Вы находитесь на странице: 1из 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Daur hidup produk perlu dibahas sebagai usaha untuk mengenali tahap-tahap khusus
tertentu selama masa hidup suatu produk. Dalam tahap-tahap itu terkandung peluang-
peluang dan juga persoalan khusus sehubungan dengan strategi pemasaran serta
keuntungan yang ingin diperoleh. Dengan mengenal dimana sedang berada atau kemana
produk sedang mengarah, perusahaan bisa menentukan rencana pemasaran yang lebih
baik. Suatu produk dikatakan memiliki siklus hidup, didasari kenyataan bahwa:

1. Produk memiliki umur yang terbatas.


2. Penjualan produk melalui berbagai tahap yang berbeda, masing-masing
memberikan tantangan, peluang, dan masalah yang berbeda bagi penjual.
3. Laba naik dan turun pada berbagai tahap siklus hidup produk.
4. Produk memerlukan strategi pemasaran, keuangan, manufaktur, pembelian, dan
sumber daya manusia yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidup produk.

Seperti layaknya manusia, produk-produk juga memiliki siklus hidup. Produk yang
lama akan semakin tergusur dengan permintaan konsumen yang menginginkan hal
yang baru. Semakin modern barang, semakin meningkatkan penjualan pada saat
launching. Oleh karena itu, setiap perusahaan perlu mengetahui tahapan siklus hidup
produk yang berbeda-beda dan memahami bahwa semua produk yang mereka jual
memiliki batasan umur. Mayoritas dari mereka (perusahaan) akan berinvestasi dalam
pengembangan produk baru dalam rangka memastikan bahwa bisnis mereka terus
tumbuh.

1
B. Rumusan Maslah
1. Apa Pengertian siklus hidup produk ( Poduct Life Cycle )
2. Bagaimana Tahapan Siklus Hidup Produk
3. Apa Saja Karakteristik Siklus Hidup Produk
4. Bagaimana Strategi Siklus Hidup Produk
5. Bagaimana Proses pengembangan Produk Baru
6. Bagaimana Contoh Kasus Siklus Hidup Dari Sebuah Produk

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian siklus hidup produk ( Product Life Cycle )
2. Untuk Mengetahu Bagaimana Tahapan Siklus Hidup Produk
3. Untuk Mengetahui Apa Saja Karakteristik Siklus Hidup Produk
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Strategi Siklus Hidup Produk
5. Untuk Mengetahui Proses Pengembangan Produk Baru
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Contoh Kasus Siklus Hidup Dari Sebuah Produk

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian siklus hidup produk ( life cycle product )

Siklus hidup produk (Product life cycle) adalah siklus hidup suatu produk/
organisasi dengan tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari peluncuran
awal (soft launching), peluncuran resmi (grand launching), perubahan dari target
awal, lalu mulai berjuang dan berkompetisi dengan produk-produk yang sejenis,
hingga melewati persaingan dan kompetisi produk memiliki tingkat penerimaan/

2
penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar. Dalam konteks organisasi siklus hidup
suatu organisasi menjadi organisasi yang dihargai dan memiliki kredibilitas yang
tinggi. Setelah mencapai puncaknya maka produk akan turun dengan alamiah.
Perubahan citra produk/ organisasi lalu dilakukan untuk mendukung inovasi dan
menghindari penurunan drastis akibat kejenuhan produk. Jangka waktu titik jenuh
tidak saja ditentukan dari jenis produk tapi bisa dilihat menggunakan indikator seperti
penjualan produk, komplain yang tidak tertangani, distribusi dll. Untuk
memperpanjang siklus hidup produk dapat dilakukan upaya-upaya seperti: mendidik
pasar, beriklan, menjaganya dengan penjualan dsb. Ada juga istilah daur ulang siklus
produk yang diterapkan untuk menarik proyek dari penurunan dengan memperbaiki
atau dengan perubahan lainnya, seperti pengemasan ulang dan pemotongan harga.
Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman
tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu
produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus Hidup Produk (Product Life
Cycle) ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak
diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar Siklus Hidup Produk
(Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena
memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk.
Konsep ini dipopulerkan oleh levitt (1978) yang kemudian penggunaannya
dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya.

