Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ASI Eksklusif
Putro Agus Harnowo - detikHealth
Rabu, 19/09/2012 13:23 WIB
Ilustrasi (dok:
Thinkstock)
Berita Lainnya
Kenali Gangguan Tiroid, Penyebab Cacat Mental yang Sebetulnya Mudah Dicegah
Jakarta, Air Susu Ibu (ASI) mengandung zat-zat esensial yang menjamin kecukupan gizi bayi
serta bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Sayangnya, tidak semua bayi
beruntung mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan pertama sejak kelahirannya.
Pada tahun 2006 WHO mengeluarkan Standar Pertumbuhan Anak yang kemudian diterapkan di
seluruh dunia. Isinya adalah menekankan pentingnya pemberian ASI saja kepada bayi sejak lahir
sampai usia 6 bulan. Setelah itu, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI sambil
tetap disusui hingga usianya mencapai 2 tahun.
Di Indonesia, anjuran ini dipertegas dengan Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang
Pemberian ASI Eksklusif. Perturan ini menyatakan kewajiban ibu untuk menyusui bayinya
secara eksklusif sejak lahir sampai berusia 6 bulan,
Upaya pemerintah ini lantas mendapat sambutan positif dari dunia internasional. Majalah Time
Healthland dalam edisi parenting edisi Februari 2012 bahkan sampai memuat headline 'What the
US Can Learn from Indonesia about Breastfeeding'. Tapi nyatanya, realisasi dari peraturan
pemerintah tersebut masih kurang.
"Dari berbagai sumber data dapat saya simpulkan bahwa perkembangan cakupan pemberian ASI
Eksklusif di Indonesia masih rendah dan menunjukkan perkembangan yang sangat lambat. Data
Susenas 2010 menunjukkan bahwa baru 33,6% bayi kita mendapatkan ASI, tidak banyak
perbedaan dengan capaian di negara lain di Asia Tenggara," kata Menteri Kesehatan RI, Nafsiah
Mboi dalam acara pembukaan Pekan ASI Sedunia 2012 di Balai Kartini, Jakarta, Rabu
(19/9/2012).
Pencapaian ini memang kurang dapat dibanggakan. Sebagai perbandingan, cakupan ASI
Eksklusif di India saja sudah mencapai 46%, di Philippines 34%, di Vietnam 27% dan di
Myanmar 24%.
Dalam kesempatan yang sama, Menkes juga menyoroti beberapa faktor penyebab rendahnya
cakupan ASI eksklusif di Indonesia. Data Riset Fasilitas Kesehatan Dasar 2011 mengungkapkan
bahwa baru sekitar 40% Rumah Sakit yang melaksanakan Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi
sebagai penerapan 10 Langkah Keberhasilan Menyusui.
Tak hanya itu, hasil rapid assessment 2010 menemukan banyak Rumah Sakit Pemerintah dan
Swasta menerima sponsor dan hadiah berupa sampel susu formula, tas kit, kalender, ballpoint,
blok note, Kartu Status Anak dan bentuk lainnya yang melemahkan upaya peningkatan ASI
Eksklusif.
Selain itu, Menkes juga menyatakan bahwa penyebarluasan informasi di antara petugas
kesehatan dan masyarakat ternyata juga belum optimal. Hanya sekitar 60% masyarakat tahu
informasi tentang ASI dan baru ada sekitar 40 % tenaga kesehatan terlatih yang bisa memberikan
konseling menyusui.
Melihat kenyataan ini, Menkes mengajak berbagai lapisan masyarakat untuk mendukung para
ibu agar mau memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Pihak perusahaan dan kantor-kantor
pemerintahan juga dihimbau agar menyediakan ruang laktasi khusus untuk ibu menyusui.
"Pemberian ASI eksklusif adalah hak ibu dan anak. Jika kita tidak dapat memberikannya, itu
artinya kit merampas hak ibu dan anak," tegas Menkes.
http://health.detik.com/read/2012/09/19/132344/2025874/764/hanya-336-bayi-di-
indonesia-yang-dapat-asi-eksklusif\
Cakupan ASI eksklusif tahun 2013 hanya
30,2 persen
rahadian p. paramita
#berita
#kesehatan
1/2
Dalam rangka peringatan Hari Ibu ke-85 yang biasanya diperingati pada 22 Desember, Menteri
Kesehatan Nafsiah Mboi memberi penghargaan kepada 22 pengelola terbaik Rumah Sakit (RS)
Sayang Ibu dan Bayi dari berbagai daerah di tanah air. Penghargaan disampaikan hari ini di
Jakarta, Senin (16/12/2013).
Dilansir Antara, dalam kesempatan itu Menkes juga meminta pengelola kesehatan khususnya di
rumah sakit ibu dan bayi untuk menerapkan dan mensosialisasikan pentingnya pemberian Air
Susu Ibu (ASI), serta program Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada ibu yang baru melahirkan.
Himbauan ini terkait rendahnya pemberian ASI pada bayi di Indonesia. "Terus terang, saya risau.
Angka pemberian ASI pada tahun lalu masih rendah," ujar Menkes seperti dikutip Republika
Online. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, angka pemberian ASI eksklusif
pada bayi berumur 6 bulan "hanya" mencapai angka 30,2% (gambar-2).
http://beritagar.com/p/cakupan-asi-eksklusif-tahun-2013-hanya-302-persen-10943