalam
penelitian ini adalah Pengaruh Beberapa Media Tanam Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Gaharu ( Aquilaria beccariana van Tiegh.) yang dilaksanakan selama
empat bulan yaitu dari awal bulan Mei sampai akhir bulan Oktober 2008.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa karya ilmiah yang disusun ini
masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, diharapkan adanya masukan, kritik dan
saran dari pembaca untuk memperoleh hasil penelitian selanjutnya yang lebih
baik.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Halaman
KATA PENGANTAR .. i
RIWAYAT HIDUP . ii
DAFTAR TABEL . vi
DAFTAR GAMBAR . vii
DAFTAR LAMPIRAN . viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan .... 1
C. Hipotesis .... 1
D. Manfaat ...... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..... .3
A. Gaharu (Aquilaria beccariana van Tiegh.) .. 3
1. Taksonomi .... 3
2. Morfologi dan Biologi .. 3
3. Status Kelangkaan .... 4
4. Penyebaran dan Tempat Tumbuh .. 5
5. Manfaat ..... 6
6. Perdagangan Gaharu .. 6
B. Pembudidayaan ..... 6
1. Pengadaan Bibit .... 7
2. Persemaian .... 7
3. Pemeliharaan .... 8
C. Media Semai, Media Tanam dan Kombinasinya .. 8
BAB III METODOLOGI .... 10
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .. 10
B. Bahan dan Alat Penelitian .. 10
1. Bahan-bahan ....... 10
2. Alat-alat ........... 10
C. Metode Penelitian .... 11
1. Tahap Persiapan . 11
a. Pengecambahan Benih .. 11
b. Persiapan Media . 12
2. Tahapan Pelaksanaan . 13
a. Penyapihan . 13
b. Pemeliharaan .. 13
c. Pengamatan 14
D. Rancangan Percobaan 14
E. Analisis Data . 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...... 16
A. Hasil Penelitian .. 16
1. Pertambahan Tinggi Tanaman Gaharu. .. 16
2. Pertambahan Diameter Batang Tanaman Gaharu. . 16
3. Pertumbuhan Jumlah Daun Tanaman Gaharu .. 19
B. Pembahasan .... 21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 24
A. Kesimpulan .... 24
B. Saran ....... 24
DAFTAR PUSTAKA ... 25
LAMPIRAN . 27
DAFTAR TABEL
B. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa kombinasi
media tanam terhadap pertumbuhan tanaman gaharu. ( Aquilaria beccariana van
Tiegh.)
C. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan adalah beberapa kombinasi media tanam yang
berbeda akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman gaharu
( Aquilaria beccariana van Tiegh.).
D. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
upaya pengembangan budidaya serta pelestarian gaharu yang siap tanam di
lapangan..
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Taksonomi
Taksonomi tanaman Gaharu adalah :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Klass : Dicotyledone
Sub Klass : Magnoliopsida
Ordo : Thymelaeles
Famili : Thymelaeaceae
Genus : Aquilaria
Species : Aquilaria beccariana van Tiegh
Beberapa nama lokal / daerah spesies ini adalah mengkaras, gaharu dan
gumbil minyak / nyabak. (Iriansyah et al. 2006). Nama lokal gaharu di Sumatera
yaitu Gaharu, Halim, Alim, Karas, Kareh, Mengkaras, Seringkak. Di Kalimantan
disebut Baru, Gambil, Sigi-sigi. Sedangkan di Malaysia disebut Ching Keras,
Gaharu, Gloop Garu, Kekeras, Kepang (Ponirin, 2003).
Dalam perdagangan, gaharu dikenal dengan nama agarwood, aloewood
dan eaglewood (Sumarna, 2002). Gaharu memiliki 4 kelas mutu yaitu Super, A,
B, dan C. Kelas Super digolongkan Gubal Gaharu sedangkan kelas A hingga C
disebut Kemedangan. Gubal gaharu memiliki bentuk beragam, berwarna hitam
dan sangat wangi. Sedangkan Kemedangan berukuran besar, berwarna coklat
hingga coklat kehitaman. Aromanya lebih rendah dari pada Gubal Gaharu
(Situmorang, 2002).
(a)
(b)
Gambar 1. (a) Biji Aquilaria beccariana van Tiegh.
(b) Herbarium Aquilaria beccariana van Tiegh
3. Status Kelangkaan :
Akibat tingginya harga gaharu dan karena belum tersedianya petunjuk
obyektif yang mampu mengidentifikasi adanya gaharu di dalam suatu pohon,
maka sampai sekarang banyak ditebang pohon yang tidak berisi gaharu, sehingga
pohon gaharu menjadi jenis tanaman langka dan dimasukan ke dalam CITES
APPENDIX II (Sumadiwangsa S. dan Zulneli. 1996).
