Вы находитесь на странице: 1из 17

1.

Pembelahan sel
Jawaban:
Pembelahn amitosis

Pembelahan sel bakteri : pertama terjadi pembelahan kromosom, dan diikuti oleh
pembelah sel. Pembelahan sel secara amitosis ini disebut juga merupakan pembelahan
sel secara langsung atau tidak melalui tahapan tahapan tertentu, proses ini juga
berlangsung secara spontan, atau disebut pembelahan biner. Proses ini tidak
melibatkan kromosom mengapa demikian? Karena DNA yang ada dalam jumlah dan
besaran yang kecil sehingga tidak dapat dipaketkan, kebanyak pembelahan ini terjadi
pada sel Prokariotik seperti bakteri.

Pembelahan mitosis

Secara Mitosis: Pembelahan sel yang tidak terjadi pengurangan jumlah kromosom ( dari sel
diploid (2n) menjadi sel diploid juga).
Profase

1. Membrane inti dan anak menghilang

2. Benang-benang kromatin membentuk kromosom

3. Kromosom menduplikasi diri menjadi sepasang kromatid

4. Pada sel hewan, sentriol membelah dan bergerak ke arah kutub. Di sekitar sentriol
terbetuk benang-benang spindel

Metafase

1. Benang-benang spindel terlihat jelas. Benang-benang tersebut mengikat sentromer


dari setiap kromosom

2. Kromosom berada di bidang ekuator. Penampakan kromosom paling jelas

Anafase

1. Benang-benang spindel memendek

2. Kromatid menuju kutub yang berlawanan

3. Membrane sel melekuk pada akhir tahap anaphase

Telofase

1. Mulai terbentuk membrane inti

2. Kromatid menipis dan mulai terbentuk anak inti

3. Sitoplama menebal dan terjadi sitokinesis.

Interfase

Ada tiga periode selama interfase, yaitu periode tumbuh pertama, periode sintesis DNA, dan
periode tumbuh kedua.
Pembelahan Meiosis

Meiosis I

Tahap meiosis I terdiri dari interfase, profase I, metafase I, anafase I, telofase I, dan
sitokinesis I.

Interfase

Pada interfase, sel berada pada tahap persiapan untuk mengadakan pembelahan. Persiapannya
adalah berupa penggandaan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan (sama seperti pada
interfase mitosis). Tahap akhir interfase adalah adanya dua salinan DNA yang telah siap
dikemas menjadi kromosom.

Profase I

Pada profase I, DNA dikemas ke dalam kromosom. Pada akhir profase I, terbentuk
kromosom homolog yang berpasangan membentuk tetrad. Kromosom homolog adalah
sepasang kromosom yang terdiri dari dua kromosom identik (karena bentuk dan ukuran
kedua kromosom sama, bahkan mengandung gen dengan struktur dan jumlah yang sama).
Perkecualian: kromosom kelamin memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda, yaitu kromosom
X dan Y. Akan tetapi, biasanya keduanya tetap dianggap sebagai kromosom homolog. Hal ini
karena tiap kromosom terdiri dari sepasang kromatid kembar (mirip kembar siam) yang
lengket pada bagian sentromernya.

Profase I merupakan tahap terpanjang dibandingkan tahapan lainnya pada meiosis I karena
terdiri dari lima tahap, yaitu leptoten, zigoten, pakiten, diploten, dan diakinesis.

Pada tahap leptoten, kromatin berubah menjadi kromosom yang mengalami kondensasi dan
terlihat sebagai benang tunggal yang panjang. Pada beberapa organisme, kromosom tersebut
mengandung bentukan seperti manik-manik, yang merupakan daerah kromosom yang
menyerap warna dengan kuat, yaitu kromomer.

Pada tahap zigoten, sentrosom membelah menjadi dua, kemudian bergerak menuju kutub
yang berlawanan. Kromosom homolog yang berasal dari gamet kedua orang tua termasuk
bagian kromomer saling berdekatan dan berpasangan atau disebut melakukan sinapsis.

Pada tahap pakiten tiap kromosom melakukan penggandaan atau replikasi menjadi dua
kromatid dengan sentromer yang masih tetap menyatu dan belum membelah. Tiap kromosom
yang berpasangan mengandung empat kromatid disebut tetrad atau bivalen.

