Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Penatalaksanaan Medis
Asosiasi Alzheimer Indonesia (2003) sebagian besar kasus demensia tidak dapat
disembuhkan.
a. Untuk mengobati demensia alzheimer digunakan obat - obatan antikoliesterase seperti
Donepezil , Rivastigmine , Galantamine , Memantine
b. Dementia vaskuler membutuhkan obat -obatan anti platelet seperti Aspirin ,
Ticlopidine , Clopidogrel untuk melancarkan aliran darah ke otak sehingga memperbaiki
gangguan kognitif.
c. Demensia karena stroke yang berturut-turut tidak dapat diobati, tetapi
perkembangannya bisa diperlambat atau bahkan dihentikan dengan mengobati tekanan darah
tinggi atau kencing manis yang berhubungan dengan stroke.
d. Jika hilangnya ingatan disebabakan oleh depresi, diberikan obat anti-depresi seperti
Sertraline dan Citalopram.
e. Untuk mengendalikan agitasi dan perilaku yang meledak-ledak, yang bisa menyertai
demensia stadium lanjut, sering digunakanobat anti-psikotik (misalnya Haloperidol ,
Quetiapine dan Risperidone). Tetapi obat ini kurang efektif dan menimbulkan efek samping
yang serius. Obat anti-psikotik efektif diberikan kepada penderita yang
mengalami halusinasi atau paranoid.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. FOKUS PENGKAJIAN
1. Riwayat
Kaji ulang riwayat klien dan pemeriksaan fislk untuk adanya tanda dan gejala
karakteristik yang berkaitan dengan gangguan tertentu yang didiagnosis.
2. Kaji adanya demensia. Dengan alat-alat yang sudah distandardisasi, meliputi
a. Mini Mental Status Exam (MMSE)
b. Short portable mental status quetionnaire
3. Singkirkan kemungkinan adanya depresi dengan scrining yang tepat, seperti
geriatric depresion scale.
4. Ajukan pertanyaan-pertanyaan pengkajian keperawatan
5. Wawancarai klien, pemberi asuhan atau keluarga. Lakukan observasi langsung
terhadap :
a. Perilaku. Bagaimana kemampuan klien mengurus diri sendiri dan melakukan
aktivitas hidup sehari-hari? Apakah klien menunjukkan perilaku yang tidak
dapat diterima secara sosial? Apakah klien sering mengluyur dan
mondarmandir? Apakah ia menunjukkan sundown sindrom atau
perseveration phenomena?
b. Afek. Apakah kilen menunjukkan ansietas? Labilitas emosi? Depresi atau
apatis? lritabilitas? Curiga? Tidak berdaya? Frustasi?
c. Respon kognitif. Bagaimana tingakat orientasi klien? Apakah klien
mengalami kehilangan ingatan tentang halhal yang baru saja atau yang
sudah lama terjadi? Sulit mengatasi masalah, mengorganisasikan atau
mengabstrakan? Kurang mampu membuat penilaian? Terbukti mengalami
afasia, agnosia, atau, apraksia?
6. Luangkan waktu bersama pemberi asuhan atau keluarga
a. Identifikasi pemberian asuhan primer dan tentukan berapa lama ia sudah
menjadi pemberi asuhan dikeluarga tersebut. (demensia jenis alzheimer
tahap akhir dapat sangat menyulitkan karena sumber daya keluarga
mungkin sudah habis).
b. ldentifikasi sistem pendukung yang ada bagi pemberi asuhan dan anggota
keluarga yang lain.
c. Identifikasi pengetahuan dasar tentang perawatan klien dan sumber daya
komunitas (catat hal-hal yang perlu diajarkan).
d. Identifikasi sistem pendukung spiritual bagi keluarga.
e. Identilikasi kekhawatiran tertentu tentang klien dan kekhawatiran pemberi
asuhan tentang dirinya sendiri.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN TERKAIT
1. DEPRESI
a. Mobilitas fisik, hambatan b.d gangguan konsep diri, depresi, ansietas berat.
b. Gangguan pola tidur b.d ansietas
c. Membahayakan diri, resiko b.d perasaan tidak berharga dan putus asa.
