Вы находитесь на странице: 1из 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu rektal diatas 38 oC) tang disebabkan oleh suatu proses ekstra
kronium.
Kejang demam sering dijumpai pada anak, terutama pada golongan
anak umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir 3% dari anak dibawah umur 5
tahun pernah menderita kejang demam. Kejadian kejang demam diperkirakan
2-4 % di Amerika Serikat, Amerika Selatan dan Eropa Barat. Di Asia
dilaporkan lebih tinggi. Kira-kira 20% kasus merupakan kasus kejang demam
kompleks. Umumnya kejang demam timbul pada tahun kedua kehidupan (17-
23 bulan). kejang demam sedikit lebih sering pada laki-laki.
Suhu tinggi dapat menyebabkan terjadinya bangkitan kejang.
Terjadinya bangkitan kejang tergantung pada umur, tinggi serta cepatnya suhu
meningkat. Kejang demam dapat terjadi pada suhu 38 oC bagi yang
mempunyai ambang rendah dan suhu 40oC bagi yang mempunyai ambang
tinggi. Kejang demam merupakan penyakit yang mempunyai komplikasi
yang sangat berbahaya seperti kerusakan sel otak, anoksia. Oleh karena itu
diperlukan kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan dengan keluarga
dalam mencegah terjadinya bahaya tersebut dengan cara memberi penyuluhan
dan pemahaman tentang arti pentingnya kebersihan baik dari keluarga dan
lingkungan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan managemen asuhan kebidanan
Varney sesuai dengan kasus kejang demam.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa masalah dan
kebutuhan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui masalah potensial yang
kemungkinan dapat terjadi.
4. Mahasiswa dapat mengetahui tindakan segera.
5. Mahasiswa dapat merencanakan tindakan yang akan dilakukan.
6. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan.
7. Mahasiswa dapat mengevaluasi sejauh mana keberhasilan yang
telah dicapai.

1.3 Manfaat Penulisan


1. Bagi penulisan
Dapat menambah pengetahuan tentang kejang demam.
2. Bagi pendidikan
Sebagai bahan kepustakaan tentang kejang demam.
3. Bagi pasien
Dapat memberikan informasi tentang kejang demam.
4. Bagi lahan praktek
Asuhan kebidanan ini sebagai masukan dalam menerapkan manajemen
kebidanan.

1.4 Metode Pengumpulan Data


1. Wawancara
Pengumpulan data dengan tanya jawab langsung dengan klien.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
3. Studi Kepustakaan
Mempelajari buku yang ada kaitannya dengan demam kejang.
4. Dokumentasi
Pengambilan data dari reka medik pasien.
5. Observasi
Pengambilan data dari mengobservasi langsung keadaan pasien.
6. Pemeriksaan Penunjang
Pengumpulan data melalui pemeriksaan laboratorium.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Teori Kejang Kejang demam


1. Pengertian
Kejang Demam (febrile convulsion) adalah bangkitan kejang yang terjadi
pada saat suhu meningkat (rectat > 380C, dalam lebih 390C) disebabkan
oleh proses ekstracranium (Ngastiyah, 229, Perawatan anak sakit 1997)
2. Etiologi
Kejang Demam disebabkan oleh proses ekstracranium seperti : ispa,
OMA, Sinusitis, Pneumonia, Faringitis, abses gigi, ginggivostomatitis,
gastroenteritis, infeksi saluran kemih, pyelonepritis. (Bakteri, virus,
plekantigen)
3. Patofisiologi
Demam

