Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemilihan LKPD (Laporan Keuangan Pemerintah Daerah) Kota Tangerang tahun 2014 dikarenakan pada
LKPD Kota Tangerang tahun 2014 sudah menggunakan basisi akrual yaitu terdiri atas Laporan Realisasi
Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK), serta Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan
Saldo Anggaran Lebih (SAL), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) yang mana dalam laporan-laporan tersebut
nantinya akan dianalisis dengan mengggunakan analisis vertikal serta analisis rasio.
Profil Kota Tangerang
Perekonomian
Tangerang adalah pusat manufaktur dan industri di pulau Jawa dan memiliki lebih dari
1000 pabrik. Banyak perusahaan-perusahaan internasional yang memiliki pabrik di kota
ini. Tangerang memiliki cuaca yang cenderung panas dan lembap, dengan sedikit hutan
atau bagian geografis lainnya. Kawasan-kawasan tertentu terdiri atas rawa-rawa,
termasuk kawasan di sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Banyak kota-kota satelit kelas menengah dan kelas atas sedang dan telah dikembangkan
di Tangerang, lengkap dengan pusat perbelanjaan, sekolah swasta dan mini market.
Pemerintah bekerja dalam mengembangkan sistem jalan tol untuk mengakomodasikan
arus lalu lintas yang semakin banyak ke dan dari Tangerang. Tangerang dahulu adalah
bagian dari Provinsi Jawa Barat yang sejak tahun 2000 memisahkan diri dan menjadi
bagian dari provinsi Banten.
Pariwisata
Wisata Belanja
Tangerang memiliki banyak pusat perbelanjaan. Mulai dari yang sederhana hingga yang
mewah. Pusat jajanan rakyat yang cukup dikenal adalah pasar lama yang terletak di pusat
kota Tangerang. Pasar lama menjual berbagai makanan mulai dari daerah babakan
sampai daerah Masjid Agung Tangerang. Kawasan ini memiliki berbagai varian jajanan.
Ketika Ramadhan, kawasan ini setiap sore hari kerap ramai pengunjung karena mencari
hidangan untuk berbuka puasa.
Sebagai kawasan permukiman kaum urban, Kota Tangerang banyak memiliki pusat
perbelanjaan, baik itu pasar tradisional, hypermarket, maupun pusat perbelanjaan
mewah. Beberapa pusat perbelanjaan di Kota Tangerang antara lain :
m) Wisata Kuliner
Kota Tangerang selain terkenal dengan pariwisatanya juga mempunyai banyak makanan
khas. Beberapa tempat yang menjadi tempat wisata kuliner khas Tangerang terletak di
Pasar Lama Tangerang. Beberapa makanan ini adalah khas peranakan China-Tangerang
seperti asinan, otak-otak, babi panggang, sate babi, mi pasar lama, laksa tangerang, kecap
benteng, dan emping jengkol. Kuliner khas lainnya adalah Tenda dua Cobra dan Tenda
Tiga Sekawan yang menyajikan sate biawak, ular, dan monyet.
4
Obyek Wisata
e) Situ Cipondoh
f) Taman Potret
i) Taman Prestasi
Menurut Standar Akuntansi Keuangan: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya, sebagai laporan arus kas (cash flow) atau
laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keungan. Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan
tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan
harga. (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002).
1) Menyediakan informasi menyangkut posisi keuangan, kinerja serta posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakaian dalam pengambilan keputusan ekonominya.
2) Untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakainya. Namun demikian laporan keuangan
tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan,
karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian dimasa lalu dan tidak diwajibkan
untuk menyediakan informasi non keuangan.
3) Menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban atas sumber daya yang
dipercayakan kepada pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggung jawabkan.
Manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mencakup,
misalnya untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan, atau keputusan untuk
meningkatkan atau mengganti manajemen.
Sejak berlakunya PP Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntani Pemerintah (SAP),maka setiap
pengelola keuangan daerah harus menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengelolaan
keuangan berupa: Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL),
Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Arus Kas (LAK), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Catatan
atas Laporan Keuangan (CaLK).
