Вы находитесь на странице: 1из 17

BAB 2

TUJUAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah singkat perkembangan perusahaan


Akhir akhir ini produk gondorukem dan terpentin menjadi primadona
baru komoditi ekspor Perum Perhutani unit 1 Jawa Tengah. Permintaan
gondorukem dan terpentin untuk kebutuhan dalam negri terus mengalami
peningkatan, dan juga kebutuhan pasar ekspor diperkirakan akan terus meningkat.
Hal ini sejalan dengan lajunya perkembangan teknologi dan penggunaan bahan
gondorukem dan terpentin sebagai penunjang industri kimia dan farmasi.
Berawal dari permasalahan diatas, maka perum perhutani sebagai satu-
satunya produsen gondorukem dan terpentin berupaya untuk meningkatkan
volume ekspornya untuk memperluas pasar luar negeri, sehingga Perum Perhutani
sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara nyata telah ikut berperan
aktif menunjang program pemerintah dalam meningkatkan devisa negara
khususnya disektor non-migas dan kayu. Untuk menunjang upaya tersebut maka
jajaran direksi Perum Perhutani membangun pabrik gondorukem dan terpentin di
desa Winduaji kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes yang selanjutnya
disebut PGT Winduaji. Berdasarkan surat keputusan direksi Nomor :
1500Kpts/dir/1989 menetapkan bahwa PGT Winduaji merupakan PGT modern
kedua setelah PGT Cimanggu yang dimiliki oleh Perum Perhutani Unit 1 Jawa
Tengah. PGT Winduaji berdiri sejak 2 mei 1989 dan diresmikan oleh menteri
kehutanan pada 20 agustus 1990.
Pabrik Gondorukem Dan Terpentin Winduaji mempunyai kapasitas
produksi berdasarkan target yang direncanakan Perhutani Unit 1 Jawa Tengah
yaitu 6000 ton/tahun atau sekitar 68,5% dan terpentin sebesar 720 ton/tahun atau
sekitar 12% pada tahun 1999 mulai ada penyempurnaan dan penambahan alat
proses produksi sehingga PGT Winduaji diharapkan mampu memproduksi
12000/tahun.
Dalam usaha meningkatkan mutu produksi gondorukem yang diakui oleh
dunia internasional, maka PGT Winduaji melaksankan sistem manajemen mutu
ISO 2002, dan mendapatkan sertifikat ISO 9002. Untuk mempertahankan

6
7

pengakuan dunia internasional, PGT Winduaji yang telah mengimplementasi


SMM ISO 9002: 1994 ditingkatkan menjadi SMM 9002:2008 yang
dimplementasi secara bertahap.
Sebelum berdirinya pabrik Gondorukem dan terpentin di wilayah
pangkuan KPH pekalongan barat , perum perhutani Unit 1 jawa tengah telah
memiliki tiga pabrik pengolahan getah pinus menjadi gondorukem dan terpentin.
Adapun ketiga pabrik tersebut adalah
1. PGT Cimangu : KPH Banyumas Barat.
2. PGT Sapuan : KPH kedu selatan.
3. PGT paninggaran : KPH pekalongan timur.

B. Lokasi Dan Kondisi Wilayah Georafis PGT Winduaji


Pabrik gondorukem dan terpentin PGT Winduaji terletak di desa Winduaji,
kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes beralamat di Jalan raya Purwokerto-
Tegal Km.40. Dengan batas-batas disebelah utara adalah pabrik kayu milik swasta
yaitu Bapak Sukardi, disebelah selatan tanah/sawah milik petani warga pesurupan,
di sebelah barat tanah milik petani warga Keser dan di sebelah timur yaitu jalan
utama Purwokerto-Tegal. PGT Winduaji ini memiliki luas 1,6 Ha berada kurang
lebih 420 meter di atas permukaan laut. Lokasi PGT Winduaji yang masuk dalam
daerah Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes.
Lokasi pabrik cukup strategis yaitu berada dekat di Jalan Utama
Purwokerto-Tegal, sehingga memperlancar akses transportasi pengiriman getah
dari petani ke PGT Winduaji, bahan-bahan pendukung dari KBM INK maupun
pengiriman produk ke KBM INK Mranggen, Jawa Tengah. Selain itu keberadaan
PGT Winduaji ini dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar
warga pabrik, seperti menjadi tenaga dorong, petugas kebersihan, petugas
keamanan da petugas bongkar muat getah maupun produk.
8

Gambar 2.1 Tata Letak PGT Winduaji.

