Вы находитесь на странице: 1из 9

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Hipertensi merupakan penyakit yang sudah menjadi masalah dunia dengan total

penderita 690 juta jiwa. DiAmerika Serikat 50 juta orang (1 dari 4 orang dewasa)

memiliki tekanan darah sistolik >140 mmHg atau diastolik >90 mmHg (kharisna dendy,

dkk, 2012) Jumlah penderita hipertensi di India pada tahun 2000 sekitar 60,4 juta pada

laki-laki dan 57,8 juta pada wanita. Penderita ini diperkirakan akan meningkat menjadi

107,3 juta penderita pada tahun 2025 (kharisna dendy, dkk, 2012) . Pada beberapa negara

lain di Asia, pada tahun 2000 tercatat 38,4 juta orang penderita hipertensi dan pada tahun

2025 diperkirakan akan meningkatmenjadi 67,4 juta orang (kharisna dendy, dkk, 2012)
Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi. Departemen

kesehatan (Depkes) tahun 2009 menunjukkan kejadian hipertensi dan penyakit

kardiovaskular cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup yang jauh dari perilaku

hidup bersih dan sehat, mahalnya biaya pengobatan hipertensi, serta kurangnya sarana

dan prasarana dalam penanggulangan hipertensi. Tingginya angka hipertensi juga

dipengaruhi oleh kebiasaanmerokok, kurangnya aktivitas, polamakan yang tidak sehat,

obesitas dan stres (kharisna dendy, dkk, 2012) . Penderita hipertensi dengan tekanan

darah yang tinggi akanmenjalani hidup dengan bergantung pada obat-obatan dan

kunjungan teratur ke dokter untuk mendapatkan resep ulang dan check-up. DataWHO

melaporkan dari 50% penderita hipertensi yang diketahui hanya 25% yang mendapat

pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik (adequately treated cases)

karena mahalnya biaya yang diperlukan selama proses terapi (kharisna dendy, dkk, 2012).
Selain itu, penggunaan obat-obatan hipertensi sering menimbulkan efek samping

yang tidak diinginkan yangmerupakan hal yang harus dihindari oleh penderita hipertensi.

Salah satu contoh efek samping yang umum terjadi adalah meningkatnya kadar gula dan

kolesterol, kelelahan serta kehilangan energi. Tidak sedikit penderita yang harus

mengkonsumsi obat lain untuk menghilangkan efek samping dari pengobatan

hipertensinya. Satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk menghindari efek samping

tersebut adalah denganmenghentikan terapi pengobatan farmakologis. Hal inilah yang

membuat pasien tidak patuh terhadap terapi pengobatan dan beralih mencari terapi yang

lain (kharisna dendy, dkk, 2012)


Salah satu terapi non-farmakologis yang dapat diberikan pada penderita hipertensi

adalah terapi nutrisi yang dilakukan dengan manajemen diet hipertensi. Contohnya

dengan pembatasan konsumsi garam, mempertahankan asupan kalium, kalsium, dan

magnesium serta membatasi asupan kalori jika berat badanmeningkat.DASH (Dietary

Approaches to Stop Hypertension) merekomendasikan pasien hipertensi banyak

mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, meningkatkan konsumsi serat, dan minum

banyak air (kharisna dendy, dkk, 2012). Terapi dietmerupakan terapi pilihan yang baik

untuk penderita hipertensi. Terapi ini dapat dilakukan dengan mengkonsumsi sayuran

yang dapat mempengaruhi tekanan darah, seperti mentimun. Sebagai salah satu alternatif

pengobatan nonfarmakologis, mentimun diharapkan dapat menjadi sebuah terobosan baru

dalam mengatasi permasalahan hipertensi. Disamping mengandung zat-zat yang

bermanfaat bagi kesehatan, mentimun juga terbilang jauh lebih murah dan ekonomis jika

dibandingkan dengan biaya pengobatan farmakologis dan mudah diperoleh di tengah-

tengah masyarakat.
1 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : apa manfaat

buah mentimun bagi penderita penyakit hipertensi studi kasus di Puskesmas Desa

Karangawen.
2 Tujuan
1 Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat buah mentimun bagi

penderita penyakit hipertensi studi kasus di Puskesmas Desa Karangawen.


