Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PENGERTIAN
Trauma adalah penyebab paling umum kematian pada
(Kroupa J, 1990).
(ISS) dari 9 atau lebih tinggi (Mock, 2004). ISS akan diuraikan
mengatasi mortalitas :
organ.
(Hodgetts, 2006).
2.2.1. Airway
Napas dibuka awalnya dengan 'manuver tangan '
setelah di ICU.
paru
Packing perdarahan organ solid, dengan tindakan
minimal
Packing rongga badan yang berdarah bila telah terjadi
ditutup.
Tahap II : Melanjutkan resusitasi di icu, termasuk :
Mengatasi hipotermi (rewarming)
Menstabilkan fungsi kardiovaskuler dengan infus cairan,
PRC, inotropik
Mengatasi koagulopati kalau kalau masih ada, dan
Tahap III :
atau hemothorax.
C - Circulation Universitas Sumatera Utara Kontrol
darah. D- Disability Hal ini jauh lebih tepat dari nilai AVPU
adalah:
1. Riwayat cedera
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan neurologis
4. Tes diagnostik lebih lanjut
5. Evaluasi ulang
2.5. Trauma servikal dan tulang belakang
Hanya 2% - 3% dari trauma tumpul yang menyebabkan
(Sastrodiningrat, 2012).
Morfologi cedera pada SLIC sama dengan cedera
(Sastrodiningrat, 2012).
Trauma yang diakibatkan kecelakaan lalu lintas, jatuh
Sumatera Utara
2.5.5. Fraktur dislokasi ( C3-C7 ) Pada orang dewasa level C5
aksial
3. Fraktur chance, merupakan fraktur transversal
abdomen.
4. Fraktur dislokasi, relatif jarang pada daerah
ekstremitas bawah.
2.5.8. Fraktur lumbal Kemungkinan terjadinya defisit
1.4 juta orang mengalami TBI. Dari jumlah ini kira-kira 1,1 juta
GCS 13-15, TBI sedang, GCS 9-12, dan TBI berat, GCS 3-8
(Sastrodiningrat, 2012).
2.7. Trauma thoraks Trauma thoraks bisa terbagi dua yaitu :
2.7.1. Trauma thoraks yang langsung dapat mengancam jiwa
1. Tension pneumothoraks Terjadi karena adanya one way
darah perikard.
3. Open Pneumothoraks (Pneumothoraks Terbuka) Defek
hilus paru.
5. Flail chest Terjadi ketika segmen dinding dada tidak lagi
dua atau lebih tulang iga dengan dua atau lebih garis
kebocoran katup.
4. Cedera diafragma Ruptur diafragma traumatik lebih
diafragma kanan
5. Kontusio paru Merupakan kelainan yang paling sering
setelah kejadian.
2.8. Trauma abdomen Abdomen dibagi 3 bagian (Tintinallis
(Lamichhane, 2010).
Setelah patah tulang terjadi maka otot, pembuluh
fisis.
2.9.2. Berdasarkan hubungan tulang dengan jaringan disekitar
berikut:
1. Tipe I
o Panjang luka < 1 cm, biasanya luka tusukan
menembus kulit.
o Kerusakan jaringan lunak sedikit dan tidak ada
sedang.
3. Tipe III
o Ditandai dengan kerusakan jaringan lunak luas
instabilitas tinggi.
Tipe III ini dibagi lagi menjadi i. Tipe III a Jaringan
berat. iii.
Tipe III c Meliputi semua fraktur yang terbuka
dan transplantasi
b) Tinggikan ekstremitas untuk mengurangi
oedema
c) Kirim pasien untuk pertolongan
emergency
d) Pantau daerah yang cedera dalam periode
vaskuler
g) CCT kalau banyak kerusakan otot
meliputi:
a. Reposisi atau reduksi
- Manipulasi atau Close
umum.
- Open reduction adalah
komplikasi berhubungan
dengan anestesia.
b. Traksi, alat traksi diberikan dengan
mempertahankan bentuk,
membentuk menimbulkan
untuk mempertahankan
tulang.
c. Imobilisasi setelah dilakukan reposisi
(Feliciano, 2008)
1. Glasgow Coma Scale (GCS)
2. Sistolik Tekanan Darah (SBP)
3. Tingkat pernapasan (RR) The GCS, SBP dan RR diberi
1993).