Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan managemen asuhan kebidanan
Varney sesuai dengan kasus kejang demam.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data.
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa masalah dan
kebutuhan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui masalah potensial yang
kemungkinan dapat terjadi.
4. Mahasiswa dapat mengetahui tindakan segera.
5. Mahasiswa dapat merencanakan tindakan yang akan dilakukan.
6. Mahasiswa mampu melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan.
7. Mahasiswa dapat mengevaluasi sejauh mana keberhasilan yang
telah dicapai.
4. Prognosis
Jika pengobatan tepat dan cepat prognosis baik
Resiko post kejang demam tergantung :
1) Kriteria demam kejang sementara
2) Kelaianan dalam perkembangan kelainan syaraf sebelum kejang
demam
3) Kejang berlangsung lama kejang lokal
5. Gambaran klinis / gejala klinis
1) Kriteria kejang demam sementara
- Umur 6 bulan 4 tahun
- Lama kejang < 15 menit
- Kejang bersifat umum
- Kejang terjadi 16 jam setelah timbulnya demam
- Tidak ada kelainan neorologis dan laboratoris
- EEG normal 1 minggu setelah bangkitan kejang
- Bangkitan kejang dalam 1 tahun tidak lebih dari 4 kali.
2) Gambaran lainnya
- Bertemperatur 38,90C 40,60C
- Menggigil
- Berkeringat
- Letargi
- Nafsu makan menurun
- Nadi an pernafasan cepat
- petechie
6. Diagnosis Kejang
Pengamatan kejang tergantung banyak faktor termasuk umum penderita,
tipe dan frekuensi kejang dan ada atau tidaknya temuan neurologis.
Diagnosis kejang pemeriksaannya melalui :
1) Anamnesis
2) Pemeriksaan neurologis dalam batas normal
3) Pemeriksaan laboratorium DL, k, Elektrolit erum, MG dalam batas
normal
4) Puntie lumbal dalam batas normal
Diagnosis banding
1) Meningitis
2) Enchephalitis
3) Abses otrak
4) Epilepsi
5) Hidrosefalus
7. Pelaksanaan
1) Medik
1) Memberantas kejang secepat mungkin
2) Pengobatan penunjang
3) Memberikan pengobatan rumah
4) Mencari dan mengobati penyebab
2) Terapeutik
1) Antiseptik 10 mg/kg/dosis
2) Diazepam 0,3 0,5 mg/kg/dosis IV pelan
3) Kompres air dingin
3) Suportif
1) Bebaskan jalan nafas
2) Pemberian O2
3) Jaga keseimbangan cairan dan elektrolit
4) Monitoring tanda-tanda vital
4) Bila wajah belum berhenti dapat diulang deng dosis yang sama setelah
20 menit
8. Komplikasi
Demam kejang dapat menimbulkan :
1) Kejang ulang
2) Kerusakan otak
3) Cedera (lidah tergigit)
4) Dehidrasi
5) Anoksi
Tindakan saat kejang
1) Baringkan klien di tempat rata, kepala dimiringkan
2) Pasang tounge spatel yang dibungkus kasa
3) Singkirkan benda-benda di sekitar klien lepaskan pakaian yang
mengganggu pernafasan
4) Isap lendir, beri O2 4 lt/mnt
5) Bila suhu meningkat, lakukan pengompresan
6) Setelah klien sadar, diberi minum hangat
7) Hubungi dokter / konsul tim medis
9. Diagnosa pada demam kejang menurut teori
1) Resiko terjadi kerusakan sel otak akibat kejang
2) Suhu yang meningkat diatas normal
3) Resiko terjadi bahaya (lidah tergigit)
4) Gangguan rasa aman dan nyaman
5) Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit
10. Intervensi
1) Baringkan di tempat yang rata, kepala dimiringkan untuk menghindari
aspirasi
2) Berikan kompres dingin secara intensif
3) Berikan minum yang banyak
4) Pasang sudip lidah saat klien kejang
5) Buku baju klien untuk mengurangi rasa panas
6) Berikan obat penurun panas
7) Berikan O2
Intervensi
1) Lakukan pendekatan pada klien dan orang tua
