Вы находитесь на странице: 1из 11

HUBUNGAN INTERNASIONAL

1. Pengertian
Hubungan antar bangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu
negata unuk mencapai kepentingan nasional negara tersebut

2. Tujuan
1. Memacu pertumbuhan eko-nomi setiap negara.
2. Menciptakan saling penger-tian antar bangsa dalam membina dan
menegakkan perdamaian dunia.
3. Menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya.

3. Prinsip
1) Asas Teritorial= Kewenangan suatu negara atas daerah atau wilayahnya.
Artinya negara berhak melakukan aturan atau hukum atas semua orang
ataupun barang yang ada di wilayahnya.

2) Asas Kebangsaan= Kewenangan suatu negara terhadap warga negaranya di


manapun warga negaranya berada. Misalnya, Perlindungan terhadap TKI.

3) Asas Kepentingan = Kewenangan suatu negara untuk mengatur dan


memberi perlindungan untuk masyarakat bersama. Misalnya, akan dilakukan
latihan tempur bersama antara Indonesia dan Amerika Serikat, namun
ditolak masyarakat dengan alasan menggangu ketenangan warga, kemudian
rencana tersebut dibatalkan.

4) Asas Persamaan derajat, harkat, dan martabat = Negara yang melakukan


kerjasama adalah negara yang merdeka yang punya kedudukan sama, tidak
ada yang lebih tinggi atau lebih rendah.

5) Asas Keterbukaan Tidak ada yang dirahasiakan dalam hubungan


internasional/ harus terbuka.

Prinsip- prinsip yang digunakan dalam membina hubungan kerjasama


internasional dengan negara lain adalah sebagai berikut :
1) Saling menghormati kedaulatan negar lain.
2) Tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
3) Saling menguntungkan.
4) Diabadikan untuk kepentingan nasional demi kesejahteraan masyarakat.
5) Diarahkan untuk mewujudkan tatanan dunia baru berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
4. Akibat

Dampak positif
Hubungan internasional membuka kesempatan bagi semua dunia untuk
membuka forum kerjasama dalam aspek ekonomi maupun stabilitas
keamanan.
Hubungan internasional memberikan motivasi pada negara-negara
berkembang untuk tetap maju dan bersaing dengan negara maju.
Hubungan internasional mengurangi tensi atau konflik intra negara
sehingga mencegah terjadinya perang.

Dampak negatif
Hubungan internasional menuntut setiap negara untuk memperbolehkan
intervensi negara lain dan mengurangi kedaulatannya demi kerjasama.
Hubungan internasional menuntut negara untuk memberikan sedikit dari
informasi rahasia.

PERJANJIAN INTERNASIONAL
1. Pengertian
Perjanjian Internasional adalah sebuah perjanjian yang dibuat di
bawah hukum internasional oleh beberapa pihak yang
berupa negara atau organisasi internasional. Disebut perjanjian internasional
jika perjanjian diadakan oleh subjek hukum internasional yang menjadi
anggota masyarakat internasional.

Prof Dr.Mochtar Kusumaatmadja


Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antarbangsa yang
bertujuan untuk menciptakan akibat-akibat hukum tertentu

G. Schwarzenberger
Perjanjian internasional adalah suatu persetujuan antara subjek-subjek
hukum internasional yang menimbulkan kewajiban-kewajiban yang mengikat
dalam hukum internasional

2. Manfaat

1. Bidang ideology
1. Dapat mengetahui dan belajar mengenai nilai-nilai kenegaraan yang
dianut oleh negara lain
2. Membentengi diri pada nilai negatif dari negara lain yang bisa merusak
ideology negara.

2. Bidang politik
1. Dapat mengetahui sistem politik dan perkembangan politik yang terjadi
pada negara lain sehingga Indonesia bisa mengambil kebijakan yang
menguntungkan dari negara lain.
2. Sebagai salah satu cara untuk mempererat hubungan diplomatic dengan
negara lain.