Kebutuhan O2 dan energi otak meningkat

Metabolisme otak meningkat

Perubahan perkembangan dari membran sel neuron

Difusi ion kalium dan natrium

Lepas muatan listrik

Kejang

Neurotran smiter

4. Prognosis
Jika pengobatan tepat dan cepat prognosis baik
Resiko post kejang demam tergantung :
1) Kriteria demam kejang sementara
2) Kelaianan dalam perkembangan kelainan syaraf sebelum kejang
demam
3) Kejang berlangsung lama kejang lokal
5. Gambaran klinis / gejala klinis
1) Kriteria kejang demam sementara
- Umur 6 bulan 4 tahun
- Lama kejang < 15 menit
- Kejang bersifat umum
- Kejang terjadi 16 jam setelah timbulnya demam
- Tidak ada kelainan neorologis dan laboratoris
- EEG normal 1 minggu setelah bangkitan kejang
- Bangkitan kejang dalam 1 tahun tidak lebih dari 4 kali.
2) Gambaran lainnya
- Bertemperatur 38,90C 40,60C
- Menggigil
- Berkeringat
- Letargi
- Nafsu makan menurun
- Nadi an pernafasan cepat
- petechie
6. Diagnosis Kejang
Pengamatan kejang tergantung banyak faktor termasuk umum penderita,
tipe dan frekuensi kejang dan ada atau tidaknya temuan neurologis.
Diagnosis kejang pemeriksaannya melalui :
1) Anamnesis
2) Pemeriksaan neurologis dalam batas normal
3) Pemeriksaan laboratorium DL, k, Elektrolit erum, MG dalam batas
normal
4) Puntie lumbal dalam batas normal
Diagnosis banding
1) Meningitis
2) Enchephalitis
3) Abses otrak
4) Epilepsi
5) Hidrosefalus
7. Pelaksanaan
1) Medik
1) Memberantas kejang secepat mungkin
2) Pengobatan penunjang
3) Memberikan pengobatan rumah
4) Mencari dan mengobati penyebab
2) Terapeutik
1) Antiseptik 10 mg/kg/dosis
2) Diazepam 0,3 0,5 mg/kg/dosis IV pelan
3) Kompres air dingin
3) Suportif
1) Bebaskan jalan nafas
2) Pemberian O2
3) Jaga keseimbangan cairan dan elektrolit
4) Monitoring tanda-tanda vital
4) Bila wajah belum berhenti dapat diulang deng dosis yang sama setelah
20 menit
8. Komplikasi
Demam kejang dapat menimbulkan :
1) Kejang ulang
2) Kerusakan otak
3) Cedera (lidah tergigit)
4) Dehidrasi
5) Anoksi
Tindakan saat kejang
1) Baringkan klien di tempat rata, kepala dimiringkan
2) Pasang tounge spatel yang dibungkus kasa
3) Singkirkan benda-benda di sekitar klien lepaskan pakaian yang
mengganggu pernafasan
4) Isap lendir, beri O2 4 lt/mnt
5) Bila suhu meningkat, lakukan pengompresan
6) Setelah klien sadar, diberi minum hangat
7) Hubungi dokter / konsul tim medis
9. Diagnosa pada demam kejang menurut teori
1) Resiko terjadi kerusakan sel otak akibat kejang
2) Suhu yang meningkat diatas normal
3) Resiko terjadi bahaya (lidah tergigit)
4) Gangguan rasa aman dan nyaman
5) Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit
10. Intervensi
1) Baringkan di tempat yang rata, kepala dimiringkan untuk menghindari
aspirasi
2) Berikan kompres dingin secara intensif
3) Berikan minum yang banyak
4) Pasang sudip lidah saat klien kejang
5) Buku baju klien untuk mengurangi rasa panas
6) Berikan obat penurun panas
7) Berikan O2

