Вы находитесь на странице: 1из 195

Skenario : KUBUR YANG KOSONG

NARATOR :Inilah saatnya untuk merenungkan, mengapa


Yesus harus mati di kayu salib, apa pesan
paskah, apa artinya bagi kita..... perayaan gema
paskah paduan suara diperdengarkan dengan
mendendangkan lagu-lagu pujian paskah .....kita
yakin benar bahwa Darah Kristus, yang oleh
Roh yang kekal telah mempersembahkan
diriNya sendiri kepada Allah sebagai
persembahan yang tak bercacat, akan
menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-
perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat
beribadah kepada Allah yang hidup
Setiap hati nurani selalu mengadili segala
pikiran, perkataan dan tingkah laku seseorang.
Suara hati itu bekerja perlahan-lahan. Kadang-
kadang ia mengatakan kesalahan seseorang,
tetapi sebaliknya, membenarkan perbuatan
seseorang.
Hati nurani itu mungkin peka, kasar atau tidak
sempurna pertumbuhannya.Batin manusia itu
telah dikotori oleh dosa. Manusia telah lumpuh,
tak berdaya, karena hati nuraninya telah dinodai
oleh dosa. Untunglah, darah Kristus telah
menyucikan kita dari amal dan perbuatan yang
mati, supaya kita dapat melayani Allah yang
hidup.
Marilah kita simak fragmen singkat merayakan Paskah tahun
2015......setelah peristiwa tragis mulai dari taman Eden, Tuhan
Yesus ditangkap oleh para prajurit didahului oleh suatu
ciuman kemunafikan Yudas, Ia difitnah, diolok, diejek,
dilunahi, dipukul, dicambuk, dimahkotai dengan duri di
kepalaNya, disalibkan, dan akhirnya Ia menyerahkan
nyawaNya kepada Allah dengan mengatakan Ya Bapa
kedalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu, maka Ia
menghembuskan napasNya......lalu Ia dikuburkan.
Hati semua insan milikNya hidup dengan perasaan takut,
bercampur aduk dengan rasa sedih........ Jumat Agung yang
mengerikan telah membuat murid-muridNya lupa akan semua
perkataan Yesus ketika bersama mereka, .........dan Yesuspun
terkubur di alam maut ........tapi janjiNya tetap dan
benar..........Ia bangkit, kuburNya kosong.......bersoraklah
karena Ia Tuhan yang tetap hidup untuk kita............
[Prajurit 1 dan 2 masuk. Prajurit 1 duduk di dekat perapian;
prajurit 2 berjalan mondar-mandir.]

Prajurit 1 : Apa yang kita kerjakan di sini?


Masa kita harus menjaga kuburan
orang mati? Siapa juga Dia ini
sebenarnya?

Prajurit 2 : Dia anak seorang tukang kayu dari


Nazaret, tapi banyak orang yang
percaya bahwa Dia lebih dari itu.
Ada legenda yang dipercayai
bangsa ini bahwa Raja dari segala
raja akan dilahirkan di sebuah kota
kecil yang bernama Betlehem, di
dekat daerah ini. Mereka akan
memanggil Raja ini Kristus. Banyak
orang yang percaya bahwa orang
dari Nazaret ini adalah Kristus
yang dijanjikan itu.

Prajurit 1 : Hmm, Dia sekarang adalah Raja


yang sudah mati dan kuburan-Nya
ini adalah kerajaan-Nya.
Bagaimana kamu tahu semua itu?

Prajurit 2 : [mengangkat bahu dan berpura-


pura tidak tertarik sambil
menjelaskan dengan berjalan
mondar-mandir lagi] Kepercayaan
orang-orang di sini menarik juga.
Dan ... aku melihat Dia mati. Ada
tulisan di salib-Nya. Tulisan itu
bunyinya Raja orang Yahudi. Ada
juga gempa bumi, tidak seperti
biasanya ....

Prajurit 1 : O, ya? Kalau memang Dia raja, Dia


sekarang sudah mati. Apa yang
bisa Dia lakukan?

Prajurit 2 : [berhenti berjalan dan berbicara


menghadap jemaat] Dia
menyembuhkan orang buta, tuli,
dan lumpuh. Dia mengusir roh
jahat dan membangkitkan orang
mati.

Prajurit 1 : Kamu tidak percaya itu semua,


kan?

Prajurit 2 : [berjalan lagi] Aku tidak tahu. Aku


dengar Dia mengatakan kepada
murid-murid-Nya bahwa Dia akan
mati dan akan bangkit lagi pada
hari yang ketiga.

Prajurit 1 : Tak seorang pun akan keluar dari


kubur batu itu.

Prajurit 2 : Bagaimana jika para pengikut-Nya


mencoba untuk mencuri mayat-
Nya dan kemudian mengatakan
bahwa Dia telah menepati janji-
Nya?

Prajurit 1 : Kita ini prajurit. Kita punya


tombak. Kita bisa mengatasi
masalah seperti itu. Sekarang, aku
mau tidur dulu sebentar. Kamu
yang menjaga batu itu kalau
memang kamu begitu khawatir
tentangnya. [menyandarkan
kepalanya ke lutut lalu tidur]

[Terdengar suara batu digeser ketika muncul cahaya yang


terang dari dalam kubur dan malaikat menggeser batu penutup
kubur itu tanpa terlihat.]

Prajurit 2 : [membangunkan Prajurit 1] Batu


itu bergeser!

[berjalan mendekati kubur] Mayat


Prajurit 1 :
itu hilang! Ada di mana mayat itu?

Aku tidak tahu! Aku tidak melihat


Prajurit 2 :
apa-apa!

Lebih baik kita laporkan saja


Prajurit 1 :
kejadian ini! Ayo!

[Para prajurit lari keluar dan meninggalkan tombak mereka.


Kuburan menjadi sunyi dan perlahan cahaya diatur lebih
terang. Yohana, Maria, dan Maria Magdalena masuk
membawa rempah-rempah untuk mengurapi orang mati.]

Yohana : Aku senang matahari sudah


terbit. Lebih mudah melihat jalan
setapak ini. Aku yakin prajurit
yang disuruh menjaga kubur itu
akan menghadang kita di sini.

Maria : Mereka tidak punya alasan untuk


menghadang kita Kita harus
meminyaki tubuh Guru kita
dengan baik. Apakah menurutmu
kita bisa membujuk para prajurit
itu untuk menggeser batu itu
untuk kita?

Maria : Ah, prajurit Roma! Sepertinya


Magdale tidak. Kita harus meminta
na tolong pada orang lain.

Yohana : [nampak terkejut dan


menjatuhkan kotak rempah-
rempah] Lihat! Batu itu sudah
bergeser!

[Ketiga wanita itu bergegas menuju kubur itu dan melihat ke


dalamnya.]

Malaika : [muncul] Jangan takut. Aku tahu


t kalian mencari Yesus yang
disalibkan itu. Dia tidak ada di
sini. Dia sudah bangkit dari
kematian seperti yang dikatakan-
Nya kepada kalian. Pergilah dan
katakanlah kepada murid-murid-
Nya bahwa Ia telah bangkit!

[Maria dan Yohana segera keluar, Maria Magdalena tetap


tinggal di situ sambil menangis. Yesus masuk.]

Yesus : Ibu, mengapa engkau


menangis?

Maria : Mereka sudah mengambil


Magdale Tuhanku dan aku tidak tahu ke
na mana mereka membawa-Nya.

Yesus : Siapa yang engkau cari?

Maria : [melihat Dia untuk yang


Magdale pertama kalinya] Apakah
na Engkau penunggu taman?
Apakah Engkau yang
mengambil Tuhanku itu? Tuan,
katakanlah di mana Dia
sekarang dan aku akan pergi
mencari-Nya.

Yesus : Maria, apakah Engkau tidak


mengenali Aku?

Maria : [berlutut dan berniat


Magdale
na memegang Dia] Rabuni!

Yesus : Janganlah engkau memegang


Aku, Maria, sebab Aku belum
pergi kepada Bapa. Pergilah dan
katakan kepada saudara-
saudara-Ku bahwa Aku akan
kembali kepada Bapa-Ku.

[Maria Magdalena segera keluar; Yesus diikuti oleh Malaikat


keluar melalui arah yang berlawanan lebih perlahan-lahan.
Yohanes, kemudian Petrus dan Maria Magdalena masuk.]

Yohane : [berlutut di luar kubur] Dia tidak ada di


s tempat kami meletakkan Dia.

Petrus : [masuk ke dalam kubur dan menyentuh


kain kafan] Dia sudah bangkit! Sekarang
aku tahu. Kuasa-Nya lebih besar dari
para raja yang ada; Dia telah
mengalahkan maut!

[Mereka bertiga berdiri dan berkata satu kepada yang lain dan
kepada jemaat: "Kristus telah bangkit! Tuhan Yesus Kristus
telah bangkit hari ini!" Keluar melalui tiga arah yang berbeda
jika memungkinkan.]
Narator : Haleluya! Pujilah Allah 1 dalam tempat kudus-Nya! Pujilah
Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat! Pujilah Dia karena
segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan
kebesaran-Nya yang hebat! Pujilah Dia dengan tiupan
sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi! Pujilah
Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan
permainan kecapi dan seruling! Pujilah Dia dengan
ceracap y yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang
berdentang! Biarlah segala z yang bernafas memuji TUHAN!
Haleluya!

ARTI PASKAH BAGI KITA


Hari Raya Paskah pada perjanjian lama merupakan hari peringatan pembebasan bangsa
Israel dari perbudakan Mesir. Saat itu anak-anak sulung bangsa Mesir dibunuh, namun
pintu-pintu rumah orang Ibrani dilewati (dilewati atau melewati dalam bahasa Ibrani
adalah Psah ). Peristiwa itu diperingati dengan makan korban Paskah. Dalam
perjanjian baru korban Paskah adalah Yesus Kristus sendiri yang disebut juga dengan
Anak Domba yang disembelih. Dalam perkembangannya Hari Raya Paskah mendapat
nuansa baru yaitu perayaan kebangkitan Yesus Kristus.

Satu tahun sekali orang Kristen berkumpul di gereja atau di tempat-tempat kebaktian
untuk mengenangkan hari kematian dan merayakan kebangkitan Yesus Kristus yang
dikenal sebagai Hari Raya Paskah. Saat-saat seperti inilah merupakan kesempatan untuk
merenungkan kembali mengapa Yesus harus mati di kayu salib, apa pesan paskah, apakah
artinya bagi kita. Pada setiap kebaktian akan terdengar paduan suara mendendangkan
lagu-lagu pujian yang berkaitan dengan paskah antara lain Kristus Bangkit! Soraklah
atau Di makam yang gelap. Ada gereja atau sekolah minggu yang mementaskan
drama/fragmen khusus untuk mengenang peristiwa kematian Kristus dan
kebangkitanNya.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah arti paskah yang sebenarnya bagi kita umat
kristen ? Apakah cukup dengan datang ke tempat kebaktian mendengarkan khotbah,
bernyanyi atau mementaskan sebuah drama? Kalau hanya itu saja, kita telah tertipu oleh
sebuah tradisi kekristenan dan bisa jadi kita lupa akan arti sesungguhnya pengorbanan
darah Yesus Kristus yang suci itu. Kekristenan kita akan lapuk dan iman kita akan hilang
kalau kita berlaku demikian.

Arti paskah dapat dilihat setidaknya ada 3 (tiga) hal penting bagi kita / manusia yaitu :

I. Kematian Kristus itu telah membenarkan dan menyelamatkan kita

Kita telah dibenarkan karena darahNya. Arti kata dibenarkan dalam alkitab adalah :
dibebaskan dari tuduhan, dinyatakan tidak bersalah menurut pandangan Allah sendiri.
Kita telah dilepaskan / diselamatkan dari hukuman yang kekal. Kita telah bebas seperti
halnya Barabas, yang sudah rusak akhlaknya, telah bebas dari hukuman mati. Penjahat
itu telah menjadi contoh yang khas bagi manusia, memberontak, tak ber-tuhan, tak
berbelas kasihan. Tetapi, karena kematian Kristus ia telah diselamatkan.

II. Kematian Kristus itu telah menyucikan hati nurani dan batin kita

Mari kita renungkan apa yang dikatakan dalam alkitab : Darah Kristus, yang oleh Roh
yang kekal telah mempersembahkan diriNya sendiri kepada Allah sebagai persembahan
yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-
sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. (Ibrani 9:14)

Setiap orang mempunyai hati nurani. Hati nurani ini selalu mengadili segala pikiran,
perkataan dan tingkah laku seseorang. Suara hati itu bekerja perlahan-lahan. Kadang-
kadang ia mengatakan kesalahan seseorang, tetapi sebaliknya, membenarkan juga akan
perbuatan seseorang.

Hati nurani itu mungkin peka, kasar atau tidak sempurna pertumbuhannya. Hal ini
tergantung bagaimana kita menerapkannya.

Batin manusia itu telah dikotori oleh dosa. Manusia telah lumpuh, tak berdaya, karena
hati nuraninya telah dinodai oleh dosa. Untunglah, darah Kristus telah menyucikan kita
dari amal dan perbuatan yang mati, supaya kita dapat melayani Allah yang hidup. Si
tunasusila telah berubah menjadi ibu yang baik dan sederhana, si anak nakal telah
menjadi pelayan Kristus yang baik. Inilah arti Paskah yang sebenarnya yaitu mengubah
manusia yang kotor karena dosa menjadi manusia suci dihadapan Tuhan.

III. Kematian Kristus telah menebus kita

Tidak ada arti yang lebih indah dalam peringatan Paskah, kecuali : kita ditebus oleh
darah Kristus. Rasus Petrus mengatakan bahwa kita ditebus ...bukan dengan barang
yang fana, ... melainkan dengan darah yang mahal yaitu darah Kristus (1 Pet 1 : 18 19)

Bukan hanya Adam tetapi semua manusia telah terkena perangkap Iblis. Manusia harus
diambil dari perangkap itu dengan ditebus atau dibeli kembali. Hanya dengan jalan inilah
manusia dapat berkomunikasi lagi dengan Allah.

Akhirnya di atas kayu salib di Golgota itu telah terjadi suatu penebusan atau
pembayaran yang tidak ternilai harganya, yang jauh lebih mahal dari nilai kita yang
sesungguhnya. Hal ini dilakukan oleh Tuhan kita Yesus Kristus karena kasihNya kepada
umat kesayanganNya. Kita ditebus, dibayar kembali, dosa kita dihapuskan, kedudukan
kita dipulihkan, bukan dengan barang-barang fana seperti emas, perak yang dapat sirna,
tetapi dengan darah Kristus yang kekal dan mulia.
Inilah arti Paskah bagi kita, marilah kita menghargai apa yang sudah dilakukan Yesus
Kristus di Golgota, dengan percaya padaNya, mengasihiNya, melakukan apa yang
diperintahkanNya dengan segenap hati, jiwa dan segenap akal budi kita. Amin

(Penulis : Harlan Sipahutar, Anggota Jemaat HKBP Bandung Reformanda Ressort


Bandung Reformanda)

Diposkan oleh CENTRUM di 07.17

Label: paskah

Renungan Paskah: Kebangkitan dan kemenangan Kristus

Tinggalkan komentar

Oleh: Pdt. Midian KH Sirait, MTh


(Praeses HKBP Distrik X Medan Aceh)

Dalam suasana penuh rasa syukur dan sukacita yang menggempita, hari-hari ini umat
Kristen Indonesia dan seluruh dunia memasuki hari raya Paskah, hari peringatan
kebangkitan Kristus dari kematian. Syukurlah, dalam hal ini penderitaan, kesengsaraan dan
kematian yang dijalani Yesus mempunyai makna penebusan bagi manusia. Karena manusia
sendiri tidak mampu melakukannya, maka melalui penderitaan, kesengsaraan dan
kematian-Nya, Yesus menggantikan manusia yang oleh dosa-dosanya seharusnya menerima
hukuman berupa penderitaan, kesengsaraan dan kematian itu.

Dengan demikian, penderitaan, kesengsaraan dan kematian yang harus


dijalani Yesus demi tergenapinya missi penyelamatan-Nya itu, bukan kelemahan,
kekalahan ataupun kegagalan. Dan ini dibuktikan dengan kebangkitan-Nya dari kubur di
Hari Paskah. Kalau karya Yesus benar- benar berhenti atau dihentikan oleh kematian-Nya,
memang missi penyelamatan-Nya boleh dikatakan tidak lengkap dan bahkan gagal. Tetapi
syukur kepada Tuhan, karya Yesus tidak berhenti hanya sampai salib di Jumat Agung.
Dengan kematian dan selanjutnya kebangkitan-Nya itu, dinyatakanlah betapa besar kasih,
pengorbanan dan pengampunan, yang adalah juga manifestasi dan wujud dari
kemahakuasaan-Nya yang melampaui segala kuasa dan keperkasaan yang bersifat
manusiawi dan duniawi.

Paskah tahun 2007 ini menginspirasikan dan memotivasi kita untuk memusatkan perhatian
dan pemikiran kepada makna Kebangkitan Kristus pada masa kini di dalam sejarah
kehidupan kita. Paskah yang dipahami sebagai kebangkitan Kristus dari kematian,
mendorong kita untuk mewujudkan keadaan yang kondusif dan damai. Kita percaya bahwa
Yesus Kristus telah hidup dari kematian, kini Dia menciptakan kemanusiaan baru;
kemanusiaan yang adil dan yang memiliki tanggung jawab dalam mengukir masa depan.

Kita meyakini bahwa momentum Paskah selalu memberikan secercah optimisme, sekalipun
pada saat ini rasa kemanusiaan kita sedang terusik. Pada saat ini, kemanusiaan akan
menjadi wacana penting sewaktu kita menyaksikan keadaan dunia menunjukkan
ketidakberuntungan, bencana alam, dan dampak buruk globalisasi yang langsung atau pun
tidak langsung, berimbas kepada masyarakat Indonesia terutama kaum muda dan anak-
anak. Efek dari penggambaran sengsara Yesus selayaknya menjadi simbol yang
menawarkan undangan untuk setiakawan dengan saudara-saudari yang menderita, yang
menjadi korban.

Misteri Paskah tidak berhenti pada kayu salib, melainkan diikuti tindakan Allah yang
membangkitkan Yesus dari alam maut, dan menganugerahkan roh yang satu dan sama
dengan Roh yang menghidupi Yesus. Anugerah penebusan bagi umat beriman kristiani
berarti menerima panggilan untuk menjalani hidup mengikuti Yesus, ikut memperjuangkan
apa yang dikatakan dan yang dilakukan oleh Yesus, untuk menemukan Yesus pada yang
paling hina, yang lapar, haus, telanjang, tak punya tumpangan, sakit, dan tersingkirkan.
Misteri Paskah membawa undangan untuk ikut serta secara kreatif bekerja demi nilai-nilai
yang diperjuangkan dan dibela oleh Yesus dengan menanggung risiko kematian di kayu
salib. Dari perspektif misteri Paskah, ukuran untuk menilai adalah apa yang diperjuangkan
dan dibela oleh Yesus dengan risiko sampai kematian di salib, yang dibenarkan oleh Allah
dengan membangkitkan dari alam maut.

Paskah adalah pilihan, pilihan yang ditempuh Yesus Kristus dan pilihan itu adalah pilihan
moral, pilihan yang bertolak dari kebebasan dan kata hati-Nya. Dalam peristiwa Paskah
kita diingatkan bahwa Yesus Kristus telah memilih dengan kata hati untuk menempuh
kematian demi membebaskan umat manusia dari kuasa dosa dan kuasa maut. Paskah
adalah simbol dan meterai menangnya keberanan Allah atas kebatilan manusia. Paskah
adalah menangnya kehidupan atas kematian. Paskah adalah menangnya kepentingan
bersama umat manusia atas egoisme dan pementingan pribadi, keluarga dan kelompok
sendiri. Paskah adalah menangnya pilihan kata hati atas pilihan karena suap dan bujuk
rayu kesenangan materialisme.
Paskah berarti kemenangan. Paskah adalah happy end dari cerita penderitaan yang
dipilih oleh Yesus Kristus. Kebangkitan adalah kemenangan atas kuasa kematian sekaligus
proklamasi kemenangan atas kuasa doa: Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut
di manakah kemenanganmu? Hai maut di manakah sengatmu? Kemenangan hidup atas
kematian yang ditandai dan dimeteraikan oleh kebangkitan Yesus Kristus, memaknai setiap
pilihan yang diambil dan ditempuh oleh setiap orang percaya.

Paskah kebangkitan dan kemenangan Kristus adalah dasar iman Gereja. Rasul Paulus
menegaskan hal ini dalam suratnya kepada jemaat Korintus, dengan mengatakan, Tetapi
andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-
sialah juga kepercayaan kamu. (1 Korintus 15:14) Penghormatan Gereja terhadap
Paskah (termasuk peristiwa Jumat Agung di dalamnya) telah dimulai sejak zaman Gereja
perdana dulu. Ibadah-ibadah Paskah selalu menempati tempat penting dalam kehidupan
Gereja. Pemahaman dan penghargaan kita atas karya keselamatan Kristus semestinya
bertumbuh dan berkembang sepanjang perjalanan kita bersama Dia. Ini berarti seharusnya
pertumbuhan dan perkembangan iman kita terjadi setiap hari

Gereja-gereja dan umat Kristen Indonesia dapat belajar banyak dari penderitaan dan
kebangkitan yang telah dijalani oleh Yesus Kristus. Penderitaan yang dijalani Yesus
memberi makna bagaimana Ia memiliki komitmen tinggi terhadap pembaruan
kemanusiaan; bahwa Ia sedia mengambil alih penderitaan yang mestinya dijalani manusia
menjadi bagian dari sejarah hidup-Nya, dan tanggung jawab-Nya. Tuhan Yesus
berkata: Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya.
Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya. (Ayat 29) Tampaknya
bukan hanya Tomas yang perlu mendapat peringatan itu, melainkan juga kita. Selamat
Paskah!

About these ads


Refleksi Paskah
Filed under: Uncategorized Leave a comment

April 7, 2012

Barusan aku menonton ulang film The Passion of Christ. Film yang berisikan tentang
pengorbanan Tuhan Yesus mulai dari pergumulan di taman Getsemani, ditangkap dan dituduh
sebagai penjahat, penghujat, dihukum cambuk, dihukum salib, sampai akhirnya mati dan
bangkit kembali pada hari yang ke tiga. Film ini dibuat nyaris sempurna sampai-sampai aku
tak sanggup melihat dengan utuh adegan penyiksaan. Sangat nyata dan menyayat hati.

Satu perenungan yang kuambil adalah, betapa penderitaan yang Dia rasakan sangat hebat,
luka fisik dan batin dirasakanNya. Sungguh tidak ada apa-apanya penderitaan yang terjadi
dalam hidupku. Dia yang adalah Tuhan dengan kerelaan hati diperlakukan sebagai tersangka
penghujat, disiksa begitu hebat, dihukum di kayu salib (hukuman terberat pada masa itu). Dia
rela menjalani tugas yang diembankan Bapa padaNya. Dia bisa saja menolak, tapi karena Dia
begitu mengasihi saya dan kamu, Dia memilih untuk meminum secawan penderitaan.

Ketika kita merasa hidup ini begitu berat, ingatlah Tuhan Yesus sudah lebih dahulu merasakan
yang jauh lebih berat dari apapun yang pernah terjadi dalam hidup kita. Jika kita sering
merasa teraniaya karena identitas Kristen, ingatlah bahwa hal itu sudah dilakukan pada
Yesus, jadi jangan heran, namun jangan juga takut. Tuhan senantiasa menyertai kita kok.
Percaya saja.

Hidup kita yang percaya sudah menjadi milikNya. Oleh karena itu, seluruh hidup kita harus
dipakai untuk memuliakan namaNya. Harus jadi kesaksian yang hidup untuk orang-orang di
sekitar kita. Hidup kita harus mencerminkan Yesus. Perkataan, pikiran dan perbuatan harus
mencerminkan teladan Yesus. Kita seringkali gagal melakukannya, namun Tuhan tak henti-
hentinya mengingatkan kita. Jangan keraskan hati, berjuanglah untuk berubah. Jangan mau
mengoleksi dosa-dosa favorit.

Selain itu, pengorbanan Yesus membuatku tidak lagi terobsesi dengan hal-hal bersifat materi,
duniawi. Memang tidak ada yang salah dengan obsesi meniti karir, namun ketika obsesi itu
menghalangi kita untuk melayani Tuhan, pasti ada yang salah dan perlu segera dikoreksi.
Ketika kita menilai kesuksesan dengan parameter jumlah uang dan aset yang kita miliki, itu
adalah salah besar. Karena apa yang menjadi permintaan Yesus bagi kita sebelum peristiwa
kematianNya adalah agar kita saling mengasihi, Kita bisa memberi tanpa mengasihi, tetapi
kita tidak bisa mengasihi tanpa memberi. Saya tidak bermaksud mengatakan bahwa mereka
yang punya uang banyak itu karena mereka jarang memberi, namun, maksud saya adalah,
hendaknya hasrat kita mengumpulkan uang tidak menjadi alasan untuk tidak mau berbagi.
Tuhan akan membuka tingkap-tingkap langit bagi mereka yang murah hati, bukan bagi
mereka yang kikir. Tapi, jangan pula menjadi pamrih karena janji Tuhan barusan yak. Hehehe.
Bagi saya, orang yang sukses adalah, orang yang hidupnya dijalani dengan sungguh-sunggu
berdasarkan kepekaan dan kepatuhannya pada pimpinan Tuhan. Seorang yang sukses adalah
yang hidupnya berdampak baik bagi orang sekitarnya.

Sekian deh refleksi paskahnya, segala yang ditulis menjadi komitmen pribadi yang harus
dikerjakan di hari yang baru :D

Selamat Paskah.

Jangan sia-siakan pengorbanan-Nya yah.


Refleksi Paskah 2007 : KEBANGKITAN KRISTUS : JAMINAN KEPASTIAN KESELAMATAN dan
HIDUP (oleh : Denny Teguh Sutandio)

Refleksi Paskah 2007

KEBANGKITAN KRISTUS :
JAMINAN KEPASTIAN KESELAMATAN DAN
HIDUP

oleh : Denny Teguh Sutandio

Nats : Lukas 23:56b-24:12 ; Yohanes 11:25 ; 1 Korintus 15:12-58.

Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di
sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia
masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-
orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga. (Lukas
24:5-7)

Ketika Kristus disalib dan mati, karya-Nya memang sudah genap, tetapi tidak berarti Ia
tetap mati, karena pada hari ketiga, Ia bangkit. Ketiga ayat di atas adalah perkataan para
malaikat kepada para perempuan yang datang ke kubur Yesus untuk memberikan
rempah-rempah. Perikop ini terdapat juga di dalam ketiga Injil sinoptik lainnya yaitu :
Matius 28:1-10 ; Markus 16:1-8 ; dan Yohanes 20:1-10. Meskipun peristiwa terdapat di
dalam keempat Injil sinoptik, Lukas mencatat peristiwa ini khususnya perkataan kedua
malaikat dengan sangat teliti dibandingkan dengan keempat Injil lainnya. Kalau kita
membaca Matius, Markus dan Yohanes, kedua malaikat ini hanya berkata bahwa Yesus
sudah bangkit, tetapi di dalam Injil Lukas, dicatat bahwa malaikat itu bertanya,
Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia
telah bangkit. Kalimat ini hanya terdapat di dalam Injil Lukas. Ini berarti Kristus yang
bangkit adalah Kristus yang hidup di antara orang mati. Lalu, apa signifikansi
kebangkitan Kristus bagi umat percaya ?
Pertama, kebangkitan Kristus membuktikan kemenangan-Nya atas kuasa dosa, iblis dan
maut. Kalau kita membaca Alkitab, Allah menciptakan manusia, tetapi manusia yang
diciptakan-Nya itu memberontak dan tidak setia kepada-Nya (berdosa), sehingga mereka
dibuang dari Taman Eden. Dosa manusia mengakibatkan manusia harus menanggung
penderitaan, penyakit dan akhirnya mati. Tidak ada jalan lain dari pihak manusia yang
membuat manusia bisa lepas dari siklus mengerikan dari dosa ini, kecuali hanya ada satu
jalan dari pihak Allah, yaitu dengan mengutus Kristus untuk mati disalib demi menebus
dosa manusia. Jumat Agung merupakan momen agung di dalam sejarah di mana Allah
menjadi manusia rela disalib dan mati demi menebus dosa manusia. Di dalam salib, ada
penebusan Kristus yang memperdamaikan, meredakan murka Allah dan menggantikan
kita yang seharusnya mati. Tetapi kematian-Nya tidak akan menghasilkan apapun, jika IA
tidak bangkit. Kebangkitan-Nya membuktikan bahwa Ia telah mengalahkan kuasa dosa,
iblis dan maut. Di dalam film The Passion of The Christ, ketika Kristus bangkit dari
kematian, iblis digambarkan menjerit kalah. Itulah gambaran yang sebenarnya tentang
kondisi iblis pada saat Kristus bangkit. Pada saat yang sama, kemenangan-Nya atas
dosa, iblis dan maut diberikan kepada umat pilihan-Nya, sehingga umat-Nya juga
memiliki kuasa Allah untuk mengusir setan. Rasul Petrus mengatakan di dalam 1 Petrus
5:9a, Lawanlah dia dengan iman yang teguh, Hal yang sama juga diungkapkan oleh
Rasul Paulus di dalam 1 Korintus 15:54-57, Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai
maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?" Sengat maut ialah
dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah
memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Inilah kemenangan
Kristus yang juga menjamin kemenangan kita akan kuasa dosa, iblis dan maut. Memang,
kita masih bisa berdosa, tetapi satu hal yang perlu diingat adalah kuasa dosa tidak bisa
lagi mencengkeram kita, karena kuasa dosa telah dikalahkan di dalam salib dan
kebangkitan-Nya. Oleh karena itu, sudah seharusnya, anak-anak Tuhan hidup sebagai
anak-anak terang yang mengerjakan apa yang Tuhan inginkan (Roma 12:1-2 ; Efesus
2:10 ; 4-5) dan menang mengalahkan setiap pencobaan iblis berdasarkan kebangkitan
Kristus.

Kedua, kebangkitan Kristus menggenapkan rencana Allah di dalam keselamatan. Rasul


Paulus mengajarkan, Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan
kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. (1 Korintus 15:17) Bukan hanya
mengalahkan kuasa dosa, iblis dan maut, kebangkitan Kristus juga menggenapkan
rencana Allah di dalam keselamatan. Paulus mengatakan bahwa kalau Kristus tidak
bangkit, maka iman kita di dalam-Nya menjadi sia-sia, karena semua orang juga mati
dan tidak bangkit lagi. Bukan hanya sia-sia, kalau Kristus tidak bangkit, kita pun masih
hidup di dalam dosa, karena Kristus sendiri tidak bangkit yang melambangkan bahwa
Kristus sendiri tidak dapat mengalahkan dosa. Tetapi semua kemungkinan itu tidak
pernah terjadi, karena fakta sesungguhnya adalah Kristus bangkit (1 Korintus 15:20).
Kebangkitan-Nya menggenapkan rencana Allah di dalam keselamatan umat pilihan-Nya.
Berarti umat pilihan-Nya mendapatkan keselamatan yang genap setelah Kristus bangkit
dan terus-menerus disempurnakan oleh Roh Kudus sehingga di dalam kekekalan
nantinya mereka telah sempurna seperti Kristus, Kakak Sulung mereka.

Ketiga, kebangkitan Kristus memberikan jaminan kepastian hidup. Selain jaminan


keselamatan, kebangkitan Kristus juga akan menghidupkan mereka yang sudah mati
kelak, karena Kristus sendiri bersabda, Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa
percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup
dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. (Yohanes 11:25-26)
Inilah iman Kristen sejati. Iman Kristen sejati berani menerobos dan jauh melampaui
realita yang dilihat oleh manusia biasa, yaitu realita kematian fisik. Sehingga, iman di
dalam Kristus mengakibatkan kita tidak bersedih dan menangis pada saat seorang
percaya (Kristen sejati) meninggal, tetapi justru bersukacita karena orang percaya yang
telah meninggal akan mendapatkan tempat yang indah bersama-Nya di Surga.
Sedangkan barangsiapa yang sengaja menolak dan menghina Kristus, percayalah, ia
telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal
Allah. (Yohanes 3:18b) Puji Tuhan ! Tidak ada jaminan kepastian hidup selain hanya di
dalam Kristus dan kebangkitan-Nya. Oleh karena itu, Rasul Petrus berani mengajarkan,
Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar
telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati,
kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, untuk menerima suatu bagian yang tidak
dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di
sorga bagi kamu. Yaitu kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu
sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada
zaman akhir. (1 Petrus 1:3-5) Kebangkitan-Nya juga memberikan pengharapan hidup
kepada umat pilihan-Nya bahkan ketika mereka berada di dalam penderitaan (baca 1
Petrus 1:6, Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus
berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.). Berarti, iman Kristen sejati di dalam
kehidupan kekal mengakibatkan mereka tidak goyah ketika mengalami berbagai
pencobaan, karena iman itu dibangun di atas pengharapan yang sangat kokoh di dalam
kebangkitan Kristus.

Keempat, kebangkitan Kristus menjamin kebangkitan (tubuh) umat pilihan-Nya. Selain


jaminan kepastian hidup, kebangkitan-Nya menjamin kebangkitan umat pilihan-Nya,
seperti yang diajarkan oleh Rasul Paulus, Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka
Kristus juga tidak dibangkitkan. (1 Korintus 15:13) Kalimat pengandaian ini harus dibalik
dan kenyataannya adalah Kristus sudah bangkit dan kebangkitan-Nya menjamin
kebangkitan umat pilihan-Nya. Kebangkitan umat pilihan-Nya diibaratkan seperti, Apa
yang engkau sendiri taburkan, tidak akan tumbuh dan hidup, kalau ia tidak mati dahulu.
Dan yang engkau taburkan bukanlah tubuh tanaman yang akan tumbuh, tetapi biji yang
tidak berkulit, umpamanya biji gandum atau biji lain. (1 Korintus 15:36-37) Begitu pula
dengan kebangkitan umat pilihan harus didahului dengan kematian tubuh lama yang
nantinya akan diganti dengan tubuh jasmani yang baru yang tidak bisa berdosa lagi
(non-posse peccare). Perbedaan antara kedua tubuh ini dibahas oleh Paulus di dalam 1
Korintus 15:40-46 dan bagi saya, hal ini ditutup dengan suatu konklusi di ayat 47-48,
Manusia pertama berasal dari debu tanah dan bersifat jasmani, manusia kedua berasal
dari sorga. Makhluk-makhluk alamiah sama dengan dia yang berasal dari debu tanah dan
makhluk-makhluk sorgawi sama dengan Dia yang berasal dari sorga. Kita sebagai umat
pilihan-Nya mungkin masih bisa berdosa dan bisa tidak berdosa (posse non-peccare),
karena adanya dosa asal, tetapi di dalam kekekalan nantinya, yaitu di dalam langit dan
bumi yang baru, kita akan mengenakan suatu tubuh surgawi yang tidak bisa lagi
berdosa. Tubuh surgawi ini bukanlah tubuh yang baru, tetapi tubuh yang lama akan
disempurnakan. Penyempurnaan tubuh kita yang lama membuktikan bahwa Allah
berkuasa memakai tubuh fisik kita yang lemah untuk diubah menjadi tubuh baru yang
menjadi alat-Nya, sehingga kelak kita akan dapat bersama-sama dengan-Nya. Sungguh
suatu anugerah yang terbesar dan teragung di dalam sejarah, bahwa kebangkitan-Nya
menjamin kebangkitan umat pilihan-Nya. Tidak ada agama atau filsafat atau ajaran yang
berani mengajarkan konsep akhir zaman dengan begitu jelas kecuali hanya di dalam
Alkitab. Puji Tuhan !

Setelah merenungkan hal ini, maukah Anda kembali kepada Kristus yang telah
mengunjungi dunia ini, mati disalib dan bangkit dari kematian ? Tidak ada jalan lain
kembali kepada Bapa jika tidak melalui Kristus yang adalah Jalan dan Kebenaran dan
Hidup (Yohanes 14:6). Kebangkitan-Nya memang banyak disalahmengerti dan dihina,
tetapi sebenarnya kebangkitan-Nya memberikan kepastian keselamatan dan hidup bagi
umat pilihan-Nya yang percaya di dalam-Nya. Karena itu, bertobatlah dan kembali
kepada-Nya sekarang.

Happy Easter !

Posted by Denny Teguh Sutandio at 10:34 AM

Labels: Refleksi Hari Raya Kristen

No comments:

Post a Comment

Newer PostOlder PostHome


Subscribe to: Post Comments (Atom)

REFLEKSI PASKAH : KITA MEMPEROLEH NYAWA


BARU
Yoh 12:25 Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi
barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup
yang kekal

Kematian Yesus di kayu salib, adalah gambaran kasih dan ketaatan.


