Вы находитесь на странице: 1из 4

PENGKAJIAN

Kasus Diare di Desa Karunrung


1. Faktor Predisposisi
a. Riwayat Kesehatan Komunitas
- Hampir seluruh pencaharian penduduknya adalah petani (20.000 jiwa)
- Diare meningkat dalam 6 bulan terakhir pada balita maupun dewasa
- Hampir 80% jumlah keluarga mempunyai kebiasaan BAB di sungai dan kolam ikan
- Sejumlah 60% penduduk suka makanan lalapan yang biasa di cuci di sungai atau
kolam ikan
- 55% keluarga mencuci tangan sebelum makan
- 20% penduduk dewasa mengetahui hubungan antar kebiasaan hidup dengan
kejadian diare
- 35% penduduk mengetahui cara pencegahan diare
- 40% penduduk mengetahui cara penanggulangan dini diare
- 20% penduduk mengetahui bagaimana membuat dan memberikan larutan gula
garam atau oralit
b. Kondidi Fisik
- Tidak ada jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan kecuali jamban
kepala desa dan kepala puskesmas pembantu
- Tidak tersedia tempat pembuangan sampah
- Umumnya masyarakat tidak tahu cara membuang sampah dengan benar
- Masyarakat menumpuk sampah di halaman rumah sampai membusuk untuk
dijadikan pupuk sehingga kecoa dan lalat masuk ke rumah
c. Motivasi Belajar
- Masyarakat memiliki motivasi untuk berkumpul dan menerima informasi tentang
hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan
d. Kesiapan Belajar
- Masyarakat umumnya bersedia berkumpul untuk menerima penyuluhan kesehatan
pada sore hari menjelang shalat Magrib atau sesudah shalat Magrib
e. Kemampuan Membaca
- Kurang lebih 75% masyarakat dewasa telah mengenal huruf
- 50% masyarakat mengerti bahasa Indonesia dengan baik
- Informasi yang disukai masyarakat dan efektif adalah informasi yang
menggunakan media berupa audio visual seperti film yang berupa cerita dan
mengandung unsur hiburan

2. Faktor Pemungkin
- Masyarakat desa memiliki potensi yang dapat digali dan dikembangkan
- Kepala desa dan perangkatnya menyadari dan mendukung pemecahan masalah
kesehatan serta dapat bekerjasama dengan berbagai pihak
- Di desa terdapat Puskesmas Pembantu yang dikepalai seorang perawat lulusan
AKPER dan telah bekerja selama 12 tahun sehingga telah memiliki kemampuan
memberikan penyuluhan kepada masyarakat

3. Faktor Penguat
- Kepala desa serta perangkatnya dan Kepala Puskesmas pembantu menunjukkan
perilaku kesehatan yang dapat ditiru atau dijadikan model oleh masyarakat setempat
Faktor pendukung munculnya masalah pada kasus diare
- Hampir 80% jumlah keluarga mempunyai kebiasaan BAB di sungai dan kolam ikan
- Sejumlah 60% penduduk suka makanan lalapan yang biasa di cuci di sungai atau
kolam ikan
- Tidak ada jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan kecuali jamban
kepala desa dan kepala puskesmas pembantu
- Tidak tersedia tempat pembuangan sampah
- Umumnya masyarakat tidak tahu cara membuang sampah dengan benar
- Masyarakat menumpuk sampah di halaman rumah sampai membusuk untuk
dijadikan pupuk sehingga kecoa dan lalat masuk ke rumah

Rumusan masalah
Bagaimana metode pembelajaran dalam menggerakkan masyarakat untuk menangani
kasus Diare pada masyarakat Desa Karunrung

Identifikasi Kebutuhan Belajar


- Masyarakat memiliki motivasi untuk berkumpul dan menerima informasi tentang
hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan
- Masyarakat umumnya bersedia berkumpul untuk menerima penyuluhan kesehatan
pada sore hari menjelang shalat Magrib atau sesudah shalat Magrib
- Kurang lebih 75% masyarakat dewasa telah mengenal huruf
- 50% masyarakat mengerti bahasa Indonesia dengan baik
- Informasi yang disukai masyarakat dan efektif adalah informasi yang
menggunakan media berupa audio visual seperti film yang berupa cerita dan
mengandung unsur hiburan
- Masyarakat desa memiliki potensi yang dapat digali dan dikembangkan
- Di desa terdapat Puskesmas Pembantu yang dikepalai seorang perawat lulusan
AKPER dan telah bekerja selama 12 tahun sehingga telah memiliki kemampuan
memberikan penyuluhan kepada masyarakat

