Вы находитесь на странице: 1из 6

I.

Dokumentasi Wawancara

II. Tujuan
a. Mengetahui pandangan narasumber tentang jamu tradisional
b. Mengetahui efek jamu tradisional terhadap narasumber

III. Proses Wawancara


a. Awal
Persiapan topik
Penentuan narasumber (mencari orang yang mengonsumsi
jamu tradisional)
Membuat daftar pertanyaan
Menghubungi narasumber unruk menanyakan kesediaan,
membuat janji pada hari ini, karena masalah deadline
b. Pelaksanaan Wawancara

P : pewawancara Pelaksanaan : 25 agustus 2014 pukul


15.00-15.30
N : narasumber Tempat : Gedung Logos lt.2
UKDW

P : Selamat siang dokter, jadi begini seperti yang tadi sudah di katakan
oleh teman-teman. Kami akan melakukan wawancara dengan dokter
mengenai pandangan tentang jamu tradisional dan khasiatnya yang di
rasakan.

N : Iya, oke.

P : Pertama-tama saya bertanya dulu , nama dokter, umur, alamat &


pekerjaannya ?
N : Nama saya Andre Samosir, umur 31 tahun, pekerjaan saya sebagai
staff pengajar di fakultas kedokteran UKDW, dan alamat saya di Kalasan.

P : Ayo teman-teman, mari ditanya saja. Jadi dokter tadi dokter sudah
bilang bahwa dokter mengkonsumsi jamu. Biasanya jamunya apa ya dok?

N : Saya lebih suka mengkonsumsi jamu-jamuan yang saya buat sendiri


ya. Jadi bukan jamu sachet begitu, dan biasanya yang diturunkan oleh
orang tua begitu. Misalnya yang memiliki khasiat menurunkan panas
seperti itu, atau antibiotic nah baru saya buat.

P : Kenapa kok bisa memilih untuk membuat sendiri dok? Kenapa tidak
terpikirkan untuk membeli yang sudah ada seperti itu?

N : Dulu sebelum saya kuliah kedokteran, saya sempat minum jamu yang
sudah dibuat oleh pabrik. Namun setelah kuliah di kedokteran saya belajar
bahwa jamu yang sudah dibuat di pabrik ternyata banyak yang
mengandung steroid yah. Memang efeknya langsung enak, namun efek
sampingnya yang lain lebih banyak. Jadi saya enggak mau beli yang
begitu.

P : Begitu yaaa dok , oke. Mungkin bisa dijelaskan dok, tadi katanya
pernah membuat jamu untuk menurunkan panas dan antibiotic. Mungkin
ada yang lain selain itu?

N : Biasanya saya mulai minum jamu kalau sudah merasa tidak enak
badan, kayak udah batuk pilek begitu.

P : Biasanya bahan yang digunakan untuk membuat jamu itu apa ya dok?

N : Biasanya saya pakai sereh, kayu manis, jahe seperti itu.

P : Mungkin bisa dijelaskan dok, cara membuatnya bagaimana dari bahan-


bahan tersebut?

N : Jamu paling gampang membuatnya ya direbus aja ya. Dilain waktu sih
biasanya sih saya campur ke minuman saya seperti ke kopi atau teh.
Kalian harus coba minum kopi dicampur dengan kayu manis, rasanya luar
biasa enak.

P : Apakah langsung dicampur seperti itu dok? Atau perlu direbus


bersamaan dengan kopinya dok?

N : Tergantung sih, kalau bubuk biasanya langsung aja saya campur. Tapi
saya lebih suka pakai kayu manis yang masih batangan ya daripada yang
bubuk.

P : Seberapa sering dok kira-kira mengkonsumsi jamu? Mungkin seminggu


sekali, atau dua kali?
N : Enggak sesering itu, mungkin sebulan sekali dua kali lah. Dan hanya
kalau terasa gak enak badan aja.

P : Kira-kira setelah minum jamu tadi, mungkin efek yang tadi diinginkan
misal menurunkan panas, apakah itu tercapai?

N : Biasanya sih kalau secara fisik tidak ya, namun secara sugesti iya ya.
Jadi efeknya ke tubuh tidak langsung terasa, tapi itu membuat saya
merasa nyaman begitu, badannya lebih ringan.

P : oooo jadi merasa lebih nyaman begitu ya dok.Kalau selain jamu dok,
mungkin pernah mencoba solusi lain? Mungkin pernah minum obat.

N : Misalnya yang gampang ya, sakit kepala atau pegel-pegel begitu kalau
masih ringan sehari begitu ya enggak. Namun apabila sudah 5 hari begitu
ya saya minum obat. Atau kalau udah ngerasa berat ya minum aja

P : Begitu ya dok, baik. Nah pertanyaan selanjutnya ini dok, kalau


dibandingkan minum jamu dan minum obat, untuk keluhan yang sama,
menurut dokter mana yang lebih efektif?

N : Tergantung sakitnya ya, kalau batuk pilek mau minum obat pun kan
tetap 2-3 hari ya baru hilang. Tapi kalau untuk nyeri lebih cepat dengan
minum obat, nyerinya dapat hilang dalam beberapa menit saja.