Yesus mengasihi manusia, sehingga Ia rela mati sebagai satu-satunya cara yang
ditetapkan oleh Allah, agar manusia dapat diselamatkan dari kutuk dosa. Tidak
tanggung-tanggung, Yesus memberikan nyawanya, supaya kita memperoleh nyawa
baru, karena nyawa yang saat ini tidak berkenan lagi kepada Allah, karena sudah
dikotori dan dinodai oleh dosa. Rasul Paulus dalam Roma 3:23 berkata Karena semua
orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah

Kasih Yesus tidak memandang pada status manusia, tidak pula pada warna kulit atau
suku, agama dan ras. Bahkan Yesus, ketika pada puncak penderitaannya di kayu salib,
masih mampu mengampuni orang yang menyalibkannya (Lukas 23:34 Yesus berkata:
"Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat). Kasih
Yesus adalah universal, artinya, barang siapa yang percaya kepadanya, maka akan
beroleh belas kasihan dariNya dan memperoleh nyawa baru yang berasal dari
nyawaNya yang dikorbankan di kayu salib. Nyawa inilah yang bisa sampai ke Sorga dan
berkenan kepada Allah.

Sebagai orang-orang yang menerima belas kasihan Yesus, sudah selayaknya kita juga
mengasihi setiap orang tanpa pilih. Kita juga dituntut untuk tidak menggugat tetapi
mengampuni. Tidak menghakimi, karena hanya Allah-lah yang punya wewenang untuk
itu. Mengampuni, karena kita sudah diampuni oleh Allah.

Ketaatan Yesus kepada Allah Bapa yang mengutusNya sungguh luar biasa. Sebagai Anak
Allah, Ia memiliki kuasa untuk menghindar atau mengelak dari hukuman salib. Namun
karena tugas yang diterimaNya adalah penderitaan dan penghinaan sampai penyaliban,
maka Ia pun taat menjalani semuanya. Ia tidak mempertahankan dan membawa
statusnya sebagai Anak Allah untuk menghindar dari missi penebusan. Ia tidak mencintai
nyawanya, untuk taat kepada Bapa yang mengutusnya.

Sebagai orang yang mengaku anak Allah, kitapun dituntut ketaatan yang demikian.
Ketaatan untuk mempertahankan kebenaran. Banyak hal yang menggoda kita untuk
tidak taat kepada Allah. Tawaran naik jabatan, peluang untuk korupsi, desakan ekonomi,
keluarga, dan bahkan penyakit social yang sebenarnya sudah tidak berkenan kepada
Allah. Kita harus mampu taat kepada Allah, meskipun semua resiko akan kita hadapi,
meskipun resiko itu merupakan nyawa kita sendiri. Bukankah jabatan, harta,
kehormatan itu merupakan nyawa di dunia ini ? Janganlah kita mencintai nyawa dunia
ini, karena nyawa surgawi telah menanti kita. (St. Jesri HT Purba, GKPS Padang Bulan
Medan).
Naskah Nyanyian Angsa WS Rendra

Naskah Drama Paskah Pilihan Terbaik

February 11, 2011 by tegoehtr

Naskah Drama Paskah PILIHAN TERBAIK

BABAK I

(Layar menayangkan slide show rangkaian gambar yg menunjukkan saat-saat terakhir

penderitaan Yesus di atas kayu salib: tubuh yang penuh luka dan bersimbah darah;

kerumunan orang yang mencemooh; Yesus yang jatuh bangun memanggul salib, adegan

penyaliban, dua penjahat di kiri-kananNya; serdadu Romawi membuang undi atas jubahNya;

Yesus menyerahkan nyawa dan kegelapan menyelimuti Golgota; jasad Yesus diturunkan dari

kayu salib dan dimakamkan oleh Yusuf dari Arimatea).

Penayangan klip diiringi pembacaan narasi oleh Narator:

Narator:

Seperti air IA tercurah, segala tulang terlepas dari sendinya,

hatiNya laksana lilin yang hancur luluh, kekuatanNya kering seperti beling, lidah melekat di

langit-langit mulutNya

dan dalam debu maut Ia telah diletakkan.


Gerombolan penjahat mengepungNya,

mereka menusuk tangan dan kakiNya.

Ia dijadikan bahan tontonan,

dan mereka membuang undi atas jubahNya.

Tubuhnya remuk redam.

Darah mengalir dari kaki salib,

deras mengucur turun di sela-sela bebatuan Golgota,

menghanyutkan segala noda dan dosa manusia.

Mendung dan gelap menyergap.

Alam semesta memandang duka ke arah bukit lara.

O, betapa tak tertanggungkan nestapaMu

ya Anak Domba Allah

Melewati luka demi luka, meniti nyeri demi nyeri

Untuk sebuah Janji yang harus digenapi

Dengan gagah Engkau menyerahkan nyawa,

dan melangkah turun ke dalam dunia orang mati.

Kegelapan menyelimutiMu.

Iblis larut dalam pesta pora kemenangan semu.

Namun justru melalui penderitaanMu

kami dapat menggapai sorga baka

bilur-bilurMu menyembuhkan, darahMu menyucikan

kematianMu menghidupkan.

O, betapa mulia dan berharganya kematianMu, Yesus Tuhanku

BABAK 2

Background: Suasana malam, ditingkahi suara-suara jengkerik, burung hantu dan sesekali

lolongan serigala. Makam Yesus ditutup batu besar pada pintunya dan dijaga tiga serdadu

Romawi.

Tiga serdadu Romawi masuk diiringi musik oriental yang di-medley dengan lagu mars yang

dinyanyikan dengan gaya ala militer:


Serdadu Romawi (menyanyi dengan gaya ala militer):

Kami adalah serdadu Romawi

Yang terkenal gagah berani

Tak ada yang kami takuti

Demit setan akan lari

Semua musuh pasti ngeri

Karena kami: serdadu Romawi.

Kami adalah serdadu Romawi

Siap maju membela negri

Walaupun kami harus mati

Tinggalkan kekasih hati

Tinggalkan anak istri

Karena kami: serdadu Romawi!

(Selesai menyanyikan mars, semua serdadu berbaris rapi menghadap penonton dengan sikap

sempurna. Julius sebagai Komandan lalu memberi aba-aba siap, berhitung dan dilanjutkan

dengan istirahat di tempat, yang ditanggapi para serdadu dengan langsung duduk lesehan

di tanah dengan riang gembira. Mereka lalu terlibat dalam obrolan santai.)

Timus (dengan logat Betawi):

Hmmm, dingin juge ye di sini, mane aye lupe kagak bawe jaket lagi, eh ngomong-ngomong

nih Komandan, sebenernye aye heran ame tugas yang diberikan pade kite nihmasak kite

nyang biasanye ditugasin berperang lawan musuh kok sekarang disuruh jage kuburan,

emangnye kite ini juru kunci ape? Ade-ade aje, lagipule ini makam siape sih, kok ampe kudu

dijage ame tentare segale? Siape sih yang dipendem di sini, orang penting ye?!

Julius (tegas, berwibawa):

Timus, sebagai seorang serdadu kita harus patuh pada perintah pimpinan. Kalau disuruh jaga

kuburan, meskipun terdengar agak aneh, ya harus kita jalankan. Tetapi biar sampeyan ndak

penasaran, aku kasih tahu: kubur yang kita jaga ini adalah kubur Yesus, dia itu orang

Nazareth, yang dua hari lalu mati karena disalib di Bukit Golgota. Nah, sewaktu masih hidup,

Yesus ini pernah berkata bahwa tiga hari setelah mati, dia akan bangkit lagi. Tetapi pemimpin

agama Yahudi menganggapnya omong kosong dan berpikir pasti para murid Yesus nanti akan

berusaha mencuri jasad guru mereka, supaya timbul kesan bahwa dia memang benar-benar

bangkit
Mruntus (menyela, dengan logat Tegal):

Ooo..Inyong ngerti sekarang, kita ditugaskan menjaga di sini pasti tujuane adalah untuk

mencegah agar supaya bagaimanapun juga jasad sing arane Yesus ini jangan sampai dicuri

oleh daripada murid-muridnyabetul tidak pikiran brilian Inyong ini Komandan?

Julius:

Yoi. Tumben Mruntus, biasanya kamu agak telmi! Jadi, Timusitulah tujuan kita berjaga di

sini.

Timus:

Oh..ohoh begitu ceritanye, ane baru paham sekaranghmm coba aje kalo para murid itu

berani datang kemari, biar nanti aye yang hadapi sendirianbelum tau mereka berhadapan

ame siape..nih, Timus dari Kampung Nazareth gang Tiga (sambil memeragakan beberapa

jurus silat) aye tiga tahun berguru ame si Jampang Jagoan Betawi, dikasih jurus-juru maut,

bahkan sempat diajarin Aji-Aji, aji massaid dan aji notonegoropercuma dong kalo cuman

ngadepin murid-murid kayak mereka aje aye keok tenang aje Komandan, oke?!

Julius:

Sudahlah Timus, simpan saja jurus dan ajianmu. Gak akan terpakai. Karena aku yakin

mereka tidak akan datang kemari dan mengambil jasad guru mereka. Sebenarnya kalo mau

jujur, aku sedikit banyak percaya dengan omongan Yesus ini, bahwa dia akan bangkit kembali

setelah tiga hari dikubur

(Musik seram. Suasana berubah temaram. Lampu merah menyorot panggung)

Timus (dengan ekspresi agak takut):

Yah, Komandan nih pake nakut-nakutin segale, maksudnye gimane.Komandan percaye gitu

bahwa orang mati bisa idup lagi trus nyelonong keluar dari kuburannye gitujangan becanda,

ah Komandanaye ngeri nih ngebayanginnyahiiii (bergidik)

Mruntus:

(Sambil bernada mencemooh) Weeeladalah, dasar bocah gemblung! Tadi katanya berani, tiga

tahun berguru sama si Jamblang dari mBetawi, lha kok sama Yesus aja ora wani? Kalo

ternyata nanti sing arane Yesus itu mak pecungul keluar dari kuburannya langsung saja kamu

hadapilawan..kasih jurus-jurus mautmu itu..hajar dengan aji, ajinomoto apa tadi, terus

cemplungkan lagi ke dalam kuburannya, ngono lho Muslha ini kok kamunya malah

takut..kepriben sih!!
Timus:

Yeee, Mruntusbertarung juga ada taktiknya tau! Jurus silat itu kalo nyang kite adepin itu

orang hidup, nah kalo setan ato jurig, Guru aye ngajarin untuk pakai Jurus Langkah

Seribu,alias lari aja dah(sambil mendekati dan memegang tangan Julius) tapi Komandan,

omongan Komandan itu tadi cuma bercande kaniye kan, mane ade orang mati trus idup

lagi

Julius (menepiskan tangan Timus):

Terserahlah, kalian mau percaya atau tidak..tetapi sejujurnya dalam hati kecilku tumbuh rasa

simpati pada Orang Nazaret itu. Coba kalian pikir, Dia sama sekali tidak pernah mengeluh

atau menghujat ketika disiksa dan dianiaya, bahkan waktu menjelang ajalnyapun Dia masih

sempat melayani penjahat di sampingNya.. kebetulan aku sendiri menyaksikan dan

mendengarnya..Yesus adalah orang yang punya kharisma dan aku merasa tidak ada

kebohongan sedikitpun dalam kata-kataNya

Mruntus:

Ah sudahlah Komandan, Inyong ora mudheng, bingung.ngomong kharisma segala,

memangnya honda kharisma apa.lha daripada ngomong yang Inyong orak ngerti, ya toh

mending kita lakukan saja tugas kitanha, sekarang piye, diatur siapa nih yang dapat giliran

jaga duluan?

Julius:

Baiklah, baiklahmemang susah ngomong sama orang yang TK aja nggak lulus kayak kalian

iniNah sekarang begini saja: kalian berdua istirahat dulu, biar aku yang jaga untuk dua jam

ke depan..setelah itu gantian nanti Timus yang jaga shift keduatrus giliran terakhir

Mruntusbagaimana OK?!

Timus & Mruntus:

YoiOK lah yao!!

(Musik mencekam dan lampu panggung remang-remang. Beberapa saat kemudian di layar

muncul adegan ketika gempa bumi terjadi dan Yesus bangkit dari kuburnya. Prajurit kaget

dan ketakutan dengan apa yang terjadi dan mereka lari ketakutan meninggalkan makam itu).

BABAK 3

Background: Suasana indoor bergaya Timur Tengah.

Backsound: Kicauan burung.


(Musik pembuka. Imam Agung dan ketiga prajurit Romawi berada di panggung, tetapi tidak

dalam posisi memerankan adegan. Mereka malah terkesan sedang santai, ngobrol satu sama

lain, tidak sedang bermain drama).

Narator:

Ketika gempa terjadi, para serdadu penjaga makam Yesus terkejut bukan main. Apalagi

ketika mereka melihat batu terguling dan seberkas sinar keluar dari dalam makam.

Ketakutan mereka menjadi-jadi ketika mereka mendapati kubur itu telah kosong. Merekapun

lari pontang-panting menuju kediaman Imam Kepala.

(Melihat para pemain belum dalam posisi siap, Narator memberi kode (sssst). Begitu diberi

kode, keempat pemain di panggung langsung mengubah posisi mereka dan siap berakting).

Kepada Imam Kepala, ketiga prajurit itu menceritakan segala apa yang telah mereka alami

dan saksikan di makam Yesus.

Imam Kepala:

(Setelah mendengar cerita Julius) Well, well, well jadi jasad Yesus telah hilang dari dalam

kuburnya semalam sesaat setelah gempa bumi itu terjadidan kalian tidak melihat satupun

murid Yesus..begicu?

Julius:

Yoi, Mam.begitulah yang kami saksikan dengan mata kepala kami sendiri. Memang kami

tidak melihat persis bagaimana kok jasadnya bisa hilang, karena kami sudah takut setengah

mati ketika gempa berskala 6 skala richter itu terjadi. Kami akan melaporkan kejadian ini

kepada Pilatus, dan kami akan sampaikan bahwa

Imam Kepala (memotong dengan cepat):

No, no, no, ye tidak perlu lapor kepada Pilatus. Lagipula, coba ye pikirkan baik-baik..apa kata

dunia nanti jika kalian ceritakan semuanya yang kalian saksikan dan alami. Orang mati hidup

lagi? Hahaha, yang bener sajamana adakayak filem Zombie aja? Nah, jadi begini ya bro:

tugas kalian telah selesai sampai di sini. Soal laporan kepada Pilatus, itu nanti urusan eike.

Do you understand what I mean?

Julius:

Tapi Mam, itu kan(tidak melanjutkan)


(Imam Kepala memberi isyarat Julius untuk diam, lalu dia masuk ke dalam. Sesaat kemudian

Imam Kepala keluar dan meletakkan tiga kantong berisi uang di hadapan ketiga serdadu

tersebut).

Imam Kepala:

Nah, karena kalian kan sudah menjalankan tugas dengan penuh dedikasi, ini, terimalah

sekedar tanda terima kasih dari Eike. Tapi ingat, kalian harus lupakan semua kejadian di

kubur Yesus, kalau ada yang bertanya tentang hilangnya jasad Yesus, kalian harus

mengatakan bahwa jasad Yesus telah hilang dicuri para murid-muridNya ketika gempa bumi

terjadi. Understand?

Timus:

(Agak meradang) Ooo, jadi ceritanye nih kite dikasih uang suap, supaya kite bungkam dan

kagak nyritain kejadian yang sebenarnyegitu?! Waduhayam sori, kite pantang nerime

nyang namenye suap, uang pelicin, sogokan dan sebangsenye takut nanti ketahuan KPK

lalu ditangkep, bisa kena pasal kite! Jadi berabe ntar urusannye

Imam Kepala:

Tunggu dulu, ye jangan salah paham, ini bukan uang suap, masak Imam Kepala yang agung

menyuap, OMG.yang bener aja lagi apa kata dunia nanti? Ini adalah sekedar hadiah, h-a-

d-i-a-h..tanda terima kasihsiapapun boleh kan terima hadiah, bukan begitu?!

Timus:

Oooohh, jadi ini hadiah, (sambil mengambil satu kantong dan menimang-nimangnya) kalo

hadiah mah, ya SBY: Serba Boleh Yesiapa aje boleh nerimehehehe, yah kalo emang udah

rejeki emang kagak kemanelumayan nih bakal beli beras ame mie instan ntar di Karfur

(melihat ke arah Julius) Lah..Komandan, kok pade diem aje, Mruntus, ayo buruan ambil, ini

hadiah buat kite, rejeki nomplok!

Mruntus

Eit, jangan samakan Inyong sama kamu, biarpun Inyong cuma prajurit kecil dan gaji Inyong

ndak seberapa dibanding gaji anggota DPR, tetapi sing arane suap, hadiah, uang pelicin lan

sapanunggalane, harom hukumnya buat Inyong menerimanyaunderseten?!

Julius:

Benar. Kita sebagai prajurit dilarang keras menerima pemberian dalam bentuk apapun.

Timus, selaku komandan aku perintahkan kau untuk tidak menerima hadiah itu. Kembalikan!!
(dengan muka cemberut dan terpaksa Timus mengembalikan kantong uang ke meja). Maaf

Imam Kepala yang agung, kami tidak dapat menerima hadiah ini. Lalu mengenai peristiwa di

makam Yesus, sebagai prajurit kami telah disumpah untuk selalu berkata jujurjadi kami

harus mengatakan yang sebenarnya..

Imam Kepala:

Hehehe..jujur kacang ijo! (dengan gaya meledek) JuliusJuliusye jangan berlagak suci

hare gene, geto loh mana ada orang jujur? Jangan sok alim Julius, lagipula bukankah

sumpah itu dibuat supaya orang punya kesempatan untuk melanggarnya? I tell you what:.

terima saja uang ini dan lupakan semuanya. Lakukan seperti yang kukatakan. Guampang

banget khan?

(Julius menggelengkan kepala kemudian bergegas keluar diikuti Timus dan Mruntus. Tidak

lama berselang, Timus dan Mruntus masuk lagi sambil pura-pura mencari sesuatu di bawah.

Ketika melihat kantong uang yang masih tergeletak di meja, diambilnya semua sambil

tersenyum penuh arti kepada Imam Kepala, yang membalasnya dengan acungan jempol).

(Musik. Panggung berangsur-angsur gelap. Imam Kepala masuk ke balik panggung sambil

mengangguk-anggukkan kepala tanda puas).

BABAK 4

Background: Layar bergambar suasana outdoor

Backsound: Suara kicauan burung.

(Di panggung, adegan seorang pembaca berita dari stasiun teve Nazareth TV sedang

membacakan Breaking News.)

Pembaca Berita:

Selamat malam. Breaking News Nazareth TV kembali hadir untuk Anda. Saudara, Otoritas

Tertinggi Kaum Farisi dan Ahli Taurat mengumumkan bahwasanya pada minggu dini hari tadi,

telah terjadi suatu insiden di makam Yesus orang Nasareth, yaitu pencurian jasad Yesus yang

berdasarkan laporan prajurit penjaga telah dilakukan oleh murid-muridNya sendiri. Sampai

saat ini keberadaan jasad Yesus belum diketahui dan kasus ini sedang diselidiki oleh pihak

berwajib di Kerajaan Romawi. Demikian Breaking News untuk saat ini. Kami akan kembali

satu jam mendatang.


(Pembaca berita meninggalkan panggung. Lalu masuklah Julius dengan wajah gundah dan

nampak sedang berpikir keras tentang suatu hal. Begitu asyiknya Julius merenung sendirian,

sehingga dia tidak menyadari kehadiran Salome, sahabatnya yang orang Ibrani. Salome

mendekati dan menyapa Julius)

Salome:

Hai cindisini rupanya..pantes dari tadi akyu cari di atas pohon nggak ketemu. Juli, whats

wrong with you? Ada apa denganmu? Diputus ama pacar yaya ampyun, plis deh masak

gara-gara cinta aja kamu jadi pendiem gini?

Julius:

Bukan itu masalahnya Salomesoal cinta-cintaan begitu, aku bukanlah tipe yang gampang

diputus sama cewek, justru aku kan yang sering mutusin ceweksalah satunya kamu, iya

khan?

Salome:

Come on, Juliitu cerita lalu, jangan diungkit lagi dongJadi kenapa dong kamu diam

termenung dari tadi, lagi ada masalah berat ya?! Cerita dong sama akyu..sebagai sahabatmu

akyu akan setia mendengar dan siapa tahu akyu dapat melakukan sesuatu untuk menolong

kamu

Julius:

(Menghela nafas panjang) Kau benar Salome, aku sedang gundah, pikiranku kalut dengan

apa yang baru saja kualami..aku bingung harus bagaimana?

(Keduanya lalu melakukan adegan dialog tanpa suara (mute) sementara Narator berkisah)

Narator:

Lalu Julius pun menceritakan segalanya kepada Salome, tentang Yesus yang mati disalib,

tentang makamNya yang harus Ia jaga, tentang gempa bumi yang terjadi dan tentang kubur

Yesus yang tiba-tiba telah kosong, tentang dusta yang dihembuskan Imam Kepala, tentang

suap yang ditawarkan kepadanya dan tentang keyakinan hati nuraninya bahwa Yesus benar-

benar telah bangkit. Juga tentang kegalauan perasaannya. Salome mendengarkan cerita

Julius dengan penuh perhatian sambil terkantuk-kantuk.

Salome:

Oh jadi begitu. Hmm (menghembus nafas panjang) Kau tahu Julius, sebagai sahabatmu

sejak masa kecil, aku sangat mengenal karaktermu. Engkau adalah sosok pribadi yang kuat
dalam pendirian, tidak mudah goyah dan berani memperjuangkan apa yang menurutmu

benar. Aku pikir karakter itu pula yang turut berperan menjadikan engkau seperti sekarang

ini: seorang Komandan serdadu Romawi yang disegani.

Julius:

Terima kasih atas pujianmu, Salome. Tetapi saat ini yang aku butuhkan darimu adalah

sebuah penguatan, agar aku semakin yakin dengan apa yang aku rasakan tentang Pribadi

Yesus, orang Nazareth itu.

Salome:

OK, OKJulius, dengarkan aku. Apa yang kau rasakan adalah sebuah kebenaran. Kau tahu,

tadi pagi aku ikut dengan rombongan para perempuan yang hendak merempah-rempahi

jasad Yesus. Ketika kami hampir tiba di kuru Yesus, terjadilah gempa itu, dan kami melihat

sesosok malaikat dengan wajah cemerlang ada di sana. Ia mengatakan bahwa Yesus sudah

bangkit, bangkit dari kematian, persis seperti apa yang pernah DIA ucapkan. Perasaan kami

campur aduk mendengarnya, antara kaget, gembira, tidak percayatetapi kubur kosong dan

berita dari malaikat itu telah meyakinkan kami bahwa Yesus benar-benar telah bangkit. Dan

berita itulah yang kami lalu sampaikan kepada Petrus dan murid-murid Yesus yang lain dan

hal ini membangkitkan semangat mereka yang sempat letoy ketika mendapati kenyataan

Yesus telah matiKini, para murid kembali semangat..

Julius:

(Dengan wajah cerah, senyum mengembang) Jadi apa yang kurasakan tentang semua ini

benar adanyabahwa Yesus, orang Nazareth itu benar-benar telah bangkit. (Terdiam

sejenak) Lalu. bagaimana dengan perintah Imam Kepala? Apa jadinya jika aku

menyampaikan kepada dunia bahwa aku percaya tentang Yesus yang bangkit dari kematian

Salome:

Julius, kau selama ini telah mengambil banyak risiko dengan ketegaran hatimu, mengapa

untuk yang satu ini engkau masih ragu? Berita yang disampaikan malaikat itu telah mengusir

ketakutan dan keraguan kami. Sekarang kami tidak lagi dibelenggu ketakutan. Yesus sudah

bangkit. Tidak ada alasan untuk takut. Kami memiliki pengharapan lagi. Julius, tidakkan

engkau ingin merasakan hal yang sama dengan yang kami semua rasakan?

Julius:

(Merenung sesaat) Ya, engkau benar, Salome. Semua ini tentang aku dan keraguanku. Aku

ragu mengambil pilihan terbaik untuk ini semua. Aku percaya Yesus bangkit. Dan aku percaya
akan semua ucapanNya, semua ajaranNya. (berdiri) Baiklah, aku sudah berketetapan. Aku

akan mengatakan kebenaran. Kebangkitan Yesus harus disampaikan, disebarluaskan. Uang

tidak akan dapat menutupi kebenaran. Kebohongan harus dilawan. Aku siap untuk itu, siap

dengan segala risikonya. Apapun yang terjadi, berita ini harus disampaikan. Mungkin saat ini

dunia tidak akan mengerti, mengapa aku memilih Pribadi Yesus, yang sangat aku kasihi.

Karena Dia terlebih dahulu mengasihi aku, dengan mati di kayu salib. Tetapi aku yakin bahwa

suatu saat nanti, merekaya, mereka semua akan mengerti bahwa DIA, Yesus Orang

Nazareth itu adalah PILIHAN TERBAIKKU.

(Musik mengalun. Panggung meremang. Keduanya tetap berdiri dalam posisinya).

Solist pria menyanyikan lagu : Pilihan Terbaik

Bila ku renungkan, betapa beruntungnya diriku

Ku dapat mengenalMu dan merasakan kasihMu

Bila ku bayangkan mengapa Kau menyelamatkanku

Ku bersyukur selalu Kau ada dalam hidupku

Walau saat ini dunia tak mengerti mengapa hatiku mengasihiMu

Suatu saat nanti pasti kan terbukti Kau Pilihan Terbaik-ku

FRAGMEN PASKAH
Garis Besar Adegan:
- Setelah menyanyikan lagu
pembukaan dan doa pembukaan
adegan dimulai
- Pembaca berita ada di dalam TV
besar di depan audience (panggung),
membacakan berita-berita yang sedang
hangat saat ini (bisa diambil dari
headline beberapa koran). Kemudian
ada berita yang spektakuler hari ini
Telah terjadi kegemparan di kota
Yerusalem. Kabarnya ada seorang nabi
yang menyebut dirinya Tuhan, namanya
Yesus Kristus, yang tiga hari lalu dijatuhi
hukuman mati karena alasan yang tidak
jelas dan pengadilan yang tidak jelas
juga. Yesus Kristus ini akhirnya disalib
dan mati, lalu dikuburkan, tapi tiga hari
kemudian, yaitu hari ini, Ia bangkit lagi.
Bagaimana kejadiannya, mari kita
langsung saja ke TKP bersama rekan
kami (sebut namanya). Mengarahkan ke
liputan langsung.
- Dari tempat kejadian. (di bagian kiri,
kanan atau belakang audience) seorang
reporter dan kameraman melaporkan.
Ya, dari tempat kejadian, bisa kami
laporkan bahwa telah terjadi kejadian
yang luar biasa. Seorang Nabi yang
disebut Tuhan Yesus Kristus, telah
bangkit dari kubur tadi pagi. Kita akan
menuju ke tempat dimana kuburan itu
yang tadinya tertutup batu besar
sekarang sudah terbuka. Reporter
berjalan ke arah gambar kubur Yesus,
kameraman mengikuti. Nah, ini adalah
kubur itu. Selama tiga hari kubur ini
dijaga ketat. Kami akan bertanya pada
penjaga kubur itu.
- Reporter mendekati dua prajurit yang
sedang berjaga dan mewawancarainya.
Sebenarnya bagaimana kejadiannya,
bisa anda ceritakan?
- Prajurit itu dengan bergantian
bercerita Tapi pagi tiba-tiba ada gempa
bumi yang dahsyat, kami sampai
terjatuhdst (baca kisah kebangkitan
Yesus).
- Reporter: Kabarnya juga ada
wanita-wanita yang datang mau
menjenguk ke dalam ternyata sudah
tidak ada mayat Yesus, kita tanya
mereka ya.
- Reporter bertanya pada beberapa
wanita (maria, marta, dll pilih dari
bebrapa anak yang memerankan ini)
tapi mereka terus menangis
- Wah ternyata mereka tidak bisa
diwawancarai. Kita tanya warga yang
lain apakah mereka juga mengetahui
tentang cerita ini (tanya 1-2 anak untuk
menceritakan kejadian itu)
- Tiba-tiba datang Petrus, lalu
bercerita. Benar, Yesus Kristus sudah
bangkit. Kami sudah melihatnya sendiri.
Ia bangkit teman-teman! Ia bangkit! Ia
tidak mati, tapi Ia tetap hidup. Apakah
kalian percaya (tanya pada semua
audience). Tanya terus lebih semangat
dan berikan tepuk tangan yang meriah
kepada Tuhan Yesus.
- Wah, ternyata di sini seru sekali rekan
(sebut nama dua pembawa
berita).Sepertinya saya tidak bisa
meliput lagi, karena kami juga ingin
mengikuti perayaan yang luar biasa ini.
Kameraman meletakkan kameranya,
reporter meletakkan micnya dan ikut
berbaur dengan anak-anak.
- Pembaca berita : Wah, sepertinya
rekan kita ikut gembira karena Tuhan
Yesus sudah bangkit. Kalau begitu, kita
juga ikut yuk Kedua pembaca berita
keluar dan mengajak anak-anak
menyanyi memuji Tuhan..
- Satu orang guru menyimpulkan cerita
tadi dan mengajak anak-anak berdoa
memberi hati kepada Tuhan.

Ayat mas: Roma 6:5 Sebab jika kita telah


menjadi satu dengan apa yang sama dengan
kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan
apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.

Naskah drama Paskah

Perintah Baru Saling mengasihilah


kamu.., sehingga dunia mengenalmu
sebagai murid-muridKU
Referensi Alkitab : Yohanes 13
====================================================
======================
Instrument SAD ROMANCE VIOLIN - 4.37

Narator (Pria P Jaka Susila) :


Bergulirnya waktu menyambut hari raya Paskah semakin dekat.
Yesus dan kedua belas murid yang sangat dikasihiNYA bersama-
sama dalam suatu perjamuan malam..Sementara itu Yesus telah
tahu, bahwa saatNya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada
BapaNYA .. Hati Yesus diliputi keharuan yang mendalam..karena
kasihNya yang begitu besar kepada murid-muridNYA..

Yesus (om Natan) : AKU sangat rindu makan Paskah ini bersama-
sama dengan kamu, sebelum AKU menderita..karena AKU tidak
akan memakannya lagi hingga kegenapan di dalam Kerajaan
Allah..

Narator
Segala sesuatu telah diserahkan kepada Yesus, dan Yesus
menggunakannya untuk menggenapi misi dari Allah. Yesus
datang..karena DIA mengasihi dunia yang berdosa..dan IA ingin
memberikan keselamatan kepada orang-orang yang percaya
kepadaNYA..

Ia memilih murid-muridNYA untuk melayani bersama-sama


denganNYA.. Kasih Yesus kepada murid-muridNYA tidak
berkesudahan. IA terus menerus mengasihi mereka meskipun DIA
tidak ada lagi bersama-sama dengan mereka..

Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia


mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya
pada pinggang-Nya..kemudian Ia menuangkan air ke
dalam sebuah basi
= para murid dalam posisi duduk, bercakap-cakap satu
sama lain dan makan jamuan malam (buah-buahan)

Kemudian Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya lalu


menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-
Nya itu
= murid yg pertama dan kedua menurut untuk dibasuh
kakinya meskipun mereka tampak bingung..dan ketika
sampai giliran Petrus.

InstrumentAVE MARIA 2.48

Petrus (p Saari L) : Apa yang KAU lakukan Tuhan, masa


Engkau hendak membasuh kakiku?"
Yesus (om Natan) : "Petrus.. Apa yang AKU perbuat,
engkau tidak tahu sekarang, tetapi suatu saat
engkau akan mengerti."

Petrus (p Saari L) : "Tidak ! Engkau tidak boleh


membasuh kakiku sampai kapanpun."
Yesus (om Natan) : "Jika AKU tidak membasuh
engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam
AKU."
Petrus (p Saari L) : "Baiklah..kalo memang harus
begitu, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga
tangan dan kepalaku!"
Yesus (om Natan) : "Petrus..orang yang telah mandi,
ia tidak usah membasuh dirinya lagi cukup
bersihkan kakinya saja.. Kalian
memang telah bersih..tapi tidak semuanya..

(Yesus melanjutkan tindakanNYA dan sesudah selesai,


Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-
Nya)

Instrument.SAD INSTRUMENT CELLO MUSIK 3.20

Narator
Pernyataan kasih Yesus yang begitu besar, ditunjukkanNYA dengan
membasuh kaki murid-muridNYA.. DIA tanggalkan jubah ke-Allahan
dan mengambil tempat terendah untuk melayani manusia yang
berdosa.. Yesus telah memilih..apa yang tidak dipilih oleh banyak
orang..

Dengan membasuh kaki murid-muridNYA, DIA menunjukkan


keagungan nilai yang hakiki..bahwa hidup dimaknai bukan dari
sekedar melayani dan merendahkan diri, namun juga pada
penyucian hati atas dosa, atas kekotoran, atas kebencian..yang
hanya dapat dilakukan oleh kasih Yesus sendiri melalui darahNYA
yang mengalir di kalvari

Yesus (om Natan) : "Mengertikah kamu apa yang telah


KU perbuat padamu?
Kamu menyebut AKU Guru dan
Tuhan..dan memang AKU Guru dan Tuhan..
Aku telah membasuh
kakimu..maka kamu pun wajib saling
membasuh kakimu.. AKU
memberimu teladan..supaya kamu berbuat seperti
apa yang telah KU lakukan..
AKU tahu siapa yang telah KU
pilih, ..namun firman ini tetap harus digenapi : orang
yang makan rotiKU, telah
mengangkat tumitnya terhadap AKU..seorang di antara
kamu akan menyerahkan AKU..
(Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain,
mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya)

Matius (om Hengky) : bukan aku khan, Tuhan?..

Petrus (p Saari L) : Tanyalah siapa yang


dimaksudkan-NYA!"

Yohanes (p Yossie H) : Tuhan, siapakah yang KAU


maksud itu?

Yesus (om Natan) : Dialah orang yang akan KU


berikan roti setelah AKU mencelupkannya..

(Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti,


mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas,
anak Simon Iskariot)
Yudas (p Siswo) : Bukan aku, ya Rabbi?

Yesus (om Natan) : Engkau telah mengatakannya..Apa


yang akan kau perbuat..perbuatlah
dengan segera..
(Yudas menerima roti itu lalu segera pergi)

Instrument MERPATI 1.00 BACK GROUND BURUNG


MERPATI

Yesus (om Natan) : Sekarang Anak Manusia


dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam
Dia.
Anak-anakKU..tinggal sesaat lagi
AKU ada di antara kamu..
Sekarang AKU memberikan perintah baru
bagimu hiduplah dengan saling
mengasihi!

Yesus menyanyikan lagu ..PERINTAH BARU NEW


COMMANDEMENT

Perintah baru KU beri padamu,


Agar di antara kamu saling mengasihi
Sama seperti AKU mengasihimu,
Sehingga orang akan tahu engkau muridKU,
Jikalau saling mengasihi
Sehingga orang akan tahu engkau muridKU,
Jikalau saling mengasihi

Instrument : INSTRUMENT KITARO SERENIDADE


HD PROSESI NINGGALIN PANGGUNG
BACKGROUND PANGGUNG : PROSESI
PENYALIBAN YESUS

InstrumentOOSHIMA MICHIRU 2.5

Narator (Wanita)

Yesus memberikan perintah yang "baru" pada saat malam terakhir


dari masa hidupNya sebagai manusia di bumi ini. Melalui ajaran dan
teladanNya, Ia telah menunjukkan kepada murid-muridNya bahwa
tindakan melakukan perintah-perintahNya itu, tidak lain adalah
tindakan kasih.

Kasih yang diamanatkanNYA bagi kita begitu


agung..mulia..dan sempurna.. namun dosa telah
merusak citra kasih itu dan meninggalkan banyak luka
dan kekecewaaan di sekitar kita..
Manusia mencintai dirinya sendiri dan tidak lagi
mempedulikan sesamanya..uang menjadi ukuran
segala-galanya. Mereka membual, menyombongkan
diri, memfitnah, memberontak kepada orang tua dan
tidak tahu berterima kasih. Mereka memandang rendah
perintah agama yang mengajarkan kebenaran dan
kebaikan.

Kasih menjadi dingin..bahkan manusia tidak tahu lagi


bagaimana mengasihi..mereka tidak mau
berdamai..mencela kekurangan sesamanya..bersikap
kasar..dan berbuat kejahatan semata-mata..
Betapa sedih hati Tuhan melihat dunia. Tidak
seorangpun melakukan kebenaran di hadapanNya.
Namun karena kasihNya, Dia relakan Anak TunggalNya
untuk menebus manusia menjadi umat
kesayanganNya..yang berharga di mataNya..

PENAYANGAN VIDEO/GAMBAR TTG KEKERASAN,


KONFLIK, DLL
BACKGROUND : PERFORMANCE KAUM MUDA

Instrument.. KITARO BEST OF THE BEST 2.39

DIALOG PENUTUP : (personil di antara 12 murid


Yesus)

Thomas : Saudara-saudaraku yang terkasih, kebencian


hanya akan membuahkan
kejahatan dan kehancuran semata-mata..
Filipus : Perpecahan dan perang saudara tidak akan
pernah mendatangkan kebaikan

Yakobus Alfeus : Hanya kasih yang kita butuhkan..