Keterangan Gambar :
1. Ruang Boiler Briket/Batubara. 12. Gudang gondorukem.
2. Bak Penampung Getah. 13. Kantor.
3. Gedung Pabrik. 14. Ruang Genset.
4. Tangki Terpentin Produk. 15. Ruang Maintenence.
5. Tangki Terpentin Produk. 16. Pos Satpam.
6. Bak limbah. 17. Mushola.
7. Cooling Tower. 18. R. Netralisasi Limbah.
8. Tangki MFO. 19. Lokasi UPL.
9. Tangki MFO. 20. Gudang kaleng.
10. Ruang Boiler MFO. 21. Ruang Arsip Produksi.
11.Unit Pemasak Jonjod. 22. R. Bahan Penolong.
9

Dan adapun beberapa alat produksi yang terletak di dalam gedung 3 antara
lain:
1. Tangki asam oksalat. 8. Tangki persediaan getah.
2. Blow Case. 9. Polisher.
3. Tangki melter. 10. Ketel pemasak.
4. Refluk Condensor. 11. Condensor.
5. Filter press. 12. Separator.
6. Tangki settler. 13. Tangki air kondensat.
7. Tangki washer.

C. Instalasi Pabrik Gondorukem Dan Terpentin Winduaji


Pengolahan getah pinus menjadi gondorukem dan terpentin dilakukan
secara bertahap dalam suatu urutan proses produksi.

2
3 4 6 7 8 9

1
17 13 12 11 10

14 15 16

19 18

Gambar 2.2 Diagram instalasi pabrik gondorukem dan terpentin.

Keterangan :
1. Tangki asam oksalat. 4. Tangki melter.
2. Bak getah. 5. Refluk Condensor.
3. Blow Case. 6. Filter press.
10

7. Tangki setler. 14. Tangki terpentin.


8. Tangki washer. 15. Tangki terpentin produksi
9. Tangki persediaan getah. sementara.
10. Polisher. 16. Tangki terpentin induk.
11. Ketel pemasak. 17. Tangki air condensat.
12. Condensor. 18. Cooling tower.
13. Separator. 19. Boiler.

Prinsip kerja pada Instalasi Pabrik Gondorukem Dan Terpentin Winduaji


yaitu Getah pinus yang akan di olah di timabang terlebih dahulu dan di pilih
berdasarkan kualitasnya dan di saring dari kotoran besar seperti Kayu, Batu, dll.
Yang kemudian ditakar dengan talang getah dan dimasukkan ke Blowcase,
dengan ditambahkan Asam oksalat 0,3% dan juga uap air yang kemudian getah
pinus diencerkan. Kemudian dari Blowcace getah pinus dikirim ke tangki Melter,
getah pinus dilarutkan dengan cairan Terpentin dan Asam Oksalat sehingga
kotoran kasar terpisah dari larutan getah pinus dan uap air larutan getah pinus di
tekan menuju filter oleh uap air. Didalam filter larutan disaring untuk
mendapatkan larutan yang jernih. Larutan yang sudah jernih dari filter di kirim ke
tangki Selter. Didalam tangki selter air dipisahkan dari larutan jernih getah pinus.
Kemudian larutan jernih getah pinus dimasukkan ke tangki Scrubbing. Larutan
getah dicuci untuk menghasilkan getah yang siap olah. Kemudian larutan
ditampung sementara di tangki penampung sebelum diolah. Kemudian larutan
dimasukkan ke dalam Ketel pemasak, dengan uap air getah larutan dipanaskan
sampai mendidih. Uap terpentin yang keluar dari ketel pemasak didinginkan oleh
Condensor, cairan terpentin dari proses pendinginan dikirim ke Separator yang
kemudian dilakukan pemisahan terpentin dan air. Air akan di tekan ke tangki air
Condensat dan akan dikirim ke Cooling tower . Sedangkan cairan terpentin akan
ditampung di Tangki terpentin, kemudian di tangki Terpentin induk diperoleh
hasil pengolahan akhir getah pinus menjadi Terpentin sedangkan Gondorukem
merupakan kerak larutan getah pinus yang tertinggal di tangki ketel pemasak.
Instalasi peralatan produksi terdiri dari :
11

1. Bak getah
Berfungsi sebagai penampung getah pinus yang akan dimasak, yang
memiliki volume 70.000 kg.
2. Talang getah
Berfungsi sebagai penakar getah pinus yang akan diproses, memiliki
volume 1.700 kg.
3. Tangki Blow Case

Gambar 2.3 Tangki Blow Case.

