Вы находитесь на странице: 1из 32

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


NOMOR PER- 44 /PB/2006

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN


KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

Menimbang : a. bahwa sesuai dengan amanat Pasal 33 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor
08/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Pasal 32
ayat (4) sampai dengan (6) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Aparat
Pengawasan Intern Kementerian Negara/Lembaga melakukan reviu atas laporan
Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan;

b. bahwa sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang


Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, disebutkan bahwa
ketentuan lebih lanjut yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan sistem akuntansi
dan pertanggungjawaban keuangan Kementerian Negara/Lembaga diatur dengan
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu


menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Pedoman
Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;

Mengingat : 1. Undang-Undang No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang No 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang No 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan


Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi


Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan


Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi
dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

7. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-24/PB/2006 tentang


Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG


PEDOMAN PELAKSANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN
NEGARA/LEMBAGA.

Pasal 1

(1) Reviu adalah prosedur penelusuran angka-angka dalam laporan keuangan,


permintaan keterangan, dan analitik yang harus menjadi dasar memadai bagi Aparat
Pengawasan Intern untuk memberi keyakinan terbatas bahwa tidak ada modifikasi
material yang harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

(2) Tujuan reviu adalah untuk memberikan keyakinan akurasi, keandalan, dan
keabsahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan sebelum disampaikan
oleh Menteri/Pimpinan Lembaga kepada presiden melalui Menteri Keuangan.

(3) Ruang lingkup reviu adalah sebatas penelaahan laporan keuangan dan catatan
akuntansi.

(4) Sasaran reviu adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan entitas
pelaporan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan.

(5) Reviu tidak memberikan dasar bagi Aparat Pengawasan Intern untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan seperti dalam pelaksanaan audit.

Pasal 2

(1) Aparat Pengawasan Intern Kementerian Negara/Lembaga wajib melakukan reviu


atas laporan keuangan.

(2) Apabila Kementerian Negara/Lembaga belum memiliki Aparat Pengawasan Intern,


Sekretaris Jenderal/pejabat yang setingkat pada Kementerian Negara/Lembaga
menunjuk beberapa orang pejabat di luar Biro/Bidang Keuangan untuk melakukan
reviu atas laporan keuangan.

(3) Reviu atas laporan keuangan dilakukan secara paralel dengan pelaksanaan anggaran
dan penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
Pasal 3

(1) Pelaksanaan reviu dilakukan dengan cara sebagaimana ditetapkan dalam lampiran
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini.

(2) Hasil reviu dituangkan dalam Pernyataan Telah Direviu.

(3) Pernyataan Telah Direviu ditandatangani oleh Aparat Pengawasan Intern


Kementerian Negara/Lembaga.

Pasal 4

(1) Pernyataan Telah Direviu merupakan salah satu dokumen pendukung untuk
penyusunan Statement of Responsibility (Pernyataan Tanggung Jawab) oleh
Menteri/Pimpinan Lembaga.

(2) Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang disampaikan kepada


Menteri Keuangan disertai dengan Pernyataan Tanggung Jawab yang ditandatangani
oleh Menteri/Pimpinan Lembaga dan Pernyataan Telah direviu yang ditandatangani
oleh Aparat Pengawasan Intern Kementerian Negara/Lembaga.

Pasal 5

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku terhitung mulai tanggal 1
Januari 2006, dan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam peraturan
ini akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur


Jenderal Perbendaharaan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Agustus 2006
LAMPIRAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN


NOMOR PER- 44 /PB/2006

TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN
2006
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1

A. UMUM 1

B. LANDASAN PEMIKIRAN 2

C. DEFINISI 2

BAB II PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN SASARAN REVIU 5

A. PENGERTIAN REVIU 5

B. RUANG LINGKUP DAN SASARAN REVIU 6

C. JADWAL PELAKSANAAN REVIU 6

BAB III TAHAPAN REVIU 7

A. PERSIAPAN REVIU 7

B. PELAKSANAAN REVIU 7

C. PELAPORAN 10

D. TINDAK LANJUT 11

DAFTAR PERTANYAAN REVIU 12

KERTAS KERJA REVIU 15

PERNYATAAN TELAH DIREVIU 24

PERNYATAAN TELAH DIREVIU (dengan paragraf penjelas) 25

FLOWCHART PELAKSANAAN REVIU 26


BAB I

PENDAHULUAN

A. UMUM
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara Pasal 9
menyatakan bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai pengguna anggaran/pengguna
barang Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya mempunyai tugas antara lain
menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang
dipimpinnya.
Hal ini ditegaskan lagi dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara Pasal 55 ayat (2), yang menyatakan bahwa dalam menyusun
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan
menyampaikan laporan keuangan yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
dan Catatan atas Laporan Keuangan dilampiri laporan keuangan Badan Layanan Umum
pada kementerian negara/Lembaga masing-masing.
Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan mengatur bahwa pemerintah menyusun sistem akuntansi pemerintahan
yang mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan. Untuk itu, aparat pengawasan
intern perlu melakukan reviu terhadap laporan keuangan kementerian negara/lembaga
terkait untuk memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan tersebut telah disusun
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah. Kewajiban reviu juga telah dinyatakan
dalam Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah.
Keputusan Presiden No. 72 tahun 2004 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara menyataan adanya kewajiban penyelenggaraan
pertanggungjawaban penggunaan dana bagian anggaran berupa Laporan Realisasi
Anggaran dan Neraca kementerian negara/lembaga kepada Presiden melalui Menteri
Keuangan. Keputusan presiden tersebut dijabarkan lebih lanjut dengan PMK
59/PMK.06/2005 pasal 32 ayat (4) dan Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. 24 tahun
2006, yang mengatur bahwa aparat pengawasan intern bertugas untuk melakukan reviu
atas laporan keuangan.

1
Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban keuangan sebagaimana
ditetapkan dalam Undang-Undang Keuangan Negara dan peraturan perundangan
sebagaimana disebut di atas, maka perlu dibuat suatu mekanisme dan peraturan yang
mengatur tentang reviu atas laporan keuangan kementerian negara/lembaga.