P : Itu untuk jamu yang diracik sendiri itu dok, apakah yang
mengkonsumsi hanya dokter sendiri atau sekeluarga ikut mengkonsumsi
ya dok?

N : Kalau dahulu saat saya belum menikah, ya kita konsumsi sekeluarga


jadi saya dengan orang tua saya. Karena orang tua yang mengajarkan.
Namun sekarang setelah saya menikah, hanya saya sendiri saya yang
mengkonsumsi.

P : Ooo begitu, baik. Jadi secara turun temurun sudah ada begitu ya dok?

N : Enggak sih kalau secara turun temurun, tapi kita memang mencoba
saja waktu itu. Ini baik ya kita coba begitu.

P : Kalau selain jamu dok, apa ada obat tradisional lainnya yang dipakai?

N : Maksudnya ? seperti pasak bumi begitu? Hahahaha.

P : Bukan dok, ahahaha. Maksud kami mungkin seperti beras kencur,


pahitan, kunir asem seperti itu.
N : Oooh kalau yang seperti itu saya juga masih minum. Tapi yang dijual
oleh ibu-ibu jamu ya, jadi yang sudah jadi seperti itu. Bukan yang dibuat
sendiri.

P : Kalau pandangan dari dokter sendiri dok, mengenai jamu tradisional


sendiri itu bagaimana dok? Seperti penggunaannya di masyarakat, atau
pandangan kedepannya perlu dikembangkan atau bagaimana?

N : Dari dahulu sih kebiasaannya selalu kita berpegangan pada kata


orang tua kan ya, namun setelah di teliti secara ilmiah lebih lanjut
memang beberapa ada yang benar dan ada yang tidak benar ya. Seperti
bawang putih yang mengandung antibiotic atau antipiretik ya? Saya
sedikit lupa. Selama ini kan kalau kita bilang obat herbal kan terbuat dari
tumbuh-tumbuhan kan tapi mesti komposisi nya tetap dari kimia kan ya?
Nah mungkin kedepannya untuk penelitiannya lebih bagus lagi & lebih
banyak supaya lebih mudah ya. Lebih bagusnya itu mungkin untuk
memisahkan komposisinya ya, jadi lebih tau mana yang lebih efektif mana
yang enggak begitu. Sehingga tau mana yang bisa di jadikan obat.
Sampe sekarang kan di Indonesia masih belum terlalu maju ya untuk
penelitiannya seperti itu, dan kita pun mayoritas masih berpegangan
kepada kata orang tua. Ini kata orang tua bagus, kata orang tua bagus
begitu. Biarpun itu biasanya disebut kearifan lokal ya, bisa jadi kata
mereka bagus karena efektif secara turun temurun ya. Kita sendiri ya
jangan menjadi memandang sebelah mata, kita harus trust but verify.
(Percaya tapi dipastikan) Dan juga untuk obat tradisional kan efek
sampingnya lebih kecil ya apabila dibandingkan dengan obat-obat an
kimiawi ya, lebih minimal gitu. Range of safety nya lebih besar.

P : Baik dok, mungkin itu saja. Terima kasih ya dok atas waktunya. Namun
apabila boleh merepotkan sekali lagi dok. Apakah boleh kita
mendokumentasikannya dalam bentuk foto dok?

N : Ooo boleh2, hahaha. Mesti difoto ya?

c. Respon Narasumber
Saat wawancara, kami berusaha berpikiran terbuka terhadap
pandangan narasumber, kami berusaha menggunakan bahasa yang
lugas, tidak bermakna ganda terhadap narasumber. Menurut
pengamatan kami narasumber terlihat antusias menjawab
pertanyaan yang diberikan. Narasumber tidak terlihat bosan seperti
ingin segera mengakhiri wawancara

IV. Ketercapaian Hasil


Secara keseluruhan dari hasil wawancara tujuan untuk mengetahui
pandangan dan efek jamu tradisional dan narasumber tercapai. Hal
ini dibuktikan dengan narasumber yang mau menceritakan
pengalamannya mengenai mengonsumsi jamu dengan
bersemangat. Pandangan dari narasumber ini cukup relevan, karena
narasumber juga memberikan pandangan dari sudut pandang
medis. Dalam hal ini narasumber yang notabene adalah seorang
tenaga kesehatan telah membaca dan mengkritisi jurnal-jurnal
kesehatan yang terkait dengan jamu sebagai obat tradisional

V. Hambatan
Masalah teknis terkait pada deadline pengumpulan tugas jadi
saat membuat janji dnegan narasumber sangat mendadak
Dalam pelaksanaan wawancara, urutan pertanyaan ada yang
tertukar karena gugup
Karena kurangnya persiapan dan keterbatasan waktu, maka
pewawancara kurang menguasai topik yang akan ditanyakan ke
narasumber
Merasa gugup karena narasumber merupakan pakar
dibidangnya dan takut ditanya balik
TUGAS PRAKTIKUM BLOK XXV

WAWANCARA OBAT TRADISIONAL

Kelompok C2
Randolf Samuel P. H (41110003)
Loury Priskila (41110017)
Bernhard Errysa S. P (41110034)
Maria Ayu K. S (41110039)
Stephanie Caroline (41110072)

Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta
2014

Вам также может понравиться