Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
Menentukan masalah penelitian bukanlah suatu hal yang mudah. Oleh karena itu
untuk menentukan masalah penelitian, perlu mengetahui dulu apa masalahnya. Sebagian
besar pemecahan masalah tergantung pada pengetahuan peneliti tentang masalah tersebut.
Sebagian lain ditentukan oleh pengetahuan peneliti tentang sifat dan hakekat masalah
tersebut. Dengan kata lain, masalah adalah sebuah kalimat Tanya atau kalimat pertanyaan.
Masalah penelitian akan menentukan keberhasilan dari suatu penelitian. Ada seorang
pakar penelitian yang menyatakan bahwa Ketika seorang peneliti sudah berhasil
memformulasikan (baca: menemukan) masalah penelitian, maka sebenarnya 50%
penelitian tersebut sudah berjalan. Begitu juga sebaliknya, ketika masalah penelitian itu
belum ditemukan, maka penelitian itu selamanya tidak akan berjalan.
Oleh karena pentingnya masalah dalam suatu penelitian maka dalam makalah ini
penulis mencoba membahas tentang menentukan masalah penelitian yang didalamnya
menjelaskan tentang urgensi menentukan masalah penelitian, latar belakang masalah,
identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pembatasan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
Inti dari latar belakang masalah adalah upaya peneliti untuk menggambarkan ada
tidaknya masalah penelitian (scientific research problem) yakni penyimpangan antara
yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi atau kesenjangan antara harapan
(das sollen) dengan kenyataan (das sain). Masalah ilmiah memiliki ciri-ciri minimal
sebagai berikut:
1. Masalah harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicarikan
jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak menghabiskan dana, tenaga,
dan waktu.
2. Masalah harus jelas yaitu semua orang yang memberikan persepsi yang sama
terhadap masalah tersebut.
3. Masalah harus memiliki batas/ ruang lingkup tertentu.
4. Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban masalah yang diberikan harus
memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah
kehidupan manusia.
B. Urgensi Menentukan Masalah Penelitian
Salah satu langkah paling penting dalam penelitian adalah penentuan permasalahan.
Pemecahan (problematic) adalah suatu penelitian lebih dititik beratkan pada sesuatu yang
dipermasalahkan sehingga harus dibedakan dengan permasalahan (subjec). Pada waktu
berbicara tentang Kinerja Polisi berarti berbicara tentang suatu permasalahan, tetapi
berbicara tentang mengapa terjadi kemerosotan Kinerja Polisi adalah sesuatu
permasalahan yang memerlukan pemecahan. Satu hal yang harus disadari ialah bahwa
pada hakikatnya suatu permasalahan tidak pernah berdiri sendiri dan terpisah dari faktor-
faktor lain. Permasalahan dapat merupakan variabel yang menjadi tema pokok penelitian,
dapat pula berupa kasus yang menjadi fokus suatu penelitian. Suatu variabel atau suatu
kasus akan diangkat menjadi permasalahan penelitian jika terjadi kesenjangan antara
kenyataan dan seharusnya dari variabel atau kasus tersebut.
Banyak peneliti menemukan kesulitan dalam menentukan permasalahan penelitian
sehingga menghambat perkembangan kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Pada
umumnya keadaan berikut ini bisa menjadi penuntun mewujudkan permasalahan:
1. Bila ada informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam pengetahuan
kita.
2. Bila ada hasil-hasil penelitian atau kajian yang bertentangan.
3. Bila ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskan melalui penelitian.
Peneliti pemula seringkali mengalami kesulitan menentukan permasalahan yang baik.
Berikut ini dikemukakan beberapa karakteristik permasalahan yang baik (tepat)
dijadikan permasalahan penelitian sebagai berikut:
Dalam sebuah penelitian, menentukan masalah penelitian merupakan suatu hal yang
penting, karena sebuah penelitian akan dilakukan apabila sudah diketahui masalahnya.
Artinyaa, masalah menuntun peneliti melakukan penelitian. Oleh karena tujuan dari
pemilihan dan menentukan masalah penelitian adalah untuk :
1. Masalah yang dipilih harus dirumuskan dengan ccara tertentu yang menyiratkan
adanya kemungkinan pengujian empiris suatu masalah yang tidak memuat implikasi
pengujian hubungan atau hubunganhubungan yang dinyatakannya.
2. Masalah yang dipilih harus harus mempunyai nilai penelitian :
a) mempunyai keaslian,
b) merupakan hal yang penting,
c) dapat diuji,
d) mengungkapkan suatu hubunngan antara 2 atau lebih variabel,
e) jelas dan tidak ambigu dalam bentuk kalimat pertanyaan.