Status kelangkaan Aquilaria beccariana adalah Rawan, VUA 1 cd. Jenis
ini banyak dicari dan ditebang karena gubal dan kemedangan gaharu yang
dihasilkan berharga sangat mahal. Populasi alami pohon ini menurun sangat
drastis. Ekspor gaharu dibatasi oleh kuota, tetapi pengiriman secara ilegal sering
terjadi (Mogea, J P et al, 2001).
5. Manfaat
Pohon gaharu yang tumbang puluhan tahun dan sudah terinfeksi, dapat
digunakan sebagai bahan baku industri parfum, kosmetik, obat-obatan, bahan
perlengkapan upacara ritual keagamaan.
Di Cina, gaharu telah dimanfaatkan untuk pengobatan berbagai penyakit
yang menyerang perut, ginjal dan dada, serta untuk aphrodisiac, asma, kanker
(thyroiod), kolik, diare, cegukan dan tumor (paru-paru). Pemanfaatan gaharu di
Mesir digunakan untuk membalsem dan meminyaki jenasah dan membentuk buku
pada bulan kuno (Soehartono dan Mardiastuti, 2003).
6. Perdagangan Gaharu
Gaharu selama ini diperdagangkan sebagai obat (terutama di Cina dan
India), parfum dan dupa (terutama di Jepang, negara-negara arab dan Timur
tengah) serta anti serangga di berbagai negara (Soehartono dan Mardiastuti,
2003).
B. Pembudidayaan
Pembudidayaan oleh sebagian kecil pengusaha sudah dilaksanakan, tetapi
masih dalam skala kecil. Pelestarian tumbuhan ini secara eks- situ telah dilakukan
di Kebun Raya Bogor (Mogea, J P et al, 2001). Salah satu faktor penting
keberhasilan budidaya/perkembangbiakan gaharu adalah pemilihan tempat
tumbuh yang tepat dan jenis gaharu yang akan dibudidayakan.
Ketinggian tempat tidak lebih dari 1.000 m di atas permukaan laut, curah
hujan tidak kurang dari 1.500 mm per tahun, pH tanah berkisar 4,0-6,5, tekstur
tanah berupa lempung berpasir dan memiliki kedalaman efektif untuk
perkembangan perakaran sekurangnya 76 cm (Iriansyah et al, 2006).
1. Pengadaan Bibit
Bibit tanaman penghasil gaharu dapat disediakan melalui cara generatif
maupun vegetatif. Pengembangbiakan secara generatif dapat diupayakan melalui
pengecambahan biji/benih yang tersedia di bawah tegakan induk alami (seed
stand). Dapat pula secara khusus didapat dari kebun benih (seed orchad) melalui
cabutan alam atau stump. Selain itu bibit juga dapat dikembangkbiakan melalui
stek pucuk maupun stek batang (Ponirin, 2003).
Pengadaan bibit tanaman penghasil gaharu yang berasal dari pembiakan
vegetatif dapat dilakukan dengan cara stek pucuk, sambungan, cangkok dan kultur
jaringan. Cara stek pucuk lebih umum dan lazim dilakukan dibandingkan dengan
cara lain misalnya kultur jaringan, karena selain praktis, mudah dan relatif murah.
Cara stek pucuk juga dapat menghasilkan bibit yang berkukalitas dan dapat
menuruni sifat-sifat baik pohon induk (Iriansyah et al, 2006).
Untuk menjaga kelembaban agar biji lebih cepat berkecambah, bedeng
tabur harus segera ditutup dengan sungkup. Setelah berkecambah kurang lebih
dua minggu, sungkup mulai dibuka. Selanjutnya jika kecambah telah berdaun 2-4,
bibit tersebut harus segera disapih atau dipindahkan ke polybag yang berisi media
subur. Bibit yang bersumber dari biji untuk mencapai siap tanam mempunyai ciri
telah bercabang dengan umur tanaman lebih kurang satu tahun (Iriansyah et al,
2006).
2. Persemaian
Persemaian bibit penghasil gaharu dapat dibuat skala masal melalui benih
unggul, stek pucuk dan kultur jaringan. Setiap teknik perbanyakan akan
mempunyai konsekuensi biaya produksi bibit. Pada tahap awal di persemaian.
semua jenis bibit penghasil gaharu memerlukan naungan yang cukup.