Pada tahap diploten kromosom homolog terlihat saling menjauhi. Saat kromosom homolog
menjauh, terjadi perlekatan berbentuk X pada suatu tempat tertentu di kromosom yang
disebut kiasma (jamak : kiasmata). Kiasma merupakan bentuk persilangan dua dari empat
kromatid suatu kromosom dengan pasangan kromosom homolognya. Kiasma juga merupakan
tempat terjadinya peristiwa pindah silang (crossing over) pada kromosom. Peristiwa pindah
silang merupakan salah satu penyumbang keanekaragaman individu makhluk hidup. Karena
adanya peristiwa tersebut sel gamet yang terbrntuk sama sekali tidak identik dengan susunan
kromosom sel induknya.

Pada tahap diakinesis terbentuk benang-benang spindel dari pergerakan dua sentriol (hasil
pembelahan) ke arah kutub yang berlawanan. Diakinesis diakhiri dengan menghilangnya
nukleolus dan membran nukleus serta tetrad mulai bergerak ke bidang ekuator.

Metafase I
Pada metafase I tetrad kromosom berada pada bidang ekuator. Pada bidang ekuator, benang-
benang spindel (mikrotubul) melekatkan diri pada tiap sentromer kromosom. Ujung benang
spindel yang lainnya membentang melekat di kedua kurub pembelahan yang berlawanan.

Anafase I

Pada anafase I tiap kromosom homolog (yang berisi dua kromatid kembarannya) masing-
masing mulai ditarik oleh benang spindel nenuju ke kutub pembelahan yang berlawanan arah.
Tujuan anafase I adalah membagi isi kromosom diploid menjadi haploid.

Telofase I

Pada telofase I tiap kromosom homolog kini telah mencapai kutub pembelahan.

Sitokinesis I

Pada sitokinesis I tiap kromosom homolog dipisahkan oleh sekat sehingga sitokinesis
menghasilkan dua sel, masing-masing berisi kromosom dengan kromatid kembarnya.

Interkinesis

Interkinesis adalah tahap diantara dua pembelahan meiosis. Pada tahap interkinesis tidak
terjadi perbanyakan (replikasi) DNA. Hasil pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel
anakan yang haploid (karena kini sel anakan mengandung setengah pasang kromosom
homolog). Meskipun demikian, perlu diingat bahwa kromosom tersebut masih berisi
sepasang kromatid, yang berarti kandungan DNA-nya masih rangkap (2c). Tujuan meiosis II
adalah membagi kedua salinan tersebut pada sel anakan yang baru. Pada meiosis II terjadi
tahap-tahap yang serupa pada meiosis II.

Meiosis II

Tahap meiosis II terdiri dari profase II, metafase II, anafase II, telofase II, dan sitokinesis II.

Profase II

Pada profase II kromatid kembaran masih melekat pada tiap sentromer kromosom. Tahap ini
kadang terjadi dalam waktu yang singkat karena diikuti tahap berikutnya.
Metafase II

Pada metafase II tiap kromosom (yang berisi dua kromatid) merentang pada bidang ekuator.
Terbentuk benang-benang spindel, satu ujung melekat pada sentromer, dan ujung lain
membentang menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan arah.

Anafase II

Pada anafase II benang spindel mulai menarik kromatid menuju ke kutub pembelahan yang
berlawanan tersebut. Akibatnya, kromosom memisahkan kedua kromatidnya dan bergerak
menuju kutub yang berbeda. Kromatid yang terpisah kini dinamakan kromosom.

Telofase II

Pada telofase II, kromatid (atau kini disebut kromosom) telah mencapai kutub pembelahan.
Hasil total dari tahap ini adalah terbentuk empat inti. Tiap inti mengandung setengah pasang
kromosom (haploid) dan satu salinan DNA (1n,1c).

Sitokinesis II

Pada sitokinesis II tiap inti mulai dipisahkan oleh sekat sel dan akhirnya menghasilkan empat
sel kembar haploid.

2.Fotosintesis

1.