Nama alat : Tangki Blow Case


Kapasitas : 1800 liter
Tekanan Kerja maks : 2,5 kg/cm2
Suhu maksimal : 70-80 oC
Tahun pembuatan : 2004

Getah dari bak getah di alirkan ketangki blow case melalui talang
getah dan dilakukan pemanasan pendahuluan hingga mencapai suhu 70-80
o
C, setelah dicapai suhu pemanasan tersebut, selanjutnya getah
dipindahkan ketangki melter sampai habis, fungsi dari blow case adalah
sebagai pemanasan awal agar getah menjadi encer sehingga mudah di
alirkan atau di pompa ketangki melter.
12

4. Spesifikasi Tangki Mellter

Gambar 2.4 Tangki Mellter.

Nama Alat : Tangki Mellter


Kapasitas : 3000 liter
Tekanan Kerja maks : 2,5 kg/cm2
Suhu : 70-80 oC
Tahun pembuatan : 2004

Tangki melter berfungsi untuk mengencerkan getah dengan


mencampur terpentin sebanyak 1.000 kg lalu dipanasi kembali hingga
mencapai sushu 70-80 oC, kemudian getah di endapkan 4-6 menit, kotoran
air yang terendap di buang atau di alirkan ke bak penampungan limbah
sapai habis melalui pipa pembuangan. Getah kemudian di alirkan ke filter
press B-1 untuk difiltrasi menggunakan steam dengan tekanan 0,2-2
kg/cm. Setelah getah difiltrasi, gatah di pindahkan ke tangki settler sampi
habis. Adapun fungsi dari melter adalah untuk melarutkan getah dan
terpentin, menyaring kotoran yang terbawa dalam getah dan mencairkan
13

getah yang mengkristal. Sementara kotoran kasar serta sampah lain


(jonjot) yang mengendap di buang ke tempat yang telah disediakan.
5. Refluck Condensor
Berfungsi sebagai tempat mengembunankan uap terpentin yang keluar dari
Blowcase, Melter, dan Selter.
6. Filter press
Berfungsi sebagai penyaring larutan getah pinus dari melter untuk
mendapatkan larutan getah pinus yang jernih dan siap untuk masak.
7. Spesifikasi Tangki Settler

Gambar 2.5 Tangki settler.

Nama alat : Tangki Settler


Kapasitas : 3500 liter
Tekanan Kerja maks : 1 kg/cm2
Suhu : 60-70 oC
Tahun pembuatan : 2015

Tangki settler berfungsi sebagai proses Pencucian awal dilakukan


dengan menggunakan air sebanyak 200 liter dari tangki water treatment,
kemudian dicampurkan dengan larutan asam oksalat sebanyak 7,5 kg
(0.3% setiap batch) dari tangki asam oksalat. Asam oksalat ini berfungsi
untuk mengikat kotoran dan ion besi yang tercampurdalam larutan getah.
14

8. Spesifikasi Tangki Scrubbing


Pencucian dilakukan kembali pada tangki scrubbing dengan
menambahkan air hangat sebanyak 1000 Liter dari water treatment sambil
dilakukakn pengadukan dengan menggunakan agigator selama 10-15
menit, suhu larutan dalam tangki scrubing di pertahankan pada suhu 70oC -
80 oC, kemudianlarutan getah di endapkan selama 5-10 menit. Air dan
kotoran yang telah mengendap di buang ke bak penampungan limbah
melalui pipa pembuangan sampai habis.

Gambar 2.6 tangki Scrubbing.

