Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. Pengertian Sesar
Patahan atau sesar (fault) adalah satu bentuk rekahan pada lapisan batuan bumi yg
menyebabkan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok yang lain. Pergerakan bisa
relatif turun, relatif naik, ataupun bergerak relatif mendatar terhadap blok yg lain. Pergerakan
yg tiba-tiba dari suatu patahan atau sesar bisa mengakibatkan gempa bumi. Sesar (fault)
merupakan bidang rekahan atau zona rekahan pada batuan yang sudah mengalami pergeseran
(Williams, 2004). Sesar terjadi sepanjang retakan pada kerak bumi yang terdapat slip diantara
dua sisi yang terdapat sesar tersebut (Williams, 2004). Beberapa istilah yang dipakai dalam
analisis sesar antara lain
a. Jurus sesar (strike of fault) adalah arah garis perpotongan bidang sesar dengan bidang
horisontal dan biasanya diukur dari arah utara.
b. Kemiringan sesar (dip of fault) adalah sudut yang dibentuk antara bidang sesar dengan bidang
horisontal, diukur tegak lurus strike.
c. Net slip adalah pergeseran relatif suatu titik yang semula berimpit pada bidang sesar akibat
adanya sesar.
d. Rake adalah sudut yang dibentuk oleh net slip dengan strike slip(pergeseran horisontal searah
jurus) pada bidang sesar.
Dalam penjelasan sesar, digunakan istilah hanging wall danfoot wall sebagai penunjuk
bagian blok badan sesar. Hanging wallmerupakan bagian tubuh batuan yang relatif berada di
atas bidang sesar. Foot wall merupakan bagian batuan yang relatif berada di bawah bidang
sesar.
2. Ciri-ciri Sesar
Secara garis besar, sesar dibagi menjadi dua, yaitu sesar tampak dan sesar buta (blind
fault). Sesar yang tampak adalah sesar yang mencapai permukaan bumi sedangkan sesar buta
adalah sesar yang
terjadi di bawah permukaan bumi dan tertutupi oleh lapisan seperti lapisan deposisi sedimen.
Pengenalan sesar di lapangan biasanya cukup sulit. Beberapa kenampakan yang dapat
digunakan sebagai penunjuk adanya sesar antara lain :
a. Adanya struktur yang tidak menerus (lapisan terpotong dengan tiba-tiba)
b. Adanya perulangan lapisan atau hilangnya lapisan batuan.
c. Kenampakan khas pada bidang sesar, seperti cermin sesar, gores garis.
3. Klasifikasi Sesar
Klasifikasi sesar dapat dibedakan berdasarkan geometri dan genesanya
a. Klasifikasi geometris
1) Berdasarkan rake dari net slip.
strike slip fault (rake=0)
diagonal slip fault (0 < rake <90)
dip slip fault (rake=90)
2) Berdasarkan kedudukan relatif bidang sesar terhadap bidang perlapisan atau struktur regional
strike fault (jurus sesar sejajar jurus lapisan)
bedding fault (sesar sejajar lapisan)
dip fault (jurus sesar tegak lurus jurus lapisan)
oblique / diagonal fault (menyudut terhadap jurus lapisan)
longitudinal fault (sejajar struktur regional)
transversal fault (menyudut struktur regional)
3) Berdasarkan besar sudut bidang sesar
high angle fault (lebih dari 45o)
low angle fault (kurang dari 45o)
4) Berdasarkan pergerakan semu
normal fault (sesar turun)
reverse fault (sesar naik)
5) Berdasarkan pola sesar
paralel fault (sesar saling sejajar)
en chelon fault (sesar saling overlap dan sejajar)
peripheral fault (sesar melingkar dan konsentris)
radial fault (sesar menyebar dari satu pusat)
b. Klasifikasi genetis
Berdasarkan orientasi pola tegasan yang utama (Anderson, 1951) sesar dapat dibedakan
menjadi :
Sesar anjak (thrust fault) bila tegasan maksimum dan menengah mendatar.
Sesar normal bila tegasan utama vertikal.
Strike slip fault atau wrench fault (high dip, transverse to regional structure)
Patahan atau sesar turun adalah satu bentuk rekahan pada lapisan bumi yang
menyebabkan satu blok batuan bergerak relatif turun terhadap blok lainnya. Fault
scarp adalah bidang miring imaginer tadi atau dalam kenyataannya adalah permukaan dari
bidang sesar.
Geothermal
Geoteknik
Penanggulangan daerah rawan bencana
LIPATAN
Dasar Teori
Lipatan adalah merupakan hasil perubahan bentuk dari suatu bahan yang ditunjukkan
sebagai lengkungan atau kumpulan dari lengkungan pada unsur garis atau bidang di dalam
bahan tersebut. Pada umumnya unsur yang terlibat di dalam lipatan adalah bidang perlipatan,
foliasi, dan liniasi.