3. Masalah yang dipilih harus fleksibel yakni masalah tersebut dapat dipecahkan.
Artinya bahwa :
a) data dan metode untuk memecahkan masalah harus tersedia,
b) biaya untuk memecahkan masalah relative harus dalam batas-batas kemampuan,
c) waktu untuk memecahkan masalah harus wajar,
d) biaya dan hasil harus seimbang,
e) administrasi dan sponsor harus kuat,
f) tidak bertentangan dengan hukum dan adat.
4. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan klasifikasi peneliti, paling tidak masalah
yang dipilih sekurang-kurangnya :
a) menarik bagi si peneliti ;
b) cocok dengan kualifikasi ilmiah si peneliti.
Dalam menentukan masalah penelitian maka kita tidak akan terlepas di dalamnya dari
berbagai permasalahan di dalamnya diantaranya yaitu latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah.
C. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah upaya peneliti untukk mengeksplorasi berbagai
kemungkinan pertanyaan yang dapat diajukan dan relevan berkaitan dengan variable
penelitian yang dipilih. Jumlah butir pertanyaan tidak dibatasi, sepanjang memiliki
relevansi dengan variabel penelitian tersebut.
Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling
penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari
penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau
tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat
pengamatan lapangan (observasi, survey, dsb). Skripsi untuk level S1 seharusnya
didesain untuk memecahkan masalah yang lebih riil dan sifatnya applied. Mahasiswa
cukup fokus ke masalah yang ada di sekitarnya. Kalau jurusan kita di computing, kita
lakukan saja observasi di lingkungan kita. Misalnya universitas, dosen, dan mahasiswa
itu punya masalah apa yang kira-kira bisa kita pecahkan dengan teknologi informasi dan
aplikasinya. Intinya kita harus kejar terus masalah penelitian ini, dan jangan lupa bahwa
masalah yang kita identifikasi tersebut benar-benar menjadi masalah yang harus
dipecahkan, bukan masalah yang kita ada-adakan.
Masalah penelitian bisa didefinisikan sebagai pernyataan yang mempermasalahkan
suatu variabel atau hubungan antara variabel pada suatu fenomena. Sedangkan variabel
itu sendiri dapat didefinisikan sebagai pembeda antara sesuatu dengan yang lain. Ketika
kita mengambil topik penelitian untuk membedakan raut muka mahasiswa yang sedang
tidak punya uang dan mahasiswa yang lagi banyak uang, kita punya variabel raut muka
dan variabel keadaan keuangan. Nah kita ingin tahu hubungan dua variabel ini, jadilah
itu sebuah masalah penelitian. Kemudian sumber masalah tersebut dari mana datangnya?
Sumber masalah penelitian bisa muncul dari tiga hal:
1. Masalah Yang Ada di Manusianya Sendiri (People and Problem)
Kita harus hati-hati supaya tidak terjebak ke masalah di sekitar manusia yang bukan
penelitian. Tapi juga jangan saklek, karena masalah manusia yang tadinya bukan
masalah penelitian bisa kita goyang sedikit menjadi masalah penelitian. Contoh,
mahasiswa punya masalah pokok yaitu kekurangan uang. Ini bisa kita konversi
menjadi masalah penelitian misalnya menjadi :
Mendeteksi raut muka mahasiswa tidak punya uang dengan face recognition
system
Model bisnis di Internet dengan modal kecil untuk mahasiswa
2. Masalah di Cara, Teknik dan Struktur Kerja (Program)
Teknik dan struktur kerja yang bermasalah tentu juga bisa menjadi masalah penelitian.
Contoh, dosen-dosen yang sangat sibuk ternyata kesulitan menemukan satu waktu
yang pas untuk meeting bulanan di universitas. Nah ini jadi masalah penelitian,
pendekatannyanya nanti kita bisa kembangkan satu aplikasi scheduling dengan sedikit
sistem pakar didalamnya yang secara otomatis memberikan beberapa alternatif waktu
meeting yang pas untuk semua.