Hanya kasih yang mendatangkan
kedamaian

Bartolomeus : Allah sebagai sumber kasih telah


membuktikan kasihNYA kepada dunia

Andreas : Dia berikan Anak Tunggal yang sangat


dikasihiNYA..

Tadeus : Yesus Kristus disalibkan bagi kita karena


kasihNYA

Simon Zelot : dan kasih itulah yang diberikanNYA


kepada kita supaya kita bagikan
kepada sesama di sekitar kita.
Yakobus Zebedeus : Hanya dengan mewujudkan
kasih itu..maka dunia akan mengenal
kita sebagai murid-muridNYA..

SOLO : Let there be peace on earth damai di dunia

Pujian Seluruh Pelayan :


1. SATUKAN KAMI YA TUHANKU
2. HALELUYA
Duet :
LET THERE BE PEACE ON
EARTH

Let there be peace on earth


And let it begin with me
Let there be peace on earth
The peace that was meant to be
With God as our father
Brothers all are we
Let me walk with my brother
In perfect harmony

Let peace begin with me


Let this be the moment now
With every step I take
Let this be my solemn vow
To take each moment
And live each moment
With peace eternally
Let there be peace on earth
And let it begin with me
Diposkan
Drama: Yesus Telah Bangkit

Wed, 03/28/2001 - 00:00 admin


Jenis Bahan PEPAK: Artikel
Berikut ini adalah bahan yang kami ambil dari
majalah KITA edisi 47 tahun 1997 yang bisa
dipakai untuk menampilkan sebuah drama kecil
untuk melengkapi renungan/cerita PASKAH di
Sekolah Minggu anda. Beberapa hal yang perlu
dipersiapkan:
1. Pilihlah 5 anak untuk memerankan
tokoh-tokoh Prajurit, Maria dan Magdalena,
Kleopas, Tomas dan Petrus. Sebaiknya pilih
anak-anak yang memiliki suara cukup keras.
Mintalah mereka menghafalkan naskah yang
menjadi bagian mereka dan ajarkan
bagaimana memerankannya.
2. Hiasilah panggung dengan sederhana
sebagai background untuk menggambarkan
suasana kebangkitan Kristus (Mis., salib yang
dihiasi dengan mawar, kubur yang kosong,
dll.)
3. Perlu dipersiapkan sebuah
renungan/cerita singkat PASKAH oleh guru
Sekolah Minggu sebelum drama ini
ditampilkan atau bisa juga membuat naskah
narator yang cocok untuk menjelaskan
masing-masing adegan yang dikatakan oleh
tokoh-tokoh dalam drama ini.
4. Drama singkat ini baik untuk dilakukan
anak-anak umur 7-11 tahun.
Drama:
Paskah adalah hari yang istimewa. Bagi orang
Yahudi, Paskah adalah hari peringatan
terbebasnya mereka dari perbudakan bangsa
Mesir. Tetapi bagi orang Kristen, Paskah
diperingati sebagai tanda terbebasnya orang
percaya dari perbudakan dosa dan kematian.
Tuhan Yesus Kristus sudah bangkit dan menang
atas dosa. Peristiwa Tuhan Yesus yang bangkit ini
telah disaksikan langsung oleh beberapa orang
yang dicatat dalam Alkitab. Mereka adalah
prajurit yang menjaga kubur Yesus tetapi telah
disuap untuk tutup mulut, lalu Maria dari
Magdala yang mendatangi kubur Yesus bersama
teman-teman perempuannya, lalu Kleopas,
Tomas, dan Petrus. Saat ini kita akan
mengundang mereka hadir di tempat ini. Kita
akan menanyakan kepada mereka, apa kesan
yang mereka rasakan saat melihat Tuhan Yesus
bangkit dan menemui mereka. Mari kita
tanyakan kesan-kesan mereka. (-- Undanglah
anak-anak yang memerankan tokoh-tokoh ini ke
tempat yang telah dipersiapkan.)
1. Prajurit yang tutup mulut (Matius 27:62-
66, 28:1-15)
("Seorang Malaikat Tuhan turun dari langit dan
penjaga-penjaga itu gentar ketakutan")
Aku tak pernah lupa peristiwa yang amat aneh
itu, aku dan teman-temanku bertugas mengawal
kubur Yesus, yang sudah mati disalib. Kami
berjaga dengan waspada, karena imam-imam
kepala sudah mengingatkan kemungkinan murid-
murid Yesus akan mencuri mayat Guru mereka.
Tapi di hari ketiga terjadi gempa bumi yang amat
dahsyat. Dan sungguh! Aku melihat malaikat
turun dari langit menggulingkan batu kubur itu.
Aku tak bohong! Aku melihat sendiri wajahnya
bersinar-sinar seperti kilat. Aku dan teman-
temanku jatuh pingsan. Setelah siuman kami
segera pergi mengadukan ini kepada imam-imam
kepala. Tapi mereka melarang kami
menceritakan hal ini dan kami memperoleh
banyak uang untuk tutup mulut.
2. Maria dari Magdala (Markus 16:1-8)
("Kamu mencari Yesus. Ia telah bangkit. Ia tidak
ada di sini.")
Pagi itu aku, dan Maria ibu Yakobus serta Salome
pergi ke kubur Yesus. Kami sudah menyiapkan
rempah-rempah untuk meminyaki mayatNya.
Tapi kami mendapati batu kubur sudah terguling
dan mayat Yesus tidak ada di sana. Tiba-tiba
kami melihat malaikat yang menyilaukan muncul
dan berkata, jangan takut. Yesus tak ada di sini
Ia sudah bangkit." Kami segera lari keluar
dengan rasa takut dan gembira yang amat
sangat. Segera peristiwa itu kami ceritakan
kepada murid-murid yang lain.
3. Kleopas (Lukas 24:13-35)
("Ketika itu terbukalah mata mereka dan
merekapun mengenal Dia.")
Sore itu aku dan temanku pergi ke Emaus, desa
kecil dekat Yerusalem. "Seorang laki-laki (kami
belum tahu bahwa itu Yesus) bergabung bersama
kami dan ia menjelaskan segala sesuatu
mengenai Mesias dari Alkitab. Hati kami begitu
bergelora mendengar perkataanNya. Rasanya
kami tidak mau berpisah dengan Dia. "Tinggallah
dengan kami," desakku. "Hari sudah malam." Ia
setuju. Waktu makan malam, Ia memecahkan
roti dan membagikannya kepada kami. Di situlah
aku dan temanku baru sadar bahwa Ia adalah
Yesus! Ya, Yesus sudah bangkit, dan ia sudah
bersama-sama dengan kami sejak tadi! Tapi
seketika Ia lenyap dari pandangan kami.
Akhirnya malam itu juga kami kembali ke
Yerusalem untuk menceritakan kejadian istimewa
ini kepada murid-murid yang lain.

4. Tomas (Yohanes 20:24-29)


("Jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan
percayalah.)
Waktu teman-temanku mengatakan bahwa Yesus
sudah bangkit, aku tak percaya. "Kalau aku tak
berjumpa sendiri denganNya, aku tak percaya
perkataan kalian." Seminggu kemudian saat
kami berkumpul bersama, Yesus muncul! Aku
terbelalak melihatNya. Dan... "Tomas!"
panggilNya. "Ini lubang di tangan dan
lambungKu. Percayalah." Aku tersungkur di
hadapanNya. "Ya Tuhanku!" Bagaimana mungkin
aku tak percaya kebangkitanNya! Aku malu
sekali ...
5. Petrus (Yohanes 21:1-9)
("Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku
mengasihi Engkau.")
Hatiku amat resah, sejak aku menyangkal Yesus
tiga kali. Apalagi setelah Ia bangkit, aku
bertambah sedih, aku malu bertemu dengan
Tuhan. Memang telah dua kali Yesus
menampakkan diri kepada kami. Dalam dua
pertemuan itu, aku tak berani menatapNya. Aku
malu dan merasa amat bersalah! Tapi di tepi
danau, Yesus kembali menjumpai kami dan
sarapan bersama. Setelah itu, Ia memanggilku
secara khusus. "Simon, apakah engkau
mengasihi Aku? tanyaNya sampai tiga kali. "Ya,
Tuhan, aku sungguh mengasihiMu. Aku mau
menjadi hambaMu," janjiku kepadaNya. Aku
gembira Ia tidak marah padaku. Ia mengampuni
kesalahanku. Terimakasih Tuhan, aku berjanji tak
akan pernah menyangkal namaMu lagi!
Nah itulah kesan-kesan mereka tentang
kebangkitan Yesus! Sayang kita tidak ada
bersama mereka waktu itu, ya?! Walau begitu
kita tidak perlu merasa rugi, sebab Tuhan Yesus
telah berfirman: "Berbahagialah kita yang tidak
melihat namun percaya." (Yohanes 20:29). Kita
perlu bersyukur, karena melalui kebangkitan
Tuhan Yesus, kita telah diselamatkan, beroleh
pengampunan, menjadi ahli warisNya dan
beroleh hidup yang kekal di dalam Tuhan.
Kategori Bahan PEPAK: Perayaan Hari Raya
Kristen
Drama Interaktif: Bukit Tengkorak

Thu, 03/24/2005 - 00:00 admin


Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar
Karakter yang diperankan:
1. Narator
2. Yesus
3. Simon dari Kirene
4. Dua orang sebagai tikus
Perlengkapan:
1. Dua lembar triplek tipis kira berukuran
10x20 cm untuk setiap anak.
2. Salib yang akan dipikul oleh pemeran
Yesus.
Teks Drama:
[Narator mengundang anak-anak untuk maju
memenuhi bagian depan ruangan. Mereka duduk
terbagi atas dua sisi sehingga ada jalan kosong
di antara mereka. Setiap anak mengambil dua
buah batang kayu yang dibagikan oleh guru-guru
yang membantu. Narator mengarahkan anak-
anak untuk saling memukulkan batang-batang
kayu itu agar timbul suara seperti paku yang
sedang di palu. Narator mengangkat tangan
kanannya sebagai aba-aba untuk mulai
memukulkan kayu. Anak-anak pun harus diberi
aba-aba menghentikan suara kayu tersebut
dengan cara mengangkat tangan kiri.
Para tikus masuk. Pemeran Yesus pun secara
perlahan masuk dari arah belakang anak-anak
dengan memikul sebuah salib yang besar. Prosesi
ini dapat diiringi dengan musik melankolis.
Tiba-tiba pemeran Simon dari Kirene keluar dari
tengah-tengah penonton menuju ke arah Yesus
yang sedang memikul salib. Lalu Simon
membantu Yesus memikul salib sambil menuju
ke panggung utama. Salib diletakkan di
panggung di sebuah tempat yang sudah
ditetapkan. Yesus dan Simon dari Kirene keluar
panggung.]

Narator : "Sekarang kita sedang mengikuti


Yesus ke Golgota yang biasa
disebut Bukit Tengkorak. Bukan
nama yang menyenangkan,
bukan? Itu bahkan bukan tempat
yang menyenangkan. Hari ini
sesuatu akan terjadi. Ya, ada
sebuah rencana dalam cerita ini.
Setelah Yesus di tangkap di
sebuah taman, orang-orang
menfitnah dan mengolok-olok
Dia. Mereka akan minta Yesus
dihukum mati dengan cara
disalibkan walaupun Yesus tidak
memiliki kesalahan sedikit pun."

Tikus : "Kau benar. Kamu dengar itu?


(1) Yesus akan mati. Oh, ini sangat
mengerikan!"
Tikus :
(2) "Dengar! Mereka mulai
memakukan Yesus pada salib
itu."

[Narator mengangkat tangan kanannya sebagai


tanda bagi anak-anak untuk mulai memukulkan
kayu mereka.]
Tikus : "Aku tidak tahan melihatnya.
(1) Tangan-Nya! Kaki-Nya!
Mengapa?"

[Narator mengangkat tangan kirinya sebagai


tanda bagi anak-anak untuk berhenti
memukulkan kayu mereka.]

Tikus : "Bisakah aku melihatnya


(1) sekarang?"
Tikus :
(2) "Ya, mereka sudah selesai.
Tetapi aku masih tetap belum
mengerti. Mengapa harus begini?
Mengapa harus mati secara
mengenaskan di Bukit Tengkorak
ini?"
Narator :
"Mengapa? Itu pertanyaan yang
bagus. Mengapa Yesus
mengizinkan ini terjadi?"
Yesus :
[Berbicara dari belakang
panggung.] Tikus-tikus kecil,
jangan bersedih dan bingung.
Untuk inilah Aku mati, Aku harus
membuktikan kasih-Ku pada
kalian, menunjukkan betapa
Tuhan sangat mengasihi kalian."
Tikus :
(1) "Yesus mati untukku?"

Tikus :
(2) "Dan untukku juga?"

[Hening untuk beberapa saat.]

Yesus : "Sudah selesai. Tidak ada


seorang pun yang memiliki kasih
sebesar ini, mau mengorbankan
nyawanya untuk orang lain."
Narator :
"Sekarang, sudah tahukah kalian
apa rencana-Nya? Tuhan sangat
mengasihi kita semua maka
diberikanlah Anak-Nya yang
tunggal, Yesus, untuk mati bagi
kita semua. Setiap orang yang
percaya kepada Yesus tidak akan
binasa, melainkan akan beroleh
hidup yang kekal.
Tikus : [Dengan wajah tercengang.]
(1+2)
"Kita bisa hidup karena Yesus
mau mati bagi kita?"
Narator :
"Dan ini belum merupakan akhir
dari cerita!"
Tikus :
(1) "Maksudmu masih ada cerita
yang lain lagi?"
Narator :
"Ya. Masih ada lagi rencana
Tuhan."
Tikus :
(2) "Tetapi Yesus sudah mati
untukku. Apalagi yang dapat Dia
lakukan?"
Narator :
"Kau akan segera
mengetahuinya. Sekarang,
kalian dapat membawa pulang
kayu-kayu yang sudah kalian
terima tadi untuk mengingatkan
tentang penyaliban Yesus dan
kasih- Nya yang sangat besar
untuk kita semua."

[Tutuplah dengan sebuah pujian yang sudah


dipersiapkan sebelumnya kemudian ajaklah
anak-anak untuk berdoa.]
Naskah Drama: Memilih Salib

Tue, 04/18/2006 - 00:00 admin


Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar
(Drama Paskah Satu Babak)
PEMAIN

1. Seseorang (Penjual Salib)


2. Pria
3. Pemuda
4. Manajer
5. Si Kaya
NASKAH

Panggung dalam keadaan kosong, tanpa dekor


apa pun. Terdengar suara hiruk-pikuk seperti di
jalan ramai.
Seorang lelaki setengah baya muncul dari kanan
panggung sambil membawa sebuah tas
perjalanan dan beberapa buah salib dengan
berbagai ukuran, besar sekali, besar, sedang,
dan kecil.
Seseorang:

"Aaaah ... lelah sekali rasanya, setelah


menempuh perjalanan yang jauh. Saudara-
saudara, bolehkah saya numpang beristirahat
sejenak di sini? Saya berasal dari negeri yang
jauh, sepanjang perjalanan, saya telah
menawarkan salib. Banyak orang telah
mengambilnya, dari ukuran yang besar sampai
yang kecil dengan berbagai alasan. Tentu saja
yang kecil yang paling laris, saya tidak tahu
mengapa begitu. Dan anehnya, yang paling
besar ini, sampai sekarang belum ada
peminatnya. Barangkali di antara Saudara ada
yang berminat? Ayo, salib, salib. Siapa yang
mau, silakan datang dan pilih sendiri. Ayo, tidak
usah bayar alias gratis!
Nah, itu ada seseorang sedang menuju ke mari,
coba saya tawarkan dia. Selamat pagi, Pak.
Maukah Bapak mampir sejenak untuk memilih
sebuah salib?"
Pria:

"Maaf. Saya sedang terburu-buru, saya tidak


mempunyai cukup waktu untuk urusan seperti
ini, lain kali saja. Ngemis kok di sembarang
tempat, huh!" [Sambil beranjak pergi.]
Seseorang:

"Sungguh kasihan. Ia tidak tahu, betapa


pentingnya salib bagi hidupnya. Apakah tidak
ada seseorang yang pernah
memberitahukannya?"
Pemuda:

"Permisi! Bolehkah saya meminta sebuah salib,


Pak?"
Seseorang:

"Oh, tentu saja, tentu saja boleh!"


[Kepada Penonton] "Ini baru kejutan! Belum
ditawari, sudah meminta!"
"Ayo, silakan Dik, pilih mana yang kau suka!
Gratis, lho ..."
Pemuda:

"Gratis?"
[Seseorang menganggukkan kepalanya, Pemuda
memilih-milih salib, lalu mengambil salib
terbesar kedua.]
"Ah, kukira yang ini cocok untukku!"
Seseorang:

"Mengapa begitu?"
Pemuda:
"Pertama-tama, tentu saja karena gratis, maka
kupilih yang cukup besar. Kedua, aku masih
muda, masih mampu memikul salib yang besar.
Lagipula, sangat membanggakan rasanya, di
mana-mana orang dapat melihat salib yang
kubawa. Yah, aku pilih yang ini saja!"
Seseorang:

"Tunggu dulu! Kalau begitu, mengapa tidak


kaupilih yang paling besar saja?"
Pemuda:

"Waaah .... Kalau yang itu terlalu berat untukku.


Lagipula, kayunya kasar dan tampak buruk lagi!
Ah, sudahlah, aku pilih yang ini saja. Boleh kan?"
Seseorang:

"Oh, boleh, boleh ... Sangaaat ... boleh! Silakan


kau ambil yang itu saja!"
Pemuda:

"Terima kasih!" [Berlalu sambil membawa


salibnya.]
Seseorang:
"Haaaahh ..." [Menarik napas panjang.] "Di
mana-mana anak muda selalu sama, semangat
tinggi, ingin selalu menonjol, tapi ... takut, kalau
diberi tanggung jawab yang lebih besar.
Haaaaahhh ..."
Manajer:

[Masuk dari kiri panggung, berdasi, membawa


tas kantor, seorang eksekutif muda] "Lho, kok
pagi-pagi sudah mengeluh panjang pendek, ada
apa ini?"
Seseorang:

"Oh, tidak, tidak, saya sedang latihan ilmu


pernapasan! Apakah Saudara juga berminat
dengan salib-salib ini?"
Manajer:

"Salib? Wah, kebetulan sekali. Saya memang


sedang mencari-cari salib yang cocok untuk
saya."
Seseorang:

"Maksud Saudara?"
Manajer:
"Begini! Sebagai seseorang yang sedang
memperoleh karir yang baik, saya membutuhkan
sebuah salib yang cocok yang dapat mewakili
keberadaan saya."
Seseorang:

[Menunjuk pada salib yang paling besar.] "Kalau


begitu, salib yang besar itu pasti cocok untuk
menjadi simbol kehebatan Saudara! Bukankah
begitu?"
Manajer:

"Oh, bukan, bukan itu maksud saya!"


Seseorang:

"Lalu, bagaimana maksud Saudara yang


sebenarnya? Coba katakan!"
Manajer:

"Bukan maksud saya untuk memilih sebuah salib


besar yang dapat melambangkan kehebatan
saya! Bukan, sama sekali, bukan!"
Seseorang:

"Lantas, bagaimana?"
Manajer:

"Justru, sebaliknya. Saya menginginkan sebuah


salib yang fleksibel. Yang mudah diajak
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi
saya. Jadi, sebuah salib yang sedang besarnya
dan cantik penampilannya."
Seseorang:

"Yang sedang besarnya, banyak, yang cantik


penampilannya, banyak, yang bisa dua-duanya
yah cuma ini!" [Menunjuk salib yang sedang.]
Manajer:

[Mengambil dengan antusias.] "Ini yang gue


cari ...!"
Seseorang:

"Huss! Seperti iklan saja!"


Manajer:

"Oh iya, lupa! Oke, saya ambil salib yang ini


saja! Cantik penampilannya, besarnya pun
sedang. Mudah terlihat pada saat diperlukan,
sesuai dengan jabatan dan kedudukan saya,
mudah pula disembunyikan bilamana
membahayakan karir saya. [Membuka tas dan
memasukkan salib.]
Seseorang:

"Oooh ... begitu ...." [Mengangguk-anggukkan


kepala] "Pintar sekali Saudara ini!"
Manajer:

"Yaah ... bukankah Tuhan mengatakan bahwa


kita harus cerdik seperti ular, ya itulah yang
kulakukan!"
Seseorang:

"Oooh ...." [Sambil terus mengangguk-


anggukkan kepala.]
Manager:

"Oke, terima kasih, Pak untuk salibnya ini.


Permisi."
Seseorang:
[Seperti tersentak dari lamunan.] "O, ya ... ya ...
ya ... silakan, silakan."

[Manajer berlalu.]
Seseorang:
[Menggumam sendiri.] "Cerdik ... se ... per ...
ti ... u ... lar, cerdik seperti ular, cerdik sep ...
[Membuka-buka kitab yang dibawanya.] Ah, ini
dia ... cerdik seperti ular dan tulus seperti
merpati. Hei, hei, hei ...! Merpatinya ma ...
na ...!"
Si Kaya:
[Berdasi, memakai setelan jas, dan segala
atribut yang menunjukkan kekayaannya, masuk
langsung menghampiri Seseorang.] "Saya dengar
Saudara mempunyai koleksi berbagai macam
salib."
Seseorang:
"Betul, Pak ... betul!" [Dengan sikap hormat.]
Si Kaya:
"Tolong carikan sebuah yang pas untuk saya.
Berapa pun akan saya bayar." [Mengeluarkan
seikat uang kertas.]
Seseorang:

"Tidak, tidak perlu! Bapak tidak perlu membayar


sepeser pun. Salib ini diberikan dengan cuma-
cuma, asal saja Bapak mau memilikinya!"
Si Kaya:
"Kalau begitu, ambil saja uang itu untukmu.
Terserah mau kamu apakan!"
Seseorang:
"Terima kasih, Pak, terima kasih. Bapak seorang
yang sangat dermawan. Nanti uangnya akan
saya berikan kepada mereka yang
membutuhkannya. Sekali lagi terima kasih, Pak!"
Si Kaya:
"Tidak apa-apa. Ayo, mana salibnya?"
Seseorang:
"Saya kira ... [Memandang sejenak ke Si Kaya,
lalu ke arah salib, beberapa kali.] Ah, yang ini ...
[Mengambil salib paling besar.] Sangat cocok
untuk Bapak!"
Si Kaya:
"Apa?! [Terkejut.] Sebesar dan seburuk itu?
Tidak, tidak, jangan paksa aku untuk memikul
salib sebesar dan seburuk itu! Aku tidak akan
sanggup!"
Seseorang:

"Silakan bapak pilih sendiri, salib yang bapak


suka."
[Melihat-lihat dan menimbang-nimbang salib
yang ada.] "Nah, yang ini saja!" [Mengambil salib
yang paling kecil dengan gembira.]
Seseorang:
"Sekecil itu?"
Si Kaya:
"Yah, aku kira yang ini paling cocok untukku,
kecil dan praktis. Untuk seorang businessman
seperti aku yang selalu sibuk, tidak akan cukup
waktuku jika harus memilih salib yang besar-
besar."
Seseorang:
"O,ya? Begitukah?"
Si Kaya:
"Ya, salib yang besar kan cocoknya untuk mereka
yang masih muda dan punya banyak waktu.
Kalau bagiku, hanya bikin repot saja. Enak yang
seperti ini (Memperlihatkan salib yang kecil)
"Cilik yo ...!" Ah, maaf saya tidak punya lebih
banyak waktu lagi, saya harus segera berangkat
ke luar negeri. Sampai jumpa. [Keluar.]
Seseorang:
"Benarkan Saudara-saudara. Seperti yang saya
katakan pada awal saya baru tiba tadi. Ternyata
di sini pun tidak ada yang berminat dengan salib
yang besar dan buruk itu. Lalu ke mana lagi saya
harus menawarkannya? Saya sudah lelah, terus
memikulnya kian kemari. Haruskah saya terus
memikulnya sendirian? Atau begini saja, salib ini
saya titipkan saja di sini, barangkali saja suatu
hari nanti ada yang berminat. Atau, barangkali di
antara saudara-saudara ada yang ingin
memikulnya? Maaf, saya harus berangkat lagi.
Terima kasih, telah memperbolehkan saya
beristirahat sejenak di sini. Permisi! Sampai
jumpa! Seseorang berjalan keluar diiringi musik
yang meriah. Disusul suara hiruk-pikuk seperti di
jalan raya. Selesai!"

Salib Kristus adalah sebuah beban, sama


seperti jangkar pada perahu atau sepasang
sayap pada burung. - Samuel Rutherford -

Tidak ada penerima mahkota di sorga yang


bukan seorang pemikul salib di dunia. -
Charles Haddon Spurgeon -

Pelayanan tanpa pengorbanan tidak akan


menghasilkan apa-apa. - John Henry Jowett -
Kategori Bahan PEPAK: Perayaan Hari Raya
Kristen
Sumber
Judul Buku:
Naskah Drama: Memilih Salib
Pengarang:
Yung Darius
Situs:
http://www.yungdarius.com/
Naskah Drama: Kubur yang Kosong

Thu, 04/27/2006 - 00:00 admin


Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar

Ayat Alkitab:
Matius 27:62-66; Markus 16:1-6; Yohanes 20:11-18
Pemain:
Prajurit Roma 1, Prajurit Roma 2, Maria, Maria Magdalena,
Yohana, Malaikat, Yesus, Yohanes, Petrus.
Peralatan:
1.Pakaian.
2.Kubur (dapat dibuat dari kayu dan ditutup
dengan kain supaya terlihat seperti batu,
dapat berupa sebuah tenda (dome) yang
ditutup dengan kain abu-abu, atau dapat
juga lorong buntu yang ditempatkan di
panggung).
3.Pintu yang dibuat seperti pintu batu.
4.Pelbet yang ditutup dengan kain putih.
5.Jubah putih dengan kerudung untuk Yesus.
6.Lampu yang terang di dalam kubur.
7.Tombak dan perapian untuk para prajurit (jika
ada).
8.Efek suara batu digeser.
9.Tiga jambangan atau kotak tempat rempah-
rempah untuk orang mati.
Dekorasi:
Kubur dengan perapian di depannya. Akan lebih baik jika
adegan didukung dengan pencahayaan yang redup. "Kubur
yang Kosong" paling efektif jika dimainkan pada awal
kebaktian segera setelah pujian.
Skenario:
[Prajurit 1 dan 2 masuk. Prajurit 1 duduk di dekat perapian;
prajurit 2 berjalan mondar-mandir.]

Prajuri : Apa yang kita kerjakan di sini?


t1 Masa kita harus menjaga kuburan
orang mati? Siapa juga Dia ini
sebenarnya?

Prajuri : Dia seorang tukang kayu dari


t2 Nazaret, tapi banyak orang yang
percaya bahwa Dia lebih dari itu.
Ada legenda yang dipercayai
bangsa ini bahwa Raja dari segala
raja akan dilahirkan di sebuah kota
kecil yang bernama Betlehem, di
dekat daerah ini. Mereka akan
memanggil Raja ini Kristus. Banyak
orang yang percaya bahwa orang
dari Nazaret ini adalah Kristus
yang dijanjikan itu.

Prajuri : Hmm, Dia sekarang adalah Raja


t1 yang sudah mati dan kuburan-Nya
ini adalah kerajaan-Nya.
Bagaimana kamu tahu semua itu?

Prajuri : [mengangkat bahu dan berpura-


t2 pura tidak tertarik sambil
menjelaskan dengan berjalan
mondar-mandir lagi] Kepercayaan
orang-orang di sini menarik juga.
Dan ... aku melihat Dia mati. Ada
tulisan di salib-Nya. Tulisan itu
bunyinya Raja orang Yahudi. Ada
juga gempa bumi, tidak seperti
biasanya ....

Prajuri : O, ya? Kalau memang Dia raja, Dia


t1 sekarang sudah mati. Apa yang
bisa Dia lakukan?

Prajuri : [berhenti berjalan dan berbicara


t2 menghadap jemaat] Dia
menyembuhkan orang buta, tuli,
dan lumpuh. Dia mengusir roh
jahat dan membangkitkan orang
mati.

Prajuri : Kamu tidak percaya itu semua,


t1 kan?

Prajuri : [berjalan lagi] Aku tidak tahu. Aku


t2 dengar Dia mengatakan kepada
murid-murid-Nya bahwa Dia akan
mati dan akan bangkit lagi pada
hari yang ketiga.

Prajuri : Tak seorang pun akan keluar dari


t1 kubur batu itu.

Prajuri : Bagaimana jika para pengikut-Nya


t2 mencoba untuk mencuri mayat-
Nya dan kemudian mengatakan
bahwa Dia telah menepati janji-
Nya?

Prajuri : Kita ini prajurit. Kita punya


t1 tombak. Kita bisa mengatasi
masalah seperti itu. Sekarang, aku
mau tidur dulu sebentar. Kamu
yang menjaga batu itu kalau
memang kamu begitu khawatir
tentangnya. [menyandarkan
kepalanya ke lutut lalu tidur]

[Terdengar suara batu digeser ketika muncul cahaya yang


terang dari dalam kubur dan malaikat menggeser batu penutup
kubur itu tanpa terlihat.]

Prajurit : [membangunkan Prajurit 1] Batu


2 itu bergeser!

[berjalan mendekati kubur] Mayat


Prajurit
: itu hilang! Ada di mana mayat
1
itu?

Prajurit Aku tidak tahu! Aku tidak melihat


:
2 apa-apa!

Prajurit Lebih baik kita laporkan saja


:
1 kejadian ini! Ayo!

[Para prajurit lari keluar dan meninggalkan tombak mereka.


Kuburan menjadi sunyi dan perlahan cahaya diatur lebih
terang. Yohana, Maria, dan Maria Magdalena masuk
membawa rempah-rempah untuk mengurapi orang mati.]

Yohana : Aku senang matahari sudah


terbit. Lebih mudah melihat
jalan setapak ini. Aku yakin
prajurit yang disuruh menjaga
kubur itu akan menghadang
kita di sini.

Maria : Mereka tidak punya alasan


untuk menghadang kita. Kita
harus meminyaki tubuh Guru
kita dengan baik. Apakah
menurutmu kita bisa membujuk
para prajurit itu untuk
menggeser batu itu untuk kita?

Maria : Ah, prajurit Roma! Sepertinya


Magdale tidak. Kita harus meminta
na tolong pada orang lain.

Yohana : [nampak terkejut dan


menjatuhkan kotak rempah-
rempah] Lihat! Batu itu sudah
bergeser!

[Ketiga wanita itu bergegas menuju kubur itu dan melihat ke


dalamnya.]

Malaika : [muncul] Jangan takut. Aku tahu


t kalian mencari Yesus yang
disalibkan itu. Dia tidak ada di
sini. Dia sudah bangkit dari
kematian seperti yang dikatakan-
Nya kepada kalian. Pergilah dan
katakanlah kepada murid-murid-
Nya bahwa Ia telah bangkit!

[Maria dan Yohana segera keluar, Maria Magdalena tetap


tinggal di situ sambil menangis. Yesus masuk.]

Yesus : Ibu, mengapa engkau


menangis?

Maria : Mereka sudah mengambil


Magdale Tuhanku dan aku tidak tahu ke
na mana mereka membawa-Nya.

Yesus : Siapa yang engkau cari?

Maria : [melihat Dia untuk yang


Magdale pertama kalinya] Apakah
na Engkau penunggu taman?
Apakah Engkau yang
mengambil Tuhanku itu? Tuan,
katakanlah di mana Dia
sekarang dan aku akan pergi
mencari-Nya.

Yesus : Maria, apakah Engkau tidak


mengenali Aku?

Maria : [berlutut dan berniat


Magdale
na memegang Dia] Rabuni!

Yesus : Janganlah engkau memegang


Aku, Maria, sebab Aku belum
pergi kepada Bapa. Pergilah dan
katakan kepada saudara-
saudara-Ku bahwa Aku akan
kembali kepada Bapa-Ku.

[Maria Magdalena segera keluar; Yesus diikuti oleh Malaikat


keluar melalui arah yang berlawanan lebih perlahan-lahan.
Yohanes, kemudian Petrus dan Maria Magdalena masuk.]

Yohane : [berlutut di luar kubur] Dia tidak


s ada di tempat kami meletakkan
Dia.

Petrus : [masuk ke dalam kubur dan


menyentuh kain kafan] Dia sudah
bangkit! Sekarang aku tahu.
Kuasa-Nya lebih besar dari para
raja yang ada; Dia telah
mengalahkan maut!

[Mereka bertiga berdiri dan berkata satu kepada yang lain dan
kepada jemaat: "Kristus telah bangkit! Tuhan Yesus Kristus
telah bangkit hari ini!" Keluar melalui tiga arah yang berbeda
jika memungkinkan.]
Pelajaran:

Mazmur 118:1-2, 15-24

FRAGMEN PASKAH
Garis Besar Adegan:
- Setelah menyanyikan lagu
pembukaan dan doa pembukaan
adegan dimulai
- Pembaca berita ada di dalam TV
besar di depan audience (panggung),
membacakan berita-berita yang sedang
hangat saat ini (bisa diambil dari
headline beberapa koran). Kemudian
ada berita yang spektakuler hari ini
Telah terjadi kegemparan di kota
Yerusalem. Kabarnya ada seorang nabi
yang menyebut dirinya Tuhan, namanya
Yesus Kristus, yang tiga hari lalu dijatuhi
hukuman mati karena alasan yang tidak
jelas dan pengadilan yang tidak jelas
juga. Yesus Kristus ini akhirnya disalib
dan mati, lalu dikuburkan, tapi tiga hari
kemudian, yaitu hari ini, Ia bangkit lagi.
Bagaimana kejadiannya, mari kita
langsung saja ke TKP bersama rekan
kami (sebut namanya). Mengarahkan ke
liputan langsung.
- Dari tempat kejadian. (di bagian kiri,
kanan atau belakang audience) seorang
reporter dan kameraman melaporkan.
Ya, dari tempat kejadian, bisa kami
laporkan bahwa telah terjadi kejadian
yang luar biasa. Seorang Nabi yang
disebut Tuhan Yesus Kristus, telah
bangkit dari kubur tadi pagi. Kita akan
menuju ke tempat dimana kuburan itu
yang tadinya tertutup batu besar
sekarang sudah terbuka. Reporter
berjalan ke arah gambar kubur Yesus,
kameraman mengikuti. Nah, ini adalah
kubur itu. Selama tiga hari kubur ini
dijaga ketat. Kami akan bertanya pada
penjaga kubur itu.
- Reporter mendekati dua prajurit yang
sedang berjaga dan mewawancarainya.
Sebenarnya bagaimana kejadiannya,
bisa anda ceritakan?
- Prajurit itu dengan bergantian
bercerita Tapi pagi tiba-tiba ada gempa
bumi yang dahsyat, kami sampai
terjatuhdst (baca kisah kebangkitan
Yesus).
- Reporter: Kabarnya juga ada
wanita-wanita yang datang mau
menjenguk ke dalam ternyata sudah
tidak ada mayat Yesus, kita tanya
mereka ya.
- Reporter bertanya pada beberapa
wanita (maria, marta, dll pilih dari
bebrapa anak yang memerankan ini)
tapi mereka terus menangis
- Wah ternyata mereka tidak bisa
diwawancarai. Kita tanya warga yang
lain apakah mereka juga mengetahui
tentang cerita ini (tanya 1-2 anak untuk
menceritakan kejadian itu)
- Tiba-tiba datang Petrus, lalu
bercerita. Benar, Yesus Kristus sudah
bangkit. Kami sudah melihatnya sendiri.
Ia bangkit teman-teman! Ia bangkit! Ia
tidak mati, tapi Ia tetap hidup. Apakah
kalian percaya (tanya pada semua
audience). Tanya terus lebih semangat
dan berikan tepuk tangan yang meriah
kepada Tuhan Yesus.
- Wah, ternyata di sini seru sekali rekan
(sebut nama dua pembawa
berita).Sepertinya saya tidak bisa
meliput lagi, karena kami juga ingin
mengikuti perayaan yang luar biasa ini.
Kameraman meletakkan kameranya,
reporter meletakkan micnya dan ikut
berbaur dengan anak-anak.
- Pembaca berita : Wah, sepertinya
rekan kita ikut gembira karena Tuhan
Yesus sudah bangkit. Kalau begitu, kita
juga ikut yuk Kedua pembaca berita
keluar dan mengajak anak-anak
menyanyi memuji Tuhan..
- Satu orang guru menyimpulkan cerita
tadi dan mengajak anak-anak berdoa
memberi hati kepada Tuhan.

Ayat mas: Roma 6:5 Sebab jika kita telah


menjadi satu dengan apa yang sama dengan
kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan
apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.

