Вы находитесь на странице: 1из 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


Menurut peraturan pemerintah nomor 50 tahun 2012 pasal 1 ayat 2

tentang penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja,

definisi dari Keselamatan dan keselamatan kerja adalah kegiatan untuk

menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan

penyakit akibat kerja.


Keselamatan dan kesehatan Kerja merupakan rangkaian usaha untuk

meciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi karyawan yang

bekerja di perusahaan yang bersangkutan. (Sumamur,2001)


Menurut keilmuan definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah

semua ilmu dan penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja,

penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan, dan pencemaran

lingkungan
Menurut OHSAS 180001:2007, Keselamatan dan kesehatan Kerja

merupakan semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada

keselamatan dan kesehatan tenaga kerja maupun orang lain

(kontraktor,pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.

2.2 Tempat Kerja


Adapun definisi Tempat Kerja menurut beberapa sumber, yaitu:

a. Menurut Occuptional Health and Safety Assessment Series (OHSAS)

18001:2007, Tempat kerja adalah Lokasi manapun yang berkaitan

dengan aktivitas kerja dibawah kendali organisasi atau perusahaan.

7
b. Menurut UU No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Tempat

Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak

atau tetap, di mana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki

tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di mana terdapat sumber

yang berbahaya. Tempat kerja juga termasuk ruangan, lapangan,

halaman, dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang

berhubugan dengan tempat kerja tersebut.


c. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia no.Kep-

186/MEN/199 tentang unit menanggulangan kebakaran di tempat kerja

pasal 1, Tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan,tertutup atau

terbuka, bergerak atau tidak bergerak, di mana tenaga kerja bekerja

untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber-sumber

bahaya.

2.3 Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan Kerja (SMK3)

Menurut Modjo,R (2007) Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (SMK3) suatu sistem yang menerapkan program

keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat mengurangi absentsime

pekerja, meningkatkan produktivitas pekerja, pengurangan turn over

pekerja, dan dapat mengurangi biaya klaim kesehatan bagi para pekerja.
Menurut OHSAS 18001:2007, Sistem Manajemen Keselamatan dan

kesehatan Kerja (SMK3) adalah sebagian dari sistem manajemen

keseluruhan yang dapat memudahkan pengelolaan risiko K3 yang berkaitan

dengan kegiatan bisnis. Hal tersebut termasuk struktur organisasi,

8
perencanaan kerja, tanggung jawab, praktek, prosedur, proses, tinjauan dan

pemiliharaan kebijakan K3 pada perusahaan. Komponen utama standar

OHSAS 18001:2007 meliputi :


1. Komitmen perusahaan tentang kebijakan K3

2. Adanya perencanaan tentang program-program K3

3. Implementasi dan operasi K3

4. Pemeriksaan dan koreksi terhadap pelaksanaan K3 di

perusahaan

5. Pengkajian manajemen perusahaan tentang kebijakan K3 untuk

pelaksanaan berkesinambungan.

Menurut PP No. 50 Tahun 2012 tentang penerapan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), SMK3 adalah bagian dari

sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka

pengendalian risiko yang berkaiatan dengan kegiatan kerja untuk

menciptakan tempat kerja yang nyaman,efisien dan peningkatan

produktifitas kerja.

2.3.1 Elemen-elemen penerapan SMK3


Elemen-elemen penerapan SMK3 terdiri dari 12 elemen, yaitu:
1. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen
Di dalam pembangunan dan pemiliharaan komitmen Terdapat poin-

poin, yang terdiri dari: Kebijakan K3; tanggung jawab dan

wewenang untuk bertindak, tinjauan dan evaluasi; serta keterlibatan

dan konsultasi dengan tenaga kerja.


9
2. Pembuatan dan pendokumentasian Rencana K3
Di dalam pembuatan dan pendokumentasikan Rencana K3 terdapat

poin-poin, yang terdiri dari: rencana strategi K3; manual SMK3;

peraturan perundang dan persyaratan lain dibidang K3; serta

informasi K3.
3. Pengendalian perancangan dan peninjauan kontrak
Pengendalian perancangan dan peninjauan kontrak di dalamnya

terdapat poin-poin, yang terdiri dari: Pengendalian perancangan;

dan peninjauan kontrak.


