Вы находитесь на странице: 1из 9

Subjektif

Nama Ny.D
Umur/ BB/TB 30 tahun Usia dbn belum usia manopause
54 kg/145cm
(GEMUK)
Pada wanita, distribusi lemak ternyata lebih penting dari
pada massa lemak absolut dalam mempengaruhi profil
hormon dan metabolisme. Central Obesity (Kegemukan
yang terpusat pada tempat tempat tertentu) berhubungan
dengan resistensi insulin dan hiperlipidemia, dan lebih
buruk lagi akan mempengaruhi gangguan menstruasi dan
infertilitas, dan berhubungan dengan peningkatan hormon
androgen pada serum darah dan LH (Luteinizing
Hormone).

Wanita dengan rasio pinggang dan panggul yang lebar,


sebagai indikator dari central fat distribution, akan lebih
beresiko mengalami gangguan haid, dan pastinya juga
gangguan kesuburan.
Peningkatan produksi androgen menyebabkan
terganggunya perkembangan folikel sehingga tidak dapat
memproduksi folikel yang matang. Hal ini mengakibatkan
berkurangnya estrogen yang dihasilkan oleh ovarium dan
tidak adanya ovulasi

Selain itu adanya resistensi insulin menyebabkan keadaan


hiperinsulinemia yang mengarah pada keadaan
hiperandrogen, karena insulin merangsang sekresi
androgen dan menghambat sekresi SHBG hati
sehingga androgen bebas meningkat.
Menarkhe 12 th haid/menstruasi yang datang pertama kali pada seorang
wanita yang sedang menginjak dewasa
Riwayat Mens 17/5, 17/6, 5/8 menstruasi tidak teratur, 1 bulan 7
hari,
merasa sakit sebelum dan selama haid
jerawat +, Pada PCOS dijumpai adanya kista-kista pada indung telur.
Kista-kista ini menyebabkan produksi hormon-hormon
tertentu meningkat sehingga produksi kelenjar minyak
wajahpun meningkat. Akibatnya kemungkinan
terbentuknya komedo lebih besar dan risiko jerawat
muncul juga lebih tinggi. (Hiperandrogen)
jumlah darah banyak menggumpal Folikel yang tidak dibuahi

Diagnosis Akhir PCOS 30/7 +IPA Invasive pulmonary aspergillosis


+SA ATZ
Tindakan Medis Dilakukan TVS (Transvaginal USG) untuk
evaluasi jumlah folikel, Tes patensi Tuba a.l : SIS,
HSG, Laparoskopi
Riwayat Penyakit HT (-) DM (-) Jtg&Asma (-), TD rendah (+), Dbn
Keputihan (-), Keguguran (-), KB (-),
tante pernah mengidap tumor rahim Kanker rahim disebabkan oleh ketidak seimbangan
hormon esterogen dan progesteron. Kadar hormon
estrogen yang tinggi dapat meningkatkan risiko seseorang
untuk terkena kanker rahim.
Riwayat penyakit -
Riwayat alergi -
Kontrol 5/8/2008

Objektif
Data klinik Tekanan darah 120/80 dbn
nadi 80x (<100x) dbn
RR 18 (<20x/menit) dbn
afebris dbn

III. PROFIL PENGOBATAN (ASSESMENT)

Pada tgl 5/8/08


Transamin 3x1 tablet
Indikasi: Dalam obat ini mengandung bahan aktif berupa asam traneksamat yang merupakan turunan sitetik dari asam amino
lisin. Asam traneksamat umum digunakan untuk mencegah, menghentikan, ataupun mengurangi pendarahan yang masif saat
menjalani prosedur pembedahan, epistaksis atau mimisan, pendarahan menstruasi yang berat, angioedema herediter, dan
beberapa kondisi medis lainnya. Saat seseorang mengalami pendarahan tubuh akan membentuk bekuan darah sehingga
pendarahan tersebut dapat berhenti. Asam traneksamat bekerja dengan mencegah degradasi atau pemecahan bekuan darah
tersebut sehingga dapat mencegah, menghentikan, ataupun mengurangi pendarahan yang tidak diinginkan.
MOA: Asam traneksamat merupakan antifibrinolytic yang kompetitif menghambat aktivasi plasminogen menjadi plasmin.
Asam traneksamat merupakan inhibitor kompetitif aktivasi plasminogen, dan pada banyak konsentrasi yang lebih tinggi,
inhibitor nonkompetitif plasmin, yaitu tindakan yang mirip dengan asam aminokaproat.
ESO: nyeri kepala, keluhan pada hidung dan sinus, nyeri punggung, nyeri perut, selain itu dalam frekuensi yang kecil,
ditemukan efek samping lainnya berupa nyeri sendi, kaku dan keram otot, nyeri kepala sebelah, anemia, rasa lelah, gangguan
penglihatan, mual muntah, diare, rasa pusing, penurunan tekanan darah pada penyuntikan obat secara cepat, serta
tromboemboli