B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Anak dengan Demam Kejang


1. Pengumpulan Data : merupakan langkah awal untuk mendapatkan data
dari keadaan Px melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, penunjang yang
diklasifikasikan menjadi data subyektif dan obyektif.
1) Data Subyektif : data yang didapatkan dari hasil anamnesa langsung
dari klien, keluarga dan tim kesehatan lain yang mencakup semua
keluhan klien terhadap masalah kesehatan.
a. Biodata : nama, umur, suku bangsa, agama, alamat.
b. Keluhan utama : keluhan yang dirasakan klien sekarang sehingga
klien datang ke RS.
c. Riwayat penyakit sekarang : merupakan penjelasan tentang
kronologis keluhan yang membawa klien datang ke RS.
d. Riwayat penyakit dahulu : apakah klien pernah menderita penyakit
menular dan menahun dan apakah klien pernah kecelakaan atau
jatuh dan mengalami benturan di kepalanya.
e. Riwayat penyakit keluarga : anggota keluarga yang lain apa ada
yang menderita penyakit seperti klien. Apa ada penyakit menular
dan menahun dalam keluarga.
f. Riwayat neonatal
Prenatal : Keadaan pada saat kehamilan, apakah ibu mengeluh,
mual, muntah pada umur kehamilan triwulan pertama.
Natal : Apakah proses persalinannya secara abnormal dengan
alat.
Postnatal : Anak mendapat ASI atau tidak, mendapat susu formula
atau tidak, mulai kapan mendapat MP-ASI.
g. Riwayat imunisasi
Ditanyakan apakah klien mendapatkan imunisasi sudah lengkap,
meliputi BCG, HB I, HB II, HB III, polio I, polio IV, campak,
DPT.
h. Pola kebiasaan sehari-hari
Pola nutrisi ada perubahan dalam hal porsi makan, menjadi
lebih sedikit
Pola aktifitas ada perubahan, Px tidak aktif seperti saat tidak
sakit
Pola istirahat ada perubahan, Px tidurnya sering terbangun
karena keadaan lingkungan dan penyakitnya
Pola eliminasi ada perubahan dalam hal BAB tidak pernah,
BAK frekuensi menurun.
Pola kebersihan diri ada perubahan, Px tidak pernah mandi,
hanya diseko tidak pernah keramas, gosok gigi.
2) Data Obyektif : Data diperoleh melalui pemeriksaan fisik yang terdiri
dari infeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
a. Keadaan umum : baik atau lemah.
Kesadaran : composmentis, apatis, somnolen, sopor atau koma.
TB, BB, LILA.
b. TTV : TD : mmHg Suhu : oC
Nadi : x/menit RR : x/menit
c. Pemeriksaan fisik
Kepala : bagaimana bentuknya, ada benjolan atau tidak,
jenis rambutnya, warnanya, rontok atau tidak.
Muka : Simetris atau tidak, oedema atau tidak, pucat
atau tidak.
Mata : simetris atau tidak, konjungtiva pucat atau
tidak, sklera icterus atau tidak.
Hidung : simetris atau tidak, bersih atau ada sekret,
pernafasan hidung ada atau tidak, polip ada
atau tidak.
Mulut dan Gigi : ada stomatitis atau tidak, caries ada atau tidak,
mukosa bibir kering atau lembab.
Telinga : simetris atau tidak, ada cerumen atau tidak,
apa ada kelainan bentuk.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada : ada ronchi dan wheezing atau tidak.
Perut : tegang atau lembek, nyeri tekan atau tidak, ada
bekas luka operasi atau tidak.
Punggung : adakah kelainan bentuk tulang punggung.
Genetalia : bersih
Ekstrimitas : simetris
d. Pertumbuhan dan perkembangan
Keadaan pertumbuhan dan perkembangan normal status gizi normal
2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Langkah kedua merupakan pengembangan mengenai masalah dan
interpretasi data dasar ke dalam identifikasi yang spesifik mengenai
masalah atau diagnosa. Beberapa masalah tidak dapat diidentifikasi
sebagai diagnosa akan tetapi membutuhkan suatu rencana yang
komprehensif untuk klien dari diagnosa yang telah ditetapkan dengan
berfokus pada apa yang dikemukakan oleh klien secara individu. Diagnosa
adalah hasil dari perumusan masalah yang merupakan keputusan yang
ditetapkan oleh bidan. Adapun diagnosa masalah dan kebutuhan yang
mungkin timbul pada klien kejang demam adalah :
Dx : An. "....." umur ......... dengan kejang demam
DS : Ibu mengatakan panas dan mengalami kejang 1 x di rumah
DO : - KU lemah
- Kesadaran composmentis
- TTV : N : 100 120 x/menit
S : > 38 oC
RR : 20 30 x/menit
- Badan panas
- Akral teraba hangat
- Bibir kering
- Terpasang infus D5 NS di tangan kiri
Mx : Peningkatan suhu tubuh
DS : Ibu mengatakan badan anaknya panas
DO : - KU lemah
- TTV : N : 100 120 x/menit
S : > 38 oC
RR : 20 30 x/menit
- Badan panas
- Akral teraba panas
- Bibir kering
3. Antisipasi Masalah Potensial
Mengidentifikasi masalah dan diagnosa potensial lainnya
berdasarkan rangkaian dan diagnosa yang ada. Merupakan antisipasi,
pencegahan bila mungkin. Masalah potensial adalah masalah yang
mungkin timbul dan bila tidak segera diatasi akan mengganggu
keselamatan hidup klien, oleh karena itu masalah potensial harus segera
dipersiapkan tindakan untuk mengantisipasi. Antisipasi masalah potensial
pada pasien dengan kejang demam adalah terjadinya kejang ulang.
4. Identifikasi Kebutuhan Segera
Merupakan langkah yang menggambarkan sifat kesinambungan
dari proses penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer periodik
atau kunjungan prenatal saja tapi juga pada saat bersama klien.
Data-data baru senantiasa dikumnpulkan dan dievaluasi. Berupa
data yang memberikan indikasi adanya situasi yang gawat dimana bidan
harus segera bertindak demi keselamatan pasien.
Adapun kebutuhan segera yang harus dilakukan adalah :
a. Bila anak masih kejang segera hentikan kejang
b. Menurunkan panas secepat mungkin
5. Pengembangan Rencana
1. Diagnosa : Anak dengan kejang demam
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu 6 jam
diharapkan kondisi pasien membaik dengan kriteria hasil :
- Keadaan umum baik
- Kejang berhenti
- Suhu : 36,5 37,5 oC
- Nadi : 110 120 x/menit
- RR : 30 50 x/menit