Pada dasarnya, fotosintesis terjadi dalam dua tahapan, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap.
a. Reaksi Terang
Light Reaction
Reaksi cahaya adalah proses penangkapan energy surya atau proses yang langsung
bergantung pada keberadaan cahaya. Reaksi cahaya berlangsung pada bagian grana kloroplas.
Sebagian energy matahari yang di serap akan di ubah menjadi energi kimia, yaitu berupa zat
kimia berenergi tinggi.Selanjutnya, zat itu akan di gunakan untuk proses penyusun zat gula.
Sebagian energy matahari juga di gunakan untuk fotolisis air (H2O) sehingga di hasilkan ion
hydrogen (H+) dan O2. Ion hydrogen tersebut akan di gabungkan dengan CO2 membentuk
zat gula (CH2O)n, sedangkan O2nya akan dikeluarkan Reaksi terang terjadi di membran
tilakoid dan mengkonversi energi cahaya ke energi kimia. Reaksi kimia ini dapat berlangsung
berlangsung jika terdapat cahaya. Klorofil dan beberapa pigmen lain seperti beta-karoten
yang terorganisir dalam kelompok-kelompok di membran tilakoid dan terlibat dalam reaksi
terang. Masing-masing pigmen yang warnanya berbeda-beda dapat menyerap sedikit warna
cahaya berbeda dan melepaskan energinya kepada molekul klorofill pusat untuk melakukan
fotosintesis.

Reaksi Gelap
Dark reaction
Reaksi gelap adalah proses yang tidak langsung bergantung pada cahaya. Reaksi
gelap terjadi pada bagian stroma kloroplas. Pada bagian tersebut terdapat seluruh perangkat
untuk reaksi penyusun zat gula. Reaksi tersebut memanfaatkan zat berenergi tinggi yang di
hasilkan pada reaksi terang. Reaksi penyusunan tersebut tidak lagi langsung bergantung pada
keberadaan cahaya, walaupun prosesnya berlangsung bersamaan dengan proses reaksi
cahaya. Reaksi gelap dapat terjadi karena adanya enzim fotosintesis. Sesuai dengan nama
penemunya, yaitu Benson dan Calvin, daur reaksi penyusunan zat gula itu di sebut daur
Benson-Calvin. Reaksi gelap berlangsung di dalam stroma kloroplas,serta mengkonversi
CO2 untuk gula. Reaksi ini tidak membutuhkan cahaya secara langsung, tetapi itu sangat
membutuhkan produk- produk dari reaksi terang (ATP dan bahan kimia lain yang disebut
NADPH).
Reaksi gelap melibatkan suatu siklus yang disebut siklus Calvin dimana CO2 dan
energi dari ATP digunakan untuk membentuk gula. Sebenarnya, produk pertama fotosintesis
adalah tiga-karbon senyawa yang disebut gliseraldehida 3-fosfat.Setelah itu, dua di antaranya
bergabung untuk membentuk sebuah molekul glukosa. Hasil awal fotosintesis adalah berupa
zat gula sederhana yang di sebut glukosa (C6H12O6). Selanjutnya, sebagian akan di ubah
menjadi zat tepung (pati/amilum) yang di timbun di daun atau penimbunan yang lain.

Fase-fase fotosintesis
1) Karboksilasi (Fiksasi) CO2

CO2 diikat (fiksasi) oleh senyawa rebulosa bifosfat (RuBP) yang memiliki atom C sebanyak
5 (C-5), karena hanya mengikat satu atom C (C-1) maka terbentuk senyawa RuBP dengan
atom C sebanyak 6 (C-6) dalam keadaan yang tidak stabil dan pecah menjadi 2 senyawa
gliseraldehid 3-fosfat (G3P).

2)Reduksi

Selanjutnya 2 senyawa gliseraldehid 3-fosfat (G3P) bereaksi dengan ATP, membentuk asam
fosfogliseraldehid yang masih berikatan dengan H2 berasal dari NADPH2. Siklus reaksinya
harus berjalan 3 kali, baru terbentuk hasil akhir yaitu 6 senyawa gliseraldehid 3-fosfat (G3P).

3) Regenerasi

Regenerasi atau pembentukan kembali senyawa rebulosa bifosfat (RuBP) digunakan untuk
mengikat CO2. Pembentukan kembali senyawa rebulosa bifosfat (RuBP) dan pecah menjadi
2 senyawa (G3P) bereaksi dengan ATP membentuk asam fosfogliseraldehid dan NADPH2.
Siklus reaksinya berjalan 3 kali, dan kembali regenerasi lagi. Jadi untuk membentuk 1
molekul glukosa maka dibutuhkan sebanyak 6 kali siklus (siklus Calvin) dengan menangkap
sebanyak 6 molekul 6CO2, reaksinya sebagai berikut.

