Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TENTANG
Menimbang : a. bahwa sesuai dengan amanat Pasal 33 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor
08/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Pasal 32
ayat (4) sampai dengan (6) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Aparat
Pengawasan Intern Kementerian Negara/Lembaga melakukan reviu atas laporan
Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan;
MEMUTUSKAN
Pasal 1
(2) Tujuan reviu adalah untuk memberikan keyakinan akurasi, keandalan, dan
keabsahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sebelum disampaikan
oleh Menteri/Pimpinan Lembaga kepada presiden melalui Menteri Keuangan.
(3) Ruang lingkup reviu adalah sebatas penelaahan laporan keuangan dan catatan
akuntansi.
(4) Sasaran reviu adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan entitas
pelaporan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan.
(5) Reviu tidak memberikan dasar bagi Aparat Pengawasan Intern untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan seperti dalam pelaksanaan audit.
Pasal 2
(3) Reviu atas laporan keuangan dilakukan secara paralel dengan pelaksanaan anggaran
dan penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
Pasal 3
(1) Pelaksanaan reviu dilakukan dengan cara sebagaimana ditetapkan dalam lampiran
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.
Pasal 4
(1) Pernyataan Telah Direviu merupakan salah satu dokumen pendukung untuk
penyusunan Statement of Responsibility (Pernyataan Tanggung Jawab) oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga.
Pasal 5
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku terhitung mulai tanggal 1
Januari 2006, dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam peraturan
ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Agustus 2006
LAMPIRAN
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
DEPARTEMEN KEUANGAN
2006
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
A. UMUM 1
B. LANDASAN PEMIKIRAN 2
C. DEFINISI 2
A. PENGERTIAN REVIU 5
A. PERSIAPAN REVIU 7
B. PELAKSANAAN REVIU 7
C. PELAPORAN 10
D. TINDAK LANJUT 11
PENDAHULUAN
A. UMUM
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 9
menyatakan bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai pengguna anggaran/pengguna
barang Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya mempunyai tugas antara lain
menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang
dipimpinnya.
Hal ini ditegaskan lagi dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara Pasal 55 ayat (2), yang menyatakan bahwa dalam menyusun
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan
menyampaikan laporan keuangan yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
dan Catatan atas Laporan Keuangan dilampiri laporan keuangan Badan Layanan Umum
pada kementerian negara/Lembaga masing-masing.
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan mengatur bahwa pemerintah menyusun sistem akuntansi pemerintahan
yang mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan. Untuk itu, aparat pengawasan
intern perlu melakukan reviu terhadap laporan keuangan kementerian negara/lembaga
terkait untuk memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan tersebut telah disusun
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah. Kewajiban reviu juga telah dinyatakan
dalam Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah.
Keputusan Presiden No. 72 tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara menyataan adanya kewajiban penyelenggaraan
pertanggungjawaban penggunaan dana bagian anggaran berupa Laporan Realisasi
Anggaran dan Neraca kementerian negara/lembaga kepada Presiden melalui Menteri
Keuangan. Keputusan presiden tersebut dijabarkan lebih lanjut dengan PMK
59/PMK.06/2005 pasal 32 ayat (4) dan Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. 24 tahun
2006, yang mengatur bahwa aparat pengawasan intern bertugas untuk melakukan reviu
atas laporan keuangan.
1
Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban keuangan sebagaimana
ditetapkan dalam Undang-Undang Keuangan Negara dan peraturan perundangan
sebagaimana disebut di atas, maka perlu dibuat suatu mekanisme dan peraturan yang
mengatur tentang reviu atas laporan keuangan kementerian negara/lembaga.
B. LANDASAN PEMIKIRAN
Menteri/Pimpinan Lembaga bertanggung jawab secara formil dan materiil
terhadap pelaksanaan APBN di kementerian/lembaga masing-masing. Mengingat
luasnya rentang kendali yang berada dalam kewenangan seorang Menteri/Pimpinan
Lembaga serta keterbatasan kemampuan teknis tentang laporan keuangan, maka perlu
adanya reviu oleh aparat yang independen di lingkungan kementerian/lembaga yang
bersangkutan. Reviu dimaksud digunakan untuk membantu Menteri/Pimpinan Lembaga
meyakini bahwa laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai SAP.
C. DEFINISI
1. Aparat Pengawasan Intern Unit organisasi/pejabat yang ditunjuk pada
kementerian negara/lembaga yang bertugas
untuk melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan anggaran dan melakukan reviu
atas laporan keuangan pada kementerian
negara/lembaga tersebut.