B. LANDASAN PEMIKIRAN
Menteri/Pimpinan Lembaga bertanggung jawab secara formil dan materiil
terhadap pelaksanaan APBN di kementerian/lembaga masing-masing. Mengingat
luasnya rentang kendali yang berada dalam kewenangan seorang Menteri/Pimpinan
Lembaga serta keterbatasan kemampuan teknis tentang laporan keuangan, maka perlu
adanya reviu oleh aparat yang independen di lingkungan kementerian/lembaga yang
bersangkutan. Reviu dimaksud digunakan untuk membantu Menteri/Pimpinan Lembaga
meyakini bahwa laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai SAP.

C. DEFINISI
1. Aparat Pengawasan Intern Unit organisasi/pejabat yang ditunjuk pada
kementerian negara/lembaga yang bertugas
untuk melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan anggaran dan melakukan reviu
atas laporan keuangan pada kementerian
negara/lembaga tersebut.

2. Catatan atas Laporan Keuangan Laporan yang menyajikan informasi tentang


penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas
nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan
Realisasi Anggaran dan Neraca dalam rangka
pengungkapan yang memadai.

3. Entitas Akuntansi Unit Pemerintahan pengguna


anggaran/pengguna barang dan oleh
karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi
dan menyusun laporan keuangan untuk
digabungkan pada entitas pelaporan.

2
4. Entitas Pelaporan Unit Pemerintahan yang terdiri dari satu atau
lebih entitas akuntansi yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan
wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban berupa laporan
keuangan.

5. Laporan Keuangan Bentuk pertanggungjawaban kementerian


negara/lembaga atas pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara berupa
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan
Catatan atas Laporan Keuangan.

6. Laporan Realisasi Anggaran Laporan yang menyajikan informasi anggaran


dan realisasi pendapatan dan belanja
kementerian negara/lembaga dalam suatu
periode tertentu.

7. Kebijakan Akuntansi Prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-


konvensi, aturan-aturan dan praktik-praktik
spesifik yang dipilih oleh suatu entitas
pelaporan dalam penyusunan dan penyajian
laporan keuangan.

8. Materialitas Suatu kondisi jika tidak tersajikannya atau


salah saji suatu informasi akan mempengaruhi
keputusan atau penilaian pengguna yang
dibuat atas dasar laporan keuangan.
Materialitas tergantung pada hakikat atau
besarnya pos atau kesalahan yang
dipertimbangkan dari keadaan khusus di mana
kekurangan atau salah saji terjadi.

3
9. Neraca Laporan yang menyajikan informasi posisi
keuangan pemerintah yaitu aset, utang dan
ekuitas dana pada tanggal tertentu.

10. Pengguna anggaran Pejabat pemegang kewenangan penggunaan


anggaran Kementerian
Negara/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
Daerah.

11. Rekonsiliasi Proses pencocokan data transaksi keuangan


yang diproses dengan beberapa
sistem/subsistem yang berbeda berdasarkan
dokumen sumber yang sama.

12. Satuan Kerja Kuasa pengguna anggaran/pengguna barang


yang merupakan bagian dari suatu unit
organisasi pada kementerian negara/lembaga
yang melaksanakan satu atau beberapa
kegiatan dari suatu program.

13. Sistem Pengendalian Intern Suatu proses yang dipengaruhi oleh


manajemen yang diciptakan untuk
memberikan keyakinan yang memadai dalam
pencapaian efektivitas, efisiensi, ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku, dan keandalan penyajian laporan
keuangan pemerintah.

14. Standar Akuntansi Pemerintahan Prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan


dalam menyusun dan menyajikan laporan
keuangan pemerintah.

15. Reviu Prosedur penelusuran angka-angka dalam

4
laporan keuangan, permintaan keterangan dan
analitik yang harus menjadi dasar memadai
bagi aparat pengawasan intern untuk memberi
keyakinan terbatas bahwa tidak ada
modifikasi material yang harus dilakukan atas
laporan keuangan agar laporan keuangan
tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan.

16. Tanggal Pelaporan Tanggal hari terakhir dari suatu periode


pelaporan

BAB II

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN SASARAN REVIU

A. PENGERTIAN REVIU
Tujuan reviu berbeda dengan tujuan audit atas laporan keuangan. Tujuan audit
adalah untuk memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan suatu pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan. Tujuan reviu adalah untuk memberikan
keyakinan akurasi, keandalan, keabsahan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan sebelum disampaikan oleh menteri/pimpinan lembaga kepada Presiden
melalui Menteri Keuangan. Reviu oleh aparat pengawasan intern pada kementerian
negara/lembaga tidak membatasi tugas pemeriksaan/pengawasan oleh lembaga
pemeriksa/pengawas lainnya sesuai dengan tugas kewenangannya. Reviu tidak
memberikan dasar untuk menyatakan pendapat seperti dalam audit, karena dalam reviu
tidak mencakup suatu pemahaman atas pengendalian intern, penetapan resiko
pengendalian, pengujian catatan akuntansi dan pengujian atas respon terhadap
permintaan keterangan dengan cara pemerolehan bahan bukti yang menguatkan melalui
inspeksi, pengamatan atau konfirmasi dan prosedur tertentu lainnya yang biasa
dilakukan dalam suatu audit. Dalam hal sistem pengendalian intern, reviu hanya

5
mengumpulkan keterangan yang dapat menjadi bahan untuk penyusunan Statement of
Responsibility (Pernyataan Tanggung Jawab) oleh Menteri/Pimpinan Lembaga. Reviu
dapat mengarahkan perhatian aparat pengawasan intern kepada hal-hal penting yang
mempengaruhi laporan keuangan, namun tidak memberikan keyakinan bahwa aparat
pengawasan intern akan mengetahui semua hal penting yang akan terungkap melalui
suatu audit.
Dalam melakukan reviu atas laporan keuangan, aparat pengawasan intern harus
memahami secara garis besar sifat transaksi entitas, sistem dan prosedur akuntansi,
bentuk catatan akuntansi dan basis akuntansi yang digunakan untuk menyajikan laporan
keuangan.