Intervensi
1) Lakukan pendekatan pada klien dan orang tua
R / : Kerjasama yang harmonis antara nakes dalam keluarga
mempermudah dalam melakukan tindakan perawatan
2) Observasi TTV (suhu, nadi, pernafasan)
R / : Parameter untuk mendeteksi dini infeksi
3) Bantu pasien dalam posisi yang benar
R / : Mencegah aspirasi lambung
4) Pasang sudip lidah yang telah dilapisi kasa
R / : Untuk mencegah cidera lidah tergigit
5) Melakukan kolaborasi dengan tim medis
R / : Pemberian terapy yang dapat mempercepat proses penyembuhan
2. Masalah : Peningkatan suhu tubuh
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu 6 jam
diharapkan pasien tidak mengalami kejang ulang dengan
kriteria hasil :
1) Suhu pasien kembali normal 36,5 37,5 oC
2) Kejang berhenti
Intervensi
1) Anjurkan keluarga untuk melepaskan baju klien dan mengganti
dengan yang tipis
R / : Dapat membantu penguapan
2) Observasi suhu tubuh
R / : Parameter untuk mendeteksi terjadinya kejang
3) Beri kompres dingin pada leher, ketiak, dada
R / : Membantu penguapan panas kulit
4) Memberi antipiretik
R / : Mempercepat penurunan suhu tubuh
5) Kolaborasi dengan tim medis
R / : Melalui pemberian terapi yang tepat diharapkan pengobatan
akan berhasil
6. Implementasi
Merupakan realisasi dari intervensi yang telah ditetapkan namun dalam
kondisi tertentu implementasi dapat berubah disesuaikan dengan kondisi
pasien.
7. Evaluasi
Merupakan seperangkat tindakan yang digunakan untuk mengukur
pelaksanaan berdasarkan tujuan dan kriteria. Dalam evaluasi menggunakan
format SOAP.
S : Data yang didapat dari wawancara langsung.
O : Data yang didapat dari hasil pemeriksaan dan observasi.
A : Pernyataan yang terjadi atas data subyektif dan obyektif.
P : Perencanaan yang ditentukan sesuai dengan masalah.
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Subyektif
Tanggal MRS : 19-6-2006 Jam 22.00 WIB
Tanggal pengkajian : 20-6-2006 Jam 08.30 WIB
1. Biodata
Nama : An N Nama : Ny S
Umur : 7 Bulan Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam
Agama : Islam Suku/ Bangsa : Jawa
Suku/ Bangsa : Jawa Pendidikan : SMU
Pendidikan : - Pekerjaan : Swasta
Anak Ke : 1 Penghasilan : -
Alamat : Sedati Alamat : Sedati
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan badan anaknya panas.
3. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan badan anaknya panas sejak tadi sore tanggal 19-
06-2006 kemudian jam 21.30WIB tiba-tiba kejang 1x di rumah
kemudian dibawa ke UGD RSI SITI HAJAR.
4. Riwayat penyakit dahulu
Anak tidak pernah menderita penyakit seperti ini, sebelumnya
hanya menderita penyakit panas dan batuk pilek biasa setelah
dibawa ke dokter sembuh.
5. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan baik dalam keluarganya maupun suaminya tidak
pernah ada yang menderita penyakit seperti yang diderita anaknya.
6. Riwayat Neonatal
a. Perinatal : Ibu px teratur periksa ke dokter spesialis
kandungan sampai hamil 9 bulan mendapat
suntikan TT 3x diberi vitamin dan tablet Fe.
b. Natal : Melahirkan pada usia kehamilan 9 bulan
ditolong oleh dokter. Bayi lahir secara SC
dengan indikasi bayi besar di RSI SITI
HAJAR. BB lahir 4400 gram.