2
4. Entitas Pelaporan Unit Pemerintahan yang terdiri dari satu atau
lebih entitas akuntansi yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan
wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban berupa laporan
keuangan.
3
9. Neraca Laporan yang menyajikan informasi posisi
keuangan pemerintah yaitu aset, utang dan
ekuitas dana pada tanggal tertentu.
4
laporan keuangan, permintaan keterangan dan
analitik yang harus menjadi dasar memadai
bagi aparat pengawasan intern untuk memberi
keyakinan terbatas bahwa tidak ada
modifikasi material yang harus dilakukan atas
laporan keuangan agar laporan keuangan
tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan.
BAB II
A. PENGERTIAN REVIU
Tujuan reviu berbeda dengan tujuan audit atas laporan keuangan. Tujuan audit
adalah untuk memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan suatu pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan. Tujuan reviu adalah untuk memberikan
keyakinan akurasi, keandalan, keabsahan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan sebelum disampaikan oleh menteri/pimpinan lembaga kepada Presiden
melalui Menteri Keuangan. Reviu oleh aparat pengawasan intern pada kementerian
negara/lembaga tidak membatasi tugas pemeriksaan/pengawasan oleh lembaga
pemeriksa/pengawas lainnya sesuai dengan tugas kewenangannya. Reviu tidak
memberikan dasar untuk menyatakan pendapat seperti dalam audit, karena dalam reviu
tidak mencakup suatu pemahaman atas pengendalian intern, penetapan resiko
pengendalian, pengujian catatan akuntansi dan pengujian atas respon terhadap
permintaan keterangan dengan cara pemerolehan bahan bukti yang menguatkan melalui
inspeksi, pengamatan atau konfirmasi dan prosedur tertentu lainnya yang biasa
dilakukan dalam suatu audit. Dalam hal sistem pengendalian intern, reviu hanya
5
mengumpulkan keterangan yang dapat menjadi bahan untuk penyusunan Statement of
Responsibility (Pernyataan Tanggung Jawab) oleh Menteri/Pimpinan Lembaga. Reviu
dapat mengarahkan perhatian aparat pengawasan intern kepada hal-hal penting yang
mempengaruhi laporan keuangan, namun tidak memberikan keyakinan bahwa aparat
pengawasan intern akan mengetahui semua hal penting yang akan terungkap melalui
suatu audit.
Dalam melakukan reviu atas laporan keuangan, aparat pengawasan intern harus
memahami secara garis besar sifat transaksi entitas, sistem dan prosedur akuntansi,
bentuk catatan akuntansi dan basis akuntansi yang digunakan untuk menyajikan laporan
keuangan.
6
BAB III
TAHAPAN REVIU
A. PERSIAPAN REVIU
Sebelum pelaksanaan reviu, aparat pengawasan intern perlu melakukan
persiapan-persiapan agar reviu dapat dilaksanakan secara efektif dan terpadu. Adapun
persiapan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan reviu adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan informasi keuangan
Aparat pengawasan intern perlu mengumpulkan informasi keuangan seperti laporan
bulanan, triwulanan, semester dan tahunan serta kebijakan akuntansi dan keuangan
yang telah ditetapkan. Informasi ini diperlukan untuk memperoleh informasi awal
tentang laporan keuangan entitas yang bersangkutan serta ketentuan-ketentuan yang
berlaku dalam akuntansi dan pelaporan keuangan.
2. Persiapan penugasan
Penugasan reviu perlu persiapan yang memadai antara lain penyusunan tim reviu.
Tim reviu secara kolektif harus mempunyai kemampuan teknis yang memadai di
bidang akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah. Jadwal dan jangka waktu
pelaksanaan reviu disesuaikan dengan kebutuhan dan batas waktu penyelesaian dan
penyampaian laporan keuangan di masing-masing kementerian negara/lembaga.
3. Penyiapan program kerja reviu
Tim yang ditugasi untuk melakukan reviu perlu menyusun program kerja reviu yang
berisi langkah-langkah dan teknik reviu yang akan dilakukan selama proses reviu.