Secara singkat analisis laporan keuangan dapat diartikan sebagai upaya untuk mengidentifikasi ciri-
ciri keuangan berdasarkan laporan keuangan suatu entitas tertentu. Untuk itu, seseorang yang
melakukan analisis atas laporan keuangan perlu menguraikan pos-pos laporan tersebut menjadi
unit informasi yang lebih rinci dan melihat hubungan antara satu dengan yang lainnya guna
mengetahui kondis ikeuangan entitas tersebut untuk dijadikan dasar dalam pengambilan
keputusan.
Terdapat 3 macam metode analisis keuangan yang bisa dipakai (Menurut Modul Akuntansi Sektor Publik 2):
1) Analisis horizotal
Dalam analisis horizontal akan dilakukan perbandingan antara satu periode dengan periode
berikutnya. Oleh karena itu analisis ini juga dikenal dengan analisis kecenderungan
(trendanalysis). Analisis trend merupakan suatu teknik analisis yang mencoba untuk
mengidentifikasi pola-pola dari trend (perubahan yang terjadi dalam beberapa periode yang
telah lalu) sebagai dasar dari evaluasi dan prediksi keadaan atau perubahan di masa datang.
2) Analisis vertikal
Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan hanya untuk satu periode laporan
keuangan, dengan cara melakukan antara akun-akun yang ada, dalam satu periode pelaporan
keuangan. Analisis vertikal yang dapat dilakukan atas unsur dalam laporan keuangan,adalah
sebagai berikut:
Analisis atas akun yang ada di neraca
Analisis atas akun yang ada di Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Analisis atas akun yang adadi Laporan Arus Kas (LAK)
Analisis atas akun yang ada di Laporan Operasional (LO)
Analisis rasio
3) Analisis rasio
Analisis rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan akun- akun
yang ada dalam satu laporan keuangan atau akun-akun antara laporan keuangan neraca dan
laporan realisasi anggaran. Analisis rasio dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis
sebagai berikut:
a) Likuiditas, untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam membayar utang
(kewajiban) jangka pendek. Rasio ini bisa diukur dengan rasio lancar dan rasio kas.
b) Solvabilitas, untuk mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam membayar
semua utangnya yang akan jatuh tempo. Rasio ini bisa diukur dengan rasio uang terhadap
aset atau rasio utang terhadap ekuitas.
c) Leverage, untuk mengukur perbandingan antara ekuitas (kekayaan bersih pemerintah
daerah) dengan total utang.
d) Kemandirian, untuk mengukur tingkat kemandirian pemerintah daerah dalam mendanai
aktivitas sebagai indikator tingkat partisipasi masyarakat lokal terhadap pembangunan
daerah, indikator perkembangan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat.
BAB III
PEMBAHASAN
Uraian Persaamaan
Aset harus sama dengan total kewajiban ditambah Aset = Kewajiban + Ekuitas
dengan total ekuitas
Tabel 1.1 Uraian dan persamaan pada Neraca
Rumus
Uraian Persaamaan
SiLPA tahun berjalan harus sama dengan total SiLPA = Total Pendapatan Total Belanja Total
pendapatan dikurangi total belanja dikurangi total Transfer + Total Penerimaan Pembiayaan Total
transfer ditambah total penerimaan pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan
dikurangi dengan total pengeluaran pembiayaan
Tabel 1.3 Uraian dan persamaan pada Laporan Realisasi Anggaran
Rumus
SiLPA Rp893.379.736.255,0
0
Total Pendapatan Rp3.016.402.369.860,00
Total Belanja Rp2.655.025.510.648,00
Total Transfer Rp1.062.421.005,00
Surplus/(Defisit) Rp360.314.438.207,00
Total Penerimaan
Rp533.065.298.048,00
Pembiayaan
Total Pengeluaran
Rp0,00
Pembiayaan
Pembiayaan netto Rp533.065.298.048,00
SiLPA Rp893.379.736.255,0
0
Selisih Rp0,00
Tabel 1.4 Analisis Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Penjelasan:
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang
mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA , Belanja-LRA, Penerimaan Pembiayaan serta Pengeluaran Pembiayaan
selama periode 01 Januari sampai dengan s.d. 31 Desember 2014 .