4. Pengendalian dokumen
Pengendalian dokumen di dalamnya terdapat poin-poin, yang

terdiri dari: Persetujuan,pengeluaran dan pengendalian dokumen;

serta perubahan dan modifikasi dokumen

5. Pembelian dan pengendalian produk


Pembelian dan pengendalian produk terdapat poin-poin, yang

terdiri dari: spesifikasi pembelian barang dan jasa; sistem veifikasi

barang dan jasa yang telah dibeli; pengendalian barang dan jasa

yang dipasok pelanggan; serta kemampuan telusur produk.


6. Keamanan bekerja berdasarkan SMK3
Keamanan bekerja berdasarkan penerapan K3 terdapat poin-poin,

yang terdiri dari: Sistem kerja; pengawasan; seleksi dan

penempatan personil, area terbatas; pemeliharaan, perbaikan dan

perubahan sarana produksi, pelayanan; kesiapan untuk menangani

keadaan darurat; pertolongan pertama pada kecelakaan (PK3); dan

rencana dan pemulihan keadaan darurat.


7. Standar pemantauan
Di dalam standar pemantauan terdapat poin-poinnya, yang terdiri

dari: Pemeriksaan; pemantauan/pengukuranlingkungan kerja;


10
peralatan pemeriksaan/inpeksi, pengukuran dan pengujian; serta

pemantauan kesehatan tenaga kerja.


8. Pelaporan dan perbaikan kekurangan
Di dalam pelaporan dan perbaiakan kekurangan terdapat poin-poin,

yang terdiri dari: Pelaporan bahaya; pelaporan kecelakaan;

pemeriksaan dan pengkajian kecelakaan; serta penangan masalah

9. Pengelolaan material dan perpindahannya


Di dalam pengelolaan material dan perpindahannya terdapat poin-

poin, yang terdiri dari: penanganan secara manual dan mekanis;

sistem pengankutan, penyimpanan dan pembuangan; serta

pengendalian bahan kimia berbahaya.


10.Pengumpulan dan penggunaan data
Di dalam hal pengumpulan dan peggunaan data terdapat poin-poin,

yang terdiri dari: catatan K3; serta data laporan K3


11.Pemeriksaan SMK3
Di dalam hal pemeriksaan SMK3 terdapat poin-poin, yang terdiri

dari: Audit internal SMK3


12.Pengembangan keterampilan dan kemampuan
Di dalam hal pengembangan keterampilan dan kemampuan

terdapat poin-poin, yang terdiri dari: Strategi pelatihan; pelatihan

bagi manajemen dan penyelia; pelatihan bagi tenaga kerja;

pelatihan pengenalan dan pelatihan untuk pengunjung dan

kontraktor; sertta diadakannya pelatihan keahlian khusus.

2.4 Kontraktor
Kontraktor adalah seorang yang bekerja pada sebuah badan usaha untuk

suatu profesi perdagangan atau niaga. Seorang tersebut mengadakan

hubungan profesi dengan sebuah perusahaan lain dalam bentuk kerja atau

dagang dan seorang tersebut akan mendapatkan bayaran atau kompensasi


11
dari perusahaan tersebut dengan jumlah imbalan tertentu untuk kurun waktu

tertentu pula. (Falesnshina,2012)


Kontraktor ialah orang atau badan yang menerima pekerjaan dan

menyelenggarakan pekerjaan sesuai biaya yang telah ditetapkan berdasarkan

gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat yang ditetapkan.