3. Bidang ekonomi
1. Sebagai salah satu cara yang bisa membuat para investor asing
menanamkan modalnya di Indonesia.
2. Dapat melakukan perdagangan internasional dimana Indonesia dapat
mengekspor barangnya dan Indonesia bisa menikmati barang yang
diproduksi oleh negara lain.

4. Bidang sosial budaya


1. Menjadi salah satu cara untuk melaksanakan program pertukaran pelajar
2. Dapat mendatangkan tenaga ahli dari negara lain untuk membantu
permasalahan sosial budaya yang ada di dalam negeri.

3. Istilah istilah
Trakat (Treaty),
Yakni perjanjian paling formal yang merupakan persetujuan dari dua Negara
atau lebih. Perjanjian ini khusus mencakup bidang politik dan bidang
ekonomi.

Konvensi (Convention)
Merupakan pesetujuan formal yang bersifat multilateral, dan tidak berurusan
dengan kebijaksanaan tingkat tinggi (high policy). Persetujuan ini harus
dilegalisasi oleh wakil-wakil yang berkuasa penuh (plaenipotentiones).

Persetujuan (Agreement),
Adalah perjanjian yang bersifat teknis atau administratif.

Perikatan (Arrangement)
Istilah yang digunakan untuk transaksi-transaksi yang bersifat sementara.

4. Klasifikasi

Berdasarkan Jumlah Peserta


Perjanjian Bilateral: perjanjian yang dilakukan oleh dua pihak
Perjanjian Multilateral: perjanjian yang dilakukan oleh lebih dari dua
pihak.

Berdasarkan Sifatnya atau Fungsinya


Treaty Contrac : perjanjian yang hanya mengikat pihak-pihak yang
melakukan atau mengadakan perjanjian.

Law Making Treaty: perjanjian yang akibat-akibatnya menjadi dasar


ketentuan atau kaidah hukum internasional

Berdasarkan Isinya
Politik : mengenai politik. Contoh: Pakta pertahanan dan
perdamaian seperti NATO, ANZUS, dan SEATO.
Ekonomi : mengenai ekonomi. Contoh: Bantuan perekonomian dan
perdagangan
Hukum : mengenai hukum. Contoh: Status kewarganegaraan
Kesehatan: mengenai kesehatan. Contoh: Karantina dan penanggulangan
pada wabah penyakit.

Berdasarkan Prosesi Tahapan Pembentukannya


Perjanjian Bersifat Penting : adalah perjanjian yang dibuat dengan
melalui proses perundingan, penandatanganan, dan ratifikasi.

Perjanjian Bersifat Sederhana : perjanjian yang dibuat dengan


melalui dua tahap yaitu : perundingan dan penandatanganan.

Berdasarkan Subjeknya
Perjanjian antar banyak Negara yang merupakan sumber subjek
hukum internasional.

Perjanjian antar negara dan subjek hukum lainnya.


Contohnya : organisasi internasional tahta suci (vatikan) dengan organisasi
MEE.

Perjanjian antar sesama subjek hukum internasional selain dari negara


yaitu perjanjian yang dilakukan antar organisasi-organisasi internasional
lainnya. Contohnya : ASIAN dan MEE

5. Tahap pembuatan
Penting : Perundingan Penandatanganan Ratifikasi
Sederhana : Perundingan - Penandatanganan

Ratifikasi adalah proses adopsi perjanjian internasional yang bersifat


nasional lainnya (seperti amendemen terhadap konstitusi) melalui
persetujuan dari tiap entitas kecil di dalam bagiannya.

6. Berakhirnya perjanjian
1. Punahnya salah satu pihak.
2. Habisnya masa perjanjian.
3. Salah satu pihak ingin mengakhiri dan disetujui oleh pihak kedua.
4. Adanya pihak yang dirugikan oleh pihak yang lain.
5. Telah tercapai tujuan dari perjanjian itu
6. Syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan perjanjian
itu sudah dipenuhi

