Вы находитесь на странице: 1из 22

BAB III

KAJIAN PUSTAKA

A. Mesin Computer Numerically Controlled (CNC)


1. Sejarah Mesin CNC
Lahirnya mesin Computer Numerically Controlled (CNC) bermula dari
1952 yang dikembangkan oleh John Pearseon dari Institut Teknologi
Massachusetts, atas nama Angkatan Udara Amerika Serikat. Semula proyek
tersebut diperuntukkan untuk membuat benda kerja khusus yang rumit.
Semula perangkat mesin CNC memerlukan biaya yang tinggi dan volume unit
pengendali yang besar. Pada tahun 1973, mesin CNC masih sangat mahal
sehingga masih sedikit perusahaan yang mempunyai keberanian dalam
mempelopori investasi dalam teknologi ini. Dari tahun 1975, produksi mesin
Computer Numerically Controlled (CNC) mulai berkembang pesat.
Perkembangan ini dipacu oleh perkembangan mikroprosesor, sehingga volume
unit pengendali dapat lebih.
Penggunaan mesin Computer Numerically Controlled (CNC) hampir
terdapat di segala bidang. Dari bidang pendidikan dan riset yang
mempergunakan alat-alat demikian dihasilkan berbagai hasil penelitian yang
bermanfaat yang tidak terasa sudah banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat banyak.

2. Jenis Mesin Computer Numerically Controlled (CNC)


Mesin Computer Numerically Controlled merupakan suatu mesin yang
dikontrol oleh komputer dengan menggunakan bahasa numerik (data perintah
dengan kode angka, huruf dan simbol) sesuai standart ISO. Sistem kerja
teknologi CNC ini akan lebih sinkron antara komputer dan mekanik, sehingga
bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang sejenis, maka mesin perkakas
CNC lebih teliti, lebih tepat, lebih fleksibel dan cocok untuk produksi masal.
Dengan dirancangnya mesin perkakas Computer Numerically Controlled
(CNC) dapat menunjang produksi yang membutuhkan tingkat kerumitan yang
tinggi dan dapat mengurangi campur tangan operator selama mesin beroperasi.

19
20

Dari segi jenisnya, mesin perkakas Computer Numerically Controlled


(CNC) dapat dibagi menjadi tiga jenis, antara lain:
a. Mesin Computer Numerically Controlled (CNC) 2A yaitu mesin CNC two
axis (mesin bubut), karena gerak pahatnya hanya pada arah dua sumbu
koordinat (aksis) yaitu koordinat X, dan koordinat Z, atau dikenal dengan
mesin bubut CNC.

Gambar 3.1 Mesin


Bubut Computer
Numerically
Controlled (CNC)
(Sumber : Alibaba, 2007)

b. Mesin Computer Numerically Controlled (CNC) 3A (mesin milling) yaitu


mesin CNC three axis atau mesin yang memiliki gerakan sumbu utama
kearah sumbu koordinat X, Y, dan Z, atau dikenal dengan mesin milling
CNC.
21

Gambar 3.2 Mesin Milling Computer


Numerically Controlled (CNC)
(Sumber : Yefrichan, 2011)

c. Mesin Computer Numerically Controlled (CNC)


kombinasi, yaitu mesin CNC yang mampu mengerjakan pekerjaan bubut
dan milling sekaligus, dapat pula dilengkapi dengan peralatan pengukuran
sehingga dapat melakukan pengontrolan kualitas
pembubutan/pengoprasian pada benda kerja yang dihasilkan.Mesin CNC
(Computer Numerically Controlled ) pada umumnya mesin CNC yang
sering digunakan pada tingkat dasar adalah Mesin CNC Two Axis (lathe
machine) dan mesin CNC three axis yaitu milling machine.

B. Mesin Bubut Computer Numerically Controlled (CNC)


Mesin bubut Computer Numerically Controlled (CNC) merupakan sistem
otomatisasi mesin bubut yang dioperasikan oleh perintah yang diprogram melalui
software secara abstrak dan disimpan di media penyimpanan atau storage. Beda
dari mesin bubut biasa, mesin bubut CNC memilki perangkat tambahan motor
yang akan menggerakan pengontrol mengikuti titik-titik yang dimasukkan ke
dalam sistem.

1. Macam Mesin Bubut Computer Numerically Controlled (CNC)


Mesin bubut Computer Numerically Controlled (CNC) secara garis
besar dapat digolongkan menjadi dua sebagai berikut :
a. Mesin bubut Computer Numerically Controlled Training Unit (CNC TU).
b. Mesin bubut Computer Numerically Controlled Production Unit (CNC
PU).
22

