Вы находитесь на странице: 1из 25

ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK N

UMUR 11 TAHUN DENGAN DHF GRADE II


DI RUANG ANAK III RSI SITI HAJAR
SIDOARJO

Oleh :

IKA RACHMAWATY
NIM : 03.134

AKADEMI KEBIDANAN HUSADA


JOMBANG
2006
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat
serta hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada
Anak N Umur 11 tahun dengan DHF Grade II di Ruang Anak III RSI Siti Hajar
Sidoarjo.
Pada kesempatan kali ini dengan segala kerendahan hati kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Soelijah Hadi, M.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan Husada
Jombang.
2. Inzi Jamila Sari, S.Si.T, selaku dosen pembimbing Akademi Kebidanan
Husada Jombang.
3. Ibu Wahyu Ningsih, AMK, selaku Kepala Ruangan Anak III RSI Siti Hajar
Sidoarjo.
4. Ibu Eryati Anindita, selaku pembimbing ruangan Anak III RSI Siti Hajar
Sidoarjo.
5. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses penyusunan
Asuhan Kebidanan ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan


Asuhan Kebidanan ini. Untuk itu penulis membuka diri untuk menerima kritik
dan saran demi kesempurnaan Asuhan Kebidanan ini.
Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
khususnya bagi mahasiswa Akademi Kebidanan Husada Jombang.

Jombang, Februari 2006

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit dengue adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbo virus
dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty betina. Masa tunas
3 15 hari, tetapi rata-rata 5 8 hari (Perawatan Anak Sakit, 342)..
Virus dengue masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk
dan reaksi tubuh merupakan reaksi yang biasa terlihat pada infeksi oleh virus.
Reaksi yang amat beda akan tampak. Apabila seseorang mendapat infeksi
barulah dengan tipe virus dengue yang berlainan. Setelah virus dengue masuk ke
dalam tubuh penderita akan mengalami keluhan dan gejala karena veriminal,
seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal seluruh badan.
Berdasarkan jumlah kasus DBD, Indonesia menempati urutan kedua
setelah Thailand. Tahun 1998 DBD di Indonesia 27 orang per 100.000
penduduk dengan penderita sebanyak 47.373 orang, 1.527 dilaporkan
meninggal dunia dari 2001 daerah tingkat II.
Pengobatan terhadap virus ini sampai sekarang bersifat menunjang
agar pasien dapat bertahan hidup. Obat yang diberikan adalah biasanya
berupa penurun panas dan penghilang rasa sakit pada otot / sendi dapat juga
dikompres apabila suhu tinggi.
Pasien DBD harus diawasi secara ketat, karena dapat timbul
komplikasi seperti perdarahan otak, ARDS (Sindroma Distres Nafas Dewasa)
Infeksi nosokomial seperti pneumonia, tromboflebitis renjatan septik.
Oleh karena itu tenaga kesehatan harus dapat melaksanakan asuhan
kebidanan agar komplikasi tidak terjadi.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan manajemen Asuhan kebidanan Varney
sesuai dengan kasus DHF.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data pada anak
dengan kasus DHF.
b. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa, masalah,
kebutuhan, pada anak dengan DHF.
c. Mahasiswa dapat mengetahui masalah potensial pada anak dengan
DHF.
d. Mahasiswa dapat mengetahui tindakan segera pada anak dengan
DHF.
e. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana yang akan dilakukan
pada anak dengan DHF.
f. Mahasiswa dapat melaksanakan rencana yang telah direncanakan
pada anak dengan DHF.
g. Mahasiswa dapat mengevaluasi seluruh / sejauh mana keberhasilan
yang telah dicapai dalam melakukan tindakan pada anak dengan
DHF.

1.3 Manfaat Penulisan


1.3.1 Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada kasus DHF.
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan kepustakaan tentang asuhan kebidanan pada kasus DHF.
1.3.3 Bagi Pasien
Dapat memberikan informasi tentang penyakit DHF.
1.3.4 Bagi Lahan Praktek
Sebagai masukan dalam menerapkan manajemen kebidanan.