R / : Kerjasama yang harmonis antara nakes dalam keluarga
mempermudah dalam melakukan tindakan perawatan
2) Observasi TTV (suhu, nadi, pernafasan)
R / : Parameter untuk mendeteksi dini infeksi
3) Bantu pasien dalam posisi yang benar
R / : Mencegah aspirasi lambung
4) Pasang sudip lidah yang telah dilapisi kasa
R / : Untuk mencegah cidera lidah tergigit
5) Melakukan kolaborasi dengan tim medis
R / : Pemberian terapy yang dapat mempercepat proses penyembuhan
2. Masalah : Peningkatan suhu tubuh
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan dalam waktu 6 jam
diharapkan pasien tidak mengalami kejang ulang dengan
kriteria hasil :
1) Suhu pasien kembali normal 36,5 37,5 oC
2) Kejang berhenti
Intervensi
1) Anjurkan keluarga untuk melepaskan baju klien dan mengganti
dengan yang tipis
R / : Dapat membantu penguapan
2) Observasi suhu tubuh
R / : Parameter untuk mendeteksi terjadinya kejang
3) Beri kompres dingin pada leher, ketiak, dada
R / : Membantu penguapan panas kulit
4) Memberi antipiretik
R / : Mempercepat penurunan suhu tubuh
5) Kolaborasi dengan tim medis
R / : Melalui pemberian terapi yang tepat diharapkan pengobatan
akan berhasil
6. Implementasi
Merupakan realisasi dari intervensi yang telah ditetapkan namun dalam
kondisi tertentu implementasi dapat berubah disesuaikan dengan kondisi
pasien.
7. Evaluasi
Merupakan seperangkat tindakan yang digunakan untuk mengukur
pelaksanaan berdasarkan tujuan dan kriteria. Dalam evaluasi menggunakan
format SOAP.
S : Data yang didapat dari wawancara langsung.
O : Data yang didapat dari hasil pemeriksaan dan observasi.
A : Pernyataan yang terjadi atas data subyektif dan obyektif.
P : Perencanaan yang ditentukan sesuai dengan masalah.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Subyektif
Tanggal MRS : 19-6-2006 Jam 22.00 WIB
Tanggal pengkajian : 20-6-2006 Jam 08.30 WIB
1. Biodata
Nama : An N Nama : Ny S
Umur : 7 Bulan Umur : 27 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam
Agama : Islam Suku/ Bangsa : Jawa
Suku/ Bangsa : Jawa Pendidikan : SMU
Pendidikan : - Pekerjaan : Swasta
Anak Ke : 1 Penghasilan : -
Alamat : Sedati Alamat : Sedati
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan badan anaknya panas.
3. Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan badan anaknya panas sejak tadi sore tanggal 19-
06-2006 kemudian jam 21.30WIB tiba-tiba kejang 1x di rumah
kemudian dibawa ke UGD RSI SITI HAJAR.
4. Riwayat penyakit dahulu
Anak tidak pernah menderita penyakit seperti ini, sebelumnya
hanya menderita penyakit panas dan batuk pilek biasa setelah
dibawa ke dokter sembuh.
5. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan baik dalam keluarganya maupun suaminya tidak
pernah ada yang menderita penyakit seperti yang diderita anaknya.
6. Riwayat Neonatal
a. Perinatal : Ibu px teratur periksa ke dokter spesialis
kandungan sampai hamil 9 bulan mendapat
suntikan TT 3x diberi vitamin dan tablet Fe.
b. Natal : Melahirkan pada usia kehamilan 9 bulan
ditolong oleh dokter. Bayi lahir secara SC
dengan indikasi bayi besar di RSI SITI
HAJAR. BB lahir 4400 gram.
c. Post Natal : Bayi mendapat ASI + PASI sampai
sekarang. Mulai mendapat makanan
tambahan
7. Riwayat Imunisasi
BCG DPT Campax
Polio 1, 2, 3, 4 Hepatitis 1, 2, 3 Lain-lain
8. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Sebelum sakit : makan bubur 6 sendok/hari, minum ASI +
PASI 4x 60 cc/hari.
