Вы находитесь на странице: 1из 8

PENGARUH LAMA PERENDAMAN MENGGUNAKAN LARUTAN

HASIL FERMENTASI KUBIS TERHADAP KADAR PROTEIN IKAN


GABUS (Channa Striata)

THE EFFECT OF SOAKING TIME BY USING A SOLUTION OF


FERMENTED CABBAGE TO THE PROTEIN CONTENTS OF
SNAKEHEAD MURREL (Channa Striata)

Anggara Pramana Yudha dan Togu Gultom


Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta
e-mail:togu_gultom@uny.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama perendaman
menggunakan larutan hasil fermentasi kubis terhadap kadar protein ikan gabus
(Channa Striata) yang dihasilkan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen satu faktor dengan
variabel bebas berupa variasi waktu perendaman yaitu 0 jam, 1 jam, 2 jam, 3 jam,
4 jam, 5 jam, 6 jam. Variabel terikat adalah kadar protein ikan gabus yang telah
diberi perlakuan. Ikan gabus yang akan diawetkan berasal dari ikan gabus yang
segar dan kemudian direndam menggunakan larutan hasil fermentasi kubis. Kubis
yang akan difermentasi berasal dari kubis segar yang kemudian disimpan di dalam
toples yang telah diberi air dan garam lalu didiamkan selama 2 hari. Larutan yang
didapat dari proses fermentasi tersebut dipisahkan dari ampasnya lalu digunakan
sebagai media perendam ikan gabus. Selain itu dalam penelitian ini juga
dilakukan perendaman ikan gabus dalam air. Untuk menentukan kadar protein
ikan gabus menggunakan metode Kjeldahl dan untuk menganalisis pengaruh
waktu perendaman terhadap kadar protein ikan gabus menggunakan analisis
varians satu jalur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi waktu fermentasi
berpengaruh secara signifikan terhadap kadar protein yang dihasilkan oleh ikan
gabus, tetapi penurunan kadar protein yang lebih tajam ditunjukan pada
perendaman ikan gabus menggunakan air. Semakin lama waktu perendaman ikan,
maka kadar protein ikan gabus yang dihasilkan akan semakin menurun.

Kata kunci: Fermentasi kubis, kadar protein, ikan gabus

Abstract
This study aims to determine the effect of soaking time by using a
solution of fermented cabbage on protein content snakehead murrel (Channa
Striata) generated.

1
This study was an experimental study of the factors with independent
variable in the form of variations of snakehead murrel soaking time is 0 hour, 1
hour, 2 hours, 3 hours, 4 hours, 5 hours, 6 hours. The dependent variable was the
protein content of snakehead murrel that had been treated. The preserved
snakehead murrel comes from fresh fish and then soaked with a solution of
fermented cabbage. Fermented cabbage that will come from fresh cabbage which
was stored in jars that have been given water and salt and then allowed to stood
for 2 days. The solution obtained from the fermentation process was separated
from the waste that shredded and used as a medium to soak the fish. Determining
the protein content of snakehead murrel is by using Kjeldahl method and in the
other hand, to analyze the effect of soaking time to the protein contents of
snakehead murrel is by using the one way analysis of variance.
The results showed that variations in the fermentation time significantly
affect the levels of proteins produced by snakehead murrel, but the protein content
of snakehead murrel decreases slightly drastic showed at the soaking of snakehead
murrel in the water. It means that the longer the soaking time using a solution of
fermented cabbage, will reduce the protein content of snakehead murrel.