B. Tahapan Siklus Hidup Produk

Ada berbagai pendapatan mengenai tahap tahap yang ada dalam Siklus Hidup
Produk (Product Life Cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi
introduction, growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu ada pula yang
menyatakan bahwa keseluruhan tahap tahap Siklus Hidup Produk (Product Life
Cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market acceptance), slow
growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline (obsolescence). Meskipun

3
demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat
tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline.
Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat
tahap, yaitu :

1. Tahap Perkenalan (introduction)

Pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun
volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang baru (betul-
betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang
dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus
agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang
tersebut masih terbatas dan laba yang diperoleh masih rendah. Ciri-ciri umum tahap
ini adalah penjualan yang masih rendah, volume pasar berkembang lambat (karena
tingginya market resistance), persaingan yang masih relatif kecil, tingkat kegagalan
relatif tinggi, masih banyak dilakukan modifikasi produk dalam pengujian dan
pengembangannya (karena problem yang timbul tidak seperti yang diramalkan dan
mungkin pula disebabkan pemahaman yang keliru tentang pasar), biaya produksi dan
pemasaran sangat tinggi, serta distribusi yang masih terbatas.

2. Tahap pertumbuhan (growth).

Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat.
Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang
bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif
tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan
menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan
meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.

3. Tahap Kedewasaan (maturity)

4
Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan.
Normalnya tahap ini merupakan tahap terlama dalam siklus hidup produk. Hal ini
disebabkan pada tahap ini pemenuhan inti kebutuhan oleh produk yang bersangkutan
tetap ada. Sebagian besar produk yang ada saat ini berada dalam tahap ini, karena itu
sebagian besar strategi pemasaran ditujukan untuk produk-produk dalam tahap ini.
Strategi pemasaran kreatif yang digunakan untuk memperpanjang daur hidup suatu
produk disebut innovative maturity. Penjualan dalam tahap ini sangat sensitif
terhadap perubahan perekonomian. Pasar semakin tersegmentasi, sehingga untuk
masing masing segmen diperlukan promosi yang berbeda dengan lainnya.

Umumnya tahap ini terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:

a. Tingkat Growth Maturity, yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang


disebabkan oleh dewasanya distribusi. Tidak ada lagi saluran distribusi baru
yang bisa ditambah.

b. Tiingkat Stable Maturity, penjualan menjadi mendatar yang disebabkan oleh


jenuhnya pasar. Sebagian konsumen potensial telah mencoba produk baru
yang ditawarkan perusahaan.

c. Pada tingkat ketiga, Decaying Maturity, penjualan mulai menurun dan


konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk substitusi.

4. Tahap kemunduran (decline)

Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu


mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru.
Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang
lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi
pengawasan biaya menjadi sangat penting karena permintaan sudah jauh
menurun.Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti

5
dengan barang baru, maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu
yang sangat terbatas' Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen
pada saat penjualan menurun antara lain:
1. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
2. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta program
produksiny a agar lebih efisien.
3. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
4. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada
barang yang sudah ada.
5. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.

C. Karakteristik Siklus Hidup Produk


1. Perkenalan
Apabila produk sudah siap dibeli konsumen di pasar maka saat itu
sebenarnya tahap perkenalan sudah dimulai. Pengisian kembali produk
pada penyalur memerlukan waktu yang cukup lama karena konsumen
baru mengenalnya sehingga penjualan produk pada tahap ini berjalan
lambat.
Jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam tahap ini
sangat sedikit bahkan banyak diantaranya yang menderita kerugian
karena hasil penjualan masih rendah sedangkan biaya distribusi dan
promosi cenderung tinggi. Dana yang besar ini diperlukan untuk
menarik distributor dan mengisi saluran pipa distribusi. Pengeluaran
untuk promosi adalah yang tertinggi dalam persentase terhadap
penjualan, dengan sasaran:
a. Memberi tahu konsumen potensial atas hadirnya produk baru
yang sama sekali belum dikenal
b. Membujuk konsumen untuk mencoba
c. Untuk menjamin tersedianya produk pada setiap pengecer