Naskah drama Paskah


Perintah Baru Saling mengasihilah
kamu.., sehingga dunia mengenalmu
sebagai murid-muridKU
Referensi Alkitab : Yohanes 13
===================================================

Instrument SAD ROMANCE VIOLIN - 4.37

Narator (Pria P Jaka Susila) :


Bergulirnya waktu menyambut hari raya Paskah semakin dekat.
Yesus dan kedua belas murid yang sangat dikasihiNYA bersama-
sama dalam suatu perjamuan malam..Sementara itu Yesus telah
tahu, bahwa saatNya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada
BapaNYA .. Hati Yesus diliputi keharuan yang mendalam..karena
kasihNya yang begitu besar kepada murid-muridNYA..

Yesus (om Natan) : AKU sangat rindu makan Paskah ini bersama-
sama dengan kamu, sebelum AKU menderita..karena AKU tidak
akan memakannya lagi hingga kegenapan di dalam Kerajaan
Allah..

Narator
Segala sesuatu telah diserahkan kepada Yesus, dan Yesus
menggunakannya untuk menggenapi misi dari Allah. Yesus
datang..karena DIA mengasihi dunia yang berdosa..dan IA ingin
memberikan keselamatan kepada orang-orang yang percaya
kepadaNYA..

Ia memilih murid-muridNYA untuk melayani bersama-sama


denganNYA.. Kasih Yesus kepada murid-muridNYA tidak
berkesudahan. IA terus menerus mengasihi mereka meskipun DIA
tidak ada lagi bersama-sama dengan mereka..

Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia


mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya
pada pinggang-Nya..kemudian Ia menuangkan air ke
dalam sebuah basi
= para murid dalam posisi duduk, bercakap-cakap satu
sama lain dan makan jamuan malam (buah-buahan)

Kemudian Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya lalu


menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-
Nya itu
= murid yg pertama dan kedua menurut untuk dibasuh
kakinya meskipun mereka tampak bingung..dan ketika
sampai giliran Petrus.

InstrumentAVE MARIA 2.48

Petrus (p Saari L) : Apa yang KAU lakukan Tuhan, masa


Engkau hendak membasuh kakiku?"
Yesus (om Natan) : "Petrus.. Apa yang AKU perbuat,
engkau tidak tahu sekarang, tetapi suatu saat
engkau akan mengerti."

Petrus (p Saari L) : "Tidak ! Engkau tidak boleh


membasuh kakiku sampai kapanpun."
Yesus (om Natan) : "Jika AKU tidak membasuh
engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam
AKU."
Petrus (p Saari L) : "Baiklah..kalo memang harus
begitu, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga
tangan dan kepalaku!"
Yesus (om Natan) : "Petrus..orang yang telah mandi,
ia tidak usah membasuh dirinya lagi cukup
bersihkan kakinya saja.. Kalian
memang telah bersih..tapi tidak semuanya..

(Yesus melanjutkan tindakanNYA dan sesudah selesai,


Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-
Nya)

Instrument.SAD INSTRUMENT CELLO MUSIK 3.20

Narator
Pernyataan kasih Yesus yang begitu besar, ditunjukkanNYA dengan
membasuh kaki murid-muridNYA.. DIA tanggalkan jubah ke-Allahan
dan mengambil tempat terendah untuk melayani manusia yang
berdosa.. Yesus telah memilih..apa yang tidak dipilih oleh banyak
orang..

Dengan membasuh kaki murid-muridNYA, DIA menunjukkan


keagungan nilai yang hakiki..bahwa hidup dimaknai bukan dari
sekedar melayani dan merendahkan diri, namun juga pada
penyucian hati atas dosa, atas kekotoran, atas kebencian..yang
hanya dapat dilakukan oleh kasih Yesus sendiri melalui darahNYA
yang mengalir di kalvari

Yesus (om Natan) : "Mengertikah kamu apa yang telah


KU perbuat padamu?
Kamu menyebut AKU Guru dan
Tuhan..dan memang AKU Guru dan Tuhan..
Aku telah membasuh
kakimu..maka kamu pun wajib saling
membasuh kakimu.. AKU
memberimu teladan..supaya kamu berbuat seperti
apa yang telah KU lakukan..
AKU tahu siapa yang telah KU
pilih, ..namun firman ini tetap harus digenapi : orang
yang makan rotiKU, telah
mengangkat tumitnya terhadap AKU..seorang di antara
kamu akan menyerahkan AKU..
(Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain,
mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya)

Matius (om Hengky) : bukan aku khan, Tuhan?..


Petrus (p Saari L) : Tanyalah siapa yang
dimaksudkan-NYA!"

Yohanes (p Yossie H) : Tuhan, siapakah yang KAU


maksud itu?

Yesus (om Natan) : Dialah orang yang akan KU


berikan roti setelah AKU mencelupkannya..

(Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti,


mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas,
anak Simon Iskariot)

Yudas (p Siswo) : Bukan aku, ya Rabbi?


Yesus (om Natan) : Engkau telah mengatakannya..Apa
yang akan kau perbuat..perbuatlah
dengan segera..
(Yudas menerima roti itu lalu segera pergi)

Instrument MERPATI 1.00 BACK GROUND BURUNG


MERPATI

Yesus (om Natan) : Sekarang Anak Manusia


dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam
Dia.
Anak-anakKU..tinggal sesaat lagi
AKU ada di antara kamu..
Sekarang AKU memberikan perintah baru
bagimu hiduplah dengan saling
mengasihi!

Yesus menyanyikan lagu ..PERINTAH BARU NEW


COMMANDEMENT

Perintah baru Ku beri padamu,


Agar di antara kamu saling mengasihi
Sama seperti AKU mengasihimu,
Sehingga orang akan tahu engkau muridKU,
Jikalau saling mengasihi
Sehingga orang akan tahu engkau muridKU,
Jikalau saling mengasihi

Instrument : INSTRUMENT KITARO SERENIDADE


HD PROSESI NINGGALIN PANGGUNG
BACKGROUND PANGGUNG : PROSESI
PENYALIBAN YESUS

InstrumentOOSHIMA MICHIRU 2.5

Narator (Wanita)
Yesus memberikan perintah yang "baru" pada saat malam terakhir
dari masa hidupNya sebagai manusia di bumi ini. Melalui ajaran dan
teladanNya, Ia telah menunjukkan kepada murid-muridNya bahwa
tindakan melakukan perintah-perintahNya itu, tidak lain adalah
tindakan kasih.

Kasih yang diamanatkanNYA bagi kita begitu


agung..mulia..dan sempurna.. namun dosa telah
merusak citra kasih itu dan meninggalkan banyak luka
dan kekecewaaan di sekitar kita..
Manusia mencintai dirinya sendiri dan tidak lagi
mempedulikan sesamanya..uang menjadi ukuran
segala-galanya. Mereka membual, menyombongkan
diri, memfitnah, memberontak kepada orang tua dan
tidak tahu berterima kasih. Mereka memandang rendah
perintah agama yang mengajarkan kebenaran dan
kebaikan.

Kasih menjadi dingin..bahkan manusia tidak tahu lagi


bagaimana mengasihi..mereka tidak mau
berdamai..mencela kekurangan sesamanya..bersikap
kasar..dan berbuat kejahatan semata-mata..
Betapa sedih hati Tuhan melihat dunia. Tidak
seorangpun melakukan kebenaran di hadapanNya.
Namun karena kasihNya, Dia relakan Anak TunggalNya
untuk menebus manusia menjadi umat
kesayanganNya..yang berharga di mataNya..
PENAYANGAN VIDEO/GAMBAR TTG KEKERASAN,
KONFLIK, DLL
BACKGROUND : PERFORMANCE KAUM MUDA

Instrument.. KITARO BEST OF THE BEST 2.39

DIALOG PENUTUP : (personil di antara 12 murid


Yesus)

Thomas : Saudara-saudaraku yang terkasih, kebencian


hanya akan membuahkan kejahatan dan kehancuran
semata-mata..

Filipus : Perpecahan dan perang saudara tidak akan


pernah mendatangkan kebaikan

Yakobus Alfeus : Hanya kasih yang kita butuhkan..


Hanya kasih yang mendatangkan kedamaian

Bartolomeus : Allah sebagai sumber kasih telah


membuktikan kasihNYA kepada dunia

Andreas : Dia berikan Anak Tunggal yang sangat


dikasihiNYA..

Tadeus : Yesus Kristus disalibkan bagi kita karena


kasihNYA
Simon Zelot : dan kasih itulah yang diberikanNYA
kepada kita supaya kita bagikan kepada sesama di
sekitar kita.
Yakobus Zebedeus : Hanya dengan mewujudkan
kasih itu..maka dunia akan mengenal kita sebagai
murid-muridNYA..

SOLO : Let there be peace on earth damai di dunia

Pujian Seluruh Pelayan :

3. SATUKAN KAMI YA TUHANKU


4. HALELUYA
Duet :
LET THERE BE PEACE ON
EARTH

Let there be peace on earth


And let it begin with me
Let there be peace on earth
The peace that was meant to be
With God as our father
Brothers all are we
Let me walk with my brother
In perfect harmony
Let peace begin with me
Let this be the moment now
With every step I take
Let this be my solemn vow
To take each moment
And live each moment
With peace eternally
Let there be peace on earth
And let it begin with me
Drama: Yesus Telah Bangkit

Wed, 03/28/2001 - 00:00 admin


Jenis Bahan PEPAK: Artikel
Berikut ini adalah bahan yang kami ambil dari
majalah KITA edisi 47 tahun 1997 yang bisa
dipakai untuk menampilkan sebuah drama kecil
untuk melengkapi renungan/cerita PASKAH di
Sekolah Minggu anda. Beberapa hal yang perlu
dipersiapkan:
5. Pilihlah 5 anak untuk memerankan
tokoh-tokoh Prajurit, Maria dan Magdalena,
Kleopas, Tomas dan Petrus. Sebaiknya pilih
anak-anak yang memiliki suara cukup keras.
Mintalah mereka menghafalkan naskah yang
menjadi bagian mereka dan ajarkan
bagaimana memerankannya.
6. Hiasilah panggung dengan sederhana
sebagai background untuk menggambarkan
suasana kebangkitan Kristus (Mis., salib yang
dihiasi dengan mawar, kubur yang kosong,
dll.)
7. Perlu dipersiapkan sebuah
renungan/cerita singkat PASKAH oleh guru
Sekolah Minggu sebelum drama ini
ditampilkan atau bisa juga membuat naskah
narator yang cocok untuk menjelaskan
masing-masing adegan yang dikatakan oleh
tokoh-tokoh dalam drama ini.
8. Drama singkat ini baik untuk dilakukan
anak-anak umur 7-11 tahun.
Drama:
Paskah adalah hari yang istimewa. Bagi orang
Yahudi, Paskah adalah hari peringatan
terbebasnya mereka dari perbudakan bangsa
Mesir. Tetapi bagi orang Kristen, Paskah
diperingati sebagai tanda terbebasnya orang
percaya dari perbudakan dosa dan kematian.
Tuhan Yesus Kristus sudah bangkit dan menang
atas dosa. Peristiwa Tuhan Yesus yang bangkit ini
telah disaksikan langsung oleh beberapa orang
yang dicatat dalam Alkitab. Mereka adalah
prajurit yang menjaga kubur Yesus tetapi telah
disuap untuk tutup mulut, lalu Maria dari
Magdala yang mendatangi kubur Yesus bersama
teman-teman perempuannya, lalu Kleopas,
Tomas, dan Petrus. Saat ini kita akan
mengundang mereka hadir di tempat ini. Kita
akan menanyakan kepada mereka, apa kesan
yang mereka rasakan saat melihat Tuhan Yesus
bangkit dan menemui mereka. Mari kita
tanyakan kesan-kesan mereka. (-- Undanglah
anak-anak yang memerankan tokoh-tokoh ini ke
tempat yang telah dipersiapkan.)
1. Prajurit yang tutup mulut (Matius 27:62-
66, 28:1-15)
("Seorang Malaikat Tuhan turun dari langit dan
penjaga-penjaga itu gentar ketakutan")
Aku tak pernah lupa peristiwa yang amat aneh
itu, aku dan teman-temanku bertugas mengawal
kubur Yesus, yang sudah mati disalib. Kami
berjaga dengan waspada, karena imam-imam
kepala sudah mengingatkan kemungkinan murid-
murid Yesus akan mencuri mayat Guru mereka.
Tapi di hari ketiga terjadi gempa bumi yang amat
dahsyat. Dan sungguh! Aku melihat malaikat
turun dari langit menggulingkan batu kubur itu.
Aku tak bohong! Aku melihat sendiri wajahnya
bersinar-sinar seperti kilat. Aku dan teman-
temanku jatuh pingsan. Setelah siuman kami
segera pergi mengadukan ini kepada imam-imam
kepala. Tapi mereka melarang kami
menceritakan hal ini dan kami memperoleh
banyak uang untuk tutup mulut.
2. Maria dari Magdala (Markus 16:1-8)
("Kamu mencari Yesus. Ia telah bangkit. Ia tidak
ada di sini.")
Pagi itu aku, dan Maria ibu Yakobus serta Salome
pergi ke kubur Yesus. Kami sudah menyiapkan
rempah-rempah untuk meminyaki mayatNya.
Tapi kami mendapati batu kubur sudah terguling
dan mayat Yesus tidak ada di sana. Tiba-tiba
kami melihat malaikat yang menyilaukan muncul
dan berkata, jangan takut. Yesus tak ada di sini
Ia sudah bangkit." Kami segera lari keluar
dengan rasa takut dan gembira yang amat
sangat. Segera peristiwa itu kami ceritakan
kepada murid-murid yang lain.
3. Kleopas (Lukas 24:13-35)
("Ketika itu terbukalah mata mereka dan
merekapun mengenal Dia.")
Sore itu aku dan temanku pergi ke Emaus, desa
kecil dekat Yerusalem. "Seorang laki-laki (kami
belum tahu bahwa itu Yesus) bergabung bersama
kami dan ia menjelaskan segala sesuatu
mengenai Mesias dari Alkitab. Hati kami begitu
bergelora mendengar perkataanNya. Rasanya
kami tidak mau berpisah dengan Dia. "Tinggallah
dengan kami," desakku. "Hari sudah malam." Ia
setuju. Waktu makan malam, Ia memecahkan
roti dan membagikannya kepada kami. Di situlah
aku dan temanku baru sadar bahwa Ia adalah
Yesus! Ya, Yesus sudah bangkit, dan ia sudah
bersama-sama dengan kami sejak tadi! Tapi
seketika Ia lenyap dari pandangan kami.
Akhirnya malam itu juga kami kembali ke
Yerusalem untuk menceritakan kejadian istimewa
ini kepada murid-murid yang lain.
4. Tomas (Yohanes 20:24-29)
("Jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan
percayalah.)
Waktu teman-temanku mengatakan bahwa Yesus
sudah bangkit, aku tak percaya. "Kalau aku tak
berjumpa sendiri denganNya, aku tak percaya
perkataan kalian." Seminggu kemudian saat
kami berkumpul bersama, Yesus muncul! Aku
terbelalak melihatNya. Dan... "Tomas!"
panggilNya. "Ini lubang di tangan dan
lambungKu. Percayalah." Aku tersungkur di
hadapanNya. "Ya Tuhanku!" Bagaimana mungkin
aku tak percaya kebangkitanNya! Aku malu
sekali ...
5. Petrus (Yohanes 21:1-9)
("Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku
mengasihi Engkau.")
Hatiku amat resah, sejak aku menyangkal Yesus
tiga kali. Apalagi setelah Ia bangkit, aku
bertambah sedih, aku malu bertemu dengan
Tuhan. Memang telah dua kali Yesus
menampakkan diri kepada kami. Dalam dua
pertemuan itu, aku tak berani menatapNya. Aku
malu dan merasa amat bersalah! Tapi di tepi
danau, Yesus kembali menjumpai kami dan
sarapan bersama. Setelah itu, Ia memanggilku
secara khusus. "Simon, apakah engkau
mengasihi Aku? tanyaNya sampai tiga kali. "Ya,
Tuhan, aku sungguh mengasihiMu. Aku mau
menjadi hambaMu," janjiku kepadaNya. Aku
gembira Ia tidak marah padaku. Ia mengampuni
kesalahanku. Terimakasih Tuhan, aku berjanji tak
akan pernah menyangkal namaMu lagi!
Nah itulah kesan-kesan mereka tentang
kebangkitan Yesus! Sayang kita tidak ada
bersama mereka waktu itu, ya?! Walau begitu
kita tidak perlu merasa rugi, sebab Tuhan Yesus
telah berfirman: "Berbahagialah kita yang tidak
melihat namun percaya." (Yohanes 20:29). Kita
perlu bersyukur, karena melalui kebangkitan
Tuhan Yesus, kita telah diselamatkan, beroleh
pengampunan, menjadi ahli warisNya dan
beroleh hidup yang kekal di dalam Tuhan.
Kategori Bahan PEPAK: Perayaan Hari Raya
Kristen
Drama Interaktif: Bukit Tengkorak

Thu, 03/24/2005 - 00:00 admin


Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar
Karakter yang diperankan:
5. Narator
6. Yesus
7. Simon dari Kirene
8. Dua orang sebagai tikus
Perlengkapan:
3. Dua lembar triplek tipis kira berukuran
10x20 cm untuk setiap anak.
4. Salib yang akan dipikul oleh pemeran
Yesus.
Teks Drama:
[Narator mengundang anak-anak untuk maju
memenuhi bagian depan ruangan. Mereka duduk
terbagi atas dua sisi sehingga ada jalan kosong
di antara mereka. Setiap anak mengambil dua
buah batang kayu yang dibagikan oleh guru-guru
yang membantu. Narator mengarahkan anak-
anak untuk saling memukulkan batang-batang
kayu itu agar timbul suara seperti paku yang
sedang di palu. Narator mengangkat tangan
kanannya sebagai aba-aba untuk mulai
memukulkan kayu. Anak-anak pun harus diberi
aba-aba menghentikan suara kayu tersebut
dengan cara mengangkat tangan kiri.
Para tikus masuk. Pemeran Yesus pun secara
perlahan masuk dari arah belakang anak-anak
dengan memikul sebuah salib yang besar. Prosesi
ini dapat diiringi dengan musik melankolis.
Tiba-tiba pemeran Simon dari Kirene keluar dari
tengah-tengah penonton menuju ke arah Yesus
yang sedang memikul salib. Lalu Simon
membantu Yesus memikul salib sambil menuju
ke panggung utama. Salib diletakkan di
panggung di sebuah tempat yang sudah
ditetapkan. Yesus dan Simon dari Kirene keluar
panggung.]

Narator : "Sekarang kita sedang mengikuti


Yesus ke Golgota yang biasa
disebut Bukit Tengkorak. Bukan
nama yang menyenangkan,
bukan? Itu bahkan bukan tempat
yang menyenangkan. Hari ini
sesuatu akan terjadi. Ya, ada
sebuah rencana dalam cerita ini.
Setelah Yesus di tangkap di
sebuah taman, orang-orang
menfitnah dan mengolok-olok
Dia. Mereka akan minta Yesus
dihukum mati dengan cara
disalibkan walaupun Yesus tidak
memiliki kesalahan sedikit pun."

Tikus : "Kau benar. Kamu dengar itu?


(1) Yesus akan mati. Oh, ini sangat
mengerikan!"
Tikus :
(2) "Dengar! Mereka mulai
memakukan Yesus pada salib
itu."

[Narator mengangkat tangan kanannya sebagai


tanda bagi anak-anak untuk mulai memukulkan
kayu mereka.]

Tikus : "Aku tidak tahan melihatnya.


(1) Tangan-Nya! Kaki-Nya!
Mengapa?"

[Narator mengangkat tangan kirinya sebagai


tanda bagi anak-anak untuk berhenti
memukulkan kayu mereka.]

Tikus : "Bisakah aku melihatnya


(1) sekarang?"
Tikus :
(2) "Ya, mereka sudah selesai.
Tetapi aku masih tetap belum
mengerti. Mengapa harus begini?
Mengapa harus mati secara
mengenaskan di Bukit Tengkorak
ini?"
Narator :
"Mengapa? Itu pertanyaan yang
bagus. Mengapa Yesus
mengizinkan ini terjadi?"
Yesus :
[Berbicara dari belakang
panggung.] Tikus-tikus kecil,
jangan bersedih dan bingung.
Untuk inilah Aku mati, Aku harus
membuktikan kasih-Ku pada
kalian, menunjukkan betapa
Tuhan sangat mengasihi kalian."
Tikus :
(1) "Yesus mati untukku?"

Tikus :
(2) "Dan untukku juga?"

[Hening untuk beberapa saat.]

Yesus : "Sudah selesai. Tidak ada


seorang pun yang memiliki kasih
sebesar ini, mau mengorbankan
nyawanya untuk orang lain."
Narator :
"Sekarang, sudah tahukah kalian
apa rencana-Nya? Tuhan sangat
mengasihi kita semua maka
diberikanlah Anak-Nya yang
tunggal, Yesus, untuk mati bagi
kita semua. Setiap orang yang
percaya kepada Yesus tidak akan
binasa, melainkan akan beroleh
hidup yang kekal.
Tikus : [Dengan wajah tercengang.]
(1+2)
"Kita bisa hidup karena Yesus
mau mati bagi kita?"
Narator :
"Dan ini belum merupakan akhir
dari cerita!"
Tikus :
(1) "Maksudmu masih ada cerita
yang lain lagi?"
Narator :
"Ya. Masih ada lagi rencana
Tuhan."
Tikus :
(2) "Tetapi Yesus sudah mati
untukku. Apalagi yang dapat Dia
lakukan?"
Narator :
"Kau akan segera
mengetahuinya. Sekarang,
kalian dapat membawa pulang
kayu-kayu yang sudah kalian
terima tadi untuk mengingatkan
tentang penyaliban Yesus dan
kasih- Nya yang sangat besar
untuk kita semua."

[Tutuplah dengan sebuah pujian yang sudah


dipersiapkan sebelumnya kemudian ajaklah
anak-anak untuk berdoa.]
Naskah Drama: Memilih Salib

Tue, 04/18/2006 - 00:00 admin


Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar
(Drama Paskah Satu Babak)
PEMAIN

6. Seseorang (Penjual Salib)


7. Pria
8. Pemuda
9. Manajer
10. Si Kaya
NASKAH

Panggung dalam keadaan kosong, tanpa dekor


apa pun. Terdengar suara hiruk-pikuk seperti di
jalan ramai.
Seorang lelaki setengah baya muncul dari kanan
panggung sambil membawa sebuah tas
perjalanan dan beberapa buah salib dengan
berbagai ukuran, besar sekali, besar, sedang,
dan kecil.
Seseorang:
"Aaaah ... lelah sekali rasanya, setelah
menempuh perjalanan yang jauh. Saudara-
saudara, bolehkah saya numpang beristirahat
sejenak di sini? Saya berasal dari negeri yang
jauh, sepanjang perjalanan, saya telah
menawarkan salib. Banyak orang telah
mengambilnya, dari ukuran yang besar sampai
yang kecil dengan berbagai alasan. Tentu saja
yang kecil yang paling laris, saya tidak tahu
mengapa begitu. Dan anehnya, yang paling
besar ini, sampai sekarang belum ada
peminatnya. Barangkali di antara Saudara ada
yang berminat? Ayo, salib, salib. Siapa yang
mau, silakan datang dan pilih sendiri. Ayo, tidak
usah bayar alias gratis!
Nah, itu ada seseorang sedang menuju ke mari,
coba saya tawarkan dia. Selamat pagi, Pak.
Maukah Bapak mampir sejenak untuk memilih
sebuah salib?"
Pria:

"Maaf. Saya sedang terburu-buru, saya tidak


mempunyai cukup waktu untuk urusan seperti
ini, lain kali saja. Ngemis kok di sembarang
tempat, huh!" [Sambil beranjak pergi.]
Seseorang:

"Sungguh kasihan. Ia tidak tahu, betapa


pentingnya salib bagi hidupnya. Apakah tidak
ada seseorang yang pernah
memberitahukannya?"
Pemuda:

"Permisi! Bolehkah saya meminta sebuah salib,


Pak?"
Seseorang:

"Oh, tentu saja, tentu saja boleh!"


[Kepada Penonton] "Ini baru kejutan! Belum
ditawari, sudah meminta!"
"Ayo, silakan Dik, pilih mana yang kau suka!
Gratis, lho ..."
Pemuda:

"Gratis?"
[Seseorang menganggukkan kepalanya, Pemuda
memilih-milih salib, lalu mengambil salib
terbesar kedua.]
"Ah, kukira yang ini cocok untukku!"
Seseorang:

"Mengapa begitu?"
Pemuda:

"Pertama-tama, tentu saja karena gratis, maka


kupilih yang cukup besar. Kedua, aku masih
muda, masih mampu memikul salib yang besar.
Lagipula, sangat membanggakan rasanya, di
mana-mana orang dapat melihat salib yang
kubawa. Yah, aku pilih yang ini saja!"
Seseorang:

"Tunggu dulu! Kalau begitu, mengapa tidak


kaupilih yang paling besar saja?"
Pemuda:

"Waaah .... Kalau yang itu terlalu berat untukku.


Lagipula, kayunya kasar dan tampak buruk lagi!
Ah, sudahlah, aku pilih yang ini saja. Boleh kan?"
Seseorang:

"Oh, boleh, boleh ... Sangaaat ... boleh! Silakan


kau ambil yang itu saja!"
Pemuda:

"Terima kasih!" [Berlalu sambil membawa


salibnya.]
Seseorang:
"Haaaahh ..." [Menarik napas panjang.] "Di
mana-mana anak muda selalu sama, semangat
tinggi, ingin selalu menonjol, tapi ... takut, kalau
diberi tanggung jawab yang lebih besar.
Haaaaahhh ..."
Manajer:

[Masuk dari kiri panggung, berdasi, membawa


tas kantor, seorang eksekutif muda] "Lho, kok
pagi-pagi sudah mengeluh panjang pendek, ada
apa ini?"
Seseorang:

"Oh, tidak, tidak, saya sedang latihan ilmu


pernapasan! Apakah Saudara juga berminat
dengan salib-salib ini?"
Manajer:

"Salib? Wah, kebetulan sekali. Saya memang


sedang mencari-cari salib yang cocok untuk
saya."
Seseorang:

"Maksud Saudara?"
Manajer:
"Begini! Sebagai seseorang yang sedang
memperoleh karir yang baik, saya membutuhkan
sebuah salib yang cocok yang dapat mewakili
keberadaan saya."
Seseorang:

[Menunjuk pada salib yang paling besar.] "Kalau


begitu, salib yang besar itu pasti cocok untuk
menjadi simbol kehebatan Saudara! Bukankah
begitu?"
Manajer:

"Oh, bukan, bukan itu maksud saya!"


Seseorang:

"Lalu, bagaimana maksud Saudara yang


sebenarnya? Coba katakan!"
Manajer:

"Bukan maksud saya untuk memilih sebuah salib


besar yang dapat melambangkan kehebatan
saya! Bukan, sama sekali, bukan!"
Seseorang:

"Lantas, bagaimana?"
Manajer:

"Justru, sebaliknya. Saya menginginkan sebuah


salib yang fleksibel. Yang mudah diajak
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi
saya. Jadi, sebuah salib yang sedang besarnya
dan cantik penampilannya."
Seseorang:

"Yang sedang besarnya, banyak, yang cantik


penampilannya, banyak, yang bisa dua-duanya
yah cuma ini!" [Menunjuk salib yang sedang.]
Manajer:

[Mengambil dengan antusias.] "Ini yang gue


cari ...!"
Seseorang:

"Huss! Seperti iklan saja!"


Manajer:

"Oh iya, lupa! Oke, saya ambil salib yang ini


saja! Cantik penampilannya, besarnya pun
sedang. Mudah terlihat pada saat diperlukan,
sesuai dengan jabatan dan kedudukan saya,
mudah pula disembunyikan bilamana
membahayakan karir saya. [Membuka tas dan
memasukkan salib.]
Seseorang:

"Oooh ... begitu ...." [Mengangguk-anggukkan


kepala] "Pintar sekali Saudara ini!"
Manajer:

"Yaah ... bukankah Tuhan mengatakan bahwa


kita harus cerdik seperti ular, ya itulah yang
kulakukan!"
Seseorang:

"Oooh ...." [Sambil terus mengangguk-


anggukkan kepala.]
Manager:

"Oke, terima kasih, Pak untuk salibnya ini.


Permisi."
Seseorang:

[Seperti tersentak dari lamunan.] "O, ya ... ya ...


ya ... silakan, silakan."
[Manajer berlalu.]
Seseorang:

[Menggumam sendiri.] "Cerdik ... se ... per ...


ti ... u ... lar, cerdik seperti ular, cerdik sep ...
[Membuka-buka kitab yang dibawanya.] Ah, ini
dia ... cerdik seperti ular dan tulus seperti
merpati. Hei, hei, hei ...! Merpatinya ma ...
na ...!"
Si Kaya:

[Berdasi, memakai setelan jas, dan segala


atribut yang menunjukkan kekayaannya, masuk
langsung menghampiri Seseorang.] "Saya dengar
Saudara mempunyai koleksi berbagai macam
salib."
Seseorang:

"Betul, Pak ... betul!" [Dengan sikap hormat.]


Si Kaya:

"Tolong carikan sebuah yang pas untuk saya.


Berapa pun akan saya bayar." [Mengeluarkan
seikat uang kertas.]
Seseorang:
"Tidak, tidak perlu! Bapak tidak perlu membayar
sepeser pun. Salib ini diberikan dengan cuma-
cuma, asal saja Bapak mau memilikinya!"
Si Kaya:

"Kalau begitu, ambil saja uang itu untukmu.


Terserah mau kamu apakan!"
Seseorang:

"Terima kasih, Pak, terima kasih. Bapak seorang


yang sangat dermawan. Nanti uangnya akan
saya berikan kepada mereka yang
membutuhkannya. Sekali lagi terima kasih, Pak!"
Si Kaya:

"Tidak apa-apa. Ayo, mana salibnya?"


Seseorang:

"Saya kira ... [Memandang sejenak ke Si Kaya,


lalu ke arah salib, beberapa kali.] Ah, yang ini ...
[Mengambil salib paling besar.] Sangat cocok
untuk Bapak!"
Si Kaya:

"Apa?! [Terkejut.] Sebesar dan seburuk itu?


Tidak, tidak, jangan paksa aku untuk memikul
salib sebesar dan seburuk itu! Aku tidak akan
sanggup!"
Seseorang:

"Silakan bapak pilih sendiri, salib yang bapak


suka."
Si Kaya:

[Melihat-lihat dan menimbang-nimbang salib


yang ada.] "Nah, yang ini saja!" [Mengambil salib
yang paling kecil dengan gembira.]
Seseorang:

"Sekecil itu?"
Si Kaya:

"Yah, aku kira yang ini paling cocok untukku,


kecil dan praktis. Untuk seorang businessman
seperti aku yang selalu sibuk, tidak akan cukup
waktuku jika harus memilih salib yang besar-
besar."
Seseorang:

"O,ya? Begitukah?"
Si Kaya:
"Ya, salib yang besar kan cocoknya untuk mereka
yang masih muda dan punya banyak waktu.
Kalau bagiku, hanya bikin repot saja. Enak yang
seperti ini (Memperlihatkan salib yang kecil)
"Cilik yo ...!" Ah, maaf saya tidak punya lebih
banyak waktu lagi, saya harus segera berangkat
ke luar negeri. Sampai jumpa. [Keluar.]
Seseorang:

"Benarkan Saudara-saudara. Seperti yang saya


katakan pada awal saya baru tiba tadi. Ternyata
di sini pun tidak ada yang berminat dengan salib
yang besar dan buruk itu. Lalu ke mana lagi saya
harus menawarkannya? Saya sudah lelah, terus
memikulnya kian kemari. Haruskah saya terus
memikulnya sendirian? Atau begini saja, salib ini
saya titipkan saja di sini, barangkali saja suatu
hari nanti ada yang berminat. Atau, barangkali di
antara saudara-saudara ada yang ingin
memikulnya? Maaf, saya harus berangkat lagi.
Terima kasih, telah memperbolehkan saya
beristirahat sejenak di sini. Permisi! Sampai
jumpa! Seseorang berjalan keluar diiringi musik
yang meriah. Disusul suara hiruk-pikuk seperti di
jalan raya. Selesai!"

Salib Kristus adalah sebuah beban, sama


seperti jangkar pada perahu atau sepasang
sayap pada burung. - Samuel Rutherford -
Tidak ada penerima mahkota di sorga yang
bukan seorang pemikul salib di dunia. -
Charles Haddon Spurgeon -

Pelayanan tanpa pengorbanan tidak akan


menghasilkan apa-apa. - John Henry Jowett -
Kategori Bahan PEPAK: Perayaan Hari Raya
Kristen
Sumber
Judul Buku:
Naskah Drama: Memilih Salib
Pengarang:
Yung Darius

Naskah Drama: Kubur yang Kosong

Thu, 04/27/2006 - 00:00 admin


Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar

Ayat Alkitab:
Matius 27:62-66; Markus 16:1-6; Yohanes 20:11-18
Pemain:
Prajurit Roma 1, Prajurit Roma 2, Maria, Maria Magdalena,
Yohana, Malaikat, Yesus, Yohanes, Petrus.
Peralatan:
1. Pakaian.
2. Kubur (dapat dibuat dari kayu dan ditutup dengan
kain supaya terlihat seperti batu, dapat berupa
sebuah tenda (dome) yang ditutup dengan kain abu-
abu, atau dapat juga lorong buntu yang ditempatkan
di panggung).
3. Pintu yang dibuat seperti pintu batu.
4. Pelbet yang ditutup dengan kain putih.
5. Jubah putih dengan kerudung untuk Yesus.
6. Lampu yang terang di dalam kubur.
7. Tombak dan perapian untuk para prajurit (jika ada).
8. Efek suara batu digeser.
9. Tiga jambangan atau kotak tempat rempah-rempah
untuk orang mati.

Dekorasi:
Kubur dengan perapian di depannya. Akan lebih baik jika
adegan didukung dengan pencahayaan yang redup. "Kubur
yang Kosong" paling efektif jika dimainkan pada awal
kebaktian segera setelah pujian.
Skenario:
[Prajurit 1 dan 2 masuk. Prajurit 1 duduk di dekat perapian;
prajurit 2 berjalan mondar-mandir.]

Prajuri : Apa yang kita kerjakan di sini?


t1 Masa kita harus menjaga kuburan
orang mati? Siapa juga Dia ini
sebenarnya?

Prajuri : Dia anak seorang tukang kayu dari


t2 Nazaret, tapi banyak orang yang
percaya bahwa Dia lebih dari itu.
Ada legenda yang dipercayai
bangsa ini bahwa Raja dari segala
raja akan dilahirkan di sebuah kota
kecil yang bernama Betlehem, di
dekat daerah ini. Mereka akan
memanggil Raja ini Kristus. Banyak
orang yang percaya bahwa orang
dari Nazaret ini adalah Kristus
yang dijanjikan itu.

Prajuri : Hmm, Dia sekarang adalah Raja


t1 yang sudah mati dan kuburan-Nya
ini adalah kerajaan-Nya.
Bagaimana kamu tahu semua itu?

Prajuri : [mengangkat bahu dan berpura-


t2 pura tidak tertarik sambil
menjelaskan dengan berjalan
mondar-mandir lagi] Kepercayaan
orang-orang di sini menarik juga.
Dan ... aku melihat Dia mati. Ada
tulisan di salib-Nya. Tulisan itu
bunyinya Raja orang Yahudi. Ada
juga gempa bumi, tidak seperti
biasanya ....

Prajuri : O, ya? Kalau memang Dia raja, Dia


t1 sekarang sudah mati. Apa yang
bisa Dia lakukan?

Prajuri : [berhenti berjalan dan berbicara


t2 menghadap jemaat] Dia
menyembuhkan orang buta, tuli,
dan lumpuh. Dia mengusir roh
jahat dan membangkitkan orang
mati.

Prajuri : Kamu tidak percaya itu semua,


t1 kan?

Prajuri : [berjalan lagi] Aku tidak tahu. Aku


t2 dengar Dia mengatakan kepada
murid-murid-Nya bahwa Dia akan
mati dan akan bangkit lagi pada
hari yang ketiga.

Prajuri : Tak seorang pun akan keluar dari


t1 kubur batu itu.

Prajuri : Bagaimana jika para pengikut-Nya


t2 mencoba untuk mencuri mayat-
Nya dan kemudian mengatakan
bahwa Dia telah menepati janji-
Nya?

Prajuri : Kita ini prajurit. Kita punya


t1 tombak. Kita bisa mengatasi
masalah seperti itu. Sekarang, aku
mau tidur dulu sebentar. Kamu
yang menjaga batu itu kalau
memang kamu begitu khawatir
tentangnya. [menyandarkan
kepalanya ke lutut lalu tidur]

[Terdengar suara batu digeser ketika muncul cahaya yang


terang dari dalam kubur dan malaikat menggeser batu penutup
kubur itu tanpa terlihat.]

Prajurit : [membangunkan Prajurit 1] Batu


2 itu bergeser!

[berjalan mendekati kubur] Mayat


Prajurit
: itu hilang! Ada di mana mayat
1
itu?

Prajurit Aku tidak tahu! Aku tidak melihat


:
2 apa-apa!

