Вы находитесь на странице: 1из 9

SURAT KUASA

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Kami yang bertanda tangan di bawah ini, para Ahli Waris
Almarhum/Almarhuma Pasila/Sitti Hawa, memberikan kepercayaan kepada
saudara Marwan Juri untuk mengelolah Eks Pasar Ranomeeto mulai dari
tanggal 12 maret 2017 sampai waktu yang tidak ditentukan.

Adapun nama-nama Ahli Waris dari Pasila dan Sitti Hawa antara lain :

1. DARMIN ()

2. SARTINI ()

3. KARMIN ()

4. Drs. MAIDO ()

5. MARWAN JURI ()

Demikian Surat Kuasa ini kami buat dan mempercayakan kepada saudara
Marwan Juri untuk mengelolah pasar tersebut, atas kerja sama yang baik kepada
seluruh pedagang yang beraktifitas di lokasi Eks Pasar Ranomeeto kami
ucapkan terima kasih.
Catatan :
Setiap pedagang yang beraktifitas dibebankan Rp. 5000
(lima ribu rupiah) perhari

Konawe Selatan, 12 Maret 2017


Hormat kami

DARMIN
SURAT KUASA
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Kami yang bertanda tangan di bawah ini, para Ahli Waris
Almarhum/Almarhuma Pasila/Sitti Hawa, memberikan kepercayaan kepada
saudara Marwan Juri untuk mengelolah Eks Pasar Ranomeeto mulai dari
tanggal 12 maret 2017 sampai waktu yang tidak ditentukan.

Adapun nama-nama Ahli Waris dari Pasila dan Sitti Hawa antara lain :

1. DARMIN (...)

2. SARTINI ()

3. KARMIN ()

4. Drs. MAIDO ()

5. ISRAJUDIN ()

6. MARWAN JURI ()

Demikian Surat Kuasa ini kami buat dan mempercayakan kepada saudara
Marwan Juri untuk mengelolah pasar tersebut, atas kerja sama yang baik kepada
seluruh pedagang yang beraktifitas di lokasi Eks Pasar Ranomeeto kami
ucapkan terima kasih.
Catatan :
Setiap pedagang yang beraktifitas dibebankan Rp. 5000
(lima ribu rupiah) perhari
Konawe Selatan, 12 Maret 2017
Hormat kami

DARMIN

SURAT KETERANGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : DARMIN (Anak Pertama dari Almarhum PASILA)

Tempat/Tanggal lahir : Kendari, 21 April 1952

Agama : Islam

Alamat : Jln. Mekar, Kel. Kadia, Kec. Kadia

Pekerjaan : Pensiun PT. Telkom

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa saudara Abudan tidak berhak


untuk menguasai tanah yang ada di Desa Amoito Siama Kecamataan
Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan, karena asal usul tanah tersebut
diperoleh dari Nyonya Raliah Almarhumah yang ditukarkan dengan sapinya
saudara Maido. Sapi tersebut dia peroleh dari H. Kasim Marewa Almarhum,
setelah saudara Maido peliharakan sapinya selama 2 (dua) tahun dari tahun
1970-1972 sebanyak 4 (empat) ekor. 1 (satu) ekor jantan 3 (tiga) ekor betina,
satu tahun dia pelihara ada salah salah satu induknya ada yang melahirkan dan
anaknya betina, sesuai kesepakatan kami bahwa apabila melahirkan anak
pertama adalah milik saudara Maido, pada akhir tahun 1972 H. Kasim Marewa
Almarhum menarik semua sapinya yang saya pelihara kecuali anaknya yang
satu ekor itu tidak di ambil karna memang bagiannya saudara Maido sebagai
milik pribadinya yang merupakan bagi hasil.

Hal ini sesuai pernyataan saudara Muhammad Yani Kasim Marewa, SE,
anak pertama H. Kasim Marewa Almarhum pada saat kami ke rumahnya
tanggal 14 april 2016 beliau menyatakan bahwa Pak Pasila Almarhum tidak ada
haknya atas kepemilikan sapi yang telah di berikan dari ayah saya H. Kasim
Marewa Almarhum kepada saudara Maido karna sapi orang tua saya itu betul-
betul di pelihara oleh saudara Maido sehingga murni hasil keringatnya sendiri
kata Muhammad Yani Kasim Marewa, SE, sehingga saya Darmin sebagai anak
pertama Pak Pasila Almarhum membenarkan dan menyaksikan langsung apa
yang disampaikan oleh bapak Muhammad Yani Kasim Marewa, SE, sehingga
saya berkesimpulan bahwa tanah yang ada di Desa Amoito Siama Kecamatan
Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan bukan tanah warisan milik Pak Pasila
dan Sitti Hawa.