POLITIK LUAR NEGERI


1. Sejarah
Politik lahir karena adanya hubungan-hubungan dengan dunia internasional
dan hubungan internasional tidak akan terbentuk tenpa adanya rasa saling
percaya.setelah berakhirnya perang dunia kedua Indonesia pun
memproklamasikan kemerdekaannya. namun walaupun perang telah usai
tapi konflik di dunia belum berakhir sepenuhnya. hal ini dikarenakan masih
adanya kekuasaan di blok barat dan blok timur.
Hal ini menimbulkan kesulitan bagi bangsa Indonesia untuk bergaul dengan
bangsa-bangsa di dunia karena sebagian negara mengikuti salah satu blok di
dunia. menghadapi kenyataan ini wakil presiden Moh. Hatta pada waktu itu
mencetuskan politik Indonesia yang bebas aktif, inilah pernyataan politik
pertama pemerintah Indonesia menghadapi keadaan poltik di dunia. dengan
poltik bebas aktif diharapkan Indonesia dapat bergaul dengan berbagai
negara tanpa melihat negara tersebut masuk ke dalam blok barat ataupun
blok timur

2. Perkembangan politik bebas aktif

A. Politik Luar Negeri Bebas Aktif pada Masa Orde Baru (1966-1998)

Di dalam dokumen yang berhasil disusun oleh pemerintah yang dituangkan


di dalam Rencana Strategi Politik Luar negeri Republik Indonesia (1984-1989)
antara lain dinyatakan bahwa politik Luar negeri suatu negara hakekatnya
merupakan salah satu sarana untuk mencapai kepentingan nasional.
Sedangkan di Indonesia, jika dicermati, rumusan pokok kepentingan nasional
itu dapat dicari dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945,

B. Politik Luar Negeri Bebas Aktif pada Era Reformasi (1998-


Sekerang)

Sidang Umum MPR 1999 juga kembali mempertegas politik luar negeri
Indonesia. Dalam ketetapan MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN, Bab IV
Arah Kebijakan, huruf C angka 2 tentang Hubungan Luar Negeri, dirumuskan
hal-hal sebagai berikut:

1) Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan
berorientasi pada kepentingan nasional, menitik beratkan pada solidaritas
antar negara berkembang, mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa-
bangsa, menolak penjajahan dalam segala bentuk, serta meningkatkan
kemandirian bangsa dan kerjasama internasional bagi kesejahteraan rakyat.

C. Peranan Indonesia dalam Percaturan Internasional

Selain itu Republik Indonesia juga dipercaya dunia untuk duduk sebagai
anggota Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB yang bermarkas di Jenewa.
Jika tahun lalu untuk masa tugas. Partisipasi aktif Indonesia dalam upaya
mewujudkan perdamaian dunia telah ditunjukkan dengan keikutsertaan
dalam setiap Operasi Pemeliharaan Perdamaian (OPP) PBB melalui
pengiriman Konting kin meningkatnya jumlah OPP PBB, peran serta
Indonesia dalam OPP PBB selama beberapa tahun terakhir justru mengalami
penurunan. Dalam kaitan ini, dipandang perlu pembentukan suatu Pusat OPP
Nasional (National Peacekeeping Center) sebagai suatu mekanisme kerja
yang melakukan fungsi koordinatif inter-departemen secara teratur,
terencana, terpadu dan berkelanjutan dalam penyelenggaraan pelatihan
personel untuk mempersiapkan kontingen militer, polisi dan sipil dalam misi
perdamaian PBB. Dan pada November tahun 2006 Indonesia mengirim
Konga ke Lebanon. Sampai sekarang kita sudah mengirimkan pasukan Konga
XXIII B ke Lebanon

3. Landasan politik luar negeri


Bebas : Tidak terikat oleh suatu ideologi atau oleh suatu politik negara
asing atau oleh blok negara-negara tertentu, atau negara-negara adikuasa
(super power).
Aktif : Berperan aktif dalam upaya menciptakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial

4. Pasal pasal
Sila kedua Pancasila, yakni kemanusiaan yang adil dan beradab juga
memiliki pandangan bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh
umat manusia.
Pembukaan UUD 1945 alinea pertama yang menyatakan Bahwa
sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai .
Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang menyatakan bahwa ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan .
Pasal-Pasal UUD 1945. Pasal 11 Ayat 1: Presiden dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian, dan
perjanjian dengan negara lain.