Prajurit Lebih baik kita laporkan saja


:
1 kejadian ini! Ayo!
[Para prajurit lari keluar dan meninggalkan tombak mereka.
Kuburan menjadi sunyi dan perlahan cahaya diatur lebih
terang. Yohana, Maria, dan Maria Magdalena masuk
membawa rempah-rempah untuk mengurapi orang mati.]

Yohana : Aku senang matahari sudah


terbit. Lebih mudah melihat
jalan setapak ini. Aku yakin
prajurit yang disuruh menjaga
kubur itu akan menghadang
kita di sini.

Maria : Mereka tidak punya alasan


untuk menghadang kita. Kita
harus meminyaki tubuh Guru
kita dengan baik. Apakah
menurutmu kita bisa membujuk
para prajurit itu untuk
menggeser batu itu untuk kita?

Maria : Ah, prajurit Roma! Sepertinya


Magdale tidak. Kita harus meminta
na tolong pada orang lain.

Yohana : [nampak terkejut dan


menjatuhkan kotak rempah-
rempah] Lihat! Batu itu sudah
bergeser!
[Ketiga wanita itu bergegas menuju kubur itu dan melihat ke
dalamnya.]

Malaika : [muncul] Jangan takut. Aku tahu


t kalian mencari Yesus yang
disalibkan itu. Dia tidak ada di
sini. Dia sudah bangkit dari
kematian seperti yang dikatakan-
Nya kepada kalian. Pergilah dan
katakanlah kepada murid-murid-
Nya bahwa Ia telah bangkit!

[Maria dan Yohana segera keluar, Maria Magdalena tetap


tinggal di situ sambil menangis. Yesus masuk.]

Yesus : Ibu, mengapa engkau


menangis?

Maria : Mereka sudah mengambil


Magdale Tuhanku dan aku tidak tahu ke
na mana mereka membawa-Nya.

Yesus : Siapa yang engkau cari?

Maria : [melihat Dia untuk yang


Magdale pertama kalinya] Apakah
na Engkau penunggu taman?
Apakah Engkau yang
mengambil Tuhanku itu? Tuan,
katakanlah di mana Dia
sekarang dan aku akan pergi
mencari-Nya.

Yesus : Maria, apakah Engkau tidak


mengenali Aku?

Maria : [berlutut dan berniat


Magdale memegang Dia] Rabuni!
na

Yesus : Janganlah engkau memegang


Aku, Maria, sebab Aku belum
pergi kepada Bapa. Pergilah dan
katakan kepada saudara-
saudara-Ku bahwa Aku akan
kembali kepada Bapa-Ku.

[Maria Magdalena segera keluar; Yesus diikuti oleh Malaikat


keluar melalui arah yang berlawanan lebih perlahan-lahan.
Yohanes, kemudian Petrus dan Maria Magdalena masuk.]

Yohane : [berlutut di luar kubur] Dia tidak


s ada di tempat kami meletakkan
Dia.

Petrus : [masuk ke dalam kubur dan


menyentuh kain kafan] Dia sudah
bangkit! Sekarang aku tahu.
Kuasa-Nya lebih besar dari para
raja yang ada; Dia telah
mengalahkan maut!

[Mereka bertiga berdiri dan berkata satu kepada yang lain dan
kepada jemaat: "Kristus telah bangkit! Tuhan Yesus Kristus
telah bangkit hari ini!" Keluar melalui tiga arah yang berbeda
jika memungkinkan.]

Tanganku Kerja Buat Tuhan


31 Maret 2013
(naskah : Pembina PIA Kumetiran)

Adik-adik, yuk mari kita duduk yang manis, kita akan menyaksikan drama yang mengisahkan
tentang jari-jari tangan. Selamat menyaksikan :

Disuatu tempat nun jauh disana terdapat keluarga jari, disitu terdapat jari jempol, jari telunjuk,
jari tengah, jari manis dan jari kelingking.
(jari jempol masuk dan memperkenalkan dirinya sebagai jari jempol)

Jari jempol : halo adik-adik...selamat pagi....coba tebak namaku siapa...? (jari jempol).....iya bagus...bagus...
aku selalu memberi pujian kepada sesama dengan bilang: bagoes.... yuk kita tepuk jempol
sama-sama yuk...(mengajarkan tepuk jempol) Tepuk jempol....
(jempol...jempol...jempol...jempol...jempol..jempol....bagoes....)

Masuklah jari manis dengan membawa sapu.

Jari jempol : hei jari manis, apa kabar kamu...? sedang sibuk apa nih...?
Jari Manis : kabarku...baik....sehat....laur biasa... ni biasa lagi bersih-bersih lingkungan rumah...
Jari jempol :wah...bagoes-bagoes......., terus lanjutkan yaa bagoes-bagoes...(sambil berjalan
mengelilingi jari manis yang lagi sibuk menyapu)

Tiba-tiba jari telunjuk datang, sambil marah-marah dan menegur jari manis

Jari telunjuk : hei jari manis gimana sih kamu menyapunya...dari tadi gak selesai-selesai...sana masih
kotor....sampah-sampah masih berserakan....jangan ngobrol aja...ayo cepat selesaikan
pekerjaanmu itu....
Jari jempol : (sambil memberikan pujian kepada jari telunjuk yang sedang marah-
marah)bagoes...bagoes...teruskan memarahinnya....
Jari manis : iya...iya ini akan segera kuselesaikan... (Cemberut sambil melanjutkan menyapunya...)
Jari telunjuk dan jari jempol pergi meninggalkan jari manis yang sedang menyapu.

Jari manis : (kelelahan menyapu dan duduk termenung)


Datanglah jari tengah
Jari tengah : duh capek yaaaa, kasihan...itu teman-teman kamu malahan asyik bermain, ngapain kamu
capek-capek menyapu? Mendingan tingglakan saja kerjaan mu dan bersenag-senanglah...kamu
bisa lihat sendirikan jari telunjuk bisanya hanya memerintah melulu...tanpa mau megerjakan...jari
jempol bisanya Cuma memberikan pujian tanpa mau ikut bekerja... sudah tingglakan saja
kerjaaanmu itu...
Jari manis mulai terhasut oleh omongan dari jari telunjuk...

Jari manis : iya..ya...betul juga omongnmu....semuanya hanya bisa menyuruh...ngapain aku harus
capek...capek.....sudah mulai sekarang aku tak mau menyapu lagi....

Jari manis mulai pergi meninggalkan sapunya....


Saat berjalan pergi meninggalkan sapunya...ditengah jalan bertemu dengan jari kelingking

Jari kelingking : jari manis ada apa? Kenapa kamu tampak kesal sekali? Lagian itu kenapa sapu kau
tinggalkan, sementara pekarangan masih kotor?
Jari manis : huft aku sebel...dari tadi aku bersih-bersih hanya sendirian...dan gak ada yang
membantu..aku capek.....
Jari kelingking : o...jadi itu yang membuatmu kesal? Sekarang saya mau tanya...biasanya emang kamu
dengan senang hati kan menyapu dan membersihkan halaman rumah kamu? Pagi...kamu
menyapu, sore juga menyapu....aku lihat kamu melakukannya dengan sepenuh hati... lantas
kenapa hari ini aku tak melihat kamu bekerja dengan sepenuh hati? Pasti ada orang yang
membuat kamu berubah jadi seperti ini ya...?
Jari manis :iyaaaa jari kelingking, ditengah rasa capek dan marah tiba-tiba jari tengah tadi berkata dan
mempengaruhi aku. Agar aku bermain saja seperti teman-teman ku yang lainnya...
Jari kelingking : jari manis...gak usah pedulikan omongan dari jari tengah..kamu tau gak...kenapa kamu
tampak spesial diibandingkan dengan jari-jari yang lainnya, karena kebaikan dan kemurahan hati
kamu, bayak manusia memberikan cincin di jari kamu. Dan itu patut kamu syukuri itu...kamu
selalu mempunyai hati yang tulus dalam bekerja. Dan saya yakin apa yang kamu kerjakan
itu...semata-mata bukan kamu bekerja untuk jari jempol atau jari telunjuk,atau jari tengah.
Namun semuanya kamu lakukan untuk Tuhan.

Masuklah jari jempol, jari telunjuk dan jari tengah...

Jari kelingking : kita ini lima jari....kita ini saudara satu sama lainnya...hendaknya apa yang dikerjakan oleh
jari manis, semuanya juga ikut mendukung....karena pekerjaan, menyapu, bersih-berish rumah,
membantu ibu memasak, cuci piring jika semuanya kita lakukan dengan sepenuh hati tentu akan
membuat Tuhan senang.
Jari kelingking : yuk mari kita saling bermaafan satu sama lainnya...meskipun kita terdiri dari lima jari yang
berbeda-beda sifatnya namun kita itu saatu hati. (bernyanyi dengan mengajak adik-adik :
Hatiku-hatimu
Hatiku hatimu
Hatimu hatiku
Hatiku hatimu
Hatimu hatiku
Hatiku hatimu
Hatimu hatiku
Hati kita satu
Kau sahabat yang ada saat ku senang
Kau sahabat yang ada saat ku sedih
Kau sahabat yang slalu menemaniku
Kau lah sahabatku

Jari jempol :dan mulai sekarang tak ada lagi rasa iri, ingat seorang pemimpin itu harus mau melayani...,
mari dengan jari jemari kita, bayak hal yang bisa kita lakukan, kita bisa menjaga lingkungan
sekitar kita dengan tidak membuang sampah sembarangan... dan diluar sana masih banyak
orang-orang yang membutuhkan uluran tangan kita...yuk dengan hari raya Paskah ini mari kita
giat bekerja untuk kemuliaan Tuhan

(mereka salaing bermaafan satu dengan yang lainnya)


Kelima jari mengajak bernyanyai...
Tanganku kerja buat Tuhan

Tanganku kerja buat Tuhan


Mulutku memuji namaNya
Kakiku berjalan cari jiwa
Upahku besar disurga

Drama paskah : Ingat kasihNya


Posted on Februari 3, 2009 by eliosmed

SCENE 1

Suasana pagi hari semuanya habis sarapan , papa mau ke kantor, mama mau ke toko, dan Adi mau
berangkat ke sekolah
Mama : ( sambil ngaca dan nyisir ) wah, telat nih Bik Inem tas saya mana yang warna biru ? oh ya,
Pa ? Mama pulang maleman ya ada arisan .. Adi ? Hari ini kamu les kan ? piano sama mandarin, kamu
diantar Pa Imin aja ya , jangan bolos lho, yuk mama pergi dulu. Bik Inem jangan lupa sediain makanan
buat Adi nanti malam, mama makan diluar. ( mama pergi )
Papa : ( sambil benerin dasi ) Papa juga ada rapat sampai malam hari ini, kamu urus sendiri ya, Di, papa
percaya kamu anak baik kok,. Bik Inem jaga Adi ya !!
Inem : ( pakai lap di pundak ) sibuk ngambilin barang barang buat tuan dan nyonyah Iya tuan
Arrrrggghhhhhh !!!!!!! Astaganaga !!!!
Papa kaget, Adi kaget kenapa bik ? Tanya mereka bersamaan
Inem : ( lari lari ) Gosongggg !!!! Gosongggg !!!! Aduh aduhhhhh pisang goreng jadi tutung deeehhhh..
Papa : Ya ampun, Bibik ! Bikin kaget aja ! Ya udah, papa pergi dulu ya.
Adi cemberut, sambil siap siap mau pergi sekolah, pakai sepatu bawa tas : Tuh kan, mereka selalu
begitu, ga pernah anter Adi sekolah sibuk mlulu
Inem : Eh, ka nada bibik Inem yang selalu setia, dan tekun, cantik lagi
Adi : Jaka sembung bawa sapi. Ga nyambung , bik !
Adi pergi ke sekolah dung durung dung tek. Tek

SCENE 2

Masuklah Iblis dan malaikat


tidak pernah diam, selalu loncat loncat, goyang goyang , putar putar sepanjang penampilannya sambil
bawa tombak Neptunus..Karakter Iblis
Lemah gemulai dan setiap selesai bicara bergaya bagai puteri yang memberi hormat Karakter Malaikat
Iblis : Yuhuiiiii !!!!! Yihaaaaa !!!!! Hei semuanya aku ini si Iblis , aku senang dengan anak anak nakalllllll
.. T-O-P BE GE TE ! Ada korban neeeehhhh ( sambil nunjuk Adi )
Angel : Selamat pagi anak anak kalau aku sih senang dengan anak anak yang baik, yang cinta
Tuhan.. eh, Blis Blis ! senang amat kamu hari ini ? Ada apa sih ?
Iblis : Iiiih heran ga suka ya liat iblis senang ? eh Kat.. kat, liat tuh anak yang tadi, Adi namanya, papa
mamanya selalu sibuk, sang papa kerja di kantor dari pagi sampai malem, sedangkan mamanya sibuk di
toko itu tuh jualan baju di BTC belum lagi kalau ada arisan segala.
Angel : trus kamu mau apa ? Adi kan anak baik, rajin sekolah minggu, di sekolah juga nilainya selalu
bagus.
Iblis : Masa ? denger denger Adi suka marah marah ga pernah ditemenin mama papanya, .. dia merasa
kesepan liat aja deehhh.

SCENE 3

Pulang sekolah Adi berjalan bersama teman temannya, saat itu teman temannya rama membicarakan
tentang PS / RO ( pakailah dialog dialog istilah RO/ PS ) semuanya manggul tas sekolah ya.
Adi : kalian bicarain apa sih ?
Doni : PS. ( sambil asyik lagi ngobrol sama yang lain )
Adi : RO itu apa sih ?
Miki : Aduh.. masa sih kamu gat au ? kesian deh lu ( pake gerakan jari ) gini deh, kita sekarang mau
maen ke rental, mau ikut ga ?
( Iblis dan malaikat masuk, iblis mengangguk anggukkan kepala, malaikat menggeleng geleng )
Adi bingung
Doni : Di rumah kamu juga ga ada siapa siapa kan ?
Adi : Iya sih tapi aku ada les piano dan mandarin hari ini
Miki : Ah, les kan bisa lain kali, lagian ga tiap hari kita main, mau diajari tidak ?
Adi : ( mikir sebentar ) oke deh aku ikut.
( Iblis jingkrak jigkrat senang malaikat diam saja )
Iblis : Eh kat liat tuh betul kan ? Adi kesepian kalau dirumah jadi diajak main juga mau saja
Angel : Emang mereka mau main apaan sih ?
( Adi dan teman teman sampai di tempat main RO/PS kalau bisa ada peralatannya, jadi diperagakan
main RO/PS )
( Adi keasyikan main teruss
Angel : Blis ? kok mainnya lama amat ? udah 2 jam nih, kapan Adi bikin PR nya ?
Iblis : Bentar lagi beres.
( Nggak lama Adi pulang setelah membayar )

SCENE 4

Di rumah, Adi pulang kecapean langsung duduk di kursi


Inem : Adi. Mandi dulu. Kok baru pulang sih ? biasanya cepet tuh Bik Inem udah nyediain sayur
kesukaan Adi..
Adi : Aduh capek bik.. masak apa sih ?
Inem : JENGKOLLLLLL
Adi : Hah ? Jengkol ???? Asyiiiiiikkkkk ( gerakan yes yes yes )
( Adi mandi dan makan, tapi baru saja mulai membuka buku pelajaran sekolah malah ketiduran, akhirnya
Adi ga sempet belajar )

SCENE 5

( tanpa dialog )
Peragaan Adi main RO/PS lagi bersama teman temannya sampai menghabiskan seluruh uang jajannya
Iblis jingkrak jingkrak

SCENE 6

Iblis : nah, Kat, lihat Adi sudah kecanduan main, setiap hari pulang sekolah sampai sore main terus,
sampai lupa bikin PR, ulangan nilainya jelek, bolos les pula, bahkan kadang uang les pun dia pakai untuk
main.
Angel : Aduh jangan gitu dong, Blis. Dia kan anak baik, tapi dia masih punya teman teman yang baik
kok di Sekolah Minggu

( Adi disudut yang satu baru bangun tidur sedangkan Evan disudut lain mereka peragakan telpon
telponan ) KRIIIINNGGGGGG
Evan : Di ? sekolah minggu kan ? Evan jemput ya ?
Adi : ( menguap ) Oaahhhhemmmm. Aduh Van, sori, aku capek banget, badanku pegel pegel nih,
minggu depan aja ya ?
Evan : Kenapa Di ? kamu sakit ? biasanya kamu rajin ,,,
Adi : Iya nih, ga enak badan. ( mulai berbohong )
Iblis : Tuh kan Adi juga jadi males sekolah minggu karena kecapean dan hari itu dia juga ada janji mau
main lagi sama teman temannya.

SCENE 7

Pulang sekolah
Doni : Di, biasa kan ? kita tanding lagi
Adi : Tapi aku udah ga punya uang lagi, Don, uang les kemaren pun udah aku pakai, uang jajan sudah
habis
Miki : Minta saja sama papa mama kamu
Adi : wah bisa dimarahi, aku kan udah dikasih uang jajan, ga mungkin habis begitu saja, pasti mereka
Tanya buat apa
Doni : sini aku bisiki.
( Doni membisikkan sesuatu pada Adi tampang Adi kaget, Doni dan Miki pergi meninggalkan Adi yang
bengong )

SCENE 8

Mama baru pulang dari toko, menyimpan dompet begitu saja diatas meja, sedangkan Adi sedang membuat
PR
Mama : Bik Inem air hangat sudah siap ? mama mau mandi.
Inem : sudah nyonyahhh
( Adi memandangi mamanya masuk ke kamar mandi, lalu dipandangi dompet mamanya yang ada di atas
meja )
( Iblis dan malaikat masuk, bergerak di belakang Adi )
Iblis : Ambil aja Di, ga ada yang liat, Adi kan bisa tanding lagi RO/PS
Angel : Jangan, Di dosa lho mama ga liat, tapi Tuhan lihat, dan Tuhan sedih lihat anak mencuri
( Gerakan Iblis angguk angguk, Malaikat geleng geleng )
( Peragakan Adi mencuri )

SCENE 9

Di satu sudut Adi asyik sekali bermain, dia punya banyak uang sekarang, teman temannya juga bersenang
senang tapi ketika hari sudah malam Adi tidak mau diajak pulang, walaupun dipaksa, Adi malah marah
marah
Adi : kalian aja yang pulang ! aku masih mau main !
Doni : udah malam, Di ! Lihat jam sembilan ! kamu belum makan, lagian orang tua kamu nanti nyariin,
besok ada ulangan lagi
Adi : tanggung nih, kalian kan udah maju duluan , aku seminggu gak main, udah kalau mau pulang yah
pulang saja ! Nanti aku pulang sendiri !!
( Doni dan Miki pulang, Adi terus bermain )
Iblis : Kat, liat si Adi, dia main tidak puas puas sampai tidak mau pulang cihuyyyyy !!! Adi kena !! Adi
kena !!! tereng teng teng tereng teng teng. Aku seorang kapiten (??? )
( Malaikat melihat dengan sedih )
( Adegan Adi ga berani pulang sedangkan disudut lain pantomime papa dan mama Adi lagi bingung
kenapa uang di dompet bisa hilang, lagian mereka gelisah kenapa Adi belum pulang pulang)
Iblis : Nah, setelah mencuri uang mamanya buat main, Adi ga berani pulang deh, udah dua hari Adi
keluyuran, sekarang uangnya sudah habis, bingung deh dia hihihi
( Adegan Adi kebingungan, lapar tapi ga punya uang lagi, dia berjalan letih tidak sadar sampai di depan
rumahnya, Adi tertidur.)

SCENE 10

Di saat Adi tertidur, dia bermimpi ( pake multimedia gitu ? ) , lampu disisi Adi tertidur digelapin tapi Adi
kemudian berdiri di depan layar pura pura sedang bermimpi dalam satu adegan
Sewaktu orang orang bilang salibkan Dia ! salibkan Dia !
Adi teriak jangan salib Yesus. !! jangan salibkan Yesus !!!! Adi yang berdosa Jangan salibkan Tuhan
Yesus, Adi yang berdosa Adi udah curi yang mama, Adi main kabur dari rumah, papa dan mama pasti
sedih Tuhan Yesus Adi menyesal, Adi menyesal, ampuni Adi Tuhan, Adi mau minta maaf..
masuk malaikat diiringi lagu Ingat KasihNya sambil memeluk Adi, lampu layar dimatikan Malaikat
pergi. Lampu kembali dinyalakan seluruhnya
( Bunyi ayam kongkorongok/ kukuruyuk..hi..hi )
Pas Bik Inem buka pintu pager Euleuhh euleuhhhhh. Adi ???? Tuan ! Nyonyah ! geuningan Adi ada
disini ???? Tadi dikira Bik Inem the ada kucing besar minta ikan asin lagi !!! Nyahhhh! Tuan !!!
( saking kencengnya teriakan Bik Inem, Adi terloncat bangun kaget sambil celingak celinguk )
mama dan papa lari lari keluar rumah, mereka kaget lihat Adi ada disitu, langsung Adi dipeluk ramai ramai,
Adi : ( nangis ) Ma Adi minta maaf udah curi uang mama, Adi menyesal, ma pa. Adi ga akan berbuat
seperti itu lagi, Adi mau jadi anak yang baik buat Tuhan, mama, papa dan semua orang
Mama : Adi Adi. Mama khawatir kamu ga pulang pulang, jangan ulangi lagi hal seperti itu ya Di, yang
penting Adi udah minta maaf sama Tuhan juga, besok minggu Adi pergi ke Sekolah Minggu ya ? udah dua
minggu ini kamu bolos kan ?
Adi mengangguk
( giliran iblis yang beget, sambil gigit gigit tongkatnya, menyentak nyentak kaki seperti anak kecil yang
merasa kalah, giliran malaikat berputar putar menari disekitar Iblis dengan wajah penuh kemenangan
tralalala. Trililillll kumenang kumenang bersama Yesus Tuhan.. )

SCENE 11

Guru Sekolah Minggu Adi di depan bersama teman teman SM menyambut Adi yang kembali ke Sekolah
Minggu, Adi datang diantar oleh papa mamanya. Adi duduk diantara teman temannya

Judul : TELUR PASKAH

Pemain : 1. Pak Kelinci, 2. Chiki, 3. Chiko, 4. Kancil

Babak I

Narator : "Suatu pagi yang cerahhh sekali, terdengar suara di ayam yang merdu berkokok..."

Chiki : "Kukuruyuuuuukkk..... Wahhh, indahnya pagi ini. Aku bersyukur Tuhan untuk hari yang
baru ini. Kau memberi udara segar dan hari yang indah... Kukuruyuuuukkk...."

Chiko : "Selamat pagi Chiki... Kukuruyuuukkk..."

Chiki : "Selamat pagi Chiko.... "

Chiko : "Wahh, lihat... Telur-telur kamu sudah terkumpul sangat banyak!"

Chiki : "Iya Chiko, aku akan memberikan telur-telurku pada Pak Kelinci, sebentar lagi kan Hari
Paskah, dan telur-telur kita bisa digunakan untuk merayakan Paskah.."

Chiko : "Ohhhh iya... Horeee... Hari Paskah segera datang... Mari kita rayakan.."

Chiki : "Mari kita ke rumah Pak Kelinci, untuk memberi tahu, kita akan menghadiahkan telur-telur
ini untuk Hari Raya Paskah..."

(Selingan Lagu)

Babak II

Narator : Disaat Chiki dan Chiko pergi ke rumah Pak Kelinci, datanglah Si Kancil yang sedang
kelaparan. Dan.. apa yang terjadi adik-adik?? Duduk yang manis dan kita lihat apa yang akan
dilakukan Si Kancil ya...

Kancil : "Aduhhh....lelah juga nih.... Habis jogging di Monas....muter-muter...mending kalau kayak


es puter... enakk, dingin lagiii.... (sambil kipas-kipas memakai topinya)... Mana haus dan lapar
nih...."
(Kancil menemukan telur milik Chiko & Chiki, yang ditaruh di keranjang di halaman rumah Chiki)

Kancil : "Wow....apaan nih? (celingak-celinguk). Rupanya telur... Wow......"

Kancil : "Wah..wah...slruuppp... enakkkk.... bisa untuk bikin telur omelet, telur sambal goreng,
telur kentang, telur daging cincang, telur asin, telur balado.... Ahihihihihi....tapi emnding bikin telur
rebus saja... yang gampang..hehehe..."
(sambil jingkrak-jingkrak pelan-pelan, Kancil mencuri telur-telur itu)

Lagu : "Si Kancil anak nakal... Dia mencuri telur.... Ayo lekas ditangkap.... Jangan diberi apun..."
Babak III

Narator : Adik-adik.....ternyata telur-telur itu dicuri oleh Si Kancil... Kasihan Chiki dan Chiko yang
sudah susah payah menjaga telur-telur itu... Padahal telur-telurnya mau di persembahkan untuk
merayakan Paskah.
Sementara itu, Pak Kelinci, Chiki, dan Chiko sudah tiba di rumah Chiki untuk mengambil telur-
telur itu. Adik-adik yang manis... Kita saksikan kelanjutannya yuk...

Pak Kelinci : "Nah... kita sudah sampai di rumah Chiki..."

Chiki : "Iya Pak Kelinci, nanti telur-telurnya bisa Pak Kelinci pergunakan untuk merayakan
Paskah. Bisa untuk lomba mencari telur, lomba menghias telur, lomba... ehmmm... lomba
apalagi ya???"

Chiko : "Lomba makan telurrrr.... Hihihihi....

Chiki : "Husss....kamu nih, kerjanya makan melulu....

Pak Kelinci : "Hahaha.....terima kasih ya anak-anakku... Kalian memang anak-anak yang baik...
Selain untuk lomba, telur-telurnya bisa kita gunakan untuk berbagi kepada anak-anak lain yang
membutuhkan."

Chiki : "Iya Pak Kelinci..." "Nah.. mari kita ambil telur-telurnya.."

(Mereka bertiga menuju ke halaman rumah Chiki, tapi mereka kaget karena telur-telur di
keranjang itu hilang)

Chiki : "Lho.... lho.... lho.... Kemana telur-telurku? Hik..hik...hik...kok tidak ada? Tadi aku taruh di
keranjang ini? Apakah ada yang mencuri?"

Chiko : (sambil celingak celinguk) "Jangan-jangan telurnya sudah menetas... Dan anak-anak
ayamnya berlarian..."

Chiki : "Aduhhhhh Chiko.... Bukan saatnya bercanda nih... Kemana telur-telurku???"


Pak Kelinci : "Sudah...sudah... Jangan berantem, mari kita cari bersama-sama... (sambil ikut
membantu mencari, Pak Kelinci menemukan topi berinisial K). Lho...? Topi milik siapa ini?"

Chiki : "Hemmm..... K?? Kira-kira siapa ya?"

Chiko : "Pak Kerbau??"

Chiki : "Tidak mungkin, tadi waktu kita lewat sawah, Pak Kerbau sedang membajak sawah,
lagian dia kan makannya rumput....bukan telur.... Gimana sih kamu Chiko??"

Chiko : "Ohhh iya ya.... (Berpikir sambil garuk-garuk kepala).... Ehmmmm.... Atau...Pak Kera???

Pak Kelinci : "Kebetulan Pak Kera kemarin pamitan ke saya, dia mau ke kampung seberang
untuk mengambil pisang."

Chiko : "Lalu siapa donggg???"

Chiki : (sambil mengernyitkan dahi... berpikir) "Mmmmm.....apa mungkin Si Kancil ya? Dia kan
terkenal nakal..."

Chiko : "Oiyaaa.....Pasti Si Kancil tuh... Siapa lagi kalau bukan dia. Kurang ajar Si Kancil. Mari
kita laporkan ke polisi... Biar di penjara!!"

Pak Kelinci : "Astagaaa....! Jangan anak-anak, Tuhan Yesus saja selalu mengampuni kita.
Sebaiknya kita ke rumah Kancil, kita tanya baik-baik dulu, apakah benar dia yang mengambil
telur-telurnya."

Chiki&Chiko : "Baiklah..."

(Selingan Lagu)

Babak IV

Narator : Mereka bertiga berjalan menuju ke rumah Si Kancil. Untuk memastikan apakan benar
Si Kancil pelakunya...
Si Kancil terlihat melahap telur rebus, sambil bersenandung dan bersiul-siul, bernyanyi-nyanyi...

Pak Kelinci, Chiki, Chiko sampai ke rumah Si Kancil.

Pak Kelinci : "Kancil...sedang apa kau? Makan telur ya? Saya mau bertanya... Apa benar kamu
makan telur-telur yang kamu curi di rumah Chiki?"

Kancil : "Tiiii...dakkk... Buubu..kan akuu koook..." (sambil menyembunyikan telurnya di belakang


tubuhnya)

Chiki : "Ayo mengaku saja... Kan sebagai anak Tuhan Yesus kita tidak boleh berbohong..."

Chiko : "Iyaa... Kalau tidak mau mengaku, aku pukul kamu!"

Pak Kelinci : Anak-anak...sudah...sudah.... Jangan ribut dulu. Kancil... saya mau bertanya,
apakan ini topi kamu?"

Kancil : "Betullll, ini topi saya... Hehehe...Wahhh.....saya kira topi saya hilang ketiup angin pas
tadi saya lari bawa te... Opsss...."

Chiki : "Te... te apa Kancil?? Telur ya??


Pak Kelinci : Topi kamu tertinggal di rumah Chiki. Jadi kamu yang mengambil telur-telur itu?
Aduhh Kancil, kenapa kamu mencuri??"

Kancil : "Ma...ma...maaf.....teman-teman... Habis tadi aku kelaparan..."

Chiki : "Kancil... Telur-telur itu kan mau dikumpulkan untuk merayakan Paskah. Kalau kamu
ambil, nanti kita tidak bisa mengadakan lomba dan memberi hadiah kepada teman-teman kita
yang kekurangan dong.."

Kancil : "Aku minta maaf teman-teman.... Telurnya tersisa cuma sedikit.... Yang lain sudah
kumakan..."

Pak Kelinci : "Ya sudah.... Kancil sudah minta maaf... Yang penting jangan sampai diulangi lagi
ya. Ingat anak-anak, Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk saling mengampuni. Dia saja rela mati
di kayu salib untuk menebus dosa kita.

Kancil : "Iya Pak, saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi..."

Chiki : "Trus, kita pake telur darimana, Pak Kelinci? Kan telurnya tersisa cuma sedikit?"

Pak Kelinci : "Begini saja, kita gunakan saja telur yang ada, kita bisa menambahkan buah-
buahan, dan makanan lainnya, untuk berbagi kepada teman-teman yang membutuhkan"

Chiko : "Betul Pak Kelinci, berarti kita masih bisa merayakan Paskah bersama teman-teman
dong... Horeee..."

Chiki : "Iya, kita buat acara Paskah yang meriah yukkkk"

Kancil : "Teman-teman, aku juga ikut membantu ya....

Pak Kelinci : "Nah, anak-anak... Mari kita bersama-sama mempersiapkan semuanya."

Narator : Adik-adik.... Akhirnya Si Kancil mau mengakui kesalahannya dan tidak akan
mengulanginya lagi. Merekapun dengan bersuka ria mempersiapkan acara Paskah..
Kebangkitan Tuhan Yesus membuat kita menjadi baru dan kasih sayangNya begitu besar bagi
kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati kita semua... Selamat Paskah!!

(Lagu Penutup)
SelesaiSelesai
---SELESAI---

HAPPY EASTER
Aku Menyalibkan Tuhan Yesus
02.39 No comments

Yohanes 1:29b
Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.

Tom, kamu dengar tidak cerita kakak sekolah Minggu tadi? Tanya Riri
Ya. Orang-orang yang menyalibkan Tuhan Yesus itu kejam sekali ya. Jawab Tommy, Yesus kan tidak
bersalah, kalau kedua penjahat yang ada di sampingnya itu memang jahat.
Kamu tahu Tom siapa yang menyalibkan Tuhan Yesus? Tanya Riri lagi
Tommy begitu heran dengan pertanyaan Riri, bukankah tadi sudah diceritakan oleh kakak sekolah Minggu.
Mengapa Riri bertanya lagi?
Ya prajurit romawilah. Emang siapa? Tommy ganti bertanya
Kita.Jawab Riri singkat
Kita? Maksudmu aku dan kamu? balas Tommy. Tommy semakin heran dengan jawaban Riri, Kita kan
belum lahir waktu itu Ri?
Iya Tom, tapi karena dosa-dosa kitalah Tuhan Yesus disalib. Kata Riri. Tommy mulai mengerti maksud Riri
sekarang.