B. RUANG LINGKUP DAN SASARAN REVIU


Ruang lingkup reviu adalah sebatas penelaahan laporan keuangan dan catatan
akuntansi. Hal ini diperlukan dalam rangka menguji kesesuaian antara angka-angka
yang disajikan dalam laporan keuangan terhadap catatan, buku, laporan yang digunakan
dalam sistem akuntansi di lingkungan kementerian negara/lembaga yang bersangkutan.
Sasaran reviu adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan entitas
pelaporan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah.

C. JADWAL PELAKSANAAN REVIU


Pelaksanaan reviu dilakukan secara paralel dengan pelaksanaan anggaran dan
penyusunan laporan keuangan kementerian negara/lembaga. Aparat pengawasan intern
membuat Pernyataan Telah Direviu atas laporan keuangan kementerian negara/lembaga
dan dilampirkan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan yang
disampaikan ke Menteri Keuangan. Pernyataan Telah Direviu diterbitkan setidak-
tidaknya sekali dalam setahun terhadap laporan keuangan tahunan kementerian
negara/lembaga.

6
BAB III

TAHAPAN REVIU

A. PERSIAPAN REVIU
Sebelum pelaksanaan reviu, aparat pengawasan intern perlu melakukan
persiapan-persiapan agar reviu dapat dilaksanakan secara efektif dan terpadu. Adapun
persiapan yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan reviu adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan informasi keuangan
Aparat pengawasan intern perlu mengumpulkan informasi keuangan seperti laporan
bulanan, triwulanan, semester dan tahunan serta kebijakan akuntansi dan keuangan
yang telah ditetapkan. Informasi ini diperlukan untuk memperoleh informasi awal
tentang laporan keuangan entitas yang bersangkutan serta ketentuan-ketentuan yang
berlaku dalam akuntansi dan pelaporan keuangan.
2. Persiapan penugasan
Penugasan reviu perlu persiapan yang memadai antara lain penyusunan tim reviu.
Tim reviu secara kolektif harus mempunyai kemampuan teknis yang memadai di
bidang akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah. Jadwal dan jangka waktu
pelaksanaan reviu disesuaikan dengan kebutuhan dan batas waktu penyelesaian dan
penyampaian laporan keuangan di masing-masing kementerian negara/lembaga.
3. Penyiapan program kerja reviu
Tim yang ditugasi untuk melakukan reviu perlu menyusun program kerja reviu yang
berisi langkah-langkah dan teknik reviu yang akan dilakukan selama proses reviu.

B. PELAKSANAAN REVIU
Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dilaksanakan dengan teknik reviu
sebagai berikut:
1. Penelusuran angka-angka dalam laporan keuangan
Dalam melaksanakan reviu, aparat pengawasan intern perlu menelusuri angka-angka
yang disajikan dalam laporan keuangan ke buku atau catatan-catatan yang
digunakan untuk meyakini bahwa angka-angka tersebut benar. Penelusuran ini dapat
dilakukan dengan:
a. Membandingkan angka pos laporan keuangan terhadap saldo buku besar,

7
b. Membandingkan saldo buku besar terhadap buku pembantu,
c. Membandingkan angka-angka pos laporan keuangan terhadap laporan
pendukung, misalnya Aset Tetap terhadap Laporan Mutasi Aset Tetap dan
Laporan Posisi Aset Tetap.

2. Permintaan keterangan
Permintaan keterangan yang dilakukan dalam reviu atas laporan keuangan
tergantung pada pertimbangan aparat pengawasan intern. Dalam menentukan
permintaan keterangan, aparat pengawasan intern dapat mempertimbangkan:
a. Sifat dan materialitas suatu pos
b. Kemungkinan salah saji;
c. Pengetahuan yang diperoleh selama persiapan reviu;
d. Pernyataan tentang kualifikasi para personel bagian akuntansi entitas tersebut;
e. Seberapa jauh pos tertentu dipengaruhi oleh pertimbangan manajemen;
f. Ketidakcukupan data keuangan entitas yang mendasari;
g. Ketidaklengkapan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

Permintaan keterangan dapat meliputi:


a. Kesesuaian antara sistem akuntansi dan pelaporan keuangan yang diterapkan
oleh entitas tersebut dengan peraturan yang berlaku.
b. Kebijakan dan metode akuntansi yang diterapkan oleh entitas yang
bersangkutan.
c. Prosedur pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran transaksi serta
penghimpunan informasi untuk diungkapkan dalam laporan keuangan
d. Keputusan yang diambil oleh pimpinan entitas pelaporan/pejabat keuangan yang
mungkin dapat mempengaruhi laporan keuangan
e. Memperoleh informasi dari audit atau reviu atas laporan keuangan periode
sebelumnya.
f. Personel yang bertanggung jawab terhadap akuntansi dan pelaporan keuangan,
mengenai:
- Apakah pelaksanaan anggaran telah dilaksanakan sesuai dengan sistem
pengendalian intern yang memadai.

8
- Apakah laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan
- Apakah terdapat perubahan kebijakan akuntansi pada entitas pelaporan
tersebut.
- Apakah ada masalah yang timbul dalam implementasi Standar Akuntansi
Pemerintahan dan pelaksanaan sistem akuntansi.
- Apakah terdapat peristiwa setelah tanggal neraca yang berpengaruh secara
material terhadap laporan keuangan.

Daftar pertanyaan pada lampiran 1 merupakan ilustrasi pertanyaan-pertanyaan yang


dapat diajukan dalam rangka memperoleh keterangan dari personel yang kompeten
dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas. Namun demikian perlu
diingat bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak harus diterapkan untuk setiap
reviu dan juga tidak dimaksudkan untuk mencakup seluruh aspek yang direviu.