5. Tujuan
Menurut Drs. Moh. Hatta, tujuan politik luar negeri Indonesia, antara lain
sebagai berikut:
a. mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan
negara;
b. memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri untuk
memperbesar kemakmuran rakyat;
c. meningkatkan perdamaian internasional;
d. meningkatkan persaudaraan dengan semua bangsa.

6. Wujud pelaksanaan

Penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika Tahun 1955, yang melahirkan


semangat dan solidaritas negara-negara Asia-Afrika yang kemudian
melahirkan Deklarasi Bandung.

Keaktifan Indonesia sebagai salah satu negara pendiri Gerakan Non-


Blok Tahun 1961 yang berusaha membantu dunia internasional untuk
meredakan ketegangan perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur.

Indonesia aktif dalam merintis dan mengembangkan organisasi di


kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Ikut aktif membantu penyelesaian konflik di Kamboja, perang saudara


di Bosnia, pertikaian dan konflik antara pemerintah Filipina dan Bangsa Moro.
PERWAKILAN DIPLOMATIK
1. Fungsi
Representasi, yaitu mewakili negara pengirim di dalam negara penerima
Proteksi, yaitu melindungi kepentingan negara pengirim dan warga
negaranya di negara penerima di dalam batas-batas yang diijinkan oleh
hukum internasional
Negosiasi, yaitu mengadakan persetujuan dgn pemerintah negara penerima
Observasi, yaitu memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan
negara penerima, sesuai dengan undang-undang dan melaporkan kepada
pemerintah negara pengirim.
Relasi, yaitu memelihara hubungan persahabatan kedua negara

2. Kekebalan perwakilan

Kekebalan terhadap pribadi pejabat diplomatik (hak imunitas)


Kekebalan terhadap kantor perwakilan dan rumah kediaman (daerah
ekstrateritorial). Bila ada penjahat atau pencari suaka masuk ke dalam
kedutaan maka dapat diserahkan atas permintaan pemerintah kaena para
diplomat tidak memiliki hak asylum, yaitu hak untuk memberi kesempatan
kepada suatu negara dalam memberikan perlindungan kepada warga negara
asing yang melarikan diri.
Korespondensi diplomatik, yaitu kekebalan terhadap surat-menyurat,
arsip, dokumen termasuk kantor dplomatik dan sebagainya (kebal dari
pemeriksaan isinya).

3. Tugas
Berdasarkan pada pasal 3 Konvensi Wina 1961, tugas seorang perwakilan
diplomatik meliputi :
1.Mewakili negara pengirim di negara penerima. (representasi)
2.Melindungi kepentingan negara pengirim dan kepentingan warga
negaranya di negara penerima dalam batas-batas yang diperkenankan oleh
hukum internasional. (proteksi) 3.Melakukan perundingan dengan
pemerintah negara penerima. (Negosiasi) 4.Memperoleh kepastian dengan
semua cara yang sah tentang keadaan dan perkembangan negara penerima
dan melaporkannya kepada negara pengirim. 5.Meningkatkan hubungan
persahabatan antara dua negara serta mengembangkan hubungan ekonomi,
kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
4. Tingkatan perwakilan diplomatic dan konsuler