Key word: Fermented cabbage, protein content, snakehead murrel

PENDAHULUAN yang lama pada kondisi suhu yang


Protein adalah sumber asam
normal [3]. Diperlukan penambahan
amino dan karbohidrat yang
bakteri asam laktat pada ikan untuk
mengandung unsur C, H, O, dan N
memperpanjang kualitas dan masa
[1]. Fungsi utama protein bagi tubuh
simpan ikan.
adalah untuk membentuk jaringan Penanggulangan masalah tersebut
baru dan mempertahankan jaringan dapat diatasi dengan mencari
yang telah ada [2]. alternatif bahan pengawet makanan
Ikan gabus memiliki sumber
yang mudah didapat dan efisien.
protein hewani yang sangat tinggi, Kubis (Brassica olerace)
terutama sumber albuminnya yang merupakan salah satu jenis sayuran
baik bagi penderita hipoalbumin yang banyak tumbuh di daerah
(rendah albumin) dan luka, baik luka dataran tinggi. Kubis dapat
pasca operasi maupun luka bakar. dimanfaatkan sebagai starter bakteri
Ikan gabus merupakan bahan
asam laktat yang mampu
makanan yang mudah sekali dan
memperpanjang masa simpan bahan
cepat mengalami pembusukan,
pangan.
apalagi bila disimpan dalam waktu

2
Kubis mempunyai tingkat dimasukkan kedalam toples dan
kandungan nutrisi yang dapat dicampur dengan garam dapur
memacu pertumbuhan berbagai jenis sebanyak 0,125 kg atau 125 gram,
bakteri asam laktat dalam proses berat ini didapat melalui perhitungan
fermentasi yang dapat menghambat 2,5% dari berat kubis. Setelah itu
proses pembusukkan pada ikan ditambahkan air sebanyak 2,5 liter
karena bersifat membunuh bakteri kedalam toples yang telah berisi
pembusuk [4]. Proses fermentasi campuran kubis dan garam.
sebagian disebabkan oleh adanya Penambahan air sebanyak 2,5 liter
enzim autolitik dan sebagian lagi dengan alasan agar didapatkan
oleh aktivitas mikroorganisme [5]. larutan garam dengan konsentrasi (%
Garam yang digunakan sebagai
zat terlarut) sebesar 5%.
bahan fermentasi kubis berfungsi
2. Langkah Perlakuan Terhadap
merangsang pertumbuhan
Sampel
mikroorganisme yang berperan Larutan hasil fermentasi kubis
dalam fermentasi dan menghambat yang telah disaring dan dipisahkan
pertumbuhan dari mikroorganisme dari ampasnya kemudian digunakan
yang tidak diinginkan dan merugikan untuk merendam ikan. Sebelum
[6]. dilakukan perendaman, ikan segar
METODE PENELITIAN
harus dibersihkan dari kotoran dan
Alat alat yang digunakan
insang lalu dibilas dengan air bersih.
adalah alat destilasi mikro kjeldahl,
Pada saat perendaman, seluruh
rangkaian alat suling serta rangkaian
bagian tubuh ikan harus terendam
alat titrasi. Bahan - bahan yang
seutuhnya. Perendaman ikan
digunakan adalah Ikan gabus, H2SO4
dilakukan pada kondisi suhu kamar
pekat, larutan NaCl, kubis, indicator
dan dengan toples tertutup rapat serta
PP, aquades, HCl 0,1 N, serbuk
dengan varisi waktu yaitu 0 jam,1
CuSO4.5H2O, NaOH 50%, H2SO4
jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, 5 jam dan 6
pekat, serbuk Na2SO4
jam.
1. Proses Fermentasi Kubis
3. Uji Kualitatif
Kubis segar sebanyak 5kg, Pada masing-masing sampel
dipotong kecil-kecil. Kemudian yang telah direndam, ditiriskan, dan