Pada penelitian lain terhadap pertumbuhan semai gaharu (Aquilaria
malaccensis Lamk.) yang paling optimal dari hasil penelitian ini adalah pada
paranet dengan intensitas naungan 27,5 %, jenis tanah latosol dengan tingkat
persaingan dua buah semai per polybag (Mulida L, 1999).
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan meliputi penyiraman, penyiangan, pemberian pupuk dan
pengendalian hama dan penyakit. Penyiraman dilakukan tergantung pada
kebutuhan bibit, penyiangan dilakukan terhadap rumput yang masih kecil-kecil
supaya tidak merusak tanaman pokok, pengendalian hama dilakukan dengan cara
penyemprotan terhadap bibit apabila tampak ada gejala-gejala penyakit (seperti
kutu putih di bagian belakang daun atau daun yang dapat mengakibatkan kematian
bibit (Iriansyah et al, 2006 ).
Beberapa jenis hama yang paling sering dijumpai adalah ulat pemakan
daun (Spodoptera sp). Penyakit yang biasanya mengganggu adalah penyakit
keriting daun diduga disebabkan oleh virus atau mikoplasma yang penularaanya
melalui serangga (Parman dan Tri Mulyaningsih, 2002).
Pencegahan hama yang menyerang terhadap bibit Aquilaria beccariana
seperti kutu putih yang sering diikuti oleh serangan jamur furasium sp dapat
menimbulkan kematian yang serius (Purwanto, 1999). Pemeliharaan dalam
bentuk pendangiran bertujuan untuk mencegah persaingan ruang tumbuh antara
tanaman pokok dengan tanaman lainnya dan juga untuk menggemburkan tanah
sehingga tanah menjadi lebih dingin dan akar tanaman mendapatkan hawa yang
cukup di seputar piringan tanaman.
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri
atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan atau manusia
antara lain pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos (humus) berbentuk padat
atau cair yang telah mengalami dekomposisi (Ardi S D et al, 2004).
1. Bahan-bahan
a. Media Semai
Media semai yang digunakan dalam penelitian ini adalah media kompos
galian yang sudah berusia tahunan, terdiri dari gabungan tanah dan kompos daun
kering halus, diayak (ukuran celah diameter 5 mm). Kompos galian tersebut
berasal dari salah satu unit bagian kompos di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun
Raya Bogor.
b. Media Tanam
Bahan media tanam yang digunakan antara lain tanah murni yang diambil
dari lapisan tanah atas/top soil, pasir, kompos daun kering, sekam padi mentah,
c. Benih gaharu
Benih gaharu diperoleh dari biji jatuhan koleksi pohon gaharu jenis
Aquilaria beccariana van Tiegh yang berasal dari Pulau Kalimantan, terletak pada
Vak VIII.C. No. 10 di Pusat Konsevasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor.
d. Obat pengendali hama / insektisida : Furadan 3 GR dan Decis 2,5 EC.
e. Paranet ukuran 3,5 x 2,5 m.
2. Alat-alat
sejumlah 5 buah.
g. Kamera digital.
C. Metode Penelitian
Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi dua tahap yaitu
tahap persiapan dan tahap pelaksanaan penelitian.
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan ini, kegiatan yang dilakukan adalah
pengecambahan benih dan persiapan media.
a. Pengecambahan Benih
Pengecambahan benih gaharu dilakukan selama 1 bulan sebelum
penelitian dimulai. Biji yang diperoleh pada waktu musim berbuah sekali dalam
satu tahun di Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor merupakan biji
jatuhan yang pada mulanya masih terbungkus oleh kulit buah, kemudian dikupas,
dipisahkan dari kulit luar dan disemai pada 5 buah kompotan (kelompok) polybag
ukuran 25 x 25 cm, di tempatkan di bawah naungan paranet pada intensitas
cahaya 25 %.
Masing-masing kompotan menggunakan media kompos galian dengan
perbandingan 1 : 2, yang terlebih dahulu disterilkan dengan cara menyiram air
panas kedalamnya, kemudian dibiarkan dingin kembali. Dalam setiap kompotan
polybag berisi sekitar 50 buah biji gaharu, selanjutnya biji yang telah melalui
proses seleksi tersebut ditaburkan di atas media, sedikit ditekan ke dalam.