Kedua mesin tersebut mempunyai prinsip kerja yang sama, akan tetapi
yang membedakan kedua tipe mesin tersebut adalah penggunaannya di
lapangan. Computer Numerically Controlled Training Unit (CNC TU)
dipergunakan untuk pelatihan dasar pemrograman dan pengoperasian CNC
(Computer Numerically Controlled) yang dilengkapi dengan EPS (External
Programing Sistem). Mesin Computer Numerically Controlled training unit
hanya mampu dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan ringan dengan bahan
yang relatif lunak. Sedangkan mesin Computer Numerically Controlled
Production Unit (CNC PU) dipergunakan untuk produksi massal. Mesin ini
dilengkapi dengan assesoris tambahan seperti sistem pembuka otomatis yang
menerapkan prinsip kerja hidrolis, pembuangan tatal, dan sebagainya.
Gerakan mesin bubut Computer Numerically Controlled (CNC)
dikontrol oleh komputer, sehingga semua gerakan yang berjalan sesuai
dengan program yang diberikan, keuntungan dari sistem ini adalah
memungkinkan mesin untuk diperintah mengulang gerakan yang sama secara
terus menerus dengan tingkat ketelitian yang sama pula.

2. Prinsip Kerja Mesin Bubut Computer Numerically Controlled (CNC) PU


2A
Prinsip kerja mesin bubut Computer Numerically Controlled (CNC) PU-2
Axis mempunyai prinsip gerakan dasar seperti halnya mesin bubut
konvensional yaitu gerakan kearah melintang dan horizontal dengan sistem
koordinat sumbu X dan Z. Benda kerja dicekam pada poros spindel dengan
bantuan chuck yang memiliki rahang (jaw) yaitu pada pusat sumbu putarnya.
Gerak rotasi benda kerja akan menghasilkan gerak potong, sementara pahat
yang dibawa oleh eretan pada arah translasi sejajar dengan sumbu spindel dan
sumbu putar benda kerja akan menghasilkankan gerak makan. Untuk arah
gerakan pada mesin bubut diberi lambang sebagai berikut :
a. Sumbu X untuk arah gerakan melintang tegak lurus terhadap sumbu
putar.
b. Sumbu Z untuk arah gerakan memanjang yang sejajar sumbu putar.
23

Gambar 3.3 Mekanisme Arah Gerakan Mesin


Bubut
(sumber : Rizki, 2014)

3. Bagian Utama Mesin Bubut CNC PU 2A


a. Bagian Mekanik
1) Motor Utama
Motor utama adalah motor penggerak cekam (chuck) untuk memutar
benda kerja motor ini adalah motor jenis (DC) atau arus searah dengan
kecepatan putar yang bervariasi. Klasifikasi dari motor adalah :
a) Jenjang putaran 3200 rpm
b) Tenaga masukan 40 KVA

Gambar 3.4 Motor Utama


(Sumber : Dokumen Pribadi, 2015)
2) Eretan
Eretan adalah gerakan persumbuan dengan jalannya mesin untuk
mesin bubut Computer Numerically Controlled (CNC) PU-2A
dibedakan menjadi 2, yaitu :
a) Eretan memanjang (sumbu z) dengan jarak lintasan 1090 mm
b) Eretan melintang (sumbu x) dengan jarak lintasan 210 - 220 mm

b
24

Gambar 3.5 (a) Axis x (b) Axis z


(Sumber: Dokumen pribadi, 2015)

3) Step Motor
Motor penggerak eretan pada tiap-tiap eretan. Mempunyai penggerak
sumbu x dan sumbu z, jenis dan ukuran masing-masing step motor
adalah sama. Identifikasi dari step motor adalah :
a) Jumlah putaran 72 langkah
b) Momen putar 0,5 Nm
c) Kecepatan gerak :
1. Gerak cepat max. sumbu x 15000 mm/menit
2. Gerak cepat max. sumbu z 20000 mm/menit
3. Gerak pengoperasian manual 0-400 mm/menit
4. Gerak pengoperasian CNC terprogram 2400 mm/menit

Gambar 3.6 Step Motor


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015)

4) Rumah Alat Potong atau


Turret
Digunakan untuk menjepit alat potong pada waktu proses pengerjaan
benda kerja, adapun jenis alat yang digunakan disebut revolver.
25

Revolver ini digunakan oleh step motor sehingga dapat berputar secara
manual atau terprogram. Identifikasi dari turret adalah :
a) Jumlah tool post : 12 buah
b) Shank height for square tool : 25 mm VDI 40
c) Shank diameter for boring bar : 40 mm VDI 40
d) Turret indexing time (one tool) : 0.25 sek
e) Turret indexing time (180 deg) : 0.79 sek
f) Rotary tool spindel speed range:Axis unit : 3000 rpm
g) Rotary tool spindel speed range:Rad unit : 3000 rpm
h) Rotary tool motor type : 3
i) Rotary tool motor power : 5.5 Kw (7.3 HP)

Gambar 3.7 Turret


(Sumber : Dokumen
pribadi, 2015)

5) Cekam (chuck)
Digunakan untuuk menjepit atau mencekam benda kerja pada waktu
proses penyayatan berlangsung. Chuck dihubungkan langsung pada
spindle utama dengan penggerak melalui sabuk, menggunakan
transmisi sabuk karena unttuk faktor safety, maksudnya pada saat
terjadi kerusakan pada mesin, sabuk (belt) akan dapat slip.