Saat sakit : makan bubur tepung 4 sendok/hari, minum
ASI + PASI 4x 60 cc/hari.
b. Pola Istirahat
Sebelum sakit : pasien tidur + 18 jam.
Saat sakit : pasien tidur + sering terbangun.
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 2x/hari, warna kuning, konsistensi
lembek, bau khas.
BAK 7x/hari, warna kuning jernih.
Saat sakit : BAB 1x/hari, warna kuning, konsistensi
lembek, bau khas.
BAK 7x/hari, warna kuning jernih.
d. Pola Personal Hygiene
Sebelum sakit : mandi 2x/hari, ganti pakaian setiap kali
mandi dan basah.
Saat sakit : diseka 1x/hari, ganti pakaian setiap kali
basah / kotor.
9. Riwayat Psikososial
- Ibu mengatakan khawatir dengan kondisi anaknya.
3.1.2 Data Obyektif
1. Kesadaran : Composmetis
Keadaan umum : Lemah
2. TTV : N : 120 x/menit
S : 39,8 oC
RR : 24 x/menit
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : rambut tipis, kulit kepala bersih,
rambut lurus, hitam.
Muka : simetris, tidak oedem, tidak pucat.
Mata : simetris, tidak ada sekret, conjungtiva
merah muda, sklera putih.
Hidung : bersih, tidak ada sekret, tidak ada
polip, tidak ada pernafasan cuping
hidung.
Mulut : bibir kering, tidak stomatitis, mulut
bersih.
Telinga : simetris, tidak serumen, daun telinga
bersih.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
tidak ada pembendungan vena
jugularis.
Dada : simetris, tidak ada penarikan
interkosta.
Axila : tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Abdomen : simetris, tidak ada nyeri tekan.
Ekstremitas atas : simetris, tidak oedem, terpasang infus
D5 S ditangan kiri.
Ekstremitas bawah : simetris, tidak oedem, tidak ada
kelainan.
Genetalia : jenis kelamin perempuan, bersih, labia
mayor menutupi labia minor.
Anus : bersih, tidak iritasi.
b. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
tidak ada pembendungan vena
jugularis.
Axila : tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
c. Auskultasi
Dada : Ronchi dan Wheezing tidak ada.
d. Perkusi
Perut : tidak kembung
4. Pertumbuhan dan Perkembangan
- Pertumbuhan
- BB : 8 kg
- TB : 60 cm
- Perkembangan
- Mengangkat kepala : 12 mg
- Memegang sesuatu : 16 minggu
- Mengoceh : 6 bulan
- Merangkak : 7 bulan
- Duduk : 7 bulan
5. Pemeriksaan Penunjang
WBC : 21,9 H 103/mm3 (3,5 10,0)
RBC : 4,50 106/mm3 (3,80 5,80)
HGB : 12,7 g/dl (11,0 16,5)
HCT : 34,7 L% (35,0 50,0)
PLT : 266 103/mm3 (150 390)
PCT : 218 % (100 500)
MCV : 77 Lu m3 (80 97)
MCH : 28,2 pq (26,5 33,5)
MCHC : 36,6 Hg/dl (31,5 35,0)
RDW : 13,2 % (10,0 5,0)
MPV : 8.2 N m3 (6,5 11,0)
PDW : 12,2 % (10,0 18,0)
DIFF
% LYM : 29,3 % (17,0 48,0)
% MON : 2,3 L% (4,0 10,0)
% GRA : 68,4 % (43,0 76,0)
# LYM : 6,4 H 103/mm3 (1,2 3,2)
# MON : 0,5 103/mm3 (0,3 0,8)
# GRA : 15,0 H 103/mm3 (1,2 6,8)
6. Terapi dokter jaga
- Infus D5 S 800 cc/24 jam
- R kes 3x 250 inj IV
- Sanmol 85 mg
- Novalgin 1/6 3x1
- Luminal 1/6
- Inj antrain 3x amp
Mx : Cemas
Ds : Ibu mengatakan khawatir dengan keadaan anaknya.