6CO2 + 6H2O > C6H12O6 + 6O2


Prokaryotik dan Eukaryotik

Jawaban:

Semua sel prokariotik memiliki membran plasma (ingat membran plasma, bukan membran
inti), nukleoid (berupa DNA atau RNA), dan sitoplasma yang mengandung ribosom. Sel
prokariotik tidak mempunyai membran inti, maka bahan inti yang berada dalam sel
mengadakan kontak langsung dengan protoplasma. Ciri lain dari sel prokariotik adalah tidak
memiliki sistem endomembran (membran dalam), seperti retikulum endoplasma dan
kompleks Golgi. Selain itu, sel prokariotik juga tidak memiliki mitokondria dan kloroplas,
yaitu mesosom dan kromatofor.

a. Dinding Sel

Dinding sel tersusun atas peptidoklan, polisakarida, lemak, dan protein. Dinding sel berfungsi

sebagai pelindung dan pemberi bentuk yang tetap. Pada dinding sel terdapat pori-pori sebagai

jalan keluar masuknya molekul-molekul.

b. Membran Plasma

Membran plasma atau membran sel tersusun atas molekul lemak dan protein. Fungsinya

sebagai pelindung molekuler sel terhadap lingkungan di sekitarnya dengan jalan mengatur

lalu lintas molekul dan ion-ion dari dan ke dalam sel.


c. Mesosom

Pada tempat tertentu, membran plasma melekuk ke dalam membentuk mesosom. Mesosom

berfungsi dalam pembelahan sel dan sebagi penghasil energi. Biasanya mesosom terletak

dekat dinding sel yang baru terbentuk pada saat pembelahan biner sel bakteri. Pada membran

mesosom terdapat enzim-enzim pernapasan yang berperan dalam reaksi-reaksi oksidasi untuk

menghasilkan energi.

d. Sitoplasma

Sitoplasma tersusun atas air, protein, lemak, mineral, dan enzim-enzim. Enzim-enzim

digunakan untuk mencerna makanan secara ekstraseluler dan untuk melakukan proses

metabolisme sel. Metabolisme terdiri dari proses penyusunan (anabolisme) dan penguraian

(katabolisme) zat-zat.e

e. Ribosom

Ribosom merupakan organel tak bermembran tempat berlangsungnya sintesis protein.

Ukurannya sangat kecil, berdiameter antara 15-20 nm (1 nanometer = 10 -9 meter). Di dalam

sel bakteri terkandung 15.000 butir ribosom, atau sekitar 25% dari massa total sel bakteri.

f. DNA

Asam deoksiribonukleat (deoxyribonucleic acid, disingkat DNA) merupakan persenyawaan

yang tersusun atas gula deoksiribosa, fosfat, dan basa-basa nitrogen. DNA berfungsi sebagai

pembawa informasi genetik, yakni sifat-sifat yang harus diwariskan kepada keturunan.

Karena itu DNA disebut sebagai materi genetik.

g. RNA

Asam ribonukleat (ribonucleic acid, disingkat RNA) merupakan persenyawaan hasil

transkripsi (hasil cetakan, hasil kopian) DNA. Jadi, bagian tertentu DNA melakukan

transkripsi (mengopi diri) membentuk RNA. RNA membawa kode-kode genetik sesuai
dengan pesanan DNA. Selanjutnya kode-kode genetik itu akan diterjemahkan dalam bentuk

urutan asam amino dalam proses sintesis protein.

h. Flagela dan Pili

Anatomi Flagela pada bakteri Gram negatif dan Gram positif

Eukariotik
Intim(nukleus)
Inti bertugas mengendalikan semua aktivitas sel mulai
metabolisme hingga pembelahan sel. Pada sel
eukariotik, inti diselubungi oleh membran inti
(karioteka) rangkap dua dan berpori, sedangkan pada
sel prokariotik inti tidak memiliki membran. Di dalam
inti didapati cairan yang disebut nukleoplasma,
kromosom yang umumnya berupa benang kromatin,
dan anak inti (nukleolus) yang merupakan tempat
pembentukan asam ribonukleat (ARN).