Karena dosa manusia Yesus telah disalib. Kitalah yang mengakibatkan Yesus disalib. Lalu apa yang
seharusnya kita lakukan sekarang supaya kematian Yesus tidak sia-sia?
Lakukan perintah-Nya, rajin baca firman Tuhan, rajin berdoa, dan menyayangi semua orang. Sebab karena
sayang pada semua oranglah Yesus mau disalibkan.
Aktus Paskah 2013
Pelakon:
Jose: JS Ibu Nina: IN
Mario: MR Nick: NC
Bapa Peter: BP Pak Chris: PC
Astin: AT Roy: RY
Chelsea: CL Pak John: PC

Narator: Hidup adalah Kebebasan. Kebebasan menuntut sebuah pengorbanan yang tak
dapat diganggu gugat. Keluhuran hidup nampak dalam jejak-jeka nan sayu yang terlukis
indah dalam mencapai impian. Impian ada dalam kebebasan. Impian menemani pilhan
hidup. Pilihan itu sendiriadalah sebuah kebebasan. Memilih berarti membebaskan diri dari
kukungan para pembunuh harapan. Memilih berarti siap bertanggung jawab atas pilihan
itu. Memilih berarti mengarahkan diri dalam perjuangan. Namun, tak ada kebebasan
sejati. Masih ada nafsu dan naluri yang tak sesuai dengan kisah kebebasan. Dunia tak
pantas disalahkan akibat kelalaian kebebasan. Dimanakah peran tanggung jawab atas
kesempatan yang ada? Adakah kesadaran akan yang asli dan menjadi jati diri? Tak mudah
menjawab saat diri mulai dirasuk KEBEBASAN TANPA NAMA

Babak I
Adegan 1
(Latar: rumah Mario. Mario, Nick, dan Jose sedang berbincang-bincang)
JS: Kebebasan adalah hak kita semua sebagai manusia yang ingin mengenal kehidupannya
lebih jauh. Kebebasan untuk melangkah dan menentukan kehidupan kita selanjutnya.
Hidup di hari esok berawal dari kebebasan kita pada hari ini. Hidup dan bahagia dan baik
seiring kita mencari suasana yang kita ingin agar kita bebas menentukan jalan ini.
MR: Benar kawan. Kebebasan adalah hak mutlak bagi kita sebagai pencari jalan hidup kita
masing-masing. Kita mencari apa yang seharusnya kita cari bukannya kita hanya menunggu
dan membuat kita bosan dengan kehidupan ini. Dari kebebasan itulah muncul berbagai
pilihan yang mesti kita pilh yang menentukan masa depan kita.
JS: Lagipula apabila kita terus bertahan tanpa mau berubah sementara orang-orang diluar
kita sudah berani berubah maka kita akan tersedak dan tersembunyi dari kerumunan
pilihan dan kebebasan. Kita akan semakin takut maju dan malah memilih untuk mundur
dan berhenti dalam perubahan. Kita akan mudah dikekang oleh orang lain yang sangat
bertolak belakang dari jati diri kita sebagai manusia.
NC: Pikiranku tentang kebebasan selalu mengarah pada perubahan diri kita apabila kita
ingin memilih dalam kebebasan. Kebebasan yang tanpa batas tentu akan merubah diri kita
ke arah yang buruk dan dapat menghilangkan kepastian tentang hidup sedangkan
pergerakan kebebasan yang ada batasnya membawa dampak pada sistem kehendak yang
tegas karena dengan itu seseorang dapat mengambil keputusan yang tepat dan pasti.
JS: Kawan-kawanku, aku membicarakan hal ini karena ini demi kebebasanku untuk
memilih jalan hidupku sendiri. Aku sudah tidak mampu hidup dalam keterpaksaan seperti
ini. Aku ingin mencari pilihan-pilihan hidup lain yang dapat memberanikan diriku. Aku tak
mau hidupku terombang-ambing tak menentu. Aku pun sudah bosan menghadapi cemohoan
atas nafsu dan rangsangan dari luar sana. Mereka mengolokku sebagai penakut.
NC: Maksudmu Jose?
JS: Kalian tahu bahwa aku hidup tanpa pekerjaan selama ini. Gelar sarjanaku tak diterima
di kota ini. Aku ingin mencari kebebasan yang lebih baik dan mau mengembangkan
identitasku yang sebenarnya. Aku tak mau gelar itu hanya tipuan belaka dan kubangga-
banggakan yang sebenarnya tidak perlu. Aku ingin mencari pekerjaan di tanah lain. Karena
kata orang banyak orang yang sudah sukses ketika ia berhadapan dengan dunia luar yang
penuh tantangan. Aku ingin menggenggam tantangan itu dan melawannya semampu
kekuatanku.
MR: Aku setuju dengan pendapatmu. Kehidupan kita akan sangat baik dan berguna apabila
kita ingin melewatinya dengan pengalaman baru. Dengan menambah pengalaman,
kekayaan hidup akan semakin terasa dengan rasa perjuangan. Kekayaan hidup tak terletak
bagaimana kita hanya melihat dunia baru tanpa mau mendekapnya dan melewatinya
dengan pasti. Lagian, tak ada salahnya engkau mencari dan menemukan diri di tanah
seberang.
NC: Lalu bagaimana dengan ibumu dan pacarmu Chelsea? Tentu saja mereka kurang setuju
dengan rencanamu. Kalau engkau meninggalkan ibu maka engkau menambah luka
terdalam karena ibu akan hidup sendirian lagi. Chelsea juga akan kehilangan kasih sayang
darimu karena kalian akan hidup berjauhan.
JS: Aku belum membicarakan hal ini dengan mereka. Aku yakin mereka akan setuju dengan
rencanaku ini karena rencana ini berkaitan juga dengan hidup mereka
selanjutnya.tujuanku sangat mulia dan sangat bermanfaat bagi kami.
NC: Aku kurang setuju dengan keputusanmu. Keputusanmu adalah kebingunganmu sendiri
maksudnya keputusanmu ini akan membingungkan langkahmu yang terlalu cepat
mengambil keputusan tanpa mau berkomunikasi dengan mereka. Nah, ketika engkau
mendapat kesulitan maka yang akan terjadi kebingungan yang menyendiri dan merana.
Selain itu, cintamu akan terbagi, cinta kepada pekerjaan atau cinta kepada mereka.
JS: Justru itulah mengapa aku harus mengambil jalan ini karena seandainya aku hanya
terpekur dengan keberdayaanku ini maka yang terjadi pembunuhan harta dan martabat
kita sebagai manusia. Aku memberi cinta kepada mereka lewat pekerjaanku. Mungkin saja
pekerjaanku nanti dapat membawa kesuksesan yang dapat kuberikan kepada kalian.
NC: Apakah kamu yakin berhasil suatu saat nanti?
JS: Kita diajarkan tidak mudah menyerah sebelum kita mencoba apa yang kita inginkan.
MR: Aku tahu bagaimana cara menyakinkan ibumu??
JS: Bagaimana caranya kawan?
MR: Engkau harus mengatakan kalau engkau sudah dewasa untuk menjalankan
kehidupanmu sendiri. Engkau mampu untuk bertanggung jawab tentang identitasmu yang
tak boleh dikekang. Engkau juga mempunyai hak hidup yang baik. Keputusanmu adalah
hidupmu. Harapanmu adalah jiwamu. Impianmu adalah darahmu.
JS: Benar kawan. Ketika seekor burung mulai beranjak besar, ketika kaki-kakinya kuat, ia
tentu tidak tinggal diam di sarangnya tetapi ia akan berusaha mengenal dunia luar dan
berusaha untuk bisa terbang seperti burung-burung lain. Ia akan menggunakan sayapnya
bahwa ia juga bisa terbang.
NC: Aku masih kurang setuju dengan pendapatmu itu. Apa alasanmu untuk bekerja di luar
sana. Bukankah disini masih banyak pekerjaan yang dapat diambil dan dikerjakan??
JS: Aku tahu masih ada orang yang membutuhkan jasaku. Namun, aku belum pantas untuk
menjawabi tuntutan mereka. Aku juga diberi kesempatan untuk belajar lebih jauh tentang
banyak hal yang belum kuperoleh selama ini. Selain itu aku ingin mencari tantangan di luar
sana sebagai modalku menyambut masa depan yang semakin rumit untuk dijalani.
NC: Mungkinkah engkau bisa mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari sekarang?
JS: Aku sangat yakin kawan. Ini demi harga diriku dan keputusanku dari pikiranku yang
selalu membayangi anganku. Aku berharap kalian mau mendukung dan mendoakanku agar
tujuanku tercapai.
MR: Tak perlu dicemaskan kawan. Cita-cita kita akan tercapai akan terwujud bila kita
saling bekerja sama. Tak ada kata gagal dalam kamus hidup kita.
NC: Ini tentang kehidupanmu kawan. Aku turut mengharapkan yang terbaik bagimu Jos.
Semua karena kasih kita.
JS: Beribu-ribu terima kasih kawan-kawanku. Aku sekarang ingin ke rumah dan
membicarakan hal ini dengan ibu. Permisi kawan.
MR & NC: Baik kawan.
(Layar ditutup)

Adegan 2
(Latar: rumah Jose. Jose masuk rumah saat ibu Nina sedang membaca koran)
JS: Selamat siang bu..
IN: Selamat siang juga Nak. Kamu pulang dari mana sampai lupa makan siang?
JS: Aku baru pulang dari rumah Mario bu. Tadi kami ada bincang-bincang tentang masa
depan kami bu.
IN: Pantasan kamu lupa untuk pulang. Apa saja yang kamu bicarakan tadi nak??
JS: Kami membicarakan bagaimana nasib kami selanjutnya. Kami menyadari bahwa hidup
ini akan baik bila ditentukan sekarang. Masa depan kami berada dalam tangan kami
sendiri. Menurut ibu, apakah kami sudah bisa bebas menentukan kehidupan kami sendiri
mengingat kami sudah diberi kebebasan dan tanggung jawab.
IN: Sebagai orangtua kami sangat mengharapkan agar kalian mampu menentukan
kehidupan kalian sendiri. Kami tak bisa melarang kalian berekspresi dan berkreasi.
Kehendak kalian adalah kehidupan kalian sendiri.
JS: Ibu, aku sudah menentukan masa depan hidupku selanjutnya.
IN: Apakah itu Nak?
JS: Tadi aku sudah membicarakan hal ini dengan teman-temanku. Ini mengenai pilihan
hidup, kebebasan, kehendak, dan jati diri kami yang sesungguhnya. Aku berencana untuk
mencari kebahagiaan di luar sana. Aku tak ingin hidup dalam ketakberdayaan seperti ini.
Aku mampu untuk mengembangkan diriku ini.
IN: Maksudmu Nak?? Ibu sama sekali tak mengerti.
JS: Aku ingin mencari pekerjaan di tanah seberang Bu. Aku ingin mengembangkan ilmu
yang telah kudapatkan selama kuliahku. Aku sudah melamar pekerjaan ke beberapa
tempat di kota ini namun lamaranku ditolak. Aku lelah menanggun derita ini semua bu.
IN: Nak, mengapa pikiranmu sekarang berubah. Selama ini kamu bertekad untuk tetap
teguh berada dalam situasi ini dan menerima semua keputusan ini. Kamu tak mudah
menyerah untuk bekerja di kota ini .
JS: Ibu, kini aku ingin merubah diriku ini, mengubah kebebasan, pilihan hidupku ini. Aku
menyadari bahwa bila aku tetap berada dalam situasi ini maka hal ini dapat mematikan
daya kreasiku sebagai generasi muda yang harus berkembang berkarya sesuai dengan
kemampuan yang kami miliki.
IN: Ibu masih kurang setuju dengan pendapatmu nak. Apakah dengan kepergianmu nanti
dapat membuatmu bahagia dan sejahtera. Kebebasan menentukan pilihan adalah
kehendak pribadi kita. Namun, dengan pilihan yang kita pilih, apakah ia dapat membuat
kita terasa nyaman berada di dekatnya sementara kita belum yakin dengan pilihan itu.
Kebebasan tanpa pilihan yang tak pasti telah merenggut kepribadiaan anak-anak zaman
sekarang. Mereka mudah tergiur dengan kemunafikan dunia ini.
JS: Berikanlah kesempatan sekali ini saja Bu. Ini permintaan terakhir dariku. Aku sangat
yakin dengan pilihanku ini bahwa inilah kehidupanku dengan kebebasan yang aku miliki.
Kebebasanku adalah hidupku dan hidupku adalah kebahagiaanku. Jika harus memilih, aku
lebih memilih hidup menderita untuk sebuah kebahagiaan daripada hanya diam
mendengkur saja tak berdaya tanpa mau berusaha sedikit pun.
IN: (berpikir sejenak) Dunia juga mengerti maksudmu. Duniaku dan duniamu tentu
berbeda Nak. Tetapi dunia kita tak selamanya berbeda. Terasa sulit untuk melepasmu kini.
Bila ibu terus mengekangmu, itu berarti aku telah merusak hak dan martabatmu sebagai
pemimpi yang terus ingin mencari kebahagiaan dalam kebebasan. Terbanglah ke luar sana
saat sayap-sayapmu masih kuat untuk tetap terbang dan melawan besarnya angin
tantangan. Aku rela membiarkanmu pergi karena dengan itu engkau dapat mengerti
tentang arti sebuah nafas.
JS: Ibu, aku tak bisa mengatakan banyak hal tentang ibu. Terima kasih untuk pemberian
kesempatan kepadaku. Restu dari ibu akan menguatkan langkahku sehingga aku bisa
mewujudkan impiannku dengan baik. Aku akan membalas kebaikanmu.
IN: Tetapi bagaimana dengan Chelsea, kekasih hatimu??
JS: Aku belum menentukan jalan mana yang harus aku pilih dalam cinta kami. Aku ingin
mencintai dan memilikinya selamanya. Aku tidak tahu apakah dia mau menunggu ataukah
ia harus mencintai orang lain. Duniaku dan dunianya akan berbeda sebentar lagi meski
langit kami sama.
Tiba-tiba pintu diketuk. Jose pergi membuka pintu.
JS: Chelsea, sayangku .. aku sangat merindukanmu.
CL: Begitu pula dengan aku sayang. Aku tak mau berpisah darimu.
IN: Nak, ibu ke belakang dulu. (meninggalkan panggung)
JS: Chelsea, hatiku tak bisa menahan rasa ini. Ia sungguh tak mampu menampung cintaku
kepadamu.
CL: Aku juga merasakan hangatnya saat berada di sampingmu.
JS: Sayang, aku mau membicarakan sesuatu tentang hubungan dan kehidupan kita
selanjutnya.
CL: Kamu pasti mau melamarkan aku kan??
JS: Tidak sayang. Aku tak tahu apakah ini buruk atau baik bagi diri kita kelak.
CL: Apakah itu sayang?
JS: Aku berharap kamu masih mencintaiku dengan keputusanku ini. Aku berencana untuk
melanjutkan kehidupanku di luar sana. Aku sudah memilih dengan kebebasanku yaitu
mencari pekerjaan di tempat lain. Aku sudah muak dengan situasi yang kualami sekarang
karena sesungguhnya aku dikekang oleh dunia dan mengekang kebebasanku sendiri. Aku
ingin mencari jalan hidup lain tanpa bersamamu lagi.
CL: Jadi sayang ingin meninggalkanku??
JS: Aku meninggalkanmu sementara tetapi cintaku akan selalu berada bersamamu. Kita
memiliki naluri untuk terus berkembang dalam kebebasan kita. Naluri itulah yang
menyadarkan aku betapa pentingnya sebuah kesempatan dalam kebebasan.
CL: Tapi bagaimana dengan cinta kita, dengan nafas yang telah kita hembuskan selama ini,
dengan aku yang ingin merasakan pelukan hangatmu?? Apakah kamu harus melihatku
sendiri merana menantimu??
JS: Sayang, jiwa kita tetap satu. Jiwa kita seperti bulan dan mentari yang selalu menyinari
bumi dengan sinar kita meski kita tak selalu sama. Aku akan terus menyapamu seperti
menyapa jiwaku sendiri, seperti ombak yang selalu menyapa dan menyalami tepi pantai
meski ia harus melawan karang yang selalu menghalanginya. Ombak tak akan mudah
melepas cintanya kepada pasir-pasir.
CL: Sayang, aku tak tahu apa yang harus kulakukan sekarang saat engkau berani
meninggalkan aku yang harus berteman sepi. Aku tak lagi mendapat sinar kasihmu yang
selalu menyinari aku saat aku merasa ada kegelapan dalam hidupku.
JS: Di luar sana aku tak mencari jiwa-jiwa lain yang akan menghuni jiwaku ini. Aku tahu
bagaimana engkau tahu mencintaiku dan engkau tahu bagaimana aku mencintaimju.
CL: Aku harus pasrah dan rela menerima semua ini. Ini juga demi kebaikan kita kelak.
(mulai menangis). Bolehkah aku kembali ke rumah sayang??
JS: Kenapa sayang?? Kamu tak mau menemaniku lagi?
CL: Sayang, aku ingin pergi melampiaskan cinta dan kasihku ini padamu. Aku tak mau
menumpahkan hujan cinta dan rasa kecewaku di depanmu karena aku tak ingin engkau
melihatku berderai mata dan membuatmu kedinginan lagi. Aku tak ingin kamu melihatku
bersedih agar perjalananmu tak dibayangi kesedihanku ini. Kamu mengertikan??
JS: Aku bahkan harus melepasmu dengan linangan air matamu. Aku tak bisa
menghentikanmu sayang. Aku mengerti maksudmu.
CL: Sudahlah sayang. Aku pergi sekarang ya?? Esok aku kembali untuk menemuimu. Maaf
karena aku tak menemanimu sekarang
JS: Baiklah sayang. (mengantar Chelsea pulang. Chelsea meninggalkan panggung. Ibu Nina
masuk panggung sambil membawa minuman)
IN: Chelsea dimana Nak?
JS: Ia sudah pergi bu. Ia tak mau membiarkan aku melihatnya menangis didepannya. Ia
mendukung aku dan aku pun membiarkan ia pergi bersedih kepada dunia cinta kami.
IN: Aku mengerti perasaannya. Biarkan ia bersedih karena dengan kesedihannya, ia akan
menyadari betapa pentingnya sebuah tantangan dalam cinta. Kamu tidak punya kesibukan
lain kan??
JS: Ia bu. Aku ingin bersantai-santai saja.
IN: Ada yang perlu ibu sampaikan nak?
IN: Kamu masih ingatkan bagaimana nasihat ayahmu ketika ia terbaring sakit??
JS: Aku masih ingat tentang nasihatnya Bu
(Panggung 2 dibuka. Latar: kamar tidur, Bapa Peter, ayah Jose terbaring sakit. Ia ditemani
Ibu Nina dan Jose)

Adegan 3
BP: Anakku, bapamu sekarang sudah tidak kuat lagi untuk bekerja dengan baik. Bapa
sering sakit-sakitan. Aku ingin membahgiakan kalian tetapi raga ini selalu berkata lain.
Maafkan bapa karena tidak bisa membantu dan memberikan nafkah bagi keluarga kita.
JS: Tidak apa-apa bapa. Anggap saja bapa telah berhasil membimbing aku hingga saat ini.
Bapa telah mendorong dan menuntun aku dalam bekerja dan berusaha. Aku kesuksesanku
ini tak lepas dari peranan bapa. Aku tak bisa berbuat apa-apa tanpa doa dan dukunganmu.
BP: Aku bangga melihatmu sudah menyelesaikan kuliah dengan baik, melihatmu sudah bisa
menentukan masa depan yang baik, sudah bisa melatih diri untuk berkerja sendirian. Papa
hanya bisa berharap agar kamu tetap berusaha agar mendapat pekerjaan yang tetap
sehingga dapat meringankan ibumu.
IN: Jose, saat engkau kuliah papa mengharapkanmu agar suatu saat nanti kamu dapat
menggantikan peran bapa dalam mengurus keluarga kita.
BP: Saat masih muda seperti engkau, papa merasa kehilangan kekuatan karena apa saja
yang papa kerjakan selalu tak mendapat hasil yang baik. Namun, karena ketekunan dan
rasa optimis akhirnya papa bisa keluar dari keterpurukan itu. Papa ingin kamu berusaha
pantang mundur untuk meraih apa yang kamu inginkan.
JS: Aku tak tahu bagaimana aku memulai ini semua. Aku merasa aku belum pantas untuk
melakukanya. Aku masih butuh pengalaman sebelum terjun kepada mereka yang
membutuhkan jasaku.
BP: Kamu harus tetap kuat untuk melangkah pada pendirianmu. Kita membutuhkan
kekuatan yang membuat diri kita mampu melakukan apa yang kita rencanakan. Papa
merasa bahwa kekuatan itu tidak berasal dari kekuatan yang ada dalam diri ini. Itu semua
adalah kasih Tuhan yang Ia berikan. Saat bapa melihat salib, kekuatan bapa untuk
berusaha semakin kuat. Salib adalah lambang kemenangan Kristus atas dosa, mengalahkan
kekuatan putus asa. Dalam penderitaan-Nya, Yesus tetap berani memanggul salin untuk
menebus dosa-dosa kita. Salib juga melambangkan sikap putus asa dapat dikalahkan
dengan keberanian yang kokoh. Begitu juga dengan kita, kita harus menerima salib dan
berani memanggulnya tanpa mudah menyerah. Kegagalan adalah saat untuk mengoreksi,
merenovasi hidup untuk tetap melangkah dengan baik. Kegagalan bukanlah kematian.
Kegagalan adalah kehidupan yang baru. Ada pepatah yang mengatakan orang sukses
berhenti untuk mencari-cari alasan, sedangkan orang gagal mencari-cari alasan untuk
berhenti. Sebenarnya tidak alasan untuk gagal.
JS: Lalu bagaimana bila saat aku sukses, namun banyak orang yang membenciku??
BP: Hidupmu adalah caramu berada. Jika kamu sudah berada pada jalan yang benar dan
sesuai aturan maka tak ada lagi keraguan untuk tetap maju dan terus berjuang. Mereka
yang mencemoohmu akan menyadari jalanmu jalan yang benar. Jalanmu adalah hidupmu.
Mereka yang membencimu tak menambah kelemahanmu. Mereka tak bisa mengartikan
jalanmu karena mereka pesimis dengan caramu berada. Hadapilah mereka dengan senyum
dan rendah hati.
JS: Aku akan melakukan semua yang disarankan bapa. Aku akan berusaha sekuat mungkin
nanti. Semoga aku tak mengecewakan kalain. Aku berjanji tidak akan membuat kalian
hancur melihatku nanti. Terima kasih bapa dan mamaku. (memeluk Ibu Nina dan bapa
Peter)
(Layar ditutup)

BABAK II
Kebebasan adalah pilihan. Pilihan untuk berada pada pendirian yang tetap atau merubah
diri. Atas dasar kebebasan, lika-liku perjalana hidup pun ikut berubah seiring
perkembangan dunia. Kebebasan telah disalahgunakan dan disepelekan tanpa menyadari
arti kebebasan itu. Klimaks. Tak ada lagi kerendahan hati, tak ada lagi kebaikan yang
pernah dijunjung dulu. Dunia pasti menangis saat kebebasan telah kehilangan jati dirinya,
kebebasan yang telah direnggut oleh naluri dan nafsu. Kini Jose telah memilih jalan
hidupnya dalam kebebasan. Ia tak lagi menjaga kesetiaan pada kebebasannya. Ia lupa
akan masa lalunya. Ia terbawa oleh dunia sekitarnya yang menarik perhatiannya. Hukum
alam pertama: hormatilah ayah dan ibumu, tak diindahkannya. Cinta, usaha, kesetiaan tak
lagi menjadi tumpuan hidupnya. Kebebasannya membuat ia menjadi anak durhaka. Inikah
arti kebebasan, melupakan segala-galanya??

Adegan 1
(Latar: ruang kerja Jose di kantor. Jose sedang mengetik tugasnya. Pak Eno, kepala
perusahaan masuk menemuinya)
PE: Selamat siang Pak Jose. Maaf aku mengganggu pekerjaanmu.
JS: Tidak apa-apa Pak. Aku hanya merampungkan prospek jangka panjang proyek yang
akan kita lakukan nanti pak. Proyek ini yang akan membawa keuntungan yang besar buat
kita Pak.
PE: Aku sangat bangga pada pekerjaanmu. Sejak kedatanganmu, perusahaan kita
mengalami kemajuan berkat kemahiran dan ketangkasanmu dalam membaca peluang dan
kesempatan yang kita lakukan. Status perusahaan kita pun semakin dikenal dan pemasaran
kita pun semakin besar. Ini semua adalah hasil kerja kerasmu. Aku patut berterimakasih
kepadamu.
JS: Ini adalah tanggung jawabku sebagai pekerja di perusahaan ini. Aku juga mengucapkan
terima kasih kepada bapak karena telah mempekerjakan aku di tempat ini. Kalau tanpa
bapak, aku tak mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri ini.
PE: Yah.. ini semua berkat kerja sama kita. Mudah-mudahan kerja sama kita berjalan
lama.
JS: Aku juga mengharapkan hal itu pak. Apalagi aku telah menjadi bagian dari keluarga
bapak.
PS: Itu yang mesti aku lakukan untuk tetap bersamamu mengelola perusahaan ini. Lalu,
bagaimana hubunganmu dan Astin, apakah masih baik-baik saja??
JS: Sebagai keluarga baru, aku akan tetap menjaga dan mencintainya Pak. Kami
berkomitmen untuk membangun rumah tangga yang baik dan harmonis.
PE: Kamu memang benar anak yang baik. Semoga hubungan kalian tetap langgeng dan
akur. Baiklah, aku pergi dulu, ada pertemuan di perusahaan lain yang harus aku hadiri.
(keluar panggung. Tak lama kemudian, Astin masuk menemui Jose)
AT: Sayang, kamu lagi sibuk ya?? Maaf aku mengganggumu.
JS: Tak apa sayang. Aku baru selesai mengerjakan tugasku ini.
AT: Aku baru pulang dari arisan ibu-ibu sayang.
Roy mengetuk pintu.
RY: Permisi pak.
JS: Silakan masuk Roy. Ada apa ya??
RY: Ada tamu yang ingin bertemu dengan bapak?
JS: Tamu? Aku tak mempunyai janji dengan siapa pun.
RY: Ia seorang ibu tua Pak. Katanya ia mengenal bapak
JS: Seorang ibu? baiklah.. suruh ia masuk.
RY: Baik Pak. (pergi memanggil ibu Nina. Ibu Nina Masuk)
IN: Selamat siang nak.
JS: Ternyata kamu ibu tua itu. Ada perlu ada kesini dan anda siapa??
IN: Aku kesini untuk bertemu dengan anakku yang telah lama pergi meninggalkan aku.
JS: Aku tak tahu siapa anakmu. Mengapa harus ket empat ini kamu mencari anakmu?
IN: Karena ia berada di tempat ini. Kamu anakku Jose.
JS: Tidak! Aku tak tahu siapa kamu. Aku tak punya ibu seperti kamu. Ibuku telah meninggal
beberapa tahun lalu.
IN: Aku ibumu Nak. Mengapa kamu tak menganggap aku ibumu. Aku yang telah melahirkan
dan membesarkanmu. Akulah yang selalu mendoakanmu agar kamu sukses dalam
perkerjaan.
AT: Benar ini ibumu sayang??
JS: Aku tak punya ibu seperti dia.
IN: Jadi kamu telah memilih hati lain? Bagaimana dengan janjimu dulu ketika engkau
memadu kasih dengan Chelsea.
JS: Dengar, aku tak tahu siapa kamu dan darimana asalmu. Cepat tinggalkan kami!
IN: Di kota dingin itu, aku yang telah membesarkanmu hingga dewasa. Engkau anak yang
baik dan selalu mematuhi perintah kami. Dan saat itu engkau ingin bebas dan mencari
pekerjaan di kota ini. Saat itu pula kita berpisah dan akhirnya kita bertemu kembali saat
ini. Engkau tak mengakui kalau aku adalah ibumu.
JS: Orang tuaku tak seperti kalian yang telah melupakan anaknya.
IN: (berlutut) Sadarlah anakku. Ini aku ibumu.
JS: (menendang) Pergi sana! Aku tak mau kamu mengotori diriku. Cepat keluar dari tempat
ini.
IN: Nak, aku tak bersalah apapun. Semoga saja kamu berubah. Sungguh tak baik mengusir
ibu ini.
JS: Cepat keluar!! Satpam!
IN: Baiklah, aku akan pergi dari kalian. Tuhan pasti akan membalas perbuatanmu Nak.
JS: Sudahlah sayang Jangan pikirkan ia. Mungkin ia salah alamat. Aneh juga ibu itu
mencari anaknya di kantor kita. Lagian darimana ia tahu kalau kamu adalah anaknya.
AT: Ia sayang. Aku tak ingin ia mencemarkan nama baikku kalau aku masih mempunyai ibu.
(memeluk Astin)
(Layar ditutup)

Adegan 2
(Latar: rumah Pak Chris, keluarga ibu Nina. Chelsea dan pak Chris sedang berbincang-
bincang)
CL: Pak, aku tadi ingin sekali bersama ibu Nina ke kantornya Jose. Aku sudah tak sabar
melihatnya sekarang.
PC: Tenanglah Chel. Ibu Nina harus pergi sendiri sehingga Jose tidak mencurigai kalian.
Kehadiranmu disana dapat membuat Jose bisa melupakan kalian. Mungkin saja Jose sudah
melupakan kalian. Dia tak bertemu kalian sudah bertahun-tahun. Tentu saja ada
perubahan sikapnya yang kalian tidak ketahui. Kadang kebebasan telah merusakkan
segalanya dan menghambat nilai kehidupan ini.
CL: Aku juga cemas bila Jose melupakan cintaku ini. Aku datang ke kota ini untk melihat
cintanya, apakah bertumbuh subur atau sudah mati ditelan kekeringan karena tak pernah
disiram. Semoga saja cintanya padaku menghasilkan bunga yang harum.
PC: Aku hanya berharap sikapnya tak berubah. Kota besar kadang membuat dunia
seseorang ikut berubah dan tak berbuah pada kesuksesan dalam kehidupan. Dunia seakan
dapat membius seseorang bila ia tak kuat menghadapinya. Dunia adalah kadang harum
mewangi, kadang pula berbau busuk.
CL: Maksud bapak Jose sudah berada bersama orang lain???
PC: Itu bisa terjadi Nak. Seseorang dapat mengenal dunia luar demi kebebasan yang tak
mungkin ditolaknya. Kebebasan membuat seseorang lupa akan masa hidupnya, ia anemsia
pada masa lalunya. Batasan yang mengekangnya dapat ia kendalikan.
CL: Aku tahu sifatnya saat ia masih berada dekat aku. Ia tak pantang menyerah untuk
meraih sesuatu yang ia harapkan. Ia tak ingin kehidupannya selalu dikekang dan ia punya
tanggung jawab pada keluarga.
PC: Itu sudah terjadi tahun-tahun lalu. Justru dengan sikapnya yang pantang menyerah
dan didukung oleh situasi dan kondisi seperti sekarang, ia mudah terjerumus pada hal-hal
negatif. Sikapnya dulu tak bisa dijadikan tolok ukur untuk menilai sifatnya yang berubah.
Itu pasti.
(Ibu Nina masuk rumah sambil menangis)
CL: Ada apa bu? Mengapa ibu menangis, apa yang telah terjadi?
IN: Aku tak bisa menahan air mata ini. Aku sudah tak mampu menampungnya kembali.
PC: Ceritakan pada kami biar kami juga mengetahuinya.
IN: Tadi aku menemuinya di ruang kerjanya bersama seorang perempuan. Jose telah
melupakan kita. Ia tak mengenali ibu lagi. Ia mengatakan kalau ibunya telah meninggal
beberapa tahun lalu. Harapan agar ia masih mengingat kita terbakar oleh kejamnya
perilakunya. Ibu tak bisa berbuat apa-apa lagi. Jose sekarang telah berubah, sifatnya tak
seperti ini saat ia masih berada di rumah kita. Ia juga memutuskan tali hubungan darah
ini. Ia mengingkari janjinya kepada aku dan ayahnya.
CL: Tidak mungkin! Ia tak seperti itu. Aku tahu kepribadiannya.
IN: Kebebasan pada dunia luar telah merenggut kesucian pribadinya. Ia tak bisa menahan
diri pada dunia ini. Ia juga telah memilih hati lain selain kamu Chelsea. Tadi ia bersama
istrinya. Rupanya ia tak menghargai cinta kalian.
IN: Itu tidak benar bu. Aku masih ingat janjinya saat itu di depan gereja tua. Ia berjanji
akan menjaga cinta kami sama seperti ia menjaga dirinya.
PC: Saat ia tak bisa menjaga dirinya, saat itu pula ia tak bisa menjaga cinta kalian.
Kenyataannya ia sudah tak bisa menjaga cinta kalian. Cinta kadang menyinari kadang pula
ia membutakan seseorang.
CL: (menangis) Jose teganya kamu berbuat begitu padaku. Sungguh keterlaluan kamu.
PC: Semuanya telah terjadi. Ia melupakan jasa-jasa kalian. Sekarang kita pikirkan
bagaimana caranya menyadarkannya. Tentu dengan cara yang paling baik sehingga ia
mudah percaya pada kita. (berpikir) Aku ada ide untuk menyadarkannya
CL: Caranya pak?
PC:Untuk menemuinya sangat tidak mungkin karena ia tak mau menemui kita lagi dan kita
bisa dianggap penipu. Bila kita menemuinya dan membongkar kebohongannya maka kita
akan membawanya pada kehancuran. Ia akan ditindas oleh pemimpin perusahaannya
karena ia telah menipu mereka. Kita menyadarkan lewat surat. Aku yakin ia mau
membacanya.
CL: Mengapa harus surat??
PC: Karena surat dapat mewakili seluruh perasaan kita. Dengan tulisan tangan kita,
mungkin hatinya luluh dan dapat menyadari kesalahannya. Kata-kata dapat menyakinkan
seseorang yagn butuh pengertian. Surat adalah bukti bahwa kehidupan masih ada dan
menekankan keberadaan kita. Surat dapat menyatukan jiwa dan perasaan kita yang
berjauhan. Kita mengirimnya ke kantornya. Surat itu harus tanpa alamat karena dengan
tanpa alamat ia akan penasaran dengan surat itu. Kalau ditulis juga dengan alamat kita,
tentu ia akan langsung membuangnya.
CL: Tidak mungkin bila ia sadar hanya dengan membaca surat. Kita harus menemuinya
langsung karena dengan itu ia bisa melihat wajah kita dan mengingat masa lalunya.
PC: Justru saat melihat kita, ia tak mudah percaya dan dengan mudah menghilangkan
ingatannya. Wajah kita tentu tak dikenalinya lagi.
IN: Aku setuju bila kita menulis surat itu. Kata-kata akan membantunya mengingat
semuanya. Aku yang akan menulis surat itu sehingga dia tahu bagaimana batinku tanpa
dirinya. Chel, tolong ambilkan kertas dan balpoin di tasku.
CL: Baik bu.. (pergi mengambil peralatan menulis). Ini bu..
IN: Terima kasih Nak.(mulai menulis sambil menangis)
(Layar ditutup)

Narator: Dimanakah letak surga itu. Lupakah ia kalau surga ada di bawah telapak kaki ibu?
ataukah kebebasan tanpa kendali adalah surganya?Oh Ibu. Maha kata pertama yang
sudah jatuh. Kebebasan tanpa nama adalah senjatamu meraih anganmu, melupakan
semuanya. Sudahkah kebebasan harus bebas tanpa membebaskan diri dari kebebasan
semu?

Adegan 3
(Latar: Rumah Jose sekarang. Astin sedang membaca buku. Jose baru pulang dari kantor)
JS: (membuka pintu) Selamat siang sayang.
AT: Selamat siang juga sayang, kenapa cepat pulang sayang?
JS: Tadi ada pertemuan di kantor tapi aku tak bisa ikut karena badanku entah kenapa
sangat lemah. Aku minta izin untuk istirahat di rumah saja dan papa mengizinkan tadi.
AT: Aku ambilkan air minum ya sayang?
JS: Ia sayang (Astin pergi mengambil air. Lalu ia kembali sambil membawa minuman).
Terima kasih sayang.
AT: (melihat surat yang dipegang Jose) Surat apa itu sayang?
JS: Tadi sebelum aku kembali ke rumah, aku diberi surat oleh satpam. Ia menerima surat
itu dari seorang bapak tua yang katanya ia mengenal aku. Aku hanya menerima surat ini.
Surat ini tanpa alamat pengirim. Tadi aku ingin langsung membuangnya tapi aku penasaran
dengan isinya jadi aku bawa kesini.
AT: Aneh ya, masih ada orang yang menulis surat tanpa menuliskan siapa pengirimnya. Aku
juga penasaran sayang, coba dibuka saja sayang.
JS: Ia sayang (membuka dan membaca surat bersama Astin)
VOX:
Teruntuk kasih yang selalu ada. Sebuah kisah panjang terjalin dari kasih tiada batas telah
ada antara kita. Selamat bertemu kembali anakku yang kami sayangi. Lewat lembaran
usang yang dirangkai lewat tangan-tangan yang selalu menjamah dirimu lewat
kebersamaan, kita bertemu dalam waktu dan kisah yang berbeda. Kisah kasih yang pernah
kita rajut bersama adalah kisah yang sangat berarti bagi ibumu. Kedatanganmu di dunia
telah membahagiakan kami sebagai orang tuamu. Saat itu, kami hanya berharap agar
suatu saat nanti kamu bisa bertumbuh menjadi anak yang mengenal arti kehidupan ini..
Anakku, dalam rentang waktu kecil sampai engkau dewasa, engkau bertumbuh dengan
baik. Jose kecil yang selalu periang dan memilik sifat pemberani. Namun, seiring waktu
yang terus mengajak kita untuk pergi bersamanya, saat itu pula engkau berhak
menenemukan dan menentukan jalan hidupmu sendiri. Itu sudah menjadi keputusanmu,
kami tak berhak melarangmu pergi. Saat engkau tahu dan mau pergi mencari kehidupan
lain. Kebebasan itulah yang memisahkan kita kini, melupakan kisah kita yang bertabur
janji, harapan dan jiwa kita. Kamu tak mengakui kisahmu dulu, itulah rencana Tuhan.
Anakku, sudah lupakah engkau akan nasihat ayah saat ia terbaring sakit. Tentu engkau
sudah melupakannya. Aku mengingatkanmu sekali lagi. Nasihat ayahmu ialah jangan
berputus asa bila mengalami kegagalan. Kegagalan tak ada yang ada kalau engkau punya
semangat tinggi. Lihatlah Yesus yang saat ini tergantung di kayu salib. Ia rela menderita
untuk menebus dosa-dosa kita. Salib yang dipikul-Nya adalah tanda kemenangan Kristus
atas maut yang telah kita lakukan. Salib adalah rahmat bagi kita. Itulah yang kami lakukan
saat kami membesarkanmu. Kami telah memilih salib kami yaitu menghidupi kamu yang Ia
titipkan pada kami. Salib itu terasa berat namun kamu yakin kami bisa memikulnya. Kamu
juga telah memilih salibmu. Kamu berani memikulnya sendiri. Namun dengan kesendirian
itulah yang telah membawamu pada kehancuran. Salibmu terasa sangat berat karena kamu
telah memilih jalan yang salah. Engkau dengan tega melupakan kami sebagai orang tua
yang telah membesarkanmu hingga dewasa, hingga engkau memberanikan diri mencari
tantangan di dunia luar. Engkau melupakan kebebasan dari kami. Sungguh sesal yang kami
dapatkan sekarang.
Lewat lembaran ini, ada titipan cinta dan salam kasih dari bidadarimu yang selalu
menunggu kepulanganmu. Chelsea sudah mengetahui kisahmu sekarang. Awalnya ia tak
bisa menerima perlakuanmu namun akhirnya ia sadar kalau kamu telah memilih cinta lain
karena kebebasan. Dunia ikut bersedih saat engkau tak menghargai janjimu kala itu.
Janjimu dimakan oleh nafsu dan naluri menang sendiri. Betapa perih hatinya sekarang
tanpa cintamu.
Tak ada yang bisa kuungkapkan lagi karena hati ini tak kuasa menahan perih yang tak
terbatalkan ini. Harapan kami agar dunia membantu kami tuk menyadarkan siapa dirimu
yang sesungguhnya dan betapa pentingnya sebuah kebebasan berlandaskan cinta dan
kesadaran bahwa masih ada orang yang mencintaimu.
Ingatlah, saat engkau kecil, aku menyuruhmu untuk menyapu rumah, engkau meminta 20
ribu, mencuci piring 10 ribu, mengepel 25 ribu. Tak tahukah kamu kalau melahirkanmu,
aku bertaruh nyawa, gratis; merawatmu selama 9 bulan, gratis, membesarkanmu dengan
sekuat tenaga dan ikhlas tanpa lelah, tak dibayar!
Teriring salam dan doa

Ibumu
JS: Sayang aku.. aku (menangis)
AT: Kenapa kamu menangis sayang?
JS: Aku sadar akan kelalaianku. Aku telah salah selama ini sayang. Aku ceroboh dalam
menjaga kebebasanku pada mereka. Janjiku hanya ucapan sementara yang tak dapat
kutepati. Mereka adalah orang tuaku dan pacarku dulu yang telah kusembunyikan selama
ini. Aku menipu kalian kalau ibuku telah meninggal. Ibu tua yang kemarin ke kantor adalah
ibuku. Aku tahu ia yang menulis surat ini.
AT: Kamu keterlaluan sayang! Betapa teganya engkau menghina ibumu. Aku merasa
bersalah saat engkau mengusirnya kemarin. Engkau juga telah menipu kami. Aku akan
melaporkan kepada ayah.
JS: Maafkan aku sayang. Jangan tinggalkan aku. Aku melakukan dosa besar yang tak dapat
dimaafkan. Semuanya sudah terlambat untuk kuubah dalam kehidupanku ini. Aku tak bisa
berbuat apa lagi atas kesalahanku ini.
(Tiba-tiba pintu diketuk, Astin pergi membuka pintu. Pak John muncul)
PC: Ini benar rumahnya bapak Jose?
AT: Benar pak. Silakan masuk.
JS: Ada apa pak??
PC: Begini pak, saya anggota keluarga dari Ibu Nina. Akulah yang membawa surat itu ke
kantormu. Aku sudah mengetahui keberadaanmu sejak dulu. Aku sengaja tak
memberitahukan kepada mereka kalau hidupmu telah berubah karena aku tak mau mereka
sedih. Mereka sendiri yang datang ke tempat ini untuk mencari kabarmu yang telah hilang.
Aku hanya memberitahukan kalau Ibu Nina dan Chelsea mengalami kecelakaan. Ibu Nina
tak tertolong nyawanya saat di bawa ke rumah sakit sementara Chelsea dilarikan ke rumah
sakit. Ia dalam keadaan kritis.
JS: Tidak mungkin!! Ibu tak mati secepat itu.
PC: Ibu Nina mengalami pendarahan sehingga tak tertolong lagi.
JS: Ibu!!! (teriak) Maafkan aku!
PC: Tak ada kata terlambat Pak. Chelsea masih membutuhkanmu
JS: Dia masih menantiku? Ayo pak kita ke rumah sakit sekarang.
AT: Bagaimana dengan aku?
PC: Kamu harus ikut sayang. Mari pak!! (Ketiganya keluar panggung).
(Layar ditutup)

Narator: Kebebasan Tanpa Nama yang berawal utuh, berakhir runtuh.. Kebebasan yang
membelenggu diri sendiri. Saat jiwa-jiwa ingin meminta berkat pada dunia ternyata masih
ada harapan. Kadang kebebasan hanya menjadi bumerang dan menjadi alasan untuk
merubah dirinya. Namun, kebebasan tak menjamin perubahan itu. Inilah cobaan dalam
memilih kebebasan. Sebuah tragedi membuyarkan harapan dan makna kebebasan yang
termakan oleh nafsu dan kuasa. Masih adakah bangkit dan memilih salib sebagai kekuatan
hidup? Salib adalah kebebasan itu sendiri. Kebebasan berarti kita siap menanggung salib
kita meski setiap salib itu berbeda. Kita dituntut untuk memikul salib dalam kebebasan
asalkan masih ada bangkit bila sudah tak kuat. Kebebasan adalah suatu rahmat, di pihak
lain ia mewajibkan kita untk mempertahankan nilai kebebasan sehingga yang terpatri
adalah Kebebasan dengan Nama, nama yang menjelaskan kepribadian diri secara sadar dan
penuh tanggung jawab.