(Ervianto,2005)
Adapun hubungan kerja yang terjadi antara kontraktor dengan main

kontraktor (pemilik proyek) ialah terkait berdasarkan kontrak yang dimana

kontraktor memberikan jasa professional dari kemauan pemilik proyek yang

sudah dituangkan dalam bentuk gambar rencana dan disertai dengan

peraturan-peraturan, sedangkan pemilik proyek sebagai pemberi biaya jasa

professional kontraktor. (Ervianto,2005)

2.4.1 Karakteristik Kontraktor


Dalam Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nomor 11

Tahun 2006 penggolongan kualifikasi badan usaha jasa pelaksana

konstruksi didasarkan pada kriteria tingkat kompetensi dan potensi

kemampuan usaha terdiri kecil, menengah dan besar, kemampuan

melaksanakan pekerjaan melaksanakan pekerjaan berdasarkan kriteria

risiko dan kriteria pengunaan teknologi. Penggolongan kualifikasi

usaha jasa konstruksi dibagi dalam 3 kelas yaitu:


1. Kontraktor dengan kualifikasi usaha kecil terdiri dari:

a. Karakeristik Kontraktor dengan kualifikasi kelas 4 adalah:

(1) Dapat mengerjakan 3 paket pekerjaan

(2) Dapat mengerjakan proyek dengan nilai 0-1 miliar


12
(3) Memiliki kekayaan bersih 400juta-1 miliar

(4) Penanggung jawab badan usaha satu orang

(5) Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum,

pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukan

langsung

(6) Penanggung jawab teknik satu orang, berpendidikan S1,

bersertifikat keterampilan kerja pengalaman 10 tahun

(7) Kriteria risiko kecil dan teknolohi sederhana, pekerjaan

konstruksi dalam pelaksanaannya tidak membahayakn

keselamatan umum, harta benda, menggunakan alat kerja

sederhana, dan tidak memerlukan tenaga ahli.

b. Karakteristik kontraktor dengan kualifikasi kelas 3 adalah:

(1) Dapat mengerjakan 3 (paket) pekerjaan

(2) Dapat mengerjakan proyek dengan nilai 0-600 juta

(3) Memiliki kekayaan bersih 100-800 juta

(4) Penanggung jawab badan usaha satu orang

(5) Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelanggan umum,

pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukan

13
langsung kriteria risiko kecil dan teknologi sederhana,

pekerjaan konstruksi dalam pelaksanaannya tidak

membahayakan keselamatan umum, harta benda, menggunakan

alat kerja sederhana dan tidak memerlukan tenaga ahli

(6) Penanggung jawab teknik satu orang, berpendidikan S1,

bersertifikat keterampilan kerja pengalaman lima tahun.

c. Karakteristik kontraktor dengan kualifikasi kelas 2 adalah:

(1) Dapat mengerjakan 3(tiga) paket pekerjaan

(2) Dapat mengerjakan proyek dengan nilai 0-300 juta

(3) Memiliki kekayaan bersih 50-600 juta

(4) Penanggung Jawab badan usaha satu orang

(5) Kriteria risiko kecil dan teknologi sederhana, pekerjaan

konstruksi dalam pelaksanaannya tidak membahayakan

keselamatan umum, harta benda, menggunakan alat kerja

sederhana dan tidak memerlukan tenaga ahli

(6) Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelanggan umum

umum pelanggan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukan

langsung

14
(7) Penanggung jawab teknik satu orang, berpendidikan S1,

bersertifikat, keterampilan kerja pengalaman dua tahun.

2. Kontraktor dengan kualifikasi usaha menengah adalah kontraktor

dengan kualifikasi kelas 5 dengan karakteristik:

(1) Dapat mengerjakan 5 (lima) paket pekerjaan

(2) Dapat mengerjakan proyek dengan nilai > 1 miliar-10 miliar

(3) Mempunyai kekayaan bersih 1 miliar-10miliar

(4) Penanggung jawab teknik satu orang, berpendidikan S1,

bersertifikat keahlian kerja dan pengalaman kerja minimal dua

tahun

(5) Penanggung jawab bidang satu orang, berpendidikan S1,

bersertifikat keahlian kerja dan pengalaman kerja minimal dua

tahun

(6) Memiliki penanggung jawab badan usaha satu orang

(7) Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum,

pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukan

langsung

(8) Kriteria risiko sedang dan teknologi madya, mencakup

pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya dapat


15
membahayakan keselamatan umum, harta benda,

menggunakan sedikit peralatan berat serta memerlukan sedikit

tenaga ahli

(9) Pengalaman kerja pernah melaksanakan pekerja kualifikasi

usaha kecil minimum tiga paket pekerjaan dalam tujuh tahun

terakhir

3. Kontraktor dengan kualifikasi uasaha besar adalah kontraktor

dengan kualifikasi kelas 6 dengan karakteristik:

