Вы находитесь на странице: 1из 6

ANALISIS JARINGAN IRIGASI BENDUNGAN SANGKUB

KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA BERBASIS SPASIAL

Spatial-Based Analysis Of The Irrigation Network Of Sangkub Dam, North Bolaang


Mongondow Regency

Amalludin S. Kono(1), David P. Rumambi(1), Sandra Pakasi(2), Hildy Wulur(1)


1
Program Studi Teknik Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Universitas Sam Ratulangi,
Manado.
2
Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi, Manado.

ABSTRACT
Sangkub dam was built in 2005, before the establishment of the regency of North
Bolaang Mongondow. This dam, with an approximate width of 100 meters, is planned to
irrigate 3.601 ha of rice fields in two districts: Sangkub and Bintauna. In 2012, the dam
started operating and irrigated the rice fields in Sangkub. This research aims to provide
information about the conditions of the irrigation network of Sangkub dam based on spatial
analysis. This research was conducted over the course of six months (August 2013 January
2014) in Sangkub dam, Sangkub district. Data was collected through surveys, image analyses
and experiment using buoys. This research shows that Sangkubs irrigation network does not
match the planned schematics regarding number of buildings. There is a lack of floodgates in
the secondary channels in Tombolango and there are five overflow points and one leakage
point in the irrigation channels of Sangkub dam.

Keywords: Irrigation network, Sangkub dam, Spatial

ABSTRAK
Bendungan Sangkub dibangun mulai tahun 2005 sebelum Bolaang Mongondow Utara
mekar. Saat ini, bendungan dengan lebar kurang lebih 100 meter rencanannya akan mengairi
areal persawahan seluas 3.601 ha yang meliputi dua kecamatan yakni Kecamatan Sangkub
dan Kecamatan Bintauna. Pada tahun 2012, bendungan ini mulai beroperasi mengairi areal
sawah di Kecamatan Sangkub. Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan informasi kondisi
jaringan irigasi bendungan Sangkub Kecamatan Sangkub Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara berbasis spasial. Penelitian ini dilakukan selama enam bulan (Agustus 2013 Januari
2014) di Bendungan Sangkub, Kecamatan Sangkub. Pengambilan data menggunakan metode
survey, analisis citra dan pelampung. Berdasarkan hasil penelitian, jaringan irigasi bendungan
Sangkub tidak sesuai dengan skema yang direncanakan dalam hal jumlah bangunan. Terdapat
kekurangan pintu air di saluran sekunder Tombolango serta terdapat lima titik luapan dan
satu titik kebocoran saluran irigasi bendungan Sangkub.

