Diperkirakan sekitar 1% dari pasien dengan hipertensi dapat
digolongkan pada hipertensi krisis. Perbedaan palling besar antar krisis
hipertensi dan hipertens emergensi adalah adanya tanda-tanda TOD. Tanda- tanda yang paling sering dari TOD adalah ensefalopati, edema pulmonal, CHF, infark serebri, dan lain-lain. Pemeriksaan laboratorium yang bisa dilakukan untuk membuktikan adanya TOD adalah kreatinin dan elektrolit, enzim jantung, analisis urin, EKG, echocardiogram, CT-Scan kepala, dll.
Patofisiologi dari krisis hipertensi (baik urgensi atau emergensi) masih
tidak diketahui. Walaupun, diketahui bahwa adanya reaksi pada endothelium terhadap kerusakan yang diakibatkan adanya mediator vasoaktif yang mana dapat meneruskn stimulasi yang berpengaruh terhadap siklus dari aktivasi dari kaskade pembekuan, kematian jaringan dan akumulasi dengan respon stress oksidasi. Selain kondisi ini dan setelah terjadinya kegagaln dari sistem autoregulasi, resistensi dari sistem vaaskular akan terjadi.
Pasien dengan hipertensi emergensi bisa ditemukan tidak hanya
diruangan ICU atau pelayanan darurat, tappi juga bisa ditemukan di ruang operasi atau klinik-klinik, karena itu hal ini penting bahwa setiap pemberi pelayanan kesehatan harus mengetahui bagaimana mengidentifikasi dan merawat pasien dari tahap awal penyakit ini. Panduan dari Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure untuk mengetahui pengobatan dari hipertensi emergensi termasuk tatalaksana farmakologi untuk mencapai penurunan tekanan darah sistolik sebanyak 10-15%, tetapi tidak lebih dari 25% pada jam pertama.
PENGOBATAN
Sekali diagnosa hipertensi emergensi terdiagnosis, hal ini adalh suatu
tantangan untuk seorag dokter, untuk mencapai penurunan nilai tekanan darah tanpa menyebabkan TOD. Disini autoregulasi memegang peranan penting dalam mencegah TOD, hati, otak,dan ginjal sangat sensitive terhadap perubahan tekanan darah, dan tekanan darah yang tinggi mungkin menyebabkan pengurangan aliran darah ke jaringan sehingga terjadi kerusakan dan iskemik.
Agen farmakologi yang ideal yang seharusnya selektif terhadap sistem
vascular, infus intravena yang mudah dipersiapkan, mudah didapatkan, trprediksi, dari onset cepat dan durasi, dan efek samping seminimal mungkin, dan harga yang terjangkau. Nitrat, blockers, blockers ( vasodilator langsung pada arteri), blockers, blockers dan CCB, seperti agen lainnya seperti Hidralazin, dan phentolamin. Kerugian yang banyak dilaporkan tentang obat ini adalah: kesulitan saat titrasi, kekambuhan hipertensi, efek samping pada sistem lainnya (contohnya sistem respirasi dan efek yang jelas saat preload dan afterload yang bisa menyebabkan organ mengalami hipoperfusi
Vasodilator nitric oxide (contohnya sodium nitroprusside) beraksi di
otot polos arteriolar dan vena untuk mengurangi preload dan afterload. Efeknya bisa berpengaruh pada coronary steal syndrome pada beberraapa pasien dengan CAD dan perubahan tekanan darah yang tidak terduga yang mungkin terliat pada beberapa pasien dengan disfungsi diastole atau hipovolemi karena dilaatasi vena. Perubahan aliran darah ke