Total Pendapatan dan Total Beban serta Total Transfer masing-masing Rp3.016.402.369.860,00 dan
Rp2.656.087.931.653,00 serta Rp1.062.421.005,00 sedangkan Total Penerimaan Pembiayaan
Rp533.065.298.048,00. Dengan menerapkan persamaan SiLPA sama dengan total pendapatan dikurangi total
belanja dikurangi total transfer ditambah total penerimaan pembiayaan dikurangi dengan total pengeluaran
pembiayaan diperoleh hasil SiLPARp893.379.736.255,00.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan yaitu perhitungan pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dalam
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tangerang tahun 2014 tidak terdapat selisih atau telah sesuai/ benar.
Gambar 1.5.1 Laporan Arus Kas (LAK) lembar 1
Gambar 1.5.2 Laporan Arus Kas (LAK) lembar 2
Aktivitas Operasi
Aktivitas Invetasi
Aktivitas Pendanaan
Surplus(Defisit) LO Rp1.233.913.704.036,14
Total Pendapatan LO Rp3.789.400.675.228,34
Total Beban LO Rp2.540.185.053.776,88
Surplus(Defisit) Kegiatan Non Operasional LO (Rp15.301.917.415,31)
Pos Luar Biasa LO Rp0,00
Rp1.233.913.704.036,14
Selisih Rp0,00
Tabel 1.14 Analisis Laporan Operasional (LO)
Penjelasan:
Total Pendapatan LO sebesar Rp3.789.400.675.228,34 sedangkan Total beban LO dan Surplus/Defisit
Kegiatan non operasional masing masing sebesar Rp2.540.185.053.776,88 dan (Rp15.301.917.415,31).
Dengan menerapkan persamaan Surplus/Defisit LO sama dengan total Pendapatan (LO) dikurangi total
Beban (LO) ditambah (dikurangi) total Surplus (Defisit) Kegiatan Non Operasional (LO) ditambah (dikurangi) Pos
Luar Biasa (LO), dapat diperoleh Surplus/Defisit LO sebesar Rp1.233.913.704.036,14.
Jadi perhitungan pada Laporan Operasional dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Tangerang
tahun 2014 tidak terdapat selisih atau telah sesuai/ benar.
Gambar 1.7 Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
Uraian Persamaan
SAL Akhir harus sama dengan SAL Awal SAL Akhir = SAL Awal Penggunaan SAL
dikurangi Penggunaan SAL sebagai penerimaan sebagai penerimaan pembiayaan tahun berjalan +
pembiayaan tahun berjalan ditambah Sisa Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran Tahun
Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan + Koreksi Kurang/Lebih Kesalahan
Berkenaan ditambah Koreksi Kurang/Lebih Pembukuan Tahun Sebelumnya
Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya
Tabel 1.15 Uraian dan persamaan pada Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
Rumus
SALAkhir Rp893.379.736.255,00
SALAwal Rp533.065.298.048,00
Penggunaan SAL sebagai Rp533.065.298.048,00
Penerimaan Pembiayaan tahun
berjalan
SiLPA Rp893.379.736.255,00
Koreksi Kesalahan Pembukuan Rp0,00
Tahun Sebelumnya
Rp893.379.736.255,00
Selisih Rp0,00
Tabel 1.16 Analisis Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
Penjelasan:
SAL awal dan Penggunaan SAL sebagai Penerimaan Pembiayaan tahun berjalan masing-masing
Rp533.065.298.048,00 dan Rp533.065.298.048,00 sedangkan SiLPARp893.379.736.255,00.
Dengan menggunakan persamaan SAL Akhir sama dengan SAL Awal dikurangi Penggunaan SAL
sebagai penerimaan pembiayaan tahun berjalan ditambah Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran Tahun
Berkenaan ditambah Koreksi Kurang/Lebih Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya dapat diperoleh SAL Akhir
sebesar RP893.379.736.255,00.
