Вы находитесь на странице: 1из 11

BAB I

PENDAHULUAN

Hormon adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel.


Semua organism multiselular, termasuk tumbuhan memproduksi hormon.Hormon
beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sel untuk mencari sel target. Ketika
hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada
permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima
sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan mempengaruhi ekspresi genetik sel atau
mengubah aktivitas protein selular.

Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan


endometrium uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara
hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada
jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan
penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan
perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Greenspan, 1998).

1
BAB II

HORMON DALAM MENSTRUASI

Siklus Hormonal

Pada masa pubertas anak tumbuh dengan cepat dan mendapatkan bentuk tubuh
yang khas bagi jenisnya. Wanita masuk dalam masa reproduktif kurang lebih 30
tahun, masa reproduktif 30 tahun klimakterium senium (kemunduran organ tubuh
dalam kemampuan fisik).

Pubertas (akhil baligh): terjadi perubahan dalam ovaria yang mengakibatkan


perubahan besar pada seluruh tubuh wanita.
Pubertas: 1216 tahun, dipengaruhi keturunan, bangsa, iklim, dan
lingkungan.
Kejadian penting: haid pertama sekali (menarche).
Walau demikian menarche gejala yang lambat, paling awal adalah
pertumbuhan payudara (thelarche) disusul rambut di ketiak.
Setelah menarche haid datang secara siklik dari uterus sabagai tanda bahwa
alat kandungan menunaikan faalnya.

Siklus Ovarium
Didalam ovarium terdapat banyak sel-sel telur muda dikelilingi oleh sel-sel
gepeng disebut polikel primordial.

Hormon-hormon dari Ovarium

1. Estrogen
Timbulnya tanda kelamin sekunder (tumbuhnya buah dada, rambut
kemaluan, dll).
Menambah kontraksi uterus.
Mengatur haid.
Untuk pengobatan menopause.
Untuk memulai persalinan (kalau anak mati dalam kandungan).
Estrogen terpenting: estron, estriol, estradiol.
Dijual dengan nama: dimen formon, porgynon, folikel hormon, dll
(diberikan IM) dalam bentuk tablet: Lynoral dan Still Baestrol.

2. Progesteron

2
Dibentuk oleh corpus luteum, setelah terjadi ovulasi, plasenta merupakan
sumber pembuatan progesterone.
Dalam urine disebut pregindol, yang tertinggi terjadi pada hari ke 20 dan ke
21 setelah haid.
Pengaruhnya pada alat-alat reproduksi seperti uterus dan mamae.
Di jual dengan nama: progesteron, prolutan, dsb.
3. Testoteron
Lebih banyak didapati pada pria.

Siklus Haid

Memasuki masa remaja, anak-anak perempuan biasanya mulai mendapatkan


haid yang membuktikan seorang remaja telah berubah menjadi wanita dewasa.
Datangnya haid ini pun menandakan bahwa fungsi tubuhnya berjalan dengan normal
dan baik. Selama masa pubertas, otak melepaskan hormon yang menstimulasi indung
telur (ovarium) untuk memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Kedua
hormon ini yang akan mematangkan sel telur sehingga terjadi menstruasi atau
kehamilan jika ada perubahan.

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai


dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan.
Menstruasi yang terjadi pada setiap bulannya disebut juga siklus menstruasi.
Menstruasi (biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga anda
menopause biasanya terjadi sekitar usia 4555 tahun).

Ovulasi

Ovarium melepaskan satu sel telur setiap bulannya (ovulasi) yang biasanya
terjadi 1216 hari sebelum haid berikutnya. Menjelang proses ovulasi, suplay darah
ke ovarium meningkat dan ligamen berkontraksi untuk mendorong ovarium lebih
dekat dengan tubuh falopi sel telur pun lebih mudah untuk menemukan jalan ke
tubah falopi lalu bergerak menuju ke rahim. Sementara itu, untuk menyambut sel
telur yang telah dilepaskan, lapisan rahim mulai menebal dan dindingnya melunak.
Jika tidak terjadi pembuahan, darah dan jaringan yang membuat dinding rahim
menebal tidak terpakai sehingga meluruh dan keluar melalui vagina. Siklus ini
normalnya terjadi setiap bulan dan berhenti setelah ovarium tidak lagi melepaskan
sel telur, masa ini disebut juga masa menopause.