3
disiangi untuk selanjutnya diblender serta ditambahkan 50 ml larutan
dan dilakukan uji biuret dan uji NaOH 50%. Kemudian labu destilasi
ninhidrin untuk mengetahui adakah dipanaskan pada alat destilasi dan
kandungan protein didalamnya. ditutup rapat. Destilasi berakhir
4. Uji Kuantitatif
setelah volume larutan yang
Analisis kuantitatif secara
ditampung bersifat netral atau kertas
kjeldahl pada dasarnya dibagi dalam
lakmus tidak berwarna biru lagi.
3 tahapan, yaitu : destruksi, destilasi,
c. Titrasi Cuplikan
dan tahap titrasi.
a. Destruksi Cuplikan Hasil destilasi yang telah
Daging ikan hasil perendaman diperoleh tersebut lalu dititrasi
dengan masing-masing variasi waktu dengan larutan NaOH 0,049 N yang
diblender sampai halus dan telah distandarisasi, sampai larutan
ditimbang masing-masing sebanyak berubah menjadi warna merah muda.
1 gram, lalu dimasukkan ke dalam Larutan blanko dibuat dengan cara
labu kjeldahl yang berbeda untuk yang sama tanpa menggunakan
setiap ikan dengan variasi waktu sampel. Setiap sampel dan blanko
perendaman, kemudian ditambahkan dilakukan 3 kali ulangan dengan
2,5 gram Na2SO4 anhidrat, 0,02 gram perlakuan yang sama.
CuSO5 H2O dan 10 ml H2SO4 ke
dalam labu kjeldahl. Dipanaskan HASIL DAN DISKUSI
dengan pemanas listrik almari asam. Berdasarkan penelitian
Mula-mula dengan api kecil dan diperoleh hasil sebagai
setelah asap hilang api dibesarkan. berikut:
Pemanasan diakhiri setelah cairan 1. Analisis Kualitatif
menjadi jernih tidak berwarna. Hasil penelitian analisis protein
b. Destilasi Cuplikan yang dilakukan secara kualitatif pada
Menyiapkan rangkaian alat sampel Ikan Gabus dapat dilihat
destilasi. Kemudian sampel hasil dalam tabel berikut ini.
destruksi ditambahkan aquades 200
ml, kemudian ditambahkan batu
didih, indikator PP beberapa tetes,

4
Pada uji biuret, warna ungu yang
terjadi disebabkan oleh terbentuknya Sedangkan volume titrasi sampel
senyawa komplek antara Cu2+ dengan ikan gabus yang hanya direndam
pasangan elektron bebas dari gugus dalam air dalam dilihat pada tabel
NH ataupun gugus CO dari rantai berikut :
polipeptida. Sedangkan untuk uji
ninhidrin, warna ungu yang terjadi,
disebabkan oleh molekul ninhidrin
dan hidrindantin yang bereaksi
dengan NH3 setelah asam amino
tersebut dioksidasi.
b. Pengujian Kadar Protein
2. Analisis Kadar Protein Ikan
gabus dengan Metode
Kjeldahl
a. Data Hasil Titrasi
Titrasi merupakan tahap akhir
dari seluruh metode kjeldahl pada
penentuan kadar protein ikan gabus
Kadar protein pada ikan gabus
yang dianalisis. Dengan melakukan
yang direndam dalam larutan hasil
titrasi, maka dapat diketahui
fermentasi kubis menunjukkan
banyaknya asam klorida (HCl) yang
penurunan kadar protein yang lebih
bereaksi dengan ammonia. Titrasi
sedikit dibanding ikan gabus yang
Blanko dan Sampel ikan gabus yang
direndam hanya menggunakan air
telah direndam dalam larutan hasil
yang penurunan kadar proteinnya
fermentasi kubis dapat dilihat pada
cenderung lebih tajam. Hal tersebut
tabel berikut :
dapat terjadi karena pengaruh dari

5
bakteri asam laktat yang terkandung terhadap kadar protein ikan gabus
pada larutan fermentasi kubis yang yang dihasilkan [8].
dapat mencegah pertumbuhan bakteri Pada proses pembuatan
pembusuk pada ikan, akibatnya NH3 fermentasi kubis, penambahan garam
yang keluar pada perendaman yang digunakan akan sangat
menggunakan air akan terbuang lebih berpengaruh terhadap kadar protein
banyak ikan yang akan direndam
Senyawa NH3 yang terbentuk
menggunakan larutan tersebut.
merupakan hasil dari proses
Penambahan garam pada proses
degradasi protein yang disebabkan
fermentasi sebenarnya bertujuan
oleh bakteri-bakteri pembusuk.
untuk mengontrol pertumbuhan
Bakteri-bakteri tersebut yang
mikroorganisme yang berperan
menyebabkan protein terdegradasi
dalam fermentasi dan menghambat
selama proses perendaman menjadi
pertumbuhan dari mikroorganisme
dipeptida dan seterusnya menjadi
yang tidak diinginkan dan merugikan
senyawa NH3 yang hilang melalui
[9].
penguapan.
Selama tahap perendaman ikan KESIMPULAN