Untuk produk yang demikian, biasanya mempunyai harga jual


yang cukup tinggi sehingga sasaran jangka pendeknya adalah calon

6
konsumen yang siap untuk membeli yaitu yang berpenghasilan tinggi.
Ada beberapa sebab mengapa harga jual produk itu tinggi, yaitu:
a. Taraf produksi masih rendah
b. Persoalan teknologi dalam produksi belum bisa diatasi dengan
Sempurna
c. Margin laba yang cukup tinggi diperlukan untuk menutup
biaya promosi

2. Pertumbuhan
Tanda lahirnya tahapan ini yaitu terjadinya pelonjakan hasil penjualan.
Para pengadopsi dini (early adopter) yang merupakan konsumen pelopor
merasa terpuaskan dengan produk perusahaan yang selanjutnya akan diikuti
oleh konsumen mayoritas. Kondisi atau peluang ini segera tercium oleh
pesaing sehingga mereka berusaha masuk ke pasar dengan memperkenalkan
ciri-ciri produk baru dan ini berakibat lanjut dengan meluasnya pasar yang
pasti akan diikuti oleh meluasnya jaringan maupun saluran distribusi.
Bagi perusahaan perintis, fase ini merupakan fase memperoleh
keuntungan yang sangat tinggi karena penjualan sangat besar sehingga biaya
promosi per unitnya menjadi kecil dan adanya penurunan biaya produksi per
unit yang lebih besar jika dibandingkan dengan penurunan harga jual.

3. Kedewasaan
Tahapan kedewasaan biasanya berlangsung lebih lama dibandingkan
tahap-tahap sebelumnya dan manajemen pemasaran lebih banyak menghadapi
tantangan. Pada tahapan ini ditandai dengan penurunan pertumbuhan
penjualan produk. Dalam tahap ini pula akan muncul tiga taraf kedewasan,
yaitu:
a. Kedewasaan pertumbuhan
Tingkat pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang disebabkan oleh
dewasanya distribusi. Saluran distribusi baru sudah tidak dapat ditambah
lagi meskipun konsumen baru (pengekor) masuk ke pasar.

b. Kedewasaan mantap

7
Penjualan per kapita menjadi datar karena pasar sudah merasa jenuh.
Sebagian besar konsumen potensial telah mencoba produk dan penjualan
yang akan datang tergantung pada pertambahan penduduk dan permintaan
penggantian baru.

c. Kedewasaan mengusang
Nilai penjualan mulai jatuh dan konsumen mulai bergerak ke produk lain.

4. Kemunduran
Hasil penjualan dari hampir semua produk dan merk pada akhirnya
akan mengalami penurunan. Laju penurunan ini bisa lambat maupun cepat.
Kadang-kadang penjualan jatuh sampai pada suatu titik yang cukup rendah
dan pada titik itulah penjualan tetap tertahan sampai beberapa tahun.
Kemunduran ini bisa disebabkan beberapa hal misalnya karena adanya
perkembangan teknologi, perubahan selera konsumen atau meningkatnya
persaingan baik di dalam maupun di luar negeri. Pada saat penjualan dan
keuntungan yang dicapai jatuh maka beberapa perusahaan mengundurkan diri
dari pasar. Bagi perusahaan yang mencoba bertahan tentu akan mengurangi
penawaran produknya. Anggaran promosi dikurangi dan akhirnya harga jual
mulai diturunkan.

D. Strategi Siklus Hidup Produk

Bila Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) dianggap sebagai nilai
strategik bagi suatu perusahaan, maka manajernya harus dapat menentukan dimana
posisi Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) produknya. Identifikasi tahapan
Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini dapat ditentukan dengan kombinasi
tiga faktor yang menunjukan ciri status produk dan membandingkan hasilnya
dengan pola yang umum. Tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu
produk dapat ditentukan dengan mengidentifikasikan statusnya dalam market
volume, rate of change of market volume.