Tingkatan-tingkatan Perwakilan Diplomatik (menurut konvensi Wina tahun


1815)
1. Duta besar berkuasa penuh (Ambassador), yaitu perwakilan tingkat tinggi
dan mempunyai kekuasaan penuh. Biasanya ditempatkan pada Negara yang
banyak menjalin hubungan timbal balik dan diakrediter oleh kepala Negara.
Duta besar (perwakilan dari Roma) sering disebut Nuntius.
2. Duta (Gerzant), yaitu perwakilan di bawah duta besar yang dalam
menyelesaikan segala persoalan harus berkonsultasi dengan pemerintahnya
(kekuasaannya terbatas). Duta (perwakilan dari Roma) disebut Inter Nuntius.
3. Menteri Residen, yaitu perwakilan yang hanya mengurusi urusan Negara,
tidak mewakili pibadi kepala Negara. Menteri Residen tidak berhak
mengadakan pertemuan dengan kepala Negara penerima.
4. Kuasa Usaha, yaitu perwakilan diplomatik tingkat rendah yang diakreditor
oleh menteri luar negeri. Biasanya melaksanakan kepala perwakilan jika
pejabat tersebut tidak ada di tempat.
5. Atase, yaitu pejabat pembantu dari duta besar berkuasa penuh. Atase terdiri
dari atase pertahanan (bidang militer) dan atase teknis (bidang
perdagangan, perindustrian, kebudayaan dan pendidikan).

tingkatan konsuler
a. Konsul Jenderal, membawahi beberapa konsul yang ditempatkan di ibu kota
negara.
b. Konsul dan Wakil Konsul, konsul yaitu mengepalai suatu kekonsulan yang
kadang-kadang diperbantukan kepada konsul jenderal. Kantornya bernama
Konsulat. Wakil konsul diperbantukan kepada konsul atau konsul jenderal
yang kadang diserahi pimpinan kantor konsuler. Kantornya bernama Vice
Konsulat.
c. Agen Konsul, dengan tugas untuk mengurus hal-hal yang bersifat terbatas
dan berhubungan dengan kekonsulan.

5. Perwakilan konsuler

Perwakilan konsuler yaitu perwakilan suatu Negara di Negara lain dalam


bidang non politik. Dalam arti nonpolitis, hubungan satu Negara dengan
Negara lain diwakili oleh Korp Konsuler

6. Perbedaan diplomatic dan konsuler


PERBEDAAN

No Korps Diplomatik Korps Konsuler

1. Memelihara kepentingan negara- Memelihara kepentingan nega-


nya dengan melakukan ranya dengan melaksanakan
hubungan dengan pejabat- hubungan dgn pejabat-pejabat
pejabat Tingkat Pusat. tingkat daerah (setempat)

2. Berhak mengadakan hubungan Berhak mengadakan hubungan


yang bersifat politik. yang bersifat non politik.

3. Satu negara hanya mempunyai Satu negara dapat mempunyai


satu perwakilan diplomatik saja lebih dari satu perwakilan
dalam satu negara penerima. konsuler.

4. Mempunyai hak ekstrateritorial Tidak mempunyai hak ekstrate-


(tidak tunduk pada pelaksanaan ritorial (tunduk pada
kekuasan Peradilan). pelaksanaan kekuasaan
peradilan).

ORGANISASI INTERNASIONAL
1. ASEAN

ASEAN merupakan singkatan dari Association of South East Asia Nations.


ASEAN ini merupakan organisasi internasional yang bersifat regional, yaitu
hanya beranggotakan negara-negara Asia Tenggara. ASEAN lahir pada
tanggal 8 Agustus 1967 berdasarkan Deklarasi Bangkok.

ASEAN mempunyai semboyan Mitreka Satata yang terdiri atas penggalan


kata-kata: Mitra yang berarti teman atau sahabat, Ika yang berarti satu, dan
Satata yang berarti sederajat. Dengan demikian, semboyan Mitreka Satata
berarti selalu bersahabat atau bersahabat yang sederajat. Semboyan ini
sebagai lambang persatuan untuk membina persahabatan antarnegara-
negara anggota ASEAN.
Peran ASEAN dalam meningkatkan hubungan internasional tampak dari
upaya kerja sama yang dikembangkan negara-negara ASEAN. Upaya kerja
sama yang dikembangkan negara-negara ASEAN meliputi bidang ekonomi,
politik, sosial, dan budaya.