Gambar 3.8 Chuck


(Sumber : Dokumen
Pribadi, 2015)
26

6) Collet
Merupakan special tool untuk mencekam benda kerja yang bentuknya
disesuaikan dengan model benda kerja

Gambar 3.9
Coolet
(Sumber :
Dokumen Pribadi, 2015 )

7) Tailstock
Tailstock adalah alat bantu mesin yang digunakan untuk mengerjakan
tugas proses kerja secara manual, misalnya untuk mengebor.
Disamping itu juga digunakan untuk menopang benda kerja yang
panjang pada waktu proses pembubutan yang berfungsi mencegah
terwujudnya lendutan (defleksi) dan agar benda kerja tetap centre.

Gambar 3.10
Tailstock
(Sumber : Dokumen pribadi, 2015)

8) Meja mesin
Berfungsi sebagai papan luncur gerakan dari eretan mesin, untuk itu
kebersihan harus selalu dijaga, karena kerusakan dari permukaan meja
mesin akan sangat mempengaruhi hasil benda kerja.
27

Gambar 3.11 Meja Mesin


(Sumber: Dokumen probadi, 2015)

b. Bagian Pengontrol
Bagian pengontrol merupakan bagian control mesin Computer
Numerically Controlled (CNC) yang berisikan tombol-tombol dan saklar
yang dilengkapi dengan monitor. Bagian control merupakan unsur layanan
yang terhubung langsung dengan operator.

Gambar 3.12 Pengontrol


Mesin
(Sumber: Dokumen pribadi, 2015)
1) Saklar utama
Adalah pintu masuk aliran listrik ke control pengendali CNC. Cara
kerja saklar utama adalah jika kunci saklar utama diputar ke posisi I,
arus listrik masuk ke control CNC.
2) Lampu kontrol saklar utama
Sebagai indikator mesin hidup atau mati.

3) Saklar penggerak sumbu utama


Saklar yang digunakan unutuk memutar sumbu utama yang
dihubungkan dengan rumah alat potong. Saklar ini yang mengatur
perputaran sumbu utama sesuai menu yang dijalankan yaitu perputaran
manual dan CNC.
4) Saklar pengatur kecepatan sumbu utama
28

Saklar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan putar alat potong pada
sumbu utama. Saklar ini berfungsi pada layanan CNC atau manual.
Kecepatan putaran sumbu utama berkisar antara 50-3000 rpm, sesuai
tabel putaran pada mesin.
5) Penunjuk jumlah putaran sumbu utama
Untuk menunjukkan jumlah putaran yang digunakan.
6) Saklar pengatur asutan
Saklar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan gerakan asutan dari
eretan mesin. Saklar ini hanya dipergunakan pada pengoperasian mesin
secara manual. Kecepatan asutan untuk mesin CNC PU-2A berkisar
antara 5-400 mm/menit.
7) Lampu kontrol layanan manual
Sebagai indikator control untuk manual.
8) Tombol pelayanan manual
Untuk menggerakkan pahat searah sumbu x dan sumbu z
9) Tombol gerakan cepat
Tombol yang digunakan untuk menggerakkan pahat secara cepat pada
pelayanan manual.
10) Sajian menunjukkan jalannya
Layar yang menunjukkan nilai untuk pengkodean.
11) Tombol pelayanan CNC atau manual
Tombol yang digunakan untuk mengubah pelayanan yang digunakan
dari manual ke CNC atau sebaliknya.

12) Amperemeter
Digunakan sebagai penunjuk besarnya arus aktual yang dipakai dari
motor utama. Fungsi utamanya adalah mencegah beban berlebih pada
motor utama.
13) Tombol emergency
Tombol ini digunakan untuk memutus aliaran arus listrik yang masuk
ke control mesin. Hal ini dilakukan apabila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan akibat kesalahan yang telah dibuat.
14) Tombol hapus
Tombol yang digunakan untuk menghapus masukan kode yang salah.
15) Tombol pemindah sajian
Tombol yang digunakan untuk memindahkan tempat sajian kode.
16) Tombol memori
Tombol yang digunakan untuk menyimpan masukan pada memori
mesin.
29

17) Saklar untuk memilih satuan metrik atau inch


Untuk memilih satuan yang digunakan.

4. Spesifikasi Mesin
Spesifikasi mesin bubut Computer Numerically Controlled (CNC)
Zhenhuan CK6130 adalah sebagai berikut :
NO. PARAMETER KETERANGAN
1. Max . ayunan diam atas tempat 300 mm
tidur
2. Max . ayunan diam over-mobil 150 mm
riage
3. x - sumbu max kecepatan makan 6000 mm/min servo
4. z - sumbu max kecepatan makan 9000 mm/min servo
5. x - sumbu max stroke 250 mm
6. z - sumbu max stroke 400 mm
7. Spindle diam dari melalui lubang 39 mm / 48 mm ( opsi )
8. Menarik pipa diam dari melalui 32 mm / 40 mm ( opsi )
lubang
9. Kerucut spindle lubang batin 39 / 42 ( opsi )
10. Perjalanan spindle rentang 200 ~ 3000r / min
kecepatan
11. Cara menjepit 160 tiga rahang chuck / collet
(opsi )
12. Kerucut tailstock lengan MT3
13. Spindle daya motor 3kw
14. Keseluruhan dimensi ( l w h) 1540 x 1010 x 1570 mm
15. Berat ( sekitar ) 1200 kg
Tabel 3.1 Spesifikasi Mesin Bubut Zhenhuan CK6130