Nama alat : Tangki Scrubbing


Kapasitas : 6000 liter
Tekanan Kerja maks : 2,5 kg/cm2
Suhu : 70-80 oC
Tahun pembuatan : 2014

9. Tangki penampung
Berfungsi sebagai penampung getah yang siap dimasak. Kapasitas
6800 liter.
15

10.Tangki air pencuci


Berfungsi untuk mencuci larutan getah di setler maupun di tangki
srubbing.

11.Ketel pemasak

Gambar 2.7 Ketel pemasak.

Nama alat : Ketel Pemasak


Kapasitas : 9000 liter
Tekanan Kerja maks : 9 kg/cm2
o
Suhu : 160-170 C
Tahun pembuatan : 1989

Berfungsi sebagai Tempat proses terakhir dari pengolahan getah


pinus menjadi Gondorukem dan Terpentin dengan sistem Destilasi yang
dipanaskan pada suhu 160-170 C dan vacuum menunjukkan 40-60 cmHg
selama 3 jam.
12.Condensor
Berfungsi untuk mengembunkan uap air dan terpentin yang keluar
dari ketel pemasak.Kapasitas 2.000 liter/jam.
16

13.Tangki air Condensat


Berfungsi untuk menampung air condensat dari separator. Kapasitas
tangkinya adalah 2.500 liter.
14.Separator
Berfungsi sebagai pemisah air dan terpentin yang keluar dari condensor.
Dengan kapasitas 2.000 liter.
15.Tangki terpentin proses
Berfungsi sebagai penampung terpentin yang akan digunakan untuk proses
pengenceran di melter. Kapasitas 4.500 liter.
16.Tangki Dehydrator
Berfungsi sebagai alat untuk menampung garam industri yang berfungsi
untuk mengikat kandungan air yang terbawa oleh terpentin.
17.Tangki Terpentin
Berfungsi sebagai penampung terpentin dari separator. Memiliki kapasitas
4.500 liter.
18.Tangki Terpentin Sementara
Berfungsi sebagai penampung Terpentin sebelum di kirim ke tangki
terpentin induk.
19.Tangki Terpentin Induk
Berfungsi untuk menampung Terpentin . Memiliki kapasitas 72 3 .
20.Cooling tower
Berfungsi sebagai pendinginan sewaktu pemasakan getah pinus menjadi
Gondorukem dan Terpentin.

D. Visi Dan Misi PGT Winduaji


Visi yang diusung oleh PGT Winduaji adalah pengelolaan industri non
kayu sebagai bisnis hasil hutan non kayu secara profesional dan berkualitas untuk
peningkatan nilai tambah hasil hutan non kayu. Dengan visi-misinya yaitu :
1. Mengelola bisnis secara profesional demi kepuasan pelanggan
2. Meningkatkan dan Mengoptimalkan aset perusahaan sebagai sumber daya
produksi secara berkelanjutan demi kelangsungan usaha.
3. Membangun budaya kerja yang produktif dan profesional.
17

Selain visi dan misi tersebut diatas ada slogan khas PGT Winduaji ini
yaitu orang baik barang jelek jadi baik. Slogan ini mengandung makna ditangan
orang baik, sesuatu yang jelek bisa menjadi sesuatu yang baik dan
bermanfaat. Slogan ini juga bertujuan untuk memotivasi serta menyemangati
para pekerja supaya melakukan pekerjaanya dengan baik.

E. Struktur Organisasi Perusahaan


Struktur organisasi merupakan salah satu bagian penting yang harus
dimiliki oleh setiap perusahaan yang berbadan hukum. Struktur organisasi
berguna bagi kegiatan yang dilakukan perusahaan antara lain dalam penyusunan
tugas, wewenang dan tanggung jawab secara hirarki. Agar PGT Winduaji dapat
berjalan dengan baik maka diperlukan adanya pengaturan organisasi. Oleh karena
itu dibentuklah Struktur organisasi yang memiliki tugas yang berbeda-beda pada
masing-masing bidang.
Pabrik Gondorukem Dan Terpentin Winduaji adalah salah satu perusahaan
yang termasuk dalam kesatuan bisnis mandiri industri Non Kayu Perhutani unit I
Jawa Tengah KBM Industri non kayu merupakan satuan unit organisasi di bawah
Perum Perhutani unit I Jawa Tengah yang bertanggung jawab atas
penyelenggaraan pengelolaan usaha bisnis perusahaan secara mandiri untuk
meningkatkan pendapatkan perusahaan, khususnya di bidang industri non kayu.
Disamping itu KBM Industri non kayu mengemban tugas meningkatkan dan
mengoptimalkan aset perusahaan sebagai sumber daya produksi secara
berkelanjutan demi kelangsungan usaha. Dalam rangka peningkatan nilai tambah
hasil hutan non kayu.
18

Gambar 2.8 Bagan Setruktur Organisasi PGT Winduaji.