RetikulummEndoplasma
Organel ini berupa sistem membran yang berlipat-lipat,
menghubungkan antara membran sel dengan membran
inti, dan berperan dalam proses transpor zat intra sel.
Ada dua macam RE yaitu RE halus dan RE kasar yang
permukaannya ditempeli banyak ribosom.
Ribosom
Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein dan
merupakan contoh organel yang tidak bermembran.
Organel ini terutama disusun oleh asam ribonukleat,
dan terdapat bebas dalam sitoplasma maupun melekat
pada RE.

BadanmGolgi
Organel ini berbentuk seperti kantong pipih, berfungsi
dalam proses sekresi lendir, glikoprotein, karbohidrat,
lemak, atau enzim, serta berfungsi membentuk lisosom.
Karena fungsinya dalam hal sekresi, maka badan golgi
banyak ditemui pada sel-sel penyusun kelenjar.

Lisosom
Berbentuk kantong-kantong kecil dan umumnya berisi
enzim pencernaan (hidrolisis) yang berfungsi dalam
peristiwa pencernaan intra sel. Sehubungan dengan
bahan yang dikandungnya lisosom memiliki peran
dalam peristiwa:

pencernaan intrasel: mencerna materi yang


diambil secara fagositosis

eksositosis :pembebasan sekrit keluar sel

autofagi : penghancuran organel sel yang sudah


rusak

autolisis : penghancuran diri sel dengan cara


melepaskan enzim pencerna dari dalam lisosom
ke dalam sel. Contoh peristiwa ini adalah
proses kematian sel secara sistematis saat
pembentukan jari tangan, atau hilangnya ekor
berudu yang mulai beranjak dewasa.
Mitokondria
Mitokondria adalah organel yang berfungsi sebagai
tempat respirasi aerob untuk pembentukan ATP sebagai
sumber energi sel. Organel yang hanya dimiliki oleh
sel aerob ini memiliki dua lapis membran. Membran
bagian dalam berlipat-lipat dan disebut krista,
berfungsi memperluas permukaan sehingga proses
pengikatan oksigen dalam respirasi sel berlangsung
lebih efektif. Bagian yang terletak diantara membran
krista berisi cairan yang disebut matriks banyak
mengandung enzim pernafasan atau sitokrom.

Mikrotubulus dan Mikrofilamen (sitoskeleton)


Mikrotubulus berbentuk seperti benang silindris,
disusun oleh protein yang disebut tubulin. Sifat
mikrotubulus kaku sehingga diperkirakan berfungsi
sebagai kerangka sel karena berfungsi melindungi dan
memberi bentuk sel. Mikrotubulus juga berperan dalam
pembentukan sentriol, silia, maupun flagela.
Mikrofilamen mirip seperti mikrotubulus, tetapi
diameternya lebih kecil. Bahan yang membentuk
mikrofilamen adalah aktin dan miosin seperti yang
terdapat pada otot. Dari hasil penelitian diketahui
ternyata mikrofilamen berperan dalam proses
pergerakan sel, endositosis, dan eksositosis. Gerakan
Amuba merupakan contoh peran dari mikrofilamen.
Sentrosom
Sentrosom merupakan organel yang disusun oleh dua
sentriole. Sentriole berbentuk seperti tabung dan
disusun oleh mikrotubulus yang terdiri atas 9 triplet,
terletak di dekat salah satu kutub inti sel. Sentriole ini
berperan dalam proses pembelahan sel dengan
membentuk benang spindel. Benang spindel inilah
yang akan menarik kromosom menuju ke kutub sel
yang berlawanan.
Vakuola
Merupakan rongga yang terbentuk di dalam sel, dan
dibatasi membran yang disebut tonoplas. Pada
tumbuhan vakuola berukuran sangat besar dan
umumnya termodifikasi sehingga berisi alkaloid,
pigmen anthosianin, tempat penimbunan sisa
metabolisme, ataupun tempat penyimpanan zat
makanan. Pada sel hewan vakuolanya kecil atau tidak
ada, kecuali hewan bersel satu. Pada hewan bersel satu
terdapat dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan yang
berfungsi dalam pencernaan intrasel dan vakuola
kontraktil yang berfungsi sebagai osmoregulator.