C. Pengertian Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan fungsi yang penting dalam suatu pabrik, sebagai
suatu usaha menggunakan fasilitas atau peralatan prosuksi agar kontinuitas
produksi dapat terjamin dan menciptakan suatu keadaan operasi produksi yang
memuaskan sesuai dengan rencana. Menurut Soemarno (2009) pemeliharaan
mesin merupakan hal yang sering dipermasalahkan antara bagian pemeliharaan
dan bagian produksi karena bagian pemeliharaan dianggap yang memboroskan
biaya, sedang bagian produksi merasa yang merusakkan tetapi juga yang membuat
30

uang. Pemeliharaan adalah suatu kobinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan
untuk menjaga suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai, suatu kondisi
yang bisa diterima. Menurut Margono (2006) pemeliharaan merupakan suatu
penggabungan setiap tindakan atau kegiatan yang dilaksanakan untuk
mempertahankan, atau memulihkan suatu alat, mesin, bangunan pada kondisi
yang dapat diterima. Selain itu menurut Boy Isma Putra (2010) perawatan adalah
kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas, mesin dan peralatan pabrik,
mengadakan perbaikan, penyesuaian atau penggantian yang diperlukan agar
terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
Menurut Sofyan Assauri (2004) pemeliharaan adalah kegiatan untuk
memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan
atau penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu
keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Sedangkan menurut Manahan P. Tampubolon (2004), pemeliharaan merupakan
semua aktivitas termasuk menjaga peralatan dan mesin selalu dapat melaksanakan
pesanan pekerjaan. Dari pengertian diatas, maka pemeliharaan adalah tindakan
merawat mesin atau peralatan pabrik dengan tujuan memperpanjang umur masa
pakai dan mengurangi kerusakan mesin.

D. Tujuan Pemeliharaan
Menurut Yatin Ngadiyono (2010), tujuan pemeliharaan dapat didefinisikan
dengan jelas sebagai berikut :
1. Memperpanjang usia kegunaan aset yaitu setiap bagian dari suatu tempat
kerja, bangunan, dan isinya.
2. Menjamin ketersediaan optimum perlatan yang dipasang atau produksi (atau
jasa) dan mendapatkan laba investasi (return of investment) maksimum yang
mungkin.
3. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam
kegiatan darurat setiap waktu, misalnya unit pemadam kebakaran dan
penyelamat, dan sebagainya.
Menurut Asyari Daryus (2008) dalam bukunya manajemen pemeliharaan
mesin tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefenisikan sebagai berikut:
31

1. Untuk memperpanjang kegunaan asset


2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk
produksi dan mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan
dalam keadaan darurat setiap waktu
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.

Selain itu menurut Sofyan Assauri (2004), tujuan pemeliharaan yaitu:


1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana
produksi
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak
terganggu
3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar
batas dan menjaga modal yang di investasikan tersebut
4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan
melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien
5. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan
para pekerja
6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya
dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan
yaitu tingkat keuntungan (return on investment) yang sebaik mungkin dan
total biaya yang terendah.

E. Jenis Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan dibagi ke dalam dua bentuk, yaitu pemeliharaan
terencana (planned maintenance) dan pemeliharaan tak terencana (unplanned
maintenance).
1. Pemeliharaan Terencana
a. Pemeliharaan pencegahan (preventive maintenance)
Apri Heri dalam karya tulisnya (2008) mengatakan bahwa preventive
maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan dilakukan untuk
mencegah timbulnya kerusakan kerusakan yang tidak terduga dan
menentukan kondisi atau keadaan yang menyebabkan fasilitas produksi
32

mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.