Mekanisme gaya yang menyebabkan terjadinya lipatan ada 2 macam :
1. Buckling (melipat) disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya sejajar dengan permukaan
lempeng.
2. Bending (pelengkungan) disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya tegak lurus permukaan
lempeng.
Berdasarkan proses lipatan dan jenis batuan yang terlipat dapat di bedakan menjadi 4 macam
lipatan, yakni :
a. Flexure / competent folding termasuk di dalamnya parallel fold
b. Flow / incompetent folding termasuk di dalamya similar fold
c. Shear folding
d. Flexure and flow folding
Sinklin adalah struktur lipatan yang bentuk klaf ke atas dengan urutan lapisan
batuan yang tua di bawah dan yang muda di atas.
Antiform adalah struktur lipatan seperti antiklin namun umur batuan tidak di
ketahui.
Sinform adalah struktur lipatan seperti sinklin namun unsur batuan tidak diketahui.
Antiformal Sinklin adalah struktur lipatan seperti antiklin dengan lapisan batuan
yang tua di bagian atas dan batuan muda yang berada di bawah.
Sinformal antiklin adalah struktur lipatan sepeti sinklin dengan lapisan batuan yang
tua di gaian atas dan lapisan batuan yang muda di bawah.
Dome, yaitu suatu jenis tertentu antuform dimana lapisan batuan mempunyai
kemiringan ke segala arah yang menyebar dari satu titik.
Basin adalah suatau jenis unik sinform dimana kemiringan lapisan batuan menuju
ke satu titik.
2. Kombinasi metode busur lingkaran (are metode) dan tangan bebas (freehand)
Kombinasi metode ini di gunakan untuk lipatan melibatkan batuan inkompeten, di mana
ter jadi penipisan dan penebalan yang tak teratur. Free hand drawing di lakukan khusus pada
interpolasi yang tidak dapat di lakukan dengan Arc Methode.
Kink Methode, 1985
Kind methode mengasumsikan bahwa lipatan adalah parallel, dan keadaan sayap yang
lurus dan membentuk sudut lancip pada bagian sumbunya (kink atau chefron folds).Metode
ini mendasarkan pada kenyataan bahwa suatu struktur lipatan tersusun dari seri perlapisan
yang tertekuk seperti patah-patah (a series of sharpbends) dan memiliki ketebalan yang
konstan, dengan sumbu lipatan membagi sudut di antara 2 sayap lipatan sama besar yakni y1
= y2. Sudut antara sayap dengan bidang sumbu y di sebut axial angle. Cara penggunaan
metode rekonstruksi lipatan.
Arc Methode
Dasarnya dalah bahwa lipatan merupakan bentuk busur dari suatu linhkaran dengan
pusatnya adalah perpotongan antara sumbu sumbu kemiringan yang berdekatan.
Rekonstruksinya dapat di lakukan dengan menghubungkan busur lingkaran secara langsung
bila data yang ada hanya kemiringan dan batas lapisan hanya setempat.
KEKAR
Dasar Teori
Kekar merupakan suatu rekahan yang relatif tanpa mengalami pergeseran pada bidang
rekahannya. Penyebab terjadinya kekar dapat disebabkan oleh gejala tektonik maupun
tektonik. Dalam analisa struktur geologi, yang diperlukan adalah kekar yang disebabkan oleh
gejala tektonik. Jadi dilapangan baru dapat dibedakan dua jenis kekar tersebut. Klasifikasi
kekar ada beberapa macam, tergantung dasar klasifikasi yangdigunakan diantaranya :
a. Berdasarkan bentuknya.
b. Berdasarkan urutannya.
c. Berdasarkan kerapatannya.
d. Berdasarkan cara terjadinya.
Klasifikasi kekar berdasarkan genesanya :
Shear joint
Tension joint
Tegangan utamanya terbesar akan membagi dua sama besar sudut lancipyang dibentuk oleh
dua Shear Joint.
Tegasan terkecil akan membagi dua sama besar sudut tumpul yang dibentuk olehShear Joint.
Untuk mengoptimalkan hasil yang dicapai dalam analisa struktur-struktur geologi maka
digunakan metode analisa yang dapat mendukung penafsiran tentang kinematika dan
mekanisme pembetukannya yang dianalisa sehingga penafsirannya mendekati hal yang
sebenarnya. Sampai saat ini metode yang dianggap telah dapat memenuhi maksud dan tujuan
seperti yang telah disebut diatas adalah metode statistik, yaitu suatu metode yang diterapkan
untuk mendapatkan kisaran harga rata-rata atau harga maksimum dari sejumlah harga acak
satu jenis struktur. Dari sini kemudian dapat diketahui kecenderungan-kecenderungan bentuk
pola ataupun kedudukan umum dari jenis struktur yang dianalisa.