*******************************************

Drama Gereja : Satukan kami, Tuhan


Posted on Maret 13, 2010 by eliosmed

SATUKAN KAMI, TUHAN

Pembukaan lagu, Liu Sing Yi, Jerry, Ken, Vaness, dan Vic bergiliran show diatas panggung, sambil
memegang banner judul drama.

Babak I
Kilasan papa yang mabuk mabuk di bar disertai siluet bar, dan lagu lagu yang genjreng.kemudian setting
berpindah tempat

Setting : Ruang Keluarga


Mama : Papa egois !! Lupa ya sama keluarga, pulang pagi begini, mabuk lagi ! Apa papa nggak malu sama
tetangga ? Ingat pa anak anak masih kecil, papa tuh mesti dikasih contoh yang baik buat mereka Eh
papa malah bikin malu !!! pusingggg.. pusinggggg.
Papa : Diam kamu !! dasar cerewet !!! Pergi tidur sana ! Nggak usah ngurusin aku ! Hmmm dasar
perempuan. Bisanya cuma marah marah aja ( sambil sempoyongan dan menabrak sesuatu ). Aduh
( Lagu Mereka perlu kasih Tuhan )
siluet Jerry sedang duduk bersandar, tangan memegang kepala.
Jerry : Aaaahh mereka berkelahi lagi, sudah 2 bulan ini, mereka selalu bertengkar. Usaha papaku
sedang bermasalah, sehingga papa stress dan mulai minum minum, sedangkan mama malah marah
marah bukannya bersabar Ooh seandainya saja mereka mengenal Yesus
Narator : Kedua orang tua Jerry menganut kepercayaan Kong Hu Cu, mereka sembayang pada nenek
moyang, walau tidak melarang Jerry pergi ke gereja, namun mereka sendiri tidak mau ke gereja, alasan
mereka ah semua agama sama, lagian kalau mama dan papa ke gereja nanti siapa yang sembayangin
engkong dan ema Jerry pernah bercerita pada guru sekolah minggunya kalau ia ingin sekali papa
mamanya mengenal Yesus guru itu bilang Jadilah Terang dunia bagi mereka, kamu tunjukkan bahwa
kamu menjadi anak yang baik karena sudah mengenal Yesus, taatilah pada mereka Jerry lakukan itu dan
tidak lupa berdoa supaya Tuhan membuka hati mereka

Babak 2
Setting Lapangan Basket, Vic dan Jerry sedang bermain basket
Lagu Liu Sing Hua Yen
Vic : Jerry, sebentar lagi Ken mau datang sama teman teman barunya
Jerry : O, ya ? wah kita bisa main 3 on 3 dong, siapa nama teman teman barunya ?
Vic : Kalau nggak salah eh.. tuh datang..(sambil melempar bola ke Jerry dan mengenai kepalanya )
Jerry : Hah ?? teman teman cewek ??? amit amit !!! aduh.. sejak kapan Ken temenan sama cewek ?? wah
nggak kebayang nih !!
Ken : Jerry, Vic, ini kenalkan teman teman baruku, Barbie, dan Angie
( Barbie dan Angie mengulurkan tangan )
Jerry : ( menyembunyikan tangannya ), ogah ah, salaman sama cewek ( sambil menggoyang goyangkan
badan ), takut ketularan cerewetnya.
Vic : Wah, ketularan cerewetnya sih nggak apa apa, kita jadi bisa nyaingin , asal jangan ketularan
penakutnya.
( Barbie mencubit Vic, sambil kejar kejaran sampai keluar panggung )
Ken : Hei, kalian jangan begitu dong, memalukan !!! mau pacaran jangan di depan umum, malu ditonton
banyak orang tuh
( Barbie dan Vic yang ada diluar panggung melirik ke arah penonton sambil berkata maaf dan dengan malu
malu masuk kembali ke belakang layar )
Jerry : Mana Vaness ? kok dia belum datang ?
( Vaness muncul dengan menggunakan helikopter, dan menghampiri mereka )
Vaness : maaf maaf, aku baru ketemu Ibu Megawati.
Semuanya berteriak. Huuuuu.Tapi kemudian mereka bermain basket bersama, bisa dibayangkan
bermain dengan anak anak perempuan kacaunya seperti apa.

Lagu : Kau yang terindah


Narator : Akhirnya mereka berenam bersahabat, mereka sering bermain ke rumah Jerry. Mereka
mengagumi rumah Jerry. Jerry hanya tertawa, namun dalam hatinya, ia iri pada mereka, karena walaupun
rumahnya bagus dan mewah namun keluarganya tidak harmonis seperti mereka. Suatu saat mereka
berbincang bincang tentang keluarga masing masing
Barbie : Jerry, papa kamu kerja apa sih ? pasti pengusaha yah. Soalnya kamu kaya raya.
Jerry : Eh.. ya papaku pengusaha garmen..
Angie : Pantas rumah kamu besar, pasti kamu bahagia ya.
Vaness : ( nyeletuk ) iyalah.. dia kan anak paling disayang mamanya, sampai kalau ke kamar mandi saja
masih ditemani.
Jerry : Huss. Yah.. disayang sih disayang tapi jangan menganggap kalau banyak uang berarti bisa hidup
bahagia.
Angie : Masa sih.??
Barbie : Iya apa maksudnya ?
Jerry : ah tidak.., kalau papa kamu kerja apa Angie ? katanya sering keluar kota
Angie : Papa seorang pendeta
Ken : Hah ??? aduh gawat bisa kualat nih kita kita sering godain kamu.
Angie : Papaku dulu seorang berandalan, punya gank yang terdiri dari anak anak brengsek, suatu saat, ia
bertemu pendeta yang merupakan korban penodongan papaku, eh tidak lama kemudian, papa bertobat,
dan beberapa tahun setelah itu dia jadi pendeta.
Vic : Wah hebat juga ya.
Barbie : Gimana kalau kita main ke rumah Angie, disana kan banyak bapau ( siluet bapau besar
dimunculkan dengan asap mengepul hihi.. )
Narator : kami berlima main ke rumah Angie, rumah yang sederhana namun penuh dengan keakraban,
papa dan mama Angie menyambut kami dengan hangat, Aku melihat bahwa Tuhan Yesus betul betul hadir
di rumah Angie, Hal ini semakin membuatku rindu membawa papa dan mama ke gerja. Dengan semangat
aku pulang ke rumah, namun yang kutemui adalah.

Lagu : Pelangi KasihNya


Setting Suasana rumah yang kacau balau , papa dan mama bertengkar lagi
Papa : Papa ditipu ma temanku melarikan uang yang kupinjam dari bank, Pihak bank kini mengejar
ngejar papa, juga polisi
Mama : aku kan sudah bilang dari dulu, pa, temanmu tidak bisa dipercaya benar kan ? aduh pa, aku
sudah tidak tahan. Papa tidak pernah mau dengar omongan mama, mama capek pa
Papa : Ma, dukunglah papa kali ini, papa sudah kehilangan segalanya, papa nggak mau kehilangan
keluarga papa juga.
Mama : Sekarang papa bisa bilang begitu waktu senang, papa melupakan kami, aku tidak bisa pa
( ketika mama menengok ke arah Jerry , dia kaget ) Eh lho Jerry, sejak kapan ada di sini ?
( Jerry berbalik dan berlari _)
Mama : Hei, Jerry, mau kemana ?
Narator : Aku kecewa sekali pada papa dan mama, mereka selalu bertengkar, mengapa aku memiliki orang
tua seperti mereka ? bukan seperti papa Angie ? ( Jerry terus berjalan, sampai dijalan raya dan tanpa
sadar sudah berada di aula gereja sambil menangis ) diiringi

Lagu Dia buka Jalan


Setting di aula gereja
Pendeta : Hai, kalau tidak salah kamu teman Angie, kan ? namamu. Jerry. Betul ?? kenapa kamu
menagis ? ada masalah ?
Jerry : Ya.. oom
Pendeta : Mau bicara dengan oom ?
( Jerry mengangguk )
Pendeta : Apa masalahmu ?
Jerry : Orang tua Jerry, oom
Pendeta : kenapa orang tuamu ?
Jerry : Mereka mau bercerai
Pendeta : Apa mereka sudah mengenal Yesus ?
Jerry : Belum oom
Narator : aku mulai bercerita keluargaku, pertengakaran papa dan mama, usaha papa yang bermasalah
hingga berurusan dengan polisi.
Jerry : Apa mereka akan bercerai, oom ? bagaimana kalau papa dipenjara ? Jerry harus ikut siapa ?
Pendeta : Jangan berpikiran jelek, Jerry, mungkin mereka sedang marah satu sama lain, belum tentu
mereka berpisah
Jerry : Jerry harus bagaimana oom ?
Pendeta : Pulang ke rumahmu, bicaralah dengan papa dan mamamu, ajak mereka berdoa pada Tuhan
Yesus. Apa perlu oom temani ?
Jerry : Nggak usah oom, biar Jerry saja, doakan Jerry, ya.
Pendeta : Oom antar sampai rumah ya
( Siluet Jerry diantar Pendeta )

Setting di rumah ruang tamu


Lagu Semua karena Anugerah
( Mama duduk sambil menangis )
Mama : Jerry ? kamu sudah pulang ?
Jerry : Mama ( Jerry terdiam sambil memeluk mama ).. Ma,. Jerry mau berdoa buat mama, kita berdoa
bersama sama ya.ma ?
Mama : ( menggeleng ) Mama bukan orang Kristen, Jerry.. kamu saja yang berdoa.
Jerry : Ma, sekali saja, kita berdoa pada Tuhan Yesus, Tuhan Yesus akan menolong siapapun yang
berseru kepadaNya
Mama : Betul ? apakah Tuhan Yesus bisa bantu mama ?
Jerry : Tentu, ma, dia bisa melakukan apa saja, Jerry kenal dengan seorang yang tadinya jahat sekarang
jadi pendeta, setelah bertemu Tuhan Yesus
Mama : Mengapa ia mau berubah ?
Jerry : Ia berubah karena Tuhan Yesus mengasihinya
Mama : Mengasihi bagaimana
Jerry : Tuhan Yesus mati di kayu salib untuk menebus dosa kita, tapi Ia bangkit pada hari yang ke 3
Mama : Mengapa Tuhan Yesus mati ? buat apa ?
Jerry : Tuhan Yesus menggantikan hukuman kita , ma, harusnya kita yang dihukum, Tuhan Yesus tidak
berdosa, tapi kita yang berdosa, Karena Tuhan Yesus mengasihi kita, termasuk Jerry, dan mama, juga
papa, Tuhan Yesus mau mati di kayu salib, tapi Tuhan Yesus berkuasa atas maut, Ia bangkit pada hari
yang ke 3.
Mama : Apakah Tuhan Yesus mau mengampuni dosa mama juga >
Jerry : Tentu saja, ma asalah kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan ayo kita berdoa.. ma
( Mereka berdoa bersama )
Jerry : Papa mana , ma ?
Mama : Papa ditahan polisi, Jerry ( sambil menangis )
Jerry : Papa akan dipenjara ma ?
Mama : Mama juga tidak tahu.
Jerry : kita jenguk papa, ya, ma ? Tapi Jerry mau ajak teman, boleh kan ma ? Ia adalah orang yang Jerry
ceritakan tadi ma, seorang penjahat yang bertobat.

Setting di penjara
Narator : Kami bertiga pergi ke kantor polisi aku melihat papa di balik sel, wajahnya kusut dan lelah, tapi
Bapak Pendeta banyak berbicara dengan papa, aku melihat papa menangis dan berdoa, walau sedih papa
dipenjara, ada perasaan bahagia dalam hatiku, karena akhirnya keluargaku mengenal Tuhan Yesus
( Siluet Jerry dan Mama menghampiri papa dan saling berpelukan, ada gambar Salib Tuhan Yesus
diantara mereka )
Lagu : Bersama Keluargaku

Para pemain keluar layar..


Tamat

.....................

Drama Gereja : Sobat yang kuperlu


Posted on Maret 13, 2010 by eliosmed

Lokasi : Sekolah
Teeetttt..teeeettttt, bel tanda selesainya waktu belajar di sekolah berbunyi dengan nyaring, Desy dengan
tergesa-gesa membereskan bukunya, Nyanyi lagi ya, dimana ? tanya Santi, teman sebangku sekaligus
sahabatnya. Desy mengangguk Di MBS, duluan ya. Jawabnya sambil berlalu, tinggal Santi yang
bengong, seperti biasanya dia ditinggal lagi, sudah dua bulan ini dia diperlakukan seperti itu oleh Desy,
dasar,.. katanya sambil geleng geleng sudah beken, mulai deh lupa temen, ya.. apa boleh buat, pulang
sendiri lagi, sebel ,
Memang, coba kalo kita kita diajak, kan nyanyi berempat bisa bikin grup F4 Indonesia hehe timpal Arie
asal, Wanda yang disebelahnya mengangguk ngangguk setuju tampang kita boleh juga kan, sangat
serasi kalo dipasangkan dengan Dao Ming Shi, atau Huo Ce Lei
Lha si Arie kan cowok, kenapa jadi F4 ? lebih cocok The Corrs dong balas Santi

Lokasi : studio televisi


Duh, ke mana aja, cepet ganti baju dan make up sambut sang manajer kesal begitu melihat Desy
datang agak terlambat dari jadwal
Ya ya, maap deh, kan jalanan macet, lagian kan Desy juga harus sekolah jawab Desy
Nyanyi yang bagus ya, kamu bintangnya di acara ini , sang manajer melembutkan suaranya,
bagaimanapun Desy sekarang artis kesayangannya, semenjak album Desy yang terakhir laris manis,
Nama Desy mendatangkan banyak uang bagi kantongnya.
Desy mulai bernyanyi, setelah selesai, ada beberapa anak yang merupakan fansnya meminta
tandatangan, setelah itu Desy bersiap siap pulang,
Hari Minggu depan, kamu show di Bogor, siap siap ya. , sang manajer membuka buka buku
agendanya, wanti wanti sebelum Desy pulang
Tapi saya kan harus ke gereja, di gereja juga ada acara KMA sahut Desy, bingung , dia tak tahu harus
pilih yang mana.
Ah, memang nyanyi di gereja bisa dapet duit ? pokonya kamu saya jemput hari sabtu siang, bilang aja ke
pelatih kamu di gereja, minggu ini harus ke Bogor, atau perlu saya yang ngomong ? jawab sang manajer
ketus
Nggak usah, biar saya saja, saya permisi pulang dulu

Desy pulang ke rumahnya dengan berjalan kaki, sepanjang jalan dia terus memikirkan kata kata
manajernya tadi Memang nyanyi di gereja bisa dapet duit ?. Dia menarik nafas panjang, pilihan yang
sulit, sekarang ini dia butuh uang, karena krisis ekonomi, usaha orang tuanya sedang seret, dengan berat
hati ia memutuskan membatalkan acara KMA

Lokasi : rumah Desy


Hari sudah menjelang magrib, Di rumah tidak ada siapa siapa, papanya sedang keluar kota, sebagai
salesman, papanya harus sering pergi ke luar kota mengorder barang, sedangkan mamanya bekerja
sebagai karyawan di sebuah perusahaan tekstil, lagian Desy anak tunggal, so pasti dia kesepian banget di
rumahnya.. Desy langsung menuju tempat makanan, Ya nggak ada apa apa. , KRIIIIINGGG.
KRIIINGGGG..
Ya Halo..
Eh, gimana tadi nyanyi ???? tembak yang diseberang
Santi ?
Bukan, San Chai
Cap Cay ?
Diem, gimana ?? sukses tadi ?
Lumayan, eh minggu ini gua nggak bisa KMA nih, harus show di Bogor
Ah elu jadi bolos KMA aja, gimana sih ??? mulai ninggalin Tuhan, ya.. kata nenek itu dosa, Des, nyanyi
untuk umum sih boleh boleh aja, tapi ke gereja juga jangan mabur dong,
Udah janji, show kan nggak bisa dibatalin, bisa didenda gua.
Mereka segera mengakhiri percakapan, begitu mama Desy pulang. Desy menutup telpon, dia menghampiri
mamanya. Lapar ya ??? tanya mamanya, Nih mama bawakan nasi gudeg, papa pulang besok,

3 BULAN KEMUDIAN

Lokasi : studio televisi ( acara wawancara )


Wartawan : Sekarang Desy kan penyanyi yang sukses, penggemarnya sudah banyak, kabarnya mau
main film juga ya ?
Desy : Iya, saya main bareng Joshua, saya senang sekali bisa bermain bersama dengannya,
kesempatan ini tidak akan saya sia siakan
Wartawan : Desy punya cita cita apa lagi setelah jadi orang terkenal, gosipnya Desy salah satu artis cilik
yang sekarang honornya termahal, apa betul ?
Desy : Wah, kalo honor terbesar sih, nggak berani bilang, Desy masih punya cita cita untuk lebih terkenal,
seperti Sherina, dan sekarang Desy hanya pilih acara acara bagus, untuk menjaga kualitas

Lokasi : rumah Desy


Hari sudah mulai sore, Desy sedang menonton televisi, ketika mamanya memanggil Desy !!!! kamu lagi
tidur ??? , Desy tidak menyahut, mamanya berteriak lagi Ada temen temen datang tuh, Arie, Wanda, dan
eh siapa ya satu lagi ???? , kemudian ada suara menyahut Ya ampun tante, tega banget lupa sama
Santi ? , mamanya Desy cuma tertawa, duduk dulu deh, tante panggilin lagi, mungkin nggak kedengeran

Mama Desy membuka pintu kamar Desy yang kebetulan tidak terkunci, dia menghampiri Desy yang
sedang duduk di ranjang Mau ketemu nggak ? ada Arie, Wanda, dan Santi, mereka nunggu kamu di
depan
Ah males ma, Desy kan lagi istirahat, capek nih baru pulang dari luar kota,
Desy !
Mama !!! Desy capek, bilang aja kalo ada perlu besok aja, Desy ke sekolah kok, paling paling ngajak ke
gereja lagi, bosen ngedengernya juga,
Desy, kamu nggak boleh seperti itu, mereka kan teman baikmu, mereka pengen ketemu kamu, dan
jangan lupa, Des, suara kamu, talenta kamu, itu Tuhan yang kasih, kamu kok sombong banget sekarang
omel mamanya
Tuhan kasih talenta ini juga kan untuk dipergunakan, kebetulan sekarang suara Santi disenangi orang
orang, Tuhan juga suka kok, nanti kalo sempet Desy ke gereja, sekarang kan lagi sibuk sibuknya,
Mamanya marah, dan membanting pintu, sampai ketiga anak yang sedang duduk di ruang tamu terloncat
karena kaget , Santi jadi tidak enak hati Maaf Tante, Desy nya lagi istirahat ya ? kita juga salah tadi nggak
telpon dulu, ini aja , titip VCD rohani, dua minggu lagi ada acara Pesta Rohani Anak, Desy dibujuk ikut ya
tante
Mama Desy mengangguk, tanpa bisa berbuat apa apa.
mari tante kita pulang dulu, terima kasih, dan maaf mengganggu

Lokasi : sekolah
Saat itu sedang ada tes akhir caturwulan, pelajaran IPA, dan karena semalam Desy sibuk rekaman, dia
tidak belajar sama sekali, sudah 20 menit lewat, baru tiga soal yang dijawab, keringat dingin mulai
membasahi tubuhnya, dia mulai tengok kanan dan kiri, Dia mulai minta jawaban pada Wanda dengan kode
tangan, tapi Wanda pura pura tidak tahu, sadar usahanya tidak berhasil, ia beralih pada Arie, pikirnya anak
ini lebih baik hati, dengan kode tangan dia minta bantuan Arie, dan Arie pura pura tidak melihat, Santi
apalagi, stay cool, mulai dia mengeluarkan jurus pandangan jarak jauh dan nekad, Tidak ada jalan lain,
kalau mau lulus harus mencontek. Sewaktu pulang Santi menegur Desy, elu nggak belajar ya, tapi
nyontek itu dosa, Des
Ya gua kan sibuk rekaman, mana sempet belajar, nyontek kali kali kan nggak apa apa, lagian kalian
nggak mau kasih tau gua
Tapi, Des, itu bisa jadi kebiasaan buruk, balas Wanda
Ah diamlah, cerewet, yang nyontek kan gua, kalian nggak ikut berdosa kan, udah ah gua mau pulang.. :
seraya pandangannya menyapu ke arah gerbang
: eh sama siapa ?? kenapa nggak bareng kita ??? tanya Arie penasaran
udah dijemput katanya sambil berlalu
Arie, Wanda dan Santi memandangi kepergian Desy, tiba tiba mereka saling memandang satu sama lain
eh itu itu. Yang pake mobil BMW tadi kan si Anggi dan si Mona, dua penyanyi beken yang sok itu, wah
gawat nih, Desy main bersama mereka
Lokasi : dalam mobil BMW
Mona : Gimana tadi ulangan, bisa ?
Desy : yah gitulah, ngapain sih capek capek sekolah, ulangan, belum tentu menghasilkan uang
Anggi : Betul, eh, besok kan elu udah selesai ulangan kan ??? kita mau ke Puncak nih,
Desy : Eh , gua belum kasih tau mama, mana boleh ke Puncak nggak ngomong ngomong
Mona : telpon aja, nih hape gua, bilangin aja, elu pergi bareng temen, kita mau nginep sehari disana,
papa gua punya villa,
Walaupun dimarahi mamanya, Desy tetap pergi bersama Anggi dan Mona, dia tidak peduli mamanya yang
begitu mengkhawatirkan dirinya

Lokasi : Jalan raya Puncak


Rupanya Tuhan bernita memberi pelajaran pada Desy atas kesombongannya, malam harinya ketika
mereka bertiga kembali dari Puncak, sopirnya yang mengantuk membawa BMW dalam keadaan ngebut,
dan terjadilah kecelakaan di jalan tol, mobil yang ditumpangi mereka menabrak kendaraan dari arah
berlawanan. Keempatnya dalam keadaan gawat dan segera dilarikan ke rumah sakit ke unit gawat darurat,
mama Desy segera ditelpon

Lokasi : rumah sakit


Kondisi Desy memprihatinkan, pita suaranya rusak, masih beruntung tidak ada anggota tubuhnya yang
harus diamputasi karena kebetulan Desy duduk di tengah, hanya saja luka berat di sekujur tubuhnya, satu
hal lagi yang parah adalah, wajahnya pun terkena pecahan kaca, sedangkan sebagai seorang artis, wajah
dan suara adalah hal hal yang paling berharga, Mama Desy dan papanya terus menunggui Desy dirumah
sakit, mereka berdoa siang dan malam demi kesembuhan Desy, mereka percaya kalau percobaan ini tidak
lain hanyalah untuk menyadarkan Desy, dan Tuhan masih memberikan kesempatan pada Desy untuk
memperbaiki kelakuannya dengan tidak mengambil nyawanya.

Lokasi ; Rumah Desy


Dua minggu Desy sudah kembali dari rumah sakit, tapi dia belum bisa kemana mana, karena kakinya
masih luka, tubuhnya masih lemah, dia masih harus menggunakan kursi roda, dia tidak mau bertemu
siapapun, dan sibuk menyalahkan Tuhan. Kalau sedang marah dia bisa membanting barang barang
disekitarnya, dengan suaranya yang sekarang parau, dan tidak indah lagi, dia kembali mengusir teman
temannya yang datang menjenguk Keluar kalian !!! gua nggak butuh kalian !!! katanya sambil melempar
vas bunga PRANNNGGGG , Jelas Arie meloncat kaget Eh nenek, eh nenek, kenapa dia pake lempar
vas bunga segala ? , Santi segera berinisiatif menghindar kita pulang aja dulu, dia masih senewen, kita
doain dulu aja, ntar balik lagi
Mamanya pun kewalahan menghadapi sikap Desy yang makin menjadi jadi, Desy tidak pernah mah diajak
berdoa, buat apa doa ? Tuhan sendiri yang ngasih celaka, sekarang Desy harus mohon mohon ??
kenapa ??? sekarang Desy gak bisa nyanyi, Desy malu keluar rumah juga, muka Desy jelek, apa lagi
gunanya Desy ?? , Ya memang semua kontrak Desy akhirnya dibatalkan, beritanya sudah menyebar ke
seluruh Indonesia, pemberitaan melalui media elektronik dan media cetak begitu gencar, namanya sudah
jatuh, karena wajah dan suara yang menjadi asetnya sudah hilang, tidak ada lagi yang mau memakai
Desy, satu persatu teman teman artis sudah mundur, manajernya pun tidak pernah menjenguk, Desy
merasa begitu kesepian, dia sebenarnya sedih, tapi terlalu gengsi untuk mengakui kesedihannya.
Sampai suatu kali dia mendengar sebuah lagu Sobat yang kuperlu yang dinyanyikan oleh Sidney
Mohede, kau sumber kekuatan.. Yesus yang kuperlu. Lebih dari semua Kau bagiku.. Sobat
yang kuperlu. , dia mulai teringat teman temannya, dengan gemetar diangkatnya telepon, dia berusaha
membuang semua kesombongan hatinya selama ini, San, ini gua, bisa datang ke rumah ??? .
30 menit kemudian Santi sudah hadir di rumah Desy, sendirian,
apa yang harus gua lakukan, San, gua malu.. gua udah menghina Tuhan selama ini, gua udah
menghina kalian semua selama ini, gua udah kurang ajar sama orang tua gua sendiri.
Asal elu bertobat, Tuhan akan memaafkan elu, kita semua udah memaafkan elu dari jauh jauh hari
Tapi Tuhan marah
Tuhan cuma ingin kamu sadar, Tuhan masih sayang kamu,
Gua berdosa banget, gua nggak layak lagi buat Tuhan
Kalau gua bisa menerima elu kembali, apalagi Tuhan, dia adalah sobat yang terbaik, dia nggak pernah
meninggalkan elu, dan Dia selalu ada buat elu, kapanpun elu perlu, jangan kecewakan Dia lagi,
Bantu gua berdoa ya

Lalu Desy berdoa ditemani oleh Santi Tuhan, Desy bersalah, Desy sudah berdosa besar, Tuhan, Desy
sudah mengecewakan Tuhan, Desy minta maaf, terima kasih kalau masih memberikan Desy kesempatan
untuk hidup, untuk memperbaiki kesalahan Desy, Mulai sekarang Desy mau hidup dalam Tuhan, Desy mau
melayani Tuhan lagi, suara Desy Tuhan yang kasih, terima kasih Tuhan, Amin

.............................

Pelajaran:

Mazmur 118:1-2, 15-24

FRAGMEN PASKAH
Garis Besar Adegan:
- Setelah menyanyikan lagu
pembukaan dan doa pembukaan
adegan dimulai
- Pembaca berita ada di dalam TV
besar di depan audience (panggung),
membacakan berita-berita yang sedang
hangat saat ini (bisa diambil dari
headline beberapa koran). Kemudian
ada berita yang spektakuler hari ini
Telah terjadi kegemparan di kota
Yerusalem. Kabarnya ada seorang nabi
yang menyebut dirinya Tuhan, namanya
Yesus Kristus, yang tiga hari lalu dijatuhi
hukuman mati karena alasan yang tidak
jelas dan pengadilan yang tidak jelas
juga. Yesus Kristus ini akhirnya disalib
dan mati, lalu dikuburkan, tapi tiga hari
kemudian, yaitu hari ini, Ia bangkit lagi.
Bagaimana kejadiannya, mari kita
langsung saja ke TKP bersama rekan
kami (sebut namanya). Mengarahkan ke
liputan langsung.
- Dari tempat kejadian. (di bagian kiri,
kanan atau belakang audience) seorang
reporter dan kameraman melaporkan.
Ya, dari tempat kejadian, bisa kami
laporkan bahwa telah terjadi kejadian
yang luar biasa. Seorang Nabi yang
disebut Tuhan Yesus Kristus, telah
bangkit dari kubur tadi pagi. Kita akan
menuju ke tempat dimana kuburan itu
yang tadinya tertutup batu besar
sekarang sudah terbuka. Reporter
berjalan ke arah gambar kubur Yesus,
kameraman mengikuti. Nah, ini adalah
kubur itu. Selama tiga hari kubur ini
dijaga ketat. Kami akan bertanya pada
penjaga kubur itu.
- Reporter mendekati dua prajurit yang
sedang berjaga dan mewawancarainya.
Sebenarnya bagaimana kejadiannya,
bisa anda ceritakan?
- Prajurit itu dengan bergantian
bercerita Tapi pagi tiba-tiba ada gempa
bumi yang dahsyat, kami sampai
terjatuhdst (baca kisah kebangkitan
Yesus).
- Reporter: Kabarnya juga ada
wanita-wanita yang datang mau
menjenguk ke dalam ternyata sudah
tidak ada mayat Yesus, kita tanya
mereka ya.
- Reporter bertanya pada beberapa
wanita (maria, marta, dll pilih dari
bebrapa anak yang memerankan ini)
tapi mereka terus menangis
- Wah ternyata mereka tidak bisa
diwawancarai. Kita tanya warga yang
lain apakah mereka juga mengetahui
tentang cerita ini (tanya 1-2 anak untuk
menceritakan kejadian itu)
- Tiba-tiba datang Petrus, lalu
bercerita. Benar, Yesus Kristus sudah
bangkit. Kami sudah melihatnya sendiri.
Ia bangkit teman-teman! Ia bangkit! Ia
tidak mati, tapi Ia tetap hidup. Apakah
kalian percaya (tanya pada semua
audience). Tanya terus lebih semangat
dan berikan tepuk tangan yang meriah
kepada Tuhan Yesus.
- Wah, ternyata di sini seru sekali rekan
(sebut nama dua pembawa
berita).Sepertinya saya tidak bisa
meliput lagi, karena kami juga ingin
mengikuti perayaan yang luar biasa ini.
Kameraman meletakkan kameranya,
reporter meletakkan micnya dan ikut
berbaur dengan anak-anak.
- Pembaca berita : Wah, sepertinya
rekan kita ikut gembira karena Tuhan
Yesus sudah bangkit. Kalau begitu, kita
juga ikut yuk Kedua pembaca berita
keluar dan mengajak anak-anak
menyanyi memuji Tuhan..
- Satu orang guru menyimpulkan cerita
tadi dan mengajak anak-anak berdoa
memberi hati kepada Tuhan.

Ayat mas: Roma 6:5 Sebab jika kita telah


menjadi satu dengan apa yang sama dengan
kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan
apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
Naskah drama Paskah

Perintah Baru Saling mengasihilah


kamu.., sehingga dunia mengenalmu
sebagai murid-muridKU
Referensi Alkitab : Yohanes 13
====================================================
======================

Instrument SAD ROMANCE VIOLIN - 4.37

Narator (Pria P Jaka Susila) :


Bergulirnya waktu menyambut hari raya Paskah semakin dekat.
Yesus dan kedua belas murid yang sangat dikasihiNYA bersama-
sama dalam suatu perjamuan malam..Sementara itu Yesus telah
tahu, bahwa saatNya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada
BapaNYA .. Hati Yesus diliputi keharuan yang mendalam..karena
kasihNya yang begitu besar kepada murid-muridNYA..

Yesus (om Natan) : AKU sangat rindu makan Paskah ini bersama-
sama dengan kamu, sebelum AKU menderita..karena AKU tidak
akan memakannya lagi hingga kegenapan di dalam Kerajaan
Allah..

Narator
Segala sesuatu telah diserahkan kepada Yesus, dan Yesus
menggunakannya untuk menggenapi misi dari Allah. Yesus
datang..karena DIA mengasihi dunia yang berdosa..dan IA ingin
memberikan keselamatan kepada orang-orang yang percaya
kepadaNYA..

Ia memilih murid-muridNYA untuk melayani bersama-sama


denganNYA.. Kasih Yesus kepada murid-muridNYA tidak
berkesudahan. IA terus menerus mengasihi mereka meskipun DIA
tidak ada lagi bersama-sama dengan mereka..

Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia


mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya
pada pinggang-Nya..kemudian Ia menuangkan air ke
dalam sebuah basi
= para murid dalam posisi duduk, bercakap-cakap satu
sama lain dan makan jamuan malam (buah-buahan)
Kemudian Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya lalu
menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-
Nya itu
= murid yg pertama dan kedua menurut untuk dibasuh
kakinya meskipun mereka tampak bingung..dan ketika
sampai giliran Petrus.

InstrumentAVE MARIA 2.48

Petrus (p Saari L) : Apa yang KAU lakukan Tuhan, masa


Engkau hendak membasuh kakiku?"
Yesus (om Natan) : "Petrus.. Apa yang AKU perbuat,
engkau tidak tahu sekarang, tetapi suatu saat
engkau akan mengerti."

Petrus (p Saari L) : "Tidak ! Engkau tidak boleh


membasuh kakiku sampai kapanpun."
Yesus (om Natan) : "Jika AKU tidak membasuh
engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam
AKU."
Petrus (p Saari L) : "Baiklah..kalo memang harus
begitu, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga
tangan dan kepalaku!"
Yesus (om Natan) : "Petrus..orang yang telah mandi,
ia tidak usah membasuh dirinya lagi cukup
bersihkan kakinya saja.. Kalian
memang telah bersih..tapi tidak semuanya..
(Yesus melanjutkan tindakanNYA dan sesudah selesai,
Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-
Nya)

Instrument.SAD INSTRUMENT CELLO MUSIK 3.20

Narator
Pernyataan kasih Yesus yang begitu besar, ditunjukkanNYA dengan
membasuh kaki murid-muridNYA.. DIA tanggalkan jubah ke-Allahan
dan mengambil tempat terendah untuk melayani manusia yang
berdosa.. Yesus telah memilih..apa yang tidak dipilih oleh banyak
orang..

Dengan membasuh kaki murid-muridNYA, DIA menunjukkan


keagungan nilai yang hakiki..bahwa hidup dimaknai bukan dari
sekedar melayani dan merendahkan diri, namun juga pada
penyucian hati atas dosa, atas kekotoran, atas kebencian..yang
hanya dapat dilakukan oleh kasih Yesus sendiri melalui darahNYA
yang mengalir di kalvari

Yesus (om Natan) : "Mengertikah kamu apa yang telah


KU perbuat padamu?
Kamu menyebut AKU Guru dan
Tuhan..dan memang AKU Guru dan Tuhan..
Aku telah membasuh
kakimu..maka kamu pun wajib saling
membasuh kakimu.. AKU
memberimu teladan..supaya kamu berbuat seperti
apa yang telah KU lakukan..
AKU tahu siapa yang telah KU
pilih, ..namun firman ini tetap harus digenapi : orang
yang makan rotiKU, telah
mengangkat tumitnya terhadap AKU..seorang di antara
kamu akan menyerahkan AKU..
(Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain,
mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya)

Matius (om Hengky) : bukan aku khan, Tuhan?..