DIAGNOSA
1. Kurang pengetahuan b/d: tindakan yang tidak yang tidak tepat
- Hampir 80% jumlah keluarga mempunyai kebiasaan BAB di sungai dan
kolam ikan
- Sejumlah 60% penduduk suka makanan lalapan yang biasa di cuci di sungai
atau kolam ikan
- Umumnya masyarakat tidak tahu cara membuang sampah dengan benar
- Masyarakat menumpuk sampah di halaman rumah sampai membusuk untuk
dijadikan pupuk sehingga kecoa dan lalat masuk ke rumah
-
2. Resiko Kontaminasi b/d: aktivitas buruk di lingkungannya
- Hampir 80% jumlah keluarga mempunyai kebiasaan BAB di sungai dan
kolam ikan
- Sejumlah 60% penduduk suka makanan lalapan yang biasa di cuci di sungai
atau kolam ikan
- Tidak ada jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan kecuali jamban
kepala desa dan kepala puskesmas pembantu
- Tidak tersedia tempat pembuangan sampah
- Umumnya masyarakat tidak tahu cara membuang sampah dengan benar.
Masyarakat menumpuk sampah di halaman rumah sampai membusuk untuk
dijadikan pupuk sehingga kecoa dan lalat masuk ke rumah
3. Kesiapan Perawatan diri b/d: kemampuan yang yang di miliki masyarakat
- Masyarakat desa memiliki potensi yang dapat digali dan dikembangkan
- 55% keluarga mencuci tangan sebelum makan
- 20% penduduk dewasa mengetahui hubungan antar kebiasaan hidup dengan
kejadian diare
- 35% penduduk mengetahui cara pencegahan diare
- 40% penduduk mengetahui cara penanggulangan dini diare
- 20% penduduk mengetahui bagaimana membuat dan memberikan larutan gula
garam atau oralit
4. Resiko ketidakseimbangan volume cairan b/d: Diare
- Diare meningkat dalam 6 bulan terakhir pada balita maupun dewasa
5. Resiko ketidakseimbangan Nutrisi b/d: Diare
- Diare meningkat dalam 6 bulan terakhir pada balita maupun dewasa
6. Defisiensi Kesehatan Komunitas b/d: meningkatnya kasus diare
-Diare meningkat dalam 6 bulan terakhir pada balita maupun dewasa
7. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko b/d: kebiasaan buruk masyarakat
- Hampir 80% jumlah keluarga mempunyai kebiasaan BAB di sungai dan
kolam ikan
- Sejumlah 60% penduduk suka makanan lalapan yang biasa di cuci di sungai
atau kolam ikan
8. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan b/d: kebiasaan buruk masyarakat
- Sejumlah 60% penduduk suka makanan lalapan yang biasa di cuci di sungai
atau kolam ikan
- Tidak ada jamban keluarga yang memenuhi syarat kesehatan kecuali jamban
kepala desa dan kepala puskesmas pembantu
- Tidak tersedia tempat pembuangan sampah
- Umumnya masyarakat tidak tahu cara membuang sampah dengan benar
- Masyarakat menumpuk sampah di halaman rumah sampai membusuk untuk
dijadikan pupuk sehingga kecoa dan lalat masuk ke rumah

PERENCANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN

A. Prioritas Pengajaran
Cara menangani Diare dan pengaturan lingkungan yang sehat
B. Tujuan Belajar
Masyarakat memahami dan dapat menangani kasus diare, serta bisa mengatur
lingkungannya menjadi sehat.
C. Substansi atau Isi Materi
- Ditentukan oleh tujuan belajar yg ingin dicapai
- Sumber ilmu : Buku, Jurnal, Perawat lain, dokter,& anggota tim pelayanan
kesehatan.
-Sumber harus akurat, terbaru, sesuai tujuan belajar, sesuai usia klien, budaya &
kemampuan

D. Strategi Belajar
CTJ
E. Alat Bantu Mengajar
a. Alat Bantu Pandang (slide, Film)
b. Alat bantu dengar (Sound System)
c. Alat bantu pandang dengar ( Infocus, Lound speaker)
d. Alat bantu berdasarkan pembuatannya(Slide Film, Flipchart)

F. Rencana Evaluasi
Masyarakat dapat menjelas-kan kembali pengertian dan mengidentifikasi penyebab,
tanda dan gejala, pencegahan, perawatan dan pengobatan penyakit diare serta mampu
mengatur lingkungan yang sehat.

Вам также может понравиться