Selama masa pengecambahan, dilakukan penyiraman setiap dua hari sekali
dan dilakukan pencegahan untuk pengendalian hama dengan menggunakan
formula Decis 2,5 EC dosis 0,5 ml / liter.
b. Persiapan Media
Media dasar yang digunakan dalam persiapan media ini meliputi tanah
murni, pasir, kompos daun kering, sekam padi mentah, pupuk kandang feces sapi
dan pupuk kandang feces kambing. Sebelum semua media dasar digunakan,
masing-masing dibersihkan atau dipisah terlebih dahulu dari benda asing ikutan.
Tanah murni yang dipilih adalah bagian atas lapisan tanah / top soil
diambil pada kedalaman 10-20 cm jenis tanah latosol coklat kemerahan sebanyak
48 kg, mempunyai tekstur halus berasal dari tanah penduduk yang berlokasi di
sekitar Kecamatan Tamansari Bogor yang berfungsi sebagai kontrol. Pasir yang
digunakan yaitu campuran dari jenis pasir asal Cimangkok dan Gunung Putri,
bertekstur lembut dengan diameter sekitar 0,5 mm sebanyak 16 kg. Kompos daun
kering yang dipakai adalah kompos hasil saringan menggunakan ayakan diameter
0,5 cm sebanyak 4 kg. Sekam padi mentah diperoleh dari toko pertanian sebanyak
4 kg. Pupuk kandang feces sapi dan kambing berasal dari kelompok peternak
proyek peternakan yang terletak di Kecamatan Tamansari Bogor masing-masing
sebanyak 4 kg. Pupuk kandang feces sapi yang digunakan untuk media
pertumbuhan adalah pupuk kandang pada kondisi sedikit lembab, remah dan telah
berubah warna hitam kecoklatan. Pupuk kandang feces kambing yang dipilih
adalah dalam kondisi sedikit kering dan bukan lagi dalam bentuk butiran, sedikit
remah dan berwarna hijau tua pekat.
Kombinasi tanah-pasir-kompos daun kering, tanah-pasir-sekam padi
mentah, tanah-pasir-pupuk kandang feces sapi dan tanah-pasir-pupuk kandang
feces kambing masing-masing dicampur pada perbandingan komposisi 2 : 1 : 1.
Untuk memenuhi 40 buah polybag ukuran 10 x 10 cm tanaman gaharu dibutuhkan
sekitar 8 kg tanah, 4 kg pasir dan 4 kg kompos daun kering pada kelompok 1.
Begitu seterusnya hingga sampai pada kelompok 4, yaitu pada takaran masing-
masing 8 kg tanah dan 4 kg pasir ditambah 4 kg sekam padi mentah pada
kelompok 2; 4 kg pupuk kandang feces sapi pada kelompok 3; 4 kg pupuk
kandang feces kambing pada kelompok 4 dan hanya satu kelompok tanah murni
di kelompok 5 dibutuhkan sekitar 16 kg tanah. Sebelum digunakan sebagai media
pembesaran gaharu, gabungan dari semua kombinasi terlebih dahulu ditaburi
Furadan 3 G R dengan dosis 2 gram atau sekitar 2 sendok teh / 40 sampel.
2. Tahapan Pelaksanaan
a. Penyapihan
b. Pemeliharaan
c. Pengamatan
D. Rancangan Percobaan
sebanyak 40 kali.ulangan.
Y i j = + i + i j
i = 1, 2, 3, 4, 5 dan j = 1, 2, 40
mengunakan uji F.
pertumbuhan gaharu.
pertumbuhan gaharu.
Uji lanjutan yang dipakai untuk uji beda nyata antar perlakuan adalah
uji Duncam dan Dunnet karena perlakuan menggunakan kontrol dan hasilnya
Rp = rp. SY
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran selama empat bulan,
diperoleh data pertumbuhan tinggi rata-rata tanaman, pertambahan diameter
batang dan pertumbuhan rata-rata jumlah daun seperti pada penjelasan berikut
ini.
Dari data diatas, tampilan dalam bentuk grafik adalah seperti pada
gambar 1 di bawah ini.
3,00
2,50
P 1
Tinggi ( Cm )
2,00
P 2
1,50 P 3
1,00 P 4
P 0
0,50
0,00
2 4 6 8 10 12 14 16 18
Periode Pengukuran Minggu ke -
Gambar 3.