PGT Winduaji dikepalai oleh seorang Asisten Manager (Asman) atau


bisnis disebut kepala PGT, dengan jumlah karyawan 47 orang yang terdiri dari :
1. Jumlah pegawai perum : 42 orang
2. Jumlah pegawai harian (PH) : 1 orang
3. Jumlah pegawai borongan (PB) : 4 orang

Kepala PGT dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya di bantu oleh :


a. Empat kepala urusan (Kaur) kaur produksi, kaur persediaan, kaur penguji
dan kaur tata usaha (TU).
b. Bagian produksi yaitu tiga kepala shift dan 21 operator.
c. Bagian persediaan yaitu dua orang penerimaan bahan baku, satu orang
input bahan penolong, satu orang output produksi dan dua orang
administrasi.
d. Bagian pengujian yaitu tiga orang quality control.
e. Bagian tata usaha (TU) yaitu satu orang administrasi.
f. Bagian keamanan yaitu dua orang satpam dan satu orang penjaga malam.
19

Perincian tugas masing-masing karyawan PGT Winduaji adalah sebagai


berikut :
1) Asisten Manager / Kepala PGT
Asisten manager PGT sebagai kepala PGT bertugas melaksankan kegiatan
operasional berdasarkan rencana kerja dan sasaran mutu yang telah di
tetapkan yaitu :
a) Menyusun rencana kerja dan memimpin operasional pabrik serta
melaksankan pengawasan serta pengendalian berdasarkan program
kerja yang telah di tetapkan.
b) Bertanggung jawab atas mutu, kelancaran produksi dan penyampaian
target produksi yang ditetapkan.
c) Mengkoordinasikan kegiatan pengamanan seluruh aset perusahaan.
d) Melaksanakan pembinaan dan perlindungan karyawan baik dari segi
teknik, administrasi, kedisiplinan, kesehatan dan keselamatan kerja.
e) Menyajikan laporan kemajuan dan melakukan evaluasi.
2) Kepala Urusan Produksi
Tugas pokok seorang kepala produksi adalah melakukan pengolahan dan
pemasakan getah pinus sampai menjadi gondorukem dan terpentin,
bertanggung jawab agar proses produksi berjalan secara tertib teknis,
efektif dan efisien sesuai dengan rencana operasional pabrik yang
direncanakan, Kepala urusan produksi mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Mengawasi proses pemasakan.
b) Menjaga agar sarana dan prasarana proses produksi selalu dalam
keadaan baik dan siap pakai.
c) Melakukan pengamatan dan pencatatan secara periodik terhadap
semua instrumen sesuai dengan ketentuan.
d) Melaksanakan pengamatan terhadap instrumen dan mutu produk.
e) Berusaha meningkatkan kualitas kerja, rendemen dan hasil produksi.
f) Bertanggung jawab atas kelancaran jalannya proses dan mutu hasil
produksi.
g) Melaporkan semua kegiatan proses produksi kepada kepala PGT.
3) Kepala Urusan Persediaan
20