3
Jika anda ingin mengandung, peluang terjadinya kehamilan cukup besar jika
hubungan seksual dilakukan pada sekitar masa ovulasi umumnya 25 hari. Untuk
mendeteksi terjadinya ovulasi, beberapa wanita menggunakan suhu basal tubuh dan
lendir. Suhu tubuh biasanya meningkat setelah ovulasi dan terus meningkat hingga
beberapa hari sesudahnya. Lendir kental yang dihasilkan serviks biasanya muncul
sesaat sebelum ovulasi. lendir subur ini membantu sel sperma bergerak menuju sel
telur. Setelah dibuahi sel telur akan menempel pada dinding rahim.

Pada dasarnya siklus haid wanita tidak sama, tetapi umunya berlangsung antara
2535 hari (rata-rata 28 hari). Hari pertama perdarahan dihitung sebagai permulaan
siklus haid. Lalu siklus haid anda adalah jumlah hari sebelum haid berikutnya terjadi
(hari pertama perdarahan). Jangka waktu menstruasi antara 310 hari.

Seorang wanita memiliki dua ovarium dimana masing-masing menyimpan


sekitar 200.000 hingga 400.000 telur yang belum matang/folikel. Normalnya, hanya
satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari
ke-14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang maka sel
telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju tuba
fallopi untuk kemudian dibuahi. Proses pelepasan ini disebut dengan ovulasi. Pada
permulaan siklus, sebuah kelenjar di dalam otak melepaskan hormon yang disebut
Follicle Stimulating Hormone (FSH) ke dalam aliran darah sehingga membuat sel-sel
telur tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel telur kemudian
tumbuh lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi dominan hingga kemudian
mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam aliran

4
darah. Hormone estrogen bekerjasama dengan hormone FSH membantu sel telur
yang dominan tersebut tumbuh dan kemudian memberi signal kepada rahim agar
mempersiapkan diri untuk menerima sel telur tersebut. Hormone estrogen tersebut
juga menghasilkan lendir yang lebih banyak di vagina untuk membantu
kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim.

Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari dalam otak yang
disebut dengan Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini dilepas dalam jumlah
banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam
ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat ini, sperma yang sehat masuk kedalam
tuba falopi tersebut, maka sel telur tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk
dibuahi.

Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan menuju
tuba falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya menanamkan diri didalam rahim.
Kemudian, sel telur tersebut akan membelah diri dan memproduksi hormon Human
Chorionic Gonadotrophin (HCG) yang dapat dideteksi dengan GEATEL. Jika sel
telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan meluruh
dan terjadilah proses menstruasi berikutnya.

Biasanya pada saat menstruasi wanita memakai pembalut untuk menampung


darah yang keluar saat beraktivitas terutama saat tidur agar bokong dan celana tidak
basah dan tetap nyaman. Pembalut harus diganti minimal dua kali sehari untuk
mencegah agar tidak terjadi infeksi pada vagina atau gangguan-gangguan lainnya.
Gunakanlah pembalut yang anti bakteri dan mempunyai siklus udara yang lancar.

Siklus Ovarium

Pada ovarium terdapat banyak sel-sel telur muda dikelilingi oleh sel-sel gepeng
disebut folikel primordial. FSH folikel primordial FP masak atau tumbuh dan pecah
hanya satu. Pematangan folikel primordial sel-sel ovum berlipat ganda liquar.
Folliculli (rongga berisi cairan) ovum terdesak ke pinggir, terdapat di tengah
tumpukan yang menonjol ke rongga folikel (ovum di tengah tumpukan sel itu) =
Cumuls Oophorus antara sel telur dan sel sekitarnya ada zona pellucida sel-sel

5
granulose lain yang membatasi ruangan folikel = membran granulose tumbuh folikel
jaringan ovarium sekitar folikel terdesak keluar membentuk dua lapisan (theca
interna, banyak mengandung pembuluh darah) dan (theca externa, terdiri dari
jaringan ikat yang padat) folikel masak folikel de graff.

Folikel de graff estrogen (di theca interna) folikel mendekati permukaan


menonjol keluar liquor follikulli terbentuk terus tekanan dalam folikel meningkat
folikel mengalami perubahan nekrobiotik pada permukaann-permukaannya menjadi
tipis folikel de graff pecah liquor follikulli keluar bersama ovum dikelilingi sel-sel
umulus oophorus sel telur keluar ovulasi. Sel-sel telur yang bebas dikelililngi oleh
sel-sel granulose (corona radiata) corpus luteum (mengeluarkan progesteron). Jika
terjadi konsepsi corpus luteum gravidarum, jika tidak corpus luteum menstruasi.

