Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ANALISA KASUS
33
4 Patofisiologi
5 Manifestasi 0-1 bln : Pada kasus ini
Gangguan seorang anak usia
pertumbuhan, 5 tahun dengan
anoreksia, gejala
muntah dan diare, demam/panas
kejang, koma, tanpa diketahui
panas/hipertermia penyebab,
tanpa diketahui disuria, air kemih
sebabnya, ikterus berubah warna
(sepsis). (darah).
1 bln-2 thn :
Panas/hipertermia
tanpa diketahui
sebabnya,
gangguan
pertumbuhan,
anoreksia,
muntah, diare,
kejang, koma,
kolik (anak
menjerit keras),
air kemih
berbau/berubah
warna, kadang-
kadang disertai
nyeri
perut/pinggang.
2-6 thn :
Panas/hipertermia
tanpa diketahui
sebabnya, tidak
dapat menahan
kencing,
polakisuria,
disuria, enuresis,
air kemih berbau
dan berubah
warna, diare,
muntah,
gangguan
pertumbuhan
34
serta anoreksia.
6-18 thn :
Nyeri
perut/pinggang,
panas tanpa
diketahui
sebabnya, tak
dapat menahan
kencing,
polakisuria,
disuria, enuresis,
air kemih berbau
dan berubah
warna.
35
Pada kasus ini, pasien anak perempuan berusia 5 tahun datang ke
poliklinik anak RSUD Bangkinang dengan keluhan kencing berdarah sejak 4
hari yang lalu. Awalnya 1 minggu yang lalu pasien merasakan demam, batuk dan
pilek, kemudian 4 yang lalu keluar kencing berdarah pada awal aliran. Pasien juga
merasakan nyeri saat BAK. Pasien juga mempunyai riwayat mandi di sungai
kencing. 3 hari pasien berobat di puskesmas, kemudian 2 hari yang lalu keluhan
tidak berkurang. Dari kepustakaan, gejala dari ISK pada usia 2-6 tahun adalah
Panas/hipotermia tanpa diketahui sebabnya, tidak dapat menahan kencing,
polakisuria, disuria, enuresis, air kemih berbau dan berubah warna, diare, muntah,
gangguan pertumbuhan serta anoreksia. Keluhan yang dirasakan pasien sesuai
dengan gejala klinis dari ISK.
Pada pemeriksaan fisik pada pasien ini didapatkan adanya nyeri tekan
epigastrium. Hal ini sesuai dengan kepustakaan pada pemeriksaan fisik pada ISK.
Dari pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan laboratorium (urinalisa)
didapatkan leukosit +1, eritrosit +3 dan pada sediment didapatkan eritrosit 100-
120 LPB. Darikepustakaan, pemeriksaan penunjang yaitu urinalisa didapatkan
hematuria adalah (ditemukannya eritrosit dalam urin) merupakan petunjuk adanya
infeksi salauran kemih jika ditemukan eritrosit 5-10 per lapangan pandang
sedimen urin.
BAB IV
36
KESIMPULAN
dapat disimpulkan bahwa diagnosis pada kasus ini adalah Hematuria dan Gizi
Baik. Penatalaksanaan pada pasien ini yaitu dengan terapi etiologi yaitu berupa
antibiotik seperti ampisilin (100 mg/kg/24 jam), terapi simptomatis yaitu apabila
37