1.4 Metode Pengumpulan Data


1.4.1 Wawancara
Pengumpulan data dengan tanya jawab langsung pada klien dan
keluarga.
1.4.2 Observasi
Pengamatan langsung terhadap perubahan yang terjadi pada klien.
1.4.3 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi.
1.4.4 Studi Kepustakaan
Dengan mempelajari buku-buku dan masalah-masalah yang ada
hubungannya dengan DHF.
1.4.5 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa seperti
pemeriksaan laborat, rontgen, USG.
1.4.6 Dokumentasi
Suatu cara untuk memperoleh data dengan melihat data yang sudah
ada dalam status pasien.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar DHF


2.1.1 Pengertian
DHF adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue tipe I-
IV dengan manifestasi klinis 2-7 hari disertai dengan gejala
perdarahan. Bila timbul renjatan, angka kematian cukup tinggi (Kapita
selekta kedokteran hal 49 tahun 1997)
2.1.2 Diagnosa
- Demam 2-7 hari
- Perdarahan
Rumpletes (+)
Ekhimose
Perdarahan pada gusi
Epistaksis
Hematemesis
Melena
- Gejala klinis
Mual
Mentah
Perut kembung
Pusing
Badan terasa sakit semua
- Laboratorium
Terjadi tromboemboli < 1000000/cm
Hb meningkat
PCV meningkat > 20 %
2.1.3 Patofisiologi
DBD biasanya timbul pada infeksi sekunder dengan virus dengue
tipe I0IV
Pada hari ke 3-5 dapat timbul renjatan hipovolemik karena
permeabilitas pembuluh darah yang meningkat (plama leakeade),
kebocoran ini disebabkan oleh mediator-mediator tertentu
(anafilaktosin) yang dibentuk di sel-sel mana nuklear karena
rangsangan virus dengue.
Perdarahan dapat terjadi karena vaskulopati trombopati dan
koagulopati pada kasus yang berat, perdarahan dapat disebabkan
gangguan faal hepar.
Selain itu ditentukan tanda-tanda terjadinya koagulasi intravaskular
yang menyeluruh (DIC)
2.1.4 Gejala Klinis
Menurut derajat ringan penyakit DBD dibagi 4 bagian
1. Derajat I
- Demam 2-7 hari
- Gejala umum khas
- Rumplet tes (+)
2. Derajat II
- Gejala derajat I
- Timbul perdarahan spontan seperti
- Pteki
- Ekimase
- Epistaksis
- Hematemesis melena
- Perdarahan pada gusi dan telinga
3. Derajat III
- Gejala derajat II
- Terjadi kegagalan pada peredaran darah seperti
- Nadi cepat dan lemah > 120 x/mnt
- Tekanan darah sempit (<20 mmHg
- Tekanan darah menurun