Tanda dan Gejala

Berikut ini adalah tanda dan gejala yang dapat terjadi pada saat masa
menstruasi:

Perut terasa mulas, mual dan panas


Terasa nyeri saat buang air kecil
Tubuh terasa tidak fit
Demam
Sakit kepala dan pusing
Keputihan
Radang pada vagina
Gatal-gatal pada kulit
Emosi meningkat
Nyeri dan bengkak pada payudara

Sindrom Pramenstruasi (Premenstrual Syndrome).

Adalah kumpulan gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus
menstruasi wanita. Sekitar 80 hingga 95 persen perempuan pada usia melahirkan
mengalami gejala-gejala pramenstruasi yang dapat menggagu beberapa aspek dalam
kehidupannya. Gejala tersebut dapat diperkirakan dan biasanya terjadi secara regular
pada dua minggu periode sebelum menstruasi. Hal ini dapat hilang begitu
dimulainya pendarahan, namun dapat pula berlanjut setelahnya. Pada sekitar 14%
perempuan antara usia 20 hingga 35 tahun, sindrom pramenstruasi dapat sangat hebat

6
pengaruhnya sehingga mengharuskan mereka beristirahat dari sekolah atau
kantornya. Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi, perasaan sensitif berlebihan
sekitar 2 minggu sebelum haid biasanya dianggap hal yang lumrah bagi wanita usia
produktif. Sekitar 40% wanita berusia 14 sampai 50 tahun, menurut suatu penelitian,
mengalami sindrom pramenstruasi atau yang lebih dikenal dengan PMS (pre-
menstruation syndrome).

PMS memang kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang berhumungan


dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan haid. Sindrom itu
akan menghilang pada saat menstruasi dimulai samapai beberapa hari setelah selesai
haid. Penyebab munculnya sindrom ini memeang belum jelas. Beberapa teori
menyebutkan antara lain karena faktor hormonal yakni ketidakseimbangan antara
hormon estrogen dan progesteron. Teori lain mengatakan, karena hormon estrogen
yang berlebihan. Para peneliti melaporkan, salah satu kemungkinan yang kini sedang
diselidiki adalah adanya perbedaan genetik pada sensitivitas reseptor dan sistem
pembawa pesan yang menyampaikan pengeluaran hormon seks dalam sel.
Kemungkinan lain, itu berhubungan dengan gangguan perasaan, faktor kejiwaan,
masalah sosial, atau fungsi serotonin yang dialami penderita.

Sindrom ini biasanya lebih mudah terjadi pada wanita yang lebih peka terhadap
perubahan hormonal dalam siklus haid. Akan tetapi ada beberapa faktor yang
meningkatkan risiko terjadinya PMS yaitu:

Wanita yang pernah melahirkan (PMS makin berat setelah melahirkan


beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan
komplikasi seperti toksima).
Status perkawinan (wanita yang sudah menikah lebih banyak mengalami
PMS dibandingkan yang belum).
Usia (PMS makin sering dan mengganggu dengan bertambahnya usia,
terutama antara usia.
Stres (faktor stres memperberat gangguan PMS).
Diet (faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat,
minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, memperberat gejala
PMS).
Kekurangan zat-zat gizi seperti kekurangan vitamin B (terutama B6),
vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak

7
linoleat. Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat
gejala PMS.
Kegiatan fisik (kurang berolahraga dan aktifitas fisik menyebabkan semakin
beratnya PMS).

Tipe dan gejala PMS bermacam-macam, menurut gejalanya yakni PMS tipe A,
H, C, dan D. 80% gangguan PMS termasuk tipe A. Penderita tipe H sekitar 60%,
PMS C 40%, dan PMS D 20%. Kadang-kadang seorang wanita mengalami gejala
gabungan, misalnya tipe A dan D secara bersamaan.

PMS tipe A (anxiety) ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif,
saraf tegang, perasaan labil. Bahkan beberapa wanita mengalami depresi
ringan sampai sedang saat sebelum mendapat haid. Gejala ini timbul akibat
ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron: hormon estrogen
terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon progesteron. Pemberian hormon
progesteron kadang dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi beberapa
peneliti mengatakan, pada penderita PMS bisa jadi kekurangan vitamin B6
dan magnesium. Penderita PMS A sebaiknya banyak mengkonsumsi
makanan berserat dan mengurangi atau membatasi minum kopi.
PMS tipe H (hyperhydration) memiliki gejala edema (pembengkakan), perut
kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan kaki,
peningkatan berat badan sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan
bersamaan dengan tipe PMS lain. Pembengkakan itu terjadi akibat
berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstra sel) karena tingginya
asupan garam atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika untuk
mengurangi pretensi (penimbunan) air dan natrium pada tubuh hanya
mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini,
penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan
serta membatasi minum sehari-hari.
Tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar ingin mengkonsumsi makanan
yang manis-manis (biasanya coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya
gula).
PMS tipe D (depresion) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis,
lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-
kata, bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri.