3. Prosedur analitik
Prosedur analitik dilakukan pada akhir reviu. Prosedur analitik dirancang untuk
mengidentifikasi adanya hubungan antar pos dan hal-hal yang kelihatannya tidak
biasa. Prosedur analitik dapat dilakukan dengan:
a. Mempelajari laporan keuangan untuk menentukan apakah laporan keuangan
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
b. Membandingkan laporan keuangan dalam beberapa periode yang setara.
c. Membandingkan realisasi terhadap anggaran).
d. Mempelajari hubungan antara unsur-unsur dalam laporan keuangan yang
diharapkan akan sesuai dengan pola yang dapat diperkirakan atas dasar
pengalaman entitas tersebut.
Dalam menerapkan prosedur ini, aparat pengawasan intern harus
mempertimbangkan jenis masalah yang membutuhkan penyesuaian, seperti adanya
peristiwa luar biasa dan perubahan kebijakan akuntansi. Jumlah-jumlah yang
disebabkan karena adanya peristiwa luar biasa atau perubahan kebijakan tersebut
harus dieliminasi dari laporan keuangan sebelum dilakukan proses reviu.

9
C. PELAPORAN
Dalam pelaksanaan reviu, aparat pengawasan intern membuat kertas kerja yang
seharusnya memuat hal-hal berikut ini:
1. Kertas kerja penelusuran angka-angka pos laporan keuangan
2. Daftar pertanyaan reviu dan kertas kerja permintaan keterangan.
3. Kertas kerja prosedur analitik.
4. Masalah yang tercakup dalam permintaan keterangan dan prosedur analitik.
5. Masalah yang dianggap tidak biasa oleh aparat pengawasan intern selama
melaksanakan reviu, termasuk penyelesaiannya.
Kertas kerja ini menjadi dasar untuk pembuatan laporan hasil reviu dan
Pernyataan Telah Direviu oleh aparat pengawasan intern. Laporan hasil reviu memuat
masalah yang terjadi dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan, rekomendasi
untuk pelaksanaan koreksi, dan koreksi yang telah dilakukan oleh entitas yang direviu.
Hasil pelaksanaan reviu dituangkan dalam Pernyataan Telah Direviu, yang menyatakan
bahwa:
1. Reviu dilaksanakan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan peraturan
terkait.
2. Semua informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah penyajian
manajemen entitas pelaporan tersebut.
3. Reviu terutama mencakup penelusuran angka-angka dalam laporan keuangan,
permintaan keterangan kepada para pejabat/petugas yang terkait dan prosedur
analitik yang diterapkan terhadap data keuangan.
4. Lingkup reviu jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang tujuannya
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan. Dengan
demikian, reviu tidak bertujuan untuk menyatakan pendapat seperti dalam audit.
5. Aparat pengawasan intern tidak menemukan adanya suatu modifikasi material yang
harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan.
6. Tanggal penyelesaian permintaan keterangan dan prosedur analitik yang dilakukan
oleh akuntansi harus digunakan sebagai tanggal laporannya.
Laporan hasil reviu dan Pernyataan Telah Direviu disampaikan kepada
Menteri/Pimpinan Lembaga terkait dalam rangka penandatanganan Pernyataan
Tanggung Jawab (Statement of Responsibility). Laporan Keuangan yang direviu oleh

10
aparat pengawasan intern harus disertai dengan Pernyataan Telah Direviu. Setiap
halaman laporan keuangan yang telah direviu oleh aparat pengawasan intern harus
memuat pengacuan berupa kalimat Lihat Pernyataan Telah Direviu Aparat Pengawasan
Intern.
Prosedur lain yang dilaksanakan sebelum atau selama reviu tidak boleh
diungkapkan dalam laporan audit. Apabila aparat pengawasan intern tidak dapat
melaksanakan penelusuran angka-angka pos dalam laporan keuangan, pengajuan
pertanyaan dan prosedur analitik yang dipandang perlu untuk memperoleh keyakinan
terbatas yang seharusnya ada dalam suatu reviu, maka reviu dianggap tidak lengkap.
Suatu reviu yang tidak lengkap bukanlah dasar yang memadai untuk menerbitkan
laporan reviu dan/atau Pernyataan Telah Direviu.

D. TINDAK LANJUT
Apabila aparat pengawasan intern yang melakukan reviu menemukan bahwa
terdapat kekurangan, kesalahan dan penyimpangan dari Standar Akuntansi Pemerintah
dan peraturan lainnya, aparat pengawasan intern memberitahukan hal tersebut kepada
entitas yang direviu. Entitas wajib menindaklanjuti hasil reviu dengan segera melakukan
koreksi terhadap laporan keuangan dan menyampaikan hasil koreksi kepada aparat
pengawasan intern. Dalam hal Entitas tidak melakukan koreksi seperti yang diminta
oleh aparat pengawasan intern, baik karena koreksi tidak dapat dilakukan dalam periode
terkait atau kelalaian, maka aparat pengawasan intern dapat menerbitkan Pernyataan
Telah Direviu dengan paragraf penjelas yang mengungkapkan mengenai penyimpangan
dari Standar Akuntansi Pemerintah dan peraturan terkait lainnya. Dengan demikian,
laporan keuangan yang disampaikan ke Menteri Keuangan adalah laporan keuangan
yang telah dikoreksi berdasarkan hasil reviu.

11
LAMPIRAN

DAFTAR PERTANYAAN REVIU

1. Umum
a. Apakah terdapat suatu sistem pengendalian intern yang memadai untuk menyusun
laporan keuangan entitas?
b. Bagaimana prosedur pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran transaksi?
c. Apakah akun buku besar cocok dengan buku pembantu?
d. Apakah prinsip akuntansi telah diterapkan secara konsisten?

2. Kas
a. Apakah saldo kas di bank menurut rekening koran telah direkonsiliasi dengan saldo
menurut buku?
b. Apakah pos yang lama dan tidak normal terungkap dalam rekonsiliasi bank telah
direviu dan bilamana perlu dibuatkan penyesuaian?
c. Apakah pisah batas yang semestinya untuk transaksi telah dilakukan?
d. Apakah terdapat pembatasan tertentu terhadap saldo kas?
e. Apakah dana kas telah dihitung dan dicocokkan dengan akun kas dalam buku besar?

