Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Menurut Prawirohardjo (2009) salah satu penyebab kematian janin adalah faktor
maternal yaitu penyakit yang diderita oleh ibu seperti diabetes mellitus tidak terkontrol,
hemoglobinopati, umur ibu tua, penyakit rhesus, rupture uteri, antifosfolipid sindrom,
keluhan yang dirasakan mendukung diagnosa. Dimana ibu mengeluh perutnya kencang-
kencang dan tidak merasakan pergerakan janin sejak 2 hari yang lalu. Jadi tidak ada
kesenjangan antara keluhan yang dirasakan dengan teori yang berkaitan dengan IUFD.
Pengkajian yang dilakukan terhadap ibu untuk mengetahui penyebab terjadinya
kematian janin, ibu mengatakan tidak pernah menderita suatu penyakit yang dapat
pemeriksaan usg, hasil USG menunjukan bahwa tidak ada pergerakan janin dan djj.
Jadi pada pengkajian tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
B. INTERPRETASI DATA
melalui beberapa hal antara lain berdasarkan anamnesis, inspeksi, palpasi, auskultasi,
reaksi kehamilan, pemeriksaan diagnostic rontgen foto abdomen dan USG, dimana
pasa anamnese Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari, atau gerakan
janin sangat berkurang. Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar, bahkan
bertambah kecil atau kehamilan tidak seperti biasanya. Atau wanita belakangan ini
merasakan perutnya sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti mau melahirkan.
Pada pemeriksaan inspeksi tidak terlihat gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat
terlihat terutama pada ibu yang kurusi dan pada saat palpasi tinggi fundus uteri lebih
diagnosa adanya kematian janin dalam rahin, sehingga diagnosa untuk Ny.M.D.M
adalah ibu GII PI A0 AHI dengan IUFD. Jadi, pada interpretasi data tidak ada
Postpartum dengan Kematian Janin (Indriyani, 2013), Komplikasi yang dapat terjadi
pada ibu yang mengalami IUFD adalah Trauma emosional yang berat bila waktu antara
kematian janin dan persalinan cukup lama, bila ketuban pecah akan berisiko terjadi
infeksi, kemungkinan juga dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung
lebih dari 3-4 minggu. Dan pada kasus Ny. M.D.M, antisipasi masalah potensialnya
adalah infeksi dan trauma emosional. Jadi, antara teori dan asuhan kebidanan yang
D. TINDAKAN SEGERA
Pada kasus NY.D.M.D dengan IUFD tidak ada tindakan segera yang dilakukan
karena pada saat asuhan yang diberikan ibu telah dirawat 2 hari, tetapi untuk melakukan
pencegahan terhadap timbulnya masalah baru telah dilakukan kolaborasi dengan dr.
E. PERENCANAAN
Menurut teori yang ada di buku Aplikasi Konsep dan Teori Keperawatan Maternitas
Postpartum dengan Kematian Janin (Indriyani, 2013), Ibu yang mengalami kasus IUFD
akan dilakukan beberapa hal yang direncanakan dalam rangka membantu mengatasi
masalah kesehatan yang terjadi. Dibawah ini merupakan penanganan ibu dengan IUFD.
1. Mengambil darah untuk pemeriksaan darah perifer , fungsi pembekuan , golongan
dilakukan kepada ibu dan keluarganya. Bila belum ada kepastian penyebab
keputusan.
5. Bila pilihan ditetapkan dengan cara ekspektatif, tunggu persalinan spontan hingga 2
minggu, yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi tanpa komplikasi.
6. Bila pilihan adalah manajemen aktif, lakukan induksi persalinan dengan
pernah dilakukan, jika janin letak lintang alternatifnya antara lain embriotomi dengan
dekapitasi.
7. Pemeriksaan patologi plasenta akan mengungkapkan adanya patologi plasenta dan
infeksi.
8. Bila terjadi hipofibrinogenemia, bahayanya adalah dapat terjadi perdarahan
postpartum. Hal ini dapat ditangani dengan pemberian transfusi atau pemberian
fibrinogen.
Sedangkan pada kasus ini asuhan yang diberikan pada Ny.M.D.M adalah
1. Pengambilan darah untuk pemeriksaan laboratorium
2. Beri dukungan mental dan emosional pada klien dan keluarga.
3. Jelaskan kepada klien dan keluarga tentang rencana persalinan yang akan
dilakukan.
4. Lakukan kolaborasi dengan Dokter SpOG dalam pemberian therapy yaitu oksitosin
dan misoprostol.
Jadi asuhan yang diberikan tidak jauh berbeda antara teori dengan kasus.
F. PELAKSANAAN
Pelaksanaan asuhan pada Ny. M.D.M dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang
telah di buat, tetapi ada kesenjangan antara teori dan asuhan yang diberikan yaitu pada
diberikan dengan Dekstrose 5% 500 ml, tetapi asuhan yang diberikan adalah
pemberian okstisosen diberikan dengan infuse RL. Jadi ada kesenjangan yang terjadi
dalam pemberian therapi antara konsep teori dan asuhan yang diberikan.
G. EVALUASI
Pada langkah ini hanya dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan,
Rencana dianggap efektif jika memang benar efektif pelaksanaannya. Pada Ny.M.D.M
dengan IUFD, bagian evaluasi berdasarkan asuhan yang telah diberikan, sehingga pada