8
PMS tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon progesteron
dan etrogen, dimana hormon progesteron dalam siklus haid terlalu tinggi
dibandingkan dengan hormon estrogennya.

Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi dibedakan dalam empat masa (stadia):
1. Stadium menstruasi atau desquamasi yaitu endometrium dilepas dari dinding
rahim disertai perdarahan, hanya lapisan tipis (startum basale) yang tinggal. Ini
berlangsung 4 hari disebut HAID (keluar darah: potongan-potongan
endometrium dan lendir dari serviks).
2. Stadium post mesntrum atau stadium regenerasi yaitu luka karena
endometrium dilepas berangsur-angsur ditutup kembali oleh selaput lendir
yang baru (berasal dari sel epitel kelenjar-kelnjar endometrium). Pada saat
kelenjar ini menebal, endometrium kurang lebih 0,5 mm. Stadium ini sudah
mulai waktu stadium menstruasi berlangsung kurang lebih 4 hari.
3. Stadium intermestruum tau stadium ploriferasi yaitu pada stadium ini
endometrium tumbuh menjadi tebal kurang lebih 3,5 mm, kelenjarnya tumbuh
lebih cepat dari jaringan lain hingga berkelok, berlangsung dari hari ke5
sampai hari ke14 dari hadiah hari pertama.
4. Stadium fregmenstruum atau stadium sekresi, pada stadium ini endometrium
tebalnya menetap, tapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang dan berliku
dan mengeluarkan getah, dalam endometrium sudah tertimbun glycogen dan
kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur.

Saat ini dapat dibedakan lapisan atas yang padat (stratuum compactum) yang
hanya ditembus saluran-saluran keluar dari kelenjar-kelenjar, lapisan mampung
(stratuum spongiosum) yang banyak lubangnya karena terdapat rongga dari kelenjar-
kelanjar dan lapisan bawah (stratuum basale). Stadium ini berlangsung hari ke-14
sampai ke-28. Jika tidak terjadi kehamilan maka endometrium dilepaskan kembali
dan terjadi pendarahan (berulang kembali siklus dari awal).

Pembagian lain siklus menstruasi

1. Stadium menstruasi (35 hari).


2. Stadium poriferasi dibagi atas:
Stadium dini (endometrium tebalnya 2,2 mm, kelenjar-kelenjar lurus,
epitelnya kubis rendah, intinya dibasal).

9
Stadium lanjut (endometrium lebih tebal karena stroma bertambah akibat
pemecahan sel).
3. Stadium sekresi terdiri atas:
Stadium dini (kehilangan cairan tebalnya kurang lebih 45 mm, lapisan
dibagi dalam:
a. Stratum basal (lapisan dalam).
b. Stratum Spongiosum (lapisan tengah, berbentuk anyaman seperti spons).
c. Stratum compactum (lapisan permukaan).
Stadium lanjut (tebalnya 56 mm. Peningkatan dari fase sebelumnya,
endometrium sangat vaskuler, kelenjar sangat banyak berkelok-kelok, kaya
dengan glycogen. Sangat ideal untuk nutrisi dan perkembangan ovum. Sel
stroma (sitoplasmanya bertambah) karena pengaruh progesteron-sel
decidua. Pembuluh darah tumbuh cepat lapisan berkelok-kelok lapisan
compact.
4. Stadium premenstruil
Stroma mengalami disintegrasi sehingga hilang cairan secret-collaps kelenjar
dan arteri terjadi vaskularisasi kemudian pecah. Masa dari haid pertama haid sampai
sampai hari pertama haid berikutnya. Kadang ada perdarahan yang sedikit antara dua
haid disebut perdarahan intermenstruil. Perubahan endometrium dipengaruhi oleh
kejadian dalam ovum.

10
DAFTAR PUSTAKA

Rismalinda, SST, dkk. 2010. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Trans Info
Media.

11

Вам также может понравиться