3. Piutang
a. Apakah piutang telah secara tepat diklasifikasikan dalam jangka pendek dan jangka
panjang
b. Jika ada, apakah bunga/denda telah diungkapkan dengan semestinya?

4. Persediaan
a. Apakah persediaan telah dihitung secara fisik? Jika tidak, bagaimana kuantitas
persediaan ditentukan?
b. Apakah akun persediaan dalam buku besar telah disesuaikan agar cocok dengan
persediaan fisik?
c. Jika penghitungan persediaan dilakukan pada tanggal selain tanggal neraca, prosedur
apa yang diterapkan untuk mencatat perubahan persediaan yang terjadi antara
barang antara tanggal dilakukannya perhitungan fisik persediaan dengan tanggal
neraca?

12
d. Apa dasar yang digunakan dalam penilaian persediaan
e. Apa harga pokok persediaan meliputi unsur-unsur biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead?

5. Investasi
a. Apakah penerimaan dari penjualan investasi telah dicatat?
b. Apakah investasi telah dicatat sebagai aset di neraca?
c. Apakah pendapatan dari investasi telah dicatat?
d. Apakah telah dilakukan pertimbangan yang tepat untuk mengklasifikasikan investasi
non permanen dan investasi permanen, dan perbedaan antara harga perolehan dan
harga pasar investasi sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.?
e. Apakah ketentuan akuntansi metode kepemilikan (equity accounting) telah
dipertimbangkan?

6. Aset Tetap
a. Apakah penerimaan dari penjualan Aset Tetap telah dicatat?
b. Apa kriteria kapitalisasi Aset Tetap? Apakah kriteria itu tetap diterapkan selama
tahun buku berjalan?
c. Apakah akun belanja perbaikan dan pemeliharaan hanya mencakup pos yang
merupakan biaya?
d. Apakah Aset Tetap dinyatakan dengan harga perolehan?
e. Metode dan tarif depresiasi apakah yang digunakan? Apakah hal tersebut tepat dan
dilakukan secara konsisten?
f. Apakah ada penambahan, penghentian pemakaian, pelepasan, penjualan atau
penjualan Aset Tetap?
g. Apakah entitas tersebut mempunyai perjanjian sewa guna usaha (lease)? Apakah hal
tersebut telah dicatat secara tepat?
h. Apakah ada aset yang mengalami penurunan nilai (impairment)?
i. Apakah ada aset yang benar-benar sudah tidak digunakan dalam kegiatan
operasional pemerintah?

7. Aset Lain-Lain
a. Apa saja yang dimasukkan sebagai Aset Lain-Lain?

13
b. Apakah Aset Lain-Lain telah secara tepat diklasifikasikan?

8. Utang Jangka Pendek


a. Apakah semua utang yang nilainya material telah dicatat?
b. Apakah Utang Jangka Pendek telah diklasifikasikan secara tepat?
c. Bila ada, apakah utang bunga telah dicatat?

9. Ekuitas Dana
a. Apa Ekuitas Dana telah sesuai dengan akun yang menjadi pasangannya?

10. Pendapatan dan Belanja


a. Apakah pendapatan dan belanja telah dicatat sesuai dengan prosedur atau standar
yang berlaku?
b. Apakah pengembalian pendapatan dan belanja telah diklasifikasikan dengan tepat?

11. Lain-lain
a. Apakah ada peristiwa setelah akhir tahun buku yang mempunyai pengaruh yang
cukup signifikan terhadap laporan keuangan?
b. Apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan dan mencerminkan kebijakan/peraturan terkait lainnya?
c. Apa Catatan atas Laporan Keuangan telah memberikan pengungkapan yang
memadai atas akun-akun dalam laporan keuangan?

14
KERTAS KERJA REVIU

Petunjuk Pengisian Kertas Kerja Reviu


KOLOM PENGERTIAN LK/KL SAP DAN PERATURAN LAIN
Uraian Kolom ini diisi dengan akun laporan keuangan - -
yang akan direviu
Pengukuran Yang dimaksud dengan metode pengukuran Kolom ini diisi dengan metode Kolom ini diisi dengan metode
adalah metode bagaimana nilai suatu akun pengukuran dari akun-akun yang pengukuran dari akun-akun laporan
diperoleh, misalnya nilai perolehan/nilai wajar disajikan dalam laporan keuangan keuangan menurut SAP dan peraturan
untuk aset. kementerian lembaga. perundangan lain yang berlaku.
Pengklasifikasian Yang dimaksud dengan metode pengklasifikasian Kolom ini diisi dengan metode Kolom ini diisi dengan metode
adalah metode bagaimana nilai suatu akun pengklasifikasian dari akun-akun pengklasfikasian dari akun-akun
dikelompokkan berdasarkan kesamaan dalam yang disajikan dalam laporan laporan keuangan menurut SAP dan
sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi keuangan kementerian lembaga. peraturan perundangan lain yang
entitas, misalnya tanah masuk ke dalam berlaku.
klasifikasi aset tetap.
Pelaporan Yang dimaksud dengan metode pelaporan adalah Kolom ini diisi dengan metode Kolom ini diisi dengan metode
metode bagaimana suatu akun dilaporkan, pelaporan dari akun-akun yang pelaporan dari akun-akun laporan
misalnya aset tetap seharusnya dilaporkan setiap disajikan dalam laporan keuangan keuangan menurut SAP dan peraturan
triwulan dan masuk dalam Neraca. kementerian lembaga. perundangan lain yang berlaku.

15
Status Kolom ini diisi dengan status kesesuaian antara - -
pengukuran, pengklasifikasian dan pelaporan
menurut Laporan Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan dan peraturan perundangan lain
yang berlaku. Status kesesuaian dapat diisi
dengan:
S = Sesuai
SP = Sesuai tetapi diperlukan penyempurnaan
lebih lanjut
TS = Tidak sesuai
Penjelasan Kolom ini diisi dengan penjelasan singkat yang - -
diperlukan terkait dengan status kesesuaian.