menggunakan larutan hasil Berdasarkan dari hasil

fermentasi kubis ini protein yang penelitian, dapat disimpulkan bahwa

terkandung dalam ikan juga variasi waktu fermentasi

mengalami hidrolisis. Hidrolisis berpengaruh secara signifikan

protein ini menyebabkan protein terhadap kadar protein yang

terurai menjadi senyawa-senyawa dihasilkan oleh ikan gabus, tetapi

yang sederhana dan bersifat larut penurunan kadar protein yang lebih

seperti proteosa, pepton, peptida, dan tajam ditunjukan pada perendaman

asam amino, sehingga jumlah asam ikan gabus menggunakan air.

amino dan senyawa nitrogen terlarut Semakin lama waktu perendaman

meningkat. [7] ikan, maka kadar protein ikan gabus


Perendaman ikan gabus yang dihasilkan akan semakin
menggunakan larutan hasil menurun.
fermentasi kubis sangat berpengaruh

6
UCAPAN TERIMAKASIH Produk Perikanan. Bogor:
Penerbit Pusat Antar
Penulis mengucapkan
Universitas Pangan dan Gizi ,
terima-kasih kepada Bapak Institut Pertanian Bogor.
[7] Nikmatul Khasanah (2009).
Togu Gultom, M.Si, M.Pd, Prof.
Pengaruh Konsentrasi Garam
Dr. Endang Widjajanti, LFX; Terhadap Kadar Protein Hasil
Fermentasi Ikan Kembung
Dr. Das Salirawati, M.Si; Eddy (Rastrelliger sp) Pada
Sulistyowati, M.Si, Apt; Siti Pembuatan Peda Sebagai
Alternatif Sumber Belajar
Marwati M.Si yang telah Kimia SMA/MA Pada Materi
bersedia membimbing Pokok Makromolekul.
Skripsi. Yogyakarta : UIN
sehingga penelitian ini dapat Sunan Kalijaga.
diselesaikan. [8] Hidayati Ika Permata. et al.
(2013). Pengaruh Perpaduan
Fermentasi Ensiling Daun
DAFTAR PUSTAKA
Selada (Lactuca sativa) dan
Fermentasi Biji Kepayang
[1] Winarno, F.G. (1991). Kimia (Pangium edule Reinw)
Pangan Dan Gizi. Jakarta : terhadap Mutu Ikan dengan
PT. Gramedia Pustaka Variasi Masa Simpan sebagai
Utama, p. 50. Materi Draf booklet
[2] Winarno, F.G. (1995). Kimia Penyuluhan bagi Masyarakat
Pangan Dan Gizi. Bogor : Pesisir. Laporan Penelitian.
Gramedia Pustaka Utama, p. PP-UM.
50. [9] Slamet Sudarmadji. (1989).
[3] Rabiatul Adawyah, M.P. Prosedur Analisis Untuk
(2008). Pengolahan Dan Bahan Pangan Dan
Pengawetan Ikan. Jakarta : Pertanian. Yogyakarta :
PT Bumi Aksara. Liberty.
[4] Pracaya. (1997). Kol Alias
Kubis. Jakarta: Penebar
Swadaya.
[5] Elevin. C. (1996). Pengaruh
Konsentrasi Garam yang
Berbeda Terhadap Wadi Ikan
Mas (Cyprinus Carpio, L)
Selama Masa Penyimpanan.
Skripsi. Yogyakarta : Fakultas
Biologi Universitas Kristen
Duta Wacana.
[6] Rahayu, W, P,. S. Maamoen,.
Suliantari, dan S.Fardiaz.
(1992). Teknologi Fermentasi

7
Artikel ini telah disetujui untuk
diterbitkan oleh Pembimbing pada
tanggal

Togu Gultom, M.Pd, M.Si


NIP. 19500508 197803 1 001

Artikel ini telah direview oleh


Penguji Utama pada tanggal

Eddy Sulistyowati, Apt. M.S.


NIP. 19520610 198203 2 001

Вам также может понравиться