4. Derajat IV
- Gejala derajat III
- Nadi tidak teraba
- Tekanan darah tidak teratur
- Denyut jantung > 140 x/mnt
- Anggota gerak teraba dingin
- Berkeringat
- kulit tampak biru
Gejala gejala lain
- Hati membesar, nyeri spontan yang diperkuat dengan reaksi
perabaan
- Asites
- Cairan dalam rongga perut
- Ensefalopati kejang, gelisah, sopor, koma
2.1.5 Pemeriksaan Diagnosa
- Trombositopenia (<100.000/mm3)
- Hb dan PCV meningkat (>20%)
- Leukopenia (mungkin normal atau leukositosis)
- Isolasi virus
- Serologis (uji H1) respon anti bodi sekunder
Pada renjatan berat diperiksa
- Hb PCV berulang kali (setiap jam apabila sudah menunjukkan
tanda perbaikan)
- Faal hemostatis / FDP
- EKG
- BUN/SC
2.1.6 Diagnosa Banding
- Belum atau tanpa renjatan
Campak
Infeksi bakteri atau virus lain (tensila faringitis, demam dari
kelompok penyakit exanthem hepatitis)
- Demam renjatan
Demam thypoid
Renjatan septik kuman gram negatif lain
- Dengan perdarahan
ITP STP (virus lain)
Leukimia
Anemia
- Dengan kejang
Meningitis
Enchepalitis
2.1.7 Penatalaksanaan
Induksi rawat tinggi pada dugaan infeksi dengue :
- Panas 1-2 hari disertai dehidrasi (karena panas, muntah,
pemasukan kurang) kejang-kejang
- Panas 3-5 hari disertai nyeri perut pembesaran hati uji teoriguak
positif atau negatif karena sakit keras (tidak mau bermain), Hb dan
PCV meningkat
- Panas disertai pendarahan
- Panas disertai renjatan
DHF grade I
- RL DS : 3 cc/kg/jam
- Evaluasi TTV
DHF grade II
- RL DS 3 cc/kg/jam
- Evaluasi TTV
DHF Grade III
- RL : 10 20 cc/kg/jam
- Evaluasi TTV
Baik : RL DS 7 cc/kg/jam 5 cc/kg/jam 3 cc/kg/jam
Jelek : RL 10 cc/kg/jam atau plasma 10 cc/kg/jam
stabil dan dilanjutkan dengan rumus 7-5-3
Perdarahan : WBC sesuai volume perdarahan Hb, PCV,
tromboserial
2.1.8 Terapi Suportif
- Oksigenasi
- Nutrisi
- Antibiotik

2.2 Askeb Teori


2.2.1 Pengkajian Data
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, dan alamat
2. Keluhan utama
- Demam mendadak terus menerus 2-7 hari
- Perdarahan spontan (petekhi, epitaksis, perdarahan gusi)
kadang disertai mual-mual, nyeri kepala
3. Riwayat penyakit sekarang
Derajat I : Panas 2-7 hari, gejala umum tidak jelas, rumplet
tes (+)
Derajat II : Derajat I + gejala perdarahan spontan (pethekhi,
epitaksis, ekhimosisi, perdarahan gusi,
hematemesis, melena, dll)
Derajat III : Derajat II dan gejala kegagalan sirkulasi darah
(nadi cepat > 120 tekanan darah sempit < 20
mmHg dan turun)
Derajat IV : Nadi tidak teratur tekanan darah tidak teratur,
anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan
kulit tampak biru
4. Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah atau tidak pernah terinfeksi virus dengue