Keterangan: LK/KL = Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga


SAP = Standar Akuntansi Pemerintahan

16
Lampiran Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
No. PER- /PB/2006 Tanggal
Tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga

KERTAS KERJA REVIU


LAPORAN REALISASI ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20XX

PENGUKURAN PENGKLASIFIKASIAN PELAPORAN


No. URAIAN STATUS STATUS STATUS PENJELASAN
LK/KL SAP&PL LK/KL SAP&PL LK/KL SAP&PL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

A. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH


a. Pendapatan Perpajakan
b. Pendapatan Negara Bukan Pajak

B. BELANJA NEGARA
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
Pembayaran Bunga Utang
Subsidi
Hibah
Bantuan Sosial
Belanja Lain-lain

Keterangan: LK/KL = Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga


SAP & PL = Standar Akuntansi Pemerintahan dan peraturan perundangan lain yang berlaku
S = Sesuai
SP = Sesuai tetapi diperlukan penyempurnaan lebih lanjut
TS = Tidak sesuai

17
Lampiran Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
No. PER /PB/2006 Tanggal
Tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga

KERTAS KERJA REVIU


NERACA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
PER 31 DESEMBER 20XX

PENGUKURAN PENGKLASIFIKASIAN PELAPORAN


No. URAIAN STATUS STATUS STATUS PENJELASAN
LK/KL SAP&PL LK/KL SAP&PL LK/KL SAP&PL
1 2 3 4 7 8 9 10 11

A. ASET
A1. ASET LANCAR
KAS DAN BANK
Kas di Bendahara Pengeluaran
UANG MUKA DARI REKENING BUN
PIUTANG
Kas di Bendahara Penerimaan
Piutang Bukan Pajak

Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi

Piutang Lainnya

PERSEDIAAN
Persediaan

A2. INVESTASI JANGKA PANJANG


INVESTASI NON PERMANEN
Dana Bergulir

A3. ASET TETAP


Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi Dalam Pengerjaan

Keterangan: LK/KL = Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga


SAP & PL = Standar Akuntansi Pemerintahan dan peraturan perundangan lain yang berlaku
S = Sesuai
SP = Sesuai tetapi diperlukan penyempurnaan lebih lanjut
TS = Tidak sesuai

18
Lampiran Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
No. PER /PB/2006 Tanggal
Tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga

KERTAS KERJA REVIU


NERACA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
PER 31 DESEMBER 20XX

PENGUKURAN PENGKLASIFIKASIAN PELAPORAN


No. URAIAN STATUS STATUS STATUS PENJELASAN
LK/KL SAP&PL LK/KL SAP&PL LK/KL SAP&PL
1 2 3 4 7 8 9 10 11
A4. ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran

Tagihan Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi

Kemitraan Dengan Pihak Ketiga


Aset Tak Berwujud
Aset Lain-lain

B. KEWAJIBAN
B1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Uang Muka dari BUN
Uang Muka dari KPKN
Pendapatan yang Ditangguhkan

C. EKUITAS DANA
C1. EKUITAS DANA LANCAR
Cadangan Piutang
Cadangan Persediaan

C2. EKUITAS DANA INVESTASI


Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang
Diinvestasikan Dalam Aset Tetap
Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya

Keterangan: LK/KL = Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga


SAP & PL = Standar Akuntansi Pemerintahan dan peraturan perundangan lain yang berlaku
S = Sesuai
SP = Sesuai tetapi diperlukan penyempurnaan lebih lanjut
TS = Tidak sesuai

19
Contoh: Lampiran Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
No. PER- /PB/2006 Tanggal
Tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga

KERTAS KERJA REVIU


LAPORAN REALISASI ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20XX

PENGUKURAN PENGKLASIFIKASIAN PELAPORAN


No. URAIAN STATUS STATUS STATUS PENJELASAN
LK/KL SAP&PL LK/KL SAP&PL LK/KL SAP&PL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

A. PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH


Pendapatan Perpajakan Kas diterima Kas diterima S Pendapatan Pendapatan S Bulanan Bulanan S
Pendapatan Negara Bukan Pajak Kas diterima Kas diterima S Pendapatan Pendapatan S Bulanan Bulanan S
Hibah Kas diterima Kas diterima S Pendapatan Pendapatan S Bulanan Bulanan S

B. BELANJA NEGARA
Belanja Pegawai Kas dibayar Kas dibayar S Belanja Belanja S Bulanan Bulanan S
Belanja Barang Kas dibayar Kas dibayar S Belanja Belanja S Bulanan Bulanan S
Belanja Modal Kas dibayar Kas dibayar S Belanja Belanja S Bulanan Bulanan S
Pembayaran Bunga Utang Kas dibayar Kas dibayar S Belanja Belanja S Bulanan Bulanan S
Subsidi Kas dibayar Kas dibayar S Belanja Belanja S Bulanan Bulanan S
Hibah Kas dibayar Kas dibayar S Belanja Belanja S Bulanan Bulanan S
Bantuan Sosial Kas dibayar Kas dibayar S Belanja Belanja S Bulanan Bulanan S
Belanja Lain-lain Kas dibayar Kas dibayar S Belanja Belanja S Bulanan Bulanan S

Keterangan: LK/KL = Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga


SAP & PL = Standar Akuntansi Pemerintahan dan peraturan perundangan lain yang berlaku
S = Sesuai
SP = Sesuai tetapi diperlukan penyempurnaan lebih lanjut
TS = Tidak sesuai

20
Contoh: Lampiran Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
No. PER /PB/2006 Tanggal
Tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga

KERTAS KERJA REVIU


NERACA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
PER 31 DESEMBER 20XX

PENGUKURAN PENGKLASIFIKASIAN PELAPORAN


No. URAIAN STATUS STATUS STATUS PENJELASAN
LK/KL SAP&PL LK/KL SAP&PL LK/KL SAP&PL
1 2 3 4 7 8 9 10 11

A. ASET
A1. ASET LANCAR
KAS DAN BANK
Kas di Bendahara Pengeluaran Nilai Nominal Nilai Nominal S Aset Lancar Aset Lancar S Bulanan Bulanan S