Demikianlah pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya tanpa


ada paksaan dari siapapun untuk dipergunakan sebagai mana mestinya.
Kendari, 15 April 2016
Yang membuat
keterangan

DARMIN
Saksi-saksi

1. SARTINI (..)

2. Drs. MAIDO (..)

3. MARWAN JURI (.)

SURAT KETERANGAN ASAL USUL TANAH

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

A. Asal usul tanah yang terletak di Desa Amoito Siama Kecamatan


Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan, awalnya pada tahun 1970
Bapak H. Kasim Marewa menyerahkan sapi sebanyak 4 (empat) ekor
1 (satu) ekor jantan 3 (tiga) ekor betina kepada bapak Pasila
Almarhum yang kemudiam di serahkan kepada saya yang bernama
Maido, untuk saya pelihara satu tahun saya pelihara ada salah satu
induknya yang melahirkan dan anaknya betina sesuai kesepakatan
kami bahwa apabila melahirkan anak pertama adalah milik saudara
Maido namun setelah hampir dua tahun saya pelihara yaitu akhir
tahun 1972 tiba-tiba H. Kasim Marewa Almarhum datang mengambil
sapinya yang saya pelihara kecuali anaknya yang satu ekor itu tidak di
ambil karna memang sudah bagian saya untuk milik pribadi. Kenapa
tiba-tiba diambil semua sapi yang sya pelihara ternyata Pak Pasila
sudah lama dia melakukan pelanggaran besar yaitu dia menikah lagi
dengan secara sembunyi-sembunyi dan diperkirakan dia menikah
sekitar tahun 1966 sehingga sejak saat itu Pak Pasila sudah mulai
jarang menyetor uang hasil dagangannya kepada H. Kasim Marewa
sehingga hutangnya semakin menumpuk dan takor besar. Salah satu
jalan yang ditempuh oleh Bapak H. Kasim Marewa agar hutangnya
Pak Pasila bisa berkurang yaitu menyita semua tanah yang di miliki
yaitu sebidang tanah yang ada di Desa Amoito menuju Sendang Kasih
kemudian menyita sebidang tanah yang ada di Kecamatan Ranomeeto
yang terletak di BTN Maleo 2 yang berukuran 12 kapling. Informasi
ini sesuai pernyataan Bapak Muhammad Yani Kasim Marewa, SE,.
setelah disita semua tanahnya Pak Pasila maka sudah tidak ada lagi
tanahnya Pak Pasila saat itu, sehingga Ibu kami Sitti Hawa
maengalami stres berat karna sudah tidak ada lagi tanah untuk tempat
tinggal kami biar satu jengkal, untung saja ada sapinya anak saya
Maido hasil pemberian H. Kasim Marewa, seandainya tidak ada
sapinya Maidi saat itu sulit di bayangkan keadaan kami saat itu, kata
Ibu kami Sitti Hawa Almarhuma, akhirnya sapinya Maido lah yang
menjadi modal kami untuk kami bisa bertahan hidup kemudian pada
tahun 1972 saya dan ibu kami Sitti Hawa berangkat menuju Lameuru
kami potong kompas lewat Jati Bali berjalan kaki sampai di Lameuru
kami menuju kampung Abeko tempat tinggal Nyonya Raliah
Almarhuma. Begitu kami tiba di rumah Nyonya Raliah Almarhuma
ibu kami Sitti Hawa langsung memeluk Nyonya Raliah sambil
menangis ibu kami Sitti Hawa menceritakan peristiwa yang menimpah
keluarga kami. Dia menyatakan kami tidak punya tanah untuk tempat
tinggal kami, karna semua tanahnya Pak Pasila sudah di sita oleh
Bapak H. Kasim Marewa Almarhum karna hutangnya Pak Pasila
sudah terlalu banyak sehingga menumpuk kemudian takor besar.
Hanya ada satu-satunya modal kami yaitu sapinya Maido yang baru
berumur 9 (sembilan) bulan hasil jerih payahnya setelah dia
peliharakan sapinya H. Kasim Marewa Almarhum. Selanjutnya ibu
kami Sitti Hawa menawarkan kepada Nyoya Raliah Almarhuma agar
tanahnya Yang ada di Amoito ditukarkan dengan sapinya Maido yang
baru berumur 9 (sembilan) bulan. Alhamdulliah meraka bersepakat
akhirnya kami berdua kembali ke Amoito, tidak lama datanglah
saudara Ramli dan saudara Arupi mengambil sapinya Nyonya Raliah
Almarhuma, karna sudah resmi bahwa tanahnya Nyonya Raliah sudah
resmi menjadi miliknya Maido dan sapinya Maido sudah resmi
menjadi milik Nyoya Raliah, setelah kami tempati tanah tersebut
kemudian kami olah yang tadinya hutan sudah menjadi kebun pada
saat kami mengolah Pak Pasila tidak perna membantu kami karna saat
itu dia menetap di Punggaluku sambil kerja di PT. Kapas sementara
saudara-saudara saya yang lain mulai dari Darmin anak pertama
menetap di kota, anak ke dua Junian (ngila)tinggal di Ranomeeto
karna waktu itu dia sudah menikah, Sartini tinggal di Benu-benua
sama Pak H. Kadir sambil sekolah di PGA, Karmin anak ke empat
tinggal di Ranomeeto sama Junian hanya jarang pulang kampung,