2. PBB

Perserikatan Bangsa-Bangsa atau disingkat PBB secara resmi berdiri pada


tanggal 24 Oktober 1945. Pemrakarsa berdirinya PBB adalah Presiden
Amerika Serikat, Franklin Delano Roosevelt dan Perdana Menteri Inggris Sir
Winston Churchill. Kedua tokoh tersebut pada awalnya mengadakan
pertemuan di atas kapal di Laut Atlantik yang menghasilkan Atlantic Charter
(Piagam Atlantik) pada tanggal 14 Agustus 1941. Salah satu isi piagam
tersebut adalah adanya cita-cita untuk menciptakan perdamaian dunia. Isi
piagam itulah yang melandasi lahirnya PBB.

Sebagai upaya mencapai cita-cita perdamaian dunia maka diselenggarakan


berbagai pertemuan antarnegara di dunia atau berbagai konferensi. Salah
satu konferensi tersebut adalah Konferensi San Francisco yang
diselenggarakan pada tanggal 25 April26 Juni 1945. Dalam konferensi ini,
wakil-wakil negara Barat menerima pola umum League of Nations atau Liga
Bangsa-Bangsa (LBB) dengan perubahan-perubahan dan nama baru, yaitu
United Nations Organizations (UNO) atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
sekaligus menyetujui isi Piagam PBB. Konferensi San Francisco tersebut
diikuti oleh 50 negara, yaitu 47 negara penanda tangan Declaration of
United Nations ditambah Ukraina, Belarus, dan Argentina.

3. OPEC

OPEC adalah singkatan dari kepanjangan Organization of Petroleum


Exporting Countries. OPEC adalah organisasi tempat berkumpulnya negara-
negara pengekspor minyak. Organisasi OPEC didirikan pada 14 September
1960 oleh lima negara anggota: Iran, Irak, Kuwait, Arab Saudi, dan
Venezuela, yaitu setelah diselenggarakannya Konferensi Baghdad 10-14
Agustus 1960 yang diikuti oleh lima negara produsen minyak tersebut.
Markas OPEC semula berada di Jenewa (21 Januari 1961-Agustus 1965)
kemudian pindah ke Wina. Di awal pembentukannya, disepakati bahwa OPEC
bertujuan untuk menjaga stabilitas harga minyak internasional demi
kepentingan negara-negara anggotanya.

Вам также может понравиться

  • PR 1 Alin
    PR 1 Alin
    Документ4 страницы
    PR 1 Alin
    M Iqbal Kurnia
    Оценок пока нет
  • GHHH
    GHHH
    Документ5 страниц
    GHHH
    M Iqbal Kurnia
    Оценок пока нет
  • Bab 7 Stat
    Bab 7 Stat
    Документ24 страницы
    Bab 7 Stat
    M Iqbal Kurnia
    Оценок пока нет
  • MAKALAH Lompat Tinggi
    MAKALAH Lompat Tinggi
    Документ11 страниц
    MAKALAH Lompat Tinggi
    M Iqbal Kurnia
    100% (5)
  • PKM 2019 PIMNAS Publish Pengumuman Full
    PKM 2019 PIMNAS Publish Pengumuman Full
    Документ24 страницы
    PKM 2019 PIMNAS Publish Pengumuman Full
    Siti Atisya Yurindari
    Оценок пока нет
  • Rotasi
    Rotasi
    Документ13 страниц
    Rotasi
    M Iqbal Kurnia
    Оценок пока нет
  • Surat Pernyataan Bukan Perokok Aktif
    Surat Pernyataan Bukan Perokok Aktif
    Документ1 страница
    Surat Pernyataan Bukan Perokok Aktif
    Indra Hanidinata
    Оценок пока нет
  • Resensi Buku Nofiksi
    Resensi Buku Nofiksi
    Документ2 страницы
    Resensi Buku Nofiksi
    M Iqbal Kurnia
    Оценок пока нет
  • Soal
    Soal
    Документ1 страница
    Soal
    M Iqbal Kurnia
    Оценок пока нет
  • Demokrasi 1945-1949
    Demokrasi 1945-1949
    Документ19 страниц
    Demokrasi 1945-1949
    M Iqbal Kurnia
    Оценок пока нет
  • Kerajaan Kediri
    Kerajaan Kediri
    Документ24 страницы
    Kerajaan Kediri
    M Iqbal Kurnia
    Оценок пока нет