Keterangan : Histogram Pertambahan Tinggi Rata-Rata Tanaman Gaharu
Keterangan :
1,60
1,40
Diameter ( mm ) 1,20 P 1
1,00 P 2
0,80 P 3
0,60 P 4
0,40 P 0
0,20
0,00
2 4 6 8 10 12 14 16 18
12,00
10,00
Jumlah Daun ( n )
P 1
8,00 P 2
6,00 P 3
4,00 P 4
P 0
2,00
0,00
2 4 6 8 !0 12 14 16 18
Pengukuran Minggu Ke -
Keterangan :
B. Pembahasan
Karena uji beda nyata Duncam kurang begitu kuat, maka dilakukan
kembali uji lanjutan Dunnet seperti tertera pada lampiran 3. Pada uji lanjutan
Dunnet, dapat diketahui bahwa untuk perbandingan tinggi rata-rata perlakuan
gabungan tanah-pasir-daun kering terhadap kontrol pada pertumbuhan daun,
terdapat beda nyata sebesar 0,535. Uji lanjutan selanjutnya terhadap rata-rata
pertambahan diameter, terlihat bahwa gabungan tanah-pasir-kompos daun kering,
terdapat beda nyata sebesar 0,270, di luar perbandingan rata-rata terhadap kontrol
bagi gabungan kombinasi lainnya.
Pada usia satu minggu benih gaharu siap dipindahkan, karena sudah mulai
berkecambah, membentuk tunas-tunas baru tanpa daun, hingga pada usia satu
bulan rata-rata mencapai tinggi 10 cm disertai 4-7 jumlah helai daun dan diameter
batang 1 mm. Hasil dari penelitian yang berlangsung selama kurang lebih empat
kering adalah kombinasi media tanam yang paling baik terhadap pertumbuhan
pertumbuhan lain setelah empat bulan berikutnya seperti dari pengaruh pupuk
kandang feces kambing yang dapat bertahan lebih lama serta mulai berkurangnya
unsur hara dari media tanam tanah dan kompos daun kering sekalipun.
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Perlu ditindak lanjuti untuk mengetahui komposisi atau perbandingan
media dasar pupuk kandang yang optimal untuk pembesaran tanaman
gaharu.
2. Pembesaran tanaman gaharu melalui kombinasi beberapa media tanam ini
hendaknya tetap diberikan naungan ringan dengan intensitas cahaya
sekitar 25 % dan tetap menggunakan tanah dari jenis latosol coklat
kemerahan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardi S D et al. 2004. Petunjuk Teknis Uji Mutu dan Efektivitas Pupuk Alternatif
Anorganik. Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Bogor.
Argent G et al. tanpa tahun. Manual of The larger and More Important Non
Dipterocarp Trees of Central Kalimantan, Indonesia. Volume 2. Forest
Research Institute Samarinda, Indonesia. 705 p.
Iriansyah M et al. 2006. Gaharu Komoditi Masa Depan Yang Menjanjikan. Balai
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kalimantan. Samarinda.
Sangat, Roemantyo H M. 1982. Use of wild plants by the people of Liong Sei
Barang in the Apo Kayan. Tidak dipublikasikan. IBPF.
Ujarwati N. 1999. Pengaruh Media Tanam Campuran Tanah dan Pasir Terhadap
Pertumbuhan Tempuyung ( Sonchus arvenis Linn.). Skripsi. Jurusan
Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
FK = 58,847
JKT = 27,856
JKP = 12,827
JKG = 15,029
karena F-Hitung lebih besar dari F-tabel, maka dinyatakan beda nyata.
Uji beda nyata Duncan (uji jarak nyata terkecil) adalah sebagai berikut :
JNT (0.05,4,40)
JNT (,d,v) = X (KTG/9)^ = 0,634
= 0,05
d= 4
v= 40
r= 9
K Sp S N D
1,02 1,04 1,08 1,15 1,44
A a A A a
FK = 21,273
JKT = 8,735
JKP = 4,415
JKG = 4,320
JKT-JKP
= 0,05
d= 4
v= 40
r= 9
S N K Sp D
0,64 0,66 0,66 0,67 0,81
A a A a A
Lampiran 3.