Do : - Keluarga tampak gelisah
- Keluarga sering bertanya tentang keadaan anaknya.
3.5 Intervensi
Dx : By N umur 7 bulan dengan kejang demam.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x 24 jam
diharapkan keadaan Dx membaik.
Kriteria : - Keadaan umum baik
- Panas turun, suhu (36,5 37,5)
- Bibir tidak kering
- Akral hangat
Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada orang tua dan px.
R/ Menjalin kerjasama dan saling percaya.
2. Jelaskan pada keluarga tentang kondisi mereka.
R/ Agar keluarga mengerti tentang kondisi px sehingga lebih kooperatif.
3. Beri kompres dingin.
R/ Kompres dapat membantu menurunkan panas.
4. Anjurkan orang tua untuk mengganti pakaian anaknya dengan pakaian
yang tipis dan menyerap keringat.
R/ mempermudah penguapan dan penyerapan keringat
5. Sediakan tong spatel di meja px.
R/ Antisipasi menghindari cedera pada lidah jika terjadi kejang ulang.
6. Observasi TTV tiap 4 jam.
R/ Untuk mengetahui keadaan umum.
7. Anjurkan pada ibu untuk memberi anaknya ekstra minum.
R/ Perbaikan hidrasi akibat suhu yang meningkat.
8. Melanjutkan terapi sesuai advis dokter.
R/ Terapi yang tepat dapat mempercepat kesembuhan.
Mx : Cemas
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x 15 menit
orang tua tidak cemas lagi.
Kriteria : - Orang tua tampak tenang.
- Orang tua tidak banyak bertanya lagi
- Orang tua mau melaksanakan anjuran dari petugas.
Intervensi
1. Jelaskan tentang keadaan px pada keluarga.
R/ Dengan mengetahui keadaan anaknya orang tua dapat tenang dan
dapat kooperatif.
2. Anjurkan ibu untuk berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
R/ Dengan berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan dapat
mengurangi kecemasan.
3.6 Implementasi
Dx : An N umur 7 bulan dengan kejang demam.
1. Jam
Melakukan pendekatan pada px dan orang tua secara terapiotik.
2. Jam
Menjelaskan pada keluarga tantang kondisi px saat ini yang masih lemah.
3. Jam
Memberikan kompres dingin pada ketiak, leher dan kening dan
menggantinya jika sudah terasa hangat.
4. Jam
Menyiapkan tong spatel di meja pasien.
5. Jam
Menganjurkan dan memotivasi keluarga untuk memberikan anaknya
ekstra minum.
6. Jam
Menganjurkan orang tua untuk mengganti pakaian anaknya dengan
pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
7. Mengobservasi TTV setiap 4 jam.
N : 120 x/menit
S : 37,8 oC
RR : 24 x/
8. Jam
Melanjutkan terapi sesuai advis dokter.
- Infus D5 Ns 15 tts
- Injeksi Ricef 3x 250 mg IV
- Injeksi Antrain 3x ampl IV
- Sanmol 3x1 peroral
- Tripanzim 3x1 peroral
Mx : peningkatan suhu tubuh
Implementasi
1. Memberikan kompres dingin pada ketiak, leher dan kening.
2. Menganjurkan orang tua untuk mengganti pakaian anaknya dengan
pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
3. Menganjurkan dan memotivasi keluarga untuk memberikan anaknya
ekstra minum.