(1) Dapat mengerjakan 8 (delapan) paket pekerjaan

(2) Dapat mengerjakan proyek dengan nilai >1 miliar-25 miliar

(3) Mempunyai kekayaan bersih 3 miliar-25 miliar

(4) Memiliki penanggung jawab badan usaha satu orang

(5) Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum,

pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukan

langsung

(6) Penanggung jawab bidang satu orang, berpendidikan S1,

bersertifikat keahlian kerja dan berpengalaman minimal lima

tahun

16
(7) Memiliki penenggung jawab teknik satu orang, berpendidikan

S1, bersertifikat keahlian kerja dan pengalaman kerja minimal

lima tahun

(8) Kriteria risiko tinggi dan teknologi tinggi, mencakup pekerjaan

konstruksi yang pelaksaannya berisiko sangat membahayakan

keselamatan umum, harta benda, menggunakan banyak

perlatan berat serta memerlukan banyak tenaga ahli dan tenaga

terampil

(9) Pengalaman kerja pernah melaksanakan pekerjaan kualifikasi

usaha menengah minimum 3 (tiga) paket pekerjaan dalam

tujuh tahun terakhir

4. Karakteristik kontraktor dengan kualifikasi usaha besar termasuk

badan usaha asing yang membuka cabang perwakilan adalah:

(1) Dapat mengerjakan 8 (delapan) paket pekerjaan

(2) Dapat mengerjakan proyek dengan nilai >1 miliar- tak terbatas

(3) Mempunyai kekayaan bersih 10 miliar sampai dengan tak

dibatasi

(4) Memeliki penanggung jawab badan usaha satu orang

17
(5) Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum,

pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukan

langsung

(6) Penanggung jawab bidang satu orang, bersertifikat keahlian

kerja, dan berpengalaman kerja minimal delapan tahun

(7) Memiliki penanggung jawab teknik satu orang, bersertifikat

keahlian kerja dan pengalaman kerja minimal delapan tahun

(8) Badan usaha memiliki sertifikat ISO

(9) Memiliki organisasi badan usaha, memiliki devisi terpisah

untuk perencanaan, operasional, keuangan dan administrasi

personalia

2.5 Contractor Safety Management System (CSMS)


Contractor Safety Management system (CSMS) yang biasa juga disebut

dengan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontraktor

Kontrak Kerja sama (SMK KKKS) merupakan dokumen yang berisi

mekanisme control dalam bentuk panduan untuk menjamin standar usaha

dalam pengelolaan Kinerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lindungan

Lingkungan (K3LL) untuk para kontraktor. (OGP,2013)


Contractor Safety Management System (CSMS) adalah suatu sistem

manajemen untuk mengelola K3 kontraktor yang bekerja di lingkungan

18
perusahaan sejak tahap perencanaan sampai pelaksanaan pekerjaan.

(Soehetman,2010)
Sedangkan menurut BPMIGAS Kpts-13/BP00000/2006-S8 atau

(035/PTK/2006) tentang pengelolaan K3LL kontraktor kontrak kerja sama

terhadap penyedia barang dan jasa, Contractor Safety Management System

(CSMS) merupakan sebuah sistem untuk mengontrol aspek pengelolaan

K3LL bagi kontraktor yang bekerja diseluruh daerah operasi Kontraktor

KKS. Adapun sasaran, tujuan, pertimbangan serta tahapan dalam

Contractor Safety Management System (CSMS), sebagai berikut:


a. Sasaran Contractor Safety Managemen System (CSMS)

1) Memberikan fasilitas antara kontraktor maupun sub kontraktor

sebagai penyedia barang dan jasa untuk bekerja di area

Perusahaan pemilik pekerjaan (Main Contractor)

2) Membantu kontraktor dalam pengelolaan program-program K3L

yang konsisten sesuia dengan harapan dari perusahaan (Main

contractor).

