Вы находитесь на странице: 1из 2

Menurut Miarti (2008), penggunaan batran

perekat pati dapat menurunkan nilai kalor.

Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa ukuran partikel (A) juga


mempengaruhi nilai
kalor briket. Briket yang ukuran partikelnya lebih kecil yaitu 40 mesh (A2) nilai
kalomya lebih tinggi dibandingkan briket dengan ukuran partikel arang}0 mesh
(AI). Hal ini dikarenakan briket dengan ukuran partikel yang lebih kecil nilai
kuat tekannya lebih besar dibandingkan briket dengan ukuran partikel yang
lebih besar (Husada 2008; Sartono,

Nurhayati (1974) dalam Erikson (2011) nilai kalor dipengaruhi oleh kadar air
dan kadar abu briket arang, semakin tinggi kadar abu dan kadar air briket arang
maka akan menurunkan nilai kalor bahan briket arang yang dihasilkan.

Soeparno (1993) dalam Sudiro, Sigit Suroto (2014) Makin tinggi kadar air
maka akan makin banyak kalor yang dibutuhkan untuk mengeluarkan air dari
dalam kayu agar menjadi uap sehingga energi yang tersisa dalam arang akan
menjadi lebih kecil.

Herbawatmurti
(2005)
,
menyatakan
bahwa karakteristik briket batubara, meliputi
waktu dan suhu yang dihasilkan pada saat
briket terbakar dipengaruhi oleh sifat dasar
batubara,
misalnya
nila
i kalori dipengaruhi
oleh persediaan udara yang digunakan untuk
membakar briket. Semakin banyak udara
yang terbakar akan mempersingkat waktu
briket terbakar dan terjadi pembakaran
sempurna dengan udara berlebih. Semakin
tinggi nilai kalori batubara, semaki
n tinggi
pula suhu yang akan dihasilkan dari
pembakaran briket.

Ismayana (2011) menyatakan untuk menghasilkan briket yang mudah dalam penyalaan
atau pembakaran awal, maka kadar air yang terkandung haruslah rendah agar dapat
menghasilkan nilai kalor yang tinggi, hal ini didukung juga dari penelitian Hartanto
(2010) yang menyatakan bahwa semakin besar kadar air yang terkandung maka akan
semakin rendah nilai kalornya. Apabila kandungan airnya tinggi, waktu yang dibutuhkan
untuk menghilangkan kandungan air akan semakin lama, sehingga penyalaan briket
akan semakin lama pula. Hal tersebut dikarenakan pada awal proses pembakaran briket,
panas yang ada akan digunakan untuk menguapkan kandungan air terlebih dahulu lalu
diikuti dengan pembakaran bahan tersebut.

Hendra dan Darmawan (2000) mengemukakan kadar air briket


sangat mempengaruhi nilai kalor atau nilai panas yang dihasilkan. Tingginya
kadar air akan mennyebabkan penurunan nilai kalor. Hal ini disebabkan
karena panas yang tersimpan dalam briket terlebih dahulu digunakan untuk
mengeluarkan air yang ada sebelum kemudian menghasilkan panas yang
dapat dipergunakan sebagai panas pembakaran.

Hal ini sesuai dengan literatur Supriyono (2003) bahwa luas permukaan bahan
yang besar memungkinkan terjadinya penguapan kadar air lebih cepat
dibandingkan dengan bahan luas permukaan yang lebih kecil

Kadar air sangat mempengaruhi nilai kalor yang dihasilkan. Semakin tinggi
kadar air briket arang akan menyebabkan nilai kalornya menurun(Hendra dan
Darmawan, 2000).

Alasan yang lain adalah disebabkan oleh kadar air briket dengan perekat pati
lebih tinggi (tabel2). Menurut Hendra dan Darmawan. (2000), semakin tinggi
kadar air pada briket akan menyebabkan briket arang akan lebih sulit
dinyalakan. Selain itu, briket dengan perekat pati lebih kompak daripadabriket
dengan perekat tar. Lamanya waktu penyalaan briket yang dibuat dengan
penggunaan pati sebagai perekat ditemukan pula pada studi pembuatan briket
dari kuliit kopi (Miarti,2008)

Вам также может понравиться