Вы находитесь на странице: 1из 8

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN PADA PASIEN DENGAN FRAKTUR


FEMUR DAN PELVIS

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, Karena berkat Taufik dan Hidayah
Nya, penulis dapat menyusun Makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih terdapat kekurangan, namun demikian penulis
berharap makalah ini dapat menjadi bahan rujukan dan semoga dapat menambah pengetahuan
mahasiswamahasiswi Akademi Keperawatan Lamongan dengan judul Asuhan Keperawatan
Fraktur

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penulisan makalah ini terutama kepada Bapak M.Nukhun, SPd.,S.Kep.Ns selaku Dosen
mata kuliah Kegawatdaruratan.

Dengan segala hormat penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak untuk penyempurnaan makalah ini.

Lamongan, 19 Maret 2012

Penyusun

Edy Yuli Riyawan, S.Kep.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dalam taraf halusinasi
menuju industrialisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat
/mobilitas masyarakat yang meningkat otomatisasi terjadi peningkatan penggunaan alat-alat
transportasi /kendaraan bermotor khususnya bagi masyarakat yang tinggal diperkotaan. Sehingga
menambah kesemrawutan arus lalu lintas. Arus lalu lintas yang tidak teratur dapat
meningkatkan kecenderungan terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor. Kecelakaan tersebut
sering kali menyebabkan cidera tulang atau disebut fraktur.
Menurut Smeltzer (2001 : 2357) fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
Berdasarkan data dari rekam medik RS Soegiri di ruang Orthopedi periode Juli 2011 s/d
Desember 2012 berjumlah 323 yang mengalami gangguan muskuloskletel, termasuk yang
mengalami fraktur panggul atau pelvis presentase sebesar 5% dan fraktur femur sebesar 20%.
Penanganan segera pada klien yang dicurigai terjadinya fraktur adalah dengan
mengimobilisasi bagian fraktur adalah salah satu metode mobilisasi fraktur adalah fiksasi Interna
melalui operasi Orif (Smeltzer, 2001 : 2361). Penanganan tersebut dilakukan untuk mencegah
terjadinya komplikasi. Komplikasi umumnya oleh akibat tiga fraktur utama yaitu penekanan
lokal, traksi yang berlebihan dan infeksi (Rasjad, 1998 : 363).
B. Rumusan Masalah
1) Apakah penyebab Fraktur khususnya fraktur pelvis dan femur serta manifestasi klinis dari
fraktur?
2) Bagaimana penatalaksanaan fraktur khususnya fraktur pelvis dan femur serta Asuhan
Keperawatan kegawatdaruratan yang diberikan pada pasien dengan masalah fraktur?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyusunan makalah tentang fraktur femur dan pelvis diharapkan agar
mahasiswa lebih mengerti tentang fraktur femur dan pelvis.
2. Tujuan Khusus
1) Mengetahui penyebab fraktur femur dan pelvis dan Manifestasi Klinis dari fraktur.
2) Mengetahui penatalaksanaan fraktur femur dan pelvis.
3) mengetahui diagnosis fraktur femur dan pelvis.
4) Mengetahui intervensi dan implementasi yang diberikan pada klien dengan fraktur femur dan
pelvis
5) Mengetahui WOC dari fraktur femur dan pelvis.
D. Manfaat
1) Bagi mahasiswa
Dengan adanya makalah ini mahasiswa dapat mempelajari tentang askep kegawatdaruratan pada
klien dengan fraktur femur dan pelvis sehingga memudahkan mahasiswa dalam belajar.
2) Bagi Dosen
Memudahkan dosen dalam memberikan materi perkuliahan karena mahasiswa telah
mendapatkan pengetahuan dasar dari pembuatan makalah askep kegawatdaruratan pada klien
dengan fraktur femur dan pelvis.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai
jenis dan luasnya (Smeltzer S.C & Bare B.G, 2001) atau setiap retak atau patah pada tulang yang
utuh (Reeves C.J, Roux G & Lockhart R, 2001). Fraktur femur dapat terjadi pada beberapa
tempat diantaranya: kolum femoris, trokhanter, batang femur, suprakondiler, kondiler, kaput.
(Watson,2002). Fraktur panggul adalah fraktur salah satu bagian dari trauma multipel yang dapat
mengenai organ-organ lain dalam panggul.(Hoppenfeld & Murthy, 2000).
B. Saran
Berdasarkan Kesimpulan diatas maka disarankan:
1. Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa untuk lebih menambah wawasan dan pengetahuan agar dapat
melahirkan inovasi-inovasi terbaru dalam askep kegawatdaruratan pada klien dengan fraktur
femur dan pelvis.
2. Bagi dosen
Bagi dosen untuk membimbing dan mengarahkan serta memfasilitasi mahasiswa untuk
menambah wawasan dan pengetahuan dalam ilmu asuhan keperawatan kegawatdaruratan
khususnya askep kegawatdaruratan fraktur femur dan pelvis.