Asam Mefenamat 3x1 tablet


MOA: Kerja Asam mefenamat adalah seperti obat golongan AINS lain yaitu menghambat sintesa Prostaglandin dengan
menghambat kerja enzim cyclooxygenase/PGHS (COX-1 & COX-2). Efek anti inflamasi, analgetik & antipiretik merupakan
dipercaya dari kerja menghambat COX-2. Efek anti inflamasi mungkin juga dihasilkan dari kerja menghambat biosintesis dari
mukopolisakarida. Efek antipiretik diduga akibat hambatan sintesa prostaglandin di CNS.
ESO: Nyeri ulu hati, Gangguan pencernaan; Tidak nafsu makan; Mual dan muntah; Sakit kepala; Mengantuk dan kelelahan

Clomifen Citrat 50mgx1 Hari 3-Hari 9 selama 6 siklus


MOA: Klomifen sitrat bekerja dengan cara menduduki reseptor estrogen di hipotalamus dan pituitari anterior sehingga
meningkatkan sekresi hormon-hormon gonadotropin, yaitu follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH).
FSH dan LH bekerja pada ovarium untuk pengembangan dan pematangan folikel yang mengandung sel telur, serta untuk
menginduksi ovulasi
Indikasi: Treatment of ovulatory failure in women desiring pregnancy when partner is fertile and potent. Unlabeled use(s):
Treatment of male infertility.
ESO: CV: Vasomotor flushes. CNS: Headache, dizziness; lightheadedness. EENT: Visual symptoms; blurring spots or flashes;
diplopia; photophobia. GI: Abdominal pain/discomfort; distension; bloating; nausea; vomiting. HEPA: Sulfobromophthalein
retention. GU: Abnormal uterine bleeding; abnormal ovarian enlargement, luteal cyst formation. OTHER: Breast tenderness

KIE pasien dan suami, coitus terjadwal

PERTANYAAN
1. Berikan analisa dan penjelasan tentang pengobatan yang dilakukan !
Jawab:
Berdasarkan pemberian terapi yang diperoleh yaitu Asam mefenamat dapat digunakan untuk mengatasi keluhan nyeri
pasien pada saat sebelum atau saat menstruasi dan penggunaannya sifatnya prn
Transamin dapat diberikan saat pasien mengalami pendarahan sesuai keluhan utama pasien. Dosis yang digunakan telah
sesuai dengan dosis yang dianjurkan yaitu 25 mg/kgBB per hari 25x54 kg = +/- 250 mg 3x perhari (450mg)
Dosis untuk pendarahan menorraghia : 1300 mg 3 x 1 maks 5 hari
CC yang digunakan sesuai dosis dan waktu yang telah digunakan yaitu 50mgx1 Hari 3-Hari 9 selama 6 siklus. Dosis yang
digunakan telah sesuai dengan anjuran dosis terapi. Namun setelah digunakan selama 6 siklus namun tidak juga dapat
mengatasi kondisi pasien maka pasien dinyatakan Gagal Induksi Ovulasi karena tidak terjadi kehamilan.
Kehamilan terjadi karena ovulasi akibat lonjakan LH

2. Bagaimanakah rekomendasi cara dan dosis terapi yang anda sarankan untuk penggunaan CC ?
Jawab:
Dosis: 50-100mg per hari, hari ke 2-6 siklus haid
INITIAL THERAPY PO 50 mg/day for 5 days. SECOND AND THIRD COURSES PO 100 mg/day for 5 days
Mekanisme: meningkatkan gnRh sehingga FSH dan LH meningkat dan dapat terjadi ovulasi
Perhatian:
Pregnancy: Category X. Lactation: Undetermined. Multiple pregnancy: May increase chance for multiple pregnancies.
Ophthalmologic effects: May cause blurring of vision.