Maido anak ke lima sayalah yang berkerja keras selalu mendampingi
ibu kami Sitti Hawa Almarhuma. Disamping membantu menebang
kayu, memikul kayu, membantu membuat pagar, membantu menanam
padi, membantu menanam jagung saya juga harus keliling menjual
kue seperti nasi kuning, pisang goreng, gogos dan lain-lain. Hampir
setiap saat saya selalu pergi ke bandara menjual kue dengan berjalan
kaki berkilo-kilo, selain itu saya juga harus turun ke kota mencari
uang seperti menjual es mambo dan es lilin di toko 77 dan surya
kemudian kalau musim hujan saya jadi tukang pikul di pasar, jadi saya
menjual es kurang lebih 5 (lima) tahun saya jadi tukang pikul di pasat
2 (dua) tahun. Semua ini saya lakukan hanya untuk mencarikan nafkah
untuk ibu kandung saya dan adik-adik saya yang masih kecil karna
pak pasila sejak tahun 1968. Sejak kami pindah dari Ranomeeto ke
Amoito. Pada saat itu kami tinggal sementara di rumahnya saudara
Darwis Kemudian adik saya Udin (bihila), Isra Judin masih kecil
sedangkan Marwan juri lahir sekitar bulan mei 1971 dan Abudan
belum lahir saat itu. Kemudian satu tahun kami olah tanah tersebut
dan sudah menjadi kebun sampai dibelakang sebarang kali sampai
kami membuat pondok-pondok didekat pohon wonggia. Kemudian
datanglah bapak H. Kasim Marewa melihat tanah yang kami olah dan
ada rencana dia mau sita lagi karena utangnya Pak Pasila masih
banyak yang belum terbayar, namun ibu kami Sitti Hawa Almarhumah
menyampaikan kepada Bapak H, Kasimarewa Almarhum bahwa,
tanah yang kami olah ini bukan milik Pak Pasila tetapi tanah ini dari
kakak saya Nyonya Raliah yang ditukarkan dengan sapinya anak saya
Maido yang bapak berikan sebagai hasil keringatnya setelah dia
peliharakan sapinya bapak sebanyak 4 ekor selama 2 tahun.
Mendengar keterangan dari ibu kandung kami Sitti Hawa
Almarhumah maka H. Kasim Marewa Almarhum tidak jadi menyita
tanah karena bukan miliknya Bapak Pasila.
Hal ini sesuai pernyataan Bapak Muhammad Yani Kasim Marewa
SE anak pertama H. Kasimarewa pada saat kami kerumahnya bersama
kakak Darmin tanggal 14 april 2016 beliau menyatakan bahwa Pak
Pasila Almarhum tidak ada haknya atas kepemilikan tanah karena
dasarnya itu tanah dari sapinya saudara Maido. Sapi itu dia peroleh
dari Bapak H. Kasim Marewa Almarhum, saudara Maidolah yang
pelihara sapi dan betul-betul hasil keringatnya kata Muhammad Yani
Kasim Marewa, SE,. jadi Pak Pasila saja tidak punya hak atas
kepemilikan tanah apalagi para anak-anaknya sehinga saya, Darmin
sebagai anak pertama Pak Pasila Almarhum membenarkan setelah
mendengar langsung apa yang telah disampaikan oleh Bapak
Muhammad Yani Kasim Marewa, SE, sehingga saya berkesimpulan
bahwa tanah yang ada di Desa Amoito Siama Kecamatan Ranomeeto
Kabupaten Konawe Selatan bukan tanah warisan milik Pak Pasila dan
Sitti Hawa almarhumah.
Begitu juga pendapat Yulianus Pattina Sarany pada saat saya
kerumahnya pada tanggal 7 November 2015 beliau menyatakan
bahwa semua saudaranya pak Maido tidak ada haknya atas
kepemilikan tanah yang ada di Desa Amoito Siama karena Pak Pasila
saja sebagai orang tuanya tidak punya hak karena bukan Pak Pasila
yang pelihara sapi tersebut dan saya siap jadi saksi dimana saja kata
Pak Yulianus Pattina Sarany.
Demikian juga pendapat Derek Pattina Sarany saat saya
berkunjung kerumahya tanggal 9 November 2015 beliau menyatakan
Abudan tidak ada haknya sama sekali atas tanah yang ada di Amoito
Siama karena dia saja belum lahir saat itu dan tanah tersebut bukan
tanah peninggalan Pak Pasila dan Sitti Hawa Almarhumah dan saat
saudara Maido peliharakan sapinya H. Kasim Marewa Almarhum
sering saya lihat saudara Maido membawa sapi kekandang, kalau H.
Kasim Marewa memberikan sapi kepada saudara Maido berarti betul-
betul hak milik saudara Maido dan kalau sapi itu ditukarkan dengan
tanah berarti tanah itu milik saudara Maido.
Sementara Subandi mengatakan pada saat saya berkunjung
kerumahnya tanggal 10 November 2015 beliau menyatakan saya
sering lihat langsung dengan mata kepala sendiri bahwa saudara
Maido itu benar-benar dia peliharakan sapinya H. Kasim Marewa
sebanyak 4 (empat) ekor sapi, dia setenga mati dan menderita sekali
waktu itu, apa lagi dia masih kecil, tapi dia sudah mampu peliharakan
sapinya orang.