3) Meningkatkan kinerja K3L di lingkungan kerja oleh kontraktor

dan Main Contractor dengan mengelola sistem manajemen

K3LL yang efiektif.

b. Tujuan Contractor Safety Management System (CSMS)

1) Meningkatkan citra yang baik untuk perusahaan

19
2) Melindungi asset perusahaan

3) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja

4) Mencegah terjadinya kerugian material, peralatan, dan

kerusakan lingkungan

c. Pertimbangan dalam hal pengelolaan Contractor Safety

Management System (CSMS)

1) Menjamin Keselamatan dan kesehatan kerja para kontraktor

2) Menjaga citra perusahaan

3) Meningkatkan kemampuan kontraktor lokal dalam menghadapi

persaingan global

4) Menjamin operasi pengelolaan minyak dan gas berjalan dengan

aman untuk mendukung tercapainya target produksi yang telah

ditetapkan.

d. Tahapan Contractor Management system (CSMS)

Program CSMS akan memberikan jaminan operasional yang

dikelompokan menjadi enam tahapan, yaitu:


1) Penilaian Risiko
Tahapan penilaian risiko adalah tahap awal untuk mengkaji

sejauh mana risikopekerjaan yang akan dikontrakan.


2) Pra kualifikasi

20
Tahapan pra kualifikasi adalah tahapan penyaringan kontraktor

yang berpotensial

3) Seleksi
Tahapan seleksi adalah tahapan proses pemilihan kontraktor

pelaksana, melalui proses tender dengan mempertimbangkan

semua aspek, termasuk Keselamatan dan kesehatan Kerja

Lindungan Lingkungan (K3LL)


4) Kegiatan pra pekerjaan
Tahapan kegiatan pra pekerjaan adalah tahap untuk memastikan

bahwa aspek-aspek yang relevan dengan perencanaan pekerjaan,

termasuk kajian risiko telah dikomunikasikan dan dipahami oleh

semua pihak terkait, sebelum pelaksanaan kontrak


5) Pekerjaan sedang berlangsung
Tahapan ini untuk menjamin agar pekerjaan dilakukan sesuai

dengan rencana
6) Evaluasi akhir
Tahapan evaluasi akhir adalah tahap untuk mengevaluasi kinerja

kontraktor dan sebagai umpan balik kepada tim management

terkait.
Contractor Safety Management System (CSMS) disusun untuk

pengelolaan Keselamatan dan sehatan kerja Lindungan lingkungan (K3LL)

kontraktor sebagai pedoman tata kerja. Oleh sebab itu, CSMS dipakai oleh

fungsi-fungsi terkait meliputi : Administrasi kontrak, Panitia Lelang (Tender

Committee), manager, supervisor, dan semua pihak terkait yang

berhubungan langsung maupun tidak langsung untuk menjamin terciptanya

keseragaman dan persamaan persepsi dalam menangani K3LL kontraktor di

seluruh unit operasi Perusahaan Main contractor.

21
Contractor Safety Management System (CSMS) ini berlaku untuk unit

operasi, fasilitas, dan daerah-daerah kerja dibawah tanggung jawab

SKKMIGAS- Kontraktor Kontrak Kerja sama (Main Contractor),

sedangkan yang berada di luar tanggung jawab SKK MIGAS tidak wajib

mengikuti program Contractor Safety Management System (CSMS).

2.6 Pra kualifikasi


Menurut BPMIGAS KPTS-13/BP00000/2006-S8 tentang Pengelolaan

Kelamatan dan kesehatan kerja Lindungan Lingkungan (K3LL) kontraktor,

Pra kualfikasi adalah suatu prosedur untuk meneliti kualifikasi kontraktor

dalam hal penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lindungan

Lingkungan (K3LL). Hanya kontraktor yang memiliki potensi untuk bekerja

secara aman yang akan disertakan di dalam proses tender. Kontraktor yang

gagal dalam tahap pra kualifikasi tidak akan disertakan pada proses tender.
Pra kualifikasi dapat juga dikatakan sebagai langkah pertama dalam

kontrak kerja sama untuk menyaring kontraktor penyedia barang dan jasa

yang mampu mengelola K3L untuk melakukan pekerjaan yang berisiko.