8
Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini
memiliki beberapa strategi (Kotler 1997) yaitu :

1. Tahap Perkenalan (Introduction)


a. Strategi peluncuran cepat (rapid skimming strategy)
Peluncuran produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi yang tinggi.
Perusahaan berusaha menetapkan harga tinggi untuk memperoleh keuntungan
yang mana akan digunakan untuk menutup biaya pengeluaran dari pemasaran.

b. Strategi peluncuran lambat (slow skimming strategy)


Merupakan peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan sedikit promosi.
Harga tinggi untuk memperoleh keuntungan sedangkan sedikit promosi untuk
menekan biaya pemasaran.

c. Strategi penetrasi cepat (rapid penetration strategy)


Merupakan peluncuran produk pada harga yang rendah dengan biaya promosi
yang besar. Strategi ini menjanjikan penetrasi pasar yang paling cepat dan pangsa
pasar yang paling besar.

d. Strategi penetrasi lambat (slow penetration strategy)


Merupakan peluncuran produk baru dengan tingkat promosi rendah dan harga
rendah. Harga rendah ini dapat mendorong penerimaan produk yang cepat dan
biaya promosi yang rendah.

2. Tahap Pertumbuhan (Growth)


Selama tahap pertumbuhan perusahaan menggunakan beberapa strategi untuk
mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin dengan cara:
a. Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk baru
dan gaya yang lebih baik.

9
b. Perusahaan menambahkan model model baru dan produk produk penyerta
(yaitu, produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi
produk utama)
c. Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
d. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran distribusi
yang baru.
e. Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk (product
awareness advertising) ke iklan yang membuat orang memilih produk (product
preference advertising)
f. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap
harga dilapisan berikutnya.

3. Tahap Kedewasaan (Maturity)


a. Perusahaan meninggalkan produk mereka yang kurang kuat dan lebih
berkonsentrasi sumber daya pada produk yang lebih menguntungkan dan
pada produk baru.
b. Memodifikasi pasar dimana perusahaan berusaha untuk memperluas pasar
untuk merek yang mapan.
c. Perusahaan mencoba menarik konsumen yang merupakan pemakai
produknya.
d. Menggunakan strategi peningkatan keistimewaan (feature improvement) yaitu
bertujuan menambah keistimewaan baru yang memperluas keanekagunaan,
keamanan atau kenyaman produk.
e. Strategi defensif dimana perusahaan untuk mempertahankan pasar yang mana
hasil dari strategi ini akan memodifikasi bauran pemasaran.
f. Strategi peningkatkan mutu yang bertujuan meningkatkan kemampuan
produk, misalnya daya tahan, kecepetan, dan kinerja produk.
g. Strategi perbaikan model yang bertujuan untuk menambah daya tarik estetika
produk seperti model, warna, kemasan dan lain lain.

10
h. Menggunakan take-off strategy yang mana marupakan salah satu strategi
yang digunakan untuk mencapai fase penerimaan konsumen baru, strategi ini
dapat memperbaharui pertumbuhan pada saat produk masuk dalam
kematangan.

4. Tahap Penurunan (Decline)


a. Manambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan
yang baik
b. Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk
c. Mencari pasar baru
d. Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian dalam
industri dapat diatasi
e. Mengurangi investasi perusahaan secara selesktif dengan cara meninggalkan
konsumen yang kurang menguntungkan.
f. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai secara cepat
g. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan

E. Proses Pengembangan Produk Baru


Banyak perusahaan semakin menyadari bahwa pengembangan produk baru
dan perbaikan produk secara terus menerus merupakan kunci pertumbuhan dan
kelangsungan hidup perusahaan dalam kondisi persaingan modern, perusahaan yang
tidak melakukan usaha inovasi akan menghadapi risiko lebih besar untuk kehilangan
pasarnya. Konsumen dan indusri pemakai selalu menginginkan produk baru dan
produk lebih baik yang dapat meningkatkan pemenuhan kepuasan mereka.