Metode statistik yang akan diuraikan disini adalah metode-metode yang umum dipakai
dalam kegiatan analisa struktur, terdiri dari dua metode yang pengelompokannya didasarkan
atas banyaknya parameter, yakni :
1. Pembuatan diagram yang didasarkan atas sejumlah data struktur hanyamemiliki satu
parameter saja.
2. Metode statistik dengan dua parameter, yakni pembuatan diagram-diagram berdasarkan
jumlah data struktur yang memiliki dua parameter
Analisa Kekar
Pengumpulan/pencatatan data pengelompokan data penyajian data analisa data
interpretasi/diskusi. Untuk analisa data, digunakan metode statistik yang dilakukan dengan
:
Diagram Kipas
Tujuan :
Diagram ini dimaksudkan untuk mengetahui arah kelurusan umum dari unsur-unsur
struktur yang data-datanya hanya terdiri dari satu usur pengukuran. Dan dalam hal ini
digunakan untuk kekar-kekar yang mempunyai kemiringan relatif tegak, jadi yang diukur
hanya jurus/arahnya saja.
Tabulasi data
Data-data pengukuran yang terkumpul dimasukkan ke dalam suatu tabel (tabulasi data),
dengan tuuan untuk mempermudah proses dalam pembuatan diagramnya. Dalam hal ini
jumlah data tidak terdapat batasan mengenai banyaknya data yang harus dikumpulkan.
Semakin banyak data lapangan yang dipakai dalam analisa maka hasilnya akan mendekati
keadaan sebenarnya.
Semakin kecil pembagian interval arah maka hasil analisanya akan semakin teliti.
Pembagian interval arah menjadi : 00 50 (1800 1850), 50 100 (1850 -1900),..dst. interval
arah (00 50) dibuat sama dengan (1800 1850), karena (1800 1850) merupakan pelurus dari
(00 50).
Pembuatan diagram kipas :
Contoh yang akan dibahas di sini adalah pembuatan diagram kipas dari data-data
pengukuran jurus-kekar sebanyak 40 buah. Dari pemasukan data-data pengukuran kedalam
tabel diperoleh harga prosentase maksimum 45%. Harga ini dipakai sebagai patokan untuk
menentukan panjang jari-jari diagram setengah lingkaran.
Selanjutnya dari setiap interval dibuat busurnya dengan pusat titik nol dan panjang jari-jari
sama dengan panjang yang bersangkutan. Kemudian bagilah sisi paling luar dari busur sesuai
dengan pembagian arahnya. Melalui pembagian interval tersebut tariklah garis-garis ke arah
pusat busur. Langkah terakhir masukkanlah hasil perhitungan prosentase kedalam gambar
sehingga didapatkan hasil analisa arah umum kekar yaitu N 20o -30o E.
Histogram
Tujuan :
Seperti pada diagram kipas yaitu untuk mengetahui arah kelurusan umum dari unsur-unsur
struktur.
Tabulasi data
Data-data pengukuran yang terkumpul dimasukkan kedalam suatu tabel (tabulasi data)
seperti pada diagram kipas.
Pembuatan histogram :
Contoh pembuatan histogram yang diberikan disini diambil dari data-data pengukuran
kekar sebanyak 40 buah. Dari pemasukan data pengukuran ke dalam tabel diperoleh
prosentase 0%, 10%, ........ 45%. Harga-harga ini diperoleh pada ordinat (sumbu vertikal) dari
0% keataas hingga harga maksimum 45% dengan skala bebas
Pada absis (sumbu horizintal) diplot arah-arah dari barat ketimur dengan patokan arah utara
dibagian tengahnya. Langkah terakhir, masukkan hasil perhitungan prosentase ke dalam
gambar sehingga didapatkan diagram berupa batang dengan puncak yang paling tingggi
menunjukkan hasil analisa arah umum kekar yaitu N 20o 30o E. Maka harga kedudukan
akan sama dengan yang ditunjukkan oleh diagram kipas
SESAR ( FAULT )
1.2.1. TERMINOLOGI SESAR
Beberapa ahli geologi struktur secara umum mengartikan struktur sesar sebagai bidang
rekahan yang disertai oleh adanya pergeseran. Beberapa definisi yang lengkap dari sebagian
ahli geologi struktur tersebut, antara lain :
Billing (1959) :
Sesar didefinisikan sebagai bidang rekahan yang disertai oleh adanya pergeseran relatif
(displacement) satu blok terhadap blok batuan lainnya. Jarak pergeseran tersebut dapat hanya
beberapa milimeter hingga puluhan kilometer, sedangkan bidang sesarnya mulai dari yang
berukuran beberapa centimeter hingga puluhan kilometer.
Ragan (1973) :
Sesar merupakan suatu bidang rekahan yang telah mengalami pergeseran.