B. Munculnya sertifikat atas nama Anton Thomas awalnya tahun 1973


kakak saya yang ke tiga bernama Sartini . Berkenalan dengan Anton
Thomas saat itu Sartini sementara sekolah di PGA 6 tahun di Kendari,
tapi baru kelas dua sudah berkenalan dengan Anton Thomas bahkan
sudah akrab, sehingga tidak dapat melanjutkan pendidikan lagi. Pada
akhir tahun 1974 mereka menikah di Amoito dengan kesepakatan
Bapak kami (Pasila) dan Bapak Anton Thomas untuk tidak diadakan
resepsi perkawinan mengingat ada istri pertama dari Anton Thomas,
tapi dengan catatan di buatkan saja rumah sebagai mahar. Dan saat itu
sempat di bangun rumah tapi tidak sempat selesai, kemudian saat itu
ada iparnya Bapak Pasila yang bernama Rais yang kerja di kantor
Pertahanan Prov. Sultra, kemudian di saat itu Sartini sementara hamil
untuk anak pertama tapi dia masih berusaha mengurus sertifikat di
kantor pertanahan dan membayar semua biaya administrasi sehingga
sertifikat itu atas nama Anton Thomas.

C. Adanya pencatatan perahlihan hak dari Anton Thomas ke Pak Pasila


karna Pak Pasila berniat untuk mengeluarkan uang dari bank dalam
rangka mengurus izin usaha batu merah sekaligus untuk modal
usahanya. Namun pada saat mengurus untuk perahlihan dari Bapak
Anton Thomas ke Bapak Pasila tanpa sepengtahuan dari Bapak Anton
Thomas dan Sartini sebagai istrinya.
Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenar-benarnya
dan sanggup mengangkat sumpah di muka hakim.
Kendari, 15 April 2016
Yang Membuat Pernyataan

Drs. MAIDO

Saksi-saksi
1. DARMIN ()
2. SARTINI ()

3. DEREK PATTINA SARANY ()

4. ANUS PATTINA SARANY ()

5. SUBANDI ()

6. USMAN T. ()

7. DARWIS ()

Вам также может понравиться