Dapat disimpulkan bahwa perhitungan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) pada Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Kota Tangerang tahun 2014 tidak mengalami selisih atau sudah sesuai/benar.
Gambar 1.8 Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
7. Analisis Rasio
a) Rasio Kemandirian
Pendapatan Asli Daerah
Ratio Kemandirian=
Pendapatan Transfer ( pusat + provinsi ) + Pinjaman
Semakin tinggi angka rasio ini menunjukkan pemerintah daerah semakin tinggi kemandirian keuangan
daerahnya Dengan persentase 70,07% dapat disimpulkan bahwa pola hubungan yang diterapkan yaitu partisipatif
dan kemampuan keuangan dikategarikan sedang.
b) Derajat Desentralisasi
Pe ndapatan Asli Daerah
Derajat Desentralisai= 100
Total Pendapatan Daerah
Rp 1.258 .738 .853.834,00
Derajat Desentralisasi= 100
Rp 3.016 .402.369 .860,00
Derajat Desentralisasi=0,417298 100
Derajat Desentralisasi=41,7298
Semakin tinggi PAD maka semakin besar kemampuan keuangan daerah untuk membiayai belanja
pemerintah dalam menjalankan roda pemerintahan, dengan persentase 41,7298% desentralisasi fiskal dapat
dikategorikan baik.
Semakin tinggi rasio ketergantungan maka semakin besar tingkat ketergantungan pemerintah daerah
terhadap penerimaan pusat dan/atau pemerintah propinsi, dengan persentase 58,2702% tingkat ketergantungan
daerah terebut dikategorikan sangat tinggi.
Analisis efektivitas pengelolaan anggaran daerah berguna untuk mengetahui berhasil tidaknya pencapaian
tujuan anggaran. Dengan persentase 108,88% kinerja keuangan dikategorikan sangat efektif.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan tentang Analisis dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Kota Tangerang tahun 2014 dapat disimpulkan bahwa:
Perhitungan serta hubungan antar akun-akun yang terdapat pada Neraca, Laporan
Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Arus Kas (LAK), Laporan Operasional (LO),
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) dan Laporan Perbuahan Ekuitas
telah sesuai atau sudah benar.
Peran pemerintah pusat semakin berkurang, mengingat daerah yang bersangkutan
mampu melaksanakan urusan otonomi daearah hal tersebut dapat dilihat dari persentase
kemandirian yang cukup tinggi, hal tersebut diimbangi dengan Pendapatan Asli Daerah yang tergolong
baik serta kriteria penilaian efektivitas pengelolaan keuangan daerah sangat efektif., namun tidak diimbangi
dengan tingkat ketergantungan Kota Tangerang terhadap pemerintah pusat sangat tinggi.
SARAN
Untuk pembaca, penulis menyadari bahwa penyusunan makalah masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumbersumber yang lebih banyak dan dapat di pertanggung jawabkan.
Untuk Pemerintah Kota Tangerang, berdasarkan perhitungan analisis laporan keuangan pemerintah daerah
yang tertuang pada bab pembahasan yang telah penulis analisis, maka diharapkan pemerintah daerah dapat
lebih melaksanakan anggaran secara efektif dan efisien serta dapat lebih memperhatikan kecenderungan yang
terjadi sebagai bahan dalam mengambil keputusan di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
http://tangerangkota.go.id/laporan-keuangan-2014
http://kmsapipntt.org/index.php/pengetahuan/category/55-reviu-lkpd
http://tangerangkota.go.id/kota-tangerang-dalam-angka-tahun-2014
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tangerang
jurnal.stieama.ac.id/index.php/ama/article/download/97/80
http://sappilpil.blogspot.co.id/2015/12/mengukur-kemampuan-keuangan-suatu-daerah.html
http://icka-imckaz.blogspot.co.id/2012/10/rasio-rasio-yang-digunakan-untuk.html