Petrus (p Saari L) : Tanyalah siapa yang


dimaksudkan-NYA!"

Yohanes (p Yossie H) : Tuhan, siapakah yang KAU


maksud itu?

Yesus (om Natan) : Dialah orang yang akan KU


berikan roti setelah AKU mencelupkannya..

(Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti,


mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas,
anak Simon Iskariot)

Yudas (p Siswo) : Bukan aku, ya Rabbi?


Yesus (om Natan) : Engkau telah mengatakannya..Apa
yang akan kau perbuat..perbuatlah
dengan segera..
(Yudas menerima roti itu lalu segera pergi)

Instrument MERPATI 1.00 BACK GROUND BURUNG


MERPATI

Yesus (om Natan) : Sekarang Anak Manusia


dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam
Dia.
Anak-anakKU..tinggal sesaat lagi
AKU ada di antara kamu..
Sekarang AKU memberikan perintah baru
bagimu hiduplah dengan saling
mengasihi!

Yesus menyanyikan lagu ..PERINTAH BARU NEW


COMMANDEMENT

Perintah baru KU beri padamu,


Agar di antara kamu saling mengasihi
Sama seperti AKU mengasihimu,
Sehingga orang akan tahu engkau muridKU,
Jikalau saling mengasihi
Sehingga orang akan tahu engkau muridKU,
Jikalau saling mengasihi
Instrument : INSTRUMENT KITARO SERENIDADE
HD PROSESI NINGGALIN PANGGUNG
BACKGROUND PANGGUNG : PROSESI
PENYALIBAN YESUS

InstrumentOOSHIMA MICHIRU 2.5

Narator (Wanita)

Yesus memberikan perintah yang "baru" pada saat malam terakhir


dari masa hidupNya sebagai manusia di bumi ini. Melalui ajaran dan
teladanNya, Ia telah menunjukkan kepada murid-muridNya bahwa
tindakan melakukan perintah-perintahNya itu, tidak lain adalah
tindakan kasih.

Kasih yang diamanatkanNYA bagi kita begitu


agung..mulia..dan sempurna.. namun dosa telah
merusak citra kasih itu dan meninggalkan banyak luka
dan kekecewaaan di sekitar kita..
Manusia mencintai dirinya sendiri dan tidak lagi
mempedulikan sesamanya..uang menjadi ukuran
segala-galanya. Mereka membual, menyombongkan
diri, memfitnah, memberontak kepada orang tua dan
tidak tahu berterima kasih. Mereka memandang rendah
perintah agama yang mengajarkan kebenaran dan
kebaikan.
Kasih menjadi dingin..bahkan manusia tidak tahu lagi
bagaimana mengasihi..mereka tidak mau
berdamai..mencela kekurangan sesamanya..bersikap
kasar..dan berbuat kejahatan semata-mata..
Betapa sedih hati Tuhan melihat dunia. Tidak
seorangpun melakukan kebenaran di hadapanNya.
Namun karena kasihNya, Dia relakan Anak TunggalNya
untuk menebus manusia menjadi umat
kesayanganNya..yang berharga di mataNya..

PENAYANGAN VIDEO/GAMBAR TTG KEKERASAN,


KONFLIK, DLL
BACKGROUND : PERFORMANCE KAUM MUDA

Instrument.. KITARO BEST OF THE BEST 2.39

DIALOG PENUTUP : (personil di antara 12 murid


Yesus)

Thomas : Saudara-saudaraku yang terkasih, kebencian


hanya akan membuahkan
kejahatan dan kehancuran semata-mata..

Filipus : Perpecahan dan perang saudara tidak akan


pernah mendatangkan kebaikan
Yakobus Alfeus : Hanya kasih yang kita butuhkan..
Hanya kasih yang mendatangkan
kedamaian

Bartolomeus : Allah sebagai sumber kasih telah


membuktikan kasihNYA kepada dunia

Andreas : Dia berikan Anak Tunggal yang sangat


dikasihiNYA..

Tadeus : Yesus Kristus disalibkan bagi kita karena


kasihNYA

Simon Zelot : dan kasih itulah yang diberikanNYA


kepada kita supaya kita bagikan
kepada sesama di sekitar kita.
Yakobus Zebedeus : Hanya dengan mewujudkan
kasih itu..maka dunia akan mengenal
kita sebagai murid-muridNYA..

SOLO : Let there be peace on earth damai di dunia

Pujian Seluruh Pelayan :

5. SATUKAN KAMI YA TUHANKU


6. HALELUYA
Duet :
LET THERE BE PEACE ON
EARTH

Let there be peace on earth


And let it begin with me
Let there be peace on earth
The peace that was meant to be
With God as our father
Brothers all are we
Let me walk with my brother
In perfect harmony

Let peace begin with me


Let this be the moment now
With every step I take
Let this be my solemn vow
To take each moment
And live each moment
With peace eternally
Let there be peace on earth
And let it begin with me
Diposkan
Drama: Yesus Telah Bangkit

Wed, 03/28/2001 - 00:00 admin


Jenis Bahan PEPAK: Artikel
Berikut ini adalah bahan yang kami ambil dari
majalah KITA edisi 47 tahun 1997 yang bisa
dipakai untuk menampilkan sebuah drama kecil
untuk melengkapi renungan/cerita PASKAH di
Sekolah Minggu anda. Beberapa hal yang perlu
dipersiapkan:
9. Pilihlah 5 anak untuk memerankan
tokoh-tokoh Prajurit, Maria dan Magdalena,
Kleopas, Tomas dan Petrus. Sebaiknya pilih
anak-anak yang memiliki suara cukup keras.
Mintalah mereka menghafalkan naskah yang
menjadi bagian mereka dan ajarkan
bagaimana memerankannya.
10. Hiasilah panggung dengan sederhana
sebagai background untuk menggambarkan
suasana kebangkitan Kristus (Mis., salib yang
dihiasi dengan mawar, kubur yang kosong,
dll.)
11. Perlu dipersiapkan sebuah
renungan/cerita singkat PASKAH oleh guru
Sekolah Minggu sebelum drama ini
ditampilkan atau bisa juga membuat naskah
narator yang cocok untuk menjelaskan
masing-masing adegan yang dikatakan oleh
tokoh-tokoh dalam drama ini.
12. Drama singkat ini baik untuk dilakukan
anak-anak umur 7-11 tahun.
Drama:
Paskah adalah hari yang istimewa. Bagi orang
Yahudi, Paskah adalah hari peringatan
terbebasnya mereka dari perbudakan bangsa
Mesir. Tetapi bagi orang Kristen, Paskah
diperingati sebagai tanda terbebasnya orang
percaya dari perbudakan dosa dan kematian.
Tuhan Yesus Kristus sudah bangkit dan menang
atas dosa. Peristiwa Tuhan Yesus yang bangkit ini
telah disaksikan langsung oleh beberapa orang
yang dicatat dalam Alkitab. Mereka adalah
prajurit yang menjaga kubur Yesus tetapi telah
disuap untuk tutup mulut, lalu Maria dari
Magdala yang mendatangi kubur Yesus bersama
teman-teman perempuannya, lalu Kleopas,
Tomas, dan Petrus. Saat ini kita akan
mengundang mereka hadir di tempat ini. Kita
akan menanyakan kepada mereka, apa kesan
yang mereka rasakan saat melihat Tuhan Yesus
bangkit dan menemui mereka. Mari kita
tanyakan kesan-kesan mereka. (-- Undanglah
anak-anak yang memerankan tokoh-tokoh ini ke
tempat yang telah dipersiapkan.)
1. Prajurit yang tutup mulut (Matius 27:62-
66, 28:1-15)
("Seorang Malaikat Tuhan turun dari langit dan
penjaga-penjaga itu gentar ketakutan")
Aku tak pernah lupa peristiwa yang amat aneh
itu, aku dan teman-temanku bertugas mengawal
kubur Yesus, yang sudah mati disalib. Kami
berjaga dengan waspada, karena imam-imam
kepala sudah mengingatkan kemungkinan murid-
murid Yesus akan mencuri mayat Guru mereka.
Tapi di hari ketiga terjadi gempa bumi yang amat
dahsyat. Dan sungguh! Aku melihat malaikat
turun dari langit menggulingkan batu kubur itu.
Aku tak bohong! Aku melihat sendiri wajahnya
bersinar-sinar seperti kilat. Aku dan teman-
temanku jatuh pingsan. Setelah siuman kami
segera pergi mengadukan ini kepada imam-imam
kepala. Tapi mereka melarang kami
menceritakan hal ini dan kami memperoleh
banyak uang untuk tutup mulut.
2. Maria dari Magdala (Markus 16:1-8)
("Kamu mencari Yesus. Ia telah bangkit. Ia tidak
ada di sini.")
Pagi itu aku, dan Maria ibu Yakobus serta Salome
pergi ke kubur Yesus. Kami sudah menyiapkan
rempah-rempah untuk meminyaki mayatNya.
Tapi kami mendapati batu kubur sudah terguling
dan mayat Yesus tidak ada di sana. Tiba-tiba
kami melihat malaikat yang menyilaukan muncul
dan berkata, jangan takut. Yesus tak ada di sini
Ia sudah bangkit." Kami segera lari keluar
dengan rasa takut dan gembira yang amat
sangat. Segera peristiwa itu kami ceritakan
kepada murid-murid yang lain.
3. Kleopas (Lukas 24:13-35)
("Ketika itu terbukalah mata mereka dan
merekapun mengenal Dia.")
Sore itu aku dan temanku pergi ke Emaus, desa
kecil dekat Yerusalem. "Seorang laki-laki (kami
belum tahu bahwa itu Yesus) bergabung bersama
kami dan ia menjelaskan segala sesuatu
mengenai Mesias dari Alkitab. Hati kami begitu
bergelora mendengar perkataanNya. Rasanya
kami tidak mau berpisah dengan Dia. "Tinggallah
dengan kami," desakku. "Hari sudah malam." Ia
setuju. Waktu makan malam, Ia memecahkan
roti dan membagikannya kepada kami. Di situlah
aku dan temanku baru sadar bahwa Ia adalah
Yesus! Ya, Yesus sudah bangkit, dan ia sudah
bersama-sama dengan kami sejak tadi! Tapi
seketika Ia lenyap dari pandangan kami.
Akhirnya malam itu juga kami kembali ke
Yerusalem untuk menceritakan kejadian istimewa
ini kepada murid-murid yang lain.
4. Tomas (Yohanes 20:24-29)
("Jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan
percayalah.)
Waktu teman-temanku mengatakan bahwa Yesus
sudah bangkit, aku tak percaya. "Kalau aku tak
berjumpa sendiri denganNya, aku tak percaya
perkataan kalian." Seminggu kemudian saat
kami berkumpul bersama, Yesus muncul! Aku
terbelalak melihatNya. Dan... "Tomas!"
panggilNya. "Ini lubang di tangan dan
lambungKu. Percayalah." Aku tersungkur di
hadapanNya. "Ya Tuhanku!" Bagaimana mungkin
aku tak percaya kebangkitanNya! Aku malu
sekali ...
5. Petrus (Yohanes 21:1-9)
("Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku
mengasihi Engkau.")
Hatiku amat resah, sejak aku menyangkal Yesus
tiga kali. Apalagi setelah Ia bangkit, aku
bertambah sedih, aku malu bertemu dengan
Tuhan. Memang telah dua kali Yesus
menampakkan diri kepada kami. Dalam dua
pertemuan itu, aku tak berani menatapNya. Aku
malu dan merasa amat bersalah! Tapi di tepi
danau, Yesus kembali menjumpai kami dan
sarapan bersama. Setelah itu, Ia memanggilku
secara khusus. "Simon, apakah engkau
mengasihi Aku? tanyaNya sampai tiga kali. "Ya,
Tuhan, aku sungguh mengasihiMu. Aku mau
menjadi hambaMu," janjiku kepadaNya. Aku
gembira Ia tidak marah padaku. Ia mengampuni
kesalahanku. Terimakasih Tuhan, aku berjanji tak
akan pernah menyangkal namaMu lagi!
Nah itulah kesan-kesan mereka tentang
kebangkitan Yesus! Sayang kita tidak ada
bersama mereka waktu itu, ya?! Walau begitu
kita tidak perlu merasa rugi, sebab Tuhan Yesus
telah berfirman: "Berbahagialah kita yang tidak
melihat namun percaya." (Yohanes 20:29). Kita
perlu bersyukur, karena melalui kebangkitan
Tuhan Yesus, kita telah diselamatkan, beroleh
pengampunan, menjadi ahli warisNya dan
beroleh hidup yang kekal di dalam Tuhan.
Kategori Bahan PEPAK: Perayaan Hari Raya
Kristen
Drama Interaktif: Bukit Tengkorak

Thu, 03/24/2005 - 00:00 admin


Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar
Karakter yang diperankan:
10. Narator
11. Yesus
12. Simon dari Kirene
13. Dua orang sebagai tikus
Perlengkapan:
5. Dua lembar triplek tipis kira berukuran
10x20 cm untuk setiap anak.
6. Salib yang akan dipikul oleh pemeran
Yesus.
Teks Drama:
[Narator mengundang anak-anak untuk maju
memenuhi bagian depan ruangan. Mereka duduk
terbagi atas dua sisi sehingga ada jalan kosong
di antara mereka. Setiap anak mengambil dua
buah batang kayu yang dibagikan oleh guru-guru
yang membantu. Narator mengarahkan anak-
anak untuk saling memukulkan batang-batang
kayu itu agar timbul suara seperti paku yang
sedang di palu. Narator mengangkat tangan
kanannya sebagai aba-aba untuk mulai
memukulkan kayu. Anak-anak pun harus diberi
aba-aba menghentikan suara kayu tersebut
dengan cara mengangkat tangan kiri.
Para tikus masuk. Pemeran Yesus pun secara
perlahan masuk dari arah belakang anak-anak
dengan memikul sebuah salib yang besar. Prosesi
ini dapat diiringi dengan musik melankolis.
Tiba-tiba pemeran Simon dari Kirene keluar dari
tengah-tengah penonton menuju ke arah Yesus
yang sedang memikul salib. Lalu Simon
membantu Yesus memikul salib sambil menuju
ke panggung utama. Salib diletakkan di
panggung di sebuah tempat yang sudah
ditetapkan. Yesus dan Simon dari Kirene keluar
panggung.]

Narator : "Sekarang kita sedang mengikuti


Yesus ke Golgota yang biasa
disebut Bukit Tengkorak. Bukan
nama yang menyenangkan,
bukan? Itu bahkan bukan tempat
yang menyenangkan. Hari ini
sesuatu akan terjadi. Ya, ada
sebuah rencana dalam cerita ini.
Setelah Yesus di tangkap di
sebuah taman, orang-orang
menfitnah dan mengolok-olok
Dia. Mereka akan minta Yesus
dihukum mati dengan cara
disalibkan walaupun Yesus tidak
memiliki kesalahan sedikit pun."

Tikus : "Kau benar. Kamu dengar itu?


(1) Yesus akan mati. Oh, ini sangat
mengerikan!"
Tikus :
(2) "Dengar! Mereka mulai
memakukan Yesus pada salib
itu."

[Narator mengangkat tangan kanannya sebagai


tanda bagi anak-anak untuk mulai memukulkan
kayu mereka.]

Tikus : "Aku tidak tahan melihatnya.


(1) Tangan-Nya! Kaki-Nya!
Mengapa?"

[Narator mengangkat tangan kirinya sebagai


tanda bagi anak-anak untuk berhenti
memukulkan kayu mereka.]
Tikus : "Bisakah aku melihatnya
(1) sekarang?"
Tikus :
(2) "Ya, mereka sudah selesai.
Tetapi aku masih tetap belum
mengerti. Mengapa harus begini?
Mengapa harus mati secara
mengenaskan di Bukit Tengkorak
ini?"
Narator :
"Mengapa? Itu pertanyaan yang
bagus. Mengapa Yesus
mengizinkan ini terjadi?"
Yesus :
[Berbicara dari belakang
panggung.] Tikus-tikus kecil,
jangan bersedih dan bingung.
Untuk inilah Aku mati, Aku harus
membuktikan kasih-Ku pada
kalian, menunjukkan betapa
Tuhan sangat mengasihi kalian."
Tikus :
(1) "Yesus mati untukku?"

Tikus :
(2) "Dan untukku juga?"

[Hening untuk beberapa saat.]


Yesus : "Sudah selesai. Tidak ada
seorang pun yang memiliki kasih
sebesar ini, mau mengorbankan
nyawanya untuk orang lain."
Narator :
"Sekarang, sudah tahukah kalian
apa rencana-Nya? Tuhan sangat
mengasihi kita semua maka
diberikanlah Anak-Nya yang
tunggal, Yesus, untuk mati bagi
kita semua. Setiap orang yang
percaya kepada Yesus tidak akan
binasa, melainkan akan beroleh
hidup yang kekal.
Tikus : [Dengan wajah tercengang.]
(1+2)
"Kita bisa hidup karena Yesus
mau mati bagi kita?"
Narator :
"Dan ini belum merupakan akhir
dari cerita!"
Tikus :
(1) "Maksudmu masih ada cerita
yang lain lagi?"
Narator :
"Ya. Masih ada lagi rencana
Tuhan."
Tikus :
"Tetapi Yesus sudah mati
(2)
untukku. Apalagi yang dapat Dia
lakukan?"
Narator :
"Kau akan segera
mengetahuinya. Sekarang,
kalian dapat membawa pulang
kayu-kayu yang sudah kalian
terima tadi untuk mengingatkan
tentang penyaliban Yesus dan
kasih- Nya yang sangat besar
untuk kita semua."

[Tutuplah dengan sebuah pujian yang sudah


dipersiapkan sebelumnya kemudian ajaklah
anak-anak untuk berdoa.]
Naskah Drama: Memilih Salib

Tue, 04/18/2006 - 00:00 admin


Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar
(Drama Paskah Satu Babak)
PEMAIN

11. Seseorang (Penjual Salib)


12. Pria
13. Pemuda
14. Manajer
15. Si Kaya
NASKAH

Panggung dalam keadaan kosong, tanpa dekor


apa pun. Terdengar suara hiruk-pikuk seperti di
jalan ramai.
Seorang lelaki setengah baya muncul dari kanan
panggung sambil membawa sebuah tas
perjalanan dan beberapa buah salib dengan
berbagai ukuran, besar sekali, besar, sedang,
dan kecil.
Seseorang:

"Aaaah ... lelah sekali rasanya, setelah


menempuh perjalanan yang jauh. Saudara-
saudara, bolehkah saya numpang beristirahat
sejenak di sini? Saya berasal dari negeri yang
jauh, sepanjang perjalanan, saya telah
menawarkan salib. Banyak orang telah
mengambilnya, dari ukuran yang besar sampai
yang kecil dengan berbagai alasan. Tentu saja
yang kecil yang paling laris, saya tidak tahu
mengapa begitu. Dan anehnya, yang paling
besar ini, sampai sekarang belum ada
peminatnya. Barangkali di antara Saudara ada
yang berminat? Ayo, salib, salib. Siapa yang
mau, silakan datang dan pilih sendiri. Ayo, tidak
usah bayar alias gratis!
Nah, itu ada seseorang sedang menuju ke mari,
coba saya tawarkan dia. Selamat pagi, Pak.
Maukah Bapak mampir sejenak untuk memilih
sebuah salib?"
Pria:

"Maaf. Saya sedang terburu-buru, saya tidak


mempunyai cukup waktu untuk urusan seperti
ini, lain kali saja. Ngemis kok di sembarang
tempat, huh!" [Sambil beranjak pergi.]
Seseorang:

"Sungguh kasihan. Ia tidak tahu, betapa


pentingnya salib bagi hidupnya. Apakah tidak
ada seseorang yang pernah
memberitahukannya?"
Pemuda:

"Permisi! Bolehkah saya meminta sebuah salib,


Pak?"
Seseorang:

"Oh, tentu saja, tentu saja boleh!"


[Kepada Penonton] "Ini baru kejutan! Belum
ditawari, sudah meminta!"
"Ayo, silakan Dik, pilih mana yang kau suka!
Gratis, lho ..."
Pemuda:

"Gratis?"
[Seseorang menganggukkan kepalanya, Pemuda
memilih-milih salib, lalu mengambil salib
terbesar kedua.]
"Ah, kukira yang ini cocok untukku!"
Seseorang:

"Mengapa begitu?"
Pemuda:

"Pertama-tama, tentu saja karena gratis, maka


kupilih yang cukup besar. Kedua, aku masih
muda, masih mampu memikul salib yang besar.
Lagipula, sangat membanggakan rasanya, di
mana-mana orang dapat melihat salib yang
kubawa. Yah, aku pilih yang ini saja!"
Seseorang:
"Tunggu dulu! Kalau begitu, mengapa tidak
kaupilih yang paling besar saja?"
Pemuda:

"Waaah .... Kalau yang itu terlalu berat untukku.


Lagipula, kayunya kasar dan tampak buruk lagi!
Ah, sudahlah, aku pilih yang ini saja. Boleh kan?"
Seseorang:

"Oh, boleh, boleh ... Sangaaat ... boleh! Silakan


kau ambil yang itu saja!"
Pemuda:

"Terima kasih!" [Berlalu sambil membawa


salibnya.]
Seseorang:

"Haaaahh ..." [Menarik napas panjang.] "Di


mana-mana anak muda selalu sama, semangat
tinggi, ingin selalu menonjol, tapi ... takut, kalau
diberi tanggung jawab yang lebih besar.
Haaaaahhh ..."
Manajer:

[Masuk dari kiri panggung, berdasi, membawa


tas kantor, seorang eksekutif muda] "Lho, kok
pagi-pagi sudah mengeluh panjang pendek, ada
apa ini?"
Seseorang:

"Oh, tidak, tidak, saya sedang latihan ilmu


pernapasan! Apakah Saudara juga berminat
dengan salib-salib ini?"
Manajer:

"Salib? Wah, kebetulan sekali. Saya memang


sedang mencari-cari salib yang cocok untuk
saya."
Seseorang:

"Maksud Saudara?"
Manajer:

"Begini! Sebagai seseorang yang sedang


memperoleh karir yang baik, saya membutuhkan
sebuah salib yang cocok yang dapat mewakili
keberadaan saya."
Seseorang:

[Menunjuk pada salib yang paling besar.] "Kalau


begitu, salib yang besar itu pasti cocok untuk
menjadi simbol kehebatan Saudara! Bukankah
begitu?"
Manajer:

"Oh, bukan, bukan itu maksud saya!"


Seseorang:

"Lalu, bagaimana maksud Saudara yang


sebenarnya? Coba katakan!"
Manajer:

"Bukan maksud saya untuk memilih sebuah salib


besar yang dapat melambangkan kehebatan
saya! Bukan, sama sekali, bukan!"
Seseorang:

"Lantas, bagaimana?"
Manajer:

"Justru, sebaliknya. Saya menginginkan sebuah


salib yang fleksibel. Yang mudah diajak
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi
saya. Jadi, sebuah salib yang sedang besarnya
dan cantik penampilannya."
Seseorang:
"Yang sedang besarnya, banyak, yang cantik
penampilannya, banyak, yang bisa dua-duanya
yah cuma ini!" [Menunjuk salib yang sedang.]
Manajer:

[Mengambil dengan antusias.] "Ini yang gue


cari ...!"
Seseorang:

"Huss! Seperti iklan saja!"


Manajer:

"Oh iya, lupa! Oke, saya ambil salib yang ini


saja! Cantik penampilannya, besarnya pun
sedang. Mudah terlihat pada saat diperlukan,
sesuai dengan jabatan dan kedudukan saya,
mudah pula disembunyikan bilamana
membahayakan karir saya. [Membuka tas dan
memasukkan salib.]
Seseorang:

"Oooh ... begitu ...." [Mengangguk-anggukkan


kepala] "Pintar sekali Saudara ini!"
Manajer:
"Yaah ... bukankah Tuhan mengatakan bahwa
kita harus cerdik seperti ular, ya itulah yang
kulakukan!"
Seseorang:

"Oooh ...." [Sambil terus mengangguk-


anggukkan kepala.]
Manager:

"Oke, terima kasih, Pak untuk salibnya ini.


Permisi."
Seseorang:

[Seperti tersentak dari lamunan.] "O, ya ... ya ...


ya ... silakan, silakan."
[Manajer berlalu.]
Seseorang:

[Menggumam sendiri.] "Cerdik ... se ... per ...


ti ... u ... lar, cerdik seperti ular, cerdik sep ...
[Membuka-buka kitab yang dibawanya.] Ah, ini
dia ... cerdik seperti ular dan tulus seperti
merpati. Hei, hei, hei ...! Merpatinya ma ...
na ...!"
Si Kaya:
[Berdasi, memakai setelan jas, dan segala
atribut yang menunjukkan kekayaannya, masuk
langsung menghampiri Seseorang.] "Saya dengar
Saudara mempunyai koleksi berbagai macam
salib."
Seseorang:

"Betul, Pak ... betul!" [Dengan sikap hormat.]


Si Kaya:

"Tolong carikan sebuah yang pas untuk saya.


Berapa pun akan saya bayar." [Mengeluarkan
seikat uang kertas.]
Seseorang:

"Tidak, tidak perlu! Bapak tidak perlu membayar


sepeser pun. Salib ini diberikan dengan cuma-
cuma, asal saja Bapak mau memilikinya!"
Si Kaya:

"Kalau begitu, ambil saja uang itu untukmu.


Terserah mau kamu apakan!"
Seseorang:

"Terima kasih, Pak, terima kasih. Bapak seorang


yang sangat dermawan. Nanti uangnya akan
saya berikan kepada mereka yang
membutuhkannya. Sekali lagi terima kasih, Pak!"
Si Kaya:

"Tidak apa-apa. Ayo, mana salibnya?"


Seseorang:

"Saya kira ... [Memandang sejenak ke Si Kaya,


lalu ke arah salib, beberapa kali.] Ah, yang ini ...
[Mengambil salib paling besar.] Sangat cocok
untuk Bapak!"
Si Kaya:

"Apa?! [Terkejut.] Sebesar dan seburuk itu?


Tidak, tidak, jangan paksa aku untuk memikul
salib sebesar dan seburuk itu! Aku tidak akan
sanggup!"
Seseorang:

"Silakan bapak pilih sendiri, salib yang bapak


suka."
Si Kaya:

[Melihat-lihat dan menimbang-nimbang salib


yang ada.] "Nah, yang ini saja!" [Mengambil salib
yang paling kecil dengan gembira.]
Seseorang:

"Sekecil itu?"
Si Kaya:

"Yah, aku kira yang ini paling cocok untukku,


kecil dan praktis. Untuk seorang businessman
seperti aku yang selalu sibuk, tidak akan cukup
waktuku jika harus memilih salib yang besar-
besar."
Seseorang:

"O,ya? Begitukah?"
Si Kaya:

"Ya, salib yang besar kan cocoknya untuk mereka


yang masih muda dan punya banyak waktu.
Kalau bagiku, hanya bikin repot saja. Enak yang
seperti ini (Memperlihatkan salib yang kecil)
"Cilik yo ...!" Ah, maaf saya tidak punya lebih
banyak waktu lagi, saya harus segera berangkat
ke luar negeri. Sampai jumpa. [Keluar.]
Seseorang:

"Benarkan Saudara-saudara. Seperti yang saya


katakan pada awal saya baru tiba tadi. Ternyata
di sini pun tidak ada yang berminat dengan salib
yang besar dan buruk itu. Lalu ke mana lagi saya
harus menawarkannya? Saya sudah lelah, terus
memikulnya kian kemari. Haruskah saya terus
memikulnya sendirian? Atau begini saja, salib ini
saya titipkan saja di sini, barangkali saja suatu
hari nanti ada yang berminat. Atau, barangkali di
antara saudara-saudara ada yang ingin
memikulnya? Maaf, saya harus berangkat lagi.
Terima kasih, telah memperbolehkan saya
beristirahat sejenak di sini. Permisi! Sampai
jumpa! Seseorang berjalan keluar diiringi musik
yang meriah. Disusul suara hiruk-pikuk seperti di
jalan raya. Selesai!"

Salib Kristus adalah sebuah beban, sama


seperti jangkar pada perahu atau sepasang
sayap pada burung. - Samuel Rutherford -

Tidak ada penerima mahkota di sorga yang


bukan seorang pemikul salib di dunia. -
Charles Haddon Spurgeon -

Pelayanan tanpa pengorbanan tidak akan


menghasilkan apa-apa. - John Henry Jowett -
Kategori Bahan PEPAK: Perayaan Hari Raya
Kristen
Sumber
Judul Buku:
Naskah Drama: Memilih Salib
Pengarang:
Yung Darius
Situs:

http://www.yungdarius.com/
Naskah Drama: Kubur yang Kosong

Thu, 04/27/2006 - 00:00 admin


Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar

Ayat Alkitab:
Matius 27:62-66; Markus 16:1-6; Yohanes 20:11-18
Pemain:
Prajurit Roma 1, Prajurit Roma 2, Maria, Maria Magdalena,
Yohana, Malaikat, Yesus, Yohanes, Petrus.
Peralatan:
14. Pakaian.
15. Kubur (dapat dibuat dari kayu dan
ditutup dengan kain supaya terlihat seperti
batu, dapat berupa sebuah tenda (dome)
yang ditutup dengan kain abu-abu, atau
dapat juga lorong buntu yang ditempatkan di
panggung).
16. Pintu yang dibuat seperti pintu batu.
17. Pelbet yang ditutup dengan kain putih.
18. Jubah putih dengan kerudung untuk
Yesus.
19. Lampu yang terang di dalam kubur.
20. Tombak dan perapian untuk para prajurit
(jika ada).
21. Efek suara batu digeser.
22. Tiga jambangan atau kotak tempat
rempah-rempah untuk orang mati.
Dekorasi:
Kubur dengan perapian di depannya. Akan lebih baik jika
adegan didukung dengan pencahayaan yang redup. "Kubur
yang Kosong" paling efektif jika dimainkan pada awal
kebaktian segera setelah pujian.
Skenario:
[Prajurit 1 dan 2 masuk. Prajurit 1 duduk di dekat perapian;
prajurit 2 berjalan mondar-mandir.]

Prajuri : Apa yang kita kerjakan di sini?


t1 Masa kita harus menjaga kuburan
orang mati? Siapa juga Dia ini
sebenarnya?

Prajuri : Dia seorang tukang kayu dari


t2 Nazaret, tapi banyak orang yang
percaya bahwa Dia lebih dari itu.
Ada legenda yang dipercayai
bangsa ini bahwa Raja dari segala
raja akan dilahirkan di sebuah kota
kecil yang bernama Betlehem, di
dekat daerah ini. Mereka akan
memanggil Raja ini Kristus. Banyak
orang yang percaya bahwa orang
dari Nazaret ini adalah Kristus
yang dijanjikan itu.

Prajuri : Hmm, Dia sekarang adalah Raja


t1 yang sudah mati dan kuburan-Nya
ini adalah kerajaan-Nya.
Bagaimana kamu tahu semua itu?

Prajuri : [mengangkat bahu dan berpura-


t2 pura tidak tertarik sambil
menjelaskan dengan berjalan
mondar-mandir lagi] Kepercayaan
orang-orang di sini menarik juga.
Dan ... aku melihat Dia mati. Ada
tulisan di salib-Nya. Tulisan itu
bunyinya Raja orang Yahudi. Ada
juga gempa bumi, tidak seperti
biasanya ....

Prajuri : O, ya? Kalau memang Dia raja, Dia


t1 sekarang sudah mati. Apa yang
bisa Dia lakukan?
Prajuri : [berhenti berjalan dan berbicara
t2 menghadap jemaat] Dia
menyembuhkan orang buta, tuli,
dan lumpuh. Dia mengusir roh
jahat dan membangkitkan orang
mati.

Prajuri : Kamu tidak percaya itu semua,


t1 kan?

Prajuri : [berjalan lagi] Aku tidak tahu. Aku


t2 dengar Dia mengatakan kepada
murid-murid-Nya bahwa Dia akan
mati dan akan bangkit lagi pada
hari yang ketiga.

Prajuri : Tak seorang pun akan keluar dari


t1 kubur batu itu.

Prajuri : Bagaimana jika para pengikut-Nya


t2 mencoba untuk mencuri mayat-
Nya dan kemudian mengatakan
bahwa Dia telah menepati janji-
Nya?

Prajuri : Kita ini prajurit. Kita punya


t1 tombak. Kita bisa mengatasi
masalah seperti itu. Sekarang, aku
mau tidur dulu sebentar. Kamu
yang menjaga batu itu kalau
memang kamu begitu khawatir
tentangnya. [menyandarkan
kepalanya ke lutut lalu tidur]

[Terdengar suara batu digeser ketika muncul cahaya yang


terang dari dalam kubur dan malaikat menggeser batu penutup
kubur itu tanpa terlihat.]

Prajurit : [membangunkan Prajurit 1] Batu


2 itu bergeser!

[berjalan mendekati kubur] Mayat


Prajurit
: itu hilang! Ada di mana mayat
1
itu?

Prajurit Aku tidak tahu! Aku tidak melihat


:
2 apa-apa!

Prajurit Lebih baik kita laporkan saja


:
1 kejadian ini! Ayo!

[Para prajurit lari keluar dan meninggalkan tombak mereka.


Kuburan menjadi sunyi dan perlahan cahaya diatur lebih
terang. Yohana, Maria, dan Maria Magdalena masuk
membawa rempah-rempah untuk mengurapi orang mati.]

Yohana : Aku senang matahari sudah


terbit. Lebih mudah melihat
jalan setapak ini. Aku yakin
prajurit yang disuruh menjaga
kubur itu akan menghadang
kita di sini.

Maria : Mereka tidak punya alasan


untuk menghadang kita. Kita
harus meminyaki tubuh Guru
kita dengan baik. Apakah
menurutmu kita bisa membujuk
para prajurit itu untuk
menggeser batu itu untuk kita?

Maria : Ah, prajurit Roma! Sepertinya


Magdale tidak. Kita harus meminta
na tolong pada orang lain.

Yohana : [nampak terkejut dan


menjatuhkan kotak rempah-
rempah] Lihat! Batu itu sudah
bergeser!

[Ketiga wanita itu bergegas menuju kubur itu dan melihat ke


dalamnya.]

Malaika : [muncul] Jangan takut. Aku tahu


t kalian mencari Yesus yang
disalibkan itu. Dia tidak ada di
sini. Dia sudah bangkit dari
kematian seperti yang dikatakan-
Nya kepada kalian. Pergilah dan
katakanlah kepada murid-murid-
Nya bahwa Ia telah bangkit!

[Maria dan Yohana segera keluar, Maria Magdalena tetap


tinggal di situ sambil menangis. Yesus masuk.]

Yesus : Ibu, mengapa engkau


menangis?

Maria : Mereka sudah mengambil


Magdale Tuhanku dan aku tidak tahu ke
na mana mereka membawa-Nya.

Yesus : Siapa yang engkau cari?

Maria : [melihat Dia untuk yang


Magdale pertama kalinya] Apakah
na Engkau penunggu taman?
Apakah Engkau yang
mengambil Tuhanku itu? Tuan,
katakanlah di mana Dia
sekarang dan aku akan pergi
mencari-Nya.

Yesus : Maria, apakah Engkau tidak


mengenali Aku?

Maria : [berlutut dan berniat


Magdale memegang Dia] Rabuni!
na

Yesus : Janganlah engkau memegang


Aku, Maria, sebab Aku belum
pergi kepada Bapa. Pergilah dan
katakan kepada saudara-
saudara-Ku bahwa Aku akan
kembali kepada Bapa-Ku.

[Maria Magdalena segera keluar; Yesus diikuti oleh Malaikat


keluar melalui arah yang berlawanan lebih perlahan-lahan.
Yohanes, kemudian Petrus dan Maria Magdalena masuk.]

Yohane : [berlutut di luar kubur] Dia tidak


s ada di tempat kami meletakkan
Dia.

Petrus : [masuk ke dalam kubur dan


menyentuh kain kafan] Dia sudah
bangkit! Sekarang aku tahu.
Kuasa-Nya lebih besar dari para
raja yang ada; Dia telah
mengalahkan maut!
[Mereka bertiga berdiri dan berkata satu kepada yang lain dan
kepada jemaat: "Kristus telah bangkit! Tuhan Yesus Kristus
telah bangkit hari ini!" Keluar melalui tiga arah yang berbeda
jika memungkinkan.]
Pelajaran:

Mazmur 118:1-2, 15-24


Kategori Bahan PEPAK: Perayaan Hari Raya
Kristen
Sumber
Judul Buku:
Chancel Drama for Lent and Easter: Y.O.U. are
the Christ
Pengarang:
Carol Hillebrenner

Вам также может понравиться