2.6.1 Proses Pra Kualifikasi


Proses pra kualifikasi dilakukan untuk mendapatkan

informasi dasar mengenai kontraktor. Informasi yang diperoleh

terdiri dari:
1. Komitmen dan kepemimpinan kontraktor mengenai

Keselamatan dan kesehatan Kerja Lindungan Lingkungan

(K3LL)

2. Kebijakan dan tuuan strategis


22
3. Komunikasi Keselamatan dan kesehatan Kerja Lindungan

Lingkungan (K3LL), pelatihan, manajemen, subkontraktor,

maupun standar pelaksanaan

4. Manajemen bahaya dan dampak

5. Perencanaan dan prosedur

6. Implementasi dan pengawasan pelaksanaan

7. Prosedr audit dan peninjauan

8. Ciri-ciri tambahan lainya

Pada tahap pra kualifikasi tidak semua pekerjaan

diwajibkan membutuhkan tahap pra kualifikasi, ada beberapa

kondisi di mana kontraktor tidak perlu melalui tahap pra

kualifikasi, antara lain:


1. Pekerjaan yang digolongkan risiko rendah

2. Pekerjaan yang digolongkan risiko sedang

3. Kontraktor penyedia barang dan jasa yang telah lulus pra

kualifikasi sebelumnya dan masih berlaku sesuai yang telah

ditetapkan oleh perusahaan Main contractor.

Pra kualifkasi Contractor safety Management system

(CSMS) diikuti oleh kontraktor dilakukannya sebelum lelang

23
pekerjaan. Hanya kontraktor yang memenuhi syarat dalam

prakualifikasi CSMS yang dapat mengikuti Lelang.


Pada tahap pra kualfikasi ini menggunakan metode

kuisioner yaitu para kontraktor diberikan formulir pra kualifikasi

yang berisikan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk salinan atau

format elektronik, setelah itu Respon kontraktor akan dievaluasi

sesuai dengan kriteria evaluasi pra kualifikasi dengan sistem

pemberian nilai (scoring).


Nilai minimum yang dapat diteriman agar kontraktor dapat

lulus tahap pra kualifikasi Contractor Safety Management System

(CSMS) adalah 56. Tetapi bilamana jumlah kontraktor penawar

yang memenuhi tidak cukup jumlahnya seperti yang dipersyaratkan

oleh ketentuan pelelangan atau tidak ada yang memenuhi nilai

minimum maka tim pra kualifikasi dapat meneruskan proses

tersebut atas pertimbangan kebutuhan.


Penerimaan bersyarat adalah suatu daftar persyaratan

khuhsus yang harus dipenuhi kontraktor dalam jangka waktu

tertentu untuk mengurangi tingkat risiko tertentu bagi pelaksanaan

suatu pekerjaan. Kontraktor yang telah lolos tahap pra kualifikasi

akan dimasukan dalam daftar peserta lelang..


Kontraktor yang tidak lulus pra kualifikasi akan diberikan

informasi mengenai alasa-alasan mengapa kontraktor tersebut tidak

memenuhi syarat dan diberikan saran untuk perbaikan.

2.6.2 Evaluasi tahap Pra kualifikasi


Pada tahap pra kualifikasi saat kontraktor telah memenuhi

persyaratan, maka umpan balik ke kontraktor akan disalurkan


24
kepada tim evaluasi. Evaluasi tahap pra kualifikasi terbagi menjadi

dua tahap yaitu:


1. Tahap evaluasi dokumen
Jika kontraktor lulus pada tahap evaluasi doumen maka

akan dilakukan tindakan selanjutnya


2. Tahap verifikasi ke lapangan
Jika tahap evaluasi dokumen makan akan dilakukan

verifikasi pemeriksaan fasilitas kontraktor dan audit

kesesuaian kontraktor

25

Вам также может понравиться