Menurut Muhammad Zaky dalam jurnalnya (2009) pemeliharaan
pencegahan merupakan suatu kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan
secara terencana dan periodik dalam bentuk penjadwalan (time schedule),
tujuannya untuk mengurangi kemungkinan kerusakan, gangguan dan
menjaga fasilitas dalam kondisi standar. Kegiatan pencegahan ada yang
harus dilakukan harian seperti mencatat suhu mesin mesin yang berputar,
kegiatan mingguan seperti pemantauan tereminasi sambungan kabel pada
peralatan listrik, kegiatan bulanan seperti mengganti minyak trafo atau
mesin mesin yang berputar serta kegiatan pencegahan tahunan seperti
melakukan pengecatan pada peralatan yang ada. Selain itu, menurut
Manahan P Tampubolom (2004) pemeliharaan preventive merupakan
kegiatan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang tidak terduga yag
menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan waktu digunakan
proses produksi.
Pemeliharaan preventive dibedakan menjadi 2 antara lain :
1) Routine maintenance
Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan
yang dilakukan secara rutin misalnya setiap hari, setiap bulan, dan
sebagainya. Sebagai contoh dari kegiatan ini adalah pembersihan
fasilitas atau peralatan, pelumasan atau pengecekan oli, serta
pengecekan bahanbakar dan mungkin termasuk pemenasan dari mesin
mesin selama beberapa menit sebelum dipakai untuk produksi.
2) Periodic maintenance
Periodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan
yang dilakukan secara periodic atau dalam jangka waktu tertentu,
misal setiap satu minggu sekali. Periodic maintenance dapat juga
dilakukan dengan memakai lamanya jam kerja mesin atau fasilitas
produksi sebagai jadwal kegiatan, misalnya setiap seratus jam
pemakaian mesin sekali.
Manfaat yang diperoleh dengan dilakukannya preventive
maintenance yaitu :
1) Memperkecil overhoul (turun mesin)
2) Mengurangi kemungkinan reparasi berskala besar
33

3) Mengurangi biaya kerusakan atau penggantian mesin


4) Memperkecil kemungkinan produk produk yang rusak
5) Meminimalkan persedian suku cadang
6) Memperkecil munculnya gaji tambahan yang diakibatkan adanya
kerusakan
7) Menurunkan biaya satuan dari produk pabrik
Menurut Suyadi Prawirosetono (2000) preventive maintenance
merupakan tindakan perawatan pencegahan dalam rangkaian aktivitas
pemeliharaan dengan tujuan sebagai berikut :
1) Keamanan mesin dan operator atau tenaga maintenance
Untuk setiap mesin atau perangkat sudah ada ketentuan mengenai
karakteristik mesin atau perangkat tersebut. Misalnya temperatur, air
dan angin tidak boeh melbihi standar yang sudah ditentukan
2) Kelancaran mesin atau perangkat
Pemberian minyak pelumas secara teratur dan pemeriksaan mesin serta
peralatannya secara berkala bertujuan agar dapat menjaga kelancaraan
mesin, sehingga proses produksi dapat berjalan lancar.
3) Mutu produk
Menjaga mutu produk bertujuan untuk selalu dapat memenuhi standar
mutu utama dengan menekan tingkat kerusakan produk serendah
mungkin. Hal ini dilakukan dengan cara mempertahankan tingkat
produktivitas kerja dan memenuhi spesifikasi kerja yang telah
ditentukan serta ketelitian dan kecermatan yang didukung oleh tekad
dan kemauan kerja yang tinggi.
Prosedur pelaksanaan preventive maintenance yaitu :
1) Feel
Gejala yang timbul atau kelainan mesin dapat dirasakan oleh operator
maiantenance karena sering menggunakan mesin tersebut. Dalam hal
ini, maintenance mempunyai kewajiban untuk mengambil tindakan
pencegahan. Selain dengan gejala merasakan, gejal gejala kerusakan
dapat juga diketahui dengan jalan melihat, mendengarkan, meraba,
atau mencium.

2) Inspection
Inspeksi dilakukan untuk megetahui apakah semua bagian pekerjaan
dapat diselesaikan sebagai mestinya. Tindakan itu dapat dilakukan
secara visual atau menggunakan alat ukur. Kegiatan inspeksi disusun
34

dalam suatu program, lengkap dengan penjadwalan kerjanya, diadakan


pencatatan yang dilakukan melalui kartu pemeriksaan. Pemeriksaan
harus memberikan penilaian, misalnya baik, sedang, dan beberapa
keterangan lain.
3) Tight
Pengencangan dilakukan terhadap bagian yang longgar, sebagai akibat
adanya getaran, gesekan pada waktu mesin berjalan.
4) Clean
Pekerjaan membersihkan mesin dapat menghindarkan dari kemacetan
mesin. Pekerjaaan membersihkan lainnya adalah pengecatan pada
bagian tertentu dari suatu mesin dapat mencegah timbulnya karat.
5) Adjusment
Penyetelan dilakukan terhadap bagian bagian yang cara kerja dapat
berubah ubah. Hal ini terjadi setelah dilakukan pemasangan salah
satu bagian yang telah diperbaiki, bagian ini harus dihubungkan
dengan bagian lain sesuai konstruksi mesin
6) Lubrication
Pelumasan diadakan untuk mencegah terjadinya laju keausan dan laju
kerusakan yang terlalu cepat serta kerugian daya dan tenaga yang
terlalu besar. Umumnya yang diluasi adalah bagian bagian yang
saling bergesekan satu sama lain. Pelumasan berfungsi sebagai
pendingin.

b. Pemeliharaan korektif (coreective maintenance)