2. DEMENSIA
a. Gangguan proses pikir berhubungan dengan kehilangan memori, degenerasi
neuron ireversible .
b. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis daan kognitif.
c. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan persepsi,
transmisi dan atau integrasi sensori ( defisit neurologist)
d. Kurang perawatan diri : hygiene nutrisi, dan atau toileting berhubungan
dengan ketergantungan fisiologis dan atau psikologis.
e. Potensial terhadap ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan
pengaruh penyimpangan jangka panjang dari proses penyakit
C. INTERVENSI KEPERAWATAN TERKAIT
1. DEPRESI
a. Mobilitas fisik, hambatan b.d gangguan konsep diri, depresi, ansietas berat.
Intervensi
1) Bicara secara langsung dengan klien; hargai individu dan ruang
pribadinya jika tepat
2) Beri kesempatan terstruktur bagi klien untuk membuat pilihan perawatan
3) Susun sasaran aktivitas progresif dengan klien
4) Bersama keluarga memilih kemampuan yang bisa dilakukan pasien saat
ini
b. Gangguan pola tidur b.d ansietas
Intervensi
1) Identifikasi gangguan dan variasi tidur yang dialami dari pola yang
biasanya
2) Anjurkan latihan relaksasi, seperti musik lembut sebelum tidur
3) Kurangi asupan kafein pada sore dan malam hari
4) Anjurkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang tenang untuk
memfasilitasi agar pasien dapat tidur.
c. Membahayakan diri, resiko b.d perasaan tidak berharga dan putus asa.
Intervensi
1) Identifikasi derajat resiko / potensi untuk bunuh diri
2) Lakukan tindakan pencegahan bunuh diri
3) Mendiskusikan dengan keluarga koping positif yang pernah dimiliki
klien dalam menyelesaikan masalah
2. DIMENSIA
a. Gangguan proses pikir berhubungan dengan kehilangan memori, degenerasi
neuron ireversible
1) Kaji derajat gangguan derajat kognitif, orientasi orang, tempat dan waktu
2) Pertahankan lingkungan yang menyenangkan dan tenang
b. Risiko cedera berhubungan dengan penurunan fungsi fisiologis dan kognitif
1) Pertahankan tindakan kewaspadaan
2) Hadir dekat pasien selama prosedur atau pengobatan dilakukan
c. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan persepsi,
transmisi dan atau integrasi sensori ( defisit neurologis )
1) Kaji derajat sensori/ gangguan persepsi
2) Mempertahankan hubungan orientasi realita dan lingkungan
d. Kurang perawatan diri : hygiene nutrisi, dan atau toileting berhubungan
dengan ketergantungan fisiologis dan atau psikologis
1) Identifikasi kesulitan dalam berpakaian/ perawatan diri
2) Identifikasi kebutuhan akan kebersihan diri dan berikan bantuan sesuai
kebutuhan
e. Potensial terhadap ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan
pengaruh penyimpngan jangka panjang dari proses penyakit
1) Berikan dukungan emosional
2) Rujuk keluarga ke kelompok pendukung
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN LANSIA DENGAN DEMENSIA
1. PENGKAJIAN
Mengkaji pasien lansia dengan demensia Untuk mengkaji pasien lansia dengan
demensia, saudara dapat menggunakan tehnik mengobservasi prilaku pasien dan wawancara
langsung kepada pasien dan keluarganya. Observasi yang saudara lakukan terutama untuk
mengkaji data objective demensia. Ketika mengobservasi prilaku pasien untuk tanda-tanda
seperti :
a. Kurang konsentrasi
b. Kurang kebersihan diri
c. Rentan terhadap kecelakaan: jatuh
d. Tidak mengenal waktu, tempat dan orang
e. Tremor
f. Kurang kordinasi gerak
g. Aktiftas terbatas
h. Sering mengulang kata-kata.
Berikut ini adalah aspek psikososial yang perlu dikaji oleh perawat : apakah lansia
mengalami kebingungan, kecemasan, menunjukkan afek yang labil, datar atau tidak sesuai.
Bila data tersebut saudara peroleh, data subjective didapatkan melalui wawancara.