Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Dikutip dari: Netter, f.h., 2010. Atlas of Human Anatomy fifth edition. USA;
Saunders Elsevier.
Uterus
Berbentuk advokat atau buah pir yang sedikit gepeng ke arah depan
belakang. Ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya
terdiri dari otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar
diatas 5,25 cm, tebal 2,5 cm dan tebal dinding 1,25 cm. Letak uterus dalam
keadaan fisiologis adalah anteversiofleksio (serviks ke depan dan membentuk
sudut dengan vagina, sedangkan korpus uteri ke depan dan membentuk sudut
dengan serviks uteri). Uterus terdiri atas (1) fundus uteri; (2) korpus uteri dan
(3) serviks uteri.
Tuba Fallopi
Tuba Fallopi terdiri atas (1) pars interstisialis, yaitu bagian yang
terdapat di dinding uterus (2) pars ismikia, merupakan bagian medial tuba
yang sempit seluruhnya; (3) pars ampularis, yaitu bagian yang berbentuk
sebagai saluran agak lebar, tempat konsepsi terjadi; dan (4) infundibulum,
yaitu bagian ujung tuba yang terbuka ke arah abdomen dan mempunya
fimbria
Ovarium (indung telur)
Perempuan pada umumnya mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri.
Mesovarium menggantung ovarium di bagian belakang ligamentum latum kiri
dan kanan. Ovarium berukuran kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan
ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm
(Prawirohardjo, 2010).
kepada dokter swasta. Leukorea bukanlah penyakit tersendiri tetapi manifestasi klinis
(Manuaba,2003).
2.2.3. Patogenesis
Derajat pH yang baik untuk menghambat bertumbuhnya mikroorganisme yaitu
4,5. Keputihan diakibatkan oleh perubahan pH disekitar alat genital yang awalnya
bersifat asam menjadi lebih basa. PH asam pada genital wanita berfungsi sebagai
mekanisme pertahanan alat genital terhadap patogen-patogen didaerah tersebut, pH
yang berubah menjadi basa tidak hanya menyebabkan patogen bisa menginvasi
daerah genital tetapi juga flora-flora normal yang ada pada daerah genital menjadi
bersifat patogen. Adanya keadaan ini menyebabkan vagina mengeluarkan sekret yang
tergantung kepada penyebab ataupun mikroorganisme yang menyebabkan keputihan
(Sibagariang, 2010).
Hampir 20% dari semua pasien yang datang berobat ke klinik ginekologi
mengeluh keputihan indikasinya adalah infeksi. Agen infeksinya dibagi dalam 3
grup:
1. Pada 90% kasus infalamasi biasanya ringan dan disebabkan oleh
a. Candida albicans
b. Gardnerella vaginalis
c. Trichomonas vaginalis
2. Sisanya 10% lagi lebih serius. Mereka bisa menyebabkan nyeri yang sakit, lesi
yang seperti tumor, penyebaran ke pelvis atau bisa menyebabkan infeksi menyeluruh.
3. Chalmydia trachomatis adalah penyebab terbanyak morbiditas ginekologi (Hart
dan Norman, 2000).
Dikutip dari: Public Health England, 2013. Management and laboratory diagnosis of
Abnormal Vaginal Discharge Quick Reference Guide for Primary Care [diakses
tanggal 30 Mei 2015].
Tatalaksana Keputihan :
Trichomonas : Metronidazole 400-500 mg oral, 2/ hari selama 5-7 hari.
atau
Metronidazole 2 gr oral, dosis tunggal
B.vaginosis : Intravaginal metronidazol gel, 1/hari selama 5 hari
atau
Intravaginal clindamycin cream (2%), 1/hari selama 7hr
atau
masa remaja adalah suatu fenomena fisik yang berhubungan dengan pubertas.
Pubertas itu sendiri ditekankan kepada proses biologis yang pada akhirnya mengarah
kepada kemampuan bereproduksi (IDAI, 2005).
Buku-buku Pediatri pada umumnya mendefiniskan remaja apabila telah
mencapai umur 10-18 tahun untuk anak perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki-
laki. WHO mendefiniskan remaja bila anak telah mencapai umur 10-19 tahun.
Menurut Undang-Undang No.4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja
adalah individu yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah (IDAI,
2005).
Masa Remaja berlangsung melalui 3 tahapan yang masing masing ditandai
dengan isu-isu biologis,psikologik dan sosial, yaitu: Masa Remaja Awal (10-12
tahun), Menengah (13-15 tahun) dan Akhir (16-19 tahun). Masa Remaja Awal
ditandai dengan peningkatan yang cepat dari pertumbuhan dan pematangan fisik.