Park (1983) :
Sesar adalah suatu bidang pecah (fracture) yang memotong suatu tubuh batuan dengan
disertai oleh adanya pergeseran yang sejajar dengan bidang pecahnya.
a. Fault surface (Bidang Sesar) adalah bidang pecah pada batuan yang disertai oleh adanya
pergeseran
b. Fault line (Garis Sesar) adalah garis yang dibentuk oleh perpotongan bidang sesar dengan
permukaan bumi.
c. Fault trace adalah jejak sesar
d. Fault outcrop adalah singkapan sesar
e. Fault scarp adalah gawir sesar
f. Fault zone adalah zona sesar
g. Fault wall adalah dinding sesar
h. Hanging Wall adalah blok yang berada di atas bidang sesar
i. Foot Wall adalah blok yang berada di bawah bidang sesar
j. Hade adalah sudut lancip antara bidang sesar dengan bidang vertikal
k. Slip adalah pergeseran relatif antara dua titik yang sebelumnya saling berimpit.
l. Strike slip fault adalah pergeseran blok pada bidang sesar yang sejajar dengan jurus bidang
sesarnya.
m. Dip slip fault adalah pergeseran blok pada bidang sesar yang tegak lurus terhadap jurus
bidang sesarnya atau sejajar dengan arah kemiringan bidang sesarnya.
n. Heave adalah jarak pergeseran pada bidang horisontal
o. Throw adalah jarak pergeseran pada bidang vertikal
p. True displacement adalah arah dan besarnya jarak pergeseran blok yang sebenarnya
q. Dip of fault adalah sudut yang dibentuk antara bidang sesar dengan bidang horisontal
r. Strike of fault adalah garis yang dibentuk oleh perpotongan bidang sesar dengan bidang
horisontal.
s. Sense of displacement adalah gerak relatif suatu blok terhadap blok yang berada di
hadapannya ( Untuk strike slip adalah sinistral atau dekstral, sedangkan untuk dip slip adalah
normal atau naik).
t. Separation atau pergeseran semu adalah jarak tegak lurus antara dua blok yang bergeser dan
diukur pada bidang sesar.
u. Strike separation adalah komponen separation yang diukur sejajar terhadap jurus bidang
sesar.
v. Dip separation adalah komponen separation yang diukur sejajar dengan kemiringan bidang
(dip) sesar.
w. Slicken side atau cermin sesar adalah bidang sesar yang permukaannya licin.
x. Slicken line atau gores garis adalah jejak pergeseran berupa garis-garis lurus (kadang
melengkung) yang disebabkan oleh gerusan antar blok yang saling bergesekan.
y. Pitch adalah sudut lancip yang dibentuk antara gores garis dengan jurus bidang sesar.
2.2. Klasifikasi Sesar
Di bawah ini akan dibahas beberapa pendapat ahli geologi struktur dalam membuat
klasifikasi sesar, yaitu antara lain :
1. Anderson (1951), membuat klasifikasi sesar berdasarkan pada pola tegasan utama sebagai
penyebab terbentuknya sesar (Gambar 2.1). Berdasarkan pola tegasannya ada 3 (tiga) jenis
sesar, yaitu sesar naik (thrust fault), sesar normal (normal fault) dan sesar mendatar (wrench
fault).
a. Normal fault, jika tegasan utama atau tegasan maksimum (1) posisinya vertikal
b. Wrench fault, jika tegasan menengah atau intermediate (2) posisinya vertikal
c. Thrust fault, jika tegasan minimum (3) posisinya vertikal.
3. Billing (1977), Ada 5 (lima) aspek dalam membuat klasifikasi sesar, yaitu :
1). Rake dari net slip.
2). Kedudukan sesar relatif terhadap kedudukan batuan yang ada di sekitarnya,
3). Pola sesar,
4). Sudut kemiringan sesar
5). Pergerakan relatif sesar.
Berdasarkan kedudukan sesar relatif terhadap kedudukan batuan yang ada di sekitarnya.
Berdasarkan hal tersebut di atas, ada 6 (enam) jenis sesar, yaitu Sesar jurus (Strike fault),
Sesar perlapisan (Bedding fault), Sesar kemiringan (Dip fault), Sesar diagonal (Oblique or
diagonal fault), Sesar Longitudinal (Longitudinal fault) dan Sesar transversal (Transverse
fault).
Sesar jurus (Strike fault) adalah sesar yang arah jurusnya sejajar dengan arah jurus batuan di
sekitarnya (Gambar 2.3).
Sesar perlapisan (Bedding fault) adalah sesar yang jurusnya sejajar dengan bidang
perlapisan batuan (Gambar 2.4).
Sesar kemiringan (Dip fault) adalah sesar yang jurusnya tegak lurus terhadap jurus
perlapisan batuan di sekitarnya (Gambar 2.5).