DATA
PERTAMBAHAN
ANOVA RAL SATU FAKTOR TINGGI (cm)
n 40 40 40 40 40
Daun Sekam Sapi Kambing Kontrol
1 2.6 1.6 0.9 1.9 2.1
2 2.4 2.1 1.8 1.5 1.7
3 2.2 2.5 1.1 1.9 0
4 2.5 1.7 1.2 1.2 1.3
5 2.1 1.8 1.4 1.5 1
6 2.1 1.6 1.5 2 2
7 2.4 1.4 1.4 0.9 0.8
8 2.2 1.3 1.6 1 1.6
9 3.4 2.4 2.4 1.9 2.8
10 2.3 4.2 2.3 2 1.7
11 2 1.2 2.1 1.9 1.6
12 2.5 3.7 0.3 0.8 1.2
13 2.4 3.6 1.8 2.2 1.3
14 2.4 1.3 1.4 1.8 1.7
15 2.8 2.5 1.9 2.4 1.5
16 2.5 1.1 1.7 1.9 2.3
17 2.6 1.1 1.3 0.8 3.8
18 2.3 1.5 1.4 1.4 1.2
19 1.6 1.6 1.3 1.3 1.6
20 1.5 4 1.8 1.4 1.6
21 1.8 2.1 2.3 0.6 1.3
22 4.4 1.7 2 1.4 1.7
23 2.1 1.4 1.1 1.2 2.5
24 2.5 1.4 1.4 1.9 2.6
25 2.1 2 1.5 2.4 1.8
26 2.3 1.9 1.8 1.7 1.4
27 2.2 1.9 1.6 3.4 1.6
28 3.4 2.1 1.8 2.1 1.9
29 2.6 1.8 2.1 2 2.7
30 2.7 1.8 2.5 0.9 2.3
31 2.5 1.4 2 1.4 2.4
32 2.3 1.7 1.6 1.9 2.3
33 2 1.7 1.9 2 2.3
34 1.9 1.4 1.6 1.9 1.9
35 2.6 1.8 1.5 1.7 2.6
36 2.7 1.9 1.4 1 2.4
37 2.4 1.7 1.9 1.4 2.7
38 1.9 2 2.1 1.2 1.9
39 2.4 1.7 2.4 2.3 2.4
40 3 1.8 2.1 1.8 1.7
Tabel sidik ragam 5%
SK JK db KT Fhitung Ftabel p-value
Perlak. 11.142 4 2.78550 7.515 2.418 0.0000 Tolak Ho
Sisa 72.282 195 0.37067
Total 83.424 199
3.0
2.4
2.5
1.9 1.9
2.0 1.7 1.6
1.5 Rataan
1.0
0.5
0.0
Daun Sekam Sapi Kambing Kontrol
Perlakuan Rataan
Daun 2.4
Sekam 1.9
Sapi 1.7
Kambing 1.6
Kontrol 1.9
Lampiran 4.
DATA
PERTAMBAHAN
DIAMETER
ANOVA RAL SATU FAKTOR (mm)
n 40 40 40 40 40
Daun Sekam Sapi Kambing Kontrol
1 1.5 0.7 1 0.7 0.9
2 1.1 0.8 0.9 0.7 0.9
3 1.4 0.5 1.1 0.9 0.5
4 1.1 1 0.9 0.4 0.8
5 1.9 1.2 1.1 1.1 0.5
6 1.4 0.6 0.8 1.6 0.9
7 1.9 1 1.2 0.9 0.6
8 1.5 0.6 1.6 0.8 0.9
9 0.8 0.5 1.3 1.6 1
10 1 1.5 1 0.9 0.9
11 1.4 0.4 0.9 1.3 1.2
12 1.1 1.7 0.7 0.5 0.9
13 1.7 1.2 1 1.2 0.7
14 0.5 1 1.3 0.9 1
15 1.7 1 1.1 1.2 1.3
16 1.5 0.7 1.2 1.3 1.6
17 1.6 0.9 1 1 0.9
18 1.1 1 1 1.4 0.6
19 0.9 1.2 1 1 0.8
20 1.5 1.8 1.3 0.9 1.3
21 1 1.2 1.2 0.5 1
22 2 1.1 1.2 1.3 1.1
23 0.9 1.1 0.9 1.1 1.4
24 1.5 1.3 1.2 1.1 1.5
25 1.4 0.9 0.9 1 0.6
26 1.1 1 0.9 0.6 1
27 1.2 1.4 0.8 1.5 0.8
28 1.6 1.1 1.4 0.7 1.2
29 1.1 1.1 1.4 1.5 1.6
30 1.4 0.9 1.5 0.8 0.8
31 1.7 0.9 1.1 1 1