Masing masing organisasi mungkin menggunakan pendekatan yang berbeda


untuk mengembangkan produk baru, tetapi langkah-langkah yang diikuti dalam
pengenmbangan produk baru biasanya adalah sama. Gambar 2-2 menunjukan proses
pengembangan produk baru, yang terdiri atas 5 langkah sebagai berikut :

11
1. Pencarian Gagasan
Sumber utama gagasan-gagasan produk baru adalah dari pasar, atau
teknologi yang telah ada. Gagasan-gagasan pasar merupakan berbagai
kebutuhan dan keinginan para konsumen (langganan) yang belum terpenuhi.
Identifikasi kebutuhan-kebutuhan pasar ini dapat mengarahkan perkembangan
teknologi dan produk baru untuk memenuhinya. Disamping itu, gagasan
produk baru dapat juga berasal dari observasi terhadap produk-produk
sekarang, pendapatbpara penyalur, para ahli, pesaing, orang-orang penjualan,
dan manajemen puncak.
2. Seleksi Produk
Tidak semua gagasan harus dikembangkan menjadi produk-produk
baru. Gagasan produk baru perlu memenuhi paling tidak tiga kriteria : (1)
potensi pasar, (2) kelayakan finansial dan (3) kesesuaian operasi. Sebelum
suatu gagasan produk baru dijadikan desain pendahuluan, maka harus
dianalisa atas dasar tiga kriteria tersebut.
Tujuan analisis seleksi produk adalah untuk menyaring gagasan-
gagasan yang jelek, karena menerima suatu gagasan jelek dan
mengembangkannya menjadi suatu produk akan membuat perusahaan rugi.
Setelah pengembangan awal, analisis yang lebih ekstensif dapat dilakukan
melalui uji pasar dan operasi-operasi percobaan sebelum keputusan final
dibuat untuk memperkenalkan produk.
Untuk membantu dalam analisis seleksi produk, beberapa metoda telah
dikembangkan. Pertama adalah metoda daftar penilaian (scoring) yang
menyangkut penyusunan suatu daftar faktor-faktor penimbang dengan setiap
faktor diberi bobot. Faktor-faktor yang dipertimbangkan antara lain, sebagai
contoh, volume penjualan, perlindungan patent, persaingan tersedianya bahan
mentah, kualitas produk, risiko teknikal, atau kesesuaian denga strategi umum
perusahaan. Kemudian produk dikategorikan dari sangat baik sampai
sangat jelek untuk setiap faktor-faktor tersebut. Produk yang dipilih harus
memenuhi standar penilaian perusahaan.

12
Teknologi R &
Langganan
Pencarian D
Gagasan

Seleksi
Produk

Desain produk Desain proses


pendahuluan pendahuluan

Pengujian

Desain produk Desain


Akhir proses akhir
3. Disain Produk Pendahulun
Tahap proses desain produk ini bersangkutan dengan pengembangan
Produksi
desian terbaik bagi gagasan produk Perencanaan
baru. Apakah hal ini merupakan tahap
produk (barang kapasitas,
atau jasa)
13 perencanaan
produksi,
terpisah dalam urutan kegiatan-kegiatan disain atau tidak, desain pendahuan
biasanya dicurahkan untuk pengembangan beberapa alternatif desian yang
memenuhi ciri-ciri konseptual produk terpilih. Sebagai contoh, bila
perusahaaan manufaktur memutuskan utntuk memproduksi lemari es,
pertanyaan-pertanyaan tentang moel, kapasitas penyimpanan, ukuran motor,
dan sebagainya, akan dihadapinya. Selama desain pendahuluan, perusahaan
juga perlu menetapkan atribut-atirbut kunci produ, yaitu reabilitas (frekuensi
kerusakan komponen-komponen), maintainability (kemudahan untuk reparasi
dan pemeliharaan), dan umur kehidupan produk (antisipasi periode
penggunaan).
Bila desain pendahuluan disetujui, bagian penelitian dan
pengembangan produk perusahaan kemudian perlu membuat prototype-
prototype untuk pengujian dan analisis selanjutnya. Dalam hal ini, perusahaan
akan menghadapi trade offs antara biaya, kualitas dan nilai produk.
Hasilnya seharusnya berupa desain produk yang dapat bersaing di pasar dan
dapat diproduksi melalui operasi-operasi perusahaan.
4. Pengujian (setting)
Pengujian terhadap prototype-prototype ditujukan pada pengujian
pemasaran dan kemampuan teknikal produk. Satu cara untuk menilai potensi
pemasaran adalah dengan melakukan uji pasar. Prototype produk baru
dilempar ke sekelompok konsumen untuk dicoba, guna mengetahui pendapat
mereka. Maksud uji pasar ini adlah untuk mendapatkan data kuantitatif
tentang pendapat konsumen terhadap suatu produk baru.
Disamping itu, prototype jug harus diuji secara teknikuntuk
mengeathui kemampuan teknikal produk baru senbelum manajemen
menyetujui desain produksi akhir.
5. Desain Akhir
Dalam tahap desain akhir, spesifikasi-spesifikasi produk dan
komponen-komponennya dan gambar-gambar perakitan disusun yang
memberikan basis proses produksinya. Sebagi hasil pengujian prototype-
prototype perubahan-perubahan tertentu mungkin perlu dimasukkan dalam