2 Tujuan Khusus
1 Untuk mengetahui pengertian penyakit hipertensi.
2 Untuk mengetahui kandungan mentimun yang berguna untuk menurunkan

tekanan darah pada penderita hipertensi.


3 Manfaat Penelitian
1 Bagi peneliti
Penelitian ini bermanfaat untu;k menambah pengetahuan dan pemahaman tentang

manfaat mentimun untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.


2 Bagi institusi Pendidikan
Sebagai bahan informasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya

masalah penyakit hipertensi.


3 Bagi peneliti seterusnya
Sebagai dasar atau kajian awal bagi peneliti lain yang ingin meneliti

permasalahan yang sama sehingga mereka memiliki landasan dan alur yang jelas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Hipertensi
Tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari sesuai dengan situasi. Tekanan darah

akan meningkat dalam keadaan gembira, cemas atau sewaktu melakukan aktivitas fisik

dan turun selama tidur. Setelah itu berlalu, tekanan darah akan kembali menjadi normal.

Apabila tekanan darah tetap tinggi maka disebut sebagai hipertensi atau tekanan darah

tinggi. (FRILYAN SARASATY, 2011)


Hipertensi adalah tekanan darah yang lebih dari 140/90 mmHg pada saat

pengukuran pertama. Tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang tidak menimbulkan

tanda dan gejala yang spesifik (Silen diseases) sebelum menimbulkan komplikasi pada

organ tubuh yang lain. Gejala yang muncul pertama kali setelah terjadi komplikasi adalah

sakit kepala, mata merah, tengkuk terasa berat, mata berkunang kunang dan pusing.

Tekanan darah tinggi sangat berpengaruh buruk terhadap jantung, jika hal itu dibiarkan

terus menerus maka jantung akan terpaksa bekerja lebih berat untuk mengimbanginya.

Jika hal ini dibiarkan terlalu lama maka jantung khususnya ventrikel kiri akan
membengkak dan lama kelamaan akan mengalami kelemahan dalam memompa darah.

Dengan demikian darah yang dipompa keseluruh tubuh akan mengalami penurunan,

sehingga akan terjadi gangguan pada organ tubuh lainnya. (saiful N. )


Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolic yang menetap.

Pada waktu anda membaca tekanan darah bagian atas adalah tekanan darah sistolik,

sedangkan bagian bawah adalah tekanan diastolik. Tekanan sistolik (bagian atas) adalah

tekanan puncak yang tercapai pada waktu jantung berkontraksi dan memompakan darah

melalui arteri. Sedangkan tekanan diastolik (angka bawah) adalah tekanan pada 18 waktu

jatuh ke titik terendah dalam arteri. Secara sederhana seseorang disebut hipertensi apabila

tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih besar dari 90

mmHg. Tekanan darah yang ideal adalah 120/80 mmHg (FRILYAN SARASATY R. ,

2011)
B. Klasifikasi Hipertensi
1. Klasifikasi Berdasarkan Etiologi
a. Hipertensi esensial/primer.
Tidak jelas penyebabnya dan merupakan sebagian besar 90% dari seluruh kejadian

hipertensi. Hipertensi esensial adalah penyakit multifaktoral yang timbul terutama

karena interaksi antara faktor-faktor risiko tertentu (FRILYAN SARASATY R. ,

2011). Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol

penyebab utama hipertensi yaitu gaya hidup modern, sebab dalam gaya hidup

modern situasi penuh tekanan dan stres. Dalam kondisi tertekan, adrenalin dan

kortisol dilepaskan ke aliran darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan

darah. Gaya hidup yang penuh kesibukan juga membuat orang kurang berolah raga

dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok, minum alkohol atau kopi

sehingga risiko terkenahipertensi. Kedua yaitu pola makan yang salah dan yang

ketiga adalah berat badan berlebih.