Kata kunci : Jaringan irigasi, Bendungan Sangkub, Spasial


PENDAHULUAN untuk SIG seperti Google earth pro 7.1,
Bendungan Sangkub dibangun Global Mapper v11.00, ArcView 3.2 dan
mulai tahun 2005. Pada tahun 2012, ArcMap 10.0.
bendungan ini mulai beroperasi mengairi Metode yang dipakai dalam
areal sawah di kecamatan Sangkub. penelitian ini adalah analisis citra, survei
Satu tahun belakangan, Jaringan dan metode pelampung untuk mengukur
irigasi saluran kanan mengalami debit air.
permasalahan dalam pengoperasian.
Dimana, temuan awal penelitian terdapat HASIL DAN PEMBAHASAN
luapan air dan kebocoran. Dari Bendungan Sangkub memiliki satu
permasalahan tersebut, skema jaringan saluran primer dengan panjang 10,4 km
menjadi kurang informatif terhadap dan lebar 3 m sampai 3,5 m. Kedalaman
pengoperasian saluran irigasi di air rata-rata sekitar 1,5 m. Saluran primer
Kecamatan Sangkub. Oleh karena itu ini ada yang berbentuk trapesium dan ada
perlu dilakukan penelitian untuk yang berbentuk persegi panjang. Pada
mendapatkan informasi terkini mengenai jarak 5.184 m dari bendungan terdapat
jaringan irigasi baik saluran maupun saluran sekunder Sangkub Satu. Sebelum
bangunan di bendungan Sangkub. membagi air di saluran sekunder Sangkub
Tujuan penelitian ini untuk Satu, air sudah di alokasikan pada delapan
menyajikan informasi kondisi jaringan saluran tersier yang berada di lima titik.
irigasi bendungan Sangkub Kecamatan Saluran sekunder Sangkub Satu
Sangkub kabupaten Bolaang Mongondow memiliki panjang 5.801 m. Di sepanjang
Utara berbasis spasial (keruangan). saluran ini, terdapat lima saluran tersier
Penelitian ini diharapkan dapat yang terbagi pada tiga titik. Sesudah
dijadikan acuan bagi pemerintah sebagian air dibagi ke saluran sekunder
khususnya Dinas Pekerjaan Umum Bidang Sangkub Satu, air di saluran primer masih
Pengairan Kabupaten Bolaang terus mengalir dan terbagi ke tujuh saluran
Mongondow Utara dalam perencanaan dan tersier yang berada di tiga titik. Semua
pengelolaan jaringan irigasi dan bagi saluran tersier ini berada sebelum saluran
Masyarakat dalam hal ini Petani sekunder Tombolango dan saluran
Kecamatan Sangkub dalam memperoleh sekunder Busisingo. Rata-rata debit air di
informasi terkini mengenai jaringan irigasi saluran primer adalah 3,110 m/detik atau
bendungan Sangkub. 3.109,807 l/detik.
Saluran sekunder Tombolango
METODE PENELITIAN memiliki panjang 3.295,4 m dan membagi
Penelitian ini dilakukan selama air di sembilan saluran tersier. Saluran
Agustus 2013Januari 2014 di bendungan sekunder Busisingo memiliki panjang
irigasi Sangkub, Kecamatan Sangkub dan 2.552,14 m dan memiliki enam saluran.
pengolahan data dilakukan di laboratorium Sepanjang saluran primer terdapat
SIG Fakultas Pertanian, Universitas Sam satu bangunan drainase, delapan bangunan
Ratulangi Manado. sadap, dua saluran pelimpah keluar dan
Alat yang digunakan dalam pengatur, dan satu bangunan bagi. Saluran
penelitian ini adalah Alat tulis menulis, sekunder Sangkub Satu memiliki dua
GPS (Global Postioning System) Garmin bangunan bagi dan satu bangunan akhir.
76 CSX, Pelampung, Meteran (panjang 5 Saluran sekunder Tombolango memiliki
meter), Kamera Digital Canon EOS empat bangunan sadap dan pengatur.
1100D, Komputer Acer Aspire 4738Z, Saluran sekunder Busisingo memiliki dua
Stopwatch, Printer Canon IP 2770, Peta bangunan sadap dan pengatur dan satu
Rupa Bumi Indonesia Lembar 231653 bangunan akhir.
Pimpi, skala 1 : 50.000, Perangkat lunak
Tabel 1. Posisi Bangunan Irigasi Di saluran Primer
Koordinat
No Kode Bangunan
U T
1 BS.0 Bendung 049'12.24" 12338'2.11"
2 Buang / Drainase 049'19.30" 12338'3.05"
3 Bska.1 Sadap dan pengatur 049'33.40" 12338'7.01"
4 Bska.2 Sadap dan pengatur 049'56.78" 12337'56.88"
5 Bska.3 Sadap dan pengatur 050'11.38" 12337'58.06"
6 Bska.4 Sadap dan pengatur 050'42.05" 12337'34.09"
7 Bska.5 Sadap dan pengatur 051'18.81" 12337'27.81"
8 Bska.6 Sadap dan pengatur 051'42.53" 12336'52.32"
9 Bska.7 Sadap dan pengatur 051'53.31" 12336'10.21"
10 Bska.8 Sadap dan pengatur 052'11.97" 12336'23.03"
11 Bska.9 Bagi 052'29.46" 12336'39.82"