Tugas kepala urusam persediaan adalahmelakukan serta bertanggung


jawab atas penerimaan dan penyediaan bahan baku, bahan penolong, hasil
produksi pabrik sesuai dengan rencana operasional yang telah ditetapkan.
Fungsi dari kepala urusan persediaan adalah sebagai berikut :
a) Mengatur penerimaan dan penyimpanan getah pinus.
b) Mengatur penerimaan dan penyimpanan bahan penolong.
c) Mengatur penerimaan, penyimoanan dan penyerahan hasil produksi.
d) Membuat laporan-laporan mutasi bahan baku, bahan penolong dan
hasil produksi.
4) Kepala urusan Pengendalian Mutu ( Quality Control) atau Penguji
Tugas pokok kepala pengendalian mutu adalah :
a) Melaksanakan sortasi mutu getah pinus yang diterima PGT.
b) Melakukan pengujian samplel getah yang diterima dari tempat
penampungan getah secara visual danlaboratoris.
c) Memeriksa kebenaran mutubahan penolong yang diterima PGT.
d) Melakukan pengujian larutan dalam proses.
e) Melakukan pengambilan contoh uji gondorukem darisetiap batch
pemasakan.
f) Melakukak koordinasi langsung kepada pemasok getah pada periode
tertentu.
5) Tata Usaha (TU)
Tugas pokok dari karyawan bagian tata usaha adalah :
a) Melaksanakan mengatur dan mengkoordinasikan kediatan tata usaha
meliputi bidang umum, personaliadan keuangan.
b) Melaksanakan, menertibkan, mengendalikan danmengamankan
pelaksanaan kerja tata usaha.
c) Melaksanakan bimbingan, pembinaan, pengawasan dan penilaian
terhadap pekerjaaan tata usaha dalam lingkungan PGT.
d) Melaporkan kemajuan produksi, laporan perediaan bahan baku, hasil
olahandan bahan penolong.
e) Membuat laporan perhitungan bahan produksi.
6) Kepala Shift (Regu)
21

Tugas pokok kepala shift adalah :


a) Mengatur, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan pemasakan.
b) Melaporkan hasil kegiatan proses produksi dan kondisi instalasi.
c) Menjaga dan memelihara peralatan dan mengawasi kegiatan produksi
agar sesuai dengan SOP.
7) Staf Persediaan
Tugas pokok staf persediaan adalah :
a) Mengurus dan mengatur penyimpanan produk gondoruken dan
terpenti.
b) Melayani dan mengatur pengiriman gondorukem dan terpentin.
8) Maintenence (perawatan)
Tugas karyawan bagian Maintenence adalah :
a) Membuat perencanaan perawatan mesin, alat produksi, sarana dan
prasarana.
b) Melaksanakan perawatan, pergantian, perbaikan alat produksi agar
selalu siap untuk digunakan.
9) Operator
Tugas operator adalah :
a) Membantu pelaksanaan operasional kepla shift.
b) Melaksanakan proses pemasakan sesuai dengan tanggung jawab
berdasarkan SOP yang telah ditetapkan.

10) Satpam (Keamanan)


Tugas satpam PGT antara lain :
a) Menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan pabrik.
b) Melayani tamu yang datang.
c) Mengawasi dan mencatat setiap barang yang masuk dan keluar pabrik.
d) Mengisi data mutasi keamanan.
11) Tukang Kebun
Tugas tukang kebun adalah membersihkan lingkungan pabrik serta sarana-
sarana yang ada, termasuk perkantoran, mushola, taman dan kamar mandi.
22

F. Jadwal Kerja
Jadwal kerja yang diterapkan di Pabrik Gondorukem dan Terpentin
winduaji adalah sebagai berikut:
1. Hari kerja : Senin-Sabtu.
2. Jam kerja : 3 shift.
Shift 1 : Jam 07.00 - 15.00
Shift 2 : Jam 15.00 - 23.00
Shift 3 : Jam 23.00 - 07.00
3. Lembur : Minggu.

G. Jadwal kerja praktek


Tabel 2.1 Jadwal kerja praktek tanggal 2-31 Agustus 2016 di PGT WINDUAJI.
Tanggal
No Kegiatan
2 3 4 8 9 10 15 16 18 22 23 24 29 30 31
1 Pengamatan
Pengambilan
2
data
Pengolahan
3
data
Study
4
pustaka

Keterangan:
1. Pengamatan (Observasi) adalah metode pengumpulan data melalui
pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di
lapangan atau lokasi pengamatan.
2. Pengambilan data merupakan kegiatan mencari data di lapangan yang
kemudian di catat untuk membuat laporan.
3. Pengolahan data yaitu proses memasukkan data-data penting yang telah di
kumpulkan untuk membuat suatu laporan.
4. Study pustaka yaitu kegiatan pengumpulan data dan informasi dari berbagai
sumber. Seperti buku, laporan, dokumen dan lain-lain yang memuat
berbagai ragam kajian teori yang sangat dibutuhkan penulis.

Вам также может понравиться