14
desain akhir. Bila perubahan-perubahan dilakukan, produk hendaknya di uji
kembali untuk menjamin nilai produk.
Bagi perusahaan-perusahaan jasa, tahap desain akhir bersangkutan
dengan penetapan standar-standar dan prosedur-prosedur layanan. Sebagai
contoh, dalam kasus sebuah bank standar waktu tunggu untuk berbagi type
pelayanan bank dapat ditentukan.

Pengembangan produk baru ini bukanlah pekerjaan yang mudah karena adanya
beberapa hambatan antara lain :

1. Kurangnya gagasan (ide) pengembangan produk baru yang baik .

2. Kondisi pasar yang semakin bersaing,karena banyaknya pesaing dan berbagai


produk substitusi.

3. Katasan batasan yang semakinbertambah dari masyrakat dan


pemerintah.sebagai contoh, perlindungan akan keselamatan dan keamanan
pemakain produk.

4. Biaya proses pengembangan produk baru yang sangat mahal

5. Tingginya tingkat kegagalan produk baru dalam pemasarannya, karena ternyata


tidal memenuhi pengharapan konsumen atau tidak dapat memuaskan kebutuhan
dan keinginan konsumen.

6. jangka waktu kehidupan produk baru yang pendek,karena setelah produk baru
secara komersial sukses,maka dalam waktu singkat banyak perusahaan lain menii
dan membajii pasar dengan produk mereka.

F .Contoh Kasus Siklus Hidup Dari Sebuah Produk

PASTA GIGI PEPSODENT


1. Pengelompokan produk :

15
a. Merek : pepsodent
b. Jenis : pasta gigi
c. Produk : PT. Unilever Indonesia Tbk
d. Penempatan : kamar mandi
e. Kegunaan : untuk membersihkan gigi dari sisa makanan, kuman, dan membuat
harum mulut.

2. Merk ; Unilever mengambil merek pepsodent sebagai merek individual untuk


kategori pasta gigi.

3. Merk : pepsodent adalah merek pasta gigi internasional yang di keluarkan oleh
Unilever

Langkah / Tahap Dalam Daur Hidup Produk (Product Life Cycle)

1. Tahap Perkenalan / Introduction


Pada tahap ini produk baru lahir dan belum ada target konsumen yang tahu sehingga
dibutuhkan pengenalan produk dengan berbagai cara kepada target pasar dengan
berbagai cara.Perkenalan(promosi). Pada tahap ini, pepsodent melakukan promosi di
media elektronik yang berupa iklan dan media cetak yang berupa iklan di Koran,
majalah, spanduk.

2. Tahap Pertumbuhan / Growth

Ketika berada pada tahap tumbuh, konsumen mulai mengenal produk yang
perusahaan buat dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat dibarengi
dengan promosi yang kuat. Akan semakin banyak penjual dan distributor yang turut
terlibat untuk ikut mengambil keuntungan dari besarnya animo permintaan pasar.
Pertumbuhan(distribusi). Pertumbuhan peprodent di masyarakat terus mengalami

16
peningkatan. Meski sekarang telah banyak beredar pasta gigi lain, tapi pepsodent
tetap stabil. Pendistribusian pepsodent juga sangat meluas.
Varian dari produk Pepsodent

Pada saat sekarang ini, Pepsodent tidak hanya memasarkan produk pasta gigi
saja.Terdapat beberapa produk baru dari Pepsodent, seperti toothbrush dan
mouthwash. Dengan semua inovasi baru ini, Pepsodent mencakup seluruh jangkauan
perawatan kesehatan mulut para konsumennya.