4. Mengobservasi TTV setiap 4 jam.
N : 120 x/menit
S : 37,8 oC
RR : 24 x/
5. Melanjutkan terapi sesuai advis dokter.
- Infus D5 Ns 15 tts
- Injeksi Ricef 3x 250 mg IV
Mx : cemas
1. Menjelaskan pada orang tua tentang keadaan anaknya yang masih lemah.
2. Menganjurkan orang tua untuk berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan.
3.7 Evaluasi
Dx : An N umur 7 bulan dengan kejang demam.
S : Ibu mengatakan anaknya masih terasa hangat.
O : - Keadaan umum lemah
- TTV : N : 120 x/menit
S : 37 oC
RR : 24 x/
- Akral dingin
- Bibir tidak kering
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Intervensi dilanjutkan
Melanjutkan terapi sesuai advis dokter.
- D5 S 800 cc/24 jam
- Rycef 3x 250 inj IV
- Trypanzym 3x1 peroral
Mx : peningkatan suhu tubuh.
S : Ibu mengatakan badan anaknya tidak panas lagi.
O : - Keadaan umum lemah
- TTV : N : 120 x/menit
S : 37 oC
RR : 24 x/
- Akral dingin
- Bibir tidak kering
A : Masalah teratasi.
P : Interatasi dihentikan.
Mx : Cemas
S : Ibu mengatakan tenang melihat keadaan anaknya sekarang.
O : - Ibu sudah tidak gelisah lagi.
- Ibu sudah tidak banyak bertanya lagi.
- Ibu melakukan semua anjuran petugas.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.
HE :
- Minum obat tepat waktu.
- Menyediakan obat penurun panas di rumah.
- Jika anak panas segera beri obat panas dan kompres, ganti pakaian anak
dengan pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
- Jika anak panas beri ekstra minum.
- Sediakan tong stapel di rumah, jika tidak ada bisa menggunakan sendok
yang dibalut dengan kasa atau kain bersih untuk mengantisipasi agar tidak
terjadi cedera pada lidah jika terjadi kejang ulang di rumah.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering
dijumpai pada anak, terutama pada golongan anak umur 6 bulan sampai 4
tahun. Hampir 3% dari anak yang berumur dibawah 5 tahun pernah menderita
kejang demam. Kejang demam bisa disebabkan oleh proses ekstra kronium
seperti ISPA, OMA, Sinusitis, bronkiolitis, pneumonia, faringitis,
gasbroenteritis, infeksi saluran kemih dan sebagainya.
Faktor resiko kejang demam pertama yang penting adalah demam.
Selain itu terdapat faktor riwayat kejang pada orang tua atau saudara kandung,
perkembangan terlambat, problem pada masa neonatus, anak dalam perawatan
khusus dan kadar natrium rendah.
Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat, prognosisnya baik dan
tidak perlu mengakibatkan kematian.
4.2 Saran
- Bagi lahan praktek
Hendaknya meningkatkan mutu demi kepuasan pasien.
- Bagi industri
Hendaknya meningkatkan mutu pembelajaran dengan didukung pengajar
yang profesional, sehingga tercipta mahasiswa-mahasiswa yang terampil.
- Bagi pembaca
Semoga dengan adanya asuhan kebidanan ini dapat menambah wawasan
dan meningkatkan pengetahuan IPTEK.
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui
Disusun Oleh :
IKA RACHMAWATY
NIM : 03.134
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
serta hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Asuhan kebidanan pada
anak N umur 7 bulan dengan Kejang Deman di Ruang Anak II A RSI Siti
Hajar Sidoarjo.
Pada kesempatan kali ini dengan segala kerendahan hati kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Soelijah Hadi, M.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan Husada
Jombang.
2. Ibu Rumpiati, S.ST, selaku dosen pembimbing Akademi Kebidanan Husada
Jombang.
3. Ibu Sifi Akhiruliyah, selaku pembimbing praktek di RSI Siti Hajar Sidoarjo.
4. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses penyusunan
Asuhan Kebidanan ini.
Penulis