b. Hipertensi sekunder
Hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, sering berhubungan dengan beberapa

penyakit misalnya ginjal, jantung koroner, diabetes, kelainan sistem syaraf pusat. Jumlah

kejadiannya mencapai 10% (FRILYAN SARASATY R. , 2011)


C. Gejala Klinis Hipertensi
Gejala-gejala penyakit yang biasa terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun

pada seseorang dengan tekanan darah yang normalhipertensi yaitu sakit kepala, pusing,

gelisah, jantung berdebar, perdarahan hidung, sukar tidur, sesak nafas, cepat marah,

telinga berdenging, tekuk terasa berat, berdebar dan sering kencing di malam hari. Gejala

akibatkomplikasi hipertensi yang pernah dijumpai meliputi gangguan; penglihatan, saraf,

jantung, fungsi ginjal dan gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan kejang dan

perdarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan, ganguan kesadaran

hingga koma (FRILYAN SARASATY R. , 2011)


D. Patofisiologis Hipertensi
(FRILYAN SARASATY R. , 2011) Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi karena

adanya gangguan dalam sistem peredaran darah. Gangguan tersebut dapat berupa

gangguan sirkulasi darah, gangguan keseimbangan cairan dalam pembuluh darah atau

komponen dalam darah yang tidak normal. Gangguan tersebut menyebabkan darah tidak

dapat disalurkan ke seluruh tubuh dengan lancar. Untuk itu, diperlukan pemompaan yang

lebih keras dari jantung. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya tekanan dalam

pembuluh darah atau disebut hipertensi .Tekanan darah adalah fungsi berulang-ulang dari

cardiac output karena adanya resistensi periferal (resistensi dalam pembuluh darah untuk

mengalirkan darah). Diameter pembuluh darah ini sangat mempengaruhi aliran darah.

Jika diameter menurun misalnya pada aterosklerosis, resistensi dan tekanan darah

meningkat. Jika diameter meningkat misalnyadengan adanya terapi obat vasodilator,


resistensi dan tekanan darahmenurun. Ada dua mekanisme yang mengontrol homeostatik

dari tekanan darah, yaitu:


1) Short term control (sistem saraf simpatik). Mekanisme ini sebagai respon

terhadap penurunan tekanan, system saraf simpatetikmensekresikan

norepinephrine yang merupakan suatu vasoconstrictor yang akan bekerja pada

arteri kecil dan arteriola untuk meningkatkan resistensi peripheral sehingga

tekanan darah meningkat.


2) Long term control (ginjal). Ginjal mengatur tekanan darah dengan cara

mengontrol volume cairan ekstraseluler dan mensekresikan renin yangakan

mengaktivasi system renin dan angiotensin


A. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penyakit Hipertensi
Banyak faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi. Departemen

kesehatan (Depkes) tahun 2009 menunjukkan kejadian hipertensi dan penyakit

kardiovaskular cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup yang jauh dari perilaku

hidup bersih dan sehat, mahalnya biaya pengobatan hipertensi, serta kurangnya sarana

dan prasarana dalam penanggulangan hipertensi. Tingginya angka hipertensi juga

dipengaruhi oleh kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas, polamakan yang tidak sehat,

obesitas dan stress. ( Kharisna Dendy, dkk, 2012)


B. Pengobatan Non Farmanologi dengan Mentimun
Pengobatan hipertensi dengan menggunakan tanaman obat adalah menurunkan

tekanan darah ketingkat normal serta mengobati hipertensi dengan memperbaiki

penyebabnya atau membangun organ yang rusak yang mengakibatkan terjadinya

hipertensi. Tanaman obat juga memiliki kelebihan dalam pengobatan hipertensi karena

umumnya tanaman obat memiliki fungsi selain mengobati hipertensi juga mengobati

penyakit komplikasi sebagai akibat tekanan darah tinggi dan mempunyai efek samping
yang sangat kecil. Tanaman herbal yang sering digunakan masyarakat dalam mengatasi

hipertensi salah satunya adalah mentimun (saiful, 2014)


Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui efektifitas pemberian jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada

penderita hipertensi di Puskesmas Desa Karangawen. Lebih khusus adalah

mengidentifikasi tingkat tekanan darah sebelum dan sesudah perlakuan pemberian jus

mentimun dan mengidentifikasi efektifitas pemberian jus mentimun terhadap penurunan

tekanan darah pada penderita hipertensi dimaksud. Manfaat yang diharapkan dari

penelitian ini adalah sebagai informasi dan pengetahuan baru bagi masyarakat tentang

manfaat jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Dalam mentimun terdapat kandungan mineral yaitu potassium, magnesium dan

fospor yang dapat mengobati hipertensi. Selain itu juga mentimun bersifat diuretik karena

kandungan air yang tinggi juga berfungsi sebagai penurun tekanan darah. Mengkonsumsi

mentimun juga dapat menurunkan berat badan karena kandungan kalorinya yang rendah

dan kaya akan serat. Kandungan lainnya dalam mentimun antara lain asam maloat yang

dapat mencegah gula darah berubah menjadi lemak, sehingga dapat menurunkan berat

badan. Ada kalanya mentimun terasa pahit, rasa pahit tersebut berasal dari saponin, yaitu

senyawa fitokimia yang terdapat pada lender mentimun. Meskipun pahit siponin

bermanfaat sebagai anti kanker, menurunkan kolesterol dan meningkatkan daya tahan

tubuh. Mentimun dapat juga digunakan untuk detoksifikasi. (saiful, 2014)


Kandungan air yang tinggi hingga 90% membuat mentimun memiliki efek

memperlancar buang air kecil, membantu menghilangkan dan menetralkan toksin

(racun), serta membantu menggelontorkan bakteri-bakteri disepanjang usus dan dinding

kandung kemih. Kandungan air dan mineral kalium dalam timun juga mengeluarkan

kelebihan asam urat dan sisa metabolisme melalui ginjal.Cara penyajian yaitu dengan
makan buah segar setiap hari kurang lebih 400 gr sehari dua kali. Selain memakannya

secara langsung juga dapat disajikan dalam bentuk lain yaitu dengan cara dijuz atau

diparut. Kemudian cuci mentimun dan blender hingga halus, lalu tuang ke dalam gelas

blimbing (200 cc), setelah itu minum hingga habis. Minum dua kali sehari maksimal 1

minggu. Kemudian kontrol dahulu tensinya, bila sudah normal hentikan sehari setelah itu

minum lagi satu kali sehari gelas. Dengan demikian ingin diketahui sejauhmana

efektifitas pemberian jus mentimun tersebut terhadap tekanan darah tinggi (hipertensi).

(saiful, 2014)
C. Prosedur pemberian jus mentimun sebagai berikut (saiful, 2014) :
2. Mengukur tekanan darah pada penderita hipertensi sebelum pemberian Juz

mentimun ;
3. memberikan juz mentimun yang sudah di blender sejumlah 200 cc, 2 kali sehari pada

pagi dan sore hari;


4. mengukur tekanan darah setelah pemberian Juz mentimun. Dalam pemberian Juz

mentimun perlu memperhatikan pembatasan lamanya waktu pemberian karena

waktu yang dibutuhkan yaitu tiga hari berturut-turut, kontrol dahulu tensinya bila

sudah normal hentikan sehari, setelah itu minum lagi satu kali sehari gelas. Jika

belum normal, pengobatan bisa dilanjutkan sampai satu minggu atau sampai tekanan

darah responden stabil.

D. Cara Pembuatan Dan Pemberian Mentimun adalah sebagai berikut :


1. Buah mentimun dicuci bersih lalu diblender;
2. Mentimun yang sudah diblender dituang kedalam gelas sejumlah 200 cc;
3. Air mentimun tersebut kemudian diminum.

Вам также может понравиться