Perawatan korektif dapat juga didefinisikan sebagai perbaikan yang
dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi akibat tidak
dilakukanya perawatan preventif maupun telah dilakukan perawatan
preventif tapi sampai pada suatu waktu tertentu fasilitas dan peralatan
tersebut tetap rusak. Jadi dalam hal ini, kegiatan perawatan sifatnya hanya
menunggu sampai terjadi kerusakan, baru kemudian diperbaiki atau
dibetulkan. Menurut Aan Ardian (2008), perawatan korektif adalah
tindakan perawatan yang dilakukan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan
atau kemacetan yang terjadi berulang kali. Prosedur ini diterapkan pada
peralatan atau mesin yang sewaktu-waktu dapat rusak. Dalam kaitan ini
perlu dipelajari penyebab - penyebabnya, perbaikan apa yang dapat
35

dilakukan, dan bagaimanakah tindakan selanjutnya untuk mencegah agar


kerusakan tidak terulang lagi. Kegiatan ini dimaksudkan agar fasilitas atau
peralatan tersebut dapat digunakan kembali dalam operasi, sehingga proses
produksi dapat berjalan lancar kembali. Selain itu, menurut Sofyan Assauri
(2004) menyatakan bahwa corrective maintenance merupakan kegiatan
perawatan yang dilakukan setelah mesin atau fasilitas produksi mengalami
kerusakan atau gangguan sehinga tidak dapat berfungsi dengan baik.
Pemeliharaan secara korektif (corrective maintenance) adalah
pemeliharaan yang dilakukan secara berulang atau pemeliharaan yang
dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan
reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa
diterima (Corder, 1992). Menurut Asyari Daryus A (2008) pemeliharaan
korektif (corrective maintenance) adalah pemeliharaan yang tidak
direncanakan, tindakan yang memerlukan perhatian lebih yang harus
ditambahkan, terintegrasi, atau menggantikan pekerjaan telah dijadwalkan
sebelumnya. Dengan demikian, dalam pemeliharaan terencana yang harus
diperhatikan adalah jadwal operasi pabrik, perencanaan pemeliharaan,
sasaran perencanaan pemeliharaan, faktor-faktor yang diperhatikan dalam
perencanaan pekerjaan pemeliharaan, sistem organisasi untuk perencanaan
yang efektif, dan estimasi pekerjaan.
Urutan prosedur untuk pelaksanaan perawatan korektif adalah
sebagai berikut:
36

Gambar 3.13 Skema Prosedur Pemeliharaan Korektif


(Sumber: Dokumen Prinadi)

1) Bagian pengoperasian membuat laporan kerusakan dengan deskripsi


mengenai perawatan korektif yang diperlukan.
2) Sebagai penanggung jawab pengelolaan dan pengkoordinasian fungsi
perawatan preventif, manajer teknik dan perawatan menerima serta
memeriksa semua laporan kerusakan. Sementara itu, aspek dari
perawatan korektif perlu mendapat perhatian dari bagian teknik dan
perawatan.
3) Laporan kerusakan diarsip oleh departemen untuk dikonsultasikan
dengan manajer departemen secara khusus.
4) Setelah perencanaan dan penjadwalannya disetujui bersama oleh
perencana dan manajer departemen, kemudian langkah selanjutnya
adalah mengkoordinasikan pelaksanan perawatan korektif yang
37

mencakup persiapan lembar kerja yang diperlukan, dan apabila


dibutuhkan menentukan pula prioritas tugas pada pekerjaan.
5) Pada akhir bulan, laporan analisis kerusakan bulanan harus dibuat dan
didistribusikan sepuluh hari sebelum bulan berikutnya.

2. Pemeliharaan Tak Terencana


Pemeliharaan tak terencana adalah pemeliharaan darurat, yang
didefenisikan sebagai pemeliharaan dimana perlu segera dilaksanakan
tindakan untuk mencegah akibat yang serius, misalnya hilangnya produksi,
kerusakan besar pada peralatan, atau untuk keselamatan kerja. (Corder, 1992).
Pada umumya sistem pemeliharaan merupakan metode tak terencana, dimana
peralatan yang digunakan dibiarkan atau tanpa disengaja rusak hingga
akhirnya, peralatan tersebut akan digunakan kembali maka diperlukannya
perbaikan atau pemeliharaan.

F. Tugas dan Kegiatan Pemeliharaan


Menurut Sofyan Assauri (2004), semua tugas dan kegiatan pemeliharaan
daat digolongkan ke dalam lima tugas pokok yaitu :
1. Inspeksi (inspection)
Kegiatan inspeksi merupakan kegiatan pengecekan atau pemeriksaan
bangunan dan peralatan pabrik secara berkala sesuai dengan rencana serta
kegiatan pengecekan atau pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalami
kerusakan dan membuat laporan hasil pengecekan dan pemeriksaan tersebut.
Hasil laporan inspeksi harus memuat tentang keadaan peralatan yang
diperiksa, sebab terjadinya kerusakan, usaha perbaikan yang telah dilakukan,
dan saran perbaikan atau penggantian yang diperlukan. Tujuan dari kegiatan
inspeksi adalah untuk mengetahui apakah pabrik selalu mempunyai peralatan
atau fasilitas produksi yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi.
2. Kegiatan teknik (engineering)
Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan peralatan yang baru dibeli,
pengembangan peralatan atau komponen yang perlu diganti, serta melakukan
penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut.
3. Kegiatan produksi (production)
Kegiatan produksi merupakan kegiatan memprbaiki dan mereparasi mesin
mesin dan peralatan di pabrik. Secara fisik, melaksanakan pekerjaan yang
38