Dosis klomifen yang digunakan untuk menginduksi ovulasi adalah 50 mg sekali sehari selama 5 hari, bisa dimulai
dalam 5 hari sejak hari pertama menstruasi, dapat dipilih pada hari ke-2, 3, 4, atau 5. Bila siklus menstruasi tidak
teratur, biasanya diberikan progestin untuk menginduksi menstruasi.
Bila ovulasi tidak terjadi, siklus pengobatan klomifen dapat diulang menggunakan dosis 100mg sekali sehari selama 5
hari; pengulangan ini dilakukan minimum 30 hari setelah siklus pengobatan sebelumnya. Bila ovulasi terjadi, tetapi
kehamilan tidak terjadi, tidak ada manfaatnya meningkatkan dosis klomifen pada siklus pengobatan berikutnya,
biasanya terapi yang di inginkan dpat tercapai pada 3 siklus pengobatan. Tiga siklus pengobatan seharusnya sudah cukup
untuk memberikan hasil yang diharapkan karena sebagian besar pasien seharusnya responsif terhadap satu siklus pengobatan
klomifen.
Bila setelah 3 siklus pengobatan klomifen terjadi ovulasi, namun tidak terjadi kehamilan, maka penggunaan klomifen
tidak direkomendasikan untuk dilanjutkan, dapat ditambahkan kombinasi misal dengan metformin. Penggunaan
klomifen sebanyak 12 siklus atau lebih berhubungan dengan meningkatnya risiko kanker ovarium.

3. Apakah efek samping yang dapat muncul dari penggunaan CC ?


ESO: Nausea, vomit, hiperstimulasi, insomnia, kehamilan ganda
ESO: CV: Vasomotor flushes. CNS: Headache, dizziness; lightheadedness. EENT: Visual symptoms; blurring spots or flashes;
diplopia; photophobia. GI: Abdominal pain/discomfort; distension; bloating; nausea; vomiting. HEPA: Sulfobromophthalein
retention. GU: Abnormal uterine bleeding; abnormal ovarian enlargement, luteal cyst formation. OTHER: Breast tenderness

Efek Samping:

gangguan penglihatan, overstimulasi ovarium, hot flushes, mual, muntah, sakit kepala, bercak haid, menoragia, endometriosis,
kejang, berat badan naik, ruam kulit, pusing, rambut rontok.

4. Apabila terapi tidak menyebabkan pasien mengalami ovulasi, apakah yang akan anda sarankan ? Berikan contoh jurnal
terkait !
Jawab: Setelah penggunaan CC dengan dosis 50 mg tdd selama 6 siklus namun tidak memberikan efek maka terapi CC
dinyatakan gagal. Pilihan yang dapat dilakukan yaitu terapi kombinasi Clomiphen citrate dengan Metformin. Dosis CC 50 mg
tdd dan dosis Metformin 500mg tdd.
EFFECTS OF METFORMIN ON SPONTANEOUS AND CLOMIPHENE-INDUCED OVULATION IN THE POLYCYSTIC
OVARY SYNDROME
menyatakan bahwa 90% atau 19 dari 21 wanita yang diuji dinyatakan memiliki rata-rata konsentrasi serum progesteron puncak
yaitu 23.83.4 ng per milliliter (76.110.9 nmol per liter). Sementara, hanya 2 dari 25 wanita yang diuji atau 8% pada grup
yang diberikan placebo and clomiphene (P<0.001)

Metformin in the Treatment of Infertility in PCOS: An Alternative Perspective


Dalam PPCOS Trial, penambahan metformin pada clomiphene dapat meningkatkan tingkat ovulasi kumulatif dari 49,0%
menjadi 60,4% (Clomiphene saja versus kombinasi dari dua obat, masing-masing; P = 0,003), sehingga
Menunjukkan adanya efek menguntungkan dari metformin pada induksi ovulasi. metformin adalah obat yang mempengaruhi
metabolisme dan bertindak secara tidak langsung untuk menginduksi ovulasi dengan mengurangi konsentrasi insulin

5. Bagaimanakah monitoring yang dapat dilakukan untuk pasien tersebut?


Jawab:
a. Monitoring terjadinya ovulasi dan kehamilan pada siklus haid 1 3 penyesuaian dosis apabila tidak terjadi
ovulasi dan penggantian obat (penentuan gagal terapi)
b. Monitoring efek samping terapi CC yaitu kehamilan ganda, hiperstimulasi
c. Monitoring berat badan pasien, dimana pasien dicegah untuk mengalami peningkatan BB, karena dapat
mempengaruhi BMI.
d. Monitoring kadar gula dalam darah, dimana PCOS beresiko mengalami DM karena adanya glukoneogenesis
e. Monitoring kadar gula dalam darah. kadar gula darah yang tinggi dapat memicu pembentukan kista
f. Monitoring pendarahan yang dialami pasien, yang dapat memicu anemia
g. monitoring gejala PCOS, seperti amenore dan hirtsutism
h. Memperbaiki kesuburan
i. Mencegah komplikasi jangka panjang

Вам также может понравиться