Вы находитесь на странице: 1из 9

Dokter Layanan Primer/Dokter Keluarga

Oleh : Rifan Eka Putra Nst (1007101010146)

1. Tinjauan Pelayanan Kesehatan di Amerika


Pelayanan kesehatan di Amerika Serikat berdasarkan Rakel (2006)

merupakan pelayanan kesehatan dengan biaya yang paling mahal diseluruh

dunia namun kualitas pelayanannya tergolong yang paling buruk diantara

negara-negara maju lainnya. Hal tersebut terjadi karena pelayanan

kesehatan primernya yang buruk. Faktor lain yang menyebabkan hal

tersebut terjadi adalah karena pemakaian teknologi di bidang kesehatan yag

terlalu berlebihan baik sebagai modalitas terapi ataupun sebagai modalitas

diagnostik (MRI, Dialisis, PCI, dll).


Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Atul Guande (2009) di negara

bagian Texas Amerika menyimpulkan bahwa prilaku dokter umum sangat

berperan dalam menentukan besaran biaya kesehatan yang harus

dikeluarkan oleh sebuah keluarga. Guande berkesimpulan bahwa biaya alat

kesehatan yang paling mahal adalah berada pada sebuah pena dokter.

Dokter yang prilakunya tidak baik dan tidak mencerminkan

propesionalisme akan menyebabkan biaya kesehatan menjadi membengkak.


Sehingga peranan dokter layanan primer atau dokter keluarga yang

profesional menjadi sangat penting dalam mengefektifkan biaya kesehatan.

Bagaimana peranan itu bisa terjadi apabila sistem dokter keluarga atau

sistem dokter layanan primer berjalan dengan baik?

2. Pelayanan Primer dan Dokter Keluarga Mengefektifkan Biaya

Kesehatan
Terdapat berbagai alasan mengapa sistem dokter layanan primer dan

dokter keluarga dapat menyebabkan pengeluaran biaya kesehatan yang

efektif, alasannya antara lain sebagai berikut:


a. Perawatan/pelayanan kesehatan dokter keluarga merupakan

pelayanan kesehatan yang terpadu, personal, dan berdasarkan pada

prioritas
b. Penyakit kronis (asma, penyakit kardiovaskular, DM) dapat dikelola

dengan baik
c. Masalah-masalah yang terkait dengan penyakit akut dapat

didiagnosis dan dikelola dengan cepat


d. Orang (pasien) dengan pendapatan rendah akan cenderung mudah

mendapatkan akses ke pelananan kesehatan.


e. Dokter keluarga cenderung aktif di komunitas sehingga

memudahkan peran preventif karena telah terjalin hubungan yang

baik dengan masyarakat

Sehingga jumlah orang yang sakit akan berkurang karena terlebih

dahulu dicegah, dan apabila terdapat orang yang sakit maka akan dapat

ditangani dengan segera. Jika penyakitnya bertambah parah maka sistem

ini mempunyai jalur kordinasi yang jelas untuk membawa pasien ke rumah

sakit dan mendapatkan perawatan yang lebih lanjut. Jika pasien telah

selesai melewati fase kritisnya dan tidak dirawat kembali di rumah sakit

maka pasien akan dengan mudah menemui dokter keluarganya untuk


berkonsultasi masalah kesehatannya.

Hal ini tidak akan didapatkan oleh pasien apabila langsung

mendatangi dokter spesialis dan dokter sub-spesialis. Dokter spesialis

hanya memberikan pelayanan terhadap spesialisasinya saja, sangat jarang

ditemukan dokter spesialis yang merawat pasiennya secara komprehensif

dan holistik sehingga saat perawatan pasien akan mendapatkan perawatan

terhadap organ tertentu yang ada pada dirinya bukan perawatan dirinya

sebagai individu yang utuh. Selain itu, terkadang akses yang sulit ke dokter

spesialis menyebabkan pasien membiarkan gejala penyakitnya dan

menunggu penyakitnya parah baru berkeinginan mengunjungi dokter


spesialis. Hal tersebut di atas akan dapat ditekan kejadiannya dengan

sistem dokter pelayanan primer atau dokter keluarga.

3. Definisi Dokter Layanan Primer dan Dokter Keluarga

Pelayanan primer dapat didefinisikan sebagai pelayanan terpadu

dengan akses yang mudah yang diselenggarakan dan diperankan oleh

dokter yang bertanggung jawab untuk mengatasi sebagian besar kebutuhan

kesehatan pribadi, mengembangkan kemitraan yang berkelanjutan dengan

pasien dalam konteks keluarga ataupun masyarakat. Pelayanan primer

meliputi serangkaian kegiatan seperti diagnosis dini, managemen penyakit

kronik, perawatan penyakit akut, perawatan kesehatan mental,

pencegahan, perawtan keluarga dan perhatian terhadap komunitas atau

masyarakat.