disarankan dalam kegiatan inspeksi dan teknik, melakukan service, dan


pelumasan. Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan produksi dalam
pabrik dapat berjalan lancar sesuai dengan rencana.
4. Pekerjaan Administrasi (clerical work)
Pekerjaan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
administrasi kegiatan pemeliharaan yang menjamin adanya catatan catatan
mengenai kegiatan atau kejadian kejadiaan yang penting dari bagian
pemeliharaan.
5. Pemeliharaan bangunan (House keeping)
Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar
bangunan tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya.

G. Prosedur Pemeliharaan
Sebelum melakukan pemeliharaan terhadap peralatan atau fasilitas yang
digunakan dalam proses produksi, sebaiknya disusun terlebih dahulu rencana
kegiatan apa saja yang akan dilakukan saat melakukan pemeliharaan. Prosedur
yang harus dilalui dalam melakukan kegiatan pemeliharaan, antara lain :
1. Menentukan apa yang akan dipelihara
Hal ini meliputi pembuatan daftar sarana, penyusunan bahan bahan yang
menyangkut pembiayaan, karena merupakan aset fisik yang memerlukan
pemeliharaan dan merupakan satu satunya alasan yang baik dipertanggung
jawabkan dalam meminta pengeluaran biaya.

2. Menentukan bagaimana sarana tersebut dipelihara


Membuat jadwal pemeliharaan setiap mesin atau peralatan yang digunakan.
Sistem ini dapat dimulai dengan melakukan pemeliharaan terencana dimulai
dari mesin utama dan diikuti oleh mesin lain sampai tercapai tingkat
pemeliharaan ekonomis yang optimum.
3. Menyusun spesifkasi pekerjaan
Setelah mempersiapkan jadwal pemeliharaan, selanjutnya adalah menyusun
spesifikasi pekerjaan dari jadwal pemeliharaan. Spesifikasi ini dipersiapkan
terpisah untuk masing masing kegiatan dan frekuensi pemeriksaan.
4. Membuat rancangan mingguan
Rencana ini dibuat bersama sama dengan bagian produksi.
Syarat syarat pekerjaan maintenance dapat efisien menurut Sofyan Assauri
(2004) adalah sebagai berikut :
39

1. Harus ada data


Yaitu mengenai keadaan mesin atau perangkat dan peralatan produksi yang
ada di perusahaan dan data tersebut biasanya diperoleh dari brosur yang
diberikan oleh pabrik pembuat mesin atau peralatan tersebut, cara cara
pemakaian mesin atau peralatan umur teknis dari mesin atau perangkat
tersebut.
2. Harus ada planning dan scheduling
Adanya perencanaan kegiatan maintenance seperti rencana pendidikan
pelatihan untuk personalia mainteance, berapa tenaga kerja yangdiperlukan,
menentukan apa yang harus dikerjakan, dan kapan pekerjaan itu akan
dilakukan.
3. Harus ada persedian spare parts
Diperlukan adanya persediaan spare parts yang memadai, karna apabila ada
kerusakan bagian mesin dan menharuskan diganti, maka langsung bisa diganti
dan diperbaiki.
4. Harus ada surat perintah yang tertulis
Surat perintah yang tertulis berisi :
a. Apa yang harus dikerjakan
b. Siapa yang mengerjakan dan yang bertanggung jawab
c. Dimana dikerjakan pekerjaan tersebut
d. Berapa tenaga kerja yag diperukan
e. Waktu yang dipelukam
5. Harus ada catatan
Catatan berisi kegiataan pemeliharaan yang dilakukan dan apa saja yang perlu
untuk kegiatan tersebut. Catatan tersebut seperti berisi tentang berapa lama
dalam melakukan inspeksi.
6. Harus ada laporan
Laporan berisi kemajuan kemajuan setelah diadakan kegiatan pemeliharaan
dan menganalisis kegagalan kegagalan yang pernah terjadi sebelum
diadakan kegiatan maintenance.

H. Hubungan Maintenance dengan Kelancaran Proses Produksi


Hubungan antara maintenance dan kelancaran proses produksi sangat erat,
karena dengan adanya maintenance maka kelancaran proses produksi dalam suatu
perusahaan atau pabrik sangat baik. Maintenance yang baik akan menghasilkan
produk yang berkualitas dan produktivitas akan naik. Apabila maintenance kurang
40