32 1.5 1 0.9 1.1 1.5
33 1.4 1.3 1.5 1.2 1.5
34 1 0.9 1 0.8 1.1
35 1.3 1.3 0.7 1.3 1.4
36 0.5 1.2 1 0.7 1.7
37 2 1.2 1.1 1.2 1.5
38 1.4 1.4 1.2 1.1 1
39 1.5 1 1.5 1.4 1.6
40 1.5 0.9 1.6 1.1 1.3
1.600
1.340
1.400
1.200 1.110 1.070
1.038 1.033
1.000
0.800 Rataan
0.600
0.400
0.200
0.000
Daun Sekam Sapi Kambing Kontrol
Perlakuan Rataan
Daun 1.340
Sekam 1.038
Sapi 1.110
Kambing 1.033
Kontrol 1.070
Lampiran 5
DATA
PERTAMBAHAN
ANOVA RAL SATU FAKTOR JUMLAH DAUN
n 40 40 40 40 40
Daun Sekam Sapi Kambing Kontrol
1 4 2 0 3 2
2 6 3 2 2 2
3 6 4 2 0 0
4 6 4 2 0 3
5 6 1 7 0 1
6 4 0 5 10 4
7 7 0 1 5 0
8 3 2 4 0 0
9 6 4 6 7 4
10 5 1 0 3 0
11 3 0 4 6 5
12 8 8 0 1 2
13 6 1 4 1 1
14 2 0 2 0 3
15 7 2 5 8 2
16 0 2 4 0 6
17 0 2 2 1 1
18 0 1 3 3 0
19 0 7 1 2 0
20 0 6 0 4 5
21 7 3 4 5 0
22 6 0 7 6 1
23 5 0 0 3 6
24 5 0 0 0 8
25 0 0 0 3 8
26 0 1 5 0 1
27 3 2 4 6 2
28 6 3 0 0 6
29 6 2 1 4 1
30 2 0 8 2 3
31 4 1 1 0 7
32 6 3 0 3 2
33 2 2 0 5 2
34 5 2 0 1 5
35 6 0 1 2 8
36 0 3 0 2 6
37 3 0 1 7 2
38 3 4 2 0 2
39 0 0 6 2 1
40 3 2 1 4 3
Tabel sidik ragam 5%
SK JK db KT Fhitung Ftabel p-value
Perlak. 72.950 4 18.23750 3.146 2.418 0.0156 Tolak Ho
Sisa 1130.550 195 5.79769
Total 1203.500 199
4 4
3 3
3
2
2 Rataan
2
0
Daun Sekam Sapi Kambing Kontrol
Perlakuan Rataan
Daun 4
Sekam 2
Sapi 2
Kambing 3
Kontrol 3
Lampiran 6. Data Untuk R A L
Diameter Jumlah
Kelompok Perlakuan Tinggi (cm)
(mm) Daun
1 1 2.6 1.5 4
1 1 2.4 1.1 6
1 1 2.2 1.4 6
1 1 2.5 1.1 6
1 1 2.1 1.9 6
1 1 2.1 1.4 4
1 1 2.4 1.9 7
1 1 2.2 1.5 3
2 1 3.4 0.8 6
2 1 2.3 1 5
2 1 2 1.4 3
2 1 2.5 1.1 8
2 1 2.4 1.7 6
2 1 2.4 0.5 2
2 1 2.8 1.7 7
2 1 2.5 1.5 0
3 1 2.6 1.6 0
3 1 2.3 1.1 0
3 1 1.6 0.9 0
3 1 1.5 1.5 0
3 1 1.8 1 7
3 1 4.4 2 6
3 1 2.1 0.9 5
3 1 2.5 1.5 5
4 1 2.1 1.4 0
4 1 2.3 1.1 0
4 1 2.2 1.2 3
4 1 3.4 1.6 6
4 1 2.6 1.1 6
4 1 2.7 1.4 2
4 1 2.5 1.7 4
4 1 2.3 1.5 6
5 1 2 1.4 2
5 1 1.9 1 5
5 1 2.6 1.3 6
5 1 2.7 0.5 0
5 1 2.4 2 3
5 1 1.9 1.4 3
5 1 2.4 1.5 0
5 1 3 1.5 3
1 2 1.6 0.7 2
1 2 2.1 0.8 3
1 2 2.5 0.5 4
1 2 1.7 1 4
1 2 1.8 1.2 1
1 2 1.6 0.6 0
1 2 1.4 1 0
1 2 1.3 0.6 2
2 2 2.4 0.5 4