Tabel 2. Posisi Bangunan Di Saluran Sekunder


Saluran Koordinat
Kode Bangunan
Sekunder U T
BSS.1 Sadap Dan Pengatur 051'29.14" 12337'43.01"
Sangkub BSS.2 Sadap Dan Pengatur 051'45.40" 12337'58.03"
Satu BSS.2 MK Bangunan Akhir 052'28.59" 12338'27.17"
Bangunan bagi 052'23.90" 12338'34.90"
BT.1 sadap dan pengatur 052'22.54" 12337'7.12"
BT.2 sadap dan pengatur 052'20.64" 12337'17.18"
Tombolango BT.3 sadap dan pengatur 052'21.38" 12337'25.84"
BT.4a sadap 052'53.81" 12337'59.08"
BT.4 sadap 052'54.49" 12337'59.45"
BB.1 Sadap Dan Pengatur 052'36.26" 12336'14.46"
Busisingo BB.2 Sadap Dan Pengatur 053'12.86" 12335'57.09"
BB.2 mk Bangunan akhir 053'24.04" 12335'55.20"

Saluran yang bermasalah pertama luapan pada pengukuran kedua adalah


adalah saluran sekunder Sangkub Satu. 0,232 m/detik atau 232,089 l/detik pada
pada saluran ini dilakukan dua kali empat titik luapan.Saluran bermasalah
pengukuran untuk mengetahui debit air berikutnya adalah talang air di titik
yang terbuang. Pengukuran pertama koordinat 051'47.71U-12336'50.50T.
dilakukan untuk mengetahui debit air Terdapat dua titik luapan dengan total
yang terbuang jika pintu bangunan bagi 0,109 m/detik atau 108,774 l/detik.
dibuka penuh dan pengukuran kedua Saluran tersier yang bermasalah terakhir
dimana pintu Bska.5 hanya dibuka untuk adalah kebocoran pada titik koordinat
saluran sekunder Sangkub Satu. Total air 052'23,89U-12337'30,40T dengan
yang tebuang akibat luapan sebesar 0,033 total 0,002 m/detik atau 2,079 l/detik air
m/detik atau 33,438 l/detik pada tiga titik yang hilang pada satu titik kebocoran.
luapan. Total air yang terbuang akibat
Gambar 1. Jaringan Irigasi Saluran Kanan Bendungan Sangkub
PENUTUP (GPS) Untuk Pembuatan Peta
Terdapat lima titik luapan dan satu Situasi Pada Sub-DAS Jeratun
titik kebocoran saluran irigasi bendungan Seluna. seminar sehari
Sangkub. Terdapat kekurangan bangunan "Penerapan Sistem Informasi
di saluran sekunder Tombolango. Peta Geografi dan Radiotracking untuk
tutupan lahan sawah di kecamatan Pengelolaan Keanekaragaman
Sangkub menunjukkan luas sawah tidak Hayati". Bogor.
sesuai dengan potensi debit air dalam
skema jaringan irigasi saluran kanan Dinas PU Pengairan Kabupaten
bendungan Sangkub. Berdasarkan hasil Banyuwangi. 2009. Jenis - Jenis
penelitian, saluran kanan bendungan Irigasi.http://pengairan.banyuwangi
Sangkub tidak sesuai dengan skema kab.go.
jaringan dalam hal jumlah bangunan dan id/index.php?option=com_content
debit air. &vi ew=article&id=24:macam-
Perlu dibangun pintu air tambahan macam-
di saluran sekunder Tombolango dan irigasi&catid=2:berita&Itemid=138
Busisingo. Melakukan Pemeliharaan , Tanggal Akses : 12/10/13/12:43
saluran dan perbaikan disaluran WITA.
bermasalah. Mengaktifkan petugas
penjaga pintu air. Erman, M. 2002. Bangunan Sadap Untuk
Irigasi Desa. Pusat Penelitian dan