PIUTANG
Kas di Bendahara Penerimaan Nilai Nominal Nilai Nominal S Aset Lancar Aset Lancar S Tahunan Tahunan S
Piutang Bukan Pajak Nilai Bersih yang dapat Nilai Bersih yang dapat S Aset Lancar Aset Lancar S Tahunan Tahunan S
direalisasikan direalisasikan
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Nilai yang dapat Nilai yang dapat S Aset Lancar Aset Lancar S Tahunan Tahunan S
direalisasikan direalisasikan
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi Nilai Bersih yang dapat Nilai Bersih yang dapat S Aset Lancar Aset Lancar S Tahunan Tahunan S
direalisasikan direalisasikan
Piutang Lainnya Nilai Bersih yang dapat Nilai Bersih yang dapat S Aset Lancar Aset Lancar S Tahunan Tahunan S
direalisasikan direalisasikan
PERSEDIAAN
Persediaan Biaya Perolehan terakhir Biaya Perolehan terakhir S Aset Lancar Aset Lancar S Semesteran Semesteran S

A2. INVESTASI JANGKA PANJANG


INVESTASI NON PERMANEN
Dana Bergulir Nilai Bersih yang dapat Nilai Bersih yang dapat S Investasi Investasi S Tahunan Tahunan S
direalisasikan direalisasikan Jangka Panjang Jangka Panjang

A3. ASET TETAP


Tanah Nilai Perolehan Nilai Perolehan S Aset Tetap Aset Tetap S Bulanan Bulanan S
Peralatan dan Mesin Nilai Perolehan Nilai Perolehan S Aset Tetap Aset Tetap S Bulanan Bulanan S
Gedung dan Bangunan Nilai Perolehan Nilai Perolehan S Aset Tetap Aset Tetap S Bulanan Bulanan S
Jalan, Irigasi dan Jaringan Nilai Perolehan Nilai Perolehan S Aset Tetap Aset Tetap S Bulanan Bulanan S
Aset Tetap Lainnya Nilai Perolehan Nilai Perolehan S Aset Tetap Aset Tetap S Bulanan Bulanan S
Konstruksi Dalam Pengerjaan Nilai Perolehan Nilai Perolehan S Aset Tetap Aset Tetap S Bulanan Bulanan S

Keterangan: LK/KL = Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga


SAP & PL = Standar Akuntansi Pemerintahan dan peraturan perundangan lain yang berlaku
S = Sesuai
SP = Sesuai tetapi diperlukan penyempurnaan lebih lanjut
TS = Tidak sesuai

21
Lampiran Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan
No. PER /PB/2006
Tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga

KERTAS KERJA REVIU


NERACA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
PER 31 DESEMBER 20XX

PENGUKURAN PENGKLASIFIKASIAN PELAPORAN


No. URAIAN STATUS STATUS STATUS PENJELASAN
LK/KL SAP&PL LK/KL SAP&PL LK/KL SAP&PL
1 2 3 4 7 8 9 10 11
A4. ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran Nilai Bersih yang dapat Nilai Bersih yang dapat S Aset Lainnya Aset Lainnya S Tahunan Tahunan S
direalisasikan direalisasikan
Tagihan Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi Nilai Bersih yang dapat Nilai Bersih yang dapat S Aset Lainnya Aset Lainnya S Tahunan Tahunan S
direalisasikan direalisasikan
Kemitraan Dengan Pihak Ketiga Nilai Bersih yang dapat Nilai Bersih yang dapat S Aset Lainnya Aset Lainnya S Tahunan Tahunan S
direalisasikan direalisasikan
Aset Tak Berwujud Nilai Perolehan Nilai Perolehan S Aset Lainnya Aset Lainnya S Tahunan Tahunan S
Aset Lain-lain Nilai Perolehan Nilai Perolehan S Aset Lainnya Aset Lainnya S Tahunan Tahunan S

B. KEWAJIBAN
B1. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Uang Muka dari BUN Nilai Nominal Nilai Nominal S Kewajiban Kewajiban S Bulanan Bulanan S
Uang Muka dari KPKN Nilai Nominal Nilai Nominal S Kewajiban Kewajiban S Bulanan Bulanan S
Pendapatan yang Ditangguhkan Nilai Nominal Nilai Nominal S Kewajiban Kewajiban S Tahunan Tahunan S

C. EKUITAS DANA
C1. EKUITAS DANA LANCAR
Cadangan Piutang Nilai Bersih yang dapat Nilai Bersih yang dapat S Ekuitas Dana Ekuitas Dana S Tahunan Tahunan S
direalisasikan direalisasikan
Cadangan Persediaan Biaya Perolehan terakhir Biaya Perolehan terakhir S Ekuitas Dana Ekuitas Dana S Semesteran Semesteran S

C2. EKUITAS DANA INVESTASI


Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Nilai Bersih yang dapat Nilai Bersih yang dapat S Ekuitas Dana Ekuitas Dana S Tahunan Tahunan S
direalisasikan direalisasikan
Diinvestasikan Dalam Aset Tetap Nilai Perolehan Nilai Perolehan S Ekuitas Dana Ekuitas Dana S Bulanan Bulanan S
Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya Nilai Perolehan Nilai Perolehan S Ekuitas Dana Ekuitas Dana S Tahunan Tahunan S

Keterangan: LK/KL = Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga


SAP & PL = Standar Akuntansi Pemerintahan dan peraturan perundangan lain yang berlaku
S = Sesuai
SP = Sesuai tetapi diperlukan penyempurnaan lebih lanjut
TS = Tidak sesuai

22
KERTAS KERJA REVIU

Masalah yang tercakup dalam permintaan keterangan dan prosedur analitik

Masalah yang dianggap tidak biasa oleh aparat pengawasan intern selama melaksanakan
reviu, termasuk penyelesaiannya.

23
PERNYATAAN TELAH DIREVIU
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA ...............................
TAHUN ANGGARAN ..................................