5. Riwayat kesehatan keluarga


Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita oleh salah
satu anggota keluarga yang meliputi penyakit menular atau
menahun
6. Riwayat neonatus
a. Prenatal
Riwatay yang menyatakan sejak dalam kandungan
b. Natal
Riwayat dimana kandungan telah berakhir / pada waktu
persalinan
c. Post natal
Riwayat dimana sesudah masa kandungan berakhir
(setelah persalinan)
7. Riwayat Imunisasi
Untuk mengetahui imunisasi apa saja yang sudah didapat oleh
pasien
8. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Untuk mengetahui kebiasaan sehari-hari yang dilakukan
pasien
a. Pola Nutrisi
Variasi (berbagai bentuk) makan apa saja yang dikonsumsi,
frekuensi, komposisi dan porsi yang dikonsumsi oleh
pasien.
b. Pola Aktivitas
Untuk mengetahui aktivitas apa saja yang bisa dilakukan
oleh pasien
c. Pola Istirahat Tidur
Untuk mengetahui berapa lama waktu istirahat anak
terganggu atau tenang
d. Pola Eliminasi
BAB : Frekuensi, konsistensi konstipasi, melena
BAK : Hematuria, anuria
B. Data Obyektif
a. Keadaan Umum
Kesadaran: composmentis, apatis, somnolen, sopor, coma
TTV : T : Hipotensi (sistolik < 80 mmHg)
S : Meningkat akut 5 hari turun
N : Cepat dan lemah
RR : Bisa sesak nafas sampai sianosis
b. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Nyeri, kepala atau pusing
Hidung : Epitaksis, sianosis perifer
Telinga : Serumen ada atau tidak, dingin dan lembab /
tidak
Mulut&gigi : Mukosa, bibir kering, perdarahan gusi,
sianosis
Tenggorokan Sakit waktu menelan, hyperemia
Dada : Thorox pleure effusion
Abdomen : Nyeri ulu hati, heptomegali, distensi, asites
Genetalia : Kelaminnya apa bersih/tidak, ada
kelainan/tidak
Eks : Akral hangat dan dingin petelchi (+), sianosis
perifer
c. Pemeriksaan Penunjang
Darah : - Trombositopenia < 100.000/mm3
- Hb meningkat > 20 %]
- Hemokonsentrasi (hemotrokit meningkat)
- Kimia darah hiponatremia, hipoprotemia,
hipokroremia
Urine: - Albumin
- Hematuria
Foto thorox : pleura effusion
USG : hepatomegali, splenomegali
2.2.2 Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan
Diagnosa dan masalah yang muncul dari hasil pengumpulan data yaitu
secara subyektif maupun obyektif.
2.2.3 Antisipasi Masalah Potensial
- Syok hypofolemik
- Kejang
2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
Tindakan segera yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk
mencegah penyakit atau maslah yang berlanjut.
2.2.5 Intervensi
Dx: An Umur dengan DHF grade ii
Tujuan : Setelah dilakukan Asuhan kebidanan selama 2x24 jam
diharapkan keadaan pasien membaik
Intervensi
1. Melakukan pendekatan pada px dan keluarga
R/ Dengan pendekatan diharapkan px dan keluarga dapat
kooperatif dan terjalinnya kepercayaan terhadap petugas
2. Observasi adanya tanda-tanda perdarahan baru
R/ Sebagai parameter utama untuk mengetahui sejauh mana
kepercayaan penyakit sehingga dapat segera diatasi
3. Observasi TTV
R/ TTV merupakan parameter utama untuk mengetahui
perkembangan kondisi pasien
4. Kolaborasi dengan tim medis dengan dalam pemberian terapi
R/ Dengan terapi yang dapat diharapkan kondisi px semakin
membaik
Masalah : Peningkatan suhu tubuh
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x6 jam
diharapkan masalah dapat teratasi
1. Anjurkan dan motibasi ibu untuk mengompres anaknya
R/ Kompres dingin dapat menurunkan panas melalui proses konduksi
2. Anjurkan pasien untuk banyak minum
R/ Dengan minum banyak panas dapat dikeluarkan melalui urine
3. Anjurkan pasien untuk berpakaian tipis dan menyerap keringat
R/ Membantu turunkan panas dengan proses evaporasi
4. Observasi TTV tiap 2-3 jam
R/ Mengetahui keadaan umum pasien
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian anti piretik
R/ Membantu menurunkan panas pada badan
2.2.6 Implementasi
Merupakan realisasi dari intervensi yang ditetapkan namun dalam
kegiatan tertentu tindakan yang harus dilakukan disesuaikan dengan
kondisi anak.
2.2.7 Evaluasi
Dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dilakukan dengan
menggunakan :
S : Pernyataan subyektif yang dinyatakan pasien
O : Keadaan pasien yang dapat diamati secara langsung oleh
petugas
A : Pernyataan tentang gangguan yang terjadi apakah sudah teratasi
atau belum
P : Rencana intervensi yang akan dilakukan
BAB III
TINJAUN KASUS