Sesar diagonal (Oblique or diagonal fault) adalah sesar yang jurusnya membentuk sudut
lancip dengan jurus lapisan batuan yang ada di sekitarnya (Gambar 2.6).
Sesar Longitudinal (Longitudinal fault) adalah sesar yang jurusnya sejajar dengan jurus
struktur regional di daerah tersebut (Gambar 2.7).
Sesar transversal (Transverse fault) adalah sesar yang arah jurusnya membentuk sudut atau
tegak lurus terhadap arah umum jurus lapisan batuan di daerah dimana sesar tersebut berada
(gambar 2.8).
Berdasarkan Pola sesar, jenis sesar terdiri atas Sesar sejajar (parallel fault), Sesar en
echelon, Sesar periferal (Peripheral fault) dan Sesar radial (Radial fault).
Sesar sejajar (parallel fault) adalah kumpulan sesar yang memiliki jurus dan kemiringan
yang relatif sama (Gambar 2.9).
Sesar en echelon adalah kumpulan sesar yang relatif pendek dan saling tumpang tindih
(gambar 2.10).
Sesar periferal (Peripheral fault) adalah kumpulan sesar berbentuk lingkaran atau setengah
lingkaran yang mengelilingi suatu daerah (Gambar 2.11).
Sesar radial (Radial fault) adalah suatu sistem sesar yang mengumpul pada suatu titik atau
menyebar dari satu titik (Gambar 2.12).
Berdasarkan pada Sudut kemiringan sesar, jenis sesar ada 2 (dua) macam, yaitu sesar
bersudut besar dan sesar bersudut kecil.
Sesar bersudut besar (hight angle fault) adalah sesar yang sudut kemiringannya lebih besar
dari 45 (Gambar 2.13).
Sesar bersudut kecil (low angle fault) adalah sesar yang sudut kemiringannya lebih kecil
dari 45(Gambar 2.14).
5). Pergerakan relatif sesar, ada 4, yaitu sesar naik, sesar mendatar, sesar normal dan sesar
oblique.
b. Berdasarkan Slip (Gambar 2.16), sesar dikelompokan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu Dip slip,
Strike slip dan Oblique slip.
Dip slip, terdiri atas Normal slip fault, Reverse slip fault dan Thrust slip fault.
Strike slip, terdiri atas Right lateral slip fault dan Left lateral slip fault.
Oblique slip, terdiri atas Normal right lateral slip fault dan reverse left lateral slip fault.
5. Rickard (1972), mengklasifikasikan sesar berdasarkan dip of fault dan pitch of net slip.
Berdasarkan parameter tersebut jenis sesar ada 6 kelompok besar, yaitu Left slip, Right slip,
Thrust slip, Reverse slip, Normal slip dan lag slip. Jenis sesar dapat merupakan kombinasi
dari ke enam kelompok jenis sesar tersebut, sehingga secara keseluruhan dijumpai ada 22
jenis sesar (Gambar 2.17), yaitu : Thrust slip fault (1), Reverse slip fault (2), Right thrust slip
fault (3), Thrust right slip fault (4), Reverse right slip fault (5), Right reverse slip fault (6),
Right slip fault (7), Lag right slip fault (8), Right lag slip fault (9), Right normal slip fault
(10), Normal right slip fault (11), Lag slip fault (12), Normal slip fault (13), Left lag slip fault
(14), Lag left slip fault (15), Normal left slip fault (16), Left normal slip fault (17), Left slip
fault (18), Thrust left slip fault (19), Left thrust slip fault (20), Left reverse slip fault (21),
Reverse left slip fault (22).
Secara umum ada 3 (tiga) kelompok sesar utama, yaitu sesar naik, sesar normal dan sesar
mendatar. Sebenarnya ada satu jenis sesar lainnya, yaitu sesar miring (Oblique fault), yang
merupakan kombinasi dari beberapa jenis sesar.
Terbentuknya struktur sesar di suatu daerah umumnya tidak tunggal, artinya suatu sesar yang
terbentuk akibat tektonik (waktu dan tempatnya sama) disuatu daerah selalu terjadi lebih dari
satu jalur sesar dengan ukuran yang bervariasi. Kelompok struktur sesar demikian dinamakan
sistem sesar.
Sesar naik atau Thrust fault, terjadi apabila hanging wall relatif bergerak naik terhadap foot
wall. Berdasarkan sistem tegasan pembentuk sesarnya, posisi tegasan utama dan tegasan
minimum adalah horizontal dan tegasan menengah adalah vertikal (Gambar 2.19).
Umumnya sesar naik tidak pernah berdiri sendiri atau berkembang tunggal. Sesar selalu
membentuk suatu zona (fault zone), sehingga pada zona sesar dijumpai sejumlah bidang
sesar. Masing-masing bidang sesar tersebut membentuk pola yang sama, yaitu bidang sesar
umumnya memiliki arah kemiringan yang sama dan arah jalur sesarnya relatif sama.