B. PELAKSANAAN REVIU
Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dilaksanakan dengan teknik reviu
sebagai berikut:
1. Penelusuran angka-angka dalam laporan keuangan
Dalam melaksanakan reviu, aparat pengawasan intern perlu menelusuri angka-angka
yang disajikan dalam laporan keuangan ke buku atau catatan-catatan yang
digunakan untuk meyakini bahwa angka-angka tersebut benar. Penelusuran ini dapat
dilakukan dengan:
a. Membandingkan angka pos laporan keuangan terhadap saldo buku besar,
7
b. Membandingkan saldo buku besar terhadap buku pembantu,
c. Membandingkan angka-angka pos laporan keuangan terhadap laporan
pendukung, misalnya Aset Tetap terhadap Laporan Mutasi Aset Tetap dan
Laporan Posisi Aset Tetap.
2. Permintaan keterangan
Permintaan keterangan yang dilakukan dalam reviu atas laporan keuangan
tergantung pada pertimbangan aparat pengawasan intern. Dalam menentukan
permintaan keterangan, aparat pengawasan intern dapat mempertimbangkan:
a. Sifat dan materialitas suatu pos
b. Kemungkinan salah saji;
c. Pengetahuan yang diperoleh selama persiapan reviu;
d. Pernyataan tentang kualifikasi para personel bagian akuntansi entitas tersebut;
e. Seberapa jauh pos tertentu dipengaruhi oleh pertimbangan manajemen;
f. Ketidakcukupan data keuangan entitas yang mendasari;
g. Ketidaklengkapan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
8
- Apakah laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan
- Apakah terdapat perubahan kebijakan akuntansi pada entitas pelaporan
tersebut.
- Apakah ada masalah yang timbul dalam implementasi Standar Akuntansi
Pemerintahan dan pelaksanaan sistem akuntansi.
- Apakah terdapat peristiwa setelah tanggal neraca yang berpengaruh secara
material terhadap laporan keuangan.
3. Prosedur analitik
Prosedur analitik dilakukan pada akhir reviu. Prosedur analitik dirancang untuk
mengidentifikasi adanya hubungan antar pos dan hal-hal yang kelihatannya tidak
biasa. Prosedur analitik dapat dilakukan dengan:
a. Mempelajari laporan keuangan untuk menentukan apakah laporan keuangan
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
b. Membandingkan laporan keuangan dalam beberapa periode yang setara.
c. Membandingkan realisasi terhadap anggaran).
d. Mempelajari hubungan antara unsur-unsur dalam laporan keuangan yang
diharapkan akan sesuai dengan pola yang dapat diperkirakan atas dasar
pengalaman entitas tersebut.
Dalam menerapkan prosedur ini, aparat pengawasan intern harus
mempertimbangkan jenis masalah yang membutuhkan penyesuaian, seperti adanya
peristiwa luar biasa dan perubahan kebijakan akuntansi. Jumlah-jumlah yang
disebabkan karena adanya peristiwa luar biasa atau perubahan kebijakan tersebut
harus dieliminasi dari laporan keuangan sebelum dilakukan proses reviu.
9
C. PELAPORAN
Dalam pelaksanaan reviu, aparat pengawasan intern membuat kertas kerja yang
seharusnya memuat hal-hal berikut ini:
1. Kertas kerja penelusuran angka-angka pos laporan keuangan
2. Daftar pertanyaan reviu dan kertas kerja permintaan keterangan.
3. Kertas kerja prosedur analitik.
4. Masalah yang tercakup dalam permintaan keterangan dan prosedur analitik.
5. Masalah yang dianggap tidak biasa oleh aparat pengawasan intern selama
melaksanakan reviu, termasuk penyelesaiannya.
Kertas kerja ini menjadi dasar untuk pembuatan laporan hasil reviu dan
Pernyataan Telah Direviu oleh aparat pengawasan intern. Laporan hasil reviu memuat
masalah yang terjadi dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan, rekomendasi
untuk pelaksanaan koreksi, dan koreksi yang telah dilakukan oleh entitas yang direviu.
Hasil pelaksanaan reviu dituangkan dalam Pernyataan Telah Direviu, yang menyatakan
bahwa:
1. Reviu dilaksanakan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan peraturan
terkait.
2. Semua informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah penyajian
manajemen entitas pelaporan tersebut.
3. Reviu terutama mencakup penelusuran angka-angka dalam laporan keuangan,
permintaan keterangan kepada para pejabat/petugas yang terkait dan prosedur
analitik yang diterapkan terhadap data keuangan.
4. Lingkup reviu jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang tujuannya
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Dengan
demikian, reviu tidak bertujuan untuk menyatakan pendapat seperti dalam audit.