baik maka mesin mesin yang digunakan akan mengalami kerusakan dan
berdampak negatif bagi perusahaan.
Menurut Sofyan Assauri (2004) agar proses produksi berjalan dengan
lancar, maka kegiatan pemeliharaan yang harus dijaga dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Menambah jumlah peralatan dan perbaikan para pekerja bagian pemeliharaan,
dengan demikian akan di dapat waktu rata-rata kerusakan dari mesin yang
lebih kecil
2. Menggunakan pemeliharaan pencegahan, karena dengan cara ini dapat
mengganti parts yang sudah dalam keadaan kritis sebelum rusak
3. Diadakannya suatu cadangan di dalam suatu system produksi pada tingkat
kritis, sehingga mempunyai suatu tempat parallel apabila terjadi kerusakan
mendadak. Dengan adanya suku cadangan ini, tentu akan berarti adanya
kelebihan kapasitas terutama untuk tingkat kritis tersebut, sehingga jika ada
mesin yang mengalami kerusakan, perusahaan dapat berjalan terus tanpa
menimbulkan adanya kerugian karena mesin-mesin menganggur
4. Usaha-usaha untuk menjadikan para pekerja di bidang pemeliharaan ini
sebagai suatu komponen dari mesin-mesin yang ada, dan untuk menjadikan
mesin tersebut sebagai suatu komponen dari suatu sistem produksi secara
keseluruhan
5. Mengadakan percobaan untuk menghubungkan tingkat-tingkat sistem
produksi lebih cermat dengan cara mengadakan suatu persediaan cadangan
diantara berbagai tingkat produksi yang ada, sehingga terdapat keadaan
dimana masing-masing tingkat tersebut tidak akan sangat tergantung dari
tingkat sebelumnya.

Вам также может понравиться

  • Bab Iii - 1
    Bab Iii - 1
    Документ9 страниц
    Bab Iii - 1
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • Bab V Jilid
    Bab V Jilid
    Документ3 страницы
    Bab V Jilid
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • Bab Iii - 222
    Bab Iii - 222
    Документ9 страниц
    Bab Iii - 222
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • Bab I Jilid
    Bab I Jilid
    Документ6 страниц
    Bab I Jilid
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • Bab II Jilid
    Bab II Jilid
    Документ10 страниц
    Bab II Jilid
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • Pedoman Skripsi FKIP Gabung PDF
    Pedoman Skripsi FKIP Gabung PDF
    Документ126 страниц
    Pedoman Skripsi FKIP Gabung PDF
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • Bab IV Jilid
    Bab IV Jilid
    Документ17 страниц
    Bab IV Jilid
    Fajar Rizky
    100% (1)
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ5 страниц
    Bab Ii
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • BAB 1-3 Serbuk Gergaji
    BAB 1-3 Serbuk Gergaji
    Документ37 страниц
    BAB 1-3 Serbuk Gergaji
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • Bab IV Herlina
    Bab IV Herlina
    Документ19 страниц
    Bab IV Herlina
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ6 страниц
    Bab I
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka Teknik Pengecoran
    Daftar Pustaka Teknik Pengecoran
    Документ3 страницы
    Daftar Pustaka Teknik Pengecoran
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • BAB V Herlina
    BAB V Herlina
    Документ5 страниц
    BAB V Herlina
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Документ22 страницы
    Bab Iii
    Fajar Rizky
    100% (1)
  • Bab 1
    Bab 1
    Документ4 страницы
    Bab 1
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • Ahmad Yasin
    Ahmad Yasin
    Документ3 страницы
    Ahmad Yasin
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • Farhandika Akbar - K2514031 - Perhitungan Dan Pengukuran Laju Korosi
    Farhandika Akbar - K2514031 - Perhitungan Dan Pengukuran Laju Korosi
    Документ17 страниц
    Farhandika Akbar - K2514031 - Perhitungan Dan Pengukuran Laju Korosi
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • 4.pemeliharaan Pabrik
    4.pemeliharaan Pabrik
    Документ8 страниц
    4.pemeliharaan Pabrik
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • Translate Elmes
    Translate Elmes
    Документ2 страницы
    Translate Elmes
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • Fajar R Saputra - K2513021 - Potensi Energi Angin Di Sulawesi
    Fajar R Saputra - K2513021 - Potensi Energi Angin Di Sulawesi
    Документ10 страниц
    Fajar R Saputra - K2513021 - Potensi Energi Angin Di Sulawesi
    Affordable Cloth
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • BAB III Pendekatan Teori
    BAB III Pendekatan Teori
    Документ8 страниц
    BAB III Pendekatan Teori
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • Gerak Melingkar
    Gerak Melingkar
    Документ7 страниц
    Gerak Melingkar
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • Materi Fluida
    Materi Fluida
    Документ43 страницы
    Materi Fluida
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • Jurnal Dinamika Fluida (Hal.1-7) PDF
    Jurnal Dinamika Fluida (Hal.1-7) PDF
    Документ32 страницы
    Jurnal Dinamika Fluida (Hal.1-7) PDF
    ollasekarsari
    75% (4)
  • 3.alat Perkakas
    3.alat Perkakas
    Документ5 страниц
    3.alat Perkakas
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • Gempa Jojga 07
    Gempa Jojga 07
    Документ3 страницы
    Gempa Jojga 07
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ1 страница
    Daftar Isi
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет
  • Gempa
    Gempa
    Документ2 страницы
    Gempa
    Fajar Rizky
    Оценок пока нет