c. Post Natal : Bayi mendapat ASI + PASI sampai
sekarang. Mulai mendapat makanan
tambahan
7. Riwayat Imunisasi
BCG DPT Campax
Polio 1, 2, 3, 4 Hepatitis 1, 2, 3 Lain-lain
8. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum sakit : makan bubur 6 sendok/hari, minum ASI +
PASI 4x 60 cc/hari.
Saat sakit : makan bubur tepung 4 sendok/hari, minum
ASI + PASI 4x 60 cc/hari.
b. Pola Istirahat
Sebelum sakit : pasien tidur + 18 jam.
Saat sakit : pasien tidur + sering terbangun.
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 2x/hari, warna kuning, konsistensi
lembek, bau khas.
BAK 7x/hari, warna kuning jernih.
Saat sakit : BAB 1x/hari, warna kuning, konsistensi
lembek, bau khas.
BAK 7x/hari, warna kuning jernih.
d. Pola Personal Hygiene
Sebelum sakit : mandi 2x/hari, ganti pakaian setiap kali
mandi dan basah.
Saat sakit : diseka 1x/hari, ganti pakaian setiap kali
basah / kotor.
9. Riwayat Psikososial
- Ibu mengatakan khawatir dengan kondisi anaknya.
3.1.2 Data Obyektif
1. Kesadaran : Composmetis
Keadaan umum : Lemah
2. TTV : N : 120 x/menit
S : 39,8 oC
RR : 24 x/menit
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : rambut tipis, kulit kepala bersih,
rambut lurus, hitam.
Muka : simetris, tidak oedem, tidak pucat.
Mata : simetris, tidak ada sekret, conjungtiva
merah muda, sklera putih.
Hidung : bersih, tidak ada sekret, tidak ada
polip, tidak ada pernafasan cuping
hidung.
Mulut : bibir kering, tidak stomatitis, mulut
bersih.
Telinga : simetris, tidak serumen, daun telinga
bersih.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
tidak ada pembendungan vena
jugularis.
Dada : simetris, tidak ada penarikan
interkosta.
Axila : tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Abdomen : simetris, tidak ada nyeri tekan.
Ekstremitas atas : simetris, tidak oedem, terpasang infus
D5 S ditangan kiri.
Ekstremitas bawah : simetris, tidak oedem, tidak ada
kelainan.
Genetalia : jenis kelamin perempuan, bersih, labia
mayor menutupi labia minor.
Anus : bersih, tidak iritasi.
b. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
tidak ada pembendungan vena
jugularis.
Axila : tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
c. Auskultasi
Dada : Ronchi dan Wheezing tidak ada.
d. Perkusi
Perut : tidak kembung
4. Pertumbuhan dan Perkembangan
- Pertumbuhan
- BB : 8 kg
- TB : 60 cm
- Perkembangan
- Mengangkat kepala : 12 mg
- Memegang sesuatu : 16 minggu
- Mengoceh : 6 bulan
- Merangkak : 7 bulan
- Duduk : 7 bulan
5. Pemeriksaan Penunjang
WBC : 21,9 H 103/mm3 (3,5 10,0)
RBC : 4,50 106/mm3 (3,80 5,80)
HGB : 12,7 g/dl (11,0 16,5)
HCT : 34,7 L% (35,0 50,0)
PLT : 266 103/mm3 (150 390)
PCT : 218 % (100 500)
MCV : 77 Lu m3 (80 97)
MCH : 28,2 pq (26,5 33,5)
MCHC : 36,6 Hg/dl (31,5 35,0)
RDW : 13,2 % (10,0 5,0)
MPV : 8.2 N m3 (6,5 11,0)
PDW : 12,2 % (10,0 18,0)
DIFF
% LYM : 29,3 % (17,0 48,0)
% MON : 2,3 L% (4,0 10,0)
% GRA : 68,4 % (43,0 76,0)
# LYM : 6,4 H 103/mm3 (1,2 3,2)
# MON : 0,5 103/mm3 (0,3 0,8)
# GRA : 15,0 H 103/mm3 (1,2 6,8)
6. Terapi dokter jaga
- Infus D5 S 800 cc/24 jam
- R kes 3x 250 inj IV
- Sanmol 85 mg
- Novalgin 1/6 3x1
- Luminal 1/6
- Inj antrain 3x amp