3. Fenomena yang Terjadi (Phenomenon)
Fenomena yang ada di sekitar kita juga bisa menjadi masalah penelitian yang
menarik. Contoh, fenomena bahwa situs portal yang dikembangkan di perusahaan-
perusahaan ternyata sepi pengunjung. Nah ini adalah sebuah fenomena, untuk
meningkatkan traffic, misalnya bisa dengan memainkan bebrapa teknik supaya search
engine mau menengok situs kita, ini sering disebut dengan Search Engine
Optimization. Nah dari sini kita sudah dapat judul: Mengembangkan situs portal
traffic tinggi dengan teknik Search Engine Optimization (SEO). Fenomena lain lagi,
proses pendeteksian golongan darah untuk skala besar (massal) misalnya untuk
seluruh mahasiswa universitas yang mencapai 5000 orang ternyata memakan waktu
yang sangat lama. Ini sebuah fenomena, kita beri solusi dengan software sistem yang
menggunakan beberapa teknik artificial intelligence yang memungkinkan
pendeteksian golongan darah ini. Sehingga 5000 orang bisa kita proses dalam
beberapa jam misalnya. Supaya masalah penelitian yang kita pilih benar-benar tepat,
biasanya masalah perlu dievaluasi. Evaluasi masalah penelitian biasanya berdasarkan
beberapa parameter dibawah ini
1. Menarik.
Masalah yang menarik membuat kita termotivasi untuk melakukan penelitian
dengan serius.
2. Bermanfaat.
Penelitian harus membawa manfaat baik untuk ilmu pengetahuan maupun
peningkatan kesejahteraan dan kualitas kehidupan manusia. Penelitian juga
diharapakan membawa manfaat bagi masyarakat dalam skala besar (secara
nasional maupun internasional), maupun secara khusus di komunitas kita
(kampus, sekolah, kelurahan, dsb). Hindari penelitian yang tidak membawa
manfaat kepada masyarakat.
3. Hal Yang Baru.
Ini hal yang cukup penting dalam penelitian, bahwa penelitian yang kita
lakukan adalah hal baru, solusi yang kita berikan adalah solusi baru yang apabila
kita komparasi dengan solusi lain, bisa dikatakan lebih efektif, murah, cepat, dsb.
Bisa juga pembaharuan ini diwujudkan dengan perbaikan dari sistem dan
mekanisme kerja yang sudah ada. Hindari redundant research, meneliti hal yang
sama persis dengan yang dilakukan oleh orang lain. Karena hal tersebut termasuk
plagiasi skripsi.
4. Dapat Diuji (Diukur).
Ini biasanya hal yang terlupakan, supaya proses penelitian kita sempurna,
masalah penelitian beserta variabel-variablenya harus merupakan sesuatu yang
bisa diuji dan diukur secara empiris. Kalau kita melakukan penelitian korelasi,
maka korelasi antara beberapa variabel yang kita teliti juga harus diuji secara
ilmiah dengan beberapa parameter.
5. Dapat Dilaksanakan.
Hal ini juga merupakan faktor penting. Masalah yang bagus dan
berkualitas,menjadi lucu dan naif kalau akhirnya secara teknik penelitian tidak
bisa dilakukan. Dapat dilakukan ini berkaitan erat dengan keahlian, ketersediaan
data, kecukupan waktu dan dana.
6. Merupakan Masalah Yang Penting.
Hal ini sedikit sulit mengukurnya, tapi paling tidak ada gambaran di kita
bahwa jangan sampai melakukan penelitian terhadap suatu masalah yang tidak
penting.
7. Tidak Melanggar Etika.
Yang terakhir adalah masalah etika. Penelitian harus dilakukan dengan
kejujuran metodologi, prosedur harus dijelaskan kepada obyek penelitian, tidak
melanggar privacy, publikasi harus dengan persetujuan obyek penelitian, tidak
boleh melakukan penipuan dalam pengambilan data maupun pengolahan data.
D. Pembatasan Masalah
Disamping peneliti memiliki keterbatasan dari berbagai segi (biaya, waktu,
kemampuan, dan dukungan lainnya), penelitian juga membutuhkan kedalaman dan
ketajaman analisis (sempit/ fokus dan mendalam), sehingga penelitian harus dibatasi
pada aspek-aspek pertanyaan penelitian yang memungkinkan. Misalnya identifikasi
masalah mengandung 5 pertanyaan, peneliti dapat menentukantiga atau lebih pertanyaan
yang dijadikan masalah penelitian.
Kemudian, agar penelitian mengarah pada inti masalah yang sesungguhnya maka
peneliti perlu membatasi masalah dengan memperhatikan hal yang paling bermanfaat
jika diteliti.Supaya pilihan masalah didasari dengan pertimbangan yang matang maka
sebaiknya memilih topik yang sesuai dengan bidang pekerjaan dan latar belakang
pendidikan serta kompetensi yang dimiliki.
Faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah ruang lingkup penelitian supaya
tidak terlalu luas sehingga mudah dilakukan. Masalah dapat dipecahkan sendiei, tersedia
sumber teori atau peraturan yang mendasarinya. Hal penting lain untuk dipertimbangkan
adalah hasil penelitian berpotensi untuk memperbaiki pelaksanaan pekerjaan, data-data
dapat diperoleh dari pelaksanaan tugas, penelitian dapat dilakukan secara mandiri sesuai
dengan waktu dan biaya yang tersedia.
E. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian disebut research problem atau dikenal juga
dengan istilah pertanyaan penelitian (research question) yang digunakan untuk menjadi
panduan dalam menyusun instrument penelitian. Pertnyaan research problem ini disusun
setelah peneliti melakukan pembatasan masalah, sehingga pertanyaan penelitian terfokus
pada masalah yang iongin dibuktikan atau diteliti lebih lanjut. Ada beberapa persyaratan
dalam menyusun research problem:
1. Pertanyaan harus sesuai dengan metode penelitian yang digunakan (pada penelitian
kuantitatif biasanya menggunakan kalimat Tanya apakah, seberapa besar, dan lain-
lain yang berorientasi hasil, sedangkan pada penelitian kualitatif biasanya
menggunakan kalimat Tanya bagaimana, mengapa, dan lain-lain yang berorientasi
pada proses).
2. Pertanyaan harus layak dan dapat diteliti sebagai upaya untuk mencari jawaban/
solusi (feasible).
3. Jawaban bersifat critical incidence artinya dapat member kontribusi bagi
pengembangan ilmu (minimal bagi peneliti).
4. Bisa diukur, bersifat konseptual (ada teori yang dapat dijadikan acuan), sehingga
dapat diukur (measurable) dan mudah dilaksanakan (manageable).
Berdasarkan level of explanation suatu gejala, maka secara umum terdapat tiga bentuk
rumusan masalah yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
1. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti
untuk mengungkapkan atau memotret situasi social yang akan diteliti secara
menyeluruh, luas, dan mendalam.
2. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti
untuk membandingkan antara konteks social atau domain satu dibandingkan dengan
yang lain.
3. Rumusan masalah asosiatif aatau hubungan adalah rumusan masalah yang memandu
peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi social atau domain satu
dengan yang lainnya. Rumusan masalah asosiatif I dibagi menjadi tiga yaitu
hubungan simetris, kausal, dan reciprocal atau interaktif. Hubungan simetris adalah
hubungan suatu gejala yang munculnya bersamaan sehingga bukan meupakan
hubungan sebab akibat atau interaktif. Hubungan kausal adalah hubungan yang
bersifat sebab dan akibat. Selanjutnya, hunbungan reciprocal adalah hubungan yang
saling mempengaruhi. Dalam penelitian kualitatif hubungan yang diamati atau
ditemukann adalah hubungan yang bersifat reciprocal atau interaktif.
Dalam penelitian kuantitatif, ketiga rumusan masalah tersebut terkait dngan variabel
penelitian, sehingga rumusan masalah penelitian sangat spesifik, dan akan digunakan
sebagai panduan bagi peneliti untuk menentukan landasan teori, hipotesis, instrument,
dan teknik analisa data.
Dalam penelitian kualitatif, rumusan masalah yang merupakan focus penelitian masih
bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk alapangan atau situasi
social tertentu. Namun demikian setiap peneliti baik peneliti kuantitatif maupun kualitatif
harus membuat rumusan masalah. Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan
maksud untuk memahami gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek
lain (in context). Peneliti yang menggunakan pendekatan kualitatif, pada tahap awal
penelitiannya, kemungkinan belum memiliki gambaran yang jelas tentang aspek-aspek
masalah yang akan ditelitinya. Ia akan mengembangkan focus penelitian sambil
mengumpulkan data. Proses seperti ini disebut emergent design .
F. PERUMUSAN HIPOTESIS
1. Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang jawabannya
harus diuji.
2. Hipotesis dirangkum atau diturunkan dari kerangka pemikiran atau kesimpulan
teoritis.
3. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun hipotesis, yaitu :
a. Menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih.
b. Dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan yang jelas, padat, dan
spesifik.
c. Hipotesis harus dapat diuji.
KESIMPULAN
Lincoln, Yovana S; Guba, egon; Naturalictic Inquiry, Sage Publication, Beverly hills,
Londaon, 1984.