Sejumlah sesar naik (Thrust zone) yang terbentuk pada periode tektonik yang sama
dinamakan sebagai Thrust Systems (Boyer dan Elliott, 1982). Pada Thrust System (Gambar
2.20), ada dua jenis pola sesar utama, yaitu Imbricate Fan dan Duplexes. Pola struktur
Imbricate Fan dicirikan dengan adanya Thrust sheet yang di dalamnya berkembang struktur
lipatan asimetri dan rebah mengikuti arah Tectonic transport, sedangkan di dalam pola
Duplex , Thrust sheet dilingkupi oleh sesar (Boyer dan Elliott, 1982).
Sesar naik dengan pola Imbricate fan atau pola susun genteng dibedakan menjadi 2 (dua)
jenis, yaitu Trailling imbricate fan dan Leading imbricate fan. Kedua jenis pola sesar tersebut
dibedakan berdasarkan besarnya jarak pergeseran (Dispclacement). Trailling imbricate fan
dicirikan oleh adanya displacement yang besar pada bagian paling belakang dari seluruh sesar
naik (dilihat dari Tectonic transport), sebaliknya dinamakan Leading imbricate fan.
Sesar naik dapat dibedakan jenisnya berdasarkan pada posisi bidang sesar terhadap sumbu
lipatan dan arah tectonic transport. Sesar naik yang terbentuk dibagian belakang sumbu
lipatan dinamakan sebagai Forelimb thrust, sedangkan yang berkembang dibagian depan
sumbu lipatan dinamakan sebagai Backlimb thrust. Berdasarkan pada tectonic transportnya,
sesar naik dibedakan menjadi Back thrust dan Fore thrust. Apabila gerak relatif dari sesar
naik searah dengan pada tectonic transportnya,, maka sesar naik tersebut dinamakan sebagai
fore thrust dan sebaliknya dinamakan sebagai Back thrust. Back thrust yang terbentuk di
dalam Thrust system dapat membentuk Pop-up dan Triangle zone.
Didalam Thrust system, posisi bidang sesar dapat relatif sejajar dengan bidang lapisan batuan
yang dinamakan sebagai flat dan apabila memotong bidang lapisan dinamakan sebagai ramp.
Apabila posisi flat searah dengan Tectonic transport dinamakan frontal ramp dan sebaliknya
dinamakan sebagai back thrust.
Gerak relatif suatu blok terhadap blok yang lainnya dapat terjadi sepanjang flat dan ramp.
Blok hanging wall yang menumpang di atas flat dinamakan sebagai hangingwall ramp
sedangkan blok foot wall yang berada di bagian ramp dinamakan sebagai footwall ramp.
Terbentuknya sejumlah sesar naik tidak terjadi secara bersamaan melainkan terbentuk secara
berurutan (Sequence of thrusting). Apabila urutan pembentukan sesar naiknya makin muda ke
arah hanging wall dinamakan sebagai overstep dan jika terjadi sebaliknya dinamakan sebagai
piggyback.
Pembentukan sesar naik selalu berasosiasi dengan pembentukan lipatan, oleh karenanya pola
lipatan dan sesar naik yang terbentuk relatif bersamaan dinamakan sebagai lipatan anjakan
(Thrust fold belt atau Fold thrust belt). Contoh pola struktur demikian dijumpai di daerah
Majalengka (Haryanto, 1999), dan di daerah lain seperti di Kalimantan timur.
Urutan pembentukan sesar naik di dalam jalur lipatan anjakan (Gambar 2.21) dimulai di
sekitar jalur gunungapi dan semakin jauh dari jalur gunungapi pembentukan sesar naiknya
terjadi paling akhir (Lowell, 1985).
Sesar mendatar (Strike slip fault atau Transcurent fault atau Wrench fault) adalah sesar yang
pembentukannya dipengaruhi oleh tegasan kompresi. Posisi tegasan utama pembentuk sesar
ini adalah horizontal, sama dengan posisi tegasan minimumnya, sedangkan posisi tegasan
menengah adalah vertikal.
Umumnya bidang sesar mendatar digambarkan sebagai bidang vertikal, sehingga istilah
hanging wall dan foot wall tidak lazim digunakan di dalam sistem sesar ini. Berdasarkan
gerak relatifnya, sesar ini dibedakan menjadi sinistral (mengiri) dan dekstral (menganan).
Moody dan Hill (1956), membuat model pembentukan sesar mendatar yang dikaitkan dengan
sistem tegasan. Di dalam model tersebut dijelaskan bahwa sesar orde I membentuk sudut
kurang lebih 30 terhadap tegasan utama. Sesar orde I baik dekstral maupun sinistral
merupakan sesar utama yang pembentukannya dapat terjadi bersamaan atau salah satu saja.