Plastida
Merupakan organel yang umumnya berisi pigmen.
Plastida yang berisi pigmen klorofil disebut kloroplas,
berfungsi sebagai organel utama penyelenggara proses
fotosintesis. Kromoplas adalah plastida yang berisi
pigmen selain klorofil, misalkan karoten, xantofil,
fikoerithrin, atau fikosantin, dan memberikan warna
pada mahkota bunga atau warna pada alga. Plastida
yang tidak berwarna disebut leukoplas, termodifikasi
sedemikian rupa sehingga berisi bahan organik. Ada
beberapa macam leukoplas berdasar bahan yang
dikandungnya: amiloplas berisi amilum, elaioplas
(lipoplas) berisi lemak, dan proteoplas berisi protein.

Peroksisom atau Badan Mikro


Peroksisom merupakan kantong kecil yang berisi
enzim katalase, berfungsi menguraikan peroksida
(H2O2) yang merupakan sisa metabolisme yang
bersifat toksik menjadi air dan oksigen. Organel ini
banyak ditemui pada sel hati. Glioksisom adalah badan
mikro pada tumbuhan, berperan dalam proses
pengubahan senyawa lemak menjadi sukrosa.
2. Bakteriostatik - Bakteriosida
Bakteristatik bekerja dengan cara menghambat perbanyakan populasi bakteri dan tidak
mematikan, sedangkan bakteriosida membunuh bakteri. Beberapa bakteriostatik dapat
berupa bakteriosida jika digunakan dengan konsentrasi yang tinggi.

3. Kloroplas (bentuk dan fungsi)

1. Membran Luar kloroplas

Seperti mitokondria, kloroplas dikelilingi membran ganda, yaitu membran luar dan membran
dalam. Membran luar bersifat sangat permeabel yang berfungsi untuk melewatkan molekul-
molekul kurang dari 10 kilodalton tanpa selektivitas dan menutupi ruang intermembran
antara membran dalam dan bagian luar kloroplas. Permukaan membran luar rata karena
memiliki lipatan yang sangat sedikit bila dibandingkan dengan membran dalam. Fungsi
membran luar kloroplas adalah untuk mengatur keluar masuknya zat.

2. Ruang Antar Membran

Ruang antar membran adalah ruang yang memisahkan antara membran luar dan membran
dalam dengan ketebalan sekitar 10 nm.

3. Membran Dalam Kloroplas

Membran dalam kloroplas bersifat selektif permeabel serta merupakan tempat protein
transpor melekat. Fungsinya adalah untuk memilih molekul yang keluar masuk dengan
transpor aktif. Membran dalam permeabel terhadap sukrosa, karbon dioksida, sorbitol, asam
asetat, dan berbagai macam anion. Membran dalam menutupi daerah yang berisi cairan yang
disebut stroma. Lipatan pada membran dalam membentuk struktur seperti tumpukan piringan
yang saling berhubungan.

4. Stroma

Stroma adalah cairan kloroplas yang berguna untuk menyimpan hasil fotosintesis dalam
bentuk pati dan sebagai tempat terjadinya reaksi gelap (siklus calvin). Stroma berisi enzim,
ribosom, dan DNA. Sintesis protein dapat terjadi di ribosom dalam stroma.

5. Grana

Grana tersusun atas granum-granum yang terdiri dari membran tilakoid sebagai tempat
terjadinya reaksi terang dan ruang tilakoid yang berada di antara membran tilakoid.
Ukurannya sekitar 0,3-2,7 nm. Satu kloroplas terdiri dari 40 hingga 60 grana yang tersebar di
dalam matriks kloroplas. Antara satu granum dengan granum yang lain dihubungkan oleh
lamela tilakoid. Sedangkan antara grana dan stroma dihubungkan oleh lamela stroma.

6. Tilakoid

Tilakoid adalah pelipatan membran dalam membentuk seperti tumpukan piringan yang saling
berhubungan. Fungsi struktur tersebut adalah untuk menangkap energi cahaya dan
mengubahnya menjadi energi kimia. Tilakoid yang berada di dalam stroma yang merupakan
tempat terjadinya fotosintesis. Membran tilakoid merupakan tempat terjadinya reaksi terang
dan berisi cairan mengandung klorofil. Jumlah tilakoid pada tiap spesies berbeda.

4. Kirby-Bauner

Metode difusi cakram merupakan metode yang paling banyak digunakan berupa
inokulasi bakteri pada media agar dan cakram yang mengandung larutan uji sehingga terlihat
daerah hambat sebagai daerah bening yang tidak ditumbuhi bakteri di sekeliling cakram.
Metode ini dikenal sebagai metode Kirby-Bauner.

Вам также может понравиться