Menurut American Board of Family Medicine dokter keluarga adalah

dokter yang menyelenggarakan pelayanan medis yang kontinu,

komprehensif, koordinatif, kepada populasi tanpa memandang jenis

kelamin, golongan usia, penyakit, ataupun sistem organ. Definisi yang

dipakai di Eropa (2005) kedokteran keluarga adalah sebuah disiplin

akademik dan keilmuan, dengan kurikulum khusus, termasuk riset,

berbasis bukti, kegiatan klinis, dan spesialisasi klinis yang berorientasi

pada pelayanan primer.

Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDOKTER KELUARGAI)

mendefinisikan dokter keluarga sebagai tenaga kesehatan tempat kontak

pertama pasien (di fasilitas/sistem pelayanan kesehatan) untuk

menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi; tanpa

memandang jenis penyakit, organologi, golongan usia, dan jenis kelamin;

sedini dan sedapat mungkin, secara paripurna, dengan pendekatan

holistik, bersinambung, dan dalam koordinasi serta kolaborasi dengan


profesional kesehatan lainnya, dengan mennerapkan prinsip pelayanan

yang efektif dan efisien yang mengutamakan pencegahan serta menjunjung

tinggi tanggung jawab profesional, hukum, etika dan moral. Layanan yang

diselenggarakannya (wewenang) sebatas kompetensi dasar kedokteran yang

diperolehnya selama pendidikan kedokteran dasar ditambah dengan

kompetensi dokter layanan primer yang diperoleh melalui CME/CPD

terstruktur atau program spesialisasi kedokteran keluarga. Secara lebih

sederhana Dokter Keluarga dapat didefinisikan sebagai Dokter Praktik

Umum penyelenggara Pelayanan Primer Paripurna dengan pendekatan

Kedokteran Keluarga.

4. Prinsip Kedokteran Keluarga

Berdasarkan dari pengembangan pelayanan primer dan kedokteran

keluarga maka prinsip pelayanan primer dapat digunakan juga sebagai

prinsip kedokteran keluarga, yaitu:

a. Akses pelayanan mudah


b. Pelayanan berkelanjutan
c. Berbasis pada tim, komprehensif, dan perawatan pribadi
d. Berorientasi pada masyarakat
e. Berfokus pada pencegahan
f. Memberdayakan pasien dan pengelolaan diri pasien secara pribadi
g. Praktik berbasis bukti (Evidance Based Medicine)
h. Berorientasi pada keluarga
i. Prespektif pada bidang biopsikososial dan siklus kehidupan

5. Karakteristik Kedokteran Keluarga

Adapun karakteristik kedokteran keluarga menurut Mc Whitney

adalah:

a. Lebih mengikatkan diri pada kebutuhan pasien secara keseluruhan


b. Berupaya mengungkapkan kaitan munculnya suatu penyakit dengan

berbagai faktor yg mempengaruhinya


c. Menganggap setiap kontak dengan pasiennya sebagai kesempatan

untuk menyelenggarakan pelayanan pencegahan penyakit atau

pendidikan kesehatan
d. Memandang prakteknya sbg masyarakat beresiko tinggi (population at

risk)
e. Melayani pasien di tempat praktik, rumah dan rumah sakit
f. Memperhatikan aspek subjektif dari ilmu kedokteran (attitude &

relationship)
g. Manajer sumberdaya yang tersedia

Prof. Goh Lee Gan (Singapura) menyatakan bahwa terdapat 6 nilai

sentral yang harus dimiliki oleh kedokteran keluarga, yaitu:

a. Memberikan fokus perhatian kepada pasien dan berorientasi pada

hubungan dokter-pasien
b. Pendekatan Holistik
c. Penekanan pada pelayanan preventif
d. Dokter keluarga mengurusi masalah kesehatan yang terkadang tidak

jelas pada mulanya


e. Dokter keluarga mengurusi permasalahan kesehatan dari semua

golongan usia
f. Dokter keluarga melayani pasien tidak hanya di ruang konsultasi /

praktik saja tetapi juga di rumah pasien

6. Profesionalisme dalam Dokter Keluarga

Profesionalisme sangat penting dalam pelaksanaan kedokteran

keluarga, seperti yang telah dipaparkan sebelumya bahwa prilaku seorang

dokter sangat mempengaruhi keefektifan dari biaya kesehatan yang harus

dikeluarkan sehingga seorang dokter keluarga harus memiliki 4 pilar

profesionalisme, yaitu:

a. Perilaku (sebagai penyelenggara pelayanan primer)


b. Ilmu (Ilmu Kedokteran Layanan Primer paripurna)
c. Keterampilan (Klinis Dokter Layanan Primer paripurna)
d. Kinerja (sebagai penyelenggara pelayanan primer)