Selanjutnya sesar orde II mempunyai ukuran yang lebih kecil dan membentuk sudut tertentu
terhadap sesar orde I. Lebih lanjut lagi dijumpai orde sesar yang lebih kecil lagi.
Berdasarkan percobaan laboratorium, pembentukan rekahan yang diakibatkan oleh adanya
tekanan diawali oleh rekahan yang berukuran kecil dan apabila peoses ini berlangsung terus
rekahan kecil tersebut berkesinambungan dan akhirnya membentuk rekahan utama.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, maka penamaan sesar orde I, II dst, bukan menunjukan
urutan pembentukan sesar, melainkan menunjukan ukuran serta hubungan sudut satu sesar
dengan sesar lainnya.
Ada persyaratan tertentu dalam menerapkan konsep Moody dan Hill (1954), yaitu model ini
berlaku apabila pembentukan sesarnya bukan merupakan akibat reaktivasi sesar pada batuan
dasar atau dengan kata lain sesarnya merupakan sesar primer.
Apabila pembentukan sesar mendatar ini merupakan reaktivasi dari sesar pada batuan dasar,
maka konsep Moody dan Hill (1954) tidak tepat diterapkan. Untuk kepentingan analisis
dalam kasus ini digunakan model dari Price dan Cosgrove (1956). Model pembentukan
struktur yang terakhir ini akan dibahas pada sub bab selanjutnya.
Seperti halnya sesar naik, sesar mendatarpun umumnya tidak berdiri tunggal melainkan
terdiri dari beberapa bidang sesar yang selanjutnya membentuk zona sesar (fault zone). Di
dalam zona sesar mendatar, umumnya sesar ini membentuk segmen-segmen sesar yang
merencong (en-echelon).
Naylor dkk (1986), membuat percobaan laboratorium untuk mengetahui mekanisme
pembentukan sesar mendatar. Dalam percobaan tersebut pembentukan sesar terjadi secara
bertahap, yaitu :
Tahap I : Terjadi sejumlah rekahan yang disertai oleh pergeseran mendatar sepanjang 2,1
cm. Masing-masing rekahan tersebut saling terpisah dan posisinya saling merencong pada
arah yang relatif sama (en-echelon synthetic Riedel Shear atau R shears) dan membentuk
sudut lancip sekitar 17 terhadap tegasan utama.
Tahap II : Terbentuk pergeseran sepanjang 2,8 cm dan mulai membentuk short-lived splay
fault (S) yang membentuk sudut lebih besar dari 17 terhadap tegasan utama.
Tahap III. Terbentuk
2.3.3. SESAR NORMAL
Sesar normal (Ekstensional fault) terbentuk akibat adanya tegasan ekstensional (gaya
tarikan), sehingga pada bagian tertentu gaya gravitasi lebih dominan. Kondisi ini
mengakibatkan dibeberapa bagian tubuh batuan akan bergerak turun yang selanjutnya lazim
dikenal sebagai proses pembentukan sesar normal.
Sesar normal terjadi apabila Hanging wall relatif bergerak ke bawah terhadap foot wall.
Gerak sesar normal ini dapat murni tegak atau disertai oleh gerak lateral (sinistral atau
dekstral). Sistem tegasan pembentuk sesar normal adalah ekstensional, dimana posisi tegasan
utamanya vertikal sedangkan kedudukan tegasan menengah dan minimum adalah lateral.
Sesar normal umumnya terbentuk lebih dari satu bidang yang posisinya relatif saling sejajar.
Apabila bidang sesarnya lebih dari satu buah, maka bagian yang tinggi dinamakan sebagai
horst dan bagian yang rendah dinamakan sebagai graben. Selanjutnya apabila jenjang dari
bidang sesar normal ini hanya berkembang di salah satu sisi saja (gawir sesar hanya dijumpai
pada salah satu lereng saja), maka kelompok sesar tersebut lazim dinamakan sebagai half
graben dan apabila jenjang bidang sesar normalnya berpasangan maka dinamakan sebagai
graben. Berdasarkan pada bentuk bidang sesar, maka sesar normal ini dapat dibedakan
menjadi 2 macam, yaitu Planar Ekstensional Fault dan Listric Ekstensional Fault. Selanjutnya
Planar ekstensional fault berdasarkan ada tidaknya rotasi, dibedakan menjadi Non-rotational
planar fault dan Rotational planar fault.
Secara lokal, pembentukan sesar normal dapat terjadi akibat sistem tegasan kompresional.
Terbentuknya Pull apart basin, merupakan salah satu contoh dalam kasus ini. Contoh ideal
dari pembentukan pull apar basin adalah terbentuknya beberapa rendahan atau cekungan
(dapat berupa danau). Di beberapa lokasi sepanjang jalur Sesar Semangko, dijumpai beberapa
danau yang pembentukannya dikontrol oleh sesar ini. Pembentukan sesar Semangko ini
dipengaruhi oleh sistem tegasan kompresional, sedangkan pembentukan danaunya sendiri
dipengaruhi oleh tegasan ekstensional. Dalam kasus ini pembentukan pull apart terjadi pada
bagian sesar en echelon.