3. Tahap Kedewasaan / Maturity


Di tahap dewasa produk perusahaan mengalami titik jenuh dengan ditandai dengan
tidak bertambahnya konsumen yang ada sehingga angka penjualan tetap di titik
tertentu dan jumlah keuntungan yang menurun serta penjualan cenderung akan turun
jika tidak dibarengi dengan melakukan strategi untuk menarik perhatian konsumen
dan para pedagang. Karena sudah banyak pesaing, para pedagang mulai
meninggalkan persaingan dan yang baru tidak akan banyak terlibat karena jumlah
konsumen yang tetap dan cenderung turun. Pendewasaan (harga)
Harga yang di keluarkan oleh produsen sangat terjangkau oleh masyarakat. Di
Indonesia, Pepsodent White Now tersedia dalam ukuran 100 gr dengan kisaran harga
jual Rp15.000 di toko-toko di semua kota besar. Pepsodent White Now hadir
melengkapi rangkaian produk Pepsodent lainnya yaitu Pepsodent Complete 8,
Pepsodent Gum Care, Pepsodent Herbal, Pepsodent Sensitive, Pepsodent Whitening,
dan Pepsodent Center Fresh dan merupakan bentuk komitmen Pepsodent untuk selalu
berinovasi dan tidak hanya memberikan kebutuhan dasar perlindungan gigi.

4. Tahap Penurunan / Decline

Pada kondisi decline produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk beralih
ke produk lain sehingga jumlah penjualan dan keuntungan yang diperoleh produsen

17
dan pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti dan akhirnya mati.
Kemunduran produk sampai saat ini pepsodent belum mengalami kemunduran yang
sangat berarti. Untuk mencegah itu semua, pepsodent telah mengeluarkan berbagai
variasi ukuran maupun rasa.

Beberapa teknik atau cara untuk memperpanjang daur hidup produk :

1. Meningkatkan Konsumsi dengan cara membujuk konsumen untuk meningkatkan


penggunaan produknya dengan berbagai manfaat yang ditawarkan. Contoh : untuk
hasil maksimal gunakan pasta gigi sepanjang bulu sikat, apa pun makannya
minumnya teh botol sosro, memakai sampo setiap hari membuat rambut sehat, dsb.

2. Mencari fungsi lain produk dari biasanya. Contoh seperti teh tidak hanya untuk
ngeteh saja tapi dapat dibuat kreasi menjadi minuman yang lebih kompleks.

3. Memodifikasi produk agar tampil baru dan segar baik dari segi isi, kemasan,
takaran, ukuran, manfaat, dan lain sebagainya. Contoh misal seperti produk unilever
yang biasanya terus menerus mengganti isi pepsodent beserta kemasannya agar selalu
tampil baru dan segar.

4. Mencari target konsumen baru


Jika pasar yang sudah ada sudah tidak dapat diandalkan untuk meningkatkan
penjualan maka dapat ditempuh jalan dengan cara membidik segmen pasar baru
untuk dibujuk untuk menjadi pelanggan. Contoh : rokok sampoerna hijau yang
tadinya membidik golongan menengah ke bawah kini mulai membidik golongan
menengah ke atas untuk memperluas segmen pasar.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Siklus hidup produk (Product life cycle) adalah siklus hidup suatu produk/ organisasi dengan
tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari peluncuran awal (soft launching),
peluncuran resmi (grand launching), perubahan dari target awal, lalu mulai berjuang dan
berkompetisi dengan produk-produk yang sejenis, hingga melewati persaingan dan kompetisi
produk memiliki tingkat penerimaan/ penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar. Ada
berbagai pendapatan mengenai tahap tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk (Product
Life Cycle) suatu produk. Yaitu Perkenalan, Pertumbuhan, Kedewasaan, dan Penurunan. Bila
Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) dianggap sebagai nilai strategik bagi suatu
perusahaan, maka manajernya harus dapat menentukan dimana posisi Siklus Hidup Produk
(Product Life Cycle) produknya.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://anggieluphmamunk.blogspot.com/2012/02/makalah-prod-pemasaran.html

https://livewithoutdwarfs.wordpress.com/

Sumber buku Manajemen pemasaran di indonesia Oleh : Kotler, A.B Susanto.

20

Вам также может понравиться