3.2 Identifikasi Diagnosa Masalah dan Kebutuhan


Diagnosa : By N umur 7 bulan dengan kejang demam.
Ds : Ibu mengatakan badan anaknya panas dan mengalami kejang
1x pada waktu di rumah.
Do : - Keadaan umum lemah
- TTV : N : 120 x/menit
S : 39,8 oC
RR : 24 x/menit
- Badan panas
- Akrat teraba hangat
- Bibir kering
- Terpasang infus D5 s di tangan kiri

Mx : Peningkatan suhu tubuh.


Ds : Ibu mengatakan bahwa anaknya panas sejak tadi malam.
Do : - Keadaan umum lemah
- TTV : N : 120 x/menit
S : 39,8 oC
RR : 24 x/
- Akral teraba panas
- Bibir kering

Mx : Cemas
Ds : Ibu mengatakan khawatir dengan keadaan anaknya.
Do : - Keluarga tampak gelisah
- Keluarga sering bertanya tentang keadaan anaknya.

3.3 Antisipasi Masalah Potensial


Potensial terjadi
- Kejang ulang

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera


Menurunkan panas secepat mungkin

3.5 Intervensi
Dx : By N umur 7 bulan dengan kejang demam.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x 24 jam
diharapkan keadaan Dx membaik.
Kriteria : - Keadaan umum baik
- Panas turun, suhu (36,5 37,5)
- Bibir tidak kering
- Akral hangat
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada orang tua dan px.
R/ Menjalin kerjasama dan saling percaya.
2. Jelaskan pada keluarga tentang kondisi mereka.
R/ Agar keluarga mengerti tentang kondisi px sehingga lebih kooperatif.
3. Beri kompres dingin.
R/ Kompres dapat membantu menurunkan panas.
4. Anjurkan orang tua untuk mengganti pakaian anaknya dengan pakaian
yang tipis dan menyerap keringat.
R/ mempermudah penguapan dan penyerapan keringat
5. Sediakan tong spatel di meja px.
R/ Antisipasi menghindari cedera pada lidah jika terjadi kejang ulang.
6. Observasi TTV tiap 4 jam.
R/ Untuk mengetahui keadaan umum.
7. Anjurkan pada ibu untuk memberi anaknya ekstra minum.
R/ Perbaikan hidrasi akibat suhu yang meningkat.
8. Melanjutkan terapi sesuai advis dokter.
R/ Terapi yang tepat dapat mempercepat kesembuhan.