Di dalam eksplorasi migas, ekstensional fault sistim sangat penting dipelajari, karena sistem
sesar ini mengontrol pembentukan tinggian dan cekungan. Model geometri cekungan sangat
dipengaruhi oleh pola struktur sesarnya yang selanjutnya mempengaruhi geometri dari
cekungan itu sendiri. Graben dan half graben merupakan dua model bentuk cekungan yang
seluruhnya dikontrol oleh pola sesarnya. Selanjutnya dari kontrol struktur ini juga akan
diketaui apakah bentuk cekungan ini simetri atau asimetri.
Dalam geometri cekungan asimetri half graben, sesar normal yang berkembang pada batas-
batas cekungan dapat berupa simple border fault system atau distributary border fault system.
Selanjutnya pada sisi lain dari suatu cekungan dapat berupa flexure shoulder dan atau fault
shoulder.
Dalam skala regional seringkali pola struktur berkembang dengan kompleks sehingga jenis
sesar normal yang berkembang merupakan kombinasi dari berbagai macam geometri.
Penelitian mengenai kompleks sesar normal dapat diteliti melalui data singkapan atau berasal
dari data seismic. Unsur terpenting dalam penelitian ini adalah mengamati pola/geometri,
fault surface dan fault block yang terbentuk selama proses deformasi. Contoh kasus mengenai
masalah di atas seperti yang ditemukan di daerah turki. Di daerah ini tersingkap batuan
sediment tua yang tersesarkan secara intensif. Dengan mengamati pola/geometri, fault surface
dan fault block, disimpulkan pola sesarnya sebagai convex upwards to sigmoidal domino
style. Di dalamnya juga berkembang anticline roll over yang disertai oleh crestal collapse
graben. Contoh lainnya adalah pola struktur Steepening donward kinks dengan bidang
sesar memotong sejumlah bidang lapisan batuan. Di dalam contoh yang terakhir, juga
berkembang crestal collapse graben. Kedua contoh struktur di atas juga membentuk pola
struktur sekunder yang di dalamnya berkembang antithetic dan synthetic terhadap sesar
utamanya.
Strcture style
Istilah Strcture style umumnya digunakan di dalam industri minyak. Seperti kita ketahui
perkembangan teori plate tektonik berkembang sejalan dengan kegiatan eksplorasi migas.
Klasifikasi Strcture style ditentukan berdasarkan ada tidaknya keterlibatan basement
(involved or non-involved of basement). Istilah basement di dalam industri migas diartikan
sebagai batuan dasar, dimana batuan tersebut sudah bersifat kristalin misalnya pada batuan
rigid crystalline igneous or metamorphic rock.
Strcture style umumnya agak sulit diidentifikasi terlebih apabila data geologinya sangat
kurang. Untuk menentukan Strcture style perlu dikompilasi berbagai macam data, karena
dalam kumpulan struktur (structural assemblages) banyak produk struktur yang sama pada
habitat struktur yang berbeda.
Secara teoritis beberapa petunjuk yang dapat digunakan untuk menentukan Strcture style,
antara lain : (1) Mengindentifikasi struktur indeks (key structure), misalnya en echelon folds
dan faults, trap door block, roolover anticline dan sebagainya; (2) Mengamati adanya
anomaly struktur di dalam zona struktur yang lebih dominant (trend arrangements); (3)
Mengamati pola struktur regional.
Beberapa contoh key structure yang dapat digunakan dalam menentukan Strcture style, antara
lain :
Drag fold adalah struktur lipatan pada batuan sediment yang terbentuk akibat seretan oleh
batuan yang saling bergerak disepanjang bidang sesar.
Drape (forced) fold adalah struktur lipatan yang terbentuk pada batuan sediment yang
diakibatkan oleh adanya aktifitas tektonik pada batuan dasarnya, misalnya pada basement
terbentuk block faulting sehingga cover sediment yang berada di atasnya terganggu.
Intersecting atau grid structure adalah struktur sesar yang saling berpotongan (multiple
structures) yang terjadi pada daerah yang luas, misalnya struktur zig-zag atau dogleg.
En echelon adalah struktur geologi yang relatif saling sejajar, satu sama lain terletak pada
jalur/posisi yang berbeda namun secara keseluruhan membentuk zona yang memanjang,
misalnya en echelon fold/fault.
Irregulary clustered-concentration of structure adalah kelompok struktur yang tak beraturan
polanya.
Parallel-similar structure adalah pola struktur yang saling sejajar, saling berdekatan,
membentuk pola seperti bergelombang, misalnya pola struktur fold thrust belt.