5. Aparat pengawasan intern tidak menemukan adanya suatu modifikasi material yang
harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan.
6. Tanggal penyelesaian permintaan keterangan dan prosedur analitik yang dilakukan
oleh akuntansi harus digunakan sebagai tanggal laporannya.
Laporan hasil reviu dan Pernyataan Telah Direviu disampaikan kepada
Menteri/Pimpinan Lembaga terkait dalam rangka penandatanganan Pernyataan
Tanggung Jawab (Statement of Responsibility). Laporan Keuangan yang direviu oleh
10
aparat pengawasan intern harus disertai dengan Pernyataan Telah Direviu. Setiap
halaman laporan keuangan yang telah direviu oleh aparat pengawasan intern harus
memuat pengacuan berupa kalimat Lihat Pernyataan Telah Direviu Aparat Pengawasan
Intern.
Prosedur lain yang dilaksanakan sebelum atau selama reviu tidak boleh
diungkapkan dalam laporan audit. Apabila aparat pengawasan intern tidak dapat
melaksanakan penelusuran angka-angka pos dalam laporan keuangan, pengajuan
pertanyaan dan prosedur analitik yang dipandang perlu untuk memperoleh keyakinan
terbatas yang seharusnya ada dalam suatu reviu, maka reviu dianggap tidak lengkap.
Suatu reviu yang tidak lengkap bukanlah dasar yang memadai untuk menerbitkan
laporan reviu dan/atau Pernyataan Telah Direviu.
D. TINDAK LANJUT
Apabila aparat pengawasan intern yang melakukan reviu menemukan bahwa
terdapat kekurangan, kesalahan dan penyimpangan dari Standar Akuntansi Pemerintah
dan peraturan lainnya, aparat pengawasan intern memberitahukan hal tersebut kepada
entitas yang direviu. Entitas wajib menindaklanjuti hasil reviu dengan segera melakukan
koreksi terhadap laporan keuangan dan menyampaikan hasil koreksi kepada aparat
pengawasan intern. Dalam hal Entitas tidak melakukan koreksi seperti yang diminta
oleh aparat pengawasan intern, baik karena koreksi tidak dapat dilakukan dalam periode
terkait atau kelalaian, maka aparat pengawasan intern dapat menerbitkan Pernyataan
Telah Direviu dengan paragraf penjelas yang mengungkapkan mengenai penyimpangan
dari Standar Akuntansi Pemerintah dan peraturan terkait lainnya. Dengan demikian,
laporan keuangan yang disampaikan ke Menteri Keuangan adalah laporan keuangan
yang telah dikoreksi berdasarkan hasil reviu.
11
LAMPIRAN
1. Umum
a. Apakah terdapat suatu sistem pengendalian intern yang memadai untuk menyusun
laporan keuangan entitas?
b. Bagaimana prosedur pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran transaksi?
c. Apakah akun buku besar cocok dengan buku pembantu?
d. Apakah prinsip akuntansi telah diterapkan secara konsisten?
2. Kas
a. Apakah saldo kas di bank menurut rekening koran telah direkonsiliasi dengan saldo
menurut buku?
b. Apakah pos yang lama dan tidak normal terungkap dalam rekonsiliasi bank telah
direviu dan bilamana perlu dibuatkan penyesuaian?
c. Apakah pisah batas yang semestinya untuk transaksi telah dilakukan?
d. Apakah terdapat pembatasan tertentu terhadap saldo kas?
e. Apakah dana kas telah dihitung dan dicocokkan dengan akun kas dalam buku besar?
3. Piutang
a. Apakah piutang telah secara tepat diklasifikasikan dalam jangka pendek dan jangka
panjang
b. Jika ada, apakah bunga/denda telah diungkapkan dengan semestinya?
4. Persediaan
a. Apakah persediaan telah dihitung secara fisik? Jika tidak, bagaimana kuantitas
persediaan ditentukan?
b. Apakah akun persediaan dalam buku besar telah disesuaikan agar cocok dengan
persediaan fisik?
c. Jika penghitungan persediaan dilakukan pada tanggal selain tanggal neraca, prosedur
apa yang diterapkan untuk mencatat perubahan persediaan yang terjadi antara
barang antara tanggal dilakukannya perhitungan fisik persediaan dengan tanggal
neraca?
12
d. Apa dasar yang digunakan dalam penilaian persediaan
e. Apa harga pokok persediaan meliputi unsur-unsur biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead?