3.1 Pengkajian
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama : An. N Nama ortu : Tn. M
Umur : 11 tahun Umur : 43 tahun
Pekerjaan : Pelajar Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SD Pendidikan : -
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Sedati Alamat : Sedati
Diagnosa : DHF
Tanggal pengkajian : 9-2-2006 Jam : 10.20
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan badan anaknya panas, mual, muntah dan nyeri perut
3. Riwayat Penyakit sekarang
Ibu mengatakan badan anaknya panas sejak hari Senin tanggal 6 2
2006 merasa mual dan muntah setiap habis makan kemudian dibawa
ke dokter tidak ada perkembangan kemudian di bawa ke UGD RSI
SITI HAJAR
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu mengatakan anaknya tidak pernah MRS sebelumnya ibu juga
mengatakan anaknya tidak pernah menderita penyakit seperti ini.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang pernah atau sedang
menderita penyakit seperti yang diderita pasien
6. Riwayat Neonatal
Prenatal : Ibu pasien ANC teratur di bidan mulai hamil s/d 9 bulan
dan mendapat TT CPW 1x, TT : 1x dan TT2 1x ibu
diberi tablet Fe.
Natal : Melahirkan pada usia kehamilan 9 bulan ditolong oleh
bidan, bayi menangis spontan, BB lahir 2800 gram
Post natal : keadaan umum baik, ibu pasien mengalami masa nifas
selama 40 hari, pasien mendapatkan ASI sampai usia 1
tahun.
7. Riwayat Imunisasi
BCG Polio Lain-lain
Campak DPT Hepatitis B
8. Pola Kebiasaan sehari-hari
- Pola makan
Sebelum sakit : Pasien makan 3x/hari, habis 1 porsi piring
sedang, jenis nasi, lauk, sayur, buah, minum air
putih
Saat sakit : Pasien makan 3x/hari porsi sedikit bubur kasar
- Pola istirahat
Sebelum sakit : Siang 13.00 14.30 Malam : 21.00 04.30
Saat sakit : Siang 13.00 - 15.00 Malam : 21.00 05.00
- Pola eliminasi
Sebelum sakit : BAB 1x/hari lembek, bau khas warna kuning
BAK 4-5x.hari warna kuning jernih bau khas
Saat sakit : BAB px belum BAB selama di RS
BAK 4-5 x/hari warna kuning jernih bau khas
- Pola personal hygiene
Sebelum sakit : Pasien mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti
baju tiap habis mandi keramas 2x/minggu
Saat sakit : Pasien hanya diseka 2x/hari
2. Data obyektif
1. Kesadaran : composmentis
2. Keadaan Umum : lemah
TTV S : 380C T : 110/70 mmHg BB : 43 kg
N : 88 x/mnt RR : 18 x/mnt
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Bersih, kulit kepala bersih hitam, penyebaran
rambut merata, rambut tidak rontok
Mata : Simetris, tidak ada sekret putih, conjungtiva merah
muda
Mulut&gigi : Mulut bersih, tidak stomatitis, tidak ada caries
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, telinga bersih
Leher : Tidak ada kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran
vena jugularis
Axila : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : Simetris, tidak ada penarikan interkosta, simetris
Abdomen : Simetris, tidak da bekas operasi
Eks. Atas : Simetris terpasang inf DS RL pada tangan kiri
Eks. Bawah : Simetris, tidak ada oedema, pergerakan
lemah,terdapat peteki
Anus : Tidak kotor, tidak terdapat iritasi.
b. Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembendungan vena jugularis
Perut : terdapat nyeri tekan pada ulu hati
c. Auskultasi
Dada : Tidak ada ronchi, tidak ada whezing
d. Perkusi
Perut : Tidak kembung
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laborat tanggal 9-2-2006
WBC : 2,5 103/mm3 (3,5 10,0)
RBC : 4,65 103/mm3 (3,80-8,80)
HGB : 14,2 g/dl (11,0-16,5)
HCT : 39,1 % (35,0-50,0)
MCV : 84 m3 (80-100)
MCH : 30,5 pq (26,5-33,5)
MCHC : 36,5 Hg/dl (31,5-35,0)
RDW : 11,7 % (10,0-20,0)
PLT : 109 1.103/mm3 (150-400)
MPV : 7,7 m3 (6,5 11,0)
PCT : 0,084 % (0,200-0,500)
PDW : 13,3 % (10,0 18,00)
Diff
% l/M : 31,8
% MON : 7,11
% NEU : 56,71
% FOS : 1,2
% BAS : 3,2
% ALY : 1,6
% LIC % : 3,8
D. Terapi
Infus Ds RL 20 tts/mnt
Taxegram / Rycef 3x1 / IV
Indexon IV 3 x 1
Adona drip 1 ampul
Antrain IV 1 amp
Adona 2 x 1