2 2 4.2 1.5 1
2 2 1.2 0.4 0
2 2 3.7 1.7 8
2 2 3.6 1.2 1
2 2 1.3 1 0
2 2 2.5 1 2
2 2 1.1 0.7 2
3 2 1.1 0.9 2
3 2 1.5 1 1
3 2 1.6 1.2 7
3 2 4 1.8 6
3 2 2.1 1.2 3
3 2 1.7 1.1 0
3 2 1.4 1.1 0
3 2 1.4 1.3 0
4 2 2 0.9 0
4 2 1.9 1 1
4 2 1.9 1.4 2
4 2 2.1 1.1 3
4 2 1.8 1.1 2
4 2 1.8 0.9 0
4 2 1.4 0.9 1
4 2 1.7 1 3
5 2 1.7 1.3 2
5 2 1.4 0.9 2
5 2 1.8 1.3 0
5 2 1.9 1.2 3
5 2 1.7 1.2 0
5 2 2 1.4 4
5 2 1.7 1 0
5 2 1.8 0.9 2
1 3 0.9 1 0
1 3 1.8 0.9 2
1 3 1.1 1.1 2
1 3 1.2 0.9 2
1 3 1.4 1.1 7
1 3 1.5 0.8 5
1 3 1.4 1.2 1
1 3 1.6 1.6 4
2 3 2.4 1.3 6
2 3 2.3 1 0
2 3 2.1 0.9 4
2 3 0.3 0.7 0
2 3 1.8 1 4
2 3 1.4 1.3 2
2 3 1.9 1.1 5
2 3 1.7 1.2 4
3 3 1.3 1 2
3 3 1.4 1 3
3 3 1.3 1 1
3 3 1.8 1.3 0
3 3 2.3 1.2 4
3 3 2 1.2 7
3 3 1.1 0.9 0
3 3 1.4 1.2 0
4 3 1.5 0.9 0
4 3 1.8 0.9 5
4 3 1.6 0.8 4
4 3 1.8 1.4 0
4 3 2.1 1.4 1
4 3 2.5 1.5 8
4 3 2 1.1 1
4 3 1.6 0.9 0
5 3 1.9 1.5 0
5 3 1.6 1 0
5 3 1.5 0.7 1
5 3 1.4 1 0
5 3 1.9 1.1 1
5 3 2.1 1.2 2
5 3 2.4 1.5 6
5 3 2.1 1.6 1
1 4 1.9 0.7 3
1 4 1.5 0.7 2
1 4 1.9 0.9 0
1 4 1.2 0.4 0
1 4 1.5 1.1 0
1 4 2 1.6 10
1 4 0.9 0.9 5
1 4 1 0.8 0
2 4 1.9 1.6 7
2 4 2 0.9 3
2 4 1.9 1.3 6
2 4 0.8 0.5 1
2 4 2.2 1.2 1
2 4 1.8 0.9 0
2 4 2.4 1.2 8
2 4 1.9 1.3 0
3 4 0.8 1 1
3 4 1.4 1.4 3
3 4 1.3 1 2
3 4 1.4 0.9 4
3 4 0.6 0.5 5
3 4 1.4 1.3 6
3 4 1.2 1.1 3
3 4 1.9 1.1 0
4 4 2.4 1 3
4 4 1.7 0.6 0
4 4 3.4 1.5 6
4 4 2.1 0.7 0
4 4 2 1.5 4
4 4 0.9 0.8 2
4 4 1.4 1 0
4 4 1.9 1.1 3
5 4 2 1.2 5
5 4 1.9 0.8 1
5 4 1.7 1.3 2
5 4 1 0.7 2
5 4 1.4 1.2 7
5 4 1.2 1.1 0
5 4 2.3 1.4 2
5 4 1.8 1.1 4
1 5 2.1 0.9 2
1 5 1.7 0.9 2
1 5 0 0.5 0
1 5 1.3 0.8 3
1 5 1 0.5 1
1 5 2 0.9 4
1 5 0.8 0.6 0
1 5 1.6 0.9 0
2 5 2.8 1 4
2 5 1.7 0.9 0
2 5 1.6 1.2 5
2 5 1.2 0.9 2
2 5 1.3 0.7 1
2 5 1.7 1 3
2 5 1.5 1.3 2
2 5 2.3 1.6 6
3 5 3.8 0.9 1
3 5 1.2 0.6 0
3 5 1.6 0.8 0
3 5 1.6 1.3 5
3 5 1.3 1 0
3 5 1.7 1.1 1
3 5 2.5 1.4 6
3 5 2.6 1.5 8
4 5 1.8 0.6 8
4 5 1.4 1 1
4 5 1.6 0.8 2
4 5 1.9 1.2 6
4 5 2.7 1.6 1
4 5 2.3 0.8 3
4 5 2.4 1 7
4 5 2.3 1.5 2
5 5 2.3 1.5 2
5 5 1.9 1.1 5
5 5 2.6 1.4 8
5 5 2.4 1.7 6
5 5 2.7 1.5 2
5 5 1.9 1 2
5 5 2.4 1.6 1
5 5 1.7 1.3 3