DAFTAR PUSTAKA Pengembangan Sumber Daya Air.
Akhmad, 2013. Sistem irigasi dan Departemen Pemukiman Dan
klasifikasi jaringan irigasi. Prasarana Wilayah. Jakarta.
http://akhmad113.mywapblog.com/
sistem-irigasi-dan-klasifikasi- Harsono, N dan Tim. 2006. Teknik
jaringan.xhtml. Tanggal Pemetaan Wilayah Secara Cepat
Akses : 15/10/13/22:00 WITA. Dan Akurat Menggunakan GPS
Yang Dikoordinasikan Melalui
Anwar, A. 2013 Saluran Irigasi. Jaringan 3G Atau Yang
http://theworldagriculture.blogspot. Setara. Laboratorium Jaringan
com/2013/04/macam-saluran Komputer. Politeknik Elektronika
irigasi.html, Tanggal Akses : 1 Negeri Surabaya. Surabaya.
4/10/13/22:00 WITA.
Muhi, Hanapiah. 2011. Pemetaan Dan
Apriyana, N. 2009. Pengembangan Penentuan Posisi Potensi Desa.
Jaringan Data Spasial Nasional Alqaprint. Jatinangor.
(JDSN).
http://bulletin.penataanruang.net/in Nowo, D. 2007. Teori Dasar Interpretasi
dex.asp?mod=_fullart&idart=208. Citra Satelit Landsat TM7+
Tanggal Akses 2/5/14/14:00 Metode Interpretasi Visual (
WITA. Digitize Screen). Gadjah Mada
University. Yogyakarta.
Aronoff, S. 1989. Geographic Information
Systems: A Management Papa, U. 2011. Indentifikasi Penutupan Lahan
Perspective. Canadan, Ottawa : Di Desa Tuyan Kecamatan Lolak
WDL Publication. Dengan Memanfaatkan Citra Satelit.
Skripsi. Fakultas Pertanian
Basuki, I., Iskandar, H. 1999. Penggunaan Universitas Sam Ratulangi.
Manado.
Global Positioning System
Sapei, A., Fauzan, M. 2012. Lapisan Simanjuntak L. 2008. Analisis
Kedap Buatan Untuk Memperkecil Ketersediaan Air Irigasi Dengan
Perkolasi Lahan Sawah Tadah Menggunakan Teknologi
Hujan Dalam Mendukung Irigasi Sistem Informasi Geografis (Studi
Hemat Air. Balai Irigasi, kasus di saluran irigasi
Puslitbang SDA, Badan Litbang, persawahan Desa Kayawu,
Kementerian Pekerjaan Umum. Tomohon Utara). Skripsi. Fakultas
2012. ISSN: 1907-5545, Bekasi. Pertanian Universitas Sam
Ratulangi, Manado.
Seminar, K., Abousaidi, M., Wibowo, A.
2012. Model Manajemen Data Sugiharto, A. 2008. Pengantar GIS
Spasial Untuk Pemilihan (ARCVIEW GIS 3.3). AKSES
Jalur Distribusi Holtikultura. IPB. EJURNAL - EBOOK. UNDIP.
Bogor. Semarang.
Suprapto, A. 2002. Pemanfaatan GIS Untuk
Setiawan, 2007. Perencanaan Irigasi Penyusunan Sistem Informasi
Tambak Pasang Surut. Irigasi. Diterbitkan dalam Prosiding
eprints.undip.ac.id/33906/4/1839_ Seminar Tahunan Jurusan
CHAPTER_I.pdf. Tanggal Teknik Pertanian 2003. Yogyakarta.
Akses : 15/4/14/22:00
WITA. Suroso. 2007. Pengenalan Jaringan Irigasi.
Universitas Jenderal Soedirman.
Sidra, A., 2012. Sistem Informasi Spasial Purwokerto.
Kondisi Fisik Jaringan
Irigasi Bantimurung Kabupaten Teguh, H. 2010. Pengantar Penggunaan
Maros Tahun 2012. Skripsi. Peta dan Kompas. Mapala Areca
Fakultas Pertanian Universitas Vestiaria Fakultas Pertanian
Hasanuddin. Makassar. Universitas Sam Rataulangi.
Manado.

Вам также может понравиться