5. Investasi
a. Apakah penerimaan dari penjualan investasi telah dicatat?
b. Apakah investasi telah dicatat sebagai aset di neraca?
c. Apakah pendapatan dari investasi telah dicatat?
d. Apakah telah dilakukan pertimbangan yang tepat untuk mengklasifikasikan investasi
non permanen dan investasi permanen, dan perbedaan antara harga perolehan dan
harga pasar investasi sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.?
e. Apakah ketentuan akuntansi metode kepemilikan (equity accounting) telah
dipertimbangkan?
6. Aset Tetap
a. Apakah penerimaan dari penjualan Aset Tetap telah dicatat?
b. Apa kriteria kapitalisasi Aset Tetap? Apakah kriteria itu tetap diterapkan selama
tahun buku berjalan?
c. Apakah akun belanja perbaikan dan pemeliharaan hanya mencakup pos yang
merupakan biaya?
d. Apakah Aset Tetap dinyatakan dengan harga perolehan?
e. Metode dan tarif depresiasi apakah yang digunakan? Apakah hal tersebut tepat dan
dilakukan secara konsisten?
f. Apakah ada penambahan, penghentian pemakaian, pelepasan, penjualan atau
penjualan Aset Tetap?
g. Apakah entitas tersebut mempunyai perjanjian sewa guna usaha (lease)? Apakah hal
tersebut telah dicatat secara tepat?
h. Apakah ada aset yang mengalami penurunan nilai (impairment)?
i. Apakah ada aset yang benar-benar sudah tidak digunakan dalam kegiatan
operasional pemerintah?
7. Aset Lain-Lain
a. Apa saja yang dimasukkan sebagai Aset Lain-Lain?
13
b. Apakah Aset Lain-Lain telah secara tepat diklasifikasikan?
9. Ekuitas Dana
a. Apa Ekuitas Dana telah sesuai dengan akun yang menjadi pasangannya?
11. Lain-lain
a. Apakah ada peristiwa setelah akhir tahun buku yang mempunyai pengaruh yang
cukup signifikan terhadap laporan keuangan?
b. Apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan dan mencerminkan kebijakan/peraturan terkait lainnya?
c. Apa Catatan atas Laporan Keuangan telah memberikan pengungkapan yang
memadai atas akun-akun dalam laporan keuangan?
14
KERTAS KERJA REVIU
15
Status Kolom ini diisi dengan status kesesuaian antara - -
pengukuran, pengklasifikasian dan pelaporan
menurut Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan dan peraturan perundangan lain
yang berlaku. Status kesesuaian dapat diisi
dengan:
S = Sesuai
SP = Sesuai tetapi diperlukan penyempurnaan
lebih lanjut
TS = Tidak sesuai
Penjelasan Kolom ini diisi dengan penjelasan singkat yang - -
diperlukan terkait dengan status kesesuaian.
16
Lampiran Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
No. PER- /PB/2006 Tanggal
Tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga
B. BELANJA NEGARA
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
Pembayaran Bunga Utang
Subsidi
Hibah
Bantuan Sosial
Belanja Lain-lain
17
Lampiran Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
No. PER /PB/2006 Tanggal
Tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga
A. ASET
A1. ASET LANCAR
KAS DAN BANK
Kas di Bendahara Pengeluaran
UANG MUKA DARI REKENING BUN
PIUTANG
Kas di Bendahara Penerimaan
Piutang Bukan Pajak
Piutang Lainnya
PERSEDIAAN
Persediaan
18
Lampiran Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
No. PER /PB/2006 Tanggal
Tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga
B. KEWAJIBAN
B1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Uang Muka dari BUN
Uang Muka dari KPKN
Pendapatan yang Ditangguhkan
C. EKUITAS DANA
C1. EKUITAS DANA LANCAR
Cadangan Piutang
Cadangan Persediaan
19
Contoh: Lampiran Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
No. PER- /PB/2006 Tanggal
Tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga
B. BELANJA NEGARA
Belanja Pegawai Kas dibayar Kas dibayar S Belanja Belanja S Bulanan Bulanan S
Belanja Barang Kas dibayar Kas dibayar S Belanja Belanja S Bulanan Bulanan S