Keempat pilar di atas kemudian dijabarkan dalam tujuh area

kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dokter, yaitu:

a. Keterampilan Komunikasi efektif


b. Keterampilan klinik dasar
c. Keterampilan menerapkan dasar-dasar lmu biomedik, ilmu klinik,

ilmu perilaku dan epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga


d. Keterampilan mengelola masalah kesehatan pada individu, keluarga

ataupun masyarakat secara komprehensif, holistik, bersinambung,

terkoordinir dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan Kesehatan

Primer
e. Mampu memanfaatkan, menilai secara kritis dan mengelola

informasi
f. Mampu mawas diri dan belajar sepanjang hayat
g. Sadar etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik

Hingga nantinya dapat menjalankan prinsip kedokteran keluarga

dengan paripurna dan dapat menjadi dokter-dokter bintang lima yang

harus memiliki sifat:

a. Care provider
b. Decision maker
c. Communicator
d. Community leader
e. Manager

7. Preventif dan Skrining

Preventif ataupun pencegahan merupakan sekumpulan kegiatan yang

dilakukan untuk mencegah penyakit pada tahap praklinis yang belum

memunculkan gejala. Adapun yang termasuk preventif adalah:


a. Promotion
b. Specific protection
c. Early diagnosis and promp treatment
d. Curative and limitation of disabilities
e. Rehabilitation

Tujuan dari tindakan preventif adalah mencegah, melindungi,

promosi kesehatan, dan menjaga kesehatan. Sehingga preventif dapat dibagi

menjadi 3, yaitu:

a. Preventif primer (usaha mencegah seseorang terkena penyakit)


b. Preventif sekunder (deteksi dini penyakit/skrining)
c. Preventif tertier (meningkatkan derajat kesehatan seseorang yang

telah terdiagnosa penyakit dan mencegah morbiditas lebih lanjut

akibat dari penyakit tersebut)

Skrining merupakan pemeriksaan terkait masalah kesehatan dan

faktor risiko tertentu ketika seseorang tidak mengalami gejala ataupun

tanda yang menunjukkan adanya masalah ataupun faktor risiko penyakit

tertentu. Skrining bertujuan untuk mengidentifikasi orang dengan

sistematik dan memberikan intervensi yang tepat bagi orang tersebut untuk

membantu mengurangi perkembangan penyakit atau mencegah suatu

peristiwa yang dapat menjadi masalah kesehatan.

8. RISE

RISE merupakan sebuah mnemonik yang sering digunakan untuk

pendekatan ataupun mengingat prinsip kedokteran preventif pada saat

sehari-hari. Yang pertama huruf R didefinisikan sebagai Risk of this

patient atau resiko yang terdapat pada pada pasien; I sebagai rekomendasi

untuk diberikan Imunisasi (kemoprofilaksis); S sebagai Skrining; dan E


sebagai Edukasi atau konseling terhadap pasien. Istilah ini sangat sering

digunakan untuk mengkategorikan pendekatan dan menyediakan

perawatan yang spesifik untuk kelompok usia atau populasi tertentu.

Sumber:

1. Candrasari, Anika. 2009. Prinsip Dasar Pelayanan Kedokteran

Keluarga. Fakultas Kedokteran Universitas Muhamadiah Surakarta.

Powerpoint diakses pada tanggal 16 Oktober 2013 pukul 20.07 di

http://kedokteran.ums.ac.id/files/download/dr.anika/Prinsip_dasar_

pelayanan_kedokteran_keluarga.pptx.

2. Wonodirekso, Sugito. 2008. Konsep dan Nilai Sentral Kedokteran

Keluarga. Bandung: Seminar Kedokteran Keluarga. Powerpoint

diakses pada tanggal 16 Oktober 2013 pukul 20.45 di

fk.uns.ac.id/index.php/download/file/31

3. Sloane, Phillip D, et al. 2012. Essential of Family Medicine, Sixth

Edition. Philadelphia: Wolters Kluwers|Lippincott Williams & Wilkins.

4. Mc Whitney, Ian R; Freeman, Thomas. 2009. Textbook of Family

Medicine, Third Edition. Oxford: Oxford University Press.

Вам также может понравиться