BAB I
PENDAHULUAN

A Latar Belakang
Fraktur merupakan suatu keadaan dimana terjadi di istregritas tulang, penyebab
terbanyak adalah insiden kecelakaan tetapi factor lain seperti proses degenerative juga dapat
berpengaruh terhadap kejadian fraktur (Brunner & Suddarth, 2008 ). Fraktur terjadi jika tulang
dikenai stress atau beban yang lebih besar dan kemampuan tulang untuk mentolelir beban
tersebut. Fraktur dapat menyebabkan disfungsi organ tubuh atau bahkan dapat menyebabkan
kecacatan atau kehilangan fungsi ekstremitas permanen,selain itu komplikasi awal yang berupa
infeksi dan tromboemboli (emboli fraktur) juga dapat menyebabkan kematian beberapa minggu
setelah cedera, oleh karena itu radiografi sudah memastikan adanya fraktur maka harus segera
dilakukan stabilisasi atau perbaikan fraktur( Brunner & Sudart, 2002)
Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat terdapat lebih dari 7 juta orang meninggal
dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 2 juta orang mengalami kecacatan fisik. Usman
(2012) menyebutkan bahwa hasil data Riset Kesehatan Dasar (RIKERDAS) tahun 2011, di
Indonesia terjadinya fraktur yang disebabkan oleh cedera yaitu karena jatuh, kecelakaan lalu
lintas dan trauma tajam / tumpul.
Dampak masalah dari fraktur yaitu dapat mengalami perubahan pada bagian tubuh yang
terkena cidera, merasakan cemas akibat rasa sakit dan rasa nyeri yang di rasakannya, resiko
terjadinya infeksi, resiko perdarahan, ganguan integritas kulit serta berbagai masalah yang
mengganggu kebutuhan dasar lainnya, selain itu fraktur juga dapat menyebabkan kematian.
Kegawatan fraktur diharuskan segera dilakukan tindakan untuk menyelamatkan klien dari
kecacatan fisik. Kecacatan fisik dapat dipulihkan secara bertahap melalui mobilisasi persendian
yaitu dengan latihan range of motion (ROM). Range of motion adalah latihan yang dilakukan
untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan
persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Potter &
Perry, 2005). Pasien harus diusahakan untuk kembali ke aktivitas biasa sesegera mungkin. Hal
tersebut perlu dilakukan sedini mungkin pada klien post operasi untuk mengembalikan kelainan
fungsi klien seoptimal mungkin atau melatih klien dan menggunakan fungsi yang masih
tertinggal seoptimal mungkin.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja anatomi dan fisiologi Sistem Muskuloskeletal?
2. Apa yang dimaksud dengan fraktur?
3. Apa etiologi (penyabab) dari fraktur?
4. Apa klasifikasi (jenis) dari fraktur?
5. Apakah tanda dan gejala fraktur ?
6. Bagaimana perjalanan (patofisiologi) fraktur?
7. Bagaimana proses penembuhan tulang?
8. Apa saja faktor penyembuhan fraktur?
9. Apa saja pemeriksaan diagnostik (penunjang) dari fraktur?
10. Apa saja komplikasi fraktur?
11. Bagaimana prinsip penatalaksanaan fraktur dengan konservatif dan operatif?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi Sistem Muskuloskeletal.
2. Untuk mengetahui definisi (pengertian) dari fraktur.
3. Untuk mengetahui etiologi (penyebab) dari fraktur.
4. Untuk mengetahui ksifikasi (jenis) fraktur.
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari fraktur.
6. Untuk mengetahui perjalanan (patofisiologi) dari fraktur.
7. Untuk memgetahui proses penyembuhan tulang.
8. Untuk mengetahui faktor penyembuhan fraktur.
9. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik (penunjang) dari fraktur.
10. Untuk mengetahui komplikasi fraktur.
11. Untuk mengetahui prinsip penatalaksanaan fraktur dengan konservatif dan operatif.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan tulang rawan
yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. (Lukman dan Ningsih, Nurna, 2009 ; 25)
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.
(Smeltzer, dkk. 2001 ; 2357).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat penyusun simpulkan, Fraktur adalah patah
tulang yang diakibatkan tekanan atau benturan yang keras yang tulang.
Fraktur disebabkan oleh trauma di mana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang
yang biasanya di akibatkan secara langsung dan tidak langsung dan sering berhubungan dengan
olahraga, pekerjaan atau luka yang di sebabkan oleh kendaraan bermotor (Reeves, 2001:248)
Penyebab patah tulang paling sering di sebabkan oleh trauma terutama pada anak-anak,
apabila tulang melemah atau tekanan ringan.
Menurut Oswari E(1993) adapun penyebab fraktur antara lain: 1. Kekerasan langsung; 2.
Kekerasan tidak langsung; 3. Kekerasan akibat tarikan otot
Klasifikasi/Jenis Fraktur : a. Berdasarkan sifat fraktur : 1. Fraktur tertutup, 2. Fraktur
terbuka.; b. Berdasarkan komplit / tidak komplit fraktur : 1. Fraktur komplit, 2. Fraktur
inkomplit; c. Berdasarkan bentuk garis patah & hubungan dengan mekanisme tauma : Fraktur
transversal, Fraktur oblik, Fraktur spiral, Fraktur kompresi/ Fraktur komunitif
Ada lima stadium penyembuhan tulang, yaitu: 1. Stadium Satu-Pembentukan Hematoma;
2. Stadium Dua-Proliferasi Seluler; 3. Stadium Tiga-Pembentukan Kallus; 4. Stadium Empat-
Konsolidasi; 5. Stadium Lima-Remodelling.
B. Saran
Dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, jadi penulis mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca. Pembahasan dalam makalah ini (Fraktur) merupakan masalah
yang sering terjadi di kehidupan masyarakat, oleh karena itu penulis menyarankan agar para
pembaca memahami tentang isi makalah ini.

Вам также может понравиться