Mx : Peningkatan suhu tubuh


Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x 24 jam
diharapkan suhu tubuh px turun.
Kriteria : - Keadaan umum baik.
- Suhu tubuh ( 36,5 37,5 oC)
- Bibir tidak kering
- Akral hangat
Intervensi
1. Beri kompres dingin.
R/ Kompres dapat membantu menurunkan panas.
2. Anjurkan orang tua untuk mengganti pakaian anaknya dengan pakaian
yang tipis dan menyerap keringat.
R/ Mempermudah penguapan dan penyerapan keringat
3. Anjurkan pada ibu untuk memberi anaknya ekstra minum.
R/ Perbaikan hidrasi akibat suhu yang meningkat.
4. Anjurkan pada ibu untuk memberi anaknya ekstra minum.
R/ Perbaikan hidrasi akibat suhu yang meningkat.
5. Anjurkan pada ibu untuk memberi anaknya ekstra minum.
R/ Perbaikan hidrasi akibat suhu yang meningkat.

Mx : Cemas
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x 15 menit
orang tua tidak cemas lagi.
Kriteria : - Orang tua tampak tenang.
- Orang tua tidak banyak bertanya lagi
- Orang tua mau melaksanakan anjuran dari petugas.
Intervensi
1. Jelaskan tentang keadaan px pada keluarga.
R/ Dengan mengetahui keadaan anaknya orang tua dapat tenang dan
dapat kooperatif.
2. Anjurkan ibu untuk berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
R/ Dengan berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan dapat
mengurangi kecemasan.

3.6 Implementasi
Dx : An N umur 7 bulan dengan kejang demam.
1. Jam
Melakukan pendekatan pada px dan orang tua secara terapiotik.
2. Jam
Menjelaskan pada keluarga tantang kondisi px saat ini yang masih lemah.
3. Jam
Memberikan kompres dingin pada ketiak, leher dan kening dan
menggantinya jika sudah terasa hangat.
4. Jam
Menyiapkan tong spatel di meja pasien.
5. Jam
Menganjurkan dan memotivasi keluarga untuk memberikan anaknya
ekstra minum.
6. Jam
Menganjurkan orang tua untuk mengganti pakaian anaknya dengan
pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
7. Mengobservasi TTV setiap 4 jam.
N : 120 x/menit
S : 37,8 oC
RR : 24 x/
8. Jam
Melanjutkan terapi sesuai advis dokter.
- Infus D5 Ns 15 tts
- Injeksi Ricef 3x 250 mg IV
- Injeksi Antrain 3x ampl IV
- Sanmol 3x1 peroral
- Tripanzim 3x1 peroral
Mx : peningkatan suhu tubuh
Implementasi
1. Memberikan kompres dingin pada ketiak, leher dan kening.
2. Menganjurkan orang tua untuk mengganti pakaian anaknya dengan
pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
3. Menganjurkan dan memotivasi keluarga untuk memberikan anaknya
ekstra minum.
4. Mengobservasi TTV setiap 4 jam.
N : 120 x/menit
S : 37,8 oC
RR : 24 x/
5. Melanjutkan terapi sesuai advis dokter.
- Infus D5 Ns 15 tts
- Injeksi Ricef 3x 250 mg IV

Mx : cemas
1. Menjelaskan pada orang tua tentang keadaan anaknya yang masih lemah.
2. Menganjurkan orang tua untuk berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan.

3.7 Evaluasi
Dx : An N umur 7 bulan dengan kejang demam.
S : Ibu mengatakan anaknya masih terasa hangat.
O : - Keadaan umum lemah
- TTV : N : 120 x/menit
S : 37 oC
RR : 24 x/
- Akral dingin
- Bibir tidak kering
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan
Melanjutkan terapi sesuai advis dokter.
- D5 S 800 cc/24 jam
- Rycef 3x 250 inj IV
- Trypanzym 3x1 peroral
Mx : peningkatan suhu tubuh.
S : Ibu mengatakan badan anaknya tidak panas lagi.
O : - Keadaan umum lemah
- TTV : N : 120 x/menit
S : 37 oC
RR : 24 x/
- Akral dingin
- Bibir tidak kering
A : Masalah teratasi.
P : Interatasi dihentikan.