Kami telah me-reviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga


berupa Neraca untuk tanggal 31 Desember 20X1, Laporan Realisasi Anggaran dan
Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut
sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan peraturan lain terkait. Semua
informasi yang dimuat dalam laporan keuangan adalah penyajian manajemen
Kementerian Negara/Lembaga ..
Reviu terutama terdiri dari permintaan keterangan kepada pejabat entitas pelaporan
dan prosedur analitik yang diterapkan atas data keuangan. Reviu mempunyai lingkup
yang jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang dilakukan sesuai
dengan peraturan terkait dengan tujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kami tidak memberi pendapat semacam
itu.
Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat perbedaan yang menjadikan kami yakin
bahwa laporan keuangan yang kami sebutkan di atas tidak disajikan sesuai dengan
Undang-Undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan
Pemerintah nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan
peraturan perundang-undangan lain yang berlaku.

Jakarta, 20X2
Jabatan penandatangan pernyataan reviu

Ketua Tim Reviu


NIP

24
PERNYATAAN TELAH DIREVIU (dengan paragraf penjelas)
KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA ...............................
TAHUN ANGGARAN ..................................

Kami telah mereviu Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga


berupa Neraca untuk tanggal 31 Desember 20X1, Laporan Realisasi Anggaran dan
Catatan atas Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan peraturan lain terkait. Semua informasi
yang dimuat dalam laporan keuangan adalah penyajian manajemen Kementerian
Negara/Lembaga ..
Reviu terutama terdiri dari permintaan keterangan kepada pejabat entitas
pelaporan dan prosedur analitik yang diterapkan atas data keuangan. Reviu mempunyai
lingkup yang jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang dilakukan sesuai
dengan peraturan terkait dengan tujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kami tidak memberi pendapat semacam
itu.
Berdasarkan reviu kami, pengecualian pada masalah yang kami jelaskan
dalam paragraf berikut, tidak terdapat perbedaan yang menjadikan kami yakin bahwa
laporan keuangan yang kami sebutkan di atas tidak disajikan sesuai dengan Undang-
Undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah nomor 24
tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan peraturan perundang-undangan
lain yang berlaku.
Seperti yang diungkapkan dalam catatan X dalam laporan keuangan, entitas
pelaporan menerapkan (jelaskan metode baru yang diterapkan) sedangkan sebelumnya
diterapkan (jelaskan metode sebelumnya). Meskipun (jelaskan metode baru yang
diterapkan) sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan, namun entitas pelaporan
tidak dapat memberikan dasar pertimbangan yang memadai bagi perubahan tersebut.

Jakarta, 20X2
Jabatan penandatangan pernyataan reviu

25
Ketua Tim Reviu
NIP

FLOWCHART PELAKSANAAN REVIU

UAKPB UAKPA
KPPN

Data UAPPA-W

UAPPA-W KANWIL
UAPPB - W
Ditjen
REVIU PBN

API

LRA DAN
NERACA REVIU
UAPPB-E1 UAPPA-E1
NERACA,
LRA, LAK

LRA dan
NERACA
DITJEN PBN
UAPB UAPA (Dit. IA)
APPL CENTER
DB CENTER REVIU

DITJEN PBN
(Dit PBMKN)
Lap BMN

Keterangan :

: Arus data dan laporan (termasuk Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan)


: Rekonsiliasi data
: Pencocokan laporan BMN dengan laporan keuangan
: Reviu oleh Aparat Pengawasan Intern

26
FLOWCHART PELAKSANAAN REVIU

UAKPA/UAPPA-
NO. URAIAN APARAT
W/UAPPA-E1/UAPA
PENGAWASAN INTERN
1. Pelaksanaan reviu dilakukan selama
pelaksaan anggaran dan penyusunan laporan Data
keuangan. UAKPA/UAPPA-W/UAPPA- Laporan
Keuangan
E1/UAPA menyerahkan data laporan
keuangan (yang berasal dari data setelah
Data
rekonsiliasi) ke aparat pengawasan intern Laporan
untuk direviu. Keuangan

2. Aparat pengawasan melakukan reviu Penelusuran angka-angka


dalam laporan keuangan,
terhadap data laporan keuangan melalui permintaan keterangan dan
penelusuran angka-angka dalam laporan prosedur analitik
keuangan, permintaan keterangan dan
prosedur analitik.

3. Apabila hasil reviu menunjukkan bahwa Sesuai?


data laporan keuangan telah disiapkan
sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan dan dalam Sistem
Pengendalian Intern yang memadai, maka Menyusun kertas kerja
aparat pengawasan intern membuat kertas reviu, laporan hasil reviu
kerja reviu tahunan untuk menjadi dasar dan Pernyataan Telah
bagi penyusunan laporan hasil reviu dan Direviu
Pernyataan Telah Direviu. Aparat
pengawasan intern mengirimkan Pernyataan KK Reviu
Laporan Hasil
Telah direviu dilampiri dengan laporan hasil Reviu
reviu ke menteri/pimpinan lembaga terkait. Laporan Hasil
Pernyataan Telah Reviu
Direviu
Pernyataan Telah
Direviu
4. Apabila hasil reviu menunjukkan bahwa
data laporan keuangan belum disiapkan
sesuai dengan Standar Akuntansi Menyusun laporan hasil reviu
Pemerintahan dan dalam Sistem dan Pernyataan Telah Direviu
Pengendalian Intern yang memadai, maka (dengan paragraf penjelas)
aparat pengawasan intern membuat kertas
kerja reviu tahunan untuk menjadi dasar Laporan Hasil KK Reviu
bagi penyusunan laporan hasil reviu dan Reviu
Pernyataan Telah Direviu (dengan paragraf Laporan Hasil
Pernyataan Telah Reviu
penjelas). Aparat pengawasan intern Direviu
mengirimkan Pernyataan Telah direviu (dgn para penj) KK Reviu
(dengan paragraf penjelas) dilampiri dengan
laporan hasil reviu ke menteri/pimpinan
lembaga terkait.

27

Вам также может понравиться