Pada saat yang sama penerimaan dari kelompok sebaya sangatlah penting. Masa
Remaja Menengah ditandai dengan hampir lengkapnya pubertas, timbulnya
keterampilan-keterampilan berpikir yang baru, peningkatan pengenalan terhadap
datangnya masa dewasa dan keinginan untuk memapankan jarak emosional dan
psikologis dengan orang tua.Masa Remaja Akhir ditandai dengan persiapan untuk
peran sebagai seorang dewasa, termasuk klarifikasi dari tujuan pekerjaan dan
internalisasi suatu sistem nilai pribadi.
dan panjang badan, perubahan dalam komposisi tubuh dan jaringan tubuh dan
timbulnya ciri-ciri seks primer dan sekunder yang menghasilkan
perkembangan boy into a man dan girl into a woman
- Kedua, perubahan somatik sangat bervariasi dalam umur saat mulai dan
berakhirnya, kecepatan dan sifatnya, tergantung dari masing-masing individu.
Karena itu umur yang normal saat tercapainya suatu perubahan dalam
pertumbuhan tidak dapat di tentukan dengan pasti melainkan menggunakan
umur rata-rata anak.
- Ketiga, meskipun terdapat variasi umur saat timbulnya perubahan-perubahan
selama pubertas tetapi setiap remaja mengikuti urutan yang sama dalam
pertumbuhan somatik.
Dikutip dari: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2002. Tumbuh Kembang Anak dan
Remaja Buku Ajar I. Jakarta: Sagung Seto.
- Keempat, timbulnya ciri-ciri seks sekunder merupakan manifestasi somatik
dari aktivitas gonad yang dipakai oleh Tanner untuk menentukan Sex
Maturity Rating (SMR), dikenal sebagai Stadium Tanner: SMR 1-5
1 Pra-pubertas Pra-pubertas
4 Kasar, keriting, banyak tetapi lebih Areola dan papilla membentuk bukit
sedikit daripada orang dewasa kedua
Dikutip dari: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2002. Tumbuh Kembang Anak dan
Remaja Buku Ajar I. Jakarta: Sagung Seto.
2.4.2. Perkembangan Remaja
Masa remaja menurut cara perkembangannya dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
1. Masa remaja awal dengan cirri khas antara lain: ingin bebas, lebih dekat dengan
teman sebaya, mulai berpikir abstrak dan lebih banyak memperhatikan keadaan
tubuhnya,
2. Masa remaja tengah, dengan cirri khas antara lain: mencari identitas diri, timbul
keinginan untuk berkencan, berkhayal tentang aktivitas seksual, mempunyai
rasa cinta yang mendalam.
3. Masa remaja akhir dengan cirri khas antara lain: mampu berpikir abstrak, lebih
selektif dalam mencari teman sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat
mewujudkan rasa cinta, pengungkapan kebebasan diri.
demikian, pada realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala kejiwaan yang
menentukan perilaku seseorang.
Dari uraian diatas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah merupakan
totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama atau
resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Dengan
perkataan lain perilaku manusia sangatlah kompleks, dan mempunyai bentangan yang
sangat luas. Benyamin Bloom, seorang ahli psikolog pendidikan membagi perilaku
manusia itu kedalam 3 domain, ranah atau kawasan yakni: a)kognitif (cognitive),
b)afektif (affective), c)psikomotor (psychomotor) Dalam perkembangannya, teori
Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:
1.Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (overt behavior)
2.Sikap (attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau
aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih
merupakan reaksi tertutup, sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek
dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Menurut Allport
(1954), sikap ada 3 komponen yaitu:
a. Kepercayaan(keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak
Ketiga komponen diatas secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh
(total attitude).
3.Tindakan (practice)
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).
Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinan, antara lain adalah fasilitas.
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan
wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau
bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni
dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden (Notoadmodjo, 2007).
Ada ahli yang menyatakan bahwa perilaku kesehatan merupakan fungsi dari :
1. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau
pemeliharaan kesehatan (behavior mention)
2. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya ( social support)
3. Ada atau tidaknya informasi kesehatan atau fasilitas kesehatan (accessibility of
information)
4. Otonomi pribadi dari orang yang bersangkutan dalam hal mengambil keputusan
untuk bertindak (personal autonomy)
5. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak (action
situation).
B= f (PF,EF,RF)
Dimana:
B = Behaviour RF = Reinforcing factors
PF = Predisposing factors f = fungsi
EF = Enabling factors
Faktor Predisposisi
Pengetahuan
Sikap
Persepsi
Keinginan
Faktor Pendukung
Ketersediaan fasilitas
Keterjangkauan pelayanan Perubahan
Perubahan perilaku Perilaku
Kemampuan petugas
Dukungan pemerintah
Keterpaparan informasi
Faktor Pendorong
Keluarga
Guru
Idola
Tenaga Kesehatan
Media
Tokoh Masyarakat
Dikutip dari: Notoadmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta: Rineka Cipta.