Belanja Modal Kas dibayar Kas dibayar S Belanja Belanja S Bulanan Bulanan S
Pembayaran Bunga Utang Kas dibayar Kas dibayar S Belanja Belanja S Bulanan Bulanan S
Subsidi Kas dibayar Kas dibayar S Belanja Belanja S Bulanan Bulanan S
Hibah Kas dibayar Kas dibayar S Belanja Belanja S Bulanan Bulanan S
Bantuan Sosial Kas dibayar Kas dibayar S Belanja Belanja S Bulanan Bulanan S
Belanja Lain-lain Kas dibayar Kas dibayar S Belanja Belanja S Bulanan Bulanan S
20
Contoh: Lampiran Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
No. PER /PB/2006 Tanggal
Tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga
A. ASET
A1. ASET LANCAR
KAS DAN BANK
Kas di Bendahara Pengeluaran Nilai Nominal Nilai Nominal S Aset Lancar Aset Lancar S Bulanan Bulanan S
PIUTANG
Kas di Bendahara Penerimaan Nilai Nominal Nilai Nominal S Aset Lancar Aset Lancar S Tahunan Tahunan S
Piutang Bukan Pajak Nilai Bersih yang dapat Nilai Bersih yang dapat S Aset Lancar Aset Lancar S Tahunan Tahunan S
direalisasikan direalisasikan
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Nilai yang dapat Nilai yang dapat S Aset Lancar Aset Lancar S Tahunan Tahunan S
direalisasikan direalisasikan
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi Nilai Bersih yang dapat Nilai Bersih yang dapat S Aset Lancar Aset Lancar S Tahunan Tahunan S
direalisasikan direalisasikan
Piutang Lainnya Nilai Bersih yang dapat Nilai Bersih yang dapat S Aset Lancar Aset Lancar S Tahunan Tahunan S
direalisasikan direalisasikan
PERSEDIAAN
Persediaan Biaya Perolehan terakhir Biaya Perolehan terakhir S Aset Lancar Aset Lancar S Semesteran Semesteran S
21
Lampiran Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
No. PER /PB/2006
Tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga
B. KEWAJIBAN
B1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Uang Muka dari BUN Nilai Nominal Nilai Nominal S Kewajiban Kewajiban S Bulanan Bulanan S
Uang Muka dari KPKN Nilai Nominal Nilai Nominal S Kewajiban Kewajiban S Bulanan Bulanan S
Pendapatan yang Ditangguhkan Nilai Nominal Nilai Nominal S Kewajiban Kewajiban S Tahunan Tahunan S
C. EKUITAS DANA
C1. EKUITAS DANA LANCAR
Cadangan Piutang Nilai Bersih yang dapat Nilai Bersih yang dapat S Ekuitas Dana Ekuitas Dana S Tahunan Tahunan S
direalisasikan direalisasikan
Cadangan Persediaan Biaya Perolehan terakhir Biaya Perolehan terakhir S Ekuitas Dana Ekuitas Dana S Semesteran Semesteran S
22
KERTAS KERJA REVIU
Masalah yang dianggap tidak biasa oleh aparat pengawasan intern selama melaksanakan
reviu, termasuk penyelesaiannya.
23
PERNYATAAN TELAH DIREVIU
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA ...............................
TAHUN ANGGARAN ..................................
Jakarta, 20X2
Jabatan penandatangan pernyataan reviu
24
PERNYATAAN TELAH DIREVIU (dengan paragraf penjelas)
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA ...............................
TAHUN ANGGARAN ..................................
Jakarta, 20X2
Jabatan penandatangan pernyataan reviu
25
Ketua Tim Reviu
NIP
UAKPB UAKPA
KPPN
Data UAPPA-W
UAPPA-W KANWIL
UAPPB - W
Ditjen
REVIU PBN
API
LRA DAN
NERACA REVIU
UAPPB-E1 UAPPA-E1
NERACA,
LRA, LAK
LRA dan
NERACA
DITJEN PBN
UAPB UAPA (Dit. IA)
APPL CENTER
DB CENTER REVIU
DITJEN PBN
(Dit PBMKN)
Lap BMN
Keterangan :
26
FLOWCHART PELAKSANAAN REVIU
UAKPA/UAPPA-
NO. URAIAN APARAT
W/UAPPA-E1/UAPA
PENGAWASAN INTERN
1. Pelaksanaan reviu dilakukan selama
pelaksaan anggaran dan penyusunan laporan Data
keuangan. UAKPA/UAPPA-W/UAPPA- Laporan
Keuangan
E1/UAPA menyerahkan data laporan
keuangan (yang berasal dari data setelah
Data
rekonsiliasi) ke aparat pengawasan intern Laporan
untuk direviu. Keuangan
27