Mx : Cemas
S : Ibu mengatakan tenang melihat keadaan anaknya sekarang.
O : - Ibu sudah tidak gelisah lagi.
- Ibu sudah tidak banyak bertanya lagi.
- Ibu melakukan semua anjuran petugas.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.

HE :
- Minum obat tepat waktu.
- Menyediakan obat penurun panas di rumah.
- Jika anak panas segera beri obat panas dan kompres, ganti pakaian anak
dengan pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
- Jika anak panas beri ekstra minum.
- Sediakan tong stapel di rumah, jika tidak ada bisa menggunakan sendok
yang dibalut dengan kasa atau kain bersih untuk mengantisipasi agar tidak
terjadi cedera pada lidah jika terjadi kejang ulang di rumah.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering
dijumpai pada anak, terutama pada golongan anak umur 6 bulan sampai 4
tahun. Hampir 3% dari anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah menderita
kejang demam. Kejang demam bisa disebabkan oleh proses ekstra kronium
seperti ISPA, OMA, Sinusitis, bronkiolitis, pneumonia, faringitis,
gasbroenteritis, infeksi saluran kemih dan sebagainya.
Faktor resiko kejang demam pertama yang penting adalah demam.
Selain itu terdapat faktor riwayat kejang pada orang tua atau saudara kandung,
perkembangan terlambat, problem pada masa neonatus, anak dalam perawatan
khusus dan kadar natrium rendah.
Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat, prognosisnya baik dan
tidak perlu mengakibatkan kematian.

4.2 Saran
- Bagi lahan praktek
Hendaknya meningkatkan mutu demi kepuasan pasien.
- Bagi industri
Hendaknya meningkatkan mutu pembelajaran dengan didukung pengajar
yang profesional, sehingga tercipta mahasiswa-mahasiswa yang terampil.
- Bagi pembaca
Semoga dengan adanya asuhan kebidanan ini dapat menambah wawasan
dan meningkatkan pengetahuan IPTEK.
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan kebidanan pada anak N umur 7 bulan dengan Kejang Deman


di Ruang Anak II A RSI Siti Hajar Sidoarjo, dibuat oleh :
Nama : Ika Rachmawaty
NIM : 03.134
Telah diperiksa dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal : Juni 2006

Mengetahui

Pembimbing Akademik Pembimbing Praktek

RUMPIATI, S.ST SIFI AKHRULIYAH


ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK N UMUR 7 BULAN
DENGAN KEJANG DEMAM DI RUANG ANAK II A
RSI SITI HAJAR SIDOARJO

Disusun Oleh :

IKA RACHMAWATY
NIM : 03.134

AKADEMI KEBIDANAN HUSADA


JOMBANG
2005
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
serta hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Asuhan kebidanan pada
anak N umur 7 bulan dengan Kejang Deman di Ruang Anak II A RSI Siti
Hajar Sidoarjo.
Pada kesempatan kali ini dengan segala kerendahan hati kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Soelijah Hadi, M.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan Husada
Jombang.
2. Ibu Rumpiati, S.ST, selaku dosen pembimbing Akademi Kebidanan Husada
Jombang.
3. Ibu Sifi Akhiruliyah, selaku pembimbing praktek di RSI Siti Hajar Sidoarjo.
4. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses penyusunan
Asuhan Kebidanan ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan


Asuhan Kebidanan ini. Untuk itu penulis membuka diri untuk menerima kritik
dan saran demi kesempurnaan Asuhan Kebidanan ini.
Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
khususnya bagi mahasiswa Akademi Kebidanan Husada Jombang.

Jombang, Juni 2006

Penulis

Вам также может понравиться