3.2 Identifikasi Diagnosa Masalah dan Kebutuhan


Diagnosa : An. N umur 11 tahun dengan DHF grade II
Ds : Ibu mengatakan badan anaknya panas,mual, muntah dan nyeri perut
Do: - KU lemah
- TTV S : 380C T : 110/70 mmHg
N : 88 x/mnt RR : 18 x/mnt
- Bibir kering
- Peteki (+)
- Akral dingin
- Hasil lab tanggal 9-2-2006
PLT : 109 I 103/mm3
- Ramplete test (+)
- Nyeri perut
Mx : Peningkatan suhu tubuh
Ds : Ibu mengatakan badan anaknya panas sejak 4 hari yang lalu
Do: - KU lemah
- TTV S : 380C T : 110/70 mmHg
N : 88 x/mnt RR : 18 x/mnt
- Badan teraba panas
- Bibir kering

3.3 Antisipasi Masalah potensial


- Trombositopeni
- Kejang

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera


- Kolaborasi dalam pemberian terapi dan tranfusi

3.5 Intervensi
Dx: An. N umur 11 tahun dengan DHF grade II
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 2x24 jam diharapkan
keadaan pasien membaik
Kriteria : - KU baik
- TTV normal
- Akral hangat
Intervensi
1. Melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga
R/ Dengan pendekatan diharapkan pasien dan keluarga dapat kooperatif
dan terjalinnya kepercayaan terhadap petugas
2. Observasi adanya tanda-tanda perdarahan baru
R/ Sebagai parameter utama untuk mengetahui sejauh mana kepercayaan
penyakit sehingga dapat segera diatasi
3. Observasi TTV tiap 6 jam
R/ TTV merupakan parameter utama untuk mengetahui perkembangan
kondisi pasien
4. Kolaborasi dengan tim medis dengan dalam pemberian terapi
R/ Dengan terapi yang dapat diharapkan kondisi pasien semakin
membaik
5. Observasi intake output
R/ Nutrisi yang adekuat dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Masalah : Peningkatan suhu tubuh
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x6 jam diharapkan
masalah dapat teratasi
Kriteria : - KU baik
- TTV normal
- Badan teraba tidak panas
- Bibir tidak kering
Intervensi
1. Anjurkan dan motivasi ibu untuk mengompres anaknya
R/ Kompres dingin dapat menurunkan panas melalui proses konduksi
2. Observasi TTV
R/ Sebagai parameter keadaan umum pasien
3. Anjurkan ibu untuk mengganti pakaian anaknya dengan pakaian yang tipis
dan menyerap keringat
R/ Membantu menghilangkan panas secara evaborasi
4. Anjurkan ibu untuk memotivasi anak untuk banyak minum
R/ Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi
R/ Dengan terapi yang tepat diharapkan keadaan px membaik
3.6 Implementasi
Dx: An. N umur 11 tahun dengan DHF grade II
Implementasi
1. Jam 10.20 WIB
Melakukan pendekatan dengan pasien dan keluarga secara terapeutik
dengan tersenyum dan menyapa dengan ramah
2. Jam 10.25 WIB
Mengobservasi TTV setiap 6 jam dengan hasil nadi : 100x/mnt, tensi :
110/70 mmHg, suhu : 38 C, pernafasan : 20x/mnt
3. Jam 10.30 WIB
Mengamati adanya tanda-tanda perdarahan tetapi pada tubuh anak,
terdapat peteki pada tangan
4. Jam 10.35 WIB
Observasi intake output
Px makan 3 x/hari, porsi sedang, minum 6-5 gelas/hari, output hanya
melalui BAK saja.
5. Jam 10.40 WIB
Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi pasien
mendapatkan
- Rycef 3x1 gr inj IV
- Antrain lamp inj IV
- Adona drip 1 amp
- Transamin 3x 1amp inj IV
- Indexon 1 amp IV
- Infus ds : RL 20 tts

Mx : Peningkatan suhu tubuh


Implementasi
1. Jam 10.23 WIB
Menganjurkan dan memotivasi ibu untuk mengompres anaknya pada
lipatan ketiak dan paha
2. Jam 10.25 WIB
Mengobservasi TTV
S : 376 0CT : 110/70 mmHg
N : 100 x/mnt RR : 20 x/mnt
3. Jam 10.30 WIB
Menganjurkan ibu untuk mengganti pakaian anaknya dengan pakaian
yang tipis dan menyerap keringat
4. Jam 10.33 WIB
Menganjurkan ibu untuk memotivasi anaknya agar banyak minum
5. Jam 10.35 WIB
Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi

3.7 Evaluasi
Tanggal : 11 - 2 - 2006
Dx: An. N umur 11 tahun dengan DHF grade II
S : Ibu mengatakan badan anaknya masih lemah
O : - KU lemah
- TTV :T : 110/70 mmHg S : 376 0C
N : 94 x/mnt RR : 20 x/mnt
- Akral dingin
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
2. Observasi TTV
3. Observasi adanya tanda-tanda perdarahan baru
4. Lanjutkan kolaborasi dengan tim medis
5. Observasi intake output
Mx : Peningkatan suhu tubuh
Tanggal : 9 2 -2006
S : Ibu mengatakan panas sudah berkurang
O : - KU lemah
- TTV : T : 110/70 mmHg S : 376 0C
N : 94 x/mnt RR : 20 x/mnt
- Badan teraba hangat
- Bibir tidak kering
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Anak N Umur 11 tahun
dengan DHF Grade II di Ruang Anak III RSI Siti Hajar Sidoarjo, maka dapat
disimpulkan
4.1.1 Pada tahap pengkajian didapatkan bahwa Anak dengan DHF.
4.1.2 Diagnosa yang muncul adalah Anak N umur 11 tahun dengan DHF
Grade II. Sedangkan masalah yang timbul ialah gangguan peningkatan
suhu tubuh.
4.1.3 Antisipasi masalah potensial yang terjadi pada Anak N umur 11
tahun dengan DHF Grade II adalah Trombositopeni dan kejang.
4.1.4 Identifikasi kebutuhan segera yang harus dilakukan ialah kolaborasi
dengan tim medis dalam pemberian terapi dan transfusi.
4.1.5 Intervensi yang dibuat disesuaikan dengan keadaan klien dan sarana
yang ada berdasarkan diagnosa.
4.1.6 Semua rencana yang telah disusun dilaksanakan sesuai dengan
prioritas dan didiskusikan dahulu dengan keluarga.
4.1.7 Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 2 x 24 jam diharapkan
masalah gangguan pemenuhan nutrisi dapat teratasi.

4.2 Saran
4.2.1 Bagi klien dan keluarga
Segera dikonsultasikan pada tenaga kesehatan bila didapatkan anak
dengan gejala-gejala sesuai dengan gejala DHF sehingga nakes dapat
menegakkan diagnosa dan dapat segera mengambil suatu tindakan
untuk mencegah terjadinya komplikasi.
4.2.2 Bagi petugas klinis
Dalam menegakkan diagnosa hendaknya nakes mengumpulkan data
secara lengkap sehingga diagnosa yang muncul tepat dan dapat diambil
suatu tindakan untuk mencegah terjadinya komplikasi.
4.2.3 Bagi institusi
Sebagai pendalaman materi tentang bahasan asuhan kebidanan pada
Anak dengan DHF Grade II.
4.2.4 Bagi mahasiswa
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang masalah DHF Grade II agar
mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : Buku Kedokteran, EGC.

Noer, Syaifulloh. 1996. Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi ke-3. Jakarta : FKUI.

Nelson. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Buku Kedokteran vol. 1, EGC.

Dongoes, Martyn, E